PEMBERIAN GELAR SAURMATUA DALAM UPACARA KEMATIAN PADA ETNIS BATAK TOBA DI PEMATANG SIANTAR.

PEMBERIAN GELAR SAURMATUA DALAM UPACARA KEMATIAN
PADA ETNIS BATAK TOBA
DI PEMATANG SIANTAR

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat memperoleh gelar Sarjana
Diajukan oleh:
MARTA A.J SAMOSIR
NIM. 3113121045

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
Marta A. J Samosir : Pemberian Gelar Saurmatua Dalam Upacara Kematian
Pada Etnis Batak Toba Di Pematang Siantar. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan. 2015.
Latar belakang penelitian ini berdasarkan kebudayaan dan adat istiadat pada etnis
Batak Toba dimana pada orang yang meninggal dunia akan diberikan gelar sesuai

dengan syarat dan status dari mendiang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui latar belakang pemberian gelar Saurmatua, fungsi gelar Saurmatua,
hubungan gelar Saurmatua dengan lamanya upacara kematian, hubungan gelar
Saurmatua dengan motivasi orangtua Batak Toba dalam keberhasilan keturunan,
serta proses pemberian gelar Saurmatua dalam upacara kematian.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Pematang Siantar kelurahan Kahean, jenis
penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode yang
digunakan adalah penelitian lapangan dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan
data yaitu observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pemberian gelar Saurmatua
berpijak dari kebudayaan dan adat istiadat Batak Toba serta prinsip hidup orang
Batak Toba. Fungsi gelar Saurmatua bagi budaya Batak Toba yaitu untuk
memperkuat sistem sosial hubungan kekerabatan dan menjadi bukti pencapaian
tujuan hidup dari orang Batak Toba pada umunya yaitu Hasangapan
(kehormatan), Hagabeon (memiliki anak laki-laki dan perempuan) serta Hamoraon
(kekayaan). Fungsi gelar Saurmatua bagi keluarga atau kerabat dari mendiang dapat
meningkatkan status sosial. Fungsi gelar Saurmatua pada masyarakat Batak Toba
sebagai bukti bahwa peninggalan/ tradisi adat dari para leluhur masih terjaga.
Hubungan gelar Saurmatua dengan lamanya upacara kematian Batak Toba memiliki
perbedaan pada masa pra-Kristen, setelah masuknya agama Kristen,dan pada agama

Islam. Dimana lamanya upacara kematian Saurmatua pada masa pra-Kristen
menghabiskan tujuh tahun tujuh tujuh hari untuk menyimpan mayat di atas bagian
rumah ( loteng ), tujuh hari tujuh malam penurunan mayat dari loteng dan
dikuburkan pada kubur batu. Upacara kematian Saurmatua setelah masuknya agama
kristen menghabiskan 3-5 hari sedangkan pada upacara kematian Saurmatua Batak
Toba yang beragam Islam menghabiskan waktu 1-2 hari. Hubungan gelar
Saurmatua dengan motivasi orangtua Batak toba dalam keberhasilan Keturunan
tidak terdapat hubungan dan proses pemberian gelar Saurmatua terdiri dari tiga
belas bagian.
Kata kunci : Gelar Saurmatua dalam upacara kematian, etnis Batak Toba

ABSTACT
Marta A. J Samosir : Saurmatua Degree Awarding Ceremony at The Death Of
The Ethnic Batak Toba In The Pematang Siantar. Thesis. Faculty of Social
Science University of Medan. 2015
The background of this research is based on the culture and customs of the ethnic
Batak Toba whore the person who died will be awarded in accordance with the
terms and status of the late. The purpose of this study was determine the level of the
provision saurmatua background, relationship with his old cementary saurmatua
title, title saurmatua relationship with parents Batak Toba motivation in the succes of

the child, as well as the process of awarding the funurel saurmatua.
The research was conducted in the city Pematang Siantar village Kahean. The type
of reseach usedused are field research and literature study. Data collection
techniques are observation, interview, literature and documentation.
The result showed that the background giving the title saurmatua stand of culture
and customs as well as the principle of life batak toba. Saurmatua title function for
Batak Toba culture is to srengthen the ties of kinship and social system became
evident achievements and goals of the Batak Toba in general, ie hasangapon
(honorary), hagabeon (having boys and girls), as well as hamoraon (wealth).
Function title saurmatua for the family or relatives of the deceased can improve the
social status. Saurmatua title function in society Batak Toba as evidence that the
relic/indigenous traditions of the ancestors still awake.
Saurmatua degree relationshipwith the lenght of funerals batak toba have differences
on the pre-Christian religion era, afer the entri of the Christian religion and the
religion of Muslim. The durationof he funural ceremony saurmatua in pre-Christian
spent seven years and seven days to keep a body on the part of the house ( the attic ),
seven days and seven nights a dedecrease in the bodies of the attic and burried in a
rock tumb. Saurmatua funeral ceremony after the entry of the Christian religions to
spend 3-5 days while the Muslim spend 1-2 days. Saurmatua degree relationship
with the motivation of the parents in the success of the Batak Toba descent there is

no relationship and the process of awarding saurmatua consist of thirteen section.
Keywords : Saurmatua degree in funeral rites, Ethnic Batak Toba

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan kasih karuniaNya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi
syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Adapun judul Skripsi

Adalah “Pemberian Gelar Saurmatua Dalam

Upacara Kematian Pada Etnis Batak Toba Di Pematang Siantar”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, bukan hal yang mustahil apabila di dalamnya terdapat kekurangan
dan kelemahan. Maka dengan segala kerendahan hati dan hati yang terbuka
penulis sangat mengharapkan berbagai pandangan, saran, dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih pada pihak-pihak
yang telah membantu selama menyusun Skripsi ini.
Adapun penulis samapaikan rasa terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor
Universitas Negeri Medan
2. Bapak Dr. H Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
3. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah

Universitas

Negeri

i

Medan

sekaligus


Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu, memberikan
arahan kepada penulis
4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, Msi selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan
5. Ibu Dra. Ika Purnama Sari, Mpd sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan
dalam penyelesaian proposal penelitian
6. Kepada semua dosen-dosen pendidikan Sejarah terkhusus Pak
Yushar Tanjung, Ibu Hafnita Lubis, dan Ibu Lister Eva
7. Bapak Ir. H. Silitonga selaku lurah Kahean kota Pematang
Siantar
8. Kepada Para Tokoh adat kelurahan Kahean, terimakasih buat
informasi dan pengalamannya kepada para penulis
9. Kepada 2% sahabat tersayang (Angjep, Nemjon, Tantung,
Naynch, iban puncyelina, tante sasa, iban, nedya bolnap, uspa)
terimakasih buat kebersamaannya selama kuliah semoga
persahabatan kita kekal
10. Kepada Enda Moya berutu terimakasih buat bantuannya nang

11. Kepada Pak Gogo Nainggolan Lumbansiantar, makasih untuk
segalanya
12. Kepada kakanda Elisabeth Sitorus,S.Pd yang telah banyak
membantu dalam hal apapun
13. Kepada adek-adek angkat (Nang Sartika Marbun, Harry Akbar)
dan Abang angkat (Mutsin Pardede)

ii

14. Kepada teman seatap selama kurang lebih 4 tahun kost terbu
(winda, Tya, Kak Resly, Pak Ud, Tulang Ben, Mapur)
15. Kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan
meringankan beban penulis baik dari segi moril dan materil
16. Skripsi ini kupersembahkan buat kedua orang tuaku Papa B.O
Samosir dan Mama D. Naibaho terkasih serta Kakak Abang
(Helena Josefa Samosir S.E, Niko Johannes Samosir S.T, Maria
Juliana Samosir, S.P, Martina Josefin Samosir S.Ked, Ganda
Josua Samosir S.P, Alm Sari juliati, Fransiskus Samosir, S.pd
Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, peneliti menerima saran dan kritik yang membnagun

demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat menjadi masukan di dunia pendidikan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak,
semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkatNya kepada kita
semua.

Medan, Juli 2015
Penulis,

Marta A. J Samosir

iii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................

i


DAFTAR ISI ...................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL...........................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................................

5


C. Rumusan Masalah ..................................................................................

6

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................

7

E. Manfaat Penelitian .................................................................................

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

8

A. Kerangka Konseptual .............................................................................

8


1. Pemberian Gelar.....................................................................

9

2. Saurmatua ..............................................................................

9

3. Upacara Kematian..................................................................

12

4. Suku Batak Toba di Siantar ...................................................

14

B. Kerangka Berpikir .................................................................................

21

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

22

A. Metode Penelitian ..................................................................................

22

B. Lokasi Penelitian ...................................................................................

24

C. Tekhnik Pengumpulan Data ..................................................................

24

D. Tekhnik Analisa Data ............................................................................

25

BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................

27

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................

27

1. Sejarah Pematang Siantar.......................................................

27

2. Keadaan Geografis Kota Pematang Siantar ...........................

29

3. Kelurahan Kahean ..................................................................

30

4. Keadaan Penduduk Kelurahan Kahean ..................................

30

5. Mata Pencahariaan Penduduk Kelurahan Kahean .................

31

iv

6. Penduduk Menuut Jenis Etnis di Kelurahan Kahean .............

32

7. Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan Kahean ...........

33

8. Tingkat Pendidikan di Kelurahan Kahean .............................

34

9. Sarana dan Prasarana Masyarakat ..........................................

35

10. Sosial Masyarakat ..................................................................

36

B. Latar Belakang Pemberian Gelar Saurmatua ........................................

37

1. Kebudayaan dan Adat Istiadat Batak Toba ............................

37

2. Prinsip Hidup Masyarakat Batak Toba ..................................

48

C. Fungsi Gelar Saurmatua .........................................................................

49

1. Bagi Kebudayaan Batak Toba ...............................................

49

2. Bagi Kerabat Yang Mendapat Gelar Saurmatua ...................

52

3. Bagi Masyarakat Batak Toba .................................................

53

D. Hubungan Gelar Saurmatua Dengan Lamanya Upacara Kematian pada
Etnis Batak Toba ....................................................................................
1. Saurmatua Bagi Etnis Batak Toba Pada Masa Pra Kristen ...

55
56

2. Saurmatua Bagi Etnis Batak Toba Yang Beragama Kristen .

58

3. Saurmatua Bagi Etnis Batak Toba Yang Beragama Islam ....

61

E. Hubungan Gelar Saurmatua Dengan Motivasi Orang Tua Batak Toba
Dalam Keberhasilan Keturunan..............................................................

63

1. Pandangan Masyarakat Batak Toba Terhadap Gelar
Saurmatua ..............................................................................

63

2. Pandangan Masyarakat Batak Toba Terhadap Motivasi
Dalam keberhasilan Keturunan ..............................................

65

F. Proses Pemberian Gelar Saurmatua ......................................................

68

1. Tempat Dilaksanakannya Upacara .........................................

68

2. Waktu Upacara .......................................................................

69

3. Benda - Benda Yang Digunakan Pada Saat Upacara .............

74

4. Orang - Orang Yang Terlibat Dalam Acara ...........................

75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

76

A. Kesimpulan ..............................................................................................

76

B. Saran ........................................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

78

LAMPIRAN
v

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .................................

30

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia ....................................

31

Tabel 3. Jenis Mata Pencaharian Penduduk .....................................................

32

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Etnis ........................................

33

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama..............................................

34

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........................

35

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar
diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya
tersendiri. Selain itu, setiap suku dibagian tanah air memiliki keunikan dan nilai
tersendiri. Itulah yang membuat bangsa yang mempunyai bendera merah putih ini
cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.
Di negara Indonesia, ada beberapa Pulau terbesar salah satunya adalah
pulau Sumatra. Dengan panjang sekitar 1.060 mil dan lebar 284 mil, pulau
Sumatra masuk kedalam pulau keempat terbesar di dunia dan empat kali lebih
luas dari pulau Jawa, dan tiga kali lebih luas dari Belanda. Bangsa Indonesia
memiliki etnis yang heterogen.
Nasikun (2003: 35-36) menyatakan bahwa : Tentang berapa jumlah suku
bangsa yang sebenarnya ada di Indonesia, ternyata terdapat berbagaibagai pendapat yang tidak sama diantara para ahli ilmu kemasyarakatan.
Hildred Geertz, menyebutkan adanya lebih dari 300 suku bangsa di
Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan identitas kultural yang
berbeda-beda. Skinner menyebutkan adanya lebih dari 35 suku-bangsa di
Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan adat yang tidak sama.
Keberagaman etnis itu melahirkan kekayaan dan kebudayaan yang tidak
ternilai harganya. Hal itu merupakan menjadi salah satu kebanggaan negara
Indonesia di mata dunia.Sumatera Utara yang menjadi bagian dari Indonesia juga
memiliki keanekaragaman suku, salah satunya adalah suku Batak.

Suku Batak ternyata bukanlah suku yang berdiri sendiri melainkan
memiliki banyak sub suku lain nya. Batak merupakan induk dari beberapa sub
suku yang terdapat didalam nya. Meskipun demikian, kata Batak tidak dapat
dipisahkan dari sub-sub suku tersebut. Contohnya penggunaan Batak Mandailing
tidak dapat dikatakan hanya dengan Mandailing saja.
Orang Batak Toba sebagai salah satu subsuku Batak, mengaku sebagai
sumber dari subsuku lainnya. Menurut mitos, orang Batak pertama bertempat
tinggal di Pusuk Buhit yang turun dari Banua Ginjang (dunia atas). Dalam tata
kehidupan orang Batak Toba, sangatlah teratur didalam sistem adat istiadat yang
telah mereka miliki sejak ratusan tahun dari nenek moyang nya. Aturan- aturan
yang menjadi adat tersebut merupakan norms dan folkways yang bermuatan sanksi
bila dilanggar . Simanjuntak (2009: 97)
Dari Uraian diatas, menunjukkan bahwa masyarakat Batak Toba
memegang tinggi adat dari nenek moyang mereka, Masyarakat Batak Toba
sebelum mengenal agama masih menggunakan konsep dinamisme dan animisme.
Dalam konsep tesebut, orientasi menuju realitas tertinggi diisi dengan konsepsi
tentang dunia dongeng yang didiami oleh para nenek moyang yang tak begitu
berbeda dari manusia biasa
Dalam adat istiadat Batak Toba, dunia orang hidup dan mati masih saling
berkaitan. Dunia dibagi tiga yakni Banua Ganjang (dunia atas), Banua Tongah
(dunia tengah) dan Banua Toru (dunia bawah). Konsepsi ketuhanan dicampur
aduk dengan konsepsi roh orang mati serta konsepsi dinamisme, yang

beranggapan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan.. Upacara pemujaan dewadewa digabungkan dengan pemujaan roh-roh nenek moyang atau anggota
keluarga yang sudah mati.
Dalam konsep orang Batak Toba, kepercayaan tradisional masih sangat
erat hubungannnya dengan dunia orang mati. Kekuatan magis yang dimiliki oleh
para leluhur merupakan merupakan perwujudan kekuasaan, karena itu harus
dipuja dan disembah bahkan pada hakikatnya Tuhan yang maha tinggi pencipta
langit dan bumi serta isinya (Ompu Mulajadi Nabolon) menciptakan pohon
kehidupan, hariara sundung dilangit (tree of life).
Masyarakat Batak Toba percaya bahwa para arwah leluhur memilki
hubungan dengan alam. Pemberian sesajen pada pohon yang dianggap memiliki
kekuatan magis juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang dipercaya
tinggal dalam pohon itu.
Dalam adat istiadat masyarakat Batak Toba, ada beberapa jenis upacara
yang sering dilaksanakan dalam kehidupan sehari- hari yaitu upacara keagamaan,
upacara sukacita dan upacara dukacita. Dalam upacara keagamaan, terdapat
pergeseran bentuk dan tata cara dari kepercayaan tradisional hingga masa
sekarang.
Dalam upacara sukacita pada umumnya masih cenderung memiliki
persamaan dari dahulu hingga sekarang namun ada beberapa perubahan dalam
bentuk upacara perkawinan. Kalau dulunya mengenal tujuh jenis perkawinan pada
masyarakat Batak Toba, sekarang sudah menyempit.

Tetapi yang paling menarik dari ragam upacara adalah upacara dukacita
ataupun upacara kematian. Jenis kematian dan sistem upacara terkait erat dengan
sistem keagamaan, struktur sosial dan nilai budaya. Ketiga unsur tersebut
melahirkan sistem upacara kematian sejak pada zaman Pra-Kristen. Akan tetapi
sistem ini masih dapat ditelusuri jejaknya pada masa kini walaupun dalam
beberapa unsur telah terjadi perubahan,
Sistem upacara yang dilakukan didalam setiap kematian menggambarkan
jenis kematian yang sedang terjadi. Jenis kematian memberi hak dan kewajiban
kepada ahli waris untuk memberlakukan suatu sistem upacara kepada mendiang.
Akan tetapi kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi menjadi faktor penentu
boleh tidaknya sistem upacara dilaksanakan pada saat kematian. Simanjuntak
(2009 : 106)
Dalam upacara kematian, orang yang meninggal akan diberi gelar sesuai
dengan status dan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh mendiang. Gelar itu
mempengaruhi tata cara atau sistem upacara yang akan dilaksanakan. Ada
beberapa gelar dalam upacara kematian Batak Toba, tetapi ada tiga gelar yang
paling sering digunakan pada orang yang sudah mati dan memiliki keturunan.
Tiga gelar itu yaitu Sarimatua, Saurmatua dan Maulibulung, dan pada umum nya
gelar Saurmatua adalah gelar yang paling didambakan dan paling sering
digunakan pada Upacara Kematian pada suku Batak Toba di Pematang Siantar.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik akan membuat suatu penelitian
dengan judul penelitian “Pemberian Gelar Saurmatua

Dalam Upacara

Kematian Pada Suku Batak Toba Di Pematang Siantar”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi diantaranya adalah :
1. Latar belakang pemberian gelar bagi orang yang meninggal pada
masyarakat Batak Toba
2. Fungsi Gelar Saurmatua bagi masyarakat Batak Toba
3. Hubungan Gelar

Saurmatua dengan lamanya upacara kematian pada

masyarakat Batak Toba
4. Hubungan gelar Saurmatua terhadap motivasi Orangtua pada suku Batak
Toba dalam keberhasilan keturunan mereka
5. Proses pemberian gelar Saurmatua dalam upacara kematian pada suku
Batak Toba

C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah :
1. Bagaimana latar belakang pemberian gelar bagi orang yang
meninggal pada masyarakat Batak Toba?
2. Apa Fungsi Gelar Saurmatua?
3. Apa hubungan gelar Saurmatua dengan lamanya upacara
kematian?
4. Bagaimana hubungan Gelar Saurmatua terhadap motivasi orangtua
pada suku Batak Toba dalam keberhasilan keturunan?
5. Bagaimana proses pemberian gelar Saurmatua dalam upacara
kematian pada suku Batak Toba ?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui latar belakang pemberian gelar Saurmatua
2. Untuk mengetahui fungsi gelar Saurmatua
3. Untuk menganalisis hubungan gelar Saurmatua dengan lamanya
upacara kematian pada suku Batak Toba
4. Untuk menganalisis hubungan Gelar Saurmatua terhadap motivasi
orangtua pada suku Batak Toba dalam keberhasilan keturunan

5. Untuk mengetahui proses pemberian gelar Saurmatua dalam
upacara kematian pada suku Batak Toba

E. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan dan menambah wawasan peneliti tentang pemberian
gelar Saurmatua dalam upacara kematian pada suku Batak Toba
2. Bagi penyusun berguna sebagai sarana pengembangan ilmu dan
pengetahuan yang secara teori telah dipeajari di program studi
Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan
3. Sebagai informasi kepada masyarakat luas tentang “Sistem upacara
adat dalam kematian suku Batak Toba”
4. Bagi para pembaca sebagai bahan pengembangan penelitian lebih
lanjut dengan menggunakan metode lain yang lebih mendalam
5. Memperkaya Referensi bagi akademisi Universitas Negeri Medan
khususnya jurusan Pendidikan Sejarah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :
1.

Latar belakang pemberian gelar bagi orang yang meninggal pada
masyarakat Batak Toba berpijak dari kebudayaan dan adat istiadat
Batak Toba serta prinsip hidup orang Batak Toba

2.

Fungsi gelar Saurmatua yaitu untuk memperkuat sistem sosial
hubungan kekerabatan dan menjadi bukti pencapaian tujuan hidup dari
orang Batak Toba pada umunya yaitu Hasangapan

(kehormatan),

Hagabeon (memiliki anak laki-laki dan perempuan) serta Hamoraon
(kekayaan).
3.

Hubungan gelar Saurmatua dengan lamanya upacara kematian
Semakin tinggi tingkatan suatu gelar, semakin lama waktu yang
dihabiskan dalam upacara kematian. Ibarat sebuat tangga, semakin
tinggi puncak tangga, semakin memakan waktu untuk menaikinya.
Gelar Saurmatua adalah gelar tertinggi kedua yang diberikan kepada
orang yang meninggal pada adat istiadat Batak Toba.

4.

Tidak terdapat hubungan anatara Gelar Saurmatua terhadap motivasi
orangtua pada suku Batak Toba dalam keberhasilan keturunan.

5.

Proses pemberian gelar Saurmatua dalam upacara kematian pada suku
Batak Toba tergantung kepada Agama dan permintaan keluarga

B.

Pada proses pemberian gelar pada upacara kematian di Kelurahan
Kahean Pematang Siantar masih terdapat ketidaksesuaian dengan adat
yang sebenarnya

B.

SARAN
Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, maka disarankan hal-hal sebagai

berikut :
1.

Kepada semua generasi muda khusus nya etnis Batak Toba agar
jangan meninggalkan adat istidat dan mau belajar untuk mengenal
lebih dalam lagi tentang kebudayaan Batak Toba

2.

Dalam pelaksanaan Upacara kematian pada etnis Batak Toba,
diharapkan agar proses pemberian gelar kepada mendiang hendaknya
sesuai dengan aturan dan adat yang berlaku

3.

Kepada para tokoh adat yang lebih mengetahui tentang adat istiadat
Batak Toba, kiranya memberikan ilmu kepada para generasi muda
agar tradisi dan warisan leluhur tetap terpelihara

4.

Peneliti mengharapkan kepada para peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian dengan konteks yang sama agar lebih
menyempurnakan penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA
Adimiharja, Kusnaka. 2008. Dinamika Budaya Lokal. Bandung : CV. Indra
Prahasta Bersama Pusat Kajian LBPB
Alimandan. 1995. Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada
Berutu, Lister dan Nurbani Padang. 2008. Tradisi Dan Perubahan Konteks
Masyarakat Pakpak. Medan : Grasindo Monoratama
Chanang. 2010. Upacara Adat Pemakaman di Indonesia. Jakarta : pt. Multi
Kreasi Satu Delapan
Daliman, A. 2012. Manusia Dan Sejarah. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
Loeb, M Edwin. 2013. Sumatra Sejarah Dan Masyarakatnya. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Nasikun. 2003. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Sangti, Batara. 1977. Sejarah batak. Balige : Karl Sianipar Company
Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Natolu Prinsip Dan Pelaksanaannya.
Jakarta : Tulus Jaya
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Konflik Status Dan Kekuasaan Orang
Batak Toba. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak :
Manusia, Agama dan Budaya. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Situmeang, Doangsa P.L. 2007. Dalihan Natolu Sistem Sosial Kemasyarakatan
Batak Toba. Jakarta : Kerabat
Tambunan, E.H. 1982. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba Dan
Kebudayaannya Sebagai Sarana Pembangunan. Bandung : Tarsito
Tim penyusun pusat bahasa. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka
Wiradynyana, Ketut. 2011. Presejarah Sumatera Bagian Utara : Kontribusinya
Pada Kebudayaan Kini. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia

1