KONTRIBUSI PENGETAHUAN MENJAHIT DENGAN MINAT MEMBUKA USAHA MENJAHIT PADA REMAJA BINAAN UPT PELAYANAN SOSIAL ANAK REMAJA TANJUNG MORAWA.

(1)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Macam–macam model busana ... 15

Gambar 2 Macammacam model rok ... 16

Gambar 3 Macammacam model lengan ... 17

Gambar 4 Macam–macam model kerah ... 18

Gambar 5 Cara mengambil ukuran L.Badan... 19

Gambar 6. Cara mengambil ukuran L.Pinggang... 19

Gambar 7. Cara mengambil ukuran T.Panggul... 20

Gambar 8. Cara mengambil ukuran L.Panggul... 20

Gambar 9. Cara mengambil ukuran L.Dada ... 21

Gambar 10. Cara mengambil ukuran T.Puncak... 21

Gambar 11. Cara mengambil ukuran P.Sisi ... 23

Gambar 12. Cara mengambil ukuran L.Bahu ... 23

Gambar 13. Cara mengambil ukuran P.Punggung... 24

Gambar 14. Cara mengambil ukuran L.Punggung... 24

Gambar 15. Cara mengambil ukuran K.Lengan ... 25

Gambar 16. Cara mengambil ukuran P.Lengan ...21

Gambar 17. Cara mengambil ukuran P.Gaun... 22

Gambar 18 Pola bagian badan ... 26

Gambar 19. Pola bagian lengan ... 28

Gambar 20. Pola bagian rok ... 29


(2)

Gambar 22. Histogran distribusi skor variabel pengetahuan menjahit... 72

Gambar 23. Histogran distribusi skor variabel minat membuka usaha... 73

Gambar 24. Tingkat katagori skor pengetahuan menjahit ... 74


(3)

KONTRIBUSI PENGETAHUAN MENJAHIT DENGAN MINAT MEMBUKA USAHA MENJAHIT PADA REMAJA BINAAN UPT PELAYANAN SOSIAL

ANAK REMAJA TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian

OLEH :

JUMEIDA MANIK 509343021

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkap kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat membuka usaha padaa remaja binaan UPT pelayanan sosial anak remaja tanjung morawa. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dra.Yetti Pangaribuan, M.Pd, selaku pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud. 2. Dra.Rosita Carolina, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah memberikan

bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi.

3. Dra. Armaini Rambe, M.Si dan Dra. Ermidawati, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini 4. Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku ketua jurusan pendidikan kesejateraan keluarga 5. Dra.Nurmaya Napitu, M.Si, selaku ketua prodi pendidikan Tata Busana Unimed

Medan.

6. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Tata Busana Unimed Medan.

7. Prof. Dr.Abdul Hamid K, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, terkhusus dosen jurusan PKK yang telah memberi ilmu dan wawasan kepada penulis.

9. Terimakasih kepada pihak PLS, Ibu Nurma S. Tambunan, SH Selaku ketua TU., terima kasih kepada Ibu Rosida Pakpahan selaku guru instruktur menjahit serta bapak/ibu guru dan staf pegawai yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

10. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda terkasih Bapak Laidin Manik dan ibunda terkasih Ibu Lamria Br Sinaga yang selalu memberi doa dan kasih sayangnya, bantuan moril dan material serta doa yang tidak pernah berhenti


(5)

ii

diberikan untuk penulis serta kepada Abang kuh tersayang Jekson. H. Manik dan edak ku tersayang Lilis Butarbutar , Dan Adek ku tersayang Trisna.W.A. Manik A.Md dan Adi Aprianto Manik terimakasih atas doa, bimbingan, dukungan moril yang selalu diberikan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan studi.

11. Teman-teman tata busana ekstensi dan Reguler 2009 dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang selalu senantiasa memberikan bantuan, dorongan, doa dan semangat buat saya dalam penyusunan skripsi ini. 12. Terima kasih buat Apriando .H Nadapdap S.Pd, yang telah banyak membantu

saya dan memberikan semangat tanpa lelah bagi saya selama masa penyelesaian skripsi ini

13. Seluruh pihak yang telah banyak membantu saya dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terimakasih.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan memberkati dan melimpahkan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini.

Medan, Maret 2015 Hormat saya

Jumeida Manik NIM.509343021


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Pembatasan Masalah ...,... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Masalah ... 8

F. Mamfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORITIS,KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. KERANGKA TEORITIS ... 10

1. Pengertian Pengetahuan menjahit ... 12

a. Pengertian pengetahuan ... 10

b. Pengertian menjahit ... 11

2. Pengetahuan keterampilan menjahit ... 12

A. Pengenalan Alat Jahit ... 14

B. Alat dan bahan mengambar pola ... 14

3. Pengetahuan Busana ... 14

1. Model busana ... 15

2. Model rok ... 16

3. Model lengan ... 17


(7)

4. Cara mengambil ukuran ... 18

5. Menggambar Pola ... 25

a. Konstruksi pola baan dewasa ... 26

b. Konstruksi pola lengan ... 28

c. Konstruksi pola rok ... 29

d. Konstruksi pola kerah ... 31

6. Pemilihan bahan ... 31

7. Minat membuka usaha menjahit ... 32

1. Faktor yang mempengaruhi minat ... 33

2. Faktor yang mendasari timbulnnya minat ... 33

3. Proses terbentuknnya minat ... 34

4. Unsurunsur minat ... 36

8. Wirausaha busana ... 40

1. Kursus menjahit ... 40

2. Usaha modiste ... 41

3. Usaha mode atelir ... 41

4. Usaha butiqe ... 42

5. Usaha perantara busana ... 43

B. KERANGKA KONSEPTUAL ... 43

C. PENGAJUAN HIPOTESIS ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 46

B. Defenisi oprasional dan variabel penelitian ... 46

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 47

1. Populasi penelitian ... 47

2. Sampel penelitian ... 47

D. Instrumen dan teknik pengumpulan data ... 48

A. Teknik pengumpulan data ... 48

B. Uji coba instrumen penelitian ... 49

E. Teknik uji validitas dan reabilitas ... 51

a. Uji validitas angket ... 52

b. Uji reabilitas angket ... 53

c. Uji validitas tes ... 53

d. Uji reabilitas tes ... 54


(8)

f. Daya beda tes ... 55

g. Teknik analisa data ... 56

1. Mendeskripsikan data ... 56

2. Pencari tingkat kesukaran variabel penelitian ... 57

3. Uji persyaratan analisis ... 58

a. Uji normalitas ... 58

b. Uji linieritas ... 59

4. Pengujian hipotesis ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi data penelitian ... 71

1. Pengetahuan menjahit ( x ) ... 71

2. Minat membuka usaha ( y ) ... 72

B. Kelas kecenderungan variabel penelitian ... 73

1. Pengetahuan menjahit ( x ) ... 73

2. Kelas kecenderungan minat membuka usaha ( y ) ... 74

C. Uji persyaratan analisis ... 76

1. Uji normalitas ... 76

2. Uji linierritas dan regresi ... 77

D. Pengujian hipotesis ... 78

E. Temuan penelitian ... 78

F. Pembahasan penelitian ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Implikasi ... 82

C. Saran ... 83 Lampiran


(9)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan suatu harapan baru bagi keberlangsungan generasi suatu bangsa. Melalui proses pendidikan, anak di beri pelatihan untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan keterampilannya menjadi sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era globalisasi informasi saat ini. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus di bekali dengan pendidikan. Namun berdasarkan realita yang ada, banyak anak yang mengalami putus sekolah. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor di antaranya : faktor ekonomi (kemiskinan), faktor lingkungan, faktor internal anak dan lain sebagainya. Dari beberapa faktor yang ada faktor ekonomi (kemiskinan) merupakan faktor terbesar yang menghambat dalam mendapatkan pendidikan bagi anak. Sehingga masih banyak anak-anak di Indonesia mengalami putus sekolah.

Sesuai dengan pernyataan di atas maka upaya yang dilakukan oleh pemerintah di bidang kesejateraan dan memberikan perlindungan dan pembinaan terhadap anak yang kurang mampu dan yang putus sekolah adalah penyediaan lembaga-lembaga pelayanan sosial. Pada pasal 34 UUD 1945 menyatakan bahwa

“fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Sebagai wujud dari pemahaman dan penghayatan terhadap ketentuan tersebut, maka didirikanlah panti asuhan yang bertujuan untuk menyantuni, memelihara dan mendidik anak-anak


(10)

2

yatim dan anak terlantar yang putus sekolah sehinggah mereka terpenuhi kebutuhan baik fisik maupun mental spiritual.

Satu diantara panti asuhan yang didirikan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan Dinas Kesejateraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) yang merupakan tempat untuk membina anak-anak dan remaja yang mengalami putus sekolah akibat dari ketidakmampuan orangtua mereka di bidang ekonomi. Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) berdiri pada tahun 1975 yang beralamat di jln.Industri No.47 Desa Tanjung Morawa Kec. Tanjung Morawa Kabupaten Deli serdang. Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah yang di lingkungan oleh dinas sosial Sumatera Utara. Lembaga ini bekerja dengan dinas kabupaten kota untuk memberikan bimbingan sosial mental, dan fisik serta pelatihan keterampilan yang dapat menjadi bekal bagi anak-anak atau remaja yang putus sekolah utuk kehidupan kelak. Dalam pelatihan keterampilan tentunya diperlukan implementasi yang baik agar program pelatihan keterampilan berjalan dengan baik.

UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) merupakan salah satu unit pelaksanan teknis yang berada di bawah naungan Dinas Kesejateraan Sosial Provinsi Sumatra Utara yang memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan sosial kepada remaja putus sekolah, terlantar atau mengalami permasalahan sosial agar mampu hidup mandiri dan terhindar dari berbagai maslah sosial bagi dirinya dan lingkungannya. Serta dapat menumbuh kembangkan potensi yang di miliki sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.


(11)

3

Sejalan dengan pernyataan di atas, UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) memiliki tujuan yang tertentu untuk menghindari remaja dari berbagai masalah sosial sebagai akibat putus sekolah dan terlantar. Dan untuk terwujudnya remaja putus sekolah /terlantar yang mandiri dan berjiwa wirausaha serta mampu mengembangkan potensi dirinya dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Kemudian yang menjadi sasaran dari UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) ini adalah anak remaja putus sekolah, berasal dari keluaga tidak mampu .

UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) memberikan bimbingan sosial dan keterampilan terhadap anak putus sekolah yang dilaksanakan selama enam bulan di panti tersebut. Dengan adanya panti ini remaja yang putus sekolah akan di beri bimbingan sosial dan keterampilan kerja agar setelah keluar dari panti mereka dapat melaksanakan fungsi sosial di masyarakat atau membuka wirausaha pada bidang masing-masing. Keterampilan yang diajarkan pada panti tersebut terdiri atas empat keterampilan yaitu keterampilan menjahit, keterampilan bordir, keterampilan salon, keterampilan otomotif dengan kapasitas daya tampung 165 orang untuk seluruh jurusan.

Keterampilan menjahit yang diajarkan oleh panti sosial ini adalah pada dasarnya sama seperti yang diajarkan pada tempat-tempat kursus menjahit lainnya. Remaja binaan di ajarkan mulai dari dasar diantaranya teori pengenalan alat jahit dan teori dasar pola badan dewasa, teori dasar pola rok dewasa, teori dasar pola lengan dewasa, teori dasar kerah wanita dewasacara mengambil ukuran badan dewasa, pembuatan pola sampai pada tahap menjahit busana dan penyelesaiannya. Ada pun produk yang di selesaikan selama 6 bulan di pelatihan


(12)

4

keterampilan menjahit adalah praktek membuat rok, membuat blus wanita, kemeja pria, kebaya, celana panjang, baju tidur, dan baju anak. Dalam pelatihan keterampilan,siswa peserta pelatihan di bimbing mulai dari teori sampai menjahit bajunya sendiri.

Setelah anak/remaja melaksanakan pelatihan keterampilan selama 6 bulan diharapkan siswa peserta pelatihan setelah memiliki keterampilan dasar sehingga dapat berperan serta dalam mengurangi kemiskinan dan ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan di lingkungannya kelak. Untuk itu anak diharapkan mampu dalam mengikuti pelatihan keterampilan ini.

Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa untuk menjadi manusia yang terampil bukan hanya dibutuhkan kemampuan dalam diri orang tersebut tetapi juga di tentukan oleh minat. Dimana minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruhnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk dapat menjadi manusia yang terampil dibutuhkan minat dan kemampuan. Dari penjelasan diatas maka dapat diasumsikan bahwa minat dan kemampuan memiliki hubungan yang erat.

Keterampilan merupakan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan (dipraktikkan) dan dikembangkan bagi masyarakat yang ingin maju. Berbekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki didorong oleh minat serta keinginan dari dalam diri merupakan modal utama untuk kemajuan seseorang dalam menciptakan lapangan kerja.


(13)

5

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa dapat dilihat seswa peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan keterampilan menjahit memiliki kemampuan yang baik, namun sebagian lagi memiliki kemampuan yang cukup. Hal ini dapat diketahui dari hasil data dokumentasi nilai peserta binaan sebagai berikut

Tabel 1. Keterangan Belajar Keterampilan Menjahit di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa

Tahun Ajar Standart Penilaian Jumlah Siswa Persentase 2013

Angkatan I

90–100 (A) Sangat baik 80 - 89 (B) Baik 70–79 (C) Cukup

< 69 ( K) Kurang

5 Orang 27 Orang 7 Orang 2 Orang 12,19% 65,85 % 17,07 % 4,87 %

Jumlah 41 Orang 100 %

2013 Angkatan II

90–100 (A) Sangat baik 80 - 89 (B) Baik 70–79 (C) Cukup

< 69 ( K) Kurang

5 Orang 32 Orang 9 Orang 3 Orang 10,20 % 65,30 % 18,36% 6,12 %

Jumlah 49 Orang 100 %

2014 Angkatan I

90–100 (A) Sangat baik 80 - 89 (B) Baik 70–79 (C) Cukup

< 69 ( K) Kurang

3 Orang 26 Orang 13 Orang 3 Orang

6,66% 57,77% 28,88% 6,66%

Jumlah 45 Orang 100 %


(14)

6

Berdasarkan data di atas bahwa kemampuan siswa dalam melaksanakan keterampilan menjahit di nyatakan baik .Pada Tahun 2013 angkatan pertama banyak siswa yang mendapat nilai sangat baik (12,19%) baik (68,85%) dan bandingkan yang mendapat nilai cukup (17,07%) serta kurang (4,87%). Angkatan kedua pada Tahun 3013 terdapat nilai sangat baik (10,20%) baik (65,30%)dan yang cukup (18,36%) sedangkan kurang (6,12%). Selanjutnya angkatan pertama Tahun ajaran 2014 terdapat Berada pada nilai sangat baik(6,66%) sedangkan yang baik (57,77%) berada pada nilai cukup (28,88%) serta kurang(6,66%)). Dengan demikian peserta pelatihan keterampilan menjahit mampu menguasi keterampilan menjahit yang telah diajarkan panti tersebut dan setelah selesai menjalani pelatihan diharapkan ramaja binaan mampu membuka usaha menjahit. Namun berdasarkan data alumni UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa. Remaja binaan yang tidak bekerja membuka usaha busana (65,8 % ) sedangkan yang membuka usaha busana ( 20,2 %) data dapat di lihat di lampiran data alumni.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik mengangkat permasalahan ini dan ingin mengetahui berapa besar Kontribusi Pengetahuan Menjahit Dengan Minat Membuka Usaha Menjahit Pada Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa .


(15)

7

B.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah seperti di uraikan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Kurangnnya minat membuka usaha di bidang busana

2. Kurangnnya dukunngan dari dalam atau dari luar diri remaja

3. Kurannya ketertarikan remaja binaan dalam melanjut usaha busana setelah selesai melaksanakan pelatihan

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas serta keterbatasan kemampuan peneliti keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu di lakukan pembatasan masalah. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan menjahit dibatasi pada pengenalan alat jahit, konstruksi pola dasar badan, kontruksi pola dasar rok, kontruksi pola dasar lengan, kontruksi pola dasar kerah dan cara mengambil ukuran untuk wanita dewasa

2. Minat membuka usaha menjahit dibatasi dengan usaha busana modiste D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di uraikan sebelumnya di atas,maka masalah yang akan di teliti di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pengetahuan menjahit remaja binaan UPT PS Anak Remaja ?


(16)

8

2. Bagaimana tingkat minat membuka usaha remaja binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa?

3. Seberapa besar kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat berbuka usaha menjahit pada remaja binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa?

E.Tujuan Penelitian

Setiap usaha yang dilakukan berhasil terlebih dahulu ada tujuan, demikian juga penelitian ini harus mempunyai tujuan tertentu agar dapat memberi gambaran secepatnya sesuai dengan data-data peneliti yang dilaksanakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menjahit remaja binaan UPT PS Anak Remaja Tanjung Morawa.

2. Untuk mengetahui tingkat minat membuka usaha menjahit remaja binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat membuka usaha remaja binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa.

F.Mamfaat Penelitian

1. Untuk UPT PS Anak Remaja

1. Sebagai masukan agar remaja binaan dapat menambah pengetahuan menjahit dalam pelatihan keterampilan menjahit


(17)

9

2. Sebagai masukan kepada pengajar agar lebih giat dalam mengajar dan mendidik anak remaja agar lebih meningkatkan kemampuan anak dalam menjahit

2.Untuk mahasiswa / umum

1. Sebagai umpan balik bagi jurusan PKK UNIMED agar dapat memberikan fikiran kepada pengelola UPT PS Anak Remaja dalam meningkatkan pengetahuan menjahit

2. Sebagai peneliti agar kelak dapat mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan minat membuka usaha yang mempengaruhi oleh faktor pengetahuan menjahit terhadap pentingnya bekal untuk membuka usaha menjahit.


(18)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Kemampuan Menjahit berada dalam kategori Pengetahuan Menjahit (X) cendrung tinggi (35 %).

2. Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Minat Membuka Usaha tergolong dalam kategori tinggi (30%). 3. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara Pengetahuan Menjahit Terhadap Minat Membuka Usaha Pada Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa dinyatakan dengan koefisien korelasi rxy = 0.824. Kemudian koefisien korelasi antara X dan Y, rxy = 0.824 dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5% pada dk = n -1 = 39, rtabel= 0,316 maka rxy> rtabelyaitu 0.824. Berarti ada Hubungan yang signifikan antara ubahan X dan Y.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Pengetahuan Menjahit cendrung tinggi, Kategori ini menggambarkan bahwa remaja sudah sepenuhnya memiliki pengetahuan Menjahit. Pengetahuan menjahit adalah segala sesuatu yang diketahui dan dimengerti seseorang


(19)

83

dalam bidang menjahit, yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Menjahit membutuhkan banyak pengetahuan yaitu tentang :Pengenalan piranti menjahit, cara menggambil ukuran, konstruksi pola, mengenal model-model, pemilihan bahan.

2. Minat Membuka Usaha tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa remaja telah memiliki minat yang tinggi dalam membuka usaha. Minat adalah suatu rasa lebih suka dalam ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa adanya penyuruh.Minat pada diri seseorang timbul tidak secara spontan tatapi setelah adanya rangsanngan, yaitu pada sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan sesuatu yang akan dipelajari di rasakan bermakna dalam dirinnya .

3. Dengan diterimanya hipotesis (Ha) yaitu terdapat Hubungan Kemampuan Menjahit Remaja Terhadap Pengetahuan Menjahit Dengan Minat Membuka Usaha Menjahit Pada Remaja Binaan Upt Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa, dengan demikian perlunya perhatian dari para remaja untuk meningkatkan segala pengetahuan tentang Menjahit sehingga dapat meningkatkan Minat Membuka Usaha Menj

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada remaja hendaknya dapat meningkatkan Minat Membuka Usaha yang dapat diperoleh melalui berbagai media belajar seperti buku, majalah maupun internet.


(20)

84

2. Diharapkan kepada remaja untuk lebih mengasuh dan meningkatkan Minat Membuka Usaha dengan melatih diri dan menguasainya.

3. Kepada remaja hendaknya dapat lebih memahami dan mampu menempatkan ragam Kemampuan Menjahit dan Minat Membuka Usaha secara tepat sesuai dengan bidang atau bahan yang dibuat.

4. Diharapkan kepada pihak UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa khususnya untuk guru kompetensi menjahit, agar lebih meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang tepat sehingga remaja dapat menerima dan menerapkan pembelajaran dengan baik.


(21)

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Chamot, Anna Uhl. (2004). Issues in Language Learning Strategy Research and Teaching Electronic. Journal of Foreign Language Teaching. Centre for Language Studies National University of Singapore. Vol. 1, No. 1, pp. 14-26 (http://e-flt.nus.edu.sg/) Diakses pada tanggal 18 Februari 2013

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta..

Kem. (1995). Dalam Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan .(hal.126) Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. sJakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakaryas

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana

Pratiwi,dkk, 2001. Pola Dasar Dan Pecah Pola Busana . Jakarta

Anita, Lie. 2007. Cooperative Learning Mempraktekkan Kooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grassindo

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ernawati, dkk. 2009. Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Irianto, Agus. 2009. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.


(22)

78

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar

Reni, K dan Hardiman. 2003. Ragam Busana Pria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman, AM. 2005. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, E Robert. 2009. Learning Teori, Riset dan Praktik Cooperative. Bandung: Nusa Media

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Surabaya: Prestasi Pustaka

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara


(23)

i ABSTRAK

Jumeida Manik. Kontribusi Pengetahuan Menjahit Dengan Minat Membuka Usaha Menjahit Pada Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menjahit siswa binaan UPT PS Anak Remaja Tanjung Morawa. (2) Untuk mengetahui tingkat minat membuka usaha menjahit siswa binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa.(3) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat berbuka usaha pada siswa binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

Uji instrumen dilakukan di kursus menjahit Keriahen. Siswa yang mengikuti tes uji instrumen sebanyak 25 orang. Bayak soal tes uji instrumen tes sebanyak 35 soal dan uji instrumen angket sebanyak 35 soal. Validitas butir soal pengetahuan menjahit soal yang dinyatakan valid 32 soal dan tidak valid 3 soal. Validitas angket minat membuka usaha menjahit yang dinyatakan valid 32 soal yang tidak valid 3 soal.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik total sampling, artinya keseluruhan populasi yang menjadi subjek penelitian sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah Kontribusi pengetahuan menjahit mengunakan tes dan minat membuka usaha menggunakan angket. Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Kemampuan Menjahit berada dalam kategori Pengetahuan Menjahit (X) cendrung tinggi (35 %). Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Minat Membuka Usaha tergolong dalam kategori tinggi (30%).Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Menjahit Terhadap Minat Membuka Usaha Pada Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa dinyatakan dengan koefisien korelasi rxy= 0.824. Kemudian koefisien korelasi antara X dan Y, rxy = 0.824 dikonsultasikan dengan rtabeldengan taraf signifikansi 5% pada dk = n -1 = 39, rtabel= 0,316 maka rxy> rtabelyaitu 0.824. Berarti ada Hubungan yang signifikan antara ubahan X dan Y. Jumlah pengikut tes 40 orang. Dari table product momen diperoleh rtabel (5%)= 0,316, sedangkan rhitung=0.824, karena r hitung ˃ r table ( 0,316 > 0,824 ) maka koefisien korelasi x terhadap y adalah signifikan. Artinya terdapat Hubungan yang signifikan antara kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat membuka usaha menjahit pada siswa binaan UPT PS Anak Remaja Tanjung Morawa.

Kepada remaja hendaknya dapat lebih memahami dan mampu menempatkan ragam Kemampuan Menjahit dan Minat Membuka Usaha secara tepat sesuai dengan bidang atau bahan yang dibuat.Diharapkan kepada pihak UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa khususnya untuk guru kompetensi menjahit, agar lebih meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang tepat sehingga remaja dapat menerima dan menerapkan pembelajaran dengan baik.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Kemampuan Menjahit berada dalam kategori Pengetahuan Menjahit (X) cendrung tinggi (35 %).

2. Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Minat Membuka Usaha tergolong dalam kategori tinggi (30%). 3. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara Pengetahuan Menjahit Terhadap Minat Membuka Usaha Pada Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa dinyatakan dengan koefisien korelasi rxy = 0.824. Kemudian koefisien korelasi antara X dan Y, rxy = 0.824 dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5% pada dk = n -1 = 39, rtabel= 0,316 maka rxy> rtabelyaitu 0.824. Berarti ada Hubungan yang signifikan antara ubahan X dan Y.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Pengetahuan Menjahit cendrung tinggi, Kategori ini menggambarkan bahwa remaja sudah sepenuhnya memiliki pengetahuan Menjahit. Pengetahuan menjahit adalah segala sesuatu yang diketahui dan dimengerti seseorang


(2)

dalam bidang menjahit, yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Menjahit membutuhkan banyak pengetahuan yaitu tentang :Pengenalan piranti menjahit, cara menggambil ukuran, konstruksi pola, mengenal model-model, pemilihan bahan.

2. Minat Membuka Usaha tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa remaja telah memiliki minat yang tinggi dalam membuka usaha. Minat adalah suatu rasa lebih suka dalam ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa adanya penyuruh.Minat pada diri seseorang timbul tidak secara spontan tatapi setelah adanya rangsanngan, yaitu pada sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan sesuatu yang akan dipelajari di rasakan bermakna dalam dirinnya .

3. Dengan diterimanya hipotesis (Ha) yaitu terdapat Hubungan Kemampuan Menjahit Remaja Terhadap Pengetahuan Menjahit Dengan Minat Membuka Usaha Menjahit Pada Remaja Binaan Upt Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa, dengan demikian perlunya perhatian dari para remaja untuk meningkatkan segala pengetahuan tentang Menjahit sehingga dapat meningkatkan Minat Membuka Usaha Menj

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada remaja hendaknya dapat meningkatkan Minat Membuka Usaha yang dapat diperoleh melalui berbagai media belajar seperti buku, majalah maupun internet.


(3)

2. Diharapkan kepada remaja untuk lebih mengasuh dan meningkatkan Minat Membuka Usaha dengan melatih diri dan menguasainya.

3. Kepada remaja hendaknya dapat lebih memahami dan mampu menempatkan ragam Kemampuan Menjahit dan Minat Membuka Usaha secara tepat sesuai dengan bidang atau bahan yang dibuat.

4. Diharapkan kepada pihak UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa khususnya untuk guru kompetensi menjahit, agar lebih meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang tepat sehingga remaja dapat menerima dan menerapkan pembelajaran dengan baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Chamot, Anna Uhl. (2004). Issues in Language Learning Strategy Research and Teaching Electronic. Journal of Foreign Language Teaching. Centre for Language Studies National University of Singapore. Vol. 1, No. 1, pp. 14-26 (http://e-flt.nus.edu.sg/) Diakses pada tanggal 18 Februari 2013

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta..

Kem. (1995). Dalam Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan .(hal.126) Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. sJakarta: Kencana.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakaryas

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana

Pratiwi,dkk, 2001. Pola Dasar Dan Pecah Pola Busana . Jakarta

Anita, Lie. 2007. Cooperative Learning Mempraktekkan Kooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grassindo

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ernawati, dkk. 2009. Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Irianto, Agus. 2009. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.


(5)

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Pustaka Pelajar

Reni, K dan Hardiman. 2003. Ragam Busana Pria. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sardiman, AM. 2005. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, E Robert. 2009. Learning Teori, Riset dan Praktik Cooperative. Bandung: Nusa Media

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Surabaya: Prestasi Pustaka

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

i

Tanjung Morawa. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan menjahit siswa binaan UPT PS Anak Remaja Tanjung Morawa. (2) Untuk mengetahui tingkat minat membuka usaha menjahit siswa binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa.(3) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat berbuka usaha pada siswa binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

Uji instrumen dilakukan di kursus menjahit Keriahen. Siswa yang mengikuti tes uji instrumen sebanyak 25 orang. Bayak soal tes uji instrumen tes sebanyak 35 soal dan uji instrumen angket sebanyak 35 soal. Validitas butir soal pengetahuan menjahit soal yang dinyatakan valid 32 soal dan tidak valid 3 soal. Validitas angket minat membuka usaha menjahit yang dinyatakan valid 32 soal yang tidak valid 3 soal.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik total sampling, artinya keseluruhan populasi yang menjadi subjek penelitian sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah Kontribusi pengetahuan menjahit mengunakan tes dan minat membuka usaha menggunakan angket. Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Kemampuan Menjahit berada dalam kategori Pengetahuan Menjahit (X) cendrung tinggi (35 %). Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa memiliki Minat Membuka Usaha tergolong dalam kategori tinggi (30%).Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Menjahit Terhadap Minat Membuka Usaha Pada Remaja Binaan UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa dinyatakan dengan koefisien korelasi rxy= 0.824. Kemudian koefisien korelasi antara X dan Y, rxy = 0.824 dikonsultasikan dengan rtabeldengan taraf signifikansi 5% pada dk = n -1 = 39, rtabel= 0,316 maka rxy> rtabelyaitu 0.824. Berarti ada Hubungan yang signifikan antara ubahan X dan Y. Jumlah pengikut tes 40 orang. Dari table product momen diperoleh rtabel (5%)= 0,316, sedangkan rhitung=0.824, karena r hitung ˃ r table ( 0,316 > 0,824 ) maka koefisien korelasi x terhadap y adalah signifikan. Artinya terdapat Hubungan yang signifikan antara kontribusi pengetahuan menjahit dengan minat membuka usaha menjahit pada siswa binaan UPT PS Anak Remaja Tanjung Morawa.

Kepada remaja hendaknya dapat lebih memahami dan mampu menempatkan ragam Kemampuan Menjahit dan Minat Membuka Usaha secara tepat sesuai dengan bidang atau bahan yang dibuat.Diharapkan kepada pihak UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa khususnya untuk guru kompetensi menjahit, agar lebih meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang tepat sehingga remaja dapat menerima dan menerapkan pembelajaran dengan baik.