Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia

Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Perkembangan Kurikulum SMA”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca demi peningkatan kualit sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehs pendidikan di Indonesia.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar, April 2014
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ ........ 4
BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kurikulum SMA di Indonesia .................................... ........ 5

B. Kurikulum 2013.................................................................................... ........ 9
C. Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013 pada Jenjang SMA ................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... ....... 13
B. Saran .................................................................................................... ....... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ....... 14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Sehingga pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Setelah itu adanya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan
dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, salah satunya memuat standar isi yang
didalamnya mengatur tentang pengembangan kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kurikulum di Indonesia pada jenjang SMA ?
2. Seperti apakah kurikulum 2013 itu ?
3. Bagaimana perbedaan Perbedaan KTSP dan Kurikulum 2013 Pada Jenjang SMA ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kurikulum SMA Yang Ada Di Indonesia
1. Rencana Pelajaran 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rentjana Pembelajaran
1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda
karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan.
ciri utama kurikulum ini :menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan
sejajar dengan bangsa lain.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami

penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
ciri dalam kurikulum ini :setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Kurikulum 1964
Kurikulum ini diberi nama Rentjana pendidikan 1964. yang menjadi ciri dari kurikulum ini
pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, kerigelan dan jasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pemabaharuan dari kurikulum 1964. Yaitu perubahan struktur
pendiddikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
Ciri kurikulum ini : Pembelajaran diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan serta pengembangan fisik yang sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968. Ciri kurikulum ini : menekankan pada
tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode materi dirinci pada Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI). Menurut Mudjito (dalam Dwitagama: 2008) Zaman ini
dikenal dengan istilah satuan pelajaran yaitu pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan dirinci
lagi: petunjuk umum, tujuan intruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi.


6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung proses skill approach. Ciri kurikulum : mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan itu penting. Kurikulum ini juga sering disebut dengan
kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebgai subyek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,hingga melaporkan. Model ini disebut
dengan model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
7. Kurikulum 1994 Dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai
dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak
pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup
banyak.
ciri-ciri yang menonjol dari kurikulum 1994 :
 Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan. Pembelajaran di sekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
 Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua
siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus
dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan

masyarakat sekitar.
 Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru
dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka,
dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
 Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok
bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
 Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan
dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
 Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai
akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya
sebagai berikut:
 Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi
setiap mata pelajaran.
 Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir
siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong
para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya
penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan
dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:Penyempurnaan
kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

o Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang
ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana
pendukungnya.
o Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan
kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
o Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan materi
pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
o Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat
menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap,
yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.
Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk
invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan

inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap
perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai
konsekuensi logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan
terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:
o Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal.
o Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
o Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
o Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
o Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu

kompetensi.
9. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) 2006
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasionalpendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan,
(4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi
dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi

(dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
o Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
o Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
o Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
o Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
o Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi.
o Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun 2006
(versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya
dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan
muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 telah diresmikan sejak Juli 2013, namun untuk tahun ajaran 2013/2014
hanya beberapa sekolah yang mulai menerapkan sistem kurikulum 2013, untuk melihat bagaimana
hasil dari sistem kurikulum yang baru. Kurikulum yang baru dibuat tentunya untuk meningkatkan
atau merubah sistem agar dalam proses pendidikan kita menjadi yang lebih baik dari sebelumnya,
agar para penerus bangsa pun dapat menerapkan pengetahuan atau pengalaman yang telah mereka
peroleh untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan juga dalam
dunia kerja. Ada beberapa perbedaan maupun perbandingan mengenai Kurikulum 2013 terhadap

kurikulum sebelumnya ( KTSP ).
Kurikulum 2013 ini proses pembelajarannya lebih menerapkan student learning
centered . Berdasarkan struktur Kurikulum 2013 pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan
penilaian ke segala aspek, baik itu aspek kognitif, psikomotorik, juga afektif.
1. Struktur Kurikulum SMA 2013
Menerapkan konsep kesamaan antara SMA dan SMK dikembangkanlah kurikulum
pendidikan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata
pelajaran wajib sebanyak sembilan mata pelajaran dengan beban pelajaran sebanyak 18 jam
pelajaran.
Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subyek dalam belajar dan
mereka memiliki hak untuk memilih sesuai minatnya. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan
akademik ( SMA ) serta pilihan akademik & vokasional ( SMK ). Bagi mereka yang memilih SMA
tersedia pilihan kelompok peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan
dan bebas. Nama Kelompok Peminatan digunakan karena memiliki keterbukaan untuk belajar di
luar kelompok tersebut, sedangkan nama jurusan memiliki konotasi terbatas pada apa yang tersedia
pada jurusan tersebut dan tidak boleh mengambil mata pelajaran di luar jurusan.
Struktur Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan keleluasaan bagi peserta
didik sebagai subjek tetapi juga berdasarkan pandangan bahwa semua disiplin ilmu adalah sama
dalam kedudukannya. Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi Matematika


dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai nama kelompok disiplin ilmu
karena adanya berbagai pertentangan fisolosfis pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi
rekonstruksi sosial maka nama organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin ilmu.
2. Karakteristik Kurikulum 2013 SMA
 Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap (keagamaan dan sosial), rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik
 Sekolah tidak terpisah dari masyarakat karena kurikulum memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar.
 Mengembangkan keterampilan menerapkan untuk setiap pengetahuan yang dipelajari di kelas dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat sehingga memiliki kesempatan yang luas untuk
menghilangkan verbalisme.
 Sederhana dalam struktur kurikulum, dalam jumlah mata pelajaran dan KD yang harus dipelajari
peserta didik tetapi memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap dan
keterampilan.
 Isi kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih
lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
 Kompetensi Inti (KI) bukan merupakan gambaran kategorial tetapi interaktif mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas
yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
 Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema di
SD/MI, dan untuk materi pokok suatu mata pelajaran di kelas tertentu di SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan dasar diutamakan pada ranah sikap
sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang dengan pada kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
 Kompetensi Inti menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar dimana
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam Kompetensi Inti.
 Kompetensi Dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
 Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI). Dalam silabus tercantum
seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut. Setiap tema terdiri atas beberapa subtema.
C. Perbedaan KTSP dan Kurikulum 2013 Pada Jenjang SMA
Tahun ajaran 2013/2014 ditandai dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 untuk beberapa
sekolah. Perbedaan pokok antara sebelumnya yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
dengan Kurikulum 2013 berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan sedangkan pada Kurikulum 2013
kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pusat (kecuali untuk mata pelajaran
tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan). Meskipun
silabus sudah di kembangkan oleh pusat tetapi guru dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan

dan makna yang terkandung dalamnya. Oleh karena itu, kajian silabus sangat penting dilakukan
oleh para guru, sedangkan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru.
Inilah perbedaan esensial antara KTSP dan kurikulum 2013

No
1
2

3
4

5

6
7
8
9
10

11

KTSP
Kurikulum 2013
Mata
pelajaran
tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua
mendukung kompetensi tertentu kompetensi
(Sikap,
Keteampilan,
Pengetahuan)
Mata pelajaran dirancang berdiri Mata pelajaran dirancang terkait satu
sendiri dan memiliki kompetensi dengan yang lain dan memiliki
dasar sendiri
kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas
Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Indonesia sebagai penghela
mapel lain
mapel lain (sikap dan keterampilan
berbahasa)
Tiap mata pelajaran diajarkan Semua mata pelajaran diajarkan dengan
dengan pendekatan berbeda
pendekatan yang sama (saintifik)
melalui mengamati, menanya, mencoba,
menalar…
Tiap jenis konten pembelajaran Bermacam jenis konten pembelajaran
diajarkan terpisah
diajarkan terkait dan terpadu satu sama
lainKonten
ilmu
pengetahuan
diintegrasikan dan dijadikan penggerak
konten pembelajaran lainnya
Tematik untuk kelas I-III (belum Tematik integratif untuk kelas I-III
integratif)
TIK mata pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan
sebagai
media
pembelajaran mata pelajaran lain
Bahasa
Indonesia
sebagai Bahasa
Indonesia
sebagai
alat
pengetahuan
komunikasi dan carrier of knowledge
Untuk SMA ada penjurusan sejak Tidak ada penjurusan SMA. Ada mata
kelas XI
pelajaran wajib, peminatan, antar minat,
dan pendalaman minat
SMA dan SMK tanpa kesamaan SMA dan SMK memiliki mata
kompetensi
pelajaran wajib yang sama terkait dasardasar pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Penjurusan di SMK sangat detil
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil
sampai bidang studi, didalamnya
terdapat pengelompokkan peminatan
dan pendalaman

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Perbedaan pokok antara sebelumnya yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
dengan Kurikulum 2013 berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan sedangkan pada Kurikulum 2013
kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pusat (kecuali untuk mata pelajaran
tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan). Meskipun
silabus sudah di kembangkan oleh pusat tetapi guru dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan
dan makna yang terkandung dalamnya. Oleh karena itu, kajian silabus sangat penting dilakukan
oleh para guru, sedangkan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan
kewenangan guru.
B. Saran
Pada dasarnya, ketika menemukan sebuah permasalah dalam hal apapun, sebaiknya
diperbaiki, bukan diubah. Demikian seberkas pengajuan saran untuk menyelesaikan permasalahan
yang timbul dalam persoalan Kurikulum Pendidikan di negeri tercinta ini demi kesuksesan generasi
penerus bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Marsudiyanto.
2013. http://marsudiyanto.blogspot.com/2013/08/perbedaan-ktsp-dankurikulum-2013.html. 1 April 2014.
Rosid, Amirul. 2011. http://amirulrosid.blogspot.com/2011/12/perkembangan-kurikulumsma-yang-ada-di.html. 1 April 2014.
Saputri, Intan. 2013. http://intan31saputri.blogspot.com/2013/08/analisa-kurikulum2013.html. 1 April 2014.
Sauronaqila. 2013. http://sauronaqila.blogspot.com/2013/04/makalah-pengembangankurikulum-dan.html. 2 April 2014.

Zulfaidah, St Indriana. 2013. http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/02/perubahankurikulum-pendidikan-di.html. 16 April 2014.

Diposkan 26th June 2014 oleh Akbar Sudirman
http://akbarsudirman99.blogspot.co.id/2014/06/perkembangan-kurikulum-sma-di-indonesia.html