EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT.

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT

TESIS

OLEH :

ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON

NIM : 8116176015

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT

OLEH :

ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON NIM : 8116176015

Disetujui Untuk Ujian Tesis Program Studi Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNIMED

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. NIP. 196004261985031003 NIP. 196601261991032003

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM NIP. 196004261985031003

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA

NO. NAMA TANDA TANGAN

1. Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM. ... NIP. 196004261985031003

( Pembimbing I )

2. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. ... NIP. 196601261991032003

( Pembimbing II )

3. Dr. H. Ridwan A. Sani, M.Si. ... NIP. 196406101988031017

( Penguji )

4. Dr. Nurdin Bukit, M.Si. ... NIP. 196404181990031003

( Penguji )

5. Dr. Derlina, M.Si. ... NIP. 196403211990032001


(4)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Pendidikan Fisika

OLEH :

ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON

NIM : 8116176015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(5)

TESIS

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT

Disusun dan diajukan oleh : ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON

NIM. 8116176015

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 29 Juni 2013 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika

Medan, 21 Agustus 2013 Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. NIP. 19600426 198503 1 003 NIP. 19660126 199103 2 003

Diketahui,

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan

Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. NIP. 19600426 198503 1 003 NIP. 19581008 198103 1 002


(6)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBASIS EKSPERIMEN DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 STABAT

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Pendidikan Fisika

OLEH :

ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON

NIM : 8116176015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(7)

(8)

(9)

ABSTRAK

ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON, Efek Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Stabat. Tesis. Medan, 2013. Pendidikan

Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan ( UNIMED)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction, perbedaan hasil belajar antara kelompok sikap ilmiah tinggi dan kelompok sikap ilmiah rendah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran langsung dan interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment. Populasi penelitian adalah siswa/i kelas XI IPA tahun pembelajaran 2012/2103 yang berjumlah 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random class yang terdiri dari 2 kelas. Kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kela XI IPA 3 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes tertulis dan lembar observasi sikap ilmiah. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan ANAVA 2 x 2 dengan software SPSS 17 dan dilanjutkan dengan uji Scheefe.

Hasil penelitian menyimpulkan : 1. Ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan ( pvalue = 0,013 ), sehingga hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Direct Instruction, 2. Ada perbedaan hasil belajar antara kelompok sikap ilmiah tinggi dan kelompok sikap ilmiah rendah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran langsung ( pvalue = 0,000 ) sehingga hasil belajar kelompok sikap ilmiah tinggi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada model pembelajaran Direct Instruction, 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan

tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa ( pvalue = 0,000 ).

Keyword : Direct Instruction, Pembelajaran Kooperatif Students Teams Achievement Division ( STAD ) , Sikap Ilmiah.


(10)

ABSTRACT

ROY GUN EDWIN TAMPUBOLON, Effect of Students Teams Achievement

Division ( STAD ) Cooperative learning by Experiment and Scientific Attitude To The Result of Physic Student Learning at SMA Negeri 1 Stabat. Thesis.

Medan, 2013. University of Medan Physic Education of Postgraduate School.

The aim of this research is to analyze : The difference of students’ result through learning by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning, The difference of students’ result through learning between the group of high scientific attitude and the group of low scientific attitude by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning, and the interaction of Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning with the level of scientific attitude to influence students achievement learning.

The method of this research is quasi experiment research. There are 6 classes of XI IPA students in academic year of 2012/2013 which become the student population. The sampling technique method is by using cluster random class. The class of XI IPA-1 that is categorized as experiment class use Students Teams Achievement Division ( STAD ) and Cooperative learning whereas the class of XI IPA-1 that is categorized as control class use Direct Instruction Learning. The student achievement test and scientific attitude observation sheet are used as instrument of research. The hypotesis testing uses ANAVA 2 x 2 with SPSS 17.0 software and it is continued by Scheefe testing.

Based on the result and data analyze, the conclusion of this research are : 1. There is difference of students result learning by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning ( pvalue = 0,013 ), 2. There is difference of students result learning between the group of high scientific attitude and the group of low scientific attitude by using Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning ( pvalue = 0,000 ), 3. There are interactions of Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative learning and Direct Instruction Learning with the level of scientific attitude to influence students achievement learning ( pvalue = 0,000 ).

Keyword : Direct Instruction, Students Teams Achievement Division ( STAD ) Cooperative Learning, Scientific Attitude.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini merupakan salah persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selama menempuh pendidikan, penulisan dan penyelesaian tesis , penulis banyak memperoleh dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, MM. dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. selaku pembimbing yang dengan sabar senantiasa membimbing, membantu dan meluangkan waktu selama proses penyelesaian tesis. Penulis juga haturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas selama proses perkuliahan dan penyusunan tesis.

2. Bapak Prof. Motlan Sirait, Ph.D, Prof. Dr. Mara Bangun , Dr. Ridwan A. Sani, Dr. Nurdin Bukit, Ibu Dr. Derlina, dan Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak sebagai Dosen Pengajar Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan yang telah banyak membimbing dan membantu penulis selama proses perkuliahan dan penyusunan tesis.

3. Bapak Suherman, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Stabat, Bapak Drs. H. S. Syahri dan Ibu Dra. Eriati selaku guru Fisika, yang telah membantu selama pelaksanaan kegiatan penelitian.


(12)

4. Ibunda T.Y. Sihombing dan Istri Maria Irawaty, S.E. tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya selama perkuliahan hingga penyusunan tesis.

5. Rekan – rekan mahasiswa Angkatan XX Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang selalu memberikan bantuan, semangat dan motivasi selama penyusunan tesis.

6. Staf dan pegawai Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa memberikan informasi dan kemudahan administrasi selama proses perkuliahan hingga penyusunan tesis.

7. Semua pihak yang belum penulis sebutkan dan turut membantu selama penyusunan tesis ini.

Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam tesis ini, sehingga penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas tesis. Harapan penulis, semoga tesis ini memberikan manfaaat bagi pengembangan karya tulis ilmiah dan pendidikan di Indonesia.

Medan, Agustus 2013 Penulis


(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pada tahun 1986 mengawali pendidikan di SD. DR. Wahidin Sudirohusodo Medan dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Santo Thomas 3 Medan dan lulus pada tahun 1995. Setelah tamat, melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Tidar ( sekarang SMA Negeri 1 Mertoyudan ) Magelang, Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dan lulus pada tahun 1998.

Setelah lulus dari SMA, melanjutkan pendidikan di Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( FMIPA ) Universitas Sumatera Utara dan dinyatakan selesai pada bulan Desember tahun 2003. Selama mengikuti perkuliahan, aktif di berbagai organisasi seperti : Himpunan Mahasiswa Fisika dan Himpunan Keluarga Mahasiswa Katolik Universitas Sumatera Utara. Pada tahun 2000 sudah mulai aktif mengajar di SMA DR. Wahidin Sudirohusodo, Medan hingga sekarang. Dari tahun 2004 – 2012 mengajar di Sekolah Nasional Plus Chandra Kusuma, Deliserdang.

Kemudian pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan dinyatakan lulus pada tanggal 29 Juni 2013.

Roy Gun Edwin Tampubolon, lahir pada tanggal 21 Februari 1980 di Belawan, Kota Medan. Terlahir dari pasangan Ayahanda tercinta Alm. S.L Tampubolon dan Ibunda T.Y. Sihombing, anak pertama dari 4 bersaudara dan telah menikah dengan istri tercinta Maria Irawaty, S.E.


(14)

(15)

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan i Daftar Riwayat Hidup ii Abstrak iii Kata Pengantar iv Daftar Isi vi Daftar Gambar x Daftar Tabel xi Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 10

1.7. Defenisi Operasional 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1. Model Pembelajaran 12

2.1.2. Teori – Teori Belajar yang Mendukung 28

2.1.3. Metode Eksprimen 37

2.1.4. Sikap Ilmiah 40

2.1.5. Hasil Belajar 43

2.1.6. Penelitian Yang Relevan 51


(16)

2.2. Kerangka Berpikir 57

2.3. Hipotesis 61

BAB III METODE PENELITIAN 62

3.1. Waktu Penelitian 62

3.2. Lokasi Penelitian 62

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 62

3.4. Variabel Penelitin 63

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 64

3.6. Prosedur Penelitian 66

3.7. Instrumen Penelitian 68

3.7.1. Tes Hasil Belajar 68

3.7.2. Lembar Observasi Kerja Ilmiah 69

3.7.3. Lembar Observasi Sikap Ilmiah 70

3.8. Analisis Butir Tes 71

3.8.1. Validitas Isi 71

3.8.2. Analisis Validitas Tes 71

2.2.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) Berbasis Eksperimen ...

2.2.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara kelompok Sikap Ilmiah tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran Konvensional. ... 2.2.3 Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa ...

vii

57

58


(17)

3.8.3. Reliabilitas 74

3.8.4. Analisis Tingkat Kesukaran 75

3.8.5. Analisis Daya Beda 77

3.9. Teknik Analisis Data 78

3.9.1. Nilai Rata – Rata dan Simpangan Baku 78

3.9.2. Uji Normalitas 79

3.9.3. Uji Homogenitas 80

3.10. Uji Hipotesis Analisis Varians ( ANAVA ) 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 83

4.1. Hasil Penelitian 85

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 85

4.1.2. Analisis Statisrik Data Hasil Penelitian 85

4.2.2 Uji Asumsi 87

4.2.2.1. Uji Normalitas 87

4.2.2.2. Uji Homogenitas 89

4.2.2.3. Uji T – Pretes 90

4.1.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 91 4.1.5. Analisis Kemampuan Kognitif Siswa 92 4.1.6. Analisis Kemampuan Psikomotorik Siswa 95

4.3. Uji Hipotesis 97

4.3.1. Pengujian Hipotesis Pertama 98

4.3.2. Pengujian Hipotesis Kedua 99

4.3.3. Pengujian Hipotesis Ketiga 99

4.4. Pembahasan 102

4.4.1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Model .. 102 Pembelajaran Direct Instruction dan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions ( STAD ) Berbasis Eksperimen


(18)

.. 105

.. 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111

5.1. Kesimpulan 111

5.2. Saran 111

DAFTAR PUSTAKA 113

4.4.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa.

ix

4.4.2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara kelompok Sikap Ilmiah tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Model Pembelajaran Direct Instruction.


(19)

Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan Dibawah Rata-rata Kelas Kooperatif

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Fase Pembelajaran Kooperatif 19

Tabel 2.2. Konversi Skor Konversi Poin Kemajuan 23 Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok 24

Tabel 2.4. Fase Model Direct instruction 27

Tabel 3.1. Distribusi Pelaksanaan Waktu Penelitian 62

Tabel 3.2. Rancangan Desain Penelitian 64

Tabel 3.3. Desain Penelitian ANAVA 65

Tabel 3.4. Kisi – Kisi Hasil Belajar 68

Tabel 3.5. Aspek Sikap Ilmiah 70

Tabel 3.6. Uji Validitas Tes Hasil Belajar 73

Tabel 3.7. Uji Reliabilitas Tes 75

Tabel 3.8. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal 78

Tabel 3.9. Rancangan Tabel ANAVA 81

Tabel 4.1. Data Deskriptif Statistik Hasil Belajar 86 Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Pretes dan Postes 87

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Pretes 89

Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Postes 89

Tabel 4.5. Hasil Uji – T Pretes 90

Tabel 4.6. 92

Tabel 4.7. 93

Tabel 4.8. Nilai Rata-Rata Kemampuan Psikomotorik 96

Tabel 4.9. Hasil ANAVA Faktorial 2 x 2 98

Tabel 4.10. Uji Lanjut Scheffe 101

xi

Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan Dibawah Rata-rata Kelas DI


(20)

Grafik Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan Dibawah Rata-rata Kelas DI

Grafik Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata dan Dibawah Rata-rata Kelas Kooperatif

Grafik Nilai Rata – Rata Hasil Belajar Siswa Pada Tingkat Sikap Ilmiah Diatas Rata-Rata Kelas DI dan Kooperatif

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 : Hubungan antara ketiga variabel 64

Gambar 3.2 : Tahapan Pelaksanaan Penelitian 67

Gambar 4.1 : Histogram Pretes dan Postes 86

Gambar 4.2 : Grafik Uji Normalitas Pretes dan Postes 87

Gambar 4.3 : 93

Gambar 4.4 : 94

Gambar 4.5 : 95

Gambar 4.6 : Grafik Persentase Kemampuan Psikomotorik 96 Gambar 4.7 : Grafik Interaksi Uji Hipotesis 108


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) I 116

Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa RPP I 123

Lampiran 3 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP I 125 Lampiran 4 : Lembar Penilaian Sikap Ilmiah RPP I 128 Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) II 131

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa RPP II 138

Lampiran 7 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP II 140 Lampiran 8 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) III 142

Lampiran 9 : Lembar Kerja Siswa RPP III 149

Lampiran 10 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP III 151 Lampiran 11 : Lembar Penilaian Sikap Ilmiah RPP III 152 Lampiran 12 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) IV 153

Lampiran 13 : Lembar Kerja Siswa RPP IV 160

Lampiran 14 : Lembar Penilaian Psikomotorik RPP IV 162 Lampiran 15 : Lembar Penilaian Sikap Ilmiah RPP IV 163 Lampiran 16 : Tabel Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar 164 Lampiran 17 : Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen 170 Lampiran 18 : Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol 173 Lampiran 19 : Uji Validitas Tes Hasil Belajar 176

Lampiran 20 : Hasil Reliabilitas Tes 180

Lampiran 21 : Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes 181 Lampiran 22 : Deskriptif Statistik Data Pretes Penelitian 182


(22)

Lampiran 23 : Deskriptif Statistik Data Postes Penelitian 183

Lampiran 24 : Hasil Uji – T Pretes 184

Lampiran 25 : Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 185 Lampiran 26 : Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol 186

Lampiran 27 : Hasil Uji ANAVA 2 x 2 187

Lampiran 28 : Uji Lanjut Scheffe 188

Lampiran 29 : Lembar Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar 189 Lampiran 30 : Lembar Validasi Sikap Ilmiah dan Psikomotorik 198

Lampiran 31 : Foto Kegiatan Penelitian 210


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya “ How Children Fail “ dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang lain pun banyak yang gagal, baik yang benar – benar gagal maupun gagal secara terselubung. Mereka menyelesaikan pendidikan hanya karena sudah sepakat agar naik kelas dan lulus dari sekolah tanpa memperdulikan apakah memperoleh ilmu atau tidak. Dengan kata lain, lulus tanpa mempertimbangkan kemampuan dan ketrampilan siswa pada suatu jenjang pendidikan tertentu.

Pada masa sekarang, mutu pendidikan di Indonesia banyak menuai kritik, khususnya berhubungan dengan masalah sikap dan kepribadian siswa yang tidak menggambarkan budaya bangsa dan kepribadian yang berpendidikan. Hal ini khususnya berhubungan dengan masalah kedisiplinan, moral, etika, kreativitas dan kemandirian yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan oleh masyarakat. Semangat kerjasama, disiplin, gotong-royong, demokrasi dan kerja keras yang merupakan budaya nenek moyang bangsa Indonesia sudah mulai terkikis seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Selain itu, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Sejauh ini, pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta – fakta yang harus dihafal. Suasana kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar ( Nurhadi: 2004 ).


(24)

2

Hal ini tidak terlepas dari proses pembelajaran fisika yang masih konvensional terjadi disekolah. Selain itu pembelajaran fisika masih menekankan pada faktor kognitif dan tidak mempertimbangkan faktor psikomotorik dan afektif siswa. Proses pembelajaran fisika yang cenderung dilakukan dan disampaikan oleh guru di kelas dengan cara” berdongeng ”. Dalam hal ini guru menyajikan pelajaran fisika dengan cara bercerita dan menggambar. Sebagai contohnya, untuk menjelaskan pengaruh percepatan gravitasi terhadap kecepatan benda dalam gerak jatuh bebas, guru cenderung menggambar sebuah bola sebagai benda dan sebuah garis sebagai tanah ( titik acuan ) daripada melakukan demonstrasi atau percobaan yang menunjukkan gerak dan kecepatan bola dalam gerak jatuh bebas. Ini sesuai dengan defenisi ”dongeng ” yang sebenarnya yaitu cerita sederhana yang tidak benar – benar terjadi dan biasanya dibuat dengan gambar agar lebih menarik.

Proses pembelajaran yang konvensional menyebabkan pembelajaran fisika menjadi salah satu pelajaran yang tidak disukai dan bahkan membosankan bagi siswa. Berdasarkan pengalaman yang terjadi di sekolah, mendengar kata pelajaran

“ Fisika “ saja siswa sudah mengeluh. Hal ini terjadi karena ketika berada di dalam kelas pembelajaran fisika dialami siswa adalah :

 Teori fisika yang susah untuk dimengerti dan dipahami

 Rumusnya yang terlalu banyak

 Hitungannya yang sulit

 Soalnya yang aneh

Hal – hal ini terus berkembang di pikiran siswa sehingga menyebabkan motivasi dan keinginan siswa untuk belajar fisika menjadi kurang dan fisika menjadi pelajaran yang membosankan.


(25)

3

Penerapan proses pembelajaran fisika yang konvensional juga masih terjadi di SMA Negeri 1 Stabat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dra. Eriati dan Drs. Syahril sebagai guru fisika dan ketua MGMP di SMA Negeri 1 Stabat, guru masih cenderung melakukan pengajaran yang hanya menekankan konsep – konsep yang berupa teori dan hapalan sehingga membuat siswa sulit dalam memahami pelajaran. Hal ini juga semakin rumit ketika guru hanya memberikan rumus dan hitungan matematika yang rumit sehingga membuat pembelajaran fisika menjadi membosankan.

Adanya berbagai aktivitas yang padat menimbulkan kemauan guru dalam mengembangkan pembelajaran fisika yang menyenangkan serta menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa masih kurang. Guru masih cenderung menggunakan model pembelajaran langsung berupa : ceramah dan diskusi daripada menerapkan model – model pembelajaran yang melibatkan siswa/i dalam proses pembelajaran melalui kegiatan percobaan atau eksperimen. Bentuk tes hasil belajar yang diujikan pada siswa, sebagian besar masih mengarah pada penyelesaian soal yang menggunakan rumus dan hitungan matematika serta masih belum menggunakan tingkatan taksonomi bloom yang sesuai. Pada proses praktikum yang dilaksanakan, guru kurang mempersiapkan proses praktikum yang baik dan belum menggunakan Lembar Kerja Siswa dan lembar penilaian kinerja yang sesuai.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran, beberapa kelemahan yang terjadi selama proses praktikum yang dilaksanakan adalah :


(26)

4

a. Pembagian kelompok masih belum merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah.

b. Siswa yang pintar masih mendominasi kegiatan praktikum.

c. Aktivitas kegiatan praktikum masih belum melibatkan seluruh siswa.

d. Siswa yang memiliki kemampuan rendah lebih cenderung mencatat data dan hasil percobaan.

Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu sains yang bukan merupakan sekedar pengetahuan yang bersifat ilmiah. Sehingga dalam hal ini pembelajaran fisika selain merupakan muatan sains yang berisikan tentang fakta, konsep, hukum dan teori fisika, juga harus merupakan proses yang melakukan aktivitas ilmiah dan sikap ilmiah yang memerlukan ketrampilan proses sains. Melalui proses ketrampilan sains yang baik dan benar, siswa akan dilatih untuk memiliki sikap ilmiah yang dimiliki oleh para ilmuwan seperti : disiplin, teliti, bekerjasama, menghargai pendapat orang lain,

Di dalam kurikulum Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Sains (Fisika) Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikembangkan Depdiknas, tertuang dalam salah satu tujuannya, yaitu siswa memperoleh pengalaman dalam penerapan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta mengomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis ( Depdiknas: 2002 ). Berdasarkan dari tujuan diatas, pembelajaran sains ( fisika ) adalah pembelajaran yang menggali pengetahuan ilmiah juga mengembangkan kompetensi lainnya berupa ketrampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.


(27)

5

Agar pelajaran fisika tidak lagi membosankan dan berupa dongeng maka penyajian ilmu fisika harus lebih mudah dipahami dan dilakukan secara efektif, kreatif dan aplikatif. Untuk metode pembelajaran fisika yang efektif, kreatif dan menyenangkan hendaknya mengarah kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa ( SCL = Student Centered Learning ). Artinya pembelajaran fisika diarahkan untuk mendorong siswa lebih aktif dalam membangun pengetahuan dan sikap ilmiah serta soft skill. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan penuntun untuk mencari pengetahuan tersebut.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan

tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan ( kognitif ), ketrampilan ( psikomotor ) maupun menyangkut nilai dan sikap

(Eveline & Nara: 2010). Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran fisika dalam mendorong siswa memperoleh dan membangun pengetahuan yang disertai pembentukan tingkah laku yang ilmiah atau sikap ilmiah adalah model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk


(28)

6

memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep – konsep yang telah dipikirkan ( Slavin: 2005 ).

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian prestasi dan juga akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lainnya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir , menyelesaikan masalah, mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka ( Slavin: 2005 ).

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan :

1. Memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti : fakta, konsep, ketrampilan dan bagaimana hidup serasi dengan sesama

2. Pengetahuan, nilai dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. ( Suprijono: 2011 )

Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan dapat membangun pengetahuan melalui terbentuknya kelompok. Dengan adanya pembelajaran bersama dengan kelompok akan terjadi interaksi antar individu dalam kelompok seperti : diskusi, komunikasi, saling membantu dan bekerjasama untuk


(29)

7

memecahkan masalah yang ada sehingga dapat membentuk sikap ilmiah dan karakter siswa seperti layaknya perilaku para ilmuwan. Berdasarkan pentingnya

masalah tersebut maka dilaksanakan penelitian “ Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Eksperimen dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Stabat “.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran fisika yang konvensional hanya berfokus pada teori dan konsep fisika yang ada.

2. Proses pembelajaran fisika hanya menekankan faktor kognitif siswa dan tidak mempertimbangkan kemampuan psikomotorik dan afektif siswa. 3. Penggunaan metode dan model pembelajaran masih kurang dan belum

diterapkan di sekolah.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.

5. Masih rendahnya kemampuan sikap ilmiah dan motivasi siswa dalam belajar fisika.

6. Salah satu materi yang sulit dipahami oleh siswa adalah materi fluida dinamis.

7. Demonstrasi, eksperimen dan penggunaan media dalam pembelajaran fisika masih kurang.


(30)

8

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian dan keterbatasan materi dan waktu yang tersedia, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Students Teams Achievement Division ) berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dalam proses pembelajaran fisika.

2. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Students Teams Achievement Division ) berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction.

3. Pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar 4. Pembelajaran fisika dibatasi pada materi Fluida Dinamis.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah : “ Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar fisika pada konsep Fluida Dinamis ? “.

Rumusan masalah ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :


(31)

9

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen ?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok sikap ilmiah rendah dan kelompok sikap ilmiah tinggi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction ?

3. Apakah ada interaksi model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa ?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamis. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran Direct Instruction dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen.

2. Menganalisis perbedaan hasil belajar fisika antara kelompok sikap ilmiah rendah dan kelompok sikap ilmiah tinggi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction.


(32)

10

3. Menganalisis interaksi model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Memberikan informasi bentuk model pembelajaran fisika yang inovatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.

 Memberikan pertimbangan bagi guru dalam melakukan evaluasi terhadap ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.

 Memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan model pembelajaran dalam pembentukan karakter siswa setelah belajar fisika.

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran langsung adalah sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah ( Arends: 2001 ). Model pengajaran langsung ( Direct Instruction ) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik.

2. Model Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas – tugas yang terstruktur ( Lie: 2004 ). Selain itu, pembelajaran


(33)

11

kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa mempelajari isi akademis dan berbagai ketrampilan untuk mencapai berbagai sasaran dan tujuan sosial serta hubungan sosial antar manusia ( Arends: 2008 )

3. Hasil belajar menurut ( Sudjana: 1990 ) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar yakni : informasi verbal, kecakapanintelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan ( Gagne: 1977 )

4. Sikap ilmiah mengandung dua makna ( Harlen: 1989 ), yaitu attitude toward science dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan. Ada 9 aspek sikap ilmiah( Harlen: 1992 ), yaitu : Sikap ingin tahu, Sikap ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap jujur, sikap bertanggung jawab, sikap berfikir bebas, dan sikap kedisiplinan diri.

5. Metode eksperimen ( Joseph Mbulu: 2001 ) adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen ( percobaan ) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan.


(34)

111

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction. Hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok sikap ilmiah diatas

rata-rata dan kelompok sikap ilmiah dibawah rata-rata-rata-rata. Hasil belajar fisika siswa dengan tingkat sikap ilmiah di atas rata-rata lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa dengan tingkat sikap ilmiah di bawah rata-rata.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis eksperimen dan model pembelajaran Direct Instruction dengan tingkat sikap ilmiah siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kemampuan sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kemampuan sikap ilmiah rendah.

5.2. Saran

1. Agar kelompok dalam model pembelajaran kooperatif dapat bekerja dengan efektif, sebaiknya jumlah siswa dalam satu kelompok maksimal 5 orang.


(35)

112

2. Dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya memperhitungan alokasi waktu yang digunakan terutama dalam melakukan eksperimen dan menyelesaikan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).

3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pengamatan sikap ilmiah siswa dan kemampuan psikomotorik sebaiknya menggunakan observer dan disesuaikan dengan jumlah siswa dikelas.

4. Selama proses pembelajaran dalam kelompok baik dengan menggunakan model pembelajaran langsung atau model pembelajaran kooperatif, guru lebih aktif untuk mengawasi kinerja kelompok agar hasil yang diperoleh juga lebih baik.

5. Dalam mengawali proses pembelajaran, sebaiknya guru terlebih dahulu menunjukkan fenomena fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari daripada memberikan teori.


(36)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran ( Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anni, Catharina Tri. 2005. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES. Arief Sidharta dan Chaerun Anwar. 2007. Ketrampilan Berpikir Kompleks dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi .2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston

Allyn and Bacon.

B.R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010. Theories Of Learning ( Teori Belajar ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Daryanto .2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

David R. Krathwohl dan Lorin W. Anderson. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Diktat Mahasiswa S2-Biologi Angkatan. 2008. Evaluasi Pendidikan IPA . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (ed). 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Marthen Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.


(37)

114

Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ratna W. Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.

Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach ( Mengajar Untuk Mengajar ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning ( Teori, Riset, dan Praktik ), diterjemahkan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

S. Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata

Pelajaran Matematika.Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York & London: Longman

Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Yohanes Surya. 1999. Fisika Itu Mudah. Tangerang : PT. Bina Sumber Daya MIPA.

Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minat, Sikap dan Personality MMPI-DG, Jakarta, Yayasan Darma Graha.


(38)

115

http://wwwblogfisika.blogspot.com/2010/01/sikap-ilmiah.html

/

Makalah Tentang Sikap Ilmiah , Diakses pada tanggal 27 Februari 2013

http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=13302 , Diakses pada tanggal 8 Mei 2013

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-1256-081188930025%20Abstrak.pdf, Diakses pada tanggal 14 Mei 2013

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/2232/66/298 , Diakses pada tanggal 24 Mei 2013

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1508/1/Jurnal%20Frima%20 Yunita.pdf , Diakses pada tanggal 22 Maret 2013

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/TEORI%20


(39)

116

DAFTAR PUSTAKA

Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning ( Teori, Riset, dan Praktik ), diterjemahkan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Arief Sidharta dan Chaerun Anwar. 2007. Ketrampilan Berpikir Kompleks dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach ( Mengajar Untuk Mengajar ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.


(40)

117

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (ed). 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston Allyn and Bacon

Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York & London: Longman

David R. Krathwohl dan Lorin W. Anderson. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

S. Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran ( Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ratna W. Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud. Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Marthen Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.


(41)

118

Yohanes Surya. 1999. Fisika Itu Mudah. Tangerang : PT. Bina Sumber Daya MIPA.

Diktat Mahasiswa S2-Biologi Angkatan. 2008. Evaluasi Pendidikan IPA . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

B.R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010. Theories Of Learning ( Teori Belajar ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/TEORI%20KONSTRUKTIVISTIK.pdf ( Haryanto )


(1)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran ( Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anni, Catharina Tri. 2005. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES. Arief Sidharta dan Chaerun Anwar. 2007. Ketrampilan Berpikir Kompleks dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi .2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston

Allyn and Bacon.

B.R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010. Theories Of Learning ( Teori Belajar ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Daryanto .2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

David R. Krathwohl dan Lorin W. Anderson. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar

Diktat Mahasiswa S2-Biologi Angkatan. 2008. Evaluasi Pendidikan IPA . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (ed). 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Marthen Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.


(2)

114

Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ratna W. Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud.

Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach ( Mengajar Untuk Mengajar ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning ( Teori, Riset, dan Praktik ), diterjemahkan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

S. Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata

Pelajaran Matematika.Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York & London: Longman

Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Yohanes Surya. 1999. Fisika Itu Mudah. Tangerang : PT. Bina Sumber Daya MIPA.

Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minat, Sikap dan Personality MMPI-DG, Jakarta, Yayasan Darma Graha.


(3)

115

http://wwwblogfisika.blogspot.com/2010/01/sikap-ilmiah.html

/

Makalah Tentang Sikap Ilmiah , Diakses pada tanggal 27 Februari 2013

http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=13302 , Diakses pada tanggal 8 Mei 2013

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Master-1256-081188930025%20Abstrak.pdf, Diakses pada tanggal 14 Mei 2013

http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/2232/66/298 , Diakses pada tanggal 24 Mei 2013

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1508/1/Jurnal%20Frima%20 Yunita.pdf , Diakses pada tanggal 22 Maret 2013

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/TEORI%20


(4)

116

DAFTAR PUSTAKA

Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning ( Teori, Riset, dan Praktik ), diterjemahkan Nurulita. Bandung: Nusa Media.

Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Arief Sidharta dan Chaerun Anwar. 2007. Ketrampilan Berpikir Kompleks dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Bandung : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Richard I. Arends. 2008. Learning To Teach ( Mengajar Untuk Mengajar ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.


(5)

117

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (ed). 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching Fifth Edition. Boston Allyn and Bacon

Mohamad Nur. 2004. Model-model Pembelajaran. FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Walter R. Borg and Meredith D. Gall. 1983. Educational Research. New York & London: Longman

David R. Krathwohl dan Lorin W. Anderson. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.

S. Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Agus Suprijono. 2011. Cooperative Learning ( Teori dan Aplikasi PAIKEM ). Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Abdul Majid. 2009. Perencanaan Pembelajaran ( Mengembangkan Standar Kompetensi Guru ). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Ratna W. Dahar. 1996. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud. Alec Fisher. 2009. Berpikir Kritis. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Marthen Kanginan. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit Erlangga.


(6)

118

Yohanes Surya. 1999. Fisika Itu Mudah. Tangerang : PT. Bina Sumber Daya MIPA.

Diktat Mahasiswa S2-Biologi Angkatan. 2008. Evaluasi Pendidikan IPA . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

B.R. Hergenhahn dan Mathew H. Olson. 2010. Theories Of Learning ( Teori Belajar ). Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131656343/TEORI%20KONSTRUKTIVISTIK.pdf ( Haryanto )


Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 27

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SECANGGANG.

0 3 37

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA.

0 2 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 5 METRO

0 0 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA

0 0 17