Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet Siswa (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang 2014/2015).

(1)

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MEREDUKSI

KECANDUAN INTERNET

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

ANTI DWI NASTITI 0901674

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MENGURANGI KECANDUAN INTERNET SISWA (

Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMKN 1

Padaherang)

Oleh Anti Dwi Nastiti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anti Dwi Nastiti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

ABSTRAK

Anti Dwi Nastiti (2014). Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet Siswa (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang 2014/2015)

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang berkembang

dikalangan peserta didik tingakat SMK, khususnya di SMK Negerei 1 Padaherang siswa kelas XI terkait mengenai semakin meningkatnya kecenderungan perilaku siswa terhadap kecanduan internet. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan pribadi sosial untuk mengurangi kecanduan internet pada siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode desktriptif, Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI SMKN 1 Pangandaran yaitu sebanyak 327 siswa. Penelitian ini menghasilkan (1) profil perilaku kecanduuan internet pada siswa yang menyatakan bahwa 55 orang dari keseluruhan siswa termasuk pada pelaku kecanduan internet, dan 272 siswa dalam kategori tidak kecanduan. (2) pada siswa yang mengalami kecanduan internet, aspek conflict adalah aspek yang paling tinggi. (3) rumusan program bimbingan pribadi sosial untuk mengurangi kecanduan internet.

Kata kunci :kecanduan internet, program bimbingan pribadi sosial, dan siswa SMK


(5)

I

Anti Dwi Nastiti (2014). Socio- Personal Program to Reduce the Students’ Internet Addiction (Studi Deskriptif Descriptive Study of students at class XI, SMK 1 padaherang Academic Year 2014/2015 )

Abstract : Generally, this research aims to formulate socio-personal counseling

program to reduce the students’ internet addiction at class XI, SMK 1 padaherang,

Academic Year 2014/2015. The approach of research used is a quantitative approach using a questionnaire asdata collection instrument . The methods of research used are a descriptive method and a sampling technique by surveying237 students. The research was triggered by the phenomenon developing among students,particularly students at class XI in SMK 1 Padaherangrelated to regarding the more increasing behavioral tendency of students on internet

addiction . Theresults of research are: (1) the profiles of students’ behaviour on

internet addiction stated that 55 students of all are including the offenders of internet addiction, and 272 students are in a category that is not an addiction. (2) in case of thestudents addicted to the internet, conflict aspect is the highest. (3) the formulation of socio-personal counceling program to reduce Internet addiction.

Keywords : internet addiction, socio-personal counceling program, and students

of SMK.

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim.


(6)

Segala Puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rakhmat serta hidayah

kepada hamba-Nya, dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang S1 Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Skripsi berjudul Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan internet (Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMK 1 Padaherang Tahun Ajaran 2014/2015) merupakan laporan studi yang dijadikan sebagai pijakan dalam upaya mereduksi kecanduan internet pada siswa. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk karya ilmiah yang tersusun menjadi lima bab.

Bab I mengungkapkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian. Bab II merupakan sajian konsep teoritis. Bab III berisikan pendekatan dan metode penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, uji coba alat ukur, analisis data, prosedur dan pengolahan data. Bab IV mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan, dan Bab V mendeskripsikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Penulis menyadari kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis berharap semoga karya sederhana dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dalam pengembangan ilmu bimbingan dan konseling.

Bandung, Oktober 2014


(7)

I

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang telah memberikan petunjuk,

berkah, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Pengerjaan skripsi tidak terlepas dari kebaikan semua yang terlibat pikiran, emosional, hingga finansial semoga Allah SWT mengklaim pengorbanannya sebagai amal sholeh. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Ibu Dr. Anne Hafina, M.Pd selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan motivasi hingga dapat terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Sudaryat N A selaku pembimbing II yang telah begitu sabar membimbing, memotivasi dan memberikan masukan serta arahan bagi penulis. Terimakasih Bapak, semoga Allah SWT selalu meridhoi dan memberkahi setiap langkah Bapak dan keluarga. Amin.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahman, M.Pd., selaku Dekan FIP dan selaku Ketua Dewan Skripsi Jurusan PPB FIP UPI serta segenap tim dosen yang tergabung dalam mata kuliah tersebut yang telah memberikan berbagai kemudahan menempuh studi di Jurusan PPB FIP.

4. Ibu Aas Saomah, S.Pd M.Si., sebagai Wali Angkatan 2009.

5. Bapak Dr. Nandang Rusmana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PPB FIP UPI. Terima kasih atas motivasi dan arahan-arahan yang bapak berikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PPB FIP UPI, yang dengan penuh kesabaran, untuk membimbing, dan mendidik penulis selama perkuliahan berlangsung. 7. Bapak Edwin, dan Teh Fiji selaku Tata Usaha Jurusan PPB FIP UPI yang

telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi perkuliahan. 8. Bapak Drs. Dede Tarlana M. M., selaku kepala sekolah SMKN 1 Padaherang


(8)

9. Bapak Drs. Koswandi selaku Guru BK SMKN 1 Padaherang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis.

10. Siswa-siswi SMKN 1 Padaherang kelas XI yang telah membantu penulis dan memberikan warna-warni keceriaan

11. Sahabat dalam canda tawa Cici, Fitria, Ghina, Canda, Kiki, Syifa terimakasih canda dan tawa serta kekonyolan kalian akan selalu dikenang.

12. Baba, Waway, Mimi, Gina terimakasih selalu memberikan motivasi untuk mengejar sarjana.

13. Cece Suherlan S.Pd, terimakasih untuk menjadi teman spesial, kakak dan motivator yang tidak pernah bosan memotivasi dan mendengarkan keluh-kesah penulis, selalu sabar dan menginspirasi penulis untuk segera menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

14. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Kania Setiathi S.Pd, dan Bapak Yayan Sopandi S.Pd., M.Pd., S.Ip., terimakasih kaka tercinta Wulan Sri Sopiathi S.s., yang terus menerus memberikan semangat serta doa yang tak pernah henti kepada penulis agar menjadi orang yang berguna. atas semua bimbingan, pengorbanan, penantian, didikan, cinta dan kasih sayang yang diberikan selama ini hingga penulis bisa berdiri sampai saat ini.

Merupakan suatu rentang waktu yang panjang selama penulis menyelesaikan studi, sehingga sangat mungkin banyak nama yang belum disebutkan. Terakhir kali penulis ucapkan terimakasih semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan.

Bandung, Oktober 2014


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mark, dkk (2004) menyatakan bahwa kecanduan merupakan suatu perilaku ketergantungan baik secara fisik maupun psikologis dalam suatu aktivitas. Istilah kecanduan awalnya digunakan terutama mengacu pada penggunaan obat-obatan dan alkohol yang eksesif. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah tersebut meluas sehingga orang secara umum menyebut kecanduan pada perilaku merokok, makan, berbelanja, permainan internet, dan lain-lain.

Fenomena kecanduan permainan internet bisa dilihat dengan maraknya warung internet (warnet) yang melengkapi fasilitas permainan internet dalam tiap komputer yang disediakan. Hanya dengan membayar biaya yang relatif murah yaitu sebesar Rp. 3.000 per jamnya individu betah menghabiskan waktu berjam-jam dalam kesenangannya bermain permainan internet. Kemudahan tersebut membuat banyak orang yang dapat memainkan permainan-permainan yang ada di internet tersebut, tidak hanya untuk orang dewasa, bahkan siswa sekolah pun telah pintar memainkannya permainan internet tersebut.

Berkembangnya berbagai sosial media yang ada, membuat remaja ingin diakui oleh teman-temannya bahwa dirinya tidak kurang pergaulan. Masa remaja membuat individu mengalami fase peralihan remaja dengan menyesuaian diri dengan tuntutan sosial.

Manfaat positif penggunaan internet di antaranya memperluas jaringan pertemanan melalui jejaring sosial (Andari 2010:10). Aplikasi ini membantu menjalin relasi atau hubungan dengan lebih mudah, meskipun dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu, informasi mengenai perkembangan di wilayah nasional dan internasional juga dapat diperoleh, serta fakta dan opini yang dibutuhkan untuk menunjang pendidikan dan pekerjaan. Dampak negatif dari internet, seperti membuat seseorang menjadi malas untuk berkomunikasi di dunia nyata karena merasa lebih menyenangkan untuk berkomunikasi dengan teman online. Hal ini


(10)

2

dapat mengakibatkan kurangnya rasa empati terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, waktu yang berharga dan seharusnya dimanfaatkan dengan baik, akan terbuang sia-sia dengan aktivitas internet yang kurang berguna. Bahkan, pengguna yang mengalami kecanduan internet akan mengabaikan pekerjaan dan tanggung jawabnya di dunia nyata. Hal inilah yang kemudian menjadikan pengguna perlu lebih bijaksana dalam menggunakan internet dengan melihat dampak positif dan negatif dari apa yang dilakukannya tersebut.

Young (1999) menjelaskan bahwa kriteria kecanduan internet adalah merasa keasyikan dengan internet, perlu waktu tambahan untuk mencapai kepuasan, tidak mampu mengurangi penggunaan, merasa gelisah ketika mengurangi atau menghentikan penggunaan internet, waktu yang digunakan semakin meningkat, kehilangan hal-hal yang berharga, menyembunyikan aktivitas internet dari orang-orang terdekat dan menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah.

Sebuah survei dari sebuah media regulator (Sindominews, 2012), mengungkapkan bahwa para pengguna internet menghabiskan waktunya untuk berjejaring sosial dengan perangkat smartphone maupun PC. Penelitian menunjukkan jika 59% pengguna internet dewasa memiliki akun di situs jejaring sosial. Dua pertiga dari mereka mengunjungi situs tersebut setiap harinya. Angka ini naik sepertiga daripada tahun 2007. Akses internet sendiri telah mengalami peningkatan drastis sebesar 10% dalam setahun dan meningkat menjadi 87%. Shek, dkk (2008) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa prediktor dari kecanduan internet ada dua, yaitu kegiatan online tertentu (aplikasi yang digunakan) dan penggantian kegiatan waktu luang dengan kegiatan internet. Keterlibatan dalam kegiatan online dan penggantian kegiatan hiburan dengan aktivitas internet memprediksi probabilitas yang lebih tinggi dari kecanduan internet. Semakin sering seseorang terlibat dalam kegiatan online, dan mengganti waktu luang dengan aktivitas online, maka semakin besar kemungkinan akan mengalami kecanduan internet. Selain itu, pengguna yang kecanduan menghabiskan lebih banyak waktu untuk online, membuat kenalan baru yang lebih banyak di internet, lebih sering terlibat dalam aktivitas di internet dan


(11)

3

mengganti kegiatan dengan internet. Faktor yang menyebabkan kecanduan internet lainnya adalah adaptasi sosial yang buruk.

Fenomena bermain internet juga muncul dikalangan siswa-siswi SMKN 1 Padaherang Kab. Ciamis tahun pelajaran 2014-2015. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru di SMKN 1 Padaherang, diperoleh keterangan bahwa banyak siswa yang tidak konsentrasi belajar pada saat KBM berlangsung karena terus memegang telepon genggamnya dan mengakses internet. Hasil wawancara lainnya terhadap pengelola rental warnet (warung internet) disekitar lingkungan sekolah, diperoleh keterangan bahwa sebagian besar pengguna jasa warnet tersebut adalah siswa SMKN 1 Padaherang.

Dengan munculnya gejala kecanduan internet pada remaja usia sekolah, mendorong disusunnya upaya bantuan bimbingan dan konseling bagi remaja untung mengurangi kecanduan internet. Maka, penelitian ini diberi judul:

Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet pada Siswa Kelas XI SMK 1 Padaherang”.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana bentuk program bimbingan pribadi sosial yang

efektif untuk mengurangi kecanduan internet pada siswa SMK?

Untuk merumuskan program bimbingan pribadi sosial yang baik, perlu memiliki gambaran tentang:

a. Bagaimana tingkat kecanduan internet pada siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang?

b. Aspek kecanduan internet manakah yang paling menonjol dirasakan oleh siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang?

c. Program bimbingan dan konseling seperti apa yang diharapkan dapat mengurangi kecanduan internet pada siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang?


(12)

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengurangi kecanduan internet di kalangan siswa SMK, khususnya siswa di kelas XI SMKN 1 Padaherang Kab Ciamis.

Berdasarkan tujuan umum tersebut, dirumuskan tujuan spesifik dari penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Gambaran umum tingkat kecanduan internet pada kelas XI SMKN 1 Padaherang.

2. Aspek kecanduan internet yang paling menonjol atau banyak dirasakan oleh siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang.

3. Merumuskan program bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengurangi kecanduan internet dikalangan siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

1. Bagi Konselor

Konselor disekolah dapat mengetahui tingkat kecanduan internet pada siswa dan menggunakan program tersebut untuk mengurangi kecanduan internet pada siswa.

2. Bagi Siswa

Siswa mengetahui kerugian dari bermain internet yang terlalu berlebihan, serta siswa dapat mengendalikan keinginan untuk bermain internet agar tidak menjadi kecanduan.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II menyajikan konsep teoritis yang terdiri dari landasan teoritis, program bimbingan dan konseling pribadi sosial, karakteristik remaja, konsep dasar kecanduan internet.


(13)

5

BAB III Metode Penelitian,terdiri dari lokasi populasi dan sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, devinisi operasional variabel, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari penguraianhasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian.

F. Pendekatan dan Metode Prosedur Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang memungkinkan menggunakan peritungan statistic dalam pencatatan data hasil penelitian secara nyata. Data diperoleh dengan menggunakan instrument non-tes berbentuk angket/kuesioner untuk disebarkan kepada siswa sebagai sampel penelitian, dan daftar cek list untuk studi dokumentasi.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.


(14)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab ini menjelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian. Beberapa hal yang dijelaskan dalam Bab ini ialah mengenai Lokasi dan Subjek Penelitian, Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian, Definisi Operasional Variabel, Instrumen Pengumpulan Data, Uji Coba Alat Ukur, Langkah-langkah Penelitian dan Analisis Data.

3.1Desain Penelitian

Sugiyono (2011) menyatakan ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Artinya pendekatan kuantitatif memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian mengenai kecanduan internet secara nyata dalam bentuk angka-angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan data yang berbentuk angka dan kemudian menafsirkan angka tersebut lalu menganalisis kecenderungan yang terjadi pada populasi.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif perbandingan merupakan bentuk penelitian deskripif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi, kejadian, kegiatan, yang sejenis


(15)

21

atau hampir sama. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditentukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan atau perbedaan (Syaodih: 2009).

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Langkah-Langkah Penelitian

Rancangan Pogram Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk mengurangi perilaku kecanduan internet siswa

Penelaahan dan Judgement oleh pakar dan praktisi BK

Validasi Instrumen

Identifikasi Masalah

Perumusan kisi-kisi dan item instrumen

Penyebaran angket

Revisi rancangan program Bimbingan dan Konseling

Pribadi-sosial

Penelaahan dan Judgement oleh pakar dan praktisi BK

Analisis Kebutuhan Siswa

Rancangan Program

Pengolahan data

Program Satuan Layanan Studi Pendahuluan


(16)

22

3.2Populasi dan Sampel

Penelitian dilaksanakan di SMK 1 Padaherang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 1 Padaherang Tahun Ajaran 2014/2015.

Banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 237 orang siswa, dari enam kelas, dengan rincian setiap kelasnya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI RPL A 35

2 XI RPL B 34

3 X RPL C 34

4 XI TKJ A 34

5 XI TKJ B 35

6 XI TKJ C 35

7 XI GP A 30

Jumlah 237

Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik sensus yang artinya suatu penelitian yang dilakukan pada semua individu dalam populasi. (Sugiarto, 2011).

3.4Definisi Operasional Variabel

Siswa SMKN 1 Padaherang dikatakan kecanduan apabila memenuhi minimal tiga dari enam kriteria sebagai berikut:

a. Withdrawal : perasaan tidak menyenangkan pada saat tidak atau dikurangi melakukan aktivitas penggunaan internet.

b. Conflict :hal ini muncul pada konflik yang terjadi atara orang yang mengalami kecanduan internet dengan lingkungan sekitarnya (external conflict) dan juga dengan dirinya sendiri


(17)

23

c. Tolerance : hal ini terjadi karena terjadinya peningkatan secara signifikan selama rentang periode untuk mendapatkan kepuasan. d. Salience : hal ini menunjukan dominasi altivitas penggunaan

internet dalam pikiran dan tingkah laku individu.

e. Euphoria : individu mendapatkan kesenangan dalam melakukan aktivitas bermain internet.

f. Relapse and Reinstatement : kecenderungan melakukan pengulangan penggunaan internet setelah dikontrol.

3.5Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku kecanduan internet siswa di SMK berupa angket yang dikembangkan dari indikator kemandirian perilaku menurut Brown. Angket paling umum digunakan dalam metode-metode penelitian survei, dimana peneliti mengajukan petanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan tertulis kepada sekelompok populasi atau representatifnya (Danim, 2004:162).

Arikunto (2006:152) menyebutkan terdapat keuntungan dalam menggunakan angket yaitu, (a) tidak memerlukan hadirnya peneliti; (b) dapat dibagikan secara serentak pada responden; (c) dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu responden; (d) dapat dibuat anonim sehingga reponden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab; (e) dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket tertutup telah memiliki pilihan jawaban sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Instrumen perilaku kecanduan siswa SMK ini disusun dengan model skala jawaban. Jumlah alternatif respon terdiri dari empat alternatif yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Empat alternatif respon ini didasarkan dengan pendapat Arikunto


(18)

24

cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan mudah karena hampir tidak berfikir), maka disarankan alternatif pilihannya hanya empat

saja”.

Adapun kriteria penyekoran untuk mendapatkan skor angket kemandirian perilaku siswa dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Alternatif Jawaban Pernyataan

Skor Sangat

Sesuai Sesuai

Tidak Sesuai

Sangat Tidak Sesuai

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-4 dengan bobot tertentu sebagai berikut:

a) Untuk pilihan jawaban sangat sesuai memiliki skor 4 pada pernyataan positif dan skor 1 pada pernyataan negatif.

b) Untuk pilihan jawaban sesuai memiliki skor 3 pada pernyataan positif dan skor 2 pada pernyataan negatif.

c) Untuk pilihan jawaban tidak sesuai memiliki skor 2 pada pernyataan positif dan skor 3 pada pernyataan negatif.

d) Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai memiliki skor 1 pada pernyataan positif dan skor 4 pada pernyataan negatif.

3.5.2 Pengembangan Kisi- Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap perilaku kecanduan dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian yang dikembangkan dari teori Brown. Kisi-kisi dari instrument disajikan pada tabel berikut:


(19)

25

Tabel 3.4

Kisi – kisi Instrumen Perilaku Kecanduan Internet Siswa (Sebelum Validasi)

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item Jumlah

+ -

Withdrawal a. Muncul perasaan tidak senang jika tidak

mengakses internet.

1,2,3,4,5,6,7 7

Conflict a. Respon dari pihak keluarga tentang aktifitas subyek mengakses internet yang menghabiskan waktu.

8,9,10,11 4

b. Subyek kebingungan saat harus memilih antara mengakses internet atau melakukan aktivitas lainnya.

12,13,14 4

c. Interaksi dengan teman sekitar yang mulai

berkurang

15,16,17, 18,19,20

6

Tolerance a. Subjek ingin meningkatkan durasi waktu


(20)

26 untuk mengakses internet. b. Subjek melakukan peningkatan waktu untuk mengakses internet.

22,23 2

Salience a. Intensitas subyek membayangka n aktivitas mengakses internet.

24,25,26 3

b. Dominasi perilaku mengakses dalam aktivitas subjek sehari-hari. 27,28,29,30, 31,32,33,34 8

Euphoria a. Subyek merasakan senang pada saat mengakses internet. 35,36,37,38, 39,40,41 7 b. Subyek bersemangat pada saat mengakses internet.

42,43,44 3

Relapse and Reinstatement a. Muncul perasaan untuk mengakses internet

setelah pernah mencoba untuk

menghentikan nya.

45,47,48 3

b. Intensitas subjek


(21)

27

internet semakin meningkat, setelah sempat menghentikan ya.

3.7Uji Coba Alat Pengumpul Data 3.7.1 Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen (judgement) dilakukan oleh para pakar yaitu dosen dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Judgement bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yaitu kesesuaian item pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang digunakan.

Hasil penimbangan menunjukkan secara konstruk dan isi seluruh item pada angket Perilaku kecanduan termasuk memadai. Terdapat item-item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa. Hasil penimbangan dari tiga dosen ahli yaitu Bapak Dr. Mubiar Agustin, Mpd, Bapak Dr. Suherman. M.Pd serta Bapak Eka Sakti Yudha, M.Pd dapat disimpulkan dari hasil penimbangan ketiga dosen bahwa pada dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan bahasa agar mudah dipahami siswa. Adapun hasil penimbangan instrumen dari dua dosen ahli adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Penimbangan Instrumen

Hasil No item Jumlah

Direvisi 12,18,20,21,22,23,25,30,35,39,57,58,59 13

Adapun kisi kisi instrumen setelah hasil penimbangan instrumen adalah sebagai berikut:


(22)

28

Tabel 3.6

Kisi – kisi Instrumen Perilaku Kecanduan Internet pada Siswa (SetelahValidasi)

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Item Jumlah

+ -

Withdrawal c. Muncul perasaan tidak senang jika tidak

mengakses internet.

1,2,3,4,5 5

Conflict d. Respon dari pihak keluarga tentang aktifitas subyek mengakses internet yang menghabiskan waktu.

6,7,8,9,10,11 6

e. Subyek kebingungan saat harus memilih antara mengakses internet atau melakukan aktivitas lainnya.

12,13,14 3

f. Interaksi dengan teman sekitar yang mulai

berkurang

15,16,17, 18,19

5

Tolerance c. Subjek ingin meningkatkan durasi waktu


(23)

29 mengakses internet. d. Subjek melakukan peningkatan waktu untuk mengakses internet.

22,23 2

Salience c. Intensitas subyek membayangka n aktivitas mengakses internet.

24,25,26 3

d. Dominasi perilaku mengakses dalam aktivitas subjek sehari-hari. 27,28,29,30, 31,32,33,34 8

Euphoria c. Subyek merasakan senang pada saat mengakses internet. 35,36,37,38, 40,41

39 7

d. Subyek bersemangat pada saat mengakses internet.

42,43,44 3

Relapse and Reinstatement b. Muncul perasaan untuk mengakses internet

setelah pernah mencoba untuk

menghentikan nya.

45,47,48 3

d. Intensitas subjek mengakses internet


(24)

30

semakin meningkat, setelah sempat menghentikan ya.

3.7.2 Uji Keterbacaan item

Setelah judgement dari para ahli, selanjutnya dilakukan uji keterbacaan kepada responden setara yaitu kepada siswa kelas XI RPL A SMK 1 Padaherang. Uji keterbacaan bertujuan untuk memperbaiki redaksi kata yang sulit dipahami oleh subjek penelitian. Setelah uji keterbatasan, dilakukan revisi pada pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami oleh subjek sehingga dapat dipahami oleh siswa.

3.8Uji Validitas

Validitas adalah suatu suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen itu benar-benar digunakan betul-betul tepat mengukur apa yang akan diukur (Zainal Arifin (2011: 245). Pengujian validitas butir item yang dilakukan terhadap seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap karakteristik perilaku agresif peserta didik. Kegiatan uji validitas butir item bertujuan untuk mengetahui kevalidan instrument yang akan digunakan. Dari hasil uji validitas dapat diketahui bahwa instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2011). Semakin tinggi nilai validitas maka menunjukkan semakin valid instrumen yang digunakan.

Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0

for windows. Adapun hasil uji validitas tersaji pada tabel 3.7 sebagai berikut

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Pengungkap Perilaku Kecanduan internet

Kesimpulan Item Jumlah Valid 1,2,5,6,7,10,11,12,13,15,17

18,19,20,22,24,25,26,27,28,29,30,31,33, 34,36,37,38,39,41,42,43,46,47

42


(25)

31

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen yang digunakan dapat dipercaya atau keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Seperti yang diungkapkan Arikunto (2006) bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang reliable akan menghasilkan daya yang dipercaya, karena berapa kali pun data diambil hasilnya akan tetap sama.

Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah metode Alpha dengan memanfaatkan program SPSS 17.0 for windows.Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 17.0 for windows untuk mencari nilai reliabilitas angket kemandirian perilaku dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items ,925 42

Hasil uji reliabilitas instrument perilaku kecanduan internet diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,93. Merujuk pada kalsifikasi rentang koefisien reliabilitas termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.

Keterangan :

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah

0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

3.10 Analisis Data

Pada Penelitian dirumuskan dua pertanyaan penelitian.. Secara berurutan, masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut.

1. Pertanyaam penelitian 1 mengenai gambaran umum kecanduan internet siswa kelas XI SMK 1 Padaherang dijawab berdasarkan skala jawaban dengan menggunakan jawaban siswa mengenai kemandirian perilaku yang dilakukan


(26)

32

dengan rating. Gambaran umum kemandirian perilaku siswa akan dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan, terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan kelompok siswa dengan kategori kemandirian perilaku yang tinggi, sedang dan rendah dalam penelitian dilakukan konversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas aktual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

2) Menghitung skor total masing-masing responden.

3) Menghitung rata-rata dari skor total responden (µ) dengan menggunakan program microsoft excel.

4) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ) dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows.

5) Mengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah

2. Pernyataan kedua mengenai rancangan program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi kecanduan internet. Rancanagn intervensi disusun berdasarkan hasil pretest. Uji kelayakan (judgement) dilakukan untuk rancangan intervensi.

3.11 Prosedur Penelitian

Pada pelaksanaan peneltian deskriptif ini, langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan berupa observasi 2. Mengidentifikasi rumusan masalah

3. Mengkaji permasalahan dengan teori-teori yang relevan

4. Melakukan perizinan penelitian kepada pihak SMK 1 Padaherang. 5. Membuat kisi-kisi instrumen dan judgement instrumen kepada dosen

ahli

6. Uji keterbacaan 7. Penyebaran angket


(27)

33

8. Menghitung dan mengolah data

9. Menganalisis hasil instrumen yang digunakan dalam penelitian. 10. Uji validitas dan reliabilitas

11. Mendeskripsikan data

12. Merancang program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi kecanduan internet pada siswa

13. Judgement rancangan program kepada dosen ahli

14. Revisi rancangan program 15. Program


(28)

79

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk menangani fenomena kecanduan internet serta keterlibatan siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang dalam perilaku bermain internet yang dapat mengarah pada kecanduan.

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran umum kecanduan internet pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Padaherang tahun pelajaran 2014/2015 siswa yang mengalami kecanduan internet sebagian besar berada pada kategori tidak kecanduan, lalu ada sebagian kecil yang mengalami kecanduan internet dan sangat kecanduan tidak muncul dikalangan siswa.

2. Gambaran aspek kecanduan internet yang paling menonjol yaitu aspek conflict. Artinya, konflik yang terjadi antara siswa yang mengalami kecanduan internet dengan lingkungan sekitarnya (external conflict) dan juga dengan dirinya sendiri. Indikator- indikator aspek conflict yaitu respon dari pihak keluarga tentang aktifitas subyek mengakses internet yang menghabiskan waktu dan subyek kebingungan saat harus memilih antara mengakses internet atau melakukan aktivitas lainnya.

3. Program bimbingan pribadi sosial yang telah disusun mengacu pada hasil identifikasi yang dirasa kan oleh siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang Tahun Pelajaran 2014/2015. Secara keseluruhan setiap aspek perilaku kecanduan internet dijadikan landasan pengembangan program bimbingan dan konseling yang dilakukan melalui layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan


(29)

79

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK diharapkan dapat memanfaatkan program bimbingan pribadi sosial, untuk mengurangi kecanduan internet sebagai salahsatu fokus dalam memberikan layanan bimbingan pribadi sosial

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Membandingkan gambaran umum kecanduan internet berdasarkan jenis kelamin, sehingga gambaran yang digasilkan cenderung menyeluruh.

b. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba empiris bimbingan pribadi sosial untuk mengurangi perilaku remaja yang mengalami kecanduan internet pada siswa Sekolah Menengah Pertama bahkan Siswa Menengah Atas.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Andari, S. (2010). Ketertarikan Remaja terhadap Jejaring Sosial melalui Internet.

Media Info : Litkersos. 34 (2) : 113-123.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta. .(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta :Rineka Cipta.

Chaplin, J. (1999). Kamus Istilah Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Danim, Sudarwan. (2004). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Essau, C. A. (2008). Adolescent Addiction: Epidemology, Assesment and

Treatment. New York: Elsevier Inc.

F.J Monks dkk. 1996. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Faried. 2012. Perilaku Remaja Pecandu Game Online. Semarang. IKIP PGRI.

Hurlock , Elizabeth (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth. B.(1980).Psikologi Perkembangan Suatu Pedekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Mark, D.F., Murray, M., Evans, B. & Willig, C. (2004). Healt Psychology:

Theory, Research and Practice. London: Sage Publication ltd.


(31)

Shek, D., Tang, V dan Lo, C. (2008). Internet Addiction in Chinese Adolescents in

Hongkong : Assesment, Profile, and Psychosocial Correlates. The Scientific

World Journal. 8, 776-787.

Sindominews. (2012). Kecanduan Internet : Remaja dan Dewasa Habiskan 15

Jam Online dalam Seminggu. Diunduh dari http://sidomi.com/80901/

kecanduan-internet-remaja-dandewasahabiskan-15-jam-online-dalamseminggu/

Sugiarto, dkk. (2011). Tehnik Sampling. Jakarta: PT. Alfabeta.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung :Alfabeta. Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani

Production.

Sukardi, Dewa Ketut. (1995). Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka Cipta.

Willis, Sofyan S. (2004). Konseling Individual ( Teori dan Praktek). Bandung: Alfabeta.

Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Young, K.S. (1996). Internet Addiction Disorder : The Emergence of New

Clinical Disorder. Paper presented at the 104th annual meeting of the

American Psychology Association.

Young, K.S. (1999). Internet Addiction : Symptoms, Evaluation and Treatment. In L Vande Creek & T. Jackson (Eds). Innovation in Clinical Practice : A Source Book. Vol 17. Sarasota, Fl : Professional Resources Prees.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan,A.J. (2005). Psikologi Perkembangan Anak &

Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan,A.J. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

Anti Dwi Nastiti, 2015

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan rating. Gambaran umum kemandirian perilaku siswa akan dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan, terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan kelompok siswa dengan kategori kemandirian perilaku yang tinggi, sedang dan rendah dalam penelitian dilakukan konversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas aktual dengan langkah-langkah sebagai berikut :

2) Menghitung skor total masing-masing responden.

3) Menghitung rata-rata dari skor total responden (µ) dengan menggunakan program microsoft excel.

4) Menentukan standar deviasi dari skor total responden (ơ) dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows.

5) Mengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah

2. Pernyataan kedua mengenai rancangan program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi kecanduan internet. Rancanagn intervensi disusun berdasarkan hasil pretest. Uji kelayakan (judgement) dilakukan untuk rancangan intervensi.

3.11 Prosedur Penelitian

Pada pelaksanaan peneltian deskriptif ini, langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan berupa observasi 2. Mengidentifikasi rumusan masalah

3. Mengkaji permasalahan dengan teori-teori yang relevan

4. Melakukan perizinan penelitian kepada pihak SMK 1 Padaherang. 5. Membuat kisi-kisi instrumen dan judgement instrumen kepada dosen

ahli

6. Uji keterbacaan 7. Penyebaran angket


(2)

33

8. Menghitung dan mengolah data

9. Menganalisis hasil instrumen yang digunakan dalam penelitian. 10. Uji validitas dan reliabilitas

11. Mendeskripsikan data

12. Merancang program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mereduksi kecanduan internet pada siswa

13. Judgement rancangan program kepada dosen ahli 14. Revisi rancangan program


(3)

Anti Dwi Nastiti, 2015

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan dan rekomendasi yang diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk menangani fenomena kecanduan internet serta keterlibatan siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang dalam perilaku bermain internet yang dapat mengarah pada kecanduan.

A. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gambaran umum kecanduan internet pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Padaherang tahun pelajaran 2014/2015 siswa yang mengalami kecanduan internet sebagian besar berada pada kategori tidak kecanduan, lalu ada sebagian kecil yang mengalami kecanduan internet dan sangat kecanduan tidak muncul dikalangan siswa.

2. Gambaran aspek kecanduan internet yang paling menonjol yaitu aspek conflict. Artinya, konflik yang terjadi antara siswa yang mengalami kecanduan internet dengan lingkungan sekitarnya (external conflict) dan juga dengan dirinya sendiri. Indikator- indikator aspek conflict yaitu respon dari pihak keluarga tentang aktifitas subyek mengakses internet yang menghabiskan waktu dan subyek kebingungan saat harus memilih antara mengakses internet atau melakukan aktivitas lainnya.

3. Program bimbingan pribadi sosial yang telah disusun mengacu pada hasil identifikasi yang dirasa kan oleh siswa kelas XI SMKN 1 Padaherang Tahun Pelajaran 2014/2015. Secara keseluruhan setiap aspek perilaku kecanduan internet dijadikan landasan pengembangan program bimbingan dan konseling yang dilakukan melalui layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem.


(4)

79

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK diharapkan dapat memanfaatkan program bimbingan pribadi sosial, untuk mengurangi kecanduan internet sebagai salahsatu fokus dalam memberikan layanan bimbingan pribadi sosial

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Membandingkan gambaran umum kecanduan internet berdasarkan jenis kelamin, sehingga gambaran yang digasilkan cenderung menyeluruh.

b. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba empiris bimbingan pribadi sosial untuk mengurangi perilaku remaja yang mengalami kecanduan internet pada siswa Sekolah Menengah Pertama bahkan Siswa Menengah Atas.


(5)

Anti Dwi Nastiti, 2015

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengurangi Kecanduan Internet Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Andari, S. (2010). Ketertarikan Remaja terhadap Jejaring Sosial melalui Internet. Media Info : Litkersos. 34 (2) : 113-123.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta. .(2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta :Rineka Cipta.

Chaplin, J. (1999). Kamus Istilah Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Danim, Sudarwan. (2004). Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Essau, C. A. (2008). Adolescent Addiction: Epidemology, Assesment and

Treatment. New York: Elsevier Inc.

F.J Monks dkk. 1996. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Faried. 2012. Perilaku Remaja Pecandu Game Online. Semarang. IKIP PGRI.

Hurlock , Elizabeth (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth. B.(1980).Psikologi Perkembangan Suatu Pedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Mark, D.F., Murray, M., Evans, B. & Willig, C. (2004). Healt Psychology: Theory, Research and Practice. London: Sage Publication ltd.


(6)

Shek, D., Tang, V dan Lo, C. (2008). Internet Addiction in Chinese Adolescents in Hongkong : Assesment, Profile, and Psychosocial Correlates. The Scientific World Journal. 8, 776-787.

Sindominews. (2012). Kecanduan Internet : Remaja dan Dewasa Habiskan 15 Jam Online dalam Seminggu. Diunduh dari http://sidomi.com/80901/

kecanduan-internet-remaja-dandewasahabiskan-15-jam-online-dalamseminggu/

Sugiarto, dkk. (2011). Tehnik Sampling. Jakarta: PT. Alfabeta.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung :Alfabeta. Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani

Production.

Sukardi, Dewa Ketut. (1995). Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Rineka Cipta.

Willis, Sofyan S. (2004). Konseling Individual ( Teori dan Praktek). Bandung: Alfabeta.

Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Young, K.S. (1996). Internet Addiction Disorder : The Emergence of New Clinical Disorder. Paper presented at the 104th annual meeting of the American Psychology Association.

Young, K.S. (1999). Internet Addiction : Symptoms, Evaluation and Treatment. In L Vande Creek & T. Jackson (Eds). Innovation in Clinical Practice : A Source Book. Vol 17. Sarasota, Fl : Professional Resources Prees.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan,A.J. (2005). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan,A.J. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.