PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING MODEL CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA JOSUUSHI BAHASA JEPANG : Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Garut Tahun Ajaran 2011-2012 No Panggil SJEP SUL p-2012.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Dahidi & Sudjianto. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Black

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Danasasmita, Wawan. (2009). Metodelogi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung: Rizqi Press

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Keraf, Gorys. (1996). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E., (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyono, Abdurrahman. (2003). Pendidikan Anak Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Nana Sudjana & Daeng Arifin. (1988). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Sinar


(2)

Roestiyah, N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Ruseffendi. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengemangkan

Kompetensinya dalam pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA

Bandung: PT. Tarsito

Setiawan, Asep Wawan. (2010). Penerapan Metode Quantum Learning dengan Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Sejarah untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Garut). Skripsi FPIPS Upi: Tidak Diterbitkan.

Silberman, Mel. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Soedijanto. ( 1997) Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjiono, Anas. (2004). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Sutedi, Dedi. (2007). Nihongo no Bunpou: Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Bandung: Humaniora

Suriadi. (2006). Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan Aspek Analogi untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SMA. Tesis PPS UPI : Tidak diteritkan. Surya, M. (2006). Pengaruh faktor-faktor non Intelektual terhadap Gejala

Prestasi Kurang. Disertasi. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.

Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi Belajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Syah,Muhibbin. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


(3)

Tarigan, HG. 1989. MetodologiPengajaran Bahasa. Jakarta : Depdikbud

Wulandari, Dwi Rejeki. (2010). Efektivitas Penggunaan Teknik Scramble dalam Penguasaan Kosakata Nomina Bahasa Jepang di SMA Negeri 10 Bandung. Skripsi FPBS UPI: Tidak diterbitkan.

Sumber Website:

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/

http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi-pembelajaran-active-learning/


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun manusia. Pada gilirannya manusia hasil pendidikan itu menjadi sumber daya yang berkualitas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab dalam perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dibidang ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, militer, ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan.

Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Dari keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama, sebab melalui kegiatan belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan.


(5)

2

Mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan disekolah-sekolah yang tercermin dalam keberhasilan belajar siswa. Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen seperti siswa, guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, model pembelajaran, metode, media, dan evaluasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan diadakannya pengembangan dalam dunia pendidikan seperti pengembangan metode dan pendekatan pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan kebahasaan, khususnya bahasa Jepang, keterampilan bahasa itu meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Ke empat keterampilan berbahasa itu merupakan hal yang terpenting dalam penguasaan bahasa yang sedang dipelajari oleh pembelajar. Untuk menguasai ke empat keterampilan tersebut, ternyata penguasaan kosakata pun sangat penting dan kosakata itu merupakan modal dasar dalam berbahasa.

Pada kenyataannya, tidaklah mudah bagi pembelajar bahasa Jepang untuk mengingat kosakata meskipun hanya sekedar kosakata dasar. Diperlukan sebuah media dan metode pengajaran yang mampu menciptakan kondisi yang memudahkan pembelajar bahasa Jepang untuk mengingat kosakata yang diajarkan. Sebagai seorang guru, seyogyanya mampu dapat menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif serta dapat menggunakan suatu media yang menarik agar dapat memotivasi pembelajar. Selain itu pembelajaran juga harus dapat mengeksplorasi kemampuan dan keaktifan siswa di dalam kelas.


(6)

Selain itu, permasalahan yang terjadi saat ini adalah kekeliruan pembelajar dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa jepang terhadap beberapa benda atau barang. Mengingat banyaknya macam-macam kata bantu bilangan tersebut dan ketika kata bantu bilangan tersebut di gabung dengan kata bilangan, terdapat beberapa perubahan kata yang cukup membingungkan pembelajar. Bahkan ada beberapa kata yang sama sekali berbeda apabila kata bilangan digabungkan dengan kata bantu bilangan.

Dari permasalahan yang ada pada saat ini, tentu saja memerlukan pemecahan atau solusi. Untuk mencapai pembelajaran yang optimal diperlukan metode yang jitu agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Active Learning model Card Sort dapat digunakan untuk memberikan kemudahan pembelajar dalam mempelajari kata bantu bilangan. Pembelajaran seperti ini dapat menhidupkan suasana kelas yang beku dan kaku menjadi dinamis dan menyenangkan. Untuk melihat apakah Active Learning model Card Sort ini dapat menjadi solusi atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi pembelajar, dan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektifitasnya maka penelitian ini layak untuk dilakukan.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, makapenelitian ini merumuskan masalah dalam lingkup pertanyaan sebagai berikut:


(7)

4

1. Bagaimana penguasaan kosakata Josuushi pembelajar setelah menggunakan Active Learning model card sort?

2. Adakah perbedaan yang signifikan penguasaan kosakata Josuushi yang menggunakan Active Learning model Card Sort dengan yang tidak menggunakan?

3. Bagaimana efektivitas Active Learning model Card Sort dalam pembelajaran kosakata Josuushi?

1.2.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus maka penulis membatasi masalah penelitian ini menjadi:

1. Kosakata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata bilangan utama (suushi) dari satu sampai sepuluh dan kata bantu bilangan (Josuushi) 2. Penguasaan kosakata Josuushi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah siswa dapat mengklasifikasikan kata bantu bilangan yang tepat untuk beberapa jenis barang serta menuliskan dan menyebutkan kata bantu bilangan dengan benar

3. Efektivitas yang dimaksud adalah seberapa besar kenaikan hasil belajar rata-rata atau Normalized gain yang kemudian dikonsultasikan dengan kriteria N-gain


(8)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

a. Mengetahui tingkat penguasaan kosakata josuushi pembelajar yang menggunakan Active Learning model Card Sort.

b. Mengetahui Adakah perbedaan yang signifikan penguasaan kosakata pembelajar yang menggunakan Active Learning model Card Sortdengan yang tidak menggunakan

c. Mengetahui keefektifan Active Learning model Card Sort dalam pengajaran kosakata Josuushi.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk mengembangkan keilmuan khususnya dalam melaksanakan proses pendidikan serta menyempurnakan atau memberikan koreksi bagi teori pendidikan yang sudah ada.

2. Secara praktis kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam memperkaya metode pembelajaran dengan mengaplikasikan model pembelajaran card sort khususnya di SMAN 6 GARUT

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan terutama dalam pengajaran bahasa jepang.


(9)

6

Dengan menggunakan Active Learning model Card Sort dalam pengajaran bahasa Jepang sehingga dapat menjawab permasalahan kesulitan pembelajar bahasa Jepang dalam menggunakan kata bantu bilangan yang tepat dan sesuai dengan barangnya.

1.4 Anggapan dasar dan Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang sebenarnya masih harus diuji secara empiris. Dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa hipotesis, antara lain sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum dilakukan perlakuan (pre-test);

2. Terdapat perbedaan kenaikan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan (post test)

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan (post-test);

.

1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai judul penelitian, penulis akan menjelaskan konsep yang terkandung dalam judul. Judul penelitian ini

adalah: “PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING MODEL CARD SORT

DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA JOSUUSHI BAHASA JEPANG”


(10)

1. Metode Aktive Learning

Menurut Wawan Danasasmita, (2009: 25-26) metode pembelajaran atau kyoojuhou (教授法) memiliki berbagai pengertian, diantaranya;

a. Cara untuk mencapai tujuan.

b. Cara yang menyeluruh dalam mencapai tujuan pembelajaran.

c. Cara menentukan bahan ajar yang akan disampaikan kepada pembelajar. d. Cara-cara penyajian bahan pengajaran dalam suatu kegiatan belajar

mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang menyeruluh yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, jadi dalam proses pembelajaran, guru memerlukan suatu metode yang dapat membantu atau menggerakkan proses belajar-mengajar tersebut.

Active Learning merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris, terdiri dari kata Active yang berarti aktif dan Learning yang berarti pembelajaran. Jadi active learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran aktif.

Metode active learning adalah sebuah cara belajar aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan agar tujuan atau target pembelajaran tersebut dapat tercapai.

2. Model Card Sort

Card sort berasal dari bahasa Inggris, terdiri dari kata card dan sort, card artinya kartu sedangkan sort artinya sortir (memilih/memilah). Jadi card sort artinya memilih dan memilah kartu. Active Learning model Card Sort merupakan suatu kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,


(11)

8

penggolongan sifat, kategori, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Metode ini melibatkan gerakan fisik yang dapat membantu memberi energi kepada kelas yang terasa letih.

Selain melibatkan gerakan fisik, dalam metode card sort juga terdapat kolaboratif learning yaitu belajar dengan cara bekerja sama. Sesuai dengan pernyataan Mel Silberman dalam buku Active Learning-101 Strategies To Teach Any Subject (Mel Silberman, 2009: 151) yaitu

“Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil peserta didik. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian membantu mewujudkan belajar kolaboratif yang menjadi satu bagian yang berharga dalam iklim belajar di kelas.”

Jadi semua siswa selama pembelajaran menggunakan kartu sortir untuk belajar dalam sebuah kelompok kecil serta berkolaboratif untuk mendiskusikan tentang josuushi dan mencari kata benda yang termasuk ke dalam masing-masing josuushi serta menghafal atau mengulangi informasi kata benda dan josuushi. 3. Kosakata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 597), menyatakan bahwa “kosakata adalah pembendaharaan kata.” Sedangkan menurut Sudjianto & Ahmad Dahidi, (2004: 97) “Kosakata atau dalam bahasa Jepang disebut goi

merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai guna menunjang kelancaran berkomunikasi dengan bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan.”


(12)

4. Josuushi

Dalam bahasa Jepang, josuushi artinya kata bantu bilangan. Dalam bahasa Jepang itu terdapat banyak sekali kata bantu bilangan. Seringkali kita keliru menerapkan kata bantu bilangan tersebut dengan benda yang semestinya menggunakan kata bantu bilangan tersebut. Masing-masing kata bantu bilangan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Kata bantu bilangan tersebut diletakan dibelakang kata bilangan utama atau suushi, dan sebagian diantaranya ada yang mengalami perubahan bunyi dan ada juga yang tidak.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar penelitian, hipotesis, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Dalam bab ini peneliti menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang menyangkut teori, hasil penelitian terdahulu dan kerangka berpikir.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini peneliti menjelaskan metode/desain penelitian secara sistematis, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, tahap penelitian dan rancangan eksperimen.


(13)

10

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini peneliti menjelaskan mengenai analisis data dan pembahasan. Hal ini menyangkut analisis hasil data tes, analisis hasil data angket, dan pembuktiaan hipotesis.

BAB V Kesimpulan dan Saran


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode / Desain Penelitian

Dalam sebuah penelitian, diperlukan suatu metode untuk memudahkan penulis untuk memecahkan masalah penelitian. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto

(2006:151), ”metode penelitian atau metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode

penelitian merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah penelitian karena mencakup tata cara pelaksanaan penelitian.

Pembahasan mengenai metode penelitian erat kaitannya dengan teknik dan instrumen penelitian. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan. Fungsi dari metode adalah untuk memperlancar pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. (Dedi Sutedi. 2009:53).

Kesesuaian antara metode penelitian dan masalah penelitian sangatlah penting. Oleh karena itu, kita harus pandai memilih dan menemukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian kita. Setiap jenis penelitian mempunyai metode tersendiri yang menjadi karakter penelitian itu sendiri, meskipun di


(15)

41

dalamnya akan kita temukan sifat universalnya, yaitu pemecahan masalah. (Dedi Sutedi, 2009: 54)

Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol). Menurut Sugiyono (2010:11),

“Metode eksperimental adalah sebuah metode penelitian yang melakukan uji

coba terhadap objeknya”. Dalam metode eksperimen keberhasilan dan keefektifan

model pembelajaran yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan (post-test)

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control-Group Design, (Sugiyono, 2010: 112). Pada desain ini kelompok eksperimen maupunol kelompok kontrol dipilih secara random. Gambaran

Pretest-Posttest Control-Group Design dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

R O

1 X

O

2

R O

3

O

4

Sumber : Sugiyono (2010:116)

Keterangan :


(16)

O1 : tes awal/pre-test (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

O3 : tes akhir/post-test (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen

O2 : tes awal/pre-test (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol

O4 : test akhir/post-test (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam desain penelitian ini adalah :

a. Memberikan pre-test O1 untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum subjek

dikenakan perlakuan X.

b. Memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran card sort

c. Memberikan post-test (O3) untuk mengukur hasil belajar siswa setelah

subjek dikenakan perlakuan X.

d. Memberikan angket kepada siswa di kelas eksperimen. e. Memberikan pre-test (O2) pada kelas kontrol.

f. Memberikan post-test (O4) pada kelas kontrol.

g. Mengolah data dari hasil pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

h. Membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk melihat peningkatan yang timbul. Jika sekiranya ada, itu sebagai akibat dari digunakannya perlakuan X.

3.1.1 Populasi dan Sampel

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek


(17)

43

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (Sugiyono, 2010:117).

Jadi, dengan kata lain populasi itu merupakan sekumpulan objek atau subjek yang luas atau relatif banyak jumlahnya dengan beraneka ragam kualitas dan karakteristik yang akan menjadi sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 6 Garut.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”(Sugiyono, 2010:118). Dengan kata lain, sampel itu diambil

dari populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut (representatif). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang ada di SMA Negeri 6 Garut tahun ajaran 2011-2012, yaitu satu kelas X-D sebanyak 38 siswa yang dijadikan kelas kontrol dan satu kelas yang lainnya yaitu kelas X-B sebanyak 38 siswa dijadikan kelas eksperimen.

3.1.2 Teknik Sampling

“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel.”(Sugiyono, 2010: 118). Terdapat beberapa macam teknik sampling yang

biasa digunakan dalam penelitian. Dalam suatu penelitian sudah tentu tidak terlepas dari sampel penelitian. Dalam pengambilan sampel juga tentunya memerlukan teknik sampling yang tepat dan sesuai.

“Ciri utama dari true eksperimental adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelas kontrol diambil secara random dari

polulasi tertentu.”(Sugiyono, 2010: 112). Dikarenakan penelitian ini merupakan


(18)

menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dari populasi yang ada dan populasi tersebut dianggap homogen.

3.2 Operasional Variabel

Pada dasarnya variabel yang dikelompokan dalam konsep teoritis, empiris dan analisis. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum, konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep teoritis, konsep analisis adalah penjabaran dari konsep teoritis yaitu merupakan dari mana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasionalnya dapat dilihat dari pada 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis

Active

Learning model card sort (X)

Metode pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan kepada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan konstruktivisme. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif diri mereka dalam kegiatan belajar kolaboratif sesuai konsep teori belajar aktif yaitu Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.(Mel Silberman)

Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana siswa bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi dan mencoba-coba (trial and error). Guru bertindak sebagai penunjuk jalan dan memberikan informasi pertama dan kemudian siswa

mengembangkannya ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Siswa mencari beberapa kosakata dalam kelompok kecil

Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan Active Learning model card sort melalui eksperimen.

Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak anak setelah melalui kegiatan belajar.

(Mulyono 2003: 37)

Hasil belajar yang dicapai siswa dalam

pembelajaran yang dimaksud adalah skor pre

Diperoleh dari Perbedaan (gain) nilai yang diperoleh siswa sebelum dan


(19)

45

test dan post test. Serta interaksi belajar mengajar yang dicapai dalam proses kegiatan pembelajaran.

setelah pembelajaran menggunakan metode card sort.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan 1) Studi pendahuluan

Dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi subjek di lapangan. Tahap ini dilakukan dengan melakukan penelitian awal di SMAN 6 Garut dan berdiskusi dengan guru bahasa Jepang kelas X untuk memperoleh kejelasan mengenai hasil belajar siswa. Selanjutnya adalah menentukan kelas yang akan dikenakan tindakan atau perlakuan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok control terhadap seluruh kelas. Setelah dilakukan pengamatan di beberapa kelas dan berdasarkan bahan pertimbangan dari Guru Bahasa Jepang kelas X maka diperoleh kelas X-B sebagai kelas eksperimen dan kelas X-D sebagai kelas kontrol.

2) Pembuatan RPP dan Instrumen Penelitian

a. Membuat RPP atau rencana pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing untuk 3 kali pertemuan

b. Menetapan materi pelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian. Adapun jumlah kosakata yang akan diajarkan selama treatment pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(20)

Tabel 3.3 Tabel Jumlah Kosakata

Pertemuan

Kosakata

Josuushi Benda Tempat

I 50 50

9

II 50 20

III 60 22

Total 160 92 9

(Daftar kosakata pembelajaran terlampir)

c. Menyusun instrumen tes pilihan ganda berdasarkan materi pembelajaran

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian

e. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas instrumen

f. Menganalisis daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian

3.3.2 Tahap Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan treatment, peneliti menentukan waktu penelitian untuk penerapan model pembelajaran dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.


(21)

47

1) Pelaksanaan treatment dan pengumpulan data, dilaksanakan dari tanggal 9 Maret sampai 23 Maret 2012 sesuai dengan jadwal yang tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari / Tanggal Waktu Kegiatan

1 Jumat, 9 Maret 2012

13.00 – 13.30 Pemberian soal pretest kelas eksperimen.

2 Jumat, 9 Maret 2012

13.00 – 13.30 Pemberian soal pretest kelas kontrol.

3 Senin, 12 Maret 2012

12.30 – 14.00 Pertemuan I dengan pembahasan kosakata josuushi nin, hiki, wa, tou, dai pada kelas eksperimen. 4 Rabu, 14 Maret

2012

12.30 – 14.00 Pertemuan I dengan pembahasan kosakata josuushi nin, hiki, wa, tou, dai pada kelas kontrol.

5 Kamis, 15 Maret 2012

14.00 – 15.30 Pertemuan II dengan pembahasan kosakata josuushi ken, kai, mai, satsu, hai pada kelas kontrol 6 Jumat, 16 Maret

2012

13.00 – 15.30 Pertemuan II dengan pembahasan kosakata josuushi ken, kai, mai, satsu, hai pada kelas eksperimen 7 Senin, 19 Maret

2012

12.30 – 14.00 Pertemuan III dengan pembahasan kosakata josuushi taba, soku, fusa, hon, ko, tsu pada kelas eksperimen.

8 Rabu, 21 Maret 2012

12.30 – 14.00 Pertemuan III dengan pembahasan kosakata josuushi taba, soku, fusa, hon, ko, tsu pada kelas kontrol

9 Jumat, 23 Maret 2012

13.00 – 13.30 Pemberian posttest pada kelas eksperimen.

10 Jumat, 23 Maret 2012

13.00 – 13.30 Pemberian posttest pada kelas kontrol.

3.3.3 Tahap Pengambilan Kesimpulan

1. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa tes dan angket 2. Analisis data statistik dengan menggunakan Ms. Exel 2007


(22)

3. Menguji Hipotesis

4. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data penelitian

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian kali ini berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 20 soal. Instrumen tes diberikan sebanyak 2 kali yaitu satu kali untuk pre-test dan satu kali untuk post-test. Pre-test dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan 2 (dua) metode pembelajaran yang berbeda. Post-test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan 2 (dua) metode pembelajaran dikelas yang berbeda.

Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang dibuat oleh penulis untuk pembuatan soal. (soal tes terlampir)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Penulisan Soal No. Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Nomor

Soal

Jumlah Soal 1. Penguasaan

Kosakata

Memilih kosakata josuushi yang sesuai dengan kata benda yang

diajukan dari materi

nin,hiki,wa,tou,dai

1, 2, 3, 4, 5,14, 16,

18

8

2. Penguasaan Kosakata

Memilih kosakata josuushi kata benda yang diajukan dari materi ken, kai, mai, satsu, hai

7, 8, 9, 10, 13, 19


(23)

49

3. Penguasaan Kosakata

Memilih kosakata josuushi kata benda yang diajukan dari materi taba,soku, fusa, hon, ko, tsu.

6, 11, 12, 15, 17, 20

6

3.4.2 Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Menurut Sutedi (2009: 217), “Instrumen yang baik yaitu instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas”. Jika kevalidan suatu alat ukur berkenaan dengan ketepatannya dalam mengukur apa yang hendak diukurnya, maka reabilitas berarti memiliki keajegan atau kepercayaan dalam arti bahwasannya kapan pun dan dimana pun digunakan, instrument tersebut akan menunjukkan hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Artinya sebuah instrument penelitian yang baik adalah instrument yang memiliki kevalidan dan reabilitas yang baik juga.

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan instrumen yang baik, terlebih dahulu dilakukan uji coba baik kesahihan maupun keajegannya, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Tujuan uji coba adalah untuk melihat item-item atau butir soal mana saja yang bisa digunakan, ataupun dihilangkan/tidak dipakai.

Instrumen yang digunakan berupa soal tes hasil belajar yang terdiri dari 20 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 28 orang siswa kelas XI Bahasa SMAN 6 Garut tahun ajaran 2011 / 2012. Uji coba ini dilakukan pada kelas yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Adapun pengujian


(24)

instrumen tersebut terdiri dari uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

3.4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut Dedi Sutedi, (2009: 217) menjelaskan valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Menurut Arikunto, (2010: 211) menjelaskan Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Jadi, suatu instrument dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengugkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Sedangkan untuk validitas item menurut Masrun, (dalam Sugiyono

2010:179) menyatakan bahwa “... analisis untuk mengetahui daya pembeda ,

sering juga dinamakan dengan analisis untuk mengetahui vaiditas item”. sebuah

tes dikatakan memiliki validitas item apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir. Uji validitas item pada penelitian ini terdiri dari uji daya beda (DP) dan tingkat kesukaran (TK).


(25)

51

2 2

SEMy SEMx

Semxy 

Dari penjelasan di atas, untuk menguji validitas yang diujicobakan kepada siswa XI Bahasa SMA Negeri 6 Garut (di luar sampel). Untuk menguji validitas tersebut, penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan menggunakan uji validitas secara statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik komparansional yaitu dengan membandingkan hasil tes buatan peneliti dengan hasil tes yang sudah dianggap standar yaitu hasil UTS (Mid Test Exam) siswa kelas Bahasa SMA Negeri 6 Garut dengan rumus sebagai berikut:

t hitung

=

√� ²+� ²

Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:

1. menyediakan tabel persiapan perhitungan. (terlampir) 2. mencari mean kedua variabel dengan rumus:

3. mencari standar defiasi dari variabel X (nilai hasil ujicoba peneliti) dan Y (nilai Mid Test) dengan rumus:

4. mencari standar error mean kedua variabel dengan rumus:

5. mencari standar error perbedaan mean X dan Y dengan rumus:

1

N x Mx

2 N

y My

1

N x

Sdx

2 N y Sdy    1 1 N SDx SEMx    1 2 N SDy SEMy


(26)

6. mencari nilai t hitung dengan rumus di atas.

7. memberikan interpretasi dan menguji kebenaran nilai t hitung dengan membandingkannya dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung < t tabel maka kedua mean (X dan Y) tidak ada perbedaan yang signifikan atau valid.

Dari perhitungan diperoleh: (terlampir)

Mx = 12,28 My = 11,35

Sdx = 4,28 Sdy = 3,45

Sem xy = 1,0526

t hitung

=

√� ²+� ²

= 0,91

Maka dari perhitungan rumus di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 0,91. Kemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan derajar kebebasan (db) 27, diperoleh angka 2,05 untuk taraf signifikan 5% dan 2,77 untuk taraf signifikan 1%. Artinya nilai t hitung < t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua mean (X dan Y) tesebut tidak ada perbedaan yang signifikan atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian ini valid dan layak digunakan sebagai instrumen tes untuk mengambil data penelitian.


(27)

53

3.4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Arikunto, (2006: 178) Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intsrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

  

 

      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N

rxy (Sutedi, 2009: 220)

Di mana:

xy

r = koefisien korelasi

X = jumlah skor X


(28)

XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden

3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus yaitu :

r 11 =

       2 1 2 1 2 1 2 1 . 1 . . 2 r r dengan :

r 11 : reliabilitas instrumen

r

2 1 2

1 . : rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

Besar nilai reliabilitas instrumen diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Sutedi, (2009: 220) kriterianya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas

Rentang Angka Kolerasi Penafsiran

0,00 ~ 0,20 Sangat Rendah

0,21 ~ 0,40 Rendah

0,41 ~ 0,60 Sedang

0,61 ~ 0,80 Kuat

0,81 ~ 1,00 Sangat Kuat


(29)

55

Dari perhitungan uji reliabilitas menggunakan teknik belah dua, diperoleh angka korelasi sebesar 0,96 yang tergolong sangat kuat sehingga perangkat tes ini layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Arikunto, 2006: 128).

Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jawaban yang benar per item soal b. Memasukkan ke dalam rumus

TK = + (Dedi Sutedi, 2009 : 214) Keterangan :

TK = tingkat kesukaran.

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah

N = jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah Tingkat kesukaran (TK) diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 sampai dengan 0,25 = soal sukar

0,26 sampai dengan 0,75 = soal sedang 0,76 sampai dengan 1,00 = soal mudah


(30)

Dari perhitungan uji tingkat kesukaran diperoleh hasil yang disajikan

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7

Uji Tingkat Kesukaran No

Soal Tingkat Kesukaran Keterangan

1 0,64 Sedang

2 0,71 Sedang

3 0,46 Sedang

4 0,67 Sedang

5 0,71 Sedang

6 0,64 Sedang

7 0,57 Sedang

8 0,53 Sedang

9 0,35 Sedang

10 0,46 Sedang

11 0,80 Mudah

12 0,53 Sedang

13 0,71 Sedang

14 0,71 Sedang

15 0,64 Sedang

16 0,46 Sedang

17 0,5 Sedang


(31)

57

19 0,71 Sedang

20 0,67 Sedang

Sumber Hasil pengolahan data Ms. Excel 07

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran tersebut menunjukan bahwa ke 20 soal tersebut rata- rata memiliki tingkat kesukaran yang sedang. kelompok soal yang meimiliki tingkat kesukaran sedang tersebut yaitu no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Sedangkan soal yang termasuk kategori mudah yaitu soal no 11. (perhitungan uji tingkat kesukaran terlampir)

3.4.2.4 Uji Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya (Nana Sudjana, 2006: 141).

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut dengan daya pembeda (DP). Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.


(32)

b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah.

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

� = − (Dedi Sutedi, 2009 : 214) Keterangan :

DP = Daya pembeda

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah

n = jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah

Tabel 3.8

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00 - 0,25 Rendah (lemah)

0,26 - 0,45 Sedang

0,46 – 1,00 Tinggi

(Sumber: Sutedi, 2009)

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai


(33)

59

berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan analisis daya pembeda yang dilakukan dan dihitung dengan bantuan Ms. Excel. Maka semua soal memiliki tingkat daya pembeda yang tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Uji Daya Pembeda No

Soal Daya Pembeda Keterangan

1 0,24 Rendah

2 0,25 Rendah

3 0,57 Tinggi

4 0,45 Sedang

5 0,10 Sedang

6 0,38 Sedang

7 0,37 Sedang

8 0,72 Tinggi

9 0,33 Sedang

10 0,43 Sedang

11 0,18 Rendah

12 0,57 Tinggi

13 0,25 Rendah

14 0,25 Rendah

15 0,37 Sedang

16 0,57 Tinggi

17 0,64 Tinggi

18 0,51 Tinggi


(34)

20 0,31 Sedang

Sumber Hasil pengolahan data Ms. Excel 07

Dari analisis daya pembeda tersebut menunjukan bahwa dari ke 20 soal tersebut memiliki nilai daya pembeda yang beragam sesuai dengan kriteria yang ada. Berdasarkan kriteria tersebut ada beberapa yang termasuk kedalam kategori rendah, sedang, dan tinggi. Item soal yang memiliki keriteria rendah yaitu soal nomor 1, 2, 11, 13, 14,. Sedangkan soal yang memiliki kriteria sedang yaitu soal nomor 4, 5 , 6, 7, 9, 10, 15, 19, 20. Dan soal yang memiliki daya pembeda yang tinggi yaitu soal nomor 3, 8, 12, 16, 17, 18. (perhitungan uji daya pembeda terlampir)

3.4.3 Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa kelompok eksperimen terhadap pembelajaran bahasa jepang dengan menggunakan Active Learning model card sort dalam meningkatkan kemampuan kosakata josuushi.

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Angket

No. Indikator pertanyaan Nomor

Soal

Jumlah Soal

1 Gambaran umum

Mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang secara umum.

1 1

Mengetahui pendapat siswa terhadap materi kosakata bahasa Jepang secara umum.

2, 3 2

Mengetahui pendapat siswa terhadap teknik pengajaran bahasa Jepang yang selama ini


(35)

61

digunakan. 2

Gambaran tentang Active learning model card sort

Mengetahui pendapat siswa tentang Active learning model card sort dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang.

6,7,8,9,10,

11,12,13 8

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Tes 3.5.1 Teknik pengumpulan Data

Jika instrument yang dibuat telah valid dan reliabel serta telah diketahui bagaimana tingkat daya beda dan tingkat kesukarannya maka instrument tersebut diberikan kepada siswa baik siswa eksperimen maupun siswa kontrol. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S=ΣR

Dengan : S= Skor siswa dan R= jawaban siswa yang benar b. Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test. Rumus untuk

mencari mean X (kelas eksperimen) dan Y (kelas kontrol) adalah sebagai berikut :


(36)

Mx =

1

My =

2

c. Rumus untuk mencari standar deviasi X dan Y adalah sebagai berikut:

Sdx = ∑

2 1

Sdy = ∑

2 2

d. Rumus untuk mencari standar error mean kedua variabel adalah sebagai berikut :

SEMx = �

1−1 SEMy =

2−1

e. Rumus untuk mencari standar error perbedaan mean kedua variabel adalah sebagai berikut :

SEMxy = � 2− � 2

f. Rumus untuk mencari nilai t hitung adalah sebagai berikut : thitung =

− �

g. Menghitung Normalized gain

Setelah memperoleh skor pre-test dan post-test pada kedua kelas, dihitung selisih antara pre-test dan post-test untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk mengitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:

Gain = skor posttest - skor pretest

Gain ternormalisasi (g) = −

� � � − Keterangan:

(g) = gain yang dinormalisir (Normalized Gain)


(37)

63

Pre-test = tes diawal pembelajaran

Skor gain normal (N gain) ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil belajar siswa atau efektivitas pembelajaran. Selanjutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan indeks ktiteria Normalized Gain seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Efektivitas Pembelajaran Rentang Normalized Gain Kriteria Efektivitas

0,71 – 1,00 Sangat efektif

0,41 – 0,70 Efektif

0,01 – 0,40 Kurang Efektif

3.5.2 Teknik Analisis Data Penelitian

3.5.2.1 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian di dasarkan pada data peningkatan hasil belajar, yaitu data selisih nilai pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji-t (t- test). Perhitungan uji t ini dibantu dengan program pengolahan data Ms. Exel 2007.

Pada penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis kerja (Hk)

dan hipotesis nol (H0). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini perlu

didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (Hk) terhadap (H0).


(38)

Menguji kebenaran hipotesis (Hk) dengan cara membandingkan besarnya t hitung dan t tabel dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan dengan menggunakan rumus df atau db = (N1 + N2) –2. Setelah menentukan db, maka

diperoleh nilai t tabel pada taraf signifikasi 5% dan 1%. Apabila nilai t hitung

lebih kecil atau sama dengan nilai t tabel (t hitung ≤ t tabel) maka Hk ditolak, dengan demikian berarti tidak ada pengaruh yang sangat signifikasi antara nilai X dan Y, sedangkan apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (t hitung ≥ t tabel) maka Hk diterima. Adapun Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum dilakukan perlakuan (pre-test);

Uji hipotesis yang berlaku adalah :

t hitung ≥ t tabel maka Hk diterima

Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

t hitung ≤ t tabel maka Hk ditolak

Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Terdapat perbedaan kenaikan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan (post test)

Hipotesis nol H0: μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai post-test yang signifikan antara siswa yang menggunakan Active Learning model card sort dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.


(39)

65

Hipotesis Kerja Hk : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaaan rata-rata nilai post-test yang signifikan antara siswa yang menggunakan Active Learning model card sort dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran ceramah.

Dimana: µ1 = N-Gain kelompok ekperimen

µ2 = N- Gain kelompok Kontrol

3.Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan (post-test).

Uji hipotesis yang berlaku adalah :

 t hitung ≥ t tabel maka Hk diterima

 t hitung ≤ t tabel maka Hk ditolak

Berikut merupakan gambaran daerah penolakan dan penerimaan H

Daerah penolakan H0 Daerah penolakan H0

Daerah penerimaan

d 1 (T tabel minimum) d 2 (T tabel maksimum) Gambar 3.1: Daerah penolakan dan penerimaan H0


(40)

2.5.2.2 Pengolahan Data Angket

Teknik untuk mengolah data dari angket dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan semua jawaban angket 2) Menyusun frekuensi jawaban

3) Membuat tabel frekuensi

4) Menghitungkan presentase frekuensi dari setiap jawaban dengan

menggunakan rumus: P = N

f

x 100% Keterangan :

P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban responden f = Frekuensi dari setiap jawaban responden

n = Jumlah responden

Menafsirkan hasil angket dengan berpedoman pada data sebagai berikut:

0% = Tidak ada seorangpun

1% - 5% = Hampir tidak ada 6% - 25% = Sebagian kecil 26% - 49% = Hampir setengahnya

50% = Setengahnya

51% - 75% = Lebih dari setengahnya 76% - 95% = Sebagian besar

96% - 99% = Hampir seluruhnya 100% = Seluruhnya


(41)

67

3.6 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan Active learning model card sort, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

3.6.1 Proses Pengajaran di Kelas Eksperimen

Adapun proses pengajaran yang diterapkan di kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Proses pengajaran yang dilakukan di kelas kontrol diawali dengan apersepsi dan motivasi terhadap siswa agar siswa lebih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Pengkondisian kelas, posisi tempat duduk atau bangku dirubah menjadi 5 kelompok.

3. Guru membagikan lembar tabel yang berisikan josuushi kepada masing-masing siswa.

4. Active Learning model card sort :

a. Guru menerangkan sekilas tentang penjelasan materi yang akan dipelajari pada pertemuan itu

b. Guru memberikan kartu sortir sebanyak 50 kartu kepada setiap kelompok agar mereka bekerjasama mensortir kartu tersebut sesuai dengan kategorinya masing-masing.


(42)

o Artikan ke dalam bahasa jepang (menggunakan kamus) kata-kata benda yang ada dalam kartu indeks, kemudian tulis di belakangnya.

o Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka. Beberapa

point yang harus dipresentasikan adalah arti dari kata yang terdapat dalam kartu dan tiap anggota dalam kelompok menyebutkan kata bantu bilangan dari satu sampai sepuluh secara bergiliran sesuai dengan kategori yang diminta oleh guru.

d. Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan giliran untuk mensortir kartu min sebanyak 2 kali,

o sortir pertama yaitu memilih dan memilah kartu sambil menyebutkan kosakata benda sesuai apa yang tertulis dalam kartu

o sortir ke dua yaitu memilih dan memilah kartu sambil menyebutkan kosakata josuushi sesuai dengan apa yang tertulis dalam kartu.

e. Hafalkan materi dalam satu kelompok

f. Guru mengecek hafalan siswa dengan tanya jawab Kelas => Kelompok =>individu

5. Guru menjelaskan pola kalimat yang akan dipelajari dan siswa mencatat serta memperhatikan penjelasan guru.


(43)

69

6. Guru menyuruh siswa untuk membuat 3 buah kalimat dengan pola yang telah diajarkan dengan menggunakan kosakata benda lainnya.

7. Kesimpulan dan salam penutup.

3.6.2 Proses Pengajaran di Kelas Kontrol

Adapun proses pengajaran yang diterapkan di kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Proses pengajaran yang dilakukan di kelas kontrol diawali dengan apersepsi dan motivasi terhadap siswa agar siswa lebih semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Pengkondisian kelas, posisi tempat duduk tetap seperti biasa, tidak ada perubahan.

3. Guru membagikan lembar tabel yang berisikan josuushi kepada masing-masing siswa.

4. Pembelajaran dengan metode ceramah:

a. Guru menerangkan tentang penjelasan materi yang akan dipelajari pada pertemuan itu

b. Siswa mengartikan beberapa kata yang dituliskan guru di papan tulis

c. Siswa disuruh menghafalkan kata bantu bilangan tersebut secara mandiri

d. Guru mengecek hafalan siswa dengan tanya jawab Kelas => Kelompok => individu


(44)

5. Guru menjelaskan pola kalimat yang akan dipelajari dan siswa mencatat serta memperhatikan penjelasan guru

6. Guru menyuruh siswa untuk membuat 3 buah kalimat dengan pola yang telah diajarkan dengan menggunakan kosakata benda lainnya.


(45)

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan eksperimen melalui penerapan metode card sort dalam pembelajaran josuushi di kelas X SMA Negeri 6 Garut pada tanggal 9 Maret 2012 sampai 23 Maret 2012. Selama waktu tersebut telah dilakukan pretes, perlakuan, postes, dan memberikan angket. Setiap data-data yang terhimpun telah dianalisis sesuai prosedur yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, maka sebagai jawaban dari masalah yang diangkat dan hasil penelitian penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penguasaan kosakata Josuushi setelah pembelajar menggunakan Active Learning model Card Sort menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat dari selisih hasil pre test dan post test kelas eksperimen (kelas yang diberi perlakuan X).

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kosakata josuushi siswa yang menggunakan metode active learning model card sort dengan siswa yang menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan hasil postest, diperoleh hilai thitung sebesar 2,997.

Dengan demikian, karena thitung (2,997) ≥ ttabel (untuk db 74 adalah: 2,00

(5%) dan 2,65 (1%)) maka uji hipotesis dengan t hitung ≥ t tabel maka Hk diterima dan t hitung ≤ t tabel maka Hk ditolak.


(46)

3. Efektivitas dari Metode active learning model card sort ini adalah efektif. Hal ini dapat dilihat dari data perhitungan nilai rata-rata Normalized Gain yang diperoleh untuk kelas eksperimen sebesar 0,582. Dari angka tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria efektivitas pembelajaran, maka dapat nilai 0,582 berada pada rentang Normalized Gain (0,41- 0,70) ditafsirkan memiliki kriteria efektivitas belajar yang efektif.

5.2 Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode card sort sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, kosakata josuushi dalam mata pelajaran Bahasa Jepang. Oleh karena itu dapat disampaikan saran sebagai berikut:

1. Guru dapat menerapkan pembelajaran menggunakan metode card sort ini sebagai alternatif pembelajaran bahasa Jepang untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2. Metode ini bisa dikembangkan menjadi jauh lebih baik dan dapat lebih

bermanfaat lagi dalam pembelajaran bahasa jepang, yaitu bukan hanya materi josuushi saja, melainkan bisa diterapkan dalam materi lainya yang memiliki beberapa kategori seperti kata benda, kata kerja, kata sifat dan sebagainya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, metode card sort dapat dikembangkan terhadap materi yang lain serta variabel yang berbeda.


(47)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAKSI ... .i

SINOPSIS BAHASA JEPANG ... .ii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 3

1.2.1 Rumusan Masalah ... 3

1.2.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.4 Anggapan dasar dan Hipotesis Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Belajar dan Pembelajaran ... 11

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 11

2.1.2 Prinsip-prinsip belajar ... 13

2.1.3 Hasil belajar ... 15

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ... 16

2.2 Metode Pembelajaran ... 18

2.2.1 Metode Aktif Learning ... 20

2.2.2 Active Learning Model Card Sort ... 22

2.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Card Sort ... 23


(48)

2.2.5 Teori Yang Melandasi Active Learning Model Card Sort ... 25

2.3 Pendekatan Pembelajaran ... 29

2.3.1 Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Bahasa ... 29

2.3.2 Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) ... 30

2.4 Pengertian Kosakata ... 31

2.4.1 Jenis-Jenis Kosakata dalam Bahasa Jepang ... 32

2.4.2 Suushi dan Josuushi ... 33

2.4.3 Penguasaan Kosakata ... 35

2.4.4 Manfaat Penguasaan Kosakata... 36

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 40

3.1 Metode / Desain Penelitian ... 40

3.1.1 Populasi dan Sampel ... 42

3.1.2 Teknik Sampling ... 43

3.2 Operasional Variabel ... 44

3.3 Prosedur Penelitian ... 45

3.3.1 Tahap Persiapan ... 45

3.3.2 Tahap Pelaksanaan ... 46

3.3.3 Tahap Pengambilan Kesimpulan ... 47

3.4 Instrumen Penelitian ... 48

3.4.1 Tes ... 48

3.4.2 Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 49

3.4.2.1 Uji Validitas Instrumen ... 50

3.4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 52

3.4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 55

3.4.2.4 Uji Daya Pembeda ... 57

3.4.3 Angket ... 60

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Tes ... 61

3.5.1 Teknik pengumpulan Data ... 61

3.5.2 Teknik Analisis Data Penelitian ... 63

3.5.2.1 Uji Hipotesis ... 63

2.5.2.2 Pengolahan Data Angket ... 65


(49)

3.6.1 Proses Pengajaran di Kelas Eksperimen ... 67

3.6.2 Proses Pengajaran di Kelas Kontrol ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 70

4.1.1 Keadaan Wilayah Sekolah ... 70

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 6 Garut ... 71

4.1.2.1 Visi SMA Negeri 6 Garut ... 71

4.1.2.2 Misi SMA Negeri 6 Garut ... 72

4.1.2.3 Tujuan SMA Negeri 6 Garut ... 72

4.2 Proses Belajar Mengajar ... 75

4.2.1 Kelas Eksperimen ... 75

4.2.1.1 Perlakuan pertama ... 75

4.2.1.2 Perlakuan Kedua ... 77

4.2.1.3 Perlakuan Ketiga... 77

4.2.2 Kelas Kontrol ... 78

4.2.2.1Perlakuan Pertama ... 78

4.2.2.2 Perlakuan Kedua ... 78

4.2.2.3 Perlakuan Ketiga... 79

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 79

4.3.1 Data Pre-Test ... 79

4.3.2 Data Post -Test ... 83

4.3.3 Data Skor gain ... 87

4.3.4 Data N-Gain ... 88

4.4 Analisis Data Hasil Penelitian ... 90

4.4.1 Uji Hipotesis ... 90

4.4.2 Analisis Data Angket ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA... 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(50)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

Tabel 3.3 Tabel Jumlah Kosakata ... 46

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Penulisan Soal ... 48

Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas ... 54

Tabel 3.7 Uji Tingkat Kesukaran ... 56

Tabel 3.8 Interpretasi Daya pembeda Butir Soal... 58

Tabel 3.9Uji Daya Pembeda ... 59

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Angket... 60

Tabel 3.11Krieria Efektivitas Pembelajaran... 56

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen (X) dan Kelas Kontrol (Y) ... 80

Tabel 4.1 Data Hasil Post test Kelas Eksperimen (X) dan Kelas Kontrol (Y) ... 84

Tabel 4.3 Data Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 87

Tabel 4.4 Data N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88

Tabel 4.5 Pertanyaan Angket Nomor 1 ... 93

Tabel 4.6 Pertanyaan Angket Nomor 2 dan 3 ... 94

Tabel 4.7 Pertanyaan Angket Nomor 4 dan 5 ... 95

Tabel 4.8 Pertanyaan Angket Nomor 6 ... 96

Tabel 4.9 Pertanyaan Angket Nomor 7 ... 96

Tabel 4.10 Pertanyaan Angket Nomor 8 ... 97

Tabel 4.11 Pertanyaan Angket Nomor 9 ... 98


(51)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 65

Gambar 4.1 Pre Test Ekperimen dan Kontrol ... 83

Gambar 4.2 Post Test Ekperimen dan Kontrol ... 87


(1)

103

3. Efektivitas dari Metode active learning model card sort ini adalah efektif. Hal ini dapat dilihat dari data perhitungan nilai rata-rata Normalized Gain yang diperoleh untuk kelas eksperimen sebesar 0,582. Dari angka tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria efektivitas pembelajaran, maka dapat nilai 0,582 berada pada rentang Normalized Gain (0,41- 0,70) ditafsirkan memiliki kriteria efektivitas belajar yang efektif.

5.2 Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode card sort sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran, kosakata josuushi dalam mata pelajaran Bahasa Jepang. Oleh karena itu dapat disampaikan saran sebagai berikut:

1. Guru dapat menerapkan pembelajaran menggunakan metode card sort ini sebagai alternatif pembelajaran bahasa Jepang untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal. 2. Metode ini bisa dikembangkan menjadi jauh lebih baik dan dapat lebih

bermanfaat lagi dalam pembelajaran bahasa jepang, yaitu bukan hanya materi josuushi saja, melainkan bisa diterapkan dalam materi lainya yang memiliki beberapa kategori seperti kata benda, kata kerja, kata sifat dan sebagainya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, metode card sort dapat dikembangkan terhadap materi yang lain serta variabel yang berbeda.


(2)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAKSI ... .i

SINOPSIS BAHASA JEPANG ... .ii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ... 3

1.2.1 Rumusan Masalah ... 3

1.2.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

1.4 Anggapan dasar dan Hipotesis Penelitian ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Belajar dan Pembelajaran ... 11

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 11

2.1.2 Prinsip-prinsip belajar ... 13

2.1.3 Hasil belajar ... 15

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ... 16

2.2 Metode Pembelajaran ... 18

2.2.1 Metode Aktif Learning ... 20

2.2.2 Active Learning Model Card Sort ... 22

2.2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Card Sort ... 23


(3)

2.2.5 Teori Yang Melandasi Active Learning Model Card Sort ... 25

2.3 Pendekatan Pembelajaran ... 29

2.3.1 Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Bahasa ... 29

2.3.2 Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) ... 30

2.4 Pengertian Kosakata ... 31

2.4.1 Jenis-Jenis Kosakata dalam Bahasa Jepang ... 32

2.4.2 Suushi dan Josuushi ... 33

2.4.3 Penguasaan Kosakata ... 35

2.4.4 Manfaat Penguasaan Kosakata... 36

2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 40

3.1 Metode / Desain Penelitian ... 40

3.1.1 Populasi dan Sampel ... 42

3.1.2 Teknik Sampling ... 43

3.2 Operasional Variabel ... 44

3.3 Prosedur Penelitian ... 45

3.3.1 Tahap Persiapan ... 45

3.3.2 Tahap Pelaksanaan ... 46

3.3.3 Tahap Pengambilan Kesimpulan ... 47

3.4 Instrumen Penelitian ... 48

3.4.1 Tes ... 48

3.4.2 Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 49

3.4.2.1 Uji Validitas Instrumen ... 50

3.4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 52

3.4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 55

3.4.2.4 Uji Daya Pembeda ... 57

3.4.3 Angket ... 60

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Tes ... 61

3.5.1 Teknik pengumpulan Data ... 61

3.5.2 Teknik Analisis Data Penelitian ... 63

3.5.2.1 Uji Hipotesis ... 63

2.5.2.2 Pengolahan Data Angket ... 65


(4)

3.6.1 Proses Pengajaran di Kelas Eksperimen ... 67

3.6.2 Proses Pengajaran di Kelas Kontrol ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 70

4.1.1 Keadaan Wilayah Sekolah ... 70

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 6 Garut ... 71

4.1.2.1 Visi SMA Negeri 6 Garut ... 71

4.1.2.2 Misi SMA Negeri 6 Garut ... 72

4.1.2.3 Tujuan SMA Negeri 6 Garut ... 72

4.2 Proses Belajar Mengajar ... 75

4.2.1 Kelas Eksperimen ... 75

4.2.1.1 Perlakuan pertama ... 75

4.2.1.2 Perlakuan Kedua ... 77

4.2.1.3 Perlakuan Ketiga... 77

4.2.2 Kelas Kontrol ... 78

4.2.2.1Perlakuan Pertama ... 78

4.2.2.2 Perlakuan Kedua ... 78

4.2.2.3 Perlakuan Ketiga... 79

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 79

4.3.1 Data Pre-Test ... 79

4.3.2 Data Post -Test ... 83

4.3.3 Data Skor gain ... 87

4.3.4 Data N-Gain ... 88

4.4 Analisis Data Hasil Penelitian ... 90

4.4.1 Uji Hipotesis ... 90

4.4.2 Analisis Data Angket ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA... 104 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

Tabel 3.3 Tabel Jumlah Kosakata ... 46

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Penulisan Soal ... 48

Tabel 3.6 Klasifikasi Reliabilitas ... 54

Tabel 3.7 Uji Tingkat Kesukaran ... 56

Tabel 3.8 Interpretasi Daya pembeda Butir Soal... 58

Tabel 3.9Uji Daya Pembeda ... 59

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Angket... 60

Tabel 3.11Krieria Efektivitas Pembelajaran... 56

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen (X) dan Kelas Kontrol (Y) ... 80

Tabel 4.1 Data Hasil Post test Kelas Eksperimen (X) dan Kelas Kontrol (Y) ... 84

Tabel 4.3 Data Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 87

Tabel 4.4 Data N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88

Tabel 4.5 Pertanyaan Angket Nomor 1 ... 93

Tabel 4.6 Pertanyaan Angket Nomor 2 dan 3 ... 94

Tabel 4.7 Pertanyaan Angket Nomor 4 dan 5 ... 95

Tabel 4.8 Pertanyaan Angket Nomor 6 ... 96

Tabel 4.9 Pertanyaan Angket Nomor 7 ... 96

Tabel 4.10 Pertanyaan Angket Nomor 8 ... 97

Tabel 4.11 Pertanyaan Angket Nomor 9 ... 98


(6)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 ... 65

Gambar 4.1 Pre Test Ekperimen dan Kontrol ... 83

Gambar 4.2 Post Test Ekperimen dan Kontrol ... 87


Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

1 13 168

PENERAPAN METODE CARD SORT DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG : Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 47

TEKNIK PERMAINAN TERKA AKSI DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 46

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA : Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VII MTs Sagalaherang Subang tahun Ajaran 2012/2013.

3 8 38

PENERAPAN MODEL TONGKAT BERBICARA BERORIENTASI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN DEBAT : Eksperimen terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Palimanan Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 44

EFEKTIVITAS STRATEGI ACTIVE LEARNING MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PADA PEMBELAJARAN JITSUYOU CHOUKAI I SJEP ARI e-2012.

0 0 57

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN DOMIKADO : Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMAN 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012) No Panggil SJEP FER e-2012.

19 136 68

KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA:Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil.

0 0 35

KONTRIBUSI MODEL QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR KUSEN PINTU DAN JENDELA : Penelitian terhadap Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 No Panggil.

0 0 30

PENERAPAN METODE CARD SORT DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG : Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Pasundan 2 Bandung Tahun Ajaran 2013 2014 - repository UPI S JEP 1002676 Title

0 0 3