PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERNET DENGAN MOTIF KREATIF DAN MOTIF HIBURAN TERHADAP KARAKTER PESERTA DIDIK SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG.

(1)

x DAFTAR ISI

Hal JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan ... 8

2. Manfaat ... 9

D. Variabel Penelitian ... 10

E. Definisi Operasional ... 10

F. Paradigma Penelitian ... 11

G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 12

1. Asumsi ... 12

2. Hipotesis Penelitian ... 13

H. Metode Penelitian ... 14


(2)

xi BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Media Massa ... 15

1. Internet Sebagai Media Komunikasi ... 17

2. Pengaruh Penggunaan Internet ... 20

a. Dampak Negatif ... 20

b. Dampak Positif ... 22

B. Tantangan Globalisasi ... 24

1. Konsep Globalisasi ... 24

2. Proses Globalisasi ... 25

3. Globalisasi sebagai tantangan masa depan ... 26

C. Motivasi dan Kreativitas Penggunaan Internet ... 27

1. Konsep Motivasi ... 27

2. Konsep Kreativitas ... 33

a. Definisi Kreativitas ... 33

b. Ciri-Ciri Kreativitas ... 35

c. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ... 36

d. Tahap-Tahap Perkembangan Kreativitas ... 40

D. Karakter Peserta Didik sebagai Warga Negara ... 41

1. Pengertian Karakter ... 41

2. Pengertian Pendidikan Karakter ... 43

3. Konsep Warga Negara ... 46

4. Keterkaitan Media Internet dengan Karakter Peserta Didik ... 47

5. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter ... 49

6. Hasil Penelitian Terdahulu ... 54

E. Peran Media Internet di Sekolah ... 56

1. Internet sebagai sumber belajar ... 56


(3)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 60

B. Prosedur Penelitian... 61

C. Populasi dan Sampel ... 62

1. Populasi Penelitian ... 62

2. Sampel Penelitian ... 63

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 66

1. Definisi Operasional ... 66

2. Variabel Penelitian ... 69

E. Instrumen Penelitian... 70

1. Pengujian Instrumen ... 72

a. Uji Validitas ... 72

b. Uji Reliabilitas ... 73

2. Uji Coba Instrumen ... 75

F. Teknik Pengumpulan Data ... 76

G. Teknik Analisis Data ... 77

1. Uji Pra syarat Analisis ... 77

a. Uji Normalitas ... 77

b. Uji Homogenitas ... 78

c. Uji Linieritas ... 78

2. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 84

1. Deskripsi data ... 84

2. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ... 112

a. Uji Normalitas ... 112

1) Hasil uji normalitas variabel X1... 112

2) Hasil uji normalitas variabel X2... 114

3) Hasil uji normalitas variabel Y ... 115


(4)

xiii

1) Hasil Uji Homogenitas Variabel X1 ... 117

2) Hasil Uji Homogenitas Variabel X2 ... 118

3) Hasil Uji Homogenitas Variabel Y ... 119

c. Uji Linieritas ... 120

1) Hasil uji linieritas data variabel X1 dan Y ... 120

2) Hasil uji linieritas data variabel X2 dan Y ... 121

3. Hasil Uji Hipotesis ... 122

a. Uji Hipotesis Pertama ... 122

b. Uji Hipotesis Kedua ... 125

c. Uji Hipotesis Ketiga ... 129

B. Pembahasan ... 132

1. Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1) Terhadap Karakter (Y) ... 134

2. Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Hiburan (X2) Terhadap Karakter (Y) ... 141

3. Pengaruh Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1) dan Motif Hiburan (X2) secara bersama Terhadap Karakter (Y) ... 147

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 157

1. Umum ... 157

2. Khusus ... 159

B. Rekomendasi ... 161

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN–LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(5)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 The Relationship Between Character and

Citizenship Education 52

Tabel 3.1 Sampel Penelitian 66

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 71

Tabel 3.3 Guilfords emprirical rule 73

Tabel 3.4 Bobot Nilai Angket 77

Tabel 3.5 Tabel konsultasi hasil perhitungan 79

Tabel 4.1 Deskriptives X1 90

Tabel 4.2 Deskriptives X2 99

Tabel 4.3 Deskriptives Karakter Peserta Didik 110

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Variabel Motif Kreatif (X1) 112 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Motif Hiburan (X2) 114 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Karakter (Y) 115

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data 117

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas X1 118

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas X2 118

Tabel 4.10 Hasil Homogenitas Y 119

Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Data Variabel X1 atas Y 120 Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Data Variabel X2 atas Y 121

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas 121

Tabel 4.14 Persamaan Regresi Y atas X1 123


(6)

xv

Tabel 4.16 Korelasi Antara Variabel X1dengan Y 124

Tabel 4.17 Koefisien Determinasi X1 terhadap Y 125 Tabel 4.18 Persamaan Regresi Variabel Y atas X2 126 Tabel 4.19 Uji Keberatian Persamaan Regresi Variabel Y atas X2 127

Tabel 4.20 Korelasi antara Variabel X2 dan Y 127

Tabel 4.21 Koefisien Determinasi X2 terhadap Y 128

Tabel 4.22 Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 129 Tabel 4.23 Uji Keberatian Persamaan RegresiY atas X1 dan X2 130 Tabel 4.24 Hasil Pengujian Signifikasi Koefisien Korelasi Ganda 132 Tabel 4.25 Koefisien Determinan Motif Kreatif dan Motif Hiburan

Bersamaterhadap Karakter Peserta Didik 132


(7)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Paradigma Penelitian 12

Gambar 3.1 . Prosedur Penelitian 62

Gamber 3.2. Wilayah Kota Bandung 65

Gambar 3.3. Pola hubungan antar variabel 69

Gambar 4.1 Kondisi Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif 91 Gambar 4.2 Kondisi Penggunaan Media Internet dengan Motif Hiburan 100 Gambar 4.3 Kondisi Penggunaan Karakter Peserta Didik 111

Gambar 4.4 Normal Q-Q Plot Motif Kreatif (X1) 113

Gambar 4.5 Normal Q-Q Plot Motif Hiburan (X2) 115

Gambar 4.6 Normal Q-Q Plot Karakter Peserta Didik (Y) 116 Gambar 4.7 Determinasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat 134


(8)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Deskripsi Hasil Penelitian Lampiran 2 Angket Penelitian

Lampiran 3 Data Uji Coba Instrumen Penelitian

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Lampiran 5 Data General X1, X2. dan Y

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Statistik Lampiran 7 Surat Keterangan


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan karakter bangsa sudah diupayakan dengan berbagai bentuk seperti melalui pendidikan formal maupun nonformal. Namun, sampai saat ini belum terlaksana dengan optimal sehingga terjadi maraknya penyimpangan-penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh anak bangsa, baik itu remaja maupun dewasa. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dilakukan hampir dapat ditemui disemua kalangan masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, pejabat negara dan lain-lain.Pembangunan karakter tidak hanya tanggung jawab pemerintah, pendidik, keluarga, dan masyarakat tetapi media massa sebagai salah satu sarana yang efektif juga bertanggung jawab terhadap pendidikan karakter mengingat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi tidak sedikit dari pengaruh media seperti video porno. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dadang Hawari dalam Yusuf Syamsu, (2008: 36-37) bahwa :

perubahan-perubahan yang serba cepat sebagai konsekuensi globalisasi, modernisasi, industrialisasi, dan IPTEK telah mengakibatkan pada perubahan nilai-nilai sosial dan budaya. Perubahan ini antara lain pada nilai moral, etika, kaidah agama dan pendidikan anak di rumah, pergaulan, dan perkawinan. Perubahan ini muncul karena pada masyarakat terjadi pergeseran pola hidup yang bercorak social religious ke pola individual matrealistis dan sekuler. Salah satu dampaknya perubahan itu adalah terancamnya lembaga perkawinan yang merupakan lembaga pendidikan dini bagi anak dan remaja. Demikian pulan pola hidup konsumtif telah mewarnai kehidupan anak dan remaja di perkotaan, yang dampaknya adalah kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya (NAZA).


(10)

Pembangunan karakter harus terus dilakukan tanpa mengesampingkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan warga negara yang berspektif global bertindak lokal. Hal ini sesuai dengan pendapat Naisbitt (1990: 68) bahwa warga negara dalam era globalisasi saat ini harus “think globally act locally. Lebih lanjut, Wahab memperjelas dalam konteks Indonesia bahwa dalam era globalisasi saat ini diperlukan warga negara Indonesia yang senantiasa berpikir global, refleksi nasional dan bertindak lokal (Wahab, 1996: 27).

Sedangkan,teori tentang Cultural Lag atau ketertinggalan budaya dari Ogburn bahwa pertumbuhan atau perubahan unsur kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya yaitu kecenderungan dari kebiasaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi sosial yang tertinggal di belakang perubahan kebudayaan materiil (Supardan, 2008: 157). Ketidakseimbangan perubahan antara budaya material dan immaterial itulah yang disebut dengan ketertinggalan budaya. Media internet sebagai budaya materiil lebih cepat perubahannya sedangkan tata krama sebagai unsur budaya immaterial lebih lambat perubahannya sehingga terpengaruh terhadap perkembangan budaya materiil. Diperkuat oleh pendapat Kenichi Ohmae dalam bukunya yang berjudul Borderless World: Power and Strategy in the Interlinked Economy (1996) dan The End of Nation State : The Rise of Regional Economies (1996), (Budimansyah, 2010: 9-10) mengatakan bahwa dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografis dan politik relatif masih tetap. Namun kehidupan dalam suatu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, inovasi, dan industri yang membentuk peradaban modern.


(11)

Menurut (Giddens,1990) Perlu di catat bahwa proses globalisasi tidak berbasis pada kekuatan tunggal secara terpisah, seperti kapitalisme, teknologi informasi komunikasi, kapitalisme, militerisme, sistem negara-bangsa dan pembagian kerja internasional. (Kalidjernih,2007)

Dalam konteks teknologi, dengan hadirnya internet misalnya, ada beberapa dampak yang patut dicatat. Pertama, salah satu pengaruh yang amat kuat dari munculnya komunikasi melalui internet adalah hilangnya diferensiasi sosial dan dengan itu menjadi tidak relevan lagi berbagai hierarki sosial. Hubungan sosial semakin ditentukan oleh kebebasan dan kepercayaan dan bukannya oleh pengekangan dan ketundukan kepada kekuasaan. Kedua, dengan adanya arus lalu lintas informasi melalui information superhighway, hampir tidak mungkin pula mengawasi akses setiap orang kepada informasi mengenai apa saja (Abrar, 2003), (Yusuf, Iwan Awaluddin. “Mendiskusikan Dampak Media dan Teknologi ”. http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/05/mendiskusikan-dampak-media-dan-teknologi/, 10/06/2010)

Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain.

Implikasi dari proses globalisasi itu kemudian meningkatnya tendensi global dalam membangun struktur tunggal yang mengatur aliran uang, ide, manusia dan barang, termasuk proses distribusi dan interaksi di bidang ekonomi, politik dan budaya. Intensifnya globalisasi yang dipromosikan media, saluran


(12)

teknologi informasi dan instrumen global lainnya mampu menembus batas-batas negara.

Semua orang menyadari bahwa sekarang ini proses dan pengaruh globalisasi makin dirasakan sebagai bagian dari kehidupan manusia (Purnamasari,2010:1). Namun, hingga kini dampak negatif semakin meningkat terutama terkait dengan tatanan karakter yang mana banyak perilaku warga negara yang menyimpang dari nilai-nilai, karakter dan norma. Hal ini sesuai dengan pendapat Djahiri (2006: 13), dalam kehidupan dan generasi inilah keberadaan tatanan norma dengan perangkat nilai karakter luhur goyah, tergeser dan atau tergusur.

Menurut Djahiri (2006: 11)“Iptek telah melahirkan temuan konsep/dalil dan produk baru yang serba elektronik – masal meninggalkan ketergantungan manusia dan kehidupannya terhadap tenaga manusia, binatang, dan alam serta memperpendek jarak waktu antar space”. Hal ini nampak dengan munculnya berbagai media yang digunakan untuk berkomunikasi, salah satunya adalah media internet. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia yang memungkinkan setiap orang berkomunikasi dengan orang lain yang berada di negara lain atau tempat yang jauh tanpa mengenal batas dan waktu.

Pada tataran individu dalam hal ini peserta didik, orang yang menggunakan internet akan mengalami realitas di luar apa yang dijalaninya sehari-hari. Pada titik tertentu orang-orang yang mengakses teknologi informasi dengan fasilitas komunikasi via internet misalnya, menjadi tidak peduli dengan tatanan karakter, sistem nilai dan norma yang telah disepakati dalam masyarakat


(13)

selama berabad-abad yang tidak lagi peduli pada aturan yang ada.Beberapa tahun terakhir sejak internet menjadi media yang paling diminati oleh masyarakat dunia, banyak sekali kasus-kasus yang muncul sehubungan dengan penggunaan media ini. Sebaliknya, sejarah juga mencatat kontribusi positif internet.

Masuknya lembaga pers dalam memanfaatkan internet untuk jurnalisme misalnya, telah membantu masyarakat dalam memanfaatkan teknologi ini secara maksimal. Internet mampu mewadahi teknologi cetak, radio dan televisi; semakin bertambahnya kemampuan internet dalam menyajikan tampilan atraktif dan kecepatan yang semakin tinggi, semakin banyak orang menjadikan internet tidak hanya untuk mencari informasi tetapi juga berbagai keperluan lain seperti untuk mencari jodoh, teman kencan, pekerjaan, beasiswa, hingga transaksi barang-barang ilegal.

Sedangkan dari sisi ilmu pengetahuan, khsususnya terkait dengan riset ilmiah, internet memberikan sumbangan yang sangat besar, terutama berkaitan dengan pengurangan personel pengambilan data, biaya untuk mengurangi perjalanan fisik, dan penghematan waktu. Selain server-server yang menyediakan data sekunder, komunitas-komunitas dunia maya merupakan sumber penyedia responden untuk mendapatkan data primer dengan lebih cepat, mudah, dan biaya lebih murah. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan karakter yang dilakukan oleh media agar tidak terjadi peningkatan penyimpangan karakter dan akhlak pada berbagai kalangan masyarakat mengakibatkan kemerosotan karakter.


(14)

Menurut Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah Republik Indonesia tahun 2010-2025 (2010:2) akan terjadi :

(1) disorientasi dan belum dihayati nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya berbangsa dn bernegara, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian bangsa.

Selain itu, akan terjadi kejahatan dan demoralisasi umat manusia yang mana beberapa indikator yang digunakan kemudian dijadikan ukuran bagi perkembangan kualitas kehidupan suatu bangsa. Lebih lanjut, menurut Lickona (1992: 53) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa yaitu: meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, ketidakjujuran yang membudaya, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orangtua, guru dan figur pemimpin, pengaruh peer group terhadap tindakan kekerasan, meningkatnya kecurigaan dan kebencian, penggunaan bahasa yang memburuk, penurunan etos kerja, menurunnya rasa tanggungjawab individu dan warga negara, meningginya perilaku merusak diri dan semakin kaburnya pedoman karakter.Karakter bangsa Indonesia yang sebelumnya berpegang pada ajaran-ajaran agama, nilai-nilai luhur bangsa terus mengalami kemerosotan secara cepat. Namun, berbagai bentuk pelanggaran itu dengan segera dan instan menyebar melalui media komunikasi instan seperti internet.Pada saat ini nampaknya telah terjadi kecenderuangan pengguna internet yang kerap mengeyampingkan nilai-nilai dan karakter etika padahal dalam tatanan sosial, etika sangat diperlukan guna menghindari terjadinya pergesekan yang berujung konflik. Selain itu juga warga negara muda Indonesia dengan tiadanya unsur ini menyebabkan manusia


(15)

Indonesia terombang-ambing, lemah karsa, mudah diarahkan pada hal-hal yang “bengkok” (Soewardi, 2005:138).

Kondisi watak atau “karakter” manusia umumnya dewasa ini, sejak dari level internasional sampai kepada tingkat personal individual, khususnya bangsa kita, kelihatan mengalami berbagai disorientasi dan kemerosotan. Bagi sebagian warga negara dalam hal ini peserta didik menggunakan dan mengekplorasi media internat dianggap sebagai sebuah cara untuk mengetahui perubahan gaya hidup modern. Seorang dikatakan modern apabila bisa mengikuti mode-mode atau gaya hidup yang banyak di gunakan oleh masyarakat moderen. Di sisi lain, kegemaran mengunakan internet memiliki dampak terhadap perilaku dan karakter peserta didikjika intensitas menggunakaninternet dengan motif yang digemarinya, seorang remaja cenderung akan menghabiskan waktunya bahkan menyita waktu belajarnya. Penggunaan internet dikalangan peserta didik tidak hanya dilakukan untuk kepentingan yang menunjang kegiatan akademiknya, akan tetapi beragam motif penggunaannyasebagai kebutuhan manusia dalam mengaktualisasikan diri. Hal tersebut sesuai dengan pendapatMenurut Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: need for achievement (kebutuhan akan prestasi), need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan pendapatnya Maslow), dan need for Power (dorongan untuk mengatur). Diperkuat pendapat pada pendapat McQuail (2002:72),yakni : 1) Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interaksi sosial, serta 4)Hiburan. Sedangkan,menurut Herbert Blumber dan Katz tidak hanyadipengaruhi teori kegunaan tetapi kepuasan juga berpengaruh. Oleh karena itu, penelitian ini penting agar di hasilkan suatu informasi yang dapat memberikan


(16)

gambaran tentang Pengaruh penggunaan Internet dengan Motif Kreatif dan Hiburan oleh para peserta didik sehingga dapat memberikan informasi serta pemahaman di kalangan sekolah, orang tua serta lingkungan yang pada akhirnya menjadi masukan atau berkontribusi dalam pembuatan kebijakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, permasalahan pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan motif hiburan terhadap karakterPeserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung?” Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, penulis merumuskan beberapa sub-permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruhpenggunaan media internet dengan motif kreatifterhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung? 2. Apakah ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan

terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung? 3. Apakah pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan

pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta


(17)

didikSekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bandung. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah mencari, menganalisis informasi dan menguji hipotesis serta mengukangkap:

a. Ada tidaknya pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung.

b. Ada tidaknya pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik pada SMA Negeri di Kota Bandung.

c. Ada tidaknya pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dan pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didikpada SMA Negeri di Kota Bandung.

2. Manfaat

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara teoritik (keilmuan) maupun secara praktis (empirik) di lapangan. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian terhadap pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah, sehingga memperkuat landasan keilmuan PKn terutama dalam upaya membangun karakterpeserta didik yang pada akhirnya akan memperkuat landasan dimensi pendidikan kewarganegaraan (Civic Knowledge, Civic Skill, Civic Disposition)

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak yang diuraikan berikut ini:

a. Guru mata pelajaran PKn: Agar mampu menelaah secara praktis perlunya implementasi pembelajaran PKn di lingkup sekolah ataupun di luar sekolah terkait penggunaan media internet.


(18)

b. Warga masyarakat pada umumnya: Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pembiasaan dalam melakukan perbuatan baik sehingga dapat membangun karakter baik (good character).

c. Institusi Pemerintah: Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi yang dapat mempertegas pentingnya habituasi dalam bentuk keteladanan dari pejabat pemerintah yang dapat menjadi contoh pembangunan karakter baik (good character).

d. Pemerhati Pendidikan: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pengkajian yang lebih komprehensif dalam mengembangkan pendidikan karakter sehingga pembangunan karater baik pada warga negara muda dapat segera terwujud.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian berupa dua variabel bebas yaitu penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dan penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2) serta satu variabel terikat yaitu karakter peserta didik (Y).

E. Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel dalam penelitian ini, agar tidak mengundang banyak penafsiran maka dirumuskan sebagai berikut:

1. Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1)

Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatifadalah aktivitas dalam menggunakan media internet yang dilakukan oleh peserta didik yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya,


(19)

memperinci suatu gagasan dan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru.

2. Penggunaan Media Internet dengan Motifhiburan (X2) adalah aktivitas dalam menggunakan media internet yang dilakukan oleh peserta didik yang berusaha untuk mengemas lebih santai sehingga pemenuhan kebutuhan akan hiburan itu bisa terpenuhi dan dapat pula untuk mengisi waktu luang sehingga ketika akan melakukan aktivitas menjadi lebih semangat dengan ide-ide yang baru.

3. Karakter peserta didik (Y) adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan yang berisikan nilai-nilai, tampilan perilaku kebaikan yang di tampilkan peserta didik atas dasar pertimbangan pengetahuan, perasaan, dan bertindak secara moralitas.

F. Paradigma Penelitian

Sugiyono ( 1998 : 24) menyatakan bahwa paradigma penelitian adalah: “Pandangan atau model, atau pola pikir yang dapat dijabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”.

Dari deskripsi diatas, dijelaskan bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan dan pengaruh antara variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburandengan variabel karakter peserta didik sekolah yang merupakan salah satu dari sekian


(20)

banyak faktor yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan dan penurunankarakter peserta didik di sekolah.

Untuk lebih jelasnya paradigma penelitian tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut ini:

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan asumsi sebagai berikut:

a. Dampak media (media effects) adalah perubahan kesadaran, sikap, emosi, atau tingkah laku yang merupakan hasil dari interaksi dengan media. Istilah tersebut sering digunakan untuk menjelaskan perubahan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh pangaruh/terpaan media. (Yusuf, Iwan


(21)

Awaluddin. “Mendiskusikan Dampak Media dan Teknologi”. http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/05/mendiskusikan-dampak-media-dan-teknologi/, 5 Mei 2010). McQuail (2000: 417-421) dalam Yusuf, Iwan Awaluddin. “Mendiskusikan Dampak Media dan Teknologi”. http://bincangmedia.wordpress.com/2010/05/05/mendiskusikan-dampak-media-dan-teknologi/, 5 Mei 2010) menyatakan bahwa media diyakini mempunyai kekuatan yang sangat berpengaruh dalam menentukan opini dan keyakinan, mengubah kebiasaan hidup (habits of life) dan menentukan perilaku sebagaimana ditentukan oleh pengontrol pesan atau media.

b. Menurut Soedarsono (2000:11), bahwa karakter merupakan nilai-nilai dalam diri kita yang dipadukan dengan nilai-nilai moral dari luar yang diinternalisasikan dan terpatri dalam jiwa kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang mewujud dalam sistem daya dorong, yang melintasi pemikiran, sikap dan perilaku kita.

2. Hipotesis Penelitian

Bertolak dari asumsi tersebut dan mengacu kepada rumusan masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis mayor penelitian sebagai berikut: “penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan berpengaruh terhadap karakter peserta didik”. Untuk lebih spesifik selanjutnya dirumuskan hipotesis minor sebagai berikut:

1. Ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif dengan karakter peserta didik.


(22)

2. Ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburandengan karakter Peserta didik.

3. Ada pengaruh positif penggunaan media internet denganmotif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan dengan karakter peserta didik.

Dari deskripsi diatas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel, yaitu penggunaan media internet dengan motif kreatif sebagai variabel “ X1 ” penggunaan media internet dengan motif hiburan sebagai variabel “ X2” dan karakter peserta didik sebagai variabel “ Y”

H. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifdari Creswell (1994:177). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk mengukur banyaknya variabel, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, dengan teknik kuesioner untuk mengumpulkan data.

I. Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SMA Negeri se-kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri kota Bandung. Sampel penelitian adalah 159peserta didik kelas IX pada SMAN2, SMAN 4, SMAN 8 , SMAN 24, dan SMAN 25.


(23)

60 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur, mendeskripsikan, menganalisis variabel, menganalisis hipotesis, serta membuat penapsiran dari pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena,(Creswell, 1994:177). Selain itu menurut Schumacher dan Millan (2001,:22) Pendekatan kuantitatif memiliki tujuan mengembangkan hubungan antara dua variabel terukur, dan proses penelitiannya dikembangkan sebelum studi dimulai. Pendekatan kuantitatif memiliki konsep kunci dengan adanya peubah. Selanjutnya untuk mendapatkan makna atau kesimpulan penelitian, dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik.Perhitungan dan pengolahan data statistik, peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package for Service Solution) versi 19.0.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya ( Sukardi, 2005:157), dengan metode ini peneliti memungkinkan melakukan analisis hubungan antar variabel serta menguji hipotesis.


(24)

B. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, disusun prosedur penelitian dengan sistematika, sebagai berikut :

1. Perumusan masalah

2. Pengkajian dan pengembangan teori yang mencakup teori-teori tentang penggunaan internet, Motif Kreatif, Motif Hiburan dan karakter peserta didik. 3. Penyusunan hipotesis

4. Penyusunan instrument pengumpulan data sesuai dengan rumusan masalah, landasan dan kerangka teoritik.

5. Pemilihan unit penelitian, yaitu sejumlah SMA Negeri di kota Bandung. Kemudian dan pemilihan responden penelitian yaitu pesertadidik kelas XI SMA Negeri yang bersangkutan.

6. Pengumpulan data melalui kuesioner

7. Pengolahan data dengan cara melakukan verifikasi, pengolahan data statistik, analisis dan interpretasi hasil penelitian


(25)

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi merupakan aspek penting dalam penelitian. Populasi sangat diperlukan dalam menjawab masalah. Sebagaimana di kemukakan oleh Akdon dan Sahlan (2005:96) yaitu: “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.Sugiyono (2008:96) memberikan pengertian bahwa :


(26)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi inisering juga disebut universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidupmaupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur ataudiamati.Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri yang berada di Kota Bandung. Adapun pemilihan populasi peserta didik SMA Negeri di kota Bandung, karena kondisi dan sifat peserta didik SMA Negeri di kota Bandung ada hubungan dengan tujuan penelitian ini; Kota Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dimana dalam perkembangan dan penggunaan teknologi internet sangat pesat perkembangannya. Pesat dan cepatnya pengunaan teknologi internet secara tidak langsung telah memberi dampak atau pengaruh terhadap karakter dan perilaku penggunanya dalam hal ini adalah peserta didik. Berdasarkan data yang diambil dari website Dinas Pendidikan Kota Bandung diperoleh informasi atau data jumlah SMAN yang ada kota Bandung sampai dengan update data terakhir 11-04-2011 adalah sebanyak 27 sekolah.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama. Akdon dan Sahlan (2005:98) mengemukakan pengertian sampel, yaitu:

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan


(27)

diperoses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.

Dapat diartikan bahwa bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Ketidak mungkinan peneliti untuk meneliti semua populasi dalam jumlah yang besar, dapat disebabkan oleh keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Penggunaan sampel dapat memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi. Penggunaan sampel juga dapat membuat penelitian menjadi lebih efisien.Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif" (mewakili),sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasipopulasinya, karena dalam penelitian ini populasi cukup luas dan tersebar di semua wilayah Kota Bandung maka dalam penelitian ini di gunakan kombinasi pengambilan sampel secara sampel acak bertingkat (Multi stage random sampling) dan propotional random sampling.

Ada pun langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama memilih SMA Negeri Di Kota Bandung secara stratifikasi

wilayah, dimana meliputi 6 wilayah. Pertama yaitu Wilayah Cibeunying yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 5, SMAN 10, SMAN 14, SMAN 19, SMAN 20, SMAN 27. Keduayaitu Wilayah Bojonagara yakni SMAN 4,SMAN 6,SMAN 9, SMAN 13, SMAN 15. Ketiga yaitu Wilayah Karees yakni SMAN 7, SMAN 8, SMAN 11, SMAN 12, SMAN 16, SMAN 22. Keempat Wilayah Tegal lega yakni SMAN 17, SMAN 18. Kelima Wilayah Ujung Berung yakni SMAN 23, SMAN 24, SMAN 26. KeenamWilayah Gede bageyakni SMAN 21 SMAN 25. Sebaran wilayah penelitian sebagai berikut:


(28)

Gambar 3.2 Wilayah Kota Bandung

Selanjutnya dari masing-masing wilayah diambil 1 SMA secara acak sehingga didapat jumlah seluruh SMA yang di jadikan sampel penelitian adalah 6 SMA. 2. Langkah Kedua adalah penentuan kelas yang akan di teliti. Pada setiap sekolah

ada 7 sampai 9 kelas. Dari jumlah kelas tersebut diambil masing-masing kelas XI sebanyak satu kelas yang nantinya akan dihasilkan 6 kelas. Setiap kelas akan mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, oleh karena itu pemilihan responden menggunakan sistem random (acak).

3. Langkah ketiga adalah penentuan responden; dari masing-masing sekolah diambil satu kelas secara acak (random). Selanjutnya teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin (dalam Husein Umar,

2003: 120), yaitu:

1

.

2

+

=

d

N

N

n


(29)

Keterangan:

n adalah jumlah sampel, N adalah populasi, dan d2 adalah presisi (untuk kehati-hatian, dalam penelitian ini presisi ditetapkan 5%).

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Wilayah Sekolah Proporsi Sampel

1 Cibeunying SMAN 4 24

2 Bojonagara SMAN 2 27

3 Karees SMAN 8 27

4 Tegalega SMAN 17 27

5 Ujung Berung SMAN 24 27

6 Gedebage SMAN 25 27

Jumlah 159

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian 1. Definisi Operasional

Komarudin (1986:57) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Dengan adanya definisi operasional ini, maka tujuannya untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyak istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Penjelasan umum mengenai variabel yang akan diteliti itulah makna dari definisi operasional. Definisi operasional ini bukan merupakan teori yang di konsep oleh peneliti melainkan merupakan pendapat peneliti yang berdasarkan teori-teori tertentu.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, berikut ini disampaikan definisi operasional seperti dibawah ini:


(30)

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747) yang dimaksud dengan pengaruh adalah: “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan”. Menurut Arikunto (1997:31) “Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua

2. Penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) adalah aktivitas dalam menggunakan media internet yang dilakukan oleh peserta didik yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan dan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru.

3. Penggunaan media internet dengan motifhiburan (X2) adalah aktivitas dalam menggunakan media internet yang dilakukan oleh peserta didik yang berusaha untuk mengemas lebih santai sehingga pemenuhan kebutuhan akan hiburan itu bisa terpenuhi dan dapat pula untuk mengisi waktu luang sehingga ketika akan melakukan aktivitas menjadi lebih semangat dengan ide-ide yang baru.

4. Dalam istilah Inggris, karakter berpadanan dengan “Character” yang dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English (2000)


(31)

dapat berarti: (1) all the qualities and featuresthat make a pearson, groups of people, and places different from others ( semua baik kualitas maupun ciri-ciri yang membuat seseorang, kelompok atau tempat berbeda dari yang lain); (2) The way that something is, or a particular quality or feature that a thing, an event or a pleace has (cara yang khas atau kekhasan yang dimiliki sesuatu, peristiwa atau tempat); (3) strong personal qualities such as the ability to deal with difficult or dangerous situasions (kualitas pribadi yang tanguh misalnya kemampuan dalam menghadapi situasi yang sulit dan berbahaya); (4) the interesting or unusual quality that a place or a person has (kualitas menarik dan luar biasa yang dimiliki suatu tempat atau orang); (5) a person, particulary an unpleasant or strange one ( orang yang aneh atau tidak menyenangkan); (6) an intersting or unusual person (orang yang menarik dan luar biasa); (7) the opinion that people have of you, particulary of whether you can be trasted or relied on ( pendapat khalayak tentang anda, apakah anda dapat dipercaya) (Sapriya:2007). Peserta didik adalah murid sekolah terutama tingkat dasar dan menengah. Lickona (1992:50-51) mengartikan karakter berisikan “operative values” atau nilai-nilai yang di praktekan. Karakter memilliki tiga unsur yakni “moral knowing, moral moral felling, and moral behavior” atau pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral yang satu sama lainnya saling memiliki keterkaitan. Jadi dengan demikian karakterpeserta didik adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang


(32)

diterima dari lingkungan yang berisikan nilai-nilai, tampilan perilaku kebaikan yang di tampilkan peserta didik atas dasar pertimbangan pengetahuan, perasaan, dan bertindak secara moralitas.

2. Variabel Penelitian

Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti disebut sebagai pola dasar penelitian. Jadi pola dasar penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk pola dasar atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey terlihat pada gambar 3.4 berikut (Sugiyono, 2008:65-66).

X1 : Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif X2 : Penggunaan Media Internet dengan Motif Hiburan Y : Karakter Peserta Didik


(33)

Pola dasar penelitian atau pola hubungan antar variabel penelitian pada dasarnya merupakan rencana studi/penelitian yang menggambarkan prosedur dalam menjawab pertanyaan masalah penelitian. Menurut Stelltiz dalam Umar (2003:90) terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu: desain eksploratoris, desain deskriptif, dan desain kausal. Desain eksploratoris merupakan desain penelitian untuk menjajagi dan mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru atas persoalan-persoalan yang relatif baru. Desain deskriptif merupakan desain penelitian yang bertujuan menguraikan sifat atau karakteristik suatu gejala atau masalah tertentu, dan desain kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan atau pengaruh antar variabel.

Dengan mengacu pada masalah penelitian serta jenis desain penelitian, maka desain penelitian ini adalah desain kausal, dimana kajiannya dimaksudkan untuk menganalisis hubungan/pengaruh antar variabel yaitu Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1) dan Penggunaan Media Internet dengan Motif Hiburan (X2) serta Karakter Peserta didik (Y). Kedua variabel bebas (X1 dan X2) dihubungkan terhadap variabel terikat (Y) dengan pola hubungan : (1) hubungan antara variabel X1 terhadap variabel Y, (2) hubungan antara variabel X2 terhadap Variabel Y, dan (3) hubungan antara variabel X1 dan Variabel X2 secara bersama-sama dengan Variabel Y.

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen


(34)

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148).

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

VARIABEL INDIKATOR SUB

INDIKATOR

No Butir Soal Pengunaan

Media internet dengan motif kreatif dan hiburan (X)

1. Penggunaan Media Internet dengan Motif Kreatif (X1)

1. Mempunyai minat yang luas.

2. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

3. Merasa tidak puas. 4. Percaya diri.

5.Ulet dan suka bekerja keras. 1-5 6-7 8-9 10-13 14-17 3. Penggunaan

Media Internet dengan Motif Hiburan (X2)

1. Searching informasi mengenai hobi.

2. Searching informasi mengenai film, musik. 3. Mencari data

/informasi berupa gambar.

4. Bermain games.

5. Download/Upload data film atau musik.

6. Berkomunikasi dengan sesama pengguna internet melalui Facebook, Mesengger dll.

7. Membuka atau mengunjungi website dewasa. 18-21 21-22 24-26 27-28 29-32 33-35 36-37

Karakter (Y) Moral Knowing (Pengetahuan Moral)

1. Moral Awarnes (kesadaran moral) 2. Knowing moral values

(pengetahuan tentang nilai-nilai moral) 3. Perspective-taking

(Penentuan Sudut pandang)

4. Decision

38-39 40-41

42-43


(35)

making(kemampuan mengambil sikap) 5. Self knowlegde

(pengenalan diri)

46-47 Moral Feeling

(Perasaan Moral)

1. Conscience (kesadaran jati diri).

2. Self esteem (percaya diri)

3. Emphaty (kepekaan thd org lain)

4. Loving the good (cinta Kebenaran)

5. Self control (pengendalia diri) 6. Humanity (rendah hati)

48-49 50-51 52-53 54-55 56-57 58-59 Moral Action (Perilaku Moral)

1. Competence (Kompetensi) 2. Will (keinginan) 3. Habit (kebiasaan)

60-61 62-64 65-67

1. Pengujian Instrumen a) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2005:267). Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas konstrak (construct validity) dan validitas isi (content validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,


(36)

ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2008:177).

Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan berdasarkan pengalaman selesai, maka diteruskan dengan uji validitas empirik (empirical-validity) di lapangan, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, selajutnya untuk pengolahan data digunakan program SPSS versi 19.

Nilai r yang diperoleh dengan menggunakan rumus Product Moment dari Karl’s Pearson kemudian diuji lagi. Uji r dilakukan juga dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.Menurut Sujana (1986:377) jika hitung > t-tabel, maka item dianggap berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Dan sebaliknya apabila, t-hitung < t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana t tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf signifikansi 1-α dan dk =n-2.Keeratan hubungan di interprestasikan dengan menggunakan aturan Guilford (Guilford’s Emprirical Rule) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Guilford’s Emprirical Rule 0 < r ≤ 0,2 Sangat Rendah 0,2 < r ≤ 0,4 Rendah

0,4 < r ≤ 0,6 Cukup 0,6 < r ≤ 0,8 Tinggi

0,8 < r ≤ 1 Sangat Tinggi b) Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama


(37)

(Sugiyono, 2005:267). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomo 5 genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Momen, selanjutnya pengolahan data menggunakan program komputer SPSS versi 19.

Selanjutnya pemberian interpretasi terhadap reliabilitas .Umumnya digunakan standar reliabiliatas (rl) uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 yang berarti hasil uji coba tes-nya memiliki reliabilitas tinggi. Reliabilitas (rl) uji coba kurang dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas kurang (un-reliable). Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi

0,40 sampai dengan 0,59 : cukup 0,20 sampai dengan 0,39 : rendah 0,00 sampai dengan 0,19 : tidak reliabel Riduwan dan Sunarto (2007:348) mengatakan:


(38)

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reiliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stability/test retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen).

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti reliabel (Riduwan dan Sunarto, 2007:353).

2. Uji Coba Instrumen

Untuk melakukan uji coba instrumen secara empirik dalam penelitian ini dilakukan pada 37 responden (peserta didik) yang berada di luar popuasi yang diteliti, kemudian diambil secara acak.

Berdasarkan hasil uji cobavaliditas menunjukkan bahwa, dari 17 item pertanyaan variabel X1dan 20 item pertanyaan untuk variabel X2yang diujicobakan, secara kebetulan seluruh item pertanyaan yang diujikan valid. Selanjutnyadari 30 item pertanyaan variabel Y yang diujicobakan, terdapat 1 item pertanyaan yang tidak valid dan perlu diperbaiki. (lihat lampiran 4).

Hasil uji reliabilitas menunjukan koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown = 0.806 atau koefisien korelasi> 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.


(39)

Hasil uji reliabilitas menunjukan koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown = 0.889 atau koefisien korelasi> 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Hasil uji reliabilitas menunjukan koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Karakter Peserta Didik (Y), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown= 0.928 atau koefisien korelasi> 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner mengenai persepsi peserta didik terhadap penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet motif hiburan terhadap karakter peserta didik.

Untuk perolehan data proses penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan dibuat dengan bentuk skala sikap dengan menggunakan SSHA (Survey of Study of Habits and Attitudes).) dari Brown dan holtzman. Pola skala terdiri dari Selalu, sering, Kadang-kadang, Jarang dan Tidak Pernah. Jawaban diberi bobot nilai 5 untuk selalu, sering bobotnya 4, Kadang-kadang bobotnya 3, Jarang bobotnya 2 dan tidak pernah bootnya 1.Adapun untuk karakter peserta didik penilaian angket


(40)

yang digunakan adalah skala lima kategori model likert (Sugiono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1 sampai dengan 5.

Bobot nilai untuk setiap jawaban berdasarkan Likkert, yaitu terdiri dari: Tabel 3.4

Bobot nilai angket

Jawaban Pilihan Bobot Nilai (Positif)

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Adapun untuk soal yang tidak valid setelah melalui konsultasi dengan dosen pembimbing disarankan soal tetap dipertahankan dengan perbaikan redaksi kalimat yang lebih disederhanakan sehingga mudah dipahami siswa dan option jawaban juga diperbaiki.Hasil validitas tes selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Persyaratan Analisis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata datanya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah dengan statistik


(41)

parametris, dan apabila datanya tidak normal, maka olah data yang digunakan dengan statistik nonparametris (Sugiyono, 2007:233). Selanjutnya untuk pengolahannya digunakan program komputer SPSS versi 19.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitasdigunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variannya. Pada penelitian ini di gunakan uji F dari Havley, biasanya digunakan untuk menguji homogenitas sebaran dua kelompok data. Jika probabilitas > 0.05; maka dapat diketahui data yang di uji memiliki varian yang homogen. Selanjutnya untuk pengolahan data digunakan program komputer SPSS versi 19.0.

c) Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel dipendent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265). Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.

2. Pengolahan dan Analisis Data a) Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data adalah merupakan cara yang ditetapkan dan dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji data yang diperoleh sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dalam mewujudkan tujuan penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat Surakhmad (1985:109) yang mengemukakan bahwa :

Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuat data itu ”berbicara”, sebab betatapun besarnya jumlah dan tingginya


(42)

nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam satu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap mempunyai bahan-bahan yang ”membisu seribu bahasa”.

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penyeleksian data yang diperoleh dari angket sehingga dapat diyakinkan bahwa data yang diperoleh layak untuk diolah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2) Pembobotan nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala yang telah ditentukan. 3) Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui

kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian. 4) Mencari kecenderungan skor rata-rata setiap variabel.

5) Mengkonsultasikan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan sebagai berikut :

Penentuan kualifikasi penafsiran dan rentang nilai dari konsultasi hasil perhitungan didasarkan dari pengembangan nilai skala yang ditetapkan oleh peneliti . Dari hasil pengembangan tersebut maka diperoleh tabel konsultasi hasil perhitungan kecenderungan rata-rata sebagai berikut :

Tabel 3. 5

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan Kecenderungan Skor Rata-Rata

RENTANG NILAI KRITERIA

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1, 01 – 2,00

0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah


(43)

b) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) terhadap Karakter Peserta Didik (Y). Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara penggunaan media internet dengan motif kreatifdankarakter peserta didik.

Ha : ada hubungan antara penggunaan media internet dengan motif kreatif dan karakter peserta didik.

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250). Selanjutnya pengolahan data menggunakan SPSS versi 19.

c) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh penggunaan media internetdengan motif hiburan (X2) terhadap karakter peserta didik (Y). Pertama kali yang


(44)

yang dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara penggunaan media internet dengan motif hiburan dankarakter peserta didik.

Ha: ada hubungan penggunaan media internet dengan motif hiburan dan karakter peserta didik.

Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

d) Untuk menguji hipotesis adanya saling pengaruh mempengaruhi antara penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dan penggunaan media internet dengan motif hiburan (X2)

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:


(45)

Ho : tidak ada hubungan antara penggunaan mediainternet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan.

Ha : ada hubungan antara penggunaan media internet dengan motif kreatifdanpenggunaan media internet dengan motif hiburan. Kemudian nilai t-hitung dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel dan Ha: diterima, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261). Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

e) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh antara penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dan penggunaan media internet dengan motif hiburan. (X2) secara bersama-sama terhadap Karakter peserta didik (Y).Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dan penggunaan media internet dengan


(46)

motif hiburan. (X2) secara bersama-sama terhadap karakter peserta didik (Y).

Ha : ada hubungan antara penggunaan media internet dengan motif kreatif (X1) dan penggunaan media internet dengan motif hiburan. (X2) secara bersama-sama terhadap Karakter peserta didik (Y).

Kemudian nilai F-hitung dibandingkan dengan nilai F-tabel dengan derajat kebebasan, dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5%, dengan ketentuan:

Ho: diterima, jika nilai F-hitung lebih kecil dari nilai F-tabel dan Ha: diterima, jika nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi ganda. Persamaan regresi ganda ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:267).


(47)

157

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan beberapa temuan penelitian yang telah diuraikan diatas tampak bahwa karakter peserta didik dipengaruhi penggunaan media internet. Derasnya informasi dari media internet berpengaruh dalam proses mengubah kepribadian seseorang, nilai dan etika, sistem budaya, gaya hidup dan prilaku seseorang. Agar dalam kehidupan global dapat bertahan tergantung kepada kemajuan moral manusianya. Membangun masyarakat yang bermoral adalah tanggung jawab semua kalangan termasuk pemerintah, sekolah, keluarga serta komponen lain yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu pendidikan karakter harus dilakukan secara terencana, fokus serta komprehensif agar pembentukan bangsa yang berkarakter dapat terwujud. Hal tersebut perkuat oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa karakter peserta didik dipengaruhi faktor lain selain penggunaan media internet.

Penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan memiliki korelasi positif dalam upaya pembinaan karakter peserta didik. Hal tersebut mengandung arti bahwa semakin tinggi aktivitas penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan tanpa disertai dengan upaya bimbingan dan pengarahan baik dari orang tua, sekolah dalam hal ini guru, maupun elemen masyarakat lainnya, maka


(48)

tuntutan dan tantangan terhadap pembinaan karakter peserta didik akan semakin berat.

Perkembangan penggunaan media internet oleh peserta didik dan anggota masyarakat lainnya yang cukup besar disertai motif yang benar dapat memberikan hasil yang baik atau buruk. Hal tersebut tergantung kepada aktivitas yang dipergunakan sewaktu menggunakan media internet.

Tingginya penggunaan media internet membutuhkan kesadaran dan komitmen yang kuat dalam mengatur penggunaan media terutama di tengah gencarnya penggunaan media internet yang makin murah dan mudah dan dapat ditemui di banyak tempat, dengan demikian tidaklah mungkin untuk menghentikan pengaruh dan dampak dari penggunan media internet tersebut tetapi dapat dengan cara membatasi dan `memilih dengan selektif. Hal tersebut sangat mungkin dilakukan melalui fungsi dan peran pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter di sekolah yang mempunyai tujuan untuk membina potensi peserta didik secara utuh, manusiawi, berbudaya serta membina dan mengembangkan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia sebagai jatidiri yang diyakini membudaya pada diri generasi selanjutnya.

Sekolah sebagai institusi pendidikan yang berperan aktif menanamkan nilai-nilai kepada para peserta didik harus memberikan perhatian yang serius terhadap pendidikan karakter ini. Penerapan pendidikan karakter di sekolah harus melibatkan semua unsur yang terlibat di sekolah itu. Iklim sekolah harus memberi peluang terjadinya interaksi positif antara peserta didik dengan nilai-nilai yang akan


(49)

diinternalisasikan, baik melalui keteladanan personal, diskusi, maupun proses belajar mengajar dalam arti seluas-luasnya. Pendidikan karakter di sekolah sebagai pelatihan nilai moral dan sangat strategis untuk membentuk, melatih, mengembangkan semangat kewarganegaraan dalam diri peserta didik melalui keteladanan anggota komunitas sekolah mulai dari Kepala Sekolah, Guru maupun elemen sekolah lainnya.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana dalam pembentukan karakter yaitu memberi kontribusi pendidikan ditujukan untuk mencapai terbentuknya karakter warga negara yang diinginkan atau diharapkan oleh bangsa Indonesia yaitu sesuai nilai-nilai luhur budaya Indonesia berlandaskan Pancasila dan wahana aktualisasi diri warga negara sesuai dengan hak, kewajiban, dan konteks sosial budayanya, melalui partisipasi aktif secara cerdas dan bertanggung jawab baik dilakukan secara formal dalam sekolah ataupun di lingkungan masyarakat, sehingga dampak atau akibat dari perkembangan informasi yang cepat, dalam hal ini media internet ditentukan oleh bijak atau tidaknya pengguna internet, dan pembelajaran untuk dapat menjadi warga negara yang baik dan cerdas (good and smart) dapat ditumbuhkan salah satunya dengan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pendidikan kewarganegaraan.

2. Kesimpulan Khusus

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dirumuskan beberapa kesimpulan khusus sebagai berikut:


(50)

a. Ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif kreatif terhadap karakter peserta didik sebesar 31,1%. Penggunaan media internet dengan motif kreatif melalui indikator keaktifan berdasarkan minat yang luas, rasa ingin tahu yang besar, merasa tidak puas, percaya diri serta ulet dan suka bekerja keras berpengaruh terhadap karakter berkenaan dengan konsep diri berupa penilaian diri (self esteem) dan pengendalian diri (self control).

b. Ada pengaruh penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik sebesar 13,6%. Penggunaan media internet dengan motif hiburan berupa aktivitas mencari informasi terkait hobi, film, musik, gambar, bermain games, download / upload, mengunjungi situs pertemanan Facebook, Twitter, Yahoo messenger, mengujungi situs porno berpengaruh terhadap karakter berkenaan dengan kemampuan self knowledge, self control serta will untuk mau berbuat baik dalam upaya mengembangkan nilai dan norma yang membentuk karakter sebagai warga negara yang baik dan cerdas (good and smart citizen). c. Penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet

dengan motif hiburan secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap karakter peserta didik sebesar 33,7%. Penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan yang terarah akan menghasilkan aktivitas kreatif dan produktif berupa web, blog, rekayasa dan pembuatan software, games, animasi film, rancang bangun berkaitan dengan hobi berpengaruh terhadap karakater peserta didik. Penggunaan media internet dengan motif yang baik akan memberikan landasan baru bagi terbentuknya sikap, watak


(51)

serta konsep dalam diri sehingga disadari bahwa hakikat teknologi internet diciptakan untuk memudahkan manusia dalam memecahkan masalah dalam kehidupan.

B.Rekomendasi

Berdasarkan pada kesimpulan tersebut diatas, dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Peserta didik pada usia remaja sebagai salah satu pengguna media internet belum mampu memilih dan memilah aktivitas penggunaan media internet yang bermanfaat dan cenderung terpengaruh oleh lingkungan tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif dan efek negatif yang akan diterima pada saat menggunakan media internet. Karena itu dibutuhkan kesadaran dan komitmen dalam mengatur mengatur penggunaan media dalam hal ini media internet dengan cara sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang lebih serius dilakukan pemerintah sehingga dapat berperan mengurangi dampak atau efek penggunaan media.

b. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional sebaiknya melakukan kerjasama dengan instansi atau lembaga yang terkait dengan media serta sekolah dan lembaga pendidikan dengan mengembangkan pelatihan mengenai internet bagi para peserta didik dengan harapan agar mereka memiliki


(52)

keterampilan, dengan tujuan pada pembentukan masyarakat yang cerdas, yaitu mengetahui, memahami dan mampu menganalisis.

2. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sebaiknya melakukan pembinaan karakter yang terintegrasi kedalam semua mata pelajaran dan dengan fokus pada sikap, nilai, kepercayaan atau keyakinan diri.

3. Penggunaan media internet dengan motif kreatif dan hiburan memiliki kontribusi terhadap upaya pembinaan karakter peserta didik di sekolah, sehingga perlu mengarahkan dan membimbing peserta didik agar dapat lebih bijaksana dalam penggunaan internet. Guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) mempunyai tugas menanamkan nilai moral kepada peserta didik agar dapat menyadari bahwa perkembangan teknologi , dalam hal ini media internet itu harus dimanfaatkan untuk hal yang baik dan positif. Selain itu perlu dikembang lanjutkan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran multimedia berbasis nilai, atau dengan pemberian tugas yang bersifat kontekstual. 4. Penelitian ini masih memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya dalam fokus permasalahan, sampel penelitian yang belum mencakup sekolah semua sekolah yang ada di kota Bandung baik swasta maupun negeri, dalam pengumpulan data melalui angket masih terdapat kekurangan diantaranya dalam menjawab pertanyaan angket para responden seperti yang tidak serius dan terkesan malu-malu. Peneliti berharap agar kedepan peneliti lain dapat mengkaji lebih jauh dari apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini agar pada akhirnya kajian di bidang


(53)

ini diharapkan lebih menarik dan lengkap. Beberapa aspek kajian yang dapat diteliti lebih jauh antara lain adalah :

a. Motif penggunaan media internet yang diteliti hanya penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik, sehingga kedepan perlu di teliti motif lainya seperti Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship).

b. Penelitian belum menjangkau sampel sekolah swasta, dan Sekolah Menengah Kejuruan serta belum membandingkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim . (2008).PKN dan Masyarakat Multikultural. Bandung : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, D. (2007). “ Pendidikan Demokrasi sebagai Konteks Civic Education di Negara Berkembang”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 1, Oktober , Hal.11-26. Budimansyah, D.(2008)Membangun Karakter Bangsa Di Tengah Arus

Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi:Reposisi Peran Pendidikan Kewarganegaraan.Pidato Pengukuhan guru besar tetap PPKN, IPS,IKIP.Bandung.

Cogan, John J & Derricott, Ray (1998), Citizenship for the 21st Century; an International Presfectives on Education. Kogan Pages.

Creswell, J.W. (1998). Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London: Publication.

____________. (2010). Research Design Qualitative & Quantitative Approach.Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djahiri, A,K (2006), Budimansyah dan syaifullah (ed) Esensi Pendidikan Moral dan PKn dalam di Era Globalisasi, 70 tahun Prof. Kosasih Djahiri, Bandung : Lab PKn UPI

Djahiri, A, K, (1996), Menelusuri Dunia Afektif: Pendidikan Nilai Dan Moral, Bandung Lab. PPMP IKIP Bandung

Departemen Pendidikan Nasional (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Effendi, Ridwan dan Malihah, Eli. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan sosial, budaya dan teknologi. Bandung: Yasindo Multi Aspek.

Fattah, A (2008), Pembangunan Karakter Unggul Generasi Penerus bangsa, Jakarta: PT ArgaPunlishing.


(55)

Hartono. (2008). “Mengembangkan karakter Diri Adab Karsa Tinggi”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 2, April 2008, Hal.167-178.

Kalidjernih, Freddy Kirana.(2010), Kamus Kewarganegaraan: Prespektif Sosiologikal dan Politikal,Bandung: Widiya Aksara Press.

Kalidjernih, Freddy Kirana.(2010),Penulisan Akademik.Bandung:Widya Aksara. Koesoema , D,A (2010), Pendidikan Karakter: Startegi Mendidik Anak di Zaman

Global, Jakarta: Kompas Gramedia

Kardiman (2009), Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-Situs Kewarganegaraan, Acta Civicus: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, vol. 2 no. 2, hlm. 158-159

Lickona, T (1992) Educating For Characting: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility, New York: Batam Books

Megawangi, R (2004), Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat Membangun Bangsa, Jakarta: BP Migas

Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Naisbitt.J dan Aburdene P. (1990).Megatrends 2000 Sepuluh Arah Baru untuk Tahun 1990-an.Jakarta: Binarupa Aksara

Nadhiroh (2009 ) Karakter dan Moral dalam Pendidikan Kewarganegaraantersedia pada : http://www.nadiroh.co.cc, diakses pada tanggal 20 Sepetember 2010

Noorsyam, M, (2001), Etika Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara Demi Terpeliharanya Integritas Nasionl, Jakarta: LKPBK

Pemerintah Republik Indonesia.(2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.

Prawira Budi, Triton. (2007). SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Purnamasari, M (2010).Pengaruh terpaan Media Internet Terhadap Karakter Siswa (Studi terhadap Siswa SMA Negeri di Kota Cimahi). Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(56)

Rogers, Everett M. (1983).Diffusion of Innovation. The Free Press, A Division of Macmillan Publishing C., Inc. New York.

Supardan, Dadang.(2008). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Structural.Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, Bandung: Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IIPTEK, Bandung: Alfabeta.

Setiawan, T. (2009). Komputer Untuk Anak: Panduan Wajib bagi Orang Tua, Yogyakarta: A’Plus Book.

Sjarkawi, (2005). Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: PT. Bumi Aksara. UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Sumantri, N. (2005). Menggagas Pembahruan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ubaedillah, dkk (2008). Pendidikan Kewarganegaran. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.

Jurnal

Sapriya. (2008). “ Persepektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 2, April 2008, Hal.199-214.

Suryadi, A. (2009). “ Pendidikan Kewarganegaraan Menyongsong Masa Depan Bangsa”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 3, no 1, Oktober , Hal.1-15.

Winataputra, Udin S dan Budimansyah, Dasim (2007).Civic Education: konteks, landasan, bahan ajar dan kultur kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Winataputra, Udin S (2001).Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia


(1)

162

keterampilan, dengan tujuan pada pembentukan masyarakat yang cerdas, yaitu mengetahui, memahami dan mampu menganalisis.

2. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sebaiknya melakukan pembinaan karakter yang terintegrasi kedalam semua mata pelajaran dan dengan fokus pada sikap, nilai, kepercayaan atau keyakinan diri.

3. Penggunaan media internet dengan motif kreatif dan hiburan memiliki kontribusi terhadap upaya pembinaan karakter peserta didik di sekolah, sehingga perlu mengarahkan dan membimbing peserta didik agar dapat lebih bijaksana dalam penggunaan internet. Guru pendidikan kewarganegaraan (PKn) mempunyai tugas menanamkan nilai moral kepada peserta didik agar dapat menyadari bahwa perkembangan teknologi , dalam hal ini media internet itu harus dimanfaatkan untuk hal yang baik dan positif. Selain itu perlu dikembang lanjutkan oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran multimedia berbasis nilai, atau dengan pemberian tugas yang bersifat kontekstual. 4. Penelitian ini masih memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya dalam fokus permasalahan, sampel penelitian yang belum mencakup sekolah semua sekolah yang ada di kota Bandung baik swasta maupun negeri, dalam pengumpulan data melalui angket masih terdapat kekurangan diantaranya dalam menjawab pertanyaan angket para responden seperti yang tidak serius dan terkesan malu-malu. Peneliti berharap agar kedepan peneliti lain dapat mengkaji lebih jauh dari apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini agar pada akhirnya kajian di bidang


(2)

163

ini diharapkan lebih menarik dan lengkap. Beberapa aspek kajian yang dapat diteliti lebih jauh antara lain adalah :

a. Motif penggunaan media internet yang diteliti hanya penggunaan media internet dengan motif kreatif dan penggunaan media internet dengan motif hiburan terhadap karakter peserta didik, sehingga kedepan perlu di teliti motif lainya seperti Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationship). b. Penelitian belum menjangkau sampel sekolah swasta, dan Sekolah Menengah

Kejuruan serta belum membandingkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, Dasim dan Suryadi, Karim . (2008).PKN dan Masyarakat

Multikultural. Bandung : Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Budimansyah, D. (2007). “ Pendidikan Demokrasi sebagai Konteks Civic Education di Negara Berkembang”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 1, Oktober , Hal.11-26. Budimansyah, D.(2008)Membangun Karakter Bangsa Di Tengah Arus

Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi:Reposisi Peran Pendidikan Kewarganegaraan.Pidato Pengukuhan guru besar tetap PPKN, IPS,IKIP.Bandung.

Cogan, John J & Derricott, Ray (1998), Citizenship for the 21st Century; an International Presfectives on Education. Kogan Pages.

Creswell, J.W. (1998). Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London: Publication.

____________. (2010). Research Design Qualitative & Quantitative Approach.Penerjemah Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djahiri, A,K (2006), Budimansyah dan syaifullah (ed) Esensi Pendidikan Moral dan PKn dalam di Era Globalisasi, 70 tahun Prof. Kosasih Djahiri, Bandung : Lab PKn UPI

Djahiri, A, K, (1996), Menelusuri Dunia Afektif: Pendidikan Nilai Dan Moral, Bandung Lab. PPMP IKIP Bandung

Departemen Pendidikan Nasional (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Effendi, Ridwan dan Malihah, Eli. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan sosial, budaya dan teknologi. Bandung: Yasindo Multi Aspek.

Fattah, A (2008), Pembangunan Karakter Unggul Generasi Penerus bangsa, Jakarta: PT ArgaPunlishing.


(4)

Hartono. (2008). “Mengembangkan karakter Diri Adab Karsa Tinggi”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 2, April 2008, Hal.167-178.

Kalidjernih, Freddy Kirana.(2010), Kamus Kewarganegaraan: Prespektif Sosiologikal dan Politikal,Bandung: Widiya Aksara Press.

Kalidjernih, Freddy Kirana.(2010),Penulisan Akademik.Bandung:Widya Aksara. Koesoema , D,A (2010), Pendidikan Karakter: Startegi Mendidik Anak di Zaman

Global, Jakarta: Kompas Gramedia

Kardiman (2009), Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-Situs Kewarganegaraan, Acta Civicus: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, vol. 2 no. 2, hlm. 158-159

Lickona, T (1992) Educating For Characting: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility, New York: Batam Books

Megawangi, R (2004), Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat Membangun Bangsa, Jakarta: BP Migas

Nazir, Moh. (1983). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Naisbitt.J dan Aburdene P. (1990).Megatrends 2000 Sepuluh Arah Baru untuk Tahun 1990-an.Jakarta: Binarupa Aksara

Nadhiroh (2009 ) Karakter dan Moral dalam Pendidikan Kewarganegaraantersedia pada : http://www.nadiroh.co.cc, diakses pada tanggal 20 Sepetember 2010

Noorsyam, M, (2001), Etika Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara Demi Terpeliharanya Integritas Nasionl, Jakarta: LKPBK

Pemerintah Republik Indonesia.(2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.

Prawira Budi, Triton. (2007). SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Purnamasari, M (2010).Pengaruh terpaan Media Internet Terhadap Karakter Siswa (Studi terhadap Siswa SMA Negeri di Kota Cimahi). Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(5)

Rogers, Everett M. (1983).Diffusion of Innovation. The Free Press, A Division of Macmillan Publishing C., Inc. New York.

Supardan, Dadang.(2008). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Structural.Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, Bandung: Alfabeta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IIPTEK, Bandung: Alfabeta.

Setiawan, T. (2009). Komputer Untuk Anak: Panduan Wajib bagi Orang Tua, Yogyakarta: A’Plus Book.

Sjarkawi, (2005). Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: PT. Bumi Aksara. UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Sumantri, N. (2005). Menggagas Pembahruan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ubaedillah, dkk (2008). Pendidikan Kewarganegaran. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.

Jurnal

Sapriya. (2008). “ Persepektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa”. Jurnal

Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan

Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 2, April 2008, Hal.199-214.

Suryadi, A. (2009). “ Pendidikan Kewarganegaraan Menyongsong Masa Depan Bangsa”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 3, no 1, Oktober , Hal.1-15.

Winataputra, Udin S dan Budimansyah, Dasim (2007).Civic Education: konteks, landasan, bahan ajar dan kultur kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Winataputra, Udin S (2001).Jati diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

Winatraputra, U. (2007). “ Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Program studi. Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Pascasarjana. UPI, Volume 1, no 1, Oktober , Hal.1-10.

Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet http://www.sejarah-internet.com/

http://bincangmedia.wordpress.com/?s=mendiskusikan+dampak+media

http://duniabaca.com/pengaruh-internet-manfaat-internet-serta-dampak-positif-dan-negatif-internet-bagi-penggunanya.html www.iml.jou.ufl.edu