PENERAPAN PEER ASSESSMENT UNTUK MENILAI POSTER SEBAGAI PRODUK BERPIKIR KREATIF PADA MATERI SISTEM SARAF.
Desi Haryati, 2014
PENERAPAN PEER ASSESSMENT UNTUK MENILAI POSTER SEBAGAI PRODUK BERPIKIR KREATIF
PADA MATERI SISTEM SARAF
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
oleh: Desi Haryati
0900345
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENERAPAN PEER ASSESSMENT UNTUK MENILAI POSTER SEBAGAI PRODUK BERPIKIR KREATIF
PADA MATERI SISTEM SARAF
Oleh Desi Haryati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Desi Haryati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Desi Haryati, 2014
DESI HARYATI
PENERAPAN PEER ASSESSMENT UNTUK MENILAI POSTER SEBAGAI PRODUK BERPIKIR KREATIF PADA MATERI SISTEM
SARAF
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Hj. Siti Sriyati, M. Si NIP. 196409281989012001
Pembimbing II
Dra. Hj. Sariwulan Diana, M. Si NIP. 196202111987032003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
(4)
ABSTRAK
Penelitian deskriptif berjudul “Penerapan Peer Assessment untuk Menilai Poster
sebagai Produk Berpikir Kreatif pada Materi Sistem Saraf” ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menilai siswa SMA terhadap poster sebagai produk berpikir kreatif temannya, perbandingan penilaian oleh siswa dan guru, hasil penilaian poster, serta kendala dan tanggapan siswa dalam penerapan peer
assessment. Subjek pada penelitian ini diambil dengan cara cluster random sampling dan dilakukan pada siswa kelas XI di salah satu SMA di Kota Bandung
tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 32 orang. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian poster oleh siswa dan guru observer, angket siswa, dan pedoman wawancara guru. Pada umumnya, siswa memiliki kemampuan menilai yang baik (81%). Tidak ada perbedaan antara penilaian yang diberikan oleh siswa dan penilaian oleh guru observer. Umumnya, poster siswa memiliki rata-rata nilai 88 menurut peer assessment sedangkan menurut guru observer adalah 81 yang termasuk ke dalam kategori baik sekali. Kendala yang dialami siswa saat melakukan peer assessment dalam penelitian ini adalah siswa merasa takut salah sehingga siswa merasa kesulitan dalam menilai poster. Siswa menunjukkan tanggapan yang positif terhadap penerapan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk berpikir kreatif.
Kata Kunci: peer assessment, kemampuan menilai, poster, produk kreatif, materi
(5)
Desi Haryati, 2014
ABSTRACT
This descriptive study that have title “Using Peer Assessment for Grading Poster
As A Creative Thinking Product in Nerve System Subject” propose to describe the assessment ability of student high school’s toward poster as creative thinking
product of their peer, the comparison of teacher and students grading, and the
student’s obstacle and perception about using peer assessment. Subject of this
study is XI grade student in one of Bandung city high school 2012-2013 year learning as many as 32 students and taken by cluster random sampling. The instruments that using in this study are poster assessment sheet of student and
observer teacher, student’s questionnaire, and teacher interview handbook. Most
of students have good ability in assessment (81%). Statistically, there are no
differences between mean of student’s grading and mean of teacher observer’s grading. Most of students’ posters have mean 88 according peer assessment and
81 according teacher observers in which means very well category. The obstacle of students when using peer assessment is student was afraid to wrong in assess the poster so that they difficult to assess. But, students have positive perception toward using peer assessment to grade poster as creative thinking product.
Keyword: peer assessment, assessment ability, creative product, nerve
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR GAMBAR……… viii
DAFTAR LAMPIRAN……… BAB I PENDAHULUAN……… ix 1 A. Latar Belakang………...………... 1
B. Rumusan Masalah………. 4
C. Pertanyaan Penelitian………... 4
D. Batasan Masalah………... 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 5
BAB II PEER ASSESSMENT UNTUK MENILAI POSTER SEBAGAI PRODUK BERPIKIR KREATIF PADA MATERI SISTEM SARAF……….. 7
A. Peer Assessment………... 7
B. Produk Kreatif……….. 10
C. Sistem Saraf (Pengaruh Narkoba terhadap Sistem Saraf)………. 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 16
A. Metode Penelitian………. 16
B. Definisi Operasional………. 16
C. Subjek Penelitian………... 17
D. Desain Penelitian………... 17
E. Instrumen Penelitian………. 19
F. Teknik Pengumpulan Data……… 20
G. Analisis Data………. H. Prosedur Penelitian………... 21 25 I. Alur Penelitian……….. 27
(7)
Desi Haryati, 2014
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 28
A. Hasil Penelitian………. 28
1. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer Assessment……… 28
2. Hasil Penilaian Poster oleh Peer Assessment dan Guru Observer…. 32 a) Novelty (Kebaruan)………... b) Resolution (Pemecahan)………... 36 36 c) Elaboration (Kerincian) dan Sintesis ..……… 38
3. Kendala-kendala Pelaksanaan Peer Assessment………. 39
4. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Peer Assessment……… 40
B. Pembahasan……….. 41
1. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Peer Assessment……… 2. Hasil Penilaian Poster oleh Peer Assessment dan Guru Observer…. 41 44 a) Kebaruan (Novelty)………... 48
b) Pemecahan (Resolution)………... 48
c) Kerincian (Elaboration) dan Sintesis ..……… 51
3. Kendala-kendala Pelaksanaan Peer Assessment………. 53
4. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Peer Assessment……… 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 57
A. Kesimpulan………... 57
B. Saran………. 58
DAFTAR PUSTAKA………... 59
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan memiliki salah satu tujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 1). Implementasi tujuan tersebut di sekolah dapat dilakukan dengan mendorong siswa untuk mengaplikasikan pemahaman keilmuannya menjadi suatu produk belajar yang kreatif. Produk tersebut merupakan salah satu hakikat sains setelah sains sebagai proses dilakukan. Berdasarkan hakikat sains, penilaian sains pun meliputi penilaian proses belajar dan penilaian produk atau hasil belajar (Rustaman, 2005: 150).
Munandar (2009:7) menyatakan bahwa pada kenyataannya pendidikan di Indonesia kurang melatih siswanya untuk mengembangkan kreativitasnya. Alat ukur berupa tugas-tugas yang diberikan kepada siswa kebanyakan meminta siswa untuk mencari tahu satu jawaban yang benar, kekreatifan siswa jarang diukur. Penelitian yang dilakukan oleh Munro (2004) menyatakan bahwa proyek karya siswa sering dinilai dengan kriteria yang tidak berhubungan dengan kreativitasnya sehingga proyek tersebut tidak dapat diartikan kreatif.
Produk kreatif siswa dapat berupa gagasan kreatif. Menurut Besemer dan Treffinger (Munandar, 2009: 41), istilah produk kreatif tidak terbatas pada produk komersial, tetapi meliputi keragaman dari benda atau gagasan. Produk kreatif tersebut memiliki tiga indikator, di antaranya adalah kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), dan kerincian (elaboration/synthesis). Ide-ide baru siswa yang orisinil dapat menghasilkan suatu produk kreatif yang dapat memberi solusi berupa kebermaknaan produk yang dibuat. Menurut Jackson (2005: 3), suatu produk kreatif dapat berupa poster. Poster merupakan suatu media yang berisi
(9)
Desi Haryati, 2014
gagasan berupa slogan yang komunikatif dan biasanya bersifat persuasif. Agar dapat mengajak orang lain, slogan dan gambar dalam poster tersebut haruslah memiliki kekreatifan. Dengan demikian, pembaca poster akan merasakan hal yang baru sehingga tidak bosan meski dengan tema yang selalu dibahas sehingga pembaca tertarik untuk melihat poster.
Bercermin pada penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2010) dan Nugraha (2009) bahwa kreativitas siswa dapat dievaluasi dengan tes kemampuan berpikir kreatif yang terkandung dalam pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Menurut Munro (2004), kreativitas yang diukur dengan suatu tes kreatif hanya menunjukkan potensi kreatif siswa, belum menunjukkan bahwa siswa memiliki kreativitas untuk masa depannya sehingga diperlukan suatu penugasan untuk menghasilkan suatu karya siswa. Munro menambahkan bahwa menilai kreativitas dapat disimpulkan dengan mengetahui pengetahuan seperti apa yang dimiliki seseorang dan bagaimana orang tersebut dapat menunjukkannya pada tugas yang diberikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2010) mengenai kemampuan berpikir kreatif pada hasil karya siswa berupa poster dan produk daur ulang limbah yang dinilai oleh guru melalui foto menghasilkan kemampuan berpikir kreatif yang masih sangat kurang. Hasil karya siswa tersebut menimbulkan keraguan apakah produk siswa menunjukkan keaslian buatan siswa sendiri atau bukan. Hasil karya siswa berupa poster dan produk diukur untuk melihat suatu proses, yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga digunakan indikator berpikir kreatif bukan produk kreatif. Menurut Jackson (2005: 3), penilaian suatu hasil karya dengan kriteria produk kreatif dilakukan untuk menilai kreativitas siswa. Penilaian untuk produk atau hasil karya siswa tersebut dilakukan sepenuhnya oleh guru, akibatnya guru merasa cukup berat untuk menilai. Siswa yang kritis tidak jarang menanyakan alasan guru memberikan nilai terhadap tugas yang dikerjakannya sehingga perlu adanya kriteria yang jelas supaya tidak ada yang dirugikan. Jackson menambahkan jika siswa diinformasikan bahwa kreativitasnya akan dinilai, maka siswa perlu ikut terlibat dalam negosiasi kriteria. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, diperlukan suatu upaya untuk meringankan beban guru dan
(10)
3
menjawab rasa penasaran siswa terhadap nilai produk yang dibuatnya. Upaya tersebut adalah dengan menggunakan penilaian sesama teman (peer assessment).
Peer assessment ini dilakukan oleh siswa terhadap siswa lainnya (Bostock,
2004: 1). Peer assessment merupakan sebuah asesmen alternatif yang memiliki nilai pedagogik yang signifikan karena memungkinkan siswa mengambil bagian dalam proses evaluasi dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi di dalamnya (Peng, 2010: 2). Mengases atau menilai merupakan suatu tindakan pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (Arikunto, 2012: 3). Karena itu, peer assessment dapat mendorong siswa berlatih untuk mengambil keputusan mengenai hasil pekerjaan teman-temannya dan bertanggung jawab atas penilaiannya tersebut. Kwan, Leung, dan Stefani (Loddington, 2008: 11) mengemukakan bahwa peer assessment perlu dilatihkan kepada siswa, meskipun siswa hanya dikenalkan dengan peer assessment. Hal tersebut dikarenakan kemampuan siswa dalam menilai tidak secara langsung didapatkan dalam pembelajaran sehari-hari. Keterlibatan siswa dalam menilai merupakan hal yang cukup penting dalam berkembangnya kemampuan siswa. Siswa juga akan terlatih untuk menilai hasil karya orang lain berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan karya tersebut. Oleh karena itu, penilaian siswa terhadap hasil karya temannya perlu diungkap untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa menilai serta memperoleh hasil penilaian produk karya siswa oleh siswa lainnya.
Materi Sistem Saraf mencakup narkoba sebagai contoh pada obat-obatan yang dapat memengaruhi sistem saraf. Narkoba masih menjadi tema yang kontekstual untuk menjadi pengingat mengenai bahaya yang diakibatkannya. Walaupun tidak jarang banyak orang ataupun lembaga–lembaga terkait memberi pesan kepada masyarakat mengenai tema tersebut. Ajakan untuk menjauhi narkoba menjadi tema dalam produk kreatif berupa poster yang dibuat oleh siswa. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penting untuk diteliti mengenai penerapan peer
assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa pada materi sistem
(11)
Desi Haryati, 2014
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang mendasari penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif pada materi sistem saraf?”
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk memperjelas rumusan masalah, maka dijabarkan lagi menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa pada materi sistem saraf?
2. Bagaimana hasil penilaian poster sebagai produk kreatif siswa berdasarkan
peer assessment dan guru observer?
3. Apa kendala yang dialami siswa dalam penerapan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa pada materi sistem saraf?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penilaian poster sebagai produk kreatif dengan menggunakan peer assessment?
D. BATASAN MASALAH
Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti adalah terbatas pada hal – hal berikut:
1. Aspek yang dinilai adalah produk kreatif pada poster siswa dengan dua indikator yaitu pemecahan (resolution) produk dan kerincian (elaboration)-sintesis produk menurut Besemer dan O’Quin (Jackson, 2005). Indikator-indikator tersebut tercermin dalam aspek yang terdapat pada poster yaitu gambar, bahasa/kalimat slogan, tampilan, tata letak, teknik pembuatan, dan identitas poster (Apriyani, 2012).
2. Konten poster adalah pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf yang tercermin dalam ajakan untuk menjauhi narkoba.
(12)
5
E. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan kemampuan menilai siswa SMA terhadap produk kreatif teman sebayanya.
b. Mengetahui perbandingan hasil peer assessment dengan penilaian guru observer dalam menilai poster sebagai produk berpikir kreatif siswa
c. Mendeskripsikan hasil penilaian poster sebagai produk kreatif siswa berdasarkan peer assessment dan guru observer.
d. Mendeskripsikan mengenai kendala dan tanggapan siswa dalam penerapan
peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa. 2. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, di antaranya: a. Bagi guru diharapkan dapat:
1) Memberikan informasi mengenai penerapan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa pada materi sistem saraf. 2) Memberikan alternatif penilaian berupa penilaian produk kreatif
(dalam hal ini poster) dalam materi sistem saraf.
3) Memotivasi guru untuk menggunakan berbagai macam penilaian dan penggunaan rubrik dalam menilai produk hasil karya siswa.
b. Bagi siswa diharapkan dapat:
1) Melatih siswa dalam menilai produk hasil karya temannya menggunakan peer assessment.
2) Memberikan pengalaman untuk melakukan penilaian terhadap temannya oleh diri siswa sendiri.
3) Mendorong siswa untuk bersikap kritis dalam menilai hasil karya temannya.
4) Melatih siswa untuk menilai secara objektif. c. Bagi peneliti:
(13)
Desi Haryati, 2014
1) Memberikan gambaran mengenai penelitian menilai poster sebagai produk kreatif siswa pada materi sistem saraf
2) Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
(14)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggambarkan kondisi atau fenomena apa adanya dalam suatu kegiatan pendidikan (Sukmadinata, 2011: 72). Penelitian ini mendeskripsikan mengenai penerapan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk berpikir kreatif siswa pada materi sistem saraf.
B. DEFINISI OPERASIONAL
Agar sampai pada maksudnya dan tidak meluasnya pengertian dalam penelitian ini, beberapa definisi operasional yang dibuat di antaranya:
1. Peer Assessment
Peer assessment yang dimaksud dalam penelitian ini berupa suatu penilaian
yang dilakukan oleh siswa terhadap poster yang dibuat oleh teman–temannya menggunakan lembar penilaian. Siswa menilai berdasarkan kriteria poster. Kriteria tersebut mengacu pada dua indikator produk kreatif menurut Besemer dan O’Quin (Jackson, 2005:6) yaitu resolution (pemecahan) serta elaboration
(kerincian) dan sintesis dengan memberikan tanda checklist () pada kolom ya atau tidak. Kemampuan peer assessment merupakan hasil kesesuaian penilaian yang dilakukan oleh guru observer dengan peer assessment.
2. Poster
Poster yang dimaksud adalah poster yang dibuat oleh siswa secara individu. Poster ini dinilai oleh siswa dan guru. Aspek yang dinilai adalah gambar, bahasa atau kalimat slogan, tampilan poster, tata letak poster, teknik pembuatan poster, serta identitas poster (Apriyani, 2012). Aspek-aspek tersebut terkandung dalam indikator produk kreatif.
3. Materi Sistem Saraf
Materi sistem saraf yang ditugaskan kepada siswa untuk membuat poster sebagai produk berpikir kreatif adalah penggunaan obat–obatan yang difokuskan pada tema narkoba.
(15)
Desi Haryati, 2014
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Bandung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 orang. Penentuan sampel menggunakan cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak yang tersusun dalam kelompok atau klaster. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dikarenakan sampel yang dipilih merupakan individu-individu yang secara alami berada bersama–sama di suatu kelas (Sudjana, 2005: 173). Populasi yang dipilih adalah siswa-siswi kelas XI dan sampel diambil dengan cara mengacak kelas.
D. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan yaitu:
1. Teknik pelaksanaan penugasan serta penilaian poster
Pada tahap pelaksanaan, pengarahan mengenai tugas mandiri membuat poster narkoba dan lembar kerja siswa diberikan kepada siswa (Lampiran A2). Tiap siswa membuat poster secara individu. Sebelum pembuatan poster dilakukan oleh siswa, guru menginformasikan mengenai kriteria penilaian pada poster tersebut (Lampiran A4). Guru menyampaikan kriteria–kriteria poster yang akan dinilai, teknis, serta peraturan yang harus ditaati oleh siswa.
Peer assessment dilakukan setelah poster terkumpul. Penilaian dilakukan
dengan meletakkan poster–poster buatan siswa di atas meja siswa. Saat penilaian berlangsung, tiap poster dinilai oleh tiga orang siswa dan satu guru observer. Selanjutnya, siswa diberikan angket untuk diisi sejujur-jujurnya mengenai tanggapan dan kendala yang dihadapinya terhadap penggunaan peer assessment untuk menilai poster (Lampiran A5).
2. Tahapan dan mekanisme pelaksanaan peer assessment
Di bawah ini merupakan tahapan dari pelaksanaan peer assessment dalam menilai poster:
(16)
18
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan berisikan mengenai pengenalan peer assessment kepada siswa dengan menyampaikan pengertian dan tujuan dari peer assessment. Pada tahap ini, kriteria penilaian poster disepakati antara siswa dan guru. Sebelum mengambil data pada tahap pelaksanaan, pembiasaan peer assessment dilakukan pada poster yang dibuat oleh teman satu kelompoknya.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, penilaian poster dilakukan menggunakan peer
assessment. Penilaian dilakukan di satu waktu dengan memamerkan poster karya
siswa di atas meja.
Sebelum dilakukan penilaian, kelas dibagi menjadi delapan kelompok yang terdiri dari empat kelompok bernomor ganjil dan empat kelompok bernomor genap. Siswa dalam kelompok bernomor ganjil akan menilai tiga poster siswa dalam kelompok bernomor ganjil lainnya, begitu pula dengan nomor kelompok genap. Guru menginformasikan kepada tiap siswa mengenai poster-poster yang akan dinilainya secara tertutup. Berikut alur penerapan peer assessment dalam kelompok bernomor ganjil dan berlaku juga untuk kelompok bernomor genap.
Gambar 3.1 Alur Peer Assessment pada Kelompok Ganjil
Keterangan:
PA7: Poster siswa A dari Kelompok 7 PB7: Poster siswa B dari Kelompok 7
PC7: Poster siswa C dari Kelompok 7 PD7: Poster siswa D dari Kelompok 7
(17)
Desi Haryati, 2014
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Berikut adalah instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian: 1. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat pelaksanaan peer assessment. 2. Lembar Penilaian Poster
Lembar penilaian poster merupakan lembar peer assessment untuk menilai poster siswa. Lembar penilaian ini berisikan 10 butir kriteria poster yang dikembangkan dari indikator produk kreatif menurut Besemer dan O’Quin (Jackson, 2005: 6). Lembar penilaian berupa lembar cek yang digunakan oleh siswa dan guru observer sebagai acuan saat menilai poster (Lampiran A4). Berikut Tabel 3.1 mengenai kisi-kisi indikator produk kreatif yang terdapat pada lembar penilaian poster.
Tabel 3.1 Kisi – kisi Indikator Penilaian Poster sebagai Produk Berpikir Kreatif
No. Indikator Kategori Kriteria Poster
1. Pemecahan (Resolution)
Value Gambar poster menunjukkan pengaruh
narkoba terhadap sistem saraf
Appropriateness Gambar yang dibuat sesuai dengan
slogan yang ditulis
Value Gambar poster menunjukkan pesan yang
ingin disampaikan
Usefulness Bahasa yang digunakan mengajak para
pembacanya untuk menjauhi narkoba
Adequacy Kalimat slogan mudah diingat
Logic Identitas pembuat poster tercantum
2. Kerincian (Elaboration)
Elegance Poster terlihat menarik
Attractiveness Poster memiliki daya tarik dari jarak
yang mudah dilihat
Unity Tata letak poster (antara tulisan dan
gambar) proporsional
Well-craftedness Poster dibuat manual 3. Angket Peer Assessment
Angket peer assessment ditujukan untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai peer assessment, kendala, dan tanggapan siswa mengenai penggunaan
peer assessment yang dilakukan (Lampiran A5). Berikut Tabel 3.2 mengenai
(18)
Tabel 3.2 Kisi–kisi Angket Peer Assessment
No Aspek
1. Pelaksanaan peer assessment yang dialami siswa 2. Kendala siswa menggunakan peer assessment
3. Tanggapan siswa mengenai penggunaan peer assessment dalam penilaian poster
4. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan guru terhadap peer assessment, tanggapan mengenai peer
assessment, dan saran berupa masukan dalam penggunaan peer assessment
(Lampiran A6).
Tabel 3.3 Kisi-kisi Panduan Wawancara Guru
No Aspek
1. Pengetahuan guru mengenai peer assessment
2. Tanggapan guru mengenai penggunaan peer assessment 3. Saran dalam penggunaan peer assessment
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk menggambarkan pengumpulan data supaya lebih terarah dan jelas maka dibuat kisi-kisi umum penelitian. Hal ini menunjukkan hubungan antara data yang diinginkan dalam penelitian, sumber data, metode dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Berikut adalah Tabel 3.4 yang menyajikan kisi-kisi umum penelitian.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Umum Penelitian
Data yang
Diinginkan Sumber Data
Metode Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan Pelaksanaan peer assessment Hasil angket siswa
Angket Angket
Hasil catatan lapangan
Observasi Catatan lapangan
Kemampuan siswa melakukan peer assessment Hasil peer assessment Pengumpulan dokumen
peer assessment dan
penilaian guru observer
Lembar peer
assessment dan
penilaian poster oleh guru observer Hasil penilaian
guru observer Nilai poster siswa Hasil peer
assessment
Pengumpulan dokumen
peer assessment dan
penilaian guru observer
Lembar peer
assessment penilaian
poster oleh guru Hasil penilaian
(19)
Desi Haryati, 2014
guru observer observer
Kendala yang
dihadapi siswa dalam pelaksanaan peer
assessment
Hasil angket
siswa Angket Angket
Tanggapan siswa terhadap peer
assessment
Hasil angket
siswa Angket Angket
Tanggapan guru terhadap pelaksanaan
peer assessment
Hasil
wawancara Wawancara Wawancara
Berdasarkan Tabel 3.4, teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan peer assessment dalam menilai poster yang tertuang dalam catatan penelitian.
2. Pengumpulan Dokumen
Pengumpulan dokumen dilakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan. Dokumen yang dikumpulkan di antaranya lembar penilaian poster oleh guru observer dan hasil peer assessment serta rancangan poster siswa.
3. Pengisian Angket
Pengisian angket dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan peer assessment, kendala yang dihadapi, serta tanggapan siswa mengenai peer assessment.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kendala yang dihadapi guru, tanggapan, serta saran guru mengenai peer assessment.
G. ANALISIS DATA
Langkah analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Data yang diperoleh dari catatan lapangan
Data yang diperoleh dari catatan lapangan dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan peer assessment.
(20)
2. Data yang diperoleh dari lembar observasi penilaian poster oleh siswa dan guru observer.
a. Kemampuan siswa dalam melakukan peer assessment.
Kemampuan siswa dianalisis dengan cara mencari kesesuaian hasil penilaian poster yang dilakukan oleh guru dan siswa. Kesesuaian nilai tersebut kemudian dihitung untuk mencari nilai Indeks Kesesuaian Kasar berdasarkan rumus H.J.X Fernandes yang telah disederhanakan oleh Arikunto (2006:203) berikut:
IKK = Keterangan:
IKK : Indeks kesesuaian kasar
n : Kriteria yang dinilai sama oleh siswa dan guru N : Kriteria yang diamati
Kemudian, hasil perhitungan IKK dibuat dalam bentuk persentase lalu dihitung rata-ratanya untuk mengetahui persentase kemampuan menilai siswa dengan cara:
Kemampuan menilai siswa =
Hasil rata-rata persentase kemampuan menilai siswa selanjutnya disesuaikan dengan kategori kemampuan berdasarkan (Purwanto, 2012:103) berikut:
Tabel 3.5 Skala Kategori Kemampuan
No Skala Kemampuan Kategori
1. 86% - 100% Sangat Baik
2. 76% - 85% Baik
3. 60% - 75% Cukup
4. 55% - 59% Kurang
5. ≤ 54% Kurang Sekali
Untuk mengetahui persentase jumlah siswa pada setiap kategori kemampuan
peer assessment digunakan rumus menurut Sudjana (1989:131) berikut:
P = 100%
Keterangan:
P : Persentase yang dicari
f : Banyaknya siswa pada tiap kategori kemampuan peer assessment N : Total siswa
(21)
Desi Haryati, 2014
b. Hasil Penilaian Siswa dengan Penilaian Guru
Untuk mengetahui hasil penilaian poster siswa sebagai produk berpikir kreatifnya, dilakukan dengan cara mencari nilai dari skor hasil peer assessment dan penilaian guru observer yang mencapai kriteria poster yang telah ditentukan secara keseluruhan dan setiap indikator. Nilai poster tersebut dihitung dengan menggunakan rumus:
NP =
100
Keterangan:NP : Nilai poster yang dicari
Npk : Nilai poster yang mencapai kriteria Nmp: Nilai maksimum poster yaitu 10
Nilai tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam skala kategori hasil belajar menurut Arikunto (2011: 245). Selanjutnya, nilai poster berdasarkan peer
assessment dan guru observer dicari rata-ratanya dengan cara:
Rata-rata nilai poster = Tabel 3.6 Skala Kategori Hasil Belajar
No Skala Kemampuan Kategori
1. 80 – 100 Baik Sekali
2. 66 – 79 Baik
3. 56 – 65 Cukup
4. 40 – 55 Kurang
5. ≤ 39 Kurang Sekali
Perbandingan hasil peer assessment dan penilaian guru observer secara rinci dicari dengan membandingkan nilai poster pada masing-masing penilaian untuk kemudian dicari banyaknya jumlah poster dan persentasenya pada tiap keterangan perbandingan; peer assessment lebih kecil, sama dengan, atau lebih besar dari penilaian guru observer.
Selanjutnya, untuk mengetahui perbandingan antara penilaian siswa dengan penilaian guru digunakan analisis komparasi rata-rata dua sampel independen dengan menggunakan bantuan software SPSS v17. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua sampel yang tidak saling memengaruhi sehingga
(22)
dikatakan independen (Djarwanto dan Subagyo, 1985: 11; Sudjana, 2005: 238; Sugiyono, 2011; 214). Hipotesis untuk hal ini adalah:
H0 = Tidak ada perbedaan antara penilaian siswa dengan penilaian guru
H1 = Ada perbedaan antara penilaian siswa dengan penilaian guru
Untuk menguji hipotesis tersebut menggunakan uji komparasi dua sampel independen, dilakukan analisis data sebagai berikut (Widiarso, 2012):
1) Menguji normalitas data menggunakan Uji Shapiro-Wilk pada SPSS v17. 2) Jika data normal, dilanjutkan dengan Uji t. Jika data tidak normal dilanjutkan
dengan uji U (Mann-Whitney) (Ruseffendi, 1998: 400). Uji ini dilakukan pula dengan menggunakan software SPSS v17.
∑
∑
3) Jika sampel yang digunakan lebih dari 20 sampel, maka hasil Uji U selanjutnya dihitung untuk mencari z-score yang digunakan untuk mendapatkan kurva normal sebagai pendekatan (Ruseffendi, 1998:401). Hal ini dilakukan pula dengan menggunakan software SPSS v17.
√
z yang telah dihitung kemudian dibandingkan dengan z pada tabel (Lampiran A7) menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05. H0 diterima jika:
z hitung > z tabel
Setelah diketahui nilai poster secara keseluruhan, selanjutnya dilakukan analisis hasil nilai poster dari tiap indikator produk kreatif.
1) Indikator resolution (pemecahan) produk kreatif Nilai resolution = Keterangan:
nr : nilai resolution produk kreatif berupa poster yang tercapai N : nilai ideal resolution produk kreatif berupa poster, yaitu 6 2) Indikator elaboration (Kerincian) dan Sintesis
(23)
Desi Haryati, 2014
Nilai elaboration = Keterangan:
ne : nilai elaboration dan sintesis produk kreatif berupa poster yang tercapai N : nilai ideal elaboration produk kreatif berupa poster, yaitu 4
Setelah diketahui nilai masing-masing indikator produk kreatif berdasarkan hasil peer assessment dan penilaian guru observer, selanjutnya nilai tersebut dibuat rata-ratanya dengan cara
Rata-rata indikator produk kreatif =
3. Data yang diperoleh dari angket.
Persentase jumlah siswa yang menjawab tiap pertanyaan dalam angket ditentukan dengan rumus menurut Sudjana (1989:131) berikut:
Persentase jawaban angket =
100% 4. Data hasil wawancara
Data hasil wawancara digunakan untuk menghubungkan dan menemukan fakta yang tidak didapat dari hasil angket pelaksanaan peer assessment.
H. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan. Tahapan-tahapan tersebut dipaparkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis keadaan sekolah dan merumuskan masalah b. Melakukan studi kepustakaan
c. Menyusun proposal penelitian untuk diseminarkan
d. Melakukan perbaikan proposal hasil bimbingan dengan dosen pembimbing
e. Pelaksanaan seminar proposal
f. Perbaikan proposal penelitian berdasarkan hasil masukan dari seminar. g. Pembuatan instrumen berupa LKS, lembar penilaian poster untuk peer
assessment dan guru observer, angket siswa, dan format wawancara guru
(24)
h. Konsultasi instrumen penelitian kepada dosen pembimbing dan judgement instrumen kepada beberapa dosen ahli.
i. Perbaikan instrumen penelitian dengan mengonsultasikan kepada dosen pembimbing.
j. Mengurus surat izin penelitian (Lampiran D). 2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengenalan peer assessment dengan menyampaikan maksud, tujuan, dan manfaat peer assessment kepada siswa.
b. Pemberian informasi mengenai kriteria penilaian poster dan menyepakatinya.
c. Penugasan poster kepada siswa dengan memberi LKS.
d. Pembagian kelompok siswa menjadi delapan kelompok, tiap kelompok terdiri dari empat orang.
e. Pembiasaan peer assessment untuk menilai poster siswa dalam satu kelompok siswa.
f. Pameran poster siswa di dalam kelas.
g. Pelaksanaan peer assessment untuk menilai poster siswa oleh siswa. h. Pengambilan data melalui angket.
i. Penyamaan persepsi mengenai kriteria penilaian poster dengan guru observer
j. Penilaian poster oleh guru observer. k. Wawancara guru
3. Tahap Penyusunan Laporan
a. Pengolahan data hasil penelitian yang telah dilakukan pada penilaian poster, hasil angket, dan wawancara (Lampiran B).
b. Analisis hasil penelitian.
(25)
Desi Haryati, 2014
I. ALUR PENELITIAN
Untuk mempermudah langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir maka dibuatlah alur penelitian yang disajikan dalam Gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Pembuatan proposal penelitian Seminar proposal penelitian
Analisis materi pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf
Analisis Indikator produk kreatif
Analisis kriteria poster
Pembuatan instrumen penelitian
(peer assessment, rancangan poster, angket, wawancara) Penentuan kriteria (rubrik)
peer assessment
Validasi instrumen
Pembuatan poster Sosialisasi rubrik instrumen
Pengumpulan poster Penilaian poster oleh siswa Pengisian angket oleh siswa Penilaian poster oleh guru observer
Wawancara guru Pengolahan dan analisis data
(26)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, hal-hal yang dapat disimpulkan bahwa siswa rata-rata memiliki kemampuan menilai poster yang baik dengan persentase 81%. Kemampuan menilai tersebut merupakan kemampuan menilai dua indikator produk kreatif yaitu pemecahan (resolution) serta kerincian (elaboration) dan sintesis.
Hasil penilaian poster yang dilakukan oleh siswa dan guru observer menghasilkan nilai akhir poster dengan rata-rata 88 menurut peer assessment sedangkan berdasarkan penilaian guru observer rata-rata nilai poster siswa adalah 81. Kedua nilai tersebut menunjukkan pada umumnya poster siswa memiliki kategori yang baik sekali meskipun nilai di masing-masing indikator produk kreatif yang diperoleh tidak sama.
Hasil perbandingan antara penilaian guru observer dan penilaian siswa menunjukkan tidak ada perbedaan. Hal tersebut menunjukkan rata-rata penilaian yang diberikan siswa adalah sama dengan rata-rata penilaian yang diberikan oleh guru terhadap poster siswa.
Kendala yang dihadapi siswa dalam pelaksanaan peer assessment adalah siswa merasa takut salah saat menilai dan merasa kesulitan dalam melakukan peer
assessment. Tanggapan siswa terhadap penggunaan peer assessment untuk
menilai poster sangat baik karena siswa siswa senang dilibatkan dalam penilaian, siswa merasa menjadi penentu dalam penilaian, dan siswa merasa mendapatkan manfaat dari penerapan peer assessment yaitu dapat melatih sikap jujur dan objektif. Tanggapan guru mengenai penggunaan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa adalah penggunaan peer assessment harus tetap dibarengi dengan penilaian guru untuk menghindari subjektivitas siswa serta agar terlihat apakah siswa mampu menilai atau tidak.
(27)
Desi Haryati, 2014 B. SARAN
Agar pelaksanaan peer assessment dalam menilai poster sebagai produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan berikut:
1. Memberikan pembiasaan peer assessment dengan frekuensi yang lebih banyak.
2. Produk yang akan dinilai oleh siswa sebaiknya menggunakan kode sehingga subjektivitas dapat lebih diminimalisasi.
3. Kriteria penilaian perlu dijelaskan kembali supaya siswa tidak merasa kesulitan dan merasa takut salah dalam menilai.
4. Rubrik penilaian kreativitas perlu dikembangkan menggunakan skala penilaian sehingga dapat diketahui keakuratan tingkat kreativitas siswa melalui produk kreatifnya baik oleh peer assessment maupun guru observer. Penelitian ini masih perlu dikembangkan. Beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan antara lain:
1. Penelitian mengenai peer assessment untuk menilai produk masih sedikit ditemukan sehingga penelitian tentang hal tersebut perlu ditingkatkan
2. Kriteria kebaruan (novelty) perlu dikembangkan dalam peer assessment sehingga inovasi suatu produk belajar dapat menjadi meningkatkan kreativitas siswa dan menjadi bentuk latihan bagi siswa.
3. Guru dapat memilih teknik penilaian hasil belajar siswa dengan peer
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, A. Z. (2012). Pentingnya Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat. [Online]. Tersedia: bdksurabaya.kemenag.go.id/. [11 Januari 2013]
Apriyani, N. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran Menulis Poster:
Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI: tidak
diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
_________. (2011). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
__________. (2012). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Badan Narkotika Nasional. (2007). Jenis – jenis Narkotika. [Online]. Tersedia:
www.bnn.go.id. [30 April 2013]
Bostock, S. (2004). Student Peer Assessment. [Online]. Available at: http://www.reading.ac.uk/web/FILES/engageinassessment/Student_peer_ assessment_-_Stephen_Bostock.pdf. [24 November 2012]
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Djarwanto dan Subagyo, P. (1985). Statistika Induktif. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Draaijer, S. dan Boxel, P. (2009). Summative Peer Assessment using Turnitin and
A Large Cohort of Students: A Case Study. Tersedia:
https://dspace.lboro.ac.uk/. [21 Septermber 2013]
Ebbott, K. (2008). Self and Peer Assessment. [Online]. Tersedia: http://mams.rmit.edu.au/71ra0k9io8yzz.pdf. [24 November 2012]
(29)
Desi Haryati, 2014
Falchikov, N. (2003). Involving Students in Assessments. Psychology Learning
and Teaching [Online], Vol. 3, (2), 6 halaman. Tersedia:
http://www.heacademy.ac.uk/assets/documents/subjects/psychology/p200 40519_falchikovpdf.pdf [2 Juli 2013]
Howard-Jones, P. (2008). Fostering Creative Thinking: Co-constructed Insights
from Neuroscience and Education. [Online]. Tersedia:
http://70.33.241.170/~neuro647/wp-content/uploads/2012/03/crea1.pdf. [29 Juli 2013].
Husna, P. (2010). Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Peer Assessment Online
untuk Menilai Sikap Ilmiah pada Hasil Kerja Praktikum Pencemaran Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Jackson, N. (2005). Assessing Students’ Creativity: Synthesis of Higher Education
Teacher Views. [Online]. Tersedia:
www.heacademy.ac.uk/assets/documents/resources/database/id560_asses sing_creativity_synthesis_of_teachers_views.doc. [17 Juli 2013]
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013 Kompetensi
Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). [Online].
Tersedia: http://bsnp-indonesia.org. [5 September 2013]
Kershaw, R. (2010). Peer Assessment and Feedback: Opportunities for Implementation in Dietetic Practice Education. Investigations in
University Teaching and Learning. 6, (2), 137-143.
Loddington, S. (2008). Peer Assessment of Group Work: A Review of The
Literature. [Online]. Tersedia: http://webpaproject.lboro.ac.uk/
files/WebPA_Literature%20review%20.pdf. [2 Juli 2013]
Lutze-Mann, L. (2012). Student Peer Assessment. [Online]. Availabel at:
teaching.unsw.edu.au/printpdf/544. [11 Januari 2013]
Munro, J. (2004). Insight into The Creativity Identifying and Measuring
Creativity. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [15 September 2013]
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
(30)
61
Nisa, K. (2010). Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Asesmen Portofolio
Online untuk Menilai Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Nugraha, E. (2009). Pengaruh E-Learning terhadap Kemampuan Berpikir kReatif
Siswa SMP pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Sarjana pada
FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Orsmond, P. (2011). Self- And Peer-Assessment: Guidance in The Practice in The
Bioscience. UK: UK Centre For Bioscience.
Peng, J. (2010). Peer Assessment in EFL Context: Attitudes and Correlations.
Selected Proceedings of the 2008 Second Language Research Forum, ed. Matthew. T. Prior et al., 89-107. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings
Project.
Purnamasari, M. (2012). Penerapan Peer Assessment untuk Menilai Kerjasama
Siswa pada Kegiatan Praktikum Pencemaran Air. Skripsi Sarjana pada
FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rosaline, L. (2009). Peer Assessment As an Alternatives Assessment to Assess
Student’s Ability in Learning English. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa
2011 (I)1-7.
Ruseffendi, E. T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Sleight, D. A. (2009). Characteristic of An Effective Poster. [Online]. Tersedia:
http://omerad.msu.edu/meded/poster_files/Characteristics_of_an_Effectiv e_Poster.pdf [30 April 2013].
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta ________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(31)
Desi Haryati, 2014
Sluijsmans, D. (2004). Establishing learning effects with integrated peer
assessment tasks. [Online]. Tersedia: http://www.heacademy.ac.uk/
assets/documents/resources/database/id437_establishing_learning_effects .pdf.[21 Juni 2013]
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_________. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syamsuri, I. (2007). Biologi untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. Van den Berg. (2006). Design Principles and Outcomes of Peer Assessment in
Higher Education. [Online]. Tersedia:
http://igitur-archive.library.uu.nl/ivlos/2006-1125-201005/berg%20-%20design%20 principles%20and%20outcomes.pdf. [2 Juli 2013]
Yuniarti, I. (2010). Penggunaan Media Grafis dan Media Lingkungan dalam
Pembelajaran Menulis Poster. Skripsi Mahasiswa pada FPBS UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.
Widiarso, W. (2001). Membaca Angka pada SPSS. [Online]. Tersedia: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Membaca%20Angka%20pada%20S PSS.pdf. [16 Oktober 2013]
Wulan, A. R. (2007). Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran
Biologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/. [10 Januari
2013]
Wulan. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP melalui Model
Pembelajaran Problem Solving pada Pokok Bahasan Populasi Penduduk dan Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, hal-hal yang dapat disimpulkan bahwa siswa rata-rata memiliki kemampuan menilai poster yang baik dengan persentase 81%. Kemampuan menilai tersebut merupakan kemampuan menilai dua indikator produk kreatif yaitu pemecahan (resolution) serta kerincian (elaboration) dan sintesis.
Hasil penilaian poster yang dilakukan oleh siswa dan guru observer menghasilkan nilai akhir poster dengan rata-rata 88 menurut peer assessment sedangkan berdasarkan penilaian guru observer rata-rata nilai poster siswa adalah 81. Kedua nilai tersebut menunjukkan pada umumnya poster siswa memiliki kategori yang baik sekali meskipun nilai di masing-masing indikator produk kreatif yang diperoleh tidak sama.
Hasil perbandingan antara penilaian guru observer dan penilaian siswa menunjukkan tidak ada perbedaan. Hal tersebut menunjukkan rata-rata penilaian yang diberikan siswa adalah sama dengan rata-rata penilaian yang diberikan oleh guru terhadap poster siswa.
Kendala yang dihadapi siswa dalam pelaksanaan peer assessment adalah siswa merasa takut salah saat menilai dan merasa kesulitan dalam melakukan peer assessment. Tanggapan siswa terhadap penggunaan peer assessment untuk menilai poster sangat baik karena siswa siswa senang dilibatkan dalam penilaian, siswa merasa menjadi penentu dalam penilaian, dan siswa merasa mendapatkan manfaat dari penerapan peer assessment yaitu dapat melatih sikap jujur dan objektif. Tanggapan guru mengenai penggunaan peer assessment untuk menilai poster sebagai produk kreatif siswa adalah penggunaan peer assessment harus tetap dibarengi dengan penilaian guru untuk menghindari subjektivitas siswa serta agar terlihat apakah siswa mampu menilai atau tidak.
(2)
58
B. SARAN
Agar pelaksanaan peer assessment dalam menilai poster sebagai produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan berikut:
1. Memberikan pembiasaan peer assessment dengan frekuensi yang lebih banyak.
2. Produk yang akan dinilai oleh siswa sebaiknya menggunakan kode sehingga subjektivitas dapat lebih diminimalisasi.
3. Kriteria penilaian perlu dijelaskan kembali supaya siswa tidak merasa kesulitan dan merasa takut salah dalam menilai.
4. Rubrik penilaian kreativitas perlu dikembangkan menggunakan skala penilaian sehingga dapat diketahui keakuratan tingkat kreativitas siswa melalui produk kreatifnya baik oleh peer assessment maupun guru observer. Penelitian ini masih perlu dikembangkan. Beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan antara lain:
1. Penelitian mengenai peer assessment untuk menilai produk masih sedikit ditemukan sehingga penelitian tentang hal tersebut perlu ditingkatkan
2. Kriteria kebaruan (novelty) perlu dikembangkan dalam peer assessment sehingga inovasi suatu produk belajar dapat menjadi meningkatkan kreativitas siswa dan menjadi bentuk latihan bagi siswa.
3. Guru dapat memilih teknik penilaian hasil belajar siswa dengan peer assessment sebagai alternatif penilaian.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, A. Z. (2012). Pentingnya Penilaian Diri dan Penilaian Sejawat. [Online]. Tersedia: bdksurabaya.kemenag.go.id/. [11 Januari 2013]
Apriyani, N. (2012). Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran Menulis Poster: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
_________. (2011). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
__________. (2012). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Narkotika Nasional. (2007). Jenis – jenis Narkotika. [Online]. Tersedia: www.bnn.go.id. [30 April 2013]
Bostock, S. (2004). Student Peer Assessment. [Online]. Available at: http://www.reading.ac.uk/web/FILES/engageinassessment/Student_peer_ assessment_-_Stephen_Bostock.pdf. [24 November 2012]
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Djarwanto dan Subagyo, P. (1985). Statistika Induktif. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Draaijer, S. dan Boxel, P. (2009). Summative Peer Assessment using Turnitin and A Large Cohort of Students: A Case Study. Tersedia: https://dspace.lboro.ac.uk/. [21 Septermber 2013]
Ebbott, K. (2008). Self and Peer Assessment. [Online]. Tersedia: http://mams.rmit.edu.au/71ra0k9io8yzz.pdf. [24 November 2012]
(4)
60
Falchikov, N. (2003). Involving Students in Assessments. Psychology Learning and Teaching [Online], Vol. 3, (2), 6 halaman. Tersedia:
http://www.heacademy.ac.uk/assets/documents/subjects/psychology/p200 40519_falchikovpdf.pdf [2 Juli 2013]
Howard-Jones, P. (2008). Fostering Creative Thinking: Co-constructed Insights from Neuroscience and Education. [Online]. Tersedia: http://70.33.241.170/~neuro647/wp-content/uploads/2012/03/crea1.pdf. [29 Juli 2013].
Husna, P. (2010). Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Peer Assessment Online untuk Menilai Sikap Ilmiah pada Hasil Kerja Praktikum Pencemaran Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Jackson, N. (2005). Assessing Students’ Creativity: Synthesis of Higher Education
Teacher Views. [Online]. Tersedia:
www.heacademy.ac.uk/assets/documents/resources/database/id560_asses sing_creativity_synthesis_of_teachers_views.doc. [17 Juli 2013]
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). [Online]. Tersedia: http://bsnp-indonesia.org. [5 September 2013]
Kershaw, R. (2010). Peer Assessment and Feedback: Opportunities for Implementation in Dietetic Practice Education. Investigations in University Teaching and Learning. 6, (2), 137-143.
Loddington, S. (2008). Peer Assessment of Group Work: A Review of The Literature. [Online]. Tersedia: http://webpaproject.lboro.ac.uk/ files/WebPA_Literature%20review%20.pdf. [2 Juli 2013]
Lutze-Mann, L. (2012). Student Peer Assessment. [Online]. Availabel at:
teaching.unsw.edu.au/printpdf/544. [11 Januari 2013]
Munro, J. (2004). Insight into The Creativity Identifying and Measuring Creativity. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink reference not valid.. [15 September 2013]
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
(5)
Nisa, K. (2010). Pemanfaatan Jejaring Facebook dalam Asesmen Portofolio Online untuk Menilai Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nugraha, E. (2009). Pengaruh E-Learning terhadap Kemampuan Berpikir kReatif Siswa SMP pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Orsmond, P. (2011). Self- And Peer-Assessment: Guidance in The Practice in The Bioscience. UK: UK Centre For Bioscience.
Peng, J. (2010). Peer Assessment in EFL Context: Attitudes and Correlations. Selected Proceedings of the 2008 Second Language Research Forum, ed. Matthew. T. Prior et al., 89-107. Somerville, MA: Cascadilla Proceedings Project.
Purnamasari, M. (2012). Penerapan Peer Assessment untuk Menilai Kerjasama Siswa pada Kegiatan Praktikum Pencemaran Air. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rosaline, L. (2009). Peer Assessment As an Alternatives Assessment to Assess Student’s Ability in Learning English. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa 2011 (I)1-7.
Ruseffendi, E. T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira.
Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Sleight, D. A. (2009). Characteristic of An Effective Poster. [Online]. Tersedia:
http://omerad.msu.edu/meded/poster_files/Characteristics_of_an_Effectiv e_Poster.pdf [30 April 2013].
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta ________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(6)
62
Sluijsmans, D. (2004). Establishing learning effects with integrated peer assessment tasks. [Online]. Tersedia: http://www.heacademy.ac.uk/ assets/documents/resources/database/id437_establishing_learning_effects .pdf.[21 Juni 2013]
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_________. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syamsuri, I. (2007). Biologi untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. Van den Berg. (2006). Design Principles and Outcomes of Peer Assessment in
Higher Education. [Online]. Tersedia: http://igitur-archive.library.uu.nl/ivlos/2006-1125-201005/berg%20-%20design%20 principles%20and%20outcomes.pdf. [2 Juli 2013]
Yuniarti, I. (2010). Penggunaan Media Grafis dan Media Lingkungan dalam Pembelajaran Menulis Poster. Skripsi Mahasiswa pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Widiarso, W. (2001). Membaca Angka pada SPSS. [Online]. Tersedia: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Membaca%20Angka%20pada%20S PSS.pdf. [16 Oktober 2013]
Wulan, A. R. (2007). Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/. [10 Januari 2013]
Wulan. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Problem Solving pada Pokok Bahasan Populasi Penduduk dan Lingkungan. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.