ANALISIS PERKEMBANGAN SERTA KENDALA PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS PERKEMBANGAN SERTA KENDALA

PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT BINA

USAHA KARANGJATI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

GunaMemperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

(A.Md.E.Sy)

Oleh:

ELYSA

NIM: 201-14-035

  

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

ANALISIS PERKEMBANGAN SERTA KENDALA

PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT BINA

USAHA KARANGJATI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

GunaMemperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

  

(A.Md.E.Sy)

Oleh:

ELYSA

NIM: 201-14-035

  

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

  ”Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada kedanya maka haruslah dengan ilmu juga”

  (HR, Ibnuas-Asakir)

  PERSEMBAHAN “Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku dan tanda Bakti Kepada Kedua Orang Tuaku”

  Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada Pertama

  Kedua orang tuaku tercinta Ibuku

  “SUMIYATUN” dan Bapakku “KABUL PRASETYO yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan

  penuh kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan tidak ada henti-hentinya mendoakan anak-anaknya supaya menjadi anak yang sholih dan sholihah bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa.

  Amin YaRabbalalamin.

  Ke-dua Kepada suamiku MIFTAHUL ULUM yang selalu memberikan aku semangat dan memberikan aku motivasi disaat aku mulai lelah untuk melanjutkan TA ini, serta Keluarga dan Adik-adikku tercinta yang ikut serta memberi dorongan, semangat, dan doanya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Ke-tiga Teman-temanku program studi D-III Perbankan Syariah kelas Aangkatan 2014 yang telah mengajarkanku apa arti kebersamaan, kemandirian, pengorbanan dan persahabatan selama tiga tahun.

  Ke-empat Yang terakhir dan yang terspesial Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  Islam jurusan D-III Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada

  khatamul anbiya’ wal mursalin (penutup para

  Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumul qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi

  ‘ala ar-Ridha wa khusnul khatimah. Amin

  Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PERKEMBANGAN SERTA KENDALA PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT BINA USAHA KARANGJATI ” dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan kerendahan hati bantuan moril maupun material. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenan kanpenulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak H. Alfred L. M.Si. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  4. Ibu Fetria Eka YudianaS.E.,M, Si. Yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan kesantunan, kesabaran, keikhlasan dan kebajikan.

  5. Bapak Drs. Mubasirun, M.Ag. selaku dosen pembimbing Akademik selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberikan motivasi belajar bagi penulis.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.

  7. Siti Hanifa serta para staf di BMT Bina Usaha Karangjati.

  8. Para Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

  9. Seluruh Karyawan BMT Bina Usaha Karangjati, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga akhir.

  10. Semua pihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.

  

ABSTRAK

  Elysa. 2017. AnalisisPerkembangan,Serta Kendala Pembiayaan Qardhul Hasan TugasAkhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  di BMT Bina Usaha Karangjati

  Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka YudianaS.E.,M, Si. Kata Kunci: Pembiayaan, Qardhul Hasan, BMT

  Dalam penelitian ini membahas mengenai perkembangan serta kendala pembiayaan Qardhul Hasan yang ada pada BMT. Sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang dertujuan untuk meyejahterakan angotanya, pemberian pembiayaan qardhul hasan sangatlah penting karena akad yang digunakaan dalam pembiayaan ini adalah akad tabaru’. Yang dimana pembiayaan ini sangatlah membantu untuk masyarakat di kalangangan kurang mampu.

  Jenis pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik pengambilan data melalui wawancara danobservasi, sedangkan data sekunder dari dokumen-dokumen BMT Bina Usaha Karangjati.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengtahui bagaimana perkembangan serta kendala pembiayaan Qardhul Hasan yang ada di BMT Bina Usaha Karangjati, penyaluran, serta untuk pengtahui apakah pemberian pembiayaan sudah di salurkan dengan tepat sasaran.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v MOTTO .............................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................viii ABSTRAK .......................................................................................................... xi DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5 D. Metode Penelitian ................................................................................ 6 E. Sistematika Penulisan........................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11

  B. Kerangka Teoritik ............................................................................ 16

  C. Pengertian Pembiayaan ................................................................... 16

  D. Prosedur Analisis Pembiayaan ........................................................ 24

  E. Pengertian Qardhul Hasan ............................................................... 25

  F. Perkembangan BMT secara umum di Indonesia ............................. 30

  BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ................................................. 35 A.Gambaran Umum BMT Bina Usaha Karangjati .............................. 35 B. Profil BMT Bina Usaha ................................................................... 35 C. Visi dan Misi ................................................................................... 36 D. Lokasi BMT Bina Usaha Karangjati ............................................... 36 E. Tujuan BMT Bina Usaha Karangjati ............................................... 37 F.Struktur Organisasi BMT Bina Usaha Karangjati ............................ 37 G. Deskripsi Tugas ............................................................................... 38 H.Produk-Produk ................................................................................. 43 I.Data Perkembangan Anggota ............................................................ 46 BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 53 A. Perkembangan Pembiayaan Qardhul Hasan ................................... 57 B. Kendala Pembiayaan Qardhul Hasan .............................................. 66 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 66 A.Kesimpulan ...................................................................................... 66 B. Saran ................................................................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1 Struktur Organisasi BMT Bina Usaha Karangjati .....................38

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1JumlahAnggotadanSimpanan BMT Bina Usaha Karangjati ..............51 Tabel 2 Data Pembiayaan Qardhul HasanPeriode 2014-2015 ..................58 Tabel 3 Data Pembiayaan Qardhul HasanPeriode 2015-2016 ..................59 Tabel 4 Data Pembiayaan Qardhul HasanPeriode 2016-2017 ..................61 Tabel 5 Data Pembiayaan Qardhul HasanPeriode 2017-2018 ..................62

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 PernyataanKeasliandanKesediaanPublikasi Lampiran 2 Declaration Lampiran 3 Brosur BMT Bina Usaha Lampiran 4 Lembar Persetujuan Pembiayaan Qardhul Hasan Lampiran 5 Slip pencairan Pembiayaan Qardhul Hasan Lampiran 6 KartuPembiayaan Qardhul Hasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam hubungan pinjam meminjam tidak dilarang bahkan

  dianjurkan agar terjadi hubungan saling menguntungkan, yang pada gilirannya berakibat kepada hubungan persaudaraan. Hal yang perlu diperhatikan adalah apabila hubungan ini tidak mengikuti aturan yang diajarkan oleh islam. Karena itu, pihak-pihak yang berhubungan harus mengikuti etika yang diajarkan oleh islam (Antonio, 2001:169).

  Dalam lembaga keuangan memiliki peran utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Bagian terbesar dana operasional lembaga keuangan adalah penyaluran dana kepada masyarakat. (Ismail, 2010: 4-5).

  Salah satu lembaga keuangan syariah yang aktif dalam menyalurkan dana kepada masyarakat adalah BMT. BMT merupakan lembaga keuangan swasta yang modalnya sepenuhnya bersumber dari masyarakat. Salah satu fungsi utama BMT adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana dilakaukan dengan memberikan pembiayaan kepada nasabah atau anggota yang membutuhkan.

  BMT pada dasarnya mempunyai 2 fungsi yaitu baitul mall dan . Akan tetapi banyak BMT yang tertarik menyalurkan

  baitul tamwil

  pembiayaan yang bersifat komersil atau pembiayaan tamwil. Karena pembiayaan baitul mall atau Qardhul Hasan atau benevolent loan sosial semata dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman. Produk ini memungkinkan pengucuran dana segar kepada masyarakat yang kurang mampu (dhuafa) dan termasuk ke dalam yang berhak menerima zakat (mustahik) sebagai modal untuk melakukan usaha produktif dengan jumlah pinjaman yang juga disesuaikan dengan kapasitas usahanya.

  (Perwataatmadja dan Antonio, 1999).

  Pembiayaan Qardhul Hasan cukup efektif dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu. Penelitian lain mengatakan bahwa pembiaayan Qardhul Hasan memiliki dampak positif dalam program pengentasan kemiskinan. Pelaksanaan pembiayaan Qardhul Hasan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar penyaluran dana bisa dilakukan dengan tepat sasaran. Untuk itu dalam memilih calon penerima pembiayaan perlu dilakukannya prinsip 5 C yaitu:

  1. Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan Qardhul Hasan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan dapat memenuhi kewajibannya.

  2. Capacity Yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan penerima pembiayaan Qardhul Hasan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan ini diukur dengan catatan presentasi penerima pembiayaan Qardhul Hasan di masa lampau yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas pabrik atau toko dan metode kegiatan lainnya.

  3. Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan Qardhul Hasan, yang diukur dengan posisi perusahaan keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangannya dan penekanan pada komposisi modalnya.

  4. Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan

  . Penilaian ini bertujuan untuk meyakinkan

  Qardhul Hasan

  bahwa jika suatu risiko kegagalan pembayaran terjadi, maka jaminan dipakai pengganti dari kewajibannya. Tetapi, collateral dalam BMT lebih ditekankan pada faktor kepercayaan kedekatan hubungan dengan pengusaha dan kegiatan usaha saling mengenal karena daerah usahanya tidak luas melalui tangguh renteng dan atau jaminan kepercayaan dari tokoh setempat yang diiringi dengan pengajian bersama.

  5. Condition Bagian pembiayaan Baitut Tanwil harus melihat kondisi perekonomian secara umum. Khususnya yang terkait dengan usaha calon penerima pembiayaan Qardhul Hasan. Hal tersebut dilakukan karena keadaan eksternal usaha yang dibiayai mempunyai peranan yang sangat besar dalam memperlancar

  Biasanya BMT memberikan pembatasan mengenai jumlah dan jangka waktu, hal ini dimaksudkan sebagai proses revolving dari dana

  Qardhul Hasan ini sehingga bisa digulirkan kembali kepada mustahik lainnya.

  Pengelolaan dana mall disetiap BMT berbeda-beda, khususnya pembagian dana Qardhul Hasan. Karena disetiap BMT memiliki pemasukan dan pengeluaran yang berbeda.Pembiayaan Qardhul

  Hasan harus ada di setiap Lembaga Keuangan Syariah, selain dapat

  membantu perekonomian masyarakat yang kurang mampu.Pembiayaan ini juga mampu mengurangi tingkat kemiskinan yang ada disekitar lingkungan BMT.

  BMT Bina Usaha Karangjati merupakan BMT yang sudah cukup terkenal dilingkungan kecamatan Bergas namun belum banyak masyarakat yang mengetahui adanya pembiayaan Qardhul Hasan. Pembiayaan Qardhul Hasan merupakan produk yang sudah sangat lama BMT Bina Usaha, namun penyaluran dana produk ini belum sesuai dengan prinsip pembiayaan Qardhul Hasan sendiri.

  Dalam fungsi sosialnya BMT Bina Usaha bertujuan untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang kurang dengan harapan bisa membantu dan mengembangkan usaha maupun memperbaiki kehidupan pribadinya melalui pembiayaan Qardhul

  .

  Hasan

  Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik melakukan analisa yang akan disusun dala tugas akhir (TA) dengan judul:

  PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT BINA USAHA KARANGJATI” B. Rumusan Masalah

  Agar pembahasan laporan Tugas Akhir ini dapat terarah sesuai dengan latar belakang permasalahan yang ada diatas rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah: 1.

  Bagaimana perkembangan pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Bina Usaha Karangjati? 2. Bagaimana kendala pembiayaan Qardhul Hasandi BMT Bina Usaha

  Karangjati? C.

   Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan a.

  Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan kendala pembiayaan Qardhul Hasan yang terdapat di BMT Bina UsahaKarangjati.

  b.

  Untuk mengetahui apa saja kendala pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Bina Usaha Karangjati.

2. Manfaat a.

  Bagi IAIN SALATIGA Sebagai bahan referensi tambahan mengenai pembiayaan Qardhul

  Hasan

  serta menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa FEBI IAIN SALATIGA yang hendak membuat tugas ataupun karya tulis selanjutnya.

  b.

  Bagi pikak BMT c.

  Bagi Peneliti Sebagai syarat guna memperoleh gelar ahli madya, untuk menambah wawasan peniliti dibidang kekoperasian syariah.

  d.

  Bagi peneliti lain Dapat menambah wawasan dan sebagai bahan referensi untuk membuta karya tulis selanjutnya.

D. Metode Penelitian 1.

  Lokasi Penelitian Lokasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Bina Usaha terletak di

  Ngimbun RT 03 RW 03 Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, no.Telp. (0298) 521 070 Sedangkan wilayah kerja BMT Bina Usaha meliputi pasar-pasar, pedagang, petani, dan masyarakat di daerah Kecamatan Karangjati dan sekitarnya.

2. Pendekatan dan jenis penelitian

  Jenis pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiyah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2005:6).

  Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan yang artinya penelitian yang dilakukan dengan cara mengawasi dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala

3. Sumber Data

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) sumber data yaitu: a.

  Sumber data Primer Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perseorangan atau suatu organisasi lapangan melalui objeknya.

  Sumber data primer dalam penelitian ini penulis peroleh dengan cara mencari informasi melalui wawancara dengan Manager Pembiayaan di BMT Bina Usaha (Supranto, 2002:20-21).

  b.

  Sumber data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku, dan arsip-arsip data yang akan diteliti dengan metode penulisan kualitatif ini. Sumber data sekunder penulis peroleh dari buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian yang berkaitan dengan tugas akhir ini, mengambil tugas akhir yang sudah ada sebelumnya, serta dokumen-dokumen yang relevan dari BMT Bina Usaha (Daymon, 2008) 4. Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu: a.

  Metode observasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembiayaan Qardul Hasan. Observasi merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Sismatika Penulisan (Sudjana, 2011). b.

  Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang ralatif lama (Sutopo, 2006: 72).

  Dalam hal ini wawancara yang penulis lakukan adalah denganmanajer pembiayaan di BMT Bina Usaha. Metode ini digunakan untuk melengakapi data-data yang dioeroleh dari metode observasi.

E. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dalam pembahasan dalam tugas akhir ini, penulis menyusunya ke dalam 5 (lima) bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Bab-bab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lain. Yang diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup yang berupa kesimpulan dan saran. Berikut gambaran mengenai bab-bab sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pembuka yang berisi dari beberapa sub, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang telaah pustaka yang berisi landasan sebelumnya dilakukan. Kerangka teoritik membahas tentang konsep- konsep teoritik yang muncul dalam telaah pustaka dalam rangka menjelaskan masalah-masalah yang dipilih.

  BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN Bab ini membahas tentang gambaran umum, yang berisi sejarah berdirinya BMT Bina Usaha Karangjati, visi dan misi BMT Bina Usaha Karangjati, tujuan dan fungsi BMT Bina Usaha Karangjati. Selanjutnya meliputi data-data diskriptif yang berisi usaha-usaha yang dilakukan BMT Bina Usaha Karangjati, produk-produk, struktur organisasi, badan hukum, lokasi dan permodalan. Kemudian strategi yang digunakan BMT Bina Usaha Karangjati dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan syariah yang ada.

  BAB IV ANALISIS DATA Bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah dirumuskan berdasakan landasan teori dan informasi yang diperoleh dari BMT Bina Usaha Karangjati mengenai objek yang diteliti.

  BAB V PENUTUP Bab ini penulis menyajikan kesimpulan yang diambil berdasarkan pada analisis data penelitian yang telah dilakukan, dan berisikan saran yang disusun dari hasil kesipulan tersebut, baik bagi pihak objek penelitian ataupun bagi pihak pihak lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai bahan referensi yang juga bertujuan demi perbaikan di masa yang akan datang.

  DAFTAR PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Peneliti Adnan (2006) yang meneliti tentang Evaluasi Non Perfoming

  (NPL) Pinjaman Qardhul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah

  Loan

  Cabang Yogyakarta) Qardhul Hasan ini mempunyai keterbatasan dalam ruang lingkup penelitian hanya pada BNI Syariah dengan obyek penelitian hanya pada 1 (satu) cabang BNI Syariah, dan perkembangan pinjaman Qardhul Hasan hanya dilihat 3 (tiga) tahun, sedangkan data untuk meneliti perkembangan pinjaman Qardhul Hasan Perbankan Syariah di Indonesia belum tersedia pada Bank Indonesia.Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal pengujian suatu teori dengan menguji sebagian dari varibelprinsip 7 C dan 7 P dalam pemberian suatu kredit. Peraturan tentang batas toleransi pinjaman macet pada produk Qardhul Hasan belum ada ketentuan baku, Bank Indonesia memberlakukan pinjaman/kredit komersilhanya 5%, sedangkan koperasi berdasarkan petunjuk pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam dari menteri koperasi memberikantoleransi pinjaman macet 10%.Saran untuk penelitian selanjutnya harus memperluas lingkup penelitian Qardhul

  Hasan dengan obyek penelitian dansample pada Perbankan Syariah di

  Indonesia serta perkembangan pinjaman Qardhul Hasan dilihat secara makro di Indonesia.

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dedi Riswandi (2015) yang berjudul “Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syariah Mandiri Kota Mataram”. Krisis ekonomi jarak jauh telah menyebabkan meningkatnya kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan adalah masalah sosial yang harus diselesaikan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin adalah distribusi zakat yang diambil melalui beberapa sumber zakat seperti, infak, dan shadaqah. Saat ini, ada banyak lembaga menerima sedekah dan mendistribusikannya. Ini juga menggunakan sedekah untuk tenaga produktif, seperti Bank Islam. Mekanisme distribusi zakat di Bank Syariah dilepaskan dalam pembiayaan

  , yang mengabaikan bagian laba dan bunga. Tujuan dari

  qarý al-hasan

  penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan pembiayaan qarý

  

al-hasan di Bank Syariah Mandiri Mataram dan juga untuk menganalisis

  kontribusi qarý al-hasan di tingkat nasabah bank setelah mendapatkan biaya dari qarý al-hasan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sampling, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisis data- data kualitatif digunakan metode induktif.

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heru Sulistiyo (2013) yang berjudul “Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Melalui

  Qardhul Hasan

  ”.Pertumbuhan PKL meningkat pesat dari tahun ke tahun, sehingga menimbulkan berbagai polemik sosial. Di satu sisi PKL sebagai kekuatan ekonomi yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat, menyediakan lapangan kerja di sektor informal dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan, sementara di sisi lain keberadaan PKL terjaga. Menurut data di Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (ASPPSI), jumlah PKL di Indonesia mencapai 22 juta orang, kesempatan kerja PKL mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan, terutama tenaga kerja berpendidikan di Indonesia di mana jumlah tersebut masih sangat besar. Oleh karena itu, PKL harus diberdayakan dan dikelola keberadaannya melalui perhatian pemerintah baik untuk penataan PKL, serta manajemen dan modal usaha yang telah tidak mendapatkan akses lembaga keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PKL di Semarang sekitar 12.000 orang. Sesuai dengan jumlah sampel yang dianalisis 100 responden. Data dikumpulkan melalui data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada PKL dan pedagang yang telah memperoleh pinjamanQardhul

  

Hasan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan

  untuk vendor untuk membantu omset meningkatkan penjualan dan tingkat kesejahteraan mereka.

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hendri Hermawandi Nugraha (2012) yang berjudul “Sumber dan Penggunaan Dana Qardh dan

  Qardhul Hasan Pada B

  ank BRI Syariah Yogyakarta”. Menjelaskan bahwa sumber danaQardhul Hasanpada Bank Syariah Yogyakarta hanya berasal dari denda nasabah dan pendapatan non halal. Sedangkan pendistribusiannya hanya dialokasikan kepada warga dhuafa yang berdominisi di sekitar Kantor Cabang BRI Syariah Yogyakarta. Penggunaan dana Qardhul Hasan 12.5 % untuk biaya sekolah dan 87.5% untuk modal usaha. Namun sumber dana Qardh dan Qardhul Hasan pada dana ZIS dikelola sendiro di Bank BRI Pusat, yang mana seharusnya dikelola oleh BRI Syariah Yogyakarta sebagai dana Qardh dan Qardhul

  Hasan .

  Peneliti Putriyana, (2016) dengan judul ”Analisis Pembiayaan

  

Qardhul Hasan pada PT BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KC

  UNGARAN” menyimpulkan Prosedur pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran tidak menggunakan jaminan serta persyaratan cukup mudah dengan jangka waktu jatuh tempo selama satu tahun. Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran bekerja sama dengan masjid dalam penyaluran dana pembiayaan Qardhul Hasan dengan maksut untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar masjid. Nasabah pembiayaan Qardhul Hasan tiap orang menerima maksimal Rp 2.000.00,- (dua juta rupiah), sumber dana Qardhul Hasan melalui zakat, infaq, sodaqoh yang berasal dari LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional) Bank Syariah Mandiri (BSM) Semarang. Penyaluran pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syariah Mandiri (BSM) KC Ungaran sudah terlaksana dengan tepat sasaran yaitu pihak yang mendapat pembiayaan Qardhul Hasan ini masyarakat menengah kebawah yang memiliki usaha kecil dan menengah.

  Peneliti Zunita (2016) dengan judul ”Analisis Pembiayaan Qardhul

  Hasan

  di BMT Karisma Magelang” menyimpulkan Qardhul Hasan diperiotaskan untuk usaha kecil yang kurang mampu secara ekonomi, dan yang ingin mengembangkan usahanya, juga membantu masyarakat yang tidak mampu, berobat, membayar hutang, biaya sekolah, biaya pernikahan. kabulkan BMT Karisman Magelang adalah Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah). BMT tidak memberikan sanksi ataupun denda apabila nasabah telat membayar angsuran, jika tidak mampu mengembalikan maka dilakukan analisa faktor penyebab nasabah tidak mampu membayar angsuran maka pembiayaan tersebut diiklaskan atau di hapus dari pihak BMT.

  Beda penelitian dengan peneliti sebelumnya bahwa penelitian ini memfokuskan pada perkembangandana, penyaluran dana, serta kendala pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Bina Usaha bagi. Sedangka penelitian Adnan (2006) pembiayaan Qardhul Hasan dalam memberikan suatu pinjanan menggunakan prinsip 7C dan 7P, serta lokasi penelitian di BNI Syariah cabang Yogyakarta.

  Beda penelitian yang kedua, penelitian menurut Hendri Hermawandi Nugraha (2012) pembiayaan Qardhul Hasan ditujukan untuk warga dhuafa di sekitar kantor cabang BRI Syariah Yogyakarta, sumber dana pembiayaan berasal dari denda nasabah dan pendapatan non halal, penggunaan dana sebagian besar digunakan untuk modal usaha, serta lokasi penelitian di BRI Syariah cabang Yogyakarta.

  Beda penelitian ketiga, penelitian menurut Heru Sulistiyo (2013) pembiayaan Qardhul Hasan ini ditujukan untuk PKL disekitar Semarang, teknik pengumpulan data primer melalui kuesioner, serta lokasi penelitian di seluruh PKL yang berada di Semarang.

  Beda penelitian keempat, penelitian menurut Dedi Riswadi (2015) dan pembiayaan berasal dari dana zakat, infaq, dan shadaqah. Teknik pengumpulan data menggugunakan teknik sampling, serta lokasi penelitian di Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Mataram.

  Beda penelitian kelima, penelitian menurut Putriyana (2016) pembiayaan Qardhul Hasan ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah yang mempunyai usaha kecil dan menengah, sumber dana berasal dari LAZNAS Bank Syariah Mandiri (BSM) Semarang, dana yang diberikan maksimal 2.000.00,- (dua juta rupiah) dengan jatuh tempo selama 1 tahun, serta lokasi penelitian di BRI Syariah KC Ungaran.

  Beda penelitian keenam, penelitian menurut Zunita (2016) pembiayaan Qardhul Hasan diprioritaskan untuk masyarakat yang mempunyai usaha kecil yang ingin mengembangkan usahanya, sumber dana berasal dari infaq, dana yang diberikan maksimal 5.000.000,- (lima juta rupiah), dan penghapusan angsuran untuk anggota yang tidak mengembalikan, serta lokasi penelitian di BMT Karisma Magelang.

  Secara keseluruhan, beda penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada perkembangan serta kendala pembiayaan Qardhul

  Hasan.

B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Pembiayaan

  Pembiayaan menurut Kamus Pintar Ekonomi Syariah, pembiayaan diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa, (a) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, (b) transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik, (c) transaksi transksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, (e) transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah serta atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil menurut (Asiyah, 2014: 2). Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga menurut (Muhammad, 2005:17).

  Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

  Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Menurut M. Syafii Antonio (2001)Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana

  Menurut Muhammad (2002) Manajemen Bank Syariah. Pembiayaan dalam secara luas diartikan sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.

  Menurut Muhammad (2005) pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu bank kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dalam kaitannya dalam pembiayaan pada bank syariah atau istilah teknisnya disebut dengan aktiva produktif. Menurut ketentuan bank Indonesia aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administrative serta sertifikat wadiah Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No. 6/7/FBI/2003 tanggal 19 Mei 2013)

  Berdasarkan tujuan pembiayaan yang ada dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu berdasarkan tingkat makro dan mikro namun disini kita akan lebih fokuskan ke mikro berdasarkan tema besar. Tujuan tersebut yaitu untuk: a.

  Upaya untuk memaksimalkan laba, yang artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha.

  Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka diperlukan dukungan dana yang cukup. b.

  Upaya meminimalkan risiko, dengan arti usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.

  c.

  Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya ada, dan sumber daya modal tidak ada, maka dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber daya ekonomi.

  d.

  Penyaluran kelebihan dana, yang artinya dalam kehidupan masyarakat ada pihak yang kelebihan dana, sementara ada pihak yang kekurangan dana. Dalam kaitan dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan kepada pihak yang kekurangan dana menurut (Asiyah, 2014: 6).

  Namun secara umum tujuan pembiayaan ada dua fungsi yang saling berkaitan. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Safety yakni keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

  Pembiayaan yang diselenggarakan bank syariah memiliki fungsi yaitu: meningkatkan daya guna uang, meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran uang, menimbulkan kegairahan berusaha, stabilitas ekonomi, dan jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional menurut(Asiyah, 2014:8)

  Menurut Muhammad (2004) dalam pelaksanaan pembiayaan, bank harus memenuhi dua aspek, yaitu: a.

  Aspek syariah, yang beratri dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah, bank syariah harus tetap berpedoman pada syariat Islam yang antara lain tidak mrengandung unsur maysir, gharar , dan riba.

  b.

  Aspek ekonomi yang berarti mempertimbangkan perolehan keuntungan bagi bank syariah maupun nasabah itu sendiri.

  Sedangkan menurut Syafii Antonio sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal yaitu: a.

  Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

  b.

  Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang dipergunakan untuk memenuhi konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Lazimnya dalam bisnis prinsip pembiayaan, ada tiga skim dalam melakukan akad pada bank syariah, yaitu: a.

  Prinsip bagi hasil Fasilitas pembiayaan yang disediakan di sini berupa uang tuna atau barang yang dinilai dengan uang. Jika dilihat dari sisi jumlah, dapat menyediakan sampai 100% dari modal yang diperlukan, ataupun dapat pula hanya sebagian saja berupa patungan antar bank dengan pengusaha (customer). Sisi bagi hasilnya, ada dua jenis bagi hasil (tergantung kesepakatan), yaitu revenue sharing atau profit sharing. Adapun dalam hal presentase bagi hasilnya dikenal dengan nisbah, yang dapat disepakati dengan customer yang mendapat faslitas pembiayaan pada saat akad pembiayaan. Prinsip bagi hasil ini terdapat dalam produk-produk:

  1) Mudaharabah, yaitu akad kerja sama uaha antara dua pihak di mana pihak pertama sahibul mal menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus

  2) Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau. lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

  3) Muzara’ah, yaitu akad kerja sama atau percampuran pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap dengan sistem bagi hasil atas dasar hasil panen. Adapun jenis- jenis muzara’ah adalah muzara’ah, yaitu kerja sama pengolahan lahan di mana benih berasal dari pemilik lahan dan mukhabarah yaitu kerja sama pengolahan lahan di mana benih berasal dari penggarap.

  b.

  Prinsip jual beli Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin/mark-up). Prinsip ini dilaksanakan karena adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. menjadi bagian antar harga barang yang diperjual belikan. Prinsip ini terdapat dalam produk: 1)

  Bai‘al-Murabahah, yaitu akad jual beli barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut, penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil. 2)

  Bai‘al-muqayyadah, yaitu jual beli di mana pertukaran terjadi antara barang dengan barang (barter). Aplikasi jual beli semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar bagi transaksi ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing (devisa).

  3) Bai‘al-mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang berperan sebagai alat tukar. Jual beli semacam ini menjiwai semua produk lembaga keuangan yang didasarkan atas prinsip jual beli.

  4) Bai‘as-salam, yaitu akad jual beli di mana pembeli membayar uang (sebesar harga) atas barang yang telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang yang diperjualbelikan itu akan diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati.

  5) Bai‘ al-istisna, yaitu kontrak jual beli di mana harga diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi dan diserahkan kemudian.

  c.

  Prinsip sewa-menyewa Selain akad jual beli yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula akad sewa-menyewa yang dilaksanakan dalam perbankan syari’ah. Prinsip ini terdiri atas dua jenis akad, yaitu:

  1) Akad ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.

  2) Akad ijarah muntabihabi at-tamlik, yaitu sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang menandakan dengan ijarah biasa.

2. Prosedur analisis pembiayaan a.

  Berkas dan pencatatan b.

  Data pokok dan analisis pendahuluan 1)

  Realisasi pembelian, produksi dan penjualan 2)

  Rencana pembelian, produksi dan penjualan 3)

  Jaminan 4)

  Laporan keuangan c.

  Penelitian data d.

  Penelitian atas realisasi usaha e. Penelitian atas rencana usaha f. Penelitian dan penilaian barang jaminan g.

  Laporan keuangan dan penelitiannya menurut(Asiyah, 2014: 88) 3.

   Qardhul Hasan

Dokumen yang terkait

ANALISIS AKAD WADIAH PADA TABUNGAN iB HASANAH DI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH KCP UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 111

ANALISIS PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH DENGAN AKAD WADIAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari‟ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 86

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA) Di BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN PERIODE - TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 91

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 95

ANALISIS PENERAPAN PRODUK ARISAN MODAL USAHA DI KSPPS BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 93