PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS.

(1)

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh Resti Sudesti

0900363

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS

Oleh Resti Sudesti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Resti Sudesti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RESTI SUDESTI

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd. NIP. 195107261978032001

Pembimbing II

Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd. NIP. 196509291991012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si. NIP. 196305011988031002


(4)

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis


(5)

Ii

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis praktikum untuk meningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP pada subkonsep difusi osmosis. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis praktikum dan pembelajaran konvensional dengan metode demonstrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah Non-Randomized Control Group

Pretest-Posttest Design. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tes penguasaan konsep, tes keterampilan proses sains, dan angket respon siswa. Tes diberikan pada awal pembelajaran dan setelah pembelajaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis praktikum mempengaruhi penguasan konsep dan keterampilan proses sains siswa. Hasil uji menunjukkan adanya perbedaan hasil tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Terdapat hubungan yang baik antara hasil tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran berbasis praktikum.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Praktikum, Penguasaan Konsep,


(6)

ii

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF PRACTICUM BASED LEARNING TO INCREASE MASTERY CONCEPT AND SCIENCE PROCESS SKILLS OF

JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ ON DIFFUSION OSMOSIS SUBCONCEPT

ABSTRACT

This study was aimed to determine the effect of practicum based learning model application to increase the concept mastery and science process skills at the junior high school students on diffusion osmosis subconcept. Learning model that has been used in the study is a practicum based learning model and conventional teaching with demonstration methods. The method that has been used in the study was Quasi Experiments design with Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Two classes has been used in the study as experimental and control classes. The instrument consisted by concept mastery and science process skills competencies. Tests are given before and after learning. The analysis showed that practicum based learning model affects the concept mastery and science process skills of students. The results prore that show the difference in test results between the experimental class and the control class.The average value of pretest testing and posttest experimental class higher than the control class kontrol. Score of test indicate concept mastery and science process skills are relevan. Students responded positively to the practicum based learning model.

Keywords: Practicum Based Learning, Concept Mastery, Science Process Skills,


(7)

v

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Batasan Masalah ...4

D. Tujuan Penelitian ...5

E. Manfaat Penelitian ...5

F. Asumsi ...6

G. Struktur Organisasi Skripsi ...6

BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, PENGUASAAN KONSEP, KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN DIFUSI OSMOSIS A. Pembelajaran Berbasis Praktikum ...8

B. Penguasaan Konsep ...13

C. Keterampilan Proses Sains ...16

D. Difusi Osmosis ...21

E. Penelitan yang Relavan ...27

F. Hipotesis ...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Populasi, dan Sampel ...28

B. Desain Penelitian ...28

C. Metode Penelitian ...29

D. Definisi Operasional ...29


(8)

vi

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen...32

G. Teknik Pengumpulan Data ...41

H. Analisis Data ...41

I. Prosedur Penelitian ...47

J. Alur Penelitian ...50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...51

B. Pembahasan ...66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...80

B. Saran ...81

DAFTAR PUSTAKA ...82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...85


(9)

vii

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Praktikum ... 11

2.2 Jenis Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 19

3.1 Desain Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design ... 28

3.2 Kisi-kisi Penguasaan Konsep ... 31

3.3 Kisi-kisi Keterampilan Proses Sains ... 31

3.4 Kisi-kisi Angket ... 32

3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 33

3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ... 35

3.7 Intepretasi Indek Validitas ... 35

3.8 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep ... 36

3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 38

3.10 Kriteria Daya Pembeda ... 39

3.11 Kriteria Validitas Butir Soal ... 39

3.12 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 40

3.13 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains .. 40

3.14 Kategori indeks Gain ... 42

3.15 Kriteria Interpretasi Data Angket ... 43

4.1 Rekapitulasi Pretest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 51

4.2 Hasil Perhitungan Pretest setiap Cakupan Materi ... 53

4.3 Rekapitulasi Posttest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

4.4 Hasil Perhitungan Posttest setiap Cakupan Materi ... 55

4.5 Rata-rata N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

4.6 Rata-rata N-gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

4.7 Rekapitulasi Pretest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58 4.8 Rekapitulasi Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan


(10)

viii

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas Kontrol ... 60 4.9 Rata-rata N-gain Kelas Eksprimen dan Kelas Kontrol ... 62 4.10 Hasil Analisis Nilai Rata-rata Setiap Aspek Keterampilan Proses

Sains ... 63 4.11 Rata-rata N-gain Setiap Aspek Keterampilan Proses Sains ... 63 4.12 Analisis Korelasi dan Regresi antara Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Proses Sains ... 64 4.13 Hasil Respon Siswa ... 65


(11)

ix

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Difusi zat terlarut melintasi membran ... 22

2.2 Osmosis ... 24

2.3 Osmosis pada sel berdinding ... 25

2.4 Osmosis pada sel tanpa dinding ... 26

3.1 Alur Penelitian ... 49

4.1 Perbandingan Nilai rata-rata Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 55

4.2 Perbandingan rata-rata N-gain Penguasaan Konsep pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

4.3 Perbandingan Nilai rata-rata Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61

4.4 Perbandingan rata-rata N-gain Keterampilan Proses Sains pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62


(12)

x

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman A. Perangkat Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 85

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 94

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 99

B. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep ... 111

2. Soal Penguasaan Konsep ... 121

3. Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ... 125

4. Soal Keterampilan Proses Sains ... 129

5. Angket Siswa ... 130

C. Analisis Uji Coba 1. Hasil Analis Uji Coba Soal Penguasaan Konsep ... 131

2. Hasil Analis Uji coba Soal Keterampilan Proses Sains ... 139

D. Hasil Penelitian 1. Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 144

2. Analisis Uji Statistik Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 146

3. Analisis Uji Statistik Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Esksperimen dan Kelas Kontrol ... 151

4. Analisis Uji Korelasi Keterampilan Proses Sains dengan Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 156

5. Analisis Respon Siswa ... 158

E. Surat Penelitian dan Dokumentasi Penelitian 1. Surat Izin Penelitian ... 159

2. Surat Telah Malakukan Penelitian ... 160


(13)

1

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran sains yang memiliki konsep-konsep yang sulit dan abstrak. Konsep-konsep-konsep dalam pelajaran biologi harus dipahami oleh siswa karena konsep tersebut akan menjadi dasar untuk memahami materi biologi selanjutnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran biologi menekankan siswa untuk dapat memahami konsep bukan hanya sekedar menghapal sehingga dibutuhkan kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas yang baik agar siswa dapat memahami materi biologi secara utuh. Salah satu faktor yang dapat mendukung pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Dengan siswa terlibat langsung dalam setiap proses pembelajaran maka siswa akan menguasai konsep yang sedang mereka pelajari. Hal ini sejalan dengan pernyataan Rustaman

et al. (2003) makin aktif siswa tersebut dalam kegiatan pembelajaran, maka

pengalaman belajar yang akan didapatkan akan semakin bermakna. Dengan melakukan sendiri siswa akan semakin menghayati sehingga akan berbeda jika siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru (Rustaman et al., 2003).

Namun, kenyataannya dalam proses pembelajaran di lapangan masih terdapat banyak permasalahan. Berdasarkan hasil survei permasalahan yang dihadapi diantaranya, siswa kurang tertarik dengan cara guru dalam menyampaikan materi sehingga berdampak pada motivasi siswa untuk belajar biologi, guru jarang sekali melakukan praktikum karena dianggap rumit dalam pelaksanaannya. Selain itu pelaksanaan pembelajaran cenderung didominasi oleh guru (teacher centered), sehingga guru menjadi sumber belajar dan pemegang otoritas tertinggi dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena para pengajar beranggapan bahwa mengajar merupakan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa (Rustaman et al., 2003). Pandangan seperti itu menyebabkan pembelajaran di dalam kelas cenderung lebih pasif karena siswa hanya


(14)

2

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru, siswa hanya memperoleh sedikit pengalaman belajar, yang dapat membantu dalam mengingat dan memahami materi yang dipelajari. Pengalaman mendengarkan dan membaca merupakan pengalaman yang paling banyak didapatkan oleh siswa.

Biologi sebagai ilmu sains juga ditekankan untuk memberikan pengalaman belajar langsung terhadap siswa. Pengalaman dalam belajar dapat mempermudah siswa dalam memahami dan mengingat meteri yang sedang dipelajari, karena siswa akan lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Rustaman et al., (2003) bahwa pengalaman belajar dengan menerapkan keterampilan proses sains yang dilakukan langsung oleh siswa akan lebih bermakna. Keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Dengan diterapkannya pendekatan keterampilan proses sains diharapkan siswa memahami pembelajaran biologi sebagai proses, produk dan sikap ilmiah (Rustaman et al., 2003).

Untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan penguasaan konsep agar lebih berarti, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan model dan metode yang tepat agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan sesuai dengan harapan. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali metode dan model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode dan model pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa, akan ditentukan oleh penggunaan model yang sesuai (Djamarah dan Zain, 2010). Oleh karena itu, seorang guru harus bisa memilih metode dan model pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan diajarkan di kelas. Salah satu cara yang dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar, yaitu dengan cara menerapkan suatu model pembalajaran. Model pembelajaran merupakan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.


(15)

3

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk menyampaikan materi pelajaran adalah model pembelajaran berbasis praktikum. Model pembelajaran berbasis praktikum dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam memahami suatu fenomena biologi (Sudargo, 2009). Kegiatan praktikum dalam pembelajaran sangat diperlukan karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan abstrak. Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum merupakan model pembelajaran yang memiliki lima fase. yaitu: 1). Fase orientasi masalah, pada fase ini guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan oleh siswa; 2). Fase perumusan masalah, siswa dibimbing oleh guru membuat rumusan masalah; 3). Fase melakukan penyelidikan; 4). Fase mengatasi kesulitan, guru membimbing siswa untuk mengatasi kesulitan yang ditemukan selama kegiatan praktikum berlangsung; 5). Fase merefleksikan hasil penyelidikan, mengaitkan hasil penyelidikan dengan konsep (Sudargo, 2009).

Materi difusi osmosis merupakan salah satu materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa karena materi tersebut termasuk materi yang cukup abstrak untuk dipahami oleh anak SMP, agar materi tersebut lebih mudah dipahami maka guru harus merencanakan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata sehingga siswa memiliki pengalaman belajar secara langsung dalam mempelajarinya. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian ini kegiatan pembelajaran akan dilakukan melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran biologi sangat diperlukan untuk membantu siswa agar memahami konsep-konsep yang sulit.Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis parktikum siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat melatih keterampilan proses sains siswa dan dapat membatu siswa dalam memahami konsep yang akan mereka pelajari.

Menurut Muchtar dan Simalango, (2008) dalam kaitannya dengan belajar, kegiatan praktikum akan membantu siswa memahami konsep-konsep dan memberikan pengalaman yang nyata dalam usaha menciptakan pengetahuan baru. Selain itu, pembelajaran berbasis praktikum akan memberikan motivasi belajar


(16)

4

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi siswa yang sungguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu sehingga akan mudah mengerti suatu konsep yang diajarkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang teleh dikemukakan, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan pembelajaran berbasis praktikum terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMP pada subkonsep difusi osmosis?”

Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka rumusan masalah dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran?

2. Bagaimana perbedaan keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah dilaksanakan pembelajaran?

3. Bagaimana hubungan penguasaan konsep dengan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum?

C. Batasan Masalah

Untuk menyederhanakan aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah keterampilan observasi, keterampilan klasifikasi, keterampilan komunikasi, keterampilan prediksi, keterampilan menafsirkan, keterampilan melakukan percobaan, dan keterampilan mengajukan pertanyaan.


(17)

5

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Cakupan materi yang dijadikan sasarn dalam penelitian ini meliputi pengertian difusi dan osmosis, proses difui dan osmosis, contoh proses difusi osmosis.

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka dipaparkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis perbedaan penguasaan konsep antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran berbasis praktikum dengan siswa yang diberi pembelajaran metode demonstrasi.

2. Untuk menganalisis perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran berbasis praktikum dengan siswa yang diberi pembelajaran metode demonstrasi.

3. Untuk menganalisis hubungan antara penguasaan konsep siswa dengan keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Untuk mengidentifikasi respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis

praktikum.

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Diharapkan siswa mendapatkan pengalaman belajar selain informasi dari guru.

b. Diharapkan siswa mendapatkan pengalaman dalam menggunakan alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum.

c. Diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar di laboratorium khususnya untuk pelajaran biologi.

d. Diharapkan siswa dapat bekerja sama untuk melakukan kegiatan praktikum


(18)

6

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat menjadi salah satu contoh penerapan pembelajaran berbasis praktikum yang tidak rumit. b. Diharapkan dapat memberikan alternatif dalam menyampaikan materi

pelajaran. 3. Bagi Peneliti Lain

a. Diharapkan dapat memberikan informasi secara umum tentang penerapan pembelajaran berbasis praktikum.

b. Diharapkan dapat memberikan ide untuk diteliti lebih lanjut tentang pembelajaran yang dapat mengembangkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains.

F. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pendekatan ketarampilan proses sains dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis praktikum (Subiantoro, 2009).

2. Pembelajaran berbasis praktikum dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang mendorong siswa belajar aktif untuk merekonstruksi kembali pemahaman konseptualnya (Duda, 2010).

G.Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penelitian ini terdapat lima bab, sistematikanya seperti berikut ini: 1. Bab I Pendahuluan

Dalam Bab I menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Pembelajaran Berbasis Praktikum, Penguasaan Konsep, dan Keterampilan Proses Sains, Difusi Osmosis

Dalam Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan pembelajaran berbasis praktikum, penguasaan konsep, keterampilan proses sains, dan difusi osmosi, penelitian yang relevan, hipotesis.


(19)

7

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III menjelaskan tentang lokasi penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data, prosedur penelitian, dan alur penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam Bab IV ini, terdapat penjelasan mengenai pemaparan data atau hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran


(20)

28

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Bandung, semester genap tahun ajaran 2012/2013. Jalan Ksatrian No. 12 Tlp. 022-6011429 Kota Bandung 40172.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Populasi berjumlah 12 kelas dari VIII-1 sampai VIII- 12.

3. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dua kelas dari keseluruhan populasi kelas VIII yang dilakukan dengan cara menggunakan teknik Cluster Random

Sampling. Dua kelas yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah

kelas VIII.10 dan VIII.4.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah “Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design, di mana pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai subjek penelitian dipilih secara tidak random (Darmadi, 2011:184). Pada desain penelitian ini, pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan tertentu yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis praktikum, sedangkan kelas kontrol belajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Setelah kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi posttest.

Tabel 3.1 Desain Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Y1 X1 Y2


(21)

29

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Darmadi, 2011:184)

Keterangan:

Y1 : Pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Y2 : Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X1 : Menggunakan model pembelajaran berbasis praktikum X2 : Pembelajaran dengan metode demonstrasi

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2012:114). Tujuan menggunakan metode penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis praktikum yang diberikan pada kelas eksperimen terhadap pengusaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada subkonsep difusi dan osmosis di kelas VIII.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran berbasis praktikum merupakan pembelajaran yang memiliki lima fase atau tahapan. Pertama fase orientasi masalah, pada tahapan ini guru menggali pengetahuan siswa dengan mengajukan pertanyaan, kemudian guru menjelaskan meteri yang akan dipelejari pada pertemuan tersebut. Kedua fase perumusan masalah, pada fase ini guru membimbing siswa untuk merumusakan masalah berdasarkan tujuan penyelidikan yang akan dilakukan, kemudian siswa diberikan waktu untuk mengidentifikasi langkah-langkah kegiatan praktikum yang akan dilakukan. Ketiga fase melakukan penyelidikan, pada fase ini siswa melakukan penyelidikan dengan cara melakukan kegiatan praktikum tentang difusi dan osmosis. Keempat fase mengatasi kesulitan, setelah siswa mendapatkan data dari kegiatan penyelidikan selanjutnya siswa melakukan interpretasi data dengan cara berdiskusi dengan teman kelompoknya. Kelima fase merefleksikan hasil penyelidikan, setelah mendapatkan melakukan diskusi kelompok kemudian siswa melakukan diskusi


(22)

30

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas dengan cara salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya.

2. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas kelas kontrol dilakukan melalui metode demonstrasi. Guru mendemonstrasikan kegiatan praktikum tentang materi difusi osmosis didepan kelas dan siswa memperhatikan kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Selama proses demostrasi guru malakukan tanya jawab setelah itu pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi yang dipimpin oleh guru secara langsung.

3. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa pada meteri difusi osmosis. Penguasaan konsep siswa tentang difusi dan osmosis diukur melalui tes objektif dalam bentuk soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban sebanyak 20 soal, pada jenjang kognitif dari C1 sampai C6. Soal diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Cakupan meteri yang dijadikan soal meliputi pengertian difusi osmosis, proses difusi osmosis, contoh difusi osmsosis.

4. Keterampilan proses adalah keterampilan yang dilatih selama proses pembelajaran. Dalam peneitian ini keterampilan proses sains dijaring dengan menggunakan soal keterampilan proses sains dalam bentuk tes uraian sebanyak tujuh soal, setiap soal dengan aspek keterampilan proses sains yang berbeda-beda. Aspek keterampilan proses yang dijaring dalam penelitin ini diantaranya, keterampilan observasi dengan indikator memberi penjelasan tentang apa yang diamati, keterampilan klasifikasi dengan indikator mencari perbedaan, keterampilan perdiksi dengan indikator menentukan apa yang akan terjadi pada keadaan yang belum diamati, keterampilan komunikasi dengan indikator menuliskan data empiris dalam bentuk grafik, keterampilan interpretasi dengan indikator manarik kesimpulan berdasarkan data, keterampilan merencanakan percobaan dengan indikator menentukan alat yang akan digunakan, keterampilan mengajukan pertanyaan dengan indikator bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.


(23)

31

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan dengan cara pembuatan kisi-kisi, pembuatan instrumen penelitian, instrumen yang telah dibuat kemudian dijudgemen oleh dosen ahli, setelah selasai dijudgeman instrumen yang telah dibuat kemudian diuji coba dengan tujuan agar hasilnya dapat digunakan untuk memilih dan merevisi instrumen yang akan digunakan pada saat penelitian. Dalam penelitian ini terdapat beberapa instrument yang digunakan sebagai berikut:

1. Tes Penguasaan Konsep

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis untuk mengetahui pengusaan konsep siswa pada difusi dan osmosis berupa pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, soal sebanyak 20 soal berdasarkan jenjang C1, C2, C3, C4, C5, C6.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penguasaan Konsep Jenjang Soal Nomor Soal Jumlah Soal

C1 1,4,9,10 4

C2 7,11,13,14,17 5

C3 3,5,16,18,19 5

C4 2,6,8,12 4

C5 15 1

C6 20 1

Jumlah seluruh soal 20

2. Tes Keterampilan Proses Sains

Tes keterampilan proses sains yag digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis dengan bentuk uraian sebanyak 7 soal. Keterampilan proses sains yang diukur berupa keterampilan observasi, keterampilan klasifikasi, keterampilan prediksi, keterampilan komunikasi, ketarmpilan interpretasi, keterampilan merencanakan percobaan, keterampilan mengajukan pertanyaan.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Keterampilan Proses Sains Jenis KPS Nomor Soal

Observasi 3


(24)

32

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis KPS Nomor Soal

Prediksi 4

Komunikasi 5

Interpretasi 6

Merencanakan perobaan 1 Mengajukan pertanyaan 7 Jumlah Seluruh Soal 7

4. Angket

Angket berupa pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelas tersebut. Angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden (Sukmadinata, 2011). Angket yang akan digunakan telah melalui proses judgeman oleh dosen ahli. Angket yang digunakan berupa angket tertutup dengan dua piliha jawaban, yaitu

“ya dan “tidak”. Angket hanya diberikan pada kelas eksperimen dengan alasan ingin mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang digunakan yaitu, model pembelajaran berbasis praktikum. Pertanyaan yang ada dalam angket sebanyak 10 pertanyaan. Pertanyaannya mencakup proses pembelajaran yang telah dilakukan dan alat pembelajaran yang digunakan.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket

No. Indikator Nomor Pertanyaan

1. Minat siswa terhadap pelajaran biologi 1, 4, 7 2. Sikap siswa terhadap pembelajaran

yang dilakukan

2, 3, 6, 8, 9, 10

3. Pendapat siswa tentang perangkat pembelajaran yang digunakan

5

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari perangkat tes penguasaan konsep siswa dan untuk memberikan informasi agar bisa diadakannya perbaikan terhadap perangkat tes yang masih dianggap kurang baik. Instrumen yang baik digunakan untuk penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang baik untuk mendapatkan data harus valid dan reliabel agar data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan dan dapat dipercaya (Arikunto, 2009:86).


(25)

33

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, dilakukan analisis butri soal untuk memperoleh informasi tentang mutu sebuah soal sebagai petunjuk untuk melakukan perbaikan. Untuk mengetahui mutu soal maka dilakukan dengan cara meguji taraf kesukaran dan daya pembeda untuk untuk setiap soal.

Pada penelitian ini, pengolahan hasil uji coba instrumen dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.9. untuk tes penguasaan konsep berupa pilihan ganda dan software ANATES versi 4.0.5 untuk tes keterampilan proses sains berupa tes uraian. Penjelasan dari setiap pengujian sebagai berikut:

a. Penguasaan Konsep 1. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran butir soal dimaksudkan untuk mengetahui soal yang dipakai termasuk katagori sukar, sedang, dan mudah. Untuk mengetahui taraf kesukaran butir soal, maka digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009: 208) Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut Arikunto (2009) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha lebih karas dalam memecahkannya. Namun, soal yang telalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dalam mengerjakannya, sehingga siswa tidak semangat untuk mencoba memecahkan soal yang lain.

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal yang memiliki nilai indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal terlalu sukar sedangkan soal yang dianggap terlalu mudah memiliki indeks kesukaran 1,0 (Arikunto, 2009). Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Keterangan


(26)

34

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009:210) 2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai atau berkemampuan rendah (Arikunto, 2009).

Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), ada tiga titik daya pembeda yaitu:

Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal terbalik dalam menunjukan kulitas siswa, yaitu jika anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai (Arikunto, 2009). Butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya tidak digunakan dalam tes.

Untuk menentukan daya pembeda, nilai siswa direngking dari yang tinggi samapai rendah. Kemudian untuk kelompok besar, diambil 27% skor teratas sebagai kelomopok atas atau upper group (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah lower group (JB). Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009: 213)

Keterangan:

D = Daya pembeda J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Bayaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

1,00 0,00

-1,00

Daya pembeda rendah

Daya pembeda tinggi Daya pembeda


(27)

35

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek (Poor) 0,20 – 0,40 Cukup (Satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (Good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (Excellent) Negatif Tidak baik (Sebaiknya dibuang)

(Arikunto, 2009:218) 3. Validitas

Menurut Arikunto (2009) sebuh tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Valid disebut juga dengan sahih. Validitas dapat diukur dengan menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Rumus product moment dengan angka kasar atau besar, sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑

(Arikunto, 2009:72) Adapun untuk menginterperetasikan, maka koefisien korelasinya dikategorikan pada kriteria berikut:

Tabel 3.7 Intepretasi Indek Validitas Kriteria Kolerasi Keterangan

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2009:75) 4. Reliabilitas


(28)

36

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2009). Untuk mengetahui reabilitas dari instrument yang digunakan, maka digunakan rumus korelasi sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:100) Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Setelah dilakukan analisi uji coba instrument penguasaan konsep (daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas) diperloleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.8. Setelah itu diambil keputusan dengan pertimbangan sebuah soal dipakai apabila soal tersebut memiliki validitas yang baik (valid dan sangat valid), soal yang memiliki daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali, soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama apabila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda artinya reliabilitasnya harus baik (tinggi dan sangat tinggi). Dalam penelitian ini yang menjadi patokan untuk soal yang akan dipakai dilihat dari validitasnya.

Untuk mengetahui reliabilitas soal penelitian yang akan digunakan, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.9 untuk soal penguasaan konsep berupa pilihan ganda. Sedangkan untuk soal keterampilan proses sains yang berebentuk uraian pengeolahannya menggunakan software ANATES versi 4.0.5. Berikut ini hasil perhitungan yang telah diperoleh.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep


(29)

37

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Indeks Interpretasi Indeks Interpretasi Nilai Interpretasi

1. 40,00 Baik 52,78 Sedang 0,308 Valid Dipakai 2. 30,00 Cukup 77,78 Mudah 0,362 Valid Dipakai 3. 40,00 Baik 86,11 Mudah 0,489 Sangat Valid Dipakai 4. 50,00 Baik 61,11 Sedang 0,447 Sangat Valid Dipakai 5. 60,00 Baik 58,33 Sedang 0,500 Sangat Valid Dipakai 6. 30,00 Cukup 83,33 Mudah 0,425 Sangat Valid Dipakai 7. 30,00 Cukup 80,56 Mudah 0,374 Valid Dipakai 8. 30,00 Cukup 83,33 Mudah 0,286 - Tidak

dipakai 9. 20,00 Jelek 83,33 Mudah 0,338 Valid Dipakai 10. 50,00 Baik 38,89 Sedang 0,395 Sangat Valid Dipakai 11. 40,00 Baik 83,33 Mudah 0,408 Sangat Valid Dipakai 12. 20,00 Jelek 38,89 Sedang 0,101 - Tidak

dipakai 13. 20,00 Jelek 86,11 Sangat

Mudah

0,338 Valid Dipakai

14. 10,00 Jelek 91,67 Mudah 0,169 - Tidak dipakai 15. -10,00 Tidak baik 38,89 Sedang 0,153 - Tidak

dipakai 16. 50,00 Baik 36,11 Sedang 0,379 Valid Dipakai 17. 20,00 Jelek 94,44 Mudah 0,307 Valid Dipakai 18. 70,00 Baik sekali 50,00 Sedang 0,482 Sangat Valid Dipakai 19. -20,00 Tidak baik 50,00 Sedang

-0,169

- Tidak dipakai 20. 80,00 Baik sekali 44,44 Sedang 0,705 Sangat Valid Dipakai 21. 0,00 Jelek 16,67 Sukar 0,151 - Tidak

dipakai 22. 30,00 Cukup 33,33 Sedang 0,212 - Tidak

dipakai 23. 40,00 Baik 80,56 Mudah 0,390 Valid Dipakai 24. 60,00 Baik 47,22 Sedang 0,436 Sangat Valid Dipakai 25. 80,00 Baik sekali 63,89 Sedang 0,652 Sangat Valid Dipakai 26. 20,00 Jelek 55,56 Sedang 0,226 - Tidak

dipakai 27. 60,00 Baik 72,22 Mudah 0,420 Sangat Valid Dipakai 28. -20,00 Tidak baik 13,89 Sukar

-0,112

- Tidak dipakai 29. 10,00 Jelek 11,11 Sukar 0,196 - Tidak

dipakai 30. 0,00 Jelek 41,67 Sedang

-0,064

- Tidak dipakai 31. 10,00 Jelek 41,67 Sedang 0,161 - Tidak

dipakai 32. 80,00 Baik sekali 41,67 Sedang 0,676 Sangat Valid Dipakai


(30)

38

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.9 diperoleh relibilitas soal penguasaan konsep sebesar 0,68. Artinya reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan termasuk kriteria tinggi.

b. Keterampilan Proses Sains

Analisi butir soal keterampilan proses sains berupa soal uraian. Uji butir soal meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

1. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menentukan suatu soal termasuk soal yang mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Sunarya, 2008) sebagai berikut:

(Arifin, 2009)

Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran

Kriteria tingkat kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran No Rentang nilai TK Kriteria

1. 0,00 - 0,30 Sukar

2. 0,31 - 0,70 Sedang

3. 0,71 - 1,00 Mudah

(Arifin, 2009) 2. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009:211). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi (ID). Daya pembeda dapat diketahui dengan persamaan (Sunarya, 2008), sebagai berikut:

Keterangan:


(31)

39

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ID = Indeks Diskriminasi

U = Rata-rata kelompok atas L = Rata-rata kelompok bawah T = Skor maksimum soal

Adapun kriteria acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda No. Rentang nilai DP Kriteria

1. 0,00 - 0,20 Jelek

2. 0,20 - 0,40 Cukup

3. 0,40 - 0,70 Baik

4. 0,70 - 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2009: 218) 3. Validitas

Menurut Sriyati (2011) sebuah tes bias dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu instrumen bisa diukur dengan menggunakan persamaan korelasi product moment dengan angka kasar (Arifin, 2009:254), yaitu sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan:

Σ X = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut

Σ Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada test N = Jumlah seluruh siswa

X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = skor total tiap siswa

rXY = Koefisien variabel X dan variabel Y

Kriteria acuan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.11 Kriteria Validitas Butir Soal

No Rentang Kriteria

1. 0,00 - 0,20 Sangat rendah

2. 0,20 - 0,40 Rendah

3. 0,40 - 0,60 Cukup

4. 0,60 - 0,80 Tinggi

5. 0,80 - 1,00 Sangat tinggi


(32)

40

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat atau derajat konsistensi suatu instrumen. Suatu tes dikatakan realibel jika selalu memberikan hasil yang sama apabila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 2011).

Tabel 3.12 Kriteria Reliabilitas Butir Soal

No Rentang Kriteria

1. 0,00 - 0,20 Sangat rendah

2. 0,20 - 0,40 Rendah

3. 0,40 - 0,60 Cukup

4. 0,60 - 0,80 Tinggi

5. 0,80 - 1,00 Sangat tinggi

(Nurcahyanto, 2013) Setelah dilakukan analisi uji coba instrumen keterampilan proses sains (daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas) diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.13. Setelah itu diambil keputusan dengan pertimbangan sebuah soal dipakai apabila soal tersebut memiliki validitas yang baik (valid dan sangat valid), soal yang memiliki daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali, soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama apabila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda artinya reliabilitasnya harus baik. Dalam penelitian ini yang menjadi patokan untuk soal yang akan dipakai dilihat dari validitasnya.

Hasil dari analisis butir soal tersebut hasilnya beragam. Rekapitulasi hasil analisis butir soal keterampilan proses sains bentuk soal uraian disajikan pada tabel 3.13 di bawah ini:

Tabel 3.13 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains


(33)

41

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Indeks Interpretasi Indeks Interpretasi Nilai Interpretasi

1. -8,89 Tidak baik 66,67 Sedang 0,138 - Tidak dipakai 2. 23,81 Cukup 53,17 Sedang 0,326 - Direvisi 3. 13,89 Jelek 81,94 Mudah 0,252 - Tidak

dipakai 4. 47,22 Baik 68,06 Sedang 0,468 Valid Dipakai 5. -5,56 Tidak baik 63,89 Sedang 0,121 - Tidak

dipakai 6. 33,33 Cukup 77,78 Mudah 0,479 Valid Dipakai 7. 61,11 Baik 41,67 Sedang 0,578 Sangat Valid Dipakai 8. 44,44 Baik 66,67 Sedang 0,447 Valid Tidak

dipakai 9. 53,33 Baik 31,11 Sedang 0,709 Sangat Valid Dipakai 10. 50,00 Baik 41,67 Sedang 0,495 Valid Tidak

dipakai 11. 16,67 Jelek 41,67 Sedang 0,168 - Tidak

dipakai 12. 83,33 Baik sekali 47,22 Sedang 0,688 Sangat Valid Tidak

dipakai 13. 44,44 Baik 77,78 Mudah 0,512 Valid Dipakai 14. 61,11 Baik 66,67 Sedang 0,591 Sangat Valid Dipakai 15. 22,22 Cukup 44,44 Sedang 0,283 - Tidak

dipakai 16. 29,63 Cukup 25,93 Sukar 0,458 Valid Dipakai

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.5 diperoleh reliabilitas soal keterampilan proses sains sebesar 0,40. Artinya reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan termasuk kriteria cukup.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Pemberian tes berupa pretest dan posttest. Soal pretest diberikan kepada siswa (subjek penelitian) di awal sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Soal posttest diberikan kepada siswa di akhir setelah selesai proses pembelajaran untuk mengetahui kemampauan akhir siswa. Soal


(34)

42

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Angket diberikan pada kelas eksperimen saja karena pembelajaran berasis praktikum hanya diterapkan di kelas eksperimen.

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk data-data yang telah diperoleh dari penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Analisis Tes Tertulis

Analisis tertulis yang dilakukan, pertama memberian skor pada tes awal dan tes akhir untuk setiap butir soal keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa. Menghitung skor total tes awal dan tes akhir dari setiap butir soal keterampilan proses dan penguasaan konsep untuk setiap siswa. Kemudian mengubah skor yang didapat menjadi nilai dengan skala 100.

2. Analisis Indeks Gain

Data peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa dapat diperoleh dari indeks gain. Menurut Hake, data yang terkumpul menggunakan rumus sebagai berikut:

Normalisasi Gain =

Setalah mendapatkan nilai normalisasi gain, maka data tersebut ditafsirkan ke dalam beberapa kriteria menurut Hake (1999), seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.14 Kategori indeks Gain

Rentang Nilai Kategori

NG > 0,70 Tinggi

0,30 < NG < 0,70 Sedang

NG < 0,30 Rendah

3. Analisis Jawaban Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Angket yang digunakan berisi pertanyaan dua pilihan “ya” dan

“tidak”. Jawaban siswa kemudian dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:


(35)

43

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Presentasi angket yang didapat melalui perhitungan tersebut ditafsirkan dengan menggunakan tafsiran kualitatif angket oleh Koentjaraningrat (1990:10) sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.15 Kriteria Interpretasi Data Angket Persentase (%) Kriteria

0% Tidak Ada

1% - 25% Sebagian Kecil 26% - 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% - 79% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

(Koentjaraningrat, 1990) 4. Analisis Uji Statistik

Analsis uji statistik dilakukan dengan menggunakan software SPSS 18.0 dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang beristribusi normal (Sulistyos, 2011). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas adalah uji

Shapiro-Wilk.

Perumusan hipotesis yang ada pada uji normaliatas adalah sebagai berikut: H0 = Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 = Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi (α) pada uji normalitas sebesar 0,05. Kriterianya jika

nilai signifikasi yang didapat ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Apabila nilai

signifikansi (α) ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


(36)

44

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil analsis data penguasaan konsep yang telah dilakukan pada saat pretest untuk kelas eksperimen data berdistribusi normal dan untuk kelas kontrol tidak berdistribusi normal sedangkan data posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol keduanya beridistribusi normal (Lampiran D.2). Data keterampilan proses sains yang telah dilakukan pada saat pretest untuk kelas eksperimen data berdistribusi normal dan untuk kelas kontrol tidak berdistribusi normal sedangkan pada saat posttest data berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Lampiran D.3).

b. Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (Sulistyos, 2011).

Perumusan hipotesis pada uji homogenitas sebagai berikut:

H0 = Variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama (homogen). H1 = Variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama (tidak homogen).

Taraf signifikansi (α) pada uji homogenitas sebesar 0,05. Kriterianya jika

nilai signifikasi yang didapat ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima, variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama (tidak homogen). Apabila nilai

signifikansi (α) ≥ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, variansi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama (homogen).

Berdasarkan analisis data penguasaan konsep dan keterampilan proses sains pada saat pretest maupun posttest kedua kelas berasal dari variansi yang sama atau homogen (Lampiran D.1, dan D.2)

c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Pengujian hipotesis pada rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah dugaan dari penelitian sesuai atau tidak dengan dengan kenyataannya (Sulistyos, 2011).

1) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Parametrik

Berdasarkan uji prasyarat (uji normalitas dan homogenitas) jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis


(37)

45

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

parametrik. Uji yang digunakan pada uji hipotesis parametrik adalah

Independent-Samples t Test. Menurut Sulistyos (2011), t-tes dilakukan jika

data antara variabel yang satu tidak saling berikatan/ independent.

Perumusan hipotesis pada uji dua rata-rata Independent-Samples t Test sebagai berikut:

H0 = Tidak ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Taraf signifikansi (α) pada uji dua rata-rata sebesar 0,05. Kriterianya jika nilai signifikasi (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak, tidak ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila nilai signifikansi (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data penguasaaan konsep dan keterampilan proses sains pada saat posttest kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi kelas yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji t terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran D2 dan D.3).

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Non Parametrik

Jika data yang didapat pada uji prasyarat ada yang tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka untuk selanjutnya dilakukan uji dua rata-rata non parametrik. Uji yang dilakukan berupa U-Mann-Whitney.

Perumusan hipotesis pada uji dua rata-rata U-Mann-Whitney sebagai berikut:

H0 = Tidak ada perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 = Terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Taraf signifikansi (α) pada uji dua rata-rata sebesar 0,05. Kriterianya jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak, tidak ada


(38)

46

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Analisis Korelasi Pengusaan Konsep dengan Keterampilan Proses Sains Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara antara variabel-variabel (Sudjana, 2005). Ukuran yang dipakai untuk mengahui derajat hubungan disebut koefisien koerlasi. Dalam penelitian analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengusaan konsep dan keterampila proses sains.

Pengujian korelasi dilakukan dengan bantuan software SPSS 18.0. Uji korelasi yang digunakan adalah uji Persionian Coefficient Correlation. Analisis korelasi yang dilakukan adalah dengan mencari nilai r atau yang disebut sebagai koefisien korelasi. Tabel interpertasi korelasi dapat dilihat dari Tabe 3.7.

Perumusan hipotesis pada analisis korelasi sebagai berikut: H0 = (r = 0) tidak ada hubungan antara keterampilan proses

sains dengan penguasaan konsep.

H1 = (r ≠ 0) terdapat hubungan antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep.

Taraf signifikansi (α) pada uji korelasi sebesar 0,05. Kriterianya jika nilai Sig.(2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak, tidak ada hubungan antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep. Apabila nilai Sig.

(2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, terdapat hubungan antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep.

Berdasarkan hasil analisis data penguasaaan konsep dan keterampilan proses sains pada saat pretest salah satu kelas berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal tetapi berasal dari variansi kelas yang homogen, maka dilanjutkan dengan uji U Mann-Withney. Hasil U Mann-Withney tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran D2 dan D.3).


(39)

47

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh keterampilan proses sains (independen) terhadap penguasaan konsep (dependen) dalam bentuk persamaan regresi. Uji statistik yang digunakan adalah uji Regression Linear.

Perumusan hipotesis pada uji Regression Linear sebagai berikut: H0 = Persamaan regresi tidak layak digunakan.

H1 = Persamaan regresi layak digunakan.

Taraf signifikansi (α) pada uji regresi sebesar 0,05. Kriterianya jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak, persamaan regresi tidak layak digunakan. Apabila nilai signifikan ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, persamaan regresi layak digunakan. Berdasarkan hasil uji korelasi dan regresi untuk kedua kelas memiliki korelasi yang baik antara penguasaan konsep dan keterampilan proses sains.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap akhir. Adapun penejalasan setiap tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi pustaka dan perumusan masalah

Pada tahap persiapan peneliti melakukan studi pustaka tentang ha-hal yang berkaiatan dengan masalah yang akan diteliti. Studi pustaka dan perumusan masalah yang dilakukan berkaitan dengan model pembelajaran berbasis praktikum, penguasaan konsep, keterampilan proses sains, dan bahan ajar. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen

penelitian

Setelah melakukan studi pustaka dilanjutkan dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dilanjutkan dengan membuat instrumen penelitian tes pengusaan konsep,


(40)

48

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan proses sains, dan angket. Perangkat pembelajaran yang akan digunakan kemudian di judgement kepada dosen ahli.

c. Melakukan uji coba instrument penelitian

Setelah instrumen pembelajaran di judgemen dan diperbaiki, kemudian dilakukan uji coba untuk soal keterampilan proses sains dan keterampilan proses sains. Uji coba dilakukan pada kelas yang telah mendapatkan pembelajaran mengenai materi difusi dan osmosis.

d. Mengolah data hasil uji coba, merevisi, dan menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data.

Setelah mendapatkan hasil uji coba, kemudian nilai tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains yang dipadat diolah. Pengolahan data yang dilakuakan dengan cara menghitung taraf kesukaran, daya pembeda, validasi, reliabilitas. Berdasarkan hasil yang didapat maka selanjutnya ditentukan soal mana yang akan digunakan pada saat penelitian.

e. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah

Agar penelitian yang akan dilakukan lancar, maka sebelum melakukan penelitian peneliti meminta izin untuk melakukan penelitian pada pihak sekolah, diantaranya kepada kepala sekolah, wakasek kurikulum, guru biologi yang memegang kelas yang akan dijadikan kelas penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Memberikan pretest dengan soal yang telah diuji cobakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

Pada tahap pelaksanaan, untuk mengetahui kempuan awal siswa maka dilakuakan pretest. Pretest diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksprimen dengan alokasi waktu selama 25 menit. Pemebrian pretest dilakukan pada pertemuan pertama.

b. Melakukan pembelajaran berbasis praktikum dan metode demonstrasi Pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran berbasis praktikum sebanyak dua pertemuan dengan


(41)

49

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alokasi waktu dua jam pelajaran dalam satu pertemuan, satu jam pelajaran 40 menit dan untuk kelas kontrol dengan menggunakan metode demonstrasi dua pertemuan dengan alokasi waktu yang sama dengan kelas eksperimen.

c. Memberikan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis praktikum dan metode demonstrasi

Posttest untuk penguasaan konsep dan keterampilan proses dilakukan pada

pertemuan kedua. Pemberian tes dilakukan setelah pembelajaran selesai baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

d. Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum

Angket hanya diberikan pada kelas eksperimen saja. Respon siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum yang diberikan pada kelas eksperimen dikerjakan oleh siswa setelah pembelajaran berakhir. Angket diberikan pada pertemuan kedua.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest

Setelah didapatkan hasil pretest dan posttest penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dari kedua kelas, jawaban siswa diperiksa kemudian diskor dan diubah menjadi nilai dengan skala 100. Membuat rata-rata nilai

pretest dan posttest penguasaan konsep dan keterampilan proses sains pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung gain dan N-gain penguasaan konsep dan keterampilan proses sains pada masing-masing kelas.

b. Menganalisis data yang telah didapat

Berasarkan nilai yang telah didapat, selanjutnya dilakukan analisis statistik pada data yang telah didapat. Analisis statistik yang dilakukan, yaitu prasyarat (uji normalistas, uji homogenitas), uji parametrik (uji T) atau uji non parametrik (uji u mann whitney), uji korelasi dan regresi. Uji statistik dilakukan terhadap data pretest dan posttest keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(42)

50

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah mendapatkan data dan menganalisis data yang telah didapat, selanjutnya membahas dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. d. Menyusun laporan penelitian.


(43)

80

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Bedasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan disalah satu SMP Negeri di Kota Bandung pada kelas VIII mengenai pengaruh penerapan pembelajaran berbasis praktikum pada subkonsep difusi osmosis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains, diperoleh kesimpulan pembelajaran berbasis praktikum berpengaruh lebih besar terhadap penguasaan konsep siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada saat pretest, tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran, rata-rata nilai posttest penguasaan konsep pada kedua kelas meningkat tetapi peningkatan pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Selain itu, N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dibadingkan kelas kontrol.

Keterampilan proses sains meliputi keterampilan merencanakan percobaan, klasifikasi, observasi, perdiksi, komunikasi, interperetasi, mengajukan pertanyaan menunjukkan bahwa pada saat pretest tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran terdapat perbedaan pengikatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest untuk kedua kelas meningkat tetapi peningkatan pada kelas eksperimen lebih besar. Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol sehingga peningkatan pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran berbasis praktikum memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keterampilan proses sains dibandingkan pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Hasil perhitungan koefisien korelasi terhadap penguasaan konsep dengan keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa korelasi pada kelas eksperimen termasuk kategori cukup sedangkan pada kelas kontrol termasuk


(44)

81

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kategori tinggi. Pada kelas eksperimen keterampilan proses sains mempengaruhi penguasaan konsep sebesar 22,1% sedangkan untuk kelas kontrol pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep sebesar 41,3%. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis praktikum secara umum menunjukkan repson yang positif.

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang disampaikan peneliti, diantaranya:

1. Ketika menerapkan model pembelajaran berbasis praktikum terdapat lima fase yang harus dilewati selama proses pembelajaran, agar penerapan pembelajaran lebih baik lagi sebaiknya ditambahkan lagi pertemuannya. 2. Pemberian pretest sebaiknya dilakukan pada pertemuan sebelum proses

pembelajaran dilakukan, posttest dan angket sebaiknya dilakukan pada pertemuan selanjutnya sehingga waktu proses pembelajaran lebih banyak. 3. Keterampilan proses sains sebaiknya dilatihkan kepada siswa satu persatu

agar hasil yang didapatkan lebih baik atau maksimal.

4. Sebelum melakukan kegiatan praktikum sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah alat yang akan digunakan sudah tersedia di sekolah atau belum.


(1)

50

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah mendapatkan data dan menganalisis data yang telah didapat, selanjutnya membahas dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. d. Menyusun laporan penelitian.


(2)

80 Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Bedasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan disalah satu SMP Negeri di Kota Bandung pada kelas VIII mengenai pengaruh penerapan pembelajaran berbasis praktikum pada subkonsep difusi osmosis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains, diperoleh kesimpulan pembelajaran berbasis praktikum berpengaruh lebih besar terhadap penguasaan konsep siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada saat pretest, tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran, rata-rata nilai posttest penguasaan konsep pada kedua kelas meningkat tetapi peningkatan pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Selain itu, N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dibadingkan kelas kontrol.

Keterampilan proses sains meliputi keterampilan merencanakan percobaan, klasifikasi, observasi, perdiksi, komunikasi, interperetasi, mengajukan pertanyaan menunjukkan bahwa pada saat pretest tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan pembelajaran terdapat perbedaan pengikatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest untuk kedua kelas meningkat tetapi peningkatan pada kelas eksperimen lebih besar. Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol sehingga peningkatan pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran berbasis praktikum memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keterampilan proses sains dibandingkan pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Hasil perhitungan koefisien korelasi terhadap penguasaan konsep dengan keterampilan proses sains siswa menunjukkan bahwa korelasi pada kelas eksperimen termasuk kategori cukup sedangkan pada kelas kontrol termasuk


(3)

81

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

kategori tinggi. Pada kelas eksperimen keterampilan proses sains mempengaruhi penguasaan konsep sebesar 22,1% sedangkan untuk kelas kontrol pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep sebesar 41,3%. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis praktikum secara umum menunjukkan repson yang positif.

B.Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang disampaikan peneliti, diantaranya:

1. Ketika menerapkan model pembelajaran berbasis praktikum terdapat lima fase yang harus dilewati selama proses pembelajaran, agar penerapan pembelajaran lebih baik lagi sebaiknya ditambahkan lagi pertemuannya. 2. Pemberian pretest sebaiknya dilakukan pada pertemuan sebelum proses

pembelajaran dilakukan, posttest dan angket sebaiknya dilakukan pada pertemuan selanjutnya sehingga waktu proses pembelajaran lebih banyak. 3. Keterampilan proses sains sebaiknya dilatihkan kepada siswa satu persatu

agar hasil yang didapatkan lebih baik atau maksimal.

4. Sebelum melakukan kegiatan praktikum sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah alat yang akan digunakan sudah tersedia di sekolah atau belum.


(4)

82 Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ashwin. (2010). Osmosis Plant. [Online]. Tersedia:

http://www.diffen.com/difference/Image:Osmosis-plant.svg. [19 Juni 2013]

BNSP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2005). Biologi. Edisi ke-5. Ter. Dari: Biology. 5th ed. oleh Manalu, W. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cpita.

Duda, H.J. (2010). “Pembelajaran Berasis Praktikum dan Asesmennya Pada

Konsep Sistem Ekskresi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas XI”. VOX Edukasi. 1, (2), 30-39.

Dwidjoseputro, D. (1980). Pengantar Fisologi Tumbuhan. Malang: Gramedia Elodea. (2012). Plant. [Online].

Tersedia: http://www.imagejuicy.com/images/plants/e/elodea/12/. [19 Juni 2013]

Hake, R. (1999). Analizyng Change/ Gains Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu. [23 Juli 2013]

Hamalik, O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.


(5)

83

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Julaeha, S. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Konsep Fotosintesis Di Kelas VIII. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Joyce, B. dan Weil, M. (2009). Models of Teaching (Model-model Pembelajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kartika, D. (2011). Mekanisme Transpor Zat Melaui Membaran. [Online]. Tersedia: http://kartikasaridian.blogspot.com/2011/05/mekanisme-transpor-zat-melalui-membran.html. [19 Juni 2013]

Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Kemasyrakatan. Jakarta: Gramedia

Krathwohl, D.R. (2002). “A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview”.

Theory Into Practice. 41, (4), 213-264.

Kustiyah. (2007). “Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN”. Jurnal

Ilmiah Guru Kanderang Tingang. 1, (1), 24-37.

Muchtar, Z. dan Simalango, A. N. (2008). “Pengaruh Pemakaian Metode

Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju

Reaksi”. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. 3, (1), 29-34.

Nurcahyanto, G. (2013). Uji Instrumen Penelitian. [Online] Tersedia:http://ikhtiarnet.files.wordpress.com/2013/03/uji-instrumen-penelitianvaliditas-reliabilitas-tingkat-kesukaran-dan-daya-pembeda1.pdf [15 Juli 2013]

Nurmaya, I. (2012). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X Pada Konsep Insekta. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Rustaman, N.Y., Dirjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., Nurjhani K., Mimin. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. IMSTEP: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sasmitamihardja, D. dan Siregar, A. (1996). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S., Matahelemual, Y., Suseloardjo, W. (1990). Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.


(6)

Resti Sudesti, 2013

Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Subkonsep Difusi Osmosis

Subiantoro, A.W. (2009). Pentingnya Praktikum Dalam Pembelajaran IPA.

[Online]. Tersedia:

http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnya-praktikum-dalam-pembelajaran-IPA.pdf [29 Desember 2012].

Sudargo, F. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keterampilan Proses

Siswa SMA. [Online]. Tersedia:

http://File.Upi.Edu/Direktoro/Sps/Prodi.Pendidikan_Ipa/1951072619780 32-Fransisca_Sudargo/Artikel_Hibah_Kompetitif.Pdf. [29 Desember 2012].

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sulistyos, J. (2011). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala

Sunarya, Y. (2008). Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian. [Online]. Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DA N_BIMBINGAN/195911301987031YAYA_SUNARYA/BAHAN_EVAL UASI-ASESMEN/TES_URAIAN.pdf. [19 Juni 2013]

Suryosubroto, B. (2009). Porses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, M.U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wulan, S. (2009). “Variasi Metode Pembelajaran Difusi-Osmosis”. Jurnal


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

11 78 199

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 5 48

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN VERIFIKASI PADA KONSEP FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 4 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

0 0 50

PEMBELAJARAN KOLOID BERBASIS LEARNING CYCLE 7E DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

0 1 39

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA KONSEP INSEKTA.

0 3 38

PENERAPAN ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI CAHAYA SISWA SMP.

5 9 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 6 266

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN - repository UPI S BIO 1004899 Title

0 0 4

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Pratikum Pada Topik Pengukuran Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

0 0 11