MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING DI KELAS VI SDN I BANJARSARI.

(1)

MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

MELALUI MEDIA DINDING DI KELAS VI SDN 1 BANJARSARI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Mengikuti Seminar Proposal Skripsi

Oleh:

DANI MUSTAQIM 0903231

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Meningkatkan Proses Pembelajaran Gerak Dasar Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja Melalui Media Dinding Di Kelas VI Sdn I Banjarsari” ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak menjiplak dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada Saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Dani Mustaqim 0903231


(3)

DANI MUSTAQIM

MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI

MEDIA DINDING DI KELAS VI SDN I BANJARSARI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Entan Saptani, M.Pd NIP. 196204131987031001

Pembimbing II

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd NIP. 196002061986031001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD S-1 Pendidikan Jasmani

Drs. Respati Mulyanto, M.Pd NIP. 195905201988031002


(4)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK….. ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… ... 13

A. Kajian Teori ... 13

1. Filsafat Dan Konsep Dasar Pendidikan Jasmani ... 13

2. Permainan Tenis Meja ... 18

3. variasi dan kombinasi berbagai bentuk pengenalan gerakan backhand ... 18

4. Teknik Dasar Tenis Meja ... 20

5. Pokok-Pokok Peraturan Permainan Tenis Meja ... 22

B. Hasil Temuan Penelitian yang Relevan ... 27

C. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN………... 29

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

1. Lokasi Penelitian ... 29

2. Waktu Penelitian ... 29

B. Subjek Penelitian ... 30

C. Metode dan Desain Penelitian ... 30

1. Metode Penelitian ... 30

2. Desain Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian ... 31

1. Tahap Perencanaan ... 32


(5)

vi

3. Tahap Observasi ... 33

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 33

1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 33

2. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 33

3. Lembar Aktivitas Siswa ... 34

4. Format Tes ... 34

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34

1. Teknik Pengolahan Data ... 34

2. Analisis Data ... 35

G. Validasi Data ... 36

1. Triangulasi ... 36

2. Member Check ... 36

3. Audit Trial ... 36

4. Expert Opinion... 36

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Paparan Data Awal ... 37

1. Paparan Data Awal Perencanaan ... 37

2. Paparan Data Awal Pelaksanaan Kinerja Guru ... 38

3. Paparan Data Awal pelaksanaan Aktivitas Siswa ... 40

4. Paparan Data Awal Hasil Tes... 40

5. Analisis dan Refleksi ... 42

B. Paparan Data Tindakan ... 43

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 43

a. Paparan Data Perencanaan ... 43

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... 46

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 49

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa ... 51

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 52

2. Paparan Data Siklus II ... 58

a. Paparan Data Perencanaan ... 58

b. Paparan Data Pelaksanaan ... 62

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 65

d. Paparan Data Hasil Belajar ... 67

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... . 69

3. Paparan Data Tindakan Siklus III... .. 77

a. Paparan Data Perencanaan ... 77

b. Paparan Data Pelaksanaan ... 80

c. Paparan Data Aktivitas Siswa... 83

d. Paparan Data Hasil Belajar ... 85

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ... 93

2. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran ... 94

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 95


(6)

vii

5. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ... 97

6. Pembuktian Hipotesis ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan... 101

B. Saran…... ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 108


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1.1 Data Hasil Observasi Backhand Drive ... 7

3.1 Jadwal Penelitian ... 29

4.1 Data Awal Tes Belajar Siswa ... 41

4.2 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 44

4.3 Data Hasil Observasi Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 47

4.4 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 50

4.5 Data Hasil Tes Belajar Siklus I ... 51

4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus I ... 53

4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus I ... 54

4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 55

4.9 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I... 57

4.10 Data Hasil Penelitian Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 60

4.11 Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 64

4.12 Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Siklus II ... 65

4.13 Data Nilai Hasil Tes Siklus II ... 68

4.14 Rekapitulasi Hasil Penilaian aktivitas Siswa Siklus II ... 74

4.15 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil belajar Siklus II ... 75

4.16 Data Hasil penelitian Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 79

4.17 Data Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembeajaran Siklus II... 82

4.18 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 84

4.19 Data Nilai Hasil Tes Siklus III ... 86

4.20 Rekapitulasi Hasil penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 90

4.21 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92

4.22 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 94

4.23 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I,II III. 94

4.24 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus III ... 95


(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 3.2 Bagan Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 31


(9)

x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 57

4.2 Perbandingan Perencanaan Tindakan Siklus I dan siklus II ... 70

4.3 Perbandingan Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dan II ... 72

4.4 Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I, dan II, ... 74

4.5 Perbandingan Tingkat Kelulusan Siswa Siklus I, dan II, ... 76

4.6 Perbandingan Perencanaan Tindakan Siklus I, II, dan III ... 88

4.7 Perbandingan Pelaksanaan Tindakan Siklus I, II, dan III ... 89

4.8 Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I, II, dan III... 91


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Instrumen Observasi Kinerja Guru (IPKG 1) ... 108

2 Instrumen Observasi Kinerja Guru (IPKG 2) ... 118

3 Format Aktivitas Siswa ... 123

4 Format Tes Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja ... 125

5 Format Catatan Lapangan ... 128

6 Format Lembar Wawancara Siswa ... 129

7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 130

8 Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 133

9 Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 135

10 Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 137

11 Hasil Tes Backhand Drive Dalam Permainan Tenis MejaSiklus I . 138

12 Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 139

13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 140

14 Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 144

15 Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 145

16 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 148

17 Hasil Tes Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja ... 149

18 Hasil Catatan Lapangan Siklus II... 150

19 Instrumen Penilaian Kinerja Guru(RPP) Siklus III... 151

20 Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus III ... 158

21 Instrumen Penilaian Kinerja Guru Siklus III ... 160

22 Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 162

23 Hasil Tes Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja ... 163

24 Hasil Catatan Lapangan III ... 164

25 Surat Izin Penelitian ... 165

26 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 166

27 Surat Keterangan Penelitian ... 167

28 Lembar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 168


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromusculer, perseptual, kognitif, sosial dan emosional. Pendidikan jasmani sering dihubungkan dengan konsep lain, dimana pendidikan jasmani disamakan dengan sikap usaha atau kegiatan yang mengarah bagian organ organ tubuh, kesegaran jasmani, kegiatan fisik, dan pengembangan ketrampilan gerak. pengertian itu memberikan pandangan yang menyimpang dari arti yang sesungguhnya.

Menurut Susilawati (2010: 3) menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak, yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gururnya dan diberikan dalam situasi yang tepat agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

Definisi di atas mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karaktersitik siswa.

Tujuan pendidikan jasmani disekolah menurut pendapat Menurut Lutan (2001: 18), pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa sebagai berikut:

a.Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.


(12)

2

b.Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

c.Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

d.Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efisien dalam hubungan antar orang.

e.Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani termasuk permainan olahraga.

Adapun Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah dasar mulai dari kelas 1 sampai kelas VI pada setiap caturwulannya ditekankan pada usaha mengacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental emosional, dan social.

Menurut Syahrifuddin dan Muhadi (1992/1993: 4) Jenis-jenis kegiatan yang di ajarkan di Sekolah Dasar meliputi atas :

1. Kegiatan pokok yang terdiri atas:

a) Pengembangan Kemampuan Jasmani (PKJ). b) Atletik.

c) Senam. d) Permainan. 2. Kegiatan pilihan.

Yang dimaksud dengan kegiatan pilihan di sini, adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang di tujukan untuk meningkatkan prestasi optimal murid-murid Sekolah Dasar sesuai dengan bakat dengan kegemaranya Salah satu dari kegiatan pilihan disini adalah permainan tenis meja, dimana anak Sekolah Dasar antusias terhadap permainan tenis meja maka disini peneliti akan meneliti tentang teknik dasar permainan tenis maja yaitu backhand drive, karena anak Sekolah Dasar kelas VI di SDN Banjarsari kurang memahami tentang backhand drive secara menyeluruh.

Guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa, guru pendidikan jasmani harus mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu pendidikan jasmani sangat berperan penting bagi bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta didik maka bermain adalah cara yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas


(13)

3

fisik walaupun bermain tidak selalu fisikal. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk permainan itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Permainan yang menarik akan meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani. tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan materi pembelajaran serta fasilitas yang memadai.

Permainan tenis meja adalah salah satu cabang olahraga permainan, yaitu permainan yang menggunakan bola kecil. permainan tenis meja merupakan permainan yang unik dan bersifat rekreatif. Oleh karena itu, permainan tenis meja sekarang ini digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat di Indonesia, baik oleh anak-anak sekolah, remaja, orang dewasa, laki-laki maupun perempuan.

Untuk dapat melakukan permainan tenis meja yang baik dan benar hingga dapat mencapai prestasi yang optimal, selain seorang pemain itu harus memiliki keterampilan, kekuatan, kecepatan, ketepatan, keluasaan, dan daya tahan juga harus memahami dan menguasai teknik pukulan untuk melakukan permainan tersebut.

Seorang pemain yang memiliki pemahaman dan penguasaan berbagai teknik pukulan yang sempurna maka dapat diharapkan pemain tersebut akan dapat menguasai pemainan dalam suatu pertandingan. Oleh karena itu perlu mengajari teknik dasar terlebih dahulu, agar memiliki pemahaman dan penguasaan untuk melakukan permainan tersebut dan dapat mengembangkanya dengan lebih baik dan sempurna.

Beberapa bentuk latihan pengenalan dapat disajikan melalui beberapa tahap: 1. Latihan memantulkan bola tanpa menggunakan bat.

2. Memantulkan bola dengan menggunakan bat. 3. Memantulkan bola ke dindiding.

Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992/1993: 4) Teknik dasar untuk permainan tenis meja yang akan dikemukakan di sini adalah mengenai:

1. Cara-cara memegang bat (Grip). 2. Cara-cara memukul bola (stroke).


(14)

4

Backhand drive adalah pukulan yang dilakukan di bagian belakang atau kiri bat yang relative tegak (bagian belakang tangan yang memegang bat) dari sisi kiri badan diayun ke arah depan (Http:wordpress.com/tenis-meja-2/backhand drive/). Media adalah Segala sesuatu yang dapat diterima yang berfungsi sebagai perantara / sarana / alat untuk proses komunikasi (Sudin dan Saftani).

Dalam pukulan backhand, yang merupakan pukulan dengan menggunakan bagian belakang bat itu sendiri. Terdapat dua dasar tekhnik pukulan yaitu backhand drive dan backhand push. Di bawah ini (Kusmaedi dkk 1992) menjelaskan aksi dan tekhnik melakukan backhand drive dan backhand push. 1. Backhand Drive, tekhnik bermain backhand drive dikenal sebagai pukulan

dengan aksi mengayun, dimana bat bergerak ke depan dan atas posisi backhand. Dengan kaki dan pundak menghadap bagian dari meja dimana bola dapat dikembalikan. Menjaga kaki digaris dengan pundak, dan pegang bat di depan perut. Permukaan backhand ke depan, posisi tertutup ringan dan siku ada pada sudut sekitar 90 derajat. Tekhnik memainkan backhand drive yaitu ketika bola sampai, ayunkan bat ke depan dengan menggunakan siku, hindari pergunaan pergelangan atau pundak karena kekuatan tertumpu pada siku. Ketika memukul, biarkan siku berputar dan dekat pada bola sehingga dapat mengakhiri pukulan dengan sisi backhand dari bat yang menghadap ke bawah menuju meja.

2. Backhand Push tekhnik pukulan ini dimainkan dengan gaya mendorong dimana bat bergerak hanya dalam jarak pendek dan tidak ada pukulan yang mengikuti. Posisi backhand push yaitu dengan cara berdiri sama dengan aksi pukulan backhand drive, dimana kedua kaki berdiri sejajar dengan pundak antara selebar pundak. Posisi lutut melengkuk lunak dan salurkan beban badan ke depan. Bat dipegang pada sudut yang terbuka serta ringan dengan posisi berlawanan dengan sudut untuk pukulan drive. Siku menekuk antara 90 derajat dan bat dipegang di depan perut. Tekhnik backhand push ini di lakukan dengan satu gerakan lembut untuk mendorong bat keluar di depan dan turun dengan ringan. Tujuannya adalah memukul ke arah bawah dan melewati belakang bola. Pukulan ini dapat dilakukan pada situasi biasa yakni membuat kontak


(15)

5

pada bola saat puncak pantulan. Kedua ayunan dan dorongan harus pendek dengan menggunakan kekuatan yang sedikit pada pukulan ini. Kunci keberhasilannya adalah berupa singgungan ringan dan kontrol yang tepat dengan backhand drive hampir sepenuhnya di buat pada siku. Jika bola memntul terlalu tinggi kurangi sudut dari bat dan jangan jatuh. Untuk pemula memukul dibawah bola selain memukul dibelakang bola itu. Tekhnik seperti ini adalah dengan cara mengkonsentrasikan pada bola dengan serendah dan sependek mungkin.

Media disini sangat memberikan konstribusi besar bagi proses pembelajaran, dengan media dinding pembelajaran backhand drive untuk mempermudah siswa untuk melakukan backhand drive dengan cara memantulkan bola setelah memantul ke lantai secara bergantian. Dengan media dinding lebih tepat pantulan bola pada saat melakukan pembelajaran backhand drive. Sehingga hasil belajar akan meningkat.

Materi atau bahan agar sebuah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek antara lain adalah permainan dan olahraga salah satu diantaranya olahraga permainan tenis meja. Dalam permainan tenis meja memiliki beberapa teknik dasar yang dikuasai dengan baik oleh para pelakunya. Agar permainan dapat berlangsung dengan lancar, menarik dan menyenangkan. Teknik dasar tersebut adalah backhand drive melalui media dinding.

Keterampilan gerak teknik dasar permainan tenis meja hanya akan dikuasai dengan baik melalui proses belajar keterampilan suatu cabang olahraga, hanya akan dapat dikuasai dengan baik bila dipelajari dengan sebaik-baiknya. Prosesnya mencakup kegiatan latihan atau pelaksanan tugas-tugas secara berulang-ulang.

Proses belajar mengajar yang baik akan berlangsung secara lancar apabila seorang guru dapat memilih dan menentukan metode, teknik pembelajaran pendidikan yang sesuai dengan karakter materi atau bahan ajar, serta sesuai dengan karakter perkembangan anak.

Pembelajaran backhand drive merupakan keterampilan yang harus dikuasai siswa khususnya siswa kelas VI SDN Banjarsari. Pada awal semester Tahun


(16)

6

Ajaran 2013/2014, guru pendidikan jasmani di SDN Banjarsari menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal {KKM} untuk teknik backhand drive yang mengacu pada tiga arah yaitu: kognotif, afektif, dan psikomotor. Kondisi yang ada saat ini di lapangan memperlihatkan sebagai berikut:

Hasil belajar siswa menunjukan bahwa sebanyak 14 orang dari 24 siswa yang belum mampu mendapatkan nilai sebagai batas kelulusan. Berdasarkan hasil observsi, diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada awal semester tahun 2012/2013 sebagian besar belum memenuhi KKM.

Diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada awal semester tahun 2012/2013 Adalah 44% siswa kelas VI yaitu 8 siswa dari 24 siswa sudah memenuhi standar KKM, sedangkan 56% siswa yaitu 16 siswa belum memenuhi standar KKM.

Pada saat pembelajaran berlangsung, khususnya pembelajaran backhand drive ditemukan beberapa masalah yaitu kurang persiapan guru pengajar, baik itu dalam mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran maupun persiapan kegiatan belajar mengajar. Kurangnya persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran terlihat dari RPP itu sendiri yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah RPP yang tercantum dalam IPKG 1. Pembelajaran penjas di SDN I Banjarsari kurang begitu baik dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan dimana sarana dan prasarana tidak memadai, tidak adanya penerapan metode terhadap materi yang diberikan khususnya materi backhand drive, sehingga siswa cenderung cepat bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan dari pembelajaran backhand drive tidak tercapai dengan sempurna, dimana tujuan pembelajaran itu sendiri adalah agar siswa bisa melakukan gerak dasar backhand drive.

Uraian di atas dalam membina dan meningkatkan pengembangan kemampuan daya gerak siswa SD terhadap pembelajaran tenis meja, guru penjas harus merancang bentuk-bentuk latihan media dinding yang menarik saat pembelajaran berlangsung dan harus disesuaikan dengan karakteristik dari siswa SD.

Untuk memudahkan pembelajaran backhand drive, peneliti berinisiatif untuk meningkatkan kembali motivasi siswa dengan mengadakan pembelajaran


(17)

7

backhand drive dengan media dinding, sehingga siswa bisa menerima materi dengan semangat dan seurius, yang paling utama dapat tercapainya tujuan pembelajaran yaitu siswa bisa melakukan gerakan dasar backhand drive.

Adapun pemerolehan hasil observasi yang dilakukan peneliti diperoleh data sebagai mana tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Hasil Observasi Backhand Drive

No Nama siswa

Sikap awalan Sikap Pelaksa nan Sikap Akhir

S N

Ket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T BT

1 Alda √ √ √ 8 67

2 Annisa √ √ √ 9 75 √

3 Ana merdiana √ √ √ 6 50 √

4 Asep √ √ √ 9 75 √

5 Andi √ √ √ 5 4 √

6 Kokom √ √ √ 8 67 √

7 Anjar √ √ √ 9 75 √

8 Alda √ √ √ 9 75 √

9 Aldii √ √ √ 5 42 √

10 Vivi √ √ √ 6 50 √

11 Ardiana √ √ √ 4 33 √

12 Arva.N √ √ √ 7 58 √

13 Astin √ √ √ 7 58 √

14 Daffa.K √ √ √ 7 58 √

15 Dadan √ √ √ 10 83 √

16 Fitriani √ √ √ 6 50 √

17 Denis √ √ √ 7 58, 3 √

18 Elvin √ √ √ 8 67 √

19 Fanji √ √ √ 10 83 √

20 Febi √ √ √ 9 75 √

21 Firman √ √ √ 10 83 √

22 Rahmat √ √ √ 5 42 √

23 Indriani √ √ √ 8 67 √

24 Gilang √ √ √ 5 47 √

JUMLAH 8 16

PERSENTASE(%) 33

% 67 %

Dari analisis hasil tersebut dapat di ketahui bagaimana kemampuan siswa dalam melakukan backhand drive dalam permainan tenis meja. Dimana


(18)

aspek-8

aspek yang di nilai pada tes backhand drive dalam permainan tenis meja adalah seabagai berikut:

Berdasarkan tabel tes data awal backhand drive dalam permainan tenis meja kelas VI SDN 1 Banjarsari dnari 24 siswa yang mengikuti tes data awal ini, yang terdiri dari 11 siswa putra dan 13 siswi putri, dan dapat diketahui bahwa yang mencapai KKM hanya 33% saja yang terdiri dari 5 orang siswa putra dan 3 orang siswa putri yang mencapai KKM. Dan yang tidak mencapai KKM 75% yang terdiri dari 5 siswa putra dan 16 siswi putri.

Jadi berdasarkan analisis hasil dan tabel data awal tes backhand drive tersebut bisa diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai KKM, hal tersebut dikarenakan masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan mengenai gerak dasar permainan tenis meja. Pada saat pembelajaran guru kurang mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi. Hal tersebut menyebabkan siswa jenuh dalam melakukan pembelajaran tersebut.

Untuk itu perlu suatu pemecahan masalah agar pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir. Jadi dalam model pembelajaran terdapat strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Tugas seorang guru salah satunya adalah memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran yang akan diajarkan.

Dari kondisi pembelajaran dan hasil tes yang diperoleh, memberikan gambaran bahwa masalah pembelajaran backhand drive kelas VI Banjarsari perlu diperbaiki. Permasalahan tersebut terjadi karena anak tidak terbiasa melakukan backhand drive dalam bermain tenis meja.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang dirumuskan ke dalam judul “ Meningkatkan Proses Pembelajaran Gerak Dasar Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja Melalui Media Dinding Di Kelas VI SDN Banjarsari ’’.


(19)

9

B. Perumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Dalam pembelajaran tenis meja berdasarkan observasi yang dilakukan penulis lakukan pada siswa kelas VI SDN I Banjarsari. Adapun permasalahan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis?

b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis?

c. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis? d. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand drive

dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis? 2. Pemecahan Masalah

Agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas, maka penulis mencoba berdasarkan cara agar dapat menerpakan media dinding dalam pembelajaran gerak dasar backhand drive salah satunya yaitu:

a. Pada tahap perencanaan guru mempersiapkam pembelajaran backhand drive yang mengacu pada IPKG 1 yang meliputi perumusan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, dan sumber belajar. b. Pada tahap pelaksanaan mengacu pada IPKG 2 yaitu menjelaskan topik

belajar, memberikan bimbingan berupa pertanyaan dan komando kepada siswa secara terus menerus mengenai cara pembelajaran pada backhand drive permainan tenis meja serta memberikan bantuan kepada siswa yang tidak bisa melakukan gerakan backhand drive .


(20)

10

c. Guru mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai kerja sama, sportivitas dan kedisiplinan siswa saat pembelajaran backhand drive serta memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran backhand drive.

d. Pada tahap evaluasi guru mengevaluasi siswa dengan mengadakan tes dimana setiap siswa melakukan gerakan backhand drive dan dicatat hasilnya.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Unruk mengetahui perencanaan pembelajaran backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

2. Untuk mengetahui pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

3. Untuk mengetahui aktifitas siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis 4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar backhand

drive dengan media dinding untuk meningkatkan gerak dasar backhand drive pada siswa kelas VI SDN Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat memberikan konstribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik manfaat secara akademis dan praktis.

1. Kepentingan akademis.


(21)

11

b) Sebagai bahan masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi backhand drive tenis meja.

2. Kepentingan praktis.

a) Bagi guru penjaskes sekolah dasar.

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama pada pembelajaran penjas di Sekolah Dasar sebaiknya menggunakan metode pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak Sekolah Dasar cenderung masih ingin bermain serta menghindari cidera yang berakibat fatal.

E. Batasan Istilah Meningkatkan

Kata “meningkatkan”memiliki kata dasar”tingkat”yang berarti lapisan dari sesuatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan dapat menaikan ke tingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa.( Kamus Besar Bahasa Indonesia : 125)

Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses aktip peserta didik yang mengembangkan poteni dirinya (Dananjaya 2012: 27)

Backhand drive

Backhand drive adalah pukulan yang dilakukn di bagian belakang ataw kiri bat yang relatif tegak(bagian belakang tangan yang memegang bat) dari sisi kiri badan diayun ke arah depan (Http:wanumbno4.wordpress.com/tenis-meja-2/backhand-drive/)

Permainan tenis meja

Permainan tenis meja adalah adalah salah satu dari cabang olah raga permainan, yaitu permainan yang mempergunakan bola kecil (Syarifudin, dan Muhadi 1992: 201)


(22)

12

Media adalah segala sesuatu yang dapat diterima yang berfungsi sebagai perantara / sarana / alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). (Sudin, Ali dan Saptani, Entan. 2009: 04)

Dinding

Dinding adalah penutup sisi samping atau penyekat ruang, rumah, bilik, papan anyaman, bambu, tembok dsb.


(23)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Adapun pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, dalam pembelajaran tenis meja khususnya backhand drive .

b. Peneliti lebih memahami terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi siswanya yang selama ini dianggap bermasalah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013. Lamanya penelitian kurang lebih selama lima bulan, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penyusunan laporan.

Tabel 3.1 JadwalPenelitian

No Uraian kegiatan

WAKTU PELAKSANAAN

Januari Pebruari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus 1 4 Pelaksanaan siklus 2 5 Pelaksanaan siklus 3

6 Pengolahan data


(24)

30

B.Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Banjarsari, yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Pemilihan kelas VI sebagai subyek penelitian dilandasi atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukandi kelas VIyang banyak melakukan teknik gerak dasar tenis meja dalam backhand drive.

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggsunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang digunakan dalam pembelajaran, yakni melalui penggunaan media dinding.

Banyak definisi mengenai Penelitian Tindakan Kelas, diantaranya dikemukakan oleh Wiraatmadja (2006: 13)

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dimana mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajaran tersebut. Apabila proses inquiri dan perbaikan pembelajaran dilakukan secara terus menerus diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan proffesional guru akan terus meningkat.

Penggunaan PTK ditujukan untuk kepentingan praktisi dilapangan dalam hal ini guru kelas dan bukan untuk kepentingan sendiri. Artinya melalui PTK dapat mendorong dan membangkitkan para praktisi dilapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap aktivitas


(25)

31

kinerja profesionalnya guna meningkatkan iklim belajar dan situasi sosial di sekolah menuju arah yang lebih baik.

Ditinjau dari segi akademis PTK bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. Adapun manfaat praktis dari pelaksanaan PTK menurut Kasbolah (1999 : 46) :

1) Pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, 2) pembangunan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas dan 3) peningkatan professionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan. 2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, penagamatan/obsevasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 3.2

Model spiral Kemmis danTaggart (Rukmana, 2012: 6)

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal


(26)

32

dalam backhand drive, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk tekhnis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampaun maksimal siswa dalam melakukan backhand drive.

Dari refleksiawal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah : a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dilapangan. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari posisi tubuh sampai ketepatan sasaran pukulan. Setiap bagian demi bagian di observasi meliputi kelemahan-kelemahan siswa yang sering terjadi diantaranya mengenai penampilan/performen.

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

d. Memperagakan dan sebagai guru penjas yang akan melaksakan pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Mengimplementasikan tujuan pembelajaran backhand drive melalui media dinding sebagai upaya meningkatkan hasil belajar backhand drive dalam permainan tenis meja.

b. Melaksanakan test untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi dasar yang diharapkan.


(27)

33

3. Tahap Observasi

Selama melaksakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti bertindak sebagai observer atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

4. Tahap Analisisdan Refleksi (Reflection)

Analisis merupakan kumpulan data-data yang diperoleh dari berbagai kejadian dan data itu adalah data kualitatif dan data kuantitatif kemudian dikembangkan untuk mencari kesimpulan dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Menurut Sugiyono, (2005: 89) mengemukakan bahwa,

Menulis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sinestesia, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami sendiri maupun orang lain

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran

Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran backhand drive dalam permainan tenis meja melalui media dinding. Dalam hal ini kemampuan merencanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).

2. Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran backhand drive melalui media dinding. Yang dalam hal ini kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran backhand drive melalui media dinding. Dalam hal ini


(28)

34

kemampuan melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat padasaat melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).

3. Lembar aktivitas siswa

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai semangat, kerjasama, dan kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran.

4. Format Tes

Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan setelah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh. Tes dilakukan dalam bentuk praktek setelah proses pembelajaran selesai, tingkat kesulitan tes di tambah pada setiap siklusnya.

5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data ini dibagi dua jenis, yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik pengolahan data hasil.

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Pada pengolahan data proses ini, data mentah yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan dirangkum dan dikumpulkan. Data observasi, wawancara dan catatan lapangan dikelompokkan kedalam data kuantitatif. Data-data tersebut kemudian diolah berdasarkan jenis dan sumbernya. b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Instrument yang digunakan untuk mengolah data hasil pada penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar dikelompokkan ke dalam data kuantitatif. Tes dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.


(29)

35

2. Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus perolehannya berdasarkan tiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul yang diperoleh dari seluruh instrument penelitian yang dibaca dan ditelaah.

Miles and Huberman (Sugiyono. 2005 : 91) mengemukakan bahwa

“aktivitas dalam data kualitatif dilakukan secarain teraktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas analisis data dalam model Miles and Huberman ini meliputi tiga tahapan, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing / verification.

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2005:92) “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan polanya”

Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilihan dan perumusan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, transformasi dan data kasar yang diperoleh menjadi informasi hasil tindakan.

2) Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah menyajikan. Menurut Sugiyono (2005:92) “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan atau dengan teks yang bersifat naratif.”

Tujuan dari penyajian data ini adalah untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan apa yang harus dikerjakan atau diperbaiki pada siklusberikutnya.

3) Conclusion drawing / verification

Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2005:99) menyatakan bahwa:“Langkah terakhir dalam analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. ”Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh yang mungkin ada, alur kausitas dari fenomena dan proporsi selanjutnya data


(30)

36

tersebut disusun dan dikategorikan, disajikan, dimaknai, disimpulkan dan terakhir diperiksa kesalahannya.

G.Validasi Data

Kesahan data penelitian dapat dilihat dari keampuan menilai data dari aspek validasi data penelitian, untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, member chek, dan exsper opinion. (Wiriatmaja2005 : 45) mengemukakan pengertian tentang teknik menguji validasi penelitian.

1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif setelah pelaksanaan tindakan. Kegiatan triangulasi ini dilakukan melalui tringulasi sumberyang ditunjukan kepada kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa.

2. Member chek, dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan data dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi.

3. Audit trial, dilakukan dengan cara peneliti mengecek prosedur dan metode pengumpulan data dengan kawan sejawat.

4. Expert opinion,peneliti mengkonsultasikan hasil temuan kepada pembimbing yang ahli dalam bidang bermain tenis meja. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing.


(31)

101 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitianpembelajarangerak dasar backhand drive

melaluimedia dindingyangdilakukan di SDN

IBanjarasariKecamatanBanjarsariKabupatenCiamisdapatdisimpulkanbahwa : Pembelajarangerak dasarbackhand drivemelaluipenerapan media dindingpadaprosesnyameliputiperencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, danhasilbelajarsebagaiberikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan media dinding, memberikanarahdanacuan yang jelastentangmaterigerak dasar

backhand drive. Perencanaanpembelajaran yang

dilaksanakansesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajaran yang

telahdisiapkandanditentukan.Dimana, RPP siklus I

kegiatansiswaadalahsiswamelakukan gerak dasar backhand drive yang

menggunakandindingdenganjarak 2m

secarabergantiandenganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar75%. Kegiatansiswapadasikluske II adalahmelakukan gerak dasar backhand drive melalui media dindingdengan di bantu olehmeja yang di

rapatkankedindingdenganjarak yang

denganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar85% masih

belummencapai target dantetapmemerlukan

perbaikanuntuksiklusselanjutnya.Kegiatansiswapadasikluske III adalahsiswamelakukangerak dasar backhand drive melalui penerapan media

dinding yang dibantuolehmeja yang di

rapatkankedindingdancaramelakukanyadengancaraberduadanbergantiansetiap kali melakukansentuhandenganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar 100% dan target telahtercapai.


(32)

102

2. Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaanpembelajaran yang

dilakukantetapmengacupadaperencanaanpembelajaran yang

sudahdisusundandisiapkansebelumnya yang terdapatpada

RPP.Pelaksanaanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan

media dindingdengankinerja guru untukmemotivasi,

mengarahkandanmembimbingsiswanyauntukmelakukangerak dasar backhand drive. Pada siklus I kinerja guru hanyamencapai74%, siklus II 88%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran, guru harus memberikan motiasipadasiswasaat pembelajaran berlangsung agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, tegas, jelas dan tidak berpihak sehinggapengelolaan proses belajar maksimal.

Aktivitassiswapadasiklus I mencapai 64% darijumlahkeseluruhansiswa, padasiklus II meningkatmenjadi73% darijumlahkeselurhansiswadanpadasiklus III meningkatmenjadi 100% darijumlahkeseluruhansiswa.

4. HasilBelajar Siswa

Peningkatankualitaspembelajaran yang meliputikinerja guru danaktivitassiswa, menunjukanhasil yang nyata, mencapai target yang ditentukansebasar 100%.Peningkatanpembelajarangerak dasar backhand drive terbuktidaripeningkatansetiapsiklusnya dimanapadasiklus I jumlahsiswa yang tuntasmelakukangerak dasar backhand drive mencapai 11 siswaatau 46%, siklus II meningkat menjadi 17 siswaatau70% yang tuntas, siklus III meningkatmenjadi 22siswaatau91% yang tuntasdengan target yang ditentukan yaitu 90%.


(33)

103

Pembelajarangerak dasarbackhand drive melalui penerapan media

dindingmerupakansuatustrategipembelajaran yang

dapatmeningkatkankemampuansiswadalammelakukanaktivitasgerak.

DenganmemperhatikanhasilPenelitianTindakanKelasyang telahdilaksanakan di SDN IBanjarsari Kecamatan BanjarsariKabupatenCiamis, adabeberapahal yang dapatdisarankansebagaiimplikasidarihasilpenelitianiniadalahsebagaiberikut: 1. Bagi guru

a. Penerapan media dindingpadapembelajarantenismejakhususnyabackhand drive adalahmerupakansalahsatusolusi yang dapatdigunakandanditerapkanoleh guru pendidikanjasmanidalampembelajarantenismeja. Namundemikian, guru

pendidikanjasmaniharusmampumemilihdanmengembangkanteknik-teknikpembelajaranlainnya yang

cocokuntukditerapkanpadapembelajarandenganmemperhatikankarakteristiksis wa, kedalamanmateri, danhal-hallainnya yang masihperludipertimbangkan. b. Guru hendaknyaperlumemahamisecaramendalammengenaipenggunaanmodel

pembelajaran yang sesuai,

sehinggadalampenerapannyatidakmenjadisalahpersepsi.

c. Para guru disarankanuntukmemilikikemauan, keuletan, kreatif, danpunyakeberanianuntukmengembangkanpembelajarandanmengembangkanb

erbagaipotensi, baikpotensidirisebagai guru,

potensilingkunganmaupunpotensisiswa.

Karenapenelitianmembuktikanbahwapembelajarantenismejakhususnyabackhan d drive yang selamainidinilaisulitolehpara guru, dengankerjakerasternyatadapatdioptimalkandenganbaik.

d. Dalammengembangkanlangkah-langkahpenerapanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan media dindingsebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, danmembimbingsiswasebaik-baiknya e. Dalampembelajarantenismeja guru lebihmenekankanpada proses

bagaimanapengetahuan, danketerampilangerakanitudibangunolehparasiswa


(34)

104

dindingsehinggaakanlebihmempermudahdanmempercepat proses

penguasaangerak dasar backhan drive tersebut. 2. Bagisiswa

a. Keterampilan gerak dasarmisalnyagerak dasar backhand drive harusdiajarkankepadasiswadenganmemperhatikantingkatperkembangansiswa. b. Para siswaperludibinauntukmelakukangerak dasar backhand drive yang

bermanfaatbagidirinya, sehinggadenganpembelajaranbackhand drive nantinyasiswadapatmelakukangerak dasardenganbaikdanbenar.

c.

Diperlukanpenggalianpotensimasing-masingsiswadalampelajaranpendidikanjasmani,

inidimaksudkanuntukmeningkatkanbakat yang dimilikisetiapanak. 3. Bagisekolah

a. Untukmenunjangpelaksanaanpembelajaranpendidikanjasmani,

makapihaksekolahdiharapkandapatberupayauntukmemberikankontribusi yang maksimal agar pembelajaraniniberlangsungdengantuntutankurikulum. Hal tersebutjugadapatdilakukandengansaranadanprasaranapenunjangpembelajaranb aikuntuksiswamaupun guru.

b. Dalammeningkatkanminatdanbakatterhadappermainantenismeja, makaperludiadakannyapertandinganbaikpadatingkatsekolah,gugus,kecamatanm aupuntingkatkabupaten yang dilakukansecaraberkala.

c.Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru

jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar

dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembelajaranp endidikanjasmani.

4. Bagi UPI KampusSumedang

Hasil-hasildaripenelitianinidiharapkan bias

bermanfaatdalamrangkaperbaikanpembelajaran, khususnyabagi program studiPendidikanJasmani yang memproduksi guru yang kreatif.


(35)

105

a.

Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadibandingansekaliguslandasanpenelitia nlanjut yang berhubungandenganpengembanganmodifikasipembelajaran. b. Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensibagipeneliti lain yang

akanmelakukanpenelitiankhususnyadenganmenjadikanpermainan dalampembelajaransebagaitindakan.

c. Bagipeneliti lain yang

akanmelakukanpenelitiantindakankelashendaknyamenggunakansumber yang lebihbanyaklagi, sehinggatemuan-temuandalampelaksanaanpembelajarangerak dasar backhand drivelebihlengkap.


(36)

106

111

DAFTAR PUSTAKA

Damiri, Kusmaedi (1992), Olahraga Pilihan Tenis Meja, Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Cholik, Lutan (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas

Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD:LOAN – IND

Susilawati, Dewi.( 2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif: Sumedang.

Soetomo (1985), Permainan Tenis Meja, Jakarta.

Sugiono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung. http://apadefinisinya.blogspot.com./2007/12/pengertian-media/html

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Syarifudin, Aip, dan Muhadi (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan (2009), Media Pembelajaran. Prodi PGSD Penjas Universitas Pendidikan Indonesia


(1)

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitianpembelajarangerak dasar backhand drive

melaluimedia dindingyangdilakukan di SDN

IBanjarasariKecamatanBanjarsariKabupatenCiamisdapatdisimpulkanbahwa : Pembelajarangerak dasarbackhand drivemelaluipenerapan media dindingpadaprosesnyameliputiperencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, danhasilbelajarsebagaiberikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan media dinding, memberikanarahdanacuan yang jelastentangmaterigerak dasar

backhand drive. Perencanaanpembelajaran yang

dilaksanakansesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajaran yang

telahdisiapkandanditentukan.Dimana, RPP siklus I

kegiatansiswaadalahsiswamelakukan gerak dasar backhand drive yang

menggunakandindingdenganjarak 2m

secarabergantiandenganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar75%. Kegiatansiswapadasikluske II adalahmelakukan gerak dasar backhand drive

melalui media dindingdengan di bantu olehmeja yang di

rapatkankedindingdenganjarak yang

denganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar85% masih

belummencapai target dantetapmemerlukan

perbaikanuntuksiklusselanjutnya.Kegiatansiswapadasikluske III

adalahsiswamelakukangerak dasar backhand drive melalui penerapan media

dinding yang dibantuolehmeja yang di

rapatkankedindingdancaramelakukanyadengancaraberduadanbergantiansetiap kali melakukansentuhandenganperolehanpersentaseperencanaankinerja guru sebesar 100% dan target telahtercapai.


(2)

2. Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaanpembelajaran yang

dilakukantetapmengacupadaperencanaanpembelajaran yang

sudahdisusundandisiapkansebelumnya yang terdapatpada

RPP.Pelaksanaanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan

media dindingdengankinerja guru untukmemotivasi,

mengarahkandanmembimbingsiswanyauntukmelakukangerak dasar backhand drive. Pada siklus I kinerja guru hanyamencapai74%, siklus II 88%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran, guru harus memberikan motiasipadasiswasaat pembelajaran berlangsung agar aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, tegas, jelas dan tidak berpihak sehinggapengelolaan proses belajar maksimal.

Aktivitassiswapadasiklus I mencapai 64% darijumlahkeseluruhansiswa, padasiklus II meningkatmenjadi73% darijumlahkeselurhansiswadanpadasiklus III meningkatmenjadi 100% darijumlahkeseluruhansiswa.

4. HasilBelajar Siswa

Peningkatankualitaspembelajaran yang meliputikinerja guru danaktivitassiswa, menunjukanhasil yang nyata, mencapai target yang ditentukansebasar 100%.Peningkatanpembelajarangerak dasar backhand drive terbuktidaripeningkatansetiapsiklusnya dimanapadasiklus I jumlahsiswa yang tuntasmelakukangerak dasar backhand drive mencapai 11 siswaatau 46%, siklus II meningkat menjadi 17 siswaatau70% yang tuntas, siklus III meningkatmenjadi 22siswaatau91% yang tuntasdengan target yang ditentukan yaitu 90%.


(3)

Pembelajarangerak dasarbackhand drive melalui penerapan media

dindingmerupakansuatustrategipembelajaran yang

dapatmeningkatkankemampuansiswadalammelakukanaktivitasgerak.

DenganmemperhatikanhasilPenelitianTindakanKelasyang telahdilaksanakan di SDN IBanjarsari Kecamatan BanjarsariKabupatenCiamis, adabeberapahal yang dapatdisarankansebagaiimplikasidarihasilpenelitianiniadalahsebagaiberikut: 1. Bagi guru

a. Penerapan media dindingpadapembelajarantenismejakhususnyabackhand drive adalahmerupakansalahsatusolusi yang dapatdigunakandanditerapkanoleh guru pendidikanjasmanidalampembelajarantenismeja. Namundemikian, guru

pendidikanjasmaniharusmampumemilihdanmengembangkanteknik-teknikpembelajaranlainnya yang

cocokuntukditerapkanpadapembelajarandenganmemperhatikankarakteristiksis wa, kedalamanmateri, danhal-hallainnya yang masihperludipertimbangkan. b. Guru hendaknyaperlumemahamisecaramendalammengenaipenggunaanmodel

pembelajaran yang sesuai,

sehinggadalampenerapannyatidakmenjadisalahpersepsi.

c. Para guru disarankanuntukmemilikikemauan, keuletan, kreatif, danpunyakeberanianuntukmengembangkanpembelajarandanmengembangkanb

erbagaipotensi, baikpotensidirisebagai guru,

potensilingkunganmaupunpotensisiswa.

Karenapenelitianmembuktikanbahwapembelajarantenismejakhususnyabackhan

d drive yang selamainidinilaisulitolehpara guru,

dengankerjakerasternyatadapatdioptimalkandenganbaik.

d. Dalammengembangkanlangkah-langkahpenerapanpembelajarangerak dasar backhand drive melalui penerapan media dindingsebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, danmembimbingsiswasebaik-baiknya e. Dalampembelajarantenismeja guru lebihmenekankanpada proses

bagaimanapengetahuan, danketerampilangerakanitudibangunolehparasiswa


(4)

dindingsehinggaakanlebihmempermudahdanmempercepat proses penguasaangerak dasar backhan drive tersebut.

2. Bagisiswa

a. Keterampilan gerak dasarmisalnyagerak dasar backhand drive harusdiajarkankepadasiswadenganmemperhatikantingkatperkembangansiswa. b. Para siswaperludibinauntukmelakukangerak dasar backhand drive yang

bermanfaatbagidirinya, sehinggadenganpembelajaranbackhand drive nantinyasiswadapatmelakukangerak dasardenganbaikdanbenar.

c.

Diperlukanpenggalianpotensimasing-masingsiswadalampelajaranpendidikanjasmani,

inidimaksudkanuntukmeningkatkanbakat yang dimilikisetiapanak. 3. Bagisekolah

a. Untukmenunjangpelaksanaanpembelajaranpendidikanjasmani,

makapihaksekolahdiharapkandapatberupayauntukmemberikankontribusi yang maksimal agar pembelajaraniniberlangsungdengantuntutankurikulum. Hal tersebutjugadapatdilakukandengansaranadanprasaranapenunjangpembelajaranb aikuntuksiswamaupun guru.

b. Dalammeningkatkanminatdanbakatterhadappermainantenismeja,

makaperludiadakannyapertandinganbaikpadatingkatsekolah,gugus,kecamatanm aupuntingkatkabupaten yang dilakukansecaraberkala.

c.Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru

jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar

dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembelajaranp endidikanjasmani.

4. Bagi UPI KampusSumedang

Hasil-hasildaripenelitianinidiharapkan bias

bermanfaatdalamrangkaperbaikanpembelajaran, khususnyabagi program studiPendidikanJasmani yang memproduksi guru yang kreatif.


(5)

a.

Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadibandingansekaliguslandasanpenelitia nlanjut yang berhubungandenganpengembanganmodifikasipembelajaran. b. Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensibagipeneliti lain yang

akanmelakukanpenelitiankhususnyadenganmenjadikanpermainan dalampembelajaransebagaitindakan.

c. Bagipeneliti lain yang

akanmelakukanpenelitiantindakankelashendaknyamenggunakansumber yang lebihbanyaklagi, sehinggatemuan-temuandalampelaksanaanpembelajarangerak dasar backhand drivelebihlengkap.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Damiri, Kusmaedi (1992), Olahraga Pilihan Tenis Meja, Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Cholik, Lutan (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas

Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD:LOAN – IND

Susilawati, Dewi.( 2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif: Sumedang.

Soetomo (1985), Permainan Tenis Meja, Jakarta.

Sugiono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung. http://apadefinisinya.blogspot.com./2007/12/pengertian-media/html

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Syarifudin, Aip, dan Muhadi (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sudin, Ali dan Saptani, Entan (2009), Media Pembelajaran. Prodi PGSD Penjas Universitas Pendidikan Indonesia


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN BACKHAND TENIS MEJA DENGAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGRI BERENUNG KECAMATAN GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

5 28 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN BACKHAND DRIVE TENIS MEJA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 SEI RAMPAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN AJARAN 2012 / 2013.

0 1 20

UPAYA MENINGKATKAN BACKHAND DRIVE TENIS MEJA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NAMORAMBE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BACKHAND DRIVE MELALUI METODE PEMBERIAN GROUNDSTROKES BACKHAND KE DINDING PADA ATLET PUTRI SEKOLAH TENIS PROGRES UNIMED TAHUN 2012.

0 5 21

MENINGKATKAN GERAK DASAR BACKHAND SERVICE MELALUI TAHAPAN LAMBUNGAN BOLA PADA PERMAINAN TENIS MEJA.

0 1 49

MENINGKATKAN TEKNIK DASAR BACKHAND TENIS MEJA MELALUI PANTULAN BOLA KE DINDING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UJUNGARIS III KECAMATAN WIDASARI KABUPATEN INDRAMAYU.

0 1 36

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN CIJATI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

5 27 44

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN.

0 13 96

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVICE PENDEK PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MEDIA DINDING | Rudianto | SpoRTIVE 7797 15494 1 SM

0 0 10

UPAYA PENINGKATAN PUKULAN BACKHAND DRIVE PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MODIFIKASI TRIPLEK PADA SISWA SD NEGERI 29 LENGKONG NYADOM KABUPATEN MELAWI ARTIKEL PENELITIAN

0 0 16