PEMANFAATAN MEDIA BERITA PERISTIWA DALAM SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA : Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI MAN 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013.

(1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia

oleh

Rika Wulandari 0902642

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


(2)

2013

Halaman Hak Cipta

PEMANFAATAN MEDIA BERITA

PERISTIWA DALAM SURAT KABAR PADA

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH

DRAMA

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI

MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Rika Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Rika Wulandari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

PEMANFAATAN MEDIA BERITA PERISTIWA DALAM SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI MAN 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013) oleh

Rika Wulandari 0902642

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama sebelum dan setelah menggunakan media berita peristiwa di kelas eksperimen. Mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama sebelum dan setelah menggunakan media gambar berseri di kelas pembanding, dan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama siswa kelas eksperimen dan kelas pembanding.

Penelitian ini menggunakan desain “Pretest-postest control group design” , dengan rancangan prates dan pascates dengan kelompok pembanding. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai rata-rata prates kemampuan menulis naskah drama siswa di kelas eksperimen sebesar 60,7 dan pascates sebesar 69,8. Adapun nilai rata-rata prates kemampuan menulis naskah drama siswa kelas pembanding 57,1 dan pascates sebesar 61,7. Peningkatan nilai rata-rata siswa di kelas eksperimen sebesar 9,1 dan di kelas pembanding sebesar 4,6. Uji reliabilitas antarpenimbang untuk prates kelas eksperimen dan kelas pembanding sebesar 0,99 dan 0,96. Sementara itu uji reliabilitas antarpenimbang pascates untuk kelas eksperimen dan pembanding sebesar 0,95 dan 0,91. Berdasarkan tabel Guilford, reliabilitas antarpenimbang untuk nilai prates dan pascates kelas eksperimen maupun kelas pembanding termasuk dalam reliabilitas sangat tinggi.

Uji normalitas yang dilakukan yaitu menggunakan rumus Xhitung dengan hasil

keempat kelas berdistribusi normal. Prates kelas eksperimen memiliki nilai X2hitung = -68,3 <

X2tabel = 11,3, prates kelas pembanding X2hitung = -142,2 < X2tabel = 11,3, pascates kelas

eksperimen X2hitung = -72,2 < X2tabel = 11,3, dan pascates kelas pembanding X2hitung = -51,2 <

X2tabel = 11,3. Sedangkan untuk menentukan homogenitas varian populasi penulis

menggunakan uji Fhitung hasilnya prates 0,780 < 3,96 dan pascates 1,45 < 3,96, artinya kedua

populasi bersifat homogen.

Hasil perhitungan statistik menunjukan nilai signifikansi sebesar thitung (8,6824) > ttabel

(2,4056), maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara kemampuan menulis naskah drama siswa sebelum dan setelah menggunakan media berita peristiwa. Media berita peristiwa efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.


(5)

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK………... ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR BAGAN………... xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian……… 1

B.Identifikasi Masalah………...……….. 5

C.Batasan Masalah………...……….... 5

D.Rumusan Masalah………...………. 6

E.Tujuan Penelitian……….. 6

F. Manfaat Penelitian……… 6

G.Sistematika Penulisan………... 7

BAB II MENULIS NASKAH DRAMA, MEDIA BERITA PERISTIWA, HIPOTESIS PENELITIAN DAN KERANGKA PEMIKIRAN A.Drama………..…….….. 8

1. Pengertian Drama………...……… 8

2. Unsur-unsur dalam Drama………..……... 8

a. Unsur Intrinsik……….………..….... 8

b. Struktur Drama……….. 10

c. Kerangka Drama……… 11

d. Jenis Drama………... 15

3. Pengertian Naskah Drama………... 17


(6)

b. Teknik Menulis Naskah Drama………... 17

c. Struktur Naskah Drama………... 18

d. Kriteria Penulisan Naskah Drama………... 18

4. Pembelajaran Menulis Naskah Drama dalam KTSP SMA Kelas XI…………...…. 20

B.Media Pembelajaran Berita Peristiwa……… 21

1. Media dalam Pembelajaran……… 21

a. Fungsi Media Pembelajaran………... 21

b. Macam-macam Media Pembelajaran……… 23

2. Media Berita Peristiwa dalam Surat Kabar……… 25

a. Berita………... 25

b. Peristiwa……… 27

c. Surat Kabar……… 27

d. Manfaat Media Berita Peristiwa dalam Surat Kabar………... 28

e. Contoh Media Berita Peristiwa dalam Surat Kabar……….. 28

C.Hipotesis Penelitian………... 28

D.Kerangka Pemikiran... 29

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian... 32

B.Alur Penelitian……….. 33

C.Populasi dan Sampel Penelitian………... 35

1. Populasi……….. 35

2. Sampel……… 36

D.Definisi Operasional……….. 37

E.Instrumen Penelitian……….... 38

1. Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa……….. 39

2. Lembar Soal………... 42

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……….. 43

4. Format Observasi Guru……….. 50

F. Prosedur Penelitian………... 52

1. Tahap Persiapan………... 52

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian……….... 52

3. Tahap Pengolahan Data……….. 53


(7)

A.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian……… 58

1. Kelas Eksperimen………... 58

2. Kelas Pembanding……….. 59

B.Analisis Hasil Prates dan Pascates Siswa……… 68

1. Deskripsi Analisis Data Prates………... 69

a. Deskripsi Analisis Data Prates Kelas Eksperimen……… 69

b. Deskripsi Analisis Data Prates Kelas Pembanding………... 80

c. Deskripsi Analisis Data Pascates Kelas Eksperimen……….... 90

d. Deskripsi Analisis Data Pascates Kelas Pembanding………... 100

C.Analisis Data……….. 112

1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang……… 112

a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Prates……… 112

1) Prates Kelas Eksperimen……….. 113

2) Prates Kelas Pembanding………. 116

b. Uji Reliabilitas Antar Penimbang Data Pascates……….. 120

1) Pascates Kelas Eksperimen………... 120

2) Pascates Kelas Pembanding……….. 124

2. Uji Normalitas……… 128

a. Uji Normalitas Data Prates……… 128

1) Prates Kelas Eksperimen……….. 128

2) Prates Kelas Pembanding………. 131

b. Uji Normalitas Data Pascates……… 134

1) Pascates Kelas Eksperimen……….. 134

2) Pascates Kelas Pembanding………. 136

c. Uji Homogenitas………..…. 139

1) Prates Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding……….... 139

2) Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding……….... 140

d. Uji Hipotesis……….. 141

D.Analisis Data Proses Pembelajaran……….... 146

E.Pembahasan Hasil Penelitian………... 149 1. Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas Eksperimen Sebelum


(8)

Menggunakan Media Berita Peristiwa………... 150 2. Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas Eksperimen Setelah

Menggunakan Media Berita Peristiwa………... 151 3. Kemampuan Menulis Naskah drama siswa Kelas Pembanding Sebelum

Menggunakan Media Gambar Berseri………... 152 4. Kemampuan Menulis Naskah drama siswa Kelas Pembanding Setelah

Menggunakan Media Gambar Berseri……….….. 154

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan……….... 156

B.Saran……….. 157

DAFTAR PUSTAKA……….... 159

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT PENULIS


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemampuan berbahasa yang dapat menunjang keberhasilan seseorang dalam mempelajari berbagai bidang studi ini bisa didapatkan ketika kita belajar Bahasa Indonesia. Selain sebagai pelajaran utama di sekolah, pembelajaran Bahasa Indonesia ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Kemampuan berbahasa ini meliputi kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis yang keseluruhan tujuannya tidak lain adalah agar tercapainya kemampuan berkomunikasi yang mumpuni. Dari keempat aspek tersebut penulis memilih aspek keterampilan menulis karena merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif yang harus selalu dikembangkan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 18 Januari 2013 dengan guru bahasa Indonesia MAN 1 Bandung, Abdul Azis Muslim S.Pd, serta pengamatan awal penulis prakegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Januari sampai Februari 2013, siswa MAN 1 Bandung khususnya kelas XI sering menganggap kegiatan menulis adalah kegiatan yang cukup membosankan dan sangat kurang diminati oleh siswa. Keterampilan menulis juga dinilai paling sulit oleh siswa dibandingkan dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah, karena kurangnya pemahaman mengenai konsep keterampilan menulis, serta pengalamannya di sekolah ketika belajar keterampilan menulis mungkin tidak menyenangkan bagi siswa.

Dari empat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis biasanya yang banyak menemukan kesulitan dalam praktiknya, tidak lain karena siswa merasa kurang mendapat ide atau gagasan yang ingin dijadikan tulisannya. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka pembelajaran menulis harus lebih ditingkatkan. Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang memang kurang dominan di dalam kehidupan sehari-hari, sebagai


(10)

2

keterampilan yang memupuk keterampilan bernalar, berasa dan berimajinasi, amat perlu dikembangkan (Suhendar dan Supinah,1993:143). Memang sudah hal yang mutlak jika keterampilan menulis perlu ditingkatkan di setiap individunya karena semua mata pelajaran yang ditempuh di sekolah menuntut kegiatan menulis, dan menuntut tingkat kemampuan menulis yang maksimal dari anak didiknya. Karena keterampilan menulis ini pun tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Suhendar dan Supinah, 1993:143). Keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya, dia menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram (Tarigan 1982:9). Beranjak dari pemaparan di atas maka dengan kemampuan menulis siswa dapat mengembangkan dan menuangkan pengalaman, ide serta gagasannya dalam berbagai macam bentuk, salah satunya dalam bentuk menulis naskah drama.

Merujuk pada Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA/MA kelas XI semester 2, pembelajaran menulis naskah drama merupakan salah satu dari ragam keterampilan menulis yang harus dilaksanakan. Dengan menulis naskah drama siswa akan memperoleh pengalaman bersastra yang akan menyentuh pada berbagai aspek kehidupan. Hal ini sejalan dengan Waluyo (2001:1) mengemukakan bahwa drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan atau diimplementasikan di atas pentas. Dalam sebuah drama manusia bisa melihat potret kehidupan, potret suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia. Sebenarnya jika dilihat dari segi materi pembelajaran menulis naskah drama di jenjang SMA kelas XI cukup menyenangkan. Tetapi hingga kini, siswa terbilang kaku dalam menulis naskah drama dan cenderung terpaku pada konsep-konsep lama yang kurang begitu memacu siswa untuk berpikir kreatif. Namun yang menjadi permasalahan di kelas ketika siswa diminta untuk menuliskan naskah drama dari sebuah pengalaman manusia, siswa cenderung bingung dan malas dalam mengerjakannya, dikarenakan siswa sulit untuk menenentukan tema pengalaman apa yang mereka akan pilih, lalu kesulitan cara mengembangkan daya imajinasi serta kurangnya media yang


(11)

tepat untuk pembelajaran drama dikelas hal ini berujung pada ketiadaan motivasi siswa untuk menulis.Sebagaimana dikemukakan oleh Waluyo (2001:1) bahwa di sekolah-sekolah, naskah drama paling tidak diminati.

Kemampuan menulis, seperti menulis naskah drama membutuhkan perhatian dan keseriusan dari instrumen penyelenggara pendidikan, terutama guru. Karena di dalam keadaan nyata keterampilan menulis belum optimal dikuasai oleh siswa. Oleh karena itu, perlunya guru mencari dan menerapkan pendekatan yang sesuai dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa. Maka dari itu peran guru sangatlah diperlukan dalam rangka meningkatkan pembelajaran siswa. Fenomena yang terjadi saat ini, menulis tekesan memiliki citra sebagai hal yang memerlukan perhatian, dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, sekiranya perlu ada sebuah inovasi agar pembelajaran menulis itu dapat menyenangkan sehingga memudahkan siswa untuk mengorganisasikan ide-idenya. Maka dalam hal ini media dan sumber belajarlah yang akan menjadi patokannya.

Halimah (Hamalik, 2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan media yang tepat ketika pembelajaran berlangsung dapat mempengaruhi pemahaman dan hasil belajar siswa bisa menjadi jauh lebih baik. Saat ini masih banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah dari awal hingga akhir pembelajaran sedangkan siswa hanya berperan sebagai pendengar. Metode seperti ini membuat siswa menjadi pasif, kegiatan ini membuat pikiran siswa tidak bekerja karena siswa tidak diberikan gambaran tentang materi yang sedang disampaikan. Siswa tidak akan memperoleh keterampilan menulis hanya dengan duduk, menyimak keterangan guru dan mencatat apa yang disampaikan gurunya. Kemampuan menulis bisa berkembang jika siswa terlatih untuk membuat tulisan dengan mengamati objek secara langsung.

Penggunaan media visual yang hampir serupa dilakukan oleh Winarni Rahmawati pada tahun 2010 dengan judul “Peningkatan Keterampilan


(12)

4

Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Foto Dramatik (Penelitian Tindakan Kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2009/2010)”. Media foto dramatik merupakan media yang mengandalkan ilustrasi gambar yang bersifat dramatis atau mampu menyentuh perasaan orang yang melihatnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama dengan media foto dramatik dapat membangkitkan minat belajar siswa dan meningkatkan rata-rata nilai menulis naskah drama.

Penelitian lain yang serupa pun dilakukan oleh Amaturrasyidah pada tahun 2012 dengan judul “Keefektifan Media Cuplikan Film Senyap dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 43 Bandung Tahun Ajaran 2011/2013). Media pembelajaran cuplikan film senyap merupakan media yang memanfaatkan cuplikan film dengan menyenyapkan volume atau suara yang menyertainya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis naskah drama dengan media cuplikan film senyap dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis naskah drama.

Berangkat pada pemaparan di atas, peneliti berencana untuk menciptakan suatu nuansa baru dalam kegiatan pembelajaran menulis naskah drama dengan melakukan eksperimen penggunaan media pembelajaran yang dekat dengan keseharian siswa sehingga bisa menumbuhkan minat terhadap pembelajaran menulis naskah drama. Pada penelitian ini penulis memanfaatkan media berita peristiwa dalam surat kabar yang bisa meningkatkan pembelajaran menulis naskah drama. Media berita peristiwa dalam surat kabar adalah sebuah media yang memanfaatkan sebuah kolom pada surat kabar yang membahas mengenai berita peristiwa tentang manusia yang mengalaminya yang nantinya akan dijadikan sebuah naskah drama. Media berita peristiwa dalam surat kabar ini mencoba memfasilitasi pembelajaran siswa ketika menulis naskah drama karena dengan media ini siswa memiliki banyak peluang untuk menuliskan ide/gagasan untuk dijadikan cerita dalam drama, adegan-adegan dalam naskah drama yang akan dibuatnya


(13)

percakapan-percakapan dalam dialog drama, serta menentukan latar dalam naskah drama. Lewat berita peristiwa dalam surat kabar dapat menepis anggapan bahwa belajar menulis karya sastra, khususnya menulis naskah drama, adalah hal yang sangat berat, menjengkelkan, dan membosankan.

Hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Media Berita Peristiwa dalam Surat Kabar pada Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI MAN 1 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Menulis naskah drama adalah salah satu aspek dalam bersastra yang cukup sulit dikuasai oleh siswa.

2. Metode pembelajaran menulis naskah drama yang dilakukan guru di sekolah belum memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membuat naskah drama.

3. Kurangnya media yang kreatif dari guru untuk pembelajaran menulis naskah drama sehingga siswa tidak merasakan variasi media dalam pembelajaran di kelas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya batasan-batasan masalah agar penelitian lebih terarah. Batasan-batasan-batasan masalahnya sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada submateri menulis naskah drama dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama.

2. Sampel penelitian adalah siswa SMA/MA kelas XI yang belum mendapatkan materi tentang naskah drama.

3. Media pembelajaran yang digunakan adalah berita peristiwa dalam surat kabar.


(14)

6

4. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan menulis naskah drama.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sebelum dan setelah diterapkan media berita peristiwa di kelas eksperimen?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sebelum dan setelah diterapkan media gambar berseri di kelas pembanding?

3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas pembanding?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama sebelum dan

setelah menggunakan media berita peristiwa di kelas eksperimen.

2. Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama sebelum dan setelah menggunakan media gambar berseri di kelas pembanding.

3. Ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama di kelas eksperimen dan kelas pembanding.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat lebih menyosialisasikan penggunaan media berita peristiwa dalam pembelajaran menulis naskah drama siswa.

2. Media berita peristiwa ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru Bahasa Indonesia atau calon guru Bahasa Indonesia dalam


(15)

mengembangkan pembelajaran menulis naskah drama sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini meliputi Bab I Pendahuluan, Bab II Menulis Naskah Drama dan Media Berita Peristiwa pada Surat Kabar, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian, Bab III Metodologi Penelitian, Ban IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi mengenai menulis naskah drama serta media pembelajaran dan media berita beristiwa pada surat kabar, berisi pula kerangka pemikiran penulis dan hipotesis penelitian. Bab III metodologi penelitian berisi, populasi dan sampel penelitian, alur penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan berisi pemaparan dan pembahasan data yang didapatkan dalam penelitian. Kemudian Bab V berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran dari peneliti.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian eksperimen. Sugiyono (2010:72) mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimen ini dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan. Penelitian dengan pendekatan eksperimen dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat (cause and effect) dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak dikenai perlakuan.

Arikunto (2010:123-124) mengungkapkan bahwa garis besar penelitian eksperimen itu terbagi menjadi dua yaitu pre experimental (pra-eksperimen) dan

true experimental (eksperimen murni) dalam penelitian ini penulis melakukan

penelitian dengan menggunakan true experimental design yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan. Yang dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok pembanding ini akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan (Arikunto, 2010:125).

Adapun desain yang dipilih adalah pretest-posttest control group design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest dan observasi sesudah eksperimen disebut posttest. Tujuan pengambilan eksperimen untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Pola penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(17)

Pretest-Posttest Control Group design

Pola:

(Arikunto, 2010:125) Keterangan:

E adalah kelompok eksperimen K adalah kelompok pembanding

01 adalah uji awal pada kelompok eksperimen

02 adalah uji akhir pada kelompok eksperimen

03 adalah uji awal pada kelompok pembanding

04 adalah uji akhir pada kelompok pembanding

X1 adalah perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran menulis

naskah drama dengan menggunakan media berita peristiwa

X2 adalah perlakuan pada kelompo pembanding berupa pembelajaran menulis

naskah drama dengan menggunakan media gambar berseri

Dalam penelitian ini penulis ingin mencari efektivitas media berita peristiwa dalam surat kabar terhadap pembelajaran menulis naskah drama. Kelompok eksperimen dan kelompok pembanding diberikan uji awal untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Selanjutnya kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan media berita peristiwa sedangkan kelompok pembanding mendapatkan perlakuan berupa gambar berseri.

B. Alur Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan media berita peristiwa. Untuk mencapai tujuan tersebut disusun langkah-langkah penelitian seperti tertera pada bagan 3.1.

E 01 X1 02


(18)

34

Perbaikan

Bagan 3.1 Skema Alur Penelitian

Pada skema alur penelitian terlihat bahwa dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan untuk mempelajari landasan teoritis tentang topik dan subjek yang akan diteliti sekaligus untuk mendapatkan rumusan masalah, alat penilaian dan menentukan sampel penelitian.

Pengalihan Teks Dasar menjadi Naskah Drama

Analisis Materi KTSP Analisis Bahan Ajar

Analisis Materi pada Buku Teks

Media Berita Peristiwa

Pembuatan Instrumen

Pembuatan Soal

Validasi Instrumen

Penentuan Sampel Penelitian

Kelas Pembanding Kelas Eksperimen

Prates Prates

Pembelajaran tanpa Media Berita Peristiwa

Pembelajaran tanpa Media Berita Peristiwa

Pascates Pascates

Temuan

Pengolahan Data

Pembahasan


(19)

b. Menentukan sampel penelitian. Sampel penelitian yang dipilih adalah dua kelas yang belajar dengan guru yang sama. Siswa yang terpilih berasal dari dua kelas yang memiliki kemampuan berkategori sedang. Hal ini bertujuan untuk lebih menampilkan peranan media berita peristiwa dalam pembelajaran menulis naskah drama.

c. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari lembar analisis aspek-aspek yang terdapat pada naskah drama.

d. Validitas instrumen.

e. Perbaikan instrumen penelitian.

f. Mempersiapkan instrumen dan mengurus surat izin penelitian.

g. Observasi awal untuk mengetahui keadaan sekolah dan untuk mendapatkan informasi tentang data siswa yang akan dijadikan sampel penelitian.

h. Menentukan jadwal penelitian.

i. Melaksanakan prates mengenai kemampuan menulis naskah drama sebelum pembelajaran menulis naskah drama.

j. Melakukan pembelajaran dengan memberikan perlakuan menggunakan media berita peristiwa untuk kelas eksperimen dan menggunakan media gambar berseri untuk kelas pembanding.

k. Melaksanakan pascates mengenai kemampuan menulis naskah drama siswa pada sampel yang sama.

l. Menganalisis hasil prates dan pascates kemampuan menulis naskah drama siswa.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam sebuah penelitian tentu membutuhkan subjek yang menjadi fokus penelitian. Adapun populasi dan sampel yang akan menjadi subjek penelitian dan sampel dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut.


(20)

36

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut (Sugiyono, 2012:80). Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas XI MAN 1 Bandung tahun pelajaran 2012/2013, dengan sebaran sebagai berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

Populasi Jumlah

Kelas XI Agama Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2 Kelas XI IPA 3 Kelas XI IPA 4 Kelas XI IPA 5 Kelas XI RMBI Kelas XI IPS 1 Kelas XI IPS 2 Kelas X1 IPS 3 Kelas XI IPS 4

36 30 30 30 34 33 30 18 30 32 28

Jumlah 331

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian


(21)

sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Arikunto, 2010: 174). Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Arikunto, 2010:174). Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling kelas, artinya memilih secara acak kelas mana yang bisa dijadikan sampel. Setelah melakukan pemilihan sampel, akhirnya kelas XI IPA 1 yang berjumlah 30 orang, terpilih sebagai sampel pelaku kelas eksperimen. Siswa kelas XI IPA 3 yang berjumlah 30 orang, terpilih sebagai sampel pelaku kelas pembanding.

Tablel 3.3 Sampel Penelitian

Sampel Jumlah

Kelas XI IPA 1 30 siswa Kelas XI IPA 3 30 siswa

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Keterampilan menulis naskah drama adalah kemampuan mengekspresikan drama secara tertulis dalam bentuk dialog untuk kepentingan pementasan. Menulis naskah drama dalam penelitian ini difokuskan pada kelengkapan aspek formal drama yaitu naskah drama yang baik adalah yang memuat judul yang sesuai dengan isi cerita, informasi tokoh, kramagung atau petunjuk lakuan, wawancang atau dialog, pembagian babak dan adegan. Lalu, kelengkapan unsur intrinsik, yaitu berisi fakta cerita (plot atau alur jalannya cerita, tokoh serta latar; baik latar tempat, waktu, dan suasana), sarana cerita (gaya bahasa, simbolisme dan ironi), dan pengembangan tema. Kemudian, keterpaduan unsur/struktur yaitu siswa dalam menulis naskah drama


(22)

38

harus mampu memperhatikan struktur yang disusun dengan memperhatikan kaidah dan penahapan plot/alur baik alur secara maju ataupun alur mundur, dimensi tokoh yaitu siswa dalam menulis naskah drama tidak hanya menuliskan tokohnya saja namun juga memberikan gambaran tentang fisiologis tokoh, sosiologis tokoh serta psikologis tokoh, dimensi latar sama halnya dengan dimensi tokoh latar pun harus menggambarkan secara konkret tempat, waktu dan suasana yang sesuai dengan isi cerita. Terakhir, kesesuaian penggunaan bahasa yaitu kesesuaian dengan kaidah EYD, keajekan penulisan dan ragam bahasa yang digunakan oleh tokoh harus sesuai dengan dimensi tokoh yang digambarkan. Keempat kemampuan tersebut diukur menggunakan satu instrument yang sama dan dinilai melalui jumlah skor.

2. Media berita peristiwa dalam surat kabar adalah media yang

memanfaatkan surat kabar baik media cetak ataupun elektronik yang memiliki kolom berisi berita suatu peristiwa yang sedang atau sudah terjadi untuk dijadikan idea tau gagasan dalam menulis naskah drama. Karena didalam berita tersebut memuat 5W + 1 H yang mempermudah siswa untuk bisa mengeksplorasikannya ke dalam bentuk naskah drama. Berita peristiwa yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah berita peristiwa sosial mengenai penggusuran rumah semipermanen warga oleh pemerintah. Media berita peristiwa ini diharapkan dapat mampu membantu siswa untuk menuangkan ide dan mengispirasi apa yang mereka lihat kedalam naskah drama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel di bawah meringkaskan hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan.


(23)

Tabel 3.3

Hubungan Data yang diperlukan, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian

Data yang Diperlukan Sumber Data Instrumen Penelitian Kemampuan menulis

naskah drama siswa, hasil penilaian observer

Hasil prates dan pascatesnaskah drama siswa, penilaian observer

Lembar analisis kemampuan naskah drama siswa, lembar soal, lembar observasi guru

1. Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar analisis kemampuan menulis naskah drama siswa yang berisi indikator-indikator aspek-aspek naskah drama untuk menjaring data kemampuan siswa tentang menulis naskah drama. Penggunaan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa.

Pada kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas pembanding dilakukan dua kali tes, yaitu:

a) Tes awal (prates), tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa masing-masing di antara kedua kelas tersebut.

b) Tes akhir (pascates), tes ini digunakan untuk melihat efektifitas hasil belajar pada kedua kelas.

Tabel 3.4

Format Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama

No Aspek penilaian Nilai Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Kelengkapan aspek

formal drama 2 Kelengkapan unsur

intrinsic 3 Keterpaduan


(24)

40

unsur/struktur

4 Kesesuaian penggunaan bahasa

Jumlah

Tabel 3.5

Format Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Aspek yang

Dinilai

Kriteria Skor Bobot

Kelengkapan Aspek Formal

Drama

Memuat empat subaspek: - Judul

- Informasi tokoh

- Kramagung & wawancang - Pembagian babak & adegan

8

3 Memuat empat subaspek, namun tidak

lengkap

7

Memuat tiga subaspek 6

Memuat tiga subaspek, namun tidak lengkap

5

Memuat dua subaspek 4

Memuat dua subaspek, namun tidak lengkap

3

Memuat satu subaspek 2

Memuat satu subaspek, namun tidak lengkap

1

Tidak memuat satupun subaspek 0 Memuat tiga subaspek:

- Fakta cerita (plot, tokoh dan latar) - Sarana cerita (gaya bahasa,

6


(25)

Aspek yang Dinilai

Kriteria Skor Bobot

Kelengkapan Unsur Intrinsik

simbolisme dan ironi) - Pengembangan tema

Memuat tiga subaspek, namun tidak lengkap

5

Memuat dua subaspek 4

Memuat dua subaspek, namun tidak lengkap

3

Memuat satu subaspek 2

Memuat satu subaspek, namun tidak lengkap

1

Tidak memuat satupun subaspek 0

Keterpaduan Unsur/Struktur

Memuat tiga subaspek:

- Kaidah & penahapan plot

- Dimensi tokoh: fisiologi, sosiologis dan psikologis

- Dimensi latar: tempat, waktu dan suasana

3 Memuat tiga subaspek, namuntidak

lengkap

5

Memuat dua subaspek 4

Memuat dua subaspek, namun tidak lengkap

3

Memuat satu subaspek 2

Memuat satu subaspek, namun tidak lengkap

1

Tidak memuat satupun subaspek 0

Kesesuaian

Memuat tiga subaspek: - kaidah EYD

6


(26)

42

Aspek yang Dinilai

Kriteria Skor Bobot

Penggunaan Bahasa

- keajekan penulisan

- ragam bahasa yang digunakan dengan dimensi tokoh

Memuat tiga subaspek, namun tidak lengkap

5

Memuat dua subaspek 4

Memuat dua subaspek, namun tidak lengkap

3

Memuat satu subaspek 2

Memuat satu subaspek, namun tidak lengkap

1

Tidak memuat satupun subaspek 0

2. Lembar Soal

Dalam penelitian ini, format lembar soal yang digunakan seperti dibawah ini:

Kerjakanlah !

1. Tulislah identitas pada lembar menulis yang disediakan! 2. Buatlah satu naskah drama dengan tema pengalaman manusia!

3. Tulislah naskah dramamu pada lembar yang disediakan kemudian tentukan judul yang sesuai dengan tema dan isi cerita!

Anak-anak sekalian!

Siapa bilang menulis naskah drama itu sulit? Menulis naskah drama itu mudah. Coba kalian pikirkan, sebenarnya banyak sekali persoalan kehidupan yang bisa kalian gunakan sebagai bahan penulisan naskah drama. Apalagi kalian sebelumnya telah mendapatkan visualisasi (gambaran) dengan berita yang ada dalam surat kabar banyak sekali


(27)

persoalan kehidupan yang bisa kalian jadikan sebagai bahan penulisan naskah drama. Tentu kalian dapat lebih mudah untuk mendapatkan ide/gagasan bukan? Oleh karena itu, silahkan kalian tuangkan semua ide/gagasan kalian ke dalam bentuk naskah drama!

Selamat mengerjakan!

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat dengan mengacu pada silabus yang merupakan penjabaran dari KTSP. Adapun rencana pembelajaran yang penulis gunakan adalah sebagai berikut.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Sekolah : MAN 1 Bandung

Kelas/semester : XI/2

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (tiga kali pertemuan) a. Standar Kompetensi

16. Menulis naskah drama b. Kompetensi Dasar

16.2 Menarasikan pengalaman dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama

c. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengungkapkan ide pikiran serta mengembangkan imajinasi


(28)

44

2. Siswa mampu menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide

d. Materi Pokok: Menulis naskah drama e. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah surat kabar yang memuat pemberitaan mengenai peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat. f. Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-1

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Metode

1 Pembukaan

a. Guru memasuki kelas berdoa lalu mengabsen siswa.

b. Guru melakukan apersepsi terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

10 menit Tanya jawab

2 Inti

a. Siswa dan guru tanya jawab mengenai unsur intrinsik drama dan penulisan naskah drama.

b. Siswa menulis naskah drama satu babak berdasarkan pengalaman pribadi.

60 menit Tanya jawab, inkuiri, dan penugasan

3 Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.


(29)

Pertemuan ke-2

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Metode

1 Pembukaan

a. Guru memasuki kelas berdoa lalu mengabsen siswa.

b. Guru melakukan apersepsi terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

10 menit Tanya jawab

2 Inti

a. Siswa membawa contoh naskah drama bebas.

b. Siswa membaca contoh naskah drama bebas.

c. Siswa diberikan pemahaman dan perlakuan berupa media berita peristiwa.

60 menit Tanya jawab, inkuiri, dan penugasan

3 Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10 menit Tanya jawab

Pertemuan ke-3

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu


(30)

46

1 Pembukaan

a. Guru memasuki kelas berdoa lalu mengabsen siswa.

b. Guru melakukan apersepsi terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

10 menit Tanya jawab

2 Inti

a. Siswa diberikan pemahaman ulang mengenai media berita peristiwa. b. Siswa diberikan contoh berita

peristiwa sosial dalam surat kabar. c. Siswa menulis naskah drama satu

babak berdasarkan media yang telah diberikan.

60 menit Tanya jawab, inkuiri, dan penugasan

3 Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10 menit Tanya jawab

g. Alat/bahan/sumber

1. Lembar kerja siswa.

2. Naskah drama bebas yang dibawa siswa. 3. Media surat kabar.

4. Buku paket Bahasa Indonesia kelas XI SMA.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Pembanding


(31)

Kelas/semester : XI/2

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (tiga kali pertemuan)

a. Standar Kompetensi 16. Menulis naskah drama b. Kompetensi Dasar

16.2 Menarasikan pengalaman dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama

c. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengungkapkan ide pikiran serta mengembangkan imajinasi

2. Siswa mampu menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide

d. Materi Pokok: Menulis naskah drama e. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah gambar berseri dengan tema sosial yang terjadi di masyarakat.

f. Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-1

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Metode

1 Pembukaan

a. Guru memasuki kelas berdoa lalu mengabsen siswa.

b. Guru melakukan apersepsi terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

10 menit Tanya jawab

2 Inti

a. Siswa dan guru tanya jawab mengenai unsur intrinsik drama dan penulisan naskah drama.

60 menit Tanya jawab, inkuiri, dan penugasan


(32)

48

b. Siswa menulis naskah drama satu babak berdasarkan pengalaman pribadi.

3 Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10 menit Tanya jawab

Pertemuan ke-2

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Metode

1 Pembukaan

a. Guru memasuki kelas berdoa lalu mengabsen siswa.

b. Guru melakukan apersepsi terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

10 menit Tanya jawab

2 Inti

a. Siswa membawa contoh naskah drama bebas.

b. Siswa membaca contoh naskah drama bebas.

c. Siswa diberikan pemahaman dan perlakuan berupa media gambar berseri dengan tema sosial serta kaitannya dengan menulis naskah drama.

60 menit Tanya jawab, inkuiri, dan penugasan


(33)

3 Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

10 menit Tanya jawab

Pertemuan ke-3

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Metode

1 Pembukaan

a. Guru memasuki kelas berdoa lalu mengabsen siswa.

b. Guru melakukan apersepsi terhadap kompetensi yang akan dipelajari.

10 menit Tanya jawab

2 Inti

a. Siswa diberikan pemahaman ulang mengenai media gambar berseri bertema sosial serta kaitannya dengan naskah drama.

b. Siswa diberikan contoh gambarberseri dengan temasosial.

c. Siswa menulis naskah drama satu babak berdasarkan media yang telah diberikan.

60 menit Tanya jawab, inkuiri, dan penugasan

3 Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran.


(34)

50

b. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

g. Alat/bahan/sumber 1. Lembar kerja siswa.

2. Naskah drama bebas yang dibawa siswa. 3. Media gambar berseri.

4. Buku paket Bahasa Indonesia kelas XI SMA.

4. Format Observasi Guru

Penelitian ini menggunakan lembar observasi kegiatan guru di kelas seperti pada Tabel 3.6

Tabel 3.6

Format Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Media Berita Peristiwa

No Aspek yang Dinilai Nilai

A B C D E

1 Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa b. Memotivasi siswa

c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan yang akan diajarkan

d. Memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan

2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan dan atau ungkapan yang


(35)

No Aspek yang Dinilai Nilai

A B C D E

c. Antusiasme mimik dalam penampilan d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas

3 Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Materi ajar disampaikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan

b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi ( kognitif, afektif dan psikomotorik) c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi

sesuai tuntutan aspek kompetensi

d. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional

4 Implementasi Skenario Pembelajaran

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan yang tertuang dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu sesuai alokasi yang ditentukan

5 Penggunaan Media Pembelajaran

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasionalkan d. Membantu kelancaran proses pembelajaran

6 Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi


(36)

52

No Aspek yang Dinilai Nilai

A B C D E

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang

7 Kemampuan Menutup Pembelajaran

a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya

Jumlah Nilai

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan pada saat penelitian, dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Persiapan

2) Tahap Pelaksanaan penelitian 3) Tahap pengolahan data

Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian diatas sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Pengajuan proposal penelitian pada dosen pembimbing sampai disetujui. b. Melengkapi perizinan dari jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dan pihak sekolah.

c. Pembuatan instrumen penelitian.

d. Penentuan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.

e. Menghubungi guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk diminta kesediaannya dalam penelitian.


(37)

a. Pelaksanaan prates

Tahap pengumpulan data awal dilakukan dengan mengadakan tes uraian menulis naskah drama dengan alokasi waktu 60 menit secara langsung terhadap sampel penelitian.

b. Pelasanaan KBM menggunakan media berita peristiwa

Pada pertemuan ke dua, penulis mulai melaksanakan perlakuan yakni dengan pengenalan media berita peristiwa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Pada pertemuan ini siswa diberikan satu lembar kertas yang memuat berita peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat. Guru memberikan pemahaman kepada siswa kaitan antara media tersebut dengan penulisan naskah drama serta memberikan pemahaman mengenai drama dan unsur-unsur pembentuknya.

c. Pelaksanaan pascates

Tahap pengumpulan data akhir dilakukan dengan mengadakan tes uraian menulis naskah drama yang sama pada pelaksanaan prates dengan alokasi waktu 60 menit secara langsung terhadap sampel penelitian.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Memberikan skor terhadap naskah–naskah drama yang dikerjakan siswa, pratesdan pascatesyang telah dilaksanakan.

b. Hasil prates dan pascatesnaskah drama masing-masing siswa dianalisis berdasarkan nilai yang didapatkan, kemudian diubah menjadi nilai sebagai berikut:

Nilai Siswa =

x 100 %

c. Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh siswa untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas pembanding.

d. Membandingkan hasil rata-rata nilai prates dan pascates dari setiap masing-masing kelas.


(38)

54

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan menggunakan perhitungan statistik. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut.

1) Hasil tes awal dan tes akhir diperiksa untuk mendapatkan skor tes awal dan tes akhir.

2) Mendeskripsikan skor hasil tes awal dan tes akhir siswa menjadi nilai. 3) Menguji reliabilitas antar penimbang dengan menggunakan rumus

rn= (Vt– Vkk)

Vt

(Arikunto, 2010:234) Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel

Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.7 Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 -0,60 Reliabilitas sedang 0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah

(Subana dan Sudrajat, 2000: 104)

4) Uji normalitas

Untuk menentukan teknik statistik yang akan dipakai penulis terlebih dahulu menguji normalitas prates dan pascates pada kedua kelompok. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

(1)Menentukan nilai rataan mean dengan rumus


(39)

Keterangan:

S = simpangan standar

∑f i = jumlah frekuensi

Xi = nilai data

(3) Menggunakan daftar observasi dan ekspektasi

Rentang skor ® = skor terbesar – skor terkecil Banyak kelas (Bk) = 1,33 log n

Panjang kelas (P) = = Drajat kebebasan (db) = n1 + n2– 2

(4) Menggunakan rumus chi – kuadrat untung memperoleh thitung

Keterangan:

x2 = nilai chi-kuadrat

fi = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Data dinyatakan normal jika chi-kuadrat (x)2 hitung, chi-kuadrat tabel. Untuk itu, harga (x)2 (thitung) dikonsultasikan pada tabel chi-kuadrat

dengan derajat kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval dikurangi 3 (dk = k-3).

Jika diperoleh harga (x)2 (thitung) , (x)2 (ttabel) pada taraf nyata α

tertentu maka dapat dikatakan bahwa distribusi normal. Jika (x)2 (thitung)

lebih besar dari (x)2 (ttabel) maka dapat dikatakan data distribusi tidak


(40)

56

5) Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah ke dua sampel homogen atau tidak, maka perlu di uji homogenitas variannya terlebih dahulu dengan uji F.

F = Varian terbesar Varian terkecil

Melakukan uji homogenitas varian rata-rata tes awal dan tes akhir dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

f hitung = nilai yang dicari Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil

Data yang dinyatakan jika fhitung<ftabel (Subana, 2000:188).

6) Uji hipotesis

Jika data normal dan homogen, selanjutnya melakukan uji hipotesis data dengan menggunaka uji t.

Rumus: thitung = X1 -X2 sdg

1+ 1 n1 n2

data dinyatakan signifikan bila thitung> dari ttabel

H0 diterima jika ttabel < thitung

b. Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari kegiatan observasi. Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan observer, dideskripsikan untuk mengetahui aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Teknik nontes berupa lembar observasi, digunakan untuk mengevaluasi kegiatan guru dalam menerapkan media berita peristiwadalam keterampilan menulis


(41)

naskah drama di kelas.Pengolahan data teknik nontes dihutung dengan rumus sebagai berikut.

Nilai = O1 + O2

2

Keterangan : O1= observer pertama

O2= observer kedua

Setelah data diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel berikut.

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Nilai RentangNilai Keterangan

A 4,00 – 3,50 BaikSekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup


(42)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penggunaan media pembelajaran sangat bermanfaat bagi keberlangsungan proses pembelajaran. Keterkaitan materi, media dan sumber belajar masing-masing akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Sebelum menggunakan media berita peristiwa, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 MAN 1 Bandung mencapai 60,7 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 - 69. Sedangkan setelah menggunakan media berita peristiwa pada pembelajaran menulis naskah drama kemampuan siswa jauh lebih baik dengan perolehan nilai meningkat menjadi 79,8 yang termasuk dalam kategori baik dengan rentang skor antara 70 – 84, antara prates dan pascates nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 19,1 poin. Maka, media berita peristiwa dapat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama. 2) Sementara itu, sebelum menggunakan media gambar berseri, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas pembanding yaitu kelas XI IPA 3 MAN 1 Bandung mencapai 57,1 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 - 69. Sedangkan setelah menggunakan media gambar berseri pada pembelajaran menulis naskah drama kemampuan siswa meningkat menjadi 61,7 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 – 69, antara prates dan pascates nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 4,6 poin.

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis naskah drama siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan berupa media berita peristiwa di kelas eksperimen dan kelas


(43)

pembanding. Ini terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. dari hasil penghitungan uji t, didapatkan thitung

(8,6824) dan ttabel (2,4056). Dapat dinyatakan bahwa thitung (8,6824) >

ttabel (2,4056). Dengan demikian hipotesis yang diterima adalah H0

ditolak atau H1 diterima. Dengan kata lain, media berita peristiwa

bermanfaat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di MAN 1 Bandung yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa media berita peristiwa efektif digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis naskah drama sehingga dapat dijadikan suatu alternatif sumber belajar agar siswa lebih terinspirasi dan tergugah dalam proses pembelajaran, utamanya pelajaran bahasa indonesia khususnya materi menulis naskah drama.

2) Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa apabila dalam pelaksanaan media berita peristiwa tidak dibimbing secara individual oleh guru ketika pembelajaran menulis naskah drama, maka media kurang terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, hendaknya guru juga membimbing siswa dalam menulis naskah drama agar media dapat terlaksana dengan baik.

3) Dalam pelaksanaannya, media berita peristiwa dalam surat kabar masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian mengenai penerapan media berita peristiwa dalam surat kabar dengan aspek kemampuan berbahasa lain seperti berbicara, membaca dan menyimak begitupun dengan pemilihan tema berita yang berbeda.

4) Penulis menyarankan kepada seluruh guru untuk menggunakan media berita peristiwa dalam pembelajaran menulis naskah drama, karena


(44)

158

media ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran drama, khususnya keterampilan menulis naskah drama.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Addin. (2000). Menulis Naskah Drama. Bandung: Puri Delco.

Anshori, S., dan Kurniawan, K. (2005). Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Amaturrasyidah. (2012). “Keefektifan Media Cuplikan Film Senyap dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII 43 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Skripsi

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2010). Bahasa Jurnalistik. Bandung: Rineka Cipta. Endraswara, S. (2011).Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS.

Fathurrohman, P., dan Sutikno, S. (2011). Strategi Belajar Mengajar

Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung:

Refika Aditama.

Halimah. (2011). Pembelajaran Menulis Naskah Drama. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SA

STRA_INDONESIA/198104252005012-HALIMAH/Pembelajaran_Menulis_Naskah_Drama.pdf. [14

Desember 2012].

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanuddin. (1996). Drama: Karya dalam Dua Dimensi. Bandung:

Angkasa.

Ishwara, L. (2011). Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas.

Luxemburg, J. V.et al. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Rahmawati, W. (2010). “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah


(46)

Tindakan Kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2009/2010)”.Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rohani, A. (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, A. S. et al. (2007). Media Pendidikan, Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:RajaGrafindo

Persada.

Sambodja. (2007). Cara Mudah Menulis Fiksi. Jakarta: Buku Pop.

Subana, Rahadi, dan Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia.

Suhendar, M.E. dan Supinah, P. (1993). Pendekatan Teori Sejarah dan

Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online]. Tersedia: http://www.gobookee.net/kriteria-penilaian-drama/. [28 November 2012].

Tambayong, J. (1981). Dasar-dasar Dramaturgi. Bandung: Pustaka Prima.

Tarigan, H.G. (1993). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan,H.G. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Waluyo, H.J. (2001). Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.


(1)

57

naskah drama di kelas.Pengolahan data teknik nontes dihutung dengan rumus sebagai berikut.

Nilai = O1 + O2

2

Keterangan : O1= observer pertama

O2= observer kedua

Setelah data diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel berikut.

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Nilai RentangNilai Keterangan

A 4,00 – 3,50 BaikSekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup


(2)

Rika Wulandari, 2013

Pemanfaatan Media Berita Peristiwa Dalam Surat Kabar Pada Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI MAN 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penggunaan media pembelajaran sangat bermanfaat bagi keberlangsungan proses pembelajaran. Keterkaitan materi, media dan sumber belajar masing-masing akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Sebelum menggunakan media berita peristiwa, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 MAN 1 Bandung mencapai 60,7 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 - 69. Sedangkan setelah menggunakan media berita peristiwa pada pembelajaran menulis naskah drama kemampuan siswa jauh lebih baik dengan perolehan nilai meningkat menjadi 79,8 yang termasuk dalam kategori baik dengan rentang skor antara 70 – 84, antara prates dan pascates nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 19,1 poin. Maka, media berita peristiwa dapat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama. 2) Sementara itu, sebelum menggunakan media gambar berseri, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas pembanding yaitu kelas XI IPA 3 MAN 1 Bandung mencapai 57,1 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 - 69. Sedangkan setelah menggunakan media gambar berseri pada pembelajaran menulis naskah drama kemampuan siswa meningkat menjadi 61,7 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 – 69, antara prates dan pascates nilai siswa mengalami peningkatan sebesar 4,6 poin.

3) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis naskah drama siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan berupa media berita peristiwa di kelas eksperimen dan kelas


(3)

157

pembanding. Ini terbukti melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. dari hasil penghitungan uji t, didapatkan thitung

(8,6824) dan ttabel (2,4056). Dapat dinyatakan bahwa thitung (8,6824) >

ttabel (2,4056). Dengan demikian hipotesis yang diterima adalah H0

ditolak atau H1 diterima. Dengan kata lain, media berita peristiwa

bermanfaat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di MAN 1 Bandung yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukan bahwa media berita peristiwa efektif digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis naskah drama sehingga dapat dijadikan suatu alternatif sumber belajar agar siswa lebih terinspirasi dan tergugah dalam proses pembelajaran, utamanya pelajaran bahasa indonesia khususnya materi menulis naskah drama.

2) Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa apabila dalam pelaksanaan media berita peristiwa tidak dibimbing secara individual oleh guru ketika pembelajaran menulis naskah drama, maka media kurang terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, hendaknya guru juga membimbing siswa dalam menulis naskah drama agar media dapat terlaksana dengan baik.

3) Dalam pelaksanaannya, media berita peristiwa dalam surat kabar masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian mengenai penerapan media berita peristiwa dalam surat kabar dengan aspek kemampuan berbahasa lain seperti berbicara, membaca dan menyimak begitupun dengan pemilihan tema berita yang berbeda.

4) Penulis menyarankan kepada seluruh guru untuk menggunakan media berita peristiwa dalam pembelajaran menulis naskah drama, karena


(4)

158

Rika Wulandari, 2013

Pemanfaatan Media Berita Peristiwa Dalam Surat Kabar Pada Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI MAN 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

media ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran drama, khususnya keterampilan menulis naskah drama.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Addin. (2000). Menulis Naskah Drama. Bandung: Puri Delco.

Anshori, S., dan Kurniawan, K. (2005). Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Amaturrasyidah. (2012). “Keefektifan Media Cuplikan Film Senyap dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII 43 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2010). Bahasa Jurnalistik. Bandung: Rineka Cipta. Endraswara, S. (2011).Pembelajaran Drama. Yogyakarta: CAPS.

Fathurrohman, P., dan Sutikno, S. (2011). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Halimah. (2011). Pembelajaran Menulis Naskah Drama. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SA

STRA_INDONESIA/198104252005012-HALIMAH/Pembelajaran_Menulis_Naskah_Drama.pdf. [14 Desember 2012].

Hamalik, O. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanuddin. (1996). Drama: Karya dalam Dua Dimensi. Bandung:

Angkasa.

Ishwara, L. (2011). Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas.

Luxemburg, J. V.et al. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Rahmawati, W. (2010). “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah


(6)

Rika Wulandari, 2013

Pemanfaatan Media Berita Peristiwa Dalam Surat Kabar Pada Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI MAN 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tindakan Kelas XI SMA Negeri 1 Rancaekek Tahun Ajaran 2009/2010)”.Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rohani, A. (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, A. S. et al. (2007). Media Pendidikan, Pengertian,

Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:RajaGrafindo Persada.

Sambodja. (2007). Cara Mudah Menulis Fiksi. Jakarta: Buku Pop.

Subana, Rahadi, dan Sudrajat. (2000). Statistik Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia.

Suhendar, M.E. dan Supinah, P. (1993). Pendekatan Teori Sejarah dan Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online]. Tersedia: http://www.gobookee.net/kriteria-penilaian-drama/. [28 November 2012].

Tambayong, J. (1981). Dasar-dasar Dramaturgi. Bandung: Pustaka Prima.

Tarigan, H.G. (1993). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan,H.G. (1994). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Waluyo, H.J. (2001). Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Hanindita Graha Widya.