GEOLOGI DAN ILMU TANAH HUTAN PART II

TUGAS PRAKTIKUM
GEOLOGI DAN ILMU TANAH HUTAN
“Tekstur Tanah”

Disusun Oleh:
SONI IRAWAN (G1011151181)
SAPTO PRAYOGO (G1011151256)
YUDHA APRIAJI (G1011151103)

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tanah merupakan suatu system mekanik yang kompleks yang terdiri dari tigfa fase yakni
bahan bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hamper menempati 50% volume tanah sebagian
besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organic.yang terakhir ini dijumpai dalam
jumlah yang besar pada tanah organic (organosol). Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori
yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya selalu bervariasi menurut

musim dan pengolahan tanah. Dengan demikian keempat perbandingan komponen utama tanah
partikel inorganik, bahan organic air dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan
kedalaman.
Sifat sifat tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi
fisik tanah ,mentukan penetrasi akar didalam tanah, air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Oleh
karena itu erat kaitannya jika seseorang berhadapan dengan tanah ia harus sampai berapa jauh sifat
sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu digunakan sebagai medium untuk
pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan structural dalam pembangunan jalan raya, bendungan
dan fondasi untuk gedung.
Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003). Pada beberapa tanah,
kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur dan
penggunaan tanah. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki tanah
tanah dilapangan. Dalam menentukan tekstur tanah dapat digunakan beberapa metode. Metode
yang digunakan dilapangan untuk menentukan tekstur tanah yaitu metode feeling, selain itu juga
terdapat metode pipet dan metode hydrometer. Untuk melakukan metode ini maka dilakukan analisa
tekstur dilaboratorium.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas kelas tekstur tanah. Ada 12 kelas
tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah presentase ketiga fraksi tanah tersebut. Misalkan hasil
analisis lab menyatakan bahwa presentase pasir (x) 32%, liat (y) 42 % dan debu (z) 26%, berdasarkan

diagram segitiga tekstur, maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur liat.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai tekstur tanah untuk
mengetahui perbandingan relative antara fraksi pasir, debu dan liat.

B.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum analisa ukuran partikel. adalah untuk mengetahui kelas tekstur pada setiapa
lapisan tanah serta yang mempengaruhi tekstur tersebut.
Adapun kegunaan percobaan tekstur tanah adalah untuk menambah pengetahuan tentang tekstur
dan kaitannya dengan usaha pengolahan tanah lebih lanjut dan penetuan varietas tanaman apa saja
yang dapat ditanam pada daerah tanah tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003). Pada beberapa tanah,
kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur dan
penggunaan tanah.Tekstur suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan,
dengan struktur dan konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam lapisan itu
sendiri karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya lapisan permukaan yang
baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh maka tekstur tanah sudah

lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur yang turut menentkan tata air dalam tanah yang
berupa kecepatan fitrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
Tekstur tanah dapat pula ditetapkan secara kualitatif dilapangn dengan menggunakan perasaan.
Tanah yang bisa diletakkan diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan
dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan tetapi, tetapi
kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan perkembangan tanah sampai batas batas
tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan
perbandingan antara butir butir pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan berdasarkan presentase
kandungan pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).
Pembagian tekstur berdasarkan kelas tekstur terdiri dari:
Pembagian tekstur berdasarkan kelas tekstur ada 12,hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh, ( Hanafiah, 2005).
1.

Pasir (sandy) => Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan tidak

mengikat sedikit air karena pori-porinya besar sehingga banyak

lekat. Pasir


air yang keluar dari tanah

akibat gaya gravitasi.
2.

Pasir berlempung (loam sandy) => Tanah pasir berlempung ini memiliki terkstur yang kasar.

Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang mudah hancur karena daya ikat pada partikelpartikel di pasir berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena
memang

kandungan lempungnya yang sedikit.

3. Lempung berpasir (Sandy loam) => Rsa kasar pada tanah lempung berpasir akan terasa agak
jelas dan juga akan membentuk bola yang agak keras tetapi akan mudah hancur.

4. Lempung (Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga tidak terasa licin. Dapat membentuk
bola yang agak teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. Selain itu,
lempung juga dapat melekat.
5. Lempung liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat berpasir terasa agak jelas. Dapat
membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat membentuk gulungan jika dipilin dan

gulungan akan mudah hancur serta dapat melekat.
6. Lempung liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat berdebu memiliki rasa licin yang jelas.
Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang mengkilat serta dapat melekat.
7. Lempung berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa agak kasar. Dapat membentuk bola
agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan bila dipilin tetapi pilinan mudah hancur. Daya
lekatnya sedang
8. Lempung berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak licin. Dapat membentuk
bola yang agak teguh dan dapat melekat
9. Debu (Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt membentuk bola yang teguh dan dapat sedikit
digulung dengan permukaan yang mengkilap serta terasa agak lekat.
10.

Liat berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi agak kasar. Dapat membentuk

bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk dipijit tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat
yang tinggi (melekat sekali).
11. Liat berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa agak licin. Dapat membentuk bola dalam
keadaan kering. Akan sukar dipijit tetapi mudah digulung serta memiliki daya lekat yang tinggi
(melekat sekali).
12.


Liat (clay) => Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik. Serta memiliki daya

lekat yang tinggi (melekat sekali).
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekstur Tanah

Faktor faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah sebagai berikut:
1. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan
seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian,
mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai
pelarut dan pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral penyusun
tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah, (3) sifat fsik tanah. Pengaruh temperatureSetiap
kenaikan temperatur

C akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x

lipat. Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi seiring dengan
peningkatannya temperature
Hubungan antara temperature dan pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organic

cukup kompleks. Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah antara hasil penambha bahan
organik + laju mineralisasi bahan organic + kapasitas tanah melidungi bahan organic dari mineralisasi
(liat amorf) (Hanafiah, 2005).
2. Topografi
Tofografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan
tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah lereng infiltras. Sedangkan
pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses
genesis tanah.
a. Pengaruh slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh pada genesis tanah. Semakin tanah curam lereng
makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang mengakibatkan terhambatnya genesis tanah oleh
karena pertumbuhan tanaman terhambat dan sumbangan bahan organik juga lebh kecil, pelapukan
menjadi terhambat begitu pula dengan pembentukan liat. Disamping itu, pencucian dan eluviasi
berkurang. Dengan kata lain tanah lebih tipis dan kurang berkembang di daerah lereng.
b. Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang muka air tanah jauh di bawah permukaan
tanah. Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan muka air yang muncul di permukaan tanah
yang menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan reduksi.

Tanah yang bedrainase buruk mempunyai horison A biasanya berwarna gelap olh karena

tingginya bahan organik, tapi horison bawah pemukaannya cenderung kelabu (gray). Tanah
berdrainase baik, mempunyai horison A yang warnanya lebih terang dan horison bawahnya seragam
lebih gelap.(Hanafiah, 2005)
3. Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus
akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan
asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan
tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral. Lubanglubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan
mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu
proses pembusukan bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)
4. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua juga akan
semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsure hara telah habis mengalami pelapukan
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang
terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa
dan tanah tua. Tanah muda hasil pembentukan horizon C dan horizon A. Tanah dewasa yaitu hasil
pembentukan horizon B yang masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari hasil pencucian
yang terus menerus berlanjut sehingga tanah tersebut menjadi kurus dan masam. Perlu diketahui
bahwa tingkat perkebangan tanah tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah. Tingkat

perkembangan tanah berhubungan dengan perkembangan horizon horizon tanah, sedangkan tingkat
pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah (Hardjowigeno, 2003)
5. Bahan Induk
Pembentuk bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di dominasi oleh proses
disentegrasi secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan tersebut. Bahan
induk yang berasal dari batu pasir. Pada batu kapur, tanah terbentuk dari sisa-sisa bahan yang tidak
larut setelah kalsium dan magnesium karbonat terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang dapat d
temui pada batu kapur, yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus. Bahan induk yang di
turunkan dari sedimen dibawah oleh air angin.

Sedimen koluvial terjadi pada lereng terjal dimana gravitasi adalah kekuatan utama yang
menyebabkan gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan induk yang penting di areal
bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa ditemui dimana-mana oleh karena penyebaran oleh
banjir dan sungai. Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di California terbentuk di
lembahdiman alluvial adalah bahan induk yang dominan. Pengaruh bahan induk terhadap genesis
tanah, Perkembangan horison terutama horison B tergantung pada translokasi partikel halus oleh air.
Bahan induk yang tersusun 100% pasir kuarsa tidak akan hancur untuk mengahasilkan partikel koloid.
Bahan induk yang bertekstur pasir akan mendukung perkembangan horison bahasa daerah (humid).
Bahan induk yang tersusun atas partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai jenis tanah.
Tekstur dan struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah melalui proses infiltrasi dan erosi.

Permeabilitas dan translokasi material dalam air, proteksi dan akumulasi bahan organik dan
ketebalan solum (horison A+B). (Foth,H.D. 1990).
2.3 Sifat fisik Tanah
Menurut Hardjowigeno, 2003 sifat fisika tanah terdiri dari:
1. Batas batas horison
Dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison ini diberikan ke dalam
beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang dari 2,5 cm dan berangsur
2. Warna tanah
Warna tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan
apabila makin tinggi bahan organik , warnah tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase buruk yaitu
daerah yg selalu tergenang air seluruh tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam
keadaan reduksi(

). Pada tanah yang berdrainase baik yaitu tanah yang tidak perna

terendam air fe terdapat dalam keadaan oksidasi.
3. Tesktur tanah
Tekstur tanah menujukkan halus kasarnya tanah dari fraksi tanah halus (2mm) . tanah
dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur taanah yaitu: kasar, agak kasar sedang agak halus dan
halus


4. Struktur tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah struktur ini terjadi karna butir
butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida
oksida besi dan lain lain.
5. Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir butir tanah debgan benda lain.
Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah.
6. Drainase tanah
Kelas drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam
penampang tanah.
7. Bulk density (kerapatan lindak)
Bulk density (kerapatan lindak) Menunjukan perbandingan antara berat tanah kering
dengan volume tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan
tanah.
8. Pori pori tanah
Pori pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air).
9. Kematangan tanah (Nilai-N)
Nilai-n merupkan nilai untuk menunjukkan tingkat kematangn tanah. Tanah yang belum
matang seperti lumpur cair sehingga kalu diremas akan muda keluar dari genggaman tangan melalui
sela sela jari.

BAB III
METODOLOGI
A.

Waktu dan Tempat

Praktikum tekstur tanah dilaksanakan pada hari jumat tanggal 21 Oktober 2016 sekitar pukul 08.00 –
selesai, di halaman kampus baru Fakultas Kehutanan Untan, Pontianak.
B.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan ATK, wadah sampel, dan kamera.
Bahan yang di gunakan Sampel Tanah dan air.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum tekstur tanah yaitu:
1.

Ambil sampel tanah secukupnya.

2.

Tambahkan air secukupnya

3.

Ratakan menggunakan tangan agar tanah dan air tercampur sempurna

4.

Buatlah tanah membulat seperti bola

5.
Tekan tanah dan Buatlah tanah agar membentuk pita sampai pada titik dimana tanah terputus
dengan sendirinya
6.
Ambil tanah sebesar biji jagung diatas telapak tangan lalu tambahkan air sambil menghaluskan
tanah
7.

Amati dan catat apa yang terjadi, serta dokumentasikan setiap bagiannya

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Berdasarkan data dari pengukuran dan analisis perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil Perhitungan Kelas Tekstur Tanah

NO

SAMPEL
TANAH

Dapat
Membentuk
Bola
YA/Tidak

PERCOBAAN
1 (CM)

PERCOBAAN
2 (CM)

PERCOBAAN
3 (CM)

1

A

YA

3,8

4,5

3,9

MEMBENTUK PITA

RATARATA

GOLONGAN
KELAS

TEKSTUR

4,1

CLAY LOAM
CLASS III

LICIN DAN
BERPASIR
TIDAK LICIN
DAN
MENGANDUN
G PASIR

2

B

YA

4,7

4,0

4,3

4,3

SANDY CLAY
LOAM CLASS
III

3

C

YA

7,5

8,3

6,0

7,2

SILTY CLAY
CLASS IV

4

D

YA

3,2

3,5

4,5

3,7

CLAY LOAM
CLASS III

LICIN

2. pembahasan
Sampel A. dapat membentuk bola dan dapat membentuk pita dengan ukuran percobaan pertama
yaitu 3,4 cm pada percobaan kedua 4,5 cm, pada percobaan ketiga 3,9 cm, dengan rata-rata 4,1 cm.
tanah ini termasuk golongan clay loam kelas lll, yang memiliki tekstur licin dan berpasir.
Sampel B. dapat membentuk bola dan dapat membentuk pita dengan ukuran percobaan pertama
yaitu 4,7 cm pada percobaan kedua 4,0 cm, pada percobaan ketiga 4,3 cm, dengan rata-rata 4,3 cm.
tanah ini termasuk golongan sandy clay loam kelas lll, yang memiliki tekstur tidak licin dan
mengandung pasir.
Sampel C. dapat membentuk bola dan dapat membentuk pita dengan ukuran percobaan pertama
yaitu 7,5 cm pada percobaan kedua 8,3 cm, pada percobaan ketiga 6,0 cm, dengan rata-rata 7,2 cm.
tanah ini termasuk golongan silty clay kelas lV, yang memiliki tekstur licin.

LIAT DAN
BERPASIR

Sampel D. dapat membentuk bola dan dapat membentuk pita dengan ukuran percobaan pertama
yaitu 3,2 cm pada percobaan kedua 3,5 cm, pada percobaan ketiga 4,5 cm, dengan rata-rata 7,3 cm.
tanah ini termasuk golongan clay loam kelas lll, yang memiliki tekstur licin dan berpasir.
BAB IV.
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1. struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang terjadi karena partikel liat,debu,pasir yang terikat
satu sama yang lain yang memiliki tekstur diantaranya :
-licin dan berpasir
-tidak licin dan mengandung pasir
-licin
-liat dan berpasir
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaru

2. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat
mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap
pengaruh tanah sebagai media pertanaman
3. Penetapan kelas tekstur tanah yang dilakukam dengan metode kualitatif tidak begitu
efektif karena memerlukan keterampilan dan pengalaman dari peneliti itu sendiri. ya terhadap
pengaruh tanah sebagai media pertanaman.

P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum tekstur tanah tersebut dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah
yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap
pengaruh tanah sebagai media pertanaman. 2.
Penetapan kelas tekstur tanah dapat
dilakukan secara kualitatif (cara lapangan) dan secara kuantitati
Today Deal $50 Off : Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat
mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai
media pertanaman
Today Deal $50 Off :

DAFTAR PUSTAKA

Darmawijaya, M.Isa,1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press. Yogyakarta.
Foth, Hendry D. 1990. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakara.
Hardjowigono, H.S. 2002. Ilmu Tanah. AkademikaPressindo, Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta

LAMPIRAN GAMBAR