Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Ritel terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan
PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MAXIMART
THAMRIN PLAZA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
Deby Magdalena Kurniawan 110907020
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:
Nama : Deby Magdalena Kurniawan
NIM : 110907020
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul :Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Ritel terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan
Medan, Juli 2015
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Agus Edy Rangkuti, S.E, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A.
NIP: 197208172005011001 NIP: 195908161986011001
Dekan FISIP USU
Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan penyertaan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “PENGARUH BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MAXIMART THAMRIN
PLAZA MEDAN”.
Ucapan terima kasih terutama kepada kedua orang tua dan nenek saya atas
segala cinta, kasih sayang dan motivasi yang selalu dilimpahkan kepada saya.
Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar yang
selalu memberikan dukungan kepada saya hingga saya bisa menyelesaikan
pendidikan saya.
Selama pengerjaan laporan ini peneliti juga telah dibantu banyak pihak. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Departemen
Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Agus Edi Rangkuti, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan
dengan sabar, memberikan saran, nasehat serta solusi yang sangat
(4)
4. Bapak Muhammad Arifin Nasution selaku Dosen Wali saya yang telah
memberikan dukungan, bimbingan dan pengaraha selama saya menjalani
masa perkuliahan di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis.
5. Kak Siswati Saragih, selaku Dosen serta Staff administrasi di kantor
Departemen Ilmu Administrasi Bisnis yang selalu sabar selama proses
pengurusan administrasi selama saya kuliah.
6. Para Dosen dan Staff di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, khususnya dari Departemen Ilmu Administrasi Bisnis
yang telah banyak memberikan Ilmu selama masa perkuliahan.
7. Teman-teman Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, khususnya stambuk
2011. Terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. Terutama kepada
Hermanto Simbolon, Suhendra, Triwan, Rima, Putri, Fauziah, serta Ester
yang banyak membentu saya selama ini.
8. Kepada sahabat saya Kelly Agatha dan Lisnawaty. Kalian selalu
mendukung dan memberikan solusi atas semua permasalahan yang saya
hadapi. Juga kepada sahabat saya sejak saya SD, SMP, SMA, hingga
sekarang; Nova Kharlinda, Debby Laviani dan Ferdinan Khohir yang
selama ini selalu sabar mendengarkan cerita saya, selalu menenangkan
saya dikala saya menghadapi permasalahan.
9. Kepada Maggie, Beatrice Nathania, Monika, Dewi Susanti, Serta Selawati
yang selama ini sangat banyak membantu saya dalam segala permasalahan
saya. Terimakasih kepada kalian semua atas semua perhatian yang kalian
(5)
10.Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga
Tuhan selalu memberkati dalam setiap langkah kita. Peneliti menyadari
bahwa hasil dari penelitian ini masih sangat jauh dari kata “sempurna”.
Oleh sebab itu peneliti berharap para pembaca bersedia memberikan kritik
dan saran yang membagun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini
bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan para pembaca.
Medan, 2015
(6)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh produk, harga, promosi, pelayanan serta fasilitas fisik secara partial terhadap keputusan pembelian pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan, (2) pengaruh bauran pemasaran ritel secara simultan teerhadap keputusan pembelian pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan dan (3) variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Subjek penelitian ini adalah konsumen MaxiMart Thamrin Plaza Medan sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah bauran pemasaran ritel dan keputusan pembelian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengunakan kuisioner. Data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 19.0 for windows yang meliputi uji T dan uji F.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel turunan retailing mix yang terdiri dari produk, harga, promosi, pelayanan , dan fasilias fisik secarabersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian pada tingkat signifikansi 25,4% dan sisanya sebesar 74,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Variabel Produk memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan.
Kata Kunci : Bauran Pemasaran Ritel, Keputusan Pembelian, Produk, Harga, Promosi, Pelayanan, Fasilitas Fisik
(7)
Abstract
This study aimed to determine (1) the influence of product, price, promotion, service and physical facilities effect on purchasing decisions at MaxiMart Thamrin Plaza Medan, (2) the effect of retailing mix simultaneosly on purchasing decision at MaxiMart Thamrin Plaza Medan and (3) which variable have a dominant effect on purchasing decision. This study was included in the quantitative associative research teh number of respondent 100 people. The subjects were consumers of MaxiMart Thamrin Plaza Medan and the object of this research is the retailing mix and purchasing decisions. Data collection method was used a questionnaire. Data were analyzed with mutiple linear regression analysis with SPSS 19.0 for windows that include the T test and F test.
Research findings show that the variables of retailing mix which are product, price, promotion, service, physical facilities effect on purchasing decision at 25,4 percent level of significant and while the rest of 74,6% percent is explained by other variables.
Keyword: Retailing Mix, Purchasing Decisions, Product, Price, Promotion, service, physical facilities effect
(8)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Masalah... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Keputusan Pembelian 2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 8
2.1.2 Faktor-faktor Keputusan Pembelian ... 9
2.1.3 Tahapan Keputusan Pembelian... 12
2.2 Strategi 2.2.1 Pengertian Strategi... 16
2.2.2 Unsur-unsur Strategi... 17
2.3 Pemasaran ... 19
2.4 Bauran Pemasaran Ritel 2.4.1 Pengertian Bauran Pemasaran Ritel ... 20
2.4.2 Unsur-unsur Bauran Pemasaran Ritel ... 20
(9)
2.6 Defenisi Operasional ... 30
2.7 Kerangka Pemikiran... 32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk penelitian ... 33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
3.3 Populasi dan Sampel ... 33
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 34
3.5 Hipotesis ... 35
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.6.1 Sumber Data ... 37
3.6.2 Skala Pengumpulan Data ... 38
3.7 Uji Istrumen ... 39
3.7.1 Uji Validitas ... 39
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 40
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Statistik Deskriptif ... 41
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 41
3.8.2.1 Uji Normalitas Data ... 41
3.8.2.2 Uji Multikolonieritas ... 42
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 43
3.9 Pengujian Hipotesis ... 44
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden ... 47
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 50
4.3 Pengujian Instrumen Penelitian ... 55
4.3.1 Uji Validitas ... 55
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 57
4.4 Pengujian Asumsi Klasik... 57
(10)
4.4.2 Uji Multikolineritas ... 60
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 61
4.5 Pengujian Hipotesis ... 63
4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
4.5.2 Koefisien Determinasi ... 65
4.5.3 Uji F ... 66
4.5.4 Uji T ... 67
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79
5.1 Saran ... 80
(11)
DAFTAR TABEL
Nama Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu 28
Tabel 3.1 Penentuan skor item 39
Tabel 4.1 Jenis kelamin 47
Tabel 4.2 usia 48
Tabel 4.3 pekerjaan 48
Tabel 4.4 Intensitas berbelanja 49
Tabel 4.5 Produk 50
Tabel 4.6 Harga 51
Tabel 4.7 Promosi 52
Tabel 4.8 Pelayanan 53
Tabel 4.9 Fasilitas fisik 54
Tabel 4.10 Keputusan pembelian 54
Tabel 4.11 Uji Validitas 56
Tabel 4.12 Uji Reliabilitas 57
Tabel 4.13 Uji Kolmogrov-Smirnov 60
Tabel 4.14 Uji Multikolonieritas 61
Tabel 4.15 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
63
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi 65
Tabel 4.17 Uji - F 66
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul Halaman
3.1 Kerangka Pemikiran 32
4.1 Histogram 58
4.2 Normal P-Plot 59
(13)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh produk, harga, promosi, pelayanan serta fasilitas fisik secara partial terhadap keputusan pembelian pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan, (2) pengaruh bauran pemasaran ritel secara simultan teerhadap keputusan pembelian pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan dan (3) variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Subjek penelitian ini adalah konsumen MaxiMart Thamrin Plaza Medan sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah bauran pemasaran ritel dan keputusan pembelian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengunakan kuisioner. Data dianalisis dengan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 19.0 for windows yang meliputi uji T dan uji F.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel turunan retailing mix yang terdiri dari produk, harga, promosi, pelayanan , dan fasilias fisik secarabersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian pada tingkat signifikansi 25,4% dan sisanya sebesar 74,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Variabel Produk memiliki pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada MaxiMart Thamrin Plaza Medan.
Kata Kunci : Bauran Pemasaran Ritel, Keputusan Pembelian, Produk, Harga, Promosi, Pelayanan, Fasilitas Fisik
(14)
Abstract
This study aimed to determine (1) the influence of product, price, promotion, service and physical facilities effect on purchasing decisions at MaxiMart Thamrin Plaza Medan, (2) the effect of retailing mix simultaneosly on purchasing decision at MaxiMart Thamrin Plaza Medan and (3) which variable have a dominant effect on purchasing decision. This study was included in the quantitative associative research teh number of respondent 100 people. The subjects were consumers of MaxiMart Thamrin Plaza Medan and the object of this research is the retailing mix and purchasing decisions. Data collection method was used a questionnaire. Data were analyzed with mutiple linear regression analysis with SPSS 19.0 for windows that include the T test and F test.
Research findings show that the variables of retailing mix which are product, price, promotion, service, physical facilities effect on purchasing decision at 25,4 percent level of significant and while the rest of 74,6% percent is explained by other variables.
Keyword: Retailing Mix, Purchasing Decisions, Product, Price, Promotion, service, physical facilities effect
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi modern memberikan dampak pada gaya hidup
yang menjadi lebih praktis, cepat, dan ekonomis. Seiring dengan perkembangan
teknologi tersebut, keberadaan bisnis ritel modern menjadi semakin penting
karena adanya pergeseran pola belanja masyarakat yang lebih suka berbelanja di
pasar ritel modern seperti minimarket, supermarket atau hipermarket. Masyarakat
menjadi lebih gemar untuk berbelanja di pasar ritel modern karena masyarakat
bisa mendapatkan kepraktisan, kecepatan serta kenyamanan dalam berbelanja.
Di Indonesia bisnis ritel mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini
dapat dilihat dari jumlah perusahaan ritel yang mencapai lebih dari 62 perusahaan
dengan lebih dari 2700 gerai ritel. Pada 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007,
jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada
tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di hampir seluruh kota di Indonesia.
Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja diikuti dengan pertumbuhan
penjualan. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan
bisnis ritel di Indonesia antara 10%–15% per tahun. Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, dan melesat hingga mencapai Rp120 triliun
pada tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012, pertumbuhan ritel mencapai 10%– 15%, atau mencapai Rp138 triliun dan pada tahun 2014 hingga awal tahun 2015
(16)
ini menyebabkan semakin sengitnya persaigan yang harus dihadapi oleh para
pelaku bisnis ritel.
Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung oleh
pemahaman yang baik mengenai faktor – faktor keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen di sebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya adalah bauran pemasaran (marketing mix) yang di terapkan oleh perusahaan untuk menarik perhatian konsumennya. Dengan mempelajari
dan menganalisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian dapat memberi
masukan yang berarti bagi perencanaan strategi perusahaan. Pada dasarnya
konsumen akan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya,
sedangkan barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak akan dibeli.
Usaha ritel atau eceran merupakan semua kegiatan yang terlibat dalam
penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan
perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis ynag melakukna penambahan nilai
terhadap produk-produk dan layanan penjualan kepada konsumen untuk
penggunaan atau dikonsumsi secara perorangan maupun keluarga.
Orientasi produsen dan peritel di Indonesia sangat bervariasi dari orientasi
terhadap konsumen, penjualan, hingga yang berorientasi terhadap produksi.
Tetapi sebagian besar peritel terutama pada peritel besar sudah berorientasi
kepada konsumen sama seperti peritel-peritel di negara maju, seperti Carrefour
(17)
Menurut beberapa pakar ekonomi bauran pemesaran ritel (retailing mix)
merupakan keseluruhan dari alat pemasaran dalam sebuah usaha eceran/ritel. Pada
dasarnya ciri-ciri alat pemasaran dalam usaha eceran/ritel sama dengan bauran
pemasaran (marketing mix). Christina (2014) menyatakan bahwa bauran pemasaran ritel (retail mix) merupakan strategi pemasaran yang mengacu pada beberapa variabel,dimana peritel dapat mengombinasikan variabel-variabel
tersebut menjadi jalan alternatif dalam upaya menarik konsumen. Adapun
variabel-variabel tersebut terdiri dari produk, harga, promosi, pelayanan, serta
fasilitas fisik. Strategi bauran pemasaran ritel di atas akan mempengaruhi persepsi
konsumen dalam memposisikan toko yang satu dengan yang lainnya. Persepsi
konsumen tersebutlah yang akan berdampak kepada pengambilan keputusan
pembelian konsumen.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dikatakan bahwa peran bauran
pemasaran ritel sangat penting bagi perusahaan ritel dalam melakukan pemasaran.
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh M. Ikhwan yang berjudul “ Analisis
pengaruh ritailing mix terhadap keputusan pembelian pada konsumen Circle-K di
Jl. Sultan Hasanuddin Makasar” hasil penelitian ini menyatakan adanya pengaruh
yang signifikan antara bauran pemasaran ritel dengan keputusan pembelian
konsumen dan variabel produk memiliki pengaruh yang paling dominan.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dewi Ayu, Made Ary, dan Anjuman
Zukhri yang berjudul “ pengaruh bauran pemasaran eceran (retailing mix)
terhadap keputusan pembelian pada mini market Indomaret Dewi Sartika Utara”
(18)
bauran pemasaran ritel terhadap keputusan pembelian dan variabel produk
memiliki pengaru paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia, dimana pola
hidup masyarakatnya sudah modern. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan
masyarakat kota Medan yang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
lebih memilih berbelanja pada ritel modern dari pada berbelanja di pasar
tradisional. Disamping itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS)
kota Medan pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,23 % .
Salah satu bisnis yang berkembang di kota medan adalah usaha ritel. Contoh
usaha ritel yang sedang berkembang di kota Medan adalah Indomaret, Alfamart,
Carrefour, LOTTE MART, Macan Yohan, dan MaxiMart.
MaxiMART merupakan salah satu bisnis ritel di kota Medan. MaxiMart
merupakan anak perusahaan dari Maju Bersama. Maximart memiliki beberapa
gerai usaha. Pertama, berada di Thamrin Plaza Lantai G yang terletak di Jl.
Thamrin No.75R , kedua berada di lantai satu Yang Lim Plaza yang terletak di Jl.
Emas No.10 dan berada pada lantai G, Hermes Place Polonia yang terletak di Jl.
W. Mongonsidi No.45. MaxiMart menjual berbagai kebutuhan sehari-hari seperti
peralatan mandi, peralatan makan, peralatan dapur, pakaian, alat tulis,
buah-buahan, makanan ringan, minuman, dan beberapa keperluan lainnya. Selain
MaxiMART, di sekitar daerah Thamrin juga terdapat beberapa usaha ritel lainnya
seperti Macan Yohan, Alfamart, Indomaret yang menjadi pesaingnya. Untuk
dapat mengungguli para pesaingnya, MaxiMART Thamrin Plaza harus memiliki
(19)
hasil observasi yang dilakukan oleh penulis selama beberapa hari pada MaxiMart
Thamrin Plaza, Medan selalu ramai di kunjungi oleh para konsumen terutama
pada akhir pekan. Hal ini merupakan data pendukung yang dapat membuktikan
bahwa MaxiMart mampu bersaing dengan usaha-usaha ritel lainnya yang berada
di sekitar kawasan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ PENGARUH BAURAN PEMASARAN RITEL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MAXIMART
THAMRIN PLAZA MEDAN ”.
1.2 BATASAN MASALAH
Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis masalah penelitian, maka
peneliti membatasi masalah yang akan diteliti adalah :
1) Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui pengaruh bauran
pemasaran ritel terhadap keputusan pembelian konsumen pada
MaxiMart Thamrin Plaza, Medan yang berada pada lantai G, Thamrin
Plaza di Jl. Thamrin No. 75R, Medan.
2) Penelitian ini hanya berlaku pada konsumen MaxiMart cabang
Thamrin Plaza, Medan yang berusia ≥ 17 tahun.
3) Penelitian ini hanya berlaku pada konsumen yang penah berbelanja di
(20)
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah bauran pemasaran ritel (ritailing mix) memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan dan partial terhadap keputusan pembelian
konsumen pada MaxiMART Thamrin Plaza, Medan?
2. Variabel bauran pemasaran ritel manakah yang paling dominan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada
MaxiMART Thamrin Plaza, Medan?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui apakah bauran pemasaran ritel memiliki pengaruh yang
signifikan baik secara simultan dan partial terhadap keputusan pembelian
konsumen pada MaxiMART Thamrin Plaza, Medan.
2. Untuk mengetahui variabel bauran pemasaran ritel manakah yang paling
dominan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen pada MaxiMART Thamrin Plaza, Medan.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pihak MaxiMART Thamrin Plaza, Medan tentang ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran ritel yang
diterapkan terhadap keputusan pembelian konsumen, hal ini dapat
memberikan masukan bagi pihak manajemen MaxiMART Thamrin Plaza,
(21)
yang tepat dalam menarik perhatian konsumen agar mau berbelanja di
MaxiMART Thamrin Plaza, Medan dengan demikian MaxiMart dapat
bersaing dengan parah pesaingnya.
2. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
keterkaitan konsep antara bauran pemasaran ritel terhadap keputusan
pembelian bagi kalangan akademisi, sehingga dapat menjadi bahan
referensi jika ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran yang jelas
tentang penulisan penelitian ini, dimana sistematika penulisan memberikan
informasi mengenai materi-materi yang dibahsas pada setiap bab. Adapun
sistematika penulisan pada penelitian ini, sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah penelitian, batasan
masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat yang di dapat
dalam melakukan penelitian ini, serta sistematika penelitian.
BAB II : KERANGKA TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan segala teori yang berkaitan dengan penelitian,
penelitian terdahulu yang dijadikan referensi, variabel penelitian, defenisi
(22)
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang bentuk penelitian, penentuan poplasi dan sampel,
teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, uji instrumen penelitian,
serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan yang
dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin diteliti.
BAB V : PENUTUP
Bab ini akan berisikan kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan serta
(23)
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 KEPUTUSAN PEMBELIAN
2.1.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian
adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa
alternatif pilihan yang ada.
Menurut Kotler (2005), “Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”. Keputusan pembelian menurut Peter Jerry C. Olson (2013), suatu keputusan (decision) mencakup suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan atau perilaku alternatif. Pemasar secara
khusus tertarik pada perilaku pembeli, terutama pilihan konsumen mengenai
merek-merek yang akan di beli. Proses inti dalam pengambilan keputusan
konsumen adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih
satu diantaranya. Hasil proses integrasi tersebut adalah suatu pilihan (choice), serta kognitif menunjukkan intensi perilaku.
(24)
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2009: 166-176), ada empat faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, yaitu:
1. Faktor budaya
a) Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun
oleh naluri. Sedangkan manusia, perilaku biasanya dipelajari dari
lingkungan sekitarnya.
b) Sub-kultur
Tiap kultur mempunyai sub-kultur yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk
anggota mereka. Sub-kultur meliputi kebangsaan, agama, kelompok
ras, dan wilayah geografi. Ketika sub-kultur tumbuh dengan besar
dan cukup kaya, perusahaan akan merancang program pemasaran
khusus untuk melayani mereka.
c) Kelas sosial
Kelas sosial merupakan pengelompokan masyarakat yang relatif
homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun
secara hierarki dengan anggota yang memiliki nilai, minat, dan
(25)
2. Faktor sosial
a) Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang berpengaruh langsung di dalam mana seseorang
menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Kelompok
yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
sikap dan perilaku seseorang yang menjadi anggotanya disebut
kelompok referensi.
b) Keluarga
Anggota keluarga merupakan kelompok referensi utama yang
sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian tau keputusan
pembelian yang akan dilakukan oleh seseorang. Keluarga
orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orangtua yang
memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi,
dan harga diri.
c) Peran dan status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi
peran dan status. Tiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
3. Faktor pribadi
a) Usia dan tahap daur hidup
b) Pekerjaan
(26)
d) Gaya hidup
f) Kepribadian dan Konsep diri
4. Faktor psikologis
a) Motivasi
b) Persepsi
c) Pembelajaran
d)Kepercayaan dan sikap
Orang yang berasal dari sub-kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama
dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan
pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat,
(27)
2.1.3 Tahapan Keputusan Pembelian
Menurut Chistina (2014), terdapat lima tahapan dalam proses keputusan
pembelian, yaitu :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah
atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka
dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
Kebutuhan dibagi menjadi dua. Pertama, kebutuhan Fungsional.
Kebutuhan fungsional secaRa langsung berkaitan dengan kinerja produk
tersebut, alasan rasional kenapa konsumen membeli suatu produk. Kedua,
kebutuhan Psikologis merupakan motivasi yang dipengaruhi emosi
berkaitan dengan perasaan, baik itu hal keindaan maupun gengsi.
2. Pencarian Informasi
Segera setelah pelanggan mengidentifikasi suatu kebutuhan,
mereka mungkin akan mencari informasi tentang ritel atau produk untuk
membantu mencukupi kebutuhan mereka.
1) Jumlah informasi yang dicari. Secara umum jumlah nformasi yang
dicari tergantung kepada nilai yang dirasakan diperoleh dari
pencarian dibandingkan dengan ongkos atau biaya pencarian
informasi tersebut. Nilai dari pencarian evaluasi berdasarkan
(28)
oleh pelanggan tersebut dapat meningkatkan keputusan belanja
konsumen.
2) Biaya pencarian informasi meliputi waktu dan biaya. Berkeliling
dari satu toko ke toko memerlukan biaya untuk tenaga, bensin dan
biaya parkir serta waktu pelanggan yang tersita.
3) Sumber-sumber informasi. Pelanggan memiliki dua sumber
informasi yaitu internal dan eksternal. Sumber informasi internal
adalah informasi dalam memori pelanggan seperti nama, citra dan
pengalaman masa lalu dengan toko yang berbeda. Smber informasi
eksternal adalah informasi yang disjikan oleh iklan dan orang lain.
Pelanggan melihat ratusan iklan di media cetak dan media
elektronik, pelanggan memperhatikan tanda untuk banyak outlet
ritel tiap hari. Selain itu pelanggan mendapatkan informasi dari
para teman dan keluarga.
4) Mengurangi pencarian informasi. Tujuan ritel dalam pencarian
informasi pada proses belanja adalah untuk membatasi dan
mengarahkan agar pelanggan melakukan pencarian informasi ke
toko atau situs web secara langsung. Kondisi di mana pelanggan
masih terus mencari informasi pada toko yang lain akan membuka
peluang bagi toko lain tersebut untuk membujuk pelanggan untuk
melaksanakan transaksi pembelian pada toko tersebut.
(29)
3. Evaluasi Alternatif
Menurut Engel dalam Crhistina (2014), bahwa pemilihan suatu
toko merupakan fungsi dari empat variabel yang terdiri dari :
1) Kriteria evaluasi
Dari kriteria evaluasi inimasih ada bagian-bagian yang harus
diketahui oleh konsumen dalam memilih suatu toko yang meliputi
lokasi (jarak), luas dan kedalam produk, harga, promosi, personel
toko, pelayanan, dan masih banyak lagi elemen-elemen yang dapat
dikatakan sebagai faktor penentu di dalam memberikan pilihan atas
sebuah toko.
2) Karakteristik toko yang dirasakan
Yang dimaksud karakteristik toko disini diartikan sebagai citra
toko, dapat dibagi menjadi beberapa hal seperti lokasi dari toko,
keragaman barang yang ditawarkan, harga baran yang dijual,
promosi yang dijalankan dalam menarik minat konsumen,
pelayanan toko, penerangan toko atau penataan ruangan serta
atmosfer di dalam ruangan toko.
3) Proses pembandingan
Tahapan ini dilakukan oleh konsumen apabila konsumen sudah
melewati tahap pengenalan dan mengenal lebih jauh tentang citra
suatu toko dimana pada tahap pembanding ini, konsumen akan
melakukan beberapa perbandingan antar toko yang satu dengan
(30)
4) Toko yang dapat diterima dan toko yang tidak dapat diterima
Sesudah melakukan proses pembandingan, maka konsumen sudah
dapat mengambil keputusan toko mana yang menjadi pilihan
konsumen tersebut yang memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki
oleh konsumen.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahapan evaluasi, konsumen membuat perbandingan antar
beberapa toko dan mengambil keputusan toko mana yang telah memenuhi
syarat-syarat yang di inginkan. Setelah mengetahui toko mana yang
menjadi pilihan maka tahap selanjutnya memilih produk yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan, kemudian konsumen akan melakukan
transaksi pembelian terhadap produk tersebut.
5. Evalusi Pasca pembelian
Proses belanja tidak berakhir pada tahap pembelian produk.
Setelah melakukan pembelian produk, pelanggan menggunakan produk itu
dan kemudian mengevaluasi pengalaman ini untuk menentukan apakah
produk ini memuaskan atau tidak memuaskan. Kepuasan adalah suatu
(31)
2.1.3 Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Bilson Simamora (2001:94) ada lima peran yang dimainkan
orang dalam membuat keputusan pembelian, antara lain :
1. Pencetus (initiatior), yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk saatu jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer) adalah orang yang pandangan atau sarannya dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan akhir
konsumen.
3. Pengambil keputusan (decider) adalah orang yang sangat menentukan setiap komponen keputusan pembelian, seperti apakah
membeli, apa yang akan dibeli, kapan hendak membeli dan dengan
cara bagaimana membeli dan dimana akan membeli.
4. Pembeli (buyer) adalah orang yang akan melakukan pembelian nyata.
5. Pemakai (user) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.
2.2 STRATEGI
2.2.1 Pengertian Strategi
Secara etimologis, strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strattegeia’
atau sering disebut ‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosakata dari
(32)
Strategi sendiri bisa diartikan dengan konsep dan atau upaya untuk
mengerahkan dan mengarahkan potensi dan sumberdaya kedalam rangkaian
kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Strategi (strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengarahan
sumber daya dan interaksi dari organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor
lingkungan lain (Boyd, Walker, Larreche: 2000)
Menurut Wikipedia, strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat
koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang
sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi
dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan
waktu yang lebih singkat.
2. 2. 2 Unsur-Unsur Strategi
Secara lebih spesifik, ada lima unsur dalam strategi yang dikembangkan
dengan baik:
1. Ruang lingkup
Ruang lingkup organisasi mengacu pada luasnya cakupan dari
sasaran strategisnya, jumlah dan tipe industri, lini produk dan segmen
pasar dimana ia bersaing atau direncanakan untuk masuk. Keputusan
tentang ruang lingkup strategis organisasi seharusnya mencerminkan
(33)
2. Tujuan dan sasaran
Strategi harusnya merinci tingkat penyelesaian yang diinginkan
pada satu atau lebih dimensi kerja─seperti pertumbuhan volume, kontribusi laba, atau pengembalian investasi─selama periode waktu
tertentu untuk setiap perusahaan dan produk pasar untuk organisasi
secara keseluruhan.
3. Pengalokasian sumber daya
Setiap organisasi memiliki sumber daya keuangan dan sumber
daya manusia yang terbatas. Merumuskan strategi juga melibatkan
keputusan bagaimana sumber daya itu dicapai dan dialokasikan, antar
unit bisnis, produk pasar, departemen fungsional dan
kegiatan-kegiatan di dalam setiap perusahaan atau produk pasar.
4. Identifikasi keunggulan kompetitif yang layak
Satu bagian penting dari strategi apapun adalah spesifikasi dari
bagaimana organisasi akan bersaing dalam setiap unit bisnis dan
produk pasar di dalam domainnya. Bagaimana peusahaan dapat
memposisikan dirinya untuk mengembangkan dan mempertahankan
keunggulan yang berbeda atas para pesaingnya? Untuk menjawab
pertanyaan ini, para manager harus menguji peluang pasar dalam
setiap bisnis dan produk pasar serta kompetensi atau kekuatan unik
(34)
5. Sinergi
Sinergi muncul bila unit bisnis, produk pasar, pengalokasian
sumber daya dan kompetensi perusahaan saling melengkapi dan saling
menguatkan satu sama lain. Sinergi memungkinkan kinerja total dari
bisnis yang berkaitan menjadi lebih besar disbanding sebelumnya;
keseluruhannya menjadi lebih besar ketimbang penjumlahan dari
bagian-bagiannya.
2. 3 PEMASARAN
Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran merupakan suatu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyerahkan nilai kepada pelanggan serta mengelola hubungan pelanggan
dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Intinya
adalah di dalam pemasaran ditemukan tiga poin penting yaitu : 1) Fungsi-fungsi
organisasi, 2) kegiatan mencipta, mengkomunikasikan, menyerahkan nilai serta 3)
mengelola hubungan dengan pelanggan. Dari peristiwa tersebut muncul istilah
manajemen pemasaran yang menurut Kotler & Keller (2009) merupakan seni dan
ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan
pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, mengkomunikasikan nilai
pelanggan yang unggul. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan tujuan
pemasaran yakni mengetahui dan memahami pelanggan agar produk/jasa yang
(35)
Menurut Wikipedia, pemasaran (bahasa Inggris: marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia.
2. 4 BAURAN PEMASARAN RITEL
2. 4. 1. Pengertian Bauran Pemasaran Ritel
Menurut Christina (2014:86) bauran pemasaran ritel (retail mix) merupakan strategi pemasaran yang mengacu pada beberapa variabel, dimana
peritel dapat mengombinasikan variabel- variabel tersebut menjadi jalan alternatif
dalam upaya menarik konsumen.
2.4.2 Unsur-Unsur Bauran Pemasaran Ritel
1. Produk
Produk adalah keseluruhan dari penawaran yang dilakukan secara
normal oleh perusahaan kepada konsumen dalam memberikan pelayanan,
letak toko dan nama barang dagangannya. Konsumen akan memberikan
kesan yang baik terhadap suatu toko apabila toko tersebut dapat
menyediakan barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsmen.
Oleh karena itu, peritel harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh suatu toko atau
department store dalam memilih produk yang dijualnya yaitu variety,
(36)
1) Variety
Kelengkapan produk yang dijual dapat mempengaruhi
pertimbangan konsumen dalam memilih suatu toko atau
department store.
2) Width or Breath
Tersedianya produk-produk pelengkap dari produk utama yang
ditawarkan. Contohnya pada toko roti, selain menyediakan roti juga
menyediakan berbagai macam minuman.
3) Depth
Merupakan macam dan jenis karakteristik dari suatu produk,
misalnya baju yang dijual di department store tidak hanya dari satu merek saja tetapi juga tersedia merek-merek lainnya.
4) Consistency
Produk yang sudah sesuai dengan keinginan konsumen harus tetap
dijaga keberadaannya dengan cara menjaga kelengkapan, kualitas
dan harga dari produk yang dijual.
5) Balance
berkaitan erat dengan usaha untuk menyesuaikan jenis dan
(37)
2. Harga
Harga sangat berhubungan dengan nilai dasar dari persepsi
konsumen berdasarkan dari keseluruhan unsur bauran ritel dalam
menciptakan suatu gambaran dan pengalaman bertransaksi. Tingkat
harga pada suatu toko dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen
terhadap unsur-unsur lain dari bauran ritel, seperti : kualitas barang dan
pelayanan yang diberikan. Hal tersebut akan mempengaruhi konsumen
dalam menentukan pilihannya untuk berbelanja disebuah department store atau toko. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan harga adalah pasar sasaran, persaingan, biaya produk yang akan dijual,
aturan harga dalam bauran ritel, karakteristik barang dagangan, dan
pertimbangan –pertimbangan hukum.
Terdapat tiga macam strategi dalam menetapkan harga, yang pada
umumnya digunakan sebagai dasar oleh para peritel yaitu :
1) Penetapan harga di bawah harga pasar
Penetapan harga di bawah harga pasar (pricing below the market) umumnya dilakukan oleh peritel yang mempunyai biaya
operasional yang lebih rendah dan volume yang lebih tinggi.
2) Penetapan harga sesuai dengan harga pasar
Penetapan harga sesuai dengan harga pasar (pricing at the market) umumnya dilakukan oleh peritel untuk melebarkan pasarnya
(38)
3) Penetapan harga diatas harga pasar
Penetapan harga diatas harga pasar (pricing above the market)
biasanya dijalankan oleh toko yang sudah memiliki reputasi yang
baik atau sudah dikenal. Konsumen akan tetap membeli walaupun
harganya diatas harga pasar dan ini merupakan keuntungan bagi
penjual.
3. Promosi
Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang dapat mempengaruhi
persepsi, sikap dan perilaku konsumen terhadap suatu toko ritel dengan
segala penawarannya. Menurut Berman dan Evans dalam Christina
(2014 : 88) terdapat beberapa tipe promosi, diantaranya : point of
purchase, kontes, kupon, program belanja, undian, contoh gratis,
demonstrasi, pemberian hadiah yang diadakan pada peristiwa khusus.
Promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan
keinginan pihak peritel dengan konsumen untuk memberitahu,
membujuk, dan mengingatkan konsumen agar mau membeli produk yang
dijual dari keuntungan dan manfaat yang diperolehnya. Peritel harus
dapat memposisikan diri dan memperkuat posisinya di pasar. Ada tiga
(39)
1) Iklan
Iklan merupakan segala bentuk presentasi non personal dan
promosi dari barang-barang serta pelayanan oleh sebuah sponsor
tertentu yang dapat dilakukan melalui berbagai media seperti
televisi, radio, majalah, surat kabar, katalog, dan media lainnya.
2) Penjualan langsung
Penjualan langsung merupakan bentuk presentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan satu atau beberapa orang calon pembeli dengan
tujuan untuk mencapai kesepakatan pembelian. Cara ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan tenaga wiraniaga.
3) Promosi penjualan
Promosi penjualanmerupakan aktivitas yang dapat menarik
konsumen untuk membeli yang meliputi pemanjangan, pameran,
pertunjukan, dan demonstrasi. Bentuk promosi penjualan, antara
lain dengan pemberian sampel dan kupon berhadiah.
4. Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu keinginan konsumen untuk melayani
dan pelayanan tersebut tentunya berhubungan dengan penjualan produk
yang akan dibeli konsumen, misalnya : pemberian fasilitas alternatif
pembayaran, pemasangan pelengkapan, merubah model pakaian dan
(40)
Pelayanan didefenisikan sebagai aktivitas, manfaat, kepuasan dari
sesuatu yang ditawarkan dalam penjualan. Para peritel harus dapat
menyesuaikan jenis layanan yang ditawarkan dengan unsur-unsur lainnya
dalam bauran ritel. Contohnya, toko yang menetapkan harga di atas harga
pasar harus memberikan layanan yang maksimal agar sesuai dengan apa
yang telah dibayar oleh konsumen. Adapun jenis-jenis pelayanan dalam
bauran ritel antara lain :
1) Waktu pelayanan toko (jam operasional toko)
2) Pengiriman barang
3) Penanganan terhadap keluhan dari konsumen
4) Penerimaan pesanan melalui telepon dan pos
5) Penyediaan fasilitas parkir
Berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan di atas dapat
membedakan pelayanan antara toko yang satu dengan toko lainnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lengkap dan memuaskan
pelayanan yang diberikan oleh toko,maka semakin besar kemungkinan
konsumen akan tertarik untuk memilih berbelanja di toko tersebut.
5. Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor penentu dalam mendominasi
pangsa pasar yang diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan pasar
dapat dicapai apabila perusahaan mendapat kedudukan yang baik sehingga
dapat menciptakan citra perusahaan bagi para konsumennya. Secara
(41)
toko tersebut yaitu : arsitektur yang baik, desain eksterior dan interior yang
menarik, sumber daya manusia yang memadai, penyediaan barang yag
baik, lambang dan logo, penempatan lokasi toko dan nama toko yang
dapat menarik perhatian. Nama toko berperan penting karena sebagian
besar dari elemen tersebut berkaitan dengan pengelolanya yang
ditampilkan secara fisik. Adapun faktor-faktor lainnya yang harus
dipertimbangkan, yaitu : kesetrategisan, apakah daerah tersebut dapat
dijadikan pusat bisnis atau bukan dan bagaimana arus lalu lintasnya. Arus
lalu lintas mempengaruhi penempatan lokasi toko ritel karena dapat
menarik perhatian konsumen untuk mengunjungi toko tersebut,bahkan
berbelanja di toko tersebut.
Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah toko yang
merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan
sebuah toko yang dilakukan peritel dalam melakukan penempatan
tokonya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang
dibutuhkan oleh konsumen. Fasilitas fisik mempunyai peranan penting
untuk memposisikan toko ritel dalam benak konsumen. Fasilitas fisik
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Lokasi toko
Mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas paling
penting, karena penentuan lokasi yang tepat merupakan kunci
(42)
2) Tata letak toko
Penataan toko yang dirancang dan dibuat setelah lokasi toko
dipilih. Semua ini bertujuan untuk memudahkan dan memberikan
kenyamanan bagi konsumen dalam berbelanja.
3) Desain toko
Desain dari sebuah toko dibagi ke dalam dua bagian :
a) Desain eksterior
Merupakan penampilan luar dari sebuah toko yang harus
dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian.
Faktor-faktor desain eksterior meliputi : penempatan pintu masuk,
penerangan pada bagian luar toko, penempatan papan reklame
serta pengaturan jendela dan dinding.
b) Desain interior
Merupakan penampilan di bagian dalam suatu toko yang
tidak kalah pentingnya untuk menarik perhatian konsumen.
Faktor-faktor desain interior ini meliputi ketinggian
langit-langit, penerangan dalam toko, warna dan temperatur dalam
(43)
2. 5. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu, yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti ( Tahun ) Judul Penelitian Hasil Penelitian
Cici Wulan Sari ( 2013 )
Pengaruh Bauran Pemasaran dan Faktor Psikologis
terhadap Keputusan
Pembelian Motor Honda Beat di Kota Padang
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran dan faktor psikologis berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian Motor
Honda Beat di Kota Padang
Pricilia Adji dan Dr. Hartono Subagio (2013)
Pengaruh Retail Mix terhadap Keputusan Pembelian
Mahasiswa UK Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya
Hasil penelitian ini menujukkan adanya
pengaruh yang
signifikan antara Bauran Pemasaran Ritel yang diterapkan oleh CIRCLE K terhadap kepuasaan pelanggan
dimana pelanggan
disini adalah
mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Imam Suroso ( 2013 )
Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Ritel (Retail Marketing Mix) Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen pada Minimarket Indomaret di Kota Probolingo
Bauran Pemasaran Ritel berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan
Konsumen pada
Minimarket Indomaret di Kota Probolinggo
(44)
Aryunigsih ( 2012 ) Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Pasta Gigi ( Studi Pada
Konsumen Produk
Pepsodent Di Semarang)
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian pasta gigi ( studi pada konsumen produk Pepsodent di Semarang )
Ni Made Hartini Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pelanggan Membeli Buku (Studi Kasus Pada Toko Buku Diskon Toga Mas Denpasar)
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yag signifikan antara bauran pemasaan ritel terhadap keputusan pembelian buku pada Toko Buku Diskon Toga Mas Denpasar
Yuda Melisa ( 2012 ) Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel terhadap Keputusan
Pembelian Ulang
Konsumen Mega Prima
Swalayan Payahkumbuh
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran ritel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembeliana ulang konsumen Mega Prima Swalayan Payahkumbuh
(Sumber: Peneliti, 2015)
2.6 DEFENISI OPERASIONAL
Dalam penelitian ini variabel yang digunakna dapat di klasifikasikan
menjadi variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).
1. Variabel bebas (independen) 1) Produk (X1.1)
a. Keragaman merek produk yang ditawarkan
b. Keragaman jenis produk yang ditawarkan
(45)
2) Harga (X1.2)
a. Harga dapat bersaing dengan kompetitor
b. Harga yang terjangkau
c. Harga sesuai dengan kualitas produk
3) Pelayanan(X1.3)
a. Kebersihan di dalam toko
b. Karyawan yang ramah saat melayani pelanggan
c. Kesesuaian antara harga yang tertera dan harga yang harus
dibayar di kasir
d. Kemudahan pembayaran (cash, kartu kredit/debit)
e. Karyawan mampu menangani keluhan dari pelanggan
g. Karyawan mampu menyampaikan informasi dengan jelas
4) Promosi (X1.4)
a. Katalog promosi
b. Program bundling bagi produk – produk tertentu c. Komposisi warna yang menarik
5) Fasilitas Fisik (X1.5)
a. Lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan mudah terlihat
b. Lahan parkir yang tersedia memadai
c. Kondisi toko yang terawat
d. Papan nama yang terlihat jelas
e. Tersedianya kursi di depan toko
(46)
2. Variabel terikat (Dependen) 1) Keputusan Pembelian (Y)
a. Pelanggan membeli suatu produk karena sudah direncanakan
b. Pelanggan membeli suatu merek produk karena melihat display
produk yang menarik
c. Pelanggan memutuskan membeli suatu produk ataupun merek
pada saat berada di tempat pembelian
2.7 KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu maka dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Peneliti, 2015
Harga (X1.2)
Produk (X1.1)
Promosi (X1.3)
Pelayanan (X1.4)
Fasilitas Fisik (X1.5)
(47)
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 BENTUK PENELITIAN
Pada penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih, mencari peranan dan pengaruh, hubungan yang bersifat sebab akibat antara
variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2005:11).
3. 2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di MaxiMART yang berada pada lantai G,
Thamrin Plaza, Medan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2015
dengan lama waktu penelitian disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan
informasi dan data yang dibutuhkan penulis.
3. 3 POPULASI DAN SAMPEL
Menurut Juliandi dan Irfan (2013 : 50) Populasi merupakan totalitas dari
seluruh unsur yang ada di dalam sebuah wilayah penelitian, sedangkan sampel
adalah wakil-wakil dari populasi tersebut. Menurut I Made (2006 : 231) Populasi
merupakan keseluruhan subjek di dalam wilayah penelitian yang dijadikan
sebagai subjek penelitian. Sedangkan, sampel merupakan bagian dari populasi
yang dianggap dapat mewakili keseluruhan dari populasi yang akan dijadikan
(48)
secara jelas. Sehingga untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini,
digunakan rumus Rao Purba :
= �
4 �
Keterangan :
n : ukuran sampel
Z : tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 95% =1,96
Moe : margin of error atau kesalahan maksimal yang bisa di korelasi,
disini di tetapkan 100%
Maka dengan demikian jumlah sampel minimal dapat diambil sebesar :
n = ,962
4 , 2
n = 96,04 sampel
berdasarkan perhitungan diatas, maka banyaknya sampel dalam penelitian
ini adalah 96,04 yang dibulatkan menjadi 100 responden.
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling , karena tidak diketahui secara pasti seberapa besar jumlah populasi yang ada. Pada teknik ini semua anggota populasi memiliki kesempatan untuk
dijadikan sampel penelitian. Jenis teknik non-probaility sampling yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
(49)
1. Purposive Sampling, yaitu pengambilan samapel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dianggap dapat memberikan informasi yang
diperlukan atau unit sampel yang sesuai denga kriteria tertentu yang
digunakan oleh peneliti (Juliandi dan Irfan,2013 : 58).
2. Accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mencari objek yang akan di teliti. Objek yang kebetulan bertemu pada
saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dapat dijadikan
sebagai sampel penelitian ( Juliandi dan Irfan, 2013:58)
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah berbelanja di
MaxiMart Thamrin Plaza yang terletak di jalan Thamrin No.75R, Medan dengan
kriteria sebagai berikut:
a) Merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di kota Medan
b) Berusia ≥17 tahun
c) Merupakan konsumen MaxiMart yang telah melakukan pembelian dua
kali atau lebih
3.5 HIPOTESIS
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara dari pernyataan yang
ada pada perumusan masalah penelitian ( Juliandi dan Irfan, 2013:45).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat ditarik hipotesis
(50)
H01 : Produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen
Ha1 : Produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
H02 : Harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen
Ha2 : Harga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
H03 : Promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen
Ha3 : Promosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
H04 : Pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
Ha4 : Pelayanan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
H05 : Fasilitas fisik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
Ha5 : Fasilitas fisik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen
H06 : Retail mix (bauran pemasaran ritel) secara simultan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
Ha6 : Retail mix (bauran pemasaran ritel) secara simultan tidak memiliki
(51)
H07 : Ada variabel didalam retail mix (bauran pemasaran ritel) yang secara
signifikan memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan
pembelian konsumen
Ha7 : Tidak ada variabel didalam retail mix (bauran pemasaran ritel) yang secara
signifikan memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan
pembelian konsumen
3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1 Sumber Data
1. Data Primer
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Dimana data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian berupa
bagaimana persepsi responden terhadap setiap variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yang berkaitan dengan pengaruh bauran pemasaran
ritel yang terdiri dari produk, harga, promosi, pelayanan, serta fasilitas
fisik terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara simultan
maupun parsial pada MaxiMart yang terletak pada lantai G Thamrin
Plaza jalan Thamrin no. 75R, Medan. Adapun teknik pengumpulan data
primer yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Metode Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung di lapangan
untuk melihat, mengamati dan mencatat data yang di butuhkan
(52)
2) Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk mengetahui pendapat/persepsi responden
tetntang variabel yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan kuisioner yang bersifat tertutup.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari studi
kepustakaan. Dimana studi kepustakaan merupakan data yang diperoleh
dari penelaahan literatur yang berhubungan dengan pemasalahan yang
sedang diteliti.
3.6.2 Skala Pengumpulan Data
Skala yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
Skala Likert. Pada skala ini responden menunjukkan tingkat setuju atau tidaknya
terhadap pertanyaan tentang suatu objek (Istijanto, 2009 : 90). Dibawah ini
(53)
Tabel 3.1. Penentuan Skor Item
No. Pilihan Jawaban Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Ragu-Ragu (RR) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.7 UJI INSTRUMEN
Menurut Juliandi dan Irfan (2013), Instrumen angket yang telah dirancang
sebelumnya perlu diuju validitas dan reliabilitasnya agar data yang akan dianalisis
memiliki derajat ketepatan dan keyakinan yang lebih tinggi. Dalam uji instrumen
dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap kuisioner yang disebarkan, untuk
mendapatkan data yang valid dan reriabel. Dalam uji ini penulis juga
menggunakan pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS 19,0 statistik.
3.7.1 Uji Validitas
Menguji validitas berarti menguji sejauh mana ketepatan dan kebenaran
suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian. Jika instrumen valid/benar
maka hasil pengukurannyapun akan benar (Juliandi dan Irfan, 2013). Salah satu
(54)
Kriteria untuk menarik kesimpulan untuk menentukan valid tidaknya suatu
instrumen adalah dengan melihat probabilitas kesalahan dari korelasi
(disimbolkan dengan ∑). Nilai kesalahan (∑) hasil perhitungan dari SPSS tersebut dibandingkan dengan probabilitas kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti yang
disimbolkan dengan alpha (α). Umumnya dalam penelitian sosial nilai alpha yang dipilih adalah 0,05. Jika nilai ∑ <
α
0,05, maka suatu item instrumen yang di uji korelasinya adalah valid.3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Juliandi dan Irfan (2013) tujuan dari uji reabilitas adalah untuk
melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat
dipercaya. Jika variabel penelitian menggunakan instrumen yang handal dan dapat
dipercaya maka hasil penelitian juga akan memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Jika nilai koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha) > 0,6 maka instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang baik atau dengan kata lain instrumen
yang di gunakan reliabel dan dapat dipercaya.
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA 3.8.1 Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Yaitu
metode dengan mengumpulkan, mengelolah dan mengintepretasikan hasil yang
diperoleh. Metode ini digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai
(55)
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan pengujian analisis regresi,
maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Tujuan dari uji asumsi klasik
adalah untuk mendapatkan nilai estiminasi yang bersifat BLUE (Best, Linear,
Unbiased, Estimator) yang maksudnya adalah nilai estiminator yang terbaik,
estiminator yang linear dan estiminator yang tidak berbias. Oleh sebab itu data – data yang digunakan terlebih dahulu akan di dilakukan uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
3.8.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan dari uji normalitas data adalah untuk menguji apakah dalam model
data regresi atara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Analisis untuk menguji normalitas data dapat
dilakukan dengan analisis statistik dan analisis grafik. Untuk mendeteksi apakah
suatu variabel terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji Kolmogorov-smirnov. Uji Kolmogorov-smirnov dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya dengan ketentuan (Ghozali, 2009) :
1. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi
dikatakan tidak normal
2. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi
dikatakan normal
Selain uji Kolmogorov-smirnov dilakukan pula uji dengan memperhatikan penyebaran data (titik) pada Normal P-Plot Regression Standardized Residual dari variabel dependen, dimana :
(56)
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
3.8.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas menguji apakah model regresi ditemukan adanya
kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi
kolerasi antara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multiklonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Analisis matrik korelasi antar variabel independen yang tinggi (diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas
3. Analisis nilai tolerance dan variance inflation fact (IVF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen mana yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai VIF dapat dirumuskan sebagai berikut :
��� = � ��� ��1
Nilai cutoff yang digunakan dan dipakai untuk menandai adanya faktor-faktor multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai
(57)
VIF > 10. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolonieritas atau
adanya hubungan kolerasi diantara variabel-variabel independennya.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas adalah terjadinya varians yag tidak sama untuk
variabel independen yang berbeda. Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dar residual satupengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah data yang tidak mengandung
situasi heteroskedastisitas, karena data ini menhimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (Ghozali, 2009). Heterokedastisitas dapat terdeteksi dengan
melihat plot antara nilai taksiran dengan residual. Untuk melihat
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatter plot. Yang mendasari dalam pengambilan keputusan ini adalah :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk satu pola
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka akan
terjadi masalah heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik yang menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu-sumbu maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
Uji Heterokedastisitas dapat diperkuat dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser adalah meregresikan antara variabel bebas dengan variabel residual absolute, dimana apabila nilai p > 0,05 maka variabel bersangkutan dinyatakan
bebas heteroskedastisitas.
(58)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi
Berganda (Multiple Regression) dengan alasan bahwa variabel independennya lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara
keputusan pembelian konsumen terhadap variabel-variabel independennya
(Ghozali, 2009). Persamaan regresinya dapat dilihat dalam model perumusan
sebagai berikut :
Y = a + b1X(1.1)+ b2X(1.2) + b3X(1.3) + b4X(1.4) + b5X(1.5) + e
Keterangan :
Y = keputusan pembelian (dependen)
a = konstanta
X1.1 = produk (independen)
X1.2 = harga(independen)
X1.3 = promosi (independen)
X1.4 = pelayanan (independen)
X1.5 = fasilitas fisik (independen)
b1 = koefisien regresi X1.1
b2 = koefisien regresi X1.2
b3 = koefisien regresi X1.3
b4 = koefisien regresi X1.4
b5 = koefisien regresi X1.5
Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel
independen dengan variabel dependen maka dilakukan pengujian hipotesis
penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian dibawah ini :
(59)
Koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik
garis
regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi unruk mengukur
proporsi variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh regresi. Nilai R2
berkisar antara 0 sampai 1, apabila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan jika R2 = 1 berarti
suatu hubungan yang sempurna. Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari
dua maka digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. b. Uji F
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan tingkatan signifikansi 0,05 (α = 5%). Penolakan
atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang dari satu atau sama dengan 0,05 maka
hipotesis diterima yang berarti secara bersama-sama variabel produk,
harga, promosi, pelayanan, fasilitas fisik berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yan berarti
secara bersama-sama variabel produk, harga, promosi, pelayanan,
fasilitas fisik tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui kemempuan masing-masing variabel
(60)
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi
0,05 (α = 5%). Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi kurang dari satu atau sama dengan 0,05 maka
hipotesis diterima yang berarti secara partial variabel produk, harga,
promosi, pelayanan, fasilitas fisik tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
2. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti
secara partial variabel produk, harga, promosi, pelayanan, fasilitas fisik
tidak memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap keputusan pembelian
(61)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden
Peneltian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden yaitu
pelanggan MaxiMart Thamrin Plaza, Medan yang pernah berbelanja lebih dari
dua kali dan berusia di atas 17 tahun. Dibawah ini merupakan gambaran umum
mengenai karakteristik atau profil dari responden.
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent V
al id
laki-laki 43 43,0 43,0 43,0
perempuan 57 57,0 57,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data Diolah menggunakan SPSS 19 (2015)
Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden pria sebanyak 43 orang
atau 43% sedangkan responden wanita sebanyak 57 orang atau 57% . Mayoritas
responden dalam penelitian ini berjenis kelamin wanita karena sebagian besar
responden yang ditemui adalah wanita. Dilihat dari mayoritas responden yang
berjenis kelamin wanita, maka dapat disimpulkan bahwa wanita lebih sering
(62)
2. Usia
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 25 tahun 78 78,0 78,0 78,0
25-35 tahun 20 20,0 20,0 98,0
> 35 tahun 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data Diolah menggunakan SPSS 19 (2015)
Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden yang berumur < 25
tahun sebanyak 78 orang atau 78% sedangkan responden yang berumur 25-35
tahun sebanyak 20 orang atau 20% dan sebanyak 2 orang atau 2% berusia < 35
tahun. Hal ini dapat disebabkan karena wilayah disekitar Thamrin merupakan
wilayah kampus, sekolah serta perkantoran oleh sebab itu pada umumnya
responden yang banyak dijumpai masih berusisa produktif < 25 tahun
3. Pekerjaan
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent V
al id
mahasiswa 26 26,0 26,0 26,0
karyawan 64 64,0 64,0 90,0
wiraswasta 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(63)
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang status pekerjaannya
merupakan mahasiswa sebanyak 26 responden atau 26%, hal ini disebabkan
karena MaxiMart yang terletak di Thamrin Plaza dekat dengan kawasan kampus
yaitu kampus Mikroskil dan juga merupakan daerah kos – kosan. Responden sebanyak 64 orang atau 64% merupakan pegawai swasta, karena daerah sekitaran
Thamrin Plaza ini sendiri banyak terdapat kantor-kantor swasta serta banyak
Mahasiswa yang kuliah di malam hari, sedangkan pada pagi hari mereka bekerja
dan sebanyak 10 orang atau 10% resonden bekerja sebagai wirausaha.
4. Intensitas Berbelanja
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Berbelanja
Intensitas Belanja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Vali
d
< 3kali/bln 58 58,0 58,0 58,0
3-5 kali/bln 32 32,0 32,0 90,0
> 5 kali/bln 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data Diolah menggunakan SPSS 19 (2015)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 58 orang atau 58%
responden berbelanja di MaxiMart Thamrin Plaza, Medan sebanyak < 3 kali per
bulannya, sebanyak 32 orang atau 32% responden berbelanja sebanyak 3-5 kali
setiap bulannya pada MaxiMart Thamrin Plaza, Medan dan sebanyak 10 orang
atau10% berbelanja sebanyak > 5 kali setiap bulannya. Dari hasil percakapan
yang dilakukan peneliti dengan beberapa responden dapat di simpulkan bahwa
kebanyakan dari responden tersebut datang berbelanja ke MaxiMart antara < 3
(64)
sebulan apabila ada yang kurang maka mereka datang berbelanja kembali. Bagi
para responden yang datang berkunjung > 5 kali dalam sebulan karena mereka
memang sering datang berkunjng ke Thamrin Plaza jadi mereka akan datang
singgah ke MaxiMart untuk hanya sekedar membeli minuman, makanan ringan
atau barang lainnya ataupun hanya untuk sekedar melihat-lihat produk yang ada di
MaxiMart tersebut.
5. Penghasilan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.500.000 - 3.000.000 65 65,0 65,0 65,0
3.500.000 - 4.500.000 25 25,0 25,0 90,0
> 5.000.000 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data Diolah menggunakan SPSS 19 (2015)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 65 orang atau 65%
responden yang berbelanja di MaxiMart Thamrin Plaza Medan berpenghasilan
1.500.000 – 3.000.000 karena kebanyakan dari mereka merupakan Mahasiswa/i yang kuliah pada malam hari dan kerja pada pagi hari. Sebanyak 25 orang atau
25% berpenghasilan 3.500.000- 4.500.000 dan sebanyak 10 orang
berpenghasilan > 5.000.000 karena berdasarkan dari perbincangan yang dilakukan
rata- rata yang berpenghasila > 5jt merupakan wirausaha yang memiliki toko di
(65)
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian 1. Variabel Produk sebagai X(1.1)
Tabel 4.5 Produk
Indikator
% Variabel Produk
%Indeks
STS TS RR S SS
Produk1 0 0 1 68 31 86
Produk2 0 0 0 74 26 85,2
Produk3 1 0 16 72 12 79,4
Produk4 0 0 7 81 12 81
Produk5 0 1 21 68 10 77,4
Rata-rata total 81,8
Sumber : Data primer dioalah (2015)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata indeks variabel produk
sebesar 85,32% yang menunjukkan bahwa kelima item pernyataan diatas dapat
dijadikan tolak ukur pada variabel dengan item pertanyaan satu yaitu “ MaxiMart menyediakan produk dengan merek yang beragam ” memperoleh %indeks yang
paling tinggi yaitu 86%.
Hal itu dapat dimaklumi karena berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh penulis produk yang dijual oleh MaxiMart Thamrin Plaza, Medan
tergolong bervariasi mulai dari jenis maupun merek. Jenis produk yang dijual
mulai dari perlengkapan mandi, makanan ringan, minuman, alat tulis, dan
berbagai kebutuhan lainnya dengan berbagai pilihan merek. Selain itu dengan
(66)
beserta luar negeri. Contohnya : wafer Oreo, MaxiMart menjual Oreo yang
produksi Indonesia serta Oreo produksi Malaysia maupun Thailand.
2. Variabel Harga sebagai X(1.3)
Tabel 4.6 Harga
Indikator % jawaban responden
% Indeks
STS TS RR S SS
Harga1 0 0 3 85 12 81,8
Harga2 0 1 51 43 5 70,4
Harga3 0 1 52 44 3 69,8
Rata-rata total 74
Sumber : Data primer dioalah (2015)
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata indeks variabel harga
sebesar 74% yang menunjukkan bahwa ketiga item pernyataan diatas dapat
dijadikan tolak ukur pada variabel dengan item pertanyaan satu yaitu “ Harga produk yang dijual di MaxiMart terjangkau” memperoleh % indeks yang paling
tinggi yaitu 81,8%.
Hal ini dapat di maklumi karena berdasarkan hasil observasi peneliti serta
hasil tanya jawab yang dilakukan penulis kepada beberapa responden
menunjukkan bahwa harga barang yang dijual di MaxiMart Thamrin Plaza,
Medan ralatif terjangkau dan MaxiMart juga menyediakan beberapa alternatif
harga dengan jenis produk yang sama tetapi merek berbeda. Contohnya saja
dengan produk pasta gigi merek ‘X’ dengan pasta gigi merek ‘Y’ memiliki harga
yang berbeda sesuai dengan kualitas produknya. Hal ini memudahkan konsumen
(67)
3. Variabel Promosi sebagai X(1.3)
Tabel 4.7 Promosi
Indikator % jawaban responden
% Indeks
STS TS RR S SS
Promosi 1 0 9 52 37 2 66,4
Promosi 2 0 0 22 72 6 76,8
Promosi 3 0 1 33 58 8 74,6
Promosi 4 0 0 19 72 9 78
Promosi 5 0 0 22 72 6 76,8
Rata-rata total 74,45
Sumber : Data primer, diolah (2015)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa rata-rata indeks variabel
promosi sebesar 74,45% yang menunjukkan bahwa kelima item pernyataan diatas
dapat dijadikan tolak ukur pada variabel dengan item pertanyaan empat yaitu
“ MaxiMart menawarkan berbagai potongan harga yang menarik ” memperoleh%
indeks yang paling tinggi yaitu 88,6%.
Hal ini dapat diterima karena setiap periodenya MaxiMart Thamrin Plaza
selalu memberikan potongan-potongan harga tidak hanya kepada produk tertentu
tapi di berbagai produk yang mereka jual. Selain adanya potongan harga
MaxiMart juga sering mengadakan promosi dalam bentuk bandling atau penggabungan beberapa jenis barang yang berbed menjadi satu dan di jual dengan
(1)
No. Responden : __________ (Diisi oleh peneliti) Tanggal/Bulan/Tahun : ___/___/___
Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi titik-titik ataupun dengan memberikan tanda (√) pada kotak pilihan yang telah disediakan. Anda dimohon untuk menjawabnya dengan jujur. Angket ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian semata
IDENTITAS RESPONDEN
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : …… Tahun
Pekerjaan : ... Penghasilan : 1.500.000 -3.000.000
3.500.000 – 4.500.000 > 5.000.000
Intensitas Berbelanja/bln : < 3 kali 3-5 kali KUESIONER PENELITIAN
“ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN RITEL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA MAXIMART THAMRIN PLAZA
(2)
Pada bagian ini, saudara diminta untuk memberikan tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban yang menurut saudara paling tepat pada kolom yang telah disediakan.
Keterangan:
No. Kategori Notasi Skor
1. Sangat Setuju SS 5
2. Setuju S 4
3. Ragu-ragu RR 3
4. Tidak Setuju TS 2
(3)
Variabel Pertanyaan SS S RR TS ST S Bauran Pemasara Ritel Produk
1. MaxiMart menyediakan produk dengan merek yang beragam
2. MaxiMart menyediakan produk jenis yang beragam
3. Produk yang dijual di MaxiMart jarang kosong/habis stock
4. Produk yang dijual di MaxiMart merupakan produk yang berkualitas 5. Produk yang dijual di MaxiMart lengkap
Harga
6 Harga produk yang dijual di MaxiMart terjangkau
7. Harga produk yang dijual di MaxiMart sesuai dengan kualitas produk
8. Harga barang yang dijual di MaxiMart lebih murah jika dibandigkan dengan kompetitor/pesaing
Promosi
9. MaxiMart memiliki katalog promosi yang menarik
10. MaxiMart sering mengadakan promo dalam bentuk bundling (penggabungan produk dengan jenis yang beda) bagi produk – produk tertentu
11.MaxiMart memiliki warna layout/dinding,stand yang menarik 12.MaxiMart menawarkan berbagai
potongan harga yang menarik
13. MaxiMart sering memberikan berbagai macam promo-promo yang menarik lainnya
(4)
16. Harga yang tertera pada produk MaxiMart sama dengan harga yang harus dibayar di kasir
17. MaxiMart memberikan kemudahan dalam pembayaran dapat melalui debit, tunai ,maupun kredit
18. MaxiMart memiliki jam operasional/ Jam buka dan tutupnya yang teratur 19.Karyawan MaxiMart mampu
menangani keluhan konsumen dengan cepat
20.Karyawan MaxiMart mampu menyampaikan informasi yang dibutuhkan konsumen dengan jelas 21. MaxiMart memiliki Lahan parkir yang
memadai/cukup luas
FF
22. lokasi MaxiMart mudah di jangkau 23. Lokasi MaxiMart yang strategis 24. Letak MaxiMart yang mudah terlihat 25.kondisi dalam Toko Maximart yang
terawat dan rapi
26.Papan nama MaxiMart yang mudah untuk terlihat
27.MaxiMart menyediakan kursi tunggu di depan toko
28.Penempatan/ susunan barang di MaxiMart rapi sehingga mudah di temukan
29. penerangan didalam MaxiMart yang baik
(5)
Keputusan Pembelian
30. Saya memutuskan membeli suatu produk di MaxiMart karena sudah direncanakan
31.Saya memutuskan membeli suatu merek/produk karena melihat di display/ rak barang
32. Saya memutuskan membeli suatu produk ataupun merek pada saat berada di tempat pembelian
(6)