) IMPLEMENTASI HASIL PELATIHAN PUPUK KOMPOS BERBASIS LIFE SKILLS DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN LULUSAN PAKET C DI PKBM HIDAYATUL MUALIMIN KOTA SUKABUMI.

(1)

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI HASIL PELATIHAN PUPUK KOMPOS BERBASIS LIFE SKILLS DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN LULUSAN PAKET C

DI PKBM HIDAYATUL MUALIMIN KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Disusun Oleh

Muhamad Iqbal Radhibillah 0906869

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI HASIL PELATIHAN PUPUK KOMPOS BERBASIS LIFE SKILLS DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN LULUSAN PAKET C

DI PKBM HIDAYATUL MUALIMIN KOTA SUKABUMI

Oleh

Muhamad Iqbal Radhibillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhamad Iqbal Radhibillah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi


(4)

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Muhamad Iqbal Radhibillah (0906869) Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C

di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Penelitian ini membahas mengenai implementasi hasil pelatihan pupuk kompos berbasis life skills yang diselenggarakan oleh PKBM Hidayatul Mualimin Kelurahan Karangtengah Kota Sukabumi dilihat dari tahap penyelenggaraan pelatihan, implementasi hasil pelatihan dan gambaran kemandirian lulusan paket C melalui pelatihan pupuk kompos. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini: (1) Memperoleh data atau informasi tentang tahap penyelenggaraan pelatihan pupuk kompos, (2) memperoleh data atau informasi tentang implementasi hasil pelatihan pupuk kompos dan (3) memperoleh data atau informasi tentang gambaran kemandirian lulusan paket C melalui pelatihan pupuk kompos. Dalam membahas permasalahan, penulis merujuk pada kajian pustaka yang relevan, yaitu mengenai konsep dan teori pelatihan, konsep tahap penyelenggaraan pelatihan, konsep implementasi pelatihan, konsep pendidikan kecakapan hidup (Life Skills) dan konsep kemandirian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan subyek penelitian sebanyak lima orang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan triangulasi. Penelitian dilakukan di PKBM Hidayatul Mualimin dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agustus sampai September 2013. Hasil penelitian diperoleh data mengenai: (1) tahap penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan oleh PKBM Hidayatul Mualimin yaitu terdapat tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang terdiri dari aspek penunjang yang saling berkaitan. (2) Implementasi hasil yaitu berupa penerapan pengetahuan dimana lulusan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama pelatihan kedalam aktivitas produksi yang dilakukan bersama PKBM dengan membentuk KWD Bina Usaha. (3) Gambaran kemandirian lulusan dilihat dari aspek-aspek kemandirian, didapat adanya peningkatan yang dirasakan oleh lulusan, walaupun tidak terlalu signifikan, akan tetapi perubahan itu terlihat dari bentuk tanggung jawab lulusan dengan menjadi pengurus di KWD binaan PKBM. Adapun dari segi ekonomi adanya tambahan pendapatan, dari segi intelektual adanya peningkatan keterampilan dan segi sosial yaitu adanya interaksi yang intens berupa sharing yang dilakukan antara lulusan baik dengan penyelenggara maupun dengan lulusan lain, sehingga dapat membuka jejaring dan peluang usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa lulusan mampu menerapkan hasil pelatihan pupuk kompos kedalam aktivitas produksi yang dilaksanakan bersama PKBM. Walaupun tidak terlalu signifikan, aktivitas tersebut sudah cukup mampu membawa peningkatan kemandirian lulusan, dan menjadi bekal keterampilan.


(5)

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Muhammad Iqbal Radhibillah (0906869) Implementation of Compost Training Based-Life Skills Results in Improving Self-Reliance Paket C Graduates at PKBM Hidayatul Mualimin Sukabumi

This study discusses the Implementation of Compost Training Based-Life Skills Results in Improving Self-Reliance Paket C Graduates at PKBM Hidayatul Mualimin Sukabumi seen from the implementation phase of training, implementation independent description of the training results and graduate training paket C through compost. As for the purpose of this study : (1) Obtain data or information about the implementation stage training composting, (2) obtain data or information on the implementation of the training results of compost and (3) to obtain an overview of data or information about the independence of graduates paket C through training compost. In discussing the issue, the authors refer to the relevant literature review, namely the concepts and theory training, stage training event concepts, the concept of training implementation, the concept of life skills education and the concept of self-relianc. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach, the research subjects as many as five people. The data collection techniques used were observation, interviews and triangulation technique. The study was conducted in PKBM Hidayatul Mualimin held for two months from August to September 2013. The results obtained data on: (1) phase of training events conducted by PKBM Hidayatul Mualimin that there are stages of planning, implementation and evaluation consisting of interrelated aspects of support. (2) the result implementation is application of knowledge that graduates are able to apply the knowledge gained during the training into production activities conducted jointly by forming PKBM KWD (Kelompok Wirausaha Desa) Bina Usaha. (3) A description of the graduates independence seen independence aspects, it was apparent that the increase is felt by graduates, although not very significant, but the change is visible from a responsibility to be good stewards of graduates in KWD built PKBM. The economic terms of the additional income, in terms of their intellectual skills and social aspects, namely the interaction of intense form sharing between the graduates performed well with providers and with other graduates, so it can open networking and business opportunities. Based on the research conducted, the researchers concluded that the graduates are able to apply their training into compost fertilizer production activities carried out with PKBM. Although not significant, the event was enough to bring increased independence graduates and be equipped skills .


(6)

v

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Pelatihan ... 10

1. Pengertian Pelatihan ... 10

2. Tujuan Pelatihan ... 12

3. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pelatihan ... 13

4. Prinsip-prinsip Pelatihan ... 14

5. Asumsi Mengenai Belajar dan Pembelajaran dalam Pelatihan ... 16

B. Tahapan Penyelenggaraan Pelatihan ... 17

1. Alur/Pola Pelatihan ... 17

2. Tahapan Penyelenggaraan Pelatihan ... 19

a. Perencanaan Pelatihan ... 19

b. Melaksanakan Pelatihan ... 23

c. Evaluasi ... 26


(7)

vi

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Implementasi ... 26

2. Implementasi Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 27

D. Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 30

1. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup ... 30

2. Manfaat Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 32

3. Tujuan Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 33

4. Ciri Pembelajaran Kecakapan Hidup ... 34

5. Life Skills melalui Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 35

E. Konsep Kemandirian ... 35

1. Pengertian Kemandirian ... 35

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 38

3. Kemandirian pada Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 44

D. Definisi Operasional ... 45

E. Instrumen Penelitian ... 47

1. Penyusunan kisi-kisi ... 47

2. Penyusunan Pedoman Wawancara ... 47

3. Penyusunan pedoman observasi ... 47

F. Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Observasi (observation) ... 47

2. Wawancara (interview) ... 48

3. Studi Dokumentasi ... 49

4. Studi Pustaka ... 49

5. Triangulasi Penelitian ... 50

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 51

BAB IV PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53


(8)

vii

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kondisi Demografis ... 54

B. Profil PKBM Hidayatul Mualimin ... 55

1. Latar Belakang PKBM Hidayatul Mualimin ... 55

2. Visi dan Misi ... 56

3. Legalitas Lembaga ... 56

4. Program Pembelajaran PKBM Hidayatul Mualimin ... 57

5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 58

6. Struktur Organisasi PKBM Hidayatul Mualimin ... 59

7. Gambaran Umum Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos di PKBM Hidayatul Mualimin ... 60

C. Hasil Penelitian ... 63

1. Identifikasi Responden ... 63

2. Tahap Penyelenggaraan Pelatihan Pupuk Kompos ... 64

a. Perencanaan pelatihan ... 65

b. Pelaksanaan Pelatihan ... 69

c. Evaluasi Pelatihan ... 71

3. Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C ... 73

a. Penerapan Pengetahuan ... 73

b. Proses Implementasi ... 76

4. Kemandirian Lulusan Melalui Pelatihan Pupuk Kompos ... 80

a. Tanggung Jawab ... 80

b. Kedisiplinan ... 81

c. Etos Kerja ... 81

d. Pemenuhan Kebutuhan Minimal ... 82

e. Bentuk Konkrit Kemandirian (Sosial, Intelektual dan Ekonomi) 83 D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

1. Tahap Penyelenggaraan Pelatihan Pupuk Kompos ... 84

2. Implementasi Hasil Pelatihan ... 90

3. Kemandirian lulusan ... 95


(9)

viii

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 101

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Data Angkatan Kerja Per Tahun 2012-2013 ... 2

Tabel 2.1. Proses pelatihan... 18

Tabel 4.1. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 58

Tabel 4.2. Peserta Pelatihan Pupuk Kompos ... 62


(10)

ix

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

2.1. Alur Penyelenggaraan Pelatihan ... 18 4.1. Pembagian Penggunakan Lahan Kelurahan Karangtengah ... 54 4.2. Struktur Organisasi PKBM Hidayatul Mualimin ... 59


(11)

x

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian ... 105 Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 108 Lampiran 3 Hasil Wawancara ... 114


(12)

1

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat tersebut, pemerintah melakukan pembangunan di berbagai bidang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dimana pelaksanaan pembangunannya dikelompokkan dalam pembangunan nasional maupun pembangunan daerah.

Menurut Deddy T. Tikson yang dikutip oleh Badruddin S. (2009), pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai “transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.” Pembangunan secara lebih luas dapat diartikan sebagai usaha untuk lebih meningkatkan komponen-komponen pembangunan utama yang dimiliki, baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya kapital atau modal maupun sumber daya berupa teknologi, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pada umumnya pembangunan nasional dan daerah di negara-negara berkembang ditekankan pada pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena yang paling terasa adalah keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan, atau mendorong perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam bidang kehidupan yang akan membentuk kemandirian masyarakatnya secara menyeluruh.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja pembangunan suatu negara. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memiliki potensi besar. Berdasarkan GDP (Gross Domestic Product) atau pendapatan penduduk per kapital antara negara ASEAN pada tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dengan GDP sebesar US$ 3.592. Akan tetapi angka itu jauh dibawah negara ASEAN lainya seperti negara Thailand (US$


(13)

2

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5678), Malaysia (US$ 10304), Brunei (US$ 41703) dan Singapura (US$ 51162). (www.worldbank.org, 2013)

Tentu upaya yang dilakukan pemerintah dalam menciptakan perekonomian yang baik selalu dilakukan, salah satunya melalui peningkatan SDM, dimana itu menjadi titik sentral dan tentu menjadi penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Tetapi tidak semua usaha yang dilakukan pemerintah dapat berjalan dengan baik, dimana ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya ialah pengangguran. Hal ini diperkuat dengan banyaknya angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2013.

Tabel 1.1.

Data Angkatan Kerja Per Tahun 2012-2013 No. Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan

2012 2013

Februari Agustus Februari 1. Tidak/belum pernah sekolah 123,213 82,411 109,865 2. Belum/tidak tamat SD 590,719 503,379 513,534

3. SD 1,415,11

1

1,449,50 8

1,421.65 3

4. SLTP 1,716,45

0

1,701,29 4

1,822,39 5

5. SLTA Umum 1,983,59

1

1,832,10 9

1,841.54 5

6. SLTA Kejuruan 990,325 1,041,26

5

847,052 7. Diploma 1,11.III/Akademi 252,877 196,780 192,762

8. Universitas 541,955 438,210 421,717

Total 7,614,24

1

7,244,9 56

7,170,52 3 Sumber: (Survei Angkatan Kerja Nasional, www.bps.go. id, 2013)

Ini menjadi bukti bahwa perlu adanya upaya yang lebih dalam menanggulangi permasalahan sumber daya manusia. Dimana dibutuhkan bukan hanya SDM yang berdaya guna, akan tetapi SDM yang mandiri dari berbagai sektor.

Dalam memandang sumber daya manusia, dapat dilihat dari dua aspek penting, dimana aspek tersebut saling berkaitan. Aspek yang pertama yaitu aspek kuantitas, dimana berhubungan dengan jumlah sumber daya yang ada dalam suatu masyarakat. Sedangkan aspek penting yang kedua yaitu aspek kualitas, yaitu kemampuan sumber daya manusia dari segi fisik maupun mental yang mampu bersaing dengan sungguh-sungguh dan berdaya saing tinggi. Inilah aspek yang sebetulnya harus ditingkatkan, selain aspek kuantitas, dikarenakan pengembangan


(14)

3

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SDM yang banyak apabila tidak didukung kualitas yang baik, akan menjadi beban bangsa dan negara.

Sebagai bentuk apresiasi pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada kualitas, SDM yang kompetitif sangat diutamakan sebagai elemen terpenting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, dimana hal ini dibuktikan dalam pertemuan Asia-Eropa Education Ministry (ASSEM) periode 2013-2017, yang mana salah satu topik yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah "Lifelong Learning (LLL) including Technical and Vocational Education and Training (TVET)" yaitu pentingnya pendidikan berkelanjutan yang didalamnya memuat pelatihan berupa pemberian kemampuan life skills sebagai upaya dalam membentuk SDM yang berkualitas melalui pendidikan. (edukasi.kompas.com, 2013)

Maka dari itu, pendidikan memegang peranan dalam segala aspek kehidupan, karena melalui pendidikan, kualitas sumber daya manusia dapat mandiri. Secara yuridis sistem pendidikan di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang dinyatakan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas diatas, yaitu untuk meningkatkan potensi individu (masyarakat), dengan membangun kekuatan diri, baik spiritual, intelektual maupun emosional. Melalui pendidikan, kompetensi SDM dapat ditingkatkan dan lebih berkualitas. Sehingga untuk meningkatkan potensi secara kualitas, upaya tersebut bisa dilakukan melalui salah satu dari tiga jalur pendidikan yaitu: "...layanan pendidikan pada jalur formal. Nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan" (Sisdiknas. Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 13 Ayat 1), sehingga jalur pendidikan non formal pun memiliki peran dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, yang artinya segala upaya pendidikan di masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan produktifitas hidup, merupakan bentuk pendidikan non formal.


(15)

4

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan non formal, sebagai salah satu jalur pendidikan nasional, berupaya untuk memajukan sumber daya manusia dengan berbagai program, dengan mengedepankan peningkatan produktifitas individu, yaitu salah satunya melalui pendidikan kecakapan hidup. Menurut Broling (1989) Life Skills adalah “interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri.” Broling mengelompokkan Life Skills kedalam tiga kelompok kecakapan yaitu, kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan untuk bekerja (occupational skill). (Dirjen PAUDNI, 2012:2)

Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) bagi Lembaga Kursus dan Pelatihan dan satuan pendidikan lainnya adalah program yang diselenggarakan oleh Lembaga non formal untuk memberikan kesempatan belajar bagi peserta didik agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inovatif, bertanggung jawab serta berani menanggung resiko yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja atau berwirausaha dalam upaya peningkatan kualitas hidupnya.

Salah satu program pendidikan non formal dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar masyarakat akan pendidikan life skills yaitu berupa pelatihan yang diintegrasikan kedalam program kesetaraan. Pelatihan merupakan salah upaya dalam pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu sumber daya manusia.

“Pelatihan adalah pendidikan singkat yang prosedural, sistematis dan terorganisir berupa pemberian pengetahuan personal non teknis dan keterampilan untuk tujuan tertentu.” (Anwar, 2003:50). Pelatihan merupakan proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan yang ujungnya untuk menuju kehidupan sejahtera.

Upaya-upaya di bidang pendidikan non formal, khususnya dalam pemberian pelatihan bagi masyarakat, dimasukkan kedalam satuan pendidikan non formal, baik itu lembaga kursus, maupun pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang diberikan kepada warga belajarnya baik pada program kesetaraan maupun warga sekitar yang membutuhkan.


(16)

5

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan life skills yang diintegrasikan dalam pembelajaran pada program kesetaraan sangat dikedepankan. Pendidikan life skills bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap warga belajar sesuai dengan minat dan bakatnya sehingga memiliki bekal kemampuan untuk bekerja dan/atau berusaha mandiri dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.

Pendidikan Life skills pada program kecakapan hidup khususnya pada program kesetaraan paket C penyusunan kurikulumnya berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP (Pasal 16 ayat 1), yakni kurikulum dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Atas dasar itu, baik sekolah formal maupun non formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup. Menurut Desmawati, dkk. dalam jurnalnya (2011:2) menyatakan bahwa:

Kecakapan hidup akan memiliki makna yang luas apabila kegiatan pembelajaran yang dirancang memberikan dampak positif bagi warga belajar dalam membantu memecahkan problematika kehidupannya, serta mengatasi problematika hidup dan kehidupan yang dihadapi secara proaktif dan reaktif guna menemukan solusi dari permasalahannya.

Tentu pelaksanaan program life skills tidak terlepas dari peran serta lembaga dalam menemukan dan mengidentifikasi kebutuhan akan pendidikan kecakapan hidup yang pas bagi warga belajarnya. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah satuan pendidikan nonformal memiliki fungsi menyelenggarakan layanan pembelajaran kepada masyarakat di bidang pendidikan nonformal. “PKBM dibentuk secara swadaya atas dasar prakarsa dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.” (Dirjen PAUDNI, 2012:4)

PKBM Hidayatul Mualimin merupakan salah satu lembaga non formal yang ada di Kota Sukabumi yang bergerak di bidang pendidikan. Atas dasar kepedulian terhadap masyarakat sekitar, PKBM Hidayatul Mualimin ini mengadakan pendidikan masyarakat khususnya pendidikan kesetaraan.

PKBM yang berdiri pada awal tahun 2007 ini, yang pada awalnya merupakan kelompok belajar masyarakat, selanjutnya berubah menjadi PKBM pada tahun 2008, melihat perlu adanya pendidikan keterampilan yang harus diberikan kepada warga belajar. Potensi lingkungan dimana sekitar PKBM yang merupakan lahan


(17)

6

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanian, yaitu berupa persawahan, yang harus diberdayakan secara optimal, PKBM memilih untuk memanfaatkan sisa pengolahan padi dan sampah organik lainnya untuk diolah sedemikian rupa dan menjadi pupuk kompos yang dimulai sejak tahun 2012. Dari potensi itu, PKBM menjadikan pelatihan pembuatan pupuk kompos untuk dijadikan pendidikan tambahan, dalam menunjang pendidikan kesetaraan paket C yang sedang dijalani oleh warga belajar.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa program life skills dirancang untuk memberikan dampak positif. Artinya, materi atau konten yang diajarkan kepada warga belajar merupakan "refleksi nilai-nilai kehidupan nyata" yang dihadapinya sehingga lebih berorientasi kepada life skills-based learning. Pelatihan berbasis life skills pembuatan pupuk kompos ini akan meningkatkan kemandirian warga belajar bila hasil (output) dari kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos ini, mampu memberikan sesuatu yang lebih (outcome), baik itu berupa pendapatan, kegiatan tambahan bagi warga belajar, maupun peluang usaha yang dikembangkan sehingga menciptakan kemandirian bagi peserta itu sendiri. Begitu pula dengan pengelolaan pelatihannya, apabila dirancang dan direncanaan dengan baik, maka akan menunjang terhadap pelaksanaan pelatihan serta membentuk lulusan yang berkualitas.

Atas dasar studi awal yang diuraikan diatas, yang menjadi identifikasi permasalahan, maka penulis mencoba dan menetapkan judul skripsi "Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian lulusan Paket C di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi”.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah diatas, peneliti bisa mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Hasil diskusi bersama pengelola PKBM, bahwa pengolahan pupuk merupakan peluang usaha yang terbuka lebar, dilihat dari segi besarnya pendapatan, maupun permintaan pasar.

2. Pada awal pelaksanaan pelatihan, masih banyaknya peserta pelatihan yang merupakan warga belajar yang belum memiliki keahlian di bidang tertentu.


(18)

7

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Dalam pelaksanaan proses pelatihan pembuatan pupuk kompos berbasis life skills yang diselenggarakan oleh PKBM Hidayatul Mualimin pada dasarnya mengacu pada model sistem pelatihan yang terdiri dari: perencanaan program pelatihan, pelaksanaan program pelatihan, dan evaluasi program pelatihan. 4. Adanya motivasi belajar WB peserta paket C dalam mengikuti setiap

pelatihan dalam meningkatkan kemampuan tambahan berupa pembuatan pupuk kompos dilihat dari kehadiran dalam setiap pembelajaran.

5. Kegiatan tidak hanya sebatas pemberian pengetahuan saja, berdasarkan informasi dari pengelola PKBM, kegiatan dilanjutkan proses produksi bersama lulusan paket C, PKBM berperan dalam memberi akses untuk memasarkan hasil pembuatan pupuk tersebut, dimana dibutuhkan pengkajian lebih lanjut.

Sehingga dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah "bagaimana implementasi hasil pelatihan pupuk kompos berbasis life skills dalam meningkatkan kemandirian lulusan paket C di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi?"

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas maka penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian pada pokok permasalahan:

1. Bagaimana tahap penyelenggaraan pelatihan pupuk kompos yang diselenggarakan di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi?

2. Bagaimana implementasi hasil pelatihan pupuk kompos dalam meningkatkan kemandirian lulusan paket C yang diselenggarakan PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi?

3. Bagaimana gambaran kemandirian lulusan paket C melalui pelatihan pembuatan pupuk kompos di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tahap penyelenggaraan pelatihan pupuk kompos yang diselenggarakan di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi.


(19)

8

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui implementasi hasil pelatihan pupuk kompos dalam meningkatkan kemandirian lulusan paket C yang diselenggarakan PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi.

3. Untuk mengetahui gambaran kemandirian lulusan paket C melalui pelatihan pupuk kompos di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini adalah:

1. Secara konseptual, penelitian ini berfungsi untuk pengembangan tindak lanjut pelatihan berbasis life skills, yaitu mengenai implementasi hasil pelatihan dalam meningkatkan kemandirian lulusan.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan adanya pengkajian lebih lanjut tentang pengembangan program pelatihan berbasis life skills yang mana potensi pada masyarakat bisa dikembangkan sehingga meningkatkan kemampuan diri warga belajar yang bisa diaplikasikan dan diberdayagunakan secara maksimal guna peningkatan kesejahteraan.

3. Kegunaan bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan peneliti, khususnya dalam upaya memahami disiplin ilmu Pendidikan Luar Sekolah dan pengaplikasiannya yang dapat dimanfaatkan di masyarakat.

4. Selain itu penelitian ini sebagai bahan referensi apabila ada pihak yang berminat meneliti lebih lanjut terhadap bidang yang sama.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini adalah rencana sistematika penulisan penelitian. Peneliti membagi pokok-pokok pembahasan yang terdiri dari:

BAB I, Pendahuluan berisikan uraian tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Rumusan dan Pembatasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, serta Struktur Organisasi.

BAB II, Landasan Teoritis merupakan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi permasalahan dalam penelitian yaitu terdiri


(20)

9

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari konsep pelatihan, tahap penyelenggaraan pelatihan, implementasi pelatihan, konsep pendidikan kecakapan hidup (Life Skills) dan konsep kemandirian.

BAB III, Metode Penelitian membahas tentang kegiatan atau prosedur penelitian yang meliputi Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode dan Pendekatan Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, menggambarkan tentang hasil penelitian yang meliputi: Kondisi Objektif Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi, Hasil Penelitian, dan Analisis Hasil Pembahasan Penelitian.

BAB V, Kesimpulan dan Saran, mengungkapkan tentang hasil simpulan yang didapat dari penelitian dan saran yang dapat digunakan oleh para peneliti lain.


(21)

41

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Hidayatul Mualimin, Jl. K.H. Aburohim RT. 01/07 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi.

Subjek penelitian ini ditentukan secara purposive, “artinya subjek penelitian sebagai sumber data dipilih dengan pertimbangan tertentu.” (Sugiyono, 2013:52). Subjek dalam penelitian ini adalah pihak yang terlibat dalam pupuk kompos di PKBM Hidayatul Mualimin. Subjek penelitian merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan dalam suatu penelitian, karena didalam subjek penelitian ini terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti karena penulis bermaksud meneliti lebih jauh mengenai implementasi hasil dari pelatihan


(22)

42

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembuatan pupuk kompos berbasis life skills untuk warga belajar paket C di PKBM Hidayatul Mualimin.

Menurut Moleong (2007:224) bahwa:

dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi di transferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument harus berinteraksi dengan sumber data, dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data. Maka dari itu pemilihan lima orang sumber data dalam penelitian ini sudah dipertimbangkan dengan alasan sumber data memiliki data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan pertimbangan dan atas informasi dari pihak penyelenggara dan instruktur pelatihan, maka yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini antara lain adalah pengelola, tutor/sumber belajar, dan warga belajar paket C. Pengelola PKBM Hidayatul Mualimin merupakan pelaksana dan penanggung jawab kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang merupakan bagian dari pendidikan keahlian program Paket C PKBM Hidayatul Mualimin. Tutor/sumber belajar merupakan seorang tenaga kependidikan yang bertugas memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos di PKBM ini. Warga Belajar paket C merupakan peserta pelatihan dari pembuatan pupuk kompos.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan dalam melakukan penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pelaporan penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian, yaitu ada empat tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, sesuai yang dikemukakan oleh Moleong (2007:127) yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Pada aktivitas pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang berlokasi di Jl. K.H. Aburohim


(23)

43

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RT.01/07 Kelurahan Karangtengah Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti agar memperoleh gambaran mengenai pokok permasalahan yang ada di lembaga tersebut. Selanjutnya peneliti melakukan perizinan kepada pihak-pihak terkait mulai dari perizinan lembaga, dimana peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan penelitian ini. Setelah tahap perizinan selesai, barulah peneliti melakukan diskusi dengan ketua PKBM untuk mengkaji dan menganalisis apakah fokus permasalahan yang akan diambil dan apakah berkaitan dengan disiplin ilmu yang peneliti kaji atau tidak.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada aktivitas ini, peneliti memulai memfokuskan informasi yang didapat dari hasil observasi awal dan wawancara dengan ketua PKBM, untuk dijadikan fokus masalah penelitian, kemudian disusul dengan pemilihan narasumber dan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. apa saja yang akan dilakukan oleh peneliti dan siapa yang akan menjadi subjek penelitian. Kemudian selanjutnya pada tahap pelaksanaan lapangan, peneliti mulai menyusun instrumen penelitian, dan dilakukanlah pengumpulan daya di lapangan, serta membuat kesimpulan hasil data yang diperoleh dari lapangan. Tahap Analisis Data

3. Analisis Data

Analisis adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Tahap ini berlangsung dari awal hingga akhir penelitian, seperti yang dijelaskan oleh Nasution (2003: 138) bahwa penelitian kualitatif, analisis data dimulai sejak “merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, selama berlangsung penelitian, terus sampai penulisan hasil penelitian.” Maka karakteristik analisis data dalam penelitian ini berlangsung secara induktif dan dilakukan secara terus-menerus. Kegiatan analisis data ini dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang dihasilkan dari wawancara, observasi, pengamatan, dokumen resmi. Kemudian data yang terkumpul diolah sesuai dengan kaidah relevansi pengolahan data dalam penelitian kualitatif.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini, peneliti menyajikan keseluruhan tahapan selama penelitian. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang telah terkumpul selama


(24)

44

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian berlangsung. Tahap penulisan laporan merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian. Setelah peneliti berkonsultasi pembimbing, kemudian laporan disajikan sesuai dengan format penulisan yang berlaku di UPI.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian karena pendekatan dan metode penelitian dapat memadu peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2013:1) metode penelitian adalah:

Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data empiris tentang tahap penyelenggaraan dari pelatihan, implementasi dan gambaran kemandirian melalui pembuatan pupuk kompos berbasis life skill untuk warga belajar lulusan paket C di PKBM Hidayatul Mualimin.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif Menurut Sugiyono (2013:1) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpul data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Moleong (2007:6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Untuk dapat mendeskripsikan tentang “implementasi penerapan hasil pelatihan pembuatan pupuk kompos dalam meningkatkan kemandirian lulusan Paket C di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi”, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Nazir (2003:54), metode deskriptif


(25)

45

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah “suatu metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Moleong (2007:11) menambahkan, “data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.”

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang pengertian secara garis besar terhadap peristilahan judul penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini. Definisi operasional ini berguna untuk membatasi tentang pengertian terhadap peristilahan yang dimaksud di dalam penelitian sehingga diharapkan para pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan terhadap pengertian istilah yang dipakai. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah yang penulis gunakan, maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

1. Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012), adalah “pelaksanaan; penerapan.” Nurdin Usman (2002:70), mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau penerapan yaitu sebagai berikut, “implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.” Dalam penelitian ini, implementasi yaitu penerapan dari pelatihan yang telah dilaksanakan, berupa pembuatan pupuk kompos, yaitu dalam bentuk proses produksi yang dilakukan oleh lulusan. 2. “Pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan

prosedur sistematis dan terorganisasi, mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.” (Anwar, 2008:50) Pelatihan dalam penelitian ini yaitu pelatihan pembuatan pupuk kompos yang diberikan kepada peserta paket C yang bertujuan untuk memberikan life skill tambahan yang diselenggarakan oleh PKBM Hidayatul Mualimin. Kompos adalah “hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobic.”


(26)

46

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Malvin, 2011). Malvin menambahkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya, dimana jenis pupuk yang dilatihkan kepada peserta paket C di PKBM Hidayatul Mualimin yaitu pupuk kompos yang berasal dari sekam padi dan sampah organik rumah tangga yang kemudian dikumpulkan dan diolah untuk lebih bermanfaat. 3. Life Skills, BBE dalam jurnal S. Marwiyah (2012:85) menjelaskan kecakapan

hidup sebagai “kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.” Life Skills atau kecakapan hidup dalam penelitian ini yaitu pendidikan tambahan yang diberikan kepada peserta paket C berupa pemberian keterampilan khusus dalam membuat pupuk kompos.

4. Peserta paket C dalam penelitian ini adalah warga belajar paket C di PKBM yang telah lulus dari kesetaraan dan telah mengikuti pelatihan pengolahan pupuk, dan sedang mengikuti proses produksi di bawah binaan KWD Bina Usaha yang berjumlah 25 orang. Menurut Panduan Juknis: Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C, peserta paket C adalah anggota masyarakat baik laki-laki maupun perempuan yang mengikuti program pendidikan menengah pada jalur pendidikan nonformal yang dapat diikuti oleh peserta didik yang ingin menyelesaikan pendidikan setara SMA/MA yang berusaha mengembang kan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu pada jalur pendidik nonformal. Peserta didik bisa juga disebut warga belajar.

5. Kemandirian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012), adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian yang dilihat dalam penelitian ini yaitu perubahan sikap dan prilaku peserta


(27)

47

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

paket C melalui pelatihan pembuatan pupuk kompos yang meliputi ciri menurut Rifaid (2000:27) “mempunyai rasa tanggung jawab, tidak tergantung pada orang lain, memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin dan berani mengambil resiko.”

E. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen ini dilakukan untuk tahapan pengambilan data di lapangan, yang terdiri dari beberapa hal berikut:

1. Penyusunan kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan pedoman dalam pembuatan alat pengumpul data, berupa: pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi. Kisi-kisi penelitian mengenai Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian lulusan Paket C di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi yang terdiri dari beberapa kolom yaitu: pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, aspek yang diteliti, indikator, sumber data, teknik penelitian, dan item pertanyaan.

2. Penyusunan Pedoman Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan mengenai indikator-indikator tersebut dirumuskan ke dalam pedoman wawancara yang diujicobakan kepada informan yaitu penyelenggara/pengelola, instruktur/tutor, dan peserta didik/lulusan pelatihan pupuk kompos.

3. Penyusunan pedoman observasi

Dalam penelitian ini, lembar observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan program pelatihan pupuk kompos yang diselenggarakan oleh PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas metode serta situasi dan kondisi lapangan yang dijadikan objek dalam penelitian. Untuk itu penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:


(28)

48

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi ini dilaksanakan penulis untuk mengamati secara langsung objek penelitian, baik berupa bentuk kegiatan yang dilaksanakan maupun keadaan lingkungan, sarana, prasarana dan lain-lain.

Berdasarkan alasan tersebut, sesuai dengan pengamatan observasi menurut Nasution dalam Sugiyono (2013:64) menyatakan bahwa, “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.”

Menurut Nazir (2003:175) observasi langsung atau pengamatan langsung adalah “Cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut”. Pada dasarnya observasi dijadikan sebagai salah satu cara pengumpulan data secara langsung berdasarkan pengamatan peneliti. Moleong (2007:176) mengklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu “terbuka dan tertutup.” Pengamatan terbuka dimana diketahui oleh subjek, dimana para subjek dengan sukarela memberi kesempatan kepada pengamat peristiwa yang terjadi. Sebaliknya, pada pengamatan tertutup, pengamat mengamati peristiwa yang tidak diketahui subjeknya. Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk memperkaya sumber data lainnya. Adapun jenis observasi yang digunakan tergantung pada situasi dan kondisi yang ada, supaya hasilnya saling melengkapi. Observasi dilakukan terhadap keadaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pengelola program, tutor/sumber belajar, dan warga belajar paket C di PKBM Hidayatul Mualimin.

2. Wawancara (interview)

Dapat di pandang sebagai teknik pengumpulan data dengan tanya jawab, yang dilakukan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Menurut Nazir (2003:193), mengemukakan bahwa:

wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)”.

Esterberg dalam Sugiyono (2013:72) menjelaskan bahwa: “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik.”


(29)

49

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pengelola dan tutor di PKBM Hidayatul Mualimin dan wawancara dengan warga belajar paket C yang dijadikan responden, untuk mengumpulkan data tentang penerapan hasil pelatihan pembuatan pupuk kompos.

Adapun pertanyaan penelitian yang ditanyakan dengan menggunakan metode wawancara tersebut adalah:

a. Untuk mengetahui tahap penyelenggaraan pelatihan pupuk kompos yang diselenggarakan di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

b. Untuk mengetahui implementasi pelatihan pupuk kompos dalam meningkatkan kemandirian lulusan paket C yang diselenggarakan PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi.

c. Untuk mengetahui gambaran kemandirian lulusan paket C melalui pelatihan pembuatan pupuk kompos di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian dengan menggunakan metode wawancara tersebut adalah:

a. Pengelola

b. Tutor/sumber belajar c. Warga belajar Paket C

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sugiyono (2013:82) mengemukakan bahwa “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Tujuan penggunaan studi dokumentasi ini adalah untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokumen yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

4. Studi Pustaka

Untuk menunjang penelitian dan melengkapi penulisan peneliti mengadakan studi kepustakaan dengan mengkaji berbagai literature dan buku-buku yang


(30)

50

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkaitan dengan penulisan ini serta sebagai bahan perbandingan dan pendukung teori masalah ini.

5. Triangulasi Penelitian

Sugiyono (2013:83) mengungkapkan, pada teknik pengumpulan data, triangulasi data diartikan sebagai “teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada“. Triangulasi yaitu mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari sumber data. Informasi yang diperoleh dari satu sumber di cek silang dengan menggunakan triangulasi, bertujuan untuk membandingkan tingkat kesahihan data dengan kenyataan sebenarnya.

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari satu objek penelitian dibandingkan dengan subjek penelitian lainnya. Dalam mengumpulkan data mengenai penerapan hasil pelatihan pembuatan pupuk kompos, yang dilaksanakan pada PKBM Hidayatul Mualimin yang menjadi subjek penelitian yakni:

a. Warga Belajar Lulusan Paket C

Melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana tahap penyelenggaraan pelatihan pembuatan pupuk kompos, implementasi pelatihan pembuatan pupuk kompos dan gambaran kemandirian lulusan paket C melalui pelatihan pupuk kompos di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi. Sementara untuk melengkapi informasi, maka yang menjadi informan pelengkap adalah sebagai berikut:

b. Pengelola

Pada pengelola melakukan observasi dan wawancara mengenai awal diselenggarakannya pelatihan pembuatan pupuk kompos terutama observasi dalam pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk kompos, tujuan diadakannya pelatihan pembuatan pupuk kompos, alasan diadakannya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos, terutama mengenai proses yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan pembuatan pupuk dan penerapan pelatihan selanjutnya yang akan dilakukan oleh warga belajar


(31)

51

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah mengikuti pelatihan pembuatan pupuk kompos di PKBM Hidayatul Mualimin.

c. Sumber Belajar

Melakukan observasi dan wawancara terhadap proses pelatihan pembuatan pupuk kompos terutama observasi dalam pelaksanaan hasil pelatihan pembuatan pupuk kompos, terutama mengenai tahap penyelenggaraan pelatihan pembuatan pupuk kompos, dan penerapan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang diselenggarakan di PKBM Hidayatul Mualimin.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Bogdan dalam Sugiyono (2013:88) menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.”

Data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif, banyak sekali yang biasanya meliputi ratusan bahkan ribuan halaman. Data yang terkumpul secepatnya dianalisis dan ditafsirkan oleh peneliti sehingga data yang menjadi dingin atau kadaluarsa tidak akan terjadi. jadi dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan harus segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah mengikuti apa yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Tahap Reduksi

Tahap ini dilakukan untuk menelaah data secara keseluruhan yang dihimpun sehingga dapat ditemukan hal-hal penting yang berhubungan dengan fokus penelitian. Laporan-laporan terperinci tentang data yang diperoleh di lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari


(32)

52

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali data yang diperoleh bila diperlukan. Reduksi data dapat pula membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Tahap Display

Display data mempermudah melihat gambar secara keseluruhan dari sekian banyak yang bertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal, untuk mempermudah melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian supaya dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Display data dapat disajikan dalam berbagai matriks, grafik, network, dan charts.

3. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Data

Tahap ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2013:99) adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi.” Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.


(33)

53

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi


(34)

98

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pertanyaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tahap Penyelenggaraan Pelatihan Pupuk Kompos

Pada tahap penyelenggaraan pelatihan pembuatan pupuk kompos, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap perencanaan dirancang sesuai dengan tahapan yang terdiri dari identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, perancangan kurikulum: fasilitator, peserta pelatihan, materi, metode, biaya, sarana prasarana, proses pelatihan dan tahapan evaluasi. Pada aspek perencanaan, tahap analisis kebutuhan bahwa pelaksanaan pelatihan dilihat bukan hanya dari aspek kebutuhan peserta saja, tetapi dilihat dari aspek pemberdayaan, aspek lingkungan dan aspek ekonomi. Pada komponen fasilitator, bahwa fasilitator benar-benar memiliki kualifikasi dan kemampuan dalam menyampaikan materi pengolahan pupuk. Hasil observasi dan pengamatan peneliti, untuk tempat pelaksanaan, sudah dapat menunjang pelatihan ini, dimana PKBM memiliki gedung belajar dan sarana lapangan untuk pengolahan pupuk. Begitu pula dengan sarana dan prasarana. Walaupun masih banyak keterbatasan, akan tetapi mampu dimaksimalkan. Selanjutnya pada komponen, metode, tutor menggunakan metode bimbingan langsung, dimana proses pelatihan terdiri dari pemberian materi dengan cara ceramah, kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung. Untuk materi dalam pelatihan ini, terdapat dua materi pokok yakni konsep pengolahan daur ulang sampah organik dengan pengomposan dan materi kedua yaitu teknis umum pembuatan kompos. Selain pada tahapan perencanaan, pelaksanaan pelatihan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rangkaian pelatihan. Pada awal


(35)

99

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan, tutor melakukan persiapan baik materi maupun media untuk menunjang dalam pelatihan. Kontrak belajar pun dilakukan untuk menentuan waktu pelaksanaan dan Pada akhir pelatihan, evaluasi dilakukan baik menggunakan tes, maupun evaluasi bersama, antara tutor, penyelenggara dengan peserta. Ini dilakukan untuk menerima masukan dari berbagai pihak.

2. Implementasi Hasil

Untuk melihat penerapan hasil pengalaman belajar melalui pelatihan, dilihat dari tingkatan pengetahuan, didapat bahwa peserta menguasai materi yang disampaikan pada saat pelatihan. Materi tersebut diterapkan dalam proses pengolahan, mulai dari persiapan alat, persiapan alat dan bahan, proses pengolahan pupuk, menganalisis faktor penghambat dalam menjalankan produksi, menjelaskan jenis pupuk yang dapat diproduksi, dan yang terakhir mengevaluasi aspek apa saja yang harus ditingkatkan dalam pengolahan pupuk. Setelah melihat penerapan pengalaman belajar, selanjutnya untuk mengetahui proses implementasi tersebut, peneliti melakukan pendekatan komponen program pendidikan luar sekolah. Didapat kesimpulan bahwa tindak lanjut yang dilakukan oleh PKBM yaitu pembentukan Kelompok Wirausaha Desa (KWD) Bina Mandiri. Kelompok usaha ini diarahkan untuk memberi kemudahan serta membentuk sikap mandiri lulusan berupa mempraktekkan hasil pelatihan yang mereka dapat. Untuk pelaksananya sendiri, selain penyelenggara dan peserta, yang berperan besar dalam proses pengolahan yaitu dari dinas Pendidikan UPT Nonformal, dimana UPT mensuport PKBM sebagai penyelenggara program. Secara garis besar, komponen lingkungan yaitu respon masyarakat, hampir seluruhnya mendukung kegiatan untuk pengolahan yang dilakukan oleh PKBM. Aspek yang terakhir, yaitu hasil produksi, pupuk tersebut dijual dan dipasarkan oleh lulusan sendiri, dan juga PKBM. Sikap mandiri sudah mulai dirahkan oleh pengelola PKBM, mulai dari melibatkan lulusan dalam kepengurusan dan juga memberikan tanggung jawab kepada lulusan untuk mengolah pupuk secara mandiri tanpa bantuan dan pengarahan tutor.


(36)

100

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kemandirian Lulusan

Kemandirian merupakan salah satu ciri kedewasaan individu. Individu yang mandiri ditandai oleh adanya kemauan dan kemampuan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup minimalnya secara wajar. Bentuk kemandirian lulusan melalui pelatihan adalah:

a. Kedisiplinan

Menurut lulusan, pelatihan ini menuntut lulusan untuk mau berusaha dalam memproduksi, sehingga lulusan selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan produksi. Aspek kedisiplinan terlihat ketika lulusan diberi tanggung jawab untuk mengolah pupuk yang dilakukan setiap 3 hari sekali. Ditandai dengan selalu siap sedianya lulusan apabila ada proses pengolahan.

b. Etos Kerja dan Kemauan Berusaha

Bahwa lulusan sebelum pelatihan, mereka ada yang menganggur dan kebingungan mencari pekerjaan, tetapi setelah mengikuti pengolahan sampah ini, mereka mempunyai keahlian dan mau berusaha, salah satunya mengikuti kegiatan pengolahan pupuk di KWD Bina Mandiri rintisan PKBM

c. Tanggung Jawab

bentuk tanggung jawab lulusan, yaitu dengan mengikuti rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir dengan menjual hasil produksi pupuk tersebut. Selain itu, bentuk tanggung jawab lulusan yaitu dengan menjadi pengurus KWD Bina Mandiri tersebut.

d. Pemenuhan Kebutuhan Minimal

Walau tidak banyak hasil yang didapat, lulusan pada saat ini memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan dimana saja. Hasil pelatihan ini membuka kesempatan berwirausaha yang dapat dijadikan sumber mata pencaharian sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup.


(37)

101

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Bentuk Konkrit Kemandirian (Sosial, Intelektual dan Ekonomi)

Untuk bentuk konkrit kemandirian lulusan, dari segi interaksi sosial, intelektual maupun ekonomi, berubahan terjadi dalam bentuk penambahan pengetahuan, dimana menjadikan produksi pupuk sebagai penghasilan tambahan, juga adanya interaksi sosial berupa kegiatan sharing, yang mana dapat membuka jejaring dan peluang usaha.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lulusan

Untuk lulusan, karena ini merupakan program kecakapan hidup (life skills) dimana lulusan diikat dalam suatu kelompok usaha, untuk itu perlu dijaga keutuhan kelompok agar tindak lanjut program ini terus berjalan, dengan cara saling percaya, bertanggung jawab, disiplin, saling menghormati dan menghargai kemampuan masing-masing.

2. Untuk penyelenggara

a. Dari hasil produksi yang dilaksanakan sekarang bersama lulusan, hendaknya lebih digerakkan kembali. Walau proses produksi hanya dilaksanakan ketika ada bahan dan panen tiba, akan tetapi bila ada sumber dan materi yang lebih, mungkin pengelolaan sampah ini bisa menjadi peluang bisnis yang bagus dan bisa memberdayakan lulusan, juga warga sekitar.

b. Selanjutnya dalam aspek evaluasi, perlu adanya analisis program yang jelas, jangan hanya bersifat persuasif, akan tetapi dirancang dan dilihat aspek apa saja yang seharusnya ditingkatkan dan dibenahi.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya berkaitan dengan subjek penelitian yang terbatas pada kasus di satu wilayah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis menyarankan untuk


(38)

102

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian lebih lanjut pada kegiatan program secara menyeluruh dengan subjek penelitian yang lebih banyak.


(39)

102

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Buku:

Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2010). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Ksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP

Direktorat Jenderal PAUDNI, (2012). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan dan Tata Cara Memperoleh Dana Bantuan Operasional Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Kesetaraan (2010). Petunjuk Teknis Bantuan Operasional

Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Dirjen PAUDNI. (2012). Standar Dan Prosedur Penyelenggaraanpusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Jakarta: Kemendibud

Dirjen PNFI. (2010). Petunjuk Teknis Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket C Umum. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Edy, Bajuri. (2006). Pemberdayaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja “Mardi

Utomo” Blitar Melalui Pembentukan Kelompok Usaha Produktif Untuk Mencapai Kemandirian Sosial Dan Ekonomi. Tesis: IPB

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabtea

Kartika, I. (2011). Mengelola pelatihan partisipatif. Bandung: Alfabeta

Kaswan. (2011). Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabtea


(40)

103

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mangkunegara, Anwar, P. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama

Nasution (1988) Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Nurri, A.P (2010). Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Bunga Hebras dalam

Meningkatkan Kemandirian Warga Belajar. Skripsi: UPI

Parker, Deborah K. (2005). Menumbuhkan kemandirian dan harga diri anak. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Putih, G. (2009) Perbedaan Antara Tingkat Kemandirian Personal Hygiene Pada Anak Usia 6 – 12 Tahun Di Panti Asuhan Ar-Rodiyah Dengan Anak Dalam Asuhan Keluarga Di Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Semarang

Rifaid, (2000), Dampak Pelatihan Keterampilan Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Serta Kemandirian Bekas Wanita Tuna Susila Di Nusa Tenggara Barat. Tesis: UPI

Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Grafindo.

Sayipudin, Tatang. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. Bandung: FIP UPI

Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan: Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production

Sudjana, Djudju. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Djudju. (2010). Manajemen Program Pendidikan: untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Sugiyono, (2013). Memahami Penelitian Kualitatif.. Alfabeta, Bandung.


(41)

104

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suharlan, (2010). Evaluation of Life Siklis Sewing Program in Open Junior High School 3 Terbanggi Besar Middle Lampung, Lampung. Digilib Unila: Tidak Diterbitkan

Trisnamansyah, S. (2011). Mengelola Pelatihan yang Efektif. Bandung: Pascasarjana UPI

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Internet:

Agus, F. (2011). Pengertian dan Definisi Wirausaha [Online]. Avaliable at:

http://afeyaja.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-definisi-wirausaha.html [29 Oktober 2012]

Badruddin S. (2009). Teori Dan Indikator Pembangunan. [Online] Avaliable at:

http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/ [18 Agutus 2013]

Desmawati, L. (2011). Jurnal: Penerapan Model Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Program Pendidikan Kesetaraan di Kota Semarang. [Online] Avaliable at: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/ download/968/905. [18 Agustus 2013]

Djuwarijah. (2008). Jurnal: Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Islam. Avaliable at: http://journal.uii.ac.id/index.php /jpi/article/view/185/174. [03 Desember 2012]

Fuad, Adman. (2009). Konsep Pelatihan. [Online] Avaliable at: adman.staf.upi.edu/files/2009/08/KONSEP-PELATIHAN.doc [20 Oktober 2013]

Indah. (2010). Proses Pembuatan Pupuk Kompos. [Online]. Avaliable at:: http://carapedia.com/proses_peman_pupuk_kompos_info709.html [29 Oktober 2012]

KBBI. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Avaliable at: http://kbbi.web.id/ [07 Oktober 2013]


(42)

105

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

Implementasi Hasil Pelatihan Pupuk Kompos Berbasis Life Skills Dalam Meningkatkan Kemandirian Lulusan Paket C Di PKBM Hidayatul Mualimin Kota Sukabumi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Malvin. (2011). Pengertian Pupuk Kompos. Avaliable at:

http://sumbertugu.blogspot.com/2011/09/pengertian-pupuk-kompos.html. [25 Agustus 2013]

Mutadin Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. [Online] Avaliabe at: http://www.e-psikologi.com/epsi/ individual_detail.asp?id=383. [18 Agustus 2013]

Slamet PH. (2009). Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar. [Online] Avaliable at: http://www.infodiknas.com/pendidikan-kecakapan-hidup-konsep-dasar-2.html [06 Agustus 2013]

Sungkono (2010). Handout Andragogi. [Online] Avaliabe at: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sungkono,%20M.Pd./ HANDOUT%20ANDRAGOGI.doc [05 Agustus 2013]

Wintoro, S. (2008). Kecakapan Hidup (Life Skill). [Online] Avaliabe at: http://swintoro.wordpress.com/2008/04/07/life-skill/ [14 Agustus 2013]


(1)

101

e. Bentuk Konkrit Kemandirian (Sosial, Intelektual dan Ekonomi)

Untuk bentuk konkrit kemandirian lulusan, dari segi interaksi sosial, intelektual maupun ekonomi, berubahan terjadi dalam bentuk penambahan pengetahuan, dimana menjadikan produksi pupuk sebagai penghasilan tambahan, juga adanya interaksi sosial berupa kegiatan sharing, yang mana dapat membuka jejaring dan peluang usaha.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lulusan

Untuk lulusan, karena ini merupakan program kecakapan hidup (life skills) dimana lulusan diikat dalam suatu kelompok usaha, untuk itu perlu dijaga keutuhan kelompok agar tindak lanjut program ini terus berjalan, dengan cara saling percaya, bertanggung jawab, disiplin, saling menghormati dan menghargai kemampuan masing-masing.

2. Untuk penyelenggara

a. Dari hasil produksi yang dilaksanakan sekarang bersama lulusan, hendaknya lebih digerakkan kembali. Walau proses produksi hanya dilaksanakan ketika ada bahan dan panen tiba, akan tetapi bila ada sumber dan materi yang lebih, mungkin pengelolaan sampah ini bisa menjadi peluang bisnis yang bagus dan bisa memberdayakan lulusan, juga warga sekitar.

b. Selanjutnya dalam aspek evaluasi, perlu adanya analisis program yang jelas, jangan hanya bersifat persuasif, akan tetapi dirancang dan dilihat aspek apa saja yang seharusnya ditingkatkan dan dibenahi.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya berkaitan dengan subjek penelitian yang terbatas pada kasus di satu wilayah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis menyarankan untuk


(2)

102

Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013

melakukan penelitian lebih lanjut pada kegiatan program secara menyeluruh dengan subjek penelitian yang lebih banyak.


(3)

Daftar Pustaka

Buku:

Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2010). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Ksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BNSP

Direktorat Jenderal PAUDNI, (2012). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan dan Tata Cara Memperoleh Dana Bantuan Operasional Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Kesetaraan (2010). Petunjuk Teknis Bantuan Operasional

Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Program Paket C. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Dirjen PAUDNI. (2012). Standar Dan Prosedur Penyelenggaraanpusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Jakarta: Kemendibud

Dirjen PNFI. (2010). Petunjuk Teknis Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Paket C Umum. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Edy, Bajuri. (2006). Pemberdayaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja “Mardi

Utomo” Blitar Melalui Pembentukan Kelompok Usaha Produktif Untuk

Mencapai Kemandirian Sosial Dan Ekonomi. Tesis: IPB

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabtea

Kartika, I. (2011). Mengelola pelatihan partisipatif. Bandung: Alfabeta

Kaswan. (2011). Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabtea


(4)

103

Mangkunegara, Anwar, P. (2008). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama

Nasution (1988) Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Nurri, A.P (2010). Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Bunga Hebras dalam

Meningkatkan Kemandirian Warga Belajar. Skripsi: UPI

Parker, Deborah K. (2005). Menumbuhkan kemandirian dan harga diri anak. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Putih, G. (2009) Perbedaan Antara Tingkat Kemandirian Personal Hygiene Pada Anak Usia 6 – 12 Tahun Di Panti Asuhan Ar-Rodiyah Dengan Anak Dalam Asuhan Keluarga Di Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Semarang

Rifaid, (2000), Dampak Pelatihan Keterampilan Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Serta Kemandirian Bekas Wanita Tuna Susila Di Nusa Tenggara Barat. Tesis: UPI

Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Grafindo.

Sayipudin, Tatang. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan. Bandung: FIP UPI

Setiawan, Guntur. (2004). Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:Remaja Rosdakarya Offset

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan: Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production

Sudjana, Djudju. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Djudju. (2010). Manajemen Program Pendidikan: untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Sugiyono, (2013). Memahami Penelitian Kualitatif.. Alfabeta, Bandung.


(5)

104

Suharlan, (2010). Evaluation of Life Siklis Sewing Program in Open Junior High School 3 Terbanggi Besar Middle Lampung, Lampung. Digilib Unila: Tidak Diterbitkan

Trisnamansyah, S. (2011). Mengelola Pelatihan yang Efektif. Bandung: Pascasarjana UPI

Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Internet:

Agus, F. (2011). Pengertian dan Definisi Wirausaha [Online]. Avaliable at:

http://afeyaja.blogspot.com/2011/02/pengertian-dan-definisi-wirausaha.html [29 Oktober 2012]

Badruddin S. (2009). Teori Dan Indikator Pembangunan. [Online] Avaliable at:

http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/ [18 Agutus 2013]

Desmawati, L. (2011). Jurnal: Penerapan Model Pendidikan Kecakapan Hidup Pada Program Pendidikan Kesetaraan di Kota Semarang. [Online] Avaliable at: http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/ download/968/905. [18 Agustus 2013]

Djuwarijah. (2008). Jurnal: Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Islam. Avaliable at: http://journal.uii.ac.id/index.php /jpi/article/view/185/174. [03 Desember 2012]

Fuad, Adman. (2009). Konsep Pelatihan. [Online] Avaliable at: adman.staf.upi.edu/files/2009/08/KONSEP-PELATIHAN.doc [20 Oktober 2013]

Indah. (2010). Proses Pembuatan Pupuk Kompos. [Online]. Avaliable at:: http://carapedia.com/proses_peman_pupuk_kompos_info709.html [29 Oktober 2012]

KBBI. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Avaliable at: http://kbbi.web.id/ [07 Oktober 2013]


(6)

105

Malvin. (2011). Pengertian Pupuk Kompos. Avaliable at:

http://sumbertugu.blogspot.com/2011/09/pengertian-pupuk-kompos.html. [25 Agustus 2013]

Mutadin Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. [Online] Avaliabe at: http://www.e-psikologi.com/epsi/ individual_detail.asp?id=383. [18 Agustus 2013]

Slamet PH. (2009). Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsep Dasar. [Online] Avaliable at: http://www.infodiknas.com/pendidikan-kecakapan-hidup-konsep-dasar-2.html [06 Agustus 2013]

Sungkono (2010). Handout Andragogi. [Online] Avaliabe at: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sungkono,%20M.Pd./ HANDOUT%20ANDRAGOGI.doc [05 Agustus 2013]

Wintoro, S. (2008). Kecakapan Hidup (Life Skill). [Online] Avaliabe at: http://swintoro.wordpress.com/2008/04/07/life-skill/ [14 Agustus 2013]