DOCRPIJM 1526004996BAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KOTA
MAKASSAR TAHUN 2018-2022

7.1

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian
yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana,
sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan
pengembangan

permukiman

permukiman


perdesaan.Pengembangan

kawasan

permukiman

di Kota Makassar terdiri dari
perkotaan

kawasan

dan

perkotaan

kawasan
terdiri

dari


pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman
kumuh,

sedangkan

untuk

pengembangan

kawasan

perdesaan terdiri dari

pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan,
serta desa tertinggal.
7.1.1

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Permukiman


A.

Arah Kebijakan
Arahan

kebijakan

pengembangan

permukiman

mengacu

pada

peraturanperundangan, antara lain:
1. Undang-Undang

No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


JangkaPanjang Nasional. Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan
bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga
kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh
pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 1

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

2. Undang-Undang

No.

1


Tahun

2011

tentang

KawasanPermukiman. Pasal 4 mengamanatkan

Perumahan

dan

bahwa ruang lingkup

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup
penyelenggaraan

perumahan


(butir

c),penyelenggaraan

kawasan

permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh (butir f) Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
3. Pasal 15 mengamanatkan

bahwa pembangunan rumah susun umum,

rumahsusun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung
jawab pemerintah.
4. Peraturan

Presiden

No.


15

Tahun

2010

tentang

Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya
terkait dengan penanggulangan

kemiskinan

yang diimplementasikan

dengan penanggulangan kawasan kumuh.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan

Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas
permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar b10% pada tahun 2014.
Pengembangan

Permukiman

di Kota Makassar dilaksanakan dengan

upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan desa Nelayan.
Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana ( infrasruktur ) Permukiman di
kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa / Desa Pusat Pertumbuhan dan pada
Desa terpencil / Desa tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat.Terkait
dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman
maka UU No. 1 Tahun 2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut:

B. Tugas
Tabel 7.1. Tugas Pemerintah pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kota
dalam Pengembangan Permukiman
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR

PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 2

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Pemerintah Pusat
 Merumuskan
dan
menetapkan
kebijakan
dan strategi nasional di
bidang perumahan dan
kawasan permukiman.
 Merumuskan
dan
menetapkan
kebijakan
nasional

tentang
penyediaan Kasiba dan
Lisiba.
 Mengawasi pelaksanaan
kebijakan dan strategi
nasional
di
bidang
perumahan dan kawasan
permukiman.
 Menyelenggarakan
fungsi
operasionalisasi
dan
koordinasi
pelaksanaan
 kebijakan
nasional
penyediaan rumah dan
pengembangan

lingkungan hunian dan
kawasan permukiman.
 Memfasilitasi
pelaksanaan
kebijakan
dan
strategi
pada
tingkat nasional.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Pemerintah Provinsi
 Merumuskan
dan
menetapkan kebijakan dan
tingkat
strategi
pada
provinsi
dibidang
perumahan dan kawasan
permukiman
dengan
berpedoman
padakebijakan nasional.
 Merumuskan
dan
menetapkan
kebijakan
penyediaan Kasiba dan
Lisiba
lintas
kabupaten/kota.
 Mengawasi
pelaksanaan
kebijakan
dan strategi
nasional
pada
tingkat
provinsi
di
bidang
perumahan dan kawasan
permukiman.
 Menyelenggarakan fungsi
operasionalisasi
dan
koordinasi
pelaksanaankebijakan
provinsi
penyediaan
rumah,
perumahan,
permukiman,
lingkunganhunian,
dan
kawasan permukiman.
 Menyusun
rencana
pembangunan
dan
pengembangan
perumahan
dankawasan
permukiman
lintas
kabupaten/kota.
 Memfasilitasi pengelolaan
prasarana, sarana, dan
utilitas
umum
perumahandan
kawasan
permukiman pada tingkat
provinsi.
 Memfasilitasi penyediaan
perumahan dan kawasan
permukiman
bagi
masyarakat, terutama bagi
MBR.
 Memfasilitasi pelaksanaan
kebijakan
dan strategi
pada tingkat provinsi.

Pemerintah Kabupaten/Kota
 Menyusun dan melaksanakan
kebijakan dan strategi pada
tingkat kabupaten/kota
di
bidang
perumahan
dan
kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan
dan strategi nasional dan
provinsi.
 Menyusun
dan
rencana
pembangunan
dan
pengembangan
perumahan
dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota.
 Menyelenggarakan
fungsi
operasionalisasi dan koordinasi
terhadap pelaksanaan kebijakan
kabupaten/kota
dalam
penyediaan rumah, perumahan,
permukiman,
lingkungan
hunian,
dan
kawasan
permukiman.
 Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian
terhadap
pelaksanaan
peraturan
perundang-undangan,
kebijakan,
strategi,
serta
program di bidang perumahan
dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/kota.
 Melaksanakan kebijakan dan
strategi
pada
tingkat
kabupaten/kota.
 Melaksanakan
melaksanakan
perundangperaturan
undangan serta kebijakan dan
strategi
penyelenggaraan
kawasan
perumahan
dan
permukiman
pada
tingkat
kabupaten/kota.
 Melaksanakan
peningkatan
kualitas
perumahan
dan
permukiman.
 Melaksanakan kebijakan dan
dalam
strategi
provinsi
penyelenggaraan
perumahan
permukiman
dan kawasan
berpedoman pada kebijakan
nasional.
 Melaksanakan
pengelolaan
prasarana, sarana, dan utilitas
umum perumahan dan kawasan
permukiman.
VII - 3

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

 Mengawasi
pelaksanaan
kebijakan dan strategi nasional
dan
provinsi
di
bidang
perumahan
dan
kawasan
tingkat
permukiman
pada
kabupaten/kota.
 Menetapkan lokasi Kasiba dan
Lisiba.

C.

Wewenang

Tabel 7.2. wewenang Pemerintah pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
kota dalam Pengembangan Permukiman
Pemerintah Pusat
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota
 Menyusun dan menetapkan
norma, standar, pedoman,
dan criteria rumah,
perumahan, permukiman,
dan lingkungan hunian
yang layak, sehat, dan
aman.
 Menyusun dan menyediakan
basis data perumahan dan
kawasan permukiman.
 Menyusun dan
menyempurnakan
peraturan
perundangundangan bidang
perumahan dan kawasan
permukiman.
 Memberdayakan pemangku
kepentingan dalam bidang
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
nasional.
 Mengoordinasikan
pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan
peraturan perundangundangan bidang
perumahan dan kawasan
permukiman.
 Mengevalusi peraturan
perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi
penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
nasional.
 Mengendalikan
pelaksanaan kebijakan dan
strategi di bidang
perumahan dan kawasan
permukiman.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

 Menyusun dan menyediakan
basis data perumahan dan
kawasan permukiman pada
tingkat provinsi.
 Menyusun
dan
menyempurnakan
peraturan
perundangundangan bidang
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
provinsi.
 Memberdayakan pemangku
kepentingan dalam bidang
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
provinsi.
 Mengoordinasikan
pengawasan
dan
pengendalian pelaksanaan
peraturan
perundangkebijakan,
undangan,
strategi, serta program di
bidang perumahan dan
kawasan permukiman pada
tingkat provinsi.
 Mengevaluasi
peraturan
perundang-undangan serta
dan
strategi
kebijakan
penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat
provinsi.
 Memfasilitasi peningkatan
kualitas
terhadap
perumahan kumuh dan
permukiman kumuh pada
tingkat provinsi.
 Mengoordinasikan
pencadangan
atau
penyediaan tanah untuk

















Menyusun dan menyediakan
basis data perumahan dan
kawasan permukiman
pada
tingkat kabupaten/kota.
Menyusun
dan
menyempurnakan
peraturan
perundang-undangan
bidang
perumahan
dan
kawasan
permukiman
pada
tingkat
kabupaten/kota.
Memberdayakan
pemangku
kepentingan
dalam
bidang
perumahan
dan
kawasan
permukiman
pada
tingkat
kabupaten/kota.
Melaksanakan sinkronisasi dan
sosialisasi peraturan perundangundanganserta kebijakan dan
strategi
penyelenggaraan
perumahan
dan
kawasan
permukiman
pada
tingkat
kabupaten/kota.
Mencadangkan
atau
menyediakan
tanah
untuk
pembangunan perumahan dan
permukiman bagi MBR.
Menyediakan prasarana dan
sarana
pembangunan
perumahan
bagi MBR pada
tingkat kabupaten/kota.
Memfasilitasi kerja sama pada
tingkat kabupaten/kota antara
pemerintah kabupaten/kota dan
dalam
badan
hukum
penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman.
Menetapkan lokasi perumahan
dan
permukiman
sebagai
perumahan
kumuh
dan
VII - 4

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

 Memfasilitasi peningkatan
kualitas terhadap
perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
 Menetapkan kebijakan dan
strategi nasional dalam
penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman.
 Memfasilitasi pengelolaan
prasarana, sarana, dan
utilitas umum perumahan
dan kawasan permukiman.



pembangunan perumahan
dan permukiman bagi MBR
pada tingkat provinsi.

Menetapkan Kebijakan dan
Strategi
daerah
dalam
penyelenggaraan
perumahan dan kawasan
permukiman berpedoman
pada kebijakan nasional.

permukiman kumuh pada tingkat
kabupaten/kota.
Memfasilitasi
peningkatan
kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh
pada tingkat kabupaten/kota.

D. Lingkup Kegiatan
Prioritas pembangunan permukiman di Kota Makassar adalah:
1.

Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan tertuju
pada kelurahan di Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Mariso dan
Kecamatan Mamajang sebagai prioritas utama dalam pembangunan
strategis kawasan perkotaan. Peningkatan kualitas permukiman tersebut
dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman,
pembangunan

prasarana

jaringan

jalan lingkungan,

seperti

peningkatan

pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi
lingkungan, serta pengelolaan persampahan.
komponen

Pembangunan

dari

sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur

peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan.
2.

Pembangunan infrasturktur sanitasi di daerah pinggiran kota dengan
Pendekatan konsep penanganan permukiman kota sebagai berikut :
a. Konsep Penanganan Lingkungan Permukiman Padat dan Kumuh
b. Konsep Penangangan Lingkungan Permukiman Nelayan / Pesisir
c. Konsep Kawasan Rawan Bencana Alam

6.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A.

Isu Strategis

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 5

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Setiap Kabupaten/Kota

perlu melakukan identifikasi

isu-isu strategis

didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di
Kota Makassar yang disajikan pada tabel 7.3.

No
1

2

3

4

5

6

Tabel 7.3.
Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman di Kota Makassar
Strategis
Ket.
Kedudukan Kawasan Perkotaan Kota Makassar baik secara geografis maupun
dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi, dalam berbagai kegiatan
pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke
kawasan ini. Kedudukan Kawasan Perkotaan Kota Makassar baik secara
geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang
menempatkannya sebagai pusat pelayanan dalam berbagai kegiatan
pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke
kawasan ini.
Secara historis, dalam lintasan sejarah peradaban
masyarakat SulawesiSelatan, salah satu dari tiga kerajaan besar di Sulawesi
adalah Kerajaan Luwu, Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo
Fungsi dan peran Kota Makassar sebagai tempat pemusatan berbagai aktivitas
wilayah, seperti pemusatan permukiman perkotaan, pusat pelayanan kegiatan
sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan, tentunya memerlukan pendekatan
pola penanganan yang lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan
berkelanjutan guna mewadahi aktivitas masyarakat dalam satu tatanan
pengaturan pemanfaatan ruang yang harmonis, nyaman, dan produktif,
sehingga dalam mengelola kawasan perkotaan Kota Makassar ini perlu
melibatkan berbagai sektor pembangunan. Penting bagi kawasan perkotaan ini
menjadikan bidang ke-ciptakaryaan sebagai katalisator penciptaan lingkungan
perkotaan yang layak huni.
Orientasi kawasan perkotaan pada Kawasan Perkotaan lingkungan perkotaan
yang layak huni. permukimanKota Makassar ini sebagian ke pesisir Teluk Kota
Makassar, dimana berkembang kelompok permukiman nelayan yang kondisinya
cukup memprihatinkan utamanya dari aspek prasarana dan sarana dasar
lingkungan permukiman.

Kota

Makassar

Alokasi realisasi program peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada
Kawasan Perkotaan Kota Makassar ini belum mampu mengatasi secara signifikan
permasalahan- permasalahan di seputar permukiman perkotaan, terutama
kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah.
Kawasan perkotaan Kota Makassar menjadi pusat distribusi pergerakan lintas
provinsi dan Negara melalui Pelabuhan Penyeberangan yang tentunya
menjadikan kawasan ini sebagai tempat transit bagi pelintas di jalur trans
sulawei tersebut.

Sumber: SPPIP Perkotaan Kota Makassar 2012

B.

Kondisi Eksisting
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 6

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas menyebar,
pembangunan infrastruktur perkotaan seperti peningkatan jalan, ketersediaan air
minum dan sanitasi serta fasiilitas umum lainnya. Ditinjau dari tingkat penyediaan
PSD masih menunjukkan adanya indikator keterbatasan berkaitan dengan tingkat
kebutuhan pelayanan kepada masyarakat terutama di daerah pinggiran.
Tabel 7.4 Data Kawasan Kumuh Kota Makassar Tahun 2014

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 7

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Lanjutan Tabel 7.4..

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 8

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Lanjutan Tabel 7.4..

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 9

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Lanjutan Tabel 7.4..

Sumber : SK Kumuh Walikota Makassar No 050/1341/kep/IX/2014

Tabel 7.5 Data Kondisi Rusunawa di Kota Makassar
N

NAMA

O

RUSUN

LOKASI

JUMLAH

PELAKSANAAN
BLOK

1
2

BUYANG

Kecamatan

(MARISO)

Mariso

DAYA

Kecamatan
Biringkanaya

TAHUN

5 TWIN
BLOK
3 TWIN
BLOK

SUMBER DANA

KAMAR
487

2006/2008

KEMENTERIAN PU

291

2003/2009

KEMENTERIAN PU
KEMENTERIAN

3

UNHAS

Kecamatan
Tamalanre

PU;

4 TWIN

2004/2005

BLOK

KEMENTERIAN
PERUMAHAN
RAKYAT

4

6

7

8

9

UNM

UMI

ATHIRAH

KIMA

UIN

Kecamatan
Tamalate

Kecamatan
Panakukang
Kecamatan
Tamalate

Kecamatan
Biringkanaya

Kecamatan
Tamalate

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEMENTERIAN

1 TWIN

2009/2010

BLOK

RAKYAT
KEMENTERIAN

1 TWIN

2007/2008

BLOK
1 TWIN
BLOK

KEMENTERIAN
72

2008/2009

PERUMAHAN
RAKYAT
KEMENTERIAN

2009/2010

BLOK

BLOK

PERUMAHAN
RAKYAT

4 TWIN

2 TWIN

PERUMAHAN

PERUMAHAN
RAKYAT
KEMENTERIAN

100

2008/2009

PERUMAHAN
RAKYAT

VII - 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Tabel 7.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kota Makassar
No
(1)

1

Permasalahan
Pengembangan Permukiman

Tantangan
Pengembangan

Alternatif
Solusi

(2)

(3)

Aspek Teknis
 Laju Pertambahan Penduduk
 Luasnya Kawasan kumuh
 Kebutuhan Papan Meningkat
 Lahan Permukiman yang
semakin terbatas
o tingkat urbanisasi dan
industrialisasi yang tinggi

Masih Luasnya Kawasan
kumuh sebagai permukiman
tidak layak huni sehingga dapat
menyebabkan terjadinya
degradasi lingkungan dan
pelayanan infrastruktur yang
masih terbatas

melalui program
REVITALISASI,
PEREMAJAAN
LINGKUNGAN secara
TERBATAS dan TERUKUR
dan ataupun MEMBANGUN
BARU dari kawasan yang
direncanakan sebagai
kawasan permukiman serta
mengembangkan sarana
dan prasarana kawasan
secara seimbang sesuai
kebutuhan masyarakat
setempat.
Kelembagaan daerah
yang menangani bidang
kecipta-karyaan
diperk uat dalam
penyelenggaraan
pembangunan dan
pengembangan
permukiman.
Aspek pembiayaan
pembangunan perumahan
dan permukiman, dalam
hal ini mengintensifkan
pembiayaan melalui
sumber-sumber
pembiayaan dari pihak
swasta dan swadaya
masyarakat, tentunya
didukung oleh APBD
Kabupaten, APBD Provinsi,
APBN.

2

Aspek Kelembagaan
o manajemen pembangunan
 kesenjangan pelayanan

Pemantapan kelembagaan
perumahan dan permukiman
yang handal
dan responsif

3

Aspek Pembiayaan
o Kemampuan Ekonomi
Terbatas
 biaya tinggi

faktor
ketersediaan
sumberdaya
manusia,
organisasi,
ketatalaksanaan,
serta dukungan prasarana dan
sarana dasar.

4

Aspek Peran Serta
Masyarakat /Swasta
 Belum terlembaganya
sistem penyelenggaraan
perumahan dan
permukiman

lemahnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya partisipasi sebagai
pendampingan dalam
pengembangan permukiman
baik secara individual maupun
organisasi masyarakat yang
ada.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

(4)

Penguatan Sinergi
Kelembagaan dalam
SPPIP/RPKPP dalam
penyusunan RPI2JM
Kabupaten.

VII - 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Aspek Lingkungan Permukiman
o Menurunnya kualitas
lingkungan permukiman
 dampak pemanfaatan
sumber daya dan teknologi
yang kurang terkendali

5

7.1.3

Pelaksanaan pembangunan
bidang perumahan/
permukiman belum optimal,
hal ini dipengaruhi oleh
faktor ketersediaan
sumberdaya manusia,
organisasi, ketatalaksanaan,
serta dukungan prasarana
dan sarana dasar.

 Pengembangan sarana
dan prasarana sumber
daya permukiman dan
prasarana lainnya berbasis
penataan lingkungan.
 Rehabilitasi dan
Pemulihan
 Pengawasan dan
Pengendalian

Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kota

Makassar, yaitu dari aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta
masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif
pemecahan masalah yang direkomendasikan sebagai berikut:
1.

Kelembagaan

yang

menangani

bidang

kecipta-karyaan

khususnya

pengembangan permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi
(tupoksi) yang jelas serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.
2.

Adanya

pengorganisasian

pendanaan

dari berbagai

sumber

(APBD

Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh
Satker berada dalam SKPD.
3.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/ kegiatan
pengembangan permukiman baik individu maupun organisasi masyarakat.

4.

Optimalisasi peningkatan peran serta swasta dalam penyelenggaraan
pembangunan sektor perumahan dan permukiman.

5.

Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

A.

Program Kerja

1.

Pembinaan Pengembangan Permukiman
a.

Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP)

b. Penyusunan

Rencana

Pengembangan

Kawasan

Permukiman

Prioritas (RPKPP)
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 12

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

2.

Infrastruktur Kawasan Pemukiman Perkotaan
a. Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
b. Peningkatan Infrastruktur Kawasan RSH

3.

Rusunawa Beserta Infrstuktur Pendukungnya

4.

Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
a.

Pembangunan/Peningkatan

Kawasan

Permukiman

Perdesaan

Potensial
a.

Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana

b. Infrastruktur Kawasan Pemukiman di Perbatasan dan Pulau terluar
5.

Pemberdayaan Masyarakat (PPIP, PISEW, dan RIS PNPM).

B.

Kesiapan (Readiness Criteria)
Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)Dalam pengembangan permukiman

terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiridari kriteria umum dan khusus,
sebagai berikut :
1.

Umum


Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.



Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.



Kesiapan lahan (sudah tersedia).



Sudah tersedia DED.



Tersedia

Dokumen

Perencanaan

Berbasis

Kawasan

(SPPIP,

RPKPP,Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)


Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana
daerahuntuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa
berfungsi.



Ada unit pelaksana kegiatan.



Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

2.

Khusus

a.

Rusunawa


Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022



Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh



Kesanggupan Pemda untuk menyediakan Sambungan Listrik, Air Bersih,
dan PSD lainnya


b.

Ada calon penghuni
PNPM Perkotaan



Lokasi adalah kelurahan perkotaan mengacu data PODES 2008 dan
sudah ditetapkan oleh Menko Kesra



Kel. perkotaan dengan penduduk miskin ≥ 10%



Dipilih kelurahan yang belum mendapatkan 3 kali putaran BLM dan yang
sudah, tetapi jumlah KK miskin ≥ 25%



Kab/Kota menyediakan:



DDUB sebesar 20 – 30%



BOP minimal 5% dari pagu BLM kab/kota



Provinsi menyediakan BOP 1% dari Pagu BLM Provinsi

c.

RIS PNPM


Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.



Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.



Tingkat kemiskinan desa >25%.



Bupati menyanggupi

mengikuti pedoman dan menyediakan

BOP

nminimal 5% dari BLM.
d. PPIP


Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI



Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani
program Cipta Karya lainnya

7.1.4



Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik



Tingkat kemiskinan desa >25%
Usulan Program dan Kegiatan
Sasaran

Makassar

yang

dicapai

memasuki

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

dalam

pembangunan

tahun 2014 adalah

permukiman

Peningkatan

kualitas

di

Kota

lingkungan
VII - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

pemukiman kumuh perkotaan di kelurahan Lette sebagai prioritas utama dalam
pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kota Makassar. Peningkatan
kualitas permukiman

tersebut dilakukan dengan peningkatan

infrastruktur

permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan
pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan,
serta pengelolaan

persampahan.

Pembangunan

dari komponen

sektor

keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan
permukiman

kumuh perkotaan.

Keciptakaryaan

Berikut

sektor Pengembangan

Uraian Rencana Kegiatan Prioritas

Permukiman

di Kota Makassar yang

diperlihatkan pada tabel 6.7.
Tabel 7.7 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kota
Makassar Tahun 2018 - 2022
No

Program/
Kegiatan

Volume/
Satuan

Biaya
(Rp) x Rp. 1.000

Lokasi

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

5
Kawasan

29.070.000

Mariso, Biringkanaya,
Maccini Sombala,
Tamalanrea, Tallo

Siap ( Maccini Sombala
dan Tamalanrea)

11
Kawasan

28.740.000

Rusunawa Beserta
2
Infrastruktur
Kawasan
Pendukungnya

43.200.000

1

2

3

Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Kumuh
Infrastruktur
Permukiman RSH
yang meningkat
Kualitasnya

Kriteria
Kesiapan

Parang Tambung, Tanjung Siap (Parang Tambung,
Merrdeka, Maccini
Tanjung Merrdeka,
Sombala, Manggala,
Maccini Sombala,
Paropo, Minasa Upa, Manggala, Paropo, Perum
Sudiang, Paccerekkang,
PNS/TNI/POLRI)
Perum. PNS/TNI/POLRI
Daya, Mariso dan Tallo
Siap (semua)

Tabel 7.8 Usulan Pembiayaan Proyek sektor Pengembangan Permukiman Tahun
2018 - 2022
N
O
(1)

1

2

Program/
Kegiatan
(2)

Infrastruktur
Kawasan
Permukiman
Kumuh
Infrastruktur
Permukiman
RSH yang
meningkat

APBN
(3)

APBD
Prov
(4)

APBD
kota
(5)

Masya
rakat
(Rp) x Rp. 1.000
(6)

Swa
sta

CSR

(7)

(9)

TOTAL
(10)

28.070.000

500.000

500.000

-

-

-

29.070.000

22.409.000

2.252.000

1.893.400

-

2.186.000

-

28.740.000

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 15

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

3

42.000.000
- 1.200.000
Rusunawa
Beserta
Infrastruktur
Pendukungnya
Sumber : Usulan Prioritas Keg Keciptakaryaan Sektor Pengembangan Permukiman
Kota Makassar T.A 2018-2022

7.2

ENATAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN

7.2.3

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

-

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang
diperlukan

sebagai

bagian dari upaya pengendalian

pemanfaatan

ruang,

terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di
perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.Kebijakan
penataan bangunan dan lingkungan Kota Makassaryaitu :
1.

Bantuan

teknis

penyusunan

pedoman

pembangunan

gedung

dan

lingkungan.
2.

Penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat

3.

Penyusunan NPSM sebagai tindak lanjut UU No. 28/2002 dan PP No.
36/2005

4.

Pembinaan

penyelenggaraaan

bangunan

gedung

kepada

pemangku

kepentingan terkait
5.

Bantuan

teknis

pembangunan

bangunan

gedung

dan

pelayanan

pengelolaan rumah Negara
6.

Penataan lingkungan permukiman kumuh, nelayan dan tradisional melelui
pemberdayaan masyarakat.

7.

Penataan dan revitalisasi bangunan gedung bersejarah dan lingkungannya.
Bidang Tata Bangunan Kota Makassar mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan
rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart,
prosedur dan kriteria yang ada;
b. Pelaksanaan

pembangunan

dan pembinaan

teknis

penyelenggaraan

bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan
lingkungannya;
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

c. Pelaksanaan

pembinaan

teknis

penyelenggaraan

pemeliharaan

dan

perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya;
d. Pelaksanaan

pembinaan

dan

pemberdayaan

jasa

serta

konstruksi

pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik
sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:
1.

Kegiatan penataan lingkungan permukiman


Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);



Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);



Pembangunan

Prasarana

dan

Sarana

peningkatan

lingkungan

pemukiman kumuh dan nelayan;


Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman
tradisional.
Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

2.


Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan
lingkungan;



Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;



Pelatihan teknis.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

3.


Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;



Paket dan Replikasi

7.2.4
A.

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
Isu Strategis

1. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan;
2. Masalah kemiskinan di Kota Makassar sudah sangat mendesak untuk
ditangani. Di mana salah satu ciri umum dari kemiskinan adalah minimnya
infrastruktur Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang memadai, kualitas
lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni. Pendekatan yang dilakukan
adalah dengan memperkuat kelembagaan masyarakat dan menjalin kemitraan
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 17

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

dengan masyarakat melalui program P2KP (Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan) Kota Makassar.
3. Kebutuhan

Peningkatan

Kualitas

Lingkungan

Permukiman

Kumuh;

Permukiman kumuh adalah permukiman yang kualitas lingkungannya
sangat tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang sangat
tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang, kepadatan dalam luasan
sangat tinggi, kualitas bangunan tidak memadai dan tidak terlayani
prasarana

lingkungan

yang

memadai

dan

membahayakan

keberlangsungan hidup dan penghidupan penghuninya. Upaya penataan
kawawan kumuh tidak hanya pada aspek fisik saja tetapi juga melaui
Konsep TRIDAYA/bersejarah tersebut.
4. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah; Kawasan
tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Di sisi lain
kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan
mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai
budaya

dari

masyarakat

dan

kualitas lingkungan

meningkatkan

dibutuhkan upaya revitaliasasi kawasan tradisional Kota Makassar.
5. Rehabilitasi

Bangunan Gedung Negara Merupakan

kegiatan

berupa

pengadaan, pemanfataan dan penghapusan baik fisik maupun administrasi
dari Gedung-gedung

dan Rumah-rumah negara.

pemerintah pusat mendorong peran pemerintah

Pada

pelaksanaan

daerah

berkomitmen

dalam pengelolaan GRN. Kegitan- kegiatan utama GRN terdiri Kegiatan
Pembinaan Teknis dan kegiatan fisik.
Tabel 7.10. Isu Strategis Sektor PBL di Kota Makassar Tahun 2017
ISU STRATEGIS SEKTOR PBL
NO
1

2

KEGIATAN SEKTOR PBL

KAB KOTA MAKASSAR
Penataan Lingkungan
a. Peningkatan Kualitas Lingkungan
Permukiman
Permukiman Kumuh
b. Peningkatan Kualitas Lingkungan
Kawasan Tradisional/Bersejarah
Penyelenggaraan Bangunan Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara
Gedung dan Rumah Negara

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

3

Pemberdayaan
Komunitas Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
dalam
Penanggulangan
Kemiskinan

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar 2017
B.

Kondisi Eksisting
Penanganan tata bangunan dan lingkungan di Kota Makassar dilakukan

melalui kebijaksanaan pemberian surat izin mendirikan bangunan (IMB) dan
Pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Namun dalam hal ini belum
banyak memberi dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan masih
bercampur baur kawasan perumahan, perdagangan dan pergudangan di daerah
perkotaan, demikian pula dengan tidak tertibnya garis- garis sempadan bangunan
menurut peruntukannya serta pemanfaatan ruang yang tidak terkendali baik di
daerah perkotaan maupun di pedesaan terlihat pembangunan dan pemanfaatan
lahan dilakukan pada kawasan non budidaya seperti pada kemiringan lahan >40%,
dikawasan pantai dan pinggiran sungai sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah
longsor dan bencana lainnya.
Tabel 7.11 Laporan Ruang Terbuka Hijau Kota Makassar Tahun 2017
NO

JENIS RTH

1
2
3
4
5
6

Taman
Lapangan
Pemakaman
Jalur Hijau
Bakau
Hutan Kota

7

Sempadan

Total

STATUS (LUAS)
PUBLIK (M2)

PRIVAT (M2)

6.560
96.930
64.056
64.276
0
7.581

16.839
16.009
0
0
0
0

1.618.264

1.857.667
JUMLAH DALAM (Ha)

LUAS (M2)

0

23.399
112.939
64.056
64.276
0
7.581
1.618.264

32.848

1.890.515
187,71

Sumber : RTRW Kota Makassar

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Tabel 7.12 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No

Kawasan/
Kecamatan

(1)

Jumlah BG Negara
berdasarkan fungsi

(2)

1.

..........

2.

dst

(3)

Status
Kepemilikan

Kondisi
Bangunan

Keter
sediaan
Utilitas BG

(4)

(5)

(6)

Fungsi Hunian :
.....................unit
Fungsi Keagamaan :
............. unit
Fungsi Usaha :
...................... unit
Fungsi Sosial Budaya :
.......... unit
Fungsi Khusus :
..................... unit

Tabel 7.13 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan kota
makassar
Kegiatan PNPM
Kegiatan Pemberdayaan
No.
Kecamatan
Perkotaan (P2KP)
lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Mariso
BLM
USRI dan PAMSIMAS
2
Mamajang
BLM
SLBM, USRI dan PAMSIMAS
3
Tamalate
BLM
SLBM, USRI dan PAMSIMAS
4
Rappocini
BLM
USRI dan PAMSIMAS
5
Makassar
BLM
USRI dan PAMSIMAS
6
Ujung Pandang
BLM
USRI
7
Wajo
BLM
8
Bontoala
BLM
USRI dan PAMSIMAS
9
Ujung Tanah
BLM
USRI dan PAMSIMAS
10 Tallo
BLM
SLBM, USRI dan PAMSIMAS
11 Panakkukang
BLM
SLBM, USRI dan PAMSIMAS
12 Manggala
BLM
USRI dan PAMSIMAS
13 Biringkanaya
BLM
SLBM, USRI dan PAMSIMAS
14 Tamalanrea
BLM
PAMSIMAS

C.

Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
1. Penataan Lingkungan Permukiman
 Rendahnya

Kualitas

lingkungan

dikawasan

pesisir

,pusat

kota,

percampuran fungsi perdagangan dan perumahan.
 Masih rendahnya kondisi jalan lingkungan permukiman.
 Belum tersedianya system proteksi kebakaran
 Sudah tersedia rencana rinci bangunan dan lingkungan (RTBL) pada
sebagian kawasan perkotaan namun belum operasional.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

2.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
 Belum ada regulasi Pengaturan Bangunan;
 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung


Lingkungan perkantoran/ instansi pemerintah berada pada kawasan yang
bertopografi rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan.



sebagian kondisi fisk bangunan Perkantoran sudah tua sehingga perlu di
revitalisasi dan di relokasi.

3.

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:


Kurangnya penyediaan taman kota, ruang publik dan ruang terbuka hijau



Kurangnya penyediaan fasilitas olahraga tingkat kabupaten



Kapasitas Kelembagaan Daerah



Masih

terbatasnya

kesadaran

aparatur

dan SDM pelaksana

dalam

pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;


Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

7.2.5

Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi

bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang
akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka
penataan bangunan belum dilakukan dengan baik.Rencana penataan bangunan dan
lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan
kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka pada beberapa daerah yang peruntukannya
sebagai

lahan bebas bangunan

akan dijadikan

sebagai open space untuk

memberikan nuansa nuansa lingkungan yang asri.Analisis kebutuhan Program dan
Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas
DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu :
1.

Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

a. RTBL ( Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ) Kawasan Kota Makassar.
Panduan bangunan Kawasan Kota Makassar yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta
membuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana
umum

dan

panduan

rencana investasi, ketentuan pengendalian

rancangan,

rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan Kawasan Kota
Makassar. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kab Kota
Makassarmeliputi:
1) Program Bangunan dan Lingkungan
Visi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan adalah me- revitalisasi dan
meningkatkan citra kawasan (pusat kota) Kota Makassar sebagai kawasan
Bugis Epicentrum berbasiskan pusat pelayanan pemerintahan, pelayanan
sosial ekonomi, perdagangan dan jasa yang didukung oleh kegiatan dan
permukiman yang serasi, nyaman dan berwawasan lingkungan guna
mendukung terwujudnya kota Kota Makassar sebagai kawasan strategis
pertumbuhan.
2) Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan
Konsep utama pengembangan struktur kawasan dari Kawasan Kota Makassar
adalah penataan kembali dari struktur linier dimana semua pergerakan
dan fungsi-fungsi kawasan berorientasi pada jalur jalan utamanya menjadi
suatu struktur kawasan yang kompak dan diarahkan untuk memiliki nilainilai kualitas perancangan kawasan.
3) Konsep Komponen Perancangan Kawasan
Pengembangan kawasan perencanaan sebagai urban epicentrum dipahami
sebagai

sebuah

kawasan

yang

menjadi

titik

pusat orientasi Kota

Makassar yang di dalamnya berkembang fungsi- fungsi pelayanan skala
regional antara lain pusat pelayanan jasa dan pemerintahan, perdagangan
serta

pariwisata

perkotaan. Karakter

kawasan

urban epicentrum

memperlihatkan ciri-ciri sebuah kawasan yang hidup (liveable dan vibrant)
dengan

ragam

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

kegiatan di

dalamnya

yang

berlangsung

sangat
VII - 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

intensif.Pengembangan dan pembangunan kawasan perencanaan harus
mampu memadukan unsur-unsur serta nuansa kesejarahan dan budaya
ke

dalam sektor-sektor pembangunan serta Harus mampu mewadahi

aspirasi-aspirasi

masyarakat.Dalam

perkembangannya,

kawasan

perencanaan ini diharapkan menjadi atau memiliki perbedaan dengan
kawasan lainnya di Kota Kota Makassar, baik secara fisik, visual, lingkungan
maupun suasana tempatnya.
4) Blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya
5) Rencana Umum Dan Panduan Rancangan Struktur Peruntukan Lahan
 Upaya menegaskan Kawasan Kota Makassar sebagai kawasan urban
epicentrum

sekaligus

mem-vital-kannya

secara

optimal dan

efisien,

memerlukan suatu upaya untuk menambahkan fungsi-fungsi lainnya yang
dapat mendukung fungsi dan kegiatan utama pusat kota.
 Fungsi fungsi-fungsi baru yang ditempatkan di dalam kawasan, yaitu “Visitor
Centre” yang berfungsi sebagai tempat pusat informasi tentang segala hal
yang terkait dengan kegiatan wisata budaya di Kota Makassar. Fungsi ini
dilengkapi dengan fasilitas wisata seperti ruang pamer, pusat informasi,
pagelaran seni, gallery, perpustakaan, museum, dan toko cindera mata.
 Area wisata keluarga yang dilakukan di blok Pasar Sentra. Wisata keluarga
ini merupakan wisata kuliner skala lokal kabupaten. Keberadaan blok wisata
kuliner

ini bertujuan sebagai “etalase” bagi produk makanan khas Kota

Makassar.
6)

Rencana Perpetakan
Rencana perpetakan lahan pada Kawasan perencanaan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu perepetakan tanah berupa sistem blok yang terdiri dari
gabungan beberapa persil, dan sistem kapling/persil.

7)

Rencana Tapak
Rencana tapak pada wilayah perencanaan, secara umum tidak banyak
mengalami perubahan, yaitu sebagai kawasan kawasan pusat kota. Namun
untuk menunjang peranannya sebagai kawasan pusat kota maka perlu
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 23

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

diciptakan suatu karakter khas pada masing- masing blok perencanaan. Hal
yang dapat dilakukan adalah:


jaringan jalan (jalan kendaraan atau jalan untuk pedestrian) di beberapa
bagian blok, yang dapat membuka wilayah perencanaan dengan wilayah lain
di sekitarnya.



Membentuk jaringan pedestrian way yang menghubungkan semua unit
perencanaan sehingga tercipta pedestrian freedom.



Mengupayakan agar bantaran bisa menjadi urban green space.



Menetapkan jarak bangungan terhadap jalan sedemikian rupa sehingga
tercipta building alignment yang serasi.



Mengarahkan

ketinggian

bangunan,

sehingga

akan menghasilkan

roof-lineyang berirama dan menghasilkan koridor jalan sebagai ruang closure.


Untuk memperkuat

„entrance

masuk‟

pada

kawasan

dapat dibuat

„Gerbang‟ sebagai focal point untuk kawasan melalui pengarahan ketinggian
bangunan di sisi kiri-kanan jalan, sehingga bisa membentuk image sebagai
gerbang, juga dapat dilakukan

dengan

membuka

node

yang

ada

serta
o menempatkan landmark berupa patung dan sejenisnya pada bundaran
jalan (roundabout).


Memberikan link antar bangunan berupa pedestrian shelter/ koridor bagi
pejalan kaki, sehingga wilayah perencanaan bisa disebut sebagai kawasan
yang pedestrian friendly.

8)

Intensitas Pemanfaatan lahan
Konsep pengendalian intensitas kawasan urban epicentrum Kota Makassar
adalah tercapainya pemanfaatan lahan yang lebih merata dan seimbang
sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan. Intensitas Pemanfaatan Lahan
adalah perbandingan jumlah luas seluruh lantai bangunan terhadap luas
tanah perpetakan / daerah perencanaan yang sesuai dengan rencana kota.
Intensitas pemanfaatan

lahan

erat hubungannya

dengan

konsep

peruntukkan lahan, terutama menyangkut besaran ruang yang ditempati oleh
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

peruntukkan yang telah ditetapkan.Intensitas pemanfaatan lahan merupakan
luas lantai maksimum yang dapat dibangun di atas sebidang lahan, hal tersebut
memberi gambaran tentang skala pembangunan bagi kawasan Kota
Makassar.
Koefisien Lantai Bangunan adalah perbandingan jumlah total luas bangunan
terhadap luas lantai dasar. Ketinggian bangunan ini perlu diatur agar terjadi
keselarasan dan keharmonisan antar bangunan dan lingkungan. Penetapan
besar KLB di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan sebagai
berikut:
 Harga lahan
 Ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana (jalan)
 Dampak atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan
 Ekonomi dan pembiayaan
Rencana ketinggian bangunan maksimum yang dapat diterapkan di kawasan
perencanaan adalah sebagai berikut :
 Di sepanjang jalan arteri diperbolehkan maksimum berkisar antara 15 –
20 lantai (KLB maks = 20 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan
maksimum 100 meter dari lantai dasar.
 Di sepanjang jalan kolektor diperbolehkan maksimum berkisar antara 15 –
20 lantai (KLB maks = 4 x KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan
maksimum 100 meter dari lantai dasar.
 Di sepanjang jalan lokal diperbolehkan maksimum 5 lantai (KLB maks = 5 x
KDB) dengan tinggi puncak atap bangunan maksimum 30 meter dari lantai
dasar.
Koefisien Dasar Bangunan adalah perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dan luas total keseluruhan tapak. Dengan menyisakan luasan beberapa
meter persegi pada tapak dimaksudkan

agar masih terdapat bidang-bidang

peresapan air hujan di dalam tapak tersebut. Dengan menyisakan luasan kapling
agar tidak didirikan bangunan, juga berdampak secara psikologis. Apabila seluruh
kapling dipenuhi bangunan, maka kesan padat dan sesak akan sangat terasakan.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 25

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Penetapan besar KDB di kawasan perencanaan didasarkan pada pertimbangan
sebagai berikut:


Tingkat pengisian / peresapan air (water recharge)



Besar pengaliran air



Jenis penggunaan lahan dan Harga lahan



Rencana intensitas pemanfaatan lahan kawasan Kota Makassar :



Permukiman, terdiri dari perumahan dengan KDB 50 – 60 %



Fasilitas Pendidikan,

terdiri

dari TK, SD, SLTP, SLTA, Akademi/PT, dan

Pesantren dengan KDB 45 – 50 %.


Fasilitas

Kesehatan,

terdiri

dari

rumah sakit

bersalin, puskesmas,

apotik, dan balai pengobatan dengan KDB 40 – 50 %.


Fasilitas Peribadatan, terdiri dari masjid, langgar / musholla, gereja, dan
vihara dengan KDB 40 – 50 %.



Fasilitas

Pemerintahan

dan Pelayanan, terdiri dari kantor pemerintahan

kota, kecamatan, balai desa, dan lain-lain dengan KDB 40 – 50 %.


Fasilitas Perdagangan dan Jasa,

terdiri dari

pasar, pertokoan, pasar

swalayan, warung/kios, koperasi dengan KDB maksimum 70 % disesuaikan
dengan lokasi dan karakteristik kegiatannya.


Fasilitas Rekreasi dan

Olah

Raga,

terdiri

dari

gedung gedung

pertemuan, penginapan/losmen, hotel, rumah makan, dan sarana rekreasi
lainnya dengan KDB 70 – 80 %.


Taman dan Ruang Terbuka Hijau, berupa taman kota, taman lingkungan,
lapangan olah raga dan lahan konservasi dengan KDB 5 – 10 %.

9)


Rencana Investasi
Kegiatan

pelaksanaan

Rencana

Tata

Bangunan

dan lingkungan

kawasan Kota Makassar dilakukan oleh pemerintah Kota Makassar,
Pemerintah Povinsi Sulawesi Selatan, dan masyarakat Kota Makassar.


Seluruh kegiatan pembangunan

harus mengacu kepada panduan Tata

Bangunan dan Lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Makassar.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 26

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022



Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat melalui pembangunan fisik bangunan
di dalam lahan yang dikuasainya, termasuk pembangunan ruang terbuka hijau,
ruang terbuka, dan sirkulasi pejalan kaki dengan tetap mengacu pada syarat
dan ketentuan berlaku.



Sekenario rencana investasi yang akan dilakukan kawasan perencanaan
mencakup 3 tahapan :



Tahap I: pembentukan citra kawasan sebagai kawasan kota maritim yang
menjadi pusat perkembangan kawasan timur nasional. Kota Makassar sebagai
kota yang memiliki sejarah besar memiliki cita-cita melindungi situs-situs
bersejarah yang terdapat di dalam kawasan dan blok-blok dalam kawasan
dengan pendefinisian fungsi ruang yang jelas, pencirian dengan aksesori local
pada bangunan dan kelengkapan pedestrian path, dan ruang sirkulasi
manusia dan kendaraan yang mendukung fungsi ruang, serta sosialisasi
kepada pengguna ruang.



Tahap

II: pembangunan

sarana

dan prasarana

untuk meningkatkan

pelayanan terhadap kebutuhan pengguna ruang dalam kawasan, terutama
fasilitas vital yang belum terdapat di kawasan perencanaan seperti jaringan
air bersih, pengelolaan persampahan, TPS dan fasilitas perdagangan dan jasa.


Tahap III: peningkatan kualitas lingkungan kawasan untuk mendukung
fungsi ruang dengan pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan sarana
dan prasarana dasar lingkungan perkotaan sesuai dengan fungsi ruangnya.

10)


Ketentuan Pengendalian Rencana
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui beberapa tahapan
kegiatan diantaranya; penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disensitif, serta pengenaan sanksi.



Peraturan

zonasi

merupakan

ketentuan

yang

mengatur tentang

persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan penegendaliannya

dan

disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam
rencana rinci tata ruang.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

VII - 27

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA
KARYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022



Izin dalam pemanfaatan ruang sebagaimana yang diatur dalam undangundang penataan ruang diatur oleh pemerintah Kota Makassar berdasarkan
kewenangan dan ketentuan yang berlaku. Disamping itu dalam hal perizinan
pemerintah dapat membatalkan izin apabila melanggar ketentuan yang
berlaku.



Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi
kemudian

terbukti

tidak sesuai

dibatalkan

oleh pemerintah

rencana tata ruang wilayah,

dengan

daerah

Kota Makassar

sesuai

dengan

kewenangannya.


Perizinan pemanfaatan

ruang dimaksudkan

sebagai upaya penertiban

pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan
sesuai rencana tata ruang.


Izin pemanfaatan ruang diatur dan ditertibkan oleh pemerintah daerah Kota
Makassar sesuai dengan kewenangannya

masing- masing. Pemanfaatan

ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi
dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi administratif,
sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.


Pemberian

insentif

dimaksudkan

sebagai

upaya

untuk memberikan

imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata
ruang, baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah daerah.
Bentuk insentif tersebut, antara lain dapat berupa keringanan pajak,
pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur), pemberian kompensasi,
kemudahan prosedur perizinan, dan pemberian penghargaan.


Disisentif dimaksudkan sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi
pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan
rencana tata ruang, yang antara lain dapat berupa pengenaan pajak yang
tinggi, pembatasan, penyediaan prasarana dan