Perilaku Bolos Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 1 Pasaman)

  dan Info Artikel: Diterima 05/06/2014 Direvisi 12/06/2014 Dipublikasikan 30/06/2014

  ISSN Cetak:

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 9-13

  2337-6880

  ISSN Online:

  2337-6740 -

  ISSN Cetak:

  dan Ikatan Konselor Indonesia (IKI) Jurnal Konseling dan Pendidikan

  n bertujuan untuk membantu mencapai perkembangan yang elalui pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang b un sosial. Dalam 003 tentang Sisdiknas pasal 3 yaitu: “Untuk berkembangny iman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahklak rga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. andung makna bahwa pendidikan itu menjadikan manusia ng terwujud secara penuh melalui pengembangan kelim a secara optimal (Prayitno,1997).

  ling and Education (IICE) Multikarya Kons

  lah satu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarak mampuan dan potensi siswa. Sebagai lembaga pendidikan i dan menerapkan aturan yang harus dipatuhi oleh a yang melanggar peraturan sekolah salah satunya yaitu me iran peserta didik di sekolah tanpa izin. Penelitian ini b g perilaku bolos siswa di sekolah. Penelitian ini berben siswa yang bolos sekolah. Alat pengumpulan data berbentu akan teknik persentase melalui bantuan program Microsoft gkapkan bahwa bentuk perilaku bolos siswa adalah siswa tanpa izin dan meninggalkan sekolah dengan alasan yan n siswa bolos sekolah sangat banyak bersumber dari individ bersumber dari keluarga dan sekolah, implikasi layanan b yanan informasi dan layanan konseling perorangan kurang b a yang membolos. ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 9-13

ilaku Bolos Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan

Bimbingan dan Konseling

Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 1 Pasaman)

  2337-6880

  ISSN Online:

  2337-6740 -

  dan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  Jurnal Konseling dan Pendidikan

  Dari kutipan di atas terkan Martabat Manusia (HMM) yang dengan mengaktifkan pancadaya s

  Pada dasarnya pendidikan b potensi yang dimilikinya, dan me bidang akademis, religius maupun undang-undang No 20 tahun 200 agar menjadi manusia yang berima kreatif, mandiri dan menjadi warg

  Indonesian Institute for Counselin PENDAHULUAN

  Copyright © 2014 IICE - Multika Rights Reserved

  Keyword: Bolos

  Sekolah merupakan salah untuk pengembangan kem mengajarkan nilai-nilai d kenyataannnya ada siswa y merupakan ketidak hadira mendeskripsikan tentang p Subjek penelitian ini 27 sis data dianalisis menggunak Hasil penelitian mengungk meninggalkan sekolah tan faktor yang menyebabkan faktor yang lain banyak be konseling dilihat dari layan dalam pengentasan siswa y

  Abstract

  Elsi Novarita Universitas Negeri Padang

  http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 9-13 Perilaku (Studi

  2337-6880

  ISSN Online:

  2337-6740 -

  ISSN Cetak:

  rakan pendidikan ikan, sekolah juga h siswa, namun membolos. Bolos i bertujuan untuk entuk deskriptif. entuk angket dan oft Office Excel. a sangat banyak ang dibuat-buat, ividu sendiri dan n bimbingan dan g banyak terlibat elor Indonesia - All ng optimal sesuai dengan g berkualitas, baik dalam nya potensi peserta didik lak mulia, sehat, berilmu, ia seutuhnya yaitu Harkat lima dimensi kemanusian

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13

  Dalam hal ini, lembaga y a yang berperan adalah sekolah. Sekolah sebagai salah sa satu lembaga pendidikan formal harus menyelenggarakan n pendididikan yang berkualitas untuk pengembangan ke kemampuan dan potensi siswa salah satu wujudnya dari ari hasil belajar siswa. Selanjutnya, sebagai lembaga pe pendidikan sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan nor orma-norma yang berlaku dalam sekolah di samping g mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepa epada siswanya.

  Selanjutnya sekolah ada dalah lingkungan pendidikan sekunder (Sarlito Wirawan, an, 2012:150). Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkung ngan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rum umah adalah sekolahnya. Sejalan dengan itu sekolah juga m merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pe pembelajaran bagi siswa. Sebagai organisasi sosial, sekola olah merupakan sistem terbuka karena mempunyai hub ubungan (relasi) dengan lingkungan.

  Menurut Semiawan (2012) 12) “lingkungan adalah segala sesuatu di luar individu (eks eksternal) dan merupakan sumber informasi yang diperole lehnya melalui panca indranya”. Salah satu lingkungan an yang terbukti sangat berperan dalam pembentukan kepr epribadian murid adalah sekolah.

  Dalam hal ini siswa seko kolah menengah pertama (SMP) yang memasuki period iode tugas perkembangan remaja memerlukan bimbingan da dan bantuan untuk mencapai kontribusi yang positif untuk p k perkembangan jiwanya. Menurut Elida Praytitno (2006:6 6:6) masa remaja merupakan salah satu periode dalam lam rentangan kehidupan manusia. Periode remaja adalah lah periode dimana individu meninggalkan masa kanak nak-kanaknya dan mulai memasuki dewasa. Oleh karena it a itu periode remaja dapat dikatakan periode transisi dari ari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

  Pada masa transisi terdapa apat beberapa kemungkinan yang dapat menimbulkan mas asa krisis, yang ditandai dengan kecendrungan munculny lnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perila ilaku menyimpang akan menjadi perilaku yang menggang nggu (Ekowarni,1993). Apabila hal ini dibiarkan dan didu idukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat ifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemic icu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbu buatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada da di masyarakat maupun di sekolah yang biasanya disebu but dengan kenakalan remaja. Istilah kenakalan remaja m a merujuk pada berbagai perilaku, mulai dari perilaku yan ang tidak dapat diterima secara sosial (seperti berbuat o t onar di sekolah), status pelanggaran (melarikan diri dari ru i rumah), hingga tindakan kriminal (pencurian).

  Dalam proses belajar me mengajar muncul perilaku siswa yang mengganggu di lin lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap diri sendir diri dan ada juga yang berpengaruh terhadap orang la lain. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan satu o orang guru BK pada hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012 di di SMP N 1 Pasaman ada siswa kelas VII, VIII dan IX yang ng pernah merokok dan membolos. Kemudian hasil wawan ancara peneliti pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 deng engan 5 orang siswa yang pernah merampas dalam artian m memaksa meminta uang adik kelasnya. Dari keterangan sis siswa tersebut mereka hanya merampas uang adik kelas seb ebanyak Rp 5000,-.

  Selanjutnya hasil observa rvasi peneliti pada hari Senin tanggal 30 April 2012 adanya ya siswa yang melanggar peraturan sekolah yaitu siswa laki laki-laki memakai celana sekolah yang berwarna dongker m model pensil dan adanya siswa yang membolos atau cabut but dari sekolah. Hal ini (siswa yang membolos) dilakukan s n siswa pada jam pertama dengan guru bidang studi biologi logi dan masuk kembali pada jam kedua, dengan siswa ter tersebut masuk pada jam kedua maka mengganggu proses b s belajar mengajar siswa di dalam kelas dan mengganggu u konsentrasi siswa yang sedang belajar dan guru yang seda dang mengajar.

  Berdasarkan hasil observ ervasi peneliti pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 adanya ya siswa kelas VIII yang berkelahi yaitu sama-sama siswa wa perempuan. Perilaku siswa yang mengganggu proses b s belajar mengajar diatas disebut dengan kenakalan remaja aja. Kenakalan yang dilakukan siswa di atas perlu menjad adi persoalan yang dikaji oleh personil sekolah sebab jika tid a tidak dikaji maka remaja akan melakukan kejahatan sep eperti tindakaan kriminal yaitu perampokan dan tindakan ya yang biasanya tidak dianggap kriminal yaitu membolos.

  Dalam hal ini, siswa yang m g membolos juga menjadi persoalan yang perlu dikaji oleh leh personil sekolah, sebab banyak dampak yang bisa merugi ugikan diri siswa. Siswa yang membolos akan mudah nantin antinya terjerumus ke hal yang melanggar norma hukum sep seperti narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13

  5 Faktor yang bersumber dari sekolah

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13

  Siswa Dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbngan Dan K % K 87,7 SB 88,8 SB 78,4 SB 67,8 B 73,0 B 31,1 KB 29,0 KB atas dikemukakan pembahasan tentang bentuk bolos yang yaitu siswa meninggalkan sekolah tanpa izin dan siswa at, hasil analisis data dilapangan menyatakan bahwa sisw tanpa izin dan meninggalkan sekolah dengan alasan yang dib lock (1978:140) jenis bolos yang dilakukan siswa berup meninggalkan sekolah dengan alasan yang dibuat-buat. Sis ru atau kepala sekolah dan mereka juga meninggalkan seko enak badan atau orang tua menyuruh cepat pulang. bab siswa bolos sekolah dilihat dari tiga indikator yaitu sisw u sendiri, sedangkan faktor lainnya siswa banyak bolos s

  Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Keseluruhan

  penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini 27 siswa yang ulan data adalah dengan mengadministrasikan angket kepa dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. elitian tentang perilaku bolos siswa dan implikasinya terha

   Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13

  Selanjutnya faktor penyeba sekolah bersumber dari individu faktor keluarga dan sekolah.

  Menurut Elizabeth Hurloc sekolah tanpa izin dan siswa me mereka tanpa diketahui oleh guru sambil mengeluh meresa tidak ena

  2 Berdasarkan tabel 1 di ata dibagi menjadi dua indikator yait dengan alasan yang dibuat-buat, banyak meninggalkan sekolah tanp

  7 Layanan konseling perorangan

  3

  6 Layanan informasi

  7

  6

  © 2013 Indonesian Ins

  4 Faktor yang bersumber dari keluarga

  7

  3 Faktor yang bersumber dari individu sendiri

  8

  2 Siswa meninggalkan sekolah dengan alasan yang dibuat-buat

  8

  1 Siswa meninggalkan sekolah tanpa izin

  %

  No Aspek yang diteliti

  Berdasarkan temuan penelitia digambarkan sebagai berikut : Perilaku Bolos Sisw

  HASIL

  Penelitian ini berbentuk pe yang ditempuh dalam pengumpula Data yang telah terkumpul akan dia

  METODOLOGI

  ng membolos. Prosedur epada subjek penelitian. rhadap layanan BK dapat n Konseling ng dilakukan siswa yang a meninggalkan sekolah swa dikategorikan sangat dibuat-buat. upa siswa meninggalkan t. Siswa pergi sesuka hati ekolah pada jam pelajaran iswa sangat banyak bolos s sekolah bersumber dari

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13

  Menurut Ali Imron (2011:8 1:84) faktor penyebab siswa bolos sekolah ada tiga yaitu: 1. Faktor yang bersumber dari ind i individu sendiri yaitu terjadinya perkelahian antar siswa dan dan prestasinya lemah.

  2. Faktor yang bersumber dari ke i keluarga yaitu kedua orang tua bekerja sehingga pengawa wasan orang tua terhadap siswa kurang dalam hal pendid ndidikan, adanya masalah dilingkungan keluarga dan letak tak rumah yang jauh dari sekolah.

  3. Faktor yang bersumber dari se i sekolah yaitu lokasi sekolah tidak menyenangkan, fasilita ilitas sekolah yang kurang memadai, suasana sekolah kur kurang kondusif dan bimbingan guru kepada siswa kurang, ng, baik secara kelompok maupun secara individual.

IMPLIKASI TERHADAP LAY YANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

  Pelayanan bimbingan dan n konseling adalah suatu pelayanan yang dapat mengata atasi permasalahan yang dialami siswa dan dapat meman andirikan sikap siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan an hasil wawancara dan observasi pada bab pertama terlih rlihat sebagian siswa SMP N 1 Pasaman ada yang melaku lakukan kenakalan remaja salah satunya adalah bolos sekolah lah dan hal ini juga terlihat pada identifikasi masalah pada b a bab pertama.

  Hasil penelitian menunjukk ukkan bahwa perilaku bolos siswa di sekolah dilihat dari b i bentuknya, siswa sangat banyak meninggalkan sekolah ta tanpa izin dan meningalkan sekolah dengan alasan yan ang dibuat-buat. Hal ini diharapakan, melalui layanan bi bimbingan dan konseling dapat membantu siswa yang ng sangat banyak bolos melakukan perilaku bolos menjadi adi tidak banyak bolos.

  Dalam pelaksanaan praktek tek bimbingan dan konseling, semua jenis layanan dalam bi bimbingan dan konseling dapat mengarahkan siswa yang me membolos menjadi siswa yang rajin dan taat pada peraturan ran sekolah. Menurut Dewa Ketut Suka kardi (2008:38) bimbingan dan konseling adalah upaya pe pemberian bantuan yang diberikan kepada konseli supaya a dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendir diri untuk di manfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingk gkah lakunya dimasa akan datang.

  Berdasarkan tabel 1 implik likasi layanan bimbingan dan konseling dilihat dari layanan an informasi dan layanan konseling perorangan kurang bany nyak terlibat dalam pengentasan siswa yang bolos sekolah.

  h. Sesuai dengan peran guru ru BK di sekolah sebagai salah satu pendidik yang bertan tanggung jawab terhadap perkembangan siswa, maka guru ru BK harus memberikan layanan bimbingan dan konseli eling kepada siswa yang bolos sekolah agar menjadi siswa wa yang taat pada peraturan yang berlaku di sekolah. Nam amun, layanan yang bisa diberikan oleh guru BK dalam per permasalahan ini adalah a. Layanan informasi

  Layanan informasi san angat penting dalam pelayanan bimbingan dan konseling,

  g, Layanan ini berfungsi untuk memberikan informasi asi yang dibutuhkan siswa. Menurut Prayitno dan Erm Erman Amti (1999:259) mengemukakan Layanan info informasi yaitu bertujuan dengan memberikan informasi si kepada individu yang berkepentingan tentang berbag agai hal yang di perlukan untuk menjalani tugas atau kegiata iatan.

  Penerapan layanan info informasi yang dilaksanakan oleh guru BK bisa dengan topik topik akibat perilaku bolos sekolah. Dalam pemberian top topik ini, guru BK harus bisa memberikan informasi deng ngan bahasa yang mudah dipahami siswa dan cara peny enyampainnya juga menarik perhatian siswa agar siswa ce cepat memahaminya dan menerapkannya dalam kehidup upan sehari-hari.

  b. Layanan konseling perorangan an Prayitno (2004:1) meng engemukakan layanan konseling perorangan merupakan la layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang ng konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengen gentasan masalah pribadi klien.

  Penerapan layanan kon konseling perorangan yang dilaksanakan guru bimbingan gan dan konseling (BK) memberikan bantuan kepada s a siswa yang sedang melaksanakan konseling perorangan s n secara langsung berupa arahan dan meyakinkan siswa a bahwa perilaku bolos yang dilakukan siswa itu salah dan an dampak perilaku bolos bisa mempengaruhi hasil belaja lajar.

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 Vol. 2 No. 2, Juni 2014. hlm. 9-13 PENUTUP

  Berdasarkan temuan penelit nelitian yang telah dilakukan tentang perilaku bolos sisw iswa, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Bentuk perilaku bolos siswa a a adalah siswa sangat banyak meninggalkan sekolah tanpa pa izin dan meninggalkan sekolah dengan alasan yang dib dibuat-buat

  2. Faktor yang menyebabkan sisw iswa bolos sekolah sangat banyak bersumber dari individu u sendiri dan faktor yang lain banyak bersumber dari kelu keluarga dan sekolah.

  3. Implikasi layanan bimbingan d n dan konseling dilihat dari layanan informasi dan layanan nan konseling perorangan kurang banyak terlibat dalam p pengentasan siswa bolos sekolah

DAFTAR PUSTAKA

  Ali, Imron. 2011. Manajemen Pes eserta Didik Berbasis Sekolah . Jakarta: Bumi Aksara Dewa, Ketut.S. 2008. Pengantar P r Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling . Jakarta. rta. Rineka Cipta Ekowarni. 1993. Prilaku Menyimp impang .http:// damandiri.co.id di akses tanggal 3 oktober 201 2012 Elida, Prayitno. 2006. Psikologi P i Perkembangan Remaja .Padang:Angkasa Raya Elizabeth, Hurlock. 1978.Perkemb mbangan anak . Jakarta:Erlangga Prayitno. 1997. Seri Pemandu du Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling d di Sekolah Menengah

  Pertama. Padang:Universita sitas Negri Padang

  Prayitno dan Erman Amti. 1999. D . Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta:PT.Rinek eka Cipta Prayitno.2004. Seri Layanan Kons onseling L1-L9 .Padang:Universitas Negri Padang Sarlito Wirawan. 2012. Psikologi gi Remaja .Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada Semiawan.2012.Pengertian Lingk gkungan .http://blogspot.com di akses tanggal 3 Otober 2012 012

  © 2013 Indonesian Ins Institute for Counseling and