UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 SALAK.
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA
INGGRIS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA SMP N 1 SALAK
TESIS
OLEH
RENNY FARIDAWATI PADANG
NIM: 809122042
Diajukan Guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program studi Teknologi Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRACT
RENNY FARIDAWATI PADANG. Registeration Number: 809122042. The effort to Improve Grade IX students’ Speaking Skill trough the application of Coperative learning types STAD, state Junior High School. A thesis. Post Graduate Program, State University of Medan. 2015.
The objectives of this Classrooom Action Research were to discover: (1) the improvement of student’s activeness during the instructional process in English through the application of cooperative learning types STAD. (2) The improvement of students ability in speaking in English through the application of cooperative learning types STAD.
The research was conducted at State Junior High School , commencing from October- November 2014. The subjects were students of Grade IX-5 consisting 26 students.
The action was conducted in three cycles, namely cycle I, Cycle II, cycle III. In cycle I role play. The results of cycle I showed 57,69% of the students were active and 53,84% got the speaking ability score ≥70. Because of the results had not fulfilled tha action indicator i.e 80% with the score ≥70, therefore cycle II carried out. In cycle II retell playing. In this cycle, 73,07% with the score ≥ 70 of the active students, the ability to speak had improved to 76,92% with the score ≥70. In cycle III, The students were active got 84,61% and got 84,61% got the speaking skill score ≥70.
Therefore it can be concluded that the instructional process through cooperative learning can improve the students’ activeness and ability in speaking. The implication is that the language teachers should apply an innovative and creative instructional technique. So it is suggested that the english teachers, can improve their ability in more communicative way of teaching. And active in participating training programs.
(6)
ABSTRAK
RENNY FARIDAWATI PADANG. NIM : 809122042. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa Kelas IX SMP N 1 Salak. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran Bahasa inggris melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) peningkatan kemampuan berbicara bahasa inggris melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Salak selama 2 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai November 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-5 yang berjumlah 26 orang, terdiri dari 13 perempuan dan 13 perempuan. .
Tindakan penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yaitu Siklus I, Siklus II, dan siklus III. Siklus I dilakukan dengan bermain peran (role play). Hasil siklus I menunjukkan 57,69% siswa aktif dan 53,84% siswa yang memperoleh nilai keterampilan berbicara ≥70. Namun hasil tersebut belum memenuhi indikator tindakan yaitu 80% siswa memperoleh nilai ≥70, maka dilakukan siklus II. Siklus II dilakukan retell . Dalam siklus ini 73,07 % siswa yang aktif, kemampuan berbicara siswa meningkat menjadi 76,92% siswa yang memperoleh nilai ≥70. Pada siklus III, siswa yang aktif sebanyak 84,61% dan siswa yang terampil berbicara 84,61%.
Maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran melaui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan berbicara siswa. Implikasinya adalah guru-guru harus menerapkan model pembelajaran kooperatif . Dan disarankan agar guru bahasa inggris dapat meningkatkan cara mengajar mereka yang lebih komunikatif dan aktif dalam mengikuti berbagai pelatihan.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hanya kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik. Adapun judul tesis ini adalah Upaya Meingkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa SMP N 1 Salak. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Banyak pihak yang memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku pembimbing I dan kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi mulai dari penyusunan proposal, penelitian lapangan, hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan,
Selain itu, ucapan terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di PPs Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., selaku Ketua Prodi Teknologi Pendiikan dan Bapak DR. R. Mursid, M.Pd., selaku Sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan, serta staf administrasi di Prodi Teknologi Pendidikan yang telah banyak membantu khususnya dalam hal administrasi selama perkuliahan maupun selama proses penyusunan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd., Bapak Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd dan Dr. R Mursid, M.Pd., selaku nara sumber yang telah banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam menyempurnakan hasil penelitian ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Prodi Teknologi Pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan profesi penulis.
(8)
5. Bapak Surani Padang, S.Pd, M.M, selaku Kepala SMP N 1 Salak yang telah memberikan ijin dan membantu penelitian di sekolah yang dipimpin beserta seluruh guru dan stafnya.
6. Ayahanda Lisman Padang, S.H dan ibunda tercinta H. Sianturi serta saudara-saudaraku, keluargaku yang tercinta, suamiku Hasudungan Sihombing dan boruku Beatix Sihombing. Terimakasih yang tak terhingga untuk cinta, semangat, dukungan, bantuan dan doa yang kalian berikan selama penulis mengikuti perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XVII, Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya kak Flora Simangunsong yang telah banyak memberikan semangat, dukungan dan doa selama perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua yang telah diberikan oleh Bapak/ Ibu serta saudara/ i, kiranya kita tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Teknologi Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, September 2015 Penulis
(9)
(10)
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian... 8
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian teoretis ... 10
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 10
a. Hakikat Belajar ... 10
b. Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 11
2. Hakikat Berbicara ... 14
a. Bebicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa ... 15
b. Pengertian Keterampilan Berbicara ... 15
c. Fungsi Berbicara ... 16
d. Tujuan Berbicara... 17
e. Kemampuan Linguistik Tinggi ... 18
f. Metode Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 19
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 22
(11)
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 29
1. Pembelajaran Secara Tim ... 30
2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif ... 30
3. Kemampuan untuk Bekerjasama ... 31
4. Keterampilan Kerjasama ... 31
c. Mekanisme Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif... 32
d. Penjelasan Mekanisme Pembelajaran Model Kooperatif ... 33
e. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 36
f. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 42
1. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif ... 42
2. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif ... 43
B. Penelitian yang Relevan ... 44
C. Kerangka Berpikir ... 45
D. Hipotesis Tindakan ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49
B. Subjek Penelitian ... 49
C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 49
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 60
E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian... 62
F. Analisis Data ... 63
G. Indikator Keberhasilan ... 63
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil penelitian... 65
1. Siklus Pertama ... 65
a. Rencana Tindakan ... 66
b. Pelaksanaan Tindakan ... 68
c. Pengamatan ... 70
d. Refleksi ... 71
(12)
a. Rencana Tindakan ... 76
b. Pelaksanaan Tindakan ... 77
c. Pengamatan ... 78
d. Refleksi ... 79
3. Siklus Ketiga ... 83
a. Rencana Tindakan ... 84
b. Pelaksanaan Tindakan ... 86
c. Pengamatan ... 87
d. Refleksi ... 87
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
C. Keterbatasan Penelitian ... 95
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 96
B. Implikasi ... 98
C. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
(13)
DAFTAR GAMBAR
1. Siklus PTK ... 50
2. Diagram batang keaktifan siswa pada siklus I dan II ... 81
3. Diagram batang keterampilan berbicara pada siklus I dan II ... 82
4. Diagram batang keaktifan siswa pada siklus II dan III ... 89
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ...
2. RPP ... 104
3. Perolehan Belajar Siswa pada Siklus I- III ... 121
4. Pembagian Group... 124
5. Daftar Nama dan Nomor Kode Siswa ... 125
6. Pedoman Pengamatan ... 126
7. Lembar Pengamatan PBM Responden Guru ... 127
8. Daftar Hadir Siswa ... 128
9. Instrumen Penilaian... 129
10. Tabel Lembar Observasi Keaktifan Siswa ... 132
11. Tabel Catatan Harian... 133
12. Tabel Angket Pendapat Siswa Mengenai Cooperative Learning ... 134 13. Catatan Lapangan
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum Bahasa digunakan sebagai alat untuk komunikasi. Tentu saja proses komunikasi akan berjalan dengan baik. Kalau kedua pihak yang berkomunikasi dibekali dengan pengetahuan tentang bahasa dan keterampilan bahasa. Untuk dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik, dalam arti dapat dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan memahami tata bahasa ( grammar ). Begitu pula orang yang diajak bicara juga harus menguasai kosakata ( vocabulary ) dan tata bahasa tersebut.
Pengetahuan tentang kosakata dan tata bahasa inilah yang dapat digolongkan ke dalam ranah kognitif. Tetapi dalam pembelajaran bahasa tidak hanya harus menekankan pada ranah kognitif saja tetapi ranah psikomotor tidak kalah pentingnya karena tujuan akhir dari pembelajaran bahasa dimana siswa diharapkan mampu / dapat berkomunikasi secara aktif.
Bahasa Inggris mencakup beberapa keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca (reading), menulis (writing), berbicara (speaking) dan menyimak (listening). Dimana semua keterampilan tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya. Melalui bahasa manusia saling berinteraksi dan juga meningkatkan kemampuan intelektual sehingga bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat vital fungsinya bagi kita di dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia yang dapat dibedakan anatara bahasa lisan dan bahasa tulisan.
(16)
Pada hakekatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Untuk itulah pengajaran bahasa bertujuan agar siswa dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar terutama dalam kegiatan proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan penalaran serta kematangan emosional dan sosial. Pengajaran bahasa lebih menekankan pada keterampilan menggunakan bahasa tersebut.
Salah satu keterampilan bahasa yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara. Berbicara adalah merupakan keterampilan yang bertujuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan ide, gagasan serta perasaan secara lisan. Dengan berbicara akan terjalin komunikasi secara langsung antara komunikasi dan komunikator yang mencakup proses transaksi dan negosiasi dalam interaksi siswa. Kemampuan berbicara sangat penting terkait dengan prinsip utama pembelajaran bahwa awalnya anak dibelajarkan berbicara dan mendengar, baru kemudian membaca dan menulis. Dengan keterampilan berbicara yang memadai akan mampu mengkomunikasikan segala sesuatu dengan lancar, baik dan lengkap.
Tidak dapat dipungkiri kalau melatih keterampilan berbicara tidak semudah teorinya. Pelajaran berbicara telah diperoleh sejak masa prasekolah. Tetapi hasilnya masih belum seperti yang diharapkan. Fenomena rendahnya keterampilan berbicara dapat dijumpai juga dalam jenjang perguruan tinggi. Banyak mahasiswa ber-IP (Indeks Prestasi) tinggi tetapi tidak terampil berkomunikasi. Demikian pula kondisi yang terjadi dalam proses perkuliahan. Banyak mahasiswa (jurusan bahasa inggris sekalipun) kurang mampu mengkomunikasikan gagasan secara lisan dengan baik. Bahkan mereka cenderung tidak aktif dalam kegiatan kuliah yang menuntut aktifitas komunikasi lisan seperti
(17)
diskusi, seminar dan presentasi. Mereka lebih senang diam menjadi penyimak saja dan takut untuk berbicara. Hal ini tentu saja berawal dari pembelajaran sebelumnya di jenjang sekolah tingkat lanjutan.
Sekolah lanjutan merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi fondasi bagi jenjang sekolah diatasnya. Sesuatu yang diperoleh di sekolah lanjutan akan menjadi pedoman dan anutan untuk sekolah jenjang yang lebih tinggi bahkan sampai dunia kerja. Pembekalan keterampilan yang memadai sejak sekolah lanjutan akan memberi dampak positif bagi siswa dalam kelanjutan sekolahnya. Dengan demikian siswa akan berhasil menjadi manusia bagian dari peradaban modren yang mampu menguasai ilmu dan teknologi dan sekaligus mengkomunikasikan dengan baik. Sayangnya, hal ini kurang diperhatikan oleh guru yang masih berorientasi pada materi sehingga kemampuan siswa dalam berinteraksi menjadi rendah. Hal ini dijumpai pada siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Salak.
SMP Negeri 1 Salak adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijadikan setting penelitian ini. Dengan demikian berbagai upaya mengatasi masalah-masalah pendidikan peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran selalu diupayakan. Kebermaknaan dalam penelitian tindakan ini sangat diharapkan dan akan sangat membantu kemajuan sekolah.
Kondisi nyata di sekolah tersebut menunjukkan kemampuan akademik siswa cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil nilai rata-rata mata pelajaran bahasa inggris siswa SMP N 1 Salak, tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut:
(18)
No Kls Nilai rata- rata listening Nilai rata- rata speaking Nilai rata- rata Reading Nilai rata- rata writing KK M
1 IX-1 6,2 6,5 6,8 7,0 7,0
2 IX-2 6,5 6,2 7,0 7,0 7,0
3 IX-3 6,3 6,3 7,2 7,0 7,0
4 IX-4 6,4 6,5 7,0 7,2 7,0
5 IX-5 6,5 6,4 7,0 7,2 7,0
Sumber :Dokumentasi Nilai SMP N 1 Salak, Januari 2012
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar bahasa inggris masih rendah khususnya dalam keterampilan berbicara. Dengan kata lain belum ada kemajuan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa Inggris pada siswa-siswa tersebut. Guru bahasa inggris mengeluhkan keadaan siswa-siswanya yang kurang terampil berkomunikasi lisan, siswa yang selalu merasa kesulitan di dalam mengungkapkan ide dan gagasan-gagasannya secara lisan karena minimnya kosakata yang dimiliki siswa dan kesulitan dalam pengucapan.
Setelah digali bersama secara dialogis, ditemukan faktor-faktor penyebab rendahnya keterampilan berbicara siswa disebabkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal terkait dengan kondisi siswa seperti sikap/psikologis, minat dan motivasi belajar siswa yang kurang mendukung. Sebahagian besar siswa memiliki kepribadian introvert. Seorang introvert cenderung menyimpan banyak rahasia tentang persoalan dirinya, juga banyak menjaga rahasia persoalan orang lain. Seorang introvert juga lebih penting memikirkan resiko yang akan terjadi sebelum mengambil tindakan. Dalam menyelesaikan pekerjaan, ia lebih suka
(19)
melakukannya sendiri daripada berkelompok, walaupun penyelesaian pekerjaan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang. Disamping itu sebahagian besar siswa belum dapat belajar sendiri tanpa adanya guru. Guru harus menjelaskan terlebih dahulu suatu materi barulah si anak belajar, harus adanya pengawasan dari seorang guru. Belum ada kesadaran diri sendiri akan pentingnya ilmu pengetahuan tersebut terhadap masa depannya. Hanya sebagian kecil siswa yang mau mengikuti les ataupun kursus di luar jam pelajaran di sekolah. Ketidaktahuan dalam berbahasa inggris karena keminiman kosakata membuat para siswa semakin menutup diri dan enggan untuk mempraktekkan bahasa inggris yang telah dimiliki.
Faktor eksternal, pengetahuan yang berkaitan dengan keadaan luar siswa seperti lingkungan, model belajar, peran guru, strategi pembelajaran dan media yang ada.
Berbagai cara telah dicoba oleh guru untuk merangsang minat berbicara siswa seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan, mengadakan diskusi kelompok, memberikan tugas pidato, dll. Tetapi ternyata belum dapat membuat siswa terampil berbicara. Justru kegiatan belajar keterampilan berbicara menjadi pelajaran yang kurang diminati dan membosankan bagi siswa karena minimnya kosakata yang dimiliki. Hal ini diakui beberapa siswa ( Juli 2014 ) dalam wawancara informal yang dilakukan di lapangan. Dengan kondisi semacam ini wajar saja jika keterampilan berbicara siswa menjadi rendah.
Itulah sebabnya Dengan demikian guru sangat berharap adanya suatu teknik dan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Peneliti dan guru berkolaborasi untuk melakukan penelitian yang dalam hal ini melakukan
(20)
suatu tindakan pemecah masalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sangat cocok dalam pemecahan masalah siswa yang pasif dalam pembelajaran bahasa inggris. Melalui model ini siswa dapat bekerjasama dalam mempelajari suatu materi, mereka boleh berdiskusi dan berbagi ilmu, dari sebelumnya kurang mengerti dari apa yang dijelaskan guru boleh berdiskusi dengan temannya yang lebih mengerti dan mampu dalam suatu kelompok belajar sehingga punya rasa tanggung jawab dalam kelompok untuk menjadi kelompok yang lebih baik.
Suatu strategi pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin, 1995:17) diantaranya adalah siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat
Keunggulan STAD ini sangat cocok dengan sifat dan situasi masyarakat khususnya para siswa dalam pembelajaran., pendiam, suka melamun, jenuh, bosan, menutup diri padahal mereka punya nilai dan norma-norma masih kuat, rasa sosial yang tinggi sehingga mereka akan senang belajar kelompok dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa inggris mereka.
(21)
B. Identifikasi Masalah
Observasi awal yang dilakukan secara bersama-sama peneliti dengan tim kolaborasi (MGMP Guru Bahasa Inggris) diketahui beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam kegiatan proses pembelajaran sebagai berkut: (1) kurang berhasilnya pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Inggris di SMP N 1 Salak pada siswa kelas IX, (2) teknik pembelajaran keterampilan berbicara belum memadai, (3) siswa pasif dan belum memiliki kosakata yang memadai untuk dapat berbicara, (4 ) siswa belum menguasai tata bahasa minimal yang paling sederhana dalam Bahasa Inggris, (5) kemampuan guru yang kurang dalam memvariasikan model-model dan media pembelajaran, (6) siswa tidak percaya diri untuk berbicara, (7) siswa kurang berperan aktif selama proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian tindakan ini lebih jelas dan terarah, perlu dilakukan pembatasan masalah sehingga hasil yang akan didapat sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi hanya pada keterampilan berbicara saja.
(22)
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam proses pembelajaran bahasa inggris?
2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bahasa inggris?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini secara umum yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran bahasa inggris untuk meningkatkan kemampuan berbicara di kelas. Dan secara khusus tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa inggris siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran berbicara bahasa inggris dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi banyak pihak. Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan bagi guru dan sekolah mengenai upaya peningkatan kemampuan berbicara bahasa inggris siswa dengan penerapan model
(23)
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan peneliti selanjutnya dalam mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru bahasa inggris sebagai upaya untuk mengembangkan model pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi pelajaran berbicara bahasa inggris siswa di kelas dan juga memberikan gambaran bagi guru tentang efektifitas aplikasi model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran bahasa inggris.
Sementara bagi siswa model ini dapat lebih mengoptimalkan kemampuan berbicara bahasa inggris siswa. Mereka diharapkan akan senang, tidak bosan dan tidak takut berbicara serta sekaligus mempunyai kemahiran berbicara yang lebih memadai.
Sedangkan bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembelajaran kemampuan berbicara bahasa ingris atau bahasa lainnya di SMP Negeri 1 Salak. Dan juga bagi kepala sekolah, agar dapat melihat sejauh mana upaya peningkatan kemampuan berbicara bahasa inggris siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dimana temuan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pembinaan terhadap guru di sekolah yang dipimpinya.
(24)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Simpulan yang dapat ditarik dari kajian penelitian adalah sebagai berikut:
Pertama, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan
atau menerapkan model pembelajaran kooperatif yang disajikan melalui kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan berbicara. Hal ini dapat terjadi karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan berbahasa yang berbeda. Siswa saling berinteraksi dan bekerjasama dalam proses pembelajaran untuk saling membelajarakan sesama teman atau disebut dengan tutor teman sebaya.
Pada siklus pertama sudah kelihatan keterampilan Berbicara dari 53,84% pada siklus I, meningkat 76,92% pada siklus II dan pada siklus III menjadi 84,61%. Proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran antara lain bermain peran (role play), menceritakan ulang (retell) dan unjuk kerja.
Model pembelajaran kooperatif lebih unggul dan menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey, dimana siswa diberikan angket. Hampir 80% siswa menyenangi cara belajar dengan model kooperatif. Karena pembelajaran kooperatif terdiri dari kelompok para siswa yang memiliki kemampuan yang heterogen sehingga siswa dapat saling membantu dan bekerjasama dalam memahami pelajaran.
(25)
Kedua, kegiatan pembelajaran bahasa inggris dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini diketahui berdasarkan data observasi yang menunjukkan peningkatan keaktifan siswa selama siklus tindakan berlangsung. Pada siklus pertama berdasarkan catatan lapangan dan hasil diskusi guru mitra, kolaborator dan penelitian diperoleh data dari 26 orang siswa terdapat 15 orang siswa atau 57,69% yang menunjukkan tingkat keaktifan yang tinggi dengan kriteria, (1) aktif, (2) belajar sama, (3) terbuka, (4) disiplin, (5) ekspresif, (6) pelafazan, (7) intonasi, (8) kelancaran sewaktu melakukan bermain peran (role
play) dengan melakoni peran masing-masing. Pada siklus kedua berdasarkan
catatan lapangan dan hasil diskusi guru, 19 siswa atau 73,07 % yang menunjukkan keaktifan yang tinggi dan 20 siswa kemampuan berbicara yang baik. Hal ini dapat dilihat para siswa antusias: (1) memberikan pertanyaan-pertanyaan, (2) melakukan tanya jawab, (3) saling berinteraksi dengan teman, (4) percaya diri yang lebih tinggi dalam menyampaikan hasil di depan kelas dengan melakukan menceritakan kembali apa yang dibaca dengan kata-kata sendiri.
Pada siklus ketiga berdasarkan catatan lapangan dan hasil diskusi guru mitra, kolaborator dan peneliti diperoleh data dari 26 orang siswa sudah terdapat 22 orang siswa atau 84,61% yang menunjukkan tingkat keaktifan yang tinggi dan ditingkatkan untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
(26)
B. IMPLIKASI
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan kemampuan berbicara siswa melalui model pembelajaran kooperatif. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan berbicara. Penerapan model pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan berbagai variasi metode pembelaajran yaitu: (1) bermain peran (role play), (2) menceritakan ulang, (3) unjuk kerja, dapat meningkatkan partisipasi aktis siswa dalam pembelajaran yang pada saatnya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran diri sendiri. Karakteristik pembelajaran kooperatif ini adalah: kerjasama dalam kelompok dimana siswa yang berkemampuan tinggi membantu siswa yang berkemampuan rendah sehingga para siswa dapat berkolaborasi dan saling berbagi untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif siswa dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif juga berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif.
Penelitian ini memberikan implikasi kepada sekolah bahwa untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif diperlukan media pembelajaran yang bervariatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga untuk menghilangkan kejenuhan para siswa. Media pembelajaran disesuiakan dengan tema yang dibelajarkan.
(27)
Temuan penelitian ini juga mengisyaratkan implikasi kepada guru-guru muda untuk memberikan pembelajaran yang variatif. Jangan melakukan pembelajaran yang monoton sehingga anak tidak kreatif dalam pembelajaran. Para guru harus kreatif dan rajin untuk melakukan dan menemukan sesuatu yang baru (berinovatif) setiap saat agar dunia pendidikan lebih maju dan anak didik lebih cerdas dan kreatif.
C. SARAN
1. Kepada para guru disarankan selalu berupaya untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan: penambahan wawasan, keilmuan baik melalui kegiatan pelatihan, seminar, membaca buku dan bila memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Kepada guru bahasa inggris khususnya, agar dapat memahami dan menguasai metode-metode pembelajaran yang variatif sehingga para guru bahasa dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan bahan ajar yang akan dibelajarkan, mengingat tujuan akhir dari pembelajaran bahasa mampu berkomunikasi secara aktif.
3. Diharapkan para guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas guna untuk peningkatan mutu pembelajaran yang mereka lakukan dan meningkatkan profesionalisme guru dan membudayakan penelitian di lingkungan sekolah. 4. Diharapkan, pihak sekolah secara konkret dapat meningkatkan kualitas proses
(28)
pembelajaran dapat dikaji, diteliti dan dituntaskan sehingga kualitas sekolah juga akan menjadi lebih baik.
5. Diharapkan penelitian ini merupakan bagian dari kompetensi guru yang dapat direfleksikan untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.
(29)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi, 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Brown, D,H. 2000. Principle of language learning and Teaching, fourth Edition. New York: Addison Wesley Longman.
Bungin, M. Burhan.2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bungin, M. Burhan.2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cohen Louis, dkk.2004. A guide to teaching Practice. Great Britain: ST Edmundsbury Press.
Fraenkel, Jack R. 2006. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: The Mc Graw Hill Companies,
Gagne, R.M. 1977. The conditioning of learning. Third Edition. New york: Holt Rinehart and Winston
Gronlund, Norman E. 1981. Measurement and evaluation in teaching, 5TH edition. Newyork. Mac Millan Publishy Company.
Hamalik Oemar.2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Hamid, Abdul K, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran Tim Kreatif. Pascasarjana Unimed, Medan
Harsanto, Ratno.2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : penerbit Kanisius
Hasan,S.Hamid.1996. PendidikanIlmu-Ilmu Sosial. Bandung: FIPS IKIP Bandung
Hopskins David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research, second Edition. Buckingham:St.Edmundsbury Press
(30)
Isjoni.2007. Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta
Joyce,B,.Weil,M., & Calhoun,E.2009.Models of Teaching (Model-model
Pengajaran). Jakarta: pustaka Pelajar
King, Harry.2007. Seni berbicara. Jakarta: Gramedia
Kosasi, A.Djahiri.1992. Dasar-dasar metodologi pengajaran. Bandung: Lab Pengajaran PMP IKIP Bandung
Lewis Michael,dkk.1985. Practical Techniques for language teaching. London Commercial Color Press
Marno,dkk.2008. Strategi & Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Muijis Daniles, dkk. Terjemahan Soetjipto Helly Prajitno,dkk.2008. Effective
Teaching, Yogyakarta: pustaka belajar
Nasution, S.2006. Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nunan, David.1993. Research Methods in Language Learning, America: Press Syndicate of the University cambridge
Puasa, Kuran.2008. Teaching English Trough Pop Songs. Bandung: Yrama Widya
Rusmajadi, Jodih. 2010. Terampil Berbahasa Inggris. Jakarta: Indeks
Salman.2011. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Perancis Siswa kelas
XI SMA Negeri 4 Binjai Melalui Penerapan teknik Permainan. Medan: Tesis
tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED
Sanjaya Wina.2006. Strategi Pembelajaran (cooperative Learning). Jakarta: Prenada Media Group
Setiadi Hari.2008. Penilaian Kinerja. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas
Silberman, Melvin L.2006. Active learning. Bandung: Nusamedia
Slavin, Robert E. 1983. Cooperative Learning, Maryland: John Hopkins University.
Sofyanda Anwar.2008. Contextual English Developing Competencies in English
Use for SMP. Bandung: Grafindo Media Pratama
(31)
Stahl, Robert J. 1994. Cooperative Learning in social Studies, Hand Book for Teacher. USA: Kane Publishing Service.
Sugiono.2009. Metode Penelitian Pendidikan, cetakan ke 7, Bandung: Alfabeta Sukardi, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Tarigan, Henry Guntur.1981. Berbicara. Bandung : Angkasa
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wiriaatmadja, Rochiati.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Zaini Hisyam.2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : pustaka Insan Madani.
Zakaria, Ramli T. Pedoman Penilain Sikap, Jakarta: Pedoman penilaian sikap dalam ( calssroom based assessment)
Zulaiha, Rahmah.2008. Bagaimana menganalisis soal dengan program Iteman. Jakarta: PUSPENDIK
(1)
B. IMPLIKASI
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan kemampuan berbicara siswa melalui model pembelajaran kooperatif. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan berbicara. Penerapan model pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan berbagai variasi metode pembelaajran yaitu: (1) bermain peran (role play), (2) menceritakan ulang, (3) unjuk kerja, dapat meningkatkan partisipasi aktis siswa dalam pembelajaran yang pada saatnya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran diri sendiri. Karakteristik pembelajaran kooperatif ini adalah: kerjasama dalam kelompok dimana siswa yang berkemampuan tinggi membantu siswa yang berkemampuan rendah sehingga para siswa dapat berkolaborasi dan saling berbagi untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif siswa dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, menyenangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif juga berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif.
Penelitian ini memberikan implikasi kepada sekolah bahwa untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif diperlukan media pembelajaran yang bervariatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan juga untuk menghilangkan kejenuhan para siswa. Media pembelajaran disesuiakan dengan
(2)
Temuan penelitian ini juga mengisyaratkan implikasi kepada guru-guru muda untuk memberikan pembelajaran yang variatif. Jangan melakukan pembelajaran yang monoton sehingga anak tidak kreatif dalam pembelajaran. Para guru harus kreatif dan rajin untuk melakukan dan menemukan sesuatu yang baru (berinovatif) setiap saat agar dunia pendidikan lebih maju dan anak didik lebih cerdas dan kreatif.
C. SARAN
1. Kepada para guru disarankan selalu berupaya untuk mengembangkan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan: penambahan wawasan, keilmuan baik melalui kegiatan pelatihan, seminar, membaca buku dan bila memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2. Kepada guru bahasa inggris khususnya, agar dapat memahami dan menguasai metode-metode pembelajaran yang variatif sehingga para guru bahasa dapat menyesuaikan metode pembelajaran dengan bahan ajar yang akan dibelajarkan, mengingat tujuan akhir dari pembelajaran bahasa mampu berkomunikasi secara aktif.
3. Diharapkan para guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas guna untuk peningkatan mutu pembelajaran yang mereka lakukan dan meningkatkan profesionalisme guru dan membudayakan penelitian di lingkungan sekolah. 4. Diharapkan, pihak sekolah secara konkret dapat meningkatkan kualitas proses
(3)
pembelajaran dapat dikaji, diteliti dan dituntaskan sehingga kualitas sekolah juga akan menjadi lebih baik.
5. Diharapkan penelitian ini merupakan bagian dari kompetensi guru yang dapat direfleksikan untuk terus mencari dan mengembangkan inovasi dalam pembelajaran menuju hasil yang lebih baik.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi, 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya
Brown, D,H. 2000. Principle of language learning and Teaching, fourth Edition. New York: Addison Wesley Longman.
Bungin, M. Burhan.2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bungin, M. Burhan.2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cohen Louis, dkk.2004. A guide to teaching Practice. Great Britain: ST Edmundsbury Press.
Fraenkel, Jack R. 2006. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: The Mc Graw Hill Companies,
Gagne, R.M. 1977. The conditioning of learning. Third Edition. New york: Holt Rinehart and Winston
Gronlund, Norman E. 1981. Measurement and evaluation in teaching, 5TH edition. Newyork. Mac Millan Publishy Company.
Hamalik Oemar.2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Hamid, Abdul K, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran Tim Kreatif. Pascasarjana Unimed, Medan
Harsanto, Ratno.2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : penerbit Kanisius
Hasan,S.Hamid.1996. PendidikanIlmu-Ilmu Sosial. Bandung: FIPS IKIP Bandung
Hopskins David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research, second Edition. Buckingham:St.Edmundsbury Press
(5)
Isjoni.2007. Cooperative Learning. Bandung:Alfabeta
Joyce,B,.Weil,M., & Calhoun,E.2009.Models of Teaching (Model-model
Pengajaran). Jakarta: pustaka Pelajar
King, Harry.2007. Seni berbicara. Jakarta: Gramedia
Kosasi, A.Djahiri.1992. Dasar-dasar metodologi pengajaran. Bandung: Lab Pengajaran PMP IKIP Bandung
Lewis Michael,dkk.1985. Practical Techniques for language teaching. London Commercial Color Press
Marno,dkk.2008. Strategi & Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Muijis Daniles, dkk. Terjemahan Soetjipto Helly Prajitno,dkk.2008. Effective
Teaching, Yogyakarta: pustaka belajar
Nasution, S.2006. Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nunan, David.1993. Research Methods in Language Learning, America: Press Syndicate of the University cambridge
Puasa, Kuran.2008. Teaching English Trough Pop Songs. Bandung: Yrama Widya
Rusmajadi, Jodih. 2010. Terampil Berbahasa Inggris. Jakarta: Indeks
Salman.2011. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Perancis Siswa kelas
XI SMA Negeri 4 Binjai Melalui Penerapan teknik Permainan. Medan: Tesis
tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED
Sanjaya Wina.2006. Strategi Pembelajaran (cooperative Learning). Jakarta: Prenada Media Group
Setiadi Hari.2008. Penilaian Kinerja. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas
Silberman, Melvin L.2006. Active learning. Bandung: Nusamedia
Slavin, Robert E. 1983. Cooperative Learning, Maryland: John Hopkins University.
Sofyanda Anwar.2008. Contextual English Developing Competencies in English
(6)
Stahl, Robert J. 1994. Cooperative Learning in social Studies, Hand Book for Teacher. USA: Kane Publishing Service.
Sugiono.2009. Metode Penelitian Pendidikan, cetakan ke 7, Bandung: Alfabeta Sukardi, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Tarigan, Henry Guntur.1981. Berbicara. Bandung : Angkasa
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Wiriaatmadja, Rochiati.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Zaini Hisyam.2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : pustaka Insan Madani.
Zakaria, Ramli T. Pedoman Penilain Sikap, Jakarta: Pedoman penilaian sikap dalam ( calssroom based assessment)
Zulaiha, Rahmah.2008. Bagaimana menganalisis soal dengan program Iteman. Jakarta: PUSPENDIK