HUBUNGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN EKSPEK

HUBUNGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN EKSPEKTASI HIDUP
MANUSIA

HUBUNGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN EKSPEKTASI HIDUP
MANUSIA

Nama : Metty Carina
Nim : 20112510005
Dosen : Ir. Sabaruddin, M.Sc, Ph.D

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkah, rahmat dan hidayanhnya,
penulis dapat diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hubungan Kesehatan Lingkungan dan Ekspektasi Hidup Manusia”.

Keberhasilan penulisan makalah ini didukung oleh berbagai pihak. Penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Sabarudin, M.Sc,
Ph.D selaku dosen pengampu Ilmu Lingkungan.
Harapan saya makalah ini dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk menambah
ilmu pengetahuan mengenai hubungan kesehatan lingkungan dan ekspektasi hidup
manusia, sebab salah satu yang menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah
lingkungan. Dan Keberhasilan suatu program kesehatan dan program pembangunan
sosial ekonomi dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup manusia.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Besar harapan penulis atas segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat.

Palembang, November 2011

Penulis

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011

ABSTRAK
Metty Carina
HUBUNGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN EKSPEKTASI HIDUP MANUSIA
Kesehatan Lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar bisa menjamin
keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan diantaranya
penyediaan air bersih /air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas dan

padat, pencegahan kebisingan, pencegahan penyakit bawaan air, udara, makanan, dan
vektor, Pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman dan bahan
berbahaya.
Angka Harapan Hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia
didunia. Angka harapan hidup ini yang menggambarkan derajat kesehatan suatu negara
tertentu. Angka harapan hidup ini mencerminkan kesejahteraan dan kemakmuran suatu
negara, bila angka harapan hidupnya tinggi artinya tingkat kesejahteraan dan
kemakmuran negara tersebut tinggi pula, begitu pula sebaliknya bila angka harapan
hidup suatu negara rendah makan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran negara
tersebut juga rendah. Angka harapan hidup yang baik dalam suatu negara akan memiliki
masyarakat yang sehat dan masyarakat yang sehat akan membuat negara tersebut
memiliki masyarakat yang berkualitas.


Kata Kunci
: Kesehatan Lingkungan, Angka Harapan Hidup, Indeks pembangunan
Manusia, Manusia dan Lingkungan
Kepustakaan : 12 ( 2005-2011)

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
ABSTRAK............................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 3
1.3 Permasalahan ................................................................................................. 3


1.4 Batasan Masalah............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Lingkungan ................................................................................. 4
2.1.1 Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan................................... 4
2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan ........................................... 5
2.1.3 Sasaran Kesehatan Lingkungan......................................................... 6
2.1.4 Konsep hubungan Interaksi antara Agent-Host-Environment........... 6
2.1.5 Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia .................... 8
2.1.6 Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia................... 12
2.1.7 Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kesehatan
Masyarakat di Perkotaan dan Pedesaan............................................. 12
2.1.8

Kabupaten/Kota Sehat (Healthy City)................................................ 13

2.2 Ekspektasi/ Angka Harapan Hidup Manusia................................................ 14
2.2.1 Pengertian Ekspektasi/Angka harapan Hidup Manusia..................... 14
2.2.2 Kegunaan dan Cara Menghitung Angka Harapan Hidup Manusia... 14
2.2.3


Angka hrapan Hidup di beberapa Propinsi dan Kabupaten/Kota
di Indonesia, di ASEAN, dan di Dunia........................................... 15
2.2.4 Indikator Harapan Hidup................................................................... 18
2.3 Indeks Pembangunan Manusia...................................................................... 19
2.4 Interaksi Manusia dan Lingkungannya.......................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….27
4.2 Saran………………………………………………………………………...28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Beberapa penyakit beserta penyebab spesifiknya ....................................... 7
Tabel 2. Angka harapan hidup saat lahir menurut beberapa propinsi dan ka/kota

15

Tabel 3. Angka harapan hidup saat lahir di Indonesia tahun 1965-2009................... 15
Tabel 4. Angka Harapan hidup di ASEAN tahun 2005-2008................................... 16

Tabel 5. Taraf Budaya, pola kesehatan lingkungan, pola penyakit, mortalitas dan

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Interaksi antara Agent, Host, dan Lingkungan
serta Model Ekologinya........................................................................... 6
Gambar 2. Prospek populasi dari PBB-revisi 2006 :
Angka harapan hidup (dalam tahun) 2005-2010...................................... 17
Gambar 3. Angka harapan hidup (dalam tahun)
Menurut CIA World factbook tahun 2011............................................... 18
Gambar 4. Indeks Pembangunan Manusia................................................................. 19
Gambar 5. Mekanisme pemaparan faktor-faktor lingkungan..................................... 22

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar negara menurut angka harapan hidup saat lahir
Lampiran 2. Tabel Indeks pembangunan manusia propinsi dan nasional
Lampiran 3. Indeks pembangunan manusia di dunia
Lampiran 4. Indeks pembangunan manusia berdasarakan benua

Lampiran 5. IPM berdasarkan kelompok negara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
bertujan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan yang merupakan hak
dasar manusia menjadikan salah satu aspek kualitas sumber daya manusia yang sangat penting.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat secara jasmani dan rohani diharapkan menjadi
manusia berkualitas sehingga bisa ikut berperan aktif dalam pembangunan untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
Hendrik L Blum mengemukakan teori bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, prilaku Lingkungan berpengaruh pada terjadinya suatu
penyakit. Kualitas Lingkungan yang buruk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di
masyarakat. Tingginya angka kesakitan penyakit infeksi berbasis lingkungan masih merupakan
masalah utama di Indonesia, sehingga diperlukan suatu upaya yang mengarah pada peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, salah satunya peningkatan kesehatan lingkungan.

Lingkungan merupakan tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya
hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu ( Al. Slamet Riyadi,
1976 dalam dasar-dasar kesehatan lingkungan).
Kesehatan Lingkungan menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar bisa menjamin
keadaan sehat dari manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan diantaranya penyediaan air

bersih /air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas dan padat, pencegahan
kebisingan, pencegahan penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vektor, Pengelolaan kualitas
lingkungan air, udara, makanan, pemukiman dan bahan berbahaya. Kesehatan lingkungan
merupakan salah satu program dari enam usaha kesehatan dasar kesehatan masyarakat.
Kesehatan lingkungan ini sangat erat sekali hubungannya dengan kesehatan masyarakat.
(Soemirat, 2009 : 6).
Menurut Ricki M Mulia dalam bukunya Kesehatan Lingkungan (2005) bahwa keadaan
Lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang
atau dirang sang oleh faktor-faktor lingkungan.
Dalam pencapaian Indonesia Sehat, Lingkungan yang diharapkan bagi terwujudnya keadaan
sehat bagi masyarakat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi

lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan sehat (Hasyim, 2008).
Dan Keberhasilan suatu program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi
dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk disuatu negara (Solihat, dkk. 2010).
Sedangkan angka harapan hidup pada suatu usia tertentu adalah rata-rata tahun hidup yang
dijalani oleh seseorang yang telah mencapai usia tersebut, pada suatu tahun tertentu dan dalam
situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat. Angka harapan hidup yang baik maka
dalam suatu negara akan memiliki masyarakat yang sehat, dan marakat yang sehat akan
membuat negara tersebut memiliki masyarakat yang berkualitas.
Angka harapan hidup manusia di dunia saat ini tahun 2011 yaitu 66,57 tahun , dengan angka
harapan hidup tertinggi di negara Monoko yaitu 89,7 tahun sedangkan yang terendah di negara
Swaziland yaitu 31,8 tahun . Sedangkan Angka harapan hidup di Indonesia setiap tahun semakin
meningkat 48 tahun (1965), menjadi 67 tahun (2005), kemudian 70 tahun (2010), dan terakhir
70,6 tahun (2011) yang saat ini menempati posisi ke-108 didunia . Dan diperkirakan angka
harapan hidup tahun 2025 dapat mencapi 73,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini yang
hanya 70 tahun. Sebab diperkirakan 20 tahun yang akan datang pemerintah Indonesia mampu
menekan angka kelahiran total dan angka kematian bayi serta meningkatkan jumlah penduduk
usia lanjut (65 tahun keatas).
Berdasarkan gambaran tersebut penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul
“Hubungan kesehatan Lingkungan dan Ekspektasi Hidup Manusia”


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendapatkan Informasi mengenai Hubungan Kesehatan Lingkungan dan ekspektasi hidup
manusia.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami tentang kesehatan lingkungan dan faktor-kator yang mempengaruhi
kesehatan lingkungan.
b. Mengetahui dan memahami faktor penyebab permasalahan kesehatan lingkungan.
c. Mengetahui dan memahami tentang ekspektasi/angka harapan hidup manusia
d. Mengetahui hubungan antara kesehatan lingkungan dan ekspektasi hidup manusia.
1.3

Permasalahan
Hubungan kesehatan lingkungan dan ekspektasi/angka harapan hidup manusia dapat
dianalogikan dengan hubungan antara kesehatan lingkungan dengan kesehatan masyarakat,
sebab salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan. Sebagai contoh dalam
ilmu kesehatan lingkungan merupakan bagian dari faktor kesehatan masyarakat. Indikator status
kesehatan dapat dilihat dari usia harapan hidup, sebab tingkat kesehatan dapat mempengaruhi
usia harapan hidup.


1.4

Batasan Masalah
Data yang digunakan dalam makalah ilmiah ini adalah angka harapan hidup yaitu untuk seluruh
dunia tahun 2011, ASEAN tahun 2005-2008 dan data angka harapan hidup Indonesia 19652011. Dan data Indeks pembangunan manusia di dunia tahun 2007 dan provinsi di Indonesia
tahun 1996-2006.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1
2.1.1
A.
1)

Kesehatan Lingkungan
Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan
Pengertian kesehatan
Menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tidak

2)

hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
Menurut UU No 23 / 1992 tentang kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

B. Pengertian lingkungan
1) Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960) adalah sejumlah kondisi di luar dan
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.
2) Menurut Encyclopaedia Americana (1974) adalah pengaruh yang ada di atas/sekeliling
3)

organisme.
Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.

C. Pengertian kesehatan lingkungan
1) Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) adalah suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
2) Menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
3) Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, c) Slamet Riyadi, WHO
dan Sumengen) adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang
diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin
meningkat.
2.1.2
A.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
Penyediaan Air Minum
Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
Pembuangan Sampah Padat
Pengendalian Vektor
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
Higiene makanan, termasuk higiene susu
Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja

10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam
dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
B.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
Penyehatan Air dan Udara
Pengamanan Limbah padat/sampah
Pengamanan Limbah cair
Pengamanan limbah gas
Pengamanan radiasi
Pengamanan kebisingan
Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana

2.1.3 Sasaran Kesehatan Lingkungan
Adapaun sasaran kesehatan lingkungan berdasarakan pasal 22 ayat (2) UU No 23 Tahun 1992,
meliputi :
1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
2.1.4 Konsep Hubungan Interaksi antara Host-Agent-Environment
A. Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology (Jhon
Gordon).
1) Agent (Agen/penyebab) adalah penyebab penyakit pada manusia
2) Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu) adalah manusia yang ditumpangi penyakit.
3) Lingkungan/environmental : Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme Contoh :
Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.
Gambar 1
Interaksi antara agent, host dan lingkungan serta model ekologinya
Agent

Hos
t

Antara agent Host dan lingkungan dalam
keadaan seimbang sehingga tidak terjadi
penyaki

Environment

Environment

Peningkatan kemampuan agent untuk
menginfeksi manusia serta mengakibatkan
penyakit pada manusia

Agent
Hos
t

Agent

Perubahan
lingkungan
menyebabkan
meningkatnya perkembangan agent

Hos
t

Environment

B.
1)




Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit
Karakteristik Lingkungan
Fisik : Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.
Sosial : Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.
Biologis : Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.

2) Karakteristik Agent/penyebab penyakit
Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit dapat
dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :
a. Agent biologis
Tabel 1
Beberapa penyakit beserta penyebab spesifiknya
Jenis agent

Spesies agent

Nama penyakit

Metazoa

Ascaris lumbricoides

Ascariasis

Protozoa

Plasmodium vivax

Malaria Quartana

Fungi

Candida albicans

Candidiasis

Bakteri

Salmonella typhi

Typhus abdominalis

Rickettsia

Rickettsia tsutsugamushi

Scrub typhus

Virus

Virus influenza

Influenza

b. Agent nutrien : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.
c. Agent fisik : suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.
d. Agent chemis/kimia : eksogen contoh ; alergen,gas, debu.
endogen contoh ; metabolit, hormon.
e. Agent mekanis : gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
3) Karakteristik Host/pejamu
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari
karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu, yakni :












Umur : penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan
Seks : resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki
Ras : sickle cell anemia pada ras negro
Genetik : buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia
Pekerjaan : asbestosis, bysinosis.
Nutrisi : gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes
Status kekebalan : kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur hidup.
Adat istiadat : kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati.
Gaya hidup : merokok, minum alkohol
Psikis : stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.

2.1.5 Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
A. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500
mg/l)
3) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penulran
penyakit yaitu ( kusnoputranto , 1986) :
1) Water Borne Disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang terkontaminasi oleh
bakteri pathogen dari penderita atau karier. Bila air yang mengandung kuman pathogen
terminum maka dapat terjadi penjakitan pada orang yang bersangkutan, misalnya : Cholera,
Typoid, Hepatitis dan Dysentri Basiler.
2) Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air
sebagai pejamu (host) perantara, mislanya : Schistosomiasis.
3) Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan
kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan,
4)

misalnya ; diare, Cholera, Typoid, dan Dysentri Basiler.
Water Related Insect Vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air, yaitu
penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air, misalnya : malaria, demam berdarah,
Yellow Fever, Tryponosomiasis.

B.
1)
2)
3)
4)
5)

Pembuangan Kotoran dan Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus

dibatasi seminimal mungkin.
6) Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang. Metode pembuatan dan
pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
C. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup,
2)

terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar

3)

anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakitantarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan
tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

4)

makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan
luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.

D. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :
1) Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tingkat sosial ekonomi, letak
2)
3)
4)
5)

geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.
Penyimpanan sampah.
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
Pengangkutan
Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini
secara efisien.

E.

Serangga dan Binatang Penggangu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk
penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp
untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut
diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat
tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles
sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah
penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk
mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit
ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

F.

Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

:
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan.

G. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum,
bis kereta api, dll.

Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat
manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko
timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan
peningkatan.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada
beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut
adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih
buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil
kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada
mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
2.1.6 Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
Adapun penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia, meliputi:
1) Pertambahan dan kepadatan penduduk.
2) Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk
3) Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.
2.1.7 Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat di
Perkotaan dan Pemukiman.
Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan
dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :
1)

Urbanisasi  kepadatan kota  keterbatasan lahan  daerah slum/kumuh  sanitasi kesehatan

lingkungan buruk
2) Kegiatan di kota (industrialisasi)  menghasilkan limbah cair  dibuang tanpa pengolahan (ke
sungai)  sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus  penyakit menular.
3) Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi  emisi gas buang (asap)  mencemari udara kota 
udara tidak layak dihirup  penyakit ISPA.

2.1.8 Kabupaten/Kota Sehat (Healthy City)

Dalam tatanan desentralisasi/otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi Indonesia
Sehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap provinsi (yaitu
Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator hendaknya mengacu kepada
indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. SPM
ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator Kabupaten/Kota Sehat. Kemudian ditambah
ha-hal spesifik yang hanya dijumpai/dilaksanakan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Misalnya Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas dicantumkan indikator pemakaian
pestisida.
Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Jawa Tengah (Keputusan Gubernur Jawa Tengah ) pada
point (huruf) “U” tentang Penyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat item Rumah Tangga
Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat adalah Proporsi Rumah Tangga
yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16 indikator merupakan Perilaku yang berhubungan
1)
2)
3)
4)
5)

dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :
Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
Membuang sampah pada tempat yang disediakan
Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat
Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.
Terdapat juga Penilaian Rumah Sehat (rumah secara fisik : pencahayaan, kelembaban,
ventilasi, dll). Selain Rumah Tangga sehat terdapat pula point “R” yakni P elayanan Kesehatan
Lingkungan dimana item pertama (Institusi yang dibina) meliputi Rumah Sakit, Puskesmas,
Sekolah, Instalasi Pengolahan Air Minum, Perkantoran, Industri Rumah Tangga dan Industri
Kecil serta tempat penampungan pengungsi. Institusi yang dibina tersebut adalah unit kerja yang
dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan.

2.2

Ekspektasi/ Angka Harapan Hidup Manusia

2.2.1 Pengertian Ekspekstasi/Angka Harapan Hidup Manusia
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia
harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan
dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam
situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka harapan hidup saat lahir
adalah rata – rata hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu.
2.2.2 Kegunaan dan Cara Menghitung Angka harapan Hidup
A. Kegunaan Angka harap Hidup Manusia
Kegunaan Angka Harapan Hidup adalah sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus
diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
B. Cara Menghitung Angka Harapan Hidup
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur
(Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara
bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian. Tetapi karena sistem registrasi
penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung Angka Harapan
Hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
Contoh
Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971 adalah
47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode 1967-1969) akan
dapat hidup sampai 47 atau 48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1980
mempunyai usia harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun, meningkat lagi menjadi 59,8
tahun untuk bayi yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan bagi bayi yang dilahirkan tahun
2000 usia harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup ini
menunjukkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama tiga
puluh tahun terkahir dari tahun 1970-an sampai tahun 2000.
2.2.3 Angka Harapan Hidup di beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia, di
ASEAN, dan di Dunia
A. Angka Harapan Hidup di beberapa propinsi dan kabupaten/kota di Indonesia

Tabel 2
Angka Harapan Hidup Saat Lahir Menurut Beberapa Propinsi dan Kabupaten/Kota, yang
dihitung dari data Susenas 2004
memakai program Mortpak4.
Propinsi/kabupaten
Sumatera Selatan
Kab OKI
Kota Palembang
Jawa Barat
Kota Bandung
NTT
Kab. Flores Timur

Angka Harapan
Hidup Laki-laki
65,5
64,4
69,9
63,8
70,0
62,9
63,5

Angka Harapan
Hidup Perempuan
69,5
68,5
73,5
68,0
73,9
67,2
67,8

Tabel 3
Angka Harapan Hidup Saat Lahir di Indonesia Tahun 1965-2009
(sumber Bank Dunia, Indikator pembangunan dunia. www.google.co.id/publicdata,
diakses 12 November 2011)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tahun

Angka harapan Hidup
48,6
51,8
54,9
57,6
60,0
62,0
64,0
65,6
67,1
68,5

1965
1970
1975
1980
1985
1990
1995
2000
2005
2009

Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1970
yaitu dari 48,6 tahun ke 51, 8 tahun kemudian 68, 5 pada tahun 2009 .
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya
jumlah lansia. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia
lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat
B. Angka Harapan Hidup di ASEAN
Tabel 4

Angka Harapan Hidup di ASEAN tahun 2005-2008
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Negara
Singapura
Brunei
Malaysia
Vietnam
Philipina
Indonesia
Thailand
Laos
Myanmar
Kamboja

2005
80.0
76.9
73.7
73.7
71.0
69.7
68.4
63.6
60.6
59.3

2006
80.1
77.1
73.9
73.9
71.3
70.1
68.5
64.0
60.8
59.8

2007
80.4
77.2
74.2
74.2
71.6
70.4
68.7
64.5
61.1
60.4

2008
80.7
77.4
74.4
74.4
71.8
70.8
68.9
65.0
61.6
61.0

Diantara negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam,
Vietnam, Filiphina, Thailand, Laos, Kamboja dan Myanmar, angka harapan hidup tertinggi di
pegang oleh Negara Singapura dengan perolehan rata-rata 80,7 tahun pada tahun 2008 yang terus
menerus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 2005 yang mencapai 80
tahun , 2006 ssebesar 80,1 tahun , 2007 sebesar 80,4 tahun.
Angka harapan hidup ASEAN dinilai cukup baik karena di setiap tahunnya mengalami
peningkatan hal ini karena sangat dipengaruhi beberapa faktor seperti Lingkungan , Pelayanan
Kesehatan , Keturunan dan Perilaku Masyarakat. Singapura memiliki taraf hidup dan kemajuan
ekonomi yang baik sehingga angka harapan hidup masyarakatnya baik pula ini juga karena
Singapura merupakan salah satu negara "Macan Asia".

Selain faktor-faktor yang dapat meningkatkan angka harapan hidup, ada juga faktor yang
dapat menghambat laju angka harapan hidup suatu negara seperti kematian bayi, wabah
penyakit, bencana alam dan lainnya. Disini pemerintah berperan penting dalam melayani
masyarakat khususnya dalam hal kesehatan, pelayanan masyarakat seperti puskesmas harus
ditingkatkan agar negara tersebut memperoleh angka harapan hidup yang baik. Angka harapan
hidup yang baik maka dalam suatu negara akan memiliki masyarakat yang sehat, dan marakat
yang sehat akan membuat negara tersebut memiliki masyarakat yang berkualitas.
C. Angka Harapan Hidup di Dunia
Angka harapan hidup dunia tercatat sebesar 66.57 tahun (64,52 tahun untuk laki-laki dan
68,76 untuk perempuan) pada tahun 2009.
Negara-negara
dengan
angka

harapan

hidup

yang

rendah,

seperti

Swaziland, Angola, Botswana, Lesotho, Zimbabwe, AfrikaSelatan, Namibia, Zambia, Malawi, R
epublik Afrika Tengah, Mozambik, dan Guinea-Bissau, memunyai tingkat HIV/AIDS yang
tinggi, dengan prevalensi pada orang dewasa sekitar 10 hingga 38.8 persen.
Gambar 2
Prospek Populasi dari PBB-Revisi 2006 :
Angka harapan hidup (dalam tahun) 2005-2010

Prospek populasi dari PBB - Revisi 2006: Angka harapan hidup (dalam tahun) 2005-2010.
██ lebih dari 80██ 77.5-80.0██ 75.0-77.5██ 72.5-75.0██ 70.0-72.5██ 67.5-70.0██ 65.0-67.5

██ 60-65██ 55-60██ 50-55██ 45-50██ kurang dari 45██ data tidak tersedia

Gambar 3
Angka harapan hidup (dalam tahun)
menurut CIA World factbook tahun 2011

Angka harapan hidup (dalam tahun) menurut CIA World Factbook tahun 2011.
██ lebih dari 80██ 77.5-80██ 75-77.5██ 72.5-75██ 70-72.5██ 67.5-70██ 65-67.5██ 60-65██ 55-60██ 50-55██ 45-50██ 40-45██ kurang dari 40██ data tidak tersedia

Berikut adalah daftar negara menurut angka harapan hidup saat lahir. Data di bawah ini
didasarkan pada perkiraan CIA World Factbook pada tahun 2011 (data terlampir).
2.2.4 Indikator Harapan Hidup
Beberap Indikator yang mempengaruhi angka harapan hidup, yaitu :
1. Angka kematian bayi
2. Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun
3. Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan
4. Persentase penduduk yang sakit (morbiditas)
5. Rata-rata lama sakit
6. Persentase penduduk yang melakukan pengobatan sendiri
7. Persentase kelahiran ditolong oleh tenaga medis
8. Persentase balita kurang gizi
9. Persentase rumahtangga yang mempunyai akses ke sumber air minum bersih
10. Persentase rumahtangga yang menghuni rumah berlantai tanah
11. Persentase penduduk tanpa akses terhadap fasilitas kesehatan
12. Persentase rumahtahgga tanpa akses terhadap sanitas
13. dll

2.3

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM (Human Development Index - HDI)
mengartikan definisi kesejahteraan secara lebih luas dari sekedar pendapatan domestik bruto
(PDB). IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara, yang
direpresentasikan oleh 3 dimensi, yaitu: umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kualitas hidup
yang layak HDI memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang pembangunan

manusia:
1) Indeks kesehatan : Panjang umur dan menjalani hidup sehat (diukur dari usia harapan hidup),
2) Indeks pendidikan : Terdidik (diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan
tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi)
3) Indeks daya beli : Memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/ PPP,
penghasilan).
Peringkat Indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada 2010 mengalami kenaikan
dibandingkan dengan tahun lalu. Berdasarkan penilaian The United Nations Development
Programme (UNDP) Indonesia menduduki peringkat 108 naik 3 peringkat dari sebelumnya 111
pada 2009. Meski mengalami kenaikan sayangnya Indonesia masih jauh berada dibawah
Malasyia yang menduduki peringkat 57.

Gambar 4.
Indeks Pembangunan Manusia
Peta dunia berwarna mengindikasikan Indeks Pembangunan Manusia (didasarkan pada data tahun 2007 yang dipublikasikan pada 5 Oktober 2009)
██ 0.950 ke atas██ 0.900–0.949██ 0.850–0.899██ 0.800– ██ 0.700–0.749██ 0.650–0.699██ 0.600–0.649██ 0.550– ██ 0.450–0.499██ 0.400–0.449██ 0.350–0.399██ di bawah
0.849██ 0.750–0.799
0.599██ 0.500–0.549
0.350██ Data tidak tersedia

2.4

Interaksi Manusia dan Lingkungannya
Secara Ilmiah manusia berinterkasi dengan lingkungannya. Manusia bernapas menghirup
udara disekitarnya setiap detik. Makanan manusia diambil dari sekitarnya, demikian pula
minuman dan, pakaian dan lain sebagainya. Tergantung dari taraf budayanya , manusia dapat
sangat erat hubungannya dengan lingkungan hidupnya. Petumbuhan penduduk yang pesat
menjadi tantangan bagi industri untuk pemenuhan kebutuhan manusia, namun disamping
terpenuhinya kebutuhan ada dampak negatif yang ditimbulkan yaitu pencemaran lingkungan.
Sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat terdapat masalah kesehatan lingkungan,
angka penyakit, angka kematian, dan kesehatan yang setara dengan budaya tersebut. Semuanya
ditentukan oleh interkasi manusia dengan lingkungannya
Tabel 5.
Taraf Budaya, Pola kesehatan lingkungan, Pola Penyakit, Mortalitas dan fertilitas, Tujuan
pelayanan kesehatan dan status nutrisi

Bagi manusia lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya. bagimananpun
dikelompokan pada prinsipnya ( lingkungan (air, udara, tanah, sosial, dll ) tidak dapat dipisahpisahkan, karena tidak mempunyai batas yang nyata dan merupakan suatu komponen ekosistem.
Pengetahuan tentang hubungan antar jenis lingkungan sanagatlah penting

agar dapat

menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.

BAB III
PEMBAHASAN
Pembangunan berkelanjutan yang yang berprinsip kepada pembangunan tanpa
mengorbankan kepetingan generasi yang akan datang terus digalakan di seluruh dunia,

pembangunan yang dilakukan disegala bidang yang berupaya meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Salah satu issue penting dalam pembangunan adalah bidang kesehatan dan
menjadikannya prioritas utama dalam pembangunan. Karena kesehatan berdampak langsung
terhadap kualitas penduduk karna sebagai indikator angka harapan hidup. Salah satu indikator
keberhasilan suatu program pembagunan adalah usia harapan hidup. Sebab tingkat kesehatan
mempengaruhi usia harapan hidup. Maka dari itu keberhasilan suatu program pembangunan
dapat dilihat dari adanya peningkatan usia harapan hidup penduduk disuatu negara.
Kesehatan yang merupakan hak azazi/dasar manusia adalah aspek kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang sangat penting, karena sumber dayan manusia (SDM) yang sehat secara
fisik maupun mental diharapkan dapat menjadi manusia yang berkulaitas sehingga dapat
produktif dan dapat berperan dengan baik dalam pembangunan dalam hal mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Lingkungan yang merupakan suatu wadah kehidupan manusia diharapkan selalu dalam
keadaan seimbang. Sebab keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat. Banyak sekali aspek kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang dipengaruhi
oleh lingkungan. Pola sebaran penyakit terutama dinegara berkembang sangat dipengaruhi oleh
kesehatan lingkungan. Sehingga jelaslah kalau lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu
penyakit. Sebagai contoh penyakit yang disebabkan oleh lingkungan adalah penyakit malaria
yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles sp, penyakit DBD oleh nyamuk Aedes sp, Filariasis
oleh Culex sp. Dimana kesemua penyakit ini ada hubungannya dengan lingkungan. Untuk itu
kesehatan lingkungan sangat berperan dalam penyebaran kejadian suatu penyakit.
Sebagaimana yang ditulis Moeller kesehatan manusia hanya dapat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan jika manusia tersebut terpapar terhadap faktor lingkungan pada tingkat yang
tidak dapat ditenggang keberadaanya.

Gambar 5.
Mekanisme pemaparan faktor-faktor lingkungan (moller, 1992)

Terlihat ada tiga jalur pemaparan faktor lingkungan terhadap manusia, yaitu :
1. Kulit, begitu suatu zat menembus kulit , zat tersebut akan masuk ke aliran darah dan akhirnya
terbawa ke seluruh bagian tubuh manusia.
2. Saluran pernapasan, paparan terbawa melalui udara di lingkungan tergantung pada konsentrasi
dan lama pemaparan serta status kesehatan si manusianya.
3. Saluran pencernaan, paparan melalui makanan . zat zat yang masuk ke tubuh diabsorpsi melalui
usus halus.
Oleh sebab itu kondisi kesehatan individu dan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
lingkungan. Untuk itulah kita perlu menjaga kualitas lingkungan kita, agar kesehatan kita dapat
terjamin, kualitas lingkungan yang buruk adalah penyebab timbulnya gangguan kesehatan
individu dan masyarakat. Untuk menjaga status kesehatan masyarakat yang maksimal perlu
dijaga kualitas lingkungan yang maksimal pula.
Lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, dimana keduanya saling berinteraksi satu
sama lainnya, untuk memperoleh kehidupan yang layak agar fisik dan mental dalam keadaan
sehat, maka dari itu masalah kesehatan lingkungan menjadi sangat penting.
Hal yang menjadi perhatian dalam kesehatan lingkungan adalah masalah sanitasi. Saniatsi
lingkungan sangat penting bagi kehidupan masyarakat terutama dalam hal :
1.

Penyediaan air bersih, sebagimana diketahui persentase rumah tangga yang mampu mengakses
air bersih merupakan salah satu indikator indeks pembangunan manusia (IPM), air bersih sangat
bermanfaat bagi kesehatan, 80% tubuh kita terdiri dari air. Tanpa air tubuh kita akan mengalami
dehidrasi. Air pun harus dijaga kebersihannya air yang bersih selain untuk pemenuhan kebutuhan
minum dan memasak juga dimanfaatkan untuk kerluan mencuci, mandi dan lain lain.
Penggunaan air yang tidak memenihi persyaratan ( syarat fisik, kimia, dan mikrobiologis ) dapat
menimbulkan dan menjadi sumber penyakit yang pada akhirnya terjadinya ganguan kesehatan
berupa penyakit menular maupun tidak menular.penyakit menular yaitu penyakit bawaan air

karna air merupakan media yang baik tempat bersarangnya agent penyakit. Seperti Colera oleh
bakteri Vibrio cholerae, Typhus abdominalis oleh Salmonella typi, diare oleh rota virus,
Dysentrie amoeba oleh Entamoeba hystolitica dan lain sebaginya.
Kasus penyakit tidak menular sebai contoh kasus keracunan cobalt di Nebraska, kasus
minamata di teluk minamata oleh bahan pencemar mercury, kasus keracunan cadmium di kota
Toyoma.
Dari hal diatas dapat kita lihat air sangat erat kitannya dengan kehidupan manusia. Air
sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia dan makluk hidup. Kehidupan manusia dapat
berjalan dengan baik bila pemenuhan akan air dapat terpenuhi baik secara kualitas maupun
kuantitas. Untuk itu kita perlu manjaga kualitas badan air sesuai dengan batu mutu lingkungan.
Begitu pulanya dalam penjgaan kualitas air minum dlam hal pengolahan harrus sesuai dengan
2.

syarat-syarat kesehatan masyarakat.
Penyediaan tempat pembuangan kotoran, yaitu tempat pembuangan sampah, kotoran manusia
(tinja), maupun IPAL, dengan cara membuat kakus yang sesuai dengat persyaratan sehingga

3.

tidak menjadi sumber bibit penyakit.
Kesehatan lingkungan pemukiman dan perumahan. Rumah sehat juga merupakan indikator
indeks pembangunan manusia, rumah sehat juga memberikan efek yang positif bagi peningkatan

4.

kesehatan.
Pemberantasan nyamuk, lalat, tikus, dan pencegahan penyakit menular agar tetap menjamin
kesehatan lingkungan yang baik.
Masalah kesehatan lingkungan yang kompleks perlu mendapat perhatian khusus baik di
negara maju, berkembang ataupun negara-negara miskin di dunia. Bersama-sama kita harus
menjaga kesehatan lingkungan demi peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencapaian
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang pada akhirnya akan memperpanjang usia
harapan hidup.
Upaya menjaga kesehatan lingkungan bisa dilakukan mulai dari hal yang paling kecil yaitu
dimulai dari lingkungan sekitar kita/rumah tangga dengan selalu hidup berprilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) seperti tidak membuang sampah sembarangan.
Bila terjadi penumpukan sampah akan berdampak pencemaran baik itu pencemaran air
tanah, udara dan tanah. Yang bisa kita lihat dampaknya langsung yaitu bisa menyebakan banjir.

Pencemaran yang terjadi di lingkungan akibat proses pembangunan, akibat tuntutan
peningkatan pemenuhan kebutuhan masyarakat, akan meningkatkan proses pembangunan
disegala bidang seperti modernisasi teknologi di bidang pertanian, peningkatan industrialisasi
dengan teknologi modern. Karna seiiring makin majunya pembangunan dan teknologi selain
dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia juga memberikan dapat negatif yaitu pencemaran
lingkungan.
Yang pada umumnya dalam proses pembangunan aspek lingkungan kurang diperhatikan,
dan biasanya baru disadari setelah adanya penurunan daya dukung lingkungan dan adanya
pencemaran lingkungan. Sebagi contoh adanya bahan pencemar diudara yang disebakan oleh
industri (asap buangan industri) dan juga kegiatan manusia (asap buangan kendaraan), kehadiran
bahan pencemaran ini dapat menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara ini berpotensi
mengakibatkan gangguan kesehatan, selain itu dampak lainnya bisa memberi gangguan pada
ekositem dan perubahan iklim yang pada akhir berdampak lagi pada kehidupan manusia.
Pencemaran lingkungan ini berdampak pada kesehatan lingkungan yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang pada nantinya sebagi penentu keberhasilan
program pembangunan karna merupakan indikator dari usia harapan hidup, dan untuk melihat
angka harapan hidup ini bisa dilihat dari indeks pembangunan manusia disuatu negara dimana
salah satu indeksnya yaitu indeks kesehatan karna berpengaruh pada usia harapan hidup.
Semakin tingginya indeks pembangunan manusia disuatu negara berarti semakin tinggi pula
angka harapan hidupnya. Angka harapan hidup penduduk di dunia mengalami peningkatan dari
tahun ketahun. Begitu pula dengan angka harapan hidup di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
usia harapan hidup penduduk Indonesia yang dari tahun ke tahun meningkat 48 tahun (1965),
menjadi 67 tahun (2005), kemudian 70 tahun (2010), dan terakhir 70,6 tahun (2011) yang saat
ini menempati posisi ke-108 didunia. Dan diperkirakan angka harapan hidup tahun 2025 dapat
mencapi 73,7 tahun dari angka harapan hidup saat ini yang hanya 70 tahun.
Kecendrungan peningkatan angka harapan hidup ini menunjukan terjadinya peningkatan
kemampuan

penduduk

dalam

mengelola

dan

memperbaiki

kualitas

lingkungannya.

Meningkatnya kualitas hidup akan meningkatkan pula kualitas sosial ekonomi masyarakat. Dan
kualitas suatu lingkungan juga berkaitan erat dengan kesadaran masyarakat dalam berprilaku
terhadap lingkungannya.

Dipandang dari segi lingkungan kesehatan, penyakit terjadi karena interaksi antara manusia
dan lingkungan. Sebab manusia memerluka unsur-unsur lingkungan untuk menopang
kelangsungan hidupnya. Seperti air, udara, serta sandang, pangan, dan papan dan kebutuhankebutuhan lainya yang kesemuanya disediakan oleh alam.
Akan tetapi interaksi manusia dan lingkungannya ini tidak selalu mendapatkhan keuntungan,
tapi juga kadang-kadang menimbulkan kerugian. Seperti air yang tercemar dpat berakibat buruk
bagi kesehatan. Lingkungan rumah yang tidak bersih juga berdampak terhadap kesehatan. Begitu
pula kalau kita mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat-zat berbahaya bagi
kesehatan. Seperti yang yang telah dikemukakan pencemaran bisa terjadi karna kontamiansi
bahan kimia atau pun mikroba patogensehingga bisa menyebakan terjadinya kejadian penyakit
ataupun keracunan. Jadi hubungan timbal balik antar interaksi manusia dengan lingkungannya
(alam) ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan.
Faktor yang mempengaruhi angka harapan hidup adalah angka kematian bayi. Semakin
rendah angka kematian bayi maka angka harapan hidup semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Dengan begitu usaha menurunkan angka kematian bayi menjadi hal yang harus dilakukan karna
dapat meningkatkan angka harapan hidup. Bayi merupakan kelompok umur yang paling retan
terhadap penyakit dan p