ANALISIS PERTANYAAN SISWA MENERAPKAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) DALAM KLASIFIKASI MARBACH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI SMA NEGERI 3 MEDAN.

(1)

ANALISIS PERTANYAAN SISWA MENERAPKAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

DALAM KLASIFIKASI MARBACH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI

SMA NEGERI 3 MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

RIZKY NOPRITA SARI

NIM 8106174014

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

ABSTRAK

RIZKY NOPRITA SARI. Analisis Pertanyaan Siswa Menerapkan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam Klasifikasi Marbach pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 3 Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pertanyaan siswa dalam tingkatan taksonomi Marbach yang disampaikan secara lisan dan tulisan melalui proses pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi Manusia dikaitkan dengan gender dan topik pertanyaan kelas XI IPA SMA Negeri 3 Medan.

Penelitian ini menggunakan sampel penelitian 4 kelas sebanyak 165 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Medan. Dalam penggolongan pertanyaan dalam taksonomi Marbach menunjukkan hasil penelitian bahwa pertanyaan tipe 2 (pertanyaan tugas yaitu mengenai definisi yang sederhana, konsep, fakta) ada sebanyak 53%, diikuti oleh tipe 3 (pertanyaan pemberitahuan yaitu pertanyaan yang menanyakan suatu fungsi atau penjelasan yang berevolusi) mencapai 23%, tipe 1 (pertanyaan dibuat-buat) dan tipe 4 (pertanyaan campur tangan yaitu pertanyaan yang dihasilkan dari kesimpulan, suatu paradoks, dan teka-teki) dijumpai sebanyak 7%. Topik pertanyaan didominasi oleh fertilisasi, kehamilan dan ASI sebanyak 45,6%.

Jenis pertanyaan tulisan yang diajukan oleh siswa yaitu siswa perempuan menggunakan tipe 2 (58,33%), tipe 3 (28,78%), tipe 1 (6,81%) dan tipe 4 (0,75%). Topik pertanyaan tulisan siswa perempuan di dominasi oleh pertanyaan tentang fertillisasi, kehamilan, dan ASI (43,93%). Sementara pertanyaan tulisan yang diajukan oleh siswa laki-laki menggunakan pertanyaan tipe 2 (74,4%), tipe 3 (14,44%), tipe 1 (7,77%) dan tipe 4 (3,3%). Topik pertanyaan siswa laki-laki didominasi oleh pertanyaan tentang kelainan dan penyakit (30%). Tidak ada keterkaitan antara tipe pertanyaan dengan gender siswa.


(3)

ABSTRACT

RIZKY NOPRITA SARI. Analysis of Questions Students Applying SQ3R method (Survey, Question, Read, Recite, Review) in Marbach on Material Classification System of Human Reproduction at SMA Negeri 3 Medan. Thesis, Medan: Postgraduated Program State University of Medan, 2012.

This study aims to determine the profile of the student questions in Marbach taxonomic levels are communicated orally and in writing through the process of learning the subject of the Human Reproductive System associated with the topic of gender and class XI science questions SMA Negeri 3 Medan.

This study used a sample of the research as much as 176 grade 4 students class XI IPA 3 SMA Negeri Medan. In the classification of questions in the taxonomy of Marbach shows the results of research that questions of type 2 (questions about the definition of the task that is simple, concepts, facts) there are as many as 53%, followed by type 3 (ie a notification questions to ask a question or explanation of the evolution function) reaches 23%, type 1 (made-up questions) and type 4 (questions interference resulting from the conclusion of the question, a paradox and a puzzle) found as many as 7%. Topic is dominated by the question of fertilization, pregnancy and breastfeeding as much as 45.6%.

Types of questions posed by students writing the use of type 2 female students (58.33%), type 3 (28.78%), type 1 (6.81%) and type 4 (0.75% 0. Post a question paper female students dominated by questions about conception, pregnancy, and breast milk (43.93%). While written questions posed by male students use the question type 2 (74.4%), type 3 (14.44%), type 1 (7.77%) and type 4 (3.3%). topic question male students dominated by questions about the disorder and disease (30%). No relation type questions with student gender.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan nikmat berupa kesehatan serta nikmat dunia lainnya kepada penulis sehingga ini dapat dilaksanakan dan selesai tepat waktu yang direncanakan. Tesis berjudul “Analisis Pertanyaan Siswa Menerapkan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam Klasifikasi Marbach pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 3 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Hasruddin, M.Pd. dan Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan tesis ini.

3. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini.

4. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan yaitu Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd dan Guru-guru Biologi SMA Negeri 3 Medan yaitu Ibu Dessy C. Sianturi, M.Si., Ibu Dra. Siti Aisyah Solin, Ibu Tetty Hariani Hutasuhut, S.Pd., Ibu Dra. Rahmi Siregar dan Ibu Sri Rahmawaty, S.Pd., M.Si yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

5. Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda H. M. Norman, BA, Ibunda Dra. Hj. Rosita Ainun, M.Pd., Kakek H. Poniman, Nenek Hj.


(5)

Musinah , Adinda Ahmad Pradana Azhary, SE dan adinda M. Fahmi Pratama yang telah memberikan dukungan dan do’a kepada penulis untuk menyelesaikan Studi di Unimed.

6. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa angkatan XVIII Kelas B Pascasarjana Pendidikan Biologi, Mia Sartika, S.Pd., Retnita E. Lubis, S.Pd., Lidya Wardani, S.Pd., Abangda Syaiful Syah Anak Ampun, S.T., rekan-rekan pengajar di SMA Negeri 3 Medan yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penulisan tesis ini, semoga Allah SWT memberikan karunia yang terbaik kepada kita semua.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah Ilmu Pendidikan khususnya dalam Pendidikan Biologi.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

Rizky Noprita Sari NIM. 8106174014


(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Pembatasan Masalah 5

1.4. Perumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Konsep Belajar 8

2.1.2. Pengertian Bertanya 9

2.1.3. Keterampilan Bertanya 10

2.1.4. Tujuan Bertanya 14

2.1.5. Klasifikasi Pertanyaan 17

2.1.6. Penggolongan Pertanyaan Berdasarkan Taksonomi Marbach 19 2.1.7. Kontribusi Pertanyaan Terhadap Pembelajaran Biologi 20 2.1.8. Hal-Hal yang Mempengaruhi Keterampilan Bertanya Siswa 22

2.2. Kerangka Konseptual 26

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 28

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penyuplikannya 28

3.3. Desain Penelitian 28

3.4. Prosedur Penelitian 29

3.5. Instrumen Penelitian (Alat Pengumpul Data) 32

3.6. Teknik Pengumpul Data 34

3.7. Teknik Analisis Data 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36

4.1. Hasil Penelitian 36

4.1.1. Jenis Pertanyaan Lisan Siswa Kelas XI IPA 36 4.1.2.Jenis Pertanyaan Siswa Secara Tulisan dalam Taksonomi Marbach 38 4.1.3. Jenis Pertanyaan Siswa secara Lisan berdasarkan Gender 39 4.1.4. Jenis Pertanyaan Siswa secara Tulisan berdasarkan Gender 42


(7)

vi

4.2. Pembahasan 47

4.2.1. Jenis Pertanyaan Menurut Taksonomi Marbach 47

4.2.2. Jenis Pertanyaan Siswa secara Lisan 49

4.2.2.1. Jenis Pertanyaan Siswa secara Lisan berdasarkan Gender 50

4.2.3. Jenis Pertanyaan Siswa secara Tulisan 50

4.2.3.1. Jenis Pertanyaan Siswa secara Tulisan berdasarkan Gender 51 4.2.4. Hubungan Pertanyaan terhadap Hasil Belajar 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 54

5.1. Simpulan 54

5.2. Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 56


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Persentase Pertanyan Lisan Siswa Kelas XI IPA SMA 36 Gambar 4.2. Persentase Pertanyaan Tulisan Siswa Kelas XI IPA SMA 38 Gambar 4.3. Persentase Pertanyaan Lisan Siswa Laki-laki 39 Gambar 4.4. Persentase Pertanyaan Lisan Siswa Perempuan 40 Gambar 4.5. Persentase Pertanyaan Total Lisan Siswa (Materi) 41 Gambar 4.6. Persentase Pertanyaan Tulisan Siswa Laki-laki 42 Gambar 4.7. Persentase Pertanyaan Tulisan Siswa Perempuan 43 Gambar 4.8. Persentase Pertanyaan Tulisan Siswa (Materi) 44 Gambar 4.9. Persentase Pertanyaan Tulisan (Tipe) 45 Gambar 4.10. Persentase Pertanyaan Tulisan Siswa Laki-laki (materi) 46 Gambar 4.11. Persentase Pertanyaan Tulisan Siswa Perempuan (materi) 47


(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 59

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 61

Lampiran 3. Materi Essensial 73

Lampiran 4. Penggolongan Pertanyaan XI IPA 1 77

Lampiran 5. Penggolongan Pertanyaan XI IPA 2 96

Lampiran 6. Penggolongan Pertanyaan XI IPA 4 114

Lampiran 7. Penggolongan Pertanyaan XI IPA 7 134

Lampiran 8. Tes Hasil Belajar 150

Lampiran 9. Kunci Jawaban 156

Lampiran 10. Lembar Dokumen Pertanyaan Tulisan Siswa 157

Lampiran 11. Validitas tes 158

Lampiran 12. Reliabilitas tes 159

Lampiran 13. Daya Beda soal 160

Lampiran 14. Tabel Data Murni Rekapitulasi Pertanyaan 161


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Bertanya dalam kelas adalah aktivitas yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Bertanya berguna bagi siswa untuk menemukan jawaban atau mengkonfirmasi atas suatu permasalahan yang tidak diketahui. Dalam kelas tradisional, umumnya yang bertanya adalah guru sedangkan yang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya adalah siswa.

Dalam proses pembelajaran, bertanya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk meningkatkan partisipasi siswa secara penuh, meningkatkan kemampuan berpikir siswa, membangkitkan rasa ingin tahu siswa, menuntun siswa untuk menemukan jawaban dan berguna untuk memusatkan perhatian siswa pada masalah yang dibahas (Eviyanti, 2011).

Socrates bahkan menggunakan pertanyaan untuk merangsang pikiran kreatif dalam menentukan keberhasilan siswa (Partin, 2009). Mengajukan pertanyaan ini bukan hanya baik bagi guru, siswa juga harus mengajukan pertanyaan. Ketika guru selesai menerangkan, dan masih ada yang belum jelas dari materi yang disampaikan guru, maka seharusnya siswa menggunakan kesempatan yang ada untuk bertanya (Asmani, 2009). Faktanya kebanyakan siswa tidak mau bertanya karena mungkin siswa terlalu takut salah dan terlihat kurang pandai, lebih sering mendengarkan tanpa mengucapkan kata-kata, sementara harapan guru adalah murid itu bertanya dalam proses pembelajaran (Tanner, 2009).


(11)

2

Marbach-Ad, G. & Sokolove, P.G (2001) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertanyaan siswa yaitu tugas yang berhubungan dengan pertanyaan siswa, latar belakang pengetahuan sebelumnya, dan kemampuan siswa mengevaluasi kualitas pertanyaannya sendiri. Tugas yang berhubungan dengan pertanyaan siswa akan membuat siswa lebih terampil dalam menyusun pertanyaan. Pengetahuan yang telah ada sebelumnya akan memperjelas konsep yang sudah ada dalam pikiran, sementara siswa juga mampu memperoleh manfaat atas jawaban pertanyaannya dan segi kualitas pertanyaan siswa dapat dilihat dari dimensi proses kognitif berdasarkan taksonomi Bloom atau taksonomi Marbach.

Siswa merasa ragu-ragu untuk bertanya secara terbuka di dalam kelas, bahkan walaupun ada pertanyaan di dalam pikiran, tidak akan tersampaikan dan hanya tersimpan di pikirannya. Menurut Dillon (1988), siswa tidak berani bertanya pada saat membaca dan mempelajari materi di dalam kelas. Selain itu, hasil observasi kelas oleh Goodman, L., dan G. Berntson (2000) disimpulkan bahwa dengan makin tingginya kelas siswa, siswa lebih sedikit bertanya lebih dipusatkan pada pertanyaan dalam tugas, hasil spekulasinya dikarenakan siswa tidak ingin menarik perhatian atau karena guru tidak suka jika siswa mengajukan pertanyaan. Ini diperjelas dengan sikap guru untuk menciptakan pertanyaan dalam diri siswa, secara umum sejalan dengan teori Operant Condition dari Skinner (Uno, 2008), yaitu rangsangan yang diberikan kepada siswa akan menciptakan interaksi dengan yang lain sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran.


(12)

3

Namun harus diakui secara jujur keterampilan bertanya di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan khususnya di kelas XI IPA belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran Biologi di sekolah. Hasil pengamatan proses pembelajaran di kelas XI IPA khususnya yang dilakukan oleh peneliti selaku observer bahwa kemampuan bertanya siswa masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat melalui nilai kemampuan bertanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut.

Dalam proses pembelajaran tidak seharusnya siswa sebagai pendengar saja dan guru tidak boleh menganggap siswa laksana botol kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan. Siswa harus diberdayakan agar mau dan mampu memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan cara meningkatkan interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya. Dengan cara seperti ini akan mampu membangun pengetahuan (learning to know) dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi (learning to live together) akan membentuk kepribadian siswa (Shaleh, 2004). Dillon (1988) berpendapat bahwa siswalah yang harus banyak bertanya sebab siswalah yang sesungguhnya belajar. Dengan bertanya sesungguhnya siswa didorong untuk berpikir. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan sudah seharusnya siswa diberdayakan agar mau bertanya dengan meningkatkan interaksi di dalam kelas.

Pertanyaan yang diajukan dapat bermacam-macam bentuknya, ada yang berupa pertanyaan sederhana tentang pengertian konsep dan ada juga yang bertanya tentang isi (content) ataupun mengapa hal tersebut bisa terjadi. Namun, semua jenis


(13)

4

pertanyaan yang diajukan siswa tersebut belum dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Marbach sebelum diamati dan dianalisis.

Farihah (1997) mengungkapkan bahwa sebagian besar pertanyaan yang diajukan siswa dalam pembelajaran merupakan pertanyaan pada jenjang kognitif rendah (hafalan dan pemahaman). Perlu dilakukan berbagai keterampilan oleh guru yang bertujuan untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan serta meningkatkan prestasi belajar siswa (Nalole, 2010).

Jika kondisi pembelajaran yang tidak memberdayakan siswa untuk bertanya

dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin berdampak rendah pada hasil belajar siswa.

Para siswa akan terus menerus mengalami kesulitan dalam mengekspresikan pengetahuan

biologi dalam bentuk kemampuan bertanya. Dalam konteks seperti ini diperlukan metode

pembelajaran SQ3R dalam merangsang pikiran siswa untuk bertanya di dalam kelas.

Dengan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Question pada kegiatan SQ3R

merupakan kegiatan mengubah hasil survey menjadi pertanyaan. Berdasarkan latar

belakang diatas perlu diadakan penelitian untuk menganalisis pertanyaan siswa dengan menerapkan metode SQ3R pada proses pembelajaran Biologi berdasarkan klasifikasi Marbach di kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Medan.


(14)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar pada bidang studi Biologi. 2. Beberapa siswa kurang berminat mengajukan pertanyaan.

3. Penelitian menganalisis pertanyaan siswa digolongkan dalam taksonomi Marbach masih sedikit dilakukan.

4. Perlunya metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa.

5. Beberapa siswa merasa takut salah atau ditertawai apabila mengajukan pertanyaan 6. Beberapa siswa tidak tahu apa yang seharusnya ditanya

7. Guru tidak memberikan kesempatan untuk bertanya

8. Guru tidak merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa.

1.3. Pembatasan Masalah

Memperhatikan masalah dan identifikasi masalah yang cukup luas, maka masalah perlu dibatasi agar ruang lingkup penelitian lebih jelas. Masalah dibatasi pada:

1. Profil pertanyaan siswa dalam tingkatan Taksonomi Marbach yang disampaikan secara lisan melalui proses pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi dikaitkan dengan gender serta topik pertanyaan kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.


(15)

6

2. Profil pertanyaan siswa dalam tingkatan Taksonomi Marbach yang disampaikan secara tulisan melalui proses pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi dikaitkan dengan gender dan topik pertanyaan kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah profil pertanyaan siswa dalam tingkatan Taksonomi Marbach yang disampaikan secara lisan melalui proses pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi Manusia dikaitkan dengan gender, serta topik pertanyaan kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah profil pertanyaan siswa dalam tingkatan Taksonomi Marbach yang disampaikan secara tulisan melalui proses pembelajaran mengenai pokok bahasan Sistem Reproduksi Manusia dikaitkan dengan gender, topik pertanyaan kelas XI-IPA di SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012?

1.5. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan sebagai arah dan sarana yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui profil pertanyaan siswa dalam tingkatan Taksonomi Marbach yang disampaikan secara tulisan melalui proses pembelajaran pokok bahasan


(16)

7

Sistem Reproduksi Manusia dikaitkan dengan gender serta topik pertanyaan kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui profil pertanyaan siswa dalam tingkatan Taksonomi Marbach yang disampaikan secara lisan melalui proses pembelajaran pokok bahasan Sistem Reproduksi Manusia dikaitkan dengan gender serta topik pertanyaan kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan. Secara rinci manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis yaitu menyumbangkan hasil pemikiran kepada bidang yang sedang diteliti atau bidang Biologi dalam meningkatkan tingkat aktivitas bertanya siswa; (2) mengarahkan siswa untuk berpikir lebih tinggi dalam mempelajari biologi; (3) mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban sendiri atas permasalahan melalui bertanya.

2. Manfaat praktis, yaitu: (1) Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah; (2) Melengkapi dan melanjutkan penelitian yang sudah ada; (3) Sebagai pedoman bagi guru biologi lain untuk dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa di dalam proses pembelajaran; (4) memberikan informasi lebih dalam mengetahui profil pertanyaan siswa pada setiap materi pelajaran melalui taksonomi Marbach; (5) Membuat proses pembelajaran berlangsung secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.


(17)

(18)

56 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian mengenai analisis pertanyaan siswa menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam Klasifikasi Marbach pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 3 Medan, dapat disimpulkan yaitu:

1. Profil pertanyaan siswa secara lisan menunjukkan hasil bahwa persentase pertanyaan siswa tertinggi diperoleh di kelas XI IPA 1 dikarenakan metode SQ3R di kelas ini lebih diterapkan dan mengalami pendekatan ke siswa langsung. Siswa laki-laki lebih lebih banyak mengutarakan pertanyaan tipe 3 (pertanyaan pemberitahuan) dibandingkan tipe 1 (pertanyaan omong kosong). Pertanyaan lisan perempuan diperoleh tertinggi pada tipe 2 (pertanyaan tugas) dan paling sedikit diperoleh tipe 1 (pertanyaan omong kosong). Dominan submateri pelajaran yang muncul secara lisan adalah submateri fertilisasi, kehamilan, dan ASI. Siswa lebih tertarik untuk bertanya tentang fertilisasi. 2. Profil pertanyaan tulisan yang diajukan oleh siswa tertinggi didominasi oleh

kelas XI IPA 4. Siswa laki-laki dan perempuan sama-sama dominan mengutarakan pertanyaan dengan tipe 2 (pertanyaan tugas). Submateri tertinggi dicapai pada materi fertilisasi, kehamilan, dan ASI baik pada laki-laki maupun perempuan.


(19)

57

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan yang dipaparkan di atas, berikut ini diajukan saran-saran:

1. Guru perlu meningkatkan gaya mengajar dengan menggunakan strategi tertentu untuk merangsang siswa untuk bertanya dalam aktivitas pembelajaran.

2. Guru harus lebih memvariasikan pengelolaan kelas, metode pembelajaran dan meningkatkan keterampilan mengajar agar menghilangkan kejenuhan siswa dan memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi siswa dalam memberikan pertanyaan dan memberikan pendapat atau jawaban

3. Guru seharusnya lebih berperan aktif dalam membimbing siswa dengan mengarahkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Handbook for Teaching and Laboratory Assistant.

Asmani, J.M. 2009. Jurus-Jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA. Yogyakarta: Diva Press.

Brualdi, A. C. 1998. Classroom questions. ERIC Clearinghouse on Assessment and Evaluation, Washington DC.

Cotton, K. 1988. Classroom Questioning. North West Regional Educational Laboratory.

Dahar, R.W. 1992. Dampak Pertanyaan dan Teknik Bertanya Guru Selama PBM IPA pada Proses Berpikir Siswa. Laporan Penelitian: Tidak diterbitkan.

Dillon, J.T. 1988. The Remedial Status of Student Questioning. Journal of Curriculum Studies. 20(3), 197-210.

Eviyanti, L. 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Metode SQ3R di SMP Harapan Mandiri Medan. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Farihah, I. 1997. Profil Pertanyaan Siswa SMU dalam Proses Belajar Mengajar Biologi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. Giddens, A. 2006. Sociology Fifth Edition. Polity Press, USA.

Goodman, L., dan G. Berntson. 2000. The Art of Asking Questions-Using Directed Inquiry in the Classroom. The American Biology Teacher Journal, Volume 62 Number 7:473-476.

Halsiah, I. 2011. Menumbuhkan Keberanian Siswa untuk Aktif dalam Pembelajaran. file:///D:/jurnal%20bertanya%20siswa/Dinding%20Guru.htm. Diakses: 30 Maret 2012.

Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lathrop, A. H. 2010. Teaching How to Question: Participation Rubrics. Faculty of Applied Health Sciences, at Brock University, A Magna Publication.


(21)

Lestari, A. T. 2002. Berbagai pertanyaan yang dikembangkan dalam buku, LKS dan proses belajar mengajar subkonsep pemencaran pada tumbuhan di SMU. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Lewis, K. G. 1961. Developing Question Skills-Center for Teaching Effectiveness. The University of Texas at Austin. The Education Forum, 25, pp. 481-482. Marbach-Ad, G. & Sokolove, P.G. 2001. Good Science begins with good questions.

Journal of College Science Teaching, 30,192-195.

Martono, N., Puspitasari, E., Mintarti, Rostikawati, R. 2012. Perbedaan Gender dalam Prestasi Belajar Mahasiswa Unsoed. (online). (http://nanang-martono.blog.unsoed.ac.id).

McComas, W.F. dan Linda Abraham. 1995. Asking More Effective Questions. Rossier School of Education.

Mulcahy-Ernt, P.I. and David C. Caverly. Handbook of College Reading and Study Strategy Research Second Edition- Strategic Study Reading. University of Bridgeport.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nalole, M. 2010. Kemampuan Guru Menerapkan Ketrampilan Bertanya pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SDN NO. 64 Kota Timur Kota Gorontalo. FIP Gorontalo: Inovasi, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034.

Partin, R.L. 2009. Kiat Nyaman Mengajar di dalam Kelas Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.

Rahayu, E. 2001. Keterampilan Siswa SMU dalam Mengajukan Pertanyaan Tertulis pada Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Rustaman, N.Y. 2005. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: C.V Alfabeta.

Shaleh, A.R. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi Misi dan Aksi Divisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(22)

Suherni. 2011. Analisis Keterampilan Bertanya Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Keragaman pada Tingkat Organisasi Kehidupan SMP Negeri Kabupaten Deliserdang. Medan: Thesis Universitas Negeri Medan.

Sukmadinata, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tanner, K.D. 2009. Approaches to Biology Teaching and Learning: Talking to Learn: Why Biology Students Should Be Talking in Classrooms and How to Make It Happen. CBE-Life Sciences Education 8, 89-94.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka, 2002, hal. 146.

Tritapoe, A. & Eucabeth Odiambo. 2010. Effective Questioning Techniques to Increase Class Participation. Journal of Student Research. Department of Teacher Education Shippensburg University. Vol.2 Number 1 Spring 2010 Uno, H.B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Usman, M.U. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, (Online), vol IV No. 2, September 2006, 101-102, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4206139148.pdf, diakses 12 Januari 2012).

Winasih, Y. 2009. Peningkatan Respon Siswa pada Pembelajaran IPS Melalui

Pendekatan Keterampilan Proses. Skripsi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta (Online).


(1)

(2)

56 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian mengenai analisis pertanyaan siswa menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam Klasifikasi Marbach pada Materi Sistem Reproduksi Manusia di SMA Negeri 3 Medan, dapat disimpulkan yaitu:

1. Profil pertanyaan siswa secara lisan menunjukkan hasil bahwa persentase pertanyaan siswa tertinggi diperoleh di kelas XI IPA 1 dikarenakan metode SQ3R di kelas ini lebih diterapkan dan mengalami pendekatan ke siswa langsung. Siswa laki-laki lebih lebih banyak mengutarakan pertanyaan tipe 3 (pertanyaan pemberitahuan) dibandingkan tipe 1 (pertanyaan omong kosong). Pertanyaan lisan perempuan diperoleh tertinggi pada tipe 2 (pertanyaan tugas) dan paling sedikit diperoleh tipe 1 (pertanyaan omong kosong). Dominan submateri pelajaran yang muncul secara lisan adalah submateri fertilisasi, kehamilan, dan ASI. Siswa lebih tertarik untuk bertanya tentang fertilisasi. 2. Profil pertanyaan tulisan yang diajukan oleh siswa tertinggi didominasi oleh

kelas XI IPA 4. Siswa laki-laki dan perempuan sama-sama dominan mengutarakan pertanyaan dengan tipe 2 (pertanyaan tugas). Submateri tertinggi dicapai pada materi fertilisasi, kehamilan, dan ASI baik pada laki-laki maupun perempuan.


(3)

57

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan yang dipaparkan di atas, berikut ini diajukan saran-saran:

1. Guru perlu meningkatkan gaya mengajar dengan menggunakan strategi tertentu untuk merangsang siswa untuk bertanya dalam aktivitas pembelajaran.

2. Guru harus lebih memvariasikan pengelolaan kelas, metode pembelajaran dan meningkatkan keterampilan mengajar agar menghilangkan kejenuhan siswa dan memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi siswa dalam memberikan pertanyaan dan memberikan pendapat atau jawaban

3. Guru seharusnya lebih berperan aktif dalam membimbing siswa dengan mengarahkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Handbook for Teaching and Laboratory Assistant.

Asmani, J.M. 2009. Jurus-Jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA. Yogyakarta: Diva Press.

Brualdi, A. C. 1998. Classroom questions. ERIC Clearinghouse on Assessment and Evaluation, Washington DC.

Cotton, K. 1988. Classroom Questioning. North West Regional Educational Laboratory.

Dahar, R.W. 1992. Dampak Pertanyaan dan Teknik Bertanya Guru Selama PBM IPA pada Proses Berpikir Siswa. Laporan Penelitian: Tidak diterbitkan.

Dillon, J.T. 1988. The Remedial Status of Student Questioning. Journal of Curriculum Studies. 20(3), 197-210.

Eviyanti, L. 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Metode SQ3R di SMP Harapan Mandiri Medan. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Farihah, I. 1997. Profil Pertanyaan Siswa SMU dalam Proses Belajar Mengajar Biologi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan. Giddens, A. 2006. Sociology Fifth Edition. Polity Press, USA.

Goodman, L., dan G. Berntson. 2000. The Art of Asking Questions-Using Directed Inquiry in the Classroom. The American Biology Teacher Journal, Volume 62 Number 7:473-476.

Halsiah, I. 2011. Menumbuhkan Keberanian Siswa untuk Aktif dalam Pembelajaran. file:///D:/jurnal%20bertanya%20siswa/Dinding%20Guru.htm. Diakses: 30 Maret 2012.

Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lathrop, A. H. 2010. Teaching How to Question: Participation Rubrics. Faculty of Applied Health Sciences, at Brock University, A Magna Publication.


(5)

Lestari, A. T. 2002. Berbagai pertanyaan yang dikembangkan dalam buku, LKS dan proses belajar mengajar subkonsep pemencaran pada tumbuhan di SMU. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Lewis, K. G. 1961. Developing Question Skills-Center for Teaching Effectiveness. The University of Texas at Austin. The Education Forum, 25, pp. 481-482. Marbach-Ad, G. & Sokolove, P.G. 2001. Good Science begins with good questions.

Journal of College Science Teaching, 30,192-195.

Martono, N., Puspitasari, E., Mintarti, Rostikawati, R. 2012. Perbedaan Gender dalam Prestasi Belajar Mahasiswa Unsoed. (online). (http://nanang-martono.blog.unsoed.ac.id).

McComas, W.F. dan Linda Abraham. 1995. Asking More Effective Questions. Rossier School of Education.

Mulcahy-Ernt, P.I. and David C. Caverly. Handbook of College Reading and Study Strategy Research Second Edition- Strategic Study Reading. University of Bridgeport.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nalole, M. 2010. Kemampuan Guru Menerapkan Ketrampilan Bertanya pada Pembelajaran Matematika di Kelas IV SDN NO. 64 Kota Timur Kota Gorontalo. FIP Gorontalo: Inovasi, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034.

Partin, R.L. 2009. Kiat Nyaman Mengajar di dalam Kelas Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.

Rahayu, E. 2001. Keterampilan Siswa SMU dalam Mengajukan Pertanyaan Tertulis pada Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Rustaman, N.Y. 2005. Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: C.V Alfabeta.

Shaleh, A.R. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi Misi dan Aksi Divisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(6)

Suherni. 2011. Analisis Keterampilan Bertanya Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Keragaman pada Tingkat Organisasi Kehidupan SMP Negeri Kabupaten Deliserdang. Medan: Thesis Universitas Negeri Medan.

Sukmadinata, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tanner, K.D. 2009. Approaches to Biology Teaching and Learning: Talking to Learn: Why Biology Students Should Be Talking in Classrooms and How to Make It Happen. CBE-Life Sciences Education 8, 89-94.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka, 2002, hal. 146.

Tritapoe, A. & Eucabeth Odiambo. 2010. Effective Questioning Techniques to Increase Class Participation. Journal of Student Research. Department of Teacher Education Shippensburg University. Vol.2 Number 1 Spring 2010 Uno, H.B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Usman, M.U. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, (Online), vol IV No. 2, September 2006, 101-102, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4206139148.pdf, diakses 12 Januari 2012).

Winasih, Y. 2009. Peningkatan Respon Siswa pada Pembelajaran IPS Melalui

Pendekatan Keterampilan Proses. Skripsi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta (Online).


Dokumen yang terkait

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015

4 26 187

PENERAPAN STRATEGI SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND Penerapan Strategi Survey, Question, Read, Recite And Review (SQ3R) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas IV Di SD Negeri Nglorog 5 Sragen.

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari Kec

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari

0 1 11

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 14

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 11

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND REVIEW) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS Penggunaan Metode Pembelajaran Sq3r (Survey, Question, Read, Recite And Review) Dengan Pemanfaatan Media Berbasis Komputer Untuk Meningkatka

0 0 15

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS IV.

0 0 26

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JEPANG (DOKKAI).

5 36 59