METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA IBU-IBU PESERTA KAJIAN DI MASJID AL HIDAYAH PERUMAHAN KLODRAN INDAH COLOMADU TAHUN 2014

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

  

IBU-IBU PESERTA KAJIAN DI MASJID AL HIDAYAH

PERUMAHAN KLODRAN INDAH COLOMADU TAHUN 2014

SKRIPSI

  

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) .

  oleh: Juliyanto

  NIM : G000100153 NIRM : 10/X/02.2.1/6483

  

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

  

MOTTO

             

           

  Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

  

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk .

  1

  (QS. Al-Nahl ayat (16):125)

1 Kementrian Agama Repubik Indonesia, Mushaf Al Quran Terjemah (Surabaya: Lentera Optima Pustaka, 2011), hlm. 282.

  v

  

PERSEMBAHAN

Skripsi yang sanga tsederhana ini, penulis persembahkan kepada:

  • ---Umi Abi tercinta--- Yang telah mendidik dan mendo’akanku tanpa lelah sedikitpun.
  • ---Ulya Zain Hayoto istriku, Abdullah Hamzah anakku, ustad Nurkholis, Kalian adalah penyemangatku.
  • ---Teman-teman pengurus Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah

    Colomadu Sekian lama bersama, sungguh terlalu sedikit kenangan yang telah terukir, semoga silaturahmi kita tetap terjaga. Aamiin. Terkhusus Mas Agus Kris, Mas Agus Susanto, Pak Jati Sukmono yang sudah banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
  • ---Pak Agus Syahid Yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara
  • ---Teman-teman FAI Tarbiyah UMS 2010--- Yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

  Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 januari 1988.

1. Konsonan Tunggal

  Huruf

Nama Huruf Latin Keterangan

Arab

  Alif Tidak Tidak dilambangkan

  ا

  dilambangkan B Be ba‟

  ب

  ث

  T Te ta‟

  ث

  s Es (dengan titik di atas) sa‟

  Jim J Je

  ج

  ح

  h Ha (dengan titik di bawah) ha‟

  خ

  Kh Ka dan ha kha‟

  Dal D De

  د

  Zet (dengan titik di atas) Żal Ż

  ذ

  ز

  R Er ra‟

  Zai Z Zet

  ش

  Sin S Es

  ض

  Syin Sy Es dan Ye

  غ

  Es (dengan titik di bawah) şād ş

  ص

  dad d De (dengan titik di bawah)

  ض

  ط

  t Te (dengan titik di bawah) ta‟

  ظ

  z Zet (dengan titik di bawah) za‟

  Koma terbalik ke atas „ain „

  ع

  Gain G Ge

  غ

  ف

  F Ef fa‟

  Q Qi Qāf

  ق

  K Ka Kāf

  ك

  Lam L El

  ل

  Mim M Em

  م

  Nun N En

  ى

  ه

  H Ha ha‟

  Hamzah ` Apostrof

  ء

  ي 2.

  Y Ye ya‟

  Konsonan rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap Ditulis

  „iddah

  ةرع

  3. Ta‟marbūtah a.

  Bila dimatikan ditulis h Ditulis Hibah

  تبه

  Ditulis Jizyah

  تيصج

  (ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.

  Ditulis Karāmah al-auliyā‟

  ءايلو لأ ا تهاسك b.

  Bila ta‟marbûtah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah ditulis “t”.

  Ditulis Zakātul fitri

  سطفلا ةاكش 4.

  Vokal Pendek Kasrah Ditulis

  I

  ِ

  Fathah Ditulis A

  َ

  dammah Ditulis U

  ُ 5.

  Vokal Panjang Ditulis

  ā maka jāhiliyah

  fathah + ya‟mati, contoh تيلهاج

  Ditulis ā maka yas„ā fathah + alif layyinah, contoh

  يععي

  Ditulis ī maka karīm kasrah + ya‟mati, contoh نيسك

  Ditulis ū maka furūd dammah + wawū, contoh ض وسف

  6. Vokal Rangkap Ditulis ai maka bainakum

  نكنيب

  Ditulis au maka qaulun

  لوق 7.

  Huruf Sandang “ لا ” Kata sandang “لا” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda penghubung “-”, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf syamsiyyah.

  Ditulis al-qalamu

  نلقلا

  Ditulis al-syamsu

  طوشلا 8.

  Huruf Kapital Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital; contoh:

  Ditulis Wa mā Muhammadun illā rasūl

  لوظز لا إ دوحهاهو

  viii

  

ABSTRAK

  Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran pendidikan merupakan cara untuk menyampaikan materi kepada peserta kajian untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Karena dengan penggunaan metode proses pembelajaran akan lebih mudah untuk disampaikan

  Pendidikan merupakan suatu yang paling penting untuk dimiliki manusia karena dengan pendidikan manusia dapat mengetahui apa-apa yang belum diketahui dan dengan pendidikan manusia dapat berfikir cerdas dan mempunyai skill. Begitu juga dengan Pendidikan Agama Islam, pendidikan keagamaan sangat penting dimiliki oleh setiap makhluk terutama seorang muslim, karena dengan ilmu agama inilah seseorang dapat mengetahui adab, aturan, dan hukum Islam, yang akan membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Sehingga dengan adanya pendidikan manusia dapat bergaul dan dipakai dimasyarakat. Dengan diadakannya Pendidikan Agama Islam yang berbasis keagamaan yang dilaksanakan di Masjid Al Hidayah Perumahan Clodran Indah dapat membantu masyarakat untuk memiliki ilmu pengetahuan yang luas terutama dalam hal agama, bagi orang-orang atau masyarakat yang sebelumnya tidak mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan secara formal (dibangku sekolah).

  Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah metode apa saja yang di gunakan dalam kajian ibu-ibu serta kendala apa saja dalam penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diselenggarakan Masjid. Dan yang menjadi objek penelitian ini adalah Us.ta.zah Perumahan Klodran Indah Colomadu, dengan jenis penelitian lapangan dan melalui pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan datanya dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan analisa data.

  Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah dan Mengetahui faktor-faktor kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ada ibu-ibu peserta kajian Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu. Dan dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa, dalam penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam seorang Us.ta.zah yang memiliki kemampuan mengelolah, merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi, sehingga tercapai visi misi dan tujuan dari takmir dalam kajian, yang nantinya dapat menjadikan Masjid Al Hidayah dan kajiannya lebih bermutu maju dan berkembang. Kata Kunci : Proses pembelajaran, Masjid, Kajian

  

KATA PENGANTAR

ميح رلا نمحرلا لله مسب

  Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Dengan bimbinganNya akhirnya skripsi yang berjudul

  “Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada ibu-ibu peserta kajian Masjid Al Hidayah Perumahan Klodran Indah

Colomadu tahun 2014 ini dapat terselesaikan.

  Shalawat serta salam selalu penulis curahkan kepada Nabi besar Muhammad saw. beserta para sahabat dan pengikut beliau yang senantiasa menyampaikan risalah Islam sampai akhir hayat mereka.

  Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

  1. Dr. M. Abdullah Fattah Santoso, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, beserta pembantu Dekan dan seluruh Dosen Fakultaas Agama Islam khususnya para Dosen JurusanTarbiyah yang telah mendidik, memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

  2. Dr. Abdullah Aly, M.Ag, selaku pembimbing I, yang telah membimbing penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

  3. Drs. Ma’arif Jamuin, M.Si, selaku pembimbing II, yang telah membimbing penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

  4. Seluruh Dosen, staf Karyawan, staf perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah dan menyediakan sarana untuk membantu kelancaran penyusunan skripsi

  DAFTAR ISI

  HALAMAN DEPAN .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi HALAMAN TRANLITERASI ..................................................................... vii HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................. 3 BAB II METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM .............. 5 A. Tinjauan Pustaka................................................................... 5 B. Tinjauan Teoritik .................................................................. 7 1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ............................................................................... 7 2. Manfaat Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .............................................................................. 12 3. Macam-Macam Metode Pembelajaran ............................ 13 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 18 A. Jenisdan Pendekatan Penelitian ............................................. 18 B. Subjek dan Tempat Penelitian ............................................... 18 C. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 19 D. Metode Analisis Data ........................................................... 20 BAB IV DESKRIPSI DATA .................................................................... 21 A. Sejarah Masjid Al-Hidayah ................................................... 21 B. Letak Geografis .................................................................... 22 C. Struktur Organisasi ............................................................... 23 D. Visi, Misi dan Tujuan ........................................................... 24 E. Sarana Prasarana ................................................................... 24 F. Jadwal Kajian Umum Masjid Al-Hidayah ............................. 25 G. Kondisi Jama’ah ................................................................... 27 H. Kajian ................................................................................... 28 I. Kendala yang dihadapi .......................................................... 33 xii

  BAB V ANALISIS DATA ..................................................................... 35 A. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................... 35 B. Kendala yang dihadapi .......................................................... 38 BAB VI PENUTUP .................................................................................. 40 A. Kesimpulan ........................................................................... 40 B. Saran-saran .......................................................................... 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Jadwal Kajian Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu (dokumentasi diakses pada tangggal 15 Juni 2014), 26 xiv

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Susunan Takmir Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu tahun 2009-2014

  Lampiran 2 Sarana Prasarana Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu tahun 2009-2014

  Lampiran 3 Dokumentasi xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan

  pendidik dalam mempersiapkan pesertadidik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

  1 pelatihan yang telah dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Dengan demikian Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik agar terwujud kepribadian muslim sesuai

  2

  dengan cita-cita pendidikan Islam. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang di selenggarakan Masjid Al-Hidayah, dilatar belakangi dari keprihatinan akan minimnya pemahaman ibu-ibu di perumahan Klodran Indah terhadap Islam dan masih menjalankan beberapa ajaran Islam yang menyimpang.

  Untuk menjawab tantangan tersebut, Masjid Al-Hidayah berusaha mewujudkan masyarakat qur’ani yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-As Sunah, berakhlak mulia. Dewasa ini, metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terjadi di masjid-masjid banyak menggunaan metode ceramah. Hal ini tentu menimbulkan kejenuhan bagi peserta kajian dan berakibat tidak terserapnya materi secara maksimal. Padahal untuk mencapai 1 suatu tujuan pembelajaran yang efektif dibutuhkan metode yang tepat.

  Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 13. 2 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 123.

  1 Pada dasarnya, Pendidikan Agama Islam tidak hanya membutuhkan teori dan ceramah saja, akan tetapi juga ada bimbingan dan keteladanan dalam keseharian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam perlu adanya pembenahan dalam penggunaan metode dan juga perlu diciptakan lingkungan pembinaan yang kondusif.

  Adapun cara yang digunakan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam misal dalam pembelajaran Al-

  Qur’an bagi ibu-ibu pemula, mengajarkan tahsin dengan metode talaqi dan Muri-Q untuk memperindah bacaan, kajian fiqh dengan metode demostrasi, metode yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik sebagai mana yang dilakukan nabi kepada para sahabatnya yaitu metode pemberian contoh dan teladan. Metode ini merupakan metode mengajar sesuatu dengan memberikan contoh perilaku agar ditiru atau dipratekan metode ini cocok untuk memberikan ilmu

  3 pendidikan akhlak dan kegiatan ubudiyah.

  Salah satu masjid yang mengadakan kajian secara rutin dari masjid- masjid yang lain adalah Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

  Penulis memilih Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu sebagai objek penelitian karena : 1.

  Pengajian yang diselanggarakan Masjid Al-Hidayah sangat di respon positif oleh masyarakat muslim Perumahan Klodran Indah dan jamaah sholat lima waktu selalu bertambah dari tahun ketahun. Dan hasil 3 pengumpulan infak pada setiap kegiatan selalu meningkat.

  Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 153.

2. Adanya peran us.taz/us.ta.zah sebagai pembina yang bekerjasama dengan

  pengurus masjid,terutama bagian taklim yang berupaya membantu meningkatkan pemahaman Islam sesuai Al- Qur’an dan As Sunah dalam kehidupan sehari-harin.

B. Rumusan Masalah 1.

  Metode apa saja yang dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah 2. Kendala apakah yang dihadapi oleh us.taz/us.ta.zah dalam menerapkan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah? C.

   Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan penelitian a.

  Untuk mendeskripsikan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah.

  b. kendala dalam pelaksanaan Mendeskripsikan faktor-faktor

  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

2 Manfaat penelitian a.

  Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan terutama dalam ilmu Pendidikan Agama Islam, dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang sama b. Secara praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan, pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan Pendidikan Agama Islam di Perumahan Klodran Indah maupun yang lainnya.

BAB II METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM A. Tinjauan Pustaka Kajian pustaka ini merupakan uraian singkat tentang hasil penelitian

  yang telah dilakukan peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini dan penulis jadikan dasar diantaranya: 1.

  Dadang Satria dalam skripsinya berjudul “Peran Takmir Masjid Jami’ dalam Pendidikan Islam Karangkajen Mergangsan Yogyakarta Tahun 2011”, menyimpulkan bahwa kegiatan Pendidikan Islam yang dilakukan Takmir masjid Jami’ Karangkajen telah berjalan baik dan berkesinambungan. Ini dapat terlihat dengan adanya majlis-majlis taklim dan program pelatihan bahasa arab. Proses pelaksanaan kegiatan 4 Pendidikan Islam di masjid berjalan lancar dan berkesinambungan.

  2. Nur Baiti Ajizah dalam skripsinya yang berjudul “Peran Griya Al-Qur’an dalam Pendidikan Islam Bagi Ibu-Ibu Peserta Pengajian di Perumahan Baturan Tahun 2013”, menyimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajarannya, Griya Al-

  Qur’an menggunakan metode yang dirasa tepat untuk ibu-ibu. Dalam pembelajaran Al- Qur’an bagi ibu-ibu pemula,

  Griya Al- 4 Qur’an mengajarkan tahsin dengan metode talaqidan Muri-Q

  Dadang Satria, Peran Takmir Masjid Jami’ dalam Pendidikan Islam Karangkajen

Mergangsan Yogyakarta Tahun 2011 (Surakarta: UMS, 2012), hlm 81, Skripsi,

  Unpublished.

  5 untuk memperindah bacaan. Pembelajaran bahasa Arab menggunakan metode Tamyiz dan kajian fiqih dengan metode ceramah interaktif. Selain itu, Griya Al-

  Qur’an juga mengadakan program tahfidz Al-Qur’an, namun karena jama’ahnya sebagian besar adalah ibu-ibu maka tahfidz Al-Qur’an tidak dipaksakan untuk mencapai target tertentu. Ibu-ibu diberi semangat 5 untuk semakin mencintai Al-

  Qur’an dan As-Sunah.

  3. Ita Fatmawati dalam skripsinya yang berjudulManajemen Pendidikan Non Formal di Masjid KH. Ahmad Dahlan Sidomulyo Makam Haji

  ”,

  menyimpulkan bahwa manajemen pendidikan nonformal yang diselenggarakan di Masjid KH. Ahmad Dahlan berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus dan jama

  ’ah. Peserta pengajianpun semakin ramai, setiap individu jama ’ah pengajian dapat tertanam akhlakul karimah, saling tolong-menolong, serta pengurus dan jama

  ’ah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dan mengaktualisasikan agar lebih siap menghadapai 6 zaman.

  4. Skripsi Andriana Pertiwi dalam skripsinya yang berjudul “Peran Ta'mir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan Nonformal di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo

  ”, dalam skripsinya dapat disimpulkan,

  program dari ta'mir masjid dalam merencanakan kegiatan di masjid sudah 5 berjalan dengan lancar dan baik, ta'mir masjid mempunyai peran dalam

  Nur Baiti Ajizah, Peran Griya Al- Qur’an dalam Pendidikan Islam bagi Ibu-Ibu

Peserta Pengajian di Perumahan Baturan Tahun 2013 (Surakarta: UMS, 2013), hlm 61,

  Skripsi, Unpublished. 6 Ita Fatmawati, Manajemen Pendidikan Non Formal di Masjid KH. Ahmad Dahlan Sidomulyo Makam Haji (Surakarta: UMS, 2011), hlm 75, Skripsi, Unpublished.

  mengelola masjid yang terbukti dengan membentuk remaja masjid, mengadakan pengajian Tahsin Al- Qur’an, pengajian bapak-bapak dan pengajian ibu-ibu, dan TPA. Dengan demikian masyarakat di masjid dan lingkungan sekitar dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas 7 tentang Pendidikan Agama Islam.

  Berdasarkan beberapa penelitian diatas, nampakanya belum ada yang meneliti tentang metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada ibu-ibu peserta pengajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah tahun 2014. Dengan demikian penelitian ini memenuhi kriteria kebaruan.

B. TinjauanTeoritik 1. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Metode (method) secara harfiah berasal dari dua perkataan, yaitu

  meta dan hodos. Meta

  berarti “melalui” dan Hodos berarti “jalan” atau

8 Metode adalah suatu cara tertentu yang tepat dan serasi untuk “cara”.

  menyajikan suatu materi pelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran, baik tujuan jangka pendek (tujuan khusus) maupun jangka panjang (tujuan

  9

  umum). Kemudian menurut Zuhairini, dkk metodologi pembelajaran

  7 Andriana Pertiwi, Peran Ta'mir Masjid dalam Meningkatkan Pendidikan Nonformal (Surakarta: UMS, 2013), hlm 77, di Masjid Al-Kautsar Gumpang Kartasura Sukoharjo Skripsi, Unpublished. 8 Rahman Assegaf, Pendidikan Islam Integratif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.144. 9 Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar Metodik Khusus Pengajaran Agama (Bandung: PT Alma’arif,1985), hlm. 49. adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus

  10 dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran.

  Selanjutnya Mahfudh Shalahuddin (1987) mendefinisikan metode Pendidikan Agama Islam adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru agama secara sadar, teratur dan bertujuan untuk menyampaikan bahan

  11 Pendidikan Agama Islam kepada siswa. Bila ditinjau dari segi

  terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai “jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya”. Berangkat dari pembahasan metode di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran, dapat digaris bawahi bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

  Metode pembelajaran menurut J.R. David dalam Teaching Strateges for College Class Room (1978) adalah a way in achieving

  something

  “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk melakukan sesuatu

  12

  strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian di atas maka metode pembelajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan

  10 11 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Solo: Ramadhani,1993), hlm. 67.

  Mahfudh Shalahuddin, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu,1987), hlm. 23. 12 Abdul Majid, Belajar, hlm. 131-132. guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran dan lingkungan yang mendukung.

  Metode pembelajaran merupakan cara pembentukan atau pemantapan pengertian peserta (penerima informasi) terhadap suatu

  13

  penyajian informasi atau bahan ajar. Terdapat tiga syarat utma berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pertama adalah peserta sebagai penerima informasi, kedua adalah materi bahan ajar yang akan disampaikan dan yang ketiga adalah pengajar selaku pengantar dan penyampai materi bahan ajar. Metode pembelajaran didefisinikan sebagai cara yang digunakan us.ta.zah, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Pendidikan Agama Islam, Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung arti perbuatan, hal dan cara. Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama.

  Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada feeling attituted, personal ideals,

  14 aktivitas kepercayaan.

  Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam pengertian pendidikan, yaitu

  ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), 13 dan tarbiyah (mendidik). Namun menurut Al-Attas (1980) dalam Hasan 14 Daryanto, Srategi dan Tahapan Mengajar (Bandung: Rama Widya, 2013), hlm. 1.

  Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 3.

  Langgulung, bahwa kata

  ta’dib yang lebih tepat digunakan dalam

  pendidikan Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan selanjutnya, bidang spesialisasi dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam

  15 Pendidikan Agama Islam hingga populer sampai sekarang. Dengan

  demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Agama Islam.

  Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut a.

  Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

  b.

  Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.

  c.

  Pendidik atau Guru Islam harus disiapkan untuk bisa menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan pelatihan.

  d.

  Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan 15 ajaran agama Islam.

  Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik

dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum (Yogyakarta: Pustaka

Felicha. 2009), hlm. 12.

  Sebagai salah satu komponen ilmu Pendidikan Agama Islam, metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada tujuan Pendidikan Agama Islam yang hendak dicapai proses pembelajaran.

  Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan Pendidikan Agama Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu : pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadaNya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-

  Qur’an dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran Al- Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.

  Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh kembangkan akidah dan akhlaknya melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. yang pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia.

2. Manfaat Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistemasis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai pemahaman Islam yang

  16

  sempurna. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta didik, baik dalam proses belajar dan pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk hari esok. Sehubungan dengan itu, Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany mengatakan bahwa kegunaan metode Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut : a.

  Menolong peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, terutama berpikir ilmiah dan sikap dalm satu kesatuan.

  b.

  Membiasakan peserta kajian untuk berpikir sehat, rajin, sabar, dan teliti dalam menuntut ilmu.

  c.

  Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

  d.

  Menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, komunikatif,

  17 sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta kajian.

  Dengan demikian, keberadaan metode pembelajaran menunjukkan 16 pentingnya metode dalam sistem pengajaran. Tujuan dan materi yang baik 17 Abdul Majid, Belajar, hlm. 139.

  Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta, Bulan Bintang, 1979), hlm. 585. tanpa didukung dengan metode penyampaian yang baik dapat menghasilkan yang tidak baik. Atas dasar itu, Pendidikan Agama Islam sangat memperhatikan terhadap masalah metode pembelajaran ini. Sebagaimana hadits nabi, yang artinya sebagai berikut : “Bagi segala sesuatu itu ada caranya (metodenya). Dan metode masuk surga, adalah ilmu” (H.R. Dailami).

3. Macam-Macam Metode Pembelajaran

  Secara garis besar metode yang sering digunakan dalam pembelajaran orang dewasa antara lain: a.

  Metode Ceramah Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh us.taz atau us.ta.zah umumnya didominasi dengan cara ceramah.

  Metode ceramah adalah cara penyajian materi yang dilakukan dengan penjelasan lisan secara langsung (bersifat satu arah) terhadap peserta (audience).

18 Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan

  bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan karena sudah menjadi kebiasaan dalam suasan pembalajaran.

18 Daryanto, Strategi, hlm. 2.

  Namun metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu, membosankan bagi peserta, mudah atau cepat lupa, sulit mengetahui apakah siswa mengerti atau tidak, kurang merangsang kreativitas,

  19

  bersifat verbalisme. Walau memilki kelemahan namun metode ceramah lebih sering digunakan oleh para pengajar bahkan lebih sering dari pada metode-metode yang lain.

  b.

  Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan

  20

  pelajaran yang telah diajarkan. Metode tanya jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaan yang diajukan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.

  Jadi, metode tanya jawab adalah interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi verbal, yaitu dengan memberikan pertanyaan untuk dijawab, disamping itu juga memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru akan tetapi metode ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya, pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode 19 ceramah, mungkin terjadi perbedaan pendapat guru dan murit, sering 20 Ibid.

  Ramayulis, Metodologi, 139. terjadi penyelewengan dari masalah pokok, apabila murit terlalu

  21 banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepada setiap siswa.

  c.

  Metode teladan atau contoh secara langsung Dengan demikian keteladanan adalah tindakan atau setiap sesuatu yang dapat ditiru atau diikuti oleh seseorang dari orang lain yang melakukan atau mewujudkannya, sehingga orang yang diikuti disebut dengan teladan. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat Pendidikan Agama Islam, yaitu keteladanan yang baik. Sehingga dapat didefinisikan bahwa metode keteladanan (uswah) adalah metode pendidikan yang diterapkan dengan cara memberi contoh-contoh (teladan) yang baik yang berupa prilaku nyata, khusunya ibadah dan

  22 akhlak.

  Dalam Al-Qur ’an kata teladan diibaratkan dengan kata-kata

  uswah yang kemudian dilekatkan dengan kata hasanah, sehingga

  menjadi kata uswatun hasanah yang berarti teladan yang baik. Dalam Al-Quran kata uswah juga selain dilekatkan kepada Rasulullah saw. juga sering kali dilekatkan kepada Nabi Ibrahim a.s. Untuk mempertegas keteladanan Rasulullah saw. Allah menjelaskan didalam Al-Quran yang artinya: Dalam diri Rosulullah itu kamu dapat

  21 22 Ibid., hlm. 143-144.

  Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm. 95.

  23 menemukan teladan yang baik. Metode ini dianggap penting karena

  aspek agama yang terpenting adalah akhlak yang termasuk dalam kawasan afektif yang terwujud dalam bentuk tingkah laku (behavioral).

  Kelemahan metode ini jika yang dijadikan teladan adalah orang-orang yang tidak memiliki akhlak yang baik tentu akan menjadikan orang- orang yang mengikutinya menjadi rusak akhlak dan akidahnya.

  Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah cara untuk menyampaikan materi kepada peserta kajian untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Diantara Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sering digunakan meliputi, metode ceramah, metode tanya jawab, metode keteladanan atau pemberian contoh secara langsung.

  Pada dasarnya metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah alat untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah kepada sahabatnya. karena tujuan yang hendak dicapai tentunya tidak mungkin terwujud bila tidak dilakukan dengan metode tepat. Rasulullah saw. dalam memberikan pembelajaran kepada para sahabat dengan beberapa metode. Diantara metode-metode yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. adalah metode amtsal. Dalam hadist yang diriwayatkan Ali. r 23 .a bawasannya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya

  Kementrian Agama Repubik Indonesia Mushaf Al- Qur’an Terjemah (QS. Al-Ahzab ayat (16): 21) (Bandung: Sygma Publishing, 2011), hlm. 420.

  Allah menurunkan Al- Qur’an terdiri dari perintah-perintah dan larangan- larangan tradisi yang telah lalu dan perumpamaan yang dibuat ’’(HR.

  Imam Tirmidzi). Contoh yang lainya, waktu mengajarkan tata cara wudhlu atau ibadah yang lain dengan menggunakan metode teladan/pemberian contoh secara langsung, tentu dalam penggunaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam disesuaikan dengan kebutuhan umat serta lingkungan sekitar/masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah lapangan (field research), penelitian kasus

  yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci

  24

  mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan. Penulisan skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif, karena data yang dianalisis tidak digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis.

  Jika dilihat dari pendekatannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Metode studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organism (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau

  25 subjek yang sempit.

B. Subjek dan Tempat Penelitian

  Subjek penelitian adalah subjek yang ditunjuk untuk diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah us.taz/us.ta.zah pemateri kajian. Sedangkan yang menjadi tempat penelitian adalah di Masjid 24 Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu. 25 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta. 2004), hlm. 9.

  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta. 2006), hlm. 131.

  18

C. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:

  1. Observasi Suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

  26

  secarasistematis dengan prosedur yang terstandar. Metode ini akan digunakan penulis untuk observasi, mengamati aktifitas us.taz/us.ta.zah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

  2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat atau merekam jawaban

  27

  responden. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi kegiatan pembelajaran, serta kendala apa saja dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Ibu-ibu peserta kajian di Masjid Al-Hidayah Perumahan Klodran Indah Colomadu.

  3. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau

  28 variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagainya. 26 Metode ini digunakan penulis untuk menggali data tentang sejarah 27 Ibid., hlm. 265.

  Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 173. 28 Umi Zulfa, Metodologi Penelitian Pendidikan Edisi Revisi (Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010), hlm. 102. berdirinya masjid, struktur organisasi, sarana dan prasarana, jadwal kajian.

D. Metode Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif.

  Seperti yang dikutip oleh Hamid Darmadi, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan

  29

  objek sesuai dengan apa adanya. Sedangkan deskriptif kualitatif model Miles and Huberman, seperti yang dikutip oleh Sugiyono, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualtitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, melalui beberapa tahapan,

  30

  seperti data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

  Setelah pengumulan data telah selesai, maka tahap selanjutnya mereduksi data (data reduction), yaitu menggolongkan, dan menentukan data yang diperlukan. Kedua, data yang telah melalui tahap reduksi akan disajikan dalam bentuk narasi (data display). Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua (verification).

  29 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.

  145. 30 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 337.

BAB IV DESKRIPSI DATA A. Sejarah Masjid Al-Hidayah Masjid Al-Hidayah merupakan salah satu masjid yang ada di Perumahan Klodran Indah Wilayah Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Masjid Al-Hidayah merupakan fasilitas ibadah Agama Islam,

  yang dibangun oleh PT. Fajar Bangun Raharja. Sebagai fasilitas keagamaan masyarakat di Perumahan Klodran Indah Colomadu. Fasilitas lain yang ada di perumahan ini antara lain meliputi sarana olahraga yaitu lapangan bola voly, gedung polides. Semua fasilitas yang ada sudah diserahkan kepada masyarakat untuk digunakan secara baik.

  Masjid Al-Hidayah mulai difungsikan sebagai mana masjid-masjid yang lain yaitu pada masa kepemimpinan Muh.Sanusi beliau merupakan ketua takmir pertama yaitu pada tahun 1990-1992.