Permasalahan yang Dialami Lansia dalam Melakukan Penyesuaian Diri di Panti Sosial dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin)

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Online: http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 22-28 Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 22-28 Volume 3 Nomor 1, February 2015, Hlm 22-28

  ISSN Online:

  ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 09/02//2015 Direvisi 18/02/2015 Dipublikasikan 28/02/2015

  

Permasalahan yang Dialami La Lansia dalam Melakukan Penyesuaian Diri di Panti Sos Sosial dan Implikasinya

t terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

(Studi Deskript kriptif terhadap Lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicinc incin)

  Fitri Febriani, Syahniar & Zikra Universitas Negeri Padang

  Abstract Changes that occur whe when entering old age requires a new kind of adjustmen tment, that adjustments to themselves and to the env environment. For the elderly who live in social institutions ns they require the ability to adjust to life in social ial institutions. In fact there are elderly people who do not h t have the ability to adapt in the social institutions. ns. This study aims to determine the problems in the elder lderly make adjustments in social institutions. This is research is descriptive. The sample of 31 people. The The findings show that 1) 21.75% of elderly have p e problems in personal adjustment includes adjustments to ts to the physical changes, and adjustments to the ps psychological condition, 2) 22.81% of elderly have proble blems in social adjustment includes adjustment of r f relationships with fellow residents, adjusting relationship ships with nursing board, adjustment of relationship ships with family, and adjustments to regulation of social ins l institutions.

  Keyword: Adjustment problems o s of elderly, social institutions.

  Copyright © 2015 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved

  Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN

  Setiap manusia akan me mengalami masa tumbuh dan berkembang dalam rentang ng kehidupannya. Dalam perkembangan manusia terjadi p i perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat dinam amis namun tidak dapat diulangi. Perubahan-perubahan te tersebut dapat terjadi dari segi fisik maupun psikologisn isnya. Sehingga sebagian besar perkembangan mencakup p p pertumbuhan, dan juga mencakup kemunduran yang d disebabkan oleh proses penuaan dan kematian.

  Pada rentangan kehidupa upan terdapat suatu periode akhir dari masa perkembanga ngan manusia yaitu masa tua/usia lanjut. Usia lanjut (lansia nsia) menurut John W. Santrock (2011: 19) adalah period iode perkembangan yang dimulai pada usia 60 tahunan atau tau 70 tahunan hingga saat kematian. Masa ini merupakan kan masa untuk meninjau kembali hidup yang sudah dijalan lani, pensiun dan menyesuaikan diri terhadap peran-peran n sosial yang baru sesuai dengan menurunnya kekuatan dan an kesehatan fisik dan psikis.

  Perubahan yang terjadi sa i saat memasuki masa tua memerlukan penyesuaian diri bar baru baik itu penyesuaian terhadap diri sendiri maupun n terhadap lingkungan. Musthafa Fahmi (dalam Alex lex Sobur, 2003: 526) mengungkapkan penyesuaian dir diri merupakan upaya yang terus menerus yang bertu ertujuan untuk merubah tingkahlaku individu agar men endapatkan hubungan yang lebih baik, serasi antara ra diri individu dengan lingkungannya. Lingkungan ter tersebut dapat mencakup semua pengaruh kemungkina inan dan kekuatan yang melindungi individu, yang dapat at mempengaruhi kegiatannya untuk mencapai ketenangan gan jiwa dan raga dalam kehidupan.

  Seorang lansia yang me memiliki penyesuaian diri yang baik maka akan mudah d h dalam memenuhi tugas perkembangannya. Karena tugas as perkembangan pada masa tua ini lebih banyak kepad ada penyesuaian dirinya

  Merujuk pada hal terse rsebut, Elida Prayitno (2006) mengungkapkan orang- ng-orang yang memiliki perkembangan yang sukses pada da setiap periode perkembangan kehidupan mereka sebe ebelumnya, pada periode dewasa akhir menunjukkan kepr pribadian yang terintegritas. Artinya mampu menyesuaik aikan diri dengan segala bentuk perubahan yang terjadi p i pada dirinya, memiliki keinginan untuk mengisi kehid hidupannya dengan cara meningkatkan kesempurnaan dan an kegembiraan hidup dengan memanfaatkan kemampuan, n, pengetahuan, harta dan waktunya dengan sebaik-baiknya nya untuk kepentingan orang lain. Sebaliknya, orang de dewasa akhir yang sulit menyesuaikan diri dengan perubah bahan tersebut akan merasa putus asa diakibatkan oleh pera erasaan, pengalaman, dan persepsi mereka yang buruk te tentang kehidupan masa sekarang yang tidak menim imbulkan kepuasan dan kebahagiaan dibandingkan deng engan masa muda dulu. Mereka merasa tidak dibe iberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dalam be berbagai bidang kehidupan, lebih banyak ditolak dari pad ada diterima, dan kurang dihargai oleh lingkungan sosialnya lnya.

  Berbagai masalah penye yesuaian diri di masa lansia ini menimbulkan berbagai ko i konflik dalam diri lansia tersebut, apalagi bagi lansia yang ti g tinggal di panti sosial. Masalah yang biasanya terjadi pad ada lansia yang tinggal di panti sosial di antaranya tidak m mau mengikuti kegiatan yang diadakan di panti, tidak pa patuh terhadap peraturan panti, masalah hubungan lansia de dengan keluarga mereka yang kurang harmonis, tidak mau au mendengarkan arahan dari pengurus panti, dan kesulitan itan dalam menjalin persahabatan dengan sesama penghuni pa i panti.

  Berbagai masalah mema mang banyak muncul ketika memasuki usia lanjut tersebu but. Idealnya juga setiap masalah pasti memiliki penyeles lesaiannya. Permasalahan tidak mungkin dibiarkan terus rus-menerus karena akan mengganggu kehidupan efektif se sehari-hari. Dalam menghadapi masalah tersebut sebagian ian individu beranggapan kalau ia bisa mengatasinya sendir diri dan sebagian lagi membutuhkan pertolongan dari ora orang lain. Individu yang membutuhkan bantuan dalam me mengatasi masalahnya dapat memanfaatkan tenaga konse nselor melalui pelayanan bimbingan dan konseling.

  Berdasarkan permasalaha lahan yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan mas asalah yaitu Masalah apa saja yang dialami lansia dalam me menyesuaikan diri di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin?. T . Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan masalah lans lansia dalam melakukan penyesuaian pribadi di panti sosial ial, (2) mendeskripsikan masalah lansia dalam melakukan p n penyesuaian sosial di panti sosial.

  METODOLOGI PENELITIAN N

  Penelitian ini merupakan kan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah la lansia PSTW Sabai nan Aluih Sicincin tahun 2014 yang be berjumlah 110 orang dan jumlah sampel sebanyak 31 orang ang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instru strumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam lam penelitian ini adalah angket. Data dianalisis dengan me menggunakan analisis persentase.

  HASIL

  Berdasarkan hasil pengo golahan data, maka hasil penelitian tentang permasalaha lahan yang dialami lansia dalam melakukan penyesuaian dir diri di panti sosial dapat digambarkan sebagai berikut:

  

Tabel 1. Gambar baran Permasalahan Penyesuaian Pribadi Lansia di Pant nti Sosial

No N Indikator f %

  Penyesuaian 5,63 18,15

  1 1. terhadap perubahan fisik Penyesuaian 7,86 25,35

  2 2. terhadap kondisi psikologis

  

R Rata-rata 21,75

  Berdasarkan tabel 1 dap dapat dilihat permasalahan yang dialami lansia dalam m melakukan penyesuaian pribadi di panti sosial sebagai ber berikut: permasalahan penyesuaian terhadap perubahan fis fisik sebesar 18,15% dan permasalahan penyesuaian terhad adap kondisi psikologis sebesar 25,35%. Jadi secara kese eseluruhan permasalahan pribadi lansia di panti sosial sebes esar 21,75%.

  

Tabel 2. Gambar baran Permasalahan Penyesuaian Sosial Lansia di Panti nti Sosial

No N Indikator f %

  Penyesuaian hubungan dengan 1 1. 7,29 23,5 sesama penghuni panti Penyesuaian 2. 2 hubungan dengan 9,14 29,49 pengurus panti Penyesuaian

  3 3. hubungan dengan 6 19,35 keluarga Penyesuaian dengan

  4 4. 5,86 18,89 peraturan panti

  

Rata-rata R 22,81

  Berdasarkan tabel 2 dapa pat dilihat permasalahan yang dialami lansia dalam melaku kukan penyesuaian sosial di panti sosial sebagai berikut: t: permasalahan penyesuaian hubungan dengan sesama p penghuni panti sebesar 23,5%, permasalahan penyesuaian ian hubungan dengan pengurus panti sebesar 29,49%, perm ermasalahan penyesuaian hubungan dengan keluarga sebes besar 19,35%, dan permasalahan penyesuaian terhadap p peraturan panti sebesar 18,89%. Jadi secara keseluruhan p n permasalahan sosial lansia di panti sosial sebesar 22,81%. %.

  Kemudian, untuk meliha lihat keseluruhan permasalahan yang dialami lansia dalam m melakukan penyesuaian diri di panti sosial dapat dilihat pad pada tabel berikut ini:

  

Tabel 3.Gambaran Ke n Keseluruhan Permasalahan Penyesuaian Diri Lansia di di Panti Sosial

f

  N No Sub Variabel %

  Masalah

  1 1. penyesuaian 6,75 21,75 pribadi Masalah

  2 2. 7,07 22,81 penyesuaian sosial

  

Rata-rata R 22,28

  Berdasarkan tabel 3 dapa pat dilihat permasalahan yang dialami lansia dalam melaku kukan penyesuaian diri di panti sosial sebagai berikut: perm ermasalahan yang dialami lansia dalam melakukan penye yesuaian pribadi sebesar 21,75%, dan permasalahan yang d g dialami lansia dalam melakukan penyesuaian sosial sebes besar 22,81%. Jadi secara keseluruhan permasalahan yang dia dialami lansia dalam melakukan penyesuaian diri di panti s ti sosial adalah 22,28%.

  PEMBAHASAN

A. Penyesuaian Pribadi Lansia ia

  Dari hasil penelitian n terungkap bahwa permasalahan tertinggi dalam penyesu suaian pribadi yaitu pada aspek penyesuaian terhadap pe perubahan psikologis sebesar 25,35%. Hal ini bertolak bela elakang dengan pendapat Diane E. Papalia, dkk (2008) y ) yang mengungkapkan bahwa lansia yang tinggal di panti nti sosial dengan berbagai pelayanan yang diberikan mem emiliki harga diri yang tinggi, depresi yang lebih rendah d h dan perasaan puas yang lebih besar serta kebermaknaa naan dalam hidup, hal ini dikarenakan penyesuaian psiko ikologis yang memotivasi mereka untuk hidup dan meraw rawat diri secara lebih baik di bandingkan dengan tinggal ru l rumah masing-masing.

  Enung Fatimah (2006 006: 207) menambahkan keberhasilan penyesuaian pribadi adi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari ken kenyataan dan tanggung jawab, dongkol, kecewa, atau tidak tidak percaya pada kondisi- kondisi yang dialaminya. Seba baliknya, kegagalan dalam penyesuaian pribadi ditandai den dengan guncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan an keluhan terhadap nasib, yang disebabkan adanya kesen senjangan antara individu dengan tuntutan lingkungan, s , sehingga lansia yang mengalami masalah tersebut harus m s melakukan penyesuaian diri.

  Keadaan mental yang ng sehat merupakan syarat bagi tercapainya penyesuaian d diri yang baik, sehingga dapat dikatakan bahwa adany nya frustrasi, kecemasan dan cacat mental akan dapat m t melatarbelakangi adanya hambatan dalam penyesuaian d n diri.

  Oleh karenanya lansia nsia yang mengalami masalah pada penyesuaian terhadap ap kondisi psikologis ini perlu mendapat perhatian dari ari konselor dengan memberikan berbagai layanan bimbi bingan dan konseling di antaranya layanan informasi te i tentang cara mengelola emosi di masa tua maupun layanan an konseling perorangan. Pengurus panti juga dapat leb lebih memperhatikan kebutuhan psikologis lansia selama ti a tinggal di panti dengan mengadakan kegiatan-kegiatan tan yang menyenangkan seperti kegiatan senam pagi, kegia egiatan kesenian, maupun kegiatan lain yang bisa dimanf anfaatkan lansia sebagai penyalur hobi, sehingga lansia bisa isa terhindar dari perasaan negatif selama tinggal di panti. nti.

  Kemudian lansia yan ang mengalami masalah pada penyesuaian terhadap peruba ubahan fisik yaitu sebesar 18,15%. Berdasarkan tugas-tug tugas perkembangan masa tua yang dikemukakan oleh Hav avigurst (dalam Elizabeth

  B. Hurlock, 1980: 10) yang sa salah satunya adalah menyesuaikan diri dengan menurun unnya kekuatan fisik dan kesehatan. Meskipun penuruna nan kekuatan fisik saat memasuki usia tua merupakan suatu atu hal yang wajar namun perubahan tersebut juga mem embutuhkan penyesuaian baru. Dengan menurunnya k kekuatan fisik tersebut kemungkinan terkena penyak akit cenderung meningkat dan juga mengganggu kelanca ncaran dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti ber erpakaian, mandi, berjalan dan sebagainya.

  Beberapa cara yang d dapat dilakukan lansia dalam menyesuaikan diri dengan pe penurunan kesehatan dan kekuatan fisik yang dikemuka kakan oleh Diane E. Papalia, dkk (2009) yaitu dengan m melakukan aktifitas fisik dan pengaturan gizi. Aktifitas itas fisik yang bisa dilakukan lansia untuk menunjang keseh ehatan seperti senam dan olahraga ringan, sedangkan pen pengaturan gizi dengan mengatur pola makan sehari-hari. i.

  Oleh karena itu, peran ran konselor dan pengurus panti juga dapat membantu lansia nsia dalam menyesuaikan diri terkait dengan perubahan han fisik yang mereka alami, salah satunya dengan ruti utin melakukan kegiatan olahraga seperti senam pagi a i ataupun aktifitas fisik lainnya agar lansia tetap aktif b bergerak dan mencegah terjadinya masalah pada penuru urunan kesehatan atau kekuatan fisik.

B. Penyesuaian Sosial Lansia

  Penyesuaian sosial te l terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu ber berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan hasil penelitia elitian permasalahan yang dialami lansia dalam melakuk kukan penyesuaian sosial tertinggi yaitu pada penyesuaia uaian hubungan lansia dengan pengurus panti sebesar 29,4 9,49%. Selama tinggal di panti sosial hubungan sosial ya yang terjalin tidak hanya dengan sesama penghuni panti sa ti saja tetapi juga hubungan sosial dengan pengurus panti. nti. Lansia yang mengalami masalah dalam menjalin hu hubungan sosial dengan pengurus panti akan mengakib kibatkan lansia tersebut bersikap tidak menghargai, melaw lawan, takut dan berusaha menghindar.

  Untuk itu selama lan lansia tinggal di panti sosial diharapkan adanya hubungan gan sosial yang harmonis yang terjalin antara lansia den dengan pengurus panti, karena jika hubungan tersebut terj terjalin dengan baik maka lansia akan menjalani kehidup idupan sosial yang menyenangkan dan tidak akan ada lagi gi perasaan takut dengan pengurus panti, ataupun beru erusaha untuk melawan jika pengurus panti menegur k r karena kesalahan yang dilakukan lansia.

  Bantuan dari konselo elor dan pengurus panti dibutuhkan untuk membantu lansia nsia dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial sial di lingkungan panti seperti menyelenggarakan laya yanan informasi tentang mengembangkan sikap saling ng menghormati, melaksanakan layanan konseling individu idual kepada lansia yang mengalami masalah. Untuk pe pengurus panti dapat memberikan pengetahuan tentang str struktur organisasi yang ada di panti, memberikan pe pelayanan yang optimal kepada lansia, melaksanakan ke kegiatan bersama antara pengurus dan penghuni panti, d ti, dan sebagainya.

  Kemudian lansia yan ang mengalami masalah pada penyesuaian hubungan den dengan sesama penghuni panti yaitu sebesar 23,5%. H %. Hal ini menandakan bahwa dalam menjalin hubungan an sosial dengan sesama penghuni panti, lansia tidak ak mampu mengarahkan diri dan menerima setiap perb erbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh lansia lainnya.

  Dalam kaitannya den engan hal tersebut, Abu Ahmadi (2009: 49) mengungkapk apkan kehidupan manusia dalam masyarakat mempunya yai dua fungsi yaitu berfungsi sebagai objek dan subjek jek. Jika manusia hanya sebagai objek maka hidupnya ti a tidak mungkin lebih tinggi daripada kehidupan benda-ben benda mati dan tidak akan timbul kemajuan. Sebaliknya ya, manusia hanya sebagai subjek saja maka ia tidak ak mungkin bisa hidup bermasyarakat. Untuk itu apa pabila manusia mampu berfungsi keduanya senantiasa m mereka dapat dikatakan mampu untuk hidup bermasya yarakat dan menyesuaikan diri. Begitupun dengan penyesu esuaian diri lansia dengan lansia lainnya, dibutuhkan rasa asa penerimaan dan penghargaan dari masing-masing lansia sia.

  Sejak awal kehidupan an seseorang, hubungan sosial dan kesehatan berjalan berir riringan. Diane E. Papalia (2009) menjelaskan dukungan gan emosional dapat membantu lansia dalam mempertah tahankan kepuasan hidup ketika menghadapi stres dan tr n trauma, dan ada kaitan positif dengan kesehatan dan ke kebahagiaan hidup yang lebih baik. Sebaliknya hubung ngan yang penuh konflik memainkan peran negatif yang le lebih besar seperti lansia yang mengalami masalah dala alam sebuah hubungan pertemanan setidaknya bisa menjad jadi sebagian dari sumber masalah lain seperti masalah k kesehatan karena stres yang meningkat.

  Lansia yang memilik iliki lingkaran pertemanan yang aktif cenderung lebih seha hat dan bahagia. Mereka bisa membagi perasaan, pem emikiran, kekhawatiran, dan kesulitan mereka dengan te teman cenderung akan menghadapi perubahan dan kris krisis karena penurunan kesehatan dengan lebih baik dan h hidup lebih lama. Untuk itu lansia yang mampu men enyesuaiakan diri dengan hubungannya dengan sesama ma penghuni panti akan menjadikan kehidupan selama a tinggal di panti lebih menyenangkan dan dapat mempeng engaruhi kondisi fisik dan psikis lansia itu sendiri.

  Dengan adanya perm rmasalahan lansia tersebut, maka diharapkan bantuan dari ri konselor dan pengurus panti. Konselor dapat mengada adakan kegiatan bimbingan kelompok yang dapat meningka katkan hubungan mereka melalui dinamika kelompok da dan juga layanan informasi tentang pentingnya menjalin p lin persahabatan. Selain itu pengurus panti juga dapat me menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan hu hubungan lansia dengan sesama lansia agar terjalin den engan baik.

C. Implikasi terhadap Layanan nan Bimbingan dan Konseling

  Temuan penelitian n mengungkapkan bahwa beberapa lansia mengalami mi permasalahan dalam melakukan penyesuaian diri d i di panti sosial. Oleh karena itu peran konselor masyara arakat sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan, peng engentasan dan pengembangan agar lansia dapat melakukan kan penyesuaian diri yang baik selama tinggal di panti so ti sosial. Beberapa layanan bimbingan dan konseling yang dap dapat diberikan, yaitu:

1. Layanan Informasi

  Dalam menjalani lani kehidupan dan juga perkembangan diri, individu u memerlukan berbagai informasi baik untuk kebut utuhannya saat ini maupun untuk kehidupan ke depannya. O a. Oleh karena itu layanan informasi dalam layanan an bimbingan dan konseling berusaha memenuhi keku kurangan individu akan informasi yang diperlukan an apalagi untuk mereka yang telah berusia lanjut.

  Berdasarkan hasil sil penelitian diketahui 21,75% lansia mengalami masa asalah pada penyesuaian pribadi terkait dengan pen enyesuaian terhadap perubahan fisik dan psikologis, untuk tuk itu layanan informasi yang dapat diberikan konse nselor meliputi: a. Cara merawat kesehatan tan tubuh untuk lansia.

  b. Mengelola emosi yang g positif di usia senja.

  c. Pentingnya mengatur po r pola makan yang sehat.

  d. Meningkatkan kebahagia agiaan di usia senja.

  Kemudian masala alah yang dialami lansia dalam penyesuaian sosial ya yang berdasarkan hasil penelitian diketahui 22,81%, 1%, dapat diberikan layanan informasi yang meliputi: a. Cara meningkatkan disip isiplin di lingkungan panti.

  b. Menjalin hubungan sosia osial yang positif di lingkungan baru.

  c. Meningkatkan kemamp mpuan bekerjasama dengan sesama penghuni panti.

  d. Mengembangakn kema ampuan berkomunikasi yang baik.

2. Layanan Konseling Indiv ividual

  Menurut Dewa Ketu etut Sukardi dan Nila Kusmawati (2008: 62) konseling ind individual yaitu pelayanan bimbingan dan konseling y g yang memungkinkan konseli/klien mendapatkan pelayan anan lansung tatap muka

  (secara perorangan) denga gan konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan san permasalahan pribadi yang dideritanya.

  Konselor dapat me menyelenggarakan layanan konseling individual kepada la a lansia yang mengalami masalah dengan adanya ke kesukarelaan dan keterbukaan dari klien/lansia untuk menc enceritakan masalah yang dialami sehingga dapat tere terentaskannya masalah tersebut.

3. Layanan Bimbingan Kelo elompok

  Layanan bimbingan gan kelompok merupakan salah satu jenis layanan Bimbing ingan dan Konseling yang ditujukan kepada beberapa pa orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk tuk memperoleh berbagai macam informasi dan pema mahaman baru dari topik yang dibahas.

  Menurut Samsul M l Munir Amin (2010: 291) melalui layanan bimbingan k kelompok para anggota kelompok diajak untuk ber bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu da dan membicarakan topik- topik penting, mengemban angkan langkah-langkah bersama untuk menangani perm rmasalahan yang dibahas dalam kelompok. Dengan gan demikian, selain dapat menghasilkan hubungan ba baik di antara anggota kelompok, meningkatkan n kemampuan berkomunikasi antarindividu, memperoleh leh pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkun ungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan nya yata untuk mencapai hal- hal yang diharapkan.

  Untuk itu, usaha ha yang dapat dilakukan oleh konselor dalam memban antu mengatasi masalah penyesuaian diri pada lan lansia yang tinggal di panti sosial yaitu dengan menyele elenggarakan bimbingan kelompok dengan topik tu tugas yang membahas tentang masalah penyesuaian diri iri maupun hal-hal yang berkaitan dengan penyesua uaian diri tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

  A. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil pene enelitian diperoleh data bahwa permasalahan yang dialami la i lansia dalam melakukan penyesuaian diri di panti sosial ial yaitu:

  1. Sekitar 21,75% lansia men engalami masalah pada penyesuaian pribadi. Data tersebu but menunjukkan kurang dari seperempat persen la lansia mengalami masalah pada penyesuaian pribadi y i yang meliputi masalah penyesuaian terhadap perub rubahan fisik dan masalah penyesuaian terhadap kondisi psi psikologis.

  2. Sekitar 22,81% lansia men engalami masalah pada penyesuaian sosial. Data tersebu but menunjukkan kurang dari seperempat persen la lansia mengalami masalah pada penyesuaian sosial y yang meliputi masalah penyesuaian hubungan den dengan sesama penghuni panti, masalah penyesuaian hubu bungan dengan pengurus panti, masalah penyesuaian ian hubungan dengan keluarga, dan masalah penyesuaian n dengan peraturan panti sosial.

  B. Saran

  Berdasarkan hasil penelitia litian, maka dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:

  1. Diharapkan kepada keluarg arga lansia agar tetap memberikan perhatian dan motivasi s si sehingga lansia mampu mengarahkan diri dan meng engembangkan kemampuan menyesuaikan diri dengan baik ik di panti sosial.

  2. Diharapkan kepada pengu gurus panti sosial agar dapat mengoptimalkan pelayanan nan dan juga melakukan pendekatan kepada lansia s ia sehingga lansia merasa nyaman dan diperhatikan selama a mereka tinggal di panti sosial.

  3. Diharapkan kepada konselo elor agar dapat membantu lansia yang mengalami masalah lah dalam penyesuaian diri di panti sosial dengan cara ra memberikan layanan bimbingan dan konseling sesuai den dengan kebutuhan lansia.

  4. Diharapkan kepada peneliti eliti selanjutnya agar dapat memperkuat penelitian ini d i dan mengungkap serta meneliti variabel lain ya yang berkontribusi terhadap penyesuaian diri lansia d di panti sosial seperti optimalisasi pelayanan bim bimbingan dan konseling untuk meningkatkan penyesuaia uaian diri lansia di panti sosial dan faktor-faktor pen enyebab timbulnya masalah penyesuaian diri pada lansia di di panti sosial.

  DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Sos osial . Jakarta: Rineka Cipta.

  Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum mum . Bandung: Pustaka Setia.

  Dewa Ketut Sukardi dan Nila Ku Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Se i Sekolah . Jakarta: Rineka Cipta. Diane E. Papalia. dkk. 2008. Hum uman Development (Psikologi Perkembangan) . Alih Bahasa asa: A.K. Anwar. Jakarta: Kencana. Diane E. Papalia. dkk. 2009. Hum uman Development (Psikologi Perkembangan) . Alih Bahasa asa: A.K. Anwar. Jakarta: Salemba Humatika. Elida Prayitno. 2006. Psikologi De i Dewasa . Padang: Angkasa Raya. Elizabeth B. Hurlock. 1980. Ps Psikologi Perkembangan . Alih Bahasa: Istiwidayandi & i & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Enung Fatimah. 2006. Psikologi P i Perkembangan . Bandung: Pustaka Setia. John W. Santrock. 2012. Life-Span pan Development . (Edisi ke-13. Terjemahan). Jakarta: Erlan langga. Samsul Munir Amin. 2010. Bimbin bingan dan Konseling Islam . Jakarta: Amzah. Hidup Anda. da . Jakarta: Bumi aksara