PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ILMU KESEHATAN PADA JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA.
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA KULIAH ILMU KESEHATAN
PADA JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
Komang Hendra Setiawan 1
Bhisma Murti 2
Putu Suriyasa 3
1
2
3
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Dosen Pembimbing I Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing II Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS
ABSTRAK
Ujian akhir mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas
Pendidikan Ganesha untuk mata kuliah ilmu kesehatan tahun ajaran 2010- 2011,
menunjukkan banyak mahasiswa yang memperoleh hasil yang tidak
memuaskan. Beberapa penelitian bidang pendidikan melaporkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. Hasil belajar juga ikut dipengaruhi oleh motivasi belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar ilmu kesehatan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen kuasi yaitu before and after with control quasi
experiment design. Sampel dalam penelitian ini berjulah 90 orang yang terbagi
dalam kelas A yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, dan kelas B yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
Analisis data hasil penelitian manggunakan analisis regresi linier ganda.
Mahasiswa dengan model kooperatif tipe Group Investigation memiliki
prestasi belajar 0, 50 lebih tinggi dari pada model konvensional, tetapi secara
statistik tidak signifikan( b= 0, 50; CI 95% -0, 36 s/d 0, 47; p= 0, 249). Motivasi
memiliki pengaruh yang besar untuk meningkatkan prestasi belajar mata kuliah
ilmu kesehatan. Mahasiswa dengan motivasi tinggi memiliki nilai 2, 75 lebih
tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah, secara statistik
signifikan( b= 2,75; CI 95% 1, 76 s/d 3, 72; p< 0, 001) hasil ini telah
memperhitungkan pengaruh tingkat pengetahuan awal sampel. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat pengaruh minimal model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation terhadap prestasi belajar mata kuliah ilmu kesehatan.
Kata Kunci: Group Investigation, motivasi, prestasi belajar.
Berdasar hasil ujian akhir mahasiswa
PENDAHULUAN
Latar Belakang
tahun ajaran 2010- 2011 masih terdapat
Mata kuliah ilmu kesehatan di berikan
banyak
pada
Jasmani
hasil yang tidak memuaskan. Sebaran
Universitas
nilai yang diperoleh adalah D (30%), C
mahasiswa
Pendidikan
Kesehatan
dan
Rekreasi
Pendidikan
Ganesha
semester
empat.
(51%),
1
blihendrakomang@yahoo.com
mahasiswa
B
(12%),
A
yang
(7%).
memperoleh
Karena
itu
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Berdasarkan
beberapa
penelitian
diperlukan usaha yang lebih keras untuk
meningkatkan
kualitas
hasil
bidang
belajar
pendidikan
dilaporkan
mahasiswa. Selama ini, proses belajar
penerapan
mengajar
kooperatif melibatkan para siswa dalam
menggunakan
model
proses
konvensional berupa ceramah.
Model
pembelajaran
model
bahwa
belajar
pembelajaran
mengajar
untuk
meningkatkan hasil pembelajaran (Tsay
tersebut
membuat mahasiswa lebih tergantung
dan
Brady,
2010).
pada dosen dan menganggap jika tidak
berinovasi
ada dosen maka tidak ada proses belajar
pembelajaran, hasil belajar juga ikut
mengajar. Selain itu mahasiswa tidak siap
dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu
menerima pelajaran dan kurang aktif
faktor yang dimaksud adalah motivasi
selama proses belajar mengajar (data
belajar siswa.
dalam
Motivasi
primer, 2011)
Selain
dengan
penerapan
belajar
model
yang
tinggi
diperkirakan akan meningkatkan prestasi
Model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation merupakan model
belajar.
pembelajaran
mengajak
dalam belajar dan pembelajaran, antara
mahasiswa untuk berpikir secara aktif
lain: menentukan hal-hal yang dapat
dan kreatif dalam proses pembelajaran.
dijadikan penguat belajar, memperjelas
Model ini tidak hanya mengembangkan
tujuan
kemampuan intelektual tetapi seluruh
menentukan
ragam
potensi yang ada, termasuk pengembang-
rangsangan
belajar,
an emosional dan pengembangan ke-
ketekunan belajar (Uno, 2011).
yang
bisa
Peran
belajar
Inovasi
terampilan.
Dengan
menerapkan
merupakan
model
penting
yang
kendali
dan
penting
dicapai,
terhadap
menentukan
pembelajaran
yang
dilakukan
berani mengemukaan pendapat, bekerja
belajar, karena itu peneliti terdorong
sama, mengembangkan diri, dan ber-
untuk
tanggungjawab secara individu, saling
pengaruh model pembelajaran kooperatif
ketergantungan
positif,
interaksi
tipe group investigation dan motivasi
personal
proses
kelompok.
belajar terhadap prestasi belajar mata
Penggunaan
secara
model
efektif
pembelajaran
dan
efisien
melakukan
meningkatkan
harus
pembelajaran ini akan melatih mahasiswa
dan
untuk
motivasi
hendak
model
hal
dari
penelitian
hasil
tentang:
ini
kuliah ilmu kesehatan pada mahasiswa
akan
Jurusan Pendidikan jasmani kesehatan
mengurangi
monopoli
dosen
dalam
penguasaan
jalannya
proses
pem-
dan
rekreasi
Kesehatan
Fakultas
Universitas
Ganesha Singaraja.
belajaran, dan kebosanan siswa dalam
menerima pelajaran akan berkurang (Lie,
2010).
2
Olahraga
dan
Pendidikan
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Testing pada hakikatnya menggali
Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh model pembelajar-
informasi yang dapat digunakan sebagai
an kooperatif tipe group investigation
dasar
dan motivasi belajar terhadap prestasi
prestasi belajar berupa tes yang disusun
belajar ilmu kesehatan pada mahasiswa
secara
Jurusan Pendidikan jasmani kesehatan
performasi
dan
menguasai
rekreasi
Kesehatan
Fakultas
Olahraga
Universitas
dan
pengambilan
terencana
keputusan.
untuk
maksimal
bahan
mengungkap
subyek
atau
Tes
dalam
materi
yang
diajarkan.
Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan formal
Ganesha Singaraja.
tes prestasi
belajar
dapat
berbentuk
Kajian Pustaka
ulangan harian, tes formatif, tes sumatif,
1). Prestasi Belajar
bahkan ujian nasional dan ujian-ujian
Kawasan
kawasan
belajar
yaitu:
terbagi
kognitif,
atas
afektif,
tiga
masuk perguruan tinggi (Aswar, 2010).
dan
2). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation
psikomotor. Prestasi belajar atau hasil
belajar haruslah mencerminkan ketiga
Strategi
kawasan ini. Selain itu disebutkan juga
investigation dikembangkan oleh Shlomo
bahwa prestasi belajar adalah performa
Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel
maksimal dalam menguasai bahan atau
Aviv, Israel. Secara umum perencanaan
materi
pengorganisasian
yang
diberikan.
Jadi
prestasi
belajar
kooperatif
kelas
group
dengan
belajar adalah hasil pengukuran dari
menggunakan teknik kooperatif group
penilaian usaha belajar yang dinyatakan
investigation adalah kelompok dibentuk
dalam bentuk simbol, huruf maupun
oleh
kalimat yang menceritakan hasil yang
beranggotakan 2– 6 orang, tiap kelompok
sudah dicapai oleh setiap anak pada
bebas memilih subtopik dari keseluruhan
periode tertentu.
unit materi (pokok bahasan) yang akan
mahasiswa
pengukuran terhadap peserta didik yang
menghasilkan
meliputi
Selanjutnya,
kognitif,
afektif,
sendiri
dengan
diajarkan, dan kemudian membuat atau
Prestasi belajar merupakan hasil dari
aspek
itu
dan
laporan
setiap
kelompok
mem-
psikomotor setelah melakukan proses
presentasikan
belajar yang diukur dengan mengguna-
laporannya kepada seluruh kelas, untuk
kan instrumen tes yang relevan. Prestasi
berbagi
belajar dapat diukur melelui tes yang
temuan mereka.
sering
dikenal
dengan
tes
dan
atau
kelompok.
saling
Strategi
prestasi
memamerkan
tukar
informasi
kooperatif
group
belajar. Tentang tes prestasi belajar bila
investigation sebenarnya dilandasi oleh
dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap
filosofi
keberhasilan seseorang dalam belajar.
kooperatif ini telah luas digunakan dalam
3
belajar
John
Dewey.
Teknik
penelitian
dan
memperlihatkan
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pada mahasiswa Jurusan Pendidikan
ke-
suksesannya terutama untuk program-
Jasmani
Kesehatan
program
Fakultas
Olahraga
pembelajaran
dengan
tugas-
tugas spesifik (Warpala, 2011).
Universitas
3). Motivasi belajar
Singaraja.
2.
Motivasi adalah proses yang memberi
Ada
dan
Rekreasi
dan
Kesehatan
Pendidikan
Ganesha
pengaruh
motivasi
belajar
semangat, arah dan kegigihan perilaku.
terhadap prestasi belajar mata kuliah
Artinya perilaku yang termotivasi adalah
ilmu
perilaku yang penuh energi, terarah dan
Jurusan
bertahan lama.
Kesehatan
Motivasi
yang
adalah
menjadi
Kekuatan
kekuatan
penggerak
penggerak itu
kesehatan
pada
mahasiswa
Pendidikan
Jasmani
dan
Rekreasi
Fakultas
mental
Olahraga dan Kesehatan Universitas
belajar.
Pendidikan Ganesha Singaraja.
3.
berasal dari
Ada interaksi pengaruh antara model
berbagai sumber. Siswa belajar karena
pembelajaran kooperatif tipe group
didorong
mentalnya.
investigation dan motivasi belajar
Kekuatan mental itu berupa keinginan,
terhadap prestasi belajar mata kuliah
perhatian,
ilmu
oleh
kekuatan
kemauan,
atau
cita-cita.
kesehatan
pada
mahasiswa
Pendidikan
Jasmani
Kekuatan mental itu dapat tergolong
Jurusan
rendah atau tinggi. Ada ahli pendidikan
Kesehatan
yang menyebutkan kekuatan mental yang
Olahraga dan Kesehatan Universitas
mendorong terjadinya belajar tersebut
Pendidikan Ganesha Singaraja.
sebagai
motivasi
belajar.
dan
Rekreasi
Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang
METODE PENELITIAN
menggerakkan
Tempat dan Waktu penelitian
perilaku
dan
manusia
mengarahkan
termasuk
Penelitian
perilaku
Pendidikan
beklajar.
Dari
keinginan
motivasi
yang
terkandung
mengaktifkan,
Fakultas
dilakukan
jasmani
pada
Jurusan
kesehatan
dan
rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan
adanya
Universitas
meng-
Pendidikan
Ganesha,
gerakkan, menyalurkan dan mengarah--
Singaraja, Bali. Waktu penelitian adalah
kan sikap dan perilaku individu untuk
bulan april 2012 sampai November 2012.
belajar .
Rancangan Penelitian
Hipotesis
1.
Ada
pengaruh
penerapan
Penelitian
model
terhadap
menggunakan
metode
eksperimen kuasi yaitu before and after
pembelajaran kooperatif tipe group
investigation
ini
with control quasi experiment design.
prestasi
Rancangan penelitian secara detail dapat
belajar mata kuliah ilmu kesehatan
dilihat pada bagan berikut:
4
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
2). Teknik pengambilan sampel
Populasi
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Purposife cluster
sampling
menggunakan teknik purposive cluster
sampling, diambil mahasiswa semester IV
Sampel
kelas A dan kelas B.
Adapun
Kelas A
Kelas B
Model
pembelajara
n kooperatif
tipe GI
kedua
pertimbangannya
kelas
kemampuan
Model
pembelajaran
konvensional
Kesamaan
dilihat
tersebut
mempunyai
akademik
kemampuan
dari
sistem
adalah
yang
sama.
akademik
seleksi
ini
masuk
mahasiswa. Dimana kedua kelas tersebut
disebut kelas subsidi, yang artinya dalam
Pengukuran
variable
-Motivasi
-Prestasi
belajar
Pengukuran
variable
-Motivasi
-Prestasi
belajar
pembayaran
uang
pendidikan
lebih
rendah daripada kelas non subsidi. Ini
dikarenakan kemampuan akademik yang
lebih
Analisis data
baik
dibandingkan
kelas
non
subsidi.
Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini
yaitu: n= 15- 20 sampel per variabel
Kesimpulan
independen
Gambar 1. Rancangan penelitian
Populasi
dan
Teknik
(Murti,
2010).
Karena
terdapat 2 variabel independen, maka n=
Pengambilan
2x15= 30 sampel.
Sampel
1). Populasi
a.
Variabel Penelitian
Populasi sasaran
Mahasiswa
semester
IV
1. Variabel dalam penelitian ini yaitu:
Jurusan
Variabel independen:
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
Fakultas
Olahraga
-Model pembelajaran
dan
-Motivasi belajar
Kesehatan.
b.
Variabel dependen:
Populasi sumber
Mahasiswa
semester
IV
-Prestasi belajar
Jurusan
a). Model Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
Kesehatan
Ganesha
Fakultas
Universitas
yang
dan
Dalam penelitian ini, ada dua metode
Pendidikan
yang digunakan yaitu model kooperatif
Olahraga
berjumlah
tipe group investigation dibandingkan
kurang
dengan model konvensional.
lebih 250 siswa, terdiri dari enam
Model pembelajaran kooperatif tipe
kelas.
group
5
investigation
merupakan
pe-
kelas
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
SS= sangat setuju diberi skor 5, S= setuju
oleh
diberi skor 4, RR= Ragu-ragu diberi skor
mahasiswa sendiri dengan beranggotakan
3, TS= tidak setuju diberi skor 2 dan
2– 6 orang, tiap kelompok bebas memilih
STS= sangat tidak setuju diberi skor 1.
rencanaan
pengorganisasian
dimana
kelompok
dibentuk
subtopik dari keseluruhan unit materi
Untuk pernyatan negatif bagi yang
(pokok bahasan) yang akan diajarkan,
menjawab SS= sangat setuju diberi skor
dan
atau
1, S= setuju diberi skor 2, RR= Ragu-ragu
kelompok.
diberi skor 3, TS= tidak setuju diberi skor
kemudian
menghasilkan
membuat
laporan
Selanjutnya,
setiap
presentasikan
kelompok
atau
4,dan yang menjawab STS= sangat tidak
mem-
setuju
memamerkan
diberi
skor
5.
Skala
laporannya kepada seluruh kelas, untuk
pengukuran variabel: Kategorikal.
berbagi
c. Prestasi belajar
dan
saling
tukar
informasi
hasil
temuan mereka (Warpala, 2011). Model
Prestasi belajar adalah hasil yang telah
pembelajaran
dicapai
konvensional
(ceramah)
oleh
mahasiswa
adalah cara dosen menyampaikan materi
berlangsungnya
bahan
dalam penelitian ini hanya fokus pada
ajar
penjelasan
dengan
lisan
penuturan
secara
atau
pembelajaran
setelah
yang
aspek kognitif.
langsung
Alat ukur variabel adalah instrumen tes
terhadap mahasiswa.
Model pembelajaran yang diberikan
tertulis berupa soal pilihan ganda yang
kepada sampel ditentukan oleh peneliti.
terdiri atas 30 soal, dimana masing-
Skala variabel: Kategorikal
masing item terdiri atas 2 jenis skor,
yaitu:
Skor 1: apabila suatu item pertanyaan
b. Motivasi
Motivasi
belajar
adalah
menggerakkan
atau
yang
dijawab dengan benar. Skor 0: apabila
mendorong
jawaban suatu item pertanyaan adalah
suatu
mahasiswa untuk belajar yang meliputi
salah.
dorongan dari dalam (internal).
Skala hasil pengukuran variabel: kontinu.
Alat ukur variabel adalah kuesioner
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
motivasi yang diberikan .kepada seluruh
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
sampel.
Kuesioner
diisi
terhadap tes motivasi belajar dan tes
dianalisa
untuk
data
prestasi belajar. Uji validitas bertujuan
motivasi. Kuesioner dalam penelitian ini
untuk menentukan item-item tes yang
terdiri dari 30 butir pertanyaan yang
layak untuk dipakai mengukur. Validitas
terdiri dari pertanyaan mendukung dan
dinilai dengan menggunakan uji validitas
tidak mendukung.
isi dan uji validitas muka.
Tiap
butir
yang
sudah
mendapatkan
soal
telah
disertai
Uji
5
reliabilitas
menentukan
pilihan jawaban. Scor pernyataan positif
6
bertujuan
apakah
tes
untuk
secara
keseluruhan layak dipakai sebagai alat
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
kontinu dideskripsikan dalam bentuk
ukur. Tes secara keseluruhan pada tes
jumlah
reliabilitas ini terdiri atas item-item test
Deviation (SD).
(n),
Mean
(r),
dan
Standard
yang telah lulus pada tahap uji validitas.
Pengaruh model pembelajaran tipe
Reliabilitas dinilai dengan korelasi item
group investigation dan motivasi belajar
total dan alpha Cronbach. Uji reliabilitas
terhadap
ini menggunakan program SPSS. Hasil uji
dengan
reliabilitas terhadap tes motivasi belajar
dengan rumus:
dan
tes
prestasi
belajar
linear
ganda
Y Prestasi belajar
(pengetahuan) dan kuesioner motivasi.
Korelasi
butir
total(r)
X 1 Model
Alpha
cronbach
pembelajaran(
0=
konvensional; 1= kooperatif tipe group
Pengetahuan
Motivasi
regresi
dianalisis
Dimana:
Tabel 1. Hasil uji reliabilitas tes prestasi
Nomer
butir
pertanyaan
analisis
belajar
ditampilkan
dalam table berikut.
Variabel
prestasi
investigation )
P1, P2, P3,
P4, P6, P7,
P8, P9,
P10, P11,
P12, P13,
P14, P15,
P16, P17,
P18, P19,
P20, P21,
P23, P27,
P28, P29,
P30
≥ 0,23
M1, M2,
M4, M5,
M6, M7,
M8, M9,
M10, M11,
M13, M17,
M19, M21,
M22, M23,
M24, M25,
M26, M28,
M29, M30
≥ 0,20
X 2 Motivasi
0,93
belajar(
0=
motivasi
rendah; 1= motivasi tinggi )
Hasil pretest
Hubungan
pembelajaran
ditentukan
variabel
dan
oleh
model
motivasi
nilai
b
belajar
(koefisien
signifikansi):
0,86
b= 0 → tidak ada hubungan
b< 0 → ada hubungan negatif
b> 0 → ada hubungan positif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik sampel
Sumber: Data primer (maret 2012)
Populasi sumber dalam penelitian ini
Teknik analisis data
adalah mahasiswa semester 4 jurusan
Data variabel model pembelajaran tipe
penjaskesrek dengan jumlah 250 orang
group investigation dan motivasi belajar,
yang terbagi menjadi kelas A, B, C, D, E,
oleh karena berbentuk data kategorikal
dan F. Sampel penelitian diambil dari
dideskripsikan dalam bentuk jumlah (n),
populasi
dan persen (%). Data variabel prestasi
Sampel terbagi menjadi dua kelas yaitu
belajar
kelas A dan kelas B. Kelas A mendapat
oleh
karena
berbentuk
data
model
7
dengan
jumlah
pembelajaran
90
kooperatif
orang.
tipe
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Group
Investigation,
mendapat
dan
model
konvensional.
kelas
B
Tabel 4. Distibusi Model Pembelajaran
pembelajaran
Karakteristik
N
sampel
Kategori
N
dideskripsikan berdasarkan umur dan
1
jenis kelamin sebagai berikut.
Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan umur.
Cakupan
No
Kategori
1
18th
23
2
19th
55
3
20th
12
Jumlah
2
Persentase
(%)
25,60
N
Motivasi
100
1
Perempuan
2
Laki-laki
5
hasil
Cakupan
Persentase
(%)
5,60
85
50,0
90
100
belajar
diukur
dengan
diberikan .kepada seluruh sampel. Skala
kelamin
N
45
menggunakan kuesioner motivasi yang
Tabel 3. Karakteristik sampel berdasarkan jenis
Kategori
50,0
2). Motivasi Belajar
13,30
Sumber: Data primer (april 2012)
No
45
Sumber: Data primer (april 2012)
61,10
90
Model
kooperatif
tipe
Group
Investigation
Model
Konvensional
Jumlah
Cakupan
Persentase
(%)
pengukuran
variable
motivasi
adalah kategorikal dimana 1= motivasi
tinggi; 0= motivasi rendah.
Tabel 5. Hasil pengukuran motivasi belajar
No
94,40
Kategori
Cakupan
Persentase
(%)
23
25,60
N
Jumlah
90
100
1
Motivasi
tinggi
2
Motifasi
rendah
67
74,40
1). Model pembelajaran
Model pembelajaran yang dipakai dalam
Jumlah
90
100
Sumber: Data primer (april 2012)
Hasil Penelitian
penelitian ini adalah model kooperatif
tipe group investigation dibandingkan
Variab
el
Koefisie
n
regresi
b
Konsta
nta
16,65
Motiva
si
2,66
dengan model konvensional. Pemberian
model pembelajaran ini ditentukan oleh
peneliti dimana kelas A mendapat model
kooperatif
tipe
sedangkan
kelas
group
B
investigation
mendapat
model
konvensional.
N Observe
Adjusted R2
Nilai p
CI 95%
Bata
Bata
s
s
bawa atas
h
15,8
17,5
0
1
1,67
3,65
= 90 orang
= 23,5 %
= < 0,001
Sumber: Data primer (juni 2012)
8
P
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA KULIAH ILMU KESEHATAN
PADA JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
Komang Hendra Setiawan 1
Bhisma Murti 2
Putu Suriyasa 3
1
2
3
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Dosen Pembimbing I Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS
Dosen Pembimbing II Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS
ABSTRAK
Ujian akhir mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas
Pendidikan Ganesha untuk mata kuliah ilmu kesehatan tahun ajaran 2010- 2011,
menunjukkan banyak mahasiswa yang memperoleh hasil yang tidak
memuaskan. Beberapa penelitian bidang pendidikan melaporkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
pembelajaran. Hasil belajar juga ikut dipengaruhi oleh motivasi belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar ilmu kesehatan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen kuasi yaitu before and after with control quasi
experiment design. Sampel dalam penelitian ini berjulah 90 orang yang terbagi
dalam kelas A yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, dan kelas B yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
Analisis data hasil penelitian manggunakan analisis regresi linier ganda.
Mahasiswa dengan model kooperatif tipe Group Investigation memiliki
prestasi belajar 0, 50 lebih tinggi dari pada model konvensional, tetapi secara
statistik tidak signifikan( b= 0, 50; CI 95% -0, 36 s/d 0, 47; p= 0, 249). Motivasi
memiliki pengaruh yang besar untuk meningkatkan prestasi belajar mata kuliah
ilmu kesehatan. Mahasiswa dengan motivasi tinggi memiliki nilai 2, 75 lebih
tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah, secara statistik
signifikan( b= 2,75; CI 95% 1, 76 s/d 3, 72; p< 0, 001) hasil ini telah
memperhitungkan pengaruh tingkat pengetahuan awal sampel. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat pengaruh minimal model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation terhadap prestasi belajar mata kuliah ilmu kesehatan.
Kata Kunci: Group Investigation, motivasi, prestasi belajar.
Berdasar hasil ujian akhir mahasiswa
PENDAHULUAN
Latar Belakang
tahun ajaran 2010- 2011 masih terdapat
Mata kuliah ilmu kesehatan di berikan
banyak
pada
Jasmani
hasil yang tidak memuaskan. Sebaran
Universitas
nilai yang diperoleh adalah D (30%), C
mahasiswa
Pendidikan
Kesehatan
dan
Rekreasi
Pendidikan
Ganesha
semester
empat.
(51%),
1
blihendrakomang@yahoo.com
mahasiswa
B
(12%),
A
yang
(7%).
memperoleh
Karena
itu
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Berdasarkan
beberapa
penelitian
diperlukan usaha yang lebih keras untuk
meningkatkan
kualitas
hasil
bidang
belajar
pendidikan
dilaporkan
mahasiswa. Selama ini, proses belajar
penerapan
mengajar
kooperatif melibatkan para siswa dalam
menggunakan
model
proses
konvensional berupa ceramah.
Model
pembelajaran
model
bahwa
belajar
pembelajaran
mengajar
untuk
meningkatkan hasil pembelajaran (Tsay
tersebut
membuat mahasiswa lebih tergantung
dan
Brady,
2010).
pada dosen dan menganggap jika tidak
berinovasi
ada dosen maka tidak ada proses belajar
pembelajaran, hasil belajar juga ikut
mengajar. Selain itu mahasiswa tidak siap
dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu
menerima pelajaran dan kurang aktif
faktor yang dimaksud adalah motivasi
selama proses belajar mengajar (data
belajar siswa.
dalam
Motivasi
primer, 2011)
Selain
dengan
penerapan
belajar
model
yang
tinggi
diperkirakan akan meningkatkan prestasi
Model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation merupakan model
belajar.
pembelajaran
mengajak
dalam belajar dan pembelajaran, antara
mahasiswa untuk berpikir secara aktif
lain: menentukan hal-hal yang dapat
dan kreatif dalam proses pembelajaran.
dijadikan penguat belajar, memperjelas
Model ini tidak hanya mengembangkan
tujuan
kemampuan intelektual tetapi seluruh
menentukan
ragam
potensi yang ada, termasuk pengembang-
rangsangan
belajar,
an emosional dan pengembangan ke-
ketekunan belajar (Uno, 2011).
yang
bisa
Peran
belajar
Inovasi
terampilan.
Dengan
menerapkan
merupakan
model
penting
yang
kendali
dan
penting
dicapai,
terhadap
menentukan
pembelajaran
yang
dilakukan
berani mengemukaan pendapat, bekerja
belajar, karena itu peneliti terdorong
sama, mengembangkan diri, dan ber-
untuk
tanggungjawab secara individu, saling
pengaruh model pembelajaran kooperatif
ketergantungan
positif,
interaksi
tipe group investigation dan motivasi
personal
proses
kelompok.
belajar terhadap prestasi belajar mata
Penggunaan
secara
model
efektif
pembelajaran
dan
efisien
melakukan
meningkatkan
harus
pembelajaran ini akan melatih mahasiswa
dan
untuk
motivasi
hendak
model
hal
dari
penelitian
hasil
tentang:
ini
kuliah ilmu kesehatan pada mahasiswa
akan
Jurusan Pendidikan jasmani kesehatan
mengurangi
monopoli
dosen
dalam
penguasaan
jalannya
proses
pem-
dan
rekreasi
Kesehatan
Fakultas
Universitas
Ganesha Singaraja.
belajaran, dan kebosanan siswa dalam
menerima pelajaran akan berkurang (Lie,
2010).
2
Olahraga
dan
Pendidikan
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Testing pada hakikatnya menggali
Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh model pembelajar-
informasi yang dapat digunakan sebagai
an kooperatif tipe group investigation
dasar
dan motivasi belajar terhadap prestasi
prestasi belajar berupa tes yang disusun
belajar ilmu kesehatan pada mahasiswa
secara
Jurusan Pendidikan jasmani kesehatan
performasi
dan
menguasai
rekreasi
Kesehatan
Fakultas
Olahraga
Universitas
dan
pengambilan
terencana
keputusan.
untuk
maksimal
bahan
mengungkap
subyek
atau
Tes
dalam
materi
yang
diajarkan.
Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan formal
Ganesha Singaraja.
tes prestasi
belajar
dapat
berbentuk
Kajian Pustaka
ulangan harian, tes formatif, tes sumatif,
1). Prestasi Belajar
bahkan ujian nasional dan ujian-ujian
Kawasan
kawasan
belajar
yaitu:
terbagi
kognitif,
atas
afektif,
tiga
masuk perguruan tinggi (Aswar, 2010).
dan
2). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation
psikomotor. Prestasi belajar atau hasil
belajar haruslah mencerminkan ketiga
Strategi
kawasan ini. Selain itu disebutkan juga
investigation dikembangkan oleh Shlomo
bahwa prestasi belajar adalah performa
Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel
maksimal dalam menguasai bahan atau
Aviv, Israel. Secara umum perencanaan
materi
pengorganisasian
yang
diberikan.
Jadi
prestasi
belajar
kooperatif
kelas
group
dengan
belajar adalah hasil pengukuran dari
menggunakan teknik kooperatif group
penilaian usaha belajar yang dinyatakan
investigation adalah kelompok dibentuk
dalam bentuk simbol, huruf maupun
oleh
kalimat yang menceritakan hasil yang
beranggotakan 2– 6 orang, tiap kelompok
sudah dicapai oleh setiap anak pada
bebas memilih subtopik dari keseluruhan
periode tertentu.
unit materi (pokok bahasan) yang akan
mahasiswa
pengukuran terhadap peserta didik yang
menghasilkan
meliputi
Selanjutnya,
kognitif,
afektif,
sendiri
dengan
diajarkan, dan kemudian membuat atau
Prestasi belajar merupakan hasil dari
aspek
itu
dan
laporan
setiap
kelompok
mem-
psikomotor setelah melakukan proses
presentasikan
belajar yang diukur dengan mengguna-
laporannya kepada seluruh kelas, untuk
kan instrumen tes yang relevan. Prestasi
berbagi
belajar dapat diukur melelui tes yang
temuan mereka.
sering
dikenal
dengan
tes
dan
atau
kelompok.
saling
Strategi
prestasi
memamerkan
tukar
informasi
kooperatif
group
belajar. Tentang tes prestasi belajar bila
investigation sebenarnya dilandasi oleh
dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap
filosofi
keberhasilan seseorang dalam belajar.
kooperatif ini telah luas digunakan dalam
3
belajar
John
Dewey.
Teknik
penelitian
dan
memperlihatkan
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pada mahasiswa Jurusan Pendidikan
ke-
suksesannya terutama untuk program-
Jasmani
Kesehatan
program
Fakultas
Olahraga
pembelajaran
dengan
tugas-
tugas spesifik (Warpala, 2011).
Universitas
3). Motivasi belajar
Singaraja.
2.
Motivasi adalah proses yang memberi
Ada
dan
Rekreasi
dan
Kesehatan
Pendidikan
Ganesha
pengaruh
motivasi
belajar
semangat, arah dan kegigihan perilaku.
terhadap prestasi belajar mata kuliah
Artinya perilaku yang termotivasi adalah
ilmu
perilaku yang penuh energi, terarah dan
Jurusan
bertahan lama.
Kesehatan
Motivasi
yang
adalah
menjadi
Kekuatan
kekuatan
penggerak
penggerak itu
kesehatan
pada
mahasiswa
Pendidikan
Jasmani
dan
Rekreasi
Fakultas
mental
Olahraga dan Kesehatan Universitas
belajar.
Pendidikan Ganesha Singaraja.
3.
berasal dari
Ada interaksi pengaruh antara model
berbagai sumber. Siswa belajar karena
pembelajaran kooperatif tipe group
didorong
mentalnya.
investigation dan motivasi belajar
Kekuatan mental itu berupa keinginan,
terhadap prestasi belajar mata kuliah
perhatian,
ilmu
oleh
kekuatan
kemauan,
atau
cita-cita.
kesehatan
pada
mahasiswa
Pendidikan
Jasmani
Kekuatan mental itu dapat tergolong
Jurusan
rendah atau tinggi. Ada ahli pendidikan
Kesehatan
yang menyebutkan kekuatan mental yang
Olahraga dan Kesehatan Universitas
mendorong terjadinya belajar tersebut
Pendidikan Ganesha Singaraja.
sebagai
motivasi
belajar.
dan
Rekreasi
Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang
METODE PENELITIAN
menggerakkan
Tempat dan Waktu penelitian
perilaku
dan
manusia
mengarahkan
termasuk
Penelitian
perilaku
Pendidikan
beklajar.
Dari
keinginan
motivasi
yang
terkandung
mengaktifkan,
Fakultas
dilakukan
jasmani
pada
Jurusan
kesehatan
dan
rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan
adanya
Universitas
meng-
Pendidikan
Ganesha,
gerakkan, menyalurkan dan mengarah--
Singaraja, Bali. Waktu penelitian adalah
kan sikap dan perilaku individu untuk
bulan april 2012 sampai November 2012.
belajar .
Rancangan Penelitian
Hipotesis
1.
Ada
pengaruh
penerapan
Penelitian
model
terhadap
menggunakan
metode
eksperimen kuasi yaitu before and after
pembelajaran kooperatif tipe group
investigation
ini
with control quasi experiment design.
prestasi
Rancangan penelitian secara detail dapat
belajar mata kuliah ilmu kesehatan
dilihat pada bagan berikut:
4
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
2). Teknik pengambilan sampel
Populasi
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Purposife cluster
sampling
menggunakan teknik purposive cluster
sampling, diambil mahasiswa semester IV
Sampel
kelas A dan kelas B.
Adapun
Kelas A
Kelas B
Model
pembelajara
n kooperatif
tipe GI
kedua
pertimbangannya
kelas
kemampuan
Model
pembelajaran
konvensional
Kesamaan
dilihat
tersebut
mempunyai
akademik
kemampuan
dari
sistem
adalah
yang
sama.
akademik
seleksi
ini
masuk
mahasiswa. Dimana kedua kelas tersebut
disebut kelas subsidi, yang artinya dalam
Pengukuran
variable
-Motivasi
-Prestasi
belajar
Pengukuran
variable
-Motivasi
-Prestasi
belajar
pembayaran
uang
pendidikan
lebih
rendah daripada kelas non subsidi. Ini
dikarenakan kemampuan akademik yang
lebih
Analisis data
baik
dibandingkan
kelas
non
subsidi.
Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini
yaitu: n= 15- 20 sampel per variabel
Kesimpulan
independen
Gambar 1. Rancangan penelitian
Populasi
dan
Teknik
(Murti,
2010).
Karena
terdapat 2 variabel independen, maka n=
Pengambilan
2x15= 30 sampel.
Sampel
1). Populasi
a.
Variabel Penelitian
Populasi sasaran
Mahasiswa
semester
IV
1. Variabel dalam penelitian ini yaitu:
Jurusan
Variabel independen:
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
Fakultas
Olahraga
-Model pembelajaran
dan
-Motivasi belajar
Kesehatan.
b.
Variabel dependen:
Populasi sumber
Mahasiswa
semester
IV
-Prestasi belajar
Jurusan
a). Model Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi
Kesehatan
Ganesha
Fakultas
Universitas
yang
dan
Dalam penelitian ini, ada dua metode
Pendidikan
yang digunakan yaitu model kooperatif
Olahraga
berjumlah
tipe group investigation dibandingkan
kurang
dengan model konvensional.
lebih 250 siswa, terdiri dari enam
Model pembelajaran kooperatif tipe
kelas.
group
5
investigation
merupakan
pe-
kelas
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
SS= sangat setuju diberi skor 5, S= setuju
oleh
diberi skor 4, RR= Ragu-ragu diberi skor
mahasiswa sendiri dengan beranggotakan
3, TS= tidak setuju diberi skor 2 dan
2– 6 orang, tiap kelompok bebas memilih
STS= sangat tidak setuju diberi skor 1.
rencanaan
pengorganisasian
dimana
kelompok
dibentuk
subtopik dari keseluruhan unit materi
Untuk pernyatan negatif bagi yang
(pokok bahasan) yang akan diajarkan,
menjawab SS= sangat setuju diberi skor
dan
atau
1, S= setuju diberi skor 2, RR= Ragu-ragu
kelompok.
diberi skor 3, TS= tidak setuju diberi skor
kemudian
menghasilkan
membuat
laporan
Selanjutnya,
setiap
presentasikan
kelompok
atau
4,dan yang menjawab STS= sangat tidak
mem-
setuju
memamerkan
diberi
skor
5.
Skala
laporannya kepada seluruh kelas, untuk
pengukuran variabel: Kategorikal.
berbagi
c. Prestasi belajar
dan
saling
tukar
informasi
hasil
temuan mereka (Warpala, 2011). Model
Prestasi belajar adalah hasil yang telah
pembelajaran
dicapai
konvensional
(ceramah)
oleh
mahasiswa
adalah cara dosen menyampaikan materi
berlangsungnya
bahan
dalam penelitian ini hanya fokus pada
ajar
penjelasan
dengan
lisan
penuturan
secara
atau
pembelajaran
setelah
yang
aspek kognitif.
langsung
Alat ukur variabel adalah instrumen tes
terhadap mahasiswa.
Model pembelajaran yang diberikan
tertulis berupa soal pilihan ganda yang
kepada sampel ditentukan oleh peneliti.
terdiri atas 30 soal, dimana masing-
Skala variabel: Kategorikal
masing item terdiri atas 2 jenis skor,
yaitu:
Skor 1: apabila suatu item pertanyaan
b. Motivasi
Motivasi
belajar
adalah
menggerakkan
atau
yang
dijawab dengan benar. Skor 0: apabila
mendorong
jawaban suatu item pertanyaan adalah
suatu
mahasiswa untuk belajar yang meliputi
salah.
dorongan dari dalam (internal).
Skala hasil pengukuran variabel: kontinu.
Alat ukur variabel adalah kuesioner
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
motivasi yang diberikan .kepada seluruh
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
sampel.
Kuesioner
diisi
terhadap tes motivasi belajar dan tes
dianalisa
untuk
data
prestasi belajar. Uji validitas bertujuan
motivasi. Kuesioner dalam penelitian ini
untuk menentukan item-item tes yang
terdiri dari 30 butir pertanyaan yang
layak untuk dipakai mengukur. Validitas
terdiri dari pertanyaan mendukung dan
dinilai dengan menggunakan uji validitas
tidak mendukung.
isi dan uji validitas muka.
Tiap
butir
yang
sudah
mendapatkan
soal
telah
disertai
Uji
5
reliabilitas
menentukan
pilihan jawaban. Scor pernyataan positif
6
bertujuan
apakah
tes
untuk
secara
keseluruhan layak dipakai sebagai alat
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
kontinu dideskripsikan dalam bentuk
ukur. Tes secara keseluruhan pada tes
jumlah
reliabilitas ini terdiri atas item-item test
Deviation (SD).
(n),
Mean
(r),
dan
Standard
yang telah lulus pada tahap uji validitas.
Pengaruh model pembelajaran tipe
Reliabilitas dinilai dengan korelasi item
group investigation dan motivasi belajar
total dan alpha Cronbach. Uji reliabilitas
terhadap
ini menggunakan program SPSS. Hasil uji
dengan
reliabilitas terhadap tes motivasi belajar
dengan rumus:
dan
tes
prestasi
belajar
linear
ganda
Y Prestasi belajar
(pengetahuan) dan kuesioner motivasi.
Korelasi
butir
total(r)
X 1 Model
Alpha
cronbach
pembelajaran(
0=
konvensional; 1= kooperatif tipe group
Pengetahuan
Motivasi
regresi
dianalisis
Dimana:
Tabel 1. Hasil uji reliabilitas tes prestasi
Nomer
butir
pertanyaan
analisis
belajar
ditampilkan
dalam table berikut.
Variabel
prestasi
investigation )
P1, P2, P3,
P4, P6, P7,
P8, P9,
P10, P11,
P12, P13,
P14, P15,
P16, P17,
P18, P19,
P20, P21,
P23, P27,
P28, P29,
P30
≥ 0,23
M1, M2,
M4, M5,
M6, M7,
M8, M9,
M10, M11,
M13, M17,
M19, M21,
M22, M23,
M24, M25,
M26, M28,
M29, M30
≥ 0,20
X 2 Motivasi
0,93
belajar(
0=
motivasi
rendah; 1= motivasi tinggi )
Hasil pretest
Hubungan
pembelajaran
ditentukan
variabel
dan
oleh
model
motivasi
nilai
b
belajar
(koefisien
signifikansi):
0,86
b= 0 → tidak ada hubungan
b< 0 → ada hubungan negatif
b> 0 → ada hubungan positif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik sampel
Sumber: Data primer (maret 2012)
Populasi sumber dalam penelitian ini
Teknik analisis data
adalah mahasiswa semester 4 jurusan
Data variabel model pembelajaran tipe
penjaskesrek dengan jumlah 250 orang
group investigation dan motivasi belajar,
yang terbagi menjadi kelas A, B, C, D, E,
oleh karena berbentuk data kategorikal
dan F. Sampel penelitian diambil dari
dideskripsikan dalam bentuk jumlah (n),
populasi
dan persen (%). Data variabel prestasi
Sampel terbagi menjadi dua kelas yaitu
belajar
kelas A dan kelas B. Kelas A mendapat
oleh
karena
berbentuk
data
model
7
dengan
jumlah
pembelajaran
90
kooperatif
orang.
tipe
Jurnal Magister Kedokteran Keluarga
Vol 1, No 1, 2013 (hal 1-13)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Group
Investigation,
mendapat
dan
model
konvensional.
kelas
B
Tabel 4. Distibusi Model Pembelajaran
pembelajaran
Karakteristik
N
sampel
Kategori
N
dideskripsikan berdasarkan umur dan
1
jenis kelamin sebagai berikut.
Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan umur.
Cakupan
No
Kategori
1
18th
23
2
19th
55
3
20th
12
Jumlah
2
Persentase
(%)
25,60
N
Motivasi
100
1
Perempuan
2
Laki-laki
5
hasil
Cakupan
Persentase
(%)
5,60
85
50,0
90
100
belajar
diukur
dengan
diberikan .kepada seluruh sampel. Skala
kelamin
N
45
menggunakan kuesioner motivasi yang
Tabel 3. Karakteristik sampel berdasarkan jenis
Kategori
50,0
2). Motivasi Belajar
13,30
Sumber: Data primer (april 2012)
No
45
Sumber: Data primer (april 2012)
61,10
90
Model
kooperatif
tipe
Group
Investigation
Model
Konvensional
Jumlah
Cakupan
Persentase
(%)
pengukuran
variable
motivasi
adalah kategorikal dimana 1= motivasi
tinggi; 0= motivasi rendah.
Tabel 5. Hasil pengukuran motivasi belajar
No
94,40
Kategori
Cakupan
Persentase
(%)
23
25,60
N
Jumlah
90
100
1
Motivasi
tinggi
2
Motifasi
rendah
67
74,40
1). Model pembelajaran
Model pembelajaran yang dipakai dalam
Jumlah
90
100
Sumber: Data primer (april 2012)
Hasil Penelitian
penelitian ini adalah model kooperatif
tipe group investigation dibandingkan
Variab
el
Koefisie
n
regresi
b
Konsta
nta
16,65
Motiva
si
2,66
dengan model konvensional. Pemberian
model pembelajaran ini ditentukan oleh
peneliti dimana kelas A mendapat model
kooperatif
tipe
sedangkan
kelas
group
B
investigation
mendapat
model
konvensional.
N Observe
Adjusted R2
Nilai p
CI 95%
Bata
Bata
s
s
bawa atas
h
15,8
17,5
0
1
1,67
3,65
= 90 orang
= 23,5 %
= < 0,001
Sumber: Data primer (juni 2012)
8
P