Contoh 2 Tugas Besar Pemrograman Lanjut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian penting dari penyelenggaraan
kesehatan di Indonesia. Beberapa institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium
dan bahkan puskesmas dan dinas kesehatan sudah banyak yang mengadopsi teknologi ini. Tidak
hanya untuk meningkatkan efektifitas pelayanan, aksesibilitas terhadap data kesehatan dan
peningkatan efisiensi, teknologi informasi juga akan sangat membantu untuk monitoring dan
evaluasi program kesehatan, surveilans penyakit dan tentunya penelitian.
Apotek sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu
membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses
data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu apotek itu dalam melakukan
perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif.
Pencatatan yang manual yang masih sangat menyulitkan tenaga manusia untuk mendata
aktifitas yang terjadi didalam sebuah apotek. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan perbaikan
dalam pengelolaan sebuah sistem pengolahan data dan penyusunan laporan. Perbaikan yang akan
dilakukan yaitu membuat sistem pencatatan yang manual dengan menggunakan sistem yang
berbasis komputer, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data transaksi, proses
pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pada apotek
yang bersangkutan. Dengan adanya sebuah aplikasi sistem informasi Pengolahan Data dan
Penyusunan Laporan pada Apotek yang akan dibuat ini, maka sistem informasi Apotek akan
dapat dikelola dengan lebih baik lagi.
Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut, perlu dirancang sebuah sistem
informasi dan aplikasi database yang dapat menampung data dalam jumlah banyak sehingga
apabila dilakukan pengaksesan terhadap suatu data melalui proses aplikasi yang dibangun akan
lebih memudahkan pengguna untuk memperoleh suatu informasi.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang informatika
farmasi serta memberikan gambaran tentang system informasi management (SIM) di apotek
sehingga :
1. Memudahkan mengetahui jumlah persediaan obat di apotik.
2. Memudahkan pencarian data-data obat.
3. Memudahkan dalam pengambilan keputusan dalam pemesanan obat
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan informatika farmasi dan manfaat dari informatika farmasi bagi
pelayanan kefarmasian
2.
Sistem informasi seperti apa yang dapat diterapkan di apotek untuk menyelesaikan kendalakendala seperti :
-
Pencatatan data-data master (data supplier, konsumen, dokter, obat) dan data transaksi yang
masih menggunakan cara manual kurang efektif dan rentan terhadap kesalahan penulisan dan
perhitungan.
-
Perbaikan data yang kurang efektif apabila terjadi kesalahan penulisan pada sistem yang tidak
terkomputerisasi.
-
Tempat penyimpanan yang tidak terkomputerisasi.
-
Penyusunan laporan data master dan data transaksi yang kurang efektif dan efisien dengan
menggunakan cara manual.
3.
Pencarian data-data menjadi tidak efektif karena data-data tidak terkomputerisasi.
Bagaimana menerapkan system informasi pada pelayanan kesehatan khususnya di apotek untuk
mendukung pelayanan kefarmasian diapotek.
BAB II
INFORMATIKA FARMASI
Tinjauan Tentang Sistem Informasi Management (SIM) Apotek
2.1
Sistem Informasi
Sistem pada umumnya mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus
mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan
lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Sistem memiliki beberapa komponen yaitu:
a) batas sistem (boundary)
b) lingkungan luar sistem (environment)
c) penghubung sistem (interface)
d) masukan sistem (input)
e) keluaran sistem (output)
f) pengolah sistem (process)
g) sasaran sistem.
Dalam mempelajari sistem kita harus mempelajari informasi, pasalnya suatu sistem yang
kurang mendapatkan suatu informasi akan menjadi ketinggalan zaman/tidak bertahan lama.
Informasi dapat berupa data mentah, data tersusun dan sebagainya, dimana data adalah suatu
kenyataan yang bermanfaat menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.
Jadi, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporanlaporan yang diperlukan.
2.2
Informatika Farmasi
2.2.1 Pengertian Informatika Farmasi
Informatika farmasi (Pharmacy informatics) adalah realisasi informatika untuk farmasi dan
kegiatannya agar efektif biaya dalam pemanfaatan sistem informasi dan perangkat teknologi,.
Informatika farmasi bertujuan menyediakan informasi yang cepat dan handal tentang terapi obat
yang mampu membantu pasien dalam proses penyembuhannya.
Kunci Informatika Farmasi adalah memastikan bahwa komunikasi mudah diakses bagi
penyedia layanan kesehatan, apoteker, dan pasien sehingga mereka semua dapat bekerja sama
untuk kepentingan pasien. Dokter, perawat, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan
lainnya harus mampu untuk mengakses catatan yang relevan dan informasi pasien dengan
mudah, sementara apoteker perlu tahu persis apa obat yang sedang diresepkan untuk pelanggan
dan apakah ada bahaya bahwa resep baru akan menyebabkan interaksi dengan obat lain yang
buruk. Pasien, tentu saja, harus dapat menerima dengan mudah mengikuti petunjuk tentang
bagaimana mereka harus menangani pemulihan mereka dan apa efek samping obat-obatan yang
mereka mungkin alami.
2.2.2 Manfaat Informatika Farmasi
Teknologi ini akan membantu dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur
kerja, dan meningkatkan keselamatan pasien. Dengan menggunakan kemajuan teknologi
informasi dan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu
memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk
berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana merekan
dapat lebih memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya.
Pelaksanaan informatika farmasi dapat membantu praktisi farmasi dalam beberapa cara.
Baik desain sistem dan manajemen database dapat merampingkan proses sehingga personil yang
digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia secara tepat waktu. Contoh proses tersebut
meliputi:
1.
Entry order dan verifikasi
2.
Catatan administrasi obat yang jelas, berguna, dan akurat
3.
Laporan evaluasi penggunaan obat
4.
Menempatkan pesanan pembelian
5.
Pelacakan inventaris
6.
Mengakses informasi klinis seperti laporan laboratorium dan rincian interaksi obat
Selain itu masih ada sejumlah manfaat menggunakan informatika farmasi, yaitu:
1.
Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, dan pasien.
2.
Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat mungkin atau alergi
sebelum resep diisi,
3.
Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari
obat-obatan yang mereka diberikan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam
pengobatan penyakit mereka sendiri.
4.
Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang
tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke
kantor dokter untuk menerima diagnosa yang tepat dan pengobatan. Hal ini, dikombinasikan
dengan biaya rendah obat generik, dapat sangat mengurangi biaya bagi pasien.
2.3
Sistem Informasi Farmasi
Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan,
pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi
diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi. Formulir pelaporan dan laporan
umpan balik atau laporan analisisa Sistem informasi farmasi dapat merupakan alat yang berguna
untuk pengawasan, menyediakan data untuk memonitoring. Sistem informasi manajemen
farmasi yang baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang meliputi:
c.
a.
Pengolahan data dengan meringkas data.
b.
Penyajian informasi dalam bentuk grafis, yang memudahkan pemahaman.
Pemahaman informasi untuk mengidentifikasi kecenderungan dan masalah-masalah potensial.
d.
2.3
Langkah dalam merespon hasil baik positif maupun negatif.
Penerapan Sistem Informasi Farmasi di Apotek
Salah satu contoh penerapan system informasi farmasi di apotek adalah menggunakan
Sistem Informasi Management (SIM) Apotek, dimana program aplikasi yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
Sistem Informasi Manajemen Apotek merupakan sistem informasi pencatatan obat dan
alat kesehatan di Apotek. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Apotek alur obat
mulai dari penerimaan, pencatatan di gudang obat dan penjualan ke pasien terekam dalam
database sehingga stok opname dapat dilakukan secara otomatis dan real time.
SIM apotek dibuat untuk menangani bagian point of sales kasir dan inventori dari suatu
apotek, yaitu dengan cara menyediakan kemampuan untuk menangani transaksi beli dan jual
secara resep dan non resep. Juga untuk menyajikan laporan laporan sehingga keputusan yang
diambil manajer lebih tepat sasaran. Sistem aplikasi ini dirancang untuk digunakan secara mudah
baik dengan keyboard dan mouse atau dengan barcode scanner sebagai alat memasukkan data.
Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.
Kelebihan – kelebihan yang diperoleh apotek dengan menggunakan SIM ini adalah :
Apotek dengan SIM
Apotek tanpa SIM
membutuhkan waktu yang lebih singkat Membutuhkan waktu lebih
lama
dalam melayani transaksi pembayaran, dalam melayani transaksi pembayaran,
karena SIM atau mesin kasir dapat karena harus dihitung secara manual
menghitung secara automatis
atau dengan kalkulator.
Pemantauan inventori / stok obat yang ada Memerlukan waktu untuk memantau
dapat dilakukan secara cepat
inventori stok obat yang ada (stock
opname).
Pengambilan keputusan yang lebih tepat Memerlukan waktu dalam pembuatan
sasaran, misalnya pemilihan produk / obat laporan – laporan, karena karyawan
obat mana saja yang lebih diperbanyak harus membuka kembali data-data
karena
dengan
menggunakan
laporan yang ada, sehingga pekerjaan menjadi
statistik, bisa diketahui produk / obat obat kurang efektif.
mana
saja
yang
paling
masyarakat (paling laris).
Apotek dengan SIM
Apotek dengan SIM
Gambar 1. Inventory stok Obat
lebih terpantau
diminati Kemungkinan adanya data – data yang
hilang karena tidak / lupa tercatat.
Apotek tanpa SIM
Apotek tanpa SIM
Gambar 2. Inventori stok obat tidak
terpantau
Laporan Standar SIM Apotek terdiri dari 25 macam laporan yaitu :
Penjualan (informasi produk produk yang dijual di group per hari),
Penjualan / Kategori
Pembelian,
Kredit Jatuh Tempo (untuk pembelian produk secara kredit),
Keuntungan,
Hutang,
Piutang,
Stok Reorder (untuk informasi produk produk yang harus di order ulang),
Stok Opname (informasi produk produk yang dikurangi atau ditambahi secara manual saat stok
opname),
Produk Expired,
Data Instansi,
Data Dokter,
Komisi Per Dokter,
Komisi Per Obat (untuk komisi akan ada data bila di data produk diisikan persentase komisi yang
harus diberikan kepada dokter yang memberikan resep produk tersebut),
Pasien Per Dokter,
Data Pelanggan,
Data Supplier
Data Produk
Data Racikan
Data Obat Sejenis
Retur Penjualan
Retur Pembelian
Data Nilai Produk
Penjualan Resep Tunai Dengan Data Nomor Resep
Penjualan Resep Kredit (karyawan)Dengan Data Nomor Resep
Tools/ Fitur yang diterapkan dalam SIM apo
Merupakan fitur-fitur dari aplikasi untuk melihat aktivitas yang dikerjakan pada aplikasi atau
untuk memaintenance aplikasi diantaranya adalah :
1.
Sekuriti, untuk memberi hak akses kepada pengguna, apakah dia hanya bisa menangani transaksi
penjualan saja, pembelian saja, apakah bisa membuat laporan dll),
2.
Options, yaitu menu untuk setting applikasi, misal nomer invoice berikutnya, alamat apotik,
persentase PPn dll,
3.
Aktivitas Pengguna, yaitu History login (pencatatan tanggal dan jam pemakaian applikasi oleh
setiap pengguna),
4.
Histori Pembelian, baik secara transaksi (untuk melihat item item apa saja yang dibeli) maupun
per-item (kapan saja item tersebut dibeli),
5.
Histori Penjualan baik secara transaksi maupun per-item,
6.
Histori Arus Barang, yaitu informasi mendetail mengenai keluar masuk item barang
7.
Histori Penghapusan Transaksi
8.
Histori Pemesanan, untuk melihat informasi pembuatan surat pemesanan ke supplier.
9.
Histori Perubahan Harga
10. Stok Opname, yaitu penyesuaian jumlah produk yang dicatat dalam sistem dengan jumlah
sebenarnya, baik penambahan maupun pengurangan),
11. Stok Reorder, yaitu informasi mengenai produk produk mana saja yang harus di order ulang.
12. Posisi Stok , yaitu semacam kartu stok yang akan menginfokan jumlah saat terjadi perubahan
item baik pembelian, penjualan retur maupun stok opname.
13. Layar Peringatan/Alert, yaitu informasi mengenai item yang akan kadaluarsa dan harus di
tambah karena memiliki jumlah dibawah batas stok minimal
Beberapa Aplikasi yang diterapkan pada SIM apotek
1.
Backoffice
Backoffice adalah salah satu bagian dari software Apotek yang berfungsi untuk
melakukan tugas-tugas backoffice seperti : maintenance master data, pembelian, penjualan,
kas/bank menajemen, laporan dan lain-lain.
Secara garis besar backoffice terdiri dari :
Master
Obat / Non-Obat
Pasien
Dokter
Supplier/PBF
Pabrik
Kelas Terapi
Bahan Aktif
Satuan
Pembelian
PO
Faktur Pembelian
Return Pembelian
Debit/Kredit Pembelian
Konsinyasi
Penjualan
Faktur Penjualan
Faktur Penjualan HNAP
Resep
Resep Sederhana
Return Penjualan
Debit/Kredit Penjualan
Kas/Bank Manajemen
Kas/Bank Masuk
Kas/Bank Keluar
Sistem
Settings
Security BO
Security Kasir
Security Laporan
Pesan Otomatis (Exp. Date, Min Stock, Jatuh Tempo Hutang/Piutang)
2. Outlet
Outlet merupakan Aplikasi yang otoritas penggunanya hanya oleh Assiten Apoteker yang
masing - masing telah di beri password untuk log-in, aplikasi ini digunakan untuk menunjang
semua proses penginputan resep.
3. Elektronik resep ( E-Resep)
Merupakan sistem peresepan secara elektronik yang terhubung langsung oleh internet
jaringan lokal ke apotek yang bekerjasama dengan dokter yang bersangkutan, aplikasi ini juga
telah digunakan beberapa apotek yang menerapkan SIM
4. Monitor waktu tunggu
Merupakan penerapan sistem informasi kepada pasien dalam hal estimasi waktu
pengerjaan resep, sehingga memudahkan pasien memantau lama waktu dalam mengantri resep.
5. Website
Merupakan sarana untuk mempublikasikan profil apotek, menginformasikan penggunaan
obat, dan merupakan daya saing dalam membuka pasar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan,
pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi
diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi
2.
Salah satu sistem informasi yang dapat diterapkan di apotek untuk mendukung pelayanan
kefarmasian adalah Sistem Informasi Management (SIM) Apotek, yang dapat dibuat dengan
program aplikasi Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
3.
Manfaat atau keuntungan penggunaan SIM apotek antara lain : pelayanan pembayaran di kasir
tidak membutuhkan waktu lama, pemantauan inventory tidak membutuhkan waktu yang lama,
serta memudahkan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian penting dari penyelenggaraan
kesehatan di Indonesia. Beberapa institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium
dan bahkan puskesmas dan dinas kesehatan sudah banyak yang mengadopsi teknologi ini. Tidak
hanya untuk meningkatkan efektifitas pelayanan, aksesibilitas terhadap data kesehatan dan
peningkatan efisiensi, teknologi informasi juga akan sangat membantu untuk monitoring dan
evaluasi program kesehatan, surveilans penyakit dan tentunya penelitian.
Apotek sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu
membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses
data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu apotek itu dalam melakukan
perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif.
Pencatatan yang manual yang masih sangat menyulitkan tenaga manusia untuk mendata
aktifitas yang terjadi didalam sebuah apotek. Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan perbaikan
dalam pengelolaan sebuah sistem pengolahan data dan penyusunan laporan. Perbaikan yang akan
dilakukan yaitu membuat sistem pencatatan yang manual dengan menggunakan sistem yang
berbasis komputer, baik dari segi pendataan barang persediaan, pencatatan data transaksi, proses
pembuatan laporan dan proses yang lainnya yang berhubungan dengan aktivitas pada apotek
yang bersangkutan. Dengan adanya sebuah aplikasi sistem informasi Pengolahan Data dan
Penyusunan Laporan pada Apotek yang akan dibuat ini, maka sistem informasi Apotek akan
dapat dikelola dengan lebih baik lagi.
Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut, perlu dirancang sebuah sistem
informasi dan aplikasi database yang dapat menampung data dalam jumlah banyak sehingga
apabila dilakukan pengaksesan terhadap suatu data melalui proses aplikasi yang dibangun akan
lebih memudahkan pengguna untuk memperoleh suatu informasi.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang informatika
farmasi serta memberikan gambaran tentang system informasi management (SIM) di apotek
sehingga :
1. Memudahkan mengetahui jumlah persediaan obat di apotik.
2. Memudahkan pencarian data-data obat.
3. Memudahkan dalam pengambilan keputusan dalam pemesanan obat
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan informatika farmasi dan manfaat dari informatika farmasi bagi
pelayanan kefarmasian
2.
Sistem informasi seperti apa yang dapat diterapkan di apotek untuk menyelesaikan kendalakendala seperti :
-
Pencatatan data-data master (data supplier, konsumen, dokter, obat) dan data transaksi yang
masih menggunakan cara manual kurang efektif dan rentan terhadap kesalahan penulisan dan
perhitungan.
-
Perbaikan data yang kurang efektif apabila terjadi kesalahan penulisan pada sistem yang tidak
terkomputerisasi.
-
Tempat penyimpanan yang tidak terkomputerisasi.
-
Penyusunan laporan data master dan data transaksi yang kurang efektif dan efisien dengan
menggunakan cara manual.
3.
Pencarian data-data menjadi tidak efektif karena data-data tidak terkomputerisasi.
Bagaimana menerapkan system informasi pada pelayanan kesehatan khususnya di apotek untuk
mendukung pelayanan kefarmasian diapotek.
BAB II
INFORMATIKA FARMASI
Tinjauan Tentang Sistem Informasi Management (SIM) Apotek
2.1
Sistem Informasi
Sistem pada umumnya mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus
mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan
lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Sistem memiliki beberapa komponen yaitu:
a) batas sistem (boundary)
b) lingkungan luar sistem (environment)
c) penghubung sistem (interface)
d) masukan sistem (input)
e) keluaran sistem (output)
f) pengolah sistem (process)
g) sasaran sistem.
Dalam mempelajari sistem kita harus mempelajari informasi, pasalnya suatu sistem yang
kurang mendapatkan suatu informasi akan menjadi ketinggalan zaman/tidak bertahan lama.
Informasi dapat berupa data mentah, data tersusun dan sebagainya, dimana data adalah suatu
kenyataan yang bermanfaat menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.
Jadi, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporanlaporan yang diperlukan.
2.2
Informatika Farmasi
2.2.1 Pengertian Informatika Farmasi
Informatika farmasi (Pharmacy informatics) adalah realisasi informatika untuk farmasi dan
kegiatannya agar efektif biaya dalam pemanfaatan sistem informasi dan perangkat teknologi,.
Informatika farmasi bertujuan menyediakan informasi yang cepat dan handal tentang terapi obat
yang mampu membantu pasien dalam proses penyembuhannya.
Kunci Informatika Farmasi adalah memastikan bahwa komunikasi mudah diakses bagi
penyedia layanan kesehatan, apoteker, dan pasien sehingga mereka semua dapat bekerja sama
untuk kepentingan pasien. Dokter, perawat, pekerja rumah sakit, dan profesional kesehatan
lainnya harus mampu untuk mengakses catatan yang relevan dan informasi pasien dengan
mudah, sementara apoteker perlu tahu persis apa obat yang sedang diresepkan untuk pelanggan
dan apakah ada bahaya bahwa resep baru akan menyebabkan interaksi dengan obat lain yang
buruk. Pasien, tentu saja, harus dapat menerima dengan mudah mengikuti petunjuk tentang
bagaimana mereka harus menangani pemulihan mereka dan apa efek samping obat-obatan yang
mereka mungkin alami.
2.2.2 Manfaat Informatika Farmasi
Teknologi ini akan membantu dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur
kerja, dan meningkatkan keselamatan pasien. Dengan menggunakan kemajuan teknologi
informasi dan perangkat keras komputer dan perangkat lunak, informatika farmasi mampu
memberikan metode pembiayaan yang efektif untuk apotek dan rumah sakit untuk
berkomunikasi dengan mudah dan menciptakan kerangka kerja yang maju dimana merekan
dapat lebih memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya.
Pelaksanaan informatika farmasi dapat membantu praktisi farmasi dalam beberapa cara.
Baik desain sistem dan manajemen database dapat merampingkan proses sehingga personil yang
digunakan lebih efisien dan informasi yang tersedia secara tepat waktu. Contoh proses tersebut
meliputi:
1.
Entry order dan verifikasi
2.
Catatan administrasi obat yang jelas, berguna, dan akurat
3.
Laporan evaluasi penggunaan obat
4.
Menempatkan pesanan pembelian
5.
Pelacakan inventaris
6.
Mengakses informasi klinis seperti laporan laboratorium dan rincian interaksi obat
Selain itu masih ada sejumlah manfaat menggunakan informatika farmasi, yaitu:
1.
Meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya, dan pasien.
2.
Mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa interaksi obat mungkin atau alergi
sebelum resep diisi,
3.
Informatika farmasi memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari
obat-obatan yang mereka diberikan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting dalam
pengobatan penyakit mereka sendiri.
4.
Apoteker juga mungkin dapat membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep yang
tepat untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa kunjungan ke
kantor dokter untuk menerima diagnosa yang tepat dan pengobatan. Hal ini, dikombinasikan
dengan biaya rendah obat generik, dapat sangat mengurangi biaya bagi pasien.
2.3
Sistem Informasi Farmasi
Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan,
pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi
diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi. Formulir pelaporan dan laporan
umpan balik atau laporan analisisa Sistem informasi farmasi dapat merupakan alat yang berguna
untuk pengawasan, menyediakan data untuk memonitoring. Sistem informasi manajemen
farmasi yang baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang meliputi:
c.
a.
Pengolahan data dengan meringkas data.
b.
Penyajian informasi dalam bentuk grafis, yang memudahkan pemahaman.
Pemahaman informasi untuk mengidentifikasi kecenderungan dan masalah-masalah potensial.
d.
2.3
Langkah dalam merespon hasil baik positif maupun negatif.
Penerapan Sistem Informasi Farmasi di Apotek
Salah satu contoh penerapan system informasi farmasi di apotek adalah menggunakan
Sistem Informasi Management (SIM) Apotek, dimana program aplikasi yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
Sistem Informasi Manajemen Apotek merupakan sistem informasi pencatatan obat dan
alat kesehatan di Apotek. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Apotek alur obat
mulai dari penerimaan, pencatatan di gudang obat dan penjualan ke pasien terekam dalam
database sehingga stok opname dapat dilakukan secara otomatis dan real time.
SIM apotek dibuat untuk menangani bagian point of sales kasir dan inventori dari suatu
apotek, yaitu dengan cara menyediakan kemampuan untuk menangani transaksi beli dan jual
secara resep dan non resep. Juga untuk menyajikan laporan laporan sehingga keputusan yang
diambil manajer lebih tepat sasaran. Sistem aplikasi ini dirancang untuk digunakan secara mudah
baik dengan keyboard dan mouse atau dengan barcode scanner sebagai alat memasukkan data.
Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.
Kelebihan – kelebihan yang diperoleh apotek dengan menggunakan SIM ini adalah :
Apotek dengan SIM
Apotek tanpa SIM
membutuhkan waktu yang lebih singkat Membutuhkan waktu lebih
lama
dalam melayani transaksi pembayaran, dalam melayani transaksi pembayaran,
karena SIM atau mesin kasir dapat karena harus dihitung secara manual
menghitung secara automatis
atau dengan kalkulator.
Pemantauan inventori / stok obat yang ada Memerlukan waktu untuk memantau
dapat dilakukan secara cepat
inventori stok obat yang ada (stock
opname).
Pengambilan keputusan yang lebih tepat Memerlukan waktu dalam pembuatan
sasaran, misalnya pemilihan produk / obat laporan – laporan, karena karyawan
obat mana saja yang lebih diperbanyak harus membuka kembali data-data
karena
dengan
menggunakan
laporan yang ada, sehingga pekerjaan menjadi
statistik, bisa diketahui produk / obat obat kurang efektif.
mana
saja
yang
paling
masyarakat (paling laris).
Apotek dengan SIM
Apotek dengan SIM
Gambar 1. Inventory stok Obat
lebih terpantau
diminati Kemungkinan adanya data – data yang
hilang karena tidak / lupa tercatat.
Apotek tanpa SIM
Apotek tanpa SIM
Gambar 2. Inventori stok obat tidak
terpantau
Laporan Standar SIM Apotek terdiri dari 25 macam laporan yaitu :
Penjualan (informasi produk produk yang dijual di group per hari),
Penjualan / Kategori
Pembelian,
Kredit Jatuh Tempo (untuk pembelian produk secara kredit),
Keuntungan,
Hutang,
Piutang,
Stok Reorder (untuk informasi produk produk yang harus di order ulang),
Stok Opname (informasi produk produk yang dikurangi atau ditambahi secara manual saat stok
opname),
Produk Expired,
Data Instansi,
Data Dokter,
Komisi Per Dokter,
Komisi Per Obat (untuk komisi akan ada data bila di data produk diisikan persentase komisi yang
harus diberikan kepada dokter yang memberikan resep produk tersebut),
Pasien Per Dokter,
Data Pelanggan,
Data Supplier
Data Produk
Data Racikan
Data Obat Sejenis
Retur Penjualan
Retur Pembelian
Data Nilai Produk
Penjualan Resep Tunai Dengan Data Nomor Resep
Penjualan Resep Kredit (karyawan)Dengan Data Nomor Resep
Tools/ Fitur yang diterapkan dalam SIM apo
Merupakan fitur-fitur dari aplikasi untuk melihat aktivitas yang dikerjakan pada aplikasi atau
untuk memaintenance aplikasi diantaranya adalah :
1.
Sekuriti, untuk memberi hak akses kepada pengguna, apakah dia hanya bisa menangani transaksi
penjualan saja, pembelian saja, apakah bisa membuat laporan dll),
2.
Options, yaitu menu untuk setting applikasi, misal nomer invoice berikutnya, alamat apotik,
persentase PPn dll,
3.
Aktivitas Pengguna, yaitu History login (pencatatan tanggal dan jam pemakaian applikasi oleh
setiap pengguna),
4.
Histori Pembelian, baik secara transaksi (untuk melihat item item apa saja yang dibeli) maupun
per-item (kapan saja item tersebut dibeli),
5.
Histori Penjualan baik secara transaksi maupun per-item,
6.
Histori Arus Barang, yaitu informasi mendetail mengenai keluar masuk item barang
7.
Histori Penghapusan Transaksi
8.
Histori Pemesanan, untuk melihat informasi pembuatan surat pemesanan ke supplier.
9.
Histori Perubahan Harga
10. Stok Opname, yaitu penyesuaian jumlah produk yang dicatat dalam sistem dengan jumlah
sebenarnya, baik penambahan maupun pengurangan),
11. Stok Reorder, yaitu informasi mengenai produk produk mana saja yang harus di order ulang.
12. Posisi Stok , yaitu semacam kartu stok yang akan menginfokan jumlah saat terjadi perubahan
item baik pembelian, penjualan retur maupun stok opname.
13. Layar Peringatan/Alert, yaitu informasi mengenai item yang akan kadaluarsa dan harus di
tambah karena memiliki jumlah dibawah batas stok minimal
Beberapa Aplikasi yang diterapkan pada SIM apotek
1.
Backoffice
Backoffice adalah salah satu bagian dari software Apotek yang berfungsi untuk
melakukan tugas-tugas backoffice seperti : maintenance master data, pembelian, penjualan,
kas/bank menajemen, laporan dan lain-lain.
Secara garis besar backoffice terdiri dari :
Master
Obat / Non-Obat
Pasien
Dokter
Supplier/PBF
Pabrik
Kelas Terapi
Bahan Aktif
Satuan
Pembelian
PO
Faktur Pembelian
Return Pembelian
Debit/Kredit Pembelian
Konsinyasi
Penjualan
Faktur Penjualan
Faktur Penjualan HNAP
Resep
Resep Sederhana
Return Penjualan
Debit/Kredit Penjualan
Kas/Bank Manajemen
Kas/Bank Masuk
Kas/Bank Keluar
Sistem
Settings
Security BO
Security Kasir
Security Laporan
Pesan Otomatis (Exp. Date, Min Stock, Jatuh Tempo Hutang/Piutang)
2. Outlet
Outlet merupakan Aplikasi yang otoritas penggunanya hanya oleh Assiten Apoteker yang
masing - masing telah di beri password untuk log-in, aplikasi ini digunakan untuk menunjang
semua proses penginputan resep.
3. Elektronik resep ( E-Resep)
Merupakan sistem peresepan secara elektronik yang terhubung langsung oleh internet
jaringan lokal ke apotek yang bekerjasama dengan dokter yang bersangkutan, aplikasi ini juga
telah digunakan beberapa apotek yang menerapkan SIM
4. Monitor waktu tunggu
Merupakan penerapan sistem informasi kepada pasien dalam hal estimasi waktu
pengerjaan resep, sehingga memudahkan pasien memantau lama waktu dalam mengantri resep.
5. Website
Merupakan sarana untuk mempublikasikan profil apotek, menginformasikan penggunaan
obat, dan merupakan daya saing dalam membuka pasar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk pengumpulan,
pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi
diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi
2.
Salah satu sistem informasi yang dapat diterapkan di apotek untuk mendukung pelayanan
kefarmasian adalah Sistem Informasi Management (SIM) Apotek, yang dapat dibuat dengan
program aplikasi Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000.
3.
Manfaat atau keuntungan penggunaan SIM apotek antara lain : pelayanan pembayaran di kasir
tidak membutuhkan waktu lama, pemantauan inventory tidak membutuhkan waktu yang lama,
serta memudahkan dalam pengambilan keputusan yang tepat.