PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PROPINSI JAWA TENGAH.

(1)

PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA

DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN

MENENGAH (UMKM) PROPINSI JAWA TENGAH

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Perkantoran Jurusan Manajemen

Oleh Slamet Riyadi

735 1306 518

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010


(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul ”PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PROVCINSI JAWA TENGAH”, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Ujian Tugas Akhir Pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

An. Ketua Jurusan Manajemen Dosen Pembimbing

Sekretaris Tugas Akhir

Nina Oktarina, S.Pd, M.Pd Nina Oktarina, S.Pd, M.Pd


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian Tugas Akhir Fakultas Ekonomi, Universitas Negri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji Tugas Akhir

Penguji I Penguji II

Nina Oktarina, S.Pd, M.Pd Drs. Syamsu Hadi, M,Si

NIP 197810072003122002 NIP 195212121978031002

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP 1962081987021001


(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam makalah ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila Tugas Akhir ini terbukti jiplakan atau temuan orang lain maka saya akan menerima konsekuensinya.

Semarang, Agustus 2010

Slamet Riyadi NIM 7351306518


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

”jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini”

”kesabaran menolong segala perbuatan dan keikhlasan menjadikan beban berat menjadi ringan”

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku tercinta


(6)

ABSTRAK

Slamet Riyadi.2010. Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah. Program Studi Manajemen Perkantoran D3 Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci : Pelaksanaan Disiplin Kerja

Keberhasilan suatu perusahaan atau instansi pemerintah dapat dicapai dengan usaha kualitas pegawainya, maka diperlukan peran sumber daya manusia yang berkualitas. Pentingnya kedisiplinan pegawai sebagai dasar untuk mengembangkan potensi pegawai dan kebijakan suatu organisasi perkantoran.

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :(1). Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang dilakukan pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah? (2). Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1). Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang diterapkan pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah. (2). Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah dalam menerapkan pelaksanaan disiplin kerja.

Data yang digunakan berupa data primer dan data skunder yang berupa hasil penelitian tentang disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan angket. Sedangkan metode analisa data yang digunakan adalah menggunakan Analisis Deskriptif Presentatif yaitu data yang diperoleh dari angket kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui gambaran dari kodisi variabel yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan disiplin kerja pegawai Dinas Koperasi dan UMKM sudah berjalan dengan baik yaitu terdapat rata-rata prosentase yang diperoleh sebesar 75,33%. Namun masih terdapat beberapa kendala yang harus diselesaikannya diantaranya yaitu masih adanya pegawai yang melakukan keterlambatan masuk kantor, meninggalkan pekerjaan atau tugas kantor dengan kegiatan lain. Sehingga dapat mengganggu proses jalannya pekerjaan dan dapat menyebabkan pekerjaan kantor tidak dapat terselesaikan dengan baik.

Saran yang diberikan penulis pada Dinas Koperasi dan UMKM adalah perlu ditingkatkannya lagi kreadibilitas pegawai yang masih melakukan pelanggaran yaitu dengan memberikan sanksi yang tegas bagi pegawai yang melanggarnya, bertujuan untuk mendidik dan mengoreksi kesalahan yang dilakukannya sehingga dapat memperbaiki dan tidak melakukan kesalahan yang sama.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah “ dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma III untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat terselesaiakan berkat dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Agus Wahyudin, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negri Semarang.

2. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negri Semarang.

3. Nina Oktarina S.Pd, M.Pd. dosen Pembimbing yang penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan dan pengertian dan kesabaran sejak dari awal sampai terselesaikanya Tugas Akhir.

4. Seluruh staf pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah yang setulus hati memberikan informasi kepada penilis dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

5. Bapak dan Ibuku tersayang terima kasih atas Do’a dan dukungannya yang telah banyak membantu baik material maupun spiritual dalam penyusunan Tugas Akhir.

6. Kakak beserta adikku tercinta yang telah memberikan semangat dan motivasi pada penulis sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

7. Teman-teman seperjuangan MP, 06 serta semua pihak yang telah memberikan dorongan, bantuan dan masukannya dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.


(8)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari semua pihak yang membaca Tugas Seminar Akhir ini. Selanjutnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Amien..

Semarang, Agustus 2010


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Disiplin Kerja ... 8

B. Jenis-Jenis Disiplin ... 8

C. Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja... 11

D. Tujuan Disiplin ... 14

E. Pendekatan-Pendekatan Dalam Disiplin ... 16

F. Peraturan Disiplin Kerja Dinas Koperasi dan UMKM ... 18

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ... 22

H. Indikator-indikator Kedisiplinan ... 24

I. Upaya Meningkatkan Disiplin ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian... 27

B. Sumber dan Jenis Data ... 27

C. Metode Pengumpulan Data ... 28


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM ... 31 B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 41 C. Pembahasan ... 54 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya, baik itu Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Nawawi dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003: 9) sumber daya manusia adalah yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga dengan personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan). Keberadaan SDM dalam sebuah organisasi sangat menentukan. Betapapun lengkapnya fasilitas, sarana dan prasarana canggih yang dimiliki suatu organisasi, namun tanpa didukung SDM yang memadai, maka kemungkinan besar organisasi tersebut akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya.

Dilihat dari tingkat kedisiplinan kerja seorang pegawai, dapat di ketahui sejauh mana sikap kerja mereka terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Pada dasarnya pegawai yang memiliki tingkat kedisiplinan kerja yang tinggi akan menunjukan sikap kerja yang baik dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, sehingga membuat pegawai merasa ikut memiliki perusahaan dimana dia bekerja atau dengan kata lain kesetiaan terhadap organisasi tersebut. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya (Hasibuan, 2002:193)


(12)

2

Kedisiplinan dapat diartikan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2002: 193). Dengan adanya kesadaran dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan yang diwujudkan dalam disiplin kerja yang tinggi, maka suatu produktivitas kerja akan mudah tercapainya. Faktor utama untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para pegawai, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dan kemajuan dalam mencapai tujuan organisasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya faktor yang datang dari diri manusia itu sendiri misalnya, kondisi fisik, motivasi, ketrampilan dan lain sebagainya dan faktor keduanya adalah keadaan-keadaan yang datang dari luar misalnya, kondisi dan lingkungan kerja yang kurang menyenangkan. Sehingga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja para pegawai baik dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama (wawaruntu 1995: 94)

Dengan adanya produktivitas tenaga kerja yang tinggi dapat menjamin bahwa tujuan setiap organisasi akan mudah tetrcapai apabila para pegawai sadar akan pentingnya disiplin kerja. Pada umumnya masalah yang sering terjadi adalah sulitnya organisasi untuk mengembangkan ataupun membangun sikap kerja yang baik dan benar terhadap pegawainya. Banyak pegawai yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, mereka lebih suka datang terlambat dan malas-malasan. Hal ini menunjukan bahwa pegawai tersebut tidak memiliki sikap disiplin dalam bekerja sehingga dapat dikatakan tidak mempunyai sikap kerja yang benar. Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan


(13)

terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan didalam suatu organisasi. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kesadaran dan kesejahteraan pegawai merupakan hal yang penting dari keberhasilan penegakan disiplin. Kedisiplinan tidak semestinya hanya dihadapkan dengan peraturan-peraturan dan sanksi-sanksi, tetapi harus di imbangi dengan tingkat kesejahteraan yang cukup. Dengan terciptanya kesejahteraan, pegawai dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat lebih berdisiplin sehingga pekerjaan dapat lebih dilakukan seefektif dan seefesien mungkin, ancaman dan sanksi hanya dapat mendisiplinkan karyawan dalam jangka pendek saja, dalam jangka panjang kedisiplinan harus dapat tumbuh dari dalam individu masing-masing bukan tuntutan lembaga semata.

Disiplin didalam dunia kerja merupakan sarana untuk mencapai keberhasilan karena pegawai yang disiplin, tertib akan dapat lebih efektif dan efesien dalam bekerja. Pada sebuah organisasi upaya untuk menciptakan disiplin selain melalui adanya tata tertib atau aturan yang jelas juga harus ada penjabaran tugas dan wewenang yang jelas pula serta tata cara sederhana yang dengan mudah dapat diketahui oleh setiap pegawai (Anoraga, 1998:46). Disamping itu adanya sanksi atau hukuman yang tegas juga dapat digunakan untuk menegakkan disiplin, namun hendaknya hal ini di informasikan terlebih dahulu oleh pegawai.


(14)

4

Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jateng adalah suatu dinas pemerintah yang bersifat jasa dimana tujuan dari instansi adalah berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan akan merasa puas jika semua pegawai bekerja secara disiplin. Disiplin harus diterapkan dengan segera dan secepat mungkin serta diterapkan secara konsisten. Demikian pula setiap orang berdisiplin sudah tidak mustahil, baik dalam instansi atau organisasi dimana mereka bekerja akan memperlihatkan suatu organisasi dengan iklim yang sehat, yang kuat dengan prestasi yang dapat dihandalkan.

Pada kantor Dinas Koperasi dan UMKM dalam menegakan kedisiplinan bagi para pegawai yaitu dengan cara menetapkan peraturan tentang disiplin agar pegawai mampu menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang di inginkan oleh perusahaan.

Pada Bulan Juli Tahun 2010 di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah yang pegawainya berjumlah 142 pegawai, Tercatat total ada 409 kali yang Dinas luar dalam 1 bulan, 1 Pegawai mendapat tugas belajar selama 1 bulan penuh atau 22 (hari), dan 1 Pegawai tercatat ijin sakit 5 hari.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa kedisiplinan seorang pegawai sangat penting dalam menentukan keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya disiplin kerja yang tinggi maka pegawai akan dapat bekerja dengan tenang dan fakus dalam menjalankan segala pekerjaan yang dihadapi, dengan demikian akan tercapai hasil yang baik dan optimal. Melihat betapa pentingnya sikap disiplin disetiap organisasi, maka penulis tertarik


(15)

untuk mengadakan penelitian dengan judul “PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH”

B.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan, penulis ingin mengangkat permasalahan berhubungan dengan hal tersebut, diantaranya :

1. Bagaimana pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah?

2. Kendala-kendala apa saya yang muncul dalam upaya pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah?

C.

TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan topik permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui melalui cara apa saja Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah dalam pelaksanaan disiplin kerja pegawai.

2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.


(16)

6

D.

MANFAAT PENELITIAN

Hal yang penting dari sebuah penelitian adalah manfaat yang dapat dirasakan atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi bagi akademik untuk sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi tentang upaya pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang dikaji secara teoritis bagi mahasiswa yang membutuhkan. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti adalah wujud aplikasi teori dan apreasi minat pada pokok kajian Manajemen Sumber Daya Manusia dengan mengadakan penelitian tentang pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah

b. Bagi pembaca adalah sebagai referensi dan refleksi kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas penelitian tentang pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah

c. Bagi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai masukan yang mungkin dapat membantu dalam pelaksanaan disiplin kerja pegawai.

E.

Sistematika Penulisan Tugas Akhir

1. Bagian awal


(17)

Bagian awal tugas akhir ini terdiri dari: sampul, lembar kosong berlogo Universitas Negeri Semarang, lembar judul, lembar pengesahan, lembar pernyataan, lembar motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian pokok Tugas Akhir ini terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan alasan pemilihan Judul, perumusan masalah, Tujuan Penelitian, manfaat penelitian dan sisitematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian disiplin kerja, jenis disiplin kerja, pendekatan disiplin, faktor disiplin, indikator disiplin, jenis sanksi disiplin.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, objek kajian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran 3. Bagian akhir Tugas Akhir


(18)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah dan disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja. Tanpa adanya system kerja maka pegawai akan bekerja sesuai dengan kegiatan diri sendiri, karena tidak ada hukuman atau bentuk peraturan yang harus mereka turuti. Sikap dari seseorang dapat dilihat dari pekerjaannya, apabila seorang pegawai itu menyukai pekerjaannya maka mereka akan bersikap disiplin dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaannya.

Disiplin kerja dibuat oleh perusahaan atau instansi pemerintah untuk menertibkan para pegawai dan disiplin kerja itu dibuat sesuai dengan persetujuan para pegawai dan pihak perusahaan untuk ditaati.

Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan yang dilanggar oleh Pegawai Negri Sipil (PP No. 30 Tahun 1980 Bab 1 pasal 1). Pelanggaran displin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai negri sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja (PP No. 30 Tahun 1980 Bab 1 pasal 1).


(19)

Adapun pengertian disiplin kerja dikemukakan oleh para ahli-ahli antara lain : Disiplin kerja adalah sikap, tingkah laku sesuai dengan peraturan-peraturan dari perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis. (Nitisemito, 1996 : 199). Disiplin kerja yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja yang tinggi dari seorang pegawai.

Sedangkan menurut Hasibuan (2002: 193), Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang yang menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Hasibuan, 2002 : 194).

Disiplin kerja dapat diartikan juga sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu. (Sinungan 2000:145)

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap mental dari seseorang, kelompok atau masyarakat untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah maupun perusahaan yang tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku guna mencapai tujuan tertentu.


(20)

10

B.

Jenis-Jenis Disiplin

Disiplin kerja merupakan suatu bentuk pencapaian tujuan dari perusahaan atau instansi pemerintah sehingga disiplin kerja semakin berkembang dengan berbagai bentuk pendisiplinan. Ada dua tipe jenis kedisiplinan kerja menurut Sinungan (2000:195) diantaranya adalah :

1. Self Imposed Disiplin.

Yaitu disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan, kesediaan dan bukan timbul karena dasar paksaan. Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan telah merasa menjadi bagian dari organisasi sehingga organisasi akan tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela memenuhi segala peraturan yang berlaku.

2. Commend Dicipline.

Yaitu disiplin yang timbul karena paksaan, perintah dan hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini timbul bukan karena perasaan ikhlas dan kesadaran akan tetapi timbul karena adanya paksaan atau ancaman dari orang lain.

Dalam setiap organisasi atau perusahaan yang di inginkan adalah jenis disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran akan tetapi dalam kenyataan selalu menyatakan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar.

Menurut Handoko (1998:112) disiplin dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


(21)

1) Disiplin Preventif

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong para karyawan agar secara sadar menaati berbagai standard dan aturan sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran.

2) Disiplin Korektif

Merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi, aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Tindakan disiplin korektif dapat berupa suatu hukuman atau tindakan pendisiplinan yang wujudnya dapat berupa peringatan-peringatan atau skorsing. Sasaran pendisiplinan hendaknya bersifat mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan yang dapat menjatuhkan karyawan yang berbuat salah.

Maksud pendisiplinan ini adalah untuk memperbaiki kegiatan diwaktu yang akan datang bukan menghukum kegiatan dimasa lalu. Pendekatan yang bersikap menghukum biasanya mempunyai berbagai pengaruh sampingan yang merugikan, seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat, apati atau keisuan.

C.

Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja

Menurut Heidjrachman, dkk (1990:239), untuk mengkondisikan karyawan perusahaan agar bisa melaksanakan tindakan disiplin maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan di antaranya adalah sebagai berikut :


(22)

12

1. Pedisiplinan secara pribadi

Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan dihadapan orang banyak karena apabila hal tersebut dilakukan pegawai akan malu dan tidak menutup kemungkinan pegawaai sakit hati yang dapat menimbulkan rasa dendam dan dapat melakukan tindakan balas dendam yang akhirnya merugikan perusahaan.

2. Pendisiplinan harus bersifat membangun

Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan didepan orang banyak agar karyawan yang bersangkutan tidak merasa malu dan sakit hati .

3. Keadilan dalam pendisiplinan

Pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapat tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda-badakan.

4. Pimpinan tidak melakukan pendisiplinan sewaktu karyawan absen Pendisiplinan dilakukan dihadapan pegawai yang bersangkutan secara pribadi agar dia tau telah melakukan kesalahan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya pendisiplinan merupakan tindakan yang dilakukan pegawai dengan bersikap tanggung jawab atas pekerjaan yang telah dilakukan, menekan timbulnya masalah sekecil mungkin terjadi. Disiplin kerja dalam pelaksanaannnya harus senantiasa dipantau dan diawasi, disamping itu harus sudah menjadi perilaku yang baku bagi setiap pekerja dalam suatu organisasi.


(23)

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pencapaian pelaksanaan disiplin kerja yang baik, menurut Nitisemito (1996: 198) adalah:

1) Kesejahtertaan

Apabila suatu organisasi memaksakan kedisiplinan yang tinggi tanpa meningkatkan kesejahteraan maka kemungkinan hal ini dapat dilaksanakan hanya untuk jangka pendek saja.

2) Ancaman

Ancaman diberikan bukan merupakan hukuman tetapi lebih di tekankan agar mereka melaksanakan kebiasaan yang dianggap baik oleh organisasinya.

3) Ketegasan

Ketegasan terhadap peraturan harus dijaga agar pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pekerja tidak di biarkan berlarut-larut dan tidak di ikuti oleh pegawai lain.

4) Teguran

Teguran sesuai dengan kondisi kemampuan kedisiplinan yang telah di tegakan haruslah di sesuaikan dengan kemampuan para pegawai.

5) Teladan pimpinan

Teladan pemimpin ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan pemimpin yang merupakan contoh bagi bawahannya


(24)

14

D.

Tujuan Disiplin

Slamet (2007:218) menyebutkan tujuan disiplin di fokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja konsisten. Tidak bersifat mengkhianati dalam memberlakukan hukuman atas tindakan indisipliner, perlu adanya proses untuk mengatasinya, yaitu melalui bimbingan, teguran, secara lisan, teguran secara tertulis dan skors. Setiap pentahapan dapat berhenti dalam setiap tahap saja, hal ini dimungkinkan jika disiplin telah tercipta lagi.

Gambar Tahap Penyesuaian Tindakan Indisipliner

1. Teguran secara lisan terbatas dalam hal mengungatkan untuk kesalahan yang kecil dan baru pertama kalidilakukan. Sebagai suatu tindakan koreksi, teguran biasanya di lakukan secara pribadi dengan cara yang bersahabat dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan. 2. Teguran secara tertulis dilakukan apabila pelanggaran di ulangi kembali,

tidak menunjukan perbaikan atau pelanggarannya cukup serius. Dalam teguran tertulis harus dicantumkan nama pegawai, nama pimpinan, permasalahannya, rencana perbaikan dan batas waktu perbaikan serta konsekuensinya apabila pelanggaran di ulangi.

Bimbingan

Teguran secara tertulis Skors


(25)

3. Keputusan terakhir atau terminasi dilakukan karena pimpinan melihat bahwa kesalahan yang dilakukan bawahan sudah sangat serius dan selama batas waktu perbaikan, perilaku bawahan tidak memperlihatkan perbaikan keputusan terakhir biasanya dilakukan dengan melibatkan pimpinan organisasi. Keputusan terakhir biasanya dilakukan dengan melibatkan pimpinan organisasi. Keputusan terakhir dengan skors dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada tingkat kesalahannya maupun kebijakan dari instansi atau organisasi.

Perilaku karyawan yang tidak disiplin, menurut Gibson dan Donnely (dalam Slamet, 2007:216) dapat di ekspresikan dalam beberapa hal, yaitu : keabsenan, kelambanan, meninggalkan tempat kerja, mengulangi prestasi buruk, mencuri, tidur ketika bekerja, berkelahi, mengancam pimpinan, melanggar aturan dan kebijakan keselamatan kerja, pembangkangan perintah, melakukan pelanggaran secara tidak wajar, memperlambat pekerjaan, menolak kerja lembur, meolak kerja sama dengan rekan, memiliki dan menggunakan obat-obatan ketika bekerja, merusak peralatan, menggunakan bahasa atau kata-kata kotor dan pemogokan secara ilegal.

Sanksi indisipliner dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku karyawan dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disipliner hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mematuhi peraturan atau prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral karyawan secara langsung, oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap


(26)

16

melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.

E.

Pendekatan-Pendekatan dalam Disiplin Kerja

Sistem disiplin karyawan dapat dipandang sebagai suatu penerapan modifikasi perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak produktif. Disiplin yang terkait adalah jelas disiplin diri, karena sebagian besar orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya di pekerjaan, dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif, namun beberapa orang menyadari perlunya disiplin eksternal untuk membantu disiplin diri mereka. Adapun pendekatan-pendekatan dalam disiplin kerja adalah (Mathis & Jackson, 2002: 307)

1. Pendekatan disiplin positif

Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosifi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikorelasi secara konstruktif tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini, fokusnya adalah pada penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya menggunakan hukuman (pinalti) untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Adapun langkah-lanhgkah dalam disiplin positif adalah:

a) Konseling

Konseling adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut agar dapat menangani masalah secara lebih baik.


(27)

Konseling bisa menjadi penting dalam proses pendisiplinan, karena memberikan kesempatan kepada para manajer dan supervisor untuk mengidentivikasi gangguan perilaku kerja karyawannya dan mendiskusukan solusinya. Tujuan tahap ini adalah untuk meningkatkan kesadaran karyawan terhadap kebijakan dan peraturan perusahaan.

b) Dokumentasi tertulis

Jika perilaku karyawan tidak juga terkoreksi, maka pertemuan yang kedua dilakukan antara supervisor dengan karyawan. Jika tahap pertama dilakukan hanya secara lisan, maka tahap ini didokumentasikan dalam formulir tertulis. bagian dari tahap ini, karyawan dan supervisor menyusun solusi tertulis untuk mencegah munculnya persoalan yang lebih jauh.

c) Peringatan Terakhir

Ketika karyawan tidak mengikuti solusi tertulis yang dicatat dalam tahap kedua, maka supervisor menekankan kepada karyawan pentingnya koreksi terhadap tindakan karyawan yang tidak tetap. d) Pemberhentian

Jika karyawan gagal mengikuti rencana kerja yang sudah disusun dan terjadi masalah perilaku yang lebih buruk, maka supervisor akan memberhentikan karyawan tersebut.


(28)

18

2. Pendekatan disiplin progresif

Disiplin progresif melambangkan sejumlah langkah dalam membentuk perilaku karyawan. Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan dan tertulis sebelum berlanjut ke PHK. Dengan demikian, disiplin progresif menekankan bahwa tindakan-tindakan dalam memodifikasi perilaku akan bertambah berat secara progresif (bertahap) jika karyawan tetap menunjukan perilaku yang tidak layak. Sebagai contoh di perusahaan manufaktur, tidak memberitahukan jika seorang karyawan absent mungkin akan menyebabkan timbulnya skorsing untuk pelanggaran yang ketiga kali di tahun yang sama. (Mathis & Jacktion, 2002:314)

F.

Peraturan Disiplin Kerja Dinas Koperasi dan UMKM

Propinsi Jawa Tengah

Pada dasarnya Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan kerja yang harus di pertanggung jawabkan dengan disiplin kerja yang diterapkan pada pegawai, pegawai harus mampu mengerjakan disiplin kerja yang baik dan seefektif mungkin untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik dan pekerjaan yang maksimal, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih serta dapat mempertahankan citra Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah.


(29)

Disiplin kerja yang diterapkan di Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah didasarkan pada pertimbangan tata kerja dan peraturan disiplin kerja yang berlaku di Dinas Koperasi dan UMKM.

Adapun tata kerja dan peraturan disiplin kerja yang berlaku di Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 45, Negara dan

Pemerintah.

2. Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan golongan atau diri sendiri.

3. Menyimpan rahasia Negara dan rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya. 4. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah baik

yang langsung menyangkut tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum.

5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.

6. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara.

7. Mentaati peraturan jam kerja.

8. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.

9. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya.

10. Bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya . 11. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas.


(30)

20

12. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.

13. Memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.

14. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama pegawai dan terhadap atasan.

15. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku.

Adapun larangan bagi pegawai yang berlaku di lingkungan Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

1. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah.

2. Menyalahgunakan wewenang.

3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara Asing.

4. Menyalahgunakan barang-barang, uang surat-surat berharga milik Negara.

5. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan atau surat-surat milik Negara secara tidak sah.

6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman, bawahan, atau orang lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara.


(31)

8. Menghalangi perjalanan tugas kedinasan.

9. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau puhak lain.

10. Memasuki tempat-tempat yang mencemarkan kehormatan atau martabat pegawai, kecuali untuk kepentingan Dinas.

Hukuman disiplin pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah yang diberikan kepada pegawai yang telah melakukan pelanggaran terdiri dari berbagai tingkatan yaitu sebagai berikut :

1. Hukuman disiplin ringan

Hukuman disiplin ringan, terdiri dari : a. Teguran lisan.

b. Teguran tertulis.

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis. 2. Hukuman disiplin sedang

Hukuman disiplin sedang, terdiri dari :

a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun. b. Penurunan gaji berkala paling lama 1 tahun.

c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun. 3. Hukuman disiplin berat

Hukuman disiplin berat, terdiri dari :

a. Penurunan pada jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan sebelumnya.


(32)

22

b. Pembebasan dari jabatan.

c. Penundaan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri pegawai yang bersangkutan.

d. Pemberhentian tidak hormat sebagai Pegawai Negri Sipil.

Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para pegawai yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Sanksi atas pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima.

G.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Siagian (1994:127-128), disiplin kerja pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut: Faktor-faktor umum dapat dikelompokan menjadi dua kelompok utama yaitu faktor yang datang dari diri orang itu sendiri misalnya, kondisi fisik, motivasi, tingkat ketrampilan, dan lain-lain. Faktor kedua yaitu keadaan yang datang dari luar diri seseorang, misalnya kondisi dan lingkungan kerja yang kurang menyenangkan.

Sedangkan menurut Soejono (1988:67) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja di antaranya adalah :

1. Para karyawan datang kekantor dengan tertib, tepat waktu dan teratur. Dengan datang kekantor secara tertib, tepat waktu dan teratur maka disiplin kerja dapat berlangsung dengan baik.


(33)

Berpakaian rapi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan karena dengan berpakaian rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja akan tinggi. 3. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati.

Sikap hati-hati dapat menunjukan bahwa seseorang memiliki sikap disiplin kerja yang baik karena apabila tidak hati-hati dalam menggunakan perlengkapan kantor maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian perusahaan.

4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan.

Dengan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan maka dapat menunjukan bahwa karyawan memiliki disiplin kerja yang baik juga menunjukan kepatuhan karyawan terhadap perusahaan.

5. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.

Dengan bertanggung jawab terhadap segala tugasnya menunjukan bahwa disiplin kerja karyawan tinggi.

Dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin adalah kesiapan pegawai dalam bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilimpahkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan, motivasi kerja pegawai dan lingkungan kerja.

H.

Indikator-Indikator Kedisiplinan

Kedisiplinan para pegawai dapat ditegakkan apabila para pegawai dapat mentaati peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.


(34)

24

Berikut ini adalah jenis indikator-indikator dalam pendisiplinan menurut Soejono (1986:67) adalah sebagai berikut

1. Ketepatan waktu

Yaitu para pegawai datang kekantor tepat waktu, tertib dan teratur. Sehingga segala aktivitas kerja di dalam kantor dapat berjalan semaksimal mungkin.

2. Kesetiaan / patuh pada peraturan yang ada

Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis di buat agar tujuan suatu organisasi dapat tercapai dengan baik, untuk itu di butuhkan sikap setia dari pegawai terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti sikap taat dan patuh dalam mengenakan seragam atau dalam melaksanakan komitmen yang telah di setujui bersama dan terhadap peraturan tata tertib yang telah ditetapkan 3. Penggunaan perlengkapan atau peralatan kantor

Yaitu sikap hati-hati dalam menggunakan perlengkapan atau peralatan kantor dapat menunjukan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan.

4. Kehadiran

Seorang dijadwalkan untuk bekerja harus hadir tepat pada waktunya tanpa alasan apapun (Amriany, 2004: 182)


(35)

I.

Upaya meningkatkan disiplin

Disiplin yang baik adalah disiplin yang timbul karena keinsafan, kesadaran bukan karena terpaksa, sehingga diperlukan adanya usaha untuk meningkatkan sikap disiplin. dalam skripsi andi supriyanto untuk meningkatkan sikap disiplin perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memberi penghargaan kepada pegawai yang telah menyelesaikan tugas dengan baik dan teratur.

2. Memberikan teguran kepada pegawai yang berbuat salah.

3. Memberikan penjelasan dan penerangan mengenai hal yang belum diketahui untuk menghilangkan rasa ragu-ragu.

4. Memberikan latihan dan kegiatan yang berkesinambungan untuk menambah ketrampilan dan rasa percaya diri.

Sedangkan menurut Soegeng (1994:61) mengungkapkan bahwa disiplin itu dapat tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak pada masa kanak-kanak dan terus berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Sikap mental seseorang terhadap nilai budaya yang ada disekitarnya akan dapat dibentuk dan dikembangkan dengan berbagai cara, yaitu melalui jalur-jalur :

1. Pendidikan informal didalam keluarga, pendidikan formal dalam sekolah atau didalam masyarakat.


(36)

26

2. Latihan-latihan yang terutama menekankan pada pembentukan kebiasaan untuk sikap patuh dan taat, yang dapat membentuk semangat penguasaan diri dan pengendalian diri.

3. Penanaman pengaruh dalam bentuk pemberian keteladanan atau panutan, koreksi, ganjaran, pujian atau penghargaan, serta pengendalian.

Melalui jalur tersebut diharapkan perilaku seseorang khususnya sikap mentalnya dapat terbina yang akan memperlihatkan sikap kepatuhan dan ketaatan. Perwujudannya tampak dalam perbuatan dan tindakan positif terhadap sistem nilai budaya masyarakat (Soegeng, 1994: 24)


(37)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Propinsi Jawa Tengah yang bertempat di Jl. Sisingamangaraja No. 3A Semarang.

B.

Sumber dan Jenis Data

Definisi sumber data menurut Arikunto (2002:107) adalah subjek dari mana data diperoleh. Data merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam penyusunan tugas akhir. Oleh karena itu data yang diperoleh dari penulis akan memperkuat hasil tugas akhir ini. Adapun sumber dan jenis data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya untuk pertama kalinya oleh peneliti untuk tujuan khusus. Dari data primer ini diperoleh metode penelitian yaitu metode wawancara yang merupakan metode yang digunakan dengan mengumpulkan data untuk memperoleh informasi secara langsung.


(38)

28

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan catatan tentang adanya suatu peristiwa ataupun catatan-catatan yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil (Nazir 1983:58). Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian, yaitu berupa sumber tertulis seperti dokumen dan arsip perusahaan, dalam rangka melengkapi data yang diperlukan.

C.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu penelitian, karena keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh kelengkapan data yang diperoleh. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada suatu obyek yang akan diteliti (Nazir, 1983 : 235). Dalam hal ini observasi meliputi segala hal yang menyangkut pengamanan aktifitas atau kondisi perilaku atau non perilaku. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kedisiplinan kerja pegawai di Dinas Koperasi dan UMKM dan Menengah Provinsi Jawa Tengah, sehingga menemukan permasalahan yang ada.

2. Wawancara


(39)

untuk suatu tujuan penelitian melalui proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka (Nazir, 1983:234). Melalui teknik wawancara ini penulis berusaha mencari informasi dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan petugas yang mengetahui permasalahan yang ada.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data-data yang disediakan oleh instansi (Arikunto, 2002: 236) maksudnya adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable-variabel, yang berupa catatan, transkip, buku, surat, notulen. Dalam hal ini penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan data yang telah dipublikasi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

4. Metode Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang diri pribadi atau hal lain yang di ketahui (Arikounto, 2006:226). Melalui metode angket ini penulis melakukan kuesioner penelitian kepada 25 pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah di Subbag Umum dan Kepegawaian kemudian diolah datanya dan diperoleh rata-rata prosentase yang didapat.

Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut :


(40)

30

a. Jawaban (Sangat setuju) diberi skor 5 b. Jawaban (Setuju) diberi skor 4 c. Jawaban (Ragu-ragu) diberi skor 3 d. Jawaban (Tidak setuju) diberi skor 2 e. Jawaban (Sangat tidak setuju) diberi skor 1

D.

Metode Analisis Data

Untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan dalam penulisan Tugas akhir ini teknis analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan menggambarkan keadaan atau fenomena. Penulis menggunakan metode ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran dan data secara sistematis tentang berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah sehingga penulis dapat mengolah dan menyajikan data yang sistematis, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya


(41)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa

Tengah

1. Sejarah Dinas

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Propinsi Jawa Tengah merupakan bentuk pengintergasian dari instansi kantor wilayah departemen koperasi dan pengusaha kecil menengah propinsi jawa tengah. Dinas Koperasi dan UMKM dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 7 tahun 2001 dengan nama Dinas Pelayanan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomer 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Jawa Tengah maka Dinas Pelayanan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berganti nama menjadi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Pergeseran kewenangan ini adalah sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan otonomi daerah yang mengharuskan adanya penyerahan urusan dibidang pelayanan koperasi dan usaha kecil menengah yang dahulu ditangani oleh pemerintah pusat dibawah departemen koperasi dan pengusaha kecil menengah menjadi urusan


(42)

32

pemerintah daerah. Dengan adanya perubahan terhadap sistem pemerintahan kearah desentralisasi dan dekonsentrasi maka bentuk pertanggung jawaban dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah bukan lagi kepada menteri negara melainkan kepada gubernur Jawa Tengah melalui sekda .

2. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah a. Visi

a) Pembangunan Koperasi dan UMKM Jawa Tengah.

b) Koperasi dan UMKM sebagai tulang punggung perekenomian Jawa Tengah.

b. Misi

a) Mewujudkan iklim usaha yang kondusif sebagai perkembangan Koperasi dan UMKM.

b) Memberikan kepastian usaha bagi Koperasi dan UMKM. c) Membangun SDM pengelola Koperasi dan UMKM yang

profesional dan mempunyai daya saing global. d) Menciptakan kultur usaha cinta Jawa Tengah.

e) Mengupayakan Jawa Tengah sebagai satu kesatuan ekonomi. f) Membuat jaringan ekonomi Koperasi, UMKM, dan UB (semua


(43)

3. Tugas Pokok

Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi dan UMKM berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. 4. Fungsi

Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan tekhnis bidang Koperasi dan UMKM.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Koperasi dan UMKM.

c. Pembinaan dan fasilitasi bidang Koperasi dan UMKM lingkup Propinsi dan kabupaten/kota.

d. Pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan Koperasi dan UMKM, pemberdayaan Koperasi dan UMKM, serta pemberdayaan koperasi simpan pinjam lingkup propinsi dan kabupaten/kota.

e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang Koperasi dan UMKM lingkup propinsi dan kabupaten/ kota.

f. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Suatu kantor memerlukan suatu pengorganisasian untuk menjalankan fungsi dan tugas-tugas tiap individu atau bagian dalam


(44)

34

kantor. Setiap bagian memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Diharapkan dengan adanya organisasi yang teratur, akan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan serta mampu mendorong kerja sama dalam kegiatan yang saling menunjang.

Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah memiliki suatu struktur organisasi yang merupakan suatu gambaran secara skematis tentang bagian yang terdapat dalam suatu badan atau lembaga.

Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur dan Tata Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah, Dinas Koperasi dan UMKM memiliki Struktur sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris, terdiri dari : a) Subbag Program b) Subbag Keuangan

c) Subbag Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Kelembagaan Koperasi dan UMKM, terdiri dari : a) Seksi Organisasi dan Badan Hukum

b) Seksi Pengawasan

d. Bidang Pemberdayaan UMKM, terdiri dari : a) Seksi Produksi

b) Seksi Pemasaran dan Jaringan Usaha e. Bidang Pemberdayaan Koperasi


(45)

b) Seksi Koperasi Non Pertanian

f. Bidang Pemberdayaan Koperasi dan Simpan Pinjam a) Seksi Jaringan dan Permodalan

b) Seksi Pengembangan dan Permodalan g. Unit Pelayanan Tekhnis Daerah (UPTD) h. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi dan tata kerja yang ada pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah dapat digambarkan sebagai berikut :


(46)

(47)

6. Penjabaran Tugas

Adapun penjabaran tugas yang ada pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai berikut :

1. Sekretaris

a. Subbag Program

a) Penyiapan bahan rencana dan program kerja.

b) Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program lingkup Dinas.

c) Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis penyusunan perencanaan dan program kerja di lingkungan Dinas.

d) Pengelolaan sistem informasi di lingkungan Dinas.

e) Evaluasi, monitoring dan pelaporan bidang program di lingkungan Dinas.

b. Subbag Umum dan Kepegawaian

a) Penyediaan bahan rencana dengan program kerja.

b) Pelaksanaan koordinasi bidang umum dan kepegawaian di lingkungan Dinas.

c) Pelaksanaan dan pelayanan administrasi bidang umum dan kepegawaian yang meliputi urusan rumah tangga, surat menyurat, kebersihan, keamanan, pemeliharaan, humas, protocol dan tata usaha kepegawaian di lingkungan Dinas.

d) Evaluasi, monitoring dan pelaporan bidang umum dan kepegawaian di lingkungan Dinas.


(48)

38

c. Subbag Keuangan

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Pelaksanaan koordinasi bidang keuangan di lingkungan Dinas. c) Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis bidang

keuangan yang meliputi urusan anggaran perbendaharaan dan akuntansi dilingkungan Dinas.

d) Evaluasi, monitoring dan pelaporan bidang keuangan di lingkungan Dinas.

2. Bidang Kelembagaan Koperasi dan UMKM a. Seksi Organisasi dan Badan Hukum

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan organisasi dan badan hukum.

c) Pemrosesan pengesahan pendirian, penggabungan, peleburan, pembubaran dan perubahan anggaran dasar koperasi.

d) Pelaksanaan penyuluhan perkoperasian. e) Pelaksanaan pembinaan asosiasi UMKM. f) Pelaksanaan koordinasi lintas sektor. b. Seksi Pengawasan

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan pengawasan koperasi.


(49)

d) Pelaksanaan pembinaan sistem pengendalian internal koperasi. e) Pelaksanaan pemberian sanksi administrasi koperasi.

3. Bidang Pemberdayaan UMKM a. Seksi Produksi

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan produksi UMKM.

c) Penyiapan bahan pelaksanaan, pelayanan administrasi dan teknis produksi UMKM.

d) Fasilitas akses pembiayaan bagi UMKM.

e) Penyiapan bahan rekomendasi pengajuan dana bergulir. f) Penyediaan sarana dan prasarana produksi UMKM. g) Monitoring dan evaluasi.

b. Seksi Pemasaran dan Jaringan Usaha

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan pemasaran dan jaringan usaha UMKM.

c) Penyiapan bahan pelaksanaan, pelayanan administrasi dan teknis pemasaran dan jaringan usaha UMKM.

d) Pelaksanaan identifikasi dan permasalahan yang dihadapi UMKM di bidang pemasaran dan jaringan usaha.

e) Penyediaan sarana dan prasarana. f) Pelaksanaan koordinasi lintas sektor. g) Monitoring dan evaluasi.


(50)

40

4. Bidang Pemberdayaan Koperasi Simpan Pinjam a. Seksi Jaringan dan Permodalan

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Penyiapan bahan rekomendasi pembukaan kantor cabang. c) Penyiapan bahan jaringan koperasi simpan pinjam dan unit

simpan pinja, koperasi.

d) Pelaksanaan pembinaan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

e) Fasilitasi akses pembiayaan bagi koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

f) Penyiapan bahan rekomendasi pengajuan dana bergulir. g) Monitoring dan evaluasi.

b. Seksi Pengembangan dan Kesehatan

a) Penyediaan bahan rencana dan program kerja.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan pengembangan dan kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam.

c) Pelaksanaan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

d) Pelaksanaan pembinaan pengelolaan, administrasi dan usaha koperasi simpan pinjam koperasi.

e) Pelaksanaan pembinaan standar operasional manajemen (SOM) koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.


(51)

f) Pelaksanaan pembinaan standar operasional prosedur (SOP) koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

g) Pelaksanaan pembinaan perpajakan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

h) Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan modal internal koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

i) Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan manajemen koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi. j) Pelaksanaan pembinaan dalam rangka peningkatan likuiditas

koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi.

B.

Deskripsi Hasil Penelitian

1. Kondisi tingkat kedisiplin pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan, baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Kondisi tingkat kedisiplinan pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah sudah cukup baik, para pegawai dapat


(52)

42

menjalankan tugasnya sesuai dengan waktunya,pegawai datang sesuai dengan waktunya dan pulang sesuai dengan jam yang sudah ditentukan, para pegawai slalu mentaati peraturan atau larangan yang sudah di tetapkan oleh dinas Koperasi dan UMKM Provinsi jawa Tengah.

2. Teknik pelaksanaan disiplin kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Disiplin merupakan salah satu kriteria yang dijadikan sebagai landasan atau dasar bagi kelancaran proses pembentukan, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia. Disiplin diperlukan karena dapat memaksakan individu untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah ditentukan lebih dulu, karena disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Pelaksanaan disiplin kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi sangat diperlukan karena kedisiplina kerja merupakan salah satu factor keberhasilan dalam perusahaan atau organisasi. Begitu juga dengan Dinas Koperasi dan UMKM berjalan sesuai dengan ketetapan disiplin pegawai yang mengatur ketentuan- ketentuan mengenai kewajiban, larangan dan sanksi atau hukuman.

Ketentuan tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan surat edaran Kepala Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 23/SE/1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Adapun


(53)

ketentuan pelaksanaan mengenai disiplin pegawai dapat dilihat dari pelaksanaan kedisiplinan. Para pegawai harus melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Sebagai contoh pegawai menaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dengan cara pegawai berbapakaian rapi dan sopan, mentaati jam kerja, menjaga dan memelihara barang-barang kantor, bekerja dengan tertib dan jujur, mempunyai motivasi tinggi untuk mengembangkan organisasi.

Pelaksanaan peraturan dapat dilihat dari para pegawai selalu menaati ketentuan jam kerja yang telah ditetapkan yaitu sesuai dengan surat keputusan Presiden Nomor: 58 Tahun 1964 tanggal 26 Maret 1964 perihal Ketentuan Jam Kerja dan Surat Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor: 222/M.PAN/8/2001 tanggal 31 Agustus 2001 dan Surat Bupati Tegal Nomor: 850/01573 tanggal 13 Mei 2005 perihal: Mentaati ketentuan Jam Kerja dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan jam kerja pada kantor-kantor pemerintah adalah sebagai berikut:

Hari kerja : Senin s.d Kamis : jam 07.00 – 14.00

Jumat : jam 07.00 – 11.00


(54)

44

3. Indikator-indikator kedisiplinan di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Adapun indikator-indikator yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM, sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1980 antara lain:

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah

2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindari segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri atau pihak lain

3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil

4. Mengangkat dan mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

5. Menyimpan rahasia Negara dan atu rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya

6. Memperhatikan dan melaksanakan segala peraturan pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannyamaupun yang berlaku secara umum

7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab


(55)

8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara

9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan korps Pegawai Negeri Sipil

10. Segera melaporkan kepadaatasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Negara/Pemerintah, terutama dibidang keamanan, keuangan dan materiil

11. Mentaati ketentuan jam kerja

12. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik

13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya

14. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyrakat menurut bidang tugasnya masing-masing

15. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya

16. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya

17. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya

18. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya 19. Memberikan kesempatan terhadap bawahannya untuk


(56)

46

20. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan

21. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesame Pegawai Negeri Sipil dan terhadap atasan

22. Hormat menghormati antar warga Negara yang memeluk Agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan

23. Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam masyarakat

24. Mentaati perintah peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku

25. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang 26. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan di Dinas Koperasi

dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan di dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah diantaranya adalah:

1. Para karyawan datang kekantor masih belum sesuai denagan jam yang ditentukan, pegawai kurang tepat waktu dan teratur maka disiplin kerja tidak berlangsung dengan baik.


(57)

Berpakaian rapi juga dapat mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan karena dengan berpakaian rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri.

3. kurangnya kesadaran dari pegawai tentang tanggung jawab yang ada.

4. kondisi keadaan dinas yang kurang menyenangkan sehingga menjadikan pegawai kurang semangat dalam menjalankan tuganya.

5. kurangnya motivasi pegawai dalam menjalankan tugas-tugasnya. 5. Upaya peningkatan displin di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Jawa Tengah.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai kedisiplinan pegawai, maka untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai di Dinas Koperasi dan UMKM terdapat beberapa factor Pendukung Pelaksanaan disiplin kerja semakin baik.

Factor-faktor tersebut diantaranya: a. Kepemimpinan

Pemimpin didalam suatu organisasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap bawahannya, karena pemimpin harus bias member keteladanan tindakan yang nantinya bias dicontoh oleh anak buah. Dengan keteladanan tersebut dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai. Perilaku seorang pemimpin akan dicontoh dan diikuti bawahannya yang nantinya akan menentukan berhasil tidaknya


(58)

48

perusahaan maju apabila tidak didukung dengan pegawai yang mempunyai dedikasi dan semangat untuk menjalankan perusahaan yang dilandasi dengan disiplin. Keberhasilan pegawai dalam mewujudkan kedisiplinan tergantung pada pimpinan yang mampumenggerakan pegawai karena pemimpin bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kegagalan pegawai

Pemimpin pada Dinas Koperasi dan UMLM sudah memberikan keteladanan tindakan yang patut dicontoh bawahannya dalam melaksanakan disiplin kerja. Hal ini terbukti dengan tidak pernahnya pimpinan tersebut melakukan keterlambatan dalam masuk kerja.

b. Pemberian balas jasa

Balas jasa merupakan imbalan pada pegawai karena yang bersangkutan telah memberikan bantuan atau sumbangan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberian jasa yang adil dapat meningkatkan kedisiplinan pegawai dalam melaksanakn tugas dan kewajibannya sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil. Balas jasa dapat berupa kenaikan gaji berkala dan peningkatan golongan pada pegawai Negeri Sipil.

c. Pemberian sanksi

Sanksi atau hukuma mempunyai paranan dalam memelihara kedisiplinan pegawai. Hukuman ini ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang mengatur tentang Disiplin pagawai Negeri Sipil.


(59)

Pejabat yang berwenang menghukum telah ditentukan dalam peraturan pemerintah diantaranya surat edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 23/SE/1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

d. Motivasi

Dengan adanya balas jasa dan penghargan para pegawai,di Dinas Koperasi dan UMKM, maka diharapkan akan termotivasi untuk melaksanakan disiplin yang lebih efektif sehingga dalam pencapaian tujuan dapat terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan adanya penghargaan pegawai akan termotivasi untuk bekerja dan tidak melakukan pelanggaran yang akan merugikan dirinya sendiri dan tempat ia bekerja.

6. Kendala-kendala yang dihadapi di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang penting bagi organisasi, karena semakin baik kedisiplinan pegawai semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik dari pegawai maka sulit bagi organisasi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan. Begitu juga di Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah mengalami kendala dalam melaksakan kedisiplinan walaupun tingkat hambatanya itu kecil. Dengan adanya hambatan bisa mengakibatkan pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik dan tidak menghasilkan produktivitas kerja yang


(60)

50

tinggi sesuai dengan harapan organisasi, tetapi bila kendala yang terjadi dapat dicegah maka pelaksanaan disiplin kerja dapat berjalan dengan baik.

Kendala-kendala yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah hanya masalah kedinasan, adapun kendala-kendala tersebut diantaranya adalah :

a. Keterlambatan masuk kantor

Merupakan faktor yang dilakukan pegawai baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Seperti terlambat bangun, ada keperluan pribadi yang didahulukan, kemacetan lalu lintas. Dengan adanya keterlambatan yang dilakukan pegawai tersebut dapat mengakibatkan tersendatnya pekerjaan yang ada didalam kantor.

b. Meningalkan pekerjaan atau tugas kantor

Pegawai meninggalkan kantor tanpa alasan atau izin kepada atasan, dapat mengakibatkan pekerjaan kantor tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu sehingga pekerjaan kantor menjadi menumpuk. Hal ini sama saja mencuri waktu jam kerja kantor yang dapat merugikan Negara.

c. Ketidakjujuran

Pegawai melaksanakan pekerjaan di luar kedinasan atau kantor dimana tempat pegawai bekerja. Hal ini terjadi dikarenakan gaji yang di peroleh dirasa kurang mencukupi kebutuhan keseharianya sehingga mencari pekerjaan di luar kantor untuk menambah penghasilan


(61)

tambahan dan mengabaikan tugas utamanya sebagai pegawai yang sudah di gaji oleh Negara untuk melayani masyarakat.

7. Solusi yang dilakukukan di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Solusi yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM, memberikan sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran baik kecil atau berat sesuai peratuaran yang ada, Meningkatkan kedisiplinan agar pegawai dapat mentaati peraturan yang ada, mendorong pegawai agar dapat memotivasi pegawai sehingga pegawai bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Mengawasi atau mengontrol pegawai agar pegawai serius menjalankan tugasnya sesuai dengan pekerjaanya masing agar dapat berjalan dengan baik.

8. Pelaksanaan sanksi pelanggaran di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Sedangkan sanksi atau hukuman yang diberikan kepada pegawai yang telah melakukan pelanggaran tingkat dan jenis hukumannya adalah:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil mengenai tingkat dan jenis hukuman disiplin.

1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: a. Hukuman disiplin ringan

b. Disiplin hukuman sedang, dan c. Hukuman disiplin berat


(62)

52

2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari a. Tegoran lisan

b. Tegoran tertulis

c. Pernyatan tidak puas secara tertulis 3. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari

a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun b. Penurunan gaji sebesar satu kali gaji berkala untuk paling lama 1

(satu) tahun

c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun 4. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari

a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun

b. Pembebasan dari jabatan

c. Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil

d. Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil 9. Hal-hal yang menyebabkan yang menyebabkan ketidak disiplinan

kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Kedisiplinan merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia yang penting bagi perusahaan, karena semakin baik kedisiplinan pegawai semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik dari pegawai, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan. Begitu


(63)

pula pada Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, mengalami hambatan dalam melaksanakan kedisiplinan walaupun hanya sedikit. Hambatan- hambatan bisa mengakibatkan pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik dan tidak menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan. Tetapi apabila hambatan bisa dicegah, maka pelaksanaan disiplin dapat berjalan lancar.

Hal-hal yang menjadi penyebab ketidak disiplinan kerja di Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah misalnya:

a. Kurangnya kepedulian pegawai terhadap disiplin

Masih adanya pegawai negeri sipil yang kurang peduli terhadap disiplin pegawai meskipun telah diberikan sosialisasi dan pembinaan b. Mangkir bekerja atau meninggalkan tugas

Pegawai tidak masuk tanpa izin kepada atasan tempat pegawai tersebut bekerja. ini biasa dikenakan hukuman menurut surat edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 23/SE/1980 pelanggaran disiplin.

c. Tidak menjalankan tugas yang diberikan

Pegawai yang bersangkutan memberikan tugas kepada orang lain tanpa sepengetahuan atasan tempat pegawai bekerja dan mengakibatkan orang lain mertasa dirugikan

d. Pengaruh ekonomi seorang pegawai

Pegawai melaksanakan pekerjaan diluar dari kedinasan dikarenakan gaji kurang dan mencari pekerjaan untuk menambah penghasilan


(64)

54

tambahan dan mengabaikan tugas utama sebagai Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah

C.

Pembahasan

Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan, baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Disiplin dapat diartikan sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang yang menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2002: 193). Hal ini ditunjukan dari sikap pegawai yang secara sukarela menaati semua peraturan kantor baik yang tertulis maupun tidak tertulis dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah sudah berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang disiplin pegawai, namun masih terdapat beberapa pegawai yang tidak menaati peraturan yang diterapkan. Misalnya, terlambat masuk kantor dan meninggalkan tugas disaat jam kerja sehingga mengakibatkan disiplin pegawai belum sepenuhnya terlaksana secara optimal.

Dengan adanya kesadaran dalam melaksanakan aturan-aturan kantor yang diwujudkan dalam disiplin kerja yang tinggi maka suatu produktivitas kerja


(65)

akan mudah tercapai, faktor utama untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari pegawai, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dan kemajuan dalam mencapai tujuan organisasi. Faktor-faktor pelaksanaan disiplin kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah adalah datang dari diri pegawai itu sendiri misalnya, pegawai datang ke kantor dengan tertib, teratur dan tepat waktu sehingga disiplin kerja dapat berlangsung dengan baik. Berpakaian rapi ditempat krja, dengan berpakaian rapi ditempat kerja maka suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja akan tinggi. Menggunakan perlengkapan kantor secara hati-hati, sikap hati-hati dalam menggunakan perlengkapan kantor maka kerusakan yang mengakibatkan kerugian akan dapat dicegah. Memiliki tanggung jawab yang tinggi, dengan bertanggung jawab terhadap segala tugasnya menunjukan disiplin kerja yang baik.

Pelaksanaan disiplin kerja pegawai yang diterapkan di Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah yaitu menggunakan self imposed dicipline yaitu pelaksanaan disiplin yang timbul dari seorang pegawai atas dasar kerelaan dan kesadaran, akan tetapi dalam kenyataannya masih terdapat beberapa pegawai yang disebabkan dorongan dari luar. Hal ini mengakibatkan adanya berbagai penyelewengan dan pelanggaran yang terjadi. Sehingga perlu adanya sarana untuk melakukan pembinaan bagi pegawai, ini bisa melalui dengan memberikan sanksi hukuman kepada pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Dengan adanya peraturan tersebut pegawai mampu mewujudkan kedisiplinan dengan baik


(66)

56

sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang tenang dan kondusif untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Sanksi atau hukuman mempunyai peranan dalam memilihara kedisiplinan pegawai, hukuman ditetapkan berdasarkan pertimbangan dari atasan. Dengan adanya hukuman dapat mendidik dan mengoreksi kesalahan yang dilakukan sehingga dapat memeperbaiki dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Sanksi indisipliner yang di terapkan pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah terdiri hukuman ringan, hukuman sedang, dan hukuman berat. Hukuman ini dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakitinya.

Sanksi atau hukuman mempunyai peranan dalam memelihara kedisiplinan pegawai, pada Dinas Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah hukuman ditetapkan sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang berwenang menghukum. Dengan adanya hukuman, dapat mendidik dan membuat efek jera bagi pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin.

Hukuman yang Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah kepada pegawai telah ditetapkan dan ada prosedur-prosedurnya dari hukuman ringan, hukuman sedang dan hukuman berat. Misalnya bagi pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, yang sering terlambat masuk kerja, bersantai-santai dan mengobrol pada jam kerja serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang talah ditetapkan, pertama akan diberi peringatan secara lisan


(67)

oleh pimpinan dan jika pegawai masih mengulanginya maka akan diberi surat teguran secara tertulis. Jika masih mengulanginya maka akan dihukum sesuai dengan prosedur yang ada di Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah.

Keteladanan pemimpin mempunyi pengaruh yang besar dan penting dalam upaya peningkatan disiplin kerja pegawai karena pemimpin dijadikan teladan atau panutan dan akan menjadi contoh bagi pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai. Keteladanan pemimpin Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, mampu mendorong pegawai dalam melaksanakan kedisiplinan karena pimpinan selalu memberikan contoh bagi para bawahannya, yaitu dengan cara datang teratur dan tidak terlambat, memberikan bimbingan kepada pegawai, berwibawa dan tegas dalam mengambil keputusan. Menurut Hasibuan (2002:195) dengan keteladanan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik, sebaliknya jika keteladanan pimpinan kurang baik maka para bawahan akan kurang disiplin.

Peningkatan disiplin kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, terdapat faktor yang mendukung kedisiplinan kerja yaitu faktor kepemimpinan, pemberian penghargaan bagi pegawai, pemberian sanksi agar pegawai tidak melanggar peraturan, dan motivasi kerja agar pegawai semangat, rajin dan tekun bekerja. Adapun faktor penghambatnya antara lain yaitu kurangnya kepedulian pegawai terhadap disiplin, mangkir bekerja atau meninggalkan tugas, tidak menjalankan tugas yang diberikan, pengaruh ekonomi seorang pegawai.


(68)

58

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah dapat disimpulkan:

1. Kedisiplinan kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah menggunakan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, namun beberapa pegawai masih melakukan pelanggaran kedisiplinan. 2. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa

Tengah dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan menangani kendala-kendala yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah seperti terlambat masuk kantor, bersantai-santai dan mengobrol serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditetapkan sudah berjalan membaik. Hal ini dibuktikan dengan keteladanan pimpinan sehingga mampu menciptakan disiplin kerja yang baik. Hukuman disiplin juga diberikan kepada pegawai yang melanggar peraturan kedisiplinan kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah


(69)

B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah penulis dapat memberikan saran antara lain:

1. Disiplin kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah perlu ditingkatkan karena masih adanya pegawai yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan seperti terlambat masuk kantor, bersantai-santai dan mengobrol serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditetapkan.

2. Tindakan terhadap pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan kepada pegawai harus bersikap tegas, sehingga dapat membuat efek jera bagi pegawai yang melakukan tindakan indisipliner. Karena dengan terciptanya kedisiplinan yang baik akan tercipta suasana kerja yang kondusif dan produktifitas yang tinggi.


(70)

60

DAFTAR PUSTAKA

Amriany, F. Yusti, P. R. Gunadi. A. 2004. Iklim Organisasi yang kondusif

meningkatkan disiplin kerja. Anima. Fakultas Psikologi Universitas

Surabaya. Vol. 19. No. 2. h. 179-193

Anoraga, P. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta Yogyakarta

Hani, Handoko T. 1998. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta

Hasibuan, Malayu 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Heidjrachman dan Suad Husnan. 1990. Manajemen Personalia. BPFE :Yogyakarta.

Mathis, Robert dan Jackson, Jhon. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba mpat.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Jakarta

Nitisemito, Alex S., Manajemen Personalia , 1996, cetakan ke 8, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Priyodarminto, soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pratnya Paramita.

Siagian, P. Sondang.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet, Achmad. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang. UNNES Press

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara.

Soejono, Imam. 1988. Tekhnik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Jaya Sakti

Sulistyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(71)

(1)

sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang tenang dan kondusif untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Sanksi atau hukuman mempunyai peranan dalam memilihara kedisiplinan pegawai, hukuman ditetapkan berdasarkan pertimbangan dari atasan. Dengan adanya hukuman dapat mendidik dan mengoreksi kesalahan yang dilakukan sehingga dapat memeperbaiki dan tidak melakukan kesalahan yang sama. Sanksi indisipliner yang di terapkan pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah terdiri hukuman ringan, hukuman sedang, dan hukuman berat. Hukuman ini dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai dan bukan untuk menyakitinya.

Sanksi atau hukuman mempunyai peranan dalam memelihara kedisiplinan pegawai, pada Dinas Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah hukuman ditetapkan sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1980 tentang peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang berwenang menghukum. Dengan adanya hukuman, dapat mendidik dan membuat efek jera bagi pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin.

Hukuman yang Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah kepada pegawai telah ditetapkan dan ada prosedur-prosedurnya dari hukuman ringan, hukuman sedang dan hukuman berat. Misalnya bagi pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, yang sering terlambat masuk kerja, bersantai-santai dan mengobrol pada jam kerja serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang talah ditetapkan, pertama akan diberi peringatan secara lisan


(2)

57

oleh pimpinan dan jika pegawai masih mengulanginya maka akan diberi surat teguran secara tertulis. Jika masih mengulanginya maka akan dihukum sesuai dengan prosedur yang ada di Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah.

Keteladanan pemimpin mempunyi pengaruh yang besar dan penting dalam upaya peningkatan disiplin kerja pegawai karena pemimpin dijadikan teladan atau panutan dan akan menjadi contoh bagi pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai. Keteladanan pemimpin Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, mampu mendorong pegawai dalam melaksanakan kedisiplinan karena pimpinan selalu memberikan contoh bagi para bawahannya, yaitu dengan cara datang teratur dan tidak terlambat, memberikan bimbingan kepada pegawai, berwibawa dan tegas dalam mengambil keputusan. Menurut Hasibuan (2002:195) dengan keteladanan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik, sebaliknya jika keteladanan pimpinan kurang baik maka para bawahan akan kurang disiplin.

Peningkatan disiplin kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, terdapat faktor yang mendukung kedisiplinan kerja yaitu faktor kepemimpinan, pemberian penghargaan bagi pegawai, pemberian sanksi agar pegawai tidak melanggar peraturan, dan motivasi kerja agar pegawai semangat, rajin dan tekun bekerja. Adapun faktor penghambatnya antara lain yaitu kurangnya kepedulian pegawai terhadap disiplin, mangkir bekerja atau meninggalkan tugas, tidak menjalankan tugas yang diberikan, pengaruh ekonomi seorang pegawai.


(3)

58

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah dapat disimpulkan:

1. Kedisiplinan kerja pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah menggunakan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, namun beberapa pegawai masih melakukan pelanggaran kedisiplinan. 2. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa

Tengah dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai dan menangani kendala-kendala yang ada pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah seperti terlambat masuk kantor, bersantai-santai dan mengobrol serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditetapkan sudah berjalan membaik. Hal ini dibuktikan dengan keteladanan pimpinan sehingga mampu menciptakan disiplin kerja yang baik. Hukuman disiplin juga diberikan kepada pegawai yang melanggar peraturan kedisiplinan kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah


(4)

59

B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan Disiplin Kerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah penulis dapat memberikan saran antara lain:

1. Disiplin kerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah perlu ditingkatkan karena masih adanya pegawai yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan seperti terlambat masuk kantor, bersantai-santai dan mengobrol serta meninggalkan kantor sebelum waktu yang telah ditetapkan.

2. Tindakan terhadap pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan kepada pegawai harus bersikap tegas, sehingga dapat membuat efek jera bagi pegawai yang melakukan tindakan indisipliner. Karena dengan terciptanya kedisiplinan yang baik akan tercipta suasana kerja yang kondusif dan produktifitas yang tinggi.


(5)

60

DAFTAR PUSTAKA

Amriany, F. Yusti, P. R. Gunadi. A. 2004. Iklim Organisasi yang kondusif meningkatkan disiplin kerja. Anima. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Vol. 19. No. 2. h. 179-193

Anoraga, P. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta Yogyakarta

Hani, Handoko T. 1998. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta

Hasibuan, Malayu 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Heidjrachman dan Suad Husnan. 1990. Manajemen Personalia. BPFE :Yogyakarta.

Mathis, Robert dan Jackson, Jhon. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba mpat.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia : Jakarta

Nitisemito, Alex S., Manajemen Personalia , 1996, cetakan ke 8, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Priyodarminto, soegeng. 1994. Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pratnya Paramita.

Siagian, P. Sondang.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Slamet, Achmad. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang. UNNES Press

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi Aksara.

Soejono, Imam. 1988. Tekhnik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Jaya Sakti

Sulistyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(6)

61