PENGARUH CITRA FILM INDONESIA TERHADAP KEPUTUSAN MENONTON : Survey terhadap penonton Film Indonesia di bioskop Empire XXI Bandung.
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH CITRA FILM INDONESIA TERHADAP KEPUTUSAN MENONTON
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia di Bioskop Empire XXI Bandung)
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
RIDLA AN-NUUR S. 0608036
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENGARUH CITRA FILM INDONESIA TERHADAP KEPUTUSAN MENONTON
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia di Bioskop Empire XXI Bandung)
Oleh
Ridla An-Nuur S.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ridla An-Nuur S. 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH CITRA FILM INDONESIA TERHADAP KEPUTUSAN MENONTON
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia di Bioskop Empire XXI Bandung)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA Heny Hendrayati S.IP,. MM. NIP. 19600412 198603 1 002 NIP. 19761011 200501 2 002
Mengetahui:
Ketua Program Studi Manajemen
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA NIP. 19740307 200212 2 001
(4)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(5)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Ridla An-Nuur S, (0608036), “Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton (Survey terhadap penonton Film Indonesia di bioskop Empire XXI Bandung)”, dibawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE., Ak., M.B.A dan Heny Hendrayati, S.IP., MM.
Jumlah penonton film Indonesia sejak tahun 2009 hingga sekarang mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan jumlah bioskop dan produksi film Indonesia yang meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah kejenuhan terhadap film Indonesia, seperti genre dan cerita film kurang bervariasi, yang pada akhirnya dipersepsikan bahwa semua film Indonesia sama. Hal ini mempengaruhi citra film Indonesia secara keseluruhan dan juga minat penonton dalam mengambil keputusan untuk menonton filmnya di bioskop. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra, keputusan menonton, dan sejauh mana pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling. Populasi penelitian merupakan penonton film Indonesia di bioskop Empire XXI Bandung, dengan jumlah sampel sebanyak 102 responden. Data yang digunakan adalah data ordinal. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan dan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa citra film Indonesia berpengaruh positif terhadap keputusan menonton. Hasil perhitungan regresi linear sederhana didapat R-square sebesar 0.113 yang berarti bahwa besarnya pengaruh citra terhadap keputusan menonton adalah sebesar 11.3% sedangkan sisanya 88.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Salah satu solusi dari permasalahan film Indonesia yang terjadi saat ini, para produser film harus lebih jeli dan berani dalam memilih cerita dan mencoba memanfaatkan teknologi yang sudah maju, seperti mencoba membuat film dalam versi 3D. Selain itu para produser film juga harus lebih banyak memperhatikan sumber informasi dan karakteristik dari film yang akan diproduksi, yang pada akhirnya dapat membantu promosi dari film tersebut.
(6)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
Ridla An-Nuur S, (0608036), “Influence of Indonesian Movie’s Image towards the Decision of Audience (Survey towards Indonesian Movie’s Audience at Empire XXI Bandung)”, under guidance of Dr. Vanessa Gaffar, SE., Ak., M.B.A and Heny Hendrayati, S.IP., MM.
The background of this research is the fact that the audience of Indonesian movie is decreasing significantly since 2009 until recently. This is contrary with the amount of theatre and the increase of Indonesian movies produced each year. Among the reason is the saturation of the Indonesian movies such as genre and lack of idea for the story itself. Thus, there is image out there that all the Indonesian movies are similar to each other. This is also gave the bad influence for the image of the Indonesian movies and the preference of the audience in picking what movie they would like to enjoy. The direction of the research is to analyze the image of the movies, the decision, and how deep is the connection between the image and the decision of what movie they prefer to watch. The techniques used in this research are descriptive and verificative. Samples were taken using proportionate stratified random sampling technique. Population in this research is the audience of Empire XXI Bandung Theatre consist of 102 respondents. Data used is ordinal data and analyzed using Pearson Product Moment correlation coefficient and simple linear regression. The result shows that the image of Indonesian movies positively correlated with the decision of what movie they watch. Simple regression analysis resulted R-square of 0.113. It means that 11.3% of deciding factor had been influenced by the image. The rest of 88.7% was influenced by other factors that were not analyzed by the researcher. Among the solution of the today's Indonesian movie's problems is the producers need to be more aware when picking the story and eager to try different type of story. Another solution would be the use of advance technology, such as produce the movie in 3D version. On the other hand, movie producers are also need to put more attention to information and characteristic of their movie itself. Hence, in the end, it will help them in promoting their movies.
(7)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 14
1.3. Tujuan Penelitian ... 15
1.4. Kegunaan Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 16
2.1. Kajian Pustaka ... 16
2.1.1. Pemasaran jasa ... 16
2.1.2. Bauran Pemasaran jasa ... 18
2.1.3. Produk ... 20
2.1.4. Citra ... 21
2.1.4.1. Pengertian Citra ... 21
(8)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.1.4.4. Manfaat Citra ... 25
2.1.4.5. Kriteria Citra yang Baik ... 26
2.1.4.6. Elemen Citra ... 27
2.1.5. Perilaku Konsumen ... 29
2.1.5.1. Faktor – faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 29
2.1.5.2. Proses Keputusan Pembelian ... 31
2.1.5.3. Keputusan Pembelian Konsumen ... 34
2.1.5.4. Peran Konsumen Dalam Membeli ... 37
2.1.6. Pengaruh Citra Terhadap Keputusan Pembelian ... 37
2.1.7. Penelitian Terdahulu ... 39
2.2. Kerangka Pemikiran ... 39
2.3. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
3.1. Objek dan Metode Penelitian ... 44
3.2. Metode dan Desain Penelitian ... 44
3.2.1. Metode Penelitian ... 44
3.2.2. Desain Penelitian ... 45
3.3. Operasionalisasi Variabel ... 46
3.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.4.1. Sumber Data ... 49
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ... 49
(9)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.5.2. Sampel ... 50
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 52
3.6. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 53
3.6.1. Rancangan Analisis Data ... 53
3.6.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 54
3.6.2.1. Pengujian Validitas ... 55
3.6.2.2. Pengujian Reliabilitas ... 59
3.6.3. Teknik Analisis Data ... 61
3.6.3.1. Methode Succesive Internal (MSI) ... 61
3.6.3.2. Analisis Regresi Sederhana ... 62
3.6.3.3. Koefisian Determinasi ... 63
3.6.4. Uji Hipotesis ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
4.1. Hasil Penelitian ... 66
4.1.1. Gambaran Umum ... 66
4.1.2. Karakteristik dan Pengalaman Responden ... 68
4.1.3. Gambaran Variabel Penelitian ... 76
4.1.3.1. Tanggapan Responden Mengenai Citra Film Indonesia ... 76
4.1.3.2. Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Menonton... 86
4.1.4. Pengujian Hipotesis Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton ... 94
(10)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.1.4.3.Pembahasan Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan
Menonton di Bioskop Empire XXI Bandung ... 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
5.1. Kesimpulan ... 104
5.2. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... xiii
(11)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kata “Bioskop” merupakan pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak dan berbicara.
Pada awalnya, bioskop lahir sebagai sebuah respon terhadap kebutuhan kolektif yang bentuknya hiburan. Bioskop selalu dijadikan sarana untuk melepas penat secara kolektif oleh perorangan, keluarga hingga komunitas. Bioskop merupakan tempat paling ideal untuk mengapresiasi film. Dengan karakteristik tempat yang nyaman, layar lebar di ruangan gelap, tempat duduk yang berundak dengan kursi yang empuk, serta kualitas suara yang sangat memanjakan merupakan kriteria bioskop yang mendukung film bisa ditonton dengan sempurna.
Menurut UU Perfilman tahun 2009, film dimaknai sebagai karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan.
Film yang biasanya diputar di bioskop Indonesia terbagi menjadi dua jenis yaitu film Impor (film Hollywood, Eropa, Asia, dan Mandarin) dan film
(12)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Indonesia. Berikut Tabel 1.1 adalah data perbandingan jumlah film impor dan film Indonesia yang diputar di bioskop
Tabel 1.1
Jumlah Film Indonesia dan Film Impor yang Diputar di Bioskop Indonesia
Jenis Film Tahun Jumlah
2009 2010 2011 2012
Film Indonesia 85 81 83 84 333
Film Impor 112 136 165 160 573
Jumlah 197 217 248 244 906
Sumber: Hasil pengolahan data dari Kharisma Jabar Film (November, 2012)
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat kita lihat bahwa perbandingan jumlah film Indonesia dan film impor yang diputar di bioskop mencapai 2:1 lebih banyak film impor. Produksi film Indonesia dari tahun 2009 – 2012, rata – rata masih 80 film per tahun. Hal ini sesungguhnya cukup menggembirakan, mengingat produksi film Indonesia sempat mati suri pada tahun 1990an dan baru mulai bangkit pada awal tahun 2000.
Tabel 1.2 menunjukan perkembangan jumlah produksi film Indonesia dari tahun 2001 – 2012 yang semakin meningkat setiap tahunnya.
(13)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.2
Jumlah Produksi Film Indonesia Tahun 2001 - 2012
Tahun Jumlah Produksi Film
2001 4
2002 9
2003 12
2004 21
2005 33
2006 33
2007 53
2008 88
2009 85
2010 81
2011 83
2012 84
Total 586
Sumber: Lembaga Sensor Film dan Kharisma Jabar Film, tahun 2012
Periode tahun 2000-an menunjukan bahwa perfilman Indonesia bergerak ke arah yang lebih positif. Setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah produksi film dan puncaknya terjadi pada tahun 2008 yang meningkat hampir 40% dari tahun sebelumnya dan mulai stabil hingga tahun 2012. Hal ini yang menyebabkan industri hiburan di bidang film dan bioskop memiliki peluang besar untuk terus berkembang.
Tempat pertunjukan film atau lebih sering disebut bioskop di Indonesia sendiri, saat ini dikuasai oleh dua pemain besar. Pertama adalah Grup 21 yang sudah sejak dari tahun 1986 berinvestasi di bidang pertunjukan film dan BlitzMegaplex yang baru hadir di tahun 2006. Seiring perkembangan waktu
(14)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
banyak bioskop kecil yang tersebar di daerah - daerah menutup usahanya, dikarenakan tidak lagi mendapat pasokan film yang cukup dari importir maupun produser film Indonesia. Kehadiran teknologi DCP (Digital Cinema Projectionist) juga punya peranan besar dalam proses pengambilan keputusan menutup usaha para pemilik bioksop kecil tersebut.
Modal yang besar, menjadikan Grup 21 bertahan menjadi pemimpin pasar bioskop Indonesia. Namun pada tahun 2006, dominasi Grup 21 mendapat tantangan besar dengan hadirnya kelompok usaha bioskop baru yang diberi nama Blitz Megaplex. Lucy Marlina (2008) dalam jurnalnya menyebutkan, Blitz Megaplex merupakan bioskop baru yang menawarkan konsep baru yang berbeda dengan Grup 21 yakni “one stop entertainment”. Dimana penonton bisa mendapat hiburan lain seperti makan di kafe, bermain game dan mendengakan musik di area bioskop.
Kehadiran Blitz Megaplex ini cukup menimbulkan kecemasan bagi Grup 21, karena jumlah penonton mereka berkurang cukup drastis. Grup 21 mencoba menurunkan harga tiket, memperbaiki kualitas pelayanan, dan merenovasi banyak gedung bisokop agar tambil lebih mewah seperti Blitz dan memberikan nama baru bagi bioskop yang direnovasinya dengan nama bioskop 21, Cinema XXI, The Premier dan Imax.
Melihat dari harga tiket, Grup 21 mencoba membagi segmentasi pasar penontonnya berdasarkan kelas ekonomi. Bioskop 21 dikhususkan bagi kelas menengah bawah, Cinema XXI untuk kelas menengah dan The Premier serta IMAX dibangun untuk segmentasi pasar kelas menengah atas.
(15)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.3 di bawah ini adalah pertumbuhan pembangunan jumlah Cinema XXI dan Blitz Megaplex sejak tahun 2006 – 2012:
Tabel 1.3
Jumlah Pertumbuhan Bioskop Cinema XXI dan Blitz Megaplex
Bioskop Tahun Total
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Cinema XXI 5 1 4 11 6 2 8 36
Blitz Megaplex 1 2 1 1 1 1 2 9
Sumber: Menjegal Film Indonesia (2011)
Berdasarkan Tabel 1.3, setiap tahunnya Blitz terus beruaha memperluas area usahanya hingga beberapa kota di luar pulau Jawa seperti Batam dan Kepulauan Riau. Bisokop XXI juga melakukan ekspansi dengan membangun banyak bioskop setiap tahunnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Gambar 1.1 di bawah ini menunjukan grafik jumlah layar yang dimiliki oleh Grup 21 untuk setiap kategori bioskop yang dimilikinya
(16)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0 50 100 150 200 250 300 350 400
21 XXI The Premier Imax
282
337
25
1
Sumber: http://filmindonesia.or.id/article/risalah-2012-jumlah-bioskop-bertambah-harga-tiket-naik (24 Februari 2013)
Gambar 1.1
Jumlah Layar Milik Grup 21 di Indonesia Berdasarkan Kategori Bioskop
Gambar 1.1 diatas menunjukan dari 712 layar yang dimiliki Grup 21, kategori XXI menguasai 52.25% dari jumlah layar keseluruhan. Kategori 21 hanya 43.72%, Premier 3.88% dan IMAX hanya sebesar 0.66%. Menurut data yang diambil dari artikel yang ditulis oleh Deden Ramadani “Risalah 2012: Jumlah Bioskop Bertambah, Harga Tiket Naik” (2013), persebaran bioskop milik Grup 21 ini juga tidak merata di seluruh Indonesia. Lebih dari 70% terletak di Pulau Jawa, sisanya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Riau, Bali, dan Maluku.
Di pulau Jawa sendiri, selain di Jabodetabek, Grup 21 banyak membangun bioskop XXI di Bandung, karena Bandung merupakan kota yang perkembangan bisokopnya cukup pesat. Oleh karena itu, peneliti fokus pada bioskop XXI di
(17)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bandung. Berikut Tabel 1.4 adalah daftar bioskop Cinema XXI yang ada di Bandung beserta dengan jumlah layar yang dimiliki.
Tabel 1.4
Daftar Bioskop Cinema XXI dan Jumlah Layar di Bandung
Nama Bioskop Jumlah Layar
CIWALK XXI 8
EMPIRE XXI 6
BTC XXI 5
BSM XXI 5
FESTIVAL
CITYLINK XXI 6
Total 30
Sumber : http://www.21cineplex.com/theaters,
Berdasarkan Tabel 1.4, Ciwalk XXI merupakan bioskop paling besar yang ada di Bandung karena memiliki delapan buah layar dalam satu bioskop. Sedangkan Empire XXI memiliki enam layar dan lainnya memiliki masing – masing lima layar di setiap bioskopnya. Festival Citylink XXI sendiri merupakan bioskop yang baru selesai dibangun di Bandung akhir bulan Desember 2012, dengan jumlah layar sebanyak enam buah.
Hasil wawancara dengan Ketua Kharisma Jabar Film, mengatakan Bandung adalah salah satu kota penyumbang penonton yang banyak. Tidak hanya untuk film impor, film Indonesia juga cukup laris setiap kali diputar di Bandung. Sayangnya, pertumbuhan jumlah bioskop dan produksi film Indonesia di
(18)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bandung, berbanding terbalik dengan jumlah penonton film Indonesia itu sendiri. Berikut Tabel 1.5 adalah raihan jumlah penonton film Indonesia dan film impor di seluruh Bioskop Cinema XXI yang ada di Bandung.
Tabel 1.5
Daftar Jumlah Penonton Film Indonesia dan Film Impor di seluruh Cinema 21 Bandung
Nama Bioskop
Jumlah Penonton
Film Indonesia Film Impor
2009 2010 2011 2009 2010 2011
Ciwalk 233,794 117,030 112,531 792,748 948,245 668,291 Empire 584,484 292,574 281,328 396,374 474,123 334,146 Galaxy 467,587 234,059 225,063 132,125 158,041 111,382 BSM 350,691 175,544 168,797
(19)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
396,374 474,123 334,146
BTC
280,552
140,435
135,038
396,374
474,123
334,146 Jumlah 1,917,108 959,642 922,757 2,113,995 2,528,655 1,782,111
Sumber: Hasil pengolahan data dari Kharisma Jabar Film
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat perkembangan jumlah penonton film impor mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011. Hal ini dikarenakan, karena pada awal tahun 2011 terjadi suatu permsalahan bahwa film – film yang diimpor oleh Grup MPAA (film – film Hollywood) dilarang masuk ke Indonesia karena belum menyelesaikaan masalah pajak. Tetapi di pertengahan tahun 2012, setelah kisruh pajak film impor bisa diselesaikan, film – film dari MPAA bisa masuk dan diputar kembali di seluruh bioskop di Indonesia. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab turunnya jumlah penonton film impor pada tahun 2011
Berbeda dengan film Indonesia di setiap tahunnya, terjadi penurunan yang cukup siginifikan dari tahun 2010 yang mencapai 50%. Penurunan ini juga terjadi kembali pada tahun 2011 sekitar 5%. Data diatas juga menunjukan bahwa jumlah penonton film indonesia yang paling banyak di kota Bandung terdapat di Empire XXI. Bioskop BSM XXI berada di urutan kedua, dan diurutan berikutnya ada BTC XXI dan Ciwalk XXI. Data untuk bioskop Festival Citylink XXI belum ada, dikarenakan baru selesai dibangun pada akhir Desember 2012.
Deden Ramadani (2013) menulis di artikelnya bahwa penurunan jumlah penonton di hampir seluruh bioskop termasuk Cinema XXI, salah satunya karena faktor kenaikan harga tiket bioskop yang cukup drastis sejak pertengahan tahun
(20)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2012 hingga sekarang. Kategori Cinema XXI secara umum mengalami kenaikan harga tiket dari Rp 15.000 – Rp 75.000 menjadi Rp 20.000 – Rp 75.000. Artinya rata – rata yang sebelumnya Rp 33.511 menjadi Rp 35.165 (naik sebesar Rp 1.654 atau 4.94%) untuk pemutaran film biasa, dan dari Rp 38.467 menjadi Rp 39.529 (naik sebesar Rp 792 atau 2.06%) untuk pemutaran film 3D.
Selain karena faktor kenaikan harga, terdapat faktor lain yang disinyalir menjadi penyebab utama menurunnya jumlah penonton film Indonesia yaitu, ketidakpercayaan masyarakat terhadap citra film Indonesia yang secara kualitas masih dibawah rata – rata dan hanya menjual cerita horor serta sex.
Gambar 1.2 di bawah ini merupakan hasil pra penelitian penulis yang mengambil sampel secara acak terhadap pengunjung bioskop Empire XXI Bandung yang membahas mengenai perbandingan jenis film pilihan penonton ketika hendak menonton di Empire XXI Bandung.
Jenis Film Yang Paling Sering Ditonton
27%
60% 0%
13%
Film Indoensia Film Hollywood Film Asia Film Eropa
Sumber: Pra Penelitian (pada 15 orang) September 2012
(21)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jenis Film yang Paling Sering Ditonton di Bioskop
Gambar 1.2 menunjukan bahwa 60% penonton lebih memilih film Hollywood, 25% memilih film Indonesia, 15% memilih film Eropa dan 0% memilih film Asia. Dari hasil wawancara singkat dengan para responden, alasan yang mereka kemukakan mengenai pilihannya enggan untuk menonton film indonesia yaitu variasi genre film yang ditawarkan kebanyakan horor yang menjurus ke sex, ceritanya kurang menarik dan banyak pesan yang tidak sampai ke penonton, kualitas suara dan teknik pengambilan gambar terlalu biasa, penggunaan efek visual juga masi rendah, promosi filmnya juga kurang, sehingga banyak yang tidak tahu jika ada satu atau beberapa film Indonesia yang sedang diputar di bioskop, serta film indonesia tidak lama setelah diputar di bioskop juga akan tayang di televisi.
Hasil dari pra penelitian tersebut didukung juga oleh pernyataan Adrian Jonathan (2012) “Konsensus yang beredar di masyarakat (dan media) pada umumnya: sinema Indonesia masih didominasi oleh film-film horor dan komedi cabul. Kenyataannya tidak begitu, setidaknya dalam segi konten ada keragaman tersendiri dalam film-film indonesia tahun ini”.
Sejak tahun 2009 – 2011 produksi film bergenre horor masih dibawah produksi film dengan genre drama, komedi dan yang lainnya. Berikut ini adalah Tabel 1.6 mengenai film indonesia berdasarkan genre.
Tabel 1.6
(22)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Genre Film Tahun
2009 2010 2011
Drama 22 28 35
Komedi 26 20 13
Komedi Horror 4 3 12
Horror 22 19 10
Laga 3 0 8
Thriller 0 2 3
Musikal 1 3 2
Dokumenter 0 0 1
Fantasi 1 1 0
Animasi 1 0 0
Jumlah 80 76 84
Sumber: Lembaga Sensor Film dan http://filmindonesia.or.id/post/catatan-2011-menonton- penonton#.TwOKtXo9XiQ
Menurut data yang didapat dari Lembaga Sensor Film dan situs www.filmindonesia.or.id, perkiraan penonton terhadap dominasi film horor yang tayang di bioskop tidak terbukti. Film – film yang banyak diproduksi pada tahun 2009 – 2011 yaitu bergenre drama dan komedi. Fakta ini tetap tidak bisa mengubah cara pandang penonton terhadap film Indonesia. Citra dari film Horror yang terkesan dibuat secara asal – asalan, hanya menjual sensasi dan kurang berkualitas sangat berpengaruh terhadap film – film indonesia sekalipun dengan genre dan cerita yang berbeda.. Penonton banyak yang tidak tahu, bahwa sebetulnya banyak film Indonesia yang bagus dan bahkan mendapatkan banyak penghargaan di skala Internasional. Berikut Tabel 1.7 adalah daftar film yang mendapat penghargaan di ajang internasional sejak tahun 2009 – 2012.
Tabel 1.7
(23)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tahun Judul Film Jumlah
Penghargaan
2009
Kado Hari Jadi, Garuda di Dadaku, Merantau, Jamila dan Sang Presiden,
Perempuan Berkalung Sorban dan Pintu Terlarang
12
2010 Madame X, Rumah Dara 5
2011
The Mirror Never Lies, Negeri di Bawah Kabut, Prison and Paradise, Belkibolang, Jakarta Maghrib,
Serdadu Kumbang dan The Perfect House
17
2012 Dilema, Lovely Man, Mata Tertutup, Parts of The Heart,
Modus Anomali, Postcard From The Zoo, dan The Raid 16 Sumber: http://cinemaque.blogspot.com/2011/12/update-penghargaan-internasional-untuk.html
(29 Maret 2013)
Tabel 1.7 menunjukan bahwa citra mengenai film Indonesia yang tidak berkualitas dan didominasi film horor tidak lagi kuat. Banyak para pembuat film yang merencanakan dan membuat film dengan serius dan berhasil menghadirkan tema serta warna yang berbeda dari film Indonesia kebanyakan. .
Akumulasi kekecewaan dan generalisasi yang dibuat oleh penonton terhadap film – film indonesia yang muncul di bioskop bisa berdampak kepada hilangnya rasa percaya dan bangga terhadap film Indonesia. Hal ini yang menyebabkan pada akhirnya penonton membuat keputusan untuk memilih menonton film asing dibandingkan film Indonesia.
Buchari Alma (2009:56) mengemukakan citra ini dibentuk berdasarkan impresi, berdasar pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu, sehingga akhirnya membangun suatu sikap mental. Sikap mental ini nanti dipakai sebagai
(24)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pertimbangan untuk mengambil keputusan, karena citra dianggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu.
Kondisi persebaran bioskop yang tidak merata mengindikasikan banyak calon penonton di daerah, tidak punya akses untuk menonton film Indonesia di bioskop. Hal ini jelas mengurangi pendapatan jumlah penonton bagi produser film Indonesia. Penurunan jumlah penonton yang terus menerus dikhawatirkan akan berdampak negatif pada perkembangan film Indonesia. Para produser menjadi takut untuk membuat film yang berkualitas dengan melibatkan riset yang mendalam dan dana besar, serta para investorpun bisa menjadi enggan untuk memberikan dukungannya karena takut dana yang mereka keluarkan tidak kembali. Pada akhirnya ada beberapa produser, yang memilih jalur hanya mementingkan urusan komersil semata, dengan mengorbankan unsur cerita dan estetik di dalamnya. Mereka kembali memilih tema horor dengan diberikan sedikit bumbu komedi dan seks, yang menurut mereka film dengan jenis seperti ini yang bisa mendatangkan laba bagi mereka.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memperbaiki opini publik mengenai film Indonesia. Citra dari film indonesia harus dibangun perlahan dimulai dari konten, karakteristik film, komunikasi pemasaran mengenai filmnya, dan faktor kemudahan konsumen untuk menonton dan mendapatkan info mengenai film indonesia yang akan segera atau sedang tayang. Dengan hal ini, diharapkan penonton bisa lebih mengapresiasi film indonesia dan kembali memilih film indonesia untuk ditonton di bioskop.
(25)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sehubungan dengan penjelasan yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai keputusan menonton dan dituangkan ke dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap
Keputusan Menonton” (Survei terhadap penonton Film Indonesia di Empire
XXI Bandung).
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran citra film Indonesia di kalangan penonton film di bioskop Empire XXI.
2. Bagaimana gambaran keputusan menonton film Indonesia di bioskop Empire XXI.
3. Seberapa besar pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton film indonesia di bioskop Empire XXI.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Gambaran terhadap citra film Indonesia yang diputar di Empire XXI 2. Gambaran terhadap keputusan menonton film Indonesia di Empire XXI 3. Pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton film Indonesia
(26)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, terdapat kegunaan diantaranya : 1. Kegunaan Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen, khususnya ilmu manajemen pemasaran yang berkaitan dengan citra dan keputusan pembelian pada industri hiburan khususnya film dan bioskop.
2. Kegunaan Praktis
Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan bagi para produser film Indonesia untuk membantu meningkatkan citra film Indonesia yang pada akhirnya dapat meningkatkan keputusan menonton.
(27)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini menguji bagaimana pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton di bioskop Empire XXI Bandung. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel yaitu citra. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel ialah keputusan menonton.
Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung atau penonton di bioskop Empire XXI Bandung. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu dari bulan Oktober 2012 hingga Mei 2013, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:29), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
(28)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai citra film Indonesia dan keputusan menonton di bioskop Empire XXI Bandung.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut Arikunto (2006:7) adalah penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton di bioskop Empire XXI Bandung.
Berdasarkan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey yaitu survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal (sebab–akibat) antara variabel-variabel yang diteliti melalui pengujian hipotesis. Survei dilakukan di lapangan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada sampel responden untuk memperoleh fakta yang relevan mengenai hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Berdasarkan kurun waktu penelitian yang dilaksanakan, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method, karena penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2006, 23), desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam desain penelitian tercakup penjelasan secara terperinci
(29)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengenai tipe desain riset yang memuat prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya memperoleh informasi serta mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Tipe riset desain ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh peneliti terhadap data yang dikumpulkan.
Istijanto (2009:30) mengungkapkan bahwa desain riset dapat dibagi menjadi tiga macam. Pertama, riset eksplanatori yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dasar. Kedua, riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Ketiga, riset kausal yaitu untuk menguji hubungan sebab akibat.
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka desain penelitian yang digunakan adalah riset kausal, karena untuk mengetahui variabel pengaruh (variabel independen) dan variable terpengaruh (variabel dependen). Maka desain kausalitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton film Indonesia di Empire XXI Bandung.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep definsi operasioanal tersebut membantu kita untuk mengklasifikasikan gejala disekitar ke dalam kategori khusus dari variabel (Arikunto, 2006:91).
Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Citra film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton di Bioskop Empire XXI Bandung”. Maka terdapat 2 variabel penelitian yaitu :
(30)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Citra film Indonesia sebagai variabel independen(X). b. Keputusan Menonton sebagai variabel dependen (Y).
Untuk menjabarkan variabel-variabel tersebut, berikut ini ditampilkan dalam bentuk Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No
Citra
(X)
Citra merupakan persepsi konsumen terhadap karakteristik sebuah produk.
Sumber: Adamantios
Diamantopoulos, et, al (2011)
Kualitas produk
Tingkat kualitas gambar di layar Tingkat kualitas suara di dalam bioskop Tingkat daya tarik cerita film indonesia
Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 Harga Tingkat kesesuaian harga tiket dengan
kualitas film
Tingkat daya tarik pemberian harga khusus (weekday dan weekend) Tingkat frekuensi pemberian harga
khusus (weekday dan weekend)
Ordinal Ordinal Ordinal 4 5 6
Teknologi Tingkat kualitas visual effect pada film Tingkat kualitas sound effect pada film
Ordinal Ordinal
7 8 Promosi Tingkat daya tarik trailer film
ditayangkan di televisi dan diputar di radio
Tingkat frekuensi pemutaran trailer film di televisi atau radio
Ordinal
Ordinal 9
(31)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat daya tarik poster film Informasi tentang penghargaan yang
diraih (nasional dan internasional)
Ordinal
Ordinal 11
12
Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No
Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah perilaku pembelian konsumen yang menganalisa beberapa faktor dalam pengambilan keputusan untuk membeli barang atau jasa yang mereka inginkan,
Sumber: Dyna
Herlina S. (2012)
Sumber Informasi
Tingkat daya tarik ulasan atau review
film di media cetak atau elektronik Word of mouth tentang film Indonesia Tingkat daya tarik event premier film
Indonesia Ordinal Ordinal Ordinal 13 14 15 Karakteristik Film
Tingkat daya tarik sumber cerita film (adaptasi novel, remake atau cerita asli) Tingkat variasi genre film indonesia
yang ditawarkan (drama, horor, komedi,
thriller)
Tingkat unsur tambahan cerita dalam film indonesia, seperti kekerasan dan sex (objectional content)
Tingkat kepopuleran pemain Tingkat kepopuleran sutradara film
Indonesia Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 16 17 18 19 20
Kemudahan Tingkat frekuensi slot pemutaran / jam tayang film indonesia di bioskop Empire XXI
Tingkat kemudahan mengakses jadwal pemutaran film di bioskop Empire XXI
Ordinal
Ordinal 21
(32)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
Sumber data yang akan dikumpulkan dalam penelititan ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono 2008:193). Dalam penelitian ini menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian. Sumber data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan kepada sejumlah responden penonton film Indonesia di Bioskop Empire XXI Bandung.
Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat majalah, artikel, literatur, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono 2008:193).
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan guna memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah, guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan
(33)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang di teliti yang terdiri dari citra dan keputusan menonton.
2. Observasi, dilakukan dengan mengamati langsung objek yang berhubungan dengan masalah yaitu citra film Indonesia dan keputusan menonton di Empire XXI Bandung.
3. Wawancara, dengan pihak Manajer Empire XXI Bandung dan Ketua Kharisma Jabar Film mengenai citra film Indonesia dan keputusan menonton di Empire XXI Bandung.
4. Kuisioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari penonton film Indonesia di Empire XXI Bandung tentang pengaruh citra film Indonesia dan keputusan menonton.
3.5Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam hal ini populasinya adalah rata – rata penonton Empire XXI Bandung yang menonton film Indonesia setiap harinya sebesar 1680 orang.
(34)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Sugiyono (2008:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan bahan penelitian. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua populasi yang ada, dikarenakan keterbatasan dana, waktu, dan tenaga, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. rumus yang digunakan sebagai berikut :
n = (Husein Umar, 2002 :59)
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (e = 0,1)
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah penonton film di Empire XXI Bandung. Jumlah populasi yaitu sebanyak 1680 penonton dengan tingkat kelonggaran sebesar 10% (0,1) atau dapat disebutkan tingkat keakuratan sebesar 90% (0,9) sehingga sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut sebesar:
(35)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
n
= 93,38 dibulatkan menjadi 93 penontonDari perhitungan di atas dapat disebutkan bahwa jumlah sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 93 penonton. Berdasarkan sampel minimal tersebut maka penulis menetapkan penambahan untuk meningkatkan kehandalan presisi atau pendugaan dengan batasan kesalahan yang terjadi sebesar 10% (0,1) dari 93 adalah 9 penonton kemudian dijumlahkan menjadi 102 penonton.
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono 2008:11). Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan proportionate stratified random sampling dikarenakan anggota sampel dari populasi yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi sasaran adalah penonton Empire XXI Bandung.
2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point, dalam penelitian ini yang menjadi tempat check point adalah area Empire XXI Bandung.
3. Menentukan waktu yang digunakan untuk menentukan sampling.
(36)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner terkumpul. Selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel citra film Indonesia (X1) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel keputusan menonton (Y).
Prosedur yang digunakan dalam pengolahan data penelitian dilakukan sebagai berikut :
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisisan angket secara menyeluruh.
2. Skoring, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atu sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2008:132). Jawaban setiap instrument skala ini mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
(37)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju,selalu 5
2 Setuju,sering 4
3 Ragu-ragu, kadang-kadang 3
4 Tidak Setuju, hampir tidak pernah 2 5 Sangat Tidak Setuju,tidak pernah 1 Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (2008:133)
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dalam tabel 4. Tahap uji coba kuisioner, untuk menguji layak tidaknya kuisioner disebarkan
kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan reliabilitas.
5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka digunakan teknik analisis regresi sederhana.
3.6.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrument yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, selanjutnya, hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid, sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
(38)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
Data merupakan bagian terpenting didalam penelitan karena merupakan bagian yang diteliti dan sebagai alat untuk menghasilkan hipotesis. Insturmen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel.
3.6.2.1. Pengujian Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Sugiyono, 2008:172).
Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuisioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran ordinal minimal, serta pilihan jawaban lebih dari dua pilihan. Perhitungan korelasi antara pernyataan kesatu dengan skor total digunakan alat uji korelasi Pearson (product moment coefisient of corelation) dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
(39)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas item yang dicari
Xi = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Yi = Skor total
∑Xi = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Yi = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑Xi2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ∑Yi2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:
1) Item pertanyaan atau pernyataan responden yang diteliti dikatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel
2) Item pertanyaan atau pernyataan responden yang diteliti dikatakan tidak valid apabila r hitung ≤ r tabel.
Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 17 for windows, out put yang dihasilkan dari pengolahan SPSS merupakan data rhitung. Untuk lebih mengetahui apakah nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukanlah uji korelasi membandingkan rhitung dan rtabel agar memperoleh nilai yang signifikan, maka rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari r product moment dengan tarif signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2) dengan jumlah responden awal sebanyak 30 dengan ketetapan rtabel 0,374.
(40)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Citra dan Variabel (Y) Keputusan Pembelian
Variabel No Pernyataan r Hitung r Tabel Ket
Citra (X) 1 Tingkat kualitas gambar di layar 0,503 0.374 valid
2 Tingkat kualitas suara di dalam bioskop 0,474 0.374 Valid
3 Tingkat daya tarik cerita film indonesia 0,626 0.374 Valid
4 Tingkat kesesuaian harga tiket dengan kualitas film
0,500 0.374 Valid
5 Tingkat daya tarik pemberian harga khusus (weekday dan weekend)
0,480 0.374 Valid
6 Tingkat frekuensi pemberian harga khusus 0,558 0.374 Valid
7 Tingkat kualitas visual effect pada film 0,485 0.374 Valid
8 Tingkat kualitas sound effect pada film 0,618 0.374 Valid
9 Tingkat daya tarik trailer film ditayangkan di televisi dan diputar di radio
0,656 0.374 Valid
10 Tingkat frekuensi pemutaran trailer film di televisi atau radio
(41)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11 Tingkat daya tarik poster film 0,588 0.374 Valid
12 Informasi tentang penghargaan yang diraih (nasional dan internasional)
0,461 0.374 Valid
Keputusan Menonton (Y)
13 Tingkat daya tarik ulasan atau review film di media cetak atau elektronik
0,671 0.374 valid
14 Word of mouth tentang film Indonesia 0,552 0.374 Valid
15 Tingkat daya tarik event premier film Indonesia
0,594 0.374 Valid
16 Tingkat daya tarik sumber cerita film (adaptasi novel, remake atau cerita asli)
0,455 0.374 Valid
17 Tingkat variasi genre film indonesia yang ditawarkan (drama, horor, komedi, thriller)
0,586 0.374 Valid
18 Tingkat unsur tambahan cerita dalam film indonesia, seperti kekerasan dan sex (objectional content)
0,501 0.374 Valid
19 Tingkat kepopuleran pemain 0,436 0.374 Valid
20 Tingkat kepopuleran sutradara film Indonesia 0,666 0.374
21 Tingkat frekuensi slot pemutaran / jam tayang film indonesia di bioskop Empire XXI
0,395 0.374 Valid
22 Tingkat kemudahan mengakses jadwal pemutaran film di bioskop Empire XXI
0,596 0.374 Valid
(42)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pengujian kuisioner terhadap 30 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 atau (30-2=28), maka di dapat nilai rtabel sebesar 0,374. Sehingga dapat diketahui bahwa semua item pernyataan dari instrumen dinyatakan valid karena skor rhitung lebih besar dari skor rtabel, sehingga item-tem pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur dari variabel yang akan diteliti.
3.6.2.2 Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau akurasi yang ditujukan oleh instrument pengukuran. Rumus yang digunakan adalah rumus alpha cronbach karena butir pertanyaan menggunakan skala ordinal. (Bilson Simamora, 2004:191)
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Kuisioner dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 (Ghozali, 2006). Maka, dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut :
2
11 2
1 1 1
b
k r
k
... (Arikunto. 2002:171) Dimana :
(43)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
k = Banyaknya butir pertanyaan Σσb2 = Jumlah varians butir
σ12 = varians total
Untuk mencari tiap butir gunakan rumus varians sebagai berikut :
2 2
2
( x) x
n n
... (Arikunto. 2002:160)
Dimana : σ2
= Varians Σx = Jumlah skor N = Jumlah responden
Ketentuan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel dengan tingkat signifikansi 0,05 maka item pertanyaan dikatakan realiabel.
2. Jika rhitung ≤ rtabel dengan tingkat signifikansi 0,05 maka item pertanyaan dikatakan tidak realiabel.
Perhitungan reliabilitas pertanyaan akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Reabilitas Cronbach Alpha
No Variabel hitung standar Keterangan
1 Citra (X) 0,75 0,70 Reliabel
2 Keputusan Pembelian (Y) 0,74 0,70 Reliabel
(44)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan terhadap 30 responden, dari hasil pengujian reliabilitas tersebut diketahui bahwa nilai dari setiap pernyataan variabel dikatakan reliabel, karena Cαhitung ≥ Cαminimal. Sehingga pernyataan-pernyataan tersebut kapanpun dan dimanapun ditanyakan terhadap responden akan memberikan hasil ukur yang sama.
3.6.3 Teknik Analisis Data
3.6.3.1 Methode Successive Interval (MSI)
Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya diukur dalam skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau “kurang” dari yang lain. Maka skala ordinal tersebut harus dirubah kedalam bentuk skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data dengan penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode Successive Interval (MSI).
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi setiap pilihan jawaban.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung proporsi setiap pilihan jawaban.
3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
(45)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan jawaban.
5. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :
6. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut :
Score = Scale value + | Scale Value minimum | + 1
3.6.3.2Analisis Regresi Sederhana
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variable dependen. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:
Y’=a + bX (Sugiyono, 2008:270) Dimana:
Y’ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
(46)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b ( + ) makan naik, dan bila b ( - ) maka terjadi penuruanan.
X = Subyek ada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut:
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu: ∑X ∑Y dan ∑XY ∑ ∑
2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2008:272)
(Sugiyono, 2008:272)
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
3.6.3.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
(47)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas, dengan asumsi 0 ≤ r2 ≥ 1
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
3.6.4 Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data adalah menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antar variabel independen dengan variabel dependen yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan atau penolakan daripada hipotesis yang telah dirumuskan.
Pengujian hipotesis dilakukan pula untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan tersebut berlaku untuk seluruh populasi. Adapun rumus uji signifikansi korelasi product moment sebagai berikut:
(Sugiyono, 2008:250)
Keterangan :
t = Distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2 r = koefisien korelasi product moment
(48)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
n = banyaknya sampel
Ketentuan daripada uji t-student ini ialah:
Ho : β = 0 : Korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
H1 : β ≠ 0 : Korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang dikembangkan diterima atau ditolak, harus membandingkan nilai thitung dan ttabel yang terdapat dalam distribusi t.
Jika thitung ≥ ttabel , maka Ho ditolak dan H1 diterima Jika thitung < ttabel , maka Ho diterima dan H1 ditolak
Berdasarkan taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 Uji hipotesis penelitian yang dikemukakan di kerangka pemikiran adalah citra berpengaruh terhadap keputusan menonton. Hipotesis tersebut dapat digambarkan dalam hipotesis statistik menjadi:
1. Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh antara citra film Indonesia terhadap keputusan menonton film Indonesia di Empire XXI Bandung.
2. H1 : β ≠ 0, terdapat pengaruh antara citra film Indonesia terhadap keputusan menonton film Indonesia di Empire XXI Bandung.
(49)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menontondapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Citra film Indonesia berdasarkan tanggapan responden berada pada kategori sedang. Indikator promosi memiliki kinerja yang baik, hal tersebut digambarkan oleh daya tarik Trailer film Indonesia yang ditayangkan di televisi dan diputar di radio menarik minat responden untuk menonton film Indoensia. Selain itu frekuensi pemutaran trailer film Indonesia yang sering hadir di televisi dan radio membantu responden untuk mengingat yang pada akhirnya dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu indikator harga terutama pemberian harga khusus untuk weekday dan weekend yang cukup konsisten, membantu repsonden untuk menyesuaikan dengan waktu dan anggaran yang mereka miliki.
2. Keputusan menonton berdasarkan tanggapan responden berada pada kategori sedang. Indikator kemudahan untuk mengakses jadwal pemutaran menjadi hal yang penting bagi calon penonton untuk memilih film apa yang akan ditonton. Hal ini juga sangat membantu responden dalam mengambil keputusan.
(50)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Secara keseluruhan berdasarkan hasil pengujian pengaruh citra film indonesia terhadap keputusan menonton, terdapat pengaruh positif dari citra terhadap keputusan menonton.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan penulis pada film Indonesia, diajukan beberapa saran agar dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi produser film dan pengusaha bioskop, dalam hal meningkatkan efektivitas citra serta meningkatkan keputusan menonton adalah sebagai berikut:
1. Teknologi dalam proses pembentukan citra berada pada kategori rendah sehingga untuk meningkatkan efektivitas citra dalam teknologi, maka para pembuat film harus melakukan riset lebih dalam untuk mencoba menggunakan teknologi yang lebih canggih daripada yang saat ini. Mulai mencoba membuat film dengan memberikan tambahan efek visual seperti bisa ditonton dalam format 3D di bioskop.
2. Untuk meningkatkan keputusan menonton, para pembuat film perlu memperhatikan sumber informasi dan karakteristik dari setiap film tersebut. Para pembuat film harus semakin berinovasi dalam membuat promo event sepert premier film, agar bisa dibuat semenarik mungkin yang bisa menjadi bahan pemberitaan media dan pembicaraan orang. Selain itu sumber cerita film juga perlu diperhatikan, apabila film tersebut merupakan film yang
(51)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diangkat dari kisah nyata atau novel, tentunya ini menjadi jauh lebih menarik dan berpotensi menghadirkan banyak penonton ke bioskop
3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor lain yang dapat dikaji antara lain seperti country of origin, distribusi dan maraknya aktivitas pembajakan yang sangat merugikan pihak produser film. Faktor – faktor tersebut apabila diteliti lebih lanjut dipercaya juga dapat meningkatkan tingkat keputusan menonton film Indonesia.
(52)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Alma, Buchari. (2009). Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Ardianto, Elvinaro. (2011). Handbook of Public Relation. Jakarta : Simbiosa Rektama Media
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Hasan, Ali.2008.Marketing.Yogyakarta:MedPress
Kotler, Philip., Gary, Armstrong. (20012). Principles Of Marketing 14th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc
S.N. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Sasono, Eric et.al. (2011). Menjegal Film Indonesia. Jakarta: Rumah Film Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Umar, Husein. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Zeithmal, Bitner dan Gremler. (2012). Service Marketring. New Jersey: Pearson
(53)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Internet
Agustan, Doni (2013). Film pilihan 2011. [Online]
Tersedia:http://cinemaque.blogspot.com/2012/03/12-film-pilihan-2011.html [12 April 2013]
Jonathan, Adrian. (2013). Menjaga Momentum Film Indonesia. [Online] Tersedia:http://filmindonesia.or.id/article/risalah-2012-menjaga-momentum-film-indonesia#.UdU86DtHJJo [3 April 2013]
Ramadani, Deden. (2013). Jumlah Bioskop Bertambah, Harga Tiket Naik. [Online]
Tersedia:http://filmindonesia.or.id/article/risalah-2012-jumlah-bioskop-bertambah-harga-tiket-naik#.UdU85ztHJJo [30 Maret 2013]
3. Jurnal
Diamantopoulos, Adamantios, et, al. (2011). The Relationship Between country-of-origin and brand image as drivers of purchase intentions: A test of alternative perspective. 18 halaman. [4 Maret 2013].
Franceour, Betsy. (2004). Brand Image and Walt Disney: A Qualitative Analysis
of “Magical Gatherings”. 8 halaman [21 November 2012]
Herlina, Dyna. (2012). Identifying Key Factors Affecting Consumer Decision Making Behaviour in Cinema Context: A Qualitative Approch. 10 halaman. [30 November 2012]
(54)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Narjono, Arijo Isnoer. (2012). Atribut Produk Sebagai Dasar Keputusan Pembelian Susu. 43 halaman [31 Maret 2013]
Wiranto, Tri Ari. (2013). Pengaruh Bauran Promosi dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Menggunakan Layanan Internet Telkom Speedy (Studi Pada Masyarakat Pasuruan). 12 halaman [22 April 2013]
4. Dokumen
Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indoneisa. (2010). Musyawarah Besar VII Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indoneisa. Tahun 2010. Jakarta: GPBSI.
(1)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh citra film Indonesia terhadap keputusan menonton dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Citra film Indonesia berdasarkan tanggapan responden berada pada kategori sedang. Indikator promosi memiliki kinerja yang baik, hal tersebut digambarkan oleh daya tarik Trailer film Indonesia yang ditayangkan di televisi dan diputar di radio menarik minat responden untuk menonton film Indoensia. Selain itu frekuensi pemutaran trailer film Indonesia yang sering hadir di televisi dan radio membantu responden untuk mengingat yang pada akhirnya dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu indikator harga terutama pemberian harga khusus untuk weekday dan weekend yang cukup konsisten, membantu repsonden untuk menyesuaikan dengan waktu dan anggaran yang mereka miliki.
2. Keputusan menonton berdasarkan tanggapan responden berada pada kategori sedang. Indikator kemudahan untuk mengakses jadwal pemutaran menjadi hal yang penting bagi calon penonton untuk memilih film apa yang akan ditonton. Hal ini juga sangat membantu responden dalam mengambil keputusan.
(2)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Secara keseluruhan berdasarkan hasil pengujian pengaruh citra film indonesia terhadap keputusan menonton, terdapat pengaruh positif dari citra terhadap keputusan menonton.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan penulis pada film Indonesia, diajukan beberapa saran agar dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi produser film dan pengusaha bioskop, dalam hal meningkatkan efektivitas citra serta meningkatkan keputusan menonton adalah sebagai berikut:
1. Teknologi dalam proses pembentukan citra berada pada kategori rendah sehingga untuk meningkatkan efektivitas citra dalam teknologi, maka para pembuat film harus melakukan riset lebih dalam untuk mencoba menggunakan teknologi yang lebih canggih daripada yang saat ini. Mulai mencoba membuat film dengan memberikan tambahan efek visual seperti bisa ditonton dalam format 3D di bioskop.
2. Untuk meningkatkan keputusan menonton, para pembuat film perlu memperhatikan sumber informasi dan karakteristik dari setiap film tersebut. Para pembuat film harus semakin berinovasi dalam membuat promo event sepert premier film, agar bisa dibuat semenarik mungkin yang bisa menjadi bahan pemberitaan media dan pembicaraan orang. Selain itu sumber cerita film juga perlu diperhatikan, apabila film tersebut merupakan film yang
(3)
106
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diangkat dari kisah nyata atau novel, tentunya ini menjadi jauh lebih menarik dan berpotensi menghadirkan banyak penonton ke bioskop
3. Untuk penelitian selanjutnya, faktor lain yang dapat dikaji antara lain seperti country of origin, distribusi dan maraknya aktivitas pembajakan yang sangat merugikan pihak produser film. Faktor – faktor tersebut apabila diteliti lebih lanjut dipercaya juga dapat meningkatkan tingkat keputusan menonton film Indonesia.
(4)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Alma, Buchari. (2009). Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Ardianto, Elvinaro. (2011). Handbook of Public Relation. Jakarta : Simbiosa Rektama Media
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Hasan, Ali.2008.Marketing.Yogyakarta:MedPress
Kotler, Philip., Gary, Armstrong. (20012). Principles Of Marketing 14th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc
S.N. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo
Sasono, Eric et.al. (2011). Menjegal Film Indonesia. Jakarta: Rumah Film Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Umar, Husein. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Zeithmal, Bitner dan Gremler. (2012). Service Marketring. New Jersey: Pearson
(5)
xiv
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Internet
Agustan, Doni (2013). Film pilihan 2011. [Online]
Tersedia:http://cinemaque.blogspot.com/2012/03/12-film-pilihan-2011.html [12 April 2013]
Jonathan, Adrian. (2013). Menjaga Momentum Film Indonesia. [Online] Tersedia:http://filmindonesia.or.id/article/risalah-2012-menjaga-momentum-film-indonesia#.UdU86DtHJJo [3 April 2013]
Ramadani, Deden. (2013). Jumlah Bioskop Bertambah, Harga Tiket Naik. [Online]
Tersedia:http://filmindonesia.or.id/article/risalah-2012-jumlah-bioskop-bertambah-harga-tiket-naik#.UdU85ztHJJo [30 Maret 2013]
3. Jurnal
Diamantopoulos, Adamantios, et, al. (2011). The Relationship Between country-of-origin and brand image as drivers of purchase intentions: A test of alternative perspective. 18 halaman. [4 Maret 2013].
Franceour, Betsy. (2004). Brand Image and Walt Disney: A Qualitative Analysis
of “Magical Gatherings”. 8 halaman [21 November 2012]
Herlina, Dyna. (2012). Identifying Key Factors Affecting Consumer Decision Making Behaviour in Cinema Context: A Qualitative Approch. 10 halaman. [30 November 2012]
(6)
Ridla An-Nuur S, 2013
Pengaruh Citra Film Indonesia Terhadap Keputusan Menonton
(Survei Terhadap Penonton Film Indoensia Di Bioskop Empire Xxi Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Narjono, Arijo Isnoer. (2012). Atribut Produk Sebagai Dasar Keputusan Pembelian Susu. 43 halaman [31 Maret 2013]
Wiranto, Tri Ari. (2013). Pengaruh Bauran Promosi dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Menggunakan Layanan Internet Telkom Speedy (Studi Pada Masyarakat Pasuruan). 12 halaman [22 April 2013]
4. Dokumen
Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indoneisa. (2010). Musyawarah Besar VII Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indoneisa. Tahun 2010. Jakarta: GPBSI.