PENGEMBANGAN SIMULASI VIRTUAL LABORATORY LARUTAN ASAM-BASA UNTUK MEMBANGUN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS.

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Pendidikan Kimia

Oleh: IDA TARWIYA

Oleh : IDA TARWIYAH

1102594

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PENGEMBANGAN SIMULASI

VIRTUAL LABORATORY

LARUTAN

ASAM-BASA UNTUK MEMBANGUN KONSEP DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS

Oleh: Ida Tarwiyah

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Pasca Sarjana

© Ida Tarwiyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M. Si. NIP. 196404101989031025

Pembimbing II,

Dr. Sri Mulyani, M. Si. NIP. 196111151986012001

Diketahui Oleh

Ketua Prodi IPA Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M. Si. NIP. 195807121983032002


(4)

(5)

PENGEMBANGAN SIMULASI VIRTUAL LABORATORY LARUTAN ASAM-BASA UNTUK MEMBANGUN KONSEP DAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS Ida Tarwiyah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program simulasi virtual laboratory pada materi larutan asam-basa yang dapat digunakan sebagai media pelengkap praktikum, memvisualisasikan gambaran molekuler kimia pada level submikroskopis, dan mengetahui konsep-konsep serta keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa. Metode penelitian yang digunakan adalah Research & Development dengan uji coba terbatas. Pengumpulan data dilakukan melalui lembar validasi keterbacaan media secara konten materi kepada dosen ahli secara konten materi, lembar validasi keterbacaan media secara teknis kepada dosen ahli secara media dan angket yang disebar kepada guru kimia SMA untuk mengetahui keterbacaan media secara konsep dan teknis, serta angket untuk memperkuat data mengenai konsep-konsep dan keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dilakukan dalam penelitian meliputi analisis produk yang telah beredar, perancangan produk, pengembangan produk, dan evaluasi produk melalui uji coba terbatas. Konsep-konsep yang dapat dibangun adalah sifat netral, asam, asam kuat, asam lemah, basa, basa kuat, dan basa lemah sedangkan keterampilan proses sains yang dapat dibangun adalah mengamati, menerapkan konsep, mengelompokkan, menafsirkan, dan berkomunikasi.

Kata Kunci: Simulasi, Virtual Laboratory, Larutan Asam-Basa, Konsep, Keterampilan Proses Sains.


(6)

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

ABSTRACT

This study aimed to produce a virtual laboratory simulation programs on a solution of the acid-base material that can be used as a complementary media practicum, chemical visualize molecular-level picture submikroskopis, and knowing the concepts and science process skills that can be built through a virtual simulation laboratory acid solution -base. The research method used is a Research & Development with limited testing. Data collected through the validation sheet media content readability materials to faculty experts in content material, sheet media readability technical validation to faculty experts in media and questionnaires were distributed to high school chemistry teacher to know the media readability and technical concepts, as well as a questionnaire to strengthen Data regarding the concepts and science process skills that can be built through a virtual simulation program laboratory acid-base solution. The results showed that the development of virtual simulation program laboratory acid-base solution is carried out in the research include analysis of products that have been circulating, product design, product development, and evaluation of products through limited testing. Concepts that can be built is the nature of the neutral, acid, strong acids, weak acids, bases, strong bases and weak bases while science process skills that can be built is observed, apply concepts, classify, interpret, and communicate.

Keywords: Simulation, Virtual Laboratory, Acid-Base Solutions, Concept, Science Process Skills.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN COVER...

HALAMAN HAK CIPTA... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ... i ii iii iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vii

UCAPAN TERIMA KASIH... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... E. Manfaat Penelitian ... 5

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Virtual Laboratory sebagai Media Pembelajaran... B. Keterampilan Proses Sains (KPS)... C.Belajar Konsep untuk Memperoleh Pengetahuan... D.Larutan Asam-Basa dalam Program Simulasi Virtual Laboratory Larutan Asam-Basa... 7 17 21 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Objek Penelitian... B.Subyek Penelitian... C.Metode Penelitian... D.Definisi Operasional... E. Prosedur Penelitian ... F. Instrumen Penelitian ... G.Teknik Pengumpulan Data ...

25 25 25 26 27 32 33


(8)

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

H.Analisis Data Hasil Penelitian... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Mengenai Pengembangan Program Simulasi Virtual Laboratory Larutan Asam-Basa... B.Fasilitas-fasilitas Dalam Program Simulasi Program Simulasi Virtual

Laboratory Larutan Asam-Basa Yang Dapat membangun konsep-Konsep dan Keterampilan Proses Sains...

36

61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan... B. Saran ...

91 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia termasuk ke dalam cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga ilmu kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Karakteristik tersebut meliputi objek kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Pada awal perkembangannya ilmu kimia diperoleh berdasarkan percobaan yang selanjutnya dikembangkan berdasarkan teori. Ilmu kimia disebut sebagai ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Mata pelajaran kimia di Sekolah Menengah Atas (SMA) mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur, sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Kimia merupakan pengetahuan yang berupa fakta, konsep prinsip, hukum, dan teori hasil temuan ilmuwan. Disisi lain kimia merupakan serangkaian langkah-langkah untuk mendapatkan fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori melalui eksperimen (Mulyasa, 2006). Uraian di atas mengandung makna bahwa pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.

Dalam proses pembelajaran, pengetahuan kimia merupakan produk yang dihasilkan setelah melalui langkah-langkah pembelajaran kimia. Langkah-langkah pembelajaran diantaranya dapat dilakukan melalui pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS). Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006) menyatakan hal yang sama bahwa hakekat dari ilmu kimia adalah sebagai dasar untuk ilmu pengetahuan lainnya, yang dibangun melalui pengembangan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran kimia meliputi keterampilan: mengobservasi atau mengamati,


(10)

2

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

menyusun hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan atau memanipulasi variabel, menginterpretasikan atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan atau memprediksi, menerapkan atau mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan (BSNP, 2006).

Keterampilan proses sains perlu dibangun pada diri setiap peserta didik di SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya, sebab keterampilan proses sains merupakan roda pengerak penemuan untuk terbangunannya konsep dalam pengetahuan kimia. Membangun konsep pada diri peserta didik merupakan kegiatan yang paling sesuai bagi pembentukan pengetahuan kimia (Dahar, 2006). Begitu juga Ardac et al. (dalam Kingdowsu, 2008) menyatakan bahwa membangun konsep dan keterampilan proses sains adalah tujuan utama dari para pendidik kimia. Dengan demikian, untuk mencapai kimia sebagai produk dan proses dalam pembelajaran kimia perlu dibangun keterampilan proses sains sebagai pengantar siswa untuk menemukan konsep yang sekaligus dapat membangun konsep.

Membangun keterampilan proses sains pada diri peserta didik diantaranya dapat dilakukan melalui metode praktikum di laboratorium, karena dengan melakukan praktikum di laboratorium siswa dapat terampil dalam melakukan proses dengan keterlibatannya secara langsung. Keterlibatan tersebut diantaranya dapat dibangun dalam merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengamati, menginterpretasikan, mengklasifikasikan, meramalkan, berhipotesis, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dari hasil percobaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Ozdener (2005), bahwa dengan menggunakan metode praktikum di laboratorium keterampilan proses sains siswa dapat terbangun karena siswa merasakan keterlibatannya secara langsung misalnya melalui pengamatannya sendiri. Pendapat Firman (2000) menguatkan bahwa kegiatan laboratorium dapat dipakai untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses.

Dengan demikian, jelaslah bahwa salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan proses


(11)

sains siswa adalah metode praktikum. Akan tetapi, praktikum yang dilaksanakan memiliki kekurangan yaitu belum memfasilitasi gambaran molekuler kimia pada level submikroskopis. Akibatnya, belum dapat memberikan pembelajaran kimia secara utuh. Sebagaimana Johnstone (1991) menyebutkan ilmu kimia terdiri dari representasi level makroskopis, submikroskopis, dan simbolik serta menurut Wu (2000) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kimia seharusnya memperhatikan hubungan ketiga level tersebut supaya siswa dapat membangun konsep kimia secara sempurna.

Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan suatu media yang dapat melengkapi kekurangan tersebut. Diantara bentuk media tersebut yaitu media pembelajaran berbantuan komputer berupa program simulasi virtual laboratory (virtual lab) yang dapat digunakan sebagai media untuk memfasilitasi gambaran molekuler kimia pada level submikroskopis. Sebagaimana Ardac dan Akaygun (2004) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran kimia dengan berbantuan komputer dapat memberikan informasi yang berharga pada guru tentang bagaimana siswa menyimpulkan, menghubungkan, dan mengamati gambaran dari fenomena kimia pada tingkat makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Sependapat dengan pernyataan tersebut, Barak dan Dori (2005) menambahkan bahwa dengan menggabungkan alat visualiasi berupa komputer ke dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai alternatif untuk membangun keterampilan proses sains siswa, membangun konsep atau teori, dengan cara mengamati fenomena materi kimia yang abstrak.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan beberapa hasil penelitian yang intinya menyatakan, bahwa pembelajaran dengan berbantuan komputer termasuk penggunaan virtual laboratory telah terbukti positif untuk membantu terbangunnya konsep melalui keterampilan proses sains. Sebagaimana dinyatakan Hounshell dan Hill (1998) bahwa pembelajaran simulasi virtual laboratory yaitu pembelajaran yang mengintegrasian komputer ke dalam proses belajar kimia telah terbukti positif dapat membangun keterampilan proses siswa. Sejalan dengan


(12)

4

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

pendapat tersebut Harvey (1983) mengemukakan, bahwa efektifitas penggunaan komputer dalam bidang pendidikan merupakan faktor terpenting untuk menentukan keberhasilan suatu negara di masa depan.

Begitu juga Kiyici dan Yumusak (dalam Tuysuz, 2010) menyatakan bahwa pengintegrasian komputer ke dalam pembelajaran kimia merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk mendukung metode praktikum di laboratorium dan Tatli et al. (2013 ) mengemukakan bahwa program simulasi virtual laboratory dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulang kembali setiap percobaan yang dilakukannya sehingga siswa dapat memperdalam pengetahuannya.

Dengan demikian, bahwa media pembelajaran yang tepat dan efektif untuk menunjang praktikum adalah media berbasis komputer yang berupa virtual laboratory walaupun sesungguhnya virtual laboratory tidak dapat menggantikan praktikum yang sebenarnya. Sebagaimana Sutrisno (2011) mengemukakan bahwa virtual laboratory adalah sebagai alat bantu yang efektif bagi siswa maupun guru untuk menggambarkan metode ilmiah dalam melakukan suatu percobaan, walaupun percobaan yang dilakukan merupakan simulasi yang tidak dapat digunakan untuk menggantikan praktikum sebenarnya.

Adapun, salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran kimia yang dapat disampaikan dengan program simulasi virtual laboratory ini adalah larutan asam-basa. Asam-basa sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan pada pokok bahasan lainnya yaitu larutan asam-basa terdapat konsep-konsep dasar yang perlu dibangun pada peserta didik untuk menunjang proses belajar mengajar pada pokok bahasan larutan penyangga, hidrolisis garam (Ipek et al, 2005). Begitu juga, hasil penelitian Luisa et al. (2007) ditemukan kurangnya pengetahuan dan keterampilan siswa untuk mengklasifikasikan sifat larutan asam-basa suatu zat, karena siswa tidak dapat berhipotesis, tidak dapat membedakan, tidak dapat


(13)

menghubungkan ion H+ dengan OH-, serta tidak mampu mengamati bagian submikroskopis dan simbolik dari sifat asam-basa. Karena hal tersebut siswa sulit untuk menafsirkan sifat larutan asam-basa suatu zat yang akibatnya keterampilan proses sains dan konsep kurang terbangun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa?

2. Konsep-konsep apa yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan?

3. Keterampilan proses sains apa saja yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan?

C.Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan program simulasi virtual laboratory dari PhET pada larutan asam-basa dengan mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) ke-1 kelas XI untuk mata pelajaran kimia di SMA yaitu, “Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan’’, dengan teori asam-basa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori asam-basa Arrhenius.

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :


(14)

6

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1. Menghasilkan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dapat melengkapi pelaksanaan praktikum yang sebenarnya.

2. Menghasilkan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dapat digunakan sebagai media untuk memvisualisasikan gambaran molekuler kimia pada level submikroskopis.

3. Mendapatkan informasi mengenai konsep-konsep yang dapat dibangun melalui pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa.

4. Mendapatkan informasi mengenai keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa, untuk menunjang terbangunnya konsep dan keterampilan proses sains siswa pada materi larutan asam-basa, karena program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dapat memvisualisasikan gambaran molekuler kimia pada level submikroskopis.

2. Guru, sebagai media pembelajaran yang dapat memvisualisasikan gambaran molekuler kimia pada level submikroskopis yang tidak terfasilitasi dalam praktikum yang sesungguhnya.

3. Sekolah, untuk membantu mengatasi keterbatasan alat, bahan, waktu dan guru kimia serta untuk melengkapi media pembelajaran di sekolah.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sukabumi dengan objek penelitian produk pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa.

B.Subyek Penelitian

Subyek penelitian untuk uji coba terbatas tahap 1 dilakukan kepada tiga orang Siswa kelas XII dan tiga Guru kimia, dua orang validator konten materi untuk memvalidasi kualitas program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa secara konten materi, dua orang validator media untuk memvalidasi kualitas program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa secara teknis. Uji coba terbatas tahap 2 sebagai subyek penelitian adalah enam orang Guru kimia untuk mengetahui pendapat Guru kimia mengenai produk program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa secara konten materi dan teknis serta untuk memperkuat data mengenai konsep-konsep dan keterampilan proses sains yang dapat dibangun.

C.Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan uji coba terbatas. Tahapan penelitian R&D menurut Borg dan Gall (2003) ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan, secara garis besar meliputi: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan draf produk, 4) uji coba lapangan awal, 5) merevisi hasil uji coba, 6) uji coba lapangan, 7)


(16)

26

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

penyempurnaan produk hasil uji lapangan, 8) uji pelaksanaan lapangan; 9) penyempurnaan produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi.

Berdasarkan sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall (2003), Sukmadinata (2011) memodifikasi kesepuluh langkah tersebut menjadi tiga langkah yaitu: 1) studi pendahuluan meliputi: studi literatur, studi lapangan, dan penyusunan draf awal produk, 2) uji coba dengan sampel terbatas (uji coba terbatas) dan uji coba dengan sampel lebih luas (uji coba lebih luas), 3) uji coba produk melalui eksperimen dan sosialisasi produk. Dari ke tiga langkah penelitian dan pengembangan modifikasi tersebut, penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap dua yaitu tahap uji coba produk dengan sampel terbatas.

D.Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut: 1. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pengembangan

media pembelajaran berbasis komputer. Salah satu media pembelajaran yang berbasis komputer diantaranya yaitu program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa. Menurut Wena (2011), bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis komputer merupakan suatu proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang berupa storyboard dan flowchart.

2. Simulasi merupakan suatu metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sebenarnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999).

3. Virtual dapat didefinisikan sebagai istilah yang tidak nyata atau sewaktu-waktu dapat disimulasikan dengan perangkat lunak komputer.


(17)

4. Laboratory atau laboratorium adalah tempat atau kamar yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999).

5. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama menurut Rosser (dalam Dahar, 2006). Menurut Rustaman et al. (2005) bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya.

6. Keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan-keterampilan yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau membangun konsep dan sekaligus mengembangkannya melalui proses belajar mengajar atau pengalaman-pengalaman seperti ilmuwan.

E.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

a. Indentifikasi masalah di lapangan dengan mewawancarai perwakilan siswa dan guru dari beberapa sekolah. Tujuan wawancara dilakukan, untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan sebagai dasar penelitian. b. Studi literatur untuk memperoleh literatur yang sesuai untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi di lapangan.

c. Menentukan pokok bahasan larutan asam basa sebagai bahan kajian materi yang akan digunakan dalam penelitian. Pemilihan materi larutan asam basa dalam program simulasi didasarkan pada pertimbangan bahwa larutan


(18)

asam-28

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

basa sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai konsep dasar untuk dapat melanjutkan materi kimia lainnya seperti reaksi larutan penyangga, hidrolisis garam dan persamaan reaksi redoks.

d. Analisis Standar Isi pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi larutan asam-basa. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui konsep-konsep yang terdapat pada materi larutan asam-basa terutama pada KD ke-1. Konsep-konsep tersebut digambarkan dalam bentuk peta konsep seperti dapat dilihat pada Lampiran A.1 dan penjabaran konsep-konsep tersebut digambarkan dalam bentuk analisis konsep-konsep seperti dapat dilihat pada Lampiran A.2

e. Analisis produk program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang telah beredar. Program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang telah beredar dianalisis sebagai dasar produk yang akan dikembangkan dalam penelitian. Supaya lebih terarah terhadap kebutuhan penelitian maka program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dianalisis adalah simulasi acid-base solutions dari PhET. Hasil analisis program simulasi virtual laboratory acid-base solutions dari PhET dapat dilihat pada Lampiran A.3.

f. Penyusunan draf awal produk, pada tahap ini dilakukan pembuatan rancangan draf awal produk yang akan dikembangkan dengan cara membuat storyboard seperti pada Lampiran A.4 dan flowchart pada Lampiran A.5. Pembuatan storyboard dan flowchart dengan merujuk kepada peta konsep dan analisis konsep pada pokok bahasan larutan asam-basa. Penyusunan draf awal produk ini dilakukan dengan cara merevisi secara berulang-ulang sampai diperoleh storyboard dan flowchart yang sesuai dengan kriteria dan syarat-syarat pemilihan media pembelajaran seperti yang telah dibahas pada Bab II sehingga pada tahap pembuatan rancangan produk dalam penelitian


(19)

ini sekaligus dianggap sebagai proses validasi produk baik secara konten materi maupun secara teknis.

g. Pengembangan draf produk atau pembuatan produk program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa dengan merujuk kepada storyboard dan flowchart yang telah disusun.

h. Penyusunan instrumen non tes berupa pedoman wawancara untuk guru dan siswa, lembar validitas ahli media secara konten materi, lembar validasi ahli media secara teknis, angket untuk guru berisi pernyataan untuk menguatkan konsep dan keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual labratory larutan asam-basa serta angket berisi penilaian media secara konten materi dan secara teknis. Supaya instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki validitas yang baik maka sebelum digunakan semua instrumen yang berupa non tes tersebut divalidasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbing.

2. Uji Coba Terbatas

a. Produk program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang telah selesai dibuat kemudian divalidasi, yang selanjutnya diujicobakan secara terbatas kepada tiga orang siswa dan tiga orang Guru kimia. Ujicoba ini dilakukan melalui penggunaan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa, yang setelahnya kemudian dilakukan wawancara. Tujuan dilakukan uji coba tersebut untuk mengetahui ketepatan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa secara konten materi dan teknis yang meliputi sistem navigasi dan desain grafis (tampilan). Pedoman wawancara untuk siswa dapat dan guru dapat dilihat pada Lampiran A.6.

b. Setelah ujicoba tahap 1 kepada siswa dan guru, diperoleh temuan maka selanjutnya revisi produk tahap 1.

c. Setelah revisi produk tahap 1 maka untuk lebih meyakinkan kualitas keterbacaan media secara konten materi, produk hasil pengembangan


(20)

30

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

divalidasi ke dosen yang ahli secara konten materi. Lembar validasi ahli secara secara konten materi dapat dilihat pada Lampiran A.7. Catatan/saran dari Validator konten materi menjadi masukkan untuk melakukan revisi produk tahap 2.

d. Setelah dilakukan revisi tahap 2 maka untuk lebih meyakinkan kualitas keterbacaan media secara teknis, produk hasil pengembangan divalidasi ke dosen yang ahli secara media. Lembar validasi ahli secara teknis dapat dilihat pada Lampiran A.8. Catatan/saran dari Validator media menjadi masukkan untuk melakukan revisi produk tahap 3.

e. Setelah dilakukan revisi produk tahap 3 maka program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan diujicobakan untuk tahap 2 kepada enam orang guru kimia. Tujuannya untuk memperkuat data mengenai konsep-konsep dan keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini serta untuk mengetahui kembali pendapat Guru kimia mengenai produk program simulasi program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa secara konten materi dan teknis dari hasil revisi produk tahap 3.

f. Analisis dan pembahasan data hasil penelitian.

Adapun langkah-langkah penelitian yang telah diuraikan di atas secara garis besar disusun ke dalam diagram alur penelitian seperti Gambar 3.1.


(21)

Studi Pendahuluan Analisis Standar isi pada Kurikulum

KTSP

Penyusunan storyboard

dan flowchart

Identifikasi masalah

Studi Literatur

Analisis program simulasi acid-basesolution dari PhET

Validasi Revisi


(22)

32

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen non tes. Supaya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki validitas yang baik maka sebelum digunakan, instrumen yang berupa non tes tersebut divalidasi terlebih dahulu.

1. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan setelah produk program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini selesai dibuat dan

Revisi tahap 3

Analisis data Hasil Penelitian

Uji coba terbatas tahap 2 Uji coba ke guru

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Kesimpulan Pembahasan

Uji coba terbatas Pengembangan/pembuatan produk

program simulasi virtual laboratory

larutan asam-basa

Uji coba terbatas tahap 1

Validasi Revisi tahap 1

Uji coba ke siswa Uji coba ke

guru

Validasi Revisi tahap 2

Dosen pengkaji media

Dosen pengkaji materi


(23)

divalidasi. Wawancara dilakukan dalam rangka uji coba terbatas dan sekaligus untuk mengevaluasi produk program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa kepada guru dan siswa sebagai calon pengguna utama. Wawancara dilakukan kepada tiga orang siswa yang sudah belajar larutan asam-basa dan tiga orang Guru kimia pada waktu yang berbeda dengan cara mendampingi guru dan siswa sambil menggunakan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa. Tujuannya untuk mengetahui tanggapan siswa dan Guru kimia mengenai keterbacaan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang berhubungan dengan konten materi dan teknisnya. Pedoman wawancara untuk siswa dapat dan guru dapat dilihat pada Lampiran A.6.

2. Lembar Validasi Keterbacaan Media Secara Konten Materi.

Lembar validasi keterbacaan media secara konten materi dilakukan kepada dua orang dosen yang ahli secara konten materi kimia dan KPS. Tujuan validasi untuk lebih meyakinkan kualitas keterbacaan media pembelajaran dari aspek konten materi. Lembar validasi secara konten materi dapat dilihat pada Lampiran A.7.

3. Lembar Validasi Penilaian Keterbacaan Media Secara Teknis.

Lembar validasi keterbacaan media pembelajaran dari aspek teknis dilakukan kepada dua orang dosen ahli media. Tujuan validasi untuk meyakinkan kualitas produk keterbacaan media secara teknisnya. Lembar validasi keterbacaan media secara teknis dapat dilihat pada lampiran A.8.

4. Angket

Angket diberikan kepada Guru kimia berupa pernyataan mengenai konsep-konsep dan keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini serta angket pendapat Guru kimia mengenai keterbacaan media


(24)

34

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

secara konten materi dan teknis. Angket mengenai pernyataan keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa dapat dilihat pada Lampiran A.9 dan angket mengenai pernyataan konsep-konsep yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa dapat dilihat pada Lampiran A.10 serta angket untuk mengetahui kualitas media secara konten materi dan teknis dari hasil revisi produk tahap 3 seperti dapat dilihat pada Lampiran A.11.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui non tes yaitu berupa wawancara, validasi media secara konten materi, validasi media secara teknis dan angket. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(25)

H.Analisis Data Hasil Penelitian

Hasil data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2011). Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan data temuan hasil wawancara dari siswa dan guru.

pengumpulan data 1 Tanggapan siswa

dan guru mengenai program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan.

Wawancara Wawancara kepada tiga orang siswa dan tiga orang guru untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru mengenai produk program simulasi

virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan secara konten dan teknis.

2 Validasi media dari keterbacaan secara konten materi.

Lembar validasi Validasi digunakan untuk mengevaluasi kualitas keterbacaan program simulasi virtual

laboratory larutan asam-basa yang

dikembangkan dari aspek konten materi. 3 Validasi media

dari keterbacaan secara teknis.

Lembar validasi Validasi digunakan untuk mengevaluasi kualitas program simulasi virtual laboratory

larutan asam-basa yang dikembangkan dari aspek keterbacaan media secara teknis.

4 Tanggapan guru

mengenai

konsep-konsep dan

keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa serta penilaian guru mengenai

keterbacaan

media secara

konten dan teknis.

Angket Angket diberikan kepada enam orang Guru

kimia untuk memperkuat data mengenai konsep-konsep dan keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi

virtual laboratory larutan asam-basa serta angket untuk mengetahui pendapat Guru kimia mengenai keterbacaan media secara konten dan teknis dari hasil revisi produk direvisi tahap 3.


(26)

36

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

2. Menganalisis dan mendeskripsikan data temuan hasil validasi media secara konten materi.

3. Menganalisis dan mendeskripsikan data temuan hasil validasi media secara konten teknis.

4. Menganalisis dan mendeskripsikan data temuan dari hasil angket mengenai konsep-konsep yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan.

5. Menganalisis dan mendeskripsikan data temuan dari hasil angket mengenai indikator-indikator keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan. 6. Menganalisis dan mendeskripsikan data temuan dari hasil angket mengenai

kualitas program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa secara konten materi dan teknis.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa dilakukan melalui empat tahap yaitu analisis kebutuhan produk, desain produk (rancangan produk), pengembangan produk (pembuatan produk), dan evaluasi produk kepada: validator yang ahli secara konten materi dan media, guru dan siswa.

2. Konsep-konsep yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu: sifat netral, asam, asam kuat, asam lemah, basa, basa kuat, dan basa lemah. 3. Keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi

virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu: mengamati/observasi, menerapkan konsep, mengelompokkan/ klasifikasi, menafsirkan/interpretasi, dan berkomunikasi.

B.SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu mengimplementasikan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini dalam pembelajaran nyata di kelas.

2. Perlunya dilakukan pengembangan lebih lanjut pada program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk KD selanjutnya.


(28)

92

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 92

DAFTAR PUSTAKA

Ajoke, et al. (2012). ‘’ Creativity and Process Skills for Self Reliance Using Demonstration Approach of Teaching Chemistry’’. Journal of Science and Technology. 2, (11), 1029-1033.

Anwar, S. (1995). ‘’Reduksi Didaktik (Didaktische Reduktion) pada Bahan Ajar Kimia’’. Makalah Seminar Nasional Pendidikan MIPA IKIP Malang.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ausubel. (1968). Educationl Psychology: A Cognitive View. New York: Holt.

Ardac, et al. (2004). ‘’Effectiveness of Multimedia-Based Instruction That

Emphasizes on Student’ Understanding of Chemical Change’’. Journal of Chemical Education. 41. (4). 317-337.

Arifin, M et al. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Barak, M, Dori, Y.J. (2005). ’Enhancing Undergraduate Students’ Chemistry Understanding Through Project-Based Learning in an it Environment’’.

Science Education, 89 (1), 117-139.

Borg, W. R., M. D. Gall., J. P. Gall. (2003). Educational Research and Introduction 7th edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Budi, U. (2009). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Surakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Chang, R. (2010). Chemistry. 10th Edition. New York : Mc Graw Hill.

Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(29)

Pelajaran Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Drechsler, et al. (2005). ‘’Upper Secondary School Students'Understanding of

Models Used in Chemistry to Define Acids and Bases’’. Journal Science Education International, 16 (1), 39-53.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Geissinger, H. (1997). Educational Software: Criteria for evaluation. [online]. Tersedia:http://www.ascilite.org.au/conferences/perth97/paper/Geissinger/ Geissinger.html. [3 Juli 2011].

Gerlac, V.G dan Ely. (1971), Teaching and Media. A Systematic Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Gilbert, J. K & David F. Treagust. (2009). ‘’Macro, Submicro and Symbolic Representastions and the Relationship Between Them: Key Models in Chemical Education’’. In Gilbert, J.K & David F. Treagust (Eds.). Multiple Representations in Chemical Education. Boston : Springer.

Gkitzia, V., K. Salta, & C. Tzougraki. (2010). ‘’ Development and Application of Suitable Criteria for the Evaluation of Chemical Representations in School Texbooks’’. Chemistry Education Research and Practice, 12, 5-14.

Hoffmann R., & Laszlo. (1991).’’ Representation in Chemistry. Angewandle Chemie, 30, (1), 1- 16.

Hounshell, P.B., Hill, S.R. (1989). ‘’The Microcomputer and Achievement and

Attitudes in High School Biology‘’. Journal of Research in Science Teaching, 26 (6), 543-549.

Harms, U. (2000) ‘’Virtual and Remote Labs In Physics Education’’, Second European Conference On Physics Teaching In Engineering Education, Budapest. Jun. 2000.

Harvey, W.B. (1983). ‘’Educational Technology and Third World Development’’. Journal of Educational Technology System, 11, (3), 265-270.

Hendrik, P.S. (2000). Pembelajaran Konsep Struktur Tumbuhan dengan Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil belajar Melalui Kegiatan Laboratorium. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(30)

94

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 94

Ipek, et al. (2005). ‘’ Understanding of Acid-Base concept by Using Conceptual Change Approach’’. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi

Journal of Education, 29, 69-74.

Indrawati. (2000). Keterampilan Proses Sains Tinjuan Kritis dari Teori ke Praktis. Depdikbud: tidak diterbitkan.

Jansoon, N., R.K. Coll, & E. Somsook. (2009). ‘’ Understanding Mental Model of Dilution in Thai Students’’. International Journal of Environmental & Science Education: Research and Practise in Europe, 1, (1), 9-15.

Johnstone, A.H. (2000). ‘'Teaching of Chemistry - Logical or Psychological’’. Chemistry Education: Research and Practice in Europe, (1), 9-15.

Johnstone, A.H. (1991). ‘’Why is Science Difficult to Learn? Things are Seldom

What They Seem’’. Journal of Computer Assisted Learning, 7, 75-83. King-Dow Su. (2008), ‘’An Intessive ICT-Integrated Environmental Learning

Startegy For Enchancing Students Performance’’. International Journal Of Environmental & Science Education.

Luisa, et al. (2007). ‘’ Surveying Students' Conceptual and Procedural Knowledge of Acid–Base Behavior of Substances’’. Journal Chemical Education,

84, (10), 1717.

Luther. (1993). Authoring Interactive Multimedia. New York: AP Professional.

Martin, B.L. & Briggs, L.J. (1986).The Affective and Cognitive Domains: Integration of Instruction and Research. New York: Educational Technology Publication.

Maryani, S. (2012). Pembelajaran Superkilas Pisces (Ikan) Berbantuan Praktikum Virtual Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. Tesis SPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mweene, et al. (2012). ‘’How Pre-service Teachers Understand and Perform Science Process Skills’’, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 8, (3), 167-176.


(31)

Oloruntegbe. (2010).’’ Approaches to the Assessment of Science Process Skills a Reconceptualist View and Option’’. Journal of College Teaching & Learning, 7 (6). 11-18.

Oyelekan, et al. (2009). ‘’Development and Validation of a Computer Instructional Package On Electrochmistry For Secondary Schools in

Nigeria’ International Journal of Education and Development Using Information and Communication Technology (IJEDICT). 5,(2), 88-104. Ozdener, N. (2005). ‘’ Using Simulation for Experimental Teaching Methods.

Turkish Online Jurnal of Educational Technology (TOJET), 4 (4), 93-98. Ozmen, (2008). ’The Influence of Computer-Assisted Instruction Students’s

Conceptual Understanding of Chemical Bonding and Attitude Toward Chemistry: a Case For Turkey’’. Journal of Computer & Education, 51. 423-438.

Rezba, et al. (2003). Learning and assesing Science Process Skill. Lowa. Kendall/Hunt Publishing Company.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.

Sanger, J,M. (2000). ‘’Using A Computer Animation To Improve Student’s Conceptual Understanding Of A Can-Crushing Demonstration’’. Jurnal

of Chemical Education. 7, (11), 1517-1520.

Seels, B.B dan Gaslow, Z. (1990). Excercises In Instructional Design. Columbus: Merril Publishing Company.

Sheppard, et al. (2006). ‘’High School Students’ Understanding of Titrations and Related Acid-Base Phenomena’’. Chemistry Education Research.

Practice. 7, (1), 32-45.

Sopandi, et. al. (2007). ‘’Model Pembelajaran Thingking A Loud Pair Problem Solving (TPPS) Pada Topik Larutan Penyangga Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa’’. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 1 (1). 21-30 Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.


(32)

96

Ida Tarwiyah, 2014

Pengembangan simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk membangun konsep dan keterampilan proses sains

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 96

Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sunarya, Y. (2013). Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.

Susilana & Riyana. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtek Ped FIP UPI.

Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Tatli, et al. (2013). ‘’Effect of a Virtual Chemistry Laboratory on Students'

Achievement’’. Educational Technology & Society, 16 (1), 159–170.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1999).

’Kamus Besar Bahasa Indonesia’’. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Balai Pustaka.

Treagust, D.F., et. al. (2003). “The Role of Submicroscopic and Symbolic Representations in Chemical Explanations”. International Journal Science Education, 25, (11), 1353-1368.

Tuysuz-Cengiz. (2010). ‘’The Effect of the Virtual Laboratory on Students’

Achievement and Attitude in Chemistry’’. International Online Journal of Educational Sciences. 2 (1), 37-53.

Wankat & Oreovocz. (1995). Teaching Engineering. New York: McGraw Hill.

Walker, D.F dan Hess, R.D. (1984). Instructional Software: principles and perpectives for design and use. Belmont: Wadsworth Publishing Company. Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Windschitl, M.A., & Andre, T. (1998). ‘’Using Computer Simulations to Enhance Conceptual Change: The Roles Of Constructivist Instruction And Student

Epistemological Beliefs’’. Journal of Research in Science Teaching. 35, 145-160.

Wu, H.K. (2002). ‘’Lingking the Microscopic View of Chemistry to Real-Life Experiences Intertextuality in a High School Science Classroom’’. Wiley Periodical, 868-891.


(1)

Ida Tarwiyah, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa dilakukan melalui empat tahap yaitu analisis kebutuhan produk, desain produk (rancangan produk), pengembangan produk (pembuatan produk), dan evaluasi produk kepada: validator yang ahli secara konten materi dan media, guru dan siswa.

2. Konsep-konsep yang dapat dibangun melalui program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu: sifat netral, asam, asam kuat, asam lemah, basa, basa kuat, dan basa lemah. 3. Keterampilan proses sains yang dapat dibangun melalui program simulasi

virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini,

yaitu: mengamati/observasi, menerapkan konsep, mengelompokkan/

klasifikasi, menafsirkan/interpretasi, dan berkomunikasi.

B.SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu mengimplementasikan program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa yang dikembangkan dalam penelitian ini dalam pembelajaran nyata di kelas.

2. Perlunya dilakukan pengembangan lebih lanjut pada program simulasi virtual laboratory larutan asam-basa untuk KD selanjutnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ajoke, et al. (2012). ‘’ Creativity and Process Skills for Self Reliance Using Demonstration Approach of Teaching Chemistry’’. Journal of Science and Technology. 2, (11), 1029-1033.

Anwar, S. (1995). ‘’Reduksi Didaktik (Didaktische Reduktion) pada Bahan Ajar Kimia’’. Makalah Seminar Nasional Pendidikan MIPA IKIP Malang.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ausubel. (1968). Educationl Psychology: A Cognitive View. New York: Holt.

Ardac, et al. (2004). ‘’Effectiveness of Multimedia-Based Instruction That

Emphasizes on Student’ Understanding of Chemical Change’’. Journal of Chemical Education. 41. (4). 317-337.

Arifin, M et al. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Barak, M, Dori, Y.J. (2005). ’Enhancing Undergraduate Students’ Chemistry Understanding Through Project-Based Learning in an it Environment’’.

Science Education, 89 (1), 117-139.

Borg, W. R., M. D. Gall., J. P. Gall. (2003). Educational Research and Introduction 7th edition. Boston: Pearson Education, Inc.

Budi, U. (2009). Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Surakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Chang, R. (2010). Chemistry. 10th Edition. New York : Mc Graw Hill.

Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(3)

Pelajaran Kimia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Drechsler, et al. (2005). ‘’Upper Secondary School Students'Understanding of

Models Used in Chemistry to Define Acids and Bases’’. Journal Science Education International, 16 (1), 39-53.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Geissinger, H. (1997). Educational Software: Criteria for evaluation. [online]. Tersedia:http://www.ascilite.org.au/conferences/perth97/paper/Geissinger/ Geissinger.html. [3 Juli2011].

Gerlac, V.G dan Ely. (1971), Teaching and Media. A Systematic Approach. Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Gilbert, J. K & David F. Treagust. (2009). ‘’Macro, Submicro and Symbolic Representastions and the Relationship Between Them: Key Models in Chemical Education’’. In Gilbert, J.K & David F. Treagust (Eds.). Multiple Representations in Chemical Education. Boston : Springer.

Gkitzia, V., K. Salta, & C. Tzougraki. (2010). ‘’ Development and Application of Suitable Criteria for the Evaluation of Chemical Representations in School Texbooks’’. Chemistry Education Research and Practice, 12, 5-14.

Hoffmann R., & Laszlo. (1991).’’ Representation in Chemistry. Angewandle Chemie, 30, (1), 1- 16.

Hounshell, P.B., Hill, S.R. (1989). ‘’The Microcomputer and Achievement and

Attitudes in High School Biology‘’. Journal of Research in Science Teaching, 26 (6), 543-549.

Harms, U. (2000) ‘’Virtual and Remote Labs In Physics Education’’, Second European Conference On Physics Teaching In Engineering Education, Budapest. Jun. 2000.

Harvey, W.B. (1983). ‘’Educational Technology and Third World Development’’.

Journal of Educational Technology System, 11, (3), 265-270.

Hendrik, P.S. (2000). Pembelajaran Konsep Struktur Tumbuhan dengan Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil belajar Melalui Kegiatan Laboratorium. Tesis SPs UPI Bandung: tidak


(4)

Ipek, et al. (2005). ‘’ Understanding of Acid-Base concept by Using Conceptual Change Approach’’. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi

Journal of Education, 29, 69-74.

Indrawati. (2000). Keterampilan Proses Sains Tinjuan Kritis dari Teori ke Praktis. Depdikbud: tidak diterbitkan.

Jansoon, N., R.K. Coll, & E. Somsook. (2009). ‘’ Understanding Mental Model of Dilution in Thai Students’’. International Journal of Environmental & Science Education: Research and Practise in Europe, 1, (1), 9-15.

Johnstone, A.H. (2000). ‘'Teaching of Chemistry - Logical or Psychological’’.

Chemistry Education: Research and Practice in Europe, (1), 9-15.

Johnstone, A.H. (1991). ‘’Why is Science Difficult to Learn? Things are Seldom

What They Seem’’. Journal of Computer Assisted Learning, 7, 75-83. King-Dow Su. (2008), ‘’An Intessive ICT-Integrated Environmental Learning

Startegy For Enchancing Students Performance’’. International Journal Of Environmental & Science Education.

Luisa, et al. (2007). ‘’ Surveying Students' Conceptual and Procedural Knowledge of Acid–Base Behavior of Substances’’. Journal Chemical Education,

84, (10), 1717.

Luther. (1993). Authoring Interactive Multimedia. New York: AP Professional. Martin, B.L. & Briggs, L.J. (1986).The Affective and Cognitive Domains:

Integration of Instruction and Research. New York: Educational Technology Publication.

Maryani, S. (2012). Pembelajaran Superkilas Pisces (Ikan) Berbantuan Praktikum Virtual Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. Tesis SPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mweene, et al. (2012). ‘’How Pre-service Teachers Understand and Perform Science Process Skills’’, Eurasia Journal of Mathematics, Science &


(5)

Oloruntegbe. (2010).’’ Approaches to the Assessment of Science Process Skills a Reconceptualist View and Option’’. Journal of College Teaching & Learning, 7 (6). 11-18.

Oyelekan, et al. (2009). ‘’Development and Validation of a Computer Instructional Package On Electrochmistry For Secondary Schools in

Nigeria’ International Journal of Education and Development Using Information and Communication Technology (IJEDICT). 5,(2), 88-104.

Ozdener, N. (2005). ‘’ Using Simulation for Experimental Teaching Methods.

Turkish Online Jurnal of Educational Technology (TOJET), 4 (4), 93-98. Ozmen, (2008). ’The Influence of Computer-Assisted Instruction Students’s

Conceptual Understanding of Chemical Bonding and Attitude Toward Chemistry: a Case For Turkey’’. Journal of Computer & Education, 51. 423-438.

Rezba, et al. (2003). Learning and assesing Science Process Skill. Lowa. Kendall/Hunt Publishing Company.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.

Sanger, J,M. (2000). ‘’Using A Computer Animation To Improve Student’s Conceptual Understanding Of A Can-Crushing Demonstration’’.Jurnal

of Chemical Education. 7, (11), 1517-1520.

Seels, B.B dan Gaslow, Z. (1990). Excercises In Instructional Design. Columbus: Merril Publishing Company.

Sheppard, et al. (2006). ‘’High School Students’ Understanding of Titrations and Related Acid-Base Phenomena’’. Chemistry Education Research.

Practice. 7, (1), 32-45.

Sopandi, et. al. (2007). ‘’Model Pembelajaran Thingking A Loud Pair Problem Solving (TPPS) Pada Topik Larutan Penyangga Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa’’. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 1 (1). 21-30 Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.


(6)

Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sunarya, Y. (2013). Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.

Susilana & Riyana. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtek Ped FIP UPI.

Sutrisno. (2011). Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.

Tatli, et al. (2013). ‘’Effect of a Virtual Chemistry Laboratory on Students'

Achievement’’. Educational Technology & Society, 16 (1), 159–170.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1999).

’Kamus Besar Bahasa Indonesia’’. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Balai Pustaka.

Treagust, D.F., et. al. (2003). “The Role of Submicroscopic and Symbolic Representations in Chemical Explanations”. International Journal Science Education, 25, (11), 1353-1368.

Tuysuz-Cengiz. (2010). ‘’The Effect of the Virtual Laboratory on Students’

Achievement and Attitude in Chemistry’’. International Online Journal of Educational Sciences. 2 (1), 37-53.

Wankat & Oreovocz. (1995). Teaching Engineering. New York: McGraw Hill. Walker, D.F dan Hess, R.D. (1984). Instructional Software: principles and

perpectives for design and use. Belmont: Wadsworth Publishing Company. Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Windschitl, M.A., & Andre, T. (1998). ‘’Using Computer Simulations to Enhance Conceptual Change: The Roles Of Constructivist Instruction And Student

Epistemological Beliefs’’. Journal of Research in Science Teaching. 35, 145-160.

Wu, H.K. (2002). ‘’Lingking the Microscopic View of Chemistry to Real-Life Experiences Intertextuality in a High School Science Classroom’’. Wiley Periodical, 868-891.