PERAN (COORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DIKEC. RANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009 - Test Repository

  

PERAN (COORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK)

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DIKEC. RANYUBIRU,

KAB. SEMARANG TAHUN 2009

SK R IPSI

  Diajukan Untuk M emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  D W IA STU TI NIM. 121 07 037

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2010

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website :

  Setelah dikoreksi dan perbaiki, maka skripsi S audari: Nama : DWI ASTUTI NIM : 121 07 037 Jurusan : Tarbiyah Progdi : Pendidikan Agama Islam Judul : PERAN KOORDINATOR KOMITE SEKOLAH

  KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG

  TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 28 Januari 2010 Pembimbing

  Hi, Maslikhah. S. Ae.. M. Si NIP. 19700529 200003 2 001

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website :

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  Skripsi Saudari : Dwi Astuti dcngan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 037 yang beijudul PERAN K O O RD IN A TO R KOMITE SEKOLAH KECAMATAN

  

(KKSK) DALAM M EN IN G K ATK A N MUTU PENDIDIKAN DI KEC.

  BANYUBIRU, KAB. SEM ARANG TAHUN 2009. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Sabtu, 13 Maret 2010 yang bertepatan dengan tanggal 27 rabiul awal 1431 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 19 Maret 2010 Panitia Ujian

  Ke^fo Sidanj, Sekretaris

  

W Imam Sulomo, M,Aj>^ ? jv Dr. IT Muh. Saerozi. M. Ac

n

  NIP. 19580827 198303 M S® ? ' X

  IP. 19660215 199103 1 001 Penguji II

  Dr. Zakivudin Baidhawy. M.Ag NIP : 19720521 200501 1 003 NIP. 1973052j5 199903 1 004

  Pembimbing Hi. Maslikhah, S:Ag. M.Si PERNYATAAN KEASLIAN T ULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah in i:

  Nama : Dwi Astuti NIM : 121 07 037 Jurusan : Tarbiyah

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis

  Dwi Astuti NIM 121 07 037

  

Cita-cita harus selalu tumbuh dari kenyataan, mencari di luar

itu kita pasti menemukan jalan buntu yang menyedihkan.

  

Gunakanlah strategi untuk menggapainya agar kita

mendapatkan kebahagiaan yang sebenamya.

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : ❖ Kedua orang tua saya, Bapak Jupri , Ibu Samirah dan satu-satunya saudaraku beserta keluarga (orang yang paling kusayangi dan kucintai)

  

❖ Kedua Mbah Putri (orang yang kusayangi)

❖ Om Rofiq, adik dari Ibu yang sabar memberikan petuah-petuah (terima kasih yang tak terkira atas semuanya yang diberikan kepadaku) ❖ Mas Amin, calon pendamping hidupku (terima kasih motivasinya) ❖ Bapak Qoiman, saudara yang sudah saya anggap sebagai bagian dari keluarga sendiri (terima kasih atas doa dan motivasinya) ❖ Sahabat-sahabati terbaikku, Hima, Santi, Anis, Aisyah, Mine, Farida, Mir’ah, pkDhe Samsodin,Dhanang. ❖ Teman-teman sepeijuangan PAI Transfer’07 ♦ ♦ ♦ Teman-teman KKN 2009 “Tonoboyo” tersayang

  

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

  Segala puji bagi Allah semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam Nabi Muhammad SAW, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan yang benar dengan perantara agama Islam.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Ibu Hj. Maslikhah, M. Si selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  3. Bapak Fatchurrahman, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Asnawi dan Bapak Asrofie selaku KKSK di tingkat Kecamatan Banyubiru yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian KKSK di Kecamatan Banyubiru.

  5. K edua orang tuaku, Mbah Putri, adikku serta semua familiku yang telah memberikan doa serta motivasinya, baik moral maupun material.

  6. Sahabat-sabahat angkatan 2007 transfer terutama PAI B serta lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang selalu mengisi hari-hari penuh keceriaan dan semangat.

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dan kesempumaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

  Akhimya penulis berharap dan berdoa semoga skripsi ini memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam.

  Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis

  Of*

  D Astuti NIM, 121 07 037

  

ABSTRAK

  Astuti, Dwi. 2009. Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam Meningkatkan mutu Pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab.

  Semarang.

  Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Maslikhah, M.Si.

  Kata Kunci: Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan Penelitian ini merupakan upaya strategis untuk KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?, (2) bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?, dan (3) bagaimana upaya strategis KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif analisis yang bersifat natural setting dengan rancangan studi yang sumber datanya berasal dari manusia (human instrumen). Metode pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah metode interview, metode observasi, metode dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data peneliti menggunakan metode analisa sebagai berikut : deduktif, induktif, reduksi data, dan sintesis.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peran KKSK sangat dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Sedangkan jawaban dari pertanyaan di atas yang sesuai dari hasil penelitian di lapangan adalah sebagai berikut: (1) Persepsi dari KKSK tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan hams memperhatikan enam faktor pendidikan tersebut, (2) Peran KKSK mengenai faktor-faktor mutu dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah berperan aktif dengan mengajak keija sama antara pihak terkait pendidikan di Kecamatan Banyubiru, mengembangkan sarana prasarana dan fisik sekolah penunjang proses belajar mengajar, dan (3) Upaya strategis KKSK mengenai faktor-faktor mutu adalah untuk peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Pemerintah Kecamatan, mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program penyelenggaraan dan keluaran dalam pendidikan, dan masih ada banyak lagi yang nantinya akan dipaparkan pada bab selanjutnya.

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan

  

  

  

  

  

  

  

  e. Indikator Kineija Koordinator Komite Sekolah

  

  

  

  c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat

  

  2. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

  

  3. Upaya Strategis KKSK untuk Meningkatkan Mutu

   BAB IV PEMBAHASAN

  A. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  Tabel 01

  

   Tabel 02 SDM dan Fasilitas Organisasi Koordinator Komite Sekolah

  Tabel 03

  

  

  DAFTAR GAMBAR

  

Gambar 01 Hierarki mutu..................................................................... 52

Gambar 02 Struktur Organisasi KKSK th 2008/2009......................... 66

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 01 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 02 Permohonan Izin Penelitian Lampiran 03 Surat Keterangan KKSK Lampiran 04 Kisi-Kisi Wawancara Lampiran 05 Pedoman Wawancara

  Catatan Lapangan Lampiran 06 Lampiran 07 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 08 Laporan SKK

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai mahluk sosial. Manusia tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sebab di samping sebagai mahluk individu sekaligus juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu mengadakan interaksi sosial, saling mempengaruhi, saling keija sama, dengan demikian interaksi sosial menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat.

  Di atas telah dikemukakan bahwa pada diri manusia terdapat kecenderungan untuk berhubungan antara yang satu dengan yang lain.

  Kecenderungan itu merupakan perwujudan dari hakikat sosialitas manusia.

  Suatu kelompok masyarakat pada umumnya mengandalkan kelangsungan hidup mereka itu malalui pendidikan. Bagi masyarakat, pendidikan merupakan wahana untuk membentuk warga negara seperti yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara dimana masyarakat itu berada.

  Wahana untuk membentuk warga negara seperti yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara, maka pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah, komite sekolah , KKSK dan masyarakat serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Pembinaan dan pengembangan dalam meningkatkan mutu pendidikan maka memerlukan adanya hubungan dan keijasama yang

  

1

  2 erat dan serasi antara keluarga, masyarakat, pendidik, komite sekolah dan pemerintah.

  Guna menjamin hubungan yang erat dan serasi antara orang tua dengan warga sekolah serta masyarakat perlu dibentuk organisasi komite sekolah. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan baik pada pendidikan di dalam jalur pendidikan di sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah ( Suminto, 2007 : 4).

  Sekarang ini pendidikan berada di bawah tekanan hebat untuk melakukan perubahan. Upaya-upaya perubahan dalam pendidikan itu hanya melahirkan sedikit keberhasilan karena mereka hanya memiliki pandangan sempit tentang pendidikan. Mutu, pada sisi lain memandang pendidikan sebagai sebuah sisitem total, yang dibentuk sejumlah komponen internal maupun ekstemal. Hanya dengan memperbaiki keseluruhan sistem pendidikan maka para professional pendidik dan KKSK dapat membuat perbaikan mutu pendidikan seperti yang di minta masyarakat.

  Bila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu adanya peran dari KKSK yang terlibat di dalamnya. Salah satu peran dari KKSK adalah sebagai mediator yang fungsinya yaitu melakukan keija sama dengan masyarakat (perorangan, organisasi), pemerintah kecamatan berkenan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

  3 d apat mem bantu para siswa mengembangkan ketrampilan yang akan mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Maka dari itu perlu adanya keija sama yang baik.

  Dengan kenyataan yang ada temyata KKSK belum bisa sepenuhnya meningkatkan pendidikan di Kec.Banyubiru, Kab. Semarang. Karena kurang adanya keija sama antara komite sekolah, KKSK, Dewan sekolah dan pengajar yang lainnya. Begitu juga dengan wali murid, masyarakat yang seharusnya bisa menjalin keija sama yang erat, sehingga akan memberikan peningkatan mutu pendidikan yang baik.

  Dalam meningkatkan pendidikan mutu pendidikan peran KKSK belum dapat sepenuhnya memberikan dukungan. Sesuai dengan hasil survai masih ada salah satu diantara beberapa bangunan sekolah yang berada di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang harus ada sebagian yang perlu direnovasi. Karena itu KKSK beserta yang memiliki peran di dalamnya harus saling bekeija sama dalam memecahkan permasalahan tersebut.

  Berkaitan dengan permasalahan yang ada, peran KKSK sangat diperlukan, sebab mutu pendidikan tidak akan sepenuhnya berhasil tanpa adanya partisipasi dan peran dari KKSK itu sendiri. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar kompetensi pendidikan, yaitu melalui consensus nasional antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat.

  Sebagai tambahan, masyarakat dan dunia pendidikan mesti mengeliminasi fokus jangka-pendeknya. Salah satu ciri dunia modem adalah

  4 teijadinya perubahan konstan. Perubahan merupakan hal penting. Manajemen mutu dapat membantu sekolah menyesuaikan diri dengan perubahan dengan cara yang positif dan konstruktif. Penyelesaian yang cepat tidak akan memecahkan persoalan pendidikan masa kini. Penyelesaian masalah secara cepat sudah pemah dilakukan, dan terbukti gagal. oleh sebab itu diperlukan dedikasi, fokus dan keajegan tujuan dal am memperbaiki mutu pendidikan. Untuk mencapai lingkungan pendidikan yang bermutu, semua stakeholder pendidikan mesti memiliki komitmen pada proses transformasi.

  Transformasi menuju pendidikan bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staf, siswa, guru, dan komunitas. Prosesnya diawali dengan pengembangan visi dan misi mutu untuk wilayah dan setiap sekolah serta departemen dalam wilayah tersebut. Visi difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kostumer mendorong keterlibatan total komunitas dalam program, mengembangkan sistem pengukuran nilai tambah pendidikan, menunjang sistem yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta perbaikan berkelanjut dengan selalu berupaya keras membuat produk pendidikan menjadi lebih baik.

  Perbaikan sekolah dan proses mutu, sama-sama berupaya untuk mengidentifikasi praktik terbaik. Praktik terbaik digunakan sebagai standar yang digunakan untuk mengukur semua perbaikan. Model mencari kesejajaran praktik organisasional dengan hasil prestasi yang diharapkan dan misi sekolah.

  Perbaikan kelanjutan merupakan komponen pokok model. Begitu staf akrab

  5 d engan mutu dan proses perbaikan sekolah maka mereka akan mengidentifikasi setiap proses pendidikan. Proses mutu memperkaya perbaikan pendidikan dengan memberikan pada profesional pendidikan perangkat dan teknik yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang dibutuhkan.

  Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis melakukan penelitian di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang dengan judul : PERAN KOORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB.

  SEMARANG TAHUN 2009.

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana persepsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?

  2. Bagaimana peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?

  3. Bagaimana upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab.

  Semarang?

  6 C. Tujuan Penelitian Ag ar dapat memberikan gambaran kongkrit serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yakni untuk mengetahui:

  1. Persepsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan tentang meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  2. Peran yang dilakukan Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  3. Upaya strategis yang dilakukan KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang

  Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : i. Teoritis

  a. Secara teoritis diharapkan dapat menyumbang wacana baru bagi KKSK mengenai bagaimana perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  b. Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidoikan pada umumnya seperti stakeholder yang berkaitan dengan pendidikan, dan untuk sekolah di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  7

  2. Pr aktis

  a. Manfaat bagi KKSK Sebagai masukan agar lebih memberikan peranan yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya.

  b. Manfaat bagi Guru Para guru sebagai masukan untuk memberikan motivasi bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  c. Manfaat bagi Sekolah Dengan adanya peranan KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga sekolah menjadi lebih baik kualitasnya dan diharapkan dapat mempererat hubungan antara guru dengan komite sekolah itu sendiri.

  d. Manfaat bagi peneliti Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan atau dasar pijakan penelitian lebih lanjut dan sebagai pembanding untuk penelitian lain.

  Untuk menghindari kesalahan penafsiran dan pemahaman yang berbeda dalam judul maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang sekaligus sebagai batasan penelitian. Adapun batasan - batasan yang perlu dijelaskan adalah:

  8

  1. P eran dan Upaya Strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)

  a. Pengertian Peran Pengertian dari peran disini adalah pemain perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat

  (Fajri, 2005 : 641)]. Yang berperan disini adalah KKSK.

  b. Pengertian Upaya Strategis Upaya srategis merupakan rangkaian dari 2 kata, namun kedua kata tersebut bila diartikan menimbulkan 2 pengertian yang berbeda.

  Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu ( Fajri, 2005: 852). Strategis adalah langkah-langkah (Fajri,2005: 774).

  Menurut penulis yang dimaksud dengan upaya srategis disini adalah bagaimana usaha KKSK dalam menggunakan langkah-langkah melalui pemikirannya untuk meningkatkan mutu pendidikan di kecamatan Banyubiru c. Pengertian KKSK

  Koordinator Komite Sekolah Kecamatan merupakan rangkaian dari 4 kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Koordinator adalah orang yang melakukan koordinasi (proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang- orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud- maksud yang telah ditetapkan ( Sutisna, 1987 : 199). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi

  9 pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Abidin, 2007 :4).

  Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah kabupaten yang membawahi beberapa kelurahan.

  Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan.

  2. Meningkatkan Mutu Pendidikan

  a. Pengertian Meningkatkan Meningkatkan adalah menginjak menaikkan

  (Alwi, 2007 : 1198). Yang dimaksud disini adalah KKSK meningkatkan mutu pendidikan di daerah Kecamatan Banyubiru.

  b. Pengertian Mutu Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil keija, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan.

  Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada dari beberapa sisi ( Danim, 2006 : 53). Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya

  10 kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi keija dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita cita.

  c. Pengertian Pendidikan Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan (Suwano, 2006 : 19). Sedangkan pelayanan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogis.

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2007 : 3). Dengan kata lain, pendidikan adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan.

  Metode penelitian mengandung makna yang lebih luas yaitu mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian. Peranan metode

  11 penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan (Ibrahim,

  1989 :16) Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode antara lain:

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, bersifat deskriptif analisis. Istilah penelitian kualitatif, kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temaunnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk lainnya ( Corbin, 2007 : 4). Penelitian kualitatif deskriptif ini bersifat “natural setting” maka sumber datanya berasal dari manusia {human instrumen).

  2. Lokasi Penelitian Penelitain ini dilaksanakan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  Penelitian ini diagendakan memakan waktu 6 (enam) bulan yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan.

  3. Subyek Penelitian

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Arikunto, 1989 :115). Populasi dalam penelitian ini adalah 9 orang, terdiri dari pengurus KKSK di Kec. Banyubiru dan anggotanya.

  12

  b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

  (Arikunto, 1989 : 117). Mengingat banyaknya populasi yang ada, maka dalam menentukan pengambilan sampelnya berdasarkan teori yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Sebaliknya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil 0%-15%, 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1989 : 118). Berdasarkan teori tersebut peneliti mengambil sampel semuanya dari populasi. Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian populasi.

  4. Metode Pengumpulan Data

  a. Metode Interview Metode interview adalah metode yang mencoba mendapatkaan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan cara bertatap muka (Koentjaraningrat, 1989 :126).

  Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang persepsi, peran, dan strategi dari KKSK dan data dari sekolah Kec.

  Banyubiru, Kab. Semarang. Adapun pelaksanaannya dengan bebas terpimpin, karena akan memberikan yang akan memberikan kebebasan kepada pihak yang diteliti dalam memberikan jawaban, sehingga akan memperoleh jawaban yang lebih mendalam dan jelas.

  Pada pihak peneliti dapat mengarahkan secara langsung pada pokok persoalan sebenamya.

  13

  b. Metode Observasi Observasi yaitu pencatatan atau pengamatan secara sistematis terhadap fenomena yang akan diteliti (Hadi, 1981: 70).

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab.

  Semarang.

  c. Metode Dokumentasi Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berasal dari arsip dan dokumen yang ada di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  Mengenai biografi, struktur organisasi, rencana kerja maupun dokumen atau arsip yang dimiliki KKSK sebagi lokasi dan obyek penelitian. Untuk melihat tentang SDM, fasilitas organisasi, dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkaan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi dokumen penelitian adalah peneliti sendiri, sebab ini adalah penelitian kualitatif sehingga haras teijun langsung ke lapangan sehingga bisa mengetahui situasi yang teijadi dan instrumen penelitian memuat tentang persepsi, peran, dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Benyubira, Kab. Semarang.

  14

  6. T eknik Analisis Data Menurut Patton (1980), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisirkannya. Ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Hasan, 2006 : 29).

  Untuk lebih memahami obyek penelitian ini, maka penulis memilih metode analisa sebagai berikut: a. Deduktif

  Deduktif adalah proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenal suatu fenomena (teori) dan merealisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan (prediksi) ( Anwar, 2007 ;

  40).

  Pendekatan deduktif adalah berfikir dari suatu keadaan yang abstrak kepada yang konkrit. Dengan kata lain deduktif adalah kaidah umum dengan kesimpulan khusus.

  Penerapan pendekatan deduktif dimaksud dalam penelitian ini yaitu membantu untuk menyimpulkan hal-hal yang bersifat umum menjadi khusus atau konkrit dalam penelitan ini untuk mengumpulkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan antara lain tentang data persepsi KKSK, bagaimana peran KKSK, dan bagaimana upaya strategisnya.

  15

  b. I nduktif Induktif ialah proses logika yang berangkat dari data empirik, lewat observasi menuju kepada suatu teori (Anwar, 2007: 40).

  Adapun penerapan pendekatan induktif dalam penelitian ini digunakan untuk mengorganisasikan faktor-faktor dan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada KKSK di Kecamatan Banyubiru tahun 2009 yang mengenai kondisi lingkungan KKSK, dan data-data yang dimiliki oleh KKSK.

  c. Reduksidata Reduksi data ialah data yang diperoleh dalam lapangan ditulis atau diketik dalam bentuk urutan atau laporan yang terperinci

  (Nasution, 2003 : 129). Penyajian data dilakukan untuk pemahaman informasi yang terkumpul, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

  Pada mulanya data yang diperoleh dikumpulkan dan diindentifikasi secara serderhana yang sesuai data yang diperoleh kondisi lingkungan KKSK, persepsi, peran, dan upaya strategis KKSK mengenai faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec.

  Banyubiru, kemudian data-data tersebut disusun secara terperinci dalam bentuk laporan atau uraian.

  d. Sintesis

  16 Sintesis yaitu suatu penanganan suatu obyek tertentu dengan cara mengabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang lain, sehingga menghasilkan suatu pengertian yang barn. Dengan demikian analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif dan kritik.

  Penerapan sintesis dalam penelitian ini adalah menggabungkan pengetahuan-pengetahun yang berkaitan dengan pokok permasalahan yakni mengenai tentang data persepsi KKSK, bagaimana peran KKSK, dan bagaimana upaya strategisnya. Kemudian data-data tersebut telah disusun secara sistematis. Kemudian data-data tersebut digabungkan dengan pengetahuan-pengatuhan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

  BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan

  BAB II Kajian Pustaka A. Landasan Teori Pada bab landasan teori ini ada 2 sub pokok bahasan, yaitu:

  1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK), Yang meliputi, Pengertian KKSK, landasan teori, acuan operasional pembentukan, dan pemilihan pengurus KKSK,

  17 penjabaran peran dan fungsi KKSK dalam kegiatan operasional, indikator kineija KKSK dan instrumen evaluasi diri untuk menilai kineijanya, wawasan kependidikan bagi KKSK, kineija KKSK terhadap peningkatan mutu pendidikan.

  2. Mutu Pendidikan yang memuat, pengertian mutu, manfaat mutu, pesan mutu, karakteristik mutu, hierarki mutu.pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, ruang lingkup pendidikan, fungsi pendidikan, komite pengarah mutu pendidikan, faktor-faktor mutu pendidikan.

  B. Telaah Pustaka

  BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang letak KKSK, latar belakang KKSK, sarana dan prasarana, struktur organisasi KKSK di Kecamatan Banyubiru, bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru, Kab.

  Semarang, bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang, bagaimana upaya srategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten. Semarang.

  BAB IV Pembahasan Dalam bab ini akan memaparkan tentang hasil penelitian dan analisis yang memuat tentang, persepsi Koordinator Komite

  18 Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec.

  Banyubiru, Kab. Semarang, peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec.

  Banyubiru, Kab. Semarang, upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

  BAB V Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang memuat persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, upaya strategis KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru dan saran-saran.

  

BABII

KAJIAN PUSTAKA

  a. Pengertian KKSK Koordinator Komite Sekolah Kecamatan merupakan rangkaian dari 4 kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Koordinator adalah orang yang melakukan koordinasi (proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang- orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud- maksud yang telah ditetapkan (Oteng Sutisna, 1987 : 199). Komite

  Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Zainal, 2007 : 4). Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah kabupaten yang membawahi beberapa kelurahan.

  Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan.

  2 0 b.

  Landasan KKSK Acuan operasional, indikator kineija, peningkatan wawasan kependidikan bagi KKSK di Kabupaten Semarang ini disusun berdasarkan:

  1) UU nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah 2) UU nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional

  3) UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional 4) PP nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan daerah provinsi sebagai daerah otonom 5) Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan komite sekolah 6) Keputusan menteri dalam negeri nomor 13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan Pengurus KKSK

  1) Prinsip Pembentukan Pengurus KKSK KKSK dibentuk berdasarkan prinsip demokrasi, transparan dan akuntabel, serta menjadi mitra kerja UPTD Pendidikan

  Kecamatan (Susishadi, 2007 : 9).

  Demokrasi berarti bahwa proses pembentukan KKSK dilakukan dengan melibatkan seluruh pengurus komite sekolah di

  2 1

  lingkungan kecamatan baik secara musyawarah mufakat maupun melalui pemungutan suara.

  Transparan berarti pembentukan KKSK dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh pengurus komite sekolah di lingkungan kecamatan mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, sosialisasi oleh panitia persiapan, penentuan kriteria calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, sampai penyampaian hasil pemilihan kepada masyarakat.

  Akuntabel berarti pembentukan komite sekolah yang dilakukan oleh panitia persiapan haras dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat baik secara substansi maupun finansial.

  Menjadi mitra keija UPTD pendidikan kecamatan berarti KKSK dan UPTD pendidikan kecamatan memiliki kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang haras saling bekeija sama. 2) Mekanisme pembentukan pengurus KKSK (Susishadi, 2007 : 9).

  a) KKSK dibentuk atas inisiatif Dewan Pendidikan (DP) bekerjasama dengan UPTD pendidikan kecamatan.

  b) Pengurus KKSK dipilih dari dan oleh pengurus komite sekolah

  c) Pengurus KKSK terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi- seksi yang dipandang perlu sesuai kebutuhan, dengan jumlah personal ganjil.

  2 2

  d) Pengurus KKSK yang terbentuk disahkan oleh Dewan Pendidikan (DP).

  e) Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, KKSK mengacu pada AD/ART DP

  d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan Operasional Pada setiap kecamatan di Kabupaten Semarang terdapat banyak satuan pendidikan. Pada setiap kecamatan minimal ada satuan pendidikan mulai dari jenjang TK/RA/BA sampai SMP/MTs baik negeri maupun swasta. Bahkan di banyak kecamatan telah berdiri pula jenjang pendidikan SMA/MA/SMK. Antara komite sekolah yang satu dengan lainnya perlu adanya koordinasi dan komunikasi dalam rangka mendapatkan informasi, wawasan, pengalaman, kerjasama, dan motivasi sehingga bisa melaksanakan tugas secara maksimal.

  Kepmendiknas No. 044/U/2002 hanya mencantumkan peran dan fungsi komite sekolah (Susishadi, 2007 : 9). Untuk efisiensi dalam operasionalnya, DP perlu wadah ditingkat kecamatan yang bisa membantu dalam mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan komite sekolah di wilayah kecamatan. Pada Anggaran Rum ah Tangga Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang Bab III pasal 18 disebutkan bahwa untuk koordinasi dewan dengan komite sekolah di masing- masing kecamatan se Kabupaten Semarang perlu dibentuk Koordinator Komite Sekolah Kecamatan. Supaya Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) mampu berperan dan berfiingsi secara maksimal

  23 perlu adanya perumusan tujuan, peran, dan fimgsinya, bahkan sampai pada rumusan penjabaran secara operasional.

  Adapun Tujuan dari Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) yang berdasarkan asas manfaat, efektivitas serta pertimbangan-pertimbangan geografis, demografis, sosial dan budaya di Kabupaten Semarang dapat di rumuskan tujuan dibentuknya KKSK untuk membentuk Dewan Pendidikan (DP) dalam : 1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa komite sekolah dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan. 2) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi antar komite sekolah dengan Dewan Pendidikan. 3) Melaksanakan peran pengawasan penyelenggaraan pendidikan. 4) Menciptakan suasana dan kondisi penyelenggara dan pelayanan pendidikan yang transparan, akuntabel, dan demokratis di kecamatan. 5) Pelaksanaan koordinasi antara DP dengan UPTD pendidikan kecamatan.

  1) Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) Yang dimaksud peran disini adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama (W.J.S.

  Poerwadarminta,1976:870). Menurut teori dari Horton dan Hunt pengertian peran adalah perilaku yanng diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Seperti halnya peran KKSK disini adalah sebagai koordinator dan ketua komite sekolah se Kecamatan Banyubiru.

  24 Untuk mencapai tujuan dibentuk KKSK, perlu adanya rumusan yang tegas peran dan fiingsi KKSK yang kemudian harus dilaksanakan secara maksimal melalui berbagai kebijakan, program, dan kegiatan operasional yang kreatif dan inovatif dengan arahan Dewan Pendidikan. Adapun peran yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh KKSK secara maksimal adalah : a) Memberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat kecamatan.

  b) Pendukung (supporting agency) baik berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat kecamatan.

  c) Pengontrol (<controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di tingkat kecamatan.

  d) Mediator {mediatory agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di tingkat kecamatan.

  2) Fungsi koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)

  a) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah kecamatan.

  b) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan.

  c) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan dan keluaran pendidikan

  25

  d) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan, organisasi), pemerintah kecmaatan berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

  e) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat Untuk menjalankan perannya, KKSK memiliki fungsi yang pada hakekatnya merupakan penjabaran secara operasional dari perannya. Penjabaran peran KKSK ke dalam fungsinya, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini (Susishadi, 2007 : 9) :

  Tabel 1 Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan

  (KKSK) ke dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah

  No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK

  1. Pemberi

  1.1 Memberi masukan, 1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi Pertimbangan pertimbangan, dan sosial ekonomi keluarga peserta (iadvisory) rekomendasi kepada didik dan sumber daya pemerintah pendidikan dalam masyarakat kecamatan mengenai 1.1.2 Menganalisis hasil pendataan ; sebagai bahan pemberian 1) Kebijakan dan masukan, pertimbangan, dan program rekomendasi kepada UPTD pendidikan pendidikan kecamatan

  2) Kriteria kineija 1.1.3 Menyampaikan masukan, kecamatan pertimbangan dan rekomendasi dalam bidang secara tertulis kepada kepala pendidikan

  UPTD pendidikan kecamatan

  26 No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK 3) K riteria tenaga dengan tembusan kepada Dinas kependidikan Pendidikan dan Dewan 4) Kriteria fasilitas Pendidikan. pendidikan, dan

  1.1.4 Memberikan pertimbangan 5) Hal-hal yang kepada kepala UPTD pendidikan terkait dengan kecamatan dalam rangka pendidikan pengembangan kurikulum muatan lokal

  1.1.5 Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan (PAKEM)

  1.1.6 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah

  1.1.7 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan tentang pelaksanaan manajemen pendidikan (ketenagaan, keuangan, fasilitas dan data pendidikan)

  2. Pendukung

  2.1 Mendorong orang

  2.1.1 Mengadakan rapat atau (supporting) tua dan masyarakat pertemuan secara berkala dan untuk berpartisipasi insidental dengan stakeholder

  27 No Peran KS Fungsi KKSK

  Kegiatan Operasional KKSK

  dalam pendidikan pendidikan di kecamatan.

  2.1.2 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia industri untuk mendukung penyeleng­ garaan pendidikan yang bermutu di kecamatan.

  2.1.3 Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah

  2.2Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan

  2.2.1 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan sarana dan prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu

  2.2.2 Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan, misalnya pelaksanaan jam wajib belajar masyarakat

  3. Pengontrol (controlling)

  3.1Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan

  3.1.1 Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah

  3.1.2 Sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah di daerah kecamatan

  28 No Peran KS Fungsi KKSK

  Kegiatan Operasional KKSK

  d an keluaran pendidikan

Dokumen yang terkait

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMAN 2 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat)

0 11 84

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Di MTs N Salatiga Tahun 2008) - Test Repository

0 0 121

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK PRIBADI MUSLIM SISWA SMP AL-MAS’UDIYYAH BANDUNGAN, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 1 110

PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SEPAKUNG KECAMATAN BANYUBIRUKABUPATENSEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 120

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DI MI ISLAMIYAH BANYUANYAR - Test Repository

0 0 91

KEBIJAKAN KEPALA MADRASAH DALAM MENDUKUNG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DI MTS NU ASWAJA TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2017 - Test Repository

0 1 126

KONTRIBUSI KINERJA KOMITE MADRASAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU MADRASAH PADA MI AL-MA’ARIF KEBUMEN DAN ROWOBONI KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 78

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEDANYANG KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 KALISAT TAHUN AJARAN 2016/2017 - Digilib IAIN Jember

0 0 11

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian - PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 KALISAT TAHUN AJARAN 2016/2017 - Digilib IAIN Jember

0 0 9