PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KERJA RODI DI TAPANULI 1930-1939.

PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN
KERJA RODI DI TAPANULI 1930-1939

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Robintang Helena Situmorang
NIM. 309121066

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK

Robintang Helena, NIM : 309 121 066, Perlawanan Rakyat Terhadap
Pelaksanaan Kerja Rodi Di Tapanuli 1930-1939.
Skripsi Jurusan
Pendidikan Sejarah program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.
Kerja rodi memiliki arti kerja tanpa upah, tanpa istirahat, kerja rodi ini timbul
karena kekuasaan Belanda yang merampas semua hak atas rakyat Tapanuli serta
banyaknya ancaman-ancaman yang dilakukan Belanda untuk memaksa rakyat
Tapanuli mengerjakan kerja rodi. Kerja rodi di Tapanuli ini diperlukan baik untuk
memperbesar surplus dengan perluasan infrastruktur-pemukiman dan pengolahan
tanah serta pmbangunan jaringan, lalu lintas dan irigasi-dan untuk membiayai
anggaran aparatur pemerintah yang diperlukan untuk meneruskan dan
menggalakan eksploitasi kolonial, bahwasanya tenaga kerja demikian ini dibayar
murah bahkan tidak dibayar, berakibat bahwa jasa rakyat dapat digunakan dengan
besar-besaran dan semau-maunya sehingga didalam laporan tetap mendapat
tempat, kalaupun diberi, sedikit saja. demi membangun sebuah benteng dan jalan
raya, tanpa membantah apa yang telah diperintahkan oleh tentara Belanda, dan
menuruti apa yang diperintahkannya.
Daendels terkenal dengan kekejamannya dan telah mengadakan rodi dan
memaksa rakyat menanam kopi yaitu hasil satu-satunya yang amat laris di
Eropah, karena paksaan ini menyebabkan rakyat tak sempat lagi menanam yang
perlu baginya, hingga sampai mati kelaparan. Untuk memperoleh data yang
dibutuhkan maka peneliti menggunakan metode library Research. Dimana penulis
memperoleh sumber berdasarkan dari buku-buku yang relevan berhubungan

dengan judul yang diatas serta diperoleh dari koran-koran yang saling
berhubungan dengan perlawanan rakyat atas pelaksanaan kerja rodi di tapanuli
1930-1939.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dimana rakyat Tapanuli sangat
merasakan nasib yang begitu malang, dimana mereka diperlakukan seperti
layaknya binatang, mereka dipaksa kerja dengan berjam-jam tanpa adanya diberi
upah sesen pun dari penguasa. Banyak yang kehilangan nyawa diakibatkan
kejamnya masa pemerintahan Daendels. Selain mereka dipaksa kerja, hak atas
milik mereka juga diambil dengan semena-mena oleh penjajah. Melihat apa yang
dirasakan masyarakat Tapanuli, seorang aktivis tergerak hatinya yaitu Tuan
Manullang, begitu banyak cara yang dilakukan Manullang untuk melepaskan
masyarakat dari pelaksanaan kerja rodi tersebut walaupun harus mengorbankan
dirinya termasuk ditahan dalam sel akibat membeberkan kepada media sosial
tentang bagaimana kejamnya sistem pemerintahan saat itu selain nama tuan
Manullang masih banyak lagi nama yang mendukung perlawanan pelaksanaan
kerja Rodi.

KATA PENGANTAR
Semoga Allah menjadikan diri kita sebagai hamba yang selalu mendapat
karunia, dan kita bisa selalu menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur atas

nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ucapan syukur ini juga terucap atas
Berkat Allah yang memperkenankan diri peneliti hingga menyelesaikan
perkuliahan ini. Mudah-mudahan ini semua menjadi hikmah yang sangat
mendalam agar menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang banyak.
Ketika kasih sayang dan doa kedua orang tua mengiringi saya, menambah
semangat dan keyakinan saya dalam menyelesaikan studi S1 ini. Pengorbanan
yang begitu tulus dari ayahanda B.Situmorang dan Ibunda S.Silaen yang tak dapat
tergantikan menjadikan diri penulis untuk menjadi anak yang selalu berbakti
kepada orang tua.
Skripsi ini berjudul “Perlawanan Rakyat Terhadap Pelaksanaan Kerja Rodi
Di Tapanuli 1930-1939”. Kesemuanya ini dapat selesai berkat adanya arahan,
dorongan, dan bimbingan dari pembimbing skripsi penulis, yaitu bapak Dr. Phil.
Ichwan Azhari MS yang telah begitu banyak membimbing peneliti. Peneliti
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu peneliti harapkan masukan dari bapak/ibu dosen
penguji, baik itu berupa saran maupun masukan yang bersifat membangun demi
kebaikan skripsi ini dikemudian hari.
Bersamaan dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :


1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Terimakasih juga kepada bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS selaku dosen
pembimbing penulis yang telah begitu banyak membantu penulis,
memberikan semangat pemikiran dalam membimbing peneliti hingga
peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial UNIMED serta dosen Penguji saya.
4. Ibu Dra. Hafnita SD. Lubis M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Sejarah dan dosen penguji saya.
5. Bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membuka
cakrawala peneliti sekaligus mendedikasi melalui proses belajar mengajar
selama beberapa tahun.
6. Ayahanda B.Situmorang dan Ibunda S.Silaen yang telah memberi
semangat, dorongan moril serta kasih sayang yang tak terhingga.
7. My sister Eva Luisa,Amd yang telah membantu saya dalam dorongan
moril dan memberikan motivasi yang begitu hebat terhadap saya.
8. Buat bg Ater Budiman, M.Si dan bg Jhon Fawer S.Pd yang telah banyak
membantu saya dalam penulisan skripsi saya ini.
9. Buat staf PUSSIS, bg Ramadhan S.Pd, bg Hendri Dalimunthe yang telah
membantu peneliti dalam mengumpulkan sumber-sumber penelitian

peneliti.
10. Buat teman-teman tersayang M.S & B Reguler 09 (Pasukan AHH), Melda
diana napitupulu, Ervina Sinaga, Monalisa, Kuny, Mila, Hotnida, Oka,

Dian, Nurhayati, dan masih banyak lagi yang tak bisa dipersebutkan satu
per satu, yang telah banyak membantu peneliti.
11. Buat teman-teman Ambai 73 A, Marwanty situmorang, Noviana Tarigan,
Martyane sitorus, Eris elfrida simatupang, Obrin lumban gaol, Patar
Banjarnahor yang selalu memberikan keceriaan dan semangat pada saat di
rumah.
12. Buat kawan PPL SMA NEGERI 1 SUMBUL ada kesuk, kag wida, juleha,
ibu selamat pagi dan ibu suara cempreng, makasih atas semangat yang
diberikan terhadap saya.
13. Buat adik-adik stambuk ’010 Pendidikan Sejarah, sherly vani, frianko,
agus sitohang dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tak lupa pula terimakasih penulis ucapkan yang sedalam-dalamnya atas
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhirnya peneliti berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Juli 2013
Penulis,


Robintang helena S
NIM : 309 121 066

DAFTAR ISI
Abstrak .................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Tulisan .......................................................................................... v
Daftar Isi.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 5
1.3 Perumusan Masalah ............................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Konsep ................................................................. 7
2.1.1 Konsep Perlawanan ....................................................... 7
2.1.2 Konsep Kerja Rodi ........................................................ 8

2.2 Kerangka Berpikir ............................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................ 15
3.2 Sumber Data ......................................................................... 17
3.2.1 Data Primer ................................................................... 17
3.2.2 Data Sekunder ............................................................... 18
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 19
3.4 Teknik Analisa Data ............................................................. 19

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Faktor Penyebab Kerja Rodi ................................................ 20
4.2. Jenis-Jenis Kerja Rodi ......................................................... 34
4.3. Respon Masyarakat Atas Pelaksanaan Kerja Rodi Yang
Diterbitkan Dalam Media Pers .................................................... 40

4.4. Perlawanan yang dilakukan Masyarakat Melalui Media
Pers Atas Pelaksanaan Kerja Rodi.................................................50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN ................................................................... 75
5.2. SARAN ............................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................

Daftar Tulisan Koran
Scan 1: Politik djajahan sebelum abad ke XX.......................................... 20
Scan 2 : Hukuman diganti dengan hukuman kerja paksa .......................... 35
Scan 3 : Respon masyarakat yang dimuat diharian koran.......................... 43
Scan 4 : Keadaan masyarakat penduduk Tarutung .................................... 44
Scan 5 : Kesengsaraan yang dialami masyarakat Tapanuli........................ 47
Scan 6 : Penahanan gaji masyarakat Tapanuli. ........................................ 59
Scan 7 : VOC & Kedatangan Daendels .................................................... 69
Scan 8 : Kewajiban masyarakat mengerjakan kerja rodi .......................... 70
Scan 9 : pekerjaan rodi yang dilakukan dengan paksaan. .......................... 71
Scan 10 : Kewajiban pekerjaan rodi. ........................................................ 73

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana
rempah-rempah

menjadi

komoditas

yang

paling

menguntungkan

pasar

internasional. Itulah yang mendorong para pemilik modal di negara-negara eropa
melakukan ekspedisi ke Asia dan Afrika, dimana bahan baku rempah rempah
mudah didapatkan. Tentu saja kebutuhan dari pengusaha internasional adalah
tanah seluas-luasnya, tenaga kerja murah, sebagai sumber bahan baku yang
murah. Dan tidak lupa keamanan dalam


menjalankan produksi. Maka

dihadirkanlah tentara belanda, Tugas pokoknya adalah menciptakan ketakutan,
kepatuhan, agar para rakyat bekerja sekeras-kerasnya tanpa perlawanan. Bagi
rakyat yang melawan akan diberi sanksi fisik yang berupa penyiksaan, cambuk,
penjara, hingga hukuman mati.
Kolonialisme di Sumatera Utara masuk lewat penjinakan dan penaklukan
penguasa lokal yaitu dengan memberi mereka upeti, pajak dan dibangunkan istana
dan mesjid yang megah. Jadilah para Sultan menjadi Raja sunguhan yang
mempunyai wibawa dimata rakyatnya. Pihak penguasa kolonial tidak susah-susah
melakukan kontrol langsung, cukup memelihara atau mendapatkan penguasa lokal
yang mau jadi komprador. Apalagi biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal.
Strategi ini cukup ampuh untuk beberapa lama menaklukan perlawanan buruh.
Begitu kuatnya penguasa kolonial sehingga mampu menjalankan sistem kerja
paksa di nusantara hampir tanpa perlawanan yang berarti, rakyat indonesia ( buruh

dan tani ) begitu menderita. Dampak penting dari gerakan kolonialisme ialah
timbulnya sistem Kolonial dan situasi kolonial di Negara jajahan. Ciri pokok
hubungan


colonial

pada

dasarnya

berpangkal

pada

dasarnya

prinsip

dominasi,eksploitasi,diskriminasi, dan dependensi. Situmorang, (2008:ii)
Pada masa jaya nya Hindia Belanda pada masa itu sekitar tahun 1807
pembangunan infrastruktur kemudian dengan masa “penghambaan diri’ atau lebih
dikenal dengan “Rodi” pada zaman Herman William Deandels yang terkenal
dengan sistem kerja rodi nya atas rakyat Indonesia. Kerja Rodi memiliki arti kerja
tanpa upah, tanpa istirahat demi membangun sebuah benteng dan jalan raya, tanpa
membantah apa yang telah diperintahkan oleh tentara Belanda, dan menuruti apa
yang diperintahkannya. Pada kondisi ini, rodi sendiri dikerjakan para lelaki secara
bersama-sama atau serentak terhadap suatu proyek pembangunan tertentu.
Sistem kerja rodi ini sangat tidak manusiawi dirasakan para rodi, hal ini
dikarenakan dalam sistem kerja rodi pekerja hanya bekerja tanpa menerima
bayaran, harus menyediakan sendiri makanan, tempat tinggal dan kesehatan nya.
Pihak yang punya kerja ( Gubernemen, pembesar/pemuka atau “strata elite“)
hanya ingin proyek tersebut selesai.
Pekerjaan untuk bangunan umum seperti jembatan, jalan, bangunan air,
sebagian dilakukan dengan menggunakan kerja paksa dan sebagian dengan
perongkosan dari keuangan pemerintah. Misalnya ketika pelabuhan Tanjung
Priok mulai di bangun pada tahun 1872 dan selesai pada tahun 1893.
Pelabuhan padang pada tahun itu juga mulai dibangun, sedang pelabuhan
belawan sejak tahun 1890. Dari tahun 1890-1893 dibangun bangunan air untuk
daerah persawahan yang sangat luas dengan mengerahkan tenaga 300.000
kerja-harian oleh tenaga kerja-paksa. Biaya yang dipakai sebesar satu juta.
Dalam masa tanam paksa telah dibuat bangunan irigasi dipanurakan, Cirebon,
Delta Branas dan Demak. Selain itu didalam pelaksanaan kerja paksa
menimbulkan penyimpangan yang memberatkan beban rakyat. Telah terjadi
bahwa bagian yang ditanami untuk tanaman paksa melebihidari 1/5,

umpamanya sampai 1/3 atau 1/2. Sering kali rakyat dipindahkan ketempat
yang jauh dari desanya, pekerjaan berat diperlukan untuk pengangkutan,
mengolah hasil dipabrik, membuat jalan saluran air dn jembatan. Setelah
mereka melakukan banyak tenaga kerja tidak dibayar. Kartodirdjo,(1976 : 15)
Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan.
Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan
Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal
dengan nama Jalan Pos. Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa
menanam kopi di daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat
Indonesia yang menjadi korban kerja rodi.

Selain itu Jalan terowongan atau batu lubang adalah salah satu bukti
sejarah perjuangan rakyat Tapanuli dalam menjalankan kerja rodi . Konon cerita
awal dibuatnya jalan tersebut adalah pada saat masa rodi dulu. Pada sekitar tahun
1930, saat penjajah Belanda masuk ke tanah batak melalui Barus mempunyai
masalah untuk melewati jalan ini, karena ditutup batu gunung yang keras dan
hutan belantara. Karena mereka menjajah, memaksa para tahanan jajahan perang
yakni para pejuang Indonesia ini untuk kerja paksa (rodi), untuk membuat lubang
dengan memahat batu-batu hingga bisa tembus ke jalan Tarutung-Sibolga-saat ini
(Tapanuli Tengah). Jadilah Batu Lubang yang dikerjakan tawanan perang ditawan
oleh penjajah Belanda.

Tidak terhitung berapa banyak nyawa pekerja yang tewas saat
pembangunan jalan dengan sistem kerja rodi tersebut. Ya, pembangunan jalan
tersebut memang memakan sangat banyak darah anak bangsa ini. Sangking

kejamnya, mereka yang tewas langsung saja dibuang ke dalam jurang yang
melingkari Bukit Barisan sedalam ratusan meter tersebut.

Menurut

Simanjuntak (2008:2)

masalah yang terbentuk didalam

masyarakat akibat berbagai faktor yang berhubungan dengan kepentingan dan
tujuan masing-masing orang atau kelompok. Masalah menjadi muncul ketika
terbentuk hubungan sosial antar individu dan antar kelompok.

Pihak Belanda memikirkan berbagai rencana yang semuanya mempunyai
sasaran umum yang sama yaitu bagaimana memperoleh hasil dalam jumlah harga
yang tinggi sehingga akan memberikan keuntungan. Pemikiran tersebut tidak
pernah dirumuskan secara eksplisit tetapi tampaknya sistem itu didasarkan pada
suatu prinsip umum yang sederhana.Ricklefs, (2008:260)
Pada dekade 1920-an tercatat bahwa di setiap kota besar, ada penerbitan
surat kabar, baik sebagai corong organisasi tertentu, maupun tidak. Kehidupan
pers pada masa tersebut relatif bebas, karena untuk menerbitkan surat kabar, tidak
diperlukan izin khusus dari Pemerintah Hindia Belanda, sehingga sebaliknya
pemerintah tidak dapat melakukan pembredelan. Penerbitan surat kabar menjadi
elemen yang penting dari gerakan kuli, karena masing-masing organisasi dapat
mengemukakan pandangan mereka serta melakukan perdebatan melalui sarana
ini. Para aktivis umumnya mengandalkan surat kabar baik sebagai sarana
perdebatan sesama aktivis maupun untuk mengkritik sejumlah kebijaksanaan
pihak pengusaha dan negara. Melihat berbagi latar belakang diatas penulis tetarik

untuk menulis “Perlawanan Rakyat Terhadap Pelaksanaan Kerja Rodi Di
Tapanuli 1930-1939.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah
adalah:

1.

Faktor munculnya kerja rodi di Tapanuli.

2.

Apa saja jenis kerja rodi yang dilaksanakan di Tapanuli.

3.

Respon masyarakat atas pelaksanaan kerja rodi yang diterbitkan didalam
media pers tersebut.

4.

Perlawanan yang dilakukan masyarakat melalui media pers atas
pelaksanaan kerja rodi.

C. Rumusan Masalah

1.

Apa penyebab muncul nya kerja rodi di Tapanuli?

2.

Apa saja jenis kerja rodi yang dilaksanakan di Tapanuli?

3.

Bagaimana respon masyarakat terhadap kerja rodi yang diterbitkan
didalam media pers?

4.

Bagaimana perlawanan yang dilakukan masyarakat melalui media pers
terhadap kerja rodi tersebut ?

D. Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui penyebab munculnya kerja rodi Tapanuli.

2.

Untuk mengetahui apa saja jenis kerja rodi yang dilaksanakan di Tapanuli.

3.

Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kerja rodi yang diterbitkan
didalam media pers.

4.

Untuk mengetahui perlawanan lewat media terhadap kerja rodi.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti.

2.

Menambah informasi kepada masyarakat Sumatera Utara khususnya di
tarutung tentang bagaimana keadaaan kuli kontrak.

3.

Sebagai bahan perbandingan terhadap buruh pada zaman kolonial dengan
zaman sekarang.

4.

Untuk menambah khasanah kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya
Fakultas Ilmu Sosial, Pendidikan Sejarah.

5.

Sebagai bahan pengetahuan dan kemampuan bagi peneliti dalam
pembentukan karya ilmiah

BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
1. kerja rodi ini timbul karena kekuasaan Belanda yang merampas semua hak
atas rakyat Tapanuli serta banyaknya ancaman-ancaman yang dilakukan
Belanda untuk memaksa rakyat Tapanuli mengerjakan kerja rodi. Kerja
rodi di Tapanuli ini diperlukan baik untuk memperbesar surplus dengan
perluasan

infrastruktur-pemukiman

dan

pengolahan

tanah

serta

pmbangunan jaringan, lalu lintas dan irigasi-dan untuk membiayai
anggaran aparatur pemerintah yang diperlukan untuk meneruskan dan
menggalakan eksploitasi kolonial, bahwasanya tenaga kerja demikian ini
dibayar murah bahkan tidak dibayar, berakibat bahwa jasa rakyat dapat
digunakan dengan besar-besaran dan semau-maunya sehingga didalam
laporan tetap mendapat tempat, kalaupun diberi, sedikit saja.
2. kerja rodi yaitu kerja paksa atau usaha yg dilakukan oleh beberapa orang
(lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan bersama pemerintah
yang mutlak diperlukan untuk kelancaran pembangunan.
ada 3 jenis kerja rodi yaitu :
1) Krigadiensten yaitu kerja rodi untuk kepentingan bersama yakni
kepentingan raja atau lurah dan kepentingan petani misalnya
perbaikan jalan, jembatan.

1

2) Wachtdiensten yaitu kerja rodi dalam bentuk jaga malam yakni
untuk menjaga rumah, pekarangan rumah, atau milik berharga dari
raja atau lurah.
3) Gugurgunungdiensten yaitu kerja rodi untuk menanggulangi
malapetaka atau kecelakaan dan juga pekerjaan yang membutuhkan
penyelesaian dengan cepat.
3. Banyak respon yang diberikan masyarakat Tapanuli terhadap kebijakan
pelaksanaan kerja rodi yang dimuat didalam media pers, respon yang
dimuat mendatangkan petaka kepada Tuan Manullang yang merupahkan
pelopor dari penghapusan pelaksanaan kerja rodi, dimana Tuan Manullang
masuk sel besi dikarenakan memuat berita tentang kekejaman kerja rodi,
selain Tuan Manullang Parada Harahap juga ikut memberikan respon dan
mengalami hal yang sama dengan Tuan Manullang.
4. Perlawanan yang dilakukan dalam penghapusan kerja rodi melalu media
pers, Tuan Manullang merformulasi keputusan terpenting yang dihasilkan
oleh kongres dengan suara-bulat sebagai berikut : menolak kedatangan
concessie-jagers, Menuntut dihapuskan (ditiadakan) nya rodi stelsel yang
terkutuk itu. Hatopan Kristen Batak menegaskan usulannya bahwa kalau
tetap tak bisa dihapuskan oleh pemerintah karena bersifat pekerjaan
umum, supaya diberlakukan kepada semua penduduk baik pribumi
maupun non-pribumi berarti termasuk bagi orang Eropah, begitulah
catatan Manullang dan Hatopan Kristen Batak menuntut, bukan saja hanya
penghindaran ekses ekonomi dari beban rodi tapi lebih-lebih soal

2

pengakuan terhadap harkat atau harga diri warga Tapanuli sehingga pada
kerja rodi pada tahun 1930 telah diganti dengan belasting jalan.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian maka penulis menyarankan agar :
1. Pemerintah dapat belajar dari masa lalu, begitu banyak penderitaan rakyat
Indonesia dimana diakibatkan oleh bangsa Belanda yang leluasa masuk dan
menguasai wilayah Nusantara. Melalui tulisan ini dimana pemerintah lebih
bijaksana dalam mengambil sikap, karena keputusan dari pemerintah itu lah
yang menentukan hidup khalayak orang banyak. Jangan sampai kerja rodi
terjadi kembali di negara Indonesia kita ini.
2. Para sejarahwan atau rakyat biasa lebih mempelajari lebih dalam sejarah
Indonesia. Dan rakyat menghargai jasa para pahlawan, dimana mereka
telah rela berkorban demi nasib bangsa Indonesia.

3

DAFTAR PUSTAKA

Breman, Jan, 1986. Penguasaan Tanah Dan Tenaga Kerja. Jakarta : LP3ES.
Breman, Jan. 1997. Menjinakan Sang Kuli. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Castles, Lance. 2001. Kehidupan Politik Suatu Keresisdenan di Sumatera
Tapanuli. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2011. Buku Pedoman Penulisan
Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah. Medan: FIS UNIMED.
Gottschalk, Louis.1985 . Mengerti Sejarah. Jakarta : Universitas Indonesia (UI
press).
Irsan, Abdul. 2002. Voc di Kepulauan Indonesia : Berdagang dan menjajah.
Jakarta : PT. Balai Pustaka
Kartodirdjo, Sartono . Dkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : PT.
Grafitas.
Kartodirdjo, Sartono . Dkk. 1976. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : PT.
Grafitas..
Kartodirdjo, Sartono . Dkk. 1990. Pengantar Indonesia Baru : Sejarah
Pergerakan Nasional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Khudori. 2004. Neoliberalisme Menumpas Petani. Yogyakarta : Resist Book.
Kuntjoro, Dorodjatun, Jakti. 2000. Sejarah Ekonomi Indonesia Berbagai
Tantangan Baru. Jakarta : LP3ES.
Kuntowidjoyo. 2002. Metode-Metode Sejarah. Jakarta : Bumi Aksara.
Pelzer, Karl. 1985. Toean Kebun Dan Petani. Jakarta : Sinar Harapan.
Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme Dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer
Gramedia.
Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : PT. Ikrar
Mandiriabadi.
Scott. Dkk. 1993. Perlawanan Kaum Tani. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Sihombing, PTD. 2008. Tuan Manullang. Jakarta : Albert-Orem Ministry.

Simanjuntak, B.A, Nasikoen. 2008. Kapita Selekta Teori-Teori Antropologi Dan
Sejarah Sosiologi. Medan : Bina Media Perintis.
Simanjuntak, B.A, Sosrodiharjo Soedjito.2009. Metode Penelitian Sosial. Medan :
Bina Media Perintis.
Situmorang, Manginar. Dkk. 2008. Buruh Harian Lepas. Medan : Kelompok
Pelita Sejahtera.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Swasono, Yudo. Dkk. 1983. Metode Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta :
BPFE.

Sumber Internet :
(http://barat17.wordpress.com/category/history/)

(http://buruhonline.wordpress.com/2010/02/01/hello-world/)
(http://rusliharahap.wordpress.com/2012/06/25/boru-tapanuli-2/)

Sumber Koran :
Moetiara, 28 september 1935.
Moetiara, Sabtu 8 February 1936.
Partoengkoan, Sabtoe 10 Juni 1939.
Pertjatoeran, Kamis 20 Agustus 1935.
Pertjatoeran, Selasa 22 September1935.
Pertjatoeran, Selasa 15 Decsember 1935.
Pelita Andalas, 5 juli 1937.
Sinar Deli, 5 September 1932.
Sinar Deli, Sabtoe 3 September 1932.
Soera Batak, Sabtoe 28 November 1935.
Soera Batak, Sabtoe 16 Januari 1936.
Soera Batak, Sabtoe 30 Januari 1936.
Soeara Batak, Sabtoe 5 Desember 1936.