PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MEMPERBAIKI SISTEM PENERIMA TV DI KELAS XI AV SMK NEGERI 4 MEDAN.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MEMPERBAIKI

SISTEM PENERIMA TV DI KELAS XI AV

SMK NEGERI 4 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperpleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

SANTO MORENO NAIBAHO

5103131039

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

i ABSTRAK

Santo Moreno Naibaho: Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah (Problem-Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Memperbaiki Sistem Penerima TV Di Kelas XI AV SMK N 4. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi memperbaiki sistem penerima TV yang diajarkan dengan metode pembelajaran ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV pada siswa kelas XI AV SMK Negeri 4 Medan tahun pembelajaran 2014/2015.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian sebanyak 1 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang akan diberikan tindakan berupa pembelajaran dengan menggunakan mode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar memperbaiki sistem penerima TV. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dimana siswa diberikan postest pada setiap akhir siklus untuk mengukur hasil belajar siswa ranah kognitif. Penelitian ini juga mengamati perkembangan aktipitas, afektipitas, dan pisikomotorik siswa dengan menggunakan lembar pengamatan.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini berupa tes hasil belajar sebanyak 30 soal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata-rata tes hasil belajar siswa sebesar (68 ) dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 55% meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata tes hasil belajar siswa sebesar (78) dengan ketuntasan hasil belajar 85%. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI AV untuk materi pokok mempernaiki sistem penerima TV meningkat dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah.

Kata Kunci: Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Hasil Belajar memperbaiki sistem penerima TV.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Reparasi TV Di Kelas XI AV SMK N 4 Medan”.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.si Selaku Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Bapak Prof, Dr. Abdul Hamid, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan,

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan,

4. Bapak Dr. Baharuddin ST.,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.

5. Bapak Amirhud Dalimunthe ST.,M.Kom., selaku mantan sekretaris jurusan. 6. Bapak Dr. Salman Bintang M.Pd., selaku sekretaris jurusan.

7. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi. 8. Bapak Dr. H. Tambunan, S.T.,M.Pd, selaku dosen penguji.

9. Bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd., selaku dosen penguji.

10. Bapak Agus Junaidi S.T.,M.T., selaku dosen pembingbing akademik. 11. Bapak Drs. Gustini raya, selaku kepala sekolah tempat penelitian. 12. Bapak Eli Marjoni S.Pd., selaku guru pamong selama penelitian.


(4)

iii

13. Ibunda tercinta Ny. M. Naibaho(+)/br. Pakpahan yang selalu memberi dukungan moral dan moril kepada penulis,smoga apa Doa ibunda dikabulkan oleh Tuhan.

14. Kepada seluruh keluarga saya, Abang, kakak, adik, dan keponakan yang selalu member semangat kepada penulis,

15. Kepada rekan – rekan seperjuangan di lingkunagn UNIMED dan kos gg. Saroha No. 7

Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah yang diterima oleh Yang Mahakuasa. Selanjutnya tulisan ini dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan prestasi pada khususnya. Amin

Medan, Maret 2015

Santo Moreno Naibaho Nim: 5103131039


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA,K AJIAN TEORITIS, DAN HIPOTESA ... 10

A. Kerangka Teoritis ... 10

1. Hakikat Belajar dan Mengajar ... 10

2. Hasil Belajar ... 12

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13


(6)

v

5. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 17

6. Karakteristik –karakteristik Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 18

7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 19

8. Langkah – langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 21

9. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 23

10.Analisis Materi Rekayasa Sistem Penerima TV dan Interaksinya ... 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Pengajuan Hipotesa ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN ... 44

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

B. Subjek dan Obejek Penelitian ... 44

1. Subjek Penelitian ... 44

2. Objek Penelitian ... 44

C. Alat Pengumpul Data ... 45

1. Instrument Test Hasil Belajar (Ranah Kognitif) ... 45

2. Instrument Lembar Observasi (Ranah Psikomotorik)... 47

3. Instrument Lembar Observasi (Ranah Afektif)... 47

4. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 47

5. Uji Coba Instrumen ... 51


(7)

7. Ketuntasan Belajar Siswa ... 56

8. Hasil Observasi ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. HASI PENELITIAN ... 58

1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Setelah Penerapan ModelPembelajaran Berdasarkan Masalah ... 58

2. Pengamatan Afektipitas Belajar Siswa ... 60

3. Pengamatan Psikomotorik Siswa ... 63

4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model PembelajaranBerdasarkan Masalah ( Problem Based Learning). ... 64

5. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Pemberian Model PembelajaranBerdasarkan Masalah ... 66

B. PEMBAHASAN ... 69

1. SIKLUS I ... 69

a. Perencanaan... 69

b. Tindakan ... 70

c. Pengamatan ... 71

d. Refleksi ... 72

2. SIKLUS II ... 73

a. Perencanaan ... 73


(8)

vii

c. Pengamatan ... 74

d. Refelksi ... 75

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 78

A. KESIMPULAN ... 78

B. SARAN ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah ... 20

Table 3.1. Kisi-kisi Test Hasil Belajar ... 45

Table 4.1. Hasil Pengamatan Aktipitas Belajar Siswa ... 58

Table 4.2. Hasil Pengamatan Afektipitas Siswa ... 60

Table 4.3. Hasil Pengamatan Psikomotorik Siswa ... 62

Table 4.4. Hasil Pretest, Posttest I, Dan Posttest Ii ... 64

Table 4.5. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individual ... 66


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 78

Lampiran 2. RPP ... 83

Lampiran 3. Instrument Pretest ... 98

Lampiran 4. Kunci Jawaban Pretest ... 104

Lampiran 5. Instrument Postest I ... 105

Lampiran 6. Kunci Jawaban Postest I ... 108

Lampiran 7. Instrument Postest II ... 109

Lampiran 8. Kunci Jawaban Postest II ... 113

Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Instrument ... 114

Lampiran 10. Hasil Pretest ... 117

Lampiran 11. Hasil Postest I ... 118

Lampiran 12. Hasil Postest II ... 119

Lampiran 13. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa... 121

Lampiran 14. Hasil Penilaian Afektipitas Siswa... 122

Lampiran 15. Hasil Penilaian Psikomotorik Siswa ... 138

Lampiran 16. Hasil Penilaian Aktipitas siswa ... 140


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Melalui pendidikan pola pkir manusia akan ikut berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Melalui pendidikan, maka wawasan peserta didik akan semakin luas dan tingkat pemikiran akan semakin matang. Seluruh dunia sedang mengupayakan proses pendidikan yang semakin maju, demi kemajuan sumber daya manusia yang dimiliki. Demikian pula halnya di Indonesia, seiring dengan perputaran waktu,secara perlahan sudah menunjukkan hal yang positip dibidang pendidikan.

Disadari atau tidak, kualitas pendidikan di Indonesia yang dulu dipandang rendah kini mulai setahap ada peningkatan. Setidaknya ada upaya-upaya serius dari pemerintah, juga seluruh komponen pendidikan yang terlibat. Meski masih sering ditemukan kebijakan-kebijakan yang ambigue namun jika kita mengikuti perkembangan yang ada, ada optimisme pendidikan di Indonesia akan meningkat kualitasnya. Tenaga pendidik dituntut harus mampu mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, guna untuk menngkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Permasalahan yang sering terjadi adalah cara mengajar guru yang masih tampak belum memanfaatkan kemampuannya secara optimal. Guru saat ini cenderung mengajar kurang bervariasi, latihan yang diberikan kurang bermakna


(12)

2

dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Padahal guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan hasil belajar peserta didik bahkan merupakan pusat aktivitas di kelas. Permasalaha lain yang sering mucul adalah rendahnya kemampuan dan minat peserta didik dalam belajar teknik revarasi. Kebanyakan peserta didik mengikuti proses pembelajaran hanya sebagai formalitas untuk mengisi daftar hadir sebagai pertimbangan tenaga pendidik untuk naik kelas atau naik tingkat. Hal ini mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dalam prsoses pembelajaran. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran menjadi minim, hal ini tentu sangat berpengaruh besar terhadap prestasi belajar peserta didik.

Kurangnya minat dan keaktipan peserta didik dalam proses pembelajaran dikarenakan oleh pemilihan metode atau model pembelajaran yang salah. Saat ini guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Tenaga pendidik masih sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Tenaga pendidik menjadi pusat sumber informasi pelajaran, dan peserta didik menjadi pendengar. Metode ini tentu saja mengakibatkan timbulnya rasa jenuh dan bosan pada peserta didik.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu tenaga pengajar di SMK N 4 Medan, nilai rata-rata peserta didik berdasakan daftar kumpulan nilai (DKN) masih berada di bawah rata-rata yang ditetapkan oleh Depkdiknas untuk mata pelajaran produktif yaitu 7,00 (pusat kurikulum balitbang, 2002). KKM yang ditetapkan Depdiknas dijadikan kriteria ketuntasan minimal (KKM) oleh tenaga pengajar di SMK Negeri 4 Medan. Namun nilai rata-rata yang diperoleh peserta


(13)

3

didik berdasrkan DKN masih 6,78. Untuk mencapai hal tersebut, maka tenaga pengajar harus bekerja lebih keras lagi dalam pengembangan model pembelajaran yang digunnakan. Hal itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik terutama dalam hal praktek. Namun kenyataan di lapangan, tenaga pendidik masih menggunakan metode atau model pembelajaran yang kurang tepat.

Kenyataan di lapangan peserta didik hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang di miliki. Lebih jauh lagi, bahkan peserta didik kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar. Demikian pula ketika peserta didik sedang belajar praktek, peserta didik tidak mampu mengerjakan tugas, dengan alasan tidak mengerti apa yang akan dikerjakan. Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman peserta didik terhadap dasar kualitatif dimana fakta-fakta saling berkaitan dengan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru. Sebagian peserta didik kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaiman pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan pada situasi baru (Trianto,2009 : 90)

Hal yang sama juga terjadi sewaktu penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL). Misalnya, peserta didik tidak serius menanggapi apa yang dikatakan pendidik. Hal ini dikarenakan tenaga pendidik masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Peserta didik sering


(14)

4

bermain-main ketika KBM berlangsung dan permisi keluar masuk ruangan untuk menghindari KBM yang menurut mereka membosankan. Hal ini berpengaruh besar terhadap hasil belajar peserta didik,dimana peserta didik akan cenderung menadapat hasil belajar yang buruk.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik. Beberapa peniliti terdahulu mengatakan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah cukup efektif untuk mengatasi hal tersebut. Peneliti terdahulu yang telah menerapkan Model Pemelajaran Berdasarkan Masalah adalah :

(1) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rewidah (2014) yang menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah berbasis kurikulum 2013untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada materi pokok ekosistem di SMA N 3 Medan dimana hasil belajar siswa meningkat sebesar 14,7% dari siklus I ke siklus II

(2) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Resi (2011) yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok zat dan wujudnya di kelas VII SMP N 3 Balige dimana hasil belajar siswa meningkat sebesar 17,5 % dari siklus I ke siklus II.

(3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu (2013) yang menerapkan model pembelajaran masalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada sub materi pokok pencemaran lingkungan di kelas


(15)

5

X SMA N 1 Sunggal dimana hasil belajar siswa meningkat sebesar 13,4% dari siklus I ke siklus II.

Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-based Learning), disingkat PBM, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran Berdasarkan Masalah bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah.

Menurut Wina Sanjaya dalam Istarani (2012: 34-35) Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah memiliki beberapa kelebihan/keunggulan yaitu :

(1) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran,

(2) dapat menantang kemempuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik, (3) dapat meningkatkan pembelajaran peserta didik,

(4) dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,


(16)

6

(5) dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan,

(6) dapat mendorong peserta didik untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya,

(7) dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru,

(8) dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mensgaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata,

(9) dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis perlu melakukan suatu penelitian dengan menerapan model pembelajaran berdasarkan masalah ini untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar peserta didik atau untuk lebih meningkatkan lagi hasil belajar peserta didik dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Pokok Memperbaiki Sistem Penerima TV Di Kelas XI AV SMK N 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015”.


(17)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya kemampuan dan minat peserta didik dalam belajar teknik revarasi,

2. Kurangnya keterlibatan peserta didik secara langsung dalam aktivitas belajar mengajar di kelas,

3. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat,

4. Kemampuan mengajarar tenaga pendidik yang tidak optimal. 5. Nilai rata-rata siswa masih dibawah nilai KKM.

6. Ketidak mampuan siswa mengaplikasikan konsep yang diajarkan disekolah dalam keadaan nyata.

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah, maka dari identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning),

2. Subjek penelitian dibatasi pada peserta didik di kelas XI AV SMKN 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015,

3. Hasil belajar peserta didik dibatasi hanya pada materi Memperbaiki Sistem Penerima TV.


(18)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Memperbaiki Sistem Penerima TV Di Kelas XI AV SMK N 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV kelas XI AV di SMK N 4 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi memperbaiki sistem penerima TV setelah diajarkan menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) khususnya pada sisiwa kelas XI AV SMKN 4 Medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sitematis penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem-Based Learning) pada materi memperbaiki sistem penerima TV,


(19)

9

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang di ajarkan dengan menggunaka model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV,

3. Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem-Based Learning) pada materi memperbaiki sistem penerima TV.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) dalam pembelajaran di kelas.,

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para tenaga kependidikan dan Departemen Pendidikan Nasional terhadap peraturan dan kebijakan yang dilaksanakan pemerintah untuk menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku,

3. Sebagai masukan kepada pihak sekolah, khususnya guru-guru Audio-Vidio agar dapat memilih pendekatan dan model belajar yang sesuai dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(20)

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Minat belajar pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dengan menggunakan media pembelajaran packet tracer pada siswa kelas XI pada siswa kelas XI TKJ SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima, Deli Serdang bidang adalah sebesar rata-rata 96,00 atau meningkat 30% dari minat awal siswa.

2. Minat belajar pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas XI pada siswa kelas XI TKJ SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima, Deli Serdang bidang adalah sebesar rata-rata 91,00 atau meningkat 24,66% dari minat awal siswa.

3. Penggunaan media pembelajaran packet Tracer dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima, Deli Serdang kelas XI TKJ pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN).


(21)

102

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada para guru khususnya guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) sebaiknya menerapkan media pembelajaran Packet Tracer karena dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada materi melakukan instalasi perangkat jaringan berbasis luas.

2. Kepada guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dapat menerapkan media pembelajaran Packet Tracer sebagai media pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran.

3. Kepada guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) yang ingin menerapkan media pembelajaran Packet Tracer supaya bisa memaksimalkan waktu sebaik mungkin dan persiapan yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

4. Mengingat keterbatasan penelitian ini maka penulis menyarankan pada peneliti yang lain agar meneliti hal yang sama pada sekolah-sekolah yang lain dan juga dengan materi yang berbeda agar dapat dijadikan studi perbandingan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN).


(22)

78 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XIAV-1 SMK Negei 4 Medan, hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) mengalami peningkatan yaitu:

1. Model pembelajaran berdasarkan masalah berhasil diterapkan pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV di kelas XI AV SMK Negeri 4 Medan dengan 2 siklus pembelajaran.

2. Ketuntasan belajar siswa pada pos test I 55% (11 orang) secara klasikal siswa belum dikatakan tuntas tetapi pada post test II terjadi peningkatan dengan nilai 85% (17 orang) dengan nilai tersebut secara klasikal siswa telah dikatakan lulus.

3. Persentase peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada sub materi pokok memperbaiki sistem penerima TV setelah diterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yaitu sebesar 14,7%.


(23)

79

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut :

1. Bagi guru produktif hendaknya mengurangi penggunaan metode ceramah dan mulai menggunakan metode pembelajaran baru seperti pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning ) yang bertujuan untuk meningkatkan dan menggali hasil belajar siswa dikelas,

2. Bagi guru hendaknya mempariasikan kelompok siswa dalam kelompok belajar agar siswa lebih aktip dalam belajar berkelompok.

3. Bagi peneliti selajutnya agar lebih mempariasikan kegiatan dan aktipitas siswa agar afektipitas dan aktipitas siswa lebih baik dan lebih aktip dalam pembelajaran,

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan penelitian ini agar lebih memahamkan siswa dan menyediakan alokasi waktu tambahan.


(24)

80

DAFTAR PUSTAKA

Amri, sofan, 2013, Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kuriklum 2013, Bandung : Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Jakarta : Bineka Cipta

,2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : Bumi Aksara

Asrul Sani dkk, 2005, memperbaiki /reparasi televise, Jakarta : Depdiknas Dasna, I,W, dan Sutrisno, (2007), Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning), http://pbl.htm

Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Mediapersada. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Nana,Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung : Kencana

Rusman, 2011, Model – Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Sanjaya, Wina, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Sinar Baru

Manotar, 2010, Penerapan model pembelajaran berdasarkan massalah untuk meningkatan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 1Percut Sei Tuan. Medan: Unimed.

Meriany, 2010, penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah pada sub materi pokok organ reproduksi manusia di kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan. Medan: Unimed.

Rewidah, 2014, Penerapan model pembelajajaran berdasarkan masalah (problem bassed learning) berbasis kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelas X di SMA Negeri 3 Medan. : Unimed.

Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,Jakarta

Sudirman, R. Sani Abdullah, 2012, Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Cita Pustaka


(1)

9

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang di ajarkan dengan menggunaka model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV,

3. Untuk mengetahui tingkat penguasaan dan ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem-Based Learning) pada materi memperbaiki sistem penerima TV.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Learning) dalam pembelajaran di kelas.,

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para tenaga kependidikan dan Departemen Pendidikan Nasional terhadap peraturan dan kebijakan yang dilaksanakan pemerintah untuk menjalankan sistem pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku,

3. Sebagai masukan kepada pihak sekolah, khususnya guru-guru Audio-Vidio agar dapat memilih pendekatan dan model belajar yang sesuai dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.


(2)

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Minat belajar pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dengan menggunakan media pembelajaran packet tracer pada siswa kelas XI pada siswa kelas XI TKJ SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima, Deli Serdang bidang adalah sebesar rata-rata 96,00 atau meningkat 30% dari minat awal siswa.

2. Minat belajar pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas XI pada siswa kelas XI TKJ SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima, Deli Serdang bidang adalah sebesar rata-rata 91,00 atau meningkat 24,66% dari minat awal siswa.

3. Penggunaan media pembelajaran packet Tracer dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa SMK Swasta Persatuan Amal Bakti 5 Klambir Lima, Deli Serdang kelas XI TKJ pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN).


(3)

102

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada para guru khususnya guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) sebaiknya menerapkan media pembelajaran Packet Tracer karena dapat meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada materi melakukan instalasi perangkat jaringan berbasis luas.

2. Kepada guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) dapat menerapkan media pembelajaran Packet Tracer sebagai media pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran.

3. Kepada guru mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN) yang ingin menerapkan media pembelajaran Packet Tracer supaya bisa memaksimalkan waktu sebaik mungkin dan persiapan yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

4. Mengingat keterbatasan penelitian ini maka penulis menyarankan pada peneliti yang lain agar meneliti hal yang sama pada sekolah-sekolah yang lain dan juga dengan materi yang berbeda agar dapat dijadikan studi perbandingan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran Perancangan Wide Area Network (WAN).


(4)

78

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas XIAV-1 SMK Negei 4 Medan, hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) mengalami peningkatan yaitu:

1. Model pembelajaran berdasarkan masalah berhasil diterapkan pada materi pokok memperbaiki sistem penerima TV di kelas XI AV SMK Negeri 4 Medan dengan 2 siklus pembelajaran.

2. Ketuntasan belajar siswa pada pos test I 55% (11 orang) secara klasikal siswa belum dikatakan tuntas tetapi pada post test II terjadi peningkatan dengan nilai 85% (17 orang) dengan nilai tersebut secara klasikal siswa telah dikatakan lulus.

3. Persentase peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada sub materi pokok memperbaiki sistem penerima TV setelah diterapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) yaitu sebesar 14,7%.


(5)

79

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut :

1. Bagi guru produktif hendaknya mengurangi penggunaan metode ceramah dan mulai menggunakan metode pembelajaran baru seperti pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning ) yang bertujuan untuk meningkatkan dan menggali hasil belajar siswa dikelas,

2. Bagi guru hendaknya mempariasikan kelompok siswa dalam kelompok belajar agar siswa lebih aktip dalam belajar berkelompok.

3. Bagi peneliti selajutnya agar lebih mempariasikan kegiatan dan aktipitas siswa agar afektipitas dan aktipitas siswa lebih baik dan lebih aktip dalam pembelajaran,

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan penelitian ini agar lebih memahamkan siswa dan menyediakan alokasi waktu tambahan.


(6)

80

Bandung : Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Jakarta : Bineka Cipta

,2009, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : Bumi Aksara

Asrul Sani dkk, 2005, memperbaiki /reparasi televise, Jakarta : Depdiknas Dasna, I,W, dan Sutrisno, (2007), Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning), http://pbl.htm

Istarani, 2012, 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Mediapersada. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Nana,Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung : Kencana Rusman, 2011, Model – Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Sanjaya, Wina, 2010, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Sinar Baru

Manotar, 2010, Penerapan model pembelajaran berdasarkan massalah untuk meningkatan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 1Percut Sei Tuan. Medan: Unimed.

Meriany, 2010, penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah pada sub materi pokok organ reproduksi manusia di kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan. Medan: Unimed.

Rewidah, 2014, Penerapan model pembelajajaran berdasarkan masalah (problem bassed learning) berbasis kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok ekosistem kelas X di SMA Negeri 3 Medan. : Unimed.

Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,Jakarta

Sudirman, R. Sani Abdullah, 2012, Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Cita Pustaka