PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN PROFITABILITAS :Survei pada Pengusaha Distro Plaza Parahyangan Bandung.

(1)

No.524/UN40.7.DI/LT/2013 PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME

PENJUALAN DAN PROFITABILITAS (Survei pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh Yunik Trianti

0900434

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN PROFITABILITAS

(Survei padaDistro di Plaza Parahyangan Bandung) Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M. Si. NIP. 19620607 198703 1 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Yunik Trianti NIM. 0900434


(3)

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN PROFITABILITAS

(Survei pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung)

Oleh Yunik Trianti

0900434

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Yunik Trianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

i ABSTRAK

Yunik Trianti (0900434), “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas (Survei pada Pengusaha Distro Plaza Parahyangan Bandung)”. Di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si.

Persaingan pada usaha Distro cukup tinggi, hal ini berkaitan dengan kemampuan masing-masing pelaku bisnis dalam mengelola manajemen pemasaran, agar memperoleh keuntungan yang besar dan hal ini berpengaruh terhadap volume penjualan dan profitabilitas. Upaya yang dilakukan oleh Distro Plaza Parahyangan Bandung dalam meningkatkan maupun mempertahankan usaha bisnisnya yaitu dengan menerapkan program Strategi Bauran Pemasaran. Persepsi efek program strategi bauran pemasaran diindikasikan akan berpengaruh terhadap volume penjualan dan profitabilitas.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran mengenai strategi bauran pemasaran, volume penjualan, dan profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung, 2) memperoleh gambaran mengenai pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung, 3) memperoleh gambaran mengenai pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung dan 4) memperoleh gambaran mengenai pengaruh strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung. Objek penelitian ini adalah pemilik Distro di Plaza Parahyangan Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan sebagai variabel antara dan profitabilitas sebagai variabel terikat. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 84 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan berganda dengan alat bantu software komputer SPSS 20.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa strategi bauran pemasaran berpengaruh terhadap volume penjualan dan profitabilitassebesar 60,3%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa strategi bauran pemasaran memiliki pengaruh yang positif terhadap terhadap volume penjualan dan profitabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis regresi berganda terdapat pengaruh yang signifikan sehingga model regresinya : Z = -13,974 - 0,007X + 0,361Y. Pengaruh ketiga variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial. Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih meningkatkan strategi bauran pemasaran, khususnya promosi untuk meningkatkan volume penjualan dan profitabilitas.


(5)

ii ABSTRACT

Yunik Trianti (0900434), The Effect of Marketing Mix Strategy on Sales Volume and Profitability (Survey on Owner Distribution Store Plaza Parahyangan Bandung). Under the guidance of Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.Si.

Competition in the business distribution store is quite high, it is due owner to the ability of each business to manage marketing management, so that the resulting brand had a big profit. Efforts made by Plaza Parahyangan distribution store in improving and maintaining business ventures by applying Marketing Mix Strategy program. Perceptions of the effects of marketing mix strategy programs indicated will affect sales volume and profitability.

This study aims to 1)obtain findings on the effects of marketing mix strategy, sales volume and profitability distribution store Plaza Parahyangan Bandung, 2)obtain findings on the influence marketing mix strategy on sales volume distribution store Plaza Parahyangan Bandung, 3) obtain findings on the influence sales volume on profitability distribution store Plaza Parahyangan Bandung and 4)obtain findings on the influence of marketing mix strategy and sales volume on profitability distribution store Plaza Parahyangan Bandung either simultaneously or partial. Object of this study is that owner business distribution store Plaza Parahyangan Bandung. The independent variable in this study is the marketing mix strategy on sales volume as the intervening variable and profitability as the dependent variable. This type of research is descriptive, verification, and the method used is explanatory survey with random sampling techniques, with a sample of 84 respondents. Data analysis technique used is the simple regression and multiple regression analysis with SPSS 20.0 computer software. The results obtained in the study stated that the effect of marketing mix strategy affect sales volume and profitability by 60.3 % . From the results of the study to test the hypothesis can be seen that the marketing mix strategy has a positive impact on sales volume and profitability.

Based on the results of research through multiple regression analysis found a significant so that regression model: Z = -13,974 - 0,007X + 0,361Y. Influence of these three variables have a significant effect either simultaneously or partially.

The author recommends that companies are more increase in choosing marketing mix strategy, specially promotion for to increase concept as a strategy to sales volume and profitability.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 14

1.3. Rumusan Masalah ... 15

1.4. Tujuan Penelitian ... 15

1.5. Kegunaan Penelitian... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS ... 17

2.1. Kajian Pustaka ... 17

2.1.1. Konsep Pemasaran ... 17

2.1.1.1 Konsep Inti Pemasaran ... 19

2.1.1.2 Orientasi Pasar ... 24

2.1.1.3 Proses Strategi Pemasaran ... 26

2.1.1.4 Pengertian Strategi Pemasaran ... 28

2.1.1.5 Strategi Bauran Pemasaran ... 31

2.1.2. Konsep Kinerja Pemasaran ... 40

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Pemasaran ... 40

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pemasaran ... 42

2.1.2.3 Indikator Kinerja Pemasaran ... 42

2.1.2.4 Konsep Volume Penjualan ... 43

2.1.2.4.1 Pengertian Volume Penjualan... 43

2.1.2.4.2 Indikator Volume Penjualan ... 45

2.1.2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan ... 45

2.1.2.5 Konsep Profitabilitas ... 48

2.1.2.5.1 Pengertian Profitabilitas... 48

2.1.2.5.2 Rasio Profitabilitas ... 49

2.1.2.5.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas ... 51

2.1.3. Kaitan Strategi Bauran Pemasaran Dengan Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 52


(7)

2.2. Kerangka Pemikiran ... 55

2.3. Hipotesis ... 59

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 61

3.1. Objek Penelitian ... 61

3.2. Metode Penelitian... 62

3.2.1. Jenis dan Metode Penelitian yang digunakan ... 62

3.2.2. Operasionalisasi Variabel... 63

3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 66

3.2.3.1 Jenis Data ... 66

3.2.3.2 Sumber Data ... 67

3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel . 67 3.2.4.1 Populasi ... 67

3.2.4.2 Sampel ... 68

3.2.4.3 Teknik Pengambilan Sampel... 69

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data ... 70

3.2.6. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 72

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 72

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 78

3.2.7. Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 81

3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 81

3.2.7.2 Rancangan Analisis Verifikatif ... 82

3.2.8. Uji Hipotesis ... 88

3.2.8.1 Uji F ... 88

3.2.8.2 Uji t ... 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91

4.1. Profil Perusahaan dan Pengusaha Distro ... 91

4.1.1. Sejarah Singkat Distro Plaza Parahyangan ... 91

4.1.2 Identitas Responden ... 92

4.1.2.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 92

4.1.2.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 93

4.1.2.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 94

4.1.3 Pengalaman Responden ... 94

4.1.3.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Lama Berdirinya Usaha... 95

4.1.3.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Jumlah Cabang ... 95

4.1.3.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Seminar Bisnis ... 96

4.1.3.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Pameran Distro ... 97


(8)

4.2. Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap

Strategi Bauran Pemasaran ... 97

4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Strategi Bauran Pemasaran ... 97

4.2.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Produk ... 98

4.2.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Harga ... 103

4.2.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Lokasi ... 107

4.2.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Promosi ... 110

4.2.2. Gambaran Terhadap Strategi Bauran Pemasaran ... 113

4.3. Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap Volume Penjualan ... 115

4.3.1.Tanggapan Responden Terhadap Volume Penjualan ... 115

4.3.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Volume Penjualan ... 116

4.3.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Laba ... 117

4.3.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Pertumbuhan Perusahaan... 118

4.3.2.Gambaran Terhadap Volume Penjualan ... 119

4.4. Tanggapan Responden dan Gambaran Terhadap Profitabilitas ... 121

4.4.1.Tanggapan Responden Terhadap Profitabilitas ... 121

4.4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Penjualan ... 121

4.4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Kas ... 122

4.4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Modal ... 123

4.4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Karyawan ... 124

4.4.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Cabang ... 124

4.4.2. Gambaran Terhadap Profitabilitas ... 125

4.5 Pengujian Hipotesis ... 127

4.5.1. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 128

4.5.2. Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas .. 129

4.5.3. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 130

4.5.4. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 132

4.5.5. Analisis Regresi Berganda ... 137

4.5.6. Koefisien Determinasi ... 139

4.5.6.1 Koefisien Determinasi Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 139

4.5.6.2 Koefisien Determinasi Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 140

4.5.6.3 Koefisien Determinasi Strategi Bauran Pemasaran dan Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 140


(9)

4.5.7. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap

Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 141

4.6 Pembahasan... 143

4.6.1. Pembahasan Strategi Bauran Pemasaran ... 143

4.6.2. Pembahasan Volume Penjualan ... 146

4.6.3. Pembahasan Profitabilitas ... 148

4.6.4. Pembahasan Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 151

4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 152

4.7.1. Temuan Penelitian Bersifat Empirik Deskriptif ... 152

4.7.2. Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif ... 153

4.7.3. Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 154

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 158

5.1. Kesimpulan ... 158

5.2. Rekomendasi ... 159

DAFTAR PUSTAKA ... 161 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

1.1. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ... 3

1.2. Statistik Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2012 ... 5

1.3. Lokasi Outlet Distro di Kota Bandung ... 8

1.4. Volume Penjualan Distro Plaza Parahyangan ... 11

1.5. Pertumbuhan Laba Pemilik Distro Plaza Parahyangan ... 11

2.1. Orisinalitas Penelitian ... 53

3.1. Operasional Variabel ... 64

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 67

3.3. Perhitungan Sampel Distro Plaza Parahyangan Bandung ... 70

3.4. Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi... 74

3.5. Hasil Pengujian Validitas Variabel X ... 75

3.6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Y ... 77

3.7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Z ... 78

3.8. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 80

3.9. Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 81

3.10. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 87

3.11. Pedoman Untuk Memberikan Determinasi Koefisien Determinasi ... 88

4.1. Jenis Produk ... 96

4.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 93

4.3. Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 93

4.4. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 94

4.5. Pengalaman Responden Berdasarkan Lama Berdiri Usaha ... 95

4.6. Pengalaman Responden Berdasarkan Jumlah Cabang ... 96

4.7. Pengalaman Responden Berdasarkan Seminar Bisnis ... 96

4.8. Pengalaman Responden Berdasarkan Pameran Distro ... 97

4.9. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Desain Produk ... 99

4.10. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Merek Produk ... 99

4.11. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Kualitas Produk ... 100

4.12. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Variasi Produk ... 101

4.13. Tanggapan Responden Terhadap Pertimbangan Kemasan Produk ... 102

4.14. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Produk dan Keinginan Pasar ... 102

4.15. Tanggapan Responden Terhadap Harga Dasar ... 104

4.16. Tanggapan Responden Terhadap Potongan Harga ... 104

4.17. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Harga Jual dan Daya Beli Konsumen ... 105

4.18. Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Harga dan Kualitas Produk ... 106

4.19. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Cara Pembayaran ... 107

4.20. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Menuju Lokasi ... 108

4.21. Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Parkir ... 108

4.22. Tanggapan Responden Terhadap Keamanan Parkir ... 109


(11)

4.24. Tanggapan Responden Terhadap Promosi Pemasaran ... 111

4.25. Tanggapan Responden Terhadap Anggaran Promosi Pemasaran ... 111

4.26. Tanggapan Responden Terhadap Frekuensi Promosi ... 112

4.27. Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Strategi Bauran Pemasaran ... 113

4.28. Tanggapan Responden Terhadap Volume Penjualan ... 116

4.29. Tanggapan Responden Terhadap Penurunan Laba ... 117

4.30. Tanggapan Responden Terhadap Tujuan Usaha ... 118

4.31. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Produksi Barang ... 119

4.32. Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Volume Penjualan ... 119

4.33. Tanggapan Responden Terhadap Penjualan ... 122

4.34. Tanggapan Responden Terhadap Kas ... 122

4.35. Tanggapan Responden Terhadap Modal ... 123

4.36. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Karyawan ... 124

4.37. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Cabang ... 124

4.38. Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Profitabilitas ... 125

4.39. Model Summary Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 128

4.40. Descriptive Statistics Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 129

4.41. Model Summary Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 129

4.42. Descriptive Statistics Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 130

4.43. Model Summary Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 131

4.44. Descriptive Statistics Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 132

4.45. Output ANOVA Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 132

4.46. Output Koefisien Regresi Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 133

4.47. Output ANOVA Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 135

4.48. Output Koefisien Regresi Volume Penjualan Terhadap Profitabilitas ... 135

4.49. Output ANOVA Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 137

4.50. Output Koefisien Regresi Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas ... 138

4.51. Hasil Rekapitulasi Indikator Strategi Bauran Pemasaran ... 143

4.52. Hasil Rekapitulasi Indikator Volume Penjualan ... 146


(12)

DAFTAR GAMBAR

1.1. Pekerja Kreatif di Kota Bandung ... 7

1.2. Tingkat Persaingan Distro Plaza Parahyangan ... 10

1.3. Volume Penjualan Distro Plaza Parahyangan ... 11

1.3. Perkembangan Total Laba Distro Plaza Parahyangan ... 12

2.1. Kerangka Pemikiran ... 58

2.2. Model Paradigma Penelitian ... 59

3.1. Struktur Hubungan Kausal Antara X dan Y ... 82

3.2. Output Uji Normalitas ... 83

4.1. Diagram Garis Linier Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan ... 134


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 4 : Data Penjualan dan Profitabilitas

Lampiran 5 : Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 : Uji Normalitas

Lampiran 7 : Tabel Koefisien Lampiran 8 : Tabel Model Summary Lampiran 9 : Tabel Uji F

Lampiran 10 : Diagram Garis Linier Lampiran 13 : Rekapitulasi Bimbingan Lampiran 14 : Curriculum Vitae


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Krisis ekonomi global hingga saat ini masih terasa di Eropa dan sedikit mempengaruhi ekonomi Asia. Menjelang tahun 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan situasi global yang tidak menentu. Krisis keuangan global berlanjut. Krisis Yunani, Italia, Hongaria, termasuk Amerika Serikat menjadi penyebabnya. Pertumbuhan ekonomi dunia melambat. Tahun 2010 mencapai 5,1%, 2011 menurun ke 4%. Perdagangan dunia melambat, pertumbuhan hanya 7,5%, lebih rendah dibanding 2010 sebesar 12,8%. Perlambatan di 2012 diperkirakan perekonomian dunia 4% dimana pertumbuhan ekonomi negara maju 1,9 %. Volume perdagangan turun drastis menjadi 5,8 % pada 2012. (sumber: http://www.hharryazharazis.com, akses: 17/1/2013, 21:25).

Dilihat dari faktor penyebabnya, krisis Ekonomi global pada saat ini berbeda dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih kurang satu dasawarsa lalu, yang mana pada saat itu krisis ekonomi yang melanda Indonesia lebih disebabkan oleh ketidakmampuan Indonesia menyediakan alat pembayaran luar negeri, dan tidak kokohnya struktur perekonomian Indonesia, tetapi krisis keuangan global pada tahun 2008 ini berasal dari faktor-faktor yang terjadi di luar negeri. Tetapi jika tidak hati-hati dan waspada dalam menyikapi permasalahan ini, tidak mustahil dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 ini akan sama atau bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998.


(15)

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, selain menyebabkan volume perdagangan global pada tahun 2009 merosot tajam, juga akan berdampak pada banyaknya industri besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia. Bagi negara-negara berkembang dan emerging markets, situasi ini dapat merusak fundamental perekonomian, dan memicu terjadinya krisis ekonomi.

Adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, maka usaha kecil memegang peran yang besar apabila dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata, dan masih banyak lagi.

Besarnya peranan usaha kecil dalam perekonomian nasional dapat dilihat dari Industri usaha kecil dalam perekonomian Indonesia yang saat ini menjadi semakin penting terutama setelah krisis melanda ekonomi di Indonesia. Para pengusaha kecil pada saat krisis ekonomi dipandang telah menunjukkan kekuatan dan potensi sesungguhnya dalam hal daya tahan menghadapi guncangan maupun dalam hal peranannya sebagai salah satu motor penggerak ekonomi nasional. (sumber: http://www.neraca.co.id, akses: 23/1/2013, 16:00).


(16)

TABEL 1.1

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA TAHUN 2008 S.D TAHUN 2012

No. Lapangan Pekerjaan Utama

2009 2010 2011 2012

1. Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan

41.661.840 42.475.329 39.328.915 38.880.000

2. Pertambangan dan Penggalian

1.155.233 1.254.501 1.465.376 850.000 3. Industri Pengolahan 12.839.800 13.824.251 14.542.081 15.370.000 4. Listrik, Gas, dan Air 223.054 234.070 239.636

5. Bangunan 5.486.817 5.592.897 6.339.811 6.790.000 6. Perdagangan Besar,

Eceran, Rumah Makan, dan Hotel

21.947.823 22.492.176 23.396.537 23.150.000

7. Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi

6.117.985 5.619.022 5.078.822 5.000.000

8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan,

Tanah

1.486.596 1.739.486 2.633.362 1.000.000

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan

14.001.515 15.956.423 16.645.859 17.100.000

Total 104.870.663 108.207.767 109.670.399 110.800.000 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Senin, 25 Februari 2013, 11.00 WIB Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 sektor perdagangan Indonesia menunjukkan penurunan dari tahun 2011 yakni 23.150.000 jumlah penduduk yang merupakan peringkat kedua setelah sektor pertanian yang jumlahnya 38.880.000, mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang masih mempertahankan pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan.

Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menuturkan, persentase jumlah pengusaha saat ini baru 1,56 persen dari total penduduk Indonesia. "Menurut teori, suatu negara dapat maju kalau minimal punya entrepreuner dua persen," katanya di


(17)

kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat 8 Juni 2012. (sumber: http://bisnis.news.viva.co.id, akses: 26/1/2013, 09:00).

Industri Kreatif merupakan pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. (sumber: http://forumukm.com, akses: 2/6/2013, 14:25).

Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia yang dikutip dari situs putracenter.net, “Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteran serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.” (sumber: http://putracenter.net, akses: 5/6/2013, 14:40).

Industri kreatif dapat membantu penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, pelestarian keanekaragaman budaya, dan pembangunan manusia. Sektor yang termasuk industri kreatif menurut UNESCO mencakup warisan budaya, sastra, musik, pertunjukan, seni visual, sinema dan fotografi, radio dan televisi, kegiatan sosial budaya, olah raga dan permainan, serta lingkungan dan alam.

Sektor kreatif akan memberikan harapan baru akan munculnya suatu usaha atau kegiatan ekonomi dengan mengandalkan sentuhan kreatif individu yang akan membawa mereka ke level kehidupan yang lebih baik. Produktivitas sektor Industri


(18)

kreatif lebih tinggi dari keseluruhan produktivitas tenaga kerja nasional, karena ekonomi kreatif membawa segenap talenta, bakat, dan hasrat individu untuk menciptakan “nilai tambah” melalui hadirnya produk/jasa kreatif. (sumber: http:// http://www.adityarizki.net, akses: 5/6/2013, 14:45).

Menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tentang Ekonomi Kreatif (Ekraf) ada beberapa poin yang bisa disorot :

TABEL 1.2

STATISTIK EKONOMI KREATIF INDONESIA TAHUN 2012

No. Sektor Ekonomi Kreatif

1. Sektor ekonomi kreatif merupakan sector ke-7 terpenting dari 10 sektor ekonomi nasional. Di 2011, pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) Ekraf mencapai 4.91%. Ekraf mengungguli Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan, Listrik Gas & Air Bersih.

2. Kontribusi PDB Ekraf terbesar dihasilkan subsektor kuliner (32,2% senilai 169,62 T), fesyen (28.1% senilai 147,6 T) dan kerajinan (15,1% senilai 79,4 T)

3. PDB nominal Ekraf selalu mengalami trend yang meningkat, di tahun 2011 mencapai 526 T, naik 0.16% dibanding 2010 yang mencapai 472.8 T

4. Tenaga kerja sektor Ekraf juga otomatis permintaannya meningkat di 2011 hingga mencapai 11,51 juta orang, naik 4,91% dari 2010 yang hanya 11,49%

5. Kontribusi tenaga kerja terbesar diserap subsector Fesyen (32,4% senilai 3,73 jt orang) , kuliner (32,1% senilai 3,7 jt orang), dan kerajinan (25,6% senilai 2,95 jt orang).

Sumber: http://www.ubaya.ac.id. Rabu, 5 Juni 2013, 15.00 WIB

Berdasarkan Tabel 1.2 bahwa terdapat lima poin data statistik yang berhasil dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tentang Ekonomi Kreatif (Ekraf), yang dapat dilihat bahwa Kontribusi PDB Ekraf terbesar dihasilkan subsektor kuliner 32,2%, fesyen 28.1% dan kerajinan 15,1%.

Banyaknya kekayaan alam yang tersimpan di kota kembang, dan tingginya kreativitas sumber daya manusia yang berada di kota tersebut, menjadikan Kota


(19)

Bandung sebagai barometer pertumbuhan industri kreatif di tingkat nasional. Tidak heran bila berbagai macam predikat pun kini mulai bermunculan dari kalangan masyarakat, mulai dari kota besar yang dikenal sebagai pusat perkembangan mode, pusat kreasi seni dan budaya, pusat jajanan dan kuliner, serta sebutan Paris Van Java yang sekarang ini menjadi salah satu icon tujuan wisata di Kota Bandung.

Potensi ekonomi yang dimiliki kota Bandung pada saat ini begitu besar. Salah satu faktanya terlihat pada perkembangan pelaku usaha yang bergerak di bidang industri konveksi yang optimistis akan berkembang dalam percepatan industri ekonomi kreatif. Bahkan, perkembangan usaha ini diperkirakan tumbuh hingga 30% sampai akhir tahun ini. Tidak heran apabila saat ini, kota Bandung menjadi barometer industri kreatif, khususnya pada industri konveksi. (sumber: http://forum.republika.co.id, akses: 23/1/2013, 17:00).

Melihat banyaknya peluang usaha kreatif yang terdapat di daerah Bandung, tidak heran bila Kota Bandung menjadi gudangnya para pebisnis kreatif dan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ikut serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat nasional. (sumber: http://bisnisukm.com, akses: 4/4/2013, 09:50).


(20)

Sumber: industrikreatif.blogspot.com. Minggu, 24 Februari 2013, 15.00 WIB GAMBAR 1.1

PEKERJA KREATIF DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012

Berdasarkan Gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa pekerja kreatif yang berada di Kota Bandung antara lain bergerak dalam bidang Distro, Academia, Books/

Publishing, Desain, IT, Pemerintah, Business Development/Networking, Fashion/ Clothing, Seni Rupa, Media, Arsitektur, Musik, dan Extreme Sport. Pekerja kreatif

siap menjadi pencipta pengetahuan, mengaplikasikan, dan memanfaatkan pengetahuan baru sesuai dengan bidang pekerjaannya masing- masing. Industri kreatif yang ada di Kota Bandung terbagi menjadi 13 industri kreatif, salah satu diantaranya yaitu Distro.

Distro, singkatan dari distribution storeatau distribution outlet adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan


(21)

kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk dan hasil kerajinan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. (sumber: http://kaoshardbandung.blogspot.com, akses: 4/4/2013, 10:00).

Outlet distro di Kota Bandung penyebarannya cukup merata. Hampir di setiap pusat perbelanjaan yang ramai pengunjung, ada outlet distro yang menyediakan baju distro ini. Berikut ini lokasi- lokasi outlet distro di Kota Bandung.

TABEL 1.3

LOKASI OUTLET DISTRO DI KOTA BANDUNG

No. Lokasi Distro

1. Jl. Riau atau jalan R.E. Martadinata, selain sebagai pusat factory outlet juga ada beberapa outlet baju distro di sepanjang jalan tersebut.

2. Jl. Trunojoyo, terdapat beberapa outlet distro yang letaknya saling berdampingan. 3. Jl. Dago atau jalan Ir. H. Djuanda, terdapat berbagai desain baju distro yang unik di

outlet baju distro di sepanjang Jalan Dago.

4. Jl. Setiabudi, mulai dari jalan Setiabudi bawaha hingga bagian atas ada berbagai outlet baju distro.

5. Jl. Dalem Kaum atau tepatnya di sebelah kiri bangunan Masjid Agung Kota Bandung, dapat ditemukan pusat baju distro di Plaza Parahyangan terdapat aneka

baju distro dengan desain yang unik dengan harga yang cukup terjangkau. 6. Jl. Dipatiukur juga terdapat beberapa outlet baju distro, mulai dari belakang bank

BCA Dago sampai Simpang Dago.

Sumber: http://www.anneahira.com. Kamis, 4 April 2013, 14.10 WIB

Berdasarkan Tabel 1.3 bahwa terdapat enam lokasi strategis outlet distro yang ada di Kota Bandung, salah satu diantaranya terletak di Jl. Dalem Kaum yaitu Plaza Parahyangan yang dijadikan objek penelitian oleh penulis. Banyaknya persaingan dalam usaha distro ini, membuat salah satu distro Plaza Parahyangan yang terletak di


(22)

Jl. Dalem Kaum No. 54 Bandung dengan jumlah toko distro kurang lebih mencapai 500 gerai distro ini menjadi semakin meningkatkan mutu, kualitas, strategi, serta tidak terlepas juga dari sikap berwirausaha dalam mengembangkan usaha distro ini yang telah berdiri sejak tahun 1983.

Alasan dari pemilihan Plaza Parahyangan sebagai objek penelitian adalah distro Plaza Parahyangan ini merupakan suatu gedung yang terdapat kurang lebih 500 gerai distro yang berada di dalam satu gedung dengan menjual produk yang sama dan berada di tengah Kota Bandung yang lokasinya sangat strategis yang menjadikan distro Plaza Parahyangan mengalami persaingan yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan keberhasilan usaha khususnya volume penjualan serta pendapatan di sejumlah toko mengalami penurunan.

Banyaknya jumlah distro yang ada di distro Plaza Parahyangan, maka besar pula persaingan yang terjadi antar pemilik distro tersebut. Permasalahan persaingan distro yang semakin ketat, sehingga terjadi tarik menarik antara pelaku usaha distro untuk memperoleh keuntungan yang besar, yang telah dijalankan selama ini agar tetap bertahan di tengah persaingan usaha distro khusunya di tempat tersebut.

Di tahun 2012 ini, bisnis distro dan clothing di kota Bandung, terutama toko-toko yang berada di jalan utama dan pusat kota Bandung lesu dan tanpa gairah, pembeli kaos distro semakin hari semakin menurun, para pemilik distro pusing tujuh keliling karena ditagih oleh pihak bank karena belum membayar cicilan utangnya, debt collector mulai rajin menelfon dan mengunjungi pemilik distro yang memiliki utang ke pihak bank. Hal tersebut dikarenakan para pengusaha kurang memiliki strategi


(23)

serta sikap kreatif agar usaha yang dijalankannya tetap maju dan tidak monoton. (sumber: http:// ekonomi.kompasiana.com, akses: 22/2/2013, 08:15).

Berdasarkan hasil pra penelitian pada 10 distro dan terdiri dari 30 responden karyawan distro yang berada di distro Plaza Parahyangan Bandung mengenai persaingan distro saat ini.

Sumber: Data Hasil Pengolahan Penyebaran Kuesioner

GAMBAR 1.2

TINGKAT PERSAINGAN DISTRO DI PLAZA PARAHYANGAN BANDUNG

Dari gambar diagram tersebut dapat terlihat jelas bahwa tingkat persaingan dalam usaha distro tinggi sekali hingga mencapai 87%, sedangkan 10% menjawab rendah, serta 3% biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tingginya persaingan, maka para pengusaha atau wirausahawan distro harus menciptakan produk-produk terbaru yang berbeda dari produk yang lainnya. Produk tersebut dengan cara menciptakan produk atau desain yang berbeda dari yang telah ada, karena fenomena yang terjadi saat ini dalam dunia distro mengalami kejenuhan untuk para konsumen sehingga volume penjualan distro menurun. Berikut ini data volume penjualan dari 84 distro tahun 2010 hingga 2012 pada distro Plaza Parahyangan.

87% 10%

3%

Tinggi Rendah Biasa saja


(24)

TABEL 1.4

VOLUME PENJUALAN DISTRO PLAZA PARAHYANGAN TAHUN 2010- 2012

Tahun Volume Penjualan (Pcs)

2010 1.374.255

2011 1.381.447

2012 1.353.329

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Gambar 1.4 di atas menunjukkan bahwa volume penjualan yang terjadi di sejumlah toko distro yang berada di Plaza Parahyangan mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2011 volume penjualan sebesar 1.381.447 pcs dan pada tahun 2012 sebesar 1.353.329 pcs . Volume penjualan distro saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, seperti yang diungkapkan oleh beberapa pemilik distro yaitu usaha industri fashion di Kota Bandung khususnya Distro dan FO mulai memasuki masa jenuh. Pasalnya, jumlah Distro dan FO saat ini sudah terlalu banyak. Hal ini berpengaruh pada laba penjualan di beberapa distro yang ada di Plaza Parahyangan, berdasarkan data yang diperoleh dari 84 distro maka total laba selama 3 tahun terakhir sebagai berikut.

TABEL 1.5

PERTUMBUHAN LABA PEMILIK DISTRO PLAZA PARAHYANGAN TAHUN 2010- 2012

Tahun Laba (Rupiah)

2010 20.613.825.000

2011 20.721.705.000

2012 20.299.935.000


(25)

Adapun grafik perkembangan total laba pengusaha distro di Plaza Parahyangan Bandung dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 GAMBAR 1.3

PERKEMBANGAN TOTAL LABA PEMILIK DISTRO PLAZA PARAHYANGAN BANDUNG TAHUN 2010-2012

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh para pengusaha distro di Plaza Parahyangan Bandung mengalami penurunan yang cukup rendah dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun. Salah satu strategi untuk meningkatkan volume penjualan dan profitabilitas maka dibutuhkan strategi bauran pemasaran.

Menurut Solmaz Soltani (2012 : 23) menyatakan bahwa, “To gain this goal a company needs to achieve a superior competitive position within a marketing strategy by considering and managing to forward all the strategy stages” yang berarti Tujuan dari sebuah perusahaan membutuhkan posisi bersaing yaitu dengan strategi bauran pemasaran melalui memikirkan dan mengatur untuk meneruskan seluruh tingkatan strategi.

20.000.000.000 20.100.000.000 20.200.000.000 20.300.000.000 20.400.000.000 20.500.000.000 20.600.000.000 20.700.000.000 20.800.000.000

2010 2011 2012

Laba


(26)

Menurut Fandi Tjiptono (2008 : 304) menyebutkan bahwa dimensi yang berpengaruh terhadap kinerja pemasaran (market performance), seperti: pendapatan penjualan, pangsa pasar, serta citra merek dan kinerja laba (profit performance) seperti tingkat investasi, biaya, margin, harga, dan produktivitas.

Menurut Buchari Alma (2012 : 195), “Strategi Perusahaan terletak pada pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh perusahaan.”

Menurut Henry Faizal Noor (2007:397), “Keberhasilan Usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannnya. Keberhasilan usaha juga merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan di mana segala aktivitas yang ada di dalamnya untuk mencapai suatu keberhasilan dalam segala aspek, diantaranya laba (profitability).

Assauri (2011:168) konsep Strategi Pemasaran adalah :

Serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta lokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Menurut Nasution (2010: 12), “Sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.”


(27)

Hills dan Hultman (2011 : 13) menyatakan bahwa, “Marketing Strategy and entrepreneurship largely determine the fate of SMEs around the world – their success, their growth, and their profitability” yang berarti Strategi Pemasaran dan Kewirausahaan sangat menentukan perkembangan UKM di seluruh dunia, seperti keberhasilan, pertumbuhan, dan profitabilitas usaha.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan dan Profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.”

1.2Identifikasi Masalah

Seperti telah dijelaskan bahwa semakin maraknya persaingan usaha berskala besar, menengah dan kecil, setiap UKM dituntut untuk merancang dan menerapkan strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan yang sangat pesat. Pertumbuhan indutri distro di kota Bandung, khususnya di Plaza Parahyangan semakin meningkat. Daya saing di setiap usaha distro memiliki strategi masing-masing. Diantara distro-distro yang ada di kota Bandung, memiliki strategi dan cara yang berbeda-beda bagi para pemilik usaha dalam menjalankan setiap usahanya agar tetap bertahan dan semakin dicari oleh para konsumen.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut :


(28)

Penurunan volume penjualan serta laba penjualan yang semakin menurun mengindikasikan bahwa distro Plaza Parahyangan mengalami permasalahan dalam kinerja pemasaran. Upaya yang dilakukan oleh distro Plaza Parahyangan Bandung dalam memenangkan persaingan di dunia usaha distro, salah satunya dengan menggunakan salah satu strategi dalam ilmu pemasaran yaitu strategi bauran pemasaran. Dengan adanya strategi bauran pemasaran diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan serta laba penjualan pada distro Plaza Parahyangan Bandung sehingga dapat memenangkan persaingan dalam dunia distro khususnya di kota Bandung. Oleh karena itu, distro Plaza Parahyangan Bandung harus dapat mengefektifkan strategi bauran pemasaran yang sesuai sehingga di masa yang akan datang akan mencapai keberhasilan dalam kinerja pemasaran khususnya peningkatan volume penjualan dan profitabilitas.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi bauran pemasaran, volume penjualan, dan profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

2. Bagaimana pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

3. Bagaimana pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

4. Bagaimana pengaruh strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran strategi bauran pemasaran, volume penjualan,


(29)

2. Untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada Distro di Plaza Parahyangan Bandung.

1.5Kegunaan Penelitian

Adapaun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas aspek teoritis (keilmuan) mengenai Ilmu Pemasaran, khususnya teori strategi bauran pemasaran dan kinerja pemasaran, khususnya volume penjualan dan profitabilitas.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan menjadi bahan pertimbangan dan sumbangan solusi khususnya kepada Distro di kawasan Plaza Parahyangan Bandung di masa yang akan datang mengenai strategi bauran pemasaran dalam menentukan kinerja pemasaran, khususnya volume penjualan dan profitabilitas.


(30)

61 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:38), definisi objek penelitian adalah sebagai

berikut: “Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi variabel yaitu strategi bauran pemasaran variabel bebas (independent variabel). Variabel antara (intervening variable) adalah volume penjualan. Dan profitabilitas sebagai (dependent variable) atau sebagai variabel terikat.

Sedangkan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Distro Plaza Parahyangan yang berlokasi di Jl. Dalem Kaum No. 54 Bandung dan subjek dari penelitian ini adalah pemilik Distro Plaza Parahyangan Bandung.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka menurut Husein Umar (2008:45) metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk


(31)

mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode Penelitian yang digunakan

Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa, definisi metode penelitian adalah

sebagai berikut: “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:35), definisi metode deskriptif adalah sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

Metode deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis mengenai penerapan strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan dan profitabilitas pada Distro Plaza Parahyangan. Penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, metode verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap volume penjualan dan profitabilitas.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka


(32)

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2012 : 11) yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:34) ia menyatakan bahwa: “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini strategi bauran pemasaran.

2. Variabel antara (Y)

Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Yang menjadi variabel penyela dalam penelitian ini adalah volume penjualan.


(33)

3. Variabel terikat (Z)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas.

Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Strategi Bauran Pemasaran (X)

Kotler dan Armstrong bahwa Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P yaitu produk (product), harga (price),

tempat/distribusi (place), dan promosi

(promotion).

(2012 : 51)

 Strategi Produk

 Strategi Harga

Tingkat pertimbangan atas desain produk

Tingkat pertimbangan atas desain produk

Tingkat pertimbangan atas kualitas produk

Tingkat pertimbangan atas kualitas produk

Tingkat pertimbangan atas kemasan produk

Tingkat pertimbangan kesesuaian antara strategi produk dengan keinginana pasar sasaran

Tingkat pertimbangan atas harga dasar Tingkat

pertimbangan atas potongan harga

Tingkat

Interval 1

2 3 4 5 6 7 8


(34)

 Strategi Distribusi/Loka si  Strategi Promosi pertimbangan kesesuaian antara harga jual yang ditawarkan dengan daya beli konsumen Tingkat

pertimbangan kesesuaian antara harga dengan kualitas produk yang ditawarkan Tingkat pertimbangan kemudahan cara pembayaran  Tingkat pertimbangan atas kemudahan menuju lokasi  Tingkat

pertimbangan atas kemudahan parkir kendaraan  Tingkat pertimbangan atas keamanan Tingkat pertimbangan atas media promosi Tingkat

pertimbangan atas anggaran promosi pemasaran Tingkat

pertimbangan atas frekuensi penyajian promosi pemasaran 9 10 11 12 13 14, 15 16 17 18 Volume Penjualan (Y) “Keberhasilan usaha penjualan dapat dilihat dari volume penjualan yang didapat.

Mencapai volume penjualan tertentu  Tingkat penurunan volume penjualan


(35)

Volume penjualan merupakan jumlah penjualan yang berhasil dilakukan oleh perusahaan serta pencapaian penjualan yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk.

Freddy Rangkuti (2009 : 57-58)

Mendapatkan laba tertentu Menunjang pertumbuhan perusahaan  Tingkat penurunan laba  Tingkat tercapainya tujuan usaha  Tingkat jumlah

barang 20 21 22 Profitabilitas (Z) “Profitabilitas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.” Harahap (2007:130) Penjualan Kas Modal Jumlah karyawan

Jumlah cabang

 Tingkat penurunan penjualan  Tingkat ketersediaan kas  Tingkat peningkatan modal

 Tingkat jumlah karyawan

 Tingkat jumlah cabang

Interval 23

24

25

26

27

3.2.3 Jenis dan Sumber Data 3.2.3.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil adalah data primer. Menurut Husein Umar (2008:47) berpendapat bahwa “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau suatu pengisian

hasil kuesioner.”

Sedangkan jenis data sekunder menurut Sugiyono (2012:402) “Data yang sumber yang tidak langsung, misalnya lewat orang atau lewat dokumen memberikan data kepada pengumpul data.”


(36)

3.2.3.2 Sumber Data

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Data Penelitian Sumber Data Jenis data

Krisis ekonomi global 2012 www.hharryazharazis.com Sekunder

Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia

www.neraca.co.id Sekunder

Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama tahun 2008 s.d tahun 2011

Modifikasi Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

Sekunder

persentase jumlah pengusaha www.bisnis.news.viva.co.id Sekunder

Industri kreatif id.wikipedia.org Sekunder

Perkembangan usaha ekonomi kreatif forum.republika.co.id Sekunder

Industri kreatif di kota Bandung industrikreatif.blogspot.com Sekunder

Sejarah distro kaoshardbandung.blogspot.com Sekunder

Lokasi outlet distro www.anneahira.com. Sekunder

Populasi pemilik dan karyawan distro mengenai tingkat persaingan, volume penjualan dan omzet penjualan

Pemilik dan karyawan distro Primer

Tanggapan pemilik mengenai produk, harga, lokasi dan promosi distro Plaza Parahyangan

Pemilik dan karyawan distro Primer

Sumber: Hasil Pengolahan Data

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012:61) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu


(37)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang di sebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah di tentukan.

Berdasarkan pengertian populasi, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua pemilik distro yang berada di distro Plaza Parahyangan, yaitu sebanyak 500 pemilik.

3.2.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan.

Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2

1 Ne

N n

 

Dimana :


(38)

N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

N = 500 e = 0.1 Maka :

n = 500 1+(500.(0,1)2) n = 500

6

n = 83,3= 84 (dibulatkan)

Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 84 orang 3.2.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:134) teknik ini digunakan apabila populasi yang diteliti dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil peneliti adalah populasi pemilik distro sebanyak 84 orang hasil


(39)

perhitungan dalam rumus Slovin. Berikut adalah Tabel 3.3 Perhitungan sampel toko distro tiap lantai di Plaza Parahyangan Bandung.

TABEL 3.3

PERHITUNGAN SAMPEL DISTRO PLAZA PARAHYANGAN BANDUNG

Sumber: Plaza Parahyangan 2013

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:401) “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data”.

Berdasarkan sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2012:402) “Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data”.

Menurut Sugiyono (2012:402) “Jika dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

No Lantai Sampel Jumlah

1 Lantai 1 116/500 x 84 = 19,49 20 2 Lantai 2 110/500 x 84 = 18,48 18 3 Lantai 3 101/500 x 84 = 16,97 17 4 Lantai 4 77/500 x 84 = 12,94 13 5 Lantai 5 96/500 x 84 = 16,13 16


(40)

observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi

dan gabungan keempatnya”.

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk kepentingan penelitian. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, dan bacaan lainnya guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dan berhubungan dengan masalah atau variabel yang akan diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) a. Wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab dan berdialog dengan pemilik serta karyawan distro Plaza Parahyangan.

b. Observasi

Dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yang diteliti khususnya mengenai strategi bauran pemasaran.

c. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan tanggapan terhadap daftar pertanyan tersebut.


(41)

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan realibilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel.

Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2012:173).

Penelitian ini menggunakan data interval yaitu data yang menunjukan jarak antara satu dengan yang lain dan mempunyai bobot yang sama serta menggunakan skala pengukuran semantic defferential. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 20.0 for windows.


(42)

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2012:172), “Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah. (Suharsimi Arikunto, 2010:168).

Dapat diketahui rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Uji validitas menggunakan metode koefisien koreliasi Product Moment Pearson dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Sugiyono (2012:248)

Keterangan:

= Menunjukan indeks korelasi antara dua variable yang dikorelasikan = Koefisien validitas item yang dicari, dua variable yang dikorelasikan X = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item

Σ = jumlah skor dalam distribusi X

Σ = jumlah skor dalam distribusi Y

Σ 2= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

Σ 2= jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = banyaknya responden


(43)

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.4 di bawah ini:

TABEL 3.4

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,3 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi

Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2

1 2

r n r t

 

 (Sugiyono 2012:250)

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:


(44)

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf

signifikasi

2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid

3. Jika thitung ttabel maka instrumen tidak valid

4. Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 25 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (84-2=82, maka didapati nilai rtabel sebesar 0,214.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel strategi bauran pemasaran berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan

dengan rtabel yang bernilai 0,214. Jumlah pertanyaan untuk Variabel X adalah 20,

terdapat pertanyaan yang tidak valid, sehingga yang valid hanya 18 item. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL X (STRATEGI BAURAN PEMASARAN)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Produk

1. Tingkat pertimbangan atas desain produk 0,246 0,214 Valid 2. Tingkat pertimbangan atas merek produk 0,219 0,214 Valid 3. Tingkat pertimbangan atas kualitas produk 0,329 0,214 Valid 4. Tingkat pertimbangan atas variasi produk 0,276 0,214 Valid 5. Tingkat pertimbangan atas kemasan produk 0,239 0,214 Valid 6. Tingkat pertimbangan kesesuaian antara strategi produk

yang akan dijual dengan keinginan pasar sasaran 0,223

0,214

Valid Harga


(45)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket. 7. Tingkat pertimbangan atas dasar/ pokok dalam penetapan

harga produk yang ditawarkan 0,378

0,214 Valid

8. Tingkat pertimbangan potongan harga dalam penetapan

harga produk yang ditawarkan 0,367

0,214

Valid

9. Tingkat pertimbangan kesesuaian antara harga jual setiap

produk yang ditawarkan 0,236

0,214

Valid

10. Tingkat pertimbangan kesesuaian antara harga dengan

kualitas produk yang ditawarkan 0,217

0,214

Valid

11. Tingkat pertimbangan kemudahan dalam cara pembayaran 0,218 0,214 Valid Lokasi

12. Tingkat pertimbangan atas kemudahan menuju lokasi toko 0,273 0,214 Valid

13. Tingkat pertimbangan atas kemudahan mendapatkan tempat

parkir kendaraan 0,282

0,214

Valid

14. Tingkat pertimbangan atas keamanan di tempat parkir 0,261 0,214 Valid 15. Tingkat pertimbangan atas keamanan di lokasi 0,269 0,214 Valid Promosi

16. Tingkat pertimbangan atas media promosi pemasaran 0,268 0,214 Valid 17. Tingkat pertimbangan atas anggaran promosi pemasaran 0,238 0,214 Valid

18. Tingkat pertimbangan atas frekuensi penyajian promosi

pemasaran 0,218 0,214 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel strategi bauran pemasaran dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator harga dengan item pernyataan pertimbangan atas dasar/ pokok dalam penetapan harga produk yang ditawarkan yang bernilai 0,378 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator harga dengan item peryataan pertimbangan kesesuaian antara harga dengan


(46)

kualitas produk yang ditawarkan yang bernilai 0,217 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tidak tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel volume penjualan menggunakan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika

dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,214. Untuk lebih rincinya dapat dilihat

pada Tabel 3.6 berikut.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL Y (VOLUME PENJUALAN)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Mencapai Volume Penjualan Tertentu

1. Tingkat penurunan volume penjualan selama 3 tahun

terakhir 0,793 0,214 Valid

Mendapatkan Laba Tertentu

2. Tingkat penurunan laba selama 3 tahun terakhir 0,575 0,214 Valid Menunjang Pertumbuhan Perusahaan

3. Tingkat tercapainya tujuan usaha 0,697 0,214 Valid 4. Tingkat jumlah produksi barang 0,757 0,214 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel volume penjualan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator mencapai volume penjualan tertentu dengan item pernyataan penurunan volume penjualan selama 3 tahun terakhir yang bernilai 0,793 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator mendapatkan laba tertentu dengan item peryataan penurunan laba selama 3


(47)

tahun terakhir yang bernilai 0,575 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tinggi.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel profitabilitas berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan

dengan rtabel yang bernilai 0,214. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.7

berikut.

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL Z (PROFITABILITAS)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Penjualan

1. Tingkat penjualan barang 0,427 0,214 Valid Kas

2. Tingkat ketersediaan kas 0,605 0,214 Valid Modal

3. Peningkatan Modal 0,598 0,214 Valid

Jumlah Karyawan

4. Tingkat jumlah karyawan 0,628 0,214 Valid

Jumlah Cabang

5. Tingkat jumlah cabang 0,381 0,214 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen variabel profitabilitas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada indikator jumlah karyawan dengan item pernyataan peningkatan jumlah karyawan yang bernilai 0,628 sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator jumlah cabang dengan item pernyataan


(48)

peningkatan jumlah cabang yang bernilai 0,381 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya agak tidak tinggi.

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Realibitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu”. Sedangkan menurut

Sugiyono (2012:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”.

Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan tertentu (Suharsimi Arikunto, 2010:178). Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.


(49)

 

            

2 2 1 1 11 t b

s

s

r

k k

(Husein Umar, 2008:170)

Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

2

t

s

= Deviasi standar total

2

s

b = Jumlah deviasi standar butir Sedangkan rumus variansnya adalah:

 

1 2 2 2      n N x X

s

(Husein Umar, 2008:172)

Keterangan: N = Jumlah sampel

n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

2

s

= Nilai varians

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung˃ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%

maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitungrtabel dengan tingkat kesalahan 5%

maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 20.0 for windows diketahui bahwa semua variabel

11 r


(50)

reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel

yang bernilai 0,214 hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.8 berikut ini: TABEL 3.8

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Strategi Bauran Pemasaran 0,455 0,214 Reliabel 2 Volume Penjualan 0,828 0,214 Reliabel 3 Profitabilitas 0,662 0,214 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan, taitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:144) mengemukakan bahwa :

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel penelitian, antara lain :

1. Analisis deskriptif tentang strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi.

2. Analisis deskriptif tentang volume penjualan yang terdiri dari mencapai volume penjualan tertentu, mendapatkan laba tertentu dan menunjang pertumbuhan perusahaan.


(51)

3. Analasis deskriptif tentang profitabilitas terdiri dari penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan jumlah cabang.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk Tabel 3.9 sebagai berikut:

TABEL 3.9

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

NO KRITERIA

PENAFSIRAN KETERANGAN

1 0% Tidak Seorangpun

2 1% - 25% Sebagian Kecil 3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar 6 76% -99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985: 184) 3.2.7.2 Rancangan Analisis Verfikatif

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat analisis strategi bauran pemasaran (X) terhadap volume penjualan (Y) dan profitabilitas (Z) yaitu menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini menganalisis tiga variabel.

Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel bebas strategi bauran pemasaran (X) terhadap volume penjualan (Y) dan profitabilitas (Z), baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggambarkan struktur hipotesis di bawah ini:

X Y Z


(52)

GAMBAR 3.1

STRUKTUR HUBUNGAN KAUSAL ANTARA X dan Y Sumber: Sugiyono (2012:44)

Keterangan

X : Strategi bauran pemasaran Y : Volume penjualan

Z : Profitabilitas

ԑ : variabel residu : Hubungan kausalitas

Struktur hubungan di atas mengisyaratkan bahwa strategi bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap volume penjualan dan volume penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution). Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan cara membaca interprestasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pencaran titik-titik yang diperoleh berada disekitar garis lurus. Untuk menguji normalitas data dengan SPSS, maka lakukan langkah-langkah berikut :

1. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis

2. Pilih menu berikut ini, Analyze, Descriptives Statistics, Explore misalnya Kolmogorov–Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal


(1)

160

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

2. Gambaran mengenai volume penjualan yang terjadi pada Distro Plaza Parahyangan Bandung, khususnya dalam mendapatkan laba masih sangat rendah. Hal yang harus diperhatikan agar Distro Plaza Parahyangan Bandung mendapatkan laba yang tinggi yaitu dengan cara meningkatkan kualitas dalam memasarkan produk-produknya terutama dalam kegiatan promosi.

3. Gambaran mengenai profitabilitas yang terjadi pada Distro Plaza Parahyangan Bandung, khususnya dalam mendapatkan kas masih sangat rendah. Hal yang harus diperhatikan agar Distro Plaza Parahyangan Bandung mendapatkan kas yang tinggi yaitu dengan cara meningkatkan kualitas dalam memasarkan produk-produknya terutama dalam kegiatan promosi.

4. Gambaran mengenai strategi bauran pemasaran dan volume penjualan terhadap profitabilitas Distro Plaza Parahyangan Bandung hendaknya lebih meningkatkan kegiatan promosi, hal ini bisa dilakukan dengan cara lebih banyak melakukan periklanan dengan menggunakan brosur, melalui media sosial, melalui internet, melalui periklanan di media cetak maupun elektronik, agar masyarakat luas bisa mengetahui dan tertarik dengan Distro Plaza Parahyangan Bandung.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adekoya Olusola Abiodun. (2011) The Impact Of Advertising On Sales Volume Of A Product. University of Applied Sciens. Valkeakoski.

Agus Rahayu. 2008. Strategi Pemasaran Model Untuk Keunggulan. Bandung: Rizqi Press.

Amstrong, G., Kotler, P. 2012. Principles of Marketing, 12th ed., New Jersey : Prentice Hall

Anoraga, Pandji. 2002. Koperasi, Kewirausahaan Dan Usaha Kecil. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. 2011. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Asiegbu. (2011). Salesforce Competence Development and Marketing Performance of Industrial and Domestic Products Firms in Nigeria. University of Port Harcourt, Nigeria

Basu Swastha. 2008. Manajemen Pemasaran Modern, edisi kedua, Yogyakarta: Liberty.

Basu Swastha dan Irawan. 2008. “Manajemen Pemasaran Modern”, edisi kedua cetakan ke sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset.

Bringham, Eugene F. dan Michael C. Ehrhardt. 2008. Financial Management Theori and Practice. USA: Thomson Learning Inc.

Buchari, Alma. 2012. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Cannon, Perreault, Mccarthy. 2010. Pemasaran Dasar Pendekatan Manajerial Globa Buku 1, Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.

Daniela Ionita. 2012. Entrepreneurial Marketing: A New Approach For Challenging Times. Academy of Economic Studies. Romania

Daryanto, 2011, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.


(3)

162

David W Cravens, Nigel F Piercy. 2013. Strategic Marketing. The Mc Graw- Hill Companies.

Djaslim Saladin. 2007. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Bandung : Linda Karya.

Emil Salim. 2013. Strategi Pemasaran Usaha Ubi Ungu Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasarannya Pada Kelompok Tani Patamuan Kito Solok. Universitas Putra Indonesia. Padang.

Ernani Hadiyati. 2009. Kajian Pendekatan Pemasaran Kewirausahaan dan Kinerja Penjualan Usaha Kecil. Universitas Gajayana. Malang

Fandy Tjiptono, dan Gregorius. (2012). Pemasaran Strategik. Yogyakarta : Andi. _____________, dan Anastasia Diana. 2008. Prinsip dan Dinamika Pemasaran.

Yogyakarta: J dan J Learning.

_____________, 2008, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: CV Andi Offset.

_____________, Gregorius Chandra dan Dadi Adriana, 2008, Pemasaran Strategik. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Ferdinand, Augusty, 2004. Structural Equation Modelling dalam penelitian manajemen, Semarang : BP UNDIP.

Fields, Edward. 2011. The Essentials of Finance and Accounting for Nonfinancial Managers: second edition. New York: AMACOM.

Freddy Rngkuti. 2009. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Frinces, Z., Heflin. 2011. Be An Entrepreneur. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gitosudarmo, Indriyo. 2008. Manajemen Pemasaran, edisi pertama, cetakan keempat. BPFE: Yogyakarta

Gitosudarmo, Indriyo, 2001, Pengantar Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Gordon T. Gray.2012.A Contingency Approach to Marketing Entrepreneurship. University of Central Oklahoma 100 North University, Edmond. USA Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Hardi Utomo. 2009. Pengaruh Pengawasan dan Pelayanan Terhadap Kinerja Bagian Pemasaran (Studi Kasus Ksp Artha Prima). STIE AMA Salatiga.


(4)

Hills & Hultman. 2011. In praise of entrepreneurial marketing: a study on entrepreneur-led firms. University of California Berkeley.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kotler Philip, Kevin Lane Keller, 2007. Manajemen Pemasaran, Alih Bahasa Benyamin Molan, Jilid Satu, Cetakan Kedua, Jakarta : Indeks.

____________________________. 2012. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Kurtz, David L. 2008. Principles of Contemporary Marketing. South-Western Educational Publishing. Stamford.

M. Berk Ataman. (2009). The Long-term Effect of Marketing Strategy on Brand Sales. Rotterdam School of Management, Erasmus University

Moch. Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Moh Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberti Yogyakarta. M.N.Nasution. 2010. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nurul Arifani. 2007. Analisi Pengaruh Strategi Jaringan Pemasok Untuk

Meningkatkan Kinerja Pemasaran Dalam Upaya Mencapai

Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan. Universitas Diponegoro. Jawa Tengah.

Nwielaghi Michael. (2013). Trade Sales Promotion Strategies and Marketing Performance in the Soft Drink Industries in Nigeria. University of Port-Harcourt, Choba, Port-Port-Harcourt, Rivers-State, Nigeria.

Purwanto, Iwan 2008, Manajemen Strategi, Bandung: Yrama Widya.

Ratih Hurriyati. 2005. Bauran pemasaran dan Loyalitas Pelanggan. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawandan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.


(5)

164

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Robbins, P. Stephen. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhalindo.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Keempat. Yogyakarta:BPFE.

Schiffan Stephan, (2005), Increasing Sales, Terjemahan Eling Ratnawati, Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer kelompok Gramedia, Jakarta.

Solmaz Soltani. (2012). Strategic Marketing Mix Plan In Product Life Cycle. University of Applied Sciens. Valkeakoski.

Solomon, Michael. L, Elnora W. Stuart. 2003. Marketing, 3th Edition, Pearson Education, Prentice Hall.

Stanton, William J. 2008. Fundamental of Marketing, Mc. Graw Hill Inc.

Subramanian, T. dan C. Paramasivan. 2009. Financial Management. India: New Age International (P) Limited, Publisher.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujana Ismaya. 2006. Kamus Akuntansi. Bandung: Pustaka Grafika. Sunarto. 2003. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Amus.

Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Winardi. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zoe Ventoura-Neokosmidi. 2005. Advertising, Market Share, And Profitability In The Greek Consumer Industry. Athens University of Economics & Business.

Website

bisnis.news.viva.co.id. bisnisukm.com.


(6)

ekonomi.kompasiana.com. forum.republika.co.id. forumukm.com. id.wikipedia.org.

industrikreatif.blogspot.com. kaoshardbandung.blogspot.com. kompas imteraktif.com.

putracenter.net.

Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). www.adityarizki.net.

www.hharryazharazis.com.

www.neraca.co.id.

www.bps.go.id.

www.anneahira.com.