Seni Budaya Seni Rupa SMP KK G Prof
MODUL GURU PEMBELAJAR
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
MATA PELAJARAN SENI RUPA SMP
KELOMPOK KOPETENSI G
Profesional :
Pengertian Gambar Model
Pedagogik :
Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun
dengan Peserta Didik
KELOMPOK KOMPETENSI B
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA/SENI RUPA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
PENGERTIAN
GAMBAR MODEL
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
Zulfi Hendri, M.Sn..
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA/SENI RUPA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
PENGERTIAN
GAMBAR MODEL
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
Penulis : Zulfi Hendri, M.Sn.
Editor Substansi : Drs. IGN Swastapa, M.Ds.
Editor Bahasa : Drs. Noor Widijantoro, M.Pd.
Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
ii
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………………………………..………………………….
SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
………….
KATA PENGANTAR
………………………………………………....………
DAFTAR ISI
……………………………………………………...……........
DAFTAR GAMBAR
………………………………………………………….
i
iii
v
vii
ix
PENDAHULUAN
……………………………………………………....…….
A. Latar Belakang ………………………………………………………….
B. Tujuan
…………………..………………………………………...…..
C. Peta Kompetensi ………………………………………………...…….
D. Ruang Lingkup …………………………………………….……………
1
1
1
1
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. GAMBAR MODEL MANUSIA ....……….
A. Pengertian Model Manusia
......................................................
B. Metode Pembinaan Gambar Model ................................................
C. Pemilihan dan Penataan Obyek ....................................................
D. Teknik Menggambar Model ...........................................................
3
3
5
8
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. SKETSA ................................................
A. Pengertian Sketsa
........................................................................
B. Tahapan dalam Membuat Sketsa ..................................................
17
17
22
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PERMASALAHAN DALAM GAMBAR
MODEL ........................................................................................................
A. Prinsip-prinsip dalam Gambar Model
...........................................
B. Elemen-elemen dalam Gambar Model
.........................................
C. Latihan/Kasus/Tugas …………………………………………………..
23
23
28
33
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................
LAMPIRAN
1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 – Permasalahan dalam
Gambar Model …………………………………………………………...
vii
35
39
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan ...........
18
Gambar 2
Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan tinggi
badan .……………...............................................................
19
Gambar 3
Contoh penarikan garis panjang atau garis sumbu ..………
20
Gambar 4
Teknik sketsa dengan system jam ......................................
21
Gambar 5
Cara mengamati objek dengan perspektif garis lurus …....
22
Gambar 6
Perbandingan anatomi tubuh manusia .............................
26
ix
x
Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul ini merupakan bahan ajar yang digunakan untuk Kegiatan Guru
Pembelajar mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Modul ini berisi materi tentang: 1) Petunjuk Penggunaan
Modul, 2) Teori Belajar serta Pendekatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
Rupa), 3) Pengertian Gambar Model Manusia, Sketsa, dan Permasalahan
dalam Gambar Model.
B. Tujuan
Modul ini diperuntukkan bagi guru-guru yang mengajar mata pelajaran Seni
Budaya di SMP. Modul ini memberikan pengayaan bagi guru Seni Budaya
yang memiliki latar belakang pendidikan seni rupa. Agar memiliki
pengalaman belajar Seni Budaya yang baik, maka guru harus memiliki
kemauan dalam mengekspresikan konsep seni rupa khususnya tentang
gambar model, baik secara teoritis maupun praktis.
C. Peta Kompetensi
Modul ini dapat dipelajari secara mandiri maupun melalui pengarahan dan
bimbingan dari instruktur. Secara madiri guru harus memahami konsep dan
teori substansi yang dipaparkan, kemudian diimplentasikan melalui praktik.
Demikian pula penerapan materi seni budaya ke dalam berbagai pendekatan
diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar seni budaya melalui
berbagai model pembelajaran sesuai yang dipaparkan dalam modul ini.
D. Ruang Lingkup
Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini diharapkan guru dapat
1
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
memahami,
baik
secara
teoretis
maupun
praktis
dalam
mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran seni
budaya. Selain itu, diharapkan setelah mempelajari modul ini, guru
dapat memecahkan masalah melalui berbagai model, metode, dan
strategi pembelajaran yang relevan dengan permasalahan.
2
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
GAMBAR MODEL MANUSIA
A. Pengertian Gambar Model Manusia
lstilah Gambar model atau Gambar benda, dalam bahasa lnggris "Still Life"
atau "Still-life" adalah "Picture of inanimate objects, common still life subjects
include vessels, food, flowers, books, clothing". Dari pengertian tersebut
dapat diartikan bahwa gambar model adalah lukisan atau gambar yang
menggunakan obyek hidup dan dapat juga berupa benda mati.
Gambar model sebenarnya masih merupakan bagian dari seni lukis, namun
ada pendapat yang memasukkan gambar model ini ke-wilayah menggambar
(drawing). Hal ini dapat dimengerti, karena keduanya mempunyai cara
pandang dan konsepsi yang berbeda meskipun jika dikaji lebih mendalam
keduanya mempunyai perbedaan sangat tipis. Sebagai contoh gambar
model di bidang seni rupa mungkin lain jika dibandingkan dengan di bidang
Arsitektur, baik ditinjau dari tujuan, fungsi, maupun dari segi teknik yang
digunakan.
Dalam dunia seni rupa, khususnya seni lukis, gambar model sering dianggap
sebagai suatu disiplin ilmu menggambar yang baik (trampil) menarik
terutama dalam komposisi. Gambar model seringkali diperlakukan sebagai
upaya latihan menggambar obyek benda hidup (manusia) secara tepat. lni
berarti yang dilatih adalah masalah keterampilan teknik menggambar dan
prinsip-prinsip penyusunan elemen yang terkait, tanpa melibatkan emosi.
Sehingga kadang-kadang hasil gambar model tampak tidak hidup, tanpa
melibatkan emosi. Karena dalam gambar model semata-mata hanya melatih
teknik menggambar secara baik. Sebenarnya secara visual antara
menggambar model dengan melukis manusia tidaklah terlalu berbeda jauh .
3
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Keduanya obyek yang digambar bisa sama, tetapi bagaimana cara
memandang obyek yang digambar berbeda. Pada lukisan tidak meniru
obyek seperti halnya pada gambar model melainkan merupakan hasil
intepretasi dari obyek yang digambar. lni berarti obyek belum tentu sesuai
dengan yang diinginkan, jika belum sesuai maka bisa dikurangi, ditambah
bahkan diubah sesuai dengan keinginan pelukis, dan hal tersebut ada
benarnya jika dikaitkan dengar sebuah pendapat bahwa "Seni lukis adalah
merupakan manifestasi ekspresi estetis dengan menggunakan garis, bidang
dan warna". Dari uraian tesebut setidaknya dapat memberikan gambaran
tentang perbedaan antara gambar model dan lukisan, sehingga dalam
pembahasan selanjutnya tidak terjadi pemahaman yang salah.
Banyak pelukis atau seniman tertarik dan menghargai lukisan dengan
objek benda hidup atau mati. Ketiadaan emosi dan sifatnya yang statis,
kemungkinan lebih besar sebagai pengalaman estetis, yang diakibatkan
permasalahan dan pertimbangan yang sifatnya
pribadi. Namun suatu
ungkapan pada lukisan dan obyek gambar model, bisa bukan bersifat
pribadi, melainkan dihargai sebagai alat bantu dalam teknik menggambar
(melukis)
secara
baik, maka gambar model lebih sering di perlakukan
sebagai suatu latihan.
Berbagai hasil karya gambar model atau lukisan dengan obyek benda hidup
yang ada, masing-masing pelukis menggunakan bahan/media dan teknik
yang bervariasi sesuai dengan kesenangannya. Jika seluruh karya tersebut
dipilah dan dikelompokkan, maka ada dua macan teknik, yaitu:
1.
Teknik Kering adalah menggunakan bahan kering, antara lain; pensil,
konte, arang, pastel (crayon) dengan bidang gambar kertas padalarang
atau karton.
2.
Teknik Basah.
Teknik ini menggunakan bahan air (basah) antara lain;· menggunakan
media cat air dengan bidang gambar kertas padalarang atau
watercolour paper, dan cat minyak dengan bidang gambar canvas .
Adapun untuk medianya cat plakat (poster colour) dan media acrylic.
4
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
Gambar model sebagai bagian dari lukisan yang paling sederhana, tidak
terlalu bayak melibatkan emosi, karena obyeknya benda hidup atau mati
dalam posisi tetap, oleh karenanya sering diartikan sebagai bentuk latihan
menggambar atau melatih teknik menggambar secara baik. Untuk itu agar
hasilnya optimal diperlukan berbagai persiapan, metode menggambar yang
benar dan latihan secara intensif dan kontinyu. Sedangkan bentuk latihan
menggambar model, sudah barang tentu diawali dari yang paling mudah
ketingkat yang paling sulit, baik dari persoalan pemilih obyek dan
penyusunannya yang paling sederhana sampai dengan bagaimana cara
menangarai
problema
teknik
menggambar
yang
sangat
kompleks.
Permasalahan semacam itu harus dikuasai, namun semuanya dikembalikan
pada diri masing-masing, dan hal tersebut semata-mata untuk pemenuhan
kreativitas.
B. Metode Pembinaan Gambar Model
Proses pembinaan menggambar model diperlukan metode pendekatan
secara langsung dan terbuka. Dengan cara memberikan kebebasan untuk
mengadakan
eksperimen
berfikir, memilih dan
memberikan
motivasi
untuk membeda-bedakan. Sehingga siswa merasa bahwa hal tersebut
merupakan suatu kebutuhan. Dengan demikian akan menghasilkan karyakarya yang lebih baik dan memuaskan. Pada sisi lain dalam proses kreatif
(berkarya) selain memberikan motivasi dengan menggunakan pendekatan
langsung dan terbuka, adalah masalah pembinaan teknis penggarapan/
pengerjaan. Jika dalam proses tersebut terjadi suatu hambatan teknis, maka
akan segera dapat ditangani, dan siswa dapat secara cepat, trampil
menangani dan menguasainya.
Dalam aktivitas menggambar tersebut, guru sangat besar peranannya,
diantaranya; selain memberikan motivasi pada siswa menjelaskan teknis
pengerjaan, juga memberikan contoh berkarya. Hal ini penting karena
dengan demikian siswa akan lebih percaya dan siswa termotivasi untuk
berkarya yang lebih baik dan sekaligus menciptakan suasana berkarya yang
lebih bergairah. Selain itu, guru juga mampu memberikan ulasan karya, baik
selama proses berlangsung maupun setelah karya tersebut selesai.
5
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Pemberian ulasan sewaktu proses menggambar berlangsung sebenarnya
sangat menguntungkan, karena jika kesalahan
yang vital
terjadi, dan
diketahui setelah karya tersebut selesai, maka untuk memperbaikinya akan
memakan waktu, tenaga dan material yang cukup banyak. Mengingat
untuk memperbaiki suatu kesalan dalam sebuah lukisan harus secara
menyeluruh, karena permasalahannya yang kompleks, terkait antara elemen
satu dengan lainnya. Pemberian ulasan setelah karya selesai juga tidak
kalah pentingnya jika dibandingkan dengan pemberian ulasan sewaktu
proses menggabar berlangsung, karena selain fungsinya menunjukkan
kelebihan dan kekurangan secara menyeluruh dari karya yang telah
dihasilkan, secara tidak langsung memberikan sejumlah pengetahuan, yang
nantinya dapat dijadikan suatu kesadaran dalam melakukan sesuatu sesuai
metode yang diajarkan pada karya- karya berikutnya.
Adapun metode pembinaan menggambar bentuk dapat dilakukan antara lain
dengan cara:
a.
Memberikan pengarahan tentang obyek yang digambar dengan
menggunakan
metode
analitis,
baik
dari
pemilihan
obyek,
penyusunannya, hubungan antar obyek yang digambar, pencahayaan,
gelap terang, draperi dan sebagainya, secara menyeluruh. Begitu pula
perlu diberikan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan
fantasinya. Karena gambar model dengan obyek benda hidup dan mati,
tidaklah benar-benar diam, jika pelukis atau siswa dengan baik
termotivasi. Obyek gambar model dari benda hidup dan mati adalah
diangkat dari alam dan kehidupan. Oleh karenanya tidak ada alasan
mengapa obyek alam ini tidak harus dihidupkan kembali pada posisinya
yang statis.
b.
Metode berikutnya ini lebih berhubungan dengan pengembangan dari
pengungkapan yang lebih luas diluar stimulus seperti yang sebelumnya
dari
sebuah
gambar
model.
Metode
yang
pertama
adalah
penggambaran dari sebuah susunan obyek alami. Kebebasan hanya
dalam rangkaian memvisualisasikan obyek yang digambar. Sedangkan
untuk metode yang kedua yakni merupakan upaya menyertakan cerita
6
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
kedalam obyek alami, untuk mengembangkan imajinasi yang sifatnya
individual.
Selanjutnya siswa menggunakan obyek yang ada di dalam khayalannya atau
pikirannya. Di sini masalahnya adalah obyek alami dibuat untuk melebihi
posisinya yang statis atau kurang melibatkan emosi, menjadi ungkapan yang
sifatnya sugestif (menjelaskan lebih). Berawal dari pendapat seperti inilah
sebenarnya hasil sebuah lukisan yang merupakan intepretasi terhadap objek
akan sulit dibedakan dengan gambar model atau gambar bentuk yang
menyertakan cerita kedalam objek alami yang memiliki daya ungkap lebih
dan sugestif. Namun dengan uraian tersebut, setidaknya akan memberikan
sedikit kejelasan dan pemahaman tentang pengertian gambar model.
Pada akhirnya dapat dimulai kegiatan menggambar model dengan
menggunakan media cat air atau cat minyak. Melalui melukis dengan obyek
benda mati atau benda hidup seperti manusia, akan menawarkan banyak
keuntungan. Mereka tidak hanya dapat menemukan sesuatu benda yang tak
terhitung banyaknya dan jenis manusia untuk dipilih sebagai obyek yang
cukup bagus dan layak untuk dijadikan sebuah lukisan, tetapi juga dapat
memilih dan mengatur obyek tersebut diposisikan di atas suatu tempat,
mungkin dirubah sedikit, digeser sedikit, dibalik posisinya, memberi obyek
tertentu lainnya demi tuntutan komposisi tertentu, atau mungkin tidak ada
perubahan didalam pengaturannya.
Untuk mengawali dalan pembuatan sebuah gambar model perlu ada urutanurutan kegiatan seperti di atas. Hal itu semata-mata guna mendapatkan
hasil yang optimal, mengingat lukisan dengan obyek hidup tapi diam
tidak menawarkan perubahan pergerakan dan menampilkan posisi objek
terlalu lama. Juga kenyataannya bahwa obyek gambar model biasanya
mewakili perkiraan ukuran yang sebenarnya (seperti kenyataan) dan sedikit
banyak perlu adanya penyederhanaan permasalahan yang dihadapi,
terutama untuk permulaan. Siswa dalam tahap awal
banyak
seyogianya
lebih
mengenal perbendaharaan berbagai posisi obyek lukisan benda
hidup diam atau mati dan dimulai dengan menata berbagai posis mulai dari
7
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
yang paling biasa sampai yang bagus. Selain obyek-obyek tersebut juga
dapat memanfaatkan kain korden, dari tenunan/tekstur dan warnanya yang
menarik, atau bisa juga menggunakan potongan kain dari pakaian lama yang
mana pakaian lama sering mempunyai karakter yang menarik dan bagus.
Sedikit untuk material baru yang memiliki karakter seperti yang diinginkan
itu.
C. Pemilihan dan Penataan Obyek
Membuat gambar model yang baik dan bernilai, perlu adanya persiapan
secara menyeluruh. Diantaranya adalah pemilihan obyek apakah itu
manuisa atau benda mati lainnya serta penataannya. Obyek sehari-hari yang
sederhana adalah merupakan pilihan yang bijaksana. Sebab obyek tersebut
meskipun hanya biasa dan kurang bagus, dalam gambar model tidak
menjadi masalah. Karena menggambar model harus membuat indah. Ambil
sisi baiknya pada sebuah obyek dengan ketajaman mata pelukis dan
apresiasi yang dimiliki, maka obyek yang sederhana dan biasa, akan
menjadi lukisan yang menarik dan bernilai. Mungkin suatu ketika seseorang
perlu
mencari
obyek
dari
teman-teman
siswa
yang
berasal
dari
perkampungan dengan kejelian pengamatan pelukis bisa mendapatkan
obyek yang indah dan menarik dari tempat yang jauh dari sekolah.
Pemilihan model jangan dimulai dengan yang terlalu rumit, atau memiliki
tingkat kesulitan tinggi, model dapat berupa anak yang cukup berbaju kaos,
dan diberi hiasan sederhana. Jumlah model maupun warna jika perlu
dikurangi terlebih dahulu. Mungkin ditambah 1 (satu) lembar atau 2 (dua)
tangkai bunga dari bentuk yang menarik. lni lebih mudah dan leluasa dalam
pengaturannya. Jadi untuk memilih model yang sederhana lebih cenderung
dihubungkan dengan penggunaan model atau warna, sehingga dapat
mengorganisir kedalam penyatuan komposisi.
Sebagai keberhasilan dari gambar yang dibuat seluruhnya tergantung pada
tingkat kemampuan seseorang bagaimana cara penyusunan dari modelmodel yang telah dipilihnya. Eksperimen dalam penyusunan kembali
penambahan pengurangan atau dibalik itu perlu dilakukan secara intensif
8
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
dan kontinyu. lni semua dilakukan agar mendapatkan komposisi yang
menarik, bernilai dan bermanfaat.
D. Teknik Menggambar Model
Pada dasarnya teknik menggambar model dan melukis tidaklah berbeda,
karena teknik yang digunakan juga teknik-teknik yang biasa digunakan untuk
melukis pada umumnya. Teknik dalam menggambar juga bergantung pada
media ataupun bahan yang digunakan untuk melukis. Untuk proses
pembelajaran sederhana tentunya dapat menggunakan teknik dengan media
kering, tetapi untuk pendalaman materi akan dibahas media cat air dan cat
minyak. Kedua media ini apakah cat air dan cat minyak sama-sama memiliki
sifatnya yang basah, maka teknik penggambarannya perlu memakai
kuas/palet. Kuas yang digunakan bervariasi, baik di tinjau dari ukuran,
bentuk, atau tingkat kelenturannya. Semua itu semata-mata terkait dengan
fungsi dan tujuannya. Dalam hal tertentu penggunaan cat air dan cat minyak
bisa sama, sebagai contoh: untuk memberi warna pada bidang yang luas
digunakan kuas yang ukurannya besar (Eterna no 12), hanya untuk
pencapaian efek tertentu dan sifat bahannya yarig berbeda maka jenis kuas
yang
digunakan
kelembutannya
juga
disesuaikan.
Untuk
cat
air
penggambarannya transparan, oleh karenanya penggunaan air cukup
banyak, maka pada umumnya kuas yang digunakan bulu kuasnya lembut.
Sedangkan untuk cat minyak yang relatif lebih kental/pekat, maka kuas yang
dipakai lebih kaku dan lentur.
Berdasarkan pengalaman praktik menggambar model, banyak siswa yang
masih belum menyadari tentang pentingnya fungsi dan manfaat kuas. Hal ini
terbukti masih seringnya dijumpai melukis dengan menggunakan kuas yang
sudah haus, bahkan bentuknya sampai seperti ujung mata tombak. Sepintas
tampaknya hal semacam ini sepele, dan ekonomis. Namun jika dihitunghitung justru sebaliknya. Karena dengan menggunakan kuas yang
kelenturannya sudah tidak memenuhi syarat tertentu, yang mestinya sekali
gores sudah tercapai bentuk seperti yang diharapkan, akan dilakukan
berulang-ulang, dan bahkan hasilnya mungkin akan terjadi yang sebaliknya.
9
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Hal ini disebabkan karena efek kuas yang dilhasilkan tidak sesuai dengan
yang dipikir dan dirasakan.
Pengalaman berikutnya tentang penyiapan cat yang diplotot pada palet
untuk menggambar, sering dijumpai siswa hanya menyiapkan warna-warna
yang pada saat itu akan digunakan, misalnya warna merah, kuning, hijau,
untuk penggambaran
baju, sedangkan warna
untuk latar depan (fore
ground) dan latar belakangnya (back ground) menyusul, bahkan mungkin
belum terpikirkan, bahwa selama proses menggambar dimungkinkan akan
muncul warna-warna lain yang di luar perhitungan. Hal semacam ini
sebenarnya
merupakan
suatu
kesalahan
yang
sangat
mendasar.
Seharusnya untuk melukis, baik dengan menggunakan media cat air
maupun cat minyak, sebelum melukis semua warna yang ada harus sudah
disiapkan dengan memelotot di palet yang telah disediakan. Terlepas
nantinya wama tersebut akan digunakan atau tidak. Mengapa demikian?
Pertama karena sewaktu melukis pada umumnya tanpa diduga sering
muncul kebutuhan warna-warna tertentu yang tidak terpikirkan sebelumnya
dan jika pada saat membutuhkan warna tersebut ternyata belum tersedia,
biasanya pelukis karena terlanjur asyik berekspresi, pada umumnya sudah
malas untuk memelotot cat lagi, sehingga pewarnaan berikutnya menjadi
seadanya sesuai dengan cat yang telah tersedia. Kebiasan seperti ini sudah
barang tentu harsilnya tidak akan ideal karena dipaksakan dengan apa
adanya. Kedua keuntungannya jika semua warna telah diplotot (disiapkan)
sebelum melukis, warna-warna tersebut akan memberikan rangsangan
pengembangan fantasi dalam mewarnai pada obyek yang digarap.
1.
Teknik Aquarel (teknik cat air)
Teknik cat air istilah lainnya teknik aquarel dapat juga disebut dengan
teknik transparan. Penyebutan teknik transparan karena gambar yang
dihasilkan tanpak transparan di atas permukaan kertas yang digambar
dengan kata lain karakter kertas gambarnya (water colour paper) masih
tampak. Selain itu, bentuk transparan juga dihasilkan oleh penggunaan
warna yang tipis dan dicampur airnya cukup banyak sesuai dengan
10
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
tone yang dibutuhkan. Perlu diingat bahwa perubahan tone pada teknik
ini bersifat halus dan lembut.
Efek-efek artistik yang dihasilkan pada lukisan teknik aquarel tampak
pada keakuratan sapuan kuas dan kepekaan dalam pengaturan
kecairan cat air yang digunakan serta permainan penggunaan alat
lainnya, seperti kuas besar, kapas atau kalau perlu menggunakan
alat pengering (hair dryer).
Menggambar dengan teknik aquarel sesungguhnya bukan saja terletak
pada kepandaian dalam memainkan air. Kemampuan membuat sketsa
dalam teknik aquarel sangat dibutuhkan. Karena sketsa berfungsi untuk
acuan dalam membentuk dan memberikan warna selanjutnya. Apalagi
jika pada lukisan tersebut terdapat warna putih, baik dari putihnya obyek
yang digambar atau mungkin dari high light putih kertas yang tidak boleh
digantikan dengan putihnya cat air. Jika ini tidak terpenuhi biasanya
lukisan
tersebut
dianggap
kurang
berhasil
akibat
kemampuan
menyeketnya yang belum mahir. Selain itu kematangan dan ketepatan
dalam menggores sangat berharga, mengingat jika warna yang
dikuaskan keliru apalagi jika penggunaan airnya kurang, bahkan sudah
terlanjur agak kering, maka hal ini sulit dihapus atau dibetulkan. Oleh
karena itu keterampilan ini perlu dilatih dengan penuh kesabaran.
Selanjutnya dalam teknik aquarel, biasanya pewarnaan berawal dari
warna muda ke warna yang lebih tua atau dari yang terang ke
yang lebih gelap. lni tidak boleh terbalik, karena jika terbalik dan
kebetulan salah akan sulit diatasi, mengingat kertasnya sudah terlanjur
kotor.
2.
Teknik Cat Minyak
Selain cat air, orang juga sering menggambar model atau melukis
menggunakan cat minyak. Bahan ini terbuat dari partikel-partikel pikmen
yang disubstansikan dengan menggunakan media minyak. Banyak
11
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
karya seni lukisan yang sudah dihasilkan dengan penggunakan cat
minyak dengan berbagai teknik yang ada.
Memulai berkarya seni termasuk menggambar model dengan cat
minyak, tentunya sama dengan melukis pada umumnya. Pertama-tama
setelah pelukis menyiapkan bahan dan alat, pelukis pastilah mengawali
dengan proses membuat sketsa terlebih dahulu. Sketsa akan sangat
membantu pelukis dalam mengatur komposisi dan proporsi dari objek
yang akan digambar. Setelah sketsa selesai dibuat dan dirasa
sempurna
barulah
pelukis
mulai
menggunakan
pewarna
untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan pengalaman praktik,
sebelum memberikan pewarnaan secara menyeluruh, ada baiknya
seluruh permukaan kanvas diberi warna tipis dan cair, misalnya veridian
green ditambah bum sienna, atau yellow ochre dicampur dengan bum
umbre, disesuaikan dengan wama apa yang nantinya memimpin atau
memegang peranan atau prosentasenya paling dominan. Warna tipis
dan cair tersebut dipakai untuk membasahi dan juga difungsikan untuk
menyatukan antara obyek yang satu dengan lainnya dan menyatukan
warna yang satu dengan lainnya secara menyeluruh. Hal ini tampaknya
sepele tetapi cukup menentukan untuk langkah berikutnya. Mengingat
teknik semacam ini disadari atau tidak disadari akan mengkasilkan
kesatuan (unity) warna yang ada dengan kanvas.
Pengunnaan warna cat minyak dalam menggambar model tentunya
sering disesuaikan dengan warna dasar yang melekat pada objek yang
digambar. Walaupun demikian, banyak seniman melukis menggunakan
warna hitam dan putih. Kedua warna ini tidak semudah anggapan orang.
Terlebih bagi seorang pemula yang mungkin belum banyak melakukan
percobaan-percobaan atau latihan. Penggunaan warna hitam dan putih
pada lukisan sering kelihatan pucat, bahkan tampak kotor (letek). Hasil
wana yang pucat bukannya tanpa sebab, dan kalau diteliti lebih dalam
maka kemungkinannya bisa karena kurang paham tentang sifat bahan,
sehingga belum tahu cara penggunaannya atau frekuensi latihannya
yang kurang. Wama putih (Zink white, Titanium white), adalah warna
12
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
putih yang paling sering dipakai, Zink white bahan bakunya sebagian
dari logam Zinkum, warnanya putih cenderung kemerahan, dan sifatnya
mudah teroksidasi. Oleh karenanya jika cara menguasnya diulang-ulang
pada tempat yang sama, akan mudah tercampur atau terjadi
pergesekan dengan udara, sehingga hasilnya kurang jernih (kusam atau
letek). Hal ini dapat diatasi dengan sedikit menggoreskan kuas, dengan
tekanan kuas yang tidak terlalu kuat. Untuk penguasaan ini perlu latihan
yang rutin dan selalu memberikan catatan-catatan pada setiap
perubahan yang terjadi.
Cara lain agar cat setelah digoreskan ke kanvas tetap jernih bisa
menggunakan pisau palet. Hanya saja akibat pergesekan pisau palet
yang datar, hasilnya terlalu mengkilat, sehingga kadang-kadang
memantulkan cahaya dan hasilnya kurang enak dipandang. Untuk cat
putih (titanium) problemnya sama dengan zink white, hanya bedanya
cat- titanium white warnanya putih kebirubiruan. Sedangkan warna putih
zink white warnanya cenderung kemerahan, maka warna ini dapat
dipergunakan campuran atau kombinasi untuk warna-warna panas
(kuning, merah, orange, violet merah, kuning, dan hijau). Sedangkan
titanium white untuk warna-warna dingin (hijau, hijau biru, biru, biru
violet). Untuk warna hitam (Ivory Black), sesungguhnya jika tidak
terpaksa, lebih baik diganti campuran warna Prussion Blue dicampur
dengan warna Burn Umbre (coklat tua), campuran ini sudah cukup
gelap dan tua. Campuran dari kedua warna ini jika tercampur warna
putih selama proses menggambar, abu-abu yang dihasilkan tidak
tampak kotor (pucat), hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan
warna abu-abu dari hasil percampuran warna hitam dan putih.
Penggunaan cat minyak dalam melukis tentunya tidak seperti tukang
rumah mewarnai tembok. Yang tidak kalah penting dalam penggunaan
cat minyak adalah cara menguas yang benar. Mungkin bagi seorang
pemula bukanlah hal yang mudah. Pengalaman yang teramati secara
langsung adalah ketika penulis mengajar di perguruan tinggi, dari
banyak mahasiswa yang ada dalam satu kelas hanya beberapa orang
13
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
yang sudah bisa melakukan dengan benar. Pada umumnya seorang
pemula sewaktu menguas, cat bukannya tertiggal pada kain kanvas,
melainkan terjadi yang sebaliknya, cat tersebut malahan mengumpul
pada logam dibelakang bulu kuasnya. Kurang berhasilnya menguas
tersebut sebenarnya hanya masalah penekanan kuas yang terlalu kuat,
oleh karenanya sewaktu menguas perlu sambil merasakan seberapa
besar penekanan kuasnya, kalau kuas hanya diletakkan dan digeser
hasilnya bagaimana, atau jika tekanannya sedikit dan kuas digeser
cepat hasilnya seperti apa dan seterusnya. Dengan latihan menguas
menggunakan berbagai variasi, baik tekanan maupun kecepatan
menggeser kuas akan memberikan pengalaman yang bermanfaat
terutama untuk pemenuhan kebutuhan berekspresi.
Membahas tentang teknik melukis pada umumnya dan khususnya
menggambar model, terlebih jika penggambarannya secara realistik,
yang notabenya banyak ketentuan, banyak hal yang harus dipatuhi
misalnya
tentang
proporsi,
gelap
terang,
karakter,
pencahayaan, draperi, pewarnaan dan unity (kesatuan).
perspektif,
Keterikatan
ketentuan-ketentuan yang sekaligus sebagai kriteria keberhasilan inilah
yang harus dipenuhi, meskipun unik pencapaianya perlu latihan secara
intensif dan metodis. Dalam menggambar model, ada dua metode yang
dapat digunakan. Pertama adalah metode global dan dilanjutkan dengan
menggunakan metode analitis.
Metode global (mengerjakan secara keseluruhan) ini diawali dari
pembuatan sketsa secara keseluruhan, lalu dilanjutkan dangan
pemberian warna yang berfungsi untuk menyatukan seluruh elemen
pada bidang kanvas. Setelah pemberian warna dasar berlangsung,
dilanjutkan dengan penggarapan setiap obyek secara garis besar (Block
In).
Sedangkan metode analitis digunakan setelah obyek yang ada
secara
keseluruhan selesai diwarnai secara global (garis besarnya). Metode
analitis adalah pengerjaan satu demi satu bagian ditailnya objek dari
14
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
pencarian bentuk sampai selesai. Sewaktu mendetail pada bagian
tertentu, bukan berarti hal tersebut berdiri sendiri, melainkan harus
dikaitkan dengan elemen lain yang ada disekitarnya, sehingga secara
keseluruhan terdapat kesatuan (unity) yang organis.
15
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
16
Kegiatan Pembelajaran 2:
Sketsa
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SKETSA
A. Pengertian Sketsa
Awal dari kegiatan manggambar model, sebelum mewarnai, memberi
gelap terang, bayangan sampai penyelesaian akhir, perlu kiranya diawali
dengan pembuatan sketsa untuk memimpin kegiatan tersebut. lni penting
artinya, karena sketsa merupakan rancangan yang akan menentukan
garis besar apa saja yang akan dikerjakan selanjutnya, dan ini akan
sangat menentukan hasil akhirnya. Untuk membuat sketsa sederhana,
pertama harus memiliki pengetahuan dan pemahaman. Agar dapat
membuat sketsa secara cepat dan sesuai dengan gaya masing-masing
diperlukan kepercayaan pada diri. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa
menyeket bukanlah merupakan kebutuhan meniru hal-hal yang sifatnya kecil
(detail), melainkan mengambil bagian intinya yang diperlukan.
Dalam proses membuat sketsa banyak waktu yang digunakan untuk
perenungan dan menganalisa tentang garis panjang, aturan petunjuk, ruang
pendek, hubungan garis horizontal dan garis vertikal, proporsi, serta ruang
kosong. Mencari secara cepat dari bagian yang terkecil (detail) dan segera
menyisihkan bagian yang tidak penting. Semuanya itu dikerjakan dengan
sabar, sungguh-sungguh penuh semangat dengan pengamatan yang jeli.
Sedangkan dalam pembuatan sketsa selain memperhatikan hal-hal tersebut,
juga perlu melibatkan imajinasi, mengingat imajinasi adalah merupakan
intisari dari penjelajahan dan pengalaman masalalu. Apa yang digambarkan
mungkin
bertentangan
dengan
hasil
ingatan
yang
didapat
dari
pengamatannya, akan tetapi semua yang dikerjakan itu semata-mata
untukm endapatkan originalitas yang sifatnya baru.
17
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Membuat sketsa secara cepat bukanlah hal yang mudah, perlu melakukan
latihan yang sungguh-sungguh. Karena dalam menyeket sebuah tekanan
kecil dapat mempengaruhi ungkapan perasaan. Oleh karenanya antara
ketajaman pengamatan dan ingatan sangat diperlukan, sedangkan tangan
hanya mengikuti perintah.
Untuk pembuatan sketsa dalam gambar model, perlu memperhatikan
banyak hal, terutama yang terkait dangan masalah teknik, baik teknik
pengamatan pada obyek, maupun teknik penggambaran. Sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan
18
Kegiatan Pembelajaran 2:
Sketsa
Gambar 2. Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan tinggi badan
Elemen dasar-dasar yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sketsa.
1.
Garis Panjang.
Untuk menggambar secara tepat, pertama harus ditemukan garis
panjang yang ada pada seluruh obyek yang digambar. Garis panjang
atau dapat juga disebut garis sumbu adalah garis yang terpanjang, yang
berfungsi untuk mengawasi secara menyeluruh (dari ujung A menuju
ujung B). Garis panjang pada umumnya digunakan sebagai garis
pertolongan seperti contoh pada gambar berikut.
19
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
The AXIS is the longest directicn
iu the center of a mass (A, B).
The direction of the axis has to
be observed and f elt. To get the
OUTSIDE lines, join any outer
points.
It is fascinating to learn to relate
DT- RECTION of LINES with;
some obvious point on the
model.
For
example:
The
direction of the handle (C, D)
.projects across the pot to point
E-1. This tells us how to shape
the handle correctly F-E 2 is the
projection of wooden handles .
Gambar 3. Contoh penarikan garis panjang atau garis sumbu.
2.
Proyeksi Garis.
Proyeksi garis lurus pada dasarnya adalah cara pandang melihat objek
kedepan seperti mata melihat, atau ayunan sebuah curva
seperti
mengingat
pegangan
pembuatannya . Di sini curva pegangan terakhir
pada garis lurus kedepan di titik K. Garis I dan J berselang-seling ditit!k
3.
Sistem Jam (The clock System)
Sistem
jam
adalah
merupakan
salah
satu
cara
untuk
meniru/penggambaran obyek nyata kebidang gambar yang sifatnya 2
demerisional secara tepat, dengan menggunakan pertolongan sudut-
20
Kegiatan Pembelajaran 2:
Sketsa
sudut seperti yang terbentuk dari jari-jari jam. Seperti contoh pada
gambar berikut:
Gambar 4. Teknik sketsa dengan system Jam
4.
Ruang Kosong
Ketika kamu melihat pada sebuah model, kemudian kamu skets
tubuhnya, maka sepenuhnya kamu akan mengerti posisi, bentuk, dan
proporsinya. Dengan demikian sebenarnya kita sedang belajar tentang
komposisi pada ruang kosong.
21
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
B. Tahapan dalam Membuat Sketsa
Gambar 5. Cara Mengamati objek dengan perspektif garis lurus
Banyaknya
objek
yang
dapat
ditirukan
dalam
menggambar
model
mengharuskan kita menentukan objek terlebih dahulu sebelum pembuatan
sketsa
berlangsung.
Masalahnya
adalah
banyak
obyek-obyek yang
digambar belum tentu dapat kita kenali sebelum menggambarnya.
Tahapan pembuatan sketsa, dapat menggunakan teori yang telah diuraikan
di atas yaitu (1) Menggunakan axis (sumbu) dan garis luar (Outside Lines).
Pada tahapan ini yang sangat menetukan adalah kekuatan garis sumbu
tegak lurus. (2) Proyeksi garis (Projection of Lines). Garis selang-seling
(Crisscross), garis panjang (Long Lines), mungkin dengan memanfatkan The
Clock System atau bisa juga menggunakan pertolongan garis vertikal dan
horizontal, dan (3) Untuk menghasilkan sebuah sketsa yang bagus
tergantung pada keinginan yang kuat dari diri masing-masing.
22
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PERMASALAHAN DALAM GAMBAR MODEL
A. Prinsip-Prinsip Dalam Gambar Model
Gambar model merupakan bagian dari seni lukis yang paling sederhana,
walaupun bidang ini sederhana namun prinsip-prinsip pengorganisasian
elemennya sama seperti yang dimiliki seni lukis pada umumnya, yaitu
setiap elemen saling berhubungan antara satu bagian dengan lainnya
secara harmonis organis. Untuk itu, selain harus taat pada asas-asas unity,
balans, proporsi, irama, dan kontras juga harus memakai elemen-elemen
lain selain garis dan warna. Agar lebih jelas tentang prinsip-prinsip
pengorganisasian elemen yang sering digunakan dalam menggambar
model, maka berikut ini akan dibahas lebih lanjut satu demi satu.
1.
Kesatuan (Unity)
Sebagai prinsip yang sifatnya umum sebuah lukisan yang pertama
harus memiliki kesatuan (unity) antar seluruh bagian yang ada antara
satu bagian dengan bagian lainnya supaya tampak harmonis dan
organis. Jika sebuah lukisan seluruh bagiannya memberikan efek
yang sama kuatnya, berarti memiliki kesatuan. Tetapi jika itu
mengganggu isinya, tidak ada hubungan kualitas atau faktornya, maka
dalam karya tersebut tidak ada kesatuan.
Dalam teori pengorganisasian elemen seni, untuk mendapatkan
susunan komposisi yang memiliki kesatuan, maka kuncinya adalah
balans, proporsi, irama, klimaks, dan kontras. Prinsip penyusunan ini
digunakan untuk mengatasi, menolong dan mengatur agar dapat
menyatukan
elemen
yang
ada.
Sebagai
contoh:
jika
seniman
menggambar bentuk, menemukan beberapa objek yang sama dan salah
23
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
satunya mengganggu, maka seharusnya mengubah atau meninggalkan
obyek tersebut dari lukisannya atau jika tidak meninggalkan obyek maka
hasil akhirnya akan kurang mendapat kesatuan.
2.
Keseimbangan (Balance)
Balance atau keseimbangan adalah hukum pokok alam semesta. Pohon
tumbuh mengeluarkan cabang-cabangnya, semua itu untuk pencapaian
stabilitas. Oleh karena itu penampilan keseimbangan· semata-mata
penting
untuk
kenyamanan
pisik.
Demikian
pula
manusia,
sesungguhnya sejak kanak-kanak telah melatih keseimbangan tubuh
diatas kakinya. Hal ini karena keseimbangan tersebut penting bagi
kenyamanan tubuhnya. Begitu pula halnya dengan seniman, latihan
membuat posisi yang seimbang sangat penting, karena di dalam dunia
seni rupa untuk menciptakan keindahan diperlukan adanya kepekaan
dalam merasakan keseimbangan.
Kalau diamati lebih teliti, kenyataannya manusia sedikit banyak memiliki
kepekaan tersebut, hanya berbeda-beda tingkatannya. Hal yang paling
sederhana dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah
tangga. Sebagai contoh seseorang mengatur memasang sebuah
lukisan yang diletakkan atau digantuntungkan ditengah-tengah sebidang
dinding selalu mempertimbangkan keseimbangan. Atau meletakkan
photo keluarga diatas bufet tepat ditengah-tengahnya dan diapit dua
buah hiasan patung kecil yang jaraknya sama dari photo tersebut, dan
masih banyak contoh-contoh lainnya. lni semua merupakan upaya
untuk mencari keseimbangan yang sudah dilakukan meskipun dengan
perkiraan intuisinya. Semua itu dilakukan sesuai dengan perasaan
orang
awam
yang
pengembangannya
sifatnya
dapat
masih
melalui
elementer,
belajar
dan
dan
untuk
berlatih.
Tentu
kemampuan profesional hasilnya akan lebih baik jika di bandingkan
dengan orang awam, dalam hal kepekaan keseimbangan yang selalu
terlatih.
24
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
3.
Proporsi
Proporsi merupakan salah satu prinsip pengorganisasian elemen yang
ada dalam gambar model dan tentunya juga untuk gambar yang lainnya.
Sebagaimana kita ketahui, dalam menggambar model manusia, hal
utama yang perlu dicermati adalah proporsi tubuh manusia. Proporsi
yang dimaksudkan adalah perbandingan bagian perbagian dengan
keseluruhan tubuh manusia. Hal ini untuk mengetahui berapa
perbandingan ukuran kepala dengan tubuh, berapa panjang lengan atas
dibandingkan lengan bawah, berapa ukuran lebar bahu dibandingkan
tinggi badang dan sebagainya. Begitu juga pemahaman bagaimana
bentuk jari, tangan, hidung, mata, kaki dan anggota tubuh yang lainnya.
Secara umum proporsi tubuh manusia adalah yang sering dipedomani
adalah:
a.
Tinggi manusia dewasa (Indonesia)
= 7 x tinggi kepalanya
b.
Tinggi anak-anak usia 10 tahun
= 6 x tinggi kepalanya
c.
Tinggi anak-anak usia 5 tahun
= 5 x tinggi kepalanya
d.
Tinggi balita usia 1 tahun
= 4 x tinggi kepalanya
e.
Bahu pria lebih lebar dari pada bahu perempuan
f.
Panjang telapak tangan sama dengan lebar wajah
g.
Panjang telapak kaki sama dengan tinggi wajah
h.
Letak mata setengah tinggi wajah
i.
Lebar mata seperlima lebar wajah
j.
Letak bibir ditengah-tengah antara cuping hidung dan dagu
25
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9. Perbandingan anatomi tubuh manusia
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=ilustrasi+gambar+manusia
Selain itu, manyusun obyek merupakan salah satu faktor yang
menentukan proporsi dan komposisi. Apakah hasilnya akan menarik
atau kurang menarik. lni karena gambar model merupakan bentuk
latihan mentrasnfer gambar manusia dalam berbagai gerak dan
komposisi yang sudah dipersiapkan. Sebagai contoh proporsi kepala
seorang wanita harus disesuaikan dengan perbandingan ukuran kepala
itu sendiri dan pada obyek yang lain secara menyeluruh.
Satuan ukuran perbesarannya harus sama antara obyek satu dengan
lainnya. Jika yang dilakukan tidak konsisten maka. yang terjadi adalah
penggambaran yang tidak proporsional. Begitu pula pengaturan
penggunaan bidang harus proporsianal, antara penggunaan bidang isi
dan bidang kosong harus diatur sedemikiah rupa sehingga ada
keseimbangan. Jika bidang isi terlalu besar maka yang melihat terasa
sesak, seolah-olah sulit bernapas karena ruang kosongnya terlalu
26
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
sempit, sebaliknya jika bidang isinya terlalu kecil tampak sepi dan
rasanya ada keinginan untuk membesarkan obyeknya.
4.
lrama (Rhythm)
lrama merupakan salah satu hal yang sering dicari didalam sebuah
komposisi. Pengulangan secara terus-menerus· dan teratur dari unsur
yang ada pada batas tertentu akan membantu untuk menarik perhatian.
Tetapi apabila terlalu sering mengulangnya akan mengakibatkan
kejemuan.
Oleh
karena
itu
kadang-kadang
diperlukan
bentuk
penyelewengan.
Pada gambar model asas ini banyak diperlukan dalam penyusunan
obyek, baik dari tinjauan irama obyek yang ada maupun warnanya.
Sebagai contoh; dalam sebuah gambar model jika besar manusia
dengan tempat duduknya sama besar, maka dilihat kurang menarik,
apalagi kalau warnanya sama. Misalnya baju merah, maka perlu
dicarikan warna yang hijau pada bagian busana lainnya sehingga
terdapat variasi warna, dan ini akan lebih menarik lagi jika diperkaya
variasi bentuk pendukung lainnya.
5.
Klimaks (Dominan)
Klimaks atau dominan ini penting keberadaannya didalam sebuah karya
seni, khusunya gambar model. Prinsip dominan ini, berfungsi untuk
menciptakan fokus pada suatu objek yang digambar. Menciptakan pusat
perhatian diantara tebaran elemen yang ada, menjadi sangat penting
agar tidak memilik kekuatan atau daya tarik yang sama. Masalah
penciptaan pusat perhatian ini merupakan hal yang tidak bisa diabaikan
begitu saja karena dengan adanya hal ini akan membawa kearah yang
paling penting dari suatu susunan.
Pusat perhatian ini dapat diciptakan melalui:
a.
Menempatkan model pada ruang yang kosong
b.
Dengan menggunakan kontras wama
c.
Dengan menggunakan hiasan sedikit tetapi menguasai ruang
.
27
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
6.
d.
Dengan latar belakang sederhana disekitar model
e.
Adanya sesuatu yang lain dari yang lainnya.
Kontras
Kontras atau suatu perbedaan yang menyolok, menghasilkan vitalitas
atau yang memberikan hidup suatu karya seni. Hal ini muncul karena
adanya warna komplementer, gelap terang, garis lurus dan lengkung,
yang dekat dan yang jauh, bentuk vertikal dan bentuk horizontal, serta
ruang padat dan ruang kosong. Sebaliknya karya akan menjadi
monotone dan menjemukan bila tidak terdapat kontras.
Pada gambar model sejak memilih model, penyusunan, pembuatan
sketsa sampai penyelesaiannya perlu adanya perencanaan yang penuh
pertimbangan, termasuk penggunaan prinsip kontras. Sebagai contoh:
bila pemilihan kostum atas warna hijau maka disisi bawah atau salah
satu sisi ada yang warna merah, jika ada obyek yang sifatnya
transparan ada pula yang padat, ada yang lembut ada juga yang keras
dan sebagainya. Atau bisa jadi sebagian obyek diberikan penerangan
dari arah tertentu, sehingga terjadi gelap terang terutama pengaruhnya
sangat besar pada pembuatan back ground.
B. Elemen-elemen dalam Gambar Model
1.
Garis
Garis mempunyai suatu dampak estetis dan emosional didalam suatu
gambar, baik di dalam posisi, warna, atau elemen/unsur seni lukis
lainnya. Penekanan dalam penggunaan garis-garis tertentu akan
menambah keindahan, selain itu, garis juga dapat memberikan
penekanan atau penonjolan pada sesuatu yang dianggap menarik.
Walaupun demikian, penggunaan garis bukanlah hal yang mudah,
semua garis akan dapat dikomposisikan kearah satu kesatuan yang
harmonis dan organis dengan keterampilan yang tinggi pula.
Variasi penekanan garis pada sebuah gambar bermacam-macam, ada
yang tipis dan juga ada yang tebal disesuaikan tingkat gelap terangnya
28
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
suatu obyek. Kehadiran garis dalam gambar seolah-olah seperti
memberikan
nafas
pada
manusia
yang
pucat.
Garis
dapat
menghidupkan objek-objek yang digambar. Selain itu, garis dapat juga
memberikan efek getar dan akan lebih memberikan daya tarik tersendiri.
2.
Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan. Baik
dalam pembahasan warna itu sendiri, bentuk, volume, gelap terang
maupun pada masalah komposisi. Pada seni modern, warna merupakan
hal yang paling utama. Hampir setiap bentuk yang ada tampak tidak
hidup jika tidak ada warna . lni tidak berarti bahwa menggambar suatu
bentuk
selalu diberi warna sesuai dengan objek yang ditirukan.
Memberi warna, sesungguhnya adalah merupakan sebuah nilai tambah
suatu dimensi. Hal ini bisa dilihat pada umumnya lukisan selalu terkait
dengan warna, karena warna biasanya digunakan secara bersama
untuk membentuk objek yang digambar.
Berpikir tentang warna, tentunya berpikir tentang banyak hal dalam
melukis atau menggambar. Kemahiran dalam penggunaan warna
merupakan hasil dari pengalaman panjang dari berbagai seniman.
Walaupun
demikian,
ada
beberapa
hal
mendasar
yang
dipedomani dalam penggunaan warna. Pertama adalah
dapat
masalah
keseimbangan warna, ·yaitu antara warna panas dan dingin. Pada
suatu karya seni, khususnya lukisan penggunaan warna panas dan
dingin hendaknya seimbang. Walaupun demikian, penggunaan warna
panas seperti merah orange, kuning, violet, dan merah (dalam teori six
standart colour prang system) relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
penggunaan warna dingin, (warna violet biru, biru, hijau biru, dan
hijau.
Kedua, penggunaan warna abu-abu atau warna netral. Warna netral
dapat difungsikan untuk mengikat warna komplementer yang sulit
disatukan. Kebanyakan warna enak dipandang tapi belum tentu memiliki
rasa yang menyenangkan, artinya warna tersebut agak terasa keras dan
29
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
pucat. Untuk mendapatkan unsur tidak terlalu keras dan tidak terlalu
pucat, dipandang tidak melelahkan tetapi. tetap menggairahkan pada
umumnya dapat dilakukan dangan cara dimodifikasi dengan warna
netral.
3.
Drapery (seluk beluk kain).
Drapery merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan
lukisan alam maupun gambar model. Hal ini dapat dilihat pada hasil
karya pelukis-pelukis ternama baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh
karena besar manfatnya, maka masalah drapery ini kiranya penting
untuk dipelajari.
Penggunaan drapery dalam gambar model akan lebih menambah daya
tarik, dan ini merupakan bentuk kreatifitas dalam menciptakan suasana
yang menakjubkan. Paul Cezane, salah satu pelukis besar dalam
melukis alam benda, dengan menggunakan warna-warna bersemangat,
kadang-kadang ia menggambarkan kain kordennya secara
realistik,
dan didalam penggambarannya memakai teknik yang sangat terkendali
(mahir). Mereka menggunakan korden tua untuk dilukis berulang-ulang,
mungkin saja tertarik pada warnanya, tekstur/tenunan yang terdapat
pada lipatan kainnya, yang semuanya telah dikenalnya secara
mendalam. Bahkan dari beberapa pelukis memiliki almari untuk
menyimpan koleksi berupa kain bludru, kain broklat, sutera, rayon, linen,
kain mori, dan beberapa dipolakan dan diwarnai, juga ada yang polos
dengan warna datar dan sederhana. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat
kain sutera yang sangat tipis, samar-samar/transparan, menawarkan
sesuatu yang lembut mengalir dan melekat pada obyek lain, atau kain
linen yang berat dengan lipatan yang kaku, menjanjikan
unsur
pendukung kebutuhan berdasarkan pertimbangan komposisi dari suatu
kebutuhan tertentu.
Drapery selain me
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
Mata Pelajaran Seni Budaya/Seni Rupa
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
MATA PELAJARAN SENI RUPA SMP
KELOMPOK KOPETENSI G
Profesional :
Pengertian Gambar Model
Pedagogik :
Berkomunikasi Secara Efektif, Empatik, dan Santun
dengan Peserta Didik
KELOMPOK KOMPETENSI B
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA/SENI RUPA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
PENGERTIAN
GAMBAR MODEL
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
Zulfi Hendri, M.Sn..
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
GURU PEMBELAJAR
MODUL PELATIHAN GURU
MATA PELAJARAN SENI BUDAYA/SENI RUPA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
PENGERTIAN
GAMBAR MODEL
KOMPETENSI PROFESIONAL
KELOMPOK KOMPETENSI G
Penulis : Zulfi Hendri, M.Sn.
Editor Substansi : Drs. IGN Swastapa, M.Ds.
Editor Bahasa : Drs. Noor Widijantoro, M.Pd.
Copyright c 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
ii
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
iii
iv
KATA PENGANTAR
v
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………………………………..………………………….
SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
………….
KATA PENGANTAR
………………………………………………....………
DAFTAR ISI
……………………………………………………...……........
DAFTAR GAMBAR
………………………………………………………….
i
iii
v
vii
ix
PENDAHULUAN
……………………………………………………....…….
A. Latar Belakang ………………………………………………………….
B. Tujuan
…………………..………………………………………...…..
C. Peta Kompetensi ………………………………………………...…….
D. Ruang Lingkup …………………………………………….……………
1
1
1
1
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. GAMBAR MODEL MANUSIA ....……….
A. Pengertian Model Manusia
......................................................
B. Metode Pembinaan Gambar Model ................................................
C. Pemilihan dan Penataan Obyek ....................................................
D. Teknik Menggambar Model ...........................................................
3
3
5
8
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. SKETSA ................................................
A. Pengertian Sketsa
........................................................................
B. Tahapan dalam Membuat Sketsa ..................................................
17
17
22
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PERMASALAHAN DALAM GAMBAR
MODEL ........................................................................................................
A. Prinsip-prinsip dalam Gambar Model
...........................................
B. Elemen-elemen dalam Gambar Model
.........................................
C. Latihan/Kasus/Tugas …………………………………………………..
23
23
28
33
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................
LAMPIRAN
1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 – Permasalahan dalam
Gambar Model …………………………………………………………...
vii
35
39
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan ...........
18
Gambar 2
Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan tinggi
badan .……………...............................................................
19
Gambar 3
Contoh penarikan garis panjang atau garis sumbu ..………
20
Gambar 4
Teknik sketsa dengan system jam ......................................
21
Gambar 5
Cara mengamati objek dengan perspektif garis lurus …....
22
Gambar 6
Perbandingan anatomi tubuh manusia .............................
26
ix
x
Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul ini merupakan bahan ajar yang digunakan untuk Kegiatan Guru
Pembelajar mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Modul ini berisi materi tentang: 1) Petunjuk Penggunaan
Modul, 2) Teori Belajar serta Pendekatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni
Rupa), 3) Pengertian Gambar Model Manusia, Sketsa, dan Permasalahan
dalam Gambar Model.
B. Tujuan
Modul ini diperuntukkan bagi guru-guru yang mengajar mata pelajaran Seni
Budaya di SMP. Modul ini memberikan pengayaan bagi guru Seni Budaya
yang memiliki latar belakang pendidikan seni rupa. Agar memiliki
pengalaman belajar Seni Budaya yang baik, maka guru harus memiliki
kemauan dalam mengekspresikan konsep seni rupa khususnya tentang
gambar model, baik secara teoritis maupun praktis.
C. Peta Kompetensi
Modul ini dapat dipelajari secara mandiri maupun melalui pengarahan dan
bimbingan dari instruktur. Secara madiri guru harus memahami konsep dan
teori substansi yang dipaparkan, kemudian diimplentasikan melalui praktik.
Demikian pula penerapan materi seni budaya ke dalam berbagai pendekatan
diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar seni budaya melalui
berbagai model pembelajaran sesuai yang dipaparkan dalam modul ini.
D. Ruang Lingkup
Tujuan akhir setelah mempelajari modul ini diharapkan guru dapat
1
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
memahami,
baik
secara
teoretis
maupun
praktis
dalam
mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran seni
budaya. Selain itu, diharapkan setelah mempelajari modul ini, guru
dapat memecahkan masalah melalui berbagai model, metode, dan
strategi pembelajaran yang relevan dengan permasalahan.
2
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
GAMBAR MODEL MANUSIA
A. Pengertian Gambar Model Manusia
lstilah Gambar model atau Gambar benda, dalam bahasa lnggris "Still Life"
atau "Still-life" adalah "Picture of inanimate objects, common still life subjects
include vessels, food, flowers, books, clothing". Dari pengertian tersebut
dapat diartikan bahwa gambar model adalah lukisan atau gambar yang
menggunakan obyek hidup dan dapat juga berupa benda mati.
Gambar model sebenarnya masih merupakan bagian dari seni lukis, namun
ada pendapat yang memasukkan gambar model ini ke-wilayah menggambar
(drawing). Hal ini dapat dimengerti, karena keduanya mempunyai cara
pandang dan konsepsi yang berbeda meskipun jika dikaji lebih mendalam
keduanya mempunyai perbedaan sangat tipis. Sebagai contoh gambar
model di bidang seni rupa mungkin lain jika dibandingkan dengan di bidang
Arsitektur, baik ditinjau dari tujuan, fungsi, maupun dari segi teknik yang
digunakan.
Dalam dunia seni rupa, khususnya seni lukis, gambar model sering dianggap
sebagai suatu disiplin ilmu menggambar yang baik (trampil) menarik
terutama dalam komposisi. Gambar model seringkali diperlakukan sebagai
upaya latihan menggambar obyek benda hidup (manusia) secara tepat. lni
berarti yang dilatih adalah masalah keterampilan teknik menggambar dan
prinsip-prinsip penyusunan elemen yang terkait, tanpa melibatkan emosi.
Sehingga kadang-kadang hasil gambar model tampak tidak hidup, tanpa
melibatkan emosi. Karena dalam gambar model semata-mata hanya melatih
teknik menggambar secara baik. Sebenarnya secara visual antara
menggambar model dengan melukis manusia tidaklah terlalu berbeda jauh .
3
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Keduanya obyek yang digambar bisa sama, tetapi bagaimana cara
memandang obyek yang digambar berbeda. Pada lukisan tidak meniru
obyek seperti halnya pada gambar model melainkan merupakan hasil
intepretasi dari obyek yang digambar. lni berarti obyek belum tentu sesuai
dengan yang diinginkan, jika belum sesuai maka bisa dikurangi, ditambah
bahkan diubah sesuai dengan keinginan pelukis, dan hal tersebut ada
benarnya jika dikaitkan dengar sebuah pendapat bahwa "Seni lukis adalah
merupakan manifestasi ekspresi estetis dengan menggunakan garis, bidang
dan warna". Dari uraian tesebut setidaknya dapat memberikan gambaran
tentang perbedaan antara gambar model dan lukisan, sehingga dalam
pembahasan selanjutnya tidak terjadi pemahaman yang salah.
Banyak pelukis atau seniman tertarik dan menghargai lukisan dengan
objek benda hidup atau mati. Ketiadaan emosi dan sifatnya yang statis,
kemungkinan lebih besar sebagai pengalaman estetis, yang diakibatkan
permasalahan dan pertimbangan yang sifatnya
pribadi. Namun suatu
ungkapan pada lukisan dan obyek gambar model, bisa bukan bersifat
pribadi, melainkan dihargai sebagai alat bantu dalam teknik menggambar
(melukis)
secara
baik, maka gambar model lebih sering di perlakukan
sebagai suatu latihan.
Berbagai hasil karya gambar model atau lukisan dengan obyek benda hidup
yang ada, masing-masing pelukis menggunakan bahan/media dan teknik
yang bervariasi sesuai dengan kesenangannya. Jika seluruh karya tersebut
dipilah dan dikelompokkan, maka ada dua macan teknik, yaitu:
1.
Teknik Kering adalah menggunakan bahan kering, antara lain; pensil,
konte, arang, pastel (crayon) dengan bidang gambar kertas padalarang
atau karton.
2.
Teknik Basah.
Teknik ini menggunakan bahan air (basah) antara lain;· menggunakan
media cat air dengan bidang gambar kertas padalarang atau
watercolour paper, dan cat minyak dengan bidang gambar canvas .
Adapun untuk medianya cat plakat (poster colour) dan media acrylic.
4
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
Gambar model sebagai bagian dari lukisan yang paling sederhana, tidak
terlalu bayak melibatkan emosi, karena obyeknya benda hidup atau mati
dalam posisi tetap, oleh karenanya sering diartikan sebagai bentuk latihan
menggambar atau melatih teknik menggambar secara baik. Untuk itu agar
hasilnya optimal diperlukan berbagai persiapan, metode menggambar yang
benar dan latihan secara intensif dan kontinyu. Sedangkan bentuk latihan
menggambar model, sudah barang tentu diawali dari yang paling mudah
ketingkat yang paling sulit, baik dari persoalan pemilih obyek dan
penyusunannya yang paling sederhana sampai dengan bagaimana cara
menangarai
problema
teknik
menggambar
yang
sangat
kompleks.
Permasalahan semacam itu harus dikuasai, namun semuanya dikembalikan
pada diri masing-masing, dan hal tersebut semata-mata untuk pemenuhan
kreativitas.
B. Metode Pembinaan Gambar Model
Proses pembinaan menggambar model diperlukan metode pendekatan
secara langsung dan terbuka. Dengan cara memberikan kebebasan untuk
mengadakan
eksperimen
berfikir, memilih dan
memberikan
motivasi
untuk membeda-bedakan. Sehingga siswa merasa bahwa hal tersebut
merupakan suatu kebutuhan. Dengan demikian akan menghasilkan karyakarya yang lebih baik dan memuaskan. Pada sisi lain dalam proses kreatif
(berkarya) selain memberikan motivasi dengan menggunakan pendekatan
langsung dan terbuka, adalah masalah pembinaan teknis penggarapan/
pengerjaan. Jika dalam proses tersebut terjadi suatu hambatan teknis, maka
akan segera dapat ditangani, dan siswa dapat secara cepat, trampil
menangani dan menguasainya.
Dalam aktivitas menggambar tersebut, guru sangat besar peranannya,
diantaranya; selain memberikan motivasi pada siswa menjelaskan teknis
pengerjaan, juga memberikan contoh berkarya. Hal ini penting karena
dengan demikian siswa akan lebih percaya dan siswa termotivasi untuk
berkarya yang lebih baik dan sekaligus menciptakan suasana berkarya yang
lebih bergairah. Selain itu, guru juga mampu memberikan ulasan karya, baik
selama proses berlangsung maupun setelah karya tersebut selesai.
5
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Pemberian ulasan sewaktu proses menggambar berlangsung sebenarnya
sangat menguntungkan, karena jika kesalahan
yang vital
terjadi, dan
diketahui setelah karya tersebut selesai, maka untuk memperbaikinya akan
memakan waktu, tenaga dan material yang cukup banyak. Mengingat
untuk memperbaiki suatu kesalan dalam sebuah lukisan harus secara
menyeluruh, karena permasalahannya yang kompleks, terkait antara elemen
satu dengan lainnya. Pemberian ulasan setelah karya selesai juga tidak
kalah pentingnya jika dibandingkan dengan pemberian ulasan sewaktu
proses menggabar berlangsung, karena selain fungsinya menunjukkan
kelebihan dan kekurangan secara menyeluruh dari karya yang telah
dihasilkan, secara tidak langsung memberikan sejumlah pengetahuan, yang
nantinya dapat dijadikan suatu kesadaran dalam melakukan sesuatu sesuai
metode yang diajarkan pada karya- karya berikutnya.
Adapun metode pembinaan menggambar bentuk dapat dilakukan antara lain
dengan cara:
a.
Memberikan pengarahan tentang obyek yang digambar dengan
menggunakan
metode
analitis,
baik
dari
pemilihan
obyek,
penyusunannya, hubungan antar obyek yang digambar, pencahayaan,
gelap terang, draperi dan sebagainya, secara menyeluruh. Begitu pula
perlu diberikan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan
fantasinya. Karena gambar model dengan obyek benda hidup dan mati,
tidaklah benar-benar diam, jika pelukis atau siswa dengan baik
termotivasi. Obyek gambar model dari benda hidup dan mati adalah
diangkat dari alam dan kehidupan. Oleh karenanya tidak ada alasan
mengapa obyek alam ini tidak harus dihidupkan kembali pada posisinya
yang statis.
b.
Metode berikutnya ini lebih berhubungan dengan pengembangan dari
pengungkapan yang lebih luas diluar stimulus seperti yang sebelumnya
dari
sebuah
gambar
model.
Metode
yang
pertama
adalah
penggambaran dari sebuah susunan obyek alami. Kebebasan hanya
dalam rangkaian memvisualisasikan obyek yang digambar. Sedangkan
untuk metode yang kedua yakni merupakan upaya menyertakan cerita
6
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
kedalam obyek alami, untuk mengembangkan imajinasi yang sifatnya
individual.
Selanjutnya siswa menggunakan obyek yang ada di dalam khayalannya atau
pikirannya. Di sini masalahnya adalah obyek alami dibuat untuk melebihi
posisinya yang statis atau kurang melibatkan emosi, menjadi ungkapan yang
sifatnya sugestif (menjelaskan lebih). Berawal dari pendapat seperti inilah
sebenarnya hasil sebuah lukisan yang merupakan intepretasi terhadap objek
akan sulit dibedakan dengan gambar model atau gambar bentuk yang
menyertakan cerita kedalam objek alami yang memiliki daya ungkap lebih
dan sugestif. Namun dengan uraian tersebut, setidaknya akan memberikan
sedikit kejelasan dan pemahaman tentang pengertian gambar model.
Pada akhirnya dapat dimulai kegiatan menggambar model dengan
menggunakan media cat air atau cat minyak. Melalui melukis dengan obyek
benda mati atau benda hidup seperti manusia, akan menawarkan banyak
keuntungan. Mereka tidak hanya dapat menemukan sesuatu benda yang tak
terhitung banyaknya dan jenis manusia untuk dipilih sebagai obyek yang
cukup bagus dan layak untuk dijadikan sebuah lukisan, tetapi juga dapat
memilih dan mengatur obyek tersebut diposisikan di atas suatu tempat,
mungkin dirubah sedikit, digeser sedikit, dibalik posisinya, memberi obyek
tertentu lainnya demi tuntutan komposisi tertentu, atau mungkin tidak ada
perubahan didalam pengaturannya.
Untuk mengawali dalan pembuatan sebuah gambar model perlu ada urutanurutan kegiatan seperti di atas. Hal itu semata-mata guna mendapatkan
hasil yang optimal, mengingat lukisan dengan obyek hidup tapi diam
tidak menawarkan perubahan pergerakan dan menampilkan posisi objek
terlalu lama. Juga kenyataannya bahwa obyek gambar model biasanya
mewakili perkiraan ukuran yang sebenarnya (seperti kenyataan) dan sedikit
banyak perlu adanya penyederhanaan permasalahan yang dihadapi,
terutama untuk permulaan. Siswa dalam tahap awal
banyak
seyogianya
lebih
mengenal perbendaharaan berbagai posisi obyek lukisan benda
hidup diam atau mati dan dimulai dengan menata berbagai posis mulai dari
7
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
yang paling biasa sampai yang bagus. Selain obyek-obyek tersebut juga
dapat memanfaatkan kain korden, dari tenunan/tekstur dan warnanya yang
menarik, atau bisa juga menggunakan potongan kain dari pakaian lama yang
mana pakaian lama sering mempunyai karakter yang menarik dan bagus.
Sedikit untuk material baru yang memiliki karakter seperti yang diinginkan
itu.
C. Pemilihan dan Penataan Obyek
Membuat gambar model yang baik dan bernilai, perlu adanya persiapan
secara menyeluruh. Diantaranya adalah pemilihan obyek apakah itu
manuisa atau benda mati lainnya serta penataannya. Obyek sehari-hari yang
sederhana adalah merupakan pilihan yang bijaksana. Sebab obyek tersebut
meskipun hanya biasa dan kurang bagus, dalam gambar model tidak
menjadi masalah. Karena menggambar model harus membuat indah. Ambil
sisi baiknya pada sebuah obyek dengan ketajaman mata pelukis dan
apresiasi yang dimiliki, maka obyek yang sederhana dan biasa, akan
menjadi lukisan yang menarik dan bernilai. Mungkin suatu ketika seseorang
perlu
mencari
obyek
dari
teman-teman
siswa
yang
berasal
dari
perkampungan dengan kejelian pengamatan pelukis bisa mendapatkan
obyek yang indah dan menarik dari tempat yang jauh dari sekolah.
Pemilihan model jangan dimulai dengan yang terlalu rumit, atau memiliki
tingkat kesulitan tinggi, model dapat berupa anak yang cukup berbaju kaos,
dan diberi hiasan sederhana. Jumlah model maupun warna jika perlu
dikurangi terlebih dahulu. Mungkin ditambah 1 (satu) lembar atau 2 (dua)
tangkai bunga dari bentuk yang menarik. lni lebih mudah dan leluasa dalam
pengaturannya. Jadi untuk memilih model yang sederhana lebih cenderung
dihubungkan dengan penggunaan model atau warna, sehingga dapat
mengorganisir kedalam penyatuan komposisi.
Sebagai keberhasilan dari gambar yang dibuat seluruhnya tergantung pada
tingkat kemampuan seseorang bagaimana cara penyusunan dari modelmodel yang telah dipilihnya. Eksperimen dalam penyusunan kembali
penambahan pengurangan atau dibalik itu perlu dilakukan secara intensif
8
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
dan kontinyu. lni semua dilakukan agar mendapatkan komposisi yang
menarik, bernilai dan bermanfaat.
D. Teknik Menggambar Model
Pada dasarnya teknik menggambar model dan melukis tidaklah berbeda,
karena teknik yang digunakan juga teknik-teknik yang biasa digunakan untuk
melukis pada umumnya. Teknik dalam menggambar juga bergantung pada
media ataupun bahan yang digunakan untuk melukis. Untuk proses
pembelajaran sederhana tentunya dapat menggunakan teknik dengan media
kering, tetapi untuk pendalaman materi akan dibahas media cat air dan cat
minyak. Kedua media ini apakah cat air dan cat minyak sama-sama memiliki
sifatnya yang basah, maka teknik penggambarannya perlu memakai
kuas/palet. Kuas yang digunakan bervariasi, baik di tinjau dari ukuran,
bentuk, atau tingkat kelenturannya. Semua itu semata-mata terkait dengan
fungsi dan tujuannya. Dalam hal tertentu penggunaan cat air dan cat minyak
bisa sama, sebagai contoh: untuk memberi warna pada bidang yang luas
digunakan kuas yang ukurannya besar (Eterna no 12), hanya untuk
pencapaian efek tertentu dan sifat bahannya yarig berbeda maka jenis kuas
yang
digunakan
kelembutannya
juga
disesuaikan.
Untuk
cat
air
penggambarannya transparan, oleh karenanya penggunaan air cukup
banyak, maka pada umumnya kuas yang digunakan bulu kuasnya lembut.
Sedangkan untuk cat minyak yang relatif lebih kental/pekat, maka kuas yang
dipakai lebih kaku dan lentur.
Berdasarkan pengalaman praktik menggambar model, banyak siswa yang
masih belum menyadari tentang pentingnya fungsi dan manfaat kuas. Hal ini
terbukti masih seringnya dijumpai melukis dengan menggunakan kuas yang
sudah haus, bahkan bentuknya sampai seperti ujung mata tombak. Sepintas
tampaknya hal semacam ini sepele, dan ekonomis. Namun jika dihitunghitung justru sebaliknya. Karena dengan menggunakan kuas yang
kelenturannya sudah tidak memenuhi syarat tertentu, yang mestinya sekali
gores sudah tercapai bentuk seperti yang diharapkan, akan dilakukan
berulang-ulang, dan bahkan hasilnya mungkin akan terjadi yang sebaliknya.
9
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Hal ini disebabkan karena efek kuas yang dilhasilkan tidak sesuai dengan
yang dipikir dan dirasakan.
Pengalaman berikutnya tentang penyiapan cat yang diplotot pada palet
untuk menggambar, sering dijumpai siswa hanya menyiapkan warna-warna
yang pada saat itu akan digunakan, misalnya warna merah, kuning, hijau,
untuk penggambaran
baju, sedangkan warna
untuk latar depan (fore
ground) dan latar belakangnya (back ground) menyusul, bahkan mungkin
belum terpikirkan, bahwa selama proses menggambar dimungkinkan akan
muncul warna-warna lain yang di luar perhitungan. Hal semacam ini
sebenarnya
merupakan
suatu
kesalahan
yang
sangat
mendasar.
Seharusnya untuk melukis, baik dengan menggunakan media cat air
maupun cat minyak, sebelum melukis semua warna yang ada harus sudah
disiapkan dengan memelotot di palet yang telah disediakan. Terlepas
nantinya wama tersebut akan digunakan atau tidak. Mengapa demikian?
Pertama karena sewaktu melukis pada umumnya tanpa diduga sering
muncul kebutuhan warna-warna tertentu yang tidak terpikirkan sebelumnya
dan jika pada saat membutuhkan warna tersebut ternyata belum tersedia,
biasanya pelukis karena terlanjur asyik berekspresi, pada umumnya sudah
malas untuk memelotot cat lagi, sehingga pewarnaan berikutnya menjadi
seadanya sesuai dengan cat yang telah tersedia. Kebiasan seperti ini sudah
barang tentu harsilnya tidak akan ideal karena dipaksakan dengan apa
adanya. Kedua keuntungannya jika semua warna telah diplotot (disiapkan)
sebelum melukis, warna-warna tersebut akan memberikan rangsangan
pengembangan fantasi dalam mewarnai pada obyek yang digarap.
1.
Teknik Aquarel (teknik cat air)
Teknik cat air istilah lainnya teknik aquarel dapat juga disebut dengan
teknik transparan. Penyebutan teknik transparan karena gambar yang
dihasilkan tanpak transparan di atas permukaan kertas yang digambar
dengan kata lain karakter kertas gambarnya (water colour paper) masih
tampak. Selain itu, bentuk transparan juga dihasilkan oleh penggunaan
warna yang tipis dan dicampur airnya cukup banyak sesuai dengan
10
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
tone yang dibutuhkan. Perlu diingat bahwa perubahan tone pada teknik
ini bersifat halus dan lembut.
Efek-efek artistik yang dihasilkan pada lukisan teknik aquarel tampak
pada keakuratan sapuan kuas dan kepekaan dalam pengaturan
kecairan cat air yang digunakan serta permainan penggunaan alat
lainnya, seperti kuas besar, kapas atau kalau perlu menggunakan
alat pengering (hair dryer).
Menggambar dengan teknik aquarel sesungguhnya bukan saja terletak
pada kepandaian dalam memainkan air. Kemampuan membuat sketsa
dalam teknik aquarel sangat dibutuhkan. Karena sketsa berfungsi untuk
acuan dalam membentuk dan memberikan warna selanjutnya. Apalagi
jika pada lukisan tersebut terdapat warna putih, baik dari putihnya obyek
yang digambar atau mungkin dari high light putih kertas yang tidak boleh
digantikan dengan putihnya cat air. Jika ini tidak terpenuhi biasanya
lukisan
tersebut
dianggap
kurang
berhasil
akibat
kemampuan
menyeketnya yang belum mahir. Selain itu kematangan dan ketepatan
dalam menggores sangat berharga, mengingat jika warna yang
dikuaskan keliru apalagi jika penggunaan airnya kurang, bahkan sudah
terlanjur agak kering, maka hal ini sulit dihapus atau dibetulkan. Oleh
karena itu keterampilan ini perlu dilatih dengan penuh kesabaran.
Selanjutnya dalam teknik aquarel, biasanya pewarnaan berawal dari
warna muda ke warna yang lebih tua atau dari yang terang ke
yang lebih gelap. lni tidak boleh terbalik, karena jika terbalik dan
kebetulan salah akan sulit diatasi, mengingat kertasnya sudah terlanjur
kotor.
2.
Teknik Cat Minyak
Selain cat air, orang juga sering menggambar model atau melukis
menggunakan cat minyak. Bahan ini terbuat dari partikel-partikel pikmen
yang disubstansikan dengan menggunakan media minyak. Banyak
11
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
karya seni lukisan yang sudah dihasilkan dengan penggunakan cat
minyak dengan berbagai teknik yang ada.
Memulai berkarya seni termasuk menggambar model dengan cat
minyak, tentunya sama dengan melukis pada umumnya. Pertama-tama
setelah pelukis menyiapkan bahan dan alat, pelukis pastilah mengawali
dengan proses membuat sketsa terlebih dahulu. Sketsa akan sangat
membantu pelukis dalam mengatur komposisi dan proporsi dari objek
yang akan digambar. Setelah sketsa selesai dibuat dan dirasa
sempurna
barulah
pelukis
mulai
menggunakan
pewarna
untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan pengalaman praktik,
sebelum memberikan pewarnaan secara menyeluruh, ada baiknya
seluruh permukaan kanvas diberi warna tipis dan cair, misalnya veridian
green ditambah bum sienna, atau yellow ochre dicampur dengan bum
umbre, disesuaikan dengan wama apa yang nantinya memimpin atau
memegang peranan atau prosentasenya paling dominan. Warna tipis
dan cair tersebut dipakai untuk membasahi dan juga difungsikan untuk
menyatukan antara obyek yang satu dengan lainnya dan menyatukan
warna yang satu dengan lainnya secara menyeluruh. Hal ini tampaknya
sepele tetapi cukup menentukan untuk langkah berikutnya. Mengingat
teknik semacam ini disadari atau tidak disadari akan mengkasilkan
kesatuan (unity) warna yang ada dengan kanvas.
Pengunnaan warna cat minyak dalam menggambar model tentunya
sering disesuaikan dengan warna dasar yang melekat pada objek yang
digambar. Walaupun demikian, banyak seniman melukis menggunakan
warna hitam dan putih. Kedua warna ini tidak semudah anggapan orang.
Terlebih bagi seorang pemula yang mungkin belum banyak melakukan
percobaan-percobaan atau latihan. Penggunaan warna hitam dan putih
pada lukisan sering kelihatan pucat, bahkan tampak kotor (letek). Hasil
wana yang pucat bukannya tanpa sebab, dan kalau diteliti lebih dalam
maka kemungkinannya bisa karena kurang paham tentang sifat bahan,
sehingga belum tahu cara penggunaannya atau frekuensi latihannya
yang kurang. Wama putih (Zink white, Titanium white), adalah warna
12
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
putih yang paling sering dipakai, Zink white bahan bakunya sebagian
dari logam Zinkum, warnanya putih cenderung kemerahan, dan sifatnya
mudah teroksidasi. Oleh karenanya jika cara menguasnya diulang-ulang
pada tempat yang sama, akan mudah tercampur atau terjadi
pergesekan dengan udara, sehingga hasilnya kurang jernih (kusam atau
letek). Hal ini dapat diatasi dengan sedikit menggoreskan kuas, dengan
tekanan kuas yang tidak terlalu kuat. Untuk penguasaan ini perlu latihan
yang rutin dan selalu memberikan catatan-catatan pada setiap
perubahan yang terjadi.
Cara lain agar cat setelah digoreskan ke kanvas tetap jernih bisa
menggunakan pisau palet. Hanya saja akibat pergesekan pisau palet
yang datar, hasilnya terlalu mengkilat, sehingga kadang-kadang
memantulkan cahaya dan hasilnya kurang enak dipandang. Untuk cat
putih (titanium) problemnya sama dengan zink white, hanya bedanya
cat- titanium white warnanya putih kebirubiruan. Sedangkan warna putih
zink white warnanya cenderung kemerahan, maka warna ini dapat
dipergunakan campuran atau kombinasi untuk warna-warna panas
(kuning, merah, orange, violet merah, kuning, dan hijau). Sedangkan
titanium white untuk warna-warna dingin (hijau, hijau biru, biru, biru
violet). Untuk warna hitam (Ivory Black), sesungguhnya jika tidak
terpaksa, lebih baik diganti campuran warna Prussion Blue dicampur
dengan warna Burn Umbre (coklat tua), campuran ini sudah cukup
gelap dan tua. Campuran dari kedua warna ini jika tercampur warna
putih selama proses menggambar, abu-abu yang dihasilkan tidak
tampak kotor (pucat), hal ini akan berbeda jika dibandingkan dengan
warna abu-abu dari hasil percampuran warna hitam dan putih.
Penggunaan cat minyak dalam melukis tentunya tidak seperti tukang
rumah mewarnai tembok. Yang tidak kalah penting dalam penggunaan
cat minyak adalah cara menguas yang benar. Mungkin bagi seorang
pemula bukanlah hal yang mudah. Pengalaman yang teramati secara
langsung adalah ketika penulis mengajar di perguruan tinggi, dari
banyak mahasiswa yang ada dalam satu kelas hanya beberapa orang
13
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
yang sudah bisa melakukan dengan benar. Pada umumnya seorang
pemula sewaktu menguas, cat bukannya tertiggal pada kain kanvas,
melainkan terjadi yang sebaliknya, cat tersebut malahan mengumpul
pada logam dibelakang bulu kuasnya. Kurang berhasilnya menguas
tersebut sebenarnya hanya masalah penekanan kuas yang terlalu kuat,
oleh karenanya sewaktu menguas perlu sambil merasakan seberapa
besar penekanan kuasnya, kalau kuas hanya diletakkan dan digeser
hasilnya bagaimana, atau jika tekanannya sedikit dan kuas digeser
cepat hasilnya seperti apa dan seterusnya. Dengan latihan menguas
menggunakan berbagai variasi, baik tekanan maupun kecepatan
menggeser kuas akan memberikan pengalaman yang bermanfaat
terutama untuk pemenuhan kebutuhan berekspresi.
Membahas tentang teknik melukis pada umumnya dan khususnya
menggambar model, terlebih jika penggambarannya secara realistik,
yang notabenya banyak ketentuan, banyak hal yang harus dipatuhi
misalnya
tentang
proporsi,
gelap
terang,
karakter,
pencahayaan, draperi, pewarnaan dan unity (kesatuan).
perspektif,
Keterikatan
ketentuan-ketentuan yang sekaligus sebagai kriteria keberhasilan inilah
yang harus dipenuhi, meskipun unik pencapaianya perlu latihan secara
intensif dan metodis. Dalam menggambar model, ada dua metode yang
dapat digunakan. Pertama adalah metode global dan dilanjutkan dengan
menggunakan metode analitis.
Metode global (mengerjakan secara keseluruhan) ini diawali dari
pembuatan sketsa secara keseluruhan, lalu dilanjutkan dangan
pemberian warna yang berfungsi untuk menyatukan seluruh elemen
pada bidang kanvas. Setelah pemberian warna dasar berlangsung,
dilanjutkan dengan penggarapan setiap obyek secara garis besar (Block
In).
Sedangkan metode analitis digunakan setelah obyek yang ada
secara
keseluruhan selesai diwarnai secara global (garis besarnya). Metode
analitis adalah pengerjaan satu demi satu bagian ditailnya objek dari
14
Kegiatan Pembelajaran 1:
Gambar Model Manusia
pencarian bentuk sampai selesai. Sewaktu mendetail pada bagian
tertentu, bukan berarti hal tersebut berdiri sendiri, melainkan harus
dikaitkan dengan elemen lain yang ada disekitarnya, sehingga secara
keseluruhan terdapat kesatuan (unity) yang organis.
15
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
16
Kegiatan Pembelajaran 2:
Sketsa
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SKETSA
A. Pengertian Sketsa
Awal dari kegiatan manggambar model, sebelum mewarnai, memberi
gelap terang, bayangan sampai penyelesaian akhir, perlu kiranya diawali
dengan pembuatan sketsa untuk memimpin kegiatan tersebut. lni penting
artinya, karena sketsa merupakan rancangan yang akan menentukan
garis besar apa saja yang akan dikerjakan selanjutnya, dan ini akan
sangat menentukan hasil akhirnya. Untuk membuat sketsa sederhana,
pertama harus memiliki pengetahuan dan pemahaman. Agar dapat
membuat sketsa secara cepat dan sesuai dengan gaya masing-masing
diperlukan kepercayaan pada diri. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa
menyeket bukanlah merupakan kebutuhan meniru hal-hal yang sifatnya kecil
(detail), melainkan mengambil bagian intinya yang diperlukan.
Dalam proses membuat sketsa banyak waktu yang digunakan untuk
perenungan dan menganalisa tentang garis panjang, aturan petunjuk, ruang
pendek, hubungan garis horizontal dan garis vertikal, proporsi, serta ruang
kosong. Mencari secara cepat dari bagian yang terkecil (detail) dan segera
menyisihkan bagian yang tidak penting. Semuanya itu dikerjakan dengan
sabar, sungguh-sungguh penuh semangat dengan pengamatan yang jeli.
Sedangkan dalam pembuatan sketsa selain memperhatikan hal-hal tersebut,
juga perlu melibatkan imajinasi, mengingat imajinasi adalah merupakan
intisari dari penjelajahan dan pengalaman masalalu. Apa yang digambarkan
mungkin
bertentangan
dengan
hasil
ingatan
yang
didapat
dari
pengamatannya, akan tetapi semua yang dikerjakan itu semata-mata
untukm endapatkan originalitas yang sifatnya baru.
17
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Membuat sketsa secara cepat bukanlah hal yang mudah, perlu melakukan
latihan yang sungguh-sungguh. Karena dalam menyeket sebuah tekanan
kecil dapat mempengaruhi ungkapan perasaan. Oleh karenanya antara
ketajaman pengamatan dan ingatan sangat diperlukan, sedangkan tangan
hanya mengikuti perintah.
Untuk pembuatan sketsa dalam gambar model, perlu memperhatikan
banyak hal, terutama yang terkait dangan masalah teknik, baik teknik
pengamatan pada obyek, maupun teknik penggambaran. Sebagai contoh
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan
18
Kegiatan Pembelajaran 2:
Sketsa
Gambar 2. Pembuatan sket dengan bantuan garis pertolongan tinggi badan
Elemen dasar-dasar yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan sketsa.
1.
Garis Panjang.
Untuk menggambar secara tepat, pertama harus ditemukan garis
panjang yang ada pada seluruh obyek yang digambar. Garis panjang
atau dapat juga disebut garis sumbu adalah garis yang terpanjang, yang
berfungsi untuk mengawasi secara menyeluruh (dari ujung A menuju
ujung B). Garis panjang pada umumnya digunakan sebagai garis
pertolongan seperti contoh pada gambar berikut.
19
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
The AXIS is the longest directicn
iu the center of a mass (A, B).
The direction of the axis has to
be observed and f elt. To get the
OUTSIDE lines, join any outer
points.
It is fascinating to learn to relate
DT- RECTION of LINES with;
some obvious point on the
model.
For
example:
The
direction of the handle (C, D)
.projects across the pot to point
E-1. This tells us how to shape
the handle correctly F-E 2 is the
projection of wooden handles .
Gambar 3. Contoh penarikan garis panjang atau garis sumbu.
2.
Proyeksi Garis.
Proyeksi garis lurus pada dasarnya adalah cara pandang melihat objek
kedepan seperti mata melihat, atau ayunan sebuah curva
seperti
mengingat
pegangan
pembuatannya . Di sini curva pegangan terakhir
pada garis lurus kedepan di titik K. Garis I dan J berselang-seling ditit!k
3.
Sistem Jam (The clock System)
Sistem
jam
adalah
merupakan
salah
satu
cara
untuk
meniru/penggambaran obyek nyata kebidang gambar yang sifatnya 2
demerisional secara tepat, dengan menggunakan pertolongan sudut-
20
Kegiatan Pembelajaran 2:
Sketsa
sudut seperti yang terbentuk dari jari-jari jam. Seperti contoh pada
gambar berikut:
Gambar 4. Teknik sketsa dengan system Jam
4.
Ruang Kosong
Ketika kamu melihat pada sebuah model, kemudian kamu skets
tubuhnya, maka sepenuhnya kamu akan mengerti posisi, bentuk, dan
proporsinya. Dengan demikian sebenarnya kita sedang belajar tentang
komposisi pada ruang kosong.
21
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
B. Tahapan dalam Membuat Sketsa
Gambar 5. Cara Mengamati objek dengan perspektif garis lurus
Banyaknya
objek
yang
dapat
ditirukan
dalam
menggambar
model
mengharuskan kita menentukan objek terlebih dahulu sebelum pembuatan
sketsa
berlangsung.
Masalahnya
adalah
banyak
obyek-obyek yang
digambar belum tentu dapat kita kenali sebelum menggambarnya.
Tahapan pembuatan sketsa, dapat menggunakan teori yang telah diuraikan
di atas yaitu (1) Menggunakan axis (sumbu) dan garis luar (Outside Lines).
Pada tahapan ini yang sangat menetukan adalah kekuatan garis sumbu
tegak lurus. (2) Proyeksi garis (Projection of Lines). Garis selang-seling
(Crisscross), garis panjang (Long Lines), mungkin dengan memanfatkan The
Clock System atau bisa juga menggunakan pertolongan garis vertikal dan
horizontal, dan (3) Untuk menghasilkan sebuah sketsa yang bagus
tergantung pada keinginan yang kuat dari diri masing-masing.
22
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PERMASALAHAN DALAM GAMBAR MODEL
A. Prinsip-Prinsip Dalam Gambar Model
Gambar model merupakan bagian dari seni lukis yang paling sederhana,
walaupun bidang ini sederhana namun prinsip-prinsip pengorganisasian
elemennya sama seperti yang dimiliki seni lukis pada umumnya, yaitu
setiap elemen saling berhubungan antara satu bagian dengan lainnya
secara harmonis organis. Untuk itu, selain harus taat pada asas-asas unity,
balans, proporsi, irama, dan kontras juga harus memakai elemen-elemen
lain selain garis dan warna. Agar lebih jelas tentang prinsip-prinsip
pengorganisasian elemen yang sering digunakan dalam menggambar
model, maka berikut ini akan dibahas lebih lanjut satu demi satu.
1.
Kesatuan (Unity)
Sebagai prinsip yang sifatnya umum sebuah lukisan yang pertama
harus memiliki kesatuan (unity) antar seluruh bagian yang ada antara
satu bagian dengan bagian lainnya supaya tampak harmonis dan
organis. Jika sebuah lukisan seluruh bagiannya memberikan efek
yang sama kuatnya, berarti memiliki kesatuan. Tetapi jika itu
mengganggu isinya, tidak ada hubungan kualitas atau faktornya, maka
dalam karya tersebut tidak ada kesatuan.
Dalam teori pengorganisasian elemen seni, untuk mendapatkan
susunan komposisi yang memiliki kesatuan, maka kuncinya adalah
balans, proporsi, irama, klimaks, dan kontras. Prinsip penyusunan ini
digunakan untuk mengatasi, menolong dan mengatur agar dapat
menyatukan
elemen
yang
ada.
Sebagai
contoh:
jika
seniman
menggambar bentuk, menemukan beberapa objek yang sama dan salah
23
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
satunya mengganggu, maka seharusnya mengubah atau meninggalkan
obyek tersebut dari lukisannya atau jika tidak meninggalkan obyek maka
hasil akhirnya akan kurang mendapat kesatuan.
2.
Keseimbangan (Balance)
Balance atau keseimbangan adalah hukum pokok alam semesta. Pohon
tumbuh mengeluarkan cabang-cabangnya, semua itu untuk pencapaian
stabilitas. Oleh karena itu penampilan keseimbangan· semata-mata
penting
untuk
kenyamanan
pisik.
Demikian
pula
manusia,
sesungguhnya sejak kanak-kanak telah melatih keseimbangan tubuh
diatas kakinya. Hal ini karena keseimbangan tersebut penting bagi
kenyamanan tubuhnya. Begitu pula halnya dengan seniman, latihan
membuat posisi yang seimbang sangat penting, karena di dalam dunia
seni rupa untuk menciptakan keindahan diperlukan adanya kepekaan
dalam merasakan keseimbangan.
Kalau diamati lebih teliti, kenyataannya manusia sedikit banyak memiliki
kepekaan tersebut, hanya berbeda-beda tingkatannya. Hal yang paling
sederhana dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah
tangga. Sebagai contoh seseorang mengatur memasang sebuah
lukisan yang diletakkan atau digantuntungkan ditengah-tengah sebidang
dinding selalu mempertimbangkan keseimbangan. Atau meletakkan
photo keluarga diatas bufet tepat ditengah-tengahnya dan diapit dua
buah hiasan patung kecil yang jaraknya sama dari photo tersebut, dan
masih banyak contoh-contoh lainnya. lni semua merupakan upaya
untuk mencari keseimbangan yang sudah dilakukan meskipun dengan
perkiraan intuisinya. Semua itu dilakukan sesuai dengan perasaan
orang
awam
yang
pengembangannya
sifatnya
dapat
masih
melalui
elementer,
belajar
dan
dan
untuk
berlatih.
Tentu
kemampuan profesional hasilnya akan lebih baik jika di bandingkan
dengan orang awam, dalam hal kepekaan keseimbangan yang selalu
terlatih.
24
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
3.
Proporsi
Proporsi merupakan salah satu prinsip pengorganisasian elemen yang
ada dalam gambar model dan tentunya juga untuk gambar yang lainnya.
Sebagaimana kita ketahui, dalam menggambar model manusia, hal
utama yang perlu dicermati adalah proporsi tubuh manusia. Proporsi
yang dimaksudkan adalah perbandingan bagian perbagian dengan
keseluruhan tubuh manusia. Hal ini untuk mengetahui berapa
perbandingan ukuran kepala dengan tubuh, berapa panjang lengan atas
dibandingkan lengan bawah, berapa ukuran lebar bahu dibandingkan
tinggi badang dan sebagainya. Begitu juga pemahaman bagaimana
bentuk jari, tangan, hidung, mata, kaki dan anggota tubuh yang lainnya.
Secara umum proporsi tubuh manusia adalah yang sering dipedomani
adalah:
a.
Tinggi manusia dewasa (Indonesia)
= 7 x tinggi kepalanya
b.
Tinggi anak-anak usia 10 tahun
= 6 x tinggi kepalanya
c.
Tinggi anak-anak usia 5 tahun
= 5 x tinggi kepalanya
d.
Tinggi balita usia 1 tahun
= 4 x tinggi kepalanya
e.
Bahu pria lebih lebar dari pada bahu perempuan
f.
Panjang telapak tangan sama dengan lebar wajah
g.
Panjang telapak kaki sama dengan tinggi wajah
h.
Letak mata setengah tinggi wajah
i.
Lebar mata seperlima lebar wajah
j.
Letak bibir ditengah-tengah antara cuping hidung dan dagu
25
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9. Perbandingan anatomi tubuh manusia
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=ilustrasi+gambar+manusia
Selain itu, manyusun obyek merupakan salah satu faktor yang
menentukan proporsi dan komposisi. Apakah hasilnya akan menarik
atau kurang menarik. lni karena gambar model merupakan bentuk
latihan mentrasnfer gambar manusia dalam berbagai gerak dan
komposisi yang sudah dipersiapkan. Sebagai contoh proporsi kepala
seorang wanita harus disesuaikan dengan perbandingan ukuran kepala
itu sendiri dan pada obyek yang lain secara menyeluruh.
Satuan ukuran perbesarannya harus sama antara obyek satu dengan
lainnya. Jika yang dilakukan tidak konsisten maka. yang terjadi adalah
penggambaran yang tidak proporsional. Begitu pula pengaturan
penggunaan bidang harus proporsianal, antara penggunaan bidang isi
dan bidang kosong harus diatur sedemikiah rupa sehingga ada
keseimbangan. Jika bidang isi terlalu besar maka yang melihat terasa
sesak, seolah-olah sulit bernapas karena ruang kosongnya terlalu
26
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
sempit, sebaliknya jika bidang isinya terlalu kecil tampak sepi dan
rasanya ada keinginan untuk membesarkan obyeknya.
4.
lrama (Rhythm)
lrama merupakan salah satu hal yang sering dicari didalam sebuah
komposisi. Pengulangan secara terus-menerus· dan teratur dari unsur
yang ada pada batas tertentu akan membantu untuk menarik perhatian.
Tetapi apabila terlalu sering mengulangnya akan mengakibatkan
kejemuan.
Oleh
karena
itu
kadang-kadang
diperlukan
bentuk
penyelewengan.
Pada gambar model asas ini banyak diperlukan dalam penyusunan
obyek, baik dari tinjauan irama obyek yang ada maupun warnanya.
Sebagai contoh; dalam sebuah gambar model jika besar manusia
dengan tempat duduknya sama besar, maka dilihat kurang menarik,
apalagi kalau warnanya sama. Misalnya baju merah, maka perlu
dicarikan warna yang hijau pada bagian busana lainnya sehingga
terdapat variasi warna, dan ini akan lebih menarik lagi jika diperkaya
variasi bentuk pendukung lainnya.
5.
Klimaks (Dominan)
Klimaks atau dominan ini penting keberadaannya didalam sebuah karya
seni, khusunya gambar model. Prinsip dominan ini, berfungsi untuk
menciptakan fokus pada suatu objek yang digambar. Menciptakan pusat
perhatian diantara tebaran elemen yang ada, menjadi sangat penting
agar tidak memilik kekuatan atau daya tarik yang sama. Masalah
penciptaan pusat perhatian ini merupakan hal yang tidak bisa diabaikan
begitu saja karena dengan adanya hal ini akan membawa kearah yang
paling penting dari suatu susunan.
Pusat perhatian ini dapat diciptakan melalui:
a.
Menempatkan model pada ruang yang kosong
b.
Dengan menggunakan kontras wama
c.
Dengan menggunakan hiasan sedikit tetapi menguasai ruang
.
27
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
6.
d.
Dengan latar belakang sederhana disekitar model
e.
Adanya sesuatu yang lain dari yang lainnya.
Kontras
Kontras atau suatu perbedaan yang menyolok, menghasilkan vitalitas
atau yang memberikan hidup suatu karya seni. Hal ini muncul karena
adanya warna komplementer, gelap terang, garis lurus dan lengkung,
yang dekat dan yang jauh, bentuk vertikal dan bentuk horizontal, serta
ruang padat dan ruang kosong. Sebaliknya karya akan menjadi
monotone dan menjemukan bila tidak terdapat kontras.
Pada gambar model sejak memilih model, penyusunan, pembuatan
sketsa sampai penyelesaiannya perlu adanya perencanaan yang penuh
pertimbangan, termasuk penggunaan prinsip kontras. Sebagai contoh:
bila pemilihan kostum atas warna hijau maka disisi bawah atau salah
satu sisi ada yang warna merah, jika ada obyek yang sifatnya
transparan ada pula yang padat, ada yang lembut ada juga yang keras
dan sebagainya. Atau bisa jadi sebagian obyek diberikan penerangan
dari arah tertentu, sehingga terjadi gelap terang terutama pengaruhnya
sangat besar pada pembuatan back ground.
B. Elemen-elemen dalam Gambar Model
1.
Garis
Garis mempunyai suatu dampak estetis dan emosional didalam suatu
gambar, baik di dalam posisi, warna, atau elemen/unsur seni lukis
lainnya. Penekanan dalam penggunaan garis-garis tertentu akan
menambah keindahan, selain itu, garis juga dapat memberikan
penekanan atau penonjolan pada sesuatu yang dianggap menarik.
Walaupun demikian, penggunaan garis bukanlah hal yang mudah,
semua garis akan dapat dikomposisikan kearah satu kesatuan yang
harmonis dan organis dengan keterampilan yang tinggi pula.
Variasi penekanan garis pada sebuah gambar bermacam-macam, ada
yang tipis dan juga ada yang tebal disesuaikan tingkat gelap terangnya
28
Kegiatan Pembelajaran 3:
Permasalahan dalam Gambar Model
suatu obyek. Kehadiran garis dalam gambar seolah-olah seperti
memberikan
nafas
pada
manusia
yang
pucat.
Garis
dapat
menghidupkan objek-objek yang digambar. Selain itu, garis dapat juga
memberikan efek getar dan akan lebih memberikan daya tarik tersendiri.
2.
Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang tidak dapat diabaikan. Baik
dalam pembahasan warna itu sendiri, bentuk, volume, gelap terang
maupun pada masalah komposisi. Pada seni modern, warna merupakan
hal yang paling utama. Hampir setiap bentuk yang ada tampak tidak
hidup jika tidak ada warna . lni tidak berarti bahwa menggambar suatu
bentuk
selalu diberi warna sesuai dengan objek yang ditirukan.
Memberi warna, sesungguhnya adalah merupakan sebuah nilai tambah
suatu dimensi. Hal ini bisa dilihat pada umumnya lukisan selalu terkait
dengan warna, karena warna biasanya digunakan secara bersama
untuk membentuk objek yang digambar.
Berpikir tentang warna, tentunya berpikir tentang banyak hal dalam
melukis atau menggambar. Kemahiran dalam penggunaan warna
merupakan hasil dari pengalaman panjang dari berbagai seniman.
Walaupun
demikian,
ada
beberapa
hal
mendasar
yang
dipedomani dalam penggunaan warna. Pertama adalah
dapat
masalah
keseimbangan warna, ·yaitu antara warna panas dan dingin. Pada
suatu karya seni, khususnya lukisan penggunaan warna panas dan
dingin hendaknya seimbang. Walaupun demikian, penggunaan warna
panas seperti merah orange, kuning, violet, dan merah (dalam teori six
standart colour prang system) relatif lebih sedikit dibandingkan dengan
penggunaan warna dingin, (warna violet biru, biru, hijau biru, dan
hijau.
Kedua, penggunaan warna abu-abu atau warna netral. Warna netral
dapat difungsikan untuk mengikat warna komplementer yang sulit
disatukan. Kebanyakan warna enak dipandang tapi belum tentu memiliki
rasa yang menyenangkan, artinya warna tersebut agak terasa keras dan
29
Modul Guru Pembelajar
Mata Pelajaran Seni Budaya Seni Rupa SMP
pucat. Untuk mendapatkan unsur tidak terlalu keras dan tidak terlalu
pucat, dipandang tidak melelahkan tetapi. tetap menggairahkan pada
umumnya dapat dilakukan dangan cara dimodifikasi dengan warna
netral.
3.
Drapery (seluk beluk kain).
Drapery merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pembuatan
lukisan alam maupun gambar model. Hal ini dapat dilihat pada hasil
karya pelukis-pelukis ternama baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh
karena besar manfatnya, maka masalah drapery ini kiranya penting
untuk dipelajari.
Penggunaan drapery dalam gambar model akan lebih menambah daya
tarik, dan ini merupakan bentuk kreatifitas dalam menciptakan suasana
yang menakjubkan. Paul Cezane, salah satu pelukis besar dalam
melukis alam benda, dengan menggunakan warna-warna bersemangat,
kadang-kadang ia menggambarkan kain kordennya secara
realistik,
dan didalam penggambarannya memakai teknik yang sangat terkendali
(mahir). Mereka menggunakan korden tua untuk dilukis berulang-ulang,
mungkin saja tertarik pada warnanya, tekstur/tenunan yang terdapat
pada lipatan kainnya, yang semuanya telah dikenalnya secara
mendalam. Bahkan dari beberapa pelukis memiliki almari untuk
menyimpan koleksi berupa kain bludru, kain broklat, sutera, rayon, linen,
kain mori, dan beberapa dipolakan dan diwarnai, juga ada yang polos
dengan warna datar dan sederhana. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat
kain sutera yang sangat tipis, samar-samar/transparan, menawarkan
sesuatu yang lembut mengalir dan melekat pada obyek lain, atau kain
linen yang berat dengan lipatan yang kaku, menjanjikan
unsur
pendukung kebutuhan berdasarkan pertimbangan komposisi dari suatu
kebutuhan tertentu.
Drapery selain me