Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Akuntansi:Studi Kasus Siswa Kelas Xi Ips Sma Laboratorium Upi Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian.
“PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR AKUNTANSI”
(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
Komalia Dewi
0908840
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
(2)
“PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR AKUNTANSI”
(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)
Oleh Komalia Dewi
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Komalia Dewi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Berita Acara Pelaksanaan Ujian Sidang Skripsi
“Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi”
(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)
Oleh Komalia Dewi
0908840
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juli 2013 Waktu : 09.30 s.d 11.30 Tempat : Gedung Garnadi FPEB Paniti Ujian terdiri dari:
Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si
NIP. 19600412 198603 1 002
Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd
NIP. 19681020 199802 1 003
Anggota :
1. Dr. H. Kusnendi, MS
NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, MM NIP. 19611102 198603 1 002
Penguji :
1. Drs. Yayat Supriyatna, MM
NIP. 19601015 198503 1 002
2. Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
NIP. 19801112 200501 1 002 3. Imas Purnamasari, S.Pd, MM
(5)
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisa’: 58)
Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuai dari tiga hal, dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang
mendo’akannya (HR. Muslim)
Semakin kita mencari kesempurnaan semakin pula kita tidak akan mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan. Sadarilah bahwa apa yang kita dapatkan hari ini adalah yang terbaik menurut ALLAH dan jangan pernah ragu karena kesadaran itu akan menjadikan kita mensyukuri dan menikmati hidup ini.
Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya
Karya ini ku persembahkan untuk orang-orang yang selalu mencintaiku, yaitu ibu dan ayahku. Kalian adalah orang terbaik yang kutemui di dunia ini, kalian adalah orang
tua terhebat yang kutemui didunia ini, kalian adalah teman terpengertian yang kutemui di dunia ini, kalian adalah motivator terhebat yang dapat memotivasiku,
kalian adalah guru terpandai yang mengajariku tentang bagaimana menjalani kehidupan. Terimalah persembahan sederhana ini dari anakmu yang selalu
(6)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala puji penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala nikmat dan karuni-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi berjudul ”Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Akuntansi”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana pengaruh penerapan model Problem Based Learning sehingga dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa. Selain itu, skripsi ini memberikan gambaran kepada guru akuntansi yang akan menggunakan model ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran akuntansi di sekolah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangnnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khusunya penulis sendiri serta para pembaca sekalian
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
Bandung, Juli 2013
(7)
Ucapan Terimakasih
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini, tidak lepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari selama pembuatan dan penulisan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada.
1. Allah SWT, sujud syukur terimakasih atas segala cinta, kepercayaan, kesempatan, yang tak pernah meninggalkan hamba-Nya, yang tak pernah menelantarkan hamba-Nya, yang selalu melindungi hamba-Nya. Terimakasih atas tempat perlindungannya, curahan hati penulis, terimakasih atas semuanya, terimakasih atas segala pertolongan, terimakasih atas karunia yang diberikan kepada penulis
2. Bapak dan ibunda tercinta yang telah mendidik, mengurus dan membesarkan ananda dengan penuh cinta dan kasih sayang juga selalu menyertakan doa untuk kebahagiaan dan kesuksesan ananda, sehingga akhirnya ananda dapat menyeselesaiikan skripsi yang merupakan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik
3. Kakak-kakakku tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia
5. Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
6. Dr. Kurjono, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
7. Drs. H. Umar Faruk, M.Si. sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah dengan sabar membimbing penulis
(8)
9. Bapak Hamidin yang selalu mempberikan pelayanannya kepada mahasiswa pendidikan akuntansi.
10.Staf bagian akademik FPEB yang selalu memberikan informasi dan pelayanan
11.Dra. Tety Sulawati, M.Pd. Kepala SMA Laboratorium UPI yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian skripsi di SMA Laboratorium UPI
12.Bapak ibu guru serta staf SMA Laboratorium UPI, khususnya bapak Achmad Suryana, S.Pd. sebagai guru akuntansi kelas XI IPS 2
13.Sahabat pendidikan akuntansi 2009, khususnya kelas A yang selalu memberi semanagat ketika bimbingan
14.Sahabat-sahabat seperjuangan DPM REMA UPI yang tidak bisa disebutkan satu persatu
15.Teman-temanku dalam satu lingkarang cinta yang menjadi bagian hidup yang indah bersama kalian
16.Keluarga podok nurul latifah yang selalu ceria
17.Teman-teman PPL SMA Laboratorium yang saling memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi dan melakukan penelitian
18.Siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Laboratorium UPI yang telah membantu penulis saat proses pengumpulan data
19.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikit pun terimakasih dan penghormatan saya.
Bandung, Juli 2013
(9)
“PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI
(Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pokok Bahasan Ayat Jurnal Penyesuaian)
Oleh Komalia Dewi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan model Problem Based Learning pada mata pelajaran akuntansi. Populasi penelitian siswa kelas XI IPS SMA Laboratorium UPI yang berjumlah 69 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 dengan jumlah 26 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain One Group pretest-postest design. Untuk mengumpulkan data digunakan metode tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa sebelum dan setelah menggunakan model Problem Based Learning. Hasil belajar setelah menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan model Problem Based Learning. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu model Problem Based Learning dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
(10)
"THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL OF TO
IMPROVE THE OUTCOME OF STUDENT ACCOUNTING LEARNING”
(Case Study in Class XI IPS SMA Laboratorium UPI Year 2012/2013 on the Subject Adjusting Journal Entry)
by Komalia Dewi
ABSTRACT
This study aims to determine the differences between the learning outcomes of students before and after using the model of Problem Based Learning in accounting subjects. Population studies class XI IPS UPI Laboratory High School, amounting to 69 people. The sample in this study is a class XI IPS 2 by the number of 26 students. The research method used was a quasi-experimental design with one group pretest-posttest design. Methods used to collect data a test.
The results showed that there were differences in learning outcome of accounting students before and after using the model of Problem Based Learning. Learning outcome after using the model of Problem Based Learning is better than learning outcome prior to using the model of Problem Based Learning. Suggestions relating to the results of this study are models of Problem Based Learning can be used as an alternative to learning in schools to improve student learning outcome.
(11)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2.1 Teori yang Relevan dan Hasil Penelitian Terdahulu ... 11
2.1.1 Hasil Belajar... 11
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12
2.1.3 Teori Belajar ... 15
2.1.4 Model Pembelajaran ... 18
2.1.5 Model Problem Based Learning ... 20
2.1.6 Ilmu Akuntansi dan Tinjauan Materi Ayat Jurnal Penyesuaian 25 2.1.7 Penelitian yang Relevan ... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 28
2.3 Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN... 33
3.1 Desain Penelitian ... 33
3.2 Operasinalisasi Variabel ... 35
3.3 Populasi dan Sampel ... 35
3.3.1Populasi ... 34
3.3.2 Sampel... 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.4.1 Instrumen Penelitian ... 36
3.4.2 Prosedur Penelitian ... 39
3.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 49
3.5.1 Teknik Analis Data ... 49
3.5.2 Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
(12)
4.1.3 Kondisi Lingkungan Penelitian... 56
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
4.2.1 Data Hasil Pretest ... 57
4.2.2 Data Hasil Postest ... 62
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66
4.3.1 Uji Normalitas ... 67
4.3.2 Uji Hipotesis ... 68
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Presentase Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Semester ganjil Tahun Ajaran
2012/2013 ... 4
Tabel 3.1 Desain Penelitian... 33
Tabel 3.2 Tahap Pembelajaran Problem Based Learning ... 34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes ... 37
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas ... 41
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 44
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran ... 45
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Deskriminasi ... 46
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Daya Pembeda ... 47
Tabel 4.1 Group Statistics ... 57
Tabel 4.2 Indikator Pertama Pretets ... 58
Tabel 4.3 Indikator Kedua Pretest ... 58
Tabel 4.4 Indikator Ketiga Pretest ... 59
Tabel 4.5 Indikator Keempat Pretest ... 59
Tabel 4.6 Inidikator Kelima Pretest ... 59
Tabel 4.7 Indikator Keenam Pretest ... 60
Tabel 4.8 Indikator Ketujuah Pretest ... 60
Tabel 4.9 Indikator Kedelapan Pretest ... 61
Tabel 4.10 Indikator Kesembilan Pretest ... 61
Tabel 4.11 Indikator Kesepuluh Pretest ... 61
Tabel 4.12 Indikator Pertama Postest... 62
Tabel 4.13 Indikator Kedua Postest ... 63
Tabel 4.14 Indikator Ketiga posttest ... 63
Tabel 4.15 Indikator Keempat posttest ... 63
Tabel 4.16 Inidikator Kelima Postest ... 64
Tabel 4.17 Indikator Keenam Postest ... 64
Tabel 4.18 Indikator Ketujuah Postest ... 65
Tabel 4.19 Indikator Kedelapan Postest... 65
Tabel 4.20 Indikator Kesembilan Postest ... 66
Tabel 4.21 Indikator Kesepuluh Postest ... 66
Tabel 2.22 Hasil Uji Normalitas ... 67
Tabel 2.23 Paired Samples Test ... 68
Tabel 4.24 Descriptive Statistics Setelah Menggunakan PBL ... 69
(14)
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan data, perkembangan pendidikan Indonesia masih tertinggal oleh negara-negara berkembang lainnya. Menurut Education For All Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO dari 120 negara Indonesia berada pada posisi ke-64. Hal ini dapat terlihat dari beberapa aspek. Pertama, 54% guru di indonesia tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk mengajar. Kedua, rendahnya kualitas sarana fisik. Ketiga, rendahnya prestasi siswa dalam skala internasional, menurut laporan Bank Dunia anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan. Keempat, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan.
Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tugas yang sangat penting dan diperlukan penanganan secara komprehensif. Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, beberapa hal yang perlu disoroti yaitu, pengembangan model baru sistem persekolahan, pengembangan kualitas sekolah, pengembangan model kurikulum dan manajemen sekolah, peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan, serta peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas model pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan cara penerapan strategi
(16)
2
dan model pembelajaran terpadu yang melibatkan seluruh unsur terkait dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar disekolah tergantung beberapa aspek yaitu kurikulum, guru, siswa, metode, sarana dan prasarana. Aspek yang dominan dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa dalam hubungan dengan pendidikan disebut dengan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, guru dan siswa secara aktif menjalankan perannya. Guru sebagai motivator dan fasilitator yang akan membimbing dan mengarahkan siswa untuk melakukan proses belajar sedangkan siswa bertindak sebagai input dan output, dimana siswa sebagai penerima informasi yang diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Seorang guru harus peka terhadap kondisi dan keadaan siswa karena setiap siswa mempunyai potensi dan minat yang berbeda. Dengan demikian seorang guru harus cermat dalam memilih model pembelajaran agar dapat mempermudah siswa untuk memahami pelajaran dan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Pemilihan model pembelajaran yang baik adalah salah satu strategi guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan Djamarah (dalam rahman, 2002:53) „Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar”.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011:49) “Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikatagorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif
(17)
3
(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan/ketrampilan bertindak/berprilaku)”.
Salah satu standar mata pelajaran akuntansi pada kelas XI adalah ayat jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat untuk menyesuaiakan angka-angka dalam neraca sisa yang masih belum memperhatikan transaksi operasional perusahaan yang sesungguhnya pada akhir periode. Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam, ketrampilan, dan ketelitian serta peenalaran dalam mempelajarinya. Pembelajaran akuntansi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa kan meresa senang dan tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Permasalahan yang timbul saat ini adalah siswa hanya sebatas menghafal materi yang disampaikan guru tanpa pemahaman yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Akibat dari permasalahan ini maka siswa tidak memahami materi akuntansi secara utuh yang kemudian berdampak pada prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Laboratorium (Universitas Pendidikan Indonesia) UPI Bandung masih beberapa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM untuk mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI adalah 75. Dengan demikian siswa harus mencapai nilai yang telah di tetapkan oleh pihak sekolah khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Hasil observasi dan hasil pengalaman langsung ketika Program Pengalaman Lapangan
(18)
4
(PPL) diperoleh data bahwa nilai dalam mata pelajaran akuntansi siswa sebagian besar masih rendah.
Tabel 1.1
Persentase (%) Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Semester ganjil
Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Tuntas Belum
Tuntas
Jumlah Siswa
Rata-rata Nilai UTS
XI IPS 1 5% 95% 20 Siswa 57,63
XI IPS 2 3,8% 96,2% 26 Siswa 52,54
XI IPS 3 34% 66% 23 Siswa 57
(data diolah)
Data di atas menunjukkan masih terdapat banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM yang juga dapat berdampak pada pemahaman siswa mengenai akuntansi tidak menyeluruh karena dalam mata pelajaran akuntansi materi dasar sampai materi selanjutnya akan berkaitan sehingga berakibat pada hasil belajar akuntansi kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI masih rendah, disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama yaitu cara mengajar guru di kelas masih tetap menggunakan cara yang monoton. Guru lebih banyak memberikan penjelasan dari pada mencari tahu sejauhmana siswa bisa menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kreatifitas dalam memilih model pembelajaran yang menarik. hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMA Laboratorium UPI yang rendah ini salah satunya disebabkan oleh cara mengajar guru atau model pembelajaran yang diterapkan guru yang
(19)
5
kurang melibatkan siswa secara aktif, sehingga siswa cenderung pasif dan tidak berusaha untuk menggali potensinya.
Dalam proses pembelajaran ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi sebagaimana menurut Muhibbin Syah (2004:145) bahwa:
“Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah keadaan jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa seperti lingkungan sosial, dan yang terakhir adalah faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa seperti strategi dan model pembelajaran yang digunakan.”
SS Chaunhan (dalam Wahab, 2007:50 ) „Model of teaching can be defined as an instructional design which describes the process of specifying and producing pertikular environmental situations which cause the students to interact in such a way that a specific change accurs in their behavior.‟
Berdasarkan kalimat tersebut maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran adalah sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif dapat digunakan oleh guru untuk mentransfer ilmu dengan baik dan benar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Model pembelajaran akan efisien jika menghasilkan kemampuan siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan dan sesuai dengan target perhitungan dalam segi materi dan waktu.
Agar siswa tidak hanya sebatas menghafal materi tetapi juga memahami materi, maka diperlukan strategi belajar yang efektif dan model pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi serta lingkungan belajar siswa. Jika hal tersebut tercapai maka diharapkan siswa dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa akan baik.
(20)
6
Pembelajaran akuntansi yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan merasa senang dan tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat semakin baik. Namun, tidak hanya itu pembelajaran yang dapat menimbulkan atau meningkatkan kerjasama, sifat menghargai pendapat orang lain juga diperlukan.
Model pembelajaran yang digunakan seharusnya dapat membantu proses belajar siswa. Salah satu model tersebut adalah model Problem Based Learnig (PBL). Smith & Ragan (2002:3), seperti dikutip Visser (dalam Rusmno,2012:74) „Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum.‟ Model PBL memilik sejumlah karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran yang lain yaitu pembelajaran bersifat student centered, pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil, guru tidak lagi berperan sebagai penceramah atau pemberi factual melainkan sebagai fasilitator dan moderator, masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan ketrampilan Problem Solving, informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri. Melalui model PBL melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Baron (dalam Rusmono 2012:74) „Ciri-ciri Problem Based Learning menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, pembelajaran
(21)
7
dipusatkan pada penyelesaian masalah, tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan guru berperan sebagai fasilitator.‟ Masalah yang digunakan haruslah relevan dengan tujuan pembelajaran
Model Problem Based Learnig merupakan salah satu model pembelajaran yang authentic assesment (penalaran yang nyata atau konkret), sehingga dapat diterapkan secara komprehensif. Di dalamnya terdapat unsur menemukan masalah dan sekaligus memecahkannya (unsur terdapat didalamnya yaitu problem possing atau menemukan permasalahan dan problem solving atau memecahkan masalah). Melalui model ini siswa akan menemukan kebermaknaan dalam belajar karena model ini menekankan pada pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman.
Tujuan dari model Problem Based Learnig yaitu untuk menantang siswa mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan siswa dalam kelompok, mengembangkan kepemimpinan siswa serta mengembangkan kemampuan pola analisis dan dapat membantu siswa mengembangkan proses nalarnya.
Model Problem Based Learning siswa menyusun pengetahuannya sendiri, sehingga merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi masalah, termasuk belajar bagaimana belajar. Siswa dihadapkan pada situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya.
(22)
8
Diharapkan melalui model pembelajaran ini, siswa dapat aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran biasa. Keefektifan model ini adalah siswa lebih aktif dengan berfikir dan memahami materi baik dengan melakukan investigasi dan inquiri terhadap permasalahan yang nyata di sekitarnya sehingga siswa mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang siswa pelajari.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa model Problem Based Learning menunjukan hasil yang signifikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Handayani dengan judul Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, hasil belajar dan respon belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 2 Malang, menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari 59,21 disiklus satu menjadi 70,71 pada siklus dua sehingga dapat mengalami peningkatan 11,5%. Hasil belajar kognitif aspek peningkatan niali rata-rata dari 76 pada siklus satu menjadi 86,71 pada siklus dua, selain itu psikomotor siswa dapat meningkat 6%.
Dwi Cahyaningdyah dan Ismiyati dengan judul jurnal Peningkatan Kualitas Pembelajaran Auditing Melalui Metode Problem Based Learning menunjukan bahwa ketuntasan belajar sebelum penerapan 0% setelah penerapan ketuntasan
(23)
9
belajar 94% minat keaktifan dan kerjasama dalam proses pembelajaran dengan rentang 1 samapi 4 hasilnya baik (3,44).
Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki hasil belajar akuntansi siswa. Hal itu yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI.”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah “Bagaimana perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.”
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai adalah Untuk mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
(24)
10
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun keguanaan dari penelitian ini adalah : Kegunanan Teoritis :
1. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat.
Kegunaan Praktis : 1. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan dapat memberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu akuntansi pada khususnya.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan pedoman empiris untuk mempersiapkan strategi pembelajaran dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. 3. Bagi Sekolah
(25)
11
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, dan juga dapat meningkatkan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang yang diteliti dan juga menjadi bekal untuk menjadi guru.
(26)
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka haruslah terlebih dahulu menentukan metode penelitian yang tepat, untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dari masalah yang dihadapi. Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Nazir (2003:73) “Pemenilitan yang mendekati percobaan sesungguhnya di mana tidak mungkin mengadakan kontrol/memanipulasikan semua variable yang relevan. Harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.” Dalam metode ini penelitian dilaksanakan pada kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok pembanding (kelompok kontrol). Karena untuk mengetahui peningatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan dilaksanakan. Kelompok eksperimen tersebut diberikan pretest, prostest, dan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning.
Bentuk desain kuasi eksperimen yang dipilih adalah desain One-Group pretest-postest yang digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
(27)
34
O1 X O2
Keterangan
O1 = Nilai Pretest (sebelum perlakuan)
O2 = Nilai Posttest (setelah perlakuan)
X = Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(Sugiyono, 2009:114)
Tabel 3.2
Tahap Pembelajaran Problem Based Learning
Tahap Kegiatan
Guru Siswa
Tahap 1
Orientasi siswa pada situasi masalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan sebelum penerapan model
Problem Based Learning Guru memberikan informasi
mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu model Problem Based
Learning
Siswa menyimak
Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh
Siswa menyimak dan mencatat hal-hal yang penting
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru meminta siswa
mengungkapkan pendapatanya tentang ayat jurnal penyesuaian melalui beberpa pertanyaan, seperti:
a) Pernakah kalian mendengar kata ayat jurnal penyesuaian? b) Sebutkan akun apa saja yang
memerlukan penyesuaian? c) Apa yang dimaksud dengan
penyesuaian?
Siswa menyimak pertanyaan guru dan menjawab
Tahap 3 Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membagi kelas dalam 4 kelompok, dengan anggota yang heterogen
Guru membagikan setiap siswa
Siswa menyinmak dan mulai berkumpul dengan anggota kelompoknya
(28)
35
harus dipecahkan oleh siswa memecahkan
permasalahan bersama Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil kaya
Guru meminta siswa untuk membuat laporan berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukannya
Siswa dengan anggota kelompoknya membuat laporan Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru menyampaikan
kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan
Guru memberikan postest yang bersifat individu
Siswa menyimak dan mencatat
Siswa mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh
3.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan satu variable yaitu hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada objek penelitian yang kemudian dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Indikator yang digunakan adalah nilai postest akuntansi siswa setelah adanya perlakuan.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Suharsimi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Dalam penelitian yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI IPS SMA Labschool UPI yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas XI IPS 1 terdiri dari 20 siswa, kelas XI IPS 2 terdiri dari 27 siswa dan kelas
(29)
36
3.3.1 Sampel
Menurut Sugiyono (2009 :118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilik oleh populasi.” Untuk kelas XI IPS di SMA Labschool UPI terdapat tiga kelas IPS, dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah satu kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probaility sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik pengumpulan sampel yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Sampel untuk penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 karena kelas ini yang paling memungkinkan untuk diterapkannya eksperimen.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2002:136) “Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.” Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
(30)
37
a) Tes
Suharsimi (2010:53) “Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan.” Dapat diartikan bahwa Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, serta kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes terbagai menjadi dua yaitu pretes dan postes dalam bentu pilihan ganda (objektif). Pretest adalah tes yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan siswa sebelum penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan posttest adalah tes yang dilakukan setelah penerapan model Problem Based Learning dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah adanya perlakuan. Kisi-kisi dalam tes yang akan diberikan kepada siswa adalah sesuai dengan tabel 3.2.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Tes
No Aspek yang Diukur
Indikator No.
Soal
Presentasi 1. Pengetahuan
(C1)
Siswa dapat mendeskripsikan pengertian jurnal penyesuaia Siswa dapat menyebuatkan
akun-akun yang memerlukan penyesuaian
19 1
10%
2. Pemahaman
(C2)
Siswa dapat mendeskripsikan penyesuaian pada akhir periode
Siswa dapat menyebutkan fungsi penyesuaian
3,20
2,17, 18
25%
(31)
38
(C3) penyesuaian dan menjurnal penyusutan aktiva tetap Siswa dapat menghitung
penyesuaian dan menjurnal akun perlengkapan pada akhir periode
Siswa dapat menghitung penyesuaian dan menjurnal akun beban dibayar dimuka Siswa dapat menghitung
penyesuaian dan menjurnal akun pendapatan diterima dimuka
Siswa dapat menghitung penyesuaian dan menjurnal pendapatan yang masih harus diterima
Siwa dapat menghitung penyesuaian dan menjurnal beban yang masih harus dibayar 16 4,9 7, 5,15 6,13 8,11,14
20 100%
b) Observasi Awal
Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan suatu pekerjaan. Observasi digunakan untuk menilai kegiatan yang berlangsung selama proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden tidak terlalu banyak. Observasi dilakukan sebelum penelitian dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses pembelajaran akuntansi di sekolah.
(32)
39
Menurut Arikunto (2010:158) “Dokumentasi dari asal katanya dokumentasi,
yang bearti barang-barang tertulis.” Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, dokumen, dan sebagainya. Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan dokumentasi hasil UTS yang diperoleh dari guru akuntansi yang berangkutan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar peserta didik.
3.4.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan arahan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap awal persiapan ini peneliti melakukan:
a. Menentukan masalah penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran akuntansi di SMA
b. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan
c. Studi pendahuluan, dilakukan untuk memperoleh data kondisi siswa, perizinan, dan kondisi lokasi penelitian.
d. Persipan dan penyusunan model yang dilakukan untuk mempelajari, mengkaji, dan merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar.
(33)
40
f. Menyusun perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tujuan pembelajaran
g. Membuat lembar diskusi siswa beserta jawaban h. Merancang pembentukan kelompok
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian 1) Validitas
Suharsimi Arikunto (2010:168) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.” Suatu instrumen dapat mempunyai validitas yang tinggi jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu data dikatakan valid apabila data tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Baik menggunakan Rumus korelasi product moment dengan simpangan maupun dengan angka kasar. Adapun rumus korelasi yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut.
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar :
√
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variable X dan Y
(34)
41
= Skor tiap butir soal. = Skor total tiap butir soal
= Kuadrat jumlah Skor X = Kuadrat jumlah skor Y
(Suharsimi Arikunto, 2009:72) Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item soal dilihat dari harga korelasi. Batas harga korelasi soal yang dianggap valid adalah 0,30. Menurut
pendapat Sugiyono (2009) “bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang.” Pengujian validitas instrumen ini dilakukan terhadap 25 responden dengan signifiikasi 5%. Uji validitas untuk variable hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No.
Item r hitung
Batas harga Korelasi
Keterangan
1 0,454 0,30 Valid
2 0,327 0,30 Valid
3 0,421 0,30 Valid
4 0,317 0,30 Valid
5 0,491 0,30 Valid
6 0,357 0,30 Valid
7 0,571 0,30 Valid
8 0,048 0,30 Tidak Valid
9 0,601 0,30 Valid
10 0,545 0,30 Valid
11 0,426 0,30 Valid
12 0,850 0,30 Valid
(35)
42
15 0,441 0,30 Valid
16 0,365 0,30 Valid
17 0,545 0,30 Valid
18 0,449 0,30 Valid
19 0,357 0,30 Valid
20 0,605 0,30 Valid
Berdasarkan perhitungan validitas di atas terdapat 19 item soal yang valid dari 20 soal. Item yang tidak valid sebanyak 1 soal dibuang dan tidak dimasukan kedalam tes soal.
2) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. “Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap” Suharsimi Arikunto (2010:86). Untuk mencari besarnya
reliabilitas penulis menggunakan rumus varians yaitu mencari varian tiap-tiap item terlebih dahulu kemudian dijumlahkan untuk mencari varians total. Setelah itu dimasukan ke dalam rumus Alpha untuk mencari reliabilitasnya.
Skala koefisien reliabilitas yaitu antara 0-1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau mendekati 1, maka semakin tinggi juga keajegan atau ketetapannya.
Rumus Varians tiap-tiap Item :
(36)
43
= Varians tiap item yang dicari = Jumlah Kuadrat item nomor
= Jumlah item nomor dikuadratkan = Banyaknya responden
(Suharsimi Arikunto, 2009:110)
Rumus Penjumlahan semua varians item:
Rumus Varians Total:
Keterangan:
= Varians Total yang dicari
= Jumlah kuadrat skor total
= Jumlah setiap skor total dikuadratkan = Banyaknya responden
(Suharsimi Arikonto, 2009:112) Rumus Alpha:
( ) Keterangan:
(37)
44
= Varians total
(Suharsimi Arikunto, 2009:109) Berdasarkan perhitungan relisbelitas terhadap semua item denngan menggunakan program antes, diketahui hasil rhitung adalah 0,,77. Hasil tersebut dapat disimpulkan soal dikatagorikan mempunyai keajegan atau reliabel dan dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.
3) Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Bilangan yang menunjukan sukar atau tidaknya suatu soal dikatakan indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar indeks menujukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Begitu juga sebaliknya, jika sebagian besar siswa atau tidak ada sama sekali yang menjawab benar menunjukkan butir soal yang sukar. Adapun cara untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut.
Keterangan :
P = indeks kesukaran
(38)
45
(Suharsimi Arikunto, 2009:208) Cara memberikan penafsiran terhadap angka indeks kesukaran item menurut Witherington dalam Anas Sudjono.
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran Item
Besarnya P Interpretasi Kurang dari 0,25 Terlalu sukar
0,25 – 0,75 Cukup (sedang) Lebih dari 0,75 Terlalu Mudah
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program anates, dari soal-soal yang telah dibuat mempunyai beragam tingkat kesukaran setiap itemnya. Diperoleh bahwa terdapat 5 item yang yang diakatagorikan sukar dengan indeks kesukaran (P) kuarang dari 0,25. Sedangkan 15 itam dengan katagori sedang dengan indeks kesukaran (P) antara 0,25-0,75. Tingkat kesukaran setiap itemnya dapat disajikan dalam tabel 3.7.
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran No.
Item
Tingkat
Kesukaran (%) Keterangan
1 43,48 Sedang
2 52,17 Sedang
3 47,83 Sedang
4 65,22 Sedang
5 17,39 Sukar
6 47,83 Sedang
7 47,83 Sedang
8 52,17 Sedang
9 39,13 Sedang
10 21,74 Sukar
(39)
46
13 17,39 Sukar
14 39,13 Sedang
15 21,74 Sukar
16 69,57 Sedang
17 21,74 Sukar
18 60,87 Sedang
19 47,83 Sedang
20 52,17 Sedang
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Angka yang menujukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Dalam indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif sementara pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada
indeks diskriminasi digunkan jika butir soal “terbalik”, menujukkan kualitas
testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan sebaliknya. Rumus menghitung daya pembeda adalah sebagia berikut.
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
= banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
(40)
47
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 2009:213) Adapun klasifikasi daya pembeda yang banyak digunakan adalah:
Tabel 3.7
Kriteria Indeks Deskriminasi
Besarnya D Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 baik sekali
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program anates, dari soal-soal yang dibuat mempunyai daya pembeda setiap itemnya yang dapat dilihat dalam tabel 3.7.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Daya Pembeda No.
Item
Daya Pembeda
(%) Keterangan
1 66,67 Baik
2 66,67 Baik
3 50,00 Cukup
4 33,33 Cukup
5 50,00 Baik
6 33,33 Cukup
7 66,67 Baik
8 -16,67 Jelek
(41)
48
11 50,00 Baik
12 58,33 Baik
13 50,00 Baik
14 50,00 Baik
15 50,00 Baik
16 33,33 Cukup
17 50,00 Baik
18 66,67 Baik
19 33,33 Cukup
20 83,33 Baik Sekeali
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda diperoleh data interpretasi cukup 4 item dengan besaran deskriminasi antara 0,20-0,40. Intrepretasi dengan katagori baik sebanyak 13 item dengan besaran deskriminasi antara 0,40-0,70. Intrepretasi baik sekali terdapat 1 item dengan besaran deskriminasi 0,83. Terdapat 1 itam dengan interpretasi jelak besaran deskriminasi kurang dari 0,20 dan soal ini juga termasuk kedalam tidak valid sehingga item soal ini tidak disertakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Dalam fase pelaksanaan ini hal-hal yang dilakukan meliputi:
a. Guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Guru menjelaskan proses model pembelajaran yang digunakan yaitu Problem Based Learning
c. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang anggotanya heterogen. d. Tiap kelompok mendiskusikan materi yang telah diberikan
(42)
49
e. Guru membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi
f. Pada saat guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, observer melakukan pengamatan aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran.
g. Melakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran.
h. Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui sikap siswa terhadap stategi pembelajaran yang diterapkan.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengumpulkan skor hasil tes b. Mengolah dan menganalisis skor
c. Pengolahan skor hasil penelitian. Skor diolah menggunakan bantuan software SPSS Statistics.
d. Analisis skor hasil penelitian. Skor yang telah diolah kemudian dianalisi, analisis dilakukan dengan melihat apakah hipotesis awal diterima atau ditolak
e. Penyimpulan hasil penelitian f. Penulisan laporan hasil penelitian.
3.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis Data
Sugiyono (2007:335) “analisis data adalah proses mancari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi),
(43)
50
wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”
Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu dengan cara memberikan tes tertulis berupa posttest dan pretest dan pengisian angket. Dari instrumen tes akan diperoleh skor kuantitatif, sedangkan dari instrumen non-tes akan diperoleh skor kualitatif.
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, maka dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai berikut:
Hipotesis :
H0 : µA = µB, tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum dan
sesudah penerapan model pembelaran Problem Based Learning
H1 : µA ≠ µB, terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah
penerapan model pembelaran Problem Based Learning
Sebelum membuktikan hipotesis, maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh dapat digunakan uji Chi-Kuadrat.
(44)
51
Berikut ini langkah-langkah untuk menguji normalitas distribusi data dengan Uji Chi Kuadrat:
a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasya b) Menentukan jumlah kelas interval
c) Menentukan panjang kelas interval
(data terbesar-data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval
d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi yang sekaligus merupakan table penolong untuk menghitung chi kuadrat
Interval (
Keterangan
= frekuensi / jumlah hasil data observasi = jumlah/ frekuensi yang diharapkan
e) Menghitung frekuensi yang diharapkan ( . Langkah-langkah menghitung frekuensi harapan:
1) Menntukan batas kelas dengan cara angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan angka-angka skor kanan kelas intercal ditambah 0,5.
2) Mencari nilai Z-Score untuk batas kelas interval dengan rumus:
(45)
52
3) Mencari luas 0-Z dari kurva normal.
4) Mencari luas tiap kelas interval, yaitu angka baris pertama dikirangi baris kedua, angka basris kedua dikurangi baris ketiga, dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
5) Mencari frekuensi yang diharapkan ( dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.
f) Memasukan harga-harga kedalam table kolom , sekalifus menghitung harga-harga ( , dan dan menjumlahkannya
harga-harga merupakan chi kuadrat hitung.
g) Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat table. Bila harga chi kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat table ( , maka distribusi data yang dinyatakan normal, dan bila lebih besar ( dinyatakan tidak normal.
(sugiyono, 2009: 241) Jika yang berarti bahwa distribusi data normal maka perlu dilakukan uji t, yaitu dengan tujuan untuk melihat perbedaan nilai hasil tes sebelum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan nilai hasil tes sesudah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Rumus yang digunakan untuk uji t adalah
(46)
53
̅ ̅
√
Keterangan
̅ = rata-rata post test
̅ = rata-rata pre test = banyaknya data = banyaknya data
= simpangan baku gabungan
(Sudjana, 2004:162) Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus:
√
Keterangan :
= Banyaknya data postest = Banyaknya data pretest
= Varians sampal dari populasi pertama yang berukuran = Varians sampel dari populasi kedua yang berukuran
(Sudjana, 2004:162) Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka diterima. Sedangkan jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka ditolak.
(47)
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar akuntansi dalam studi kasus kelas XI IPS SMA Labaoratorium UPI tahun ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa sebelum dan setelah menggunakan model Problem Based Learning. Hasil belajar setelah menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan model Problem Based Learning. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil akhir rata-rata siswa setelah menggunakan model Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunkan model Problem Based Learning.
5.2 Saran
Sesuai pembahasan dalam penelitian, saran yaang dapat peneliti berikan antara lain sebagai berikut.
1. Diharapkan guru akuntansi menerapkan model Problem Based Learning sebagai variasi model pembelajaran pada pokok bahasan jurnal
(48)
76
penyesuaian karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran akuntansi
2. Diharapkan siswa dapat lebih dilibatkan dalam merumuskan masalah agar siswa lebih memahami konsep-konsep akuntansi
3. Proses pembentukan kelompok pada model Probelem Based Learning dipastikan dalam satu kelompok siswa dalam keadaan heterogen
4. Keunggulan model Problem Based Learning adalah dapat menggunakan masalah dalam dunia nyata dalam pembelajaran. Akan lebih baik lagi, jika terdapat variasi dalam masalah yang ditampilkan; masalah tidak hanya berbentuk teks, bisa dilengkapi dengan audio visual, games atau permainan simulasi ataupun topik masalah yang menuntut penyelesaian masalah yang lebih menarik.
5. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding hasil belajar pada kelas eksperimen, maka sebaiknya dalam penelitian selanjutnya menggunakan kelas kontrol yang menjadi pembanding kelas eksperimen dengan tujuan agar tidak terjadi banyak kebiasan.
(49)
77
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Eggen, Paul and Kauchak, Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengejar Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: Indeks
Imam Suyitno. (2011). Memahami Tindakan Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Iskandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi
Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual - Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama
Muhibbin Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka
Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat : Jakarta. Sudjana. (2004). Statiska. Bandung: Tarsito.
_______. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
_______.(2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
(50)
78
Sugandi, Achmad. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikann. Bandung: Alfebeta.
Sumarsan, Thomas. (2011). Akuntansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta : PT Indeks
Wahab, A. A. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta
Sumber Jurnal:
Amirin, Tatang M, Suyud, dan Asih, Nurlina M. (2010). “Model Anak Angkat
Dalam Peningkatan Kualitas Sekolah (Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Condongcatur, Yogyakarta) ”. No. 02/TH VI/2010
Cahyaningdyah, Dw dan Ismiyati. (2007). “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Auditing Mealui Metode Problem Based Learning”. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 2, Halaman 237-252
Carla, L, Wilkin, and Collier. (2009). “A Problem Based Approach to Accounting Aducatioan A Pragmatic Appraisal of a Techologically Enabled Solution”. Vol. 5, pp. 49-67
Gallagher, Shelagh, A, and Gallagher, James, J. (2013). “Using Problem Based Learning to Explore Unseen Academic Potential.” Volume 7. Issue 1, pp 112-131
Handayani, Sri. (2009). “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siwa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2
Malang”. Jurnal Pendidikan Pendidikan Ekonomi, Volume 2, Halaman 38-52
L, Carla, Wilkin, and Collier, Philip, A. (2009). “A Problem Based Approach to Accounting Education: APragmatic Apprasial Of A Teachnologically
Enabled Solution.” Vol. 5. Issue 2, pp 49-67
Lauridsen, Barbara. (2012). “Problem Based Learning Applied to Team Environments: A Visual Literature Review.” Halaman 14-28
(51)
79
Muhson, Ali. (2005). “Implementasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran Kewirausahaan”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volemue 2 Nomer 3, Halaman 48-64
Wulandari, Nadiah, Sjarkawi, dan M, Damris. (2011). “Pengaruh Problem Based Learning dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa.” Vol: 1 No. 1, Halaman 14-24 Sumber skripsi :
Falestin, Yuditya. (2010). Peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajatan Problem Based Learning pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Sumber Internet :
Annisa, A. (2011). Teori Belajar Kognitivisme. [Online]. Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-kognitivisme-406223.html. [3 Juni 2013]
Dellasera, Qory. (2013). Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei).[Online]. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. [29 Juni 2013]
(1)
̅ ̅ √
Keterangan
̅ = rata-rata post test
̅ = rata-rata pre test
= banyaknya data
= banyaknya data
= simpangan baku gabungan
(Sudjana, 2004:162) Simpangan baku gabungan didapatkan dari rumus:
√
Keterangan :
= Banyaknya data postest
= Banyaknya data pretest
= Varians sampal dari populasi pertama yang berukuran = Varians sampel dari populasi kedua yang berukuran
(Sudjana, 2004:162) Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka diterima. Sedangkan jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka ditolak.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar akuntansi dalam studi kasus kelas XI IPS SMA Labaoratorium UPI tahun ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi siswa sebelum dan setelah menggunakan model Problem Based Learning. Hasil belajar setelah menggunakan model Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunakan model Problem Based Learning. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil akhir rata-rata siswa setelah menggunakan model
Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar sebelum
menggunkan model Problem Based Learning.
5.2 Saran
Sesuai pembahasan dalam penelitian, saran yaang dapat peneliti berikan antara lain sebagai berikut.
1. Diharapkan guru akuntansi menerapkan model Problem Based Learning sebagai variasi model pembelajaran pada pokok bahasan jurnal
(3)
penyesuaian karena telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran akuntansi
2. Diharapkan siswa dapat lebih dilibatkan dalam merumuskan masalah agar siswa lebih memahami konsep-konsep akuntansi
3. Proses pembentukan kelompok pada model Probelem Based Learning dipastikan dalam satu kelompok siswa dalam keadaan heterogen
4. Keunggulan model Problem Based Learning adalah dapat menggunakan masalah dalam dunia nyata dalam pembelajaran. Akan lebih baik lagi, jika terdapat variasi dalam masalah yang ditampilkan; masalah tidak hanya berbentuk teks, bisa dilengkapi dengan audio visual, games atau permainan simulasi ataupun topik masalah yang menuntut penyelesaian masalah yang lebih menarik.
5. Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding hasil belajar pada kelas eksperimen, maka sebaiknya dalam penelitian selanjutnya menggunakan kelas kontrol yang menjadi pembanding kelas eksperimen dengan tujuan agar tidak terjadi banyak kebiasan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Eggen, Paul and Kauchak, Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran
Mengejar Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: Indeks
Imam Suyitno. (2011). Memahami Tindakan Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Iskandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi
Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual - Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama
Muhibbin Syah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka
Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat : Jakarta. Sudjana. (2004). Statiska. Bandung: Tarsito.
_______. (2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
_______.(2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
(5)
Sugandi, Achmad. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikann. Bandung: Alfebeta.
Sumarsan, Thomas. (2011). Akuntansi Dasar & Aplikasi dalam Bisnis. Jakarta : PT Indeks
Wahab, A. A. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta
Sumber Jurnal:
Amirin, Tatang M, Suyud, dan Asih, Nurlina M. (2010). “Model Anak Angkat
Dalam Peningkatan Kualitas Sekolah (Kasus Sekolah Dasar Muhammadiyah Condongcatur, Yogyakarta) ”. No. 02/TH VI/2010
Cahyaningdyah, Dw dan Ismiyati. (2007). “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Auditing Mealui Metode Problem Based Learning”. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 2, Halaman 237-252
Carla, L, Wilkin, and Collier. (2009). “A Problem Based Approach to Accounting Aducatioan A Pragmatic Appraisal of a Techologically Enabled Solution”. Vol. 5, pp. 49-67
Gallagher, Shelagh, A, and Gallagher, James, J. (2013). “Using Problem Based Learning to Explore Unseen Academic Potential.” Volume 7. Issue 1, pp 112-131
Handayani, Sri. (2009). “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siwa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2
Malang”. Jurnal Pendidikan Pendidikan Ekonomi, Volume 2, Halaman
38-52
L, Carla, Wilkin, and Collier, Philip, A. (2009). “A Problem Based Approach to Accounting Education: APragmatic Apprasial Of A Teachnologically
Enabled Solution.” Vol. 5. Issue 2, pp 49-67
Lauridsen, Barbara. (2012). “Problem Based Learning Applied to Team Environments: A Visual Literature Review.” Halaman 14-28
(6)
Muhson, Ali. (2005). “Implementasi Problem Based Learning dalam Pembelajaran Kewirausahaan”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volemue 2
Nomer 3, Halaman 48-64
Wulandari, Nadiah, Sjarkawi, dan M, Damris. (2011). “Pengaruh Problem Based Learning dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa.” Vol: 1 No. 1, Halaman 14-24 Sumber skripsi :
Falestin, Yuditya. (2010). Peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui
penerapan model pembelajatan Problem Based Learning pada siswa kelas
XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Sumber Internet :
Annisa, A. (2011). Teori Belajar Kognitivisme. [Online]. Tersedia :
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-kognitivisme-406223.html. [3 Juni 2013]
Dellasera, Qory. (2013). Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei).[Online]. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. [29 Juni 2013]