LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI DALAM PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI.

(1)

LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI DALAM PERILAKU

ETIS MAHASISWA AKUNTANSI

(Studi Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” JawaTimur)

SKRIPSI

Diajukan Oleh : Ananta Fendi P. 0713010179 / FEB / EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(2)

(Studi Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur) Disusun Oleh :

AnantaFendi P. 0713010179 / FEB / EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 23 Mei 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, SE, MM, Ak, CA Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, SE, MM, Ak, CA Sekretaris

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi Anggota

Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


(3)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga peneliti berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala karunian-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti , sehingga skripsi ini terselesaikan. Tanpa petunjuk dan pertolongan-Nya mustahil rasanya peneliti dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Berkat rahmat dan karunia-Nya pula memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Locus Of Control dan Komitmen Profesi Dalam Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi” (Studi Mahasiswa Program Studi

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

Sebagaimana diketahui bahwa penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penelitian skripsi ini peneliti telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi peneliti yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:


(4)

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak. Drs. Ec. H. Rahman Amrullah Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, SE, MM, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Kedua Orangtua tercinta, Ibunda Siti Fatimah dan Ayahanda Suprayitno serta

kakakku Aang Fandy Prasetya, SH yang selalu dan tak pernah lelah dalam memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan peneliti menyelesaikan studinya.

7. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMAK) Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pembelajaran serta pengalaman dalam berorganisasi serta memberi motivasi dan semangat demi terselesainya skripsi ini.

8. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(5)

iii

9. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penelitian skripsi ini, oleh karenanya peneliti senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan peneliti, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, 20 Desember 2013

Peneliti


(6)

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

ABSTRAK... xi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II: TELAAH PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori... 13

2.2.1. Locus Of Control ... 13

2.2.1.1. Pengertian Locus Of Control ... 13

2.2.1.2. Teori-teori Locus Of Control ... 17

2.2.2. Komitmen Profesi ... 21

2.2.3. Sikap Etis ... 23

2.2.4. Pengaruh Locus Of Control Terhadap Perilaku Etis ... 25


(7)

v

2.2.6. Pengaruh Locus Of Control Terhadap Komitmen Profesi ... 27

2.3. Kerangka Konseptual ... 28

2.4. Hipotesis ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian... 30

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.2.1. Definisi Operasional... 31

3.2.2. Teknik Pengukuran Variabel... 32

3.3. Teknik Penentuan Sampel ... 34

3.3.1. Populasi ... 34

3.3.2. Sampel ... 35

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5. Metode Analisis ... 37

3.5.1. Teknis Analisis ... 37

3.5.2. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 41

4.1.1. Sejarah ... 41

4.1.2. Tempat Kedudukan ... 44

4.1.3. Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan ... 44

4.1.3.1. Falsafah ... 44

4.1.3.2. Visi ... 44

4.1.3.3. Misi ... 44


(8)

4.1.5.1. Visi Progdi Akuntansi ... 47

4.1.5.2. Misi Progdi Akuntansi ... 47

4.1.5.3. Tujuan Progdi Akuntansi ... 48

4.2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden ... 48

4.2.1. Distribusi Jawaban Variabel Locus Of Control (X1) ... 48

4.2.2. Distribusi Jawaban Variabel Komitmen Profesi (X2) ... 50

4.2.3. Distribusi Jawaban Variabel Perilaku Etis (Y) ... 52

4.3. Partial Least Square ... 54

4.3.1. Evaluasi Model Pengukuran ... 54

4.3.1.1. Indikator Validitas (Convergent Validity) ... 55

4.3.1.2. Reliabilitas Konstrak (Construct Reliability) ... 56

4.3.1.3. Average Variance Extracted (AVE) ... 57

4.3.1.4. Discriminant Validity ... 57

4.3.2. Evaluasi Model Struktural ... 58

4.3.3. Uji Kausalitas ... 59

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.4.1. Pengaruh Locus Of Control terhadap Perilaku Etis ... 60

4.4.2. Pengaruh Komitmen Profesi terhadap Perilaku Etis ... 63


(9)

vii

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... 66

5.2. Saran... 66

5.3. Keterbatasan dan Implikasi ... 67

5.3.1. Keterbatasan ... 67

5.3.2. Implikasi ... 68


(10)

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi X1 Pada X1.1 ... 49

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi X1 Pada X1.2 ... 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi X1 Pada X1.3 ... 50

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi X2 Pada X2.1 ... 51

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi X2 Pada X2.2 ... 51

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi X2 Pada X2.3 ... 52

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Y Pada Y1 ... 53

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Y Pada Y2 ... 53

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Y Pada Y3 ... 54

Tabel 4.10 Convergent Validity... 55

Tabel 4.11 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ... 56

Tabel 4.12 Nilai AVE ... 57

Tabel 4.13 Cross Loading ... 57

Tabel 4.14 Nilai R-square ... 58

Tabel 4.15 Uji Hipotesis ... 59


(12)

Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3. Frekuensi Jawaban Responden Lampiran 4. Output Partial Least Square


(13)

xi

LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI DALAM PERILAKU

ETIS MAHASISWA AKUNTANSI Ananta Fendi P.

ABSTRAK

Penyalahgunaan keahlian serta pelanggaran etika yang terjadi di profesi akuntansi mengakibatkan terjadinya skandal keuangan dalam membuat informasi akuntansi yang menyesatkan dan tidak benar untuk meraup keuntungan pribadi menimbulkan kerugian ekonomi masyarakat. Penelitian ini difokuskan pada aspek individual yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa Program Studi Akuntansi yang ditunjukan dengan Locus Of Control serta komitmen profesi.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010 berjumlah 184 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling berjumlah 65 responden. Sumber data adalah data primer serta data sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS).

Berdasarkan hasil penelitian, nilai T-statistik dari variabel komitmen profesi sebesar 3.9948 lebih dari 1,96 yang artinya variabel komitmen profesi memberikan dampak positif dan signifikan terhadap perilaku etis. Nilai T-statistik dari variabel locus of control sebesar 1.4762 kurang dari 1,96 yang artinya variabel locus of control memberikan dampak negatif dan tidak signifikan terhadap perilaku etis. Sedangkan nilai T-statistik dari variabel locus of control sebesar 7.3147 lebih dari 1,96 yang artinya variabel locus of control memberikan dampak positif dan signifikan terhadap komitmen profesi.

Kata Kunci : Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Perilaku etis


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Profesi akuntansi merupakan bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

Penyalahgunaan keahlian dalam membuat informasi akuntansi yang menyesatkan dan tidak benar untuk meraup keuntungan pribadi, belakangan ini telah banyak menimbulkan kerugian ekonomi masyarakat. Kecenderungan manusia yang menumpuk kekayaan dan keuntungan material lainnya membuat manusia lupa kepada etika, moral dan kepentingan umum, meski sejumlah profesi, termasuk profesi akuntansi memiliki etika profesi namun etika itu dibangun atas dasar rasionalisme ekonomi belaka, sehingga wajar etika tersebut tidak mampu menghindarkan manusia dari pelanggaran moral dan etika untuk mengejar keuntungan material.

Sejak era reformasi hingga akhir tahun 2013 hampir seluruh pejabat tinggi provinsi di negeri ini tersandera korupsi. Berdasarkan catatan Kementerian Dalam Negeri, sebanyak 304 kepala daerah tercatat terlibat dalam kasus korupsi,


(15)

2

termasuk kasus dugaan suap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih terhadap Ketua non-aktif Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. "Dari jumlah itu, sebanyak 251 orang kepala daerah atau sekitar 86,2 persen terjerat kasus korupsi," kata Gamawan (http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/10/08/mucwgv-kemdagri-309-kepala-daerah-terjerat-kasus-korupsi), hal tersebut dapat menunjukkan tentang persoalan kemerosotan moral yang kini tengah di hadapi bangsa Indonesia di dalam pemerintahannya. Hasil petikan wawancara Antasari Azhar dengan majalah Tempo pada saat masih menjabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (Mei 2008) mengatakan “Masalah korupsi di Indonesia merupakan masalah moral, perilaku dan sistem” (Majalah Tempo, 2008).

Perusahaan sebagai wadah yang paling banyak menjadi tujuan lulusan akuntansi bekerja juga sering terdapat masalah dalam hal pelaporan maupun akuntabilitas. Kasus perbedaan pencatatan penyimpanan dana kelompok usaha Grup Bakrie di PT Bank Capital Indonesia Tbk. Sebanyak tujuh emiten Grup Bakrie di dalam laporan keuangan per 31 Maret 2010 mengklaim menyimpan dana total Rp. 9,07 triliun. Namun, Bank Capital menyebutkan jumlah dana pihak ketiga di bank tersebut hanya Rp. 2,69 triliun, sebagian besar laporan keuangan unit usaha Bakrie diaudit oleh Mazars Moores Rowland Indonesia (http://www.infobanknews.com/2010/08/bank-capital-dan-rekening-grup-bakrie).

Kantor akuntan publik yang seharusnya melaksanakan kode etik akuntan publik dalam menjalankan tugasnya juga masih terdapat kasus pelanggaran moral, terbongkarnya kasus Enron Corp. (2001) yang melibatkan salah satu kantor akuntan publik The Big Five Arthur Andersen merupakan salah satu skandal


(16)

akuntansi terbesar sepanjang sejarah, serta berbagai kasus serupa yang terjadi di Indonesia dengan bentuk yang berbeda meskipun sudah mempunyai kode etik IAI yang disyahkan di kongres IAI pada tahun 1998. Sebagai contoh kasus 10 KAP Papan Atas yang bermasalah dalam pengauditan 37 Bank Beku Usaha (BBKU). Daftar 10 KAP tersebut antara lain : 1) Andi Iskandar & Rekan, 2) Hans Tuannakotta & Mustofa, 3) Indra Winata & Rekan, 4) Johan Malonda & Rekan, 5) Prasetio Utomo & Rekan, 6) Robert Yogi, 7) Salaki & Salaki, 8) S. Dermawan & Rekan, 9) RB. Tanubrata & Rekan, dan 10) Hadi Sutanto (http://apbusinessethic.blogspot.com/2009/04/daftarkan-telaah-kasus-disini.html).

Kasus KAP Anderson terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001, saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum terungkap, KAP Anderson mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $ 393 juta, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron

(http://www.wealthindonesia.com/Kasus-penipuan-capital-market/bangkrutnya-enron-corp.html).


(17)

4

Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar prinsip etika profesi akuntan diantaranya yaitu melanggar prinsip integritas dan perilaku profesional. KAP Arthur Andersen tidak dapat memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk kategoti The Big Five dan tidak berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data. Selain itu Arthur Andersen juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Pelanggaran etika yang terjadi diprofesi akuntansi yang mengakibatkan terjadinya skandal keuangan dimana auditor dianggap turut terlibat merupakan salah satu bentuk perhatian pada masalah etika dan sangat perlu diperkenalkan untuk pengembangan kurikulum. Pengenalan masalah-masalah yang terkait dengan etika diharapkan akan dapat mengetahui peran orientasi etika mahasiswa akuntansi dalam pertimbangan etisnya.

Kurikulum akuntansi yang baik diharapkan akan meminimalisir krisis etika dalam profesi akuntansi yang pada akhirnya akan menghasilkan profesi akuntan yang berkeahlian, berpengetahuan, berkarakter dan dilandasi dengan kebajikan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi tersebut.. Terjadinya berbagai kasus di atas seharusnya memberi kesadaran untuk lebih memperhatikan komitmen profesi dan etika dalam melaksanakan pekerjaan profesi akuntan, baik itu akuntan sektor publik, akuntan manajemen, maupun akuntan publik (Auditor).


(18)

Terlepas dari dunia pendidikan dimana akuntan tersebut mengenal dan mempelajari tentang ilmu akuntansi, proses ketika saat menjadi mahasiswa sangat berpengaruh besar dan merupakan waktu yang tepat dalam pembentukan karakter dan kepribadian mereka karena ketika di hadapkan dalam dunia kerja, mereka akan di sibukan dengan rutinitas pekerjaan dan sudah harus siap dalam mengambil segala keputusan terutama keputusan moral. International Federation of Accountants (IFAC) pada tahun 2003 telah menerbitkan 7 standar pendidikan internasional (International Education Standards/ IES). Dari tujuh standar tersebut, yaitu standar nomer 4 (IES 4) menyebutkan bahwa program pendidikan akuntansi sebaiknya memberikan kerangka nilai, etika dan sikap profesional untuk melatih judgement profesional calon akuntan sehingga dapat bertindak secara etis ditengah kepentingan profesi dan masyarakat. Profesionalisme seorang akuntan sangat diperlukan dengan: keahlian (skill), pengetahuan dan karakter yang menunjukkan personality seorang profesional yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya (Ludigdo & Machfoedz, 1999).

Sistem pendidikan saat ini hanya menekankan pentingnya IQ saja, mulai dari sekolah dasar sampai bangku kuliah. Padahal dosen mempunyai peran dan tanggung jawab tidak hanya sebagai pengampu mata kuliah yang sesuai dengan silabus pendidikan dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), tapi juga sebagai pendidik tentang sikap dan perilaku moral anak didikannya tersebut sehingga menjadi lulusan yang berkompeten di bidang akuntansi serta mempunyai karakter dan berkepribadian yang bagus.


(19)

6

Mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi dan mempunyai independensi yang bebas dari kepentingan maka pembentukan sikap dan perilaku etis mahasiswa sangat penting, dimana sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu obyek, yang berupa mendukung atau memihak maupun tidak mendukung atau tidak memihak. Pengenalan isu-isu etika untuk dibahas dan dikritisi dirasakan kurang sehingga tidak memicu mahasiswa untuk peka terhadap permasalahan dan realita sosial yang ada di sekitarnya. Dosen praktisi maupun kuliah tamu dan seminar yang ada juga hanya menekankan secara teori dan praktek, namun jarang membahas permasalahan dan pelanggaran-pelanggaran etika yang terjadi. Jadi hanya sekedar menerangkan atau membahas lewat media presentasi teori-teori yang ada. Sehingga setelah lulus kemungkinan besar hanya sibuk memikirkan diri sendiri tanpa ada orientasi melakukan sesuatu dengan ilmu yang di dapat pada saat kuliah untuk sesuatu yang mampu membuat perubahan lebih baik di lingkungan sekitarnya.

Mempelajari perilaku dari para pemimpin di masa depan dapat dilihat dari perilaku mahasiswa sekarang (Endro dan Lucyanda, 2012). Perilaku mahasiswa perlu diteliti untuk mengetahui sejauh mana mereka akan berperilaku etis atau tidak di masa yang akan datang. Perguruan tinggi merupakan penghasil sumber daya manusia yang professional dan diharapakan dapat menghasilkan tenaga professional yang memiliki kualifikasi keahlian sesuai bidang ilmunya dan juga memiliki perilaku etis yang tinggi.


(20)

Mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan muda dipengaruhi oleh factor personalitas yang ditunjukan dengan Locus Of Control serta komitmen profesi. Locus Of control merupakan salah satu variable kepribadian (personality), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri. Kreitner & Kinicki (2003) mengatakan bahwa hasil yang dicapai Locus Of Control internal dianggap berasal dari aktifitas dirinya. Sedangkan pada individu Locus Of Control eksternal menganggap bahwa keberhasilan yang dicapai dikontrol dari keadaan sekitarnya. Sedangkan komitmen profesi merupakan komitmen yang dibentuk suatu individu saat mulai memasuki suatu profesi meliputi sesuatu yang dipercaya, sesuatu yang diterima, tujuan dan nilai-nilai dari suatu profesi.

Penelitian ini difokuskan pada aspek individual yang mempengaruhi sikap etis mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Locus Of Control dan Komitmen Profesi Dalam Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi Mahasiswa Program Studi


(21)

8

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diungkapkan, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Locus Of Control terhadap Perilaku Etis 2. Apakah terdapat pengaruh Komitmen Profesi terhadap Perilaku Etis 3. Apakah terdapat pengaruh Locus Of Control terhadap Komitmen Profesi

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Locus Of Control dan Komitmen Profesi terhadap perilaku etis mahasiswa program studi akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dan hasilnya bisa menjadi tolok ukur atau perbandingan oleh mahasiswa akuntansi yang belum optimal dalam bertindak, berkepribadian dan berperilaku sesuai dengan norma (aturan) sehingga dapat lebih baik lagi dalam menjadikan diri mereka seorang akuntan muda yang jujur, mempunyai kredibilitas dan menjunjung tinggi etika serta komitmen dalam berprofesi.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan Akuntansi

Penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberikan masukan dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan yang terus memupuk nilai – nilai


(22)

kepribadian dan pembentukan karakter manusia (akuntan) yang memiliki sikap, perilaku etis dan komitmen profesi yang tinggi dalam bidang akuntansi.

2. Bagi Objek yang diteliti yaitu Mahasiswa

Dapat digunakan sebagai referensi dalam membangun kesadaran dalam kepribadian yang lebih baik guna menunjang perilaku etis profesi akuntansi di masa mendatang dalam membangun bersama peradaban bangsa.

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan informasi tentang Locus Of Control, Komitmen Profesi dan pengaruhnya terhadap perilaku etis Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Serta dapat membandingkan antara teori – teori yang didapatkan peneliti dengan kenyataan yang ada.


(23)

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi ini antara lain oleh:

1. Maulana (2011)

Judul: Locus Of Control Dalam Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi”. Rumusan Masalah:

Apakah Locus Of Control mempengaruhi Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi? Kesimpulan:

Berdasarkan analisis regresi linier sederhana terhadap locus of control menunjukkan bahwa locus of control memiliki pengaruh positif terhadap perilaku etis, dan mahasiswa jurusan akuntansi akreditasi “A” Universitas Swasta di Surabaya memiliki internal locus of control yang lebih tinggi dibandingkan dengan eksternal locus of control yang berarti lebih tidak menerima tindakan yang kurang etis atau cenderung berperilaku lebih etis (positif).

2. Habbe (2011)

Judul: Hubungan Orientasi Etika, Komitmen Profesional, Sensitivitas Etis Dengan Whistleblowing Perspektif Mahasiswa Akuntansi”.


(24)

Rumusan Masalah:

1. Apakah terdapat hubungan antara orientasi etika idealisme, orientasi etika relativisme dengan komitmen professional mahasiswa akuntansi?

2. Apakah terdapat hubungan antara orientasi etika idealisme, orientasi etika relativisme dengan sensitivitas etis mahasiswa akuntansi?

3. Apakah terdapat hubungan antara komitmen profesional mahasiswa akuntansi terhadap pelaporan pelanggaran (whistleblowing)?

4. Apakah terdapat hubungan sensitivitas etis mahasiswa akuntansi terhadap pelaporan pelanggaran (whistleblowing)?

Kesimpulan:

1. Orientasi etika idealisme (IDE) mahasiswa akuntansi mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap komitmen profesional (KPR) pada mahasiswa akuntansi yang ada di Makassar. Dimana hasil estimasi inner weight pada hubungan idealism (IDE) terhadap komitmen profesional (KPR) menunjukkan nilai t-statistics sebesar 5,6338, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,64 untuk uji satu arah pada alpha 5%. 2. Orientasi etika relativisme (REL) mahasiswa akuntansi mempunyai

hubungan yang signifikan negatif terhadap komitmen profesional (KPR) pada mahasiswa akuntansi yang ada di Makassar. Dimana hasil estimasi inner weight pada hubungan relativisme (REL) terhadap komitmen profesional (KPR) menunjukkan nilai koefisien beta sebesar -0,6019 dan nilai t-statistics sebesar 14,9101, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,64 untuk uji satu arah pada alpha 5%.


(25)

12

3. Orientasi etika idealisme (IDE) mahasiswa akuntansi mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap sensitivitas etis (SET) pada mahasiswa akuntansi yang ada di Makassar. Dimana hasil estimasi inner weight pada hubungan idealisme (IDE) terhadap sensitivitas etis (SET) menunjukkan nilai t-statistics sebesar 7,5612, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,64 untuk uji satu arah pada alpha 5%.

4. Orientasi etika relativisme (REL) mahasiswa akuntansi mempunyai hubungan yang signifikan negatif terhadap sensitivitas etis (SET) pada mahasiswa akuntansi yang ada di Makassar. Dimana hasil estimasi inner weight pada hubungan relativisme (REL) terhadap sensitivitas etis (SET) menunjukkan nilai koefisien beta sebesar - 0,2662 dan nilai t-statistics sebesar 3,9673, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,64 untuk uji satu arah pada alpha 5%.

5. Komitmen profesional (KPR) mahasiswa akuntansi mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap whistleblowing (WSB). Dimana hasil estimasi inner weight pada hubungan komitmen profesional (KPR) terhadap whistleblowing (WSB) menunjukkan nilai t-statistics sebesar 2,6138, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,64 untuk uji satu arah pada tingkat keyakinan 95%.

6. Sensitivitas etis (SET) mahasiswa akuntansi tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap whistleblowing (WSB). Dimana hasil estimasi inner weight pada hubungan sensitivitas etis (SET) mahasiswa akuntansi terhadap whistleblowing (WSB) menunjukkan nilai t-statistics sebesar


(26)

0,15652, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1,64 untuk uji satu arah pada tingkat keyakinan 95% atau pada taraf alpha 5%.

3. Endro dan Lucyanda (2012)

Judul: Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Etis mahasiswa Akuntansi Universitas Bakrie ”.

Rumusan Masalah:

Apakah kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap perilaku etis?

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap perilaku etis mahasiswa sedangkan kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap perilaku etis.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Locus Of Control

2.2.1.1Pengertian Locus Of Control

Menurut Robbins (2001: 56) Locus Of Control adalah sampai sejauh mana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Pada dasarnya konsep Locus Of Control menunjukan kepada harapan – harapan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.


(27)

14

Konsep Locus Of Control dibedakan atas: a. Internal control

Individu – individu yang yakin bahwa mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka sendiri.

b. Eksternal control

Individu – individu yang yakin bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan dari luar, seperti misalnya kemujuran atau peluang.

Individu yang memiliki pusat pengendalian internal, cenderung menganggap akibat – akibat yang terjadi pada dirinya lebih dititikkan beratkan pada hal – hal yang terdapat pada dirinya sendiri yaitu kecakapan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort), sebaliknya individu yang memiliki pusat pengendalian eksternal, cenderung menganggap hal – hal yang berasal dari luar dirinya seperti kesempatan (chance) dan pengaruh orang lain (action of other).

Sejumlah penelitian yang membandingkan internal dan eksternal secara konsisten telah menunjukan bahwa individu – individu yang nilainya tinggi dalam keeksternalan kurang puas terhadap pekerjan mereka, mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi, dan lebih terasing dari lingkungan kerja, dan kurang terlibat pada pekerjaan mereka dibanding kaum internal.

Kaum eksternal merasa kurang puas dikarenakan mereka membayangkan diri mereka mempunyai kendali yang sedikit terhadap hasil organisasi yang penting bagi mereka. Kaum internal yang menghadapi situasi yang sama, menghubungkan hasil organisasi ke tindakan mereka sendiri. Jika situasinya tidak


(28)

menarik, mereka meyakini bahwa tidak ada orang lain yang harus disalahkan kecuali diri mereka (Robbins,2001: 56).

Seseorang dengan orientasi eksternal menunjukan keadaan yang takut, ragu-ragu dan putus asa daripada individu dengan orientasi internal. Individu dengan Locus Of Control eksternal mendapat skor tinggi untuk kegelisahan, kecurigaan dan rasa permusuhan. Sedangkan internal suka bekerja sendiri dan efektif, lebih baik dalam menyelesaikan masalah dan mengalami sedikit kecemasan dibandingkan dengan orientasi eksternal, bila menghadapi stress, individu dengan eksternal lebih mudah murung dan putus asa dibandingkan individu internal.

Bukti dari keseluruhan menyatakan bahwa kaum internal umumnya kinerja yang lebih baik daripada pekerjaan mereka, tetapi kesimpulan itu hendaknya diperlunak untuk mencerminkan perbedaan – perbedaan dalam pekerjaan. Kaum internal lebih aktif mencari informasi sebelum mengambil keputusan dan lebih termotivasi untuk berprestasi dan melakukan upaya yang lebih besar untuk mengendalikan lingkungan mereka tetapi kaum eksternal lebih tunduk dan bersedia melakukan pengarahan, oleh karena itu kaum internal melakukan tugas-tugas canggih yang baik dan mencakup banyak pekerjaan manajerial dan professional yang menuntut pemrosesan dan pembelajaran informasi yang rumit (Robbins,2001: 56).

Gibson, dkk (1996: 161) menyatakan bahwa Locus Of Control individu mencerminkan tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka. Beberapa orang percaya bahwa


(29)

16

mereka menguasai takdir mereka sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka. Mereka melihat control dari hidup mereka datang dari diri mereka sendiri. Widianti (2009) juga setuju bahwa banyak orang memandang dirinya tidak berdaya menghadapi takdir, dikendalikan oleh kekuatan luar yang lebih besar dimana mereka mempunyai sedikit pengaruh jika ada. Orang seperti itu percaya bahwa kedudukan pengendalian adalah urusan eksternal dibanding internal dan Rotter menyebutnya eksternal.

Secara umum, hasil penelitian menyarankan bahwa internalis lebih tahan terhadap tekanan untuk menyesuaikan diri dan kurang senang dibujuk untuk mengubah tingkah laku mereka. Eksternalis kelihatannya lebih mudah menerima partisipasi dalam pekerjaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Bukti menunjukan bahwa perilaku orang berubah dari satu situasi ke situasi yang lain dan bahwa kepercayaan mereka pada kedudukan pengandalian mereka atau eksternal bervariasi tergantung pada variasi. Usaha-usaha sekarang dibuat untuk mengukur kedudukan pengendalian internal atau eksternal seseorang mengenai isu kesehatan (Gibson, dkk, 1996: 164).

Kreitner dan Kinicki (2003:180) mengatakan bahwa para peneliti menemukan perilaku yang berbeda antara internal dan eksternal:

a. Internal menunjukan motivasi kerja yang lebih besar

b. Internal mempunyai harapan yang kuat bahwa setiap usahanya akan memimpin pada pekerjaan yang lebih.


(30)

c. Internal menunjukkan tingkat pekerjaan yang tinggi dalam pekerjaan yang sulit atau masalah – masalah yang sukar, ketika pekerjaan itu memberikan nilai lebih.

d. Ada sebuah hubungan yang kuat antara kepuasan kerja dengan penampilan pekerjaan internal daripada eksternal.

e. Internal berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada eksternal.

f. Eksternal cenderung lebih merasa cemas dalam menghadapi suatu masalah dibanding internal.

2.2.1.2Teori – Teori Locus Of Control

Ada beberapa teori yang mendukung Locus Of Control dalam pemahamannya, antara lain:

1. Teori Kepribadian

Tiga pendekatan teoritis untuk memahami kepribadian adalah pendekatan sifat, pendekatan psiko dinamis, pendekatan humanis (Gibsons, dkk., 1996: 157) yaitu:

a. Teori Kepribadiaan Sifat

Teori sifat bukanlah teori yang nyata karena mengidentifikasi tidak lebih dari beberapa sifat dan tidak menawarkan pengertian dalam perkembangan dan dinamika kepribadian.


(31)

18

b. Teori Kepribadian Psikodinamis

Freud menyimpulkan bahwa setiap orang mempunyai kepribadian dasar yang berbeda yaitu: Identitas diri dan superego. Identitas diri adalah bagian yang sederhana dan tidak didasari keberadaannya oleh kepribadian. Sifatnya tidak rasional dan implusif. Superego adalah tempat penyimpanan nilai-nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat.

c. Teori Kepribadian humanis

Pendekatan humanistic untuk memahami kepribadian yang menekankan pada perkembangan individu serta aktualisasi diri dan pentingnya bagaimana seseorang mempersepsi dunianya dan semua kekuatan yang mempengaruhi mereka.

2. Teori Motivasi

Teori – teori motivasi (Gibson, dkk., 1996: 186-188) dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu:

a. Teori kepuasan (content theories)

Memusatkan perhatian pada factor – factor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Dan mencoba untuk menentukan kebutuhan – kebutuhan spesifik yang memotivasi orang. Terdapat dua teori kepuasan yaitu hirarki kebutuhan Maslow dan teori dari factor Herzberg.


(32)

a) Inti dari teori Maslow yaitu yang menganggap kebutuhan orang bergantung kepada apa yang telah mereka miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan factor motivasi. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki yaitu fisiologis, keamanan rasa memiliki, penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan – kebutuhan tersebut didefinisikan sebagai berikut (Gibson, dkk., 1996: 189)

 Fisiologis, terdiri dari kebutuhan utama yaitu makan, minum, tempat tinggal dan sembuh dari sakit.

 Keamanan dan keselamatan, kebutuhan rasa aman dan keselamatan meliputi kebutuhan untuk kemerdekaan dari ancaman yaitu keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.

 Rasa memiliki, social dan kasih sayang, kebutuhan ini dikaitkan dengan sifat sosial manusia dan kebutuhan atas persahabatan, berkelompok, interaksi dan kasih sayang.

 Penghargaan adalah kebutuhan baik kesadaran akan kepentingan orang lain (harga diri) maupun penghargaan aktual dari orang lain.


(33)

20

 Aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui memaksimumkan penggunaan kemampuan, keahlian dan potensi. b) Teori dua faktor Herzberg

Dalam teori Federick Herzberg (1959) dalam Gibson, dkk. (1996: 197) memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor – faktor ekstrinsik. b. Teori Proses (process theories)

Mencoba menjelaskan dan menggambarkan proses tentang bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan dan akhirnya dihentikan. Terdapat tiga teori proses antara lain: a) Teori Keadilan

Stacy Adams dalam Gibson, dkk. (1996: 248) mengemukakan bahwa ketidakadilan yang dirasakan merupakan suatu kekuatan motivasi, apabila seseorang percaya bahwa dia telah diperlakukan secara tidak adil dibandingkan dengan orang lain dia akan berupaya menghapuskan ketidakadilan tersebut.

b) Teori pengharapan Vroom

Victor Vroom (1964) dalam Gibson, dkk (1996: 242) menganggap motivasi sebagai suatu proses mengatur pilihan. Teori harapan merupakan teori dimana seseorang


(34)

dihadapkan pada satu set hasil tingkat pertama dan memilih suatu hasil yang didasarkan pada bagaimana pilihan tersebut dihubungkan dengan hasil tingkat kedua. Tiga variable utama dalam teori motivasi pengharapan adalah: a. Instrumentalitas adalah kader keyakinan seseorang

bahwa suatu tindakan menuju kepada hasil kedua. b. Pengharapan adalah keyakinan bahwa perilaku tertentu

akan atau tidak akan membawa keberhasilan.

c. Preferensi yaitu nilai yang diletakkan oleh seseorang pada berbagai hasil akhir (pengharapan atau hubungan). c) Teori Penguatan

Teori ini memperhatikan penggunaan penguat positif atau negatif untuk memotivasi atau menciptakan lingkungan motivasi.

2.2.2 Komitmen Profesi

Orientasi profesional atau komitmen profesi merupakan dasar pemikiran untuk menemukan sikap dan arah secara tepat dan benar yang harus dimiliki seorang profesional (Salim dan Salim, 1991). Menurut Aranya dan Ferris (1984), komitmen profesional terjadi jika individu merasa yakin dengan nilai dan tujuan profesi, sanggup mengutamakan kepentingan profesi dan menjaga keanggotaan dalam profesi sehingga individu yang komitmen dengan profesi akan melaksanakan tugas berdasar pedoman, norma dan aturan yang berlaku.


(35)

22

Komitmen profesi dapat didefinisikan sebagai:

a. Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari profesi sehingga dengan adanya komitmen profesi para anggota profesi akan melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan yang ditetapkan bagi profesinya tanpa adanya paksaan.

b. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan profesi. Para anggota profesi akan selalu berusaha melakukan sesuatu semaksimal mungkin untuk kemajuan profesi yang digelutinya. c. Sebuah kepentingan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi karena

para anggota profesi merasa bahwa profesi tersebut merupakan wadah atau tempat bagi mereka untuk menyalurkan atau mencurahkan aspirasi dan kemampuan yang dimilikinya.

Komitmen pada profesi dikembangkan selama mengikuti proses sosialisasi yang menyertai masuknya profesi, yang bisa terjadi selama mengikuti kuliah di perguruan tinggi dan pada permulaan karir. Komitmen pada profesi dikembangkan selama mengikuti proses sosialisasi yang menyertai masuknya profesi, yang bisa terjadi selama mengikuti kuliah diperguruan tinggi dan selama permulaan karir. Selama periode itu afiliasi dengan nilai professional dikembangkan dengan kuat. Hal yang sama juga dikemukakan dengan kuat oleh Adilistiono (2010) bahwa komitmen profesi berkembang selama proses sosialisasi kedalam profesi yang dipilih bilamana penekanan-penekanan diberikan pada nilai-nilai profesi.


(36)

Menurut Adilistiono (2010) bahwa komitmen profesi dapat dihasilkan dari proses akulturasi dan asimilasi pada saat masuk dan memilih untuk tetap dalam profesi yang bersangkutan dan juga menyimpulkan bahwa perilaku etik berhubungan dengan tingginya komitmen pada profesi.

2.2.3 Sikap Etis

Etika dalam bahasa latin adalah ethica, yang berarti falsafah moral. Menurut Keraf (1998, dalam wandasari) etika secara harfiah berasal dari kata yunani, ethos (jamaknya ta etha), yang artinya sama dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik. Adat kebiasaan yang baik ini kemudian menjadi system nilai yang berfungsi sebagai pedoman dan tolok ukur tingkah laku yang baik dan buruk. Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai tindakan terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang. Etika sangat erat kaitannya dengan hubungan yang mendasar antar manusia dan berfungsi untuk mengarahkan kepada perilaku moral.

Moral adalah sikap mental dan emosional yang dimiliki oleh individu sebagai anggota kelompok sosial dalam melakukan tugas-tugas atau fungsi yang diharuskan kelompoknya serta loyalitas pada kelompoknya Novius (2008). Moral dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) ada dua pengertian yaitu:

1. Ajaran tentang baik buruk yang di terima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban.


(37)

24

2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah dan berdisiplin. Secara etimologis, kata etika sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan, adat. Dengan kata lain moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari bahasa Yunani dan moral dari bahasa Latin (http://dehalban.tripod.com/id15.html). Etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu yang disifati oleh kombinasi dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu.

Sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menurut Wandasari (2009) didefinisikan sebagai perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat atau keyakinan. Sementara definisi sikap menurut para ahli hingga saat ini masih berbeda pandangan, yang secara umum pandangan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu:

1. Kelompok pertama yang diwakili oleh Thurstone, Likert, dan Osgood memandang sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu obyek, yang dapat berupa mendukung atau memihak maupun tidak mendukung atau tidak memihak.


(38)

2. Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave, Bogardus, LaPieree, Mead, dan Allport memandang sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. 3. Kelompok ketiga yang diwakili oleh Secord & Backman memandang

sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek.

Berdasarkan ketiga pandangan di atas, sikap dapat didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap suatu obyek yang merupakan konstelasi kognitif, afektif, dan konatif yang disebabkan oleh suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (pendirian).

Sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan (Wandasari, 2009) Dengan demikian dalam kaitan dengan etika profesi, sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika profesi tersebut.

2.2.4 Pengaruh Locus Of Control terhadap Perilaku Etis

Menurut Robbins (2001: 56) locus of control adalah sampai sejauh mana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Locus of control terbagi menjadi dua yaitu internal locus of control adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat, baik atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan


(39)

26

faktor – faktor dari dalam diri mereka sendiri. External locus of control adalah cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan, kesempatan, dan takdir.

Antara Locus Of Control dengan perilaku etis memiliki hubungan yang positif dan negative artinya apabila mahasiswa akuntansi dengan kecenderungan internal Locus Of control berarti mereka lebih tidak menerima tindakan yang kurang etis atau cenderung berperilaku lebih etis (positif) dibanding dengan mahasiswa akuntansi dengan kecenderungan eksternal locus of control yang cenderung lebih menerima tindakan yang kurang etis (negatif).

Menurut teori motivasi Gibson, dkk (1996) yang memusatkan perhatian pada faktor – faktor di dalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan dan menghentikan perilaku, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya locus of control maka perilaku etis mahasiswa akuntansi akan terbentuk dengan baik apabila mahasiswa akuntansi tersebut mempunyai kepribadian dan perilaku yang sesuai dengan norma atau aturan dalam mengendalikan semua peristiwa yang terjadi dalam diri mereka.

2.2.5 Pengaruh Komitmen Profesi terhadap Perilaku Etis

Menurut Aranya dan Ferris (1984), komitmen profesional terjadi jika individu merasa yakin dengan nilai dan tujuan profesi, sanggup mengutamakan kepentingan profesi dan menjaga keanggotaan dalam profesi sehingga individu


(40)

yang komitmen dengan profesi akan melaksanakan tugas berdasar pedoman, norma dan aturan yang berlaku.

Sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan (Wandasari, 2009). Sedangkan komitmen profesi bisa dihasilkan dari proses akulturasi dan asimilasi pada saat masuk dan memilih untuk tetap dalam profesi yang bersangkutan dan juga dapat disimpulkan bahwa perilaku etik akuntan berhubungan dengan tingginya komitmen profesi.

Dengan demikian dalam kaitan dengan komitmen profesi, sikap dan perilaku etis yang dimiliki seseorang akan berdampak pada peningkatan loyalitas terhadap profesi atau peningkatan terhadap komitmen profesi orang tersebut dikarenakan loyalitas, tekad dan harapan seseorang dengan dituntun oleh sistem nilai atau norma akan mengarahkan orang tersebut untuk bertindak atau bekerja sesuai dengan prosedur-prosedur tertentu dalam menjalankan tugasnya sehingga akan menumbuhkan rasa bangga dan bertanggungjawab terhadap profesi yang digelutinya sehingga akan membentuk komitmen profesi terhadap perilaku etis.

2.2.6 Pengaruh Locus Of Control terhadap Komitmen Profesi

Menurut Robbins (2001: 56) locus of control adalah sampai sejauh mana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Locus of control terbagi menjadi dua yaitu internal locus of control adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat, baik atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan


(41)

28

faktor – faktor dari dalam diri mereka sendiri. External locus of control adalah cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan, kesempatan, dan takdir.

Dalam kaitannya dengan Komitmen Profesi adalah ketika seorang individu memiliki Locus Of Control yang tinggi maka seorang akan berkomitmen tinggi dalam menjalankan profesinya dikarenakan komitmen profesional terjadi jika individu merasa yakin dengan nilai dan tujuan profesi, sanggup mengutamakan kepentingan profesi dan menjaga keanggotaan dalam profesi sehingga individu yang memiliki Locus Of Control yang tinggi maka individu tersebut akan berkomitmen terhadap profesinya dan akan melaksanakan tugas berdasar pedoman, norma dan aturan yang berlaku.

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan telaah teori yang telah dikemukaan di atas dapat dibuat kerangka konseptual yang dapat digunakan dalam penyelesaian permasalahan ini. Sumber kerangka konseptual adalah bahasa landasan teori yang berhubungan dengan variable penelitian dalam upaya untuk memecahkan masalah, sehingga untuk diagram kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :


(42)

Kecakapan

Locus Of Control Kemampuan (X1)

Kedisiplinan

Usaha

Perilaku Etis

(Y) Sikap Affective

Sifat Komitmen Profesi

Continuance (X2) Normative

Outer Model Inner Model Outer Model

Uji Partial Least Square (PLS)

Gambar 2.3 Sumber : Peneliti

2.4 Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu dan telaah teori yang mendukung dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga Locus Of Control berpengaruh terhadap Perilaku Etis. 2. Diduga Komitmen Profesi berpengaruh terhadap Perilaku Etis. 3. Diduga Locus Of Contol berpengaruh terhadap Komitmen Profesi.


(43)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatuhal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu), sedangkan menurut Suharsmi Arikunto (2006:29) objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari problematik penelitian.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitan adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu Universitas swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur atau yang sering disingkat UPN yang terletak di timur surabaya merupakan salah satu Universitas unggulan di Surabaya yang terakreditasi baik. Tiap tahun pembukaan penerimaan mahasiswa/mahasiswi baru Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mendapat respon baik dari masyarakat yang memilih masuk dan mendaftar menjadi mahasiswa/ mahasiswi didalamnya.


(44)

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan yang menjadi unit

samplingnya adalah Mahasiswa Program Studi Akuntansi Angkatan 2010.

3.2. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2005:126).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (X)

Locus Of Control (X1)

Locus Of Control adalah sampai sejauh mana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Pada dasarnya konsep Locus Of Control menunjukan kepada harapan – harapan individu mengenai sumber penyebab dari peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam hidupnya (Robbins, 2001:56).

Individu yang memiliki Locus Of Control internal, cenderung menganggap akibat – akibat yang terjadi pada dirinya lebih dititikkan beratkan pada hal – hal yang terdapat pada dirinya sendiri yaitu kecakapan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) (Rotter,1990:98).


(45)

32

Komitmen Profesi (X2)

Definisi operasional komitmen profesi berdasar pada pendapat Aranya dan Ferris (1984) yang berarti tingkat keyakinan dengan nilai dan tujuan profesi, sanggup mengutamakan kepentingan profesi dan menjaga keanggotaan dalam profesi sehingga individu yang komitmen dengan profesinya akan melaksanakan tugas berdasar pedoman, norma dan aturan yang berlaku.

b. Variabel Terikat (Y) Perilaku Etis (Y)

perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang bermanfaat dan yang membahayakan (Wandasari, 2009).

3.2.2. Teknik Pengukuran Variabel

Indikator yang di gunakan dalam mengukur variabel yang ada dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Locus Of Control (X1) diukur dengan menggunakan indikator: kecakapan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) terdiri dari 9 item pertanyaan tentang individu cenderung menganggap akibat – akibat yang terjadi pada dirinya lebih dititikkan beratkan pada hal – hal yang terdapat pada dirinya sendiri (Rotter, 1990:98)


(46)

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel Locus Of Control adalah skala pengukuran interval yaitu skala yang jarak antara satu data dengan data yang lain sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut / nol yang berarti tidak ada nilainya (Sugiyono, 2006:71). Jawaban bernilai 1 sampai 2 berarti individu cenderung mempunyai internal locus of control rendah. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara internal locus of control rendah dengan Internal locus of control tinggi, dan jawaban antara 4 sampai 5 berarti cenderung mempunyai internal locus of control tinggi.

b. Variabel Komitmen Profesi (X2) diukur dengan menggunakan indikator Affective Commitment, Continuance Commitment dan Normative Commitment (Aranya dan Ferris, 1984). Komitmen Profesi merupakan tingkat keyakinan dengan nilai dan tujuan profesi, sanggup mengutamakan kepentingan profesi dan menjaga keanggotaan dalam profesi sehingga individu yang komitmen dengan profesinya akan melaksanakan tugas berdasar pedoman, norma dan aturan yang berlaku. Instrumen komitmen organisasi dari pertanyaan yang disusun oleh Aranya dan Ferris (1984), terdiri 13 item pertanyaan. Masing-masing item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval, dimana semakin mengarah ke nilai 1 menunjukkan komitmen profesi semakin rendah dan mengarah ke nilai 5 menggambarkan bahwa komitmen profesi semakin tinggi.


(47)

34

c. Variabel Perilaku Etis (Y) diukur dengan menggunakan indikator: kedisiplinan, sikap dan sifat yang melekat pada diri individu yang di gambarkan dalam sebuah kasus dan kasus tersebut terdiri atas 9 item pertanyaan. (Widiastuti dan Suryaningsum, 2006 dalam widianti, 2009)

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku etis (Y) adalah skala pengukuran interval.

Responden diminta untuk menilai suatu obyek atau konsep dalam lima poin tingkatan yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner dengan pola sebagai berikut:

Jawaban bernilai 1 sampai 2 berarti individu cenderung mempunyai perilaku etis yang negatif. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara perilaku etis yang negatif dengan perilaku etis yang positif, dan jawaban antara 4 sampai 5 berarti cenderung mempunyai perilaku etis yang positif.

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006 : 90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun


(48)

2010 yang berjumlah 184 mahasiswa (ADMIK FE 2013/2014). Mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 dianggap atau dipandang telah cukup memberikan informasi tentang kode etik, komitmen serta perilaku akuntan secara professional dikarenakan telah menempuh mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi dan untuk sekarang sedang menempuh mata kuliah Akuntansi Keperilakuan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 91).

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 93).

Untuk menentukan jumlah sampel dari suatu populasi digunakan rumus Slovin (Umar, 2002:141). Sehingga untuk sampelnya adalah sebagai berikut:

N n =

1+ Ne2 184 n =

1+ (184 (10%)2) 184

n = 2,84 n = 65


(49)

36

Jadi jumlah sampel yang di dapat adalah sebanyak 65 orang. Dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (10%).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang memerlukannya yang didapat melalui kuesioner dan data sekunder yaitu data yang berupa informasi yang berasal dari hasil penelitian kepustakaan.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2010.

c. Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penyusunan skripsi ini, yaitu dengan cara:

Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder (secondary data).


(50)

 Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan memahami buku-buku literatur dan referensi lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan landasan teori dan berbagai penjelasan mengenai masalah yang diteliti.

3.5. Metode Analisis

3.5.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2008:18).

1. Rancangan Model Struktural (Inner Model)

Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau bisa juga dikatakan menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan substantive theory (Ghozali,2008:22).Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

Persamaan Model Struktural: 1= γ11 ξ1+ γ12 ξ2 +


(51)

38

Keterangan:

= Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat) ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas)

γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen = Galat model struktural

(Yamin, 2011: 38)

2. Rancangan Model Measurement (Outer Model)

Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya (Ghozali,2008:22). Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten (Yamin, 2011:10).

Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas):

X1 = X11 + 1

X2 = X21+ 2 Keterangan:

X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen  adalah variabel laten eksogen

X adalah loading faktor variabel eksogen

 adalah galat pengukuran pada variabel eksogen.(Yamin, 2011: 37)


(52)

Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat)

Y1= Y11 + 1

Y2 = Y21 + 2

Dan seterusnya sampai Y8 = Y81 + 8 Keterangan:

Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen  adalah variabel laten endogen

Y adalah loading faktor variabel endogen

 adalah galat pengukuran pada variabel endogen.(Yamin, 2011:38) 3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model

Dievaluasi berdasarkan substantive conten-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi:

a. Convergent Validity merupakan nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,5.

b. Discriminant Validity merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai akar Average Variance Extracted setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05.


(53)

40

c. Composite Reliability Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas composit adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk. (www.statistikolahdata.com) 4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model

Diukur dengan menggunakan Q-Square predictive relevance dimana intrprestasi Q² sama dengan koefisien determinasi total pada regresi.

Model persamaan untuk Q-Square adalah: Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22)

Keterangan:

R adalah R-Square variabel endogen dalam model

3.5.2 Uji Hipotesis

Hipotesis statistik untuk outer model adalah:

Ho : λi = 0 : indikator yang digunakan memprediksi variabel laten.

H1 : λi ≠ 0 : Indikator yang digunakan tidak dapat memprediksi variabel laten. Hipotesis Statistik untuk inner model adalah:

H1 : γi = 0 : Terdapat pengaruh Locus Of Control terhadap Perilaku Etis. H1 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh Locus Of Control terhadap Perilaku Etis. H2 : γi = 0 : Terdapat pengaruh Komitmen Profesi terhadap Perilaku Etis. H2 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh Komitmen Profesi terhadap Perilaku Etis. H3 : γi = 0 : Terdapat pengaruh Locus Of Control terhadap Komitmen Profesi. H3: γi ≠0: Tidak terdapat pengaruh Locus Of Control terhadap Komitmen Profesi.


(54)

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta di Indonesia pada awalnya merupakan Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya, didirikan oleh para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1959. Kemudian pada tanggal 1 April 1996 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” cabang Jawa Timur.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Transmigrasi, Urusan Veteran dan Domobilisasi Nomor 062/Kpt/MENTRANVED/68 tanggal 17 Mei 1968 PTPN “Veteran” cabang Jawa Timur beralih status Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah naungan Departemen Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 30 juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

UPN “Veteran” Yogyakarta, akhirnya menjadi suatu perguruan tinggi yang mandiri dan dipimpin oleh seseorang Rektor, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor: Kep/01/II/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran”, dan berubah namanya menjadi UPN


(55)

42

“Veteran” Jawa Timur. Seiring kebutuhan dan perkembangan dunia pendidikan akhirnya berdasarkan surat Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam pada tanggal 29 November 1994 UPN “Veteran” Jawa Timur beralih status dari Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTN).

Sesuai dengan instruksi Mentri Pertahanan dan keamanan Nomor: Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang Pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab Pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan dibawah Departemen Pertahanan Jl. Merdeka Barat 13 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.

Saat ini UPN “Veteran” Jawa Timur telah memiliki Enam (6) Fakultas dan Program Pascasarjana dengan delapan belas (20) Program Studi/Jurusan sebagai berikut:

1. Fakultas Ekonomi, dengan 3 Program studi sebagai berikut: a. Ekonomi Pembangunan

b. Manajemen c. Akuntansi

2. Fakultas pertanian, dengan 2 program studi sebagai berikut: a. Agriteknologi

b. Agribisnis


(56)

3. Fakultas Teknologi Industri, dengan 5 program studi sebagai berikut: a. Teknik Kimia

b. Teknik Industri c. Teknologi Pangan d. Teknik Informatika e. Sistem Informasi

4. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dengan 4 program studi sebagai berikut: a. Administrasi Publik

b. Administrasi Bisnis c. Ilmu Komunikasi d. Hubungan Internasional

5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, dengan 4 program studi sebagai berikut:

a. Teknik Arsitektur b. Teknik Lingkungan c. Teknik Sipil

d. Desain Komunikasi Visual

6. Fakultas Hukum, dengan satu program studi sebagai berikut: a. Ilmu Hukum

7. Pasca Sarjana (S-2), dengan 3 program studi sebagai berikut: a. Magister Manajemen Agribisnis

b. Magister Manajemen c. Akuntansi


(57)

44

4.1.2. Tempat Kedudukan

Terletak di Jl. Raya Rungkut Madya Surabaya, memiliki 20 gedung pada 22 hektar luas tanah, termasuk gedung Giri Pustaka dan gedung Giri Loka.

4.1.3. Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan

4.1.3.1.Falsafah

Turut serta mencerdaskan sumber daya manusia indonesia melalui wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” adalah sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4.1.3.2.Visi

UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita – cita ke depan yang dituangkan dalam bentuk visi: Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan, modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan yang profesional, inovatif dan produtif, dilandasi moral Pancasila, jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

4.1.3.3.Misi

Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai misi yaitu:


(58)

a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman.

b. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, kreatif, inovatif, dan produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga kerja serta menciptakan lapangan kerja.

c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa pengabdian dan bertanggungjawab serta disiplin yang tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

4.1.3.4.Tujuan

Menunjang pembangunan nasional di bidang pendidikan tinggi dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, profesional, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin, tanggungjawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap pembangunan nasional.

4.1.4. Deskripsi Fakultas Ekonomi

Program pendidikan Strata 1 bidang ekonomi nasional merupakan suatu kebutuhan khususnya dalam pembangunannasional era reformasi. Oleh karena itu program pendidikan Strata 1 Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jatim dimaksudkan untuk menghasilakan Sarjana Ekonomi yang mampu memenuhi tuntutan pembangunan nasional, mandiri, peka terhadap perubahan sosial, dan iptek yang berkaitan dengan pembangunan ilmu ekonomi. Disamping itu harus


(59)

46

mampu pula memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, mengembangkan Demokrasi Pancasila dan UUD 1945.

Dengan bekal pengalaman fakultas ekonomi yang didirikan sejak 21 Maret tahun 1966, yang semula Akademik Administrasi Perusahaan Veteran (AAPV) ini akan selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dengan mencetak sarjana ekonomi yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.

4.1.5. Riwayat Progdi Akuntansi

Progdi akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada tahun 1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) progdi akuntansi di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan pendirian Progdi

Akuntansi adalah:

a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.

b. Pada tahun 1974 belum banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa Timur mendirikan progdi akuntansi.

c. Perkembangan industri, perdagangan, perbankan di propinsi Jawa Timur khususnya kota Surabaya sangat pesat.

d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat yang semakin tinggi. Pada awalnya progdi memiliki status negeri kedinasan di bawah pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan bersama Mendikbud No: Kep/0307/U/1994 dan Menhamkam No: Kep/10/XI/1994 status Progdi Akuntansi berubah menjadi swasta. Pada tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai B berdasarkan Surat


(60)

Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 00177/Ak-I.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh akreditasi kedua dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003. Selanjutnya pada tahun 2009 Progdi Akuntansi memperoleh akreditasi dengan nilai A berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor: 039/BAN-PT/Ak-X1/S1/1/2009.

4.1.5.1.Visi Progdi Akuntansi

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang professional dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif.

4.1.5.2.Misi Progdi Akuntansi

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang professional dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif.


(61)

48

4.1.5.3.Tujuan Progdi Akuntansi

Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang profesional baik secara konseptual maupun praktikal, yang memacu intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.

4.2 Analisis Deskriptif Jawaban Responden

Peneliti menggunakan responden sebanyak 65 mahasiswa Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Untuk mengetahui jawaban responden tentang variabel Locus Of Control (X1), komitmen profesi (X2) dan perilaku etis (Y) dapat dilihat dari distribusi frekuensi pada tabel dibawah ini:

4.2.1. Distribusi Jawaban Variabel Locus Of Control (X1)

Indikator yang digunakan dalam pengukuran locus of control adalah kecakapan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) yang terdiri dari 9 item pertanyaan tentang individu cenderung menganggap akibat – akibat yang terjadi pada dirinya lebih dititikkan beratkan pada hal – hal yang terdapat pada dirinya sendiri. Distribusi frekuensi dari variabel locus of control adalah sebagai berikut:


(62)

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Locus Of Control (X1) Pada Indikator Kecakapan (X1.1)

Item Skor Total

1 2 3 4 5

x1.1.1 0 0% 0 0% 8 12,3% 39 60,0% 18 27,7% 65 100% x1.1.2 0

0% 5 7,7% 9 13,8% 37 56,9% 14 21,5% 65 100% x1.1.3 0

0% 2 3,1% 14 21,5% 38 58,5% 11 16,9% 65 100%

Mean 0% 4% 16% 58% 22% 100%

Sumber : Lampiran diolah peneliti

Berdasarkan tabel di atas diperoleh penjelasan bahwa mayoritas responden menyetujui dengan pernyataan dengan menjawab skor 4 dan 5 yaitu 80% (58% berada pada skor 4 dan 22% berada pada skor 5) yang artinya 80% responden mempunyai locus of control yang tinggi dalam hal kecakapan.

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Locus Of Control (X1) Pada Indikator Kemampuan (X1.2)

Item Skor Total

1 2 3 4 5

x1.2.1 0 0% 1 1,5% 5 7,7% 38 58,5% 21 32,3% 65 100% x1.2.2 0

0% 1 1,5% 13 20,0% 31 47,7% 20 30,8% 65 100% x1.2.3 0

0% 0 0% 6 9,2% 27 41,5% 32 49,2% 65 100%

Mean 0% 1% 12% 49% 37% 100%

Sumber : Lampiran diolah peneliti

Berdasarkan tabel di atas diperoleh penjelasan bahwa mayoritas responden menyetujui dengan pernyataan dengan menjawab skor 4 dan 5 yaitu 86% (49% berada pada skor 4 dan 37% berada pada skor 5) yang artinya 86% responden mempunyai locus of control yang tinggi dalam hal kemampuan.


(63)

50

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Locus Of Control (X1) Pada Indikator Usaha (X1.3)

Item Skor Total

1 2 3 4 5

x1.3.1 0 0% 0 0% 3 4,6% 27 41,5% 35 53,8% 65 100% x1.3.2 0

0% 0 0% 13 20,0% 33 50,8% 19 29,2% 65 100% x1.3.3 0

0% 1 1,5% 3 4,6% 29 44,6% 32 49,2% 65 100%

Mean 0% 1% 10% 46% 44% 100%

Sumber : Lampiran diolah peneliti

Berdasarkan tabel di atas diperoleh penjelasan bahwa mayoritas responden menyetujui dengan pernyataan dengan menjawab skor 4 dan 5 yaitu 90% (46% berada pada skor 4 dan 44% berada pada skor 5) yang artinya 90% responden mempunyai locus of control yang tinggi dalam hal usaha.

4.2.2. Distribusi Jawaban Variabel Komitmen Profesi (X2)

Indikator yang digunakan dalam pengukuran komitmen profesi adalah Affective Commitment, Continuance Commitment dan Normative Commitment yang terdiri dari 13 item pertanyaan tentang tingkat keyakinan dengan nilai dan tujuan profesi, sanggup mengutamakan kepentingan profesi dan menjaga keanggotaan dalam profesi sehingga individu yang komitmen dengan profesinya akan melaksanakan tugas berdasar pedoman, norma dan aturan yang berlaku. Distribusi frekuensi dari variabel komitmen profesi adalah sebagai berikut:


(1)

67

rawan dari kondisi mental seseorang, yaitu: self-esteem (harga diri) dan confidence (percaya diri).

2. Bagi institusi pendidikan akuntansi hendaknya perlu membantu dalam pembentukan sikap dan perilaku etis tiap individu mahasiswa dengan cara pengembangan karakter moral berkeutamaan (Moral Virtue). Pengembangan moral karakter tersebut dapat diwujudkan melalui metode pembelajaran yang sesuai dan diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui mata kuliah yang mengandung aspek etika, misalnya etika bisnis dan etika profesi.

3. Bagi mahasiswa, hendaknya lebih meningkatkan internal Locus of control yaitu dengan cara memotivasi dirinya sendiri untuk lebih bertanggung jawab atas kejadian yang dialaminya, meningkatan harga diri (Self-Esteem) serta kepercayaan diri (Confidence) agar dapat berperilaku dengan etis.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya menambah variabel selain locus of

control seperti: Kecerdasan Emosional, Pelatihan dan Lingkungan Pendidikan.

Selain itu, memperluas jangkauan populasi tidak hanya di UPN ‘Veteran” Jawa Timur .

5.3. Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1. Keterbatasan

Penelitian secara optimal dirasa telah dilakukan oleh peneliti, namun dalam hasil penelitian masih ada beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian itu sendiri antara lain :


(2)

68

1. Data penelitian yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya.

2. Data penelitian hanya menggunakan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara sehingga kesimpulan yang dikemukakan hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis. 3. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan

responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

4. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada jumlah sampel tertentu dan hanya dalam Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jatim sehingga relatif tidak bisa di generalisasi untuk populasi yang lebih luas.

5.3.2. Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa locus of control merupakan bagian dari karakter individu yang berkembang bersamaan dengan kecerdasan emosional, pilihan tindakan etis tidak secara langsung ditentukan oleh locus of control dan tidak selalu terkait langsung dengan rasa keadilan (Equity

Sensitivity) tetapi ditentukan oleh karakter individu yang berkeutamaan yaitu

individu yang memiliki keutamaan moral (Moral Virtue) dan kebijaksanaan praktis (Phronesis). Locus of control dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan faktor kesadaran individu yang meliputi faktor motivasi dari dirinya sendiri.


(3)

69

Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa mahasiswa Progdi Akuntansi memiliki komitmen profesi yang tinggi untuk berperilaku etis dalam menyikapi tantangan sebagai akuntan professional di masa mendatang namun dari hasil penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jatim harus lebih meningkatkan komitmen profesinya dalam berperilaku etis sebagai seorang akuntan agar kualitas sumber daya manusia professional dalam bidang akuntansi yang sesuai dengan tuntutan zaman dapat terpenuhi. Hal ini dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan lulusan yang profesional, kreatif, inovatif dan produktif dapat selalu tercapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Allen, N. J. & J. P Meyer, 1997, Commitment in The Workplace Theory

Research and Application, Sage Publication, California.

Arikunto, Suharsmi, 2006, Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Azhar, Antasari, 2008, Majalah Tempo, Edisi 5-11 Mei

Ghozali, Imam, 2008, Structural Equations Modelling Metode Alternatif

dengan Partial Least Square, Badan Penerbit Undip, Semarang.

Gibson, L, James, Ivancevich, M, John serta Donnelly, Jr, H, James, 1996,

Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Jilid 1, Edisi Kedelapan, Penerbit

Bina rupa Aksara, Jakarta.

Kreitner, R, Kinicki, A, 2003, Perilaku Organisasi, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat.

Nazir, M., 2005, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor.

Salim, Peter dan Salim, Yenny. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press, Jakarta.

Robbins, Stephen, P, 2001, Prinsip Prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Kelima,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rotter, J.B., J. Chance, 1990. Applications of a Social Learning Theory of

Personality . Englewood, Cliffs. NJ: Prentice Hall.

Sugiyono, 2010, Metode Pendidikan : Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R

& D, Penerbit CV. ALFABETA, Bandung.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan kelima, Penerbit CV. ALFABETA, Bandung.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis”. Cetakan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Yamin, Sofyan, 2011, Partial Least Squares Part Modelling: Aplikasi Dengan

Software XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS. Seri 4, Penerbit Salemba


(5)

Jurnal

Adilistiono, 2010, Hubungan Etika Kerja Islam Terhadap Komitmen Profesi

dan Komitmen Organisasi, Teknis Vol. 5 No.2 Agustus : 103 – 108, Semarang.

Aranya, N., dan Ferris, K. A, 1984. “Reexamination of Accountants

Organizational-Professional Conflict. The Accounting Review, Vol.

LIX. No.3, January, pp. 1-15.

David, P. D., dan Jeffrey J. Q, 2000, Occupational Stress And Turnover Issues

In Public Accounting: The Mediating Effects Of Locus Of Control, Social Support, And Employment Expectations, Vol. 1 No.9 January,

Kansas.

Endro, G, dan Lucyanda, J, 2012, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Etis mahasiswa Akuntansi Universitas Bakrie, Media Riset

Akuntansi, Vol.2 No. 2 Agustus, Jakarta.

Ludigdo, Unti dan Mas’ud Machfoed, 1999, Persepsi Akuntan dan Mahasiswa

terhadap Etika Bisnis, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia IAI, Vol.2 No.1

Januari.pp. 1-19.

Skripsi

Habbe, A. H, 2011, Hubungan Orientasi Etika, Komitmen Profesional,

Sensitivitas Etis Dengan Whistleblowing Perspektif Mahasiswa Akuntansi, Jakarta.

Lidya, Meirani. 2013, Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor

Eksternal : Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Kantor

Akuntan Publik di Wilayah Bandung).

Maulana, Lutfi, 2011, Locus Of Control Dalam Perilaku Etis Mahasiswa

Akuntansi (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Akreditasi “A”

Universitas Swasta di Surabaya), Surabaya.

Novius, Andri. 2008, Perbedaan Persepsi Intensitas Moral Mahasiswa

Akuntansi Dalam Proses Pembuatan Keputusan Moral (Studi Pada

Mahasiswa Akuntansi S1, Maksi, Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) Universitas Diponegoro Semarang), Semarang.

Wandasari, Agustin. 2009. Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap Sikap Etis


(6)

Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur”, Surabaya.

Widianti, Nike Y. 2009. Pengaruh Locus Of Control Terhadap Perilaku Etis

Mahasiswa Akuntansi Dalam Perspektif Gender (Studi Kasus di UPN

“Veteran” Jawa Timur), Surabaya.

Web

http://www.apbusinessethic.blogspot.com/2009/04/daftarkan-telaah-kasus-disini.html

http://www.dehalban.tripod.com/id15.html

http://www.infobanknews.com/2010/08/bank-capital-dan-rekening-grup-bakrie

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/10/08/mucwgv-kemdagri-309-kepala-daerah-terjerat-kasus-korupsi http://www.statistikolahdata.com

http://www.wealthindonesia.com/Kasus-penipuan-capital-market/bangkrutnya-enron-corp.html


Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit dengan kesadaran etis sebagai variabel moderating

2 10 82

Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit

1 29 86

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AU

0 0 12

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT( SURVAI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SUR

0 1 15

LOCUS OF CONTROL DALAM PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Akreditasi “A” Universitas Swasta di Surabaya).

6 32 70

LOCUS OF CONTROL DALAM PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Akreditasi “A” Universitas Swasta di Surabaya)

0 0 16

Pengaruh etika, komitmen profesional, sosialisasi antisipatif, dan locus of control mahasiswa akuntansi terhadap perilaku whistleblowing - UWKS - Library

0 0 13

PERTIMBANGAN ETIS DENGAN LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI, DEMOGRAFI AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP DI SEMARANG)

0 0 39

ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR BERDASARKAN LOCUS OF CONTROL, SENIORITAS, EQUITY SENSITIVITY, GENDER, SELF EFFICACY, DAN KOMITMEN PROFESI - Unika Repository

0 0 13

ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU ETIS AUDITOR BERDASARKAN LOCUS OF CONTROL, SENIORITAS, EQUITY SENSITIVITY, GENDER, SELF EFFICACY, DAN KOMITMEN PROFESI - Unika Repository

0 0 13