TANGGAPAAN WARGA BINAAN TERHADAP GAYA PACARAN MASA SEKARANG (STUDI PADA WARGA BINAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL ANAK REMAJA JL. INDUSTRI-TANJUNG MORAWA).

(1)

TANGGAPAN WARGA BINAAN TERHADAP GAYA PACARAN MASA SEKARANG

(Studi Pada Warga Binaan di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja Jl. Industri-Tanjung Morawa)

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

SKRIPSI

OLEH

SARIPA WARDANI NIM. 109371030

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIMED 2013


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang diajukan oleh :

OKTA DALIANTRI S NIM 109113044

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian mempertahankan skripsi.

Medan, September 2013 Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Anita Yus, M.Pd NIP.195907211986012001

Disetujui Oleh: Ketua Prodi PG-PAUD

Dra. Nasriah, M.Pd NIP. 195712271984032003


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh:

OKTA DALIANTRI S NIM 109113044

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Telah dipertahankan dalam ujian skripsi pada tanggal 28 Agustus 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Medan, September 2013 Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Drs. Nasrun, MS Dra. Nasriah, M.Pd


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmad dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Tanggapan Warga Binaan Terhadap Gaya Pacaran Masa Sekarang (Studi Pada Warga Binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan warga binaan terhadap gaya pacaran masa sekarang, yang mana telah kita ketahui bahwa gaya pacaran remaja sekarang sudah terbilang sangat bebas, apalagi dengan adanya dukungan dari perkembangan teknologi. Seolah-olah remaja meniru gaya pacaran orang luar yang tidak mengenal etika ketimuran.

Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bagi mahasiswa program S-1 yang menempuh jalur skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Untuk kesempurnaan tulisan ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang berkenan menyumbangkannya. Semoga skirpsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi Pendidikan Luar Sekolah.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Saripa Wardani. NIM. 109371030


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang sampai detik ini masih memberikan nafas kehidupan, kesehatan, kesempatan dan kemudahan langkah sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan baik berupa moril maupun material yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, MSi selaku Rektor UNIMED beserta stafnya.

2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan FIP beserta stafnya.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I dan Dosen Pembimbing Akademik beserta stafnya.

4. Bapak Drs. Aman Simare-mare, MS selaku Pembantu Dekan II 5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Pembantu Dekan III

6. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa meluangkan waktu serta memberikan masukan, arahan dan bimbingannya.

7. Bapak/Ibu dosen Pendidikan Luar Sekolah, terutama kepada Dosen Penguji yaitu: Bapak Dr. Sudirman, SE.,M.Pd, Ibu Dra. Nasriah, M.Pd dan Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd

8. Bapak/Ibu Kepala dan Staf Pegawai di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa.

9. Ibu Surya Indrawati, S.Pd selaku Administrasi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang senantiasa membantu dalam pengurusan surat menyurat.


(6)

10. Ibunda Tiharbibah Hutabarat, S.Pd.I dan Ayahanda Dahlan. S tercinta yang tidak pernah mengeluh ketika matahari membakar kulitmu yang mulai mengerut, ketika hujan membasahi sekujur tubuhmu. Tanpa kau hiraukan penat dan letihmu, tanpa doamu tak akan ku raih, tanpa harapmu tak akan ku capai, segala cita yang kudambakan, segala asa yang ku inginkan.

11. Seluruh keluarga dan sanak family, terutama kakak Rahmatun Sa`diah, S.Pd, adik-adik tersayang Dahlia, Halimah, dan Ali Akbar yang telah memberikan dorongan dan semangat mulai dari perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang mereka berikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Saripa Wardani. NIM. 109371030


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 11

D. Perumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A. Kerangka Teori ... 13

1. Pengertian Tanggapan ... 13

1.1. Kesadaran ... 16

1.2. Penilaian ... 17


(8)

2. Pengertian Remaja ... 18

2.1.Tahap Perkembangan Remaja... 19

3. Pengertian Pacaran ... 20

3.1. Pengertian Gaya Pacaran Masa Sekarang ... 22

3.2. Pacaran Sehat ... 24

3.3. Tahapan Dalam Pacaran ... 26

3.4. Dampak Positif dan Negatif dari Pacaran ... 27

B. Kerangka Berfikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Defenisi Operasional ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 35

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

1. Tujuan Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Anak Remaja ... 39

2. Visi dan Misi ... 40

3. Struktur Organisasi ... 41

B. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian ... 41

1. Kesadaran ... 42

2. Penilaian ... 43

3. Sikap ... 45

C. Pembahasan ... 46

1. Kesadaran ... 46

2. Penilaian ... 48

3. Sikap ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Daftar Gambar

Halaman Gambar 1: Kerangka Berfikir ... 29 Gambar 2: Struktur Organisasi UPT PSAR ... 41


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa. Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Ia tidak termaksud golongan anak, tetapi ia tidak pula termaksud golongan orang dewasa atau orang tua. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk menguasaai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi fisik dan psikis tersebut mereka masih tergolong anak-anak, mereka masih harus menemukan tempat dalam masyarakat dan pada umumnya mereka masih belajar di sekolah menengah atau perguruan tinggi.

Suatu analisis yang cermat mengenai aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12–21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21 tahun: masa remaja akhir, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mendapat tinjauan tersendiri. Masa remaja awal, berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada siremaja sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, dan lain sebagainya. Masa remaja pertengahan, tumbuh dalam diri dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat


(12)

2

merasakan suka dan dukanya, pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja. Masa remaja Akhir, setelah remaja dapat

menetukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan masa remaja.

Menurut WHO (World Healt Organization)“Remaja (Adolescent) adalah

penduduk usia 10-20 tahun”. Menurut UNFPA (United Nations Population

Fund)“Pemuda (Youth) adalah penduduk usia 15-24 tahun”. Sedagkan menurut

UNFPA dan WHO “Orang Muda (Young People) adalah usia 10-24 tahun”. Dan

menurut World Bank “Generasi Muda adalah penduduk usia 10-24 tahun.”Dari batasan usia remaja di atas, maka peneliti menyimpulkan usia remaja dengan rentang 15-21 tahun.

Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah “pacaran” yang digemari hampir seluruh remaja walau tidak semua remaja gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja.

Salah satu motif para remaja itu berpacaran karena mereka merasa bahwa pacaran itu suatu cara untuk mencurahkan rasa kasih sayang serta cinta yang


(13)

3

dimilikinya, yang mana rasa itu sendiri tumbuh ketika seseorang melihat lawan jenisnya. Suatu proses dimana cinta itu tumbuh dari mata turun kehati, sehingga timbul keinginan atau hasrat ingin memilikinya. Selain itu, motif dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Menurut Monks (2006:264) “Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi”.

Pacaran ialah proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Namun pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Remaja yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan dengan nyata membiasakan gaya pacaran yang semestinya tidak mereka lakukan.

Gaya pacaran tersebut memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan. Tradisi seperti ini dipraktekkan oleh orang-orang yang tidak memahami makna kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini dipengaruhi oleh media massa yang menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan kaum perempuan.


(14)

4

Pacaran yang salah satu pengertiannya adalah berkasih sayang dan pergi berduaan. Kasih sayang tersebut diekspresikan dengan ciuman, berpegangan tangan atau membelikan sesuatu. Hubungan pacaran ini bisa berlangsung lebih dari sebulan, setahun, atau hanya untuk beberapa saat sehingga ada konsep pacaran “sungguhan” ada pula konsep pacaran “iseng”. Pacaran sungguhan tujuannya adalah menikah. Sedangkan pacaran iseng tujuannya hanya untuk kepuasan semata. Pada prakteknya ada tranfer birahi antara keduanya yang dilanda asmara. Mengingat landasan keduanya adalah nafsu birahi maka jangan heran jika dalam prakteknya akan ditemukan unsur-unsur yang mengarah pada pemuasan nafsu birahi.

Praktek-praktek tersebut dapat berbentuk berpegangan tangan, kissing

(ciuman), petting (upaya membangkitkan dorongan seksual antar jenis kelamin

dengan cara menyentuh organ seksual tanpa melakukan tindakan intercourse) dan

intercourse (berhubungan seksual/bersetubuh) yang menjadi beberapa gaya

pacaran remaja awal, pertengahan dan remaja dewasa sekarang ini. Sebagaian remaja tidak tahu efek dari yang dilakukan karena minimnya informasi tentang pendidikan seksualitas sesuai dengan kultur budaya dan religius. Tapi, ada juga remaja yang tahu efek dari gaya pacaran yang negatif seperti gaya pacaran foto

close up namun kurang peduli dengan akibat yang akan terjadi. Kalau dapat

diistilahkan dengan kata pacaran tidak sehat. Hal ini tentu banyak efek negatifnya. Misalnya saja saat pacaran, tentunya remaja punya banyak keinginan yang belum boleh dilakukan dimasa remaja. Keinginan itu bisa berbentuk berpegangan tangan, mencium dahi yang konon katanya sebagai tanda kasih sayang. Kadang kala ciuman didahi bisa berlanjut kearah yang lebih jauh. “Bagaikan berenang di


(15)

5

air yang deras lama-lama juga terseret arus”. Sama halnya dengan

ciuman-ciuman yang dilakukan oleh remaja. Dari dahi menuju ke pipi, dari pipi berlanjut ke bibir dari bibir berlanjut ke leher dari leher berlanjut ke sekwilda ( sekitar wilayah dada) dan ini yang disebut dengan pacaran foto close up dan

selanjutnya bisa terjadi aktivitas yang lebih jauh, bahkan bisa jadi sampai ke gaya pacaran foto post card (melakukan hubungan seksualitas) dikalangan remaja.

Base Line Survey yang dilakukan oleh PKBI ( Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) pada tahun 2005 menyatakan bahwa “sebanyak 85% remaja berusia 13-16 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka”, penelitian ini dilakukan terhadap 2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang dan Kupang. Annisa Fundation (Juli-Desember 2012) juga mengungkapkan bahwa “42,3% pelajar dari 13 SMP dan SMA negeri serta swasta di Cianjur telah melakukan hubungan seksual dengan pacar mereka, menurut pengakuan mereka hubungan seks itu dilakukan atas dasar suka sama suka yang dilandasi rasa sayang dan cinta dan bahkan ada yang berganti-ganti pasangan”.

Adanya libido seksualitas yang diberikan Tuhan kepada manusia salah satunya adalah remaja, yang harus dikelola dengan baik dan benar. Satu sisi kenyataan dalam gaya pacaran remaja menjadikan kasus seksualitas semakin meningkat. Adanya libido seksualitas yang diberikan Tuhan yang tidak mampu di kelola remaja secara benar dan pada saat yang seharusnya dilakukan, hal ini sering menyebabkan kekeliruan yang fatal.

Gaya pacaran remaja saat ini yang cenderung tidak sehat, mengakibatkan meningkatnya seks di luar nikah (pranikah) dikalangan remaja. Berikut ini data


(16)

6

statistik yang menunjukkan semakin meningkatnya seks pranikah dikalangan remaja:

Tabel 1

Data Statistik Seks Pranikah Angka

Hubungan Seks Luar Nikah

Tahun Peneliti Sumber

16 ~ 20 % 2000 Boyke Dian Remaja dan hubungan seksual pranikah 29.5% 2002 Depkes Perilaku Berisiko Mahasiswa

31 % 2006 Christopher H Purdy, DKT Indonesia

Fruity Fun And Safe: Creating a Youth Condom Brand in Indonesia. Ringkasan dalam bahasa

Indonesia: Kondom untuk Remaja Indonesia

44% 2009 BKKBN Jika tak ada harga dirimu pinjamlah

51% remaja

Jabodetabek 2009 BKKBN

Jika tak ada harga dirimu pinjamlah 51 persen remaja Jabodetabek tidak perawan

63% 2010 BKKBN Astaghfirullah 63 % remaja indonesia berbuat zina

( 18 Februari 2013| http://seks-islam.blogspot.com/2012/02/statistik-hubungan-seks- luar-nikah-di.html)

Rasmini (2009) menulis bahwa “seks pranikah menjadi fenomena menggiurkan bagi gaya hidup remaja sekarang. Dalam kondisi aktif dan labil, dalam pencarian jati diri remaja sangat mudah terseret arus seks pranikah”. Selanjutnya dia memaparkan hasil penelitiannya terdapat 526 responden yang menyatakan mereka telah melakukan aktivitas seksual seperti pelukan, 458 sudah berciuman bibir, 202 responden sudah pernah mencium leher, dan 103 responden


(17)

7

sudah pernah berhubungan seksual. Juga diteliti 432 responden melakukan dengan pacar, lalu 158 responden dengan teman, 61 responden dengan pasangan yang tidak jelas status hubungannya (HTS), 112 responden dengan teman tapi mesra (TTM).

Sekarang ini gaya pacaran anak remaja tahun 70 atau 80an sudah jarang sekali kita temukan, misalnya surat-menyurat dari kekasihnya ke pacarnya. Surat-menyurat yang dulu sangat populer, sekarang digantikan oleh alat komunikasi yaitu handphone. Gaya pacaran masa dulu, kehadiran Pak Pos dengan sepeda

bututnya selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian besar remaja pada masa dulu, namun hal tersebut kini telah berganti menjadi SMS, MMS, chatting maupun video call yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Seorang kekasih yang sedang rindu kepada pasangannya pada masa dulu hanya bisa memandangi fotonya saja, karena pada masa itu alat komunikasi dan trasnfortasi merupakan barang yang mewah yang memungkinkan tidak sanggup untuk membelinya. Namun sekarang masalah tersebut dapat diatasi hanya dengan sms atau telepon dengan handphone yang sudah dimiliki oleh sebagian besar anak remaja masa sekarang. Seseorang bisa langsung bertukar kabar dengan pacar yang berada dilokasi jauh sekalipun, atau hanya dengan chating lewat internet.

Kebiasaan bertemu dengan pacar di rumah sambil berbincang bersama keluarga maupun saudara sekarang ini sudah jarang sekali kita temukan. Remaja saat ini lebih senang berkencan di luar rumah dari pada di rumah, mereka beranggapan jika bertemu dengan pacar di rumah dapat merusak suasa berkencan mereka, remaja sekan diawasi dan dikontrol oleh orang tua. Berbeda dengan remaja masa


(18)

8

dulu, mereka bahkan lebih senang bertemu dengan pacarnya di rumah, karena dapat mempererat hubungan dengan orang tua.

Ada tiga gaya pacaran masa kini yang terjadi dikalangan remaja yaitu: (a) Gemar berpacaran di tempat gelap/sunyi. Membaca judulnya saja sudah pasti mengarah ke hal-hal negatif. Dan kenyataannya memang benar begitu, kaum remaja sekarang lebih menyukai kencan di tempat yang terkesan gelap

dan sepi sehingga tidak akan ada yang mengganggu acara “bermesraan” mereka. Namun demikian disinilah saatnya setan membujuk mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak wajar yang seharusnya tidak pantas untuk dilakukan. (b) Hobi berpacaran di kamar. Tidak jauh berbeda dengan poin a, berpacaran di kamar juga merupakan cara yang aneh dalam memilih tempat bermesraan. Dan jika tempatnya sudah di kamar pasti pemikiran negatif seakan-akan sulit untuk dibendung.(c) Mempersembahkan keperawanan sebagai tanda cinta dan kepercayaan. Bukan lagi hal tabu jika diketahui seorang wanita yang belum jelas ikatan pernikahannya sudah tidak lagi perawan. (d) Hobi menelfon hingga larut malam. Timbul pertanyaan jika kita membaca judul tersebut, apa sebenarnya yang diperbincangkan oleh remaja, sampai-sampai menelfon hingga larut malam, entahlah! Tapi yang pasti itu bukan kebiasaan yang baik, bisa saja karena tidur hingga larut malam siremaja tersebut telat untuk bangun pagi dan akhirnya bolos sekolah. (Harian Republika. 22 November, 2012. Menguak Perilaku Seks

Remaja, hlm 4.)

Selain dari gaya pacaran yang mengarah kehal negatif, ada yang mengatakan bahwa pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar memberi nilai positif bagi para pelajar. Benarkah anggapan demikian? Memang ada sebagian tampak meningkat proses belajarnya saat menjalin hubungan pacaran dengan orang yang dikasihinya. Namun sebagian besar ada yang menyebutkan bahwa pacaran adalah aktivitas yang berisi canda dan derita. Artinya pacaran itu tidak selamanya membuat orang yang menjalaninya akan bahagia, tapi suatu masa ia akan merasa sedih. Hal ini bisa disebabkan jika salah seorang yang menjalaninya melakukan penghianatan, sehingga timbullah rasa duka yang mendalam. Pada kondisi inilah tidak jarang para remaja yang masih mengikuti proses pendidikan mengalami frustasi dan akhirnya malas belajar.


(19)

9

Gaya pacaran para remaja masa sekarang yang cenderung tidak sehat, memiliki banyak sekali dampak negatif antara lain : (1) Meningkatnya tingkat aborsi, (2) Meningkatnya tingkat kematian wanita, (3) Menyebarkan penyakit, (4) Adanya Free sex, (5) Meningkatnya penggunaan narkoba pada usia remaja, (6) Dapat berakibat stres pada remaja. Namun dari dampak negatif yang ditimbulkan tidak menutup kemungkinan dampak positif yang terjadi, seperti; (1) Problema cinta seperti patah hati, naksir dan perselingkuhan bisa menjadi sebuah pengalaman yang mendukung remaja menjadi lebih dewasa dan matang, (2) Pacar bisa memberikan motivasi kepada remaja agar dapat berpikir kedepan, (3) Dengan cinta dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih progresif, misalnya seseorang yang tadinya malas belajar mendadak jadi rajin belajar karena dorongan dari sang pacar, (4) Belajar mengenal dan menerima orang lain dalam kehidupan pribadi.

Gaya pacaran masa sekarang sudah terbilang sangat bebas, apalagi dengan adanya dukungan dari perkembangan teknologi. Seolah-olah mereka meniru gaya pacaran orang luar yang tidak mengenal etika ketimuran yang dulunya selalu kita banggakan. Gaya berpacaran yang demikian telah mengantarkan remaja kepada kepribadian untuk berbuat dosa-dosa kecil, bahkan menuju kepada dosa yang lebih besar lagi, serta dalam kemunafikan yang sangat membahayakan iman dan moralitas yang sehat dan luhur. Sampai sekarang, gaya berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma agama, maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang tidak mememiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri yang semestinya mereka jaga dan pelihara.


(20)

10

Sedangkan kita ketahui bahwa remaja adalah calon generasi penerus bangsa dan akan menjadi orang tua bagi generasi berikutnya. Karena remaja merupakan bagian dari generasi muda yang merupakan tulang punggung bangsa, dan diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Tentunya dapat dibayangkan, betapa besar pengaruh segala tindakan yang mereka lakukan di kemudian hari ketika menjadi dewasa dan lebih jauh lagi bagi bangsa di masa depan.

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Tanggapan Warga Binaan Terhadap Gaya Pacaran Masa Sekarang

(Studi Pada Warga Binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Jl. Industri-Tanjung Morawa)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dari permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Berpacaran yang merupakan saat untuk mencari kecocokan menuju

pernikahan, telah disalah artikan oleh remaja sebagai ajang untuk pemuasan nafsu birahi.

2. Menigkatnya pergaulan bebas yang mengarah kepada aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan.

3. Menurunnya minat belajar remaja.

4. Adanya praktek-praktek pacaran seperti berpegangan tangan, berciuman, petting dan intercourse dengan nyata menjadi suatu kebiasaan yang seharusnya tidak pantas untuk dilakukan oleh remaja.


(21)

11

5. Lebih membiasakan diri bertemu pacar di luar rumah dari pada berbincang dengan pacar di rumah bersama keluarga dan saudara, sehingga memicu remaja untuk berbuat dosa kecil, bahkan bisa mengarah kepada dosa besar. 6. Tanggapan warga binaan terhadap gaya pacaran masa sekarang yang

cenderung tidak sehat, atau mengarah kepada hal-hal negatif.

C. Batasan Masalah

Oleh karena banyaknya masalah tersebut dan untuk lebih memudahkan penelitian dalam melaksanakan peneilitian dan untuk menghindari meluasnya permasalahan, mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan akademik, tenaga, biaya dan waktu maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada Tanggapan Warga Binaan Terhadap Gaya Pacaran Masa Sekarang (Studi Pada Warga Binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Jl. Industri-Tanjung Morawa).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini ialah : Bagaimana Tanggapan Warga Binaan Terhadap Gaya Pacaran Masa Sekarang?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan sebagai arah dan sasaran yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tanggapan warga binaan terhadap gaya pacaran masa sekarang.


(22)

12

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Praktis

Berdasarkan penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi remaja khususnya yang masih mengikuti proses belajar untuk tidak melakukan gaya pacaran masa sekarang yang cenderung tidak sehat, dan mengarah kepada hal-hal negatif. Dan bagi orang tua, sebagai bahan acuan untuk memberikan pengawasan yang eksklusif kepada remaja agar tidak sembarangan dalam bergaul terutama dalam memilih pacar. b. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian-kajian yang berkaitan dengan gaya pacaran masa sekarang.


(23)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan hasil tanggapan warga binaan terhadap gaya pacaran masa sekarang (studi pada warga binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja), yang telah dianalisis dalam tiga tingkatan yaitu kesadaran, penilaian dan sikap adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran

Suatu keadaan warga binaan dalam mengetahui, memahami dan mengerti apa dan bagaimana gaya pacaran masa sekarang, sihingga dapat disimpulkan dari 35 responden sebanyak 35,1% warga binaan beranggapan bahwa gaya pacaran sekarang ini memang cenderung tidak sehat, yang mana para remaja telah menyalah artikan pengertian pacaran itu sendiri. Sehingga aktivitas-aktivitas yang dilakukana para remaja saat ini sudah terbilang sangat bebas, apalagi dengan adanya dukungan dari perkembangan teknologi. Seolah-olah remaja meniru gaya pacaran orang luar yang tidak mengenal etika ketimuran yang dulunya selalu kita banggakan.

2. Penilaian

Proses dimana warga binaan menentukan nilai terhadap gaya pacaran masa sekarang. Penilaian tersebut timbul ketika warga binaan telah mengetahui, memahami dan mengerti apa dan bagaimana gaya pacran masa sekrang. Sehingga dapat disimpulkan dari 35 responden sebanyak 38,9% warga binaan menggunakan ukuran atau kriteria tidak baik terhadap gaya pacaran


(24)

51

masa sekarang. Warga binaan beranggapan bahwa gaya pacaran sekarang ini pada prakteknya ada nafsu birahi antara keduanya yang dilanda asmara. Mengingat landasan keduanya adalah nafsu birahi maka jangan heran jika dalam prakteknya akan ditemukan unsur-unsur yang mengarah pada pemuasan nafsu birahi. Selain itu warga binaan beranggapan bahwa remaja sekarang ini hampir tidak lagi memiliki etika dan sopan santu. Bahkan di tempat yang ramai sekalipun mereka masih sempat berpegangan tangan, berpelukan bahkan berciuman dengan pacar mereka.

3. Sikap

Suatu kegiatan apakah warga binaan mau menerima gaya pacaran masa sekarang atau tidak menerima sama sekali. Maka dapat disimpulkan dari 35 responden sebanyak 40,3% warga binaan tidak menerima sama sekali gaya pacaran masa sekarang.

B. SARAN

Dalam penelitian ini, peneliti menyarankan:

1. Bagi remaja, masa depan harus menjadi orientasi utama. Apapun yang dilakukan harus difikirkan secara matang, apakah akan merugikan masa depan atau menguntungkan.

2. Pilihlah pasangan (pacar) yang benar-benar mampu membimbing dan mengajak kita kepada hal-hal yang bersifat positif.

3. Jika memiliki pacar hindari berduaan di tempat yang gelap dan sepi yang jauh dari jangkauan orang lain, misalnya kamar tidur, hotel. Dan jika berada 51


(25)

51

di tempat wisata pililah tempat yang bisa di jangkau oleh pandangan orang lain, sehingga kontrol diri bisa memaksimalkan karena merasa diawasi. 4. Jagalah mata dari pandangan yang menimbulkan rangsangan untuk

melakukan gaya pacaran yang mengarah kehal-hal negatif. Hilangkan fikiran-fikiran negatif, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau seks, ingat semua itu berawal dari niat dan niat itu berada dalam hati dan fikiran kita sendiri.

5. Diharapkan remaja mampu untuk mengisi waktu luang dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat serta menghindari bacaan dan tontonan yang berbau seks karena itu akan merusak fikiran sehat kita. Kita tidak bisa menutup-nutupi kenyataan kuatnya pengaruh seks bebas dalam masyarakat kita, yang terutama adalah kesadaran bahwa seks bebas dapat merusak jiwa, fisik dan rohani kehidupan kita. Pendidikan normatif, budi pekerti dan agama sangat perlu agar biasa mencegah perbuatan yang bertentangan dengan norma umum.


(26)

54

Daftar Pustaka Buku

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukhori, Al-Jefri. 2006. Sekuntum Mawar Buat Remaja. Jakarta: Almawardi Prima.

Danim, Sudarwan. 2004. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. 2009. Patologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mayo, Jeanne. 2007. Membongkar Rahasia Berpacaran. Jakarta: Raja Grafindo. Miftah, Thomas. 1992. Tanggapan dan Jenisnya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Monk, F.J. Knoers. Rahayu, Siti. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Patty, F. 1982. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Erlangga

Pontoh, Rudi S. 2006. Pacaran Sehat Tips & Trik Buat Remaja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(27)

54

Skripsi

Aisya, Siti. 2012. Tanggapan Warga Binaan Terhadap Program Pelatihan Keterampilan yang Diselenggarakan di Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatra Utara. Medan. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNIMED. Skripsi tidak diterbitkan

Lubis, Maemunah. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kepercayaan Terhadap Mitos- Mitos Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja Usia 16-24 Tahun Dusun XII (KCVRI) Kompleks Cacat Veteran Republik Indonesia Medan Estate. Msedan. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNIMED. Skripsi tidak diterbitkan.

Internet

Adijarto, 2012. Statistik Hubungan Seks Luar Nikah di Indonesia. (Online), dalam http://seks-islam.blogspot.com/2012/02/statistik-hubungan-seks-luar-nikah-di.htmldiakses 2012

Ceria. 2009. Perilaku Seks Pada Remaja. Jakarta. (Online), dalam www.bkkbn.go.iddiakses 2012

Most Populer, Summaries & Reviews. Pengertian Pacaran. (Online), dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2243552-pengertian-pacaran/#ixzz1oFLy2tW0diakses Maret 2012

Satria. 2008. Pengertian Pacaran Menurut Para Ahli.(Online),

dalamhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2187159-pengertian-pacaran/#ixzz1w3zzKLFi diakses Maret 2012

Wanci, Ervianto. 2013. Remaja dan Pacaran. (Online), dalam http://www.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Remaja diakses 24 Januari 2013

Waspada. 2012. 63% Remaja Indonesia Biasa Lakukan Petting. (Online), dalam

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2 50310:63-remaja-indonesia-biasa-lakukan-petting&catid=61:seks&Itemid=136 diakses Februari 2013

Intanadevia, 2011. Pacaran Pada Remaja. (Online), dalam

http://shabbylunatics.wordpress.com/2011/01/26/pacaran-pada-remaja-karya-ilmiah/ diakses Februari 2013


(1)

12

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Praktis

Berdasarkan penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi remaja khususnya yang masih mengikuti proses belajar untuk tidak melakukan gaya pacaran masa sekarang yang cenderung tidak sehat, dan mengarah kepada hal-hal negatif. Dan bagi orang tua, sebagai bahan acuan untuk memberikan pengawasan yang eksklusif kepada remaja agar tidak sembarangan dalam bergaul terutama dalam memilih pacar. b. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian-kajian yang berkaitan dengan gaya pacaran masa sekarang.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan hasil tanggapan warga binaan terhadap gaya pacaran masa sekarang (studi pada warga binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja), yang telah dianalisis dalam tiga tingkatan yaitu kesadaran, penilaian dan sikap adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran

Suatu keadaan warga binaan dalam mengetahui, memahami dan mengerti apa dan bagaimana gaya pacaran masa sekarang, sihingga dapat disimpulkan dari 35 responden sebanyak 35,1% warga binaan beranggapan bahwa gaya pacaran sekarang ini memang cenderung tidak sehat, yang mana para remaja telah menyalah artikan pengertian pacaran itu sendiri. Sehingga aktivitas-aktivitas yang dilakukana para remaja saat ini sudah terbilang sangat bebas, apalagi dengan adanya dukungan dari perkembangan teknologi. Seolah-olah remaja meniru gaya pacaran orang luar yang tidak mengenal etika ketimuran yang dulunya selalu kita banggakan.

2. Penilaian

Proses dimana warga binaan menentukan nilai terhadap gaya pacaran masa sekarang. Penilaian tersebut timbul ketika warga binaan telah mengetahui, memahami dan mengerti apa dan bagaimana gaya pacran masa sekrang. Sehingga dapat disimpulkan dari 35 responden sebanyak 38,9% warga binaan menggunakan ukuran atau kriteria tidak baik terhadap gaya pacaran


(3)

51

masa sekarang. Warga binaan beranggapan bahwa gaya pacaran sekarang ini pada prakteknya ada nafsu birahi antara keduanya yang dilanda asmara. Mengingat landasan keduanya adalah nafsu birahi maka jangan heran jika dalam prakteknya akan ditemukan unsur-unsur yang mengarah pada pemuasan nafsu birahi. Selain itu warga binaan beranggapan bahwa remaja sekarang ini hampir tidak lagi memiliki etika dan sopan santu. Bahkan di tempat yang ramai sekalipun mereka masih sempat berpegangan tangan, berpelukan bahkan berciuman dengan pacar mereka.

3. Sikap

Suatu kegiatan apakah warga binaan mau menerima gaya pacaran masa sekarang atau tidak menerima sama sekali. Maka dapat disimpulkan dari 35 responden sebanyak 40,3% warga binaan tidak menerima sama sekali gaya pacaran masa sekarang.

B. SARAN

Dalam penelitian ini, peneliti menyarankan:

1. Bagi remaja, masa depan harus menjadi orientasi utama. Apapun yang dilakukan harus difikirkan secara matang, apakah akan merugikan masa depan atau menguntungkan.

2. Pilihlah pasangan (pacar) yang benar-benar mampu membimbing dan mengajak kita kepada hal-hal yang bersifat positif.

3. Jika memiliki pacar hindari berduaan di tempat yang gelap dan sepi yang jauh dari jangkauan orang lain, misalnya kamar tidur, hotel. Dan jika berada


(4)

di tempat wisata pililah tempat yang bisa di jangkau oleh pandangan orang lain, sehingga kontrol diri bisa memaksimalkan karena merasa diawasi. 4. Jagalah mata dari pandangan yang menimbulkan rangsangan untuk

melakukan gaya pacaran yang mengarah kehal-hal negatif. Hilangkan fikiran-fikiran negatif, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau seks, ingat semua itu berawal dari niat dan niat itu berada dalam hati dan fikiran kita sendiri.

5. Diharapkan remaja mampu untuk mengisi waktu luang dengan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat serta menghindari bacaan dan tontonan yang berbau seks karena itu akan merusak fikiran sehat kita. Kita tidak bisa menutup-nutupi kenyataan kuatnya pengaruh seks bebas dalam masyarakat kita, yang terutama adalah kesadaran bahwa seks bebas dapat merusak jiwa, fisik dan rohani kehidupan kita. Pendidikan normatif, budi pekerti dan agama sangat perlu agar biasa mencegah perbuatan yang bertentangan dengan norma umum.


(5)

54

Daftar Pustaka

Buku

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukhori, Al-Jefri. 2006. Sekuntum Mawar Buat Remaja. Jakarta: Almawardi Prima.

Danim, Sudarwan. 2004. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini. 2009. Patologi Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mayo, Jeanne. 2007. Membongkar Rahasia Berpacaran. Jakarta: Raja Grafindo. Miftah, Thomas. 1992. Tanggapan dan Jenisnya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Monk, F.J. Knoers. Rahayu, Siti. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Patty, F. 1982. Dasar-dasar Psikologi. Jakarta: Erlangga

Pontoh, Rudi S. 2006. Pacaran Sehat Tips & Trik Buat Remaja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Skripsi

Aisya, Siti. 2012. Tanggapan Warga Binaan Terhadap Program Pelatihan Keterampilan yang Diselenggarakan di Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatra Utara. Medan. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNIMED. Skripsi tidak diterbitkan

Lubis, Maemunah. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Kepercayaan Terhadap Mitos- Mitos Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja Usia 16-24 Tahun Dusun XII (KCVRI) Kompleks Cacat Veteran Republik Indonesia Medan Estate. Msedan. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNIMED. Skripsi tidak diterbitkan.

Internet

Adijarto, 2012. Statistik Hubungan Seks Luar Nikah di Indonesia. (Online), dalam http://seks-islam.blogspot.com/2012/02/statistik-hubungan-seks-luar-nikah-di.htmldiakses 2012

Ceria. 2009. Perilaku Seks Pada Remaja. Jakarta. (Online), dalam www.bkkbn.go.iddiakses 2012

Most Populer, Summaries & Reviews. Pengertian Pacaran. (Online), dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2243552-pengertian-pacaran/#ixzz1oFLy2tW0diakses Maret 2012

Satria. 2008. Pengertian Pacaran Menurut Para Ahli.(Online),

dalamhttp://id.shvoong.com/social-sciences/education/2187159-pengertian-pacaran/#ixzz1w3zzKLFi diakses Maret 2012

Wanci, Ervianto. 2013. Remaja dan Pacaran. (Online), dalam http://www.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Remaja diakses 24 Januari 2013

Waspada. 2012. 63% Remaja Indonesia Biasa Lakukan Petting. (Online), dalam

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2 50310:63-remaja-indonesia-biasa-lakukan-petting&catid=61:seks&Itemid=136 diakses Februari 2013

Intanadevia, 2011. Pacaran Pada Remaja. (Online), dalam

http://shabbylunatics.wordpress.com/2011/01/26/pacaran-pada-remaja-karya-ilmiah/ diakses Februari 2013