MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI TUGAS (TASK) PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBAHAN DASAR LIMBAH SAMPAH DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung.

(1)

No daftar FPIPS 1799/UN.40.2.7/PL/2013

MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI TUGAS (TASK) PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBAHAN DASAR

LIMBAH SAMPAH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII B SMP Negeri 5 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh:

AGI PRIATNA

0901800

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBAHAN DASAR LIMBAH SAMPAH DALAM PEMBELAJARAN IPS

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII B SMP NEGERI 5 BANDUNG)

Oleh : Agi Priatna

0901800

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

 Agi Priatna 2013

Universitas Pendidikan Indonesia November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Skripsi ini Telah Diujikan Pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS lantai 2 UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si.

NIP : 19700814 199402 1001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

NIP : 19611014 198601 1001

3. Penguji 1 : Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd

NIP : 19721001 200112 2 001

Penguji 2 : Dr. Ridwan Effendi M.Ed

NIP : 19620926 1989041

Penguji 3 : Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd., M.Si NIP : 19700711 199403 2 002


(5)

Agi Priatna, 2013

ABSTRAK

Skripsi ini mengambil judul “Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Tugas (Task) Pembuatan Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung)”. Permasalahan seputar limbah sampah menjadi hal yang begitu sulit untuk diselesaikan, kebiasaan membuang sampah sembarangan, menggunakan kertas dan plastik yang berlebihan menjadi hal yang biasa, salah satunya terjadi di lingkungan sekolah. Padahal limbah sampah yang ada di sekitar lingkungan sekolah dapat dimanfaatkan menjadi suatu prakarya maupun media pembelajaran yang menarik. Penggunaan performance assessment dapat menjadi alternatif sebagai penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan para siswa yang tidak dapat diukur dengan “paper and pencil”. Tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS akan memacu siswa untuk terus meningkatkan kreativitasnya dan sekaligus mampu memberi stimulus kepada siswa agar memiliki pemahaman ekologi yang mendalam tentang tatanan kehidupan yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) model Ebbut. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-B.

Pada siklus 1 siswa menunjukan kreativitas dengan memperoleh kategori “cukup”

dalam merencanakan, menghasilkan, dan mempertanggung jawabkan prakarya berupa media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Pada siklus 2, siswa mengalami perkembangan kreativitas yang sangat baik, dengan pencapaian

kategori “baik” dan mampu menyelesaikan tugas (task) dengan baik. Kemudian pada siklus 3 atau siklus terakhir, siswa telah mencapai perkembangan kreativitas yang maksimal, dimana siswa dapat memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai menjadi suatu hal yang inovatif dan kreatif, dengan memperoleh kategori

“baik”. Sehingga penelitian ini telah mencapai hasil yang maksimal dalam hal meningkatkan kreativitas siswa melalui tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1) Merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa 2) Menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa. 3) Merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa.


(6)

ABSTRACT

This paper entitled "Improving students creativity through the task creation of media -based learning in social studies learning sewage waste (Classroom Action Research in Class VII-B SMP Negeri 5 Bandung) ". Problems surrounding waste bins become so difficult to be solved , the littering habits , the use of excessive paper and plastic become commonplace, one of which occurred in the school environment. Whereas existing waste bins around the school environment can be used to craft an interesting and instructional media. The use of alternative performance assessment can be used as an assessment to assess the ability of the students that can’t be measured with "paper and pencil". Task making media -based learning in teaching social studies waste bins will encourage students to continue to improve their creativity and at the same time able to provide stimulus to the students to have a deep understanding of ecological sustainable living arrangements . The method used in this study using classroom action research (classroom action research) Ebbut models. The research was conducted at SMP Negeri 5 Bandung while the subject of research was class VII-B. In the first action, the students showed creativity by obtaining the category of "enough" to plan, produce, and account for a craft -based learning media waste bins. In the second action, the students have developed excellent creativity, with the achievement of the category of "good" and capable of completing the task properly. Then in the last action, the students have reached the maximum development of creativity, where students can take advantage of the unused items into something innovative and creative, to obtain "good" category. Thus, this research has achieved maximum results in terms of improving students' creativity through the task creation of media -based learning in social studies learning sewage waste. The results obtained are: 1) Assignment plan task creation of media -based learning IPS waste bins to enhance students' creativity 2) Applying task creation of media -based learning IPS waste bins to enhance students' creativity 3) Reflection of the constraints in implementing the task creation of media -based learning IPS waste bins to enhance students' creativity.


(7)

Agi Priatna, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penulisan. ... 7

D. Manfaat Penulisan ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Kreativitas ... 11

1. Pengertian Kreativitas ... 11

2. Ciri-Ciri Individu Kreatif ... 14

3. Kreativitas didalam Pendidikan ... 16

B. Performance Assessment atau Penilaian Kinerja ... 21

1. Pengertian Performance Assessment ... 21

2. Manfaat Menggunakan Performance Assessment... 23

3. Cara-Cara dalam Mengembangkan Performance Assessment .... 24

4. Tugas (Task) dan Kriteria Penilaian (Rubrik) ... 25

5. Model Pengembangan Performance Assessment dalam Pembelajaran IPS... 29

C. Media Pembelajaran ... 31

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 31

2. Fugsi Media Pembelajara ... 32


(8)

4. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media ... 34

D. Ekoliterasi ... 38

1. Pengertian Ekoliterasi ... 38

2. Pendidikan untuk Dunia yang Berkelanjutan ... 40

3. Implementasi Pendidikan IPS dalam Menghadapi Permasalahan Lingkungan Seputar Limbah Sampah ... 43

BAB III METODE PENULISAN ... 46

A. Lokasi Dan Subjek Penulisan ... 46

B. Desain Penulisan ... 46

C. Metode Penulisan ... 52

D. Definisi Operasional ... 53

E. Instrumen Penulisan ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 65

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ... 69

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 69

2. Deskripsi Pelaksaan Tindakan Siklus 1 ... 71

a. Tindakan ke-1... 71

b. Tindakan ke-2... 74

c. Tindakan ke-3... 80

3. Refleksi... 97

4. Revisi Perencanaan ... 98

B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 2 ... 99

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 99

2. Deskripsi Pelaksaan Tindakan Siklus 2 ... 101

a. Tindakan ke-1... 101

b. Tindakan ke-2... 104

c. Tindakan ke-3... 110

3. Refleksi... 126


(9)

Agi Priatna, 2013

C. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus 3 ... 128

1. Perencanaan Pembelajaran Tindakan 3 ... 128

2. Deskripsi Pelaksaan Tindakan Siklus 3 ... 129

a. Tindakan ke-1... 129

b. Tindakan ke-2... 132

c. Tindakan ke-3... 137

3. Refleksi... 153

D. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penulisan ... 154

1. Data Hasil Wawancara ... 154

a. Wawancara dengan Guru ... 154

b. Wawancara dengan Siswa ... 155

2. Data Hasil Penilaian Laporan Peninjauan Tugas Kelompok ... 156

3. Data Hasil Penilaian Produk (Media Pembelajaran Berbahan dasar Limbah Sampah ... 160

4. Data Hasil Penilaian Presentasi Siswa ... 164

E. Analisis Hasil Penulisan ... 167

1. Merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung ... 167

2. Menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung ... 172

3. Merefleksi kendala dalam menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung ... 175

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 177

A. Kesimpulan ... 177

B. Saran ... 183


(10)

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 191 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(11)

Agi Priatna, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format Pedoman Tugas (Task) Siswa 57 Tabel 3.2.1 Format PedomanPenilaian Peninjauan Tugas (Task) Siswa 58 Tabel 3.2.2 Rubik Pedoman Penilaian Peninjauan Tugas (Task) Siswa 59 Tabel 3.3.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 60 Tabel 3.3.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 61 Tabel 3.4.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 62 Tabel 3.4.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 63 Tabel 3.5 Format Pedoman Penilaian Diri 64

Tabel 4.1 Format Tugas Siswa 73

Tabel 4.2.1 Format Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 76 Tabel 4.2.2 Rubik Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 77 Tabel 4.3.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 81 Tabel 4.3.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 83 Tabel 4.4.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 88 Tabel 4.4.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 89 Tabel 4.5.1 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 1 94 Tabel 4.5.2 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 2 95 Tabel 4.5.3 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 3 96 Tabel 4.5.4 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 4 97

Tabel 4.6 Format Tugas Siswa 104

Tabel 4.7.1 Format Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 107 Tabel 4.7.2 Rubik Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 108 Tabel 4.8.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 112 Tabel 4.8.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 113 Tabel 4.9.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 118 Tabel 4.9.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 119 Tabel 4.10.1 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 1 123 Tabel 4.10.2 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 2 124


(12)

Tabel 4.10.3 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 3 125 Tabel 4.10.4 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 4 126

Tabel 4.11 Format Tugas Siswa 131

Tabel 4.12.1 Format Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 134 Tabel 4.12.2 Rubik Penilaian Peninjauan (Pekerjaan Rumah) 135 Tabel 4.13.1 Format Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 138 Tabel 4.13.2 Rubik Pedoman Penilaian Produk Tugas (Task) Siswa 139 Tabel 4.14.1 Format Pedoman Penilaian Diskusi Siswa 141 Tabel 4.14.3 Rubrik Pedoman Penialaian Diskusi Siswa 145 Tabel 4.15.1 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 1 150 Tabel 4.15.2 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 2 151 Tabel 4.15.3 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 3 152 Tabel 4.15.4 Format Pedoman Penilaian Diri Kelompok 4 153 Tabel 4.16 Presentase Laporan Peninjauan Tugas Kelompok 157 Tabel 4.17 Presentase Laporan Produk (Media Pembelajaran

Berbahan Dasar Limbah Sampah) 160 Tabel 4.18 Presentase Laporan Presentasi Siswa 164


(13)

Agi Priatna, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman 32

Gambar 4.1.1 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 1 83

Gambar 4.1.2 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 2 84

Gambar 4.1.3 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 3 85

Gambar 4.1.4 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 4 86

Gambar 4.2.1 Presentasi Kelompok 1 90

Gambar 4.2.2 Presentasi Kelompok 2 91

Gambar 4.2.3 Presentasi Kelompok 3 92

Gambar 4.2.4 Presentasi Kelompok 4 92

Gambar 4.3.1 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 1 114

Gambar 4.3.2 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 2 115

Gambar 4.3.3 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 3 116

Gambar 4.3.4 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 4 117

Gambar 4.4.1 Presentasi Kelompok 1 120

Gambar 4.4.2 Presentasi Kelompok 2 121

Gambar 4.4.3 Presentasi Kelompok 3 122

Gambar 4.4.4 Presentasi Kelompok 4 122

Gambar 4.5.1 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah


(14)

Gambar 4.5.2 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 2 171

Gambar 4.5.3 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 3 172

Gambar 4.5.4 Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah

Sampah Kelompok 4 143

Gambar 4.6.1 Presentasi Kelompok 1 146

Gambar 4.6.2 Presentasi Kelompok 2 147

Gambar 4.6.3 Presentasi Kelompok 3 148

Gambar 4.6.4 Presentasi Kelompok 4 149

Gambar 4.7.1 Diagram Skor Setiap Kelompok Dalam Merencanakan Pembuatan Media Pembelajaran Berbahan Dasar

Limbah Sampah 158

Gambar 4.7.2 Diagram Presentase Kreativitas Siswa Dalam Merencanakan Pembuatan Media Pembelajaran

Berbahan Dasar Limbah Sampah 159 Gambar 4.8.1 Diagram Skor Produk Setiap Kelompok Berupa Media

Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah 161 Gambar 4.8.2 Diagram Presentase Kreativitas Siswa Berupa Produk

Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah 162 Gambar 4.9.1 Diagram Skor Performa Setiap Kelompok Dalam

Melakukan Presentasi Menggunakan Media

Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah 164 Gambar 4.9.2 Diagram Presentase Performa Siswa Dalam Melakukan

Presentasi Menggunakan Media Pembelajaran


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kreativitas menjadi sesuatu hal yang begitu sangat penting yang harus dimiliki manusia, karena dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari hampir semua manusia selalu berhubungan dengan proses kreativitas. Pada dasarnya proses kreativitas ini menjadi hal yang penting untuk terus di tingkatkan, karena setiap manusia memiliki tingkat kreativitas yang berbeda. Proses kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berupa produk maupun gagasan yang sebelumnya tidak dikenal. Kreativitas ini semata-mata tidak diperoleh secara langsung, namun dibutuhkan proses serta kerja keras.

Perkembangan zaman yang hingga saat ini terus terjadi membuat pola pertumbuhan individu semakin tinggi dan membuat daya saing terus meningkat, hal ini memaksa sumber daya manusia harus terus menerus ditingkatkan dalam segala aspek, salah satunya kreativitas. Perkembangan zaman yang terus terjadi pun tidak bisa terlepas dari permasalahan yang ditimbulkannya, salah satunya mengenai permasalahan pemanasan global. Penggunaan kertas yang berlebihan menjadi salah satu penyebab yang dapat memicu pemanasan global. Kehidupan di era saat ini memaksa para individu harus secara kreatif dalam menggunakan kertas, kebiasaan ini harus secara dini dapat ditanamkan kepada para penerus bangsa, salah satunya dengan meningkatkan kreativitas melalui pendidikan formal. Menurut Uno (2012:154), kreaativitas merupakan kemampuan untuk menemukan atau mendapatkan ide dan pemecahan masalah baru, maka dari itu kreativitas perlu ditingkatkan dalam upaya memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan.


(16)

Munandar dalam Suryosubroto (2009:191) menyatakan, pendidikan di Indonesia pada umumnya hanya menekankan pola berfikir konvergen yang berkaitan dengan penalaran verbal dan pemikiran logis, tanpa mengembangkan kreativitas yang mengacu pada pemikiran divergen. Sehingga pengembangan kreativitas para siswa menjadi terhambat. Hal tersebut demikian terjadi di lapangan sebenarnya dan di Indonesia sendiri belum mampu menyediakan pendidikan yang mampu menyeimbangkan keduanya.

Berdasarkan observasi awal peneliti di lapangan, tepatnya di SMPN 5 Bandung kelas VII-B, terdapat berbagai permasalahan mengenai terhambatnya kreativitas siswa. Pertama, dalam pembelajaran IPS di kelas, guru sebagai fasilitator jarang sekali memberikan tugas khusus yang ditunjukan untuk meningkatkan daya kreativitas siswa, dimana tugas yang diberikan guru hanya berupa tugas-tugas yang menguji pengetahuan siswa saja sebagai contohnya, tugas yang diberikan guru hanya sekedar mengisi soal-soal latihan dalam buku paket. Tugas-tugas tersebut tentunya lebih menekankan pada tingkat hafalan yang tinggi, sehingga membuat siswa beranggapan bahwa pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang sangat membosankan, karena selalu menghafalkan materi yang begitu banyak. Padahal menurut Banks dalam Sapriya (2007: 3) menyebutkan bahwa:

Social Studies (IPS) adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakat.

Dikatakan sebelumnya bahwa tugas-tugas yang diberikan oleh guru hanya sebatas menguji pengetahuan saja tanpa memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan potensi-potensi yang dimilikinya. Seharusnya guru mampu memberikan tugas yang bermakna, selain menguji pengetahuan siswa, mampu menggali dan menumbuhkan keterampilan siswa, salah satunya mengenai kreativitas.


(17)

3

Kedua, lengkapnya fasilitas yang tersedia pun tidak menjamin membuat pembelajaran IPS menarik bagi siswa, metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran di kelas masih didominasi oleh metode ceramah. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di kelas menunjukan bahwa siswa merasa bosan dengan pelajaran IPS, hal ini dikarenakan pembelajaran yang dialami oleh siswa tidak membuat mereka menjadi aktif dalam pembelajaran IPS. Seharusnya, peran guru di dalam pembelajaran tidak selalu menjadi pusat dalam menyampaikan informasi, namun guru mampu menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali potensi-potensi yang dimiliknya. Jika metode ceramah diterapkan secara murni saat pembelajaran oleh guru, hal tersebut akan membuat siswa menjadi pasif dan tidak dapat mengembangkan kreativitasnya.

Ketiga, menumpuknya koran-koran yang tidak terpakai di dalam kelas, hal ini disebabkan karena seluruh kelas di SMPN 5 Bandung berlangganan koran hampir setiap harinya, hal ini yang menyebabkan bertumpuknya koran-koran yang sudah tidak terpakai di dalam kelas. Permasalahan ini membuat situasi kelas menjadi tidak nyaman, karena koran-koran yang tidak terpakai tersebut hanya dibiarkan saja menumpuk, tanpa ada penanganan yang serius. Terkadang sehabis membaca koran-koran tersebut, siswa tidak merapihkannya kembali, sehingga membuat koran-koran-koran-koran tersebut tercecer dimana saja dan membuat keadaan kelas semakin tidak kondusif. Hal ini menjadi sangat tidak biasa, karena di sekolah pada umumnya, berlangganan koran di setiap kelas jarang diterapkan, padahal di era globalisasi ini, hampir seluruh surat kabar sudah menyediakan koran digital yang bisa di akses secara online agar memudahkan para konsumennya. Padahal hampir seluruh siswa SMPN 5 Bandung terutama siswa kelas 7B sudah memiliki handphone/gadget yang sangat canggih, namun tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa.


(18)

Isu-isu yang terus berkembang hingga saat ini tentang pemanasan global benar-benar belum disadari oleh siswa, dimana penggunaan kertas yang berlebihan merupakan salah satu sebab terjadinya pemanasan global. Pengetahuan siswa mengenai pemanasan global menjadi hal yang tidak pernah di ajarkan oleh guru di kelas, sehingga siswa tidak menyadari bahwa lingkungan disekitarnya sedang mengalami kerusakan. Terlihat dari kebiasaan siswa membeli air mineral botol, kebiasaan tersebut berujung dengan semakin banyaknya sampah botol plastik di sekolah. Tentunya hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa tidak memahami mengenai permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi manusia. Mengenai isu-isu tersebut seharusnya guru mampu membawakannya di dalam pembelajaran, sebagai suatu inspirasi yang menstimulus siswa agar memiliki kreativitas dalam memecahkan permasalahan tersebut. Selain meningkatkan pengetahuan, siswa pun mampu secara cerdas memanfaatkan segala hal yang ada di sekitar lingkungan menjadi hal-hal yang berguna sebagai penunjang kebutuhan pembelajaran di kelas.

Kondisi diatas menggambarkan proses pembelajaran yang masih terbatas karena didominasi oleh metode ceramah dan pemberian tugas yang hanya sebatas mengukur pengetahuan siswa saja, hal ini tentunya menjadi penghambat dalam menggali kreativitas siswa. Akibatnya keadaan tersebut membuat pembelajaran IPS menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kreativitas siswa perlu dibiasakannya pemberian tugas-tugas yang bermakna dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa dengan membuat suatu produk berbahan dasar limbah sampah.

Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu tujuan utama dalam proses perbaikan dalam pembelajaran, berbagai hal mengenai konsep serta wawasan baru tentang proses pembelajaran telah muncul dan berkembang di tengah-tengah usaha memperbaiki mutu pendidikan. Menurut Ovide Decroly dalam Hamalik (2001: 194) dikenal denagan teorinya, bahwa “Sekolah adalah dari kehidupan untuk kehidupan”


(19)

5

dalam sekolah agar kelak siswa dapat hidup di masyarakat” dari pandangan tokoh tersebut mengemukakan bahwa lingkungan merupakan dasar pendidikan sebagai bahan pembelajaran yang sangat penting. Bagaimana kondisi kehidupan di luar sekolah, tepatnya lingkungan sekitar sekolah mampu di bawa ke dalam pembelajaran di dalam kelas. Selanjutnya hal tersebut diperkuat oleh Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 menyatakan bahwa:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah

harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa”

Hal ini ditunjukan agar siswa mampu memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Di dalam pembelajaran, meningkatkan kreativitas siswa tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan yang didapat dari membaca, berbahasa, dan aspek-asek lainnya. Menurut Uno (2011: 153) pembelajaran di dalam kelas harus membawa aspek-aspek lingkungan, sebagai modal utama dalam hal menciptakan siswa yang memiliki kreativitas tinggi, karena dalam meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran tidak hanya sebatas teori-teori saja, namun harus ada unsur aplikatif dalam upaya menyalurkan gagasan-gagasan yang timbul dari pemikiran siswa.

Pembelajaran berdasarkan lingkungan sekitar akan membuat para siswa lebih memahami segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungannya, begitupun permasalahan yang ada di dalamnya, sehingga membuat siswa akan lebih peduli terhadap segala hal yang terjadi di sekitar dirinya, kemudian menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:46) menyatakan bahwa, keterlibatan siswa di dalam pembelajaran tidak hanya keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam upaya memperoleh


(20)

pengetahuan, namun dibutuhkan penghayatan nilai-nilai dalam pembentukan sikap, dan juga mengadakan pelatihan dalam pembentukan keterampilan dan kreativitas.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan Puryani (2010), asesmen kinerja adalah pendekatan non-tradisional yang mampu memberikan penilaian terhadap kinerja siswa, selain mengukur pencapaian hasil belajar siswa, pendekatan ini mampu mengukur proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran. Melalui pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya mengukur pengetahuan siswa saja, namun siswa diminta untuk melakukakan aktivitas khusus. Hal ini tentunya memberi kesempatan pada siswa dalam berbagai tugas untuk menunjukan keterampilan yang dimilikinya berkaitan dengan tugas maupun kegiatan yang harus dikerjakan.

Berdasarkan dari beberapa pandangan masalah di atas, peneliti tertarik untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dengan menerapkan model performance assessment

sebagai penunjang pembelajaran. Pendekatan ini digunakan karena sangat berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi peneliti di dalam kelas yang pada akhirnya memperbaiki proses pembelajaran. Tidak terlepas dari manfaat yang di dapatkan, diantaranya bagaimana siswa mengamati, mencermati, dan peka terhadap permasalahan di sekitarnya, serta membangun nilai, sikap, dan keterampilan yang pada akhirnya siswa mampu memanfaatkan limbah sampah yang tidak terpakai di sekitar lingkungannya, dengan membuat suatu media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah, yang kemudian menjadi media pembelajaran dalam diskusi di kelas. Dari hal tersebut peneliti berharap, dengan pembelajaran tersebut, para siswa memiliki kreativitas yang tinggi, selain itu mereka pun memiliki wawasan tentang esensi hidup sederhana, terutama dalam penghematan kertas. Hal tersebut tentunya merupakan langkah awal pembekalan bagi siswa dalam menghadapi hidup, agar mampu bersaing dalam kehidupan di masa mendatang. Maka dari itu peneliti


(21)

7

terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Tugas (Task) Pembuatan Media Pembelajaran Berbahan Dasar Limbah Sampah dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, untuk mengarahkan pembahasan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana mengembangkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah dalam meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?. Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?

2. Bagaimana menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?

3. Bagaiamana merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah: Mengembangkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar


(22)

limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung?. Untuk lebih memperjelas tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mampu merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung

2. Mampu menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung

3. Mampu merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2: 1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru mengenai pembuatan media pembelajaran IPS berbahan daur ulang sampah.

2. Manfaat Praktis.

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai perbaikan dalam upaya mengembangkan kreativitas siswa


(23)

9

dalam membuat media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah, selain itu manfaat lainnya di peruntuk sebagai berikut:

a. Untuk sekolah

Untuk bahan masukan terhadap kualitas pembelajaran IPS di sekolah, agar mampu berpartisipasi memperbaiki pendidikan nasional.

b. Untuk guru

Untuk bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah.

c. Untuk siswa

Meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS d. Untuk Peneliti

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan menjadi pembelajaran tersendiri, sebagai bekal dalam menghadapi siswa dalam meningkatkan kreativitas pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah. Agar tercapainya pembelajaran yang baik serta menjadikan pengalaman tersendiri bagi siswa

E. Sistematika Penelitian

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sitematika penelitian


(24)

Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai rujukan-rujukan teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konseptual permasalahan dan hal-hal yang di kaji di dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi kedalam beberapa sub bab yakni: lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian. Di dalam bab ini memaparkan mengenai deskripsi hasil pengolahan data penelitian dan analisis hasil penelitian yang diperoleh selama dilakukannya penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai keputusan dan hasil yang di dapatkan berdasarkan rumusan yang di ajukan dalam penelitian ini.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Negeri 5 Bandung. SMP Negeri 5 Bandung ini terletak di Jalan Sumatera No. 40 Bandung. Kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII dan kelas VIII, yaitu Pak Ginanjar, S.Pd. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-B berjumlah 28 orang, yaitu terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VII-B adalah karena dikelas ini di temukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam proses belajar mengajar dikelas VII-B.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus Ebbut, karena sesuai dengan tema dan tujuan dari penelitian ini. Ebbut dalam Sanjaya (2011: 50) beranggapan bahwa suatu penelitian tindakan harus dimulai dari adanya gagasan awal, kemudian peneliti berupaya untuk menemukan pemecahan dari masalah yang ditemukan untuk menyelesaikannya. Desain model Ebbut melakukan tindakan lebih dari satu kali dalam pelaksanaan satu siklus, karena peneliti menyadari, untuk menumbuhkan kreativitas siswa bukanlah hal yang mudah. Karena dalam prakteknya, meningkatkan kreativitas siswa butuh proses berkepanjangan dan membiasakan siswa untuk memahami proses dan tindakan dalam meningkatkan kreativitas itu sendiri. Dengan pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah, siswa dituntut untuk meningkatkan kreativitas dalam pembentukan ide-ide, kemudian menjadi konsep, yang dapat dipraktekan langsung dalam proses pembuatan media pembelajaran berbahan


(26)

dasar limbah sampah tersebut. Maka dari itu peneliti menerapkan model Ebbut agar nantiya mampu secara berkelangsungan menumbuhkan kreativitas siswa di dalam pembelajaran IPS.

Langkah-langkah penelitian tidakan kelas dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Ide pemikiran dalam diri peneliti yaitu meningkatkan kreativitas siswa didalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu tindakan pemecahan masalah yang ada di dalam kelas VII-B SMPN 5 Bandung. Permasalahan yang ditemukan di lapangan menunjukan bahwa siswa kurang mendapatkan tugas yang berarti di dalam pembelajaran IPS, sehingga siswa tidak mampu meningkatkan kreativitas yang dimilikinya. Tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah agar memberikan tugas yang lebih bermakna kepada siswa dan akhirnya mampu meningkatkan kreativitas siswa.

2. Memeriksa di Lapangan (Reconnaissance)

Reconnaissance merupakan pemahaman mengenai situasi yang terjadi di kelas, hal ini diperlukan sebagai informasi di dalam melaksanakan penelitian, setelah memeriksa kondisi di lapangan (kelas), peneliti dapat menentukan cara yang tepat dalam mengubah maupun memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas tersebut. Dalam penelitian in reconnaissance telah dilakukan pada pra observasi di kelas VII-B SMPN 5 Bandung. Tahap ini di untuk menentukan tugas yang tepat dan efektif diterapkan pada siswa sebagai pemecahan masalah yang dihadapi di dalam pembelajaran IPS. Permasalahan yang menjadi fokus utama di dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa di dalam pembelajaran IPS. Penugasan pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah ini dipilih untuk mengatasi permasalahan


(27)

48

yang terjadi karena peneliti melihat situasi kelas yang selalu berserakannya sampah-sampah, terutama sampah kertas.

3. Perencanaan

Rencana merupakan salah satu dari serangkaian tindakan terencana di dalam penelitian ini, yang ditunjukan untuk memecahkan permasalah yang terjadi di dalam kelas. Pada penelitian ini rencana tindakan bersifat fleksibel, hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah dalam menyesuaikan rencana yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan ini lebih menekankan pada hal yang bersifat menjawab tantangan yang muncul di dalam proses pembelajaran dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang didapat atas rencana yang direncanakan bersama-sama. Pada penelitian ini rencana yang disusun adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. b. Melakukan observasi prapenelitian terhadap kelas yang akan

digunakan untuk penelitian

c. Meminta kesediaan guru mitra dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai waktu penelitian.

e. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat pembelajaran dalam penelitian

f. Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam KBM sehingga dapat mengukur kreativitas siswa melalui media pembelajaran berbahan dasar sampah yang telah dibuat oleh siswa. g. Menyusun instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian


(28)

h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra

i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan peneliti dengan guru mitra

j. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.

4. Tindakan (act)

Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah tindakan atau pelaksanaan yang terkontrol secara seksama. Tindakan dalam penelitian tindakan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dengan mitra peneliti di sekolah, pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah disusun

b. Menerapkan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa di dalam pembelajaran IPS

c. Mempersiapkan instrumen penialain berupa format pedoman tugas (task), format penilaian beserta rubrik peninjaun tugas (task), format penialaian dan rubrik tugas (task) beserta performance

presentasi, dan format self asessment.

d. Melakukan penialaian tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS siswa secara teliti dan objektif

e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti atas kekurangan dalam menerapkan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS.


(29)

50

f. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya

g. Melakukan pengolahan data

Tindakan yang dilakukan di dalam penelitian berdasarkan pada tahap sebelumnya yaitu reconnaissance sebagai sebab acuan,

reconnaissance merupakan catatan lapangan yang detail mengenai keadaan kelas yang akan diberikan tindakan.

Penerapan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah pada siklus pertaman merupakan hasil dari identifikasi masalah dan reconnaissance di kelas. Kemudian, pada siklus kedua dan seterusnya tugas yang persiapkan untuk siswa dikembangkan berdasarkan hasil observasi dan revisi kembali setelah tindakan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki tugas yang diberikan dan rubrik sebagai kriteria penilaiannya, agar apa yang dilakukan dapat diukur dan tepat sasaran

5. Pengamatan (observe)

Observasi di dalam PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu observasi mempunyai bermacam-macam manfaat di dalam penelitian, seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang, dan masa yang akan datang.

Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan:

a. Pengamatan terhadap keadaan kelas VII-B yang sedang diteliti b. Pengamatan terhadap tugas yang diberikan siswa dengan pokok


(30)

c. Pengamatan kesesuaian tugas berupa produk pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dengan tujuan penelitian

d. Pengamatan terhadap perkembangan kreativitas siswa dengan mengamati produk yang dibuat siswa

e. Pengamatan terhadap keefektifan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah yang dibuat oleh siswa dalam presentasi di kelas.

Pada tahap ini peneliti melakukan peninajauan kembali terhadap siswa dan guru di kelas dan mencatat kekurangan dalam setiap tindakan yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi perencanaan baru dan tindakan selanjutnya

6. Refleksi (reflect)

Dalam model Ebbut, refleksi disebut juga dengan reconnaissance

untuk mendiskusikan kekurangan dalam tindakan dan pengaruhnya. Langkah ini merupakan bagian dari tahap diskusi dan analisis penelitian sesudah tindakan yang dilakukan sehingga memberikan arahan kepada perbaikan pada tindakan selanjutnya. Pada kegiatan ini peneliti melakukan:

a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa setelah tindakan dilakukan

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya c. Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing


(31)

52

Tabel 3.1. Desain penelitian model Ebbut C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanaka dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Secara epistimologi ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni


(32)

penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua,

tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti. Tindakan dilakukan guna memperbaiki segala ketimpangan yang ada. Ketiga,

kelas menunjukan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Maka PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian permasalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya memecahkan masalah tersebut memalu tindakan yang terencana dan menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan yang dilakukan.

Borg dalam Sanjaya (2009:33) menyebutkan bahwa tugas utama di dalam PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat aktual di dalam kelas atau di sekolah. Dalam hal ini bagaimana permasalahan dalam pembelajaran di kaji secara menyeluruh guna menemukan penanganan yang efektif. Hingga mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan berbagai pendekatan dan tindakan pembelajaran yang beragam.

Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas VII-B SMP Negeri 5 Bandung dengan menerapkan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan limbah sampah. Fokus variable dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah.

D. Definisi Operasional 1. Kreativitas

Kreativitas dalam penelitin ini adalah kemampuan siswa dalam memanfaatkan limbah sampah menjadi hal yang lebih bermanfaat berupa suatu media pembelajaran. Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi di lapangan, isu-isu seputar pemanasan global modal awal pengembangan kreativitas para siswa.


(33)

54

Kreativitas di dalam pembelajaran IPS menguji kemampuan siswa dalam menggali kreativitas yang dimiliki peserta didik, situasi kelas yang selalu bertebarnya sampah kertas menjadi suatu gagasan di dalam pembentukan kreativitas siswa, dimana siswa secara kreatif dalam memanfaatkan sampah-sampah yang terdapat di dalam kelas maupun di sekitar lingkungannya. Pemanfaatan limbah sampah ini tentunya menjadi hal yang potensial dalam meningkatkan kreativitas siswa, dimana siswa diberikan kebebasan dalam menentukan apa yang akan mereka buat dari sampah-sampah yang tidak terpakai tersebut. Hal ini agar siswa dapat mencurahkan segala gagasan maupun ide-ide kreatif yang mereka miliki, namun tidak terlepas dari pembelajaran yang berlangsung, guru sebagai fasilitator memberikan tema-tema dalam memberikan tugas kepada siswa. Tema-tema terkait seperti, siklus terjadinya global warming, siklus hidrologi, dan pola pemukiman penduduk berdasarkan kegiatan ekonominya. Hal ini agar siswa mempunyai tujuan, apa yang akan mereka buat nantinya, tinggal cara dan teknik pembuatannya yang diserahkan sepenuhnya kepada siswa, agar siswa merasa bebas dalam mencurahkan kreativitasnya di dalam pembelajaran.

2. Assessment Kinerja atau Penilaian Kinerja

Kinerja yang digunakan dalam penelitian ini berupa tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sebuah media pembelajaran yang dibuat oleh siswa sebagai tugas yang diberikan oleh guru dalam upaya pemanfaatan limbah sampah yang terdapat di kelas maupun sekitar lingkungan para siswa. Dengan demikian kreativitas siswa dalam memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran IPS. Pada pelaksanaanya guru membuat rubrik yang disepakati oleh siswa, sehingga siswa dapat memprediksi nilai yang akan diperoleh siswa.


(34)

Siswa diberi tugas untuk membuat prakarya berupa siklus terjadinya pemanasan global, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran di kelas guru sedang membahas mengenai atmosfer, sehingga guru memberikan tugas yang terkait di dalam materi atmosfer, agar siswa tidak merasa kebingungan dengan materi yang sedang di ajarkan. Begitu pun dengan tugas-tugas yang selanjutnya diberikan, tugas siklus hidrolgi tentunya masih berkaitan dengan pembelajaran yang berlangsung di dalam kompetensi dasar yang di rencanakan, kemudian tugas dengan tema pola pemukiman penduduk berdasarkan kegiatan ekonomi pun masih berkaitan dengan pembelajaran yaitu di dalam standar kompetensi yang direncanakan.

Selanjutnya guru mempersiapkan rubrik untuk penialain yang diperuntukan menilai hasil kinerja siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan oleh guru, hal ini dilakukan untuk memudahkan guru menilai kinerja siswa dengan terarah dan adil. Di lain pihak rubrik akan membantu siswa untuk mengarahkan tugas yang dikerjakan siswa agar sesuai dan tepat sasaran. Rubrik dalam penelitian ini digunakan untuk meninjau kemampuan siswa dalam menentukan rencana pembuatan prakarya berbahan dasar limbah sampah, kemudian menilai prakarya yang dibuat oleh siswa berdasarkan pada perkembangan kreativitas siswa. Siswa tidak hanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru saja, namun pada pertemuan selanjutnya siswa mengkomunikasikan hasil sementara tugas tersebut kepada guru untuk ditinjau mengenai konsep, bahan baku, dan pembuatannya. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak kebingungan dalam melanjutkan tugasnya. Tahap ini merupakan peninjauan dalam penilaian konsep, bahan baku yang digunakan, dan cara pembuatan tugas media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah tersebut.


(35)

56

Kemudian pada pertemuan selanjutnya, siswa dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil kinerja pembuatan media pembelajaran tersebut. Guru mempersiapkan penialaian berupa format penilaian produk dan penialain presentasi siswa. Dengan begitu guru dapat melihat perkembangan siswa dalam meningkatkan kreativitas melalui tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS.

E. Instrumen Penelitian

Data di dalam penelitian merupakan satu rangakaian yang tidak bisa dipisahkan, maka dari itu, kepentingan data di dalam penelitian merupakan hal yang mutllak adanya di dalam suatu penelitian. Dalam hal ini, data yang diperlukan di adalah kreativitas siswa di dalam pembelajaran IPS sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. Hasil observasi terhadap tindakan dan hasil serta refleksi hasil observasi. Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data yang ada di lapangan, dibutuhkan instrumen penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu sebagai berikut:


(36)

Tabel 3.1 Format pedoman tugas (task) siswa

No Tugas Siswa

1 2 3 4 5 6 7

No Alat No Bahan

1 1

2 2

3 3

4 4

5 6

No Cara Pembuatan

1 2 3 4 5 6


(37)

58

Tabel 3.2 Format pedomanpenilaian peninjauan tugas (task) siswa No

Aspek yang dinilai

Nama Kelompok

ABCD EFGH IJKL MNOP

K C B K C B K C B K C B

1 Penentuan konsep 2 Penentuan bahan 3 Pengolahan bahan baku

Jumlah Nilai

Keterangan : K = Kurang (skor 1) C = Cukup (skor 2) B = Baik (skor 3)

Nilai Skor

Kurang 1-3 Cukup 4-6 Baik 7-9


(38)

Tabel 3.3 Rubik pedoman penilaian peninjauan tugas (task) siswa

No Indikator Skor

3 2 1

1 Penentuan Konsep Siswa mampu menentukan bersama kelompoknya tentang konsep apa yang akan diterapkan pada prakaryanya Siswa masih kebingungan terhadap konsep yang ditentukannya Siswa belum menentukan konsep apa yang akan diterapkan pada

prakaryanya

2 Penentuan Bahan Baku Siswa sudah menyiapkan bahan baku untuk membuat prakaryanya Siswa kebingungan dalam menggunakan bahan baku untuk membuat prakaryanya Siswa belum menentukan bahan baku yang cocok untuk membuat prakaryanya

3 Pengolahan Bahan Baku Siswa sudah mengetahui cara pengolahan bahan baku untuk membuat prakaryanya Siswa masih kebingungan seperti apa cara pengolahan bahan bakunya Siswa belum mengetahui cara pengolahan bahan bakunya


(39)

60

Tabel 3.4 Format penilaian produk tugas (task) siswa No

Aspek yang dinilai

Nama Kelompok

2 3 4

K C B K C B K C B K C B

1 Bentuk Fisik

2 Bahan yang digunakan 3 Keaslian

4 Relevansi 5 Inovatif 6 Kegunaan

Jumlah Nilai

Keterangan : K = Kurang (skor 1) C = Cukup (skor 2) B = Baik (skor 3)

Nilai Skor

Kurang 1-6 Cukup 7-12


(40)

Tabel 3.5 Rubik pedoman penilaian produk tugas (task) siswa

No Indikator Skor

3 2 1

1 Bentuk Fisik Terlihat

menarik, rapih, dan bersih

Kurang menarik, tidak rapih, dan sedikit kotor

Tidak terlihat menarik dan kotor

2 Bahan- bahan yang di gunakan

Menggunakan hampir 80% barang-barang yang tidak terpakai (limbah sampah) Menggunakan 50% barang yang tidak terpakai (limbah sampah) Hanya menggunakan 20% barang-barang yang tidak terpakai (limbah sampah)

3 Keaslian Dalam segi

bentuk berbeda dengan

kelompok lain dan sangat unik

Dalam segi bentuk ada kemiripan dengan kelompok lain. Dalam segi bentuk sangat sama dengan kelompok lain dan tidak unik

4 Relevansi Sangat berkitan

antara produk yang dibuat dengan materi Kurang berkaitan antara produk yang dibuat dengan materi Sangat tidak berkaitan antara produk yang dibuat dengan materi

5 Inovatif Limbah sampah

atau barang barang yang sudah tidak terpakai diolah menjadi hal yang menarik Limbah sampah atau barang barang yang sudah tidak terpakai tidak terolah dengan baik Limbah sampah atau barang barang yang sudah tidak terpakai tidak diolah kembali.

6 Kegunaan Memiliki

kegunaan yang penting sebagai media pembelajaran di dalam diskusi Tidak memiliki kegunaan yang begitu penting di dalam diskusi kelas

Tidak terpakai di dalam diskusi kelas


(41)

62

Tabel 3.6 Format pedoman penilaian diskusi siswa No

Aspek yang dinilai

Nama Kelompok

1 2 3 4

K C B K C B K C B K C B 1 Kerja sama

2 Penguasaan materi 3 Cara menyampaikan 4 Penampilan

5 Penggunaan bahasa Jumlah

Nilai

Keterangan : K = Kurang (skor 1) C = Cukup (skor 2) B = Baik (skor 3)

Nilai Skor

Kurang 1-5 Cukup 6-10


(42)

Tabel 3.7 Rubrik pedoman penialaian diskusi siswa

No Indikator Skor

3 2 1

1 Kerja Sama Semua

anggota berperan aktif Separuh dari anggota berperan aktif Hanya satu orang saja yang mendominasi kelompok

2 Penguasaan Materi Sangat

menguasai dan sistematis Menguasai tapi penjelasan tidak sistematis Tidak menguasai dan tidak sistematis

3 Cara Menyampaikan Menjelaskan secara detail dengan suara nyaring Menjelaskan dengan suara nyarinng, namun tidak jelas/detail Menjelaskan dengan suara pelan dan hanya membaca teks

4 Penampilan Memuat

materi secara sistematis dan menarik

Ada isi materi yang tidak seuai dengan materi yang dibahas Tidak sesuai dengan materi yang dibahas dan tidak menarik 5 Penggunaan bahasa Menggunakan

bahasa baku, kalimat efektif, dan komunikatif Bahasa kurang baku, ada kalimat yang tidak efektif dan komunikatif Bahasa tidak baku, banyak kalimat yang tidak efektif, dan tidak komunikatif


(43)

64

Tabel 3.8. Format pedoman penilaian diri

No Indikator Penilaian Ya Tidak

1. Mengerjakan tugas bersama-sama kelompok belajarnya

2. Menggunakan bahan baku limbah sampah yang sudah tidak terpakai

3. Mengerjakan tugas dengan baik

4. Meminta pertolongan orang tua atau orang lain dalam mengerjakan tugas

5. Mengandalkan satu orang saja dalam mengerjakan tugas

6. Hanya menggunakan sebagian kecil bahan baku limbah sampah dalam pengerjaan tugas

7. Menggunakan ide kreatif tersendiri dalam membuat tugas

8. Melakukan kerja sama yang baik dengan kelompok belajar


(44)

F. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diperoleh dari guru dan siswa serta dari pihak-pihak lain yang terkait dan relevan dengan penelitan yang sedang berlangsung. Data penelitian yang akan di ambil meliputi semua ucapan, tindakan, situasi, sikap, dan peristiwa yang dapat diamati selama berlangsungnya kegiatan KBM. Kegiatan yang diamati pada penelitian in adalah perkembangan kreativitas siswa dalam mengerjakan tugas (task) berupa pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang terjadi dan mencatatnya menjadi bagian dari data. Dalam PTK, observasi bisa dilakukan untuk memantau guru maupun memantau perkembangan siswa. Observasi pun menjadi instrument utama dalam mengumpulkan data, hal ini dikarenakan observasi adalah pengamatan langsung dalam pelaksanaan penelitian

Observasi atau pengamatan sebagai salah satu teknik dalam pengumpulan data terdapat tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

a. Pertemuan perencanaan

Dalam tahap ini, pihak guru menyajikan dan pihak peneliti mendiskusikan rencana pembelajaran yang berkaitan dengan topik atau fokus kajian dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan dengan kesepakatan bersama, agar pembelajaran dapat terencana dengan baik.

b. Observasi kelas

Peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dengan bantuan guru mitra


(45)

66

c. Analisis Data

Data yang didapatkan oleh peneliti dan mitra peneliti kemudia dianalisis dan didiskusikan bersama untuk melihat kelebihan dan kekurangan selama penelitian berlangsung

. 2. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap siswa maupun guu sebagai mitra di dalam penelitian. Peneliti menggunakan bentuk wawancara agar memberi keleluasaan bari narasumber untuk menjawab pertanyaan, namun tetap fokus terhadap pertanyaan yang telah disiaapkan sebelumnya. Dari hasil wawancara, peneliti bisa mendapatkan informasi dan beberapa pendapat dari narasumber sebagai acuaan dalam melaksanakan penelitian dan tindakan selanjutnya.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung dan penelitian tindakan kelas dilaksanakan

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Suatu peneltian tentunya menghasilkan data, karena data merupakan syarat penting dalam penelitian termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Data yang baik adalah data yang tentunya dapat diukur agar mampu memudahkan dalam hal melihat hasil suatu penelitian.

1. Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengukur perkembangan kreativitas siswa diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Rumus yang digunakan antara lain:


(46)

a. Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran perencanaan konsep pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah secara keseluruhan adalah, yaitu:

Presentase perencanaan konsep = Jumlah skor total subjek x 100% Jumlah skor total masksimum Untuk keperluan mengklasifikasikan perkembangan kreativitas siswa dalam merencanakan konsep pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Kemudian dikelompokan menjadi kategori baik, cukup baik, dan kurang baik, dengan skala presentase sebagai berikut:

Nilai Skor Presentase

Kurang 0 - 33,3%

Cukup 33,4% - 66,6%

Baik 66,7% - 100%

b. Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran produk media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah secara keseluruhan adalah, yaitu:

Persentase kreativitas siswa = Jumlah skor total subjek x 100% Jumlah skor total masksimum

Untuk keperluan mengklasifikasikan perkembangan kreativitas siswa dilihat dari produk berupa media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah yang telah dibuat oleh siswa. Kemudian dikelompokan menjadi kategori baik, cukup baik, dan kurang baik, denga skala presentase sebagai berikut:


(47)

68

Nilai Skor Presentase

Kurang 0 - 33,3%

Cukup 33,4% - 66,6%

Baik 66,7% - 100%

2. Data Kualitatif

Pengolahan data hasil penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan, Kodifikasi, dan Kategorisasi Data

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengumpulan seluruh data yang diperoleh dalam penelitian, berdasarkan pada instrumen penelitian.

b. Validasi Data

1) Lembar Penskoran memperlihatkan skor penilaian kinerja siswa berdasarkan penilaian rubrik berdasarkan analisis untuk melihat tingkat ketercapaian kinerja. Dalam penelitian ini model kinerja yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kreativitas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah

2) Members check yaitu mengecek kebenaran data maupun informasi yang ditemukan pada penelitian.

3) Expert opinion, peneliti melakukan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing hasil temuan dilapangan. Dari hasil konsultasi tersebut maka peneliti mendapatkan arahan untuk memperbaiki prosedur yang kurang tepat.

c. Interpretasi

Pada tahap ini peneliti menginterpretasikan temuan-temuan peneliti berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Dari hasil interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang berarti sebagai tindakan selanjutnya.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan menyimpulkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan dan merekomendasikan terhadap berbagai pihak mengenai hasil yang telah dicapai baik dari pihak sekolah, guru, siswa, maupun peneliti sendiri. Adapun kesimpulan dan hasil rekomendasinya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Pengembangkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, merencanakan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung dilakukan melalui tahapan penyusunan silabus dan RPP yang tepat agar memungkinkan pelaksanakan PTK yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Setelah penyusunan silabus dan RPP yang tepat, peneliti bersama guru mitra menentukan isu-isu global seputar kerusakan lingkungan dan menerapkan konsep ekoliterasi dalam setiap materi yang disajikan di dalam pembelajaran. Tugas (task) disusun oleh peneliti sebagai bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, tugas (task) yang di susun berlandaskan pada kerusakan lingkungan yang terjadi disekitar lingkungan siswa, yaitu pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah, penentuan tugas ini berdasarkan pada diskusi antara peneliti dan guru mitra yang melihat kondisi lingkungan kelas yang kotor oleh barang-barang yang tidak terpakai. Tugas (task) yang dihasilkan oleh siswa menjadi media pembelajaran yang digunakan pada saat presentasi. Tugas


(49)

178

mengenai memahami usaha manusia untuk memahami lingkungannya dan memahami kegiatan ekonomi masyarakat. Peneliti menyusun tugas (task)

agar siswa menunjukan kreativitas dalam mengolah barang-barang bekas menjadi hal yang inovatif dan kreatif sebagai penunjang pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun kriteria penilaian atau rubrik, sebagai alat yang memudahkan guru dan siswa mencapai tujuan yang di inginkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengkonversi capaian-capaian yang dilakukaan siswa menjadi suatu nilai, agar memudahkan peneliti melihat perkembangan kreativitas para siswa dalam membuat media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS.

Pada siklus 1, perencanaan yang disusun berdasarkan pada diskusi dengan guru mitra dalam membuat tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah, penyususnan format tugas

untuk siswa berupa prakarya dengan tema “Global warming”, hal tersebut

dipilih karena sesuai dengan Standar Kompetensi “Memahami usaha manusia untuk memahami lingkngannya” dan Kompetensi Dasar

“Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer dan

dampaknya terhadap kehidupan” agar sesuai dengan alur proses pembelajaran yang berlangsung. Selain itu format tugas yang disusun berisi bahan-bahan yang harus digunakan dan tata cara pembuatannya agar para siswa tidak kebingungan dalam mengerjakannya.

Kemudia pada siklus 2, pada tahap perencanaan, peneliti bersama mitra peneliti terlebih dahulu melakukan diskusi terkait rencana perbaikan atas penelitian siklus 1. Tugas dengan tema "Siklus Hidrologi” yang

berasal dari Standar Kompetensi “Memahami usaha manusia untuk memahami lingkngannya” dan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan

gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer dan dampaknya


(50)

tepat untuk siswa dalam memanfaatkan barang-barang bekas sebagai upaya peneliti menstimulus para siswa untuk mencegah kerusakan lingkungan disekitarnya dan menciptakan hal yang kreatif dan inovatif berupa prakarya yang berbentuk poster atau miniatur berbahan dasar limbah sampah dengan kriteria menggunakan 60% barang-barang tidak terpakai dari keseluruhan bahan baku yang digunakan. Dalam penyususan format tugas untuk tugas siswa, guru dan mitra peneliti sepakat untuk menghilangkan penggunaan bahan dan tata cara pembuatan tugas, hal ini dikarenakan siswa diberikan kebebasan dalam menyelesaikan tugas dan mencurahkan kreativitasnya tanpa ada batasan apapun, sehingga siswa dapat lebih menggali kreatvitasnya melalui tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah.

Pada siklus 3, tugas yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan mitra peneliti yaitu dengan tema “Mata Pencaharian

Penduduk” yang berasal dari Standar Kompetensi “Memahami Kegiatan

Ekonomi Masyarakat” dan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan Pola

Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Pemukiman

Berdasarkan Kondisi Fisik Permukaan Bumi”. Penentuan tugas pada siklus 3 ini membagi tema setiap kelompoknya menjadi 4, yaitu Jakarta, Lembang, Pangandaran, dan Anyer. Dan penggunaan barang-barang bekas yang digunakan harus mencapai 80% dari bahan baku yang digunakan. Format tugas yang diberikan kepada siswa masih memberikan siswa kebebasan dalam penggunaan bahan baku dan tata cara pembuatannya agar siswa mampu mencurahkan segala kemampuan dalam mengasah ide-ide kreatif membuat media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah.

Perkembangan kreativitas siswa mencapai hasil yang maksimal, dimana perencanaan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan mitra peneliti yang pada setiap siklusnya terus diperbaiki. Rencana yang dibuat disesuaikan agar mampu meningkatkan kreativitas dalam


(51)

180

memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai menjadi media pembelajaran IPS, sehingga dengan tugas (task) yang direncanakan dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan siswa, mampu mencapai hasil yang maksimal dalam meningkatkan kreativitas siswa.

Kedua, menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung diawali dengan mengenalkan isu-isu kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia kepada para siswa, hal tersebut dilakukan untuk membuka pemahaman siswa mengenai krisis lingkungan yang terjadi.

Pada siklus 1 tindakan pertama, peneliti bersama mitra peneliti menentukan tema pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi

“Memahami usaha manusia untuk memahami lingkngannya” dan

Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di

atmosfer dan hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan” dengan membahas mengenai global warming, Selanjutnya para siswa diperkenalkan mengenai konsep 3R (reuse, reduce, recycle) agar membangun kepudulian lingkungan pada diri siswa. Setelah itu guru memberikan tugas (task) pada siswa untuk mengolah barang-barang bekas yang tidak terpakai menjadi media pembelajaran IPS dengan tema-tema dan instruksi yang telah ditentukan. Pada tindakan kedua, peneliti dan mitra peneliti menentukan tema pembelajaran yaitu climate change, siswa diperkenalkan terhadap kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini. Selanjutnya peneliti bersama mitra peneliti melakukan peninjauan terhadap rencana-rencana dan hasil sementara tugas yang telah dibuat oleh siswa dengan menggunakan rubrik yang telah disusun bersama antara peneliti dan mitra peneliti. Selanjutnya pada tindakan ketiga, siswa dipersilahkan untuk mempertanggung jawabkan prakarya berupa media pembelajaran yang telah dibuat dengan


(52)

menjelaskan proses pembuatannya, dan mempresentasikannaya sebagai media pembelajaran.

Pada siklus 2 tindakan pertama, peneliti bersama mitra peneliti menentukan tema berdasarkan pada Standar Kompetensi “Memahami

usaha manusia untuk memahami lingkngannya” dan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer dan

dampaknya terhadap kehidupan”. Siswa diajak untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi di sekitarnya dan memberi stimulus mengenai pemeliharan lingkungan yang harus menjadi kebiasaan dari dini. Setelah itu guru memberikan tugas (task) pada siswa untuk mengolah barang-barang bekas yang tidak terpakai menjadi media pembelajaran IPS dengan tema-tema dan instruksi yang telah ditentukan. Namun kriteria yang diberikan pada siklus 2 telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, yaitu dengan membebaskan kriteria bahan baku dan tata cara pengolahannya, agar siswa bisa lebih mencurahkan segala ide-ide kreatif yang dimilikinya dan menggunakan 60% barang-barang bekas dari keseluruhan bahan baku yang digunakan. Kemudian pada tindakan kedua peneliti dan guru mitra menggunakan rubrik yang telah disusun untuk meninjau rencana pembuatan media pembelajaran yang akan disusun oleh siswa, hal ini diakukan untuk melihat perkembangan kreativitas siswa dalam menentukan konsep, memilih bahan yang digunakan, dan cara-cara pengolahan bahan baku. Pada tindakan ketiga siswa tidak hanya merencanakan pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah saja, para siswa pun dipersilahkan untuk menunjukan performanya dalam mempertanggung jawabkan hasil media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah yang telah dibuat dengan mempresentasikannya dan selanjutnya peneliti dan mitra peneliti melakukan penilaian menggunakan rubrik yang telah disusun agar memudahkan mengklasifikasikan capaian


(53)

182

yang dihasilkan oleh para siswa dan mengkonversikannya menjadi angka/nilai.

Pada siklus 3, tindakan pertama, peneliti bersama mitra peneliti menentukan tema yaitu “Mata Pencaharian Penduduk” yang berasal dari

Standar Kompetensi “Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat” dan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Pemukiman Berdasarkan Kondisi Fisik Permukaan Bumi. Kemudian mengaitkan keseluruhan tema yang di bahas dengan kehidupan sekitar lingkungan para siswa. Setelah itu guru memberikan tugas (task) pada siswa untuk mengolah barang-barang bekas yang tidak terpakai menjadi media pembelajaran IPS dengan tema-tema dan instruksi yang telah ditentukan berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus 2 dengan membagi tema menjadi 4 yaitu mata pencaharian masyarakat Jakarta, Lembang, Pangandaran, dan Anyer dan menggunakan 80% barang-barang yang tidak terpakai dari keseluruhan bahan baku yang digunakan. Selanjutnya pada tindakan kedua, peneliti bersama mitra peneliti melakukan peninjauan terhadap konsep-konsep yang sudah direncanakan oleh para siswa berdasarkan tema-tema yang sudah ditentukan. Selanjutnya pada tindakan ketiga, siswa dipersilahkan untuk mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapai dan mempersentasikan prakaryanya, dan peneliti beserta mitra peneliti melakukan penilaian dengan menggunakan rubrik yang telah disusun agar mampu melihat perkembangan kreativitas siswa dalam membuat media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah. Kemudian guru memberikan apresiasi kepada semua kelompok yang telah melakukan presentasi dan siswa yang telah berpartisipasi. Perkembangan kreatvitas siswa dengan diterapkannya tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah mencapai hasil yang maksimal, hal tersebut dikarenakan oleh penerapan yang dilakukan berdasarkan pada perencanaan yang telah


(54)

disusun dengan mitra peneliti, sehingga perkembangan kreativitas siswa mampu mencapai hasil yang diharapkan.

Ketiga, merefleksikan kendala-kendala dalam menerapkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran IPS berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII-B SMPN 5 Bandung. Dalam penelitian ini ditemukan kendala-kendala yang cukup berpengaruh dalam menerapkan tugas pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah yang mempengaruhi perkembangan kreativitas siswa.

Kendala-kendala yang mucul diakibatkan karena siswa belum terbiasa dengan tugas (task) yang diberikan sehingga membuat siswa menjadi kebingungan dalam mengerjakan tugas (task) yang diberikan oleh guru. Terlebih para siswa tidak memahami mengenai konsep ekoliterasi, yaitu menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai upaya menciptakan dunia yang bekelanjutan. Sulitnya memberikan pemahaman mengenai kepedulian lingkungan, pemahaman mengenai pemanfaat barang-barang bekas. Sehingga hasil yang dicapai siswa dalam mengolah barang-barang bekas belum maksimal, karena masih menggunakan barang-barang baru dan menentukan alokasi waktu dalam menyelesaikan tugas (task) bagi siswa.

Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan upaya-upaya perbaikan yakni, menayangkan film-film pendek dan gambar-gambar mengenai dampak kerusakan lingkungan kepada siswa, sebagai upaya menstimulus siswa secara terus menerus agar membuat mereka mengetahui kerusakan yang terjadi pada lingkungan, sehingga menciptakan rasa takut pada diri siswa, bahwa sebagai penerus bangsa mereka menjadi generasi selanjutnya yang harus lebih baik menjaga kelestarian alam, kemudian mempersilahkan siswa untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah dengan menggunakan tempat makan dan botol minum refill sebagai kepedulian mereka terhadap lingungan


(55)

184

dalam mencegah semakin banyaknya sampah plastik di sekolah, terutama di kelas, dan mengalokasi waktu yang tepat selama 3 minggu dalam perencanaan konsep, pembuatan media pembelajaran IPS, dan penanggung jawaban media pembelajaran yang telah dibuat oleh para siswa dengan sebaik-baiknya agar para siswa secara matang dapat terus mengembangkan kreativitasnya dalam memanfaatkan limbah sampah.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian selama melaksanakan penelitian dalam menerapkan tugas (tugas) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPS, berikut saran bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk mengembangkan tugas (task) adalah sebagai berikut:

Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan menerapkan tugas

(task) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan kreativitas siswa dan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 5 Bandung. Selain itu sekolah harus mengembangkan konsep ekoliterasi pada para siswa dan guru-guru, sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan disekitar sekolah. Pihak sekolah mendukung dan memotivasi para guru-guru untuk terus mengembangkan tugas-tugas yang inovatif dan kreatif untuk siswa agar sekolah mampu menghasilkan para siswa yang kreatif, namun disamping itu, tugas-tugas yang disusun tidak hanya untuk mengembangkan kreativitas saja, tetapi meningatkan keterampilan yang lain dalam proses pembelajaran.

Bagi guru, dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap menjadi masukan pada guru-guru sebagai variasi di strategi pembelajaran, sehingga menjadi inspirasi untuk lebih mengembangkan model-model pembelajaran. Karena peneliti menyadari bahwa guru tidak hanya sebagai


(56)

sumber informasi, namun sebagai fasilitator, dan motivator bagi siswa di dalam proses pembelajaran.

Bagi siswa, dengan adanya penelitian mengenai penerapan tugas

(tassk) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kreativitasnya, tidak hanya dalam mengolah limbah saja, namun kreatif dalam segala hal, sebagai penunjang kemampuan untuk kelak hidup bermasyarakat. Selain itu, siswa diharapkan terus mempraktekan kebiasaannya dalam hal menjaga lingkungan di sekolah ataupun dimanapun, seperti halnya menggunakan tempat makan atau minum refill sebagai upaya menekan penggunaan plastik, serta menghemat penggunaan kertas di dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dan pada akhirnya kebiasaan tersebut terbawa hingga besar dan merubah kebiasaan buruk merusak lingkungan, menjadi kebiasaan menjaga lingkungan untuk menciptkan kehidupan yang berkelanjutan.

Bagi Peneliti, penelitian ini menjadi inspirasi tersendiri mengenai peneliti, hasil penelitian ini bukanlah merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai penerapan tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah pada pembelajaran IPS pada kelas yang berbeda, agar memperoleh penelitian yang lebih sempurna.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan tugas (task) pembuatan media pembelajaran berbahan dasar limbah sampah dalam pembelajaran IPS.


(57)

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Burke, Kay. (2006). From Standars to Rubrics in Six Step: Tools for Assessing Student Learning. United States of America; Library of Congress Catalog-in-Publication Data.

Brookhart. (2013). How to Create and Use Rubrics for Formative Assessment and Grading. United States of America; ASCD Publications Present a Variety of View Points.

Goleman, Daniel. (2012). Eco Literate. San Fransisco; Jossey Bass Hamalik, Oemar.(2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta; PT Bumi

Aksara

Harjanto.(2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Hardini & Dewi.(2012). Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori,

Konsep, & Implementasi. Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media)

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Linn & Gronlound. (1995). Measurement and Assessment in Teaching:

New Jersey. Prentice-Hall, Inc

Munandar, Utami (1999). Mengembangkan Bakat dan Kretivitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Burke, Kay. (2006). From Standars to Rubrics in Six Step: Tools for Assessing Student Learning. United States of America; Library of Congress Catalog-in-Publication Data.

Brookhart. (2013). How to Create and Use Rubrics for Formative Assessment and Grading. United States of America; ASCD Publications Present a Variety of View Points.

Goleman, Daniel. (2012). Eco Literate. San Fransisco; Jossey Bass Hamalik, Oemar.(2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta; PT Bumi

Aksara

Harjanto.(2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Hardini & Dewi.(2012). Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori,

Konsep, & Implementasi. Yogyakarta: Familia (Group Relasi Inti Media)

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Linn & Gronlound. (1995). Measurement and Assessment in Teaching: New Jersey. Prentice-Hall, Inc

Munandar, Utami (1999). Mengembangkan Bakat dan Kretivitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia


(2)

Munandar, Utami (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sanjaya, Wina.(2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, Wina.(2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sapriya.(2009). Pendidikan IPS: konsep dan pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya

Sapriya, Nurdin, & Susilawati.(2007). Konsep Dasar IPS. Bandung; CV Yasindo Multi Aspek

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta; PT. Asdi Mahasatya

Soemarwoto, Otto. (1991). Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan; Djambatan

Soemarwoto, Otto (2007). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press

Stone dan Barlow. (2005). Ecological Literacy: Educating Our Children for a Sustainable World. San Fransisco: Sierra Club Books

Sumaatmadja.(1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung; PT Alumni Uno, Hamza.(2011). Belajar dengan Pendekatan: Pembelajaran Aktif

Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Vera, Adelia.(2012). Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study). Yogyakarta: DIVA Press


(3)

Wahab, Abdul.(2009). Metode dan Model-Model Mengajar: Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV Alfabeta

Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Zainul, A. (2001). Alternative Assessment. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka

Sumber Skripsi

Nur’afifah. (2012). Penerapan Asesmen Kinerja untuk Menumbuhkan Keterampilan Menganalisa Siswa pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 MAN 1 Kota Bandung. UPI Bandung: tidak diterbitkan


(4)

Puryani, Y. (2009). Penerapan Model Asesmen Kinerja Performance Assessment dan Personal Comunication untuk Meningkatkan Minat Membaca Siswa di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Bandung. UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suprihatna. (2013). Penerapan Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Jurnal:

Lubis, Asri.(2002). Pemanfaatan Limbah Kertas untuk Cindera Mata dan Pemasarannya.Jurnal Pengabdian pada Masyarakat. Vol 8 no 29. tersedia pada: http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Journal-21355-

jurnal%20pengabdian%20kepada%20masyarakat%20vol.8%20no %2029%20Sept%202002Asri%20Lubis.pdf


(5)

Setyowati, Eni.(2009). Implementasi Modul Multimedia Pengelolaan Sampah Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Siswa.Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 3E (21–24)

Wahyono, Sri.(2001). Pengelolaan Sampah Kertas Di Indonesia. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 2 No. 3 (276-280)

Yasa, I made.(2012). Studi Evaluasi Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3r.Wicaksana, Jurnal Lingkungan, Februari 2012. Vol. 21 No. 1 : 1-5. tersedia pada: http://ejournal.warmadewa.ac.id/wp- content/uploads/2012/04/Wicaksana_Vol.21.no_.1_Februari-2012_ISSN_0854-4204_art_03.pdf

Sumber Lain:

Irma Pratiwi dkk. Sistem Pengelolaan Sampah Plastik Terintegrasi Dengan Pendekatan Ergonomi Total Guna Meningkatkan Peran Serta Masyarakat (Studi Kasus : Surabaya). Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Tersedia pada:

http://dosen.narotama.ac.id/wp- content/uploads/2012/03/SISTEM-PENGELOLAAN-SAMPAH- PLASTIK-TERINTEGRASI-DENGAN-PENDEKATAN-ERGONOMI-TOTAL.pdf


(6)

Itea.(2009) Technology and Children: Green Technology, Reuse, Reduce, and Recycle. Vol 14 no 2. Tersedia pada: http://www.iteea.org/Publications/TandC/Dec09.pdf


Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN MEDIA SCRAPBOOK BERBAHAN DASAR BARANG BEKAS UNTUK MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VII-I SMP NEGERI 3 LEMBANG).

8 59 199

Penerapan Metode Role Playing Sebagai Wahana Ekspresi Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS. Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII B SMP Negeri 14 Bandung.

0 4 399

PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VII-C.

0 2 51

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PEMBUATAN PROYEK RESPON KREATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-B SMP Muhammadiyah 6 Bandung.

2 16 65

PENGEMBANGAN ECOLITERACY MELALUI TUGAS PEMBUATAN PUZZLE BERBAHAN DASAR BARANG BEKAS DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 40 Bandung.

13 40 58

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas di kelas VII F smp negeri 12 Bandung.

3 11 70

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KOMIK BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian tindakan kelas di kelas VII F smp negeri 12 Bandung - repository UPI S MPP 1006029 Title

0 0 3