TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN KARANG TARUNA ARIH ERSADA DI DESA BEGULDAH KELURAHAN TANAH MERAH KOTA BINJAI.

(1)

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN

KARANG TARUNA ARIH ERSADA DI DESA BEGULDAH

KELURAHAN TANAH MERAH KOTA BINJAI

SKIRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada JurusanPendidikan Luar Sekolah

Oleh :

PATIMAH RAMBE NIM. 1102171003

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat

pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Tanggapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Karang Taruna Arih Ersada Di Desa Beguldah Kelurahan Tanah

Merah Kota Binjai”.

Penulis mengucapkan terima kepada ibu Dra.Rosdiana, M.Pd selaku dosen

pembimbing skripsi saya sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang

telah memberikan arahan dan bimbingan dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada orang tua yang telah memberikan

motivasi kepada saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Adapun tujuan dari penyelesaian skripsi ini adalah salah satu syarat

melakukan ujian mempertahankan skripsi dan untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan di UNIMED. Penulis juga menyadari skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terimakasih.

Medan, September 2014 Penulis

Patimah Rambe 1102171003


(5)

i ABSTRAK

Patimah Rambe.NIM:1102171003. Tanggapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Karang Taruna Arih Ersada Di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai.

Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.

Masalah dalam penelitian ini adalah pentingnya peranan masyarakat dalam membentuk karakter pemuda yang memiliki semangat juang, potensi dan memiliki rasa solidaritas. Namun, sebagian besar masyarakat Beguldah tidak menyadari hal itu. Penelitian ini bertujuan:untuk mengetahui bagaimana Tanggapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanggapan yang dikemukakan oleh Kartono (1996: 57) tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada, dan merupakan gambaran ingatan dari pengamatan. Teori Karang Taruna yang dikemukakan dalam Pedoman Dasar Karang Karang Taruna keputusan Dinas Kesejahteraan dan Sosial PROPSU (2010: 3) yaitu: Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran, tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/ kelurahan.

Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 202 Kepala Keluarga (KK) dan yang menjadi sampel 127 KK. Alat pengumpul data menggunakan angket. Teknik analisis data

menggunakan rumus persentase, yaitu:

P = X 100%

Dari hasil data penelitian diperoleh bahwa 19,54% masyarakat Desa Beguldah memberikan tanggapan “sangat setuju”, 23,19% “setuju”, 39,37%

“ragu-ragu”, kemudian 10,74% “tidak setuju” dan 7,16% “sangat tidak setuju”. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persentase tertinggi tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna adalah “ragu-ragu” dengan nilai 39,37%.


(6)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Rumusan Masalah ... 5

1.4. Batasan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

2.1. Konsep Tanggapan Masyarakat ... 7

2.1.1. Pengertian Tanggapan ... 7

2.1.2. Pengertian Masyarakat ... 12


(7)

vii

2.2.1. Pengertian Karang Taruna ... 16

2.2.2. Sejarah Singkat Karang Taruna ... 18

2.2.3. Tujuan Karang Taruna ... 19

2.2.4. Tugas Karang Taruna ... 20

2.2.5. Fungsi Karang Taruna ... 20

2.2.6. Karang Taruna Arih Ersada ... 21

2.3. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

3.1. Jenis Penelitian... 26

3.2. Populasi dan Sampel ... 26

3.2.1. Populasi ... 26

3.2.2. Sampel... 26

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 27

3.3.1. Variabel Penelitian ... 27

3.3.2. Defenisi Operasional ... 27

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5. Teknik Analisis Data... 30

3.6. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 31

3.6.1. Lokasi Penelitian ... 31

3.6.2. Waktu Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

4.1.1. Letak Geografis ... 32


(8)

viii

4.1.3. Sarana dan Prasarana Desa Beguldah ... 34

4.1.4. Lembaga Pemasyarakatan ... 35

4.1.5. Karang taruna Arih Ersada... 36

4.2. Deskripsi dan Analisis Data ... 42

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1. Simpulan ... 53

5.2. Saran ... 54

Daftar Pustaka ... 55


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penggunaan Wilayah Desa Beguldah ... 34

Tabel 4.2 Sarana Rumah Ibadah Desa Beguldah ... 35

Tabel 4.3 Sarana Kesehatan Desa Beguldah ... 36

Tabel 4.4 Lembaga Kemasyarakatan ... 36

Tabel 4.5 Tabel Pengetahuan ... 44


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pola Berpikir ... 25


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Generasi muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

dalam pembentukan kepribadian manusia dalam proses mencari bagaimana

bentuk masa muda yang mempunyai jati diri. Sebab posisi dari generasi muda

dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana

memajukan suatu desa agar pencerminan generasi muda dapat terlihat

membanggakan.

Menurut Steenbergen (dalam Monks 2004:243) “pembaharuan ide-ide, struktur-struktur, hubungan-hubungan hanya mungkin, bila suatu generasi baru

mengadakan distansi dengan pendapat-pendapat, struktur-struktur,dan

hubungan-hubungan yang lama”.

Kedudukan yang demikian itu menuntut semua pihak untuk ikut serta dalam

pembinaan generasi muda. Karena jumlah generasi muda yang cukup besar tanpa

memiliki kemampuan dan keterampilan dapat ditinjau lagi dengan masyarakat

maupun pemerintah. Jadi generasi muda memegang kedudukan aktif dalam

kegiatan pembangunan karena tanpa partisipasi pemuda dalam pembangunan itu

akan sulit dicapai. Usaha untuk menggerakkan generasi muda dalam

pembangunan, pemerintah harus senantiasa meningkatkan kemajuan aparatnya di

seagala bidang agar lebih berdaya guna dan berhasil guna mencapai tugas-tugas

tersebut. Pembinaan generasi muda diarahkan untuk pembentukan pemuda


(12)

2

Indonesia menjadi kader penerus bangsa yang tangguh dan memiliki wawasan

kebangsaan yang utuh juga diupayakan pula sebagai usaha untuk mengatasi

berbagi tantangan, gangguan seperti lapangan kerja dan pendidikan.

Masyarakat sebagai salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam

pelaksanaan pembinaan generasi muda, maka dibutuhkan pembinaan yang bagus

dan mampu mengkoordinir aktifitas pembinaan generasi muda berdasarkan

perencanaan yang matang. Untuk dapat merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasi kegiatan sesuai dengan minat.

Tanggapan masyarakat dikatakan kemampuan individu untuk mengamati

atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkenaan menjadi pemahaman,

pengetahuan, sikap dan partisipasi.

Tanggapan masyarakat terhadap program dan keberadaan Karang Taruna

tidak hanya dilihat sebagai proses penerimaan stimulus dari luar dirinya, tetapi

juga sikap batin yang mengarahkan seseorang mampu melihat hakekat yang

terdalam dari urgensi pelaksanaan Karang Taruna yang diselenggarakan oleh

pemerintah yang lebih bermakna. Tanggapan positif masyarakat terhadap kegiatan

yang dilaksanakan Karang Taruna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Karang Taruna yang merupakan salah satu wadah pembinaan dan

pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa

tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat, khususnya generasi muda

di wilayah desa/kelurahan, yang keberadaannya harus mampu menggerakkan dan


(13)

3

Karang Taruna, akan sangat menentukan kesanggupan masyarakat untuk

terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan program Karang Taruna

secara berkesinambungan. Dalam hal ini untuk mengetahui tanggapan masyarakat

terhadap keberadaan keberadaan Karang Taruna dapat dilihat dari pengetahuan,

sikap dan partisipasi.

Karang Taruna yang berfungsi sebagai wadah pengembangan generasi

muda yang mampu menampilkan karakter melalui cipta, rasa, karsa dan karya,

serta sebagai modal sosial untuk mewujudkan keserasian, keharmonisan,

keselarasan terutama di bidang kesejahteraan sosial. “Sesuai dengan Motto Karang Taruna, Karang Taruna haruslah mampu menjalin toleransi dan menjadi

perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara” Bupati Langkat II Ngogesa Sitepu (dalam Joko 2013:8)

Seperti juga halnya Karang Taruna yang ada di Desa Beguldah Kota Bijai.

Karang Taruna pertama kali berdiri di Desa Beguldah pada tahun 1990 yang

diberi nama Karang Taruna Bunga Sempa. Namun, pada tahun 2004 Karang

Taruna Bunga Sempa bubar karena adanya kesalah pahaman antara Badan

Pengurus Harian (BPH) yang pada waktu itu dipimpin oleh Surajadi Sitepu. Pada

bulan Desember 2013 dengan diketuai oleh Syamsudin Pernangin Organisasi

Karang Taruna mulai dibentuk kembali di Desa Beguldah yang diberi nama

“Karang Taruna Arih Ersada”. Karang Taruna dibentuk kembali atas dasar saran

dari bapak Rukun Ginting Selaku Kepala Desa dan musyawarah mufakat pemuda

Beguldah mengingat pentingnya peran pemuda dalam meningkatkan

kesejahteraan sosial di Desa tersebut. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh


(14)

4

ketika ada pesta pernikahan, membantu masyarakat ketika ada yang terkena

musibah, berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan pemerintah seperti

menanam seribu pohon dan acara go green lainnya, ikut berpartisipasi dalam

melestarikan pakaian adat karo dan kesenian suku karo, mengadakan gotong

royong setiap 3 bulan, dan ikut berpartisipasi memberikan bantuan kepada korban

bencana alam seperti korban gunung Sinabung dan lain sebagainya. Namun,

kegiatan yang dilakukan Pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Arih

Ersada ini tidak sepenuhnya mendapatkan respon yang positif dari sebagian

pemuda dan masyarakat setempat. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya kesadaran

sebagian pemuda terhadap tanggung jawabnya sebagai generasi muda terhadap

pembangunan dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat yang ada di

lingkungannya . Dan tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan masyarakat

tentang Karang Taruna dan apa fungsi Karang Taruna untuk masyarakat. Hal ini

menyebabkan sebagian masyarakat tidak peduli terhadap keberadaan Karang

Taruna Arih Ersada yang ada di Desa Beguldah. Sebagian masyarakat Desa

Beguldah yang sudah menikah tidak mengetahui bahwa rentang usia yang

termasuk dalam warga Karang Taruna adalah antara 17-45 tahun. Masyarakat

merupakan warga Karang Taruna yang seharusnya ikut memberikan sumbangan

(baik materil maupun moril) dalam kegiatan Karang Taruna Arih Ersada. Karang

Taruna bersama-sama dengan komponen masyarakat lainnya, karena di

tengah-tengah masyarakat terdapat komponen partisipasi sosial masyarakat yang pada

dasarnya juga berupaya untuk membantu mensejahterakan warga masyarakat

yang berpengaruh dalam pembangunan di wilayahnya. Oleh karena itu jalinan


(15)

5

lebih mengoptimalkan programnya. Namun, sebagian besar masyarakat Desa

Beguldah tidak memahami dan mengetahui, peranan, tugas dan fungsinya dalam

Organisasi Karang Taruna. Oleh karena itu perlu dilalakukan penelitian tentang

“tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang masalah yang

diteliti, maka perlu diidentifikasi masalah yang terkait dengan judul di atas yaitu:

1. Kurangnya kesadaran pemuda Desa Beguldah terhadap tugas dan

fungsinya sebagai generasi muda

2. Kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat masyarakat tentang fungsi,

tugas dan manfaat Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah.

3. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan

Karang Taruna Arih Ersada.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penulis melakukan batasan

masalah agar lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Tanggapan Masyarakat Yang Sudah Menikah Terhadap Tujuan, Fungsi dan Manfaat Karang


(16)

6

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan

masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah

Merah Kota Binjai”. 1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mendeskripsikan bagaiamana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang

Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Sebagai masukan bagi Karang Taruna Arih Ersada dalam

meningkatkan wadah Pembinaan Generasi Muda.

b. Sebagai upaya awal untuk mengetahui keberadaan Karang Taruna

sesuai dengan fungsi, tugas dan kedudukannya di Desa Beguldah.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Luar

Sekolah dalam menambah dan mengembangkan serta memperluas

pe-mbendaharaan wawasan berfikir dalam ilmu pengetahuan.

b. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi mahasiswa lain


(17)

53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat

terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan

Tanah Merah Kota Binjai dapat dilihat dari tiga hal berikut:

5.1.1 Pengetahuan

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki

pengetahuan yang “ragu-ragu” terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada dengan nilai 41 %. Pengukuran pengetahuan dilihat dari

pengetahuan dan pemahaman responden terhadap keberadaan Karang

Taruna Arih Ersada.

5.1.2 Sikap

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki sikap

yang “ragu-ragu” terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada dengan nilai 37,5 %. Pengukuran sikap dapat dilihat dari penilaian dan tanggapan

responden terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa

Beguldah.


(18)

54

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

saran-saran berupa rekomendasi dapat dikemukakan sebagai berikut:

5.2.1 Pengetahuan

Berdasarkan jumlah persentasenya dapat dilihat bahwa 41 % masyarakat

Desa Beguldah ragu-ragu (antara paham atau tidak) tentang manfaat, tujuan dan

fungsi Karang Taruna. Oleh karena itu diharapkan kepada bapak ketua Pembina

Karang Taruna serta Badan Pengurus Harian Karang Taruna Arih Ersada lebih

meningkatkan kinerjanya dan lebih giat dalam mensosialisasikan kegitan Karang

Taruna Arih Ersada kepada masyarakat.

5.2.2 Sikap

Berdasarkan hasil persentasenya dapat dilihat bahwa 37,8 % masyarakat

Desa Beguldah memiliki sikap yang ragu ragu (antara menilai baik atau buruk dan

menerima atau menolak) keberadaan Karang Taruna. Oleh Karena itu diharapkan

bagi seluruh Badan Pengurus Harian agar lebih sering memperkenalkan


(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Putra

Andriani, N. 2012. Tanggapan Warga Binaan Terhadap Layanan Bimbingan

sosial di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa Tahun ajaran 2011. Medan: Unimed

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Dermawan, S . 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan: Unimed Press

Dinas Kesejahteraan dan Sosial Propsu. 2010. Pedoman Dasar Karang Taruna. Medan

FIP, UNIMED. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: UNIMED

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi

Joko. 2013. Karang Taruna Mampu Jalin Toleransi dan Perekat Persatuan. Binjai: Gema Karang Taruna.

Karang Taruna. 2013. Modul Musyawarah Karang Taruna Arih Ersada Desa Beguldah.

Kartono. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Monks, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan, pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(20)

56

Solekhan, M. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Malang: Setara Press

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif & Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta

Internet

Handoyo, E. 2007. Deskripsi Tentang Tanggapan, Tayangan Dan Televisi, (online), dalam http://digilib.uin suka.ac.id/2749/1/BAB%20I,%20V,%20 DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Nurjatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wisatawan Terhadap Pemanfaatan Klinik Wisata. (online), dalam http://eprints.undip.ac.id/3746 4/1/DEVI_NURJANATUN_G2A008050_LAP_KTI.pdf


(1)

lebih mengoptimalkan programnya. Namun, sebagian besar masyarakat Desa Beguldah tidak memahami dan mengetahui, peranan, tugas dan fungsinya dalam Organisasi Karang Taruna. Oleh karena itu perlu dilalakukan penelitian tentang “tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diterangkan dalam latar belakang masalah yang diteliti, maka perlu diidentifikasi masalah yang terkait dengan judul di atas yaitu:

1. Kurangnya kesadaran pemuda Desa Beguldah terhadap tugas dan fungsinya sebagai generasi muda

2. Kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat masyarakat tentang fungsi, tugas dan manfaat Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah.

3. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan Karang Taruna Arih Ersada.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penulis melakukan batasan masalah agar lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Tanggapan Masyarakat Yang Sudah Menikah Terhadap Tujuan, Fungsi dan Manfaat Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai”.


(2)

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai”.

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaiamana tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Sebagai masukan bagi Karang Taruna Arih Ersada dalam meningkatkan wadah Pembinaan Generasi Muda.

b. Sebagai upaya awal untuk mengetahui keberadaan Karang Taruna sesuai dengan fungsi, tugas dan kedudukannya di Desa Beguldah.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Sekolah dalam menambah dan mengembangkan serta memperluas pe-mbendaharaan wawasan berfikir dalam ilmu pengetahuan.

b. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah Kelurahan Tanah Merah Kota Binjai dapat dilihat dari tiga hal berikut:

5.1.1 Pengetahuan

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan yang “ragu-ragu” terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada dengan nilai 41 %. Pengukuran pengetahuan dilihat dari pengetahuan dan pemahaman responden terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada.

5.1.2 Sikap

Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa responden memiliki sikap yang “ragu-ragu” terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada dengan nilai 37,5 %. Pengukuran sikap dapat dilihat dari penilaian dan tanggapan responden terhadap keberadaan Karang Taruna Arih Ersada di Desa Beguldah.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran berupa rekomendasi dapat dikemukakan sebagai berikut:

5.2.1 Pengetahuan

Berdasarkan jumlah persentasenya dapat dilihat bahwa 41 % masyarakat Desa Beguldah ragu-ragu (antara paham atau tidak) tentang manfaat, tujuan dan fungsi Karang Taruna. Oleh karena itu diharapkan kepada bapak ketua Pembina Karang Taruna serta Badan Pengurus Harian Karang Taruna Arih Ersada lebih meningkatkan kinerjanya dan lebih giat dalam mensosialisasikan kegitan Karang Taruna Arih Ersada kepada masyarakat.

5.2.2 Sikap

Berdasarkan hasil persentasenya dapat dilihat bahwa 37,8 % masyarakat Desa Beguldah memiliki sikap yang ragu ragu (antara menilai baik atau buruk dan menerima atau menolak) keberadaan Karang Taruna. Oleh Karena itu diharapkan bagi seluruh Badan Pengurus Harian agar lebih sering memperkenalkan kegiatan-kegiatan Karang taruna kepada masyarakat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Ahmadi, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Putra

Andriani, N. 2012. Tanggapan Warga Binaan Terhadap Layanan Bimbingan sosial di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa Tahun ajaran 2011. Medan: Unimed

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Dermawan, S . 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan: Unimed Press

Dinas Kesejahteraan dan Sosial Propsu. 2010. Pedoman Dasar Karang Taruna. Medan

FIP, UNIMED. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: UNIMED

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi Joko. 2013. Karang Taruna Mampu Jalin Toleransi dan Perekat Persatuan. Binjai: Gema Karang Taruna.

Karang Taruna. 2013. Modul Musyawarah Karang Taruna Arih Ersada Desa Beguldah.

Kartono. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Monks, dkk. 2004. Psikologi Perkembangan, pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

Soekanto, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 55


(6)

Solekhan, M. 2012. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Malang: Setara Press Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif & Kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta

Internet

Handoyo, E. 2007. Deskripsi Tentang Tanggapan, Tayangan Dan Televisi, (online), dalam http://digilib.uin suka.ac.id/2749/1/BAB%20I,%20V,%20 DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Nurjatun. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wisatawan Terhadap Pemanfaatan Klinik Wisata. (online), dalam http://eprints.undip.ac.id/3746 4/1/DEVI_NURJANATUN_G2A008050_LAP_KTI.pdf