PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITOR BERKAITAN DENGAN KEPASTIAN PEMBAYARAN OLEH DEBITOR SEJAK DITETAPKANNYA MASA INSOLVENSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUN.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITOR BERKAITAN
DENGAN KEPASTIAN PEMBAYARAN OLEH DEBITOR SEJAK
DITETAPKANNYA MASA INSOLVENSI DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG.
Keysara Nur Annisa
110111100131
ABSTRAK
Tujuan dari pada pengundangan Undang-Undang Kepailitan adalah
untuk mewujudkan penyelesaian masalah utang piutang secara cepat,
adil, terbuka dan efektif. Akan tetapi setelah ditetapkannya masa
insolvensi, proses kepailitan dalam pemberesan harta tidak ditentukan
batas waktu maksimum. Oleh karena tidak diaturnya batas maksimum
pemberesan harta pailit, terdapat permasalahan dengan banyaknya kasus
pendistribusian utang kepada kreditor yang berangsur lama bahkan tidak
dibayarkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji dan
menganalisis pelaksanaan pembayaran utang kreditor oleh debitor
terhitung sejak ditetapkannya masa insolvensi dan menganalisis
penyelesaian sisa utang bila harta debitor sudah habis berdasarkan UUKPKPU.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif dengan menitikberatkan penelitian pada pencarian data
sekunderatau data kepustakaan.Spesifikasipenelitian yang dilakukan ialah
desktiptif analitis dengan memaparkan aspek yuridis kepastian
pembayaran oleh debitor sejak ditetapkannya masa insolvensi berkaitan
dengan berdasarkan das sein dan das sollen untuk selanjutnya dianalisis
secara kualitiatif untuk menghasilkan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
pelaksanaan pembayaran utang kreditor oleh debitor seringkali berangsur
lama bahkan tidak terbayarkan karena UUK-PKPU tidak mengatur
batasan waktu pemberesan harta pailit. Sementara penyelesaian sisa
utang bila harta debitor sudah habis dapat dilakukan melalui jalur perdata
setelah daftar pembagian penutup menjadi mengikat hal ini ditegaskan
dalam Pasal 204 UUK-PKPU.
Kata Kunci
: kepastian pembayaran utang, kepailitan, insolvensi
iv
DENGAN KEPASTIAN PEMBAYARAN OLEH DEBITOR SEJAK
DITETAPKANNYA MASA INSOLVENSI DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG.
Keysara Nur Annisa
110111100131
ABSTRAK
Tujuan dari pada pengundangan Undang-Undang Kepailitan adalah
untuk mewujudkan penyelesaian masalah utang piutang secara cepat,
adil, terbuka dan efektif. Akan tetapi setelah ditetapkannya masa
insolvensi, proses kepailitan dalam pemberesan harta tidak ditentukan
batas waktu maksimum. Oleh karena tidak diaturnya batas maksimum
pemberesan harta pailit, terdapat permasalahan dengan banyaknya kasus
pendistribusian utang kepada kreditor yang berangsur lama bahkan tidak
dibayarkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji dan
menganalisis pelaksanaan pembayaran utang kreditor oleh debitor
terhitung sejak ditetapkannya masa insolvensi dan menganalisis
penyelesaian sisa utang bila harta debitor sudah habis berdasarkan UUKPKPU.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif dengan menitikberatkan penelitian pada pencarian data
sekunderatau data kepustakaan.Spesifikasipenelitian yang dilakukan ialah
desktiptif analitis dengan memaparkan aspek yuridis kepastian
pembayaran oleh debitor sejak ditetapkannya masa insolvensi berkaitan
dengan berdasarkan das sein dan das sollen untuk selanjutnya dianalisis
secara kualitiatif untuk menghasilkan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
pelaksanaan pembayaran utang kreditor oleh debitor seringkali berangsur
lama bahkan tidak terbayarkan karena UUK-PKPU tidak mengatur
batasan waktu pemberesan harta pailit. Sementara penyelesaian sisa
utang bila harta debitor sudah habis dapat dilakukan melalui jalur perdata
setelah daftar pembagian penutup menjadi mengikat hal ini ditegaskan
dalam Pasal 204 UUK-PKPU.
Kata Kunci
: kepastian pembayaran utang, kepailitan, insolvensi
iv