Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertani
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Basis di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara ” dengan tepat waktu. Makalah ini ditulis untuk mengaplikasikan teknik analisa yang sudah diberikan ke dalam kasus-kasus perencanaan.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Analisa Kualitatif, serta untuk merumuskan suatu persoalan perencanaan, mengumpulkan data yang terkait dengan persoalan tersebut, menggunakan teknik analisis yang diberikan, melakukan interpretasi terhadap hasil analisis serta mampu memberikan rekomendasi terhadap persoalan yang diangkat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penulisan makalah ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Teknik Analisa Kualitatif, Ibu Ainun Dita Febriyanti, ST.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran dari semua pihak demi terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Balikpapan, 7 Desember 2015
Penulis
Teknik Analisa Kualitatif |1
Daftar Tabel
Tabel 1 Produksi Tanaman Pangan Kecamatan Penajam Tahun 2009 – 2013 (dalam Ton)………..
14 Tabel 2 Produksi Pertanian Buah Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Kw) ………………………..
15 Tabel 3 Produksi Perkebunan Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Ton) …………………………….
15 Tabel 4 Produksi Peternakan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ekor) …………………
16 Tabel 5 Produksi Perikanan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ton) ……………………..
16 Tabel 6 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Pangan Kecamatan Penajam tahun 2013 ………..
17 Tabel 7 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Buah Kecamatan Penajam tahun 2013 ……………
17 Tabel 8 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perkebunan Kecamatan Penajam tahun 2013 …………………
18 Tabel 9 Hasil Analisis LQ Data Sektor Peternakan Kecamatan Penajam tahun 2013 ………………….
19 Tabel 10 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perikanan Kecamatan Penajam tahun 2013 ………………….
19 Tabel 11 Komoditas Basis di Kecamatan Penajam ………………………………………………………………………
20 Tabel 12 Penilaian Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders
22 Tabel 13 Hasil Identifikasi Stakeholders Menurut Tingkat Kepentingan dan Pengaruh
27 Tabel 14 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian
29 Basis di Kecamtan Penajam Tabel 15 Desain Kuisioner Pakar untuk Analisis Delphi
30 Tabel 16 Hasil Wawancara Analisis Delphi Tahap 1
38 Tabel 17 Hasil Wawancara Analisis Delphi Tahap 2 Setelah Iterasi
39 Tabel 18 Hasil Pengolahan Expert Choice
68 Tabel 19 Faktor Internal (IFAS)
72 Tabel 20 Faktor Eksternal (EFAS)
72 Tabel 21 Hasil Analisis IFAS
73 Tabel 22 Hasil Analisis IFAS
73 Tabel 23 Komparasi IFAS dan EFAS
74 Tabel 24 Hasil Komparasi IFAS dan EFAS
76 Tabel 25 Pembagian Strategi Berdasarkan Tingkat Kepentingan
77 Tabel 26 Kuisioner dalam Analisis SWOT
81 Tabel 27 Kuisioner IFAS
82 Tabel 28 Kuisioner EFAS
Teknik Analisa Kualitatif |3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan secara adil
dan merata, selain itu juga meningkan pelayanan kesempatan kerja serta kestabilan ekonomi. Sasaran kemakmuran tersebut berupa kemakmuran wilayah serta kemakmuran rakyatnya.
Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi perekonomian yang besar dalam meningkatkan kesempatan kerja serta kestabilan ekonomi. Khususnya Kecamatan Penajam yang disebutkan dalam RTRW Kabupaten Penajam sebagai pusat perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2010 Kecamatan Penajam memiliki pertumbuhan ekonomi yang masih rendah dilihat dari kontribusi perekonomian terhadap PDRB sebesar 2,92 triliun atau sebesar 0,98 Persen dari PDRB Kalimantan Timur. Padahal Kecamatan Penajam meiliki potensi yang besar dalam meningkatkan ekonomi wilayahnya. Hal ini dapat dilihat dari sektor pertambangan dan sektor pertanian yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB.
Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kecamatan Penajam khususnya di kawasan pesisir masih mengalami keterbatasan dan kendala-kendala antara lain membutuhkan dana cukup besar, dukungan dari masyarakat, dan dukungan kelembagaan yang dinilai masih kurang serta penyebaran sektor yang belum merata dan baik dalam perencanaan ekonomi masih belum jelas jika ditinjau dari metodologi yang benar perti mengembankan sektor yang kurang tepat dan tidak terstruktur sehingga arah pembangunan sektoralnya meleset.
Oleh sebab itu, dalam penelitian kali ini akan membahas penentuan sektor ekonomi basis di kawasan pesisir Kecamatan Penajam dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah Kabupaten Penajam Paser Utara khususnya kawasan pesisir Kecamatan Penajam.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, meliputi.
Apa sektor ekonomi basis yang unggul di kawasan pesisir Kecamatan Penajam? Apa prioritas sub sektor ekonomi yang diunggulkan dengan memperhatikan kriteria-kriteria
pembangunan ekonomi ? Bagaimana strategi dalam pengembangan sub sektor ekonomi yang diunggulkan di kawasan
Pesisir Kecamatan Penajam?
Teknik Analisa Kualitatif |4
1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, antara lain.
Menentukan sektor ekonomi basis dalam mengembangkan ekonomi kawasan pesisir Kecamatan Penajam. Menentukan prioritas sub sektor ekonomi yang diunggulkan dengan memperhatikan kriteria- kriteria pembangunan ekonomis secara umum. Menentukan strategi pengembangan sub sektor ekonomi yang diunggulkan di kawasan pesisir Kecamatan Penajam.
1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam pembahasan makalah ini, meliputi.
a. Lingkup Wilayah Lingkup wilayah penelitian ini hanya dibatasi pada kebijakan pengembangan sektor ekonomi di Kecamatan Penajam.
b. Lingkup Pembahasan Substansi penelitianini hanya dibatasi pada kebijakan pengembangan sektor ekonomi di Kecamatan Penajam. Pemilihan prioritas pengambilan sektor-sektor usaha potensial dilakukan dengan
mempertimbangkan kebijaksanaan Pemda Kecamatan Penajam.
1.5 Kerangka Berpikir Permasalahan Pengembangan Potensi Sektor Pertanian di Kecamatan Penajam
Identifikasi Potensi dan Masalah Sektor Pertanian
Perumusan Strategi Pengembangan Sub Sektor Basis di Kecamatan Penajam
Analisis Perumusan Strategi
Analisis
Analisis LQ
Analisis Delphi
AHP
Analisis SWOT
Stakeholder
Strategi Pengembangan Sub Sektor
Basis di Kecamatan Penajam
Teknik Analisa Kualitatif |5
BAB II REVIEW TEORI
2.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sektor basis pada dasarnya dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu skala
internasional, nasional, maupun regional. Apabila suatu sektor menjadi basis, sektor tersebut dapat diekspor ke daerah lain, sebaliknya apabila sektor tersebut menjadi sektor non basis, sektor tersebut dapat diperoleh dengan salah satu cara yaitu mengimpor dari daerah lain. Pertumbuhan suatu daerah ditentukan oleh eksploitasi kemanfaatan alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan (Azhar, Fuaidah, & Abdussamad, 2002). Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan tingkat permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.
Dalam penentuannya, dibutuhkan data Produk Domestik Regional Bruto di daerah tersebut. Produk Domestik Regional Bruto, atau yang biasa disingkat dengan PDRB, di Indonesia pada dasarnya terdiri dari sembilan sektor, yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa. Masing-masing dari sektor tersebut mempunyai sub sektor yang juga terdapat sub sektor unggulan dan non unggulan.
Pada kegiatan analisis sektor-sektor dalam PDRB, dapat dilakukan analisis Location Quotient atau biasa disebut LQ. Analisis LQ merupakan teknik asal untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan tertentu (Megantara, Riani, Nurjanah, & Luqman, 2010). Teknik ini belum atau tidak memberikan kesimpulan akhir, namun masih merupakan kesimpulan sementara yang harus lebih dikaji dan dianalisis melalui teknik analisis lain yang dapat menjawab apakah kesimpulan sementara tersebut terbukti kebenarannya. Teknik perhitungan ini adalah dengan membandingkan presentase sumbangan tiap sektor dalam PDRB dengan sektor yang sama dengan PNB Indonesia. Persamaannya sebagai berikut:
LQ =
Dimana: LQ = Location Quotient vi = Output sektor i di suatu daerah vt = Output total daerah tersebut Vi = Output sektor i nasional Vt = Output total nasional
Teknik Analisa Kualitatif |6
Kriterianya adalah:
1. Bila LQ > 1, menunjukkan sektor tersebut tergolong sektor basis di suatu daerah.
2. Bila LQ < 1, menunjukkan sektor tersebut tergolong sektor non basis di suatu daerah.
3. Bila LQ = 1, menunjukkan keswasembadaan sektor tersebut di suatu daerah.
2.2 Analisis Stakeholder Stakeholder adalah orang atau organisasi yang terlibat dalam suatu kegiatan atau program
pembangunan serta orang atau organisasi yang terkena dampak dari kegiatan yang bersangkutan. Stakeholder juga dapat diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai hak dan kepentingan dalam sistem, berupa perorangan, komunitas, kelompok sosial, atau organisasi yang dipengaruhi atau terpengaruh oleh sistem. Secara umum, stakeholder adalalah individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap suatu kegiatan. Stakeholder ditandai dengan adanya kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap suatu kegiatan.
Analisis Stakeholder merupakan suatu analisis terhadap konflik kepentingan antar stakeholder dan pengaruh masing-masing stakeholder. Analisis ini akan menghasilkan output berupa stakeholder kunci dan stakeholder pendukung yang nantinya akan jadi bahan pertimbangan untuk seorang peneliti untuk menentukan siapa-siapa saja responden yang akan terlibat dalam suatu penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah melakukan analisis stakeholder adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi stakeholder yang terlibat. Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan siapa saja pihak yang memperoleh manfaat, pihak yang memperoleh kerugian, pihak yang kemungkinan kalah, dan hubungan antar pihak yang bersangkutan.
2. Menganalisa kepentingan dan dampak potensial dari implementasi program atau kebijakan terhadap kepentingan masing-masing stakeholders. Di langkah ini, peneliti merinci harapan- harapan apa yang ada dari para setakeholders terhadap kegiatan tersebut, sumber daya yang dapat dimobilisasi masing-masing stakeholders, dan kepentingan masing-masing stakeholders.
3. Menilai tingkat pengaruh dan tingkat kepentingan masing-masing stakeholders. Di langkah ini, peneliti menilai besarnya pengaruh masing-masing stakeholders dan
menilai besarnya kepentingan masing-masing stakeholder.
4. Memetakan tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh stakeholders. Peneliti memasukkan hasil dari langkah ketiga ke dalam tabel pemetaan stakeholder.
Teknik Analisa Kualitatif |7
2.3 Analisis Delphi Analisis Delphi digunakan untuk menganalisis data tindakan koreksi yang didapat dari pakar.
Metode Delphi ini merupakan pendekatan kualitatif yang digunakan untuk memprediksi kecenderungan suatu kejadian di masa datang (Veronika, Trigunarsyah, Latief, & Abidin, 2005). Sekelompok pakar digunakan sebagai sumber informasi. Tujuan dari metode ini yaitu untuk mengombinasikan pendapat pakar terhadap suatu masalah atau kejadian. Analisis Delphi ini digunakan untuk penyempurnaan terhadap pendapat yang ada dari responden.
Analisis Delphi dimulai dengan menyusun kuisioner dan memberikan pada responden untuk ditanggapi. Di kuisioner, responden meberikan penilaian terhadap suatu faktor mengenai setuju atau tidaknya terhadap faktor tersebut. Setelah itu, dari hasil pengisian kuisioner oleh responden- responden, akan terlihat konsensus berupa faktor mana yang disepakati para responden. Jika tidak terdapat suatu konsensus, pengisian kuisioner akan dilakukan iterasi.
2.4 Analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut dengan AHP digunakan untuk menganalisis
variabel dampak (Veronika, Trigunarsyah, Latief, & Abidin, 2005). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Metode ini dipilih untuk dapat melihat perangkat faktor dari yang berpengaruh sampai yang kurang berpengaruh.
Tahapan AHP adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.
4. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Teknik Analisa Kualitatif |8
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Memeriksa konsistensi hirarki.
2.5 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT) Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan
kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka (Start & Hovland, 2011).
Dalam penelitian mengenai pengembangan sektor ekonomi ini, analisis SWOT berguna untuk menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sub sektor tersebut. Dalam menentukan strategi pengembangan sub sektor, SWOT dilakukan dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada sub sektor tersebut.
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sektor Unggulan Dalam upaya menyusun strategi pengembangan sektor-sektor ekonomi, terdapat beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan tersebut mempunyai pengaruh dalam berjalannya upaya pengembangan sektor ekonomi, khususnya sektor pertanian. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sub sektor pertanian (Wibowo, Ciptomulyono, & Singgih, 2010):
Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah Dana Investasi Stok (Ekspor – Impor) Teknologi Sumber Daya Manusia Sumber Daya Alam Dukungan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Pendidikan Pencemaran Air Global Warming Limbah B3 Eksploitasi Hutan
Teknik Analisa Kualitatif |9
BAB III GAMBARAN UMUM
Kecamatan Penajam merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan Penajam terletak antara 1160 46’06,49” Bujur Timur dan 010 15’27,57” Lintang Utara dengan batas administratif wilayah perencanaan :
o Sebelah Utara : Kota Balikpapan dan Kecamatan Sepaku o Sebelah Timur : Kota Balikpapan dan Selat Makassar o Sebelah Selatan : Kecamatan Waru o Sebelah Barat : Kecamatan Waru dan Kabupaten Kutai Barat
Wilayah administrasi perencanaan Kecamatan Penajam terdiri atas 19 kelurahan dan 4 desa dengan luas wilayah keseluruhan Kecamatan Penajam adalah 900,77 Km 2 . Wilayah administrasi
terluas terdapat pada Kelurahan Riko yaitu 283,65 km 2 atau 31,48 % dari luas keseluruhan Kecamatan Penajam. Selain itu, luas administrasi terkecil terdapat pada Kelurahan Kampung Baru
dengan luas 4,57 km 2 atau 0,50 % dari luas wilayah Kecamatan Penajam.
Peruntukkan lahan Kecamatan Penajam terbagi menjadi lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Sebagian besar peruntukkan lahan Kecamatan Penajam merupakan lahan bukan pertanian
yaitu hutan belukar dengan luas 254,23 Km 2 atau 27,79% dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Penajam. Sedangkan peruntukkan lahan pertanian Kecamatan Penajam didominasi oleh perkebunan
yaitu 150,10 Km 2 atau 16,41% dari luas wilayah Kecamatan Penajam.
Teknik Analisa Kualitatif | 10
Berikut ini adalah pemetaan peruntukkan lahan di Kecamatan Penajam.
Teknik Analisa Kualitatif | 12
Sektor pertanian di wilayah Kecamatan Penajam menjadi sektor yang paling utama di wilayah tersebut, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk terkait dengan mata pencaharian di mana mayoritas berprofesi di bidang pertanian. Adapun sektor pertanian yang dimaksud di wilayah perencanaan, dibagi kegiatannya ke dalam lima kegiatan utama, meliputi pertanian pangan, pertanian buah, perkebunan, peternakan dan perikanan.
a. Sub sektor pertanian pangan
Pertanian tanaman pangan di wilayah Kecamatan Penajam didominasi oleh guna lahan berupa sawah dan pertanian palawija. Pertanian palawija yang ada di Kecamatan Penajam meliputi jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Berikut merupakan hasil pertanian pangan di Kecamtan Penajam tahun 2009 – 2013.
Tabel 1 Produksi Tanaman Pangan Kecamatan Penajam Tahun 2009 – 2013 (dalam Ton)
17.482 Padi Sawah
15.871 Padi Ladang
83 69 56 Ubi Kayu
613 Ubi Jalar
193 Kacang Tanah
21 25 13 3 - Kacang Hijau
Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU
Hasil pertanian yang paling utama yaitu tanaman padi sekitar 17.482 ton pada tahun 2013. Bila dijabarkan menurut jenisnya yaitu padi sawah sebanyak 15.871 ton dan padi ladang sebanyak 1.611 ton. Kedua komoditas tersebut yang paling mendominasi produksi tanaman pangan di Kecamatan Penajam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kecamatan Penajam (khususnya di areal yang relatif datar) dapat dikembangkan sebagai pusat kawasan budidaya pertanian pangan.
b. Sub sektor pertanian buah
Beberapa komoditas unggulan yang terdapat di Kecamatan Penajam meliputi belimbing, duku/langsat, durian, nangka/cempedak, rambutan dan sawo. Tingkat produksi yang paling tinggi pada tahun 2013 adalah belimbing dengan total produksi sebesar 2.183 kw. Berikut merupakan hasil
pertanian buah secara keseluruhan.
Teknik Analisa Kualitatif | 14
Tabel 2 Produksi Pertanian Buah Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Kw)
Jenis Buah-buahan
Duku/ langsat
Jambu Biji
Nangka/ cempedak
Nanas Papaya
Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU
c. Sub sektor perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang terdapat pada wilayah perencanaan meliputi kopi,kelaapa,kelapa sawit, karet, kakao, dan lada. Komoditas yang paling utama yaitu kelapa sawit dengan luas lahan 4.956 ha dengan produksi pada tahun 2013 sebesar 22.211 ton. Komoditas dominan selanjutnya yaitu kelapa, hal ini dikarenakan letak Kecamatan Penajam yang didominasi oleh wilayah pesisir. Komoditas kelapa banyak terdapat di kelurahan yang berada di pesisir seperti Kelurahan Penajam, Kelurahan Nipah-Nipah, Kelurahan Gunung Seteleng, Kelurahan Sungai Parit, dan
Kelurahan Tanjung Tengah.
Tabel 3 Produksi Perkebunan Kecamatan Penajam Tahun 2013 (dalam Ton)
Komoditi
Luas Areal (Ha)
Produksi (Ton)
Kelapa Sawit
Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU
Teknik Analisa Kualitatif | 15 Teknik Analisa Kualitatif | 15
Adapun jenis ternak yang terdapat di Kecamatan Penajam dibagi ke dalam dua kategori, yaitu ternak besar dan ternak ungags. Untuk ternak besar meliputi sapi,kerbau, kambing, domba, babi dan rusa sedangkan untuk ternak unggas terdiri dari ayam ras, ayam buras, itik dan angsa.
Komoditas unggul ternak besar yaitu sapi dengan jumlah ternak tahun 2013 sebanyak 5.478 ekor. Sedangkan komoditas unggul ternak unggas tahun 2013 yaitu ayam buras sebesar 76.101 ekor.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Produksi Peternakan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ekor) Jenis Ternak
- Ayam Ras
65.921 Ayam Buras
Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU
e. Sub sektor perikanan
Kegiatan perikanan menurut jenis usaha yang berkembang di Kecamatan Penajam adalah perikanan laut dan perikanan darat (perairan umum, tambak, kolam, keramba). Produksi perikanan laut cukup unggul dengan total produksi 1.460 ton pada tahun 2013. Sedangkan perikanan darat yang
unggul adalah jenis perikanan tambak sebesar 2.565,3 ton.
Tabel 5 Produksi Perikanan Kecamatan Penajam Tahun 2009 - 2013 (dalam ton) Jenis Perairan
2013 Perikanan Laut
Perikanan Darat
Perairan Umum
Sumber : Kecamatan Penajam dalam Angka tahun 2014, BPSPPU
Teknik Analisa Kualitatif | 16
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Analisis Location Quotient (LQ) Untuk mengetahui jenis sektor pertanian apa saja yang memiliki komoditas basis, maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan analisis Location Quotient. Sektor pertanian yang dapat dianalisis berdasarkan data yang ada antara lain pertanian pangan, pertanian buah, perkebunan, peternakan, perikanan dan perindustrian. Berikut pembahasannya.
4.1.1 Sektor Pertanian Pangan Sektor pertanian pangan merupakan salah satu dari beberapa sektor dominan yang ada di
Kecamatan Penajam. Beberapa komoditas yang masuk ke dalam tanaman pangan adalah padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Berikut ini merupakan hasil LQ dari pertanian pangan.
Tabel 6 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Pangan Kecamatan Penajam tahun 2013 Produksi per sub sektor (ton)
Jenis Tanaman LQ per sub sektor
Kecamatan
Kabupaten
0,95 Padi Ladang
Padi Sawah
56 66 3,47 Ubi Kayu
1140 2,20 Ubi Jalar
1139 0,69 Kacang Tanah
16 30 2,18 Kedelai
0 3 0,00 Kacang Hijau
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel perhitungan, maka hampir seluruh sektor pertanian pangan menjadi sektor basis di Kecamatan Penajam dikarenakan LQ > 1. Tanaman jagung merupakan sektor basis yang paling utama karena memiliki nilai LQ tertinggi yaitu 3,47, sehingga tanaman ini dapat memiliki potensi untuk diekspor ke luar wilayah kecamatan Penajam. Sedangkan yang menjadi sektor non basis yaitu tanaman padi sawah dengan nilai LQ sebesar 0,95 ,tanaman ubi jalar dengan nilai LQ 0,69 serta tanaman kedelai yang memilii nilai LQ 0.
4.1.2 Sektor Pertanian Buah Jenis pertanian buah yang ada di Kecamatan Penajam memiliki variasi yang tinggi sesuai
dengan iklim yang ada di wilayah tersebut. Berikut ini merupakan hasil perhiungan LQ dari sektor pertanian buah yang ada di Kecamatan Penajam.
Tabel 7 Hasil Analisis LQ Data Sektor Pertanian Buah Kecamatan Penajam tahun 2013 Produksi per sub sektor (kw)
Jenis Tanaman LQ per sub sektor
0,61 Teknik Analisa Kualitatif | 17
Duku/ langsat
1,90 Jambu Biji
0,34 Nangka/ cempedak
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan hasil perhitungan LQ tanaman pertanian buah yang ada di Kecamatan Penajam, tanaman buah yang berpotensi menjadi sektor basis antara lain duku/langsat, durian, jambu biji, jeruk, manggis,nangka/cempedak, salak, sawo dan sukun. Besarnya keragaman buah ini akan membantu meningkatkan kemampuan ekonomi daerah dan juga masyarakat di wilayah Kecamatan Penajam.
4.1.3 Sektor Perkebunan Sektor perkebunan merupakan sektor yang berkembang di Kalimantan Timur. Kecamatan
Penajam memiliki jenis perkebunan yang hampir sama dengan lokasi lainnya di wilayah Kalimantan. Berikut ini merupakan hasil perhiungan LQ dari sektor perkebunan yang ada di Kecamatan Penajam.
Tabel 8 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perkebunan Kecamatan Penajam tahun 2013 Produksi per sub sektor (ton)
Jenis Tanaman LQ per sub sektor
10,97 Kelapa Sawit
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan perhitungan di atas, menunjukkan bahwa yang menjadi sektor basis adalah tanaman kopi, kelapa dan kakao dengan nilai LQ berturut-turut 9,35 , 10,97 , dan 12. Sedangkan jenis tanaman yang memiliki nilai LQ < 1 antara lain kelapa sawit, lada, dan karet.
Teknik Analisa Kualitatif | 18
4.1.4 Sektor Peternakan Sektor peternakan di Kecamatan Penajam ini bukan merupakan sektor yang dominan hal ini
dikarenakan masyarakat Kecamatan Penajam menjadikan sektor peternakan sebagai sektor sampingan. Berikut ini merupakan jenis dan hasil LQ yang ada di Kecamatan Penajam.
Tabel 9 Hasil Analisis LQ Data Sektor Peternakan Kecamatan Penajam tahun 2013 Produksi per sub sektor (ekor)
Jenis Ternak LQ per sub sektor
0,00 Ayam Ras
1,44 Ayam Buras
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan hasil di atas, sektor peternakan yang memiliki nilai LQ> 1 adalah sapi, babi dan ayam ras. Sedangkan untuk jenis lainnya yang memiliki nilai LQ < 1 menjadi sektor non basis yang ada di Kecamatan Penajam.
4.1.5 Sektor Perikanan Sektor perikanan merupakan sektor yang berkembang dengan adanya Dermaga Penajam
yang berbatasan langsung dengan sungai dan Selat Balikpapan, serta berhadapan langsung dengan Pelabuhan Balikpapan. Berikut ini merupakan jenis perikanan dan hasil LQ dari sektor perikanan.
Tabel 10 Hasil Analisis LQ Data Sektor Perikanan Kecamatan Penajam tahun 2013 Produksi per sub sektor (ton)
Jenis LQ per sub sektor
Kecamatan
Kabupaten
Perikanan Laut
0,39 Perikanan Umum
0,73 Perikanan Tambak
4,19 Perikanan Kolam
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa perikanan tambak, perikanan kolam dan keramba menjadi sektor basis dilihat dari nilai LQ yang masing-masing nilainya adalah 4,19 , 8,37 dan 11,81.
Teknik Analisa Kualitatif | 19
Sedangkan jenis perikanan lainnya yang berpeluang menjadi sektor non basis adalah perikanan laut dan perikanan umum .
Sehingga potensi perekonomian dari sektor pertanian yang merupakan komoditas basis di Kecamatan Penajam antara lain sebagai berikut.
Tabel 11 Komoditas Basis di Kecamatan Penajam
Pertanian Pangan
Padi Ladang
Ubi Kayu
Kacang Tanah
1,86 Pertanian Buah
Kacang Hijau
Duku/Langsat
Jambu Biji
Nangka/Cempedak
Ayam Ras
Perikanan Tambak
Perikanan Kolam
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel potensi ekonomi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kelima sub sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor pertanian pangan, pertanian buah, perkebunan, peternakan dan perikanan, mempunyai beberapa komoditas basis. Sehingga kelima sub sektor tersebut memiliki peluang untuk dilakukan analisis selanjutnya, yang outputnya berupa penentuan strategi pengembangan sub sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam yang akan dipilih salah satu diantara kelima sub sektor tersebut dengan analisis AHP berdasarkan hasil kuisioner para stakeholder.
Teknik Analisa Kualitatif | 20
4.2 Analisis Stakeholder Berikut merupakan perincian mengenai alur skema pemilihan stakeholders dalam kasus
penelitian.
Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Basis di Kecamatan Penajam
Menilai dan Identifikasi
Menganalisis
memetakan tingkat stakeholders yang
kepentingan dan
kepentingan dan terlibat
pengaruh stakeholders
terhadap kebijakan,
pengaruh masing-
program/proyek
masing stakeholders
a. Tahap I Stakeholders yang terlibat dalam analisis ini antara lain : - Pemerintah Kabupaten PPU - Pemerintah Kecamatan Penajam - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) - Dinas Pendapatan Daerah - Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP) - Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian)
Teknik Analisa Kualitatif | 21 Teknik Analisa Kualitatif | 21
Tabel 12 Penilaian Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders
Pengaruh Stakeholders Stakeholders
Kelompok
Kepentingan Stakeholders
1. Ikut serta dalam penyelenggaraan Kabupaten PPU
penetapan Peraturan Daerah
kebijakan yang telah ditetapkan bersama
kebijakan yang telah ditetapkan bersama
Ikut serta dalam penyusunan dan
DPRD
penetapan Peraturan Daerah
3. Terlibat dalam pelaksanaan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pemerintah
1. Ikut serta dalam mengkoordinasikan Kecamatan Penajam
pemberdayaan masyarakat
kegiatan pemberdayaan masyarakat
2. Melaksanakan upaya penyelenggaraan
2. Ikut serta dalam mengkoordinasikan upaya
ketentraman dan ketertiban umum
penyelenggaraan
ketentraman dan
3. Mewujudkan pemeliharan prasarana dan
ketertiban umum
fasilitas pelayanan umum
Ikut serta dalam mengkoordinasikan
4. Melakukan penerapan dan penegakan
pemeliharan prasarana dan fasilitas
peraturan perundang-undangan
pelayanan umum
5. Mewujudkan penyelenggaraan kegiatan
4. Ikut serta dalam mengkoordinasikan
pemerintah di tingkat Kecamatan
penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan
5. Ikut serta dalam mengkoordinasikan Teknik Analisa Kualitatif | 22 5. Ikut serta dalam mengkoordinasikan Teknik Analisa Kualitatif | 22
6. Ikut serta dalam membina penyelenggaraan pemerintah Desa / Kelurahan
1. Terlibat dalam proses perumusan kebijakan Pembangunan
Badan Perencana dan 1. Melaksanakan perumusan kebijakan
teknis perencanaan pembangunan Daerah (Bappeda)
teknis perencanaan pembangunan
penyusunan rencana pembangunan
3. Terlibat dalam pembinaan dan pelaksanaan
tugas lingkup perencanaan pembangunan
daerah
4. Ikut serta dalam pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Badan
1. Ikut serta dalam penguatan kelembagaan Masyarakat
Badan Pemberdayaan 1. Meningkatkan
pengembangan partisipasi masyarakat
dan pengembangan partisipasi masyarakat
Pemerintahan Daerah 2. Meningkatkan pemberdayaan sumber
Terlibat dalam pemberdayaan usaha
5 (BPMPD)
daya alam dan teknologi tepat guna
ekonomi masyarakat
3. Terlibat dalam pemberdayaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna
Dinas
1. Terlibat dalam perumusan kebijakan teknis Daerah (Dispenda)
Pendapatan 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang
Pendapatan sesuai dengan rencana
di bidang pendapatan daerah
strategis yang telah ditetapkan oleh
2. Ikut serta dalam penyelenggaraan urusan
Pemerintah Daerah;
pemerintah dan pelayanan umum di bidang
2. Penyelenggaraan urusan di bidang
pendapatan daerah
Pendapatan dan pelayanan umum sesuai
3. Ikut serta dalam pembinaan dan
dengan lingkup tugasnya;
pelaksanaan tugas di bidang pendapatan
3. Pembinaan dan pelaksanaan monitoring
daerah
Teknik Analisa Kualitatif | 23 Teknik Analisa Kualitatif | 23
4. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugas dan fungsinya
Dinas
1. Ikut serta dalam perumusan teknis bidang Peternakan, Kelautan
Pertanian, 1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang
pangan dan dan
Pertanian, Peternakan, Perikanan dan
pertanian
tanaman
holtikultura, peternakan, kelautan dan (DPPKP)
Perikanan
Kelautan sesuai dengan rencana strategis
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
perikanan yang meliputi tanaman pangan
Daerah
dan holtikultura, sarana prasarana dan bina
2. Menyelenggarakan urusan dan pelayanan
usaha tani, peternakan, kelautan dan
umum di bidang Pertanian, Peternakan,
perikanan serta penyuluhan
Perikanan dan Kelautan sesuai dengan
2. Ikut serta dalam penyusunan dan
lingkup tugasnya
pelaksanaan rencana dan program kerja
3. Membina dan melaksanakan monitoring
bidang pertanian tanaman pangan dan
holtikultura, peternakan, kelautan dan
Perikanan dan Kelautan
perikanan yang meliputi tanaman pangan
4. Membina Kelompok Jabatan Fungsional
dan holtikultura, sarana prasarana dan bina
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
usaha tani, peternakan, kelautan dan
oleh Bupati sesuai bidang tugas dan
perikanan serta penyuluhan
fungsinya
3. Ikut serta dalam pembinaan dan pengendalian teknis bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan
4. Ikut serta dalam penyelenggaraan perijinan dan pelayanan umum bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan
Teknik Analisa Kualitatif | 24
5. Ikut serta dalam pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis dengan pihak lain yang berhubungan dengan bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang meliputi tanaman pangan dan holtikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan
6. Terlibat dalam pembinaan UPT dan Balai Penyulihan Kecamatan dalam lingkup pertanian tanaman pangan dan holtikutura, peternakan, kelautan dan perikanan
penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas bidang pertanian
pangan dan hortikultura, peternakan, kelautan dan perikanan yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura, sarana prasarana dan bina usaha tani, peternakan, kelautan dan perikanan serta penyuluhan
tanaman
perumusan serta Perkebunan (DKP)
Dinas Kehutanan dan 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang
1. Terlibat
dalam
Kehutanan dan Perkebunan sesuai
perencanaan serta teknis operasional
dengan rencana strategis yang telah
pembinaan, pengelolaan dan perijinan
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah;
dibidang perkebunan dan kehutanan
2. Ikut serta dalam pelaksanaan kebijaksanaan
Perkebunan dan pelayanan umum sesuai
teknis dibidang produksi, penyuluh
dengan lingkup tugasnya;
perlindungan serta pengembangan lahan
3. Pembinaan dan pelaksanaan monitoring
dibidang perkebunan dan kehutanan
di bidang Kehutanan dan Perkebunan
3. Terlibat
dalam
pengawasan serta
4. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional.
pengendalian teknis dibidang perkebunan Teknik Analisa Kualitatif | 25
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
dan kehutanan
oleh Bupati sesuai bidang tugas dan
4. Terlibat dalam penyusunan pelaksanaan
perkebunan dan kehutanan
5. Ikut serta dalam pelaksanaan pembinaan, pengelolaan serta pemasaran hasil hutan dan perkebunan
6. Ikut serta dalam pelaksanaan pembinaan serta pengawasan penggunaan dan pemanfaatan dibidang perkebunan dan kehutanan
7. Terlibat dalam pelaksanaan pembinaan, pengendalian serta pengawasan perijinan dan rekomendasi usaha kehutanan dan perkebunan
8. Terlibat dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan usaha konservasi sumber daya alam dibidang perkebunan dan kehutanan
9. Terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan teknis dibidang produksi, usaha tani, penyuluhan,
perlindungan serta pengembangan lahan dibidang perkebunan dan kehutanan
Masyarakat
1. Terlibat dalam aturan dan kebijakan yang Kecamatan Penajam
1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya
memanfaatkan potensi ekonomi basis
sudah ditentukan.
(berprofesi di sektor
2. Ikut serta dalam proses penyelenggaran. pertanian)
yang ada
strategi-strategi pengembangan ekonomi basis
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Teknik Analisa Kualitatif | 26 Teknik Analisa Kualitatif | 26
Tabel 13 Hasil Identifikasi Stakeholders Menurut Tingkat Kepentingan dan Pengaruh
Tingkat
Pengaruh Aktivitas Stakeholders
0 1 2 3 4 5 Stakeholders
Kepentingan
3 1. Pemerintah Kabupaten PPU
4 1. Dinas Pendapatan 1. Badan Perencana
Daerah (Dispenda)
dan Pembagunan Daerah (Bappeda)
5 1. Pemerintah Kecamatan Penajam
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
3. Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP)
4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)
5. Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian)
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Dari tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa stakeholders yang terpilih ada 5 yang meliputi Pemerintah Kecamatan Penajam, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP), Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP), dan Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian). Yang selanjutnya stakeholders tersebut mempengaruhi dalam pemilihan salah satu sub sektor pertanian basis yang akan dirumuskan strategi pengembangan sub sektor basis tersebut yang akan menunjang perekonomian di Kecamatan Penajam.
Teknik Analisa Kualitatif | 27
4.3 Analisis Delphi Berikut merupakan kerangka dan step tahapan analisis Delphi.
Penilaian (Keberhasilan
Penentuan Objek
Iterasi 2,3,4 dst: Evaluasi
Wawancara
Kuisioner dan
Penyusunan
Pakar
Wawancara
Kuisioner I
Kompilasi
Pemikiran Pakar Hasil yang
Diinginkan
1. Spesifikasi isu / penentuan permasalahan Isu yang dibahas pada penelitian kali ini yaitu adanya potensi untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Penajam yang difokuskan pada sektor pertanian. Dimana di wilayah Kecamatan Penajam didominasi oleh guna lahan pertanian. Output yang diharapkan berupa strategi-strategi pengembangan potensi ekonomi basis di salah sub sektor pertanian yang terpilih melalui analisis AHP berdasarkan kuisioner para pakar. Untuk mempermudah hal tersebut, dengan analisis Delphi ini digunakan untuk merumuskan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam.
2. Menyeleksi advokat / pakar Untuk penelitian ini, stakeholder kunci yang terpilih untuk membahas persoalan ini antara lain.
1. Pemerintah Kecamatan Penajam
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
3. Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP)
4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan (DKP)
5. Masyarakat Kecamatan Penajam (yang berprofesi di sektor pertanian)
Teknik Analisa Kualitatif | 28
3. Menentukan variabel, sub variabel, serta definisi operasional Adapun variabel berikut faktor yang akan diajukan terkait jajak pendapat terhadap kelima stakeholder kunci antara lain :
Tabel 14 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Pengembangan Sub Sektor Pertanian Basis di Kecamtan Penajam
Variabel Sub-Variabel
Definisi Operasional
Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja mempengaruhi tinggi-rendahnya nilai ekonomi. Dukungan
Dukungan anggaran pemerintah merupakan seberapa besar dana Anggaran
yang dialokasikan pemerintah untuk mengembangkan sub-sektor. Pemerintah
Ekonomi Dana Investasi
Dana investasi dapat menambah kesempatan pengelolaan sub- sektor.
Stok (Ekspor – Stok berupa banyaknya produktivitas komoditas dalam sub-sektor Impor)
yang mempengaruhi ekspor dan impor.
Teknologi Penggunaan teknologi mempengaruhi tingkat produktivitas dalam sub-sektor.
Sumber Daya Kualitas sumber daya manusia mempengaruhi arahan apa yang Strategis Manusia
dapat diberlakukan dalam pengembangan sub-sektor. Sumber
Daya Tinggi dan rendahnya ketersediaan sumber daya alam Alam
mempengaruhi pemberian arahan pengembangan sub-sektor. Dukungan
Dukungan masyarakat berupa partisipasi masyarakat dalam Masyarakat
pengembangan sub-sektor dapat berpengaruh. Semakin tinggi dukungan masyarakat dalam upaya pengelolaan sub-sektor, maka semakin besar peluang keberhasilan upaya pengembangan.
Pemberdayaan Upaya pemberdayaan masyarakat dapat memberikan kemampuan Sosial
Masyarakat (skill) pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelolaan sub-sektor.
Tingkat Semakin baik tingkat pendidikan masyarakat, maka wawasan Pendidikan
masyarakat dapat menjadi lebih luas, sehingga dalam penglolaan sub-sektor, masyarakat dapat memberikan inovasi agar sub-sektor dapat lebih berkembang.
Pencemaran Air Air merupakan salah satu bahan baku dari pengelolaan sub-sektor, sehingga pencemaran air dapat merusak dan menurunkan kualitas dari hasil pengelolaan sub-sektor.
Global Warming Kecamatan Penajam yang merupakan area pesisir dapat terkena Lingkungan
dampak buruk global warming meliputi kenaikan tinggi muka air laut yang dapat mempengaruhi kegiatan di sub-sektor.
Limbah B3 Limbah B3 dapat merusak sumber daya alam yang menjadi bahan baku dalam sub-sektor.
Eksploitasi Hutan Eksploitasi hutan dapat membuka lahan untuk mengembangkan sub- Teknik Analisa Kualitatif | 29 Eksploitasi Hutan Eksploitasi hutan dapat membuka lahan untuk mengembangkan sub- Teknik Analisa Kualitatif | 29
Sumber : Hasil Analisis, 2015
4. Penyusunan kuisioner pakar Dari variabel berikut faktor yang ada, disusun desain kuisioner yang nantinya akan diajukan kepada lima stakeholder kunci. Adapun desain kuisionernya adalah sebagai berikut.
Tabel 15 Desain Kuisioner Pakar untuk Analisis Delphi
No Variabel
Tenaga Kerja Dukungan Anggaran Pemerintah Dana Investasi Stok (Ekspor – Impor)
2. Strategis
Teknologi Sumber Daya Manusia Sumber Daya Alam
3. Sosial
Dukungan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Pendidikan
4. Lingkungan
Pencemaran Air Global Warming Limbah B3 Eksploitasi Hutan
Sumber : Hasil Analisis, 2015
Keterangan : S = Setuju TS = Tidak Setuju
Adapun pertanyaan yang akan diajukan terhadap kelima stakeholder kunci antara lain :
1. Menurut Anda, apakah tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
2. Menurut Anda, apakah dukungan anggaran pemerintah merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
3. Menurut Anda, apakah dana investasi merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
Teknik Analisa Kualitatif | 30
4. Menurut Anda, apakah stok (export-import) merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
5. Menurut Anda, apakah teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
6. Menurut Anda, apakah sumber daya manusia merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
7. Menurut Anda, apakah sumber daya alam merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
8. Menurut Anda, apakah dukungan masyarakat merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
9. Menurut Anda, apakah pemberdayaan masyarakat faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
10. Menurut Anda, apakah tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
11. Menurut Anda, apakah pencemaran air merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
12. Menurut Anda, apakah global warming merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
13. Menurut Anda, apakah limbah B3 merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
14. Menurut Anda, apakah eksploitasi hutan merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
Selain itu, untuk menghadapi kemungkinan munculnya faktor lain yang mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam, disediakan pertanyaan lain bila diperlukan yaitu :
- Menurut Anda, apakah terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi pengembangan sektor pertanian basis di Kecamatan Penajam?
Teknik Analisa Kualitatif | 31
5. Wawancara pakar Berikut merupakan hasil wawancara kelima pakar yang terpilih.
Pemerintah Kecamatan Penajam No
1. Ekonomi Tenaga Kerja
peningkatan jumlah pekerja akan mempercepat pengembangan sektor pertanian Dukungan Anggaran
insentif dana dari pemerintah akan mempermudah proses pengolahan bahan baku Pemerintah
Dana Investasi
masuknya dana dari pengembang mampu meningkatkan penggunaan teknologi dalam pengolahan bahan baku
Stok (Ekspor – Impor)
penyimpanan yang optimal mampu mempertahankan alur jual-beli mengingat cuaca yang tidak menentu
2. Strategis Teknologi
penggunaan teknologi mengefektifkan proses pengolahan bahan baku mentah/ setengah jadi pertanian
Sumber Daya Manusia
SDM yang terampil mampu meningkatkan produksi
Sumber Daya Alam
kemudahan pemanfaatan SDA mampu meningkatkan hasil produksi
3. Sosial Dukungan Masyarakat
partisipasi masyarakat mampu meningkatkan kebutuhan akan komoditi pertanian Pemberdayaan Masyarakat
SDM yang terampil mampu meningkatkan produksi
Tingkat Pendidikan
SDM yang cerdas mampu menggunakan teknologi modern untuk mengefektifkan proses produksi
4. Lingkungan Pencemaran Air
kualitas air irigasi akan mempengaruhi keberlangsungan produksi dan hasil pertanian Global Warming
perubahan iklim mengakibatkan cuaca tak menentu yang berpengaruh terhadap tingkat produksi dan hasil pertanian
Limbah B3
tidak ada pembuangan limbah baik berupa padat, cair, dan gas yang mencemari areal
Teknik Analisa Kualitatif | 32 Teknik Analisa Kualitatif | 32
Eksploitasi Hutan
penebangan lahan hijau/ hutan mampu diminimalisir dengan perundangan yang ketat sehingga tidak berpengaruh signifikan
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) No
1. Ekonomi Tenaga Kerja
peningkatan tenaga kerja mampu meningkatkan hasil produksi
Dukungan Anggaran
adanya dana dari pemerintah mampu meringankan beban bahan baku Pemerintah
adanya investasi dari pengembang mampu meningkatkan tingkat produksi/ pengolahan Stok (Ekspor – Impor)
Dana Investasi
penyimpanan yang optimal mampu mempertahankan alur jual-beli mengingat cuaca yang tidak menentu
2. Strategis Teknologi
efektivitas penggunaan teknologi membantu mengefisiensikan proses dan hasil produksi Sumber Daya Manusia
SDM yang memadai mampu mempercepat proses produksi
Sumber Daya Alam
lokasi SDA yang tersedia menentukan kuantitas tingkat pengolahan
3. Sosial Dukungan Masyarakat
adanya dukungan masyarakat mampu meningkatkan kinerja produksi Pemberdayaan Masyarakat
peningkatan keterampilan masyarakat mampu meningkatkan mutu dan kualitas produksi Tingkat Pendidikan
kualitas pendidikan masyarakat berpengaruh terhadap efektivitas penggunaan teknologi untuk proses pengolahan
4. Lingkungan Pencemaran Air
penggunaan air sebagai sumber irigasi dan pakan ternak berpengaruh kualitas produksi Global Warming
perubahan iklim mengakibatkan cuaca tak menentu yang berpengaruh terhadap tingkat produksi dan hasil pertanian
Teknik Analisa Kualitatif | 33
Limbah B3
limbah B3 baik padat, cair, dan gas akan mempengaruhi daya tahan lahan serta komoditi pertanian
Eksploitasi Hutan
penebangan lahan hijau/ hutan mampu diminimalisir dengan perundangan yang ketat sehingga tidak berpengaruh signifikan
Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) No
1. Ekonomi Tenaga Kerja
Banyaknya tenaga kerja mempengaruhi tinggi rendahnya produksi komoditas yang dihasilkan dari maisng-masing sub sektor pertanian
Dukungan Anggaran
Mempermudah dalam pengelolaan komoditas yang menjadi potensi di Kecamatan Pemerintah
Penajam
Dana Investasi
Mempermudah pengelolaan selain memanfaatkan dana dari pemerintah Stok (Ekspor – Impor)
Berpeluang dalam meningkatkan pertumbuhan suatu daerah apabila komoditas tersebut merupakan sektor basis dan strategi yang dipakai difokuskan tujuannya untuk melakukan ekspor dengan syarat yang sesuai
2. Strategis Teknologi
Mempengaruhi kinerja pengelolaan komoditas basis yang akan dikembangkan Sumber Daya Manusia
Kualitas masyarakat yang berprofesi di sektor pertanian berpengaruh terhadap strategi pengembangan yang diberikan
Sumber Daya Alam
Tinggi rendahnya jumlah komoditas basis yang tersedia berpengaruh terhadap arahan pengembangan yang diberikan
3. Sosial Dukungan Masyarakat