DAMPAK PENYEBARAN BERITA BOHONG TERHADAP
DAMPAK PENYEBARAN BERITA BOHONG TERHADAP PERILAKU dan
PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA YANG MULTIKULTURAL
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C. TUJUAN......................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................................................ 2
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 5
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan tehnologi yang semakin berkembang secara tidak langsung
turut serta mempengaruhi perilaku sosial masyrakat Indonesia khususnya
pengguna media sosial, kehadiran media sosial sebagai wadah berbincang
dan bertukar informasi antara satu dengan yang lain tentu memberikan
dampak yang sangat positif, namun disisi lain, media sosial juga menjadi
arena bagi penyampaian opini, ujaran penuh kebencian (hate speech), dan
berita-berita palsu (hoax). Hoax adalah istilah untuk menggambarkan suatu
berita bohong, ftnah, atau sejenisnya. Hoax sendiri telah menimbulkan
keresahan dalam masyarakat bahkan dapat memecah belah persatuan dan
salah satu solusi untuk mengatasi hoax tersebut adalah membangun daya
pikir masyarat agar tidak mudah terprovokasi oleh hoax yang tidak bisa
dipastikan
kebenarannya,
mengajak
masyarakat
agar
cerdas
dalam
melakukan literasi informasi, mengecek kebenaran informasi, sebelum
melakukan share atau berbagi informasi melalui media sosial, disisi lain
pemerintah harus tanggap terhadap hoax yang beredar yang meresahkan
masyarat,
meskipun
saat
ini
pemerintah
telah
membentuk
satgas
anti hoax, pemerintah diharapkan terus melakukan verifkasi atau akreditasi
terhadap media mainstream maupun para penyedia berita melalui televisi,
koran dan media online, termasuk melakukan akreditasi dan indenpedensi
terhadap para wartawan yang menyajika informasi serta menutup situs-situs
yang menyebarkan berita hoax dan terus giat mensosialisasikan dan
menerapkan UU ITE
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hoax?
2. Apa alasan orang melakukan penyebran hoax?
3. Apa dampak dari hoax dalam persepsi masyarakat indonesia?
4. Apa saja contoh berita hoax?
1
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
menetahui defnisi hoax.
mengetahui alasan orang melakukan penyebaran hoax.
mengetahui dampak hoax dalam persepsi masyarakat Indonesia.
mengetahui contoh berita hoax.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defnisi Hoax
Defnisi Hoax dan Beberapa Contoh dalam Sejarah. Secara umum hoax dapat
didefnisikan sebagai a particular kind of disinformation (sejenis penyalahgunaan
informasi) yaitu berupa false facts that are conceived in order to deliberately
deceive or betray audience (penyebarluasan fakta yang tidak benar untuk
menipu audiens).
Jadi berdasarkan defnisi umum ini, informasi dalam hoax berisikan fakta yang
salah (tidak ada dalam kenyataan) dan dengan sengaja disebarluaskan untuk
menipu atau membohongi audiens (publik). Dalam laman Wikipedia, hoax
didefnisikan sebagai a deliberately fabricated falsehood made to masquerade as
truth (kebohongan
yang
diproduksi
secara
sengaja
dan
dibuat
untuk
menyamarkan kebohongan sebagai sebuah kebenaran).Defnisi lain diberikan
oleh Wikipedia Community Guidelines seperti yang dikutip oleh Kumar, West dan
Leskovec (2016). Disitu dikatakan bahwa hoax adalah an attempt to trick an
audience into believing that something false is real (suatu upaya untuk menipu
audiens agar mempercayai sesuatu yang salah sebagai sesuatu yang nyata).
Pada awalnya, hoax berfungsi sebagai lelucon, candaan, atau humor. Dalam
kamus Oxford Advanced Learners Dictionary (1995), dikatakan bahwa hoax
merupakan a lie or an act of deception, usually intended as a joke (suatu
kebohongan atau tindakan untuk menipu, yang biasanya ditujukan sebagai
sebuah lelucon). Kamus tersebut memberikan contoh tentang cerita pemadam
kebakaran
yang
menerima
panggilan
telepon
dari
seseorang
untuk
memadamkan kebakaran, tetapi, pada kenyataannya, kebakaran tersebut tidak
pernah ada. Cerita panggilan telepon untuk memadamkan api ini adalah lelucon
dan dikategorikan sebagai hoax.
B. Alasan seseorang menyebar luaskan berita hoax.
Ada tiga alasan mengapa seseorang mengkomunikasikan informasi yang salah
secara luas (Kumar, West dan Leskovec, 2016). Pertama, misinformation is
conveyed in the honest but mistaken belief that the relayed incorrect facts are
true. Inti dari alasan pertama ini adalah mengajak publik untuk mempercayai
sesuatu yang salah sebagai sebuah kebenaran.
3
Kedua, disinformation denotes false facts that are conceived in order to
deliberately deceive or betray an audience. Sebagai kelanjutan dari alasan
pertama yaitu berita bohong yang disebarluaskan dengan sengaja bertujuan
untuk membohongi atau mengkhianati publik.
Ketiga, disinformation by a person is not to mislead an audience into believing
false facts, but rather to “convey a certain impression of himself”. Alasan ketiga
ini yang biasa disebut dengan bullshit tujuannya bersifat pribadi yaitu
menciptakan kesan-kesan personal tertentu oleh si penyebar hoax di mata
publik.
C. Contoh berita hoax.
Dalam sejarah, ada beberapa berita atau informasi yang dikategorikan sebagai
hoax dan hingga kini beberapa kalangan masih mempercayainya sebegai
sebuah kebenaran. Berita tentang UFO (Unidentifed Flying Object/objek terbang
yang tidak teridentifkasi) dan Alien misalnya mengaburkan batas antara fksi
dan non-fksii; antara khayalan dan kenyataan.Walaupun kalangan ilmiah
berusaha membuktikan keberadaan benda asing ini, belum ada data, fakta, atau
informasi yang kredibel untuk membuktikan adanya kehidupan Alien di jagat
raya ini. Namun, cerita ini sudah terlanjur menjadi bagian dari kebudayaan dan
menempati satu slot dalam alam psikologi manusia tentang keberadaan makhluk
asing yang mungkin saja hidup di planet lain dengan kecerdasan dan
kemampuan tekhnologi yang jauh lebih hebat dari apa yang bisa dicapai
manusia saat ini.
Pelanggaran Etika dan Manipulasi Kognitif. Jika dibawa ke ranah publik,
penyebaran berita bohong memiliki konsekuensi serius terhadap kehidupan
sosial dan politik. Pertama, berita bohong atau hoax sebetulnya melanggar etika
komunikasi dan secara spesifk dalam dunia jurnalistik melanggar etika
jurnalistik.Dalam dunia jurnalisme, sebuah berita harus menyampaikan informasi
yang dapat diverifkasi dan dibuktikan secara empiris, bukan hanya sekedar
informasi yang berdasarkan pada asumsi pribadi penulis/wartawan yang tidak
dapat diverifkasi kebenarannya.Kedua, peran media sosial seperti facebook dan
twitter yang sifatnya borderless (tanpa batas) menyebabkan efek distorsi
fakta/realitas oleh hoax bisa menjangkau audiens dengan jumlah yang sangat
luas. Selain itu, semua orang bisa menjadi wartawan, editor, dan bisa
menyebarluaskannya (share).Ketiga, karena sifat berita, baik benar atau bohong,
4
menyediakan informasi dan sebentuk pengetahuan kepada khalayak, maka hoax
sebagai
suatu
diskursus
publik
bisa
menjadi
alat
yang
efektif
untuk
memanipulasi pikiran (cognitive manipulation) publik untuk mempercayai
sesuatu yang salah sebagai suatu kebenaran (believing a falsity as a truth).
Istilah manipulasi kognitif sengaja diangkat sebagai bagian dari judul artikel ini
sebab inti dari penyebarluasan hoax adalah memanipulasi dan mengontrol
pikiran
pembaca
yang
selanjutnya
dapat
mempengaruhi
sikap
dan
perilakunya.Keempat, efek dari manipulasi kognitif ini adalah pikiran publik
diajak untuk mengaitkan satu isu dengan isu lain atau biasa dikenal dengan
rantai wacana dalam kajian analisis wacana kritis. Dalam pendekatan sosiohistoris, suatu wacana di masa lampau dapat dihadirkan kembali pada teks atau
genre teks yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda pula (Wodak and
Reisigl, 1999). Teks-teks historis di masa lampau bisa didaurulang dalam bentuk
teks masa kini pada waktu dan tempat yang berbeda dengan tujuan-tujuan
ideologis tertentu.Fakta tentang komunis (PKI) di masa lampau bagi bangsa
Indonesia merupakan sejarah kelam dan menimbulkan trauma politik yang
dalam. Wacana komunisme adalah pembicaraan yang sangat sensitif bagi
masyarakat Indonesia utamanya jika dikaitkan dengan Islam. Dalam sejarah,
kaum muslimin merupakan garda terdepan dalam memberantas ideologi dan
antek komunis di masa lampau. Isu komunis ini dihadirkan kembali dalam
konteks politik kekinian yang memperoleh justifkasinya melalui kehadiran sosok
Ahok, seorang etnis Tionghoa dan non-muslim, yang didukung oleh pemerintah
yang berkuasa saat ini dengan garis politik yang ditengarai berkiblat ke
Tiongkok, ditambah lagi dengan derasnya arus tenaga kerja Cina masuk ke
Indonesia. Ibarat api dalam sekam, jika isu ini dibiarkan menggelinding tanpa
kontrol, akan mendapatkan momentumnya untuk meledak. Disinilah peran hoax
yang dengan mudah disebarluaskan dan dibaca oleh semua kalangan karena
sifatnya yang borderless dan tentu saja berpotensi memanipulasi kognisi publik.
D. Dampak hoax.
Dalam kondisi masyarakat yang masih saja mudah memercayai suatu informasi
tanpa melakukan crosscheck terlebih dahulu menyebabkan penyebaran hoax
memiliki
potensi
bahaya
tersendiri
akan
terciptanya
konfik
sosial
dan
menyebabkan ancaman sosial. Hal ini diperparah dengan rendahnya modal
sosial (social capital) masyarakat Indonesia yang ditandai dengan rendahnya
5
tingkat
kepercayaan
(trust).
Rendahnya
modal
sosial
ini
menyebabkan
masyarakat begitu mudah saling menaruh curiga satu sama lain.
Hoax berperan penting untuk memperuncing rasa saling curiga antara satu
orang kepada orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain.
Walaupun tidak ada hubungan langsung hoax sebagai suatu wacana dengan
konfik sosial, tapi setidaknya isi berita bohong bisa mengontrol pikiran publik
dan menciptakan kebencian terhadap suatu kelompok atau institusi sosial
tertentu.
6
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tribunnews.com/regional/2017/03/25/polri-terima-laporan-40-ribuberita-hoax-di-medsos-ini-hukuman-penyebarnya
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/08/21160841/
kenapa.hoax.mudah.tersebar.di.indonesia.
UU ITE www.polri.go.id
7
PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA YANG MULTIKULTURAL
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C. TUJUAN......................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................................................ 2
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 5
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan tehnologi yang semakin berkembang secara tidak langsung
turut serta mempengaruhi perilaku sosial masyrakat Indonesia khususnya
pengguna media sosial, kehadiran media sosial sebagai wadah berbincang
dan bertukar informasi antara satu dengan yang lain tentu memberikan
dampak yang sangat positif, namun disisi lain, media sosial juga menjadi
arena bagi penyampaian opini, ujaran penuh kebencian (hate speech), dan
berita-berita palsu (hoax). Hoax adalah istilah untuk menggambarkan suatu
berita bohong, ftnah, atau sejenisnya. Hoax sendiri telah menimbulkan
keresahan dalam masyarakat bahkan dapat memecah belah persatuan dan
salah satu solusi untuk mengatasi hoax tersebut adalah membangun daya
pikir masyarat agar tidak mudah terprovokasi oleh hoax yang tidak bisa
dipastikan
kebenarannya,
mengajak
masyarakat
agar
cerdas
dalam
melakukan literasi informasi, mengecek kebenaran informasi, sebelum
melakukan share atau berbagi informasi melalui media sosial, disisi lain
pemerintah harus tanggap terhadap hoax yang beredar yang meresahkan
masyarat,
meskipun
saat
ini
pemerintah
telah
membentuk
satgas
anti hoax, pemerintah diharapkan terus melakukan verifkasi atau akreditasi
terhadap media mainstream maupun para penyedia berita melalui televisi,
koran dan media online, termasuk melakukan akreditasi dan indenpedensi
terhadap para wartawan yang menyajika informasi serta menutup situs-situs
yang menyebarkan berita hoax dan terus giat mensosialisasikan dan
menerapkan UU ITE
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hoax?
2. Apa alasan orang melakukan penyebran hoax?
3. Apa dampak dari hoax dalam persepsi masyarakat indonesia?
4. Apa saja contoh berita hoax?
1
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
menetahui defnisi hoax.
mengetahui alasan orang melakukan penyebaran hoax.
mengetahui dampak hoax dalam persepsi masyarakat Indonesia.
mengetahui contoh berita hoax.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defnisi Hoax
Defnisi Hoax dan Beberapa Contoh dalam Sejarah. Secara umum hoax dapat
didefnisikan sebagai a particular kind of disinformation (sejenis penyalahgunaan
informasi) yaitu berupa false facts that are conceived in order to deliberately
deceive or betray audience (penyebarluasan fakta yang tidak benar untuk
menipu audiens).
Jadi berdasarkan defnisi umum ini, informasi dalam hoax berisikan fakta yang
salah (tidak ada dalam kenyataan) dan dengan sengaja disebarluaskan untuk
menipu atau membohongi audiens (publik). Dalam laman Wikipedia, hoax
didefnisikan sebagai a deliberately fabricated falsehood made to masquerade as
truth (kebohongan
yang
diproduksi
secara
sengaja
dan
dibuat
untuk
menyamarkan kebohongan sebagai sebuah kebenaran).Defnisi lain diberikan
oleh Wikipedia Community Guidelines seperti yang dikutip oleh Kumar, West dan
Leskovec (2016). Disitu dikatakan bahwa hoax adalah an attempt to trick an
audience into believing that something false is real (suatu upaya untuk menipu
audiens agar mempercayai sesuatu yang salah sebagai sesuatu yang nyata).
Pada awalnya, hoax berfungsi sebagai lelucon, candaan, atau humor. Dalam
kamus Oxford Advanced Learners Dictionary (1995), dikatakan bahwa hoax
merupakan a lie or an act of deception, usually intended as a joke (suatu
kebohongan atau tindakan untuk menipu, yang biasanya ditujukan sebagai
sebuah lelucon). Kamus tersebut memberikan contoh tentang cerita pemadam
kebakaran
yang
menerima
panggilan
telepon
dari
seseorang
untuk
memadamkan kebakaran, tetapi, pada kenyataannya, kebakaran tersebut tidak
pernah ada. Cerita panggilan telepon untuk memadamkan api ini adalah lelucon
dan dikategorikan sebagai hoax.
B. Alasan seseorang menyebar luaskan berita hoax.
Ada tiga alasan mengapa seseorang mengkomunikasikan informasi yang salah
secara luas (Kumar, West dan Leskovec, 2016). Pertama, misinformation is
conveyed in the honest but mistaken belief that the relayed incorrect facts are
true. Inti dari alasan pertama ini adalah mengajak publik untuk mempercayai
sesuatu yang salah sebagai sebuah kebenaran.
3
Kedua, disinformation denotes false facts that are conceived in order to
deliberately deceive or betray an audience. Sebagai kelanjutan dari alasan
pertama yaitu berita bohong yang disebarluaskan dengan sengaja bertujuan
untuk membohongi atau mengkhianati publik.
Ketiga, disinformation by a person is not to mislead an audience into believing
false facts, but rather to “convey a certain impression of himself”. Alasan ketiga
ini yang biasa disebut dengan bullshit tujuannya bersifat pribadi yaitu
menciptakan kesan-kesan personal tertentu oleh si penyebar hoax di mata
publik.
C. Contoh berita hoax.
Dalam sejarah, ada beberapa berita atau informasi yang dikategorikan sebagai
hoax dan hingga kini beberapa kalangan masih mempercayainya sebegai
sebuah kebenaran. Berita tentang UFO (Unidentifed Flying Object/objek terbang
yang tidak teridentifkasi) dan Alien misalnya mengaburkan batas antara fksi
dan non-fksii; antara khayalan dan kenyataan.Walaupun kalangan ilmiah
berusaha membuktikan keberadaan benda asing ini, belum ada data, fakta, atau
informasi yang kredibel untuk membuktikan adanya kehidupan Alien di jagat
raya ini. Namun, cerita ini sudah terlanjur menjadi bagian dari kebudayaan dan
menempati satu slot dalam alam psikologi manusia tentang keberadaan makhluk
asing yang mungkin saja hidup di planet lain dengan kecerdasan dan
kemampuan tekhnologi yang jauh lebih hebat dari apa yang bisa dicapai
manusia saat ini.
Pelanggaran Etika dan Manipulasi Kognitif. Jika dibawa ke ranah publik,
penyebaran berita bohong memiliki konsekuensi serius terhadap kehidupan
sosial dan politik. Pertama, berita bohong atau hoax sebetulnya melanggar etika
komunikasi dan secara spesifk dalam dunia jurnalistik melanggar etika
jurnalistik.Dalam dunia jurnalisme, sebuah berita harus menyampaikan informasi
yang dapat diverifkasi dan dibuktikan secara empiris, bukan hanya sekedar
informasi yang berdasarkan pada asumsi pribadi penulis/wartawan yang tidak
dapat diverifkasi kebenarannya.Kedua, peran media sosial seperti facebook dan
twitter yang sifatnya borderless (tanpa batas) menyebabkan efek distorsi
fakta/realitas oleh hoax bisa menjangkau audiens dengan jumlah yang sangat
luas. Selain itu, semua orang bisa menjadi wartawan, editor, dan bisa
menyebarluaskannya (share).Ketiga, karena sifat berita, baik benar atau bohong,
4
menyediakan informasi dan sebentuk pengetahuan kepada khalayak, maka hoax
sebagai
suatu
diskursus
publik
bisa
menjadi
alat
yang
efektif
untuk
memanipulasi pikiran (cognitive manipulation) publik untuk mempercayai
sesuatu yang salah sebagai suatu kebenaran (believing a falsity as a truth).
Istilah manipulasi kognitif sengaja diangkat sebagai bagian dari judul artikel ini
sebab inti dari penyebarluasan hoax adalah memanipulasi dan mengontrol
pikiran
pembaca
yang
selanjutnya
dapat
mempengaruhi
sikap
dan
perilakunya.Keempat, efek dari manipulasi kognitif ini adalah pikiran publik
diajak untuk mengaitkan satu isu dengan isu lain atau biasa dikenal dengan
rantai wacana dalam kajian analisis wacana kritis. Dalam pendekatan sosiohistoris, suatu wacana di masa lampau dapat dihadirkan kembali pada teks atau
genre teks yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda pula (Wodak and
Reisigl, 1999). Teks-teks historis di masa lampau bisa didaurulang dalam bentuk
teks masa kini pada waktu dan tempat yang berbeda dengan tujuan-tujuan
ideologis tertentu.Fakta tentang komunis (PKI) di masa lampau bagi bangsa
Indonesia merupakan sejarah kelam dan menimbulkan trauma politik yang
dalam. Wacana komunisme adalah pembicaraan yang sangat sensitif bagi
masyarakat Indonesia utamanya jika dikaitkan dengan Islam. Dalam sejarah,
kaum muslimin merupakan garda terdepan dalam memberantas ideologi dan
antek komunis di masa lampau. Isu komunis ini dihadirkan kembali dalam
konteks politik kekinian yang memperoleh justifkasinya melalui kehadiran sosok
Ahok, seorang etnis Tionghoa dan non-muslim, yang didukung oleh pemerintah
yang berkuasa saat ini dengan garis politik yang ditengarai berkiblat ke
Tiongkok, ditambah lagi dengan derasnya arus tenaga kerja Cina masuk ke
Indonesia. Ibarat api dalam sekam, jika isu ini dibiarkan menggelinding tanpa
kontrol, akan mendapatkan momentumnya untuk meledak. Disinilah peran hoax
yang dengan mudah disebarluaskan dan dibaca oleh semua kalangan karena
sifatnya yang borderless dan tentu saja berpotensi memanipulasi kognisi publik.
D. Dampak hoax.
Dalam kondisi masyarakat yang masih saja mudah memercayai suatu informasi
tanpa melakukan crosscheck terlebih dahulu menyebabkan penyebaran hoax
memiliki
potensi
bahaya
tersendiri
akan
terciptanya
konfik
sosial
dan
menyebabkan ancaman sosial. Hal ini diperparah dengan rendahnya modal
sosial (social capital) masyarakat Indonesia yang ditandai dengan rendahnya
5
tingkat
kepercayaan
(trust).
Rendahnya
modal
sosial
ini
menyebabkan
masyarakat begitu mudah saling menaruh curiga satu sama lain.
Hoax berperan penting untuk memperuncing rasa saling curiga antara satu
orang kepada orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain.
Walaupun tidak ada hubungan langsung hoax sebagai suatu wacana dengan
konfik sosial, tapi setidaknya isi berita bohong bisa mengontrol pikiran publik
dan menciptakan kebencian terhadap suatu kelompok atau institusi sosial
tertentu.
6
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tribunnews.com/regional/2017/03/25/polri-terima-laporan-40-ribuberita-hoax-di-medsos-ini-hukuman-penyebarnya
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/02/08/21160841/
kenapa.hoax.mudah.tersebar.di.indonesia.
UU ITE www.polri.go.id
7