PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA

MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012) (Skripsi)

Oleh

Hesti Nurmawati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA

MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

HESTI NURMAWATI

Gaya belajar merupakan cara terbaik bagi seseorang untuk menyerap dan

mengolah informasi yang diberikan. Gaya belajar siswa termasuk salah satu faktor internal yang mempengaruhi belajar. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Biologi di SMA Perintis 1 Bandar Lampung, diperoleh informasi bahwa guru belum mengetahui gaya belajar siswa yang bervariasi (visual, auditori dan kinestetik), sehingga metode pengajaran yang digunakan kurang dapat memotivasi siswa dan berdampak pada rendahnya penguasan materi biologi. Untuk itu diperlukan suatu alternatif berupa pembelajaran dengan

melibatkan gaya belajar siswa melalui pemetaan konsep.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pemetaan konsep; (2) gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia yang paling tinggi melalui pemetaan konsep.


(3)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 dengan teknikpurposive sampling.Penelitian ini termasuk dalam jenis quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest Posttest Design. Data penelitian berupa data kuantitatif yaitu N-gain, yang diperoleh dari nilai pretes dan postes, serta data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diperoleh dari lembar observasi. Penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia pada tiga kelompok gaya belajar siswa dianalisis secara statistik menggunakan uji anova satu faktor melalui program SPSS 17. Data aktivitas belajar siswa dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 1 di SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang memiliki gaya belajar visual sebanyak 7 siswa, auditori 18 siswa dan kinestetik 7 siswa dari jumlah keseluruhan 32 siswa. Penguasaan materi siswa yang memiliki gaya belajar visual berbeda nyata dengan auditori. Namun antara gaya belajar visual dengan kinestetik maupun auditori dengan kinestetik tidak berbeda nyata. Kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual menghasilkan N-gainpaling tinggi dibandingkan dengan gaya belajar auditori maupun kinestetik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa gaya belajar siswa (visual, auditori dan kinestetik) berpengaruh nyata terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia.

Kata kunci : Gaya Belajar Siswa, Pemetaan Konsep, Penguasaan Materi, Sistem Gerak pada Manusia.


(4)

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA

MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Hesti Nurmawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA

TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA

MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung TP 2011/2012)

Nama : Hesti Nurmawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713024005 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Hj. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ..……….

Sekretaris :Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Pd...……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ...………....

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(7)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hesti Nurmawati

NPM : 0713024005

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripisi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister atau doktor), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali dosen pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandar Lampung, Februari 2012

Hesti Nurmawati NPM 0713024005


(8)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hesti Nurmawati

NPM : 0713024005

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripisi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister atau doktor), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali dosen pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandar Lampung, Februari 2012

Hesti Nurmawati NPM 0713024005


(9)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantul pada tanggal 30 November 1988, yang merupakan anak pertama dari Bapak Suralip dan Ibu Suciyem.

Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) Gula Putih Mataram yang diselesaikan tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) Gula Putih Mataram yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Gula Putih Mataram yang diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat) pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti kegiatan di kampus, yaitu menjadi Generasi Muda FPPI pada tahun 2007, Keluarga Muda Birohmah pada tahun 2007, serta sebagai anggota Divisi Kaderisasi Himasakta Periode

2008/2009. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 15 Bandar Lampung.


(10)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri .

(Qs. Ar-Ra d : 11)

Make your dream, then touch it


(11)

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada:

Bapak dan ibuku tersayang yang telah membesarkanku, mendidik serta mendo akan

untuk segala kebaikanku. Mohon maaf selama ini telah banyak menyusahkan dan

membuat Bapak dan Ibu kecewa. Jasa kalian takkan mungkin dapat ananda balas

walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak dapat membahagiakan dan

membuat kalian bangga.

Seluruh keluargaku, terima kasih atas kasih sayang, doa dan perhatiannya untukku.

Tawa, canda dan dukungan kalian adalah semangat bagiku.


(12)

SANWACANA

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui

Pembelajaran Pemetaan Konsep”(Quasi Eksperimen pada Siswa kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Hj. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;

4. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis selama menyusun skripsi;

5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed selaku pembahas atas saran dan arahan kepada penulis;


(13)

6. Zainuri, S. Ag. M. M.Pd, selaku Kepala SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

7. Sri Purwani, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian;

8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;

9. Keluargaku yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat; 10. Teman-temanku di Pendidikan Biologi angkatan 2007, kakak tingkatku

angkatan 2006, 2005 dan 2004, serta adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011 terima kasih banyak untuk persaudaraan, motivasi, dan kritikannya;

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien. Bandar Lampung, Februari 2012

Penulis


(14)

SANWACANA

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui

Pembelajaran Pemetaan Konsep”(Quasi Eksperimen pada Siswa kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Hj. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;

4. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan dan masukannya kepada penulis selama menyusun skripsi;

5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed selaku pembahas atas saran dan arahan kepada penulis;


(15)

6. Zainuri, S. Ag. M. M.Pd, selaku Kepala SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

7. Sri Purwani, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian;

8. Siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;

9. Keluargaku yang selalu mendoakan, meyayangi dan menjadi penyemangat; 10. Teman-temanku di Pendidikan Biologi angkatan 2007, kakak tingkatku

angkatan 2006, 2005 dan 2004, serta adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010 dan 2011 terima kasih banyak untuk persaudaraan, motivasi, dan kritikannya;

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien. Bandar Lampung, Februari 2012

Penulis


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B..Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pemikiran ... 6

G. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Siswa ... 9

B. Pemetaan Konsep ... 13

C. Penguasaan Materi ... 16

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian ... 20

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 23

2. Teknik Pengambilan Data ...24

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat ... 25

2. Pengujian Hipotesis ... 26

3. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ...27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48


(17)

B. Saran ...48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 53

1. Perangkat Pembelajaran ... 54

2. Data Hasil Penelitian ... 77

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 80

4. Pembagian Kelompok Gaya Belajar ... 84

5. Foto-Foto Penelitian... ... 85


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 28

2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 29

3. Pengaruh gaya belajar terhadap rata-rata nilaipretest, posttestdan N-Gain... 32

4. Hasil uji normalitas data pretes, postes danN-gainpenguasaan materi pada setiap gaya belajar ... 33

5. Hasil uji homogenitas data pretes, postes danN-gainpenguasaan materi siswa ... 34

6. Hasil uji anova satu faktor terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain penguasaan materi siswa pada tiga gaya belajar ... 35

7. Hasil uji Tukey terhadap N-gainpenguasaan materi pada tiga kelompok gaya belajar... 36

8. Data aktivitas siswa selama pembelajaran... 37

9. Soal pretes dan postes... 62

10.Rubrik penilaian soal ... 69

11. Nilai pretes, postes, dan N-gain ... 77

12.Data aktivitas siswa pada kelompok gaya belajar visual... 78

13.Data aktivitas siswa pada kelompok gaya belajar auditori ... 78

14.Data aktivitas siswa pada kelompok gaya belajar kinestetik... 79

15.Hasil uji normalitas nilai pretes pada setiap gaya belajar ... 80

16.Hasil uji normalitas nilai postes pada setiap gaya belajar ... 80


(19)

18.Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain ... 81 19.Hasil uji anova ... 82 20.Hasil ujiTukeyterhadap N-gain ... 82


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 8 2. Desain penelitian ... 18 3. Siswa sedang melakukan pretes ... 85 4. Siswa kelompok gaya belajar kinestetik menggunakan torso sebagai media pembelajaran untuk memahami materi ... 85 5. Siswa kelompok kinestetik menggunakan miniatur untuk memahami

materi, kemudian membuat peta konsep ... 86 6. Siswa kelompok auditori sedang mendengarkan rekaman suara untuk

memahami materi, kemudian membuat peta konsep ... 86 7. Siswa kelompok visual sedang memperhatikan video pembelajaran untuk

memahami materi, kemudian membuat peta konsep ... 87 8. Siswa menuliskan peta konsep yang dibuat dan mempresentasikan di

depan kelas ... 87 9. Guru membimbing jalannya diskusi dan membantu menjawab

permasalahan yang belum terpecahkan oleh siswa ... 88 10. Siswa sedang melaksanakan postes ... 88


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran sains yang diujikan secara nasional bagi siswa SMA jurusan IPA. Ini seharusnya dipersiapkan sejak awal, bahkan sejak kelas X . Guru hendaknya memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa agar mereka mampu mencapai prestasi yang maksimal dan memperoleh manfaat bagi kehidupannya pribadi maupun di masyarakat. Hal ini sejalan dengan fungsi pendidikan yaitu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Dikti, 2003: 2).

Salah satu materi pokok pembelajaran Biologi yang diajarkan di SMA kelas XI IPA adalah Sistem Gerak pada Manusia. Materi ini memiliki karakteristik diantaranya: struktur dan fungsi organ menggunakan bahasa Latin yang sulit diingat; membahas proses-proses yang rumit untuk dipahami; serta


(22)

2

karakteristik tersebut, tidak heran jika banyak siswa menganggap materi pokok Sistem Gerak pada Manusia sulit untuk dikuasai. Guru

mengungkapkan hanya sekitar 40% siswa yang aktif dalam belajar dan sisanya hanya mengobrol, melamun, mengerjakan tugas yang lain, bahkan mengganggu temannya. Ini berimbas pada nilai rata-rata siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1 Bandar Lampung tahun lalu (2010-2011) pada materi pokok Sistem Gerak pada Manusia sebesar 61,5. Nilai ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan guru biologi di SMA tersebut yaitu sebesar 65,0.

Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab rendahnya penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia diantaranya: 1) belum sesuainya model atau metode pembelajaran yang digunakan guru dengan variasi gaya belajar siswa; 2) guru tidak mengetahui gaya belajar siswa; 3) siswa kurang

termotivasi karena kurangnya keterlibatan dalam pembelajaran sehingga minat dan aktivitas belajarnya rendah; 4) media pembelajaran yang digunakan kurang mendukung proses pembelajaran.

Pada dasarnya siswa mampu memahami dan menyerap materi yang diberikan guru. Namun tiap siswa berbeda-beda tingkatannya; ada yang cepat, sedang, ada pula yang lambat. Oleh karena itu, siswa harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Fenomena tersebut menjelaskan bahwa tidak semua siswa mempunyai gaya belajar yang sama. Ada yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah untuk menerima informasi atau


(23)

3

pelajaran dengan visualisasi dalam bentuk tulisan, gambar, tabel, diagram, grafik, peta pikiran, goresan, atau simbol-simbol. Untuk siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih mudah jika pembelajaran dilakukan dalam bentuk cerita, lagu, syair, atau senandung. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik akan mudah untuk menerima pelajaran yang diiringi dengan aktivitas motorik, seperti dalam konsep penerapan/ percobaan, drama dan gerak (Gunawan, 2003: 144).

Beberapa studi menunjukkan bahwa terjadi kenaikan prestasi akademik dan peningkatan sikap pebelajar terhadap lingkungan belajar ketika gaya belajar cocok atau selaras (Dunn and Dunn, 1993: 393). Para peneliti menyimpulkan bahwa kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi

efektivitas belajar (Nasution, 2008: 93). Jika guru bisa memahami perbedaan gaya belajar setiap siswa dan dapat memandu siswa untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat, maka diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal bagi siswa. Namun selama ini guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional, misalnya ceramah.

Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Kekurangan metode ini antara lain: (1) guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru saja; (2) murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang

disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar. Pembelajaran seperti itu tidak cocok dengan gaya


(24)

4

belajar siswa yang bermacam-macam. Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang langkah-langkahnya kemungkinan dapat memfasilitasi setiap gaya belajar siswa. Salah satunya adalah pembelajaran dengan pemetaan konsep (concept mapping). Pembelajaran pemetaan konsep dilakukan pada kelompok siwa dengan gaya belajar yang berbeda. Siswa dengan gaya belajar visual belajar dengan media video pembelajaran Sistem Gerak pada Manusia. Siswa dengan gaya belajar auditori belajar dengan media rekaman suara materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar dengan media torso dan miniatur. Media yang diberikan disesuaikan dengan gaya belajar siswa sehingga dapat membantu mereka memahami materi pokok Sistem Gerak pada Manusia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hapsah (2008) pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Mattioro Sompe Kab. Pinrang Sulawesi Selatan, pemetaan konsep terbukti mampu meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Namun belum diketahui gaya belajar manakah yang berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian ini yang berjudul”PengaruhGaya Belajar Siswa terhadap

Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui Pembelajaran Pemetaan Konsep” (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).

B. Rumusan Masalah


(25)

5

1. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep?

2. Manakah gaya belajar siswa yang menghasilkan penguasaan materi paling tinggi pada materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep. 2. Gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi pokok Sistem Gerak

pada Manusia yang paling tinggi melalui pembelajaran pemetaan konsep.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Peneliti

Untuk menambah pengalaman dalam penggalian gaya belajar melalui pemetaan konsep.

2. Guru

Dari hasil penelitian ini guru dapat mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar, serta dapat menggunakan pembelajaran yang cocok untuk memfasilitasi gaya belajar siswa sehingga dapat


(26)

6

3. Siswa

Siswa dapat mengetahui gaya belajar mereka dan menggunakan

pembelajaran pemetaan konsep untuk meningkatkan penguasaan materi Sistem Gerak pada Manusia.

4. Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran atau bahan pertimbangan dalam pembelajaran yang berorientasi pada gaya belajar siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:

1. Gaya belajar adalah cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Dalam penelitian ini gaya belajar yang digunakan adalah gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.

2. Pembelajaran pemetaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memilih suatu bacaan mengenai materi ajar yang akan disampaikan. b. Menentukan konsep kunci.

c. Mengurutkan konsep kunci sesuai tingkatan hirarki.

d. Menghubungkan konsep kunci dengan kata penghubung yang tepat sehingga membentuk peta konsep.

3. Penguasaan materi yang diukur meliputi aspek kognitif meliputi kemampuan menghafal (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4) dan mensintesis (C5).


(27)

7

4. Materi pokok yang diteliti adalah Sistem Gerak pada Manusia.

5. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Perintis 1 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kerangka Pemikiran

Dalam proses pembelajaran, sering kita dengar siswa yang mengeluh sulit memahami materi ajar yang diberikan guru di kelas. Sebenarnya bukan mereka yang bermasalah. Setiap siswa mampu memahami materi yang diajarkan guru dengan gaya belajar yang berbeda-beda. Guru diharapkan dapat memberikan perlakuan yang berbeda pada mereka sesuai gaya

belajarnya sehingga setiap siswa dapat berpartisipasi aktif dan meningkatkan penguasaan materinya.

Pemetaan konsep terbukti dapat meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Namun belum diketahui gaya belajar mana yang paling berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia dengan pembelajaran tersebut. Siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda menerima pelajaran melalui pemetaan konsep. Dengan membandingkan nilai pretes, postes danN-Gain, dapat diketahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah gaya belajar siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada


(28)

8

Manusia oleh siswa. Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

X1

X2 Y

X3

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X : gaya belajar siswa (1=visual; 2=auditori;

3=kinestetik); Y : penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia oleh siswa.

G. Hipotesis

Hipotesis mengandung pengertian suatu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Berdasarkan latar belakang dan kerangka pikir, maka hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah:

1. Ho= Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.

H1= Ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep. 2. H0= Semua gaya belajar menghasilkan penguasaan materi yang sama pada

materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.

H1= Salah satu gaya belajar menghasilkan penguasaan materi yang paling tinggi pada materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui pembelajaran pemetaan konsep.


(29)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Belajar Siswa

Pranshnig mendefinisikan gaya belajar sebagai cara manusia mulai

berkonsentrasi, menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru dan sulit (Aswandi, 2010: 1). Gaya belajar adalah potensi dan preferensi atau kecenderungan yang digunakan seseorang dalam belajar. Misalnya ada seseorang yang bisa mempelajari sesuatu dengan hanya melihat tulisan atau membuat catatan dari buku. Ada yang harus mendengarkan informasi itu berulang-ulang, ada pula yang harus mempraktekkan secara langsung untuk memahami suatu materi ajar. Jadi gaya belajar adalah suatu potensi yang dimiliki dan merupakan bagian tak terpisahkan dari orang itu. Setiap orang memiliki kecenderungan tertentu dalam belajar, sesuai dengan karakter yang terdapat dalam diri individu tersebut.

Proses pembelajaran yang ada pada seorang siswa dengan siswa yang lain berbeda. Menurut DePorter (2002: 110), gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Selanjutnya DePorter (2002: 112) mengatakan secara umum ada dua kategori tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap informasi dan kedua, cara seseorang


(30)

10

mengatur dan mengolah informasi tersebut. Pada awal pengalaman belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita masing-masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah

modalitas kita visual (belajar melalui apa yang dilihat), auditorial (belajar melalui apa yang didengar), atau kinestetik (belajar melalui gerak dan sentuhan).

Menurut Bandura (dalam Widyastuti, 2010: 1) dalam mengajar guru

hendaknya mampu mengkomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai model mengajar agar setiap anak dapat

menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat

diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang visual, auditori atau kinestetik.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata kita memiliki cara belajar dan berpikir yang berbeda-beda. Bagaimana cara kita belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak kita. Hal inilah yang kemudian kita kenal sebagaiLearning Styles(Gaya Belajar). Menurut

DePorter (2002: 113) modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar auditori, visual dan kinestetik.

1. Auditori

Orang yang memiliki gaya belajar auditori, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa


(31)

11

mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini

umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Menurut De Porter (2002: 118) beberapa ciri seorang auditori antara lain : - Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam

kelompok

- Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV - Suka berbicara.

- Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.

- Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. - Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.

- Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.

2. Visual

Orang yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Orang dengan gaya belajar visual memiliki kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Mereka lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,

mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Kendalanya, sulit untuk berdialog secara langsung sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan.


(32)

12

Beberapa karakteristik visual menurut De Porter (2002: 116) adalah : - Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara

kepadanya.

- Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu. - Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai

untuk mendengarkan orang lain.

- Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan. - Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.

- Dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu.

3. Kinestetik

Orang yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Mereka menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama. Hanya dengan memegangnya saja, seorang kinestetik bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Pribadi kinestetik tidak tahan duduk lama mendengarkan penyampaian informasi.

Mereka bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Mereka lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Individu kinestetik dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau berupa pemberian proyek untuk menggali pengetahuannya lebih


(33)

13

lanjut. Menurut De Porter (2002: 118) orang yang memiliki gaya belajar kinestetik biasanya memiliki karakteristik :

- Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya. - Sulit untuk berdiam diri.

- Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan. - Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.

- Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar. - Mempelajari hal-hal abstrak merupakan hal yang sangat sulit.

B. Pemetaan Konsep (Concept Mapping)

Peta konsep (concept mapping) adalah istilah yang digunakan oleh J.D. Novak (1984) dan Gowins (1988) tentang strategi yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan antara satu konsep (informasi) dengan konsep yang lain dikenal sebagai proposisi. Menurut Martin (dalam Trianto, 2007: 152) peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasiakan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.

Dahar (1996: 120), mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk

memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.


(34)

14

2. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat

memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep-konsep. 3. Tidak semua konsep mempunyai konsep mempunyai bobot yang sama.

Ini berati ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.

4. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.

Peta konsep dapat dikembangkan secara individual atau dalam kelompok kecil. Siswa-siswa mengatur sejumlah konsep atau kata-kata kunci pada suatu halaman kertas, kemudian menghubungkan dengan garis-garis dan sepanjang garis itu ditulis suatu kata atau ungkapan yang menjelaskan kaitan antara kata-kata atau konsep-konsep (Suyatna, 2007: 14).

Peta konsep merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang diketahui oleh siswa sekaligus menghasilkan proses belajar bermakna (Sholahudin, 2002: 811) Dalam pendidikan, peta konsep dapat digunakan untuk: (1) menolong guru mengetahui konsep-konsep yang dimiliki para siswa agar belajar “bermakna”dapat berlangsung (2) untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dan (3) untuk menolong para siswa belajar bermakna (Dahar, 1996: 129).

Dengan menggunakan peta konsep ini dalam pembelajaran maka dapat diperkirakan kedalaman dan keluasan konsep yang perlu diajarkan kepada siswa. Sesuai dengan teori asosiatif, kaitan konsep yang satu dengan konsep


(35)

15

yang lain ini bagi siswa merupakan hal yang penting dalam belajar, sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan lebih bermakna, akan lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami, diolah serta dikeluarkan kembali bila diperlukan (Rusmansyah, 2001: 351-352).

Dahar (1996: 126-128), menjelaskan dalam menyusun peta konsep diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memilih suatu bacaan dari buku pelajaran. 2. Menentukan konsep-konsep yang relevan.

3. Mengurutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh.

4. Menyusun konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dari konsep yang paling inklusif di puncak dari konsep yang tidak paling inklusif. 5. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata

penghubung.

6. Jika peta konsep sudah selesai perhatikan kembali letak konsep-konsep dan kalau perlu diperbaiki atau disusun kembali agar menjadi lebih baik.

Menurut Novak & Gowins (1984: 37) ada empat tipe peta konsep, yaitu pohon jaringan, rantai kejadian, siklus, dan peta konsep laba-laba. Ciri peta konsep bentuk pohon jaringan adalah (1) menunjukkan sebab akibat, (2) hierarki, (3) prosedur yang bercabang, (4) istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. Ciri peta konsep rantai kejadian adalah (1) memberikan tahap-tahap dari proses, (2) langkah-langkah dalam prosedur linear, (3) suatu urutan kejadian. Sedangkan ciri-ciri


(36)

16

peta konsep laba-laba yaitu (1) tidak menurut hierarki, (2) kategori yang tidak parallel dan (3) hasil curah pendapat.

C. Penguasaan Materi

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003: 17). Dengan materi

pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, atau teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin, 2008: 1).

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2001: 115). Penguasaan materi merupakan hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: 1) informasi non verbal; 2) informasi fakta dan pengetahuan verbal; 3) konsep dan prinsip; dan 4) pemecahan masalah dan kreativitas.


(37)

17

Informasi non verbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan

terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk

memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1. Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan model.

2. Understandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Applymencakup kemampuan menerapkan model dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya : mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5. Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.


(38)

18

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2001: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalahpostesatau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal ataupretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu

pembelajaran (Daryanto, 1999: 195-196).

Tingkat penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa≥66 maka dikategorikan baik. Bila nilai siswa≥55 dan <66 maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa <55 maka


(39)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan November Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Perintis 1 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI IPA 1. Kelas ini dipilih sebagai sampel karena merupakan kelas dengan siswa yang memiliki prestasi

akademik terendah dibandingkan kelas lainnya.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling.Purposive samplingmerupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010: 122). Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain: siswa

mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama; siswa diampu oleh guru yang sama; siswa yang menjadi obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama; pembagian kelas berdasarkan ranking di sekolah.


(40)

20

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Sebagai perlakuannya adalah gaya belajar yang terdiri dari gaya belajar visual, auditori dan

kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual belajar dengan media video pembelajaran Sistem Gerak pada Manusia. Siswa dengan gaya belajar auditori belajar dengan media rekaman suara materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar dengan media torso dan miniatur. Media yang diberikan disesuaikan dengan gaya belajar siswa sehingga dapat membantu mereka memahami materi pokok Sistem Gerak pada Manusia.

Untuk menjaga agar variabel kontrolnya adalah pembelajaran dengan pemetaan konsep, seluruh siswa bekerja dalam kelompok yang telah ditentukan guru dan guru mengajar dengan pemetaan konsep.

Pengelompokan berdasarkan gaya belajar masing-masing siswa, sehingga didapat satu kelompok gaya belajar visual, tiga kelompok gaya belajar auditori dan satu kelompok gaya belajar kinestetik.

Sebelum proses pembelajaran dengan pemetaan konsep, sampel terlebih dahulu diberi pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah pembelajaran, siswa diberi postes untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia. Desain tersebut digambarkan seperti di bawah ini:


(41)

21

I O1X1O2

II O1X2O2 III O1X3O2 Gambar 2. DesainOne Group Pretest Posttest Design

Keterangan : I, II, III : kelompok gaya belajar siswa; O : tes (1=pretes; 2=postes); X : gaya belajar siswa (1=visual; 2=auditori; 3=kinestetik).

(dimodifikasi dari Sugiyono, 2010: 110)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan saat prapenelitian adalah:

a. Membuat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian.

d. Memodifikasi angket gaya belajar siswa kemudian menyebarkan angket pada kelas penelitian untuk diisi siswa. Dari pengisian angket tersebut akan diketahui 3 kelompok siswa sesuai gaya belajar yang dominan, yaitu visual, auditori dan kinestetik.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).


(42)

22

f. Membuat instrumen tes yaitu soal pretes dan postes berupa uraian yang disesuaikan dengan penguasaan materi siswa, lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian dilakukan uji ahli. g. Membuat kelompok diskusi siswa berdasarkan gaya belajar.

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan soal pretes yang diberikan guru.

2. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. 3. Siwa menjawab pertanyaan yang diajukan guru untuk menggali

pengetahuan awal siswa yaitu :“Tubuh kita disusun oleh rangka apa saja? Berbedakah tulang-tulang yang menyusun rangka tersebut?” (pada pertemuan 1); “Apa saja jenis-jenis sendi yang

kalian ketahui?” (pada pertemuan 2); “Apa saja jenis-jenis otot yang kalian ketahui?”(pada pertemuan 3).

4. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan guru, “Dalam tubuh kita terdapat rangka sehingga kita bisa berdiri dengan tegak”(pada pertemuan 1).“Di dalam tubuh kita jugaterdapat persendian yang menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain sehingga mempermudah pergerakan rangka”

(pada pertemuan 2).“Kita dapat melakukan banyak hal seperti


(43)

23

terdapat otot pada rangka kita sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang”(pada pertemuan 3).

5. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing sesuai gaya belajar. Terdapat 5 kelompok homogen, masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang.

6. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang proses

pembelajaran yang akan dilakukan melalui pemetaan konsep. b. Kegiatan Inti

1. Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing. 2. Siswa menerima LKK kepada yang relevan dengan

pembelajaran pemetaan konsep.

3. Siswa mengerjakan LKK melalui diskusi masing-masing kelompok dengan dibimbing guru.

4. Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.

5. Siswa bersama guru membahas dan memeriksa peta konsep yang telah disusun serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan peta konsep yang telah dibuat.

6. Siswa mendengarkan guru ketika membahas masalah-masalah di dalam LKK yang belum dapat dipecahkan oleh siswa, kemudian bersama guru menarik kesimpulan.

c. Penutup

1. Siswa mengerjakan postes mengenai materi yang telah dipelajari.


(44)

24

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data nilai penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Untuk mendapatkanN-Gainmenggunakan rumus Meltzer (dalam Coletta dan Phillips, 2005: 1172) sebagai berikut:

= 100

Keterangan : N-Gain: selisih nilai postes dan pretes yang

dinormalisasi; X: nilai postes; Y: nilai pretes; Z: nilai maksimum

Setelah diketahui nilai pretes, postes dan N-Gain, selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 17.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data gaya belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa, serta data aktivitas siswa yang diperoleh melalui lembar observasi yang diisi oleh observer. Adapun aktivitas yang diamati adalah kemampuan mengemukakan pendapat/ ide, kemampuan bertanya dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

2. Teknik Pengambilan Data a. Pretes dan Postes


(45)

25

Data tingkat penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran dimulai, sedangkan nilai postes diambil pada akhir pembelajaran. Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati meliputi kemampuan mengemukakan pendapat/ ide,

kemampuan bertanya dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

c. Angket Gaya Belajar Siswa

Angket gaya belajar siswa berupa 36 pernyataan yang sesuai dengan pribadi/ kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mencerminkan gaya belajar siswa. Pada setiap nomor pernyataan mempunyai skor bertingkat dimulai dari 1 untuk kategori tidak pernah, skor 2 untuk kategori jarang, skor 3 untuk kategori kadang-kadang, skor 4 untuk kategori sering dan skor 5 untuk kategori selalu. Setiap


(46)

26 pernyataan harus diberi tanda (√)pada kategori yang sesuai dengan pribadi/ kebiasaan siswa.

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat terhadap nilai pretes, postes danN-Gaindianalisis menggunakan program SPSS 17. Uji prasyarat yang dilakukan berupa: Uji Normalitas Data

Uji normalitas data (ujiLiliefors) menggunakan program SPSS 17. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes dan postes

berdistribusi normal atau tidak. a. Hipotesis

Ho: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Hojika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05; tolak Hountuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002: 118).

Uji Homogenitas

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka uji prasyarat dilanjutkan dengan uji homogenitas (uji F) menggunakan program SPSS 17. Tujuan uji homogenitas adalah untuk mengetahui bahwa setiap kelompok yang dibandingkan memiliki varians yang sama atau tidak. a. Hipotesis


(47)

27

H1: Setiap kelompok mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Hoditerima Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Hoditolak (Pratisto, 2004: 13).

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji anova satu faktor (One Way Anova)terhadap N-Gain. Tujuan uji anova adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata N-Gainsetiap kelompok gaya belajar siswa. a. Hipotesis

Ho: Setiap kelompok memiliki rata-rata N-Gainyang sama H1: Salah satu kelompok meiliki rata-rata N-Gainyang berbeda b. Kriteria Uji

Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Hoditerima Jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Hoditolak (Pratisto, 2004: 13).

3. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data kualitatif berupa aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi yang diisi oleh observer. Adapun langkah-langkah pengolahan data aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Membuat rekapitulasi data aktivitas siswa berdasarkan observasi yang menggunakan lembar observasi seperti pada tabel 1.


(48)

28

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diamati

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 6 Dst Jumlah

Poin maksimal tiap aspek Presentase tiap aspek Keterangan

Keterangan:

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide.

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan.

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan. B. Kemampuan bertanya

1. Tidak mengemukakan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan.

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok namun kurang sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.


(49)

29

b. Setelah melakukan rekapitulasi, data tersebut dianalisis persentasenya dengan cara-cara seperti di bawah ini:

1. Menghitung persentase setiap aspek aktivitas siswa, menggunakan rumus:

= 100%

Keterangan: X: persentase setiap aspek aktivitas siswa; : Jumlah skor yang diperoleh pada setiap aspek; : Jumlah skor maksimum setiap aspek.

2. Menafsirkan atau menentukan kategori persentase setiap aspek aktivitas siswa sesuai klasifikasi:

Interval Kategori

0,00-29,99 Sangat rendah

30,00-54,99 Rendah

55,00-74,99 Sedang

75,00-89,99 Tinggi

90,00-100,00 Sangat tinggi Tabel 2. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008: 37)


(50)

30

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Sekolah : SMA Perintis 1 Bandar Lampung

Mata Pelajaran : Biologi

Semester : Ganjil

Kelas : XI IPA 1

Tahun Ajaran : 2011/2012

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Xi X

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34


(51)

31

Keterangan:

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide.

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan. 3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan.

B. Kemampuan bertanya

1. Tidak mengemukakan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan. 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan.

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok

namun kurang sistematis, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok

dengan sistematis, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.

Bandar Lampung, November 2011


(52)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya belajar siswa (visual, auditori dan kinestetik) berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. Ada perbedaan rata-rata penguasaan materi siswa antara gaya belajar

visual dan auditori. Sedangkan antara gaya belajar auditori dengan

kinestetik maupun visual dengan kinestetik tidak memiliki perbedaan rata-rata.

3. Gaya belajar visual menyebabkan peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia secara signifikan.

B. Saran

Berikut ini beberapa saran bagi penelitian yang selanjutnya agar lebih baik lagi:

1. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti pengaruh gaya belajar, dalam penentuan gaya belajar siswa sebaiknya tidak hanya menggunakan angket gaya belajar, tetapi juga dengan cara lain misalnya dengan


(53)

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. 2000.Proceedings of the 2ndIndependent Learning Association Oceania Conference. Manukau Institute of technology. Auckland. Arikunto, S. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aswandi, 2010.Gaya Belajar.

http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=38110. diakses 15 Maret 2011 [08.45 WIB]

Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/. diakses 10 Maret 2011 [11.25 WIB]

Belina, W. W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya melaui Model Pembelajaran PBI. UPI. Bandung.

Coletta, V. P dan Phillips J. A. 2005.Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores and Scientific Reason Ability.Department of Physics, Loyola Marymount University. California

Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Daryanto, H. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

DePorter, Bobbi. 2003.Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Kaifa Publishing. Jakarta.

_____. 2002.Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Kaifa Publishing (Mizan Group). Jakarta

Dikti. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. diakses 12 Maret 2011 [11.11 WIB]

Dunn, Rita and Kenneth Dunn. 1993. Teaching Secondary Student Through Their Individual Learn Style: Practical Approaches for Grade 7-12.

Massachussetts: Allyn and Bacon.

http://docs.google.com/www.akademik.unsri.ac.id/ diakses 27 April 2011 [19.32 WIB]


(55)

Gunawan, A. W. 2003.Genius Learning Strategy. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hapsah. 2008.Peningkatan Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak melalui Pengajaran Peta Konsep pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mattioro Sompe Kab. Pinrang. UNM. Sulawesi Selatan.

Muhammad, H. 2003.Pengembangan Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi. http://www.google.com/ diakses 10 Maret 2011 [11. 40 WIB] Nasution, S. 2008.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

_____. 2004.Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Novak, Joseph, D & Gowins, Bob. 1984.Learning How to Learn. Cambridge University Press. New York.

Nurgiantoro, Gunawan, Marzuki. 2002.Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pannen, Paulina, dkk. 2005.Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. PAU Dikti Depdiknas. Jakarta

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rusmansyah. 2001.Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia

Karbon Melalui Strategi Peta Konsep (Concept Mapping).Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 042 Tahun ke-9 Mei 2001. Badan Penelitian dan Pembelajaran Depdiknas. Jakarta. 452 hlm.

Rustaman, Nuryani. 2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Sholahudin, A. 2002.Implementasi Teori Ausubel pada Pembelajaran Senyawa

Karbon di SMU. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 039 Tahun ke-8 November 2002.

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

_____. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2007.Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


(56)

Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta

Suyatna, A. 2007.Modul Model-Model Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Thoha, M. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka.Jakarta

Widyastuti, R. 2010.Hakikat Pengalaman Belajar.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/19/hakikat-pengalaman-belajar/ diakses 10 Maret 2011 [10.14 WIB]


(1)

31 Keterangan:

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide.

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan. 3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan.

B. Kemampuan bertanya

1. Tidak mengemukakan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan. 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan.

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok

namun kurang sistematis, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. 3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok

dengan sistematis, dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.

Bandar Lampung, November 2011


(2)

57

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya belajar siswa (visual, auditori dan kinestetik) berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. Ada perbedaan rata-rata penguasaan materi siswa antara gaya belajar

visual dan auditori. Sedangkan antara gaya belajar auditori dengan

kinestetik maupun visual dengan kinestetik tidak memiliki perbedaan rata-rata.

3. Gaya belajar visual menyebabkan peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia secara signifikan.

B. Saran

Berikut ini beberapa saran bagi penelitian yang selanjutnya agar lebih baik lagi:

1. Bagi penelitian selanjutnya yang akan meneliti pengaruh gaya belajar, dalam penentuan gaya belajar siswa sebaiknya tidak hanya menggunakan angket gaya belajar, tetapi juga dengan cara lain misalnya dengan


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. 2000.Proceedings of the 2ndIndependent Learning Association Oceania Conference. Manukau Institute of technology. Auckland. Arikunto, S. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aswandi, 2010.Gaya Belajar.

http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=38110. diakses 15 Maret 2011 [08.45 WIB]

Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/. diakses 10 Maret 2011 [11.25 WIB]

Belina, W. W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa dalam Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya melaui Model Pembelajaran PBI. UPI. Bandung.

Coletta, V. P dan Phillips J. A. 2005.Interpreting FCI Scores: Normalized Gain, Preinstruction Scores and Scientific Reason Ability.Department of Physics, Loyola Marymount University. California

Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Daryanto, H. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

DePorter, Bobbi. 2003.Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Kaifa Publishing. Jakarta.

_____. 2002.Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Kaifa Publishing (Mizan Group). Jakarta

Dikti. 2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. diakses 12 Maret 2011 [11.11 WIB]

Dunn, Rita and Kenneth Dunn. 1993. Teaching Secondary Student Through Their Individual Learn Style: Practical Approaches for Grade 7-12.

Massachussetts: Allyn and Bacon.

http://docs.google.com/www.akademik.unsri.ac.id/ diakses 27 April 2011 [19.32 WIB]


(5)

Gunawan, A. W. 2003.Genius Learning Strategy. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hapsah. 2008.Peningkatan Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak melalui Pengajaran Peta Konsep pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mattioro Sompe Kab. Pinrang. UNM. Sulawesi Selatan.

Muhammad, H. 2003.Pengembangan Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi. http://www.google.com/ diakses 10 Maret 2011 [11. 40 WIB] Nasution, S. 2008.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT

Bumi Aksara. Jakarta.

_____. 2004.Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Novak, Joseph, D & Gowins, Bob. 1984.Learning How to Learn. Cambridge University Press. New York.

Nurgiantoro, Gunawan, Marzuki. 2002.Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pannen, Paulina, dkk. 2005.Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. PAU Dikti Depdiknas. Jakarta

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rusmansyah. 2001.Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia

Karbon Melalui Strategi Peta Konsep (Concept Mapping).Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 042 Tahun ke-9 Mei 2001. Badan Penelitian dan Pembelajaran Depdiknas. Jakarta. 452 hlm.

Rustaman, Nuryani. 2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. UM Press. Malang. Sholahudin, A. 2002.Implementasi Teori Ausubel pada Pembelajaran Senyawa

Karbon di SMU. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 039 Tahun ke-8 November 2002.

Slameto. 1991.Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

_____. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2007.Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


(6)

Suryosubroto, B. 1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta

Suyatna, A. 2007.Modul Model-Model Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Thoha, M. 1994.Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka.Jakarta

Widyastuti, R. 2010.Hakikat Pengalaman Belajar.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/19/hakikat-pengalaman-belajar/ diakses 10 Maret 2011 [10.14 WIB]


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 55

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/201

1 3 56

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERBIMBING (Quasi EksperimenpadaSiswaKelas XI di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester GanjilTahunPelajaran 2011/2012)

1 7 71

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 7 57

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN PEMETAAN KONSEP (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Perintis 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 51 56

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL SIKLUS BELAJAR (Learning Cycle) (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Semester Ganjil T.P. 2011/2012).

1 16 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

3 47 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)

0 24 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Persada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 26

EFEKTIVITAS MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 28