SUSUT BETON KERTAS PADA VARIASI CAMPURAN

SUSUT BETON KERTAS PADA VARIASI CAMPURAN

Shrinkage of Papercrete at a Variety of Proportions

SKRIPSI

Disusun Sebagai Sal ah Satu Syarat Untuk Mem peroleh G elar Sarjana Pada

Jurusan Teknik Sipil Fak ultas Teknik Universitas Sebelas Mare t

oleh :

ANDRI RAHMADHON

I 0105038

JURUSA N TEKNIK SIPIL FA KULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

LEMBAR PERSETUJUAN

SUSUT BETON KERTAS PADA VARIASI CAMPURAN

Shrinkage of Papercrete at a Variety of Proportions

oleh :

ANDRI RAHMADHON

I 0105038

T elah disetujui untuk dipert ahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan T eknik Sipil Fakultas T eknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan Dosen Pembim bing

Dosen Pembimbing I Dosen Pem bim bing II

Achmad Basuki, ST , MT Endah Safitri, ST, MT

NIP 19710901 199702 1 001 NIP 19701212 200003 2 001

SUSUT BETON KERTAS PADA VARIASI CAMPURAN

Shrinkage of Papercrete at a Variety of Proportions

SKRIPSI

Disusun Oleh:

ANDRI RAHMADHON NIM I0105038

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan T eknik Sipil Fakultas T eknik Universitas Sebelas Maret pada hari Rabu, 13 Januari 2010

1. Achmad Basuki, ST, MT ........................................ NIP 19710901 199702 1 001

2. Endah Safitri, ST, MT ....................................... NIP 19701212 200003 2 001

3. Ir. Sunarmasto, MT ....................................... NIP 19560717 198703 1 003

4. Stefanus Adi Kristiawan, ST, Msc., Ph D ..................................... NIP 19690501 199512 1 001

Mengetahui Disahkan a.n Dekan Fakultas T eknik UNS

Ketua Jurusan T eknik Sipil Pem bant u Dekan I

Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT

Ir. Bam bang Santosa, MT NIP. 19561112 198403 2 007

NIP. 19590823 198601 1001

MOTTO

R a i hl ah m i m p i m u den g an ber u sah a da n b er d o’ a

I k h t i a r a d a l a h a m a l , sed an g ka n h a si l a d a l ah k ehen d a k A l l ah

Sesu n gg u h n y a am al seseor an g ber ga n t u n g p a d a n i a t n y a

Seb esar k en ger ia n d an p e n d er i t a an da l am m en ca p ai sesu a t u , seb esar i tu pu la k en i k m a t a n y an g d i r a sa k an sa a t m e r a i hn y a

PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya ini untuk :

Bapak Mamak tercinta

U n tu k sem u a pen gor ban a n dan k asi h say ang y a ng t ak per nah t er bal a s, m akasih t el ah m em bi ay ai ak u sam pai ban gk u k ul i ah.

Seluruh Keluarga, y ang secar a l an gsu ng dan t i dak l an gsu ng m em bant u ku sel am a in i .

Teman-teman angkatan 2005 at as ban tu a nn y a Rekan skripsi: Afra, Anton, Arqowi

Hendra, Kusnanto, un tu k sem u an y a Bowo, Sidik, Nana, u n tu k Logi st i kn y a Nining, u nt u k k esedi a an y a ber bagi r asa dengan k u

Dan seluruh teman yang tidak bisa disebutkan satu-persatu

Ter im ak a si h atas k eber sam a a n ny a sel a m a i n i.......

ABSTRAK

Andri Rahmadhon, 2009. SUSUT BETON KERT AS PADA VARIASI CAMPURAN. Skripsi, Jurusan T eknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakart a.

Beton kert as (papercrete) m erupakan suatu material yang terbuat dari campuran kert as dengan portland semen. Kert as yang digunakan dalam penelitian ini adalah lim bah kert as koran yang kemudian diolah m enjadi bubur kertas dengan tujuan untuk mempermudah dalam pengadukan cam puran. Beton kertas digunakan sebagai salah satu bahan alternatif seperti dinding part isi, blok, panel, plesteran dan lain-lain yang ram ah lingkungan. Untuk menambah kinerjanya, dalam pem buatan beton kert as dapat ditam bahkan agregat seperti pasir, kaolin dan bahan lainnya unt uk mendapatkan beton kert as dengan karakteristik yang diinginkan. Hal yang menghalangi saat ini adalah pengetahuan yang kurang mengenai sifat- sifat beton kert as, karena beton kert as kurang berkembang terutama di Indonesia. Penelitian ini akan m enunjukkan perilaku susut (shrinkage) beton kert as. Nilai susut (shrinkage) yang diperoleh diharapkan dapat m enunjukkan seberapa besar nilai susut dari beton kert as.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperim ental laboratorium . Pada penelitian ini digunakan beberapa variasi campuran yaitu dengan variasi perbandingan berat sem en, kertas, pasir (SKP) 111, SKP 121, SKP 131, SKP 112, SKP 122 dan SKP 132. Pengamatan ini akan m enghasilkan data susut beton kert as kem udian dianalisis sehingga dapat diketahui seberapa besar susut beton kert as pada masing-masing variasi kemudian dibandingkan dengan susut yang terjadi pada beton normal dan cam puran yang menghasilkan nilai susut terkecil.

Analisis data menunjukkan bahwa dengan penambahan proporsi kert as akan memperbesar nilai susut. Sebaliknya, dengan penambahan proporsi pasir akan mengurangi nilai susut dari beton kert as tersebut. Beton kertas SKP 112 m em iliki nilai susut terkecil yakni sebesar 4843,06 m icrostrain. Dari analisis juga diketahui bahwa pola shrinkage beton kert as berbeda dari beton norm al. Hal ini dikarenakan kandungan air yang besar pada beton kertas dan proses pengerasannya yang lebih lam bat dibanding beton norm al.

Kata kunci : Papercrete, shrinkage, shrinkage, SKP

ABST RACT

Andri Rahmadhon, 2009. SHRINKAGE OF PAPERCRET E ON VARIOUS MIXTURE. T hesis, Civil Engineering depart ment, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University of Surakart a.

Papercrete is a material m ade of paper a m ixed with portland cem ent . T he paper used in this study is waste newsprint which was processed to a pulp in order to facilitate the stirring mixt ure. Papercrete used as one of alternative m aterials such as wall part itions, blocks, panels, stucco and ot her environmentally friendly. To add to its perform ance in the m anufacture of papercret e can be added aggregates such as sand, kaolin and ot her materials to obtain papercret e with the desired characteristics. Things that prevent today is the lack of knowledge about the propert ies of papercrete because papercrete is less developed, especially in Indonesia. This study will show shrinkage behavior of papercrete. Shrinkage value which can be obtained is expected to show how m uch the shrinkage value of papercrete.

The m ethod used in this study is the experimental laborat ory. In this study used som e variation with a variation of the m ixture weight rat io of cem ent, paper, sand (SKP) 111, SKP 121, SKP 131, SKP 112, 122 and SKP SKP 132. T hese

observat ions will yield shrinkage data of papercret e and then analyzed so as to know how much shrinkage of papercret e in each variation and then compared with the shrinkage of occurred in the normal concrete and mix that produces the smallest decrease the value.

Data analysis shows that with the addition proportion of paper will increase the lost value. Conversely, with the addition proportion of sand will reduce the shrinkage values of papercret e. Papercrete SKP 112 has the lowest shrinkage value of 4843.06 microstrain. From the analysis also note that the shrinkage pattern of papercrete is different from the normal concret e. This is because the

large water content in papercret e and hardening process is slower than normal concrete.

Keywords: papercrete, shrinkage, SKP

KATA PENGANTAR

Syukur Alham dulillah dipanjatkan kepada Alloh SWT yang telah m elimpahkan Karunia, Rahm at dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Susut Beton Kert as pada Variasi Campuran” dapat diselesaikan.

Penyusunan skripsi ini m erupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk meraih gelar Sarjana T eknik pada Jurusan T eknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan skripsi ini diharapkan mahasiswa mampu mempunyai daya analisa yang tajam sert a dapat m emperdalam ilm u yang diperoleh selam a m asa kuliah.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bant uan berbagai pihak, sehingga dalam kesem patan ini secara khusus ingin disam paikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ir. Agus Wahyudi, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik

2. Achm ad Basuki, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak m embantu untuk memberikan m asukan dalam penulisan skripsi ini

3. Endah Safitri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II

4. Tim Penguji Pendadaran pada jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil khususnya 2005, atas dukungan dan kerjasama selama menem puh studi hingga penyusunan skripsi. . Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan

Surakarta, Januari 2010

Penyusun

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Cara perhitungan nilai susut ................................................................. 16 Tabel 3.1. Benda uji unt uk pengujian susut beton kert as...................................... 19 Tabel 4.1. Nilai shrinkage (dalam microstrain) .................................................... 26 Tabel 4.2. Nilai Susut Ultimate Metode ACI 209R–92 ........................................ 28

BAB 1 PENDAHU LUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan beton ringan pada proyek konstruksi teknik sipil memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah beratnya yang lebih ringan dibanding dengan material lain. Sebagai contoh penggunaan beton ringan pada dinding part isi akan mengurangi beban konsturksi bila dibandingkan dengan menggunakan dinding bata. Salah satu jenis beton ringan yang dipakai adalah beton ringan dengan bahan pencampur kert as yang biasa disebut beton kertas (papercrete).

Beton kert as biasa digunakan sebagai komponen non-strukt ural sepert i penggant i bata pada dinding, bahan lant ai dan bermacam ornamen lainnya. Selain berat nya yang ringan, beton kertas juga m emiliki kekuatan yang bagus. Beton kert as dapat diproduksi sendiri, dicetak atau dicor sesuai dengan bent uk dan kekutan yang diinginkan. Di sisi lain penggunaan beton kertas perlu mempertim bangkan aspek ekonom is, keselamatan penggunanya dan ramah lingkungan. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menem ukan kelebihan dan kekurangan beton kertas sesuai dengan kenyataan dalam uji coba yang akan dilakukan.

Bila dilihat dari sisi ram ah lingkungan beton kert as jelas sangat cocok dalam upaya penyelamatan lingkungan karena memanfaatkan barang bekas yang terbuat dari hasil eksploit asi alam (kertas terbuat dari serat kayu). Pertim bangan lain dalam penggunaan beton kert as adalah mengenai keuntungan beton kert as yang dinilai lebih m urah dan ramah lingkungan. Beton kertas terbuat hampir 50% dari kert as bekas dan sisanya adalah campuran sem en, pasir dan air. Hal ini yang menyebabkan beton kert as menjadi lebih m urah, sebab m am pu menghemat pem belian sem en pasir ham pir 50% nya. Beton ket as juga m emiliki banyak variasi, selain cam puran kert as bisa ditam bah campuran lain, sepert i beberapa orang yang sengaja m encampurkan agregat kasar unt uk menam bah kekuatanya.

Selain kelebihan di atas, beton kertas m em iliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah proses pengeringan yang lebih lam bat dari beton biasanya. Dan

umumnya ketika beton kertas m engalam i proses pengeringan, maka sering terjadi penyusutan, bahkan hingga 30% tergantung campuranya. Masalah lain adalah perdebatan para ahli, walau material ini dinilai mampu bertahan sam a lamanya dengan beton pada um um nya, tetapi belum diket ahui m ana yang lebih baik, beton kert as ataukah beton biasa. Selain itu belum ada pat okan standar kuat beton internasional yang pasti dalam pembuatan beton kert as ini.

Kualitas dari suatu beton tergant ung pada beberapa fakt or antara lain adalah kuat tekan beton dan besarnya susut (shrinkage) yang terjadi pada beton.Shrinkage merupakan penyusutan volume yang disebabkan oleh berbagai hal yang tidak terkait dengan pem bebanan. Autogenous shrinkage m erupakan penyusutan volume beton yang disebabkan oleh proses hidrasi atau perkerasan sem en. Drying shrinkage merupakan penyusutan volume beton karena naiknya tegangan pori yang disebabkan oleh keluarnya air pori pada proses evaporasi. Drying shrinkage sering kali diabaikan karena prosesnya tidak terjadi seketika itu, padahal adanya shrinkage yang berlebih pada beton mengakibatkan terjadinya deformasi struktur yang sejalan dengan bert ambahnya um ur beton, sehingga perlu adanya pengendalian dan hitungan yang teliti mengenai susut beton.

Penelitian ini bert ujuan m engetahui perilaku kinerja beton kert as yang terbuat dari bubur kertas ditinjau dari susut (shrinkage) dari beton kert as. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberi petunjuk awal untuk m engembangkan material beton non-struktural alternatif berbahan kert as.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, m aka dapat diam bil rumusan masalah yaitu bagaimana perilaku susut beton kertas pada variasi proporsi kert as dan pasir, dan cam puran beton kertas yang m em iliki susut terkecil.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini untuk m em permudah pem bahasan diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Bahan kertas yang dipakai adalah bubur kertas koran.

2. Agregat halus berupa pasir.

3. Semen yang digunakan adalah semen Portland jenis I.

4. Variasi campuran yang digunakan adalah SKP (Semen:Kertas:Pasir) 111, 121, 131, 112, 122, 132.

5. Lamanya pengujian susut adalah 28 hari dimulai dari hari ke-1 setelah benda uji selesai dibuat.

6. Tidak dilakukan penelitian tentang sifat kimia dari material penyusun beton.

7. Tidak dilakukan kontrol terhadap kondisi lingkungan, seperti suhu ruangan dan kelembapan udara

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk m engetahui:

1. Pengaruh proporsi kertas dan pasir terhadap susut beton kertas.

2. Perbandingan campuran yang dapat menghasilkan beton ketas dengan susut terkecil.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritisnya adalah menam bah inform asi baru tentang kinerja dan pot ensi beton kertas sebagai bahan alternat if yang mendukung upaya penyelamatan lingkungan.

2. Manfaat Praktis Manfaat praktisnya adalah mengetahui besarnya nilai susut beton kertas terhadap variasi jumlah kertas dan pasir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LA NDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Beton kert as (papercrete) adalah suatu m aterial bangunan yang dibuat dengan kart on/kert as didaur ulang, pasir, pasir dan portland sem en. Metode ini telah dikembangkan di Inggris, setidaknya setiap tahunya telah memenfaatkan kertas bekas untuk m em bangun didinding setinggi 14 m eter m engelilingi negara ini. Survey membuktikan bahwa 45% kertas bekas telah didaur ulang dengan baik, tetapi sisanya sekit ar 55% dari 48 juta ton kert as setiap tahunya hanya berakhir di pem buangan sampah. Bila dilihat dari awalnya,setidaknya dibutuhkan 15 batang pohon untuk satu ton kertas. It u berart i 720 juta pohon hanya digunakan sekali kem udian berakhir di tempat sawah. Sehingga dibutuhkan pengolahan kem bali lim bah tersebut untuk menjadi sesuatu yang lebih berguna. Dimana beton kertas sendiri m erupakan bahan yang ram ah lingkungan dan mendukung upaya pem bangunan konstruksi yang ramah lingkungan. (Living in paper.com ,2009)

Pembuatan bubur kertas dilakukan dengan m erendam potongan kertas koran kem udian dihaluskan, adapun pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung kebutuhan. Ada beberapa macam beton kertas, ant ara lain adalah beton berserat atau fibercrete, fibercem ent, padobe dan fidobe.. Metode umum yang dilakukan disebut beton kert as, bila dilihat dari nam anya merupakan campuran dari semen dan acian beton. Cam puran ini mengandung sekit ar 50-80% penggunaan kert as bekas dalam setiap campuranya. Kert as yang dipakai bervariasi seperti kart u nama, kertas m ajalah glossy, brosur iklan, kertas surat , koran, dan sebagainya. W alau begitu, beberapa jenis kertas sepert i koran dan HVS lebih gampang dan lebih baik pengolahanya, sedangkan kert as-kertas yang sulit menyerap air seperti majalah lebih sulit unt uk dibuat bubur kertasnya. Pada pembuatan beton yang telah dilakukan dengan m emakai bubur kert as, perlu Pembuatan bubur kertas dilakukan dengan m erendam potongan kertas koran kem udian dihaluskan, adapun pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung kebutuhan. Ada beberapa macam beton kertas, ant ara lain adalah beton berserat atau fibercrete, fibercem ent, padobe dan fidobe.. Metode umum yang dilakukan disebut beton kert as, bila dilihat dari nam anya merupakan campuran dari semen dan acian beton. Cam puran ini mengandung sekit ar 50-80% penggunaan kert as bekas dalam setiap campuranya. Kert as yang dipakai bervariasi seperti kart u nama, kertas m ajalah glossy, brosur iklan, kertas surat , koran, dan sebagainya. W alau begitu, beberapa jenis kertas sepert i koran dan HVS lebih gampang dan lebih baik pengolahanya, sedangkan kert as-kertas yang sulit menyerap air seperti majalah lebih sulit unt uk dibuat bubur kertasnya. Pada pembuatan beton yang telah dilakukan dengan m emakai bubur kert as, perlu

Tam bahan lain pada beton kert as dapat berupa : sem en, pasir, kotoran, bahkan styrofoam dan nasi bekas. Sedangkan m anfaat pengunaan beton kert as bagi lingkungan :

1. Lebih efisien dalam mendaur ulang kertas, terutama bagi daerah yang tidak memiliki pabrik daur ulang. Juga menghemat area tempat sampah.

2. Lebih memelihara dan memanfaatkan tanaman dan sumber daya konstruksi lainya yang digunakan unt uk mem buat strukt ur interior dan ext erior.

3. R-value yang lebih baik, sehigga menghemat energi selama masa konstruksi.

4. Harga yang lebih murah dan bangunan layak huni.

5. Bahan tidak berbahaya atau merusak lingkungan. (Kusmei et al, 2008)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Beton Ringan

Beton ringan adalah beton dengan berat jenis di bawah 1900 kg/cm 3 yang lebih rendah dibandingkan dengan beton yang dibuat dengan menggunakan agregat

dengan berat jenis normal (Dobrowolski, 1998). Beton ringan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Beton ringan berat jenis rendah (Low Density Concrete) Beton yang termasuk kategori ini m emilike berat jenis antara 240-800 kg/cm 3

dan kuat tekan 0,35-6,9 M pa

2. Beton ringan dengan kekuatan menengah (Moderate-Strength LightWeight Concret e ) Beton yang term asuk kategori ini memilike berat jenis ant ara 800-1440 kg/cm3 dan kuat tekan 6,9-17,3 Mpa

3. Beton ringan struktur (Structural Light Weight Concrete) Beton yang term asuk kategori ini memilike berat jenis ant ara 1440-1900

kg/cm3 dan kuat tekan minim um 17,3 Mpa

Beton ringan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Beton ringan struktural, Kuat desak minimal 17 Mpa unt uk silinder berumur

28 hari dengan berat jenis 1400-1800 kg/cm 3

b. Beton batako, Kuat desak sekitar 7-14 Mpa untuk silinder berum ur 28 hari dengan berat jenis 500-800 kg/cm 3

c. Beton untuk isolasi suhu, syarat kuat desak silinder berumur 28 hari 0,7-7 Mpa dengan berat jenis di bawah 800 kg/cm3 (Neville and Brooks, 1987)

2.2.2. Mortar

Mortar (sering disebut juga m ort el atau spesi) adalah cam puran yang terdiri dari pasir, bahan perekat sert a air, dan diaduk sampai homogen. Pasir sebagai bahan bangunan dasar harus direkatkan dengan bahan perekat. Bahan perekat yang digunakan dapat berm acam-m acam, yaitu dapat berupa tanah liat, kapur, semen merah (bata merah yang dihaluskan), m aupun sem en potland.(Tjokrodim uljo 1996:125). Dalam penelitian kali ini digunakan bubur kertas sebagai bahan tam bahan, sehingga m enghasilkan m ortar yang berat nya ringan yang biasa disebut beton kertas (papercrete).

Tjokrodimuljo (1996:125) m em bagi m ort ar berdasarkan jenis bahan ikatnya menjadi em pat jenis, yaitu m ort ar lempung/lum pur, mortar kapur, mortar semen dan mortar khusus.

1. Mortar lumpur Mortar lum pur diperoleh dari campuran pasir, lum pur/tanah liat dengan air. Pasir, tanah liat dan air tersebut dicampur sam pai rata dan mempunyai kelecakan yang cukup baik. Jum lah pasir harus diberikan secara tepat untuk memperoleh adukan yang baik. T erlalu sedikit pasir m enghasilkan mortar 1. Mortar lumpur Mortar lum pur diperoleh dari campuran pasir, lum pur/tanah liat dengan air. Pasir, tanah liat dan air tersebut dicampur sam pai rata dan mempunyai kelecakan yang cukup baik. Jum lah pasir harus diberikan secara tepat untuk memperoleh adukan yang baik. T erlalu sedikit pasir m enghasilkan mortar

dengan baik. Mort ar jenis ini digunakan sebagai bahan tembok atau tungku api di pedesaan.

2. Mortar kapur Mortar kapur dibuat dari cam puran pasir, kapur, semen m erah dan air. Kapur dan pasir mula-m ula dicampur dalam keadaan kering kem udian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya untuk m em peroleh adukan dengan kelecakan yang baik. Selama proses pelekatan kapur m engalami susutan sehingga jumlah pasir yang um um digunakan adalah tiga kali volum e kapur. Kapur yang dapat digunakan adalah fat lime dan hydraulic lime.

3. Mortar semen Mortar sem en merupakan campuran semen, pasir dan air pada proporsi yang sesuai. Perbandingan volume semen dan pasir bekisar pada 1 : 2 sampai dengan 1 : 6 atau lebih tergantung penggunaannya. Mort ar semen lebih kuat dari jenis m ort ar lain, sehingga m ort ar semen sering digunakan unt uk tem bok, pilar, kolom atau bagian-bagian lain yang m enahan beban. Karena m ortar ini rapat air, maka juga sering digunakan untuk bagian luar dan yang berada di bawah tanah. Dalam adukan beton atau m ort ar, air dan sem en membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain m engisi pori-pori

diant ara butir-butir agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu m assa yang kompak atau padat (Tjokrodim uljo 1996:5).

4. Mortar khusus Mortar khusus dibuat dengan menam bahkan bahan khusus pada m ort ar kapur

dan mortar semen dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan menam bahkan asbestos fibres, jutes fibres (serat alam i), butir – butir kayu, serbuk gergaji kayu, serbuk kaca dan lain sebagainya. Mortar khusus dan mortar semen dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan menam bahkan asbestos fibres, jutes fibres (serat alam i), butir – butir kayu, serbuk gergaji kayu, serbuk kaca dan lain sebagainya. Mortar khusus

dengan perbandingan satu aluminous cement dan dua serbuk batu api. Mortar ini biasanya di pakai untuk tungku api dan sebagainya.

Menurut T jokrodimuljo (1996:126) mort ar yang baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. M urah.

b. T ahan lama.

c. M udah dikerjakan (diaduk, diangkat , dipasang dan diratakan).

d. Melekat dengan baik dengan bata, batu dan sebagainya.

e. Cepat kering dan m engeras.

f. T ahan terhadap rem besan air.

g. T idak t imbul retak-retak setelah dipasang.

Pemakaian mortar pada kondisi bangunan tert entu disyarat kan untuk memenuhi mutu adukan yang tertent u pula. Sebagai cont oh unt uk bangunan gedung bert ingkat banyak diisyarat kan menggunakan mortar yang kuat tekan minimumnya 3,0 Mpa.

2.2.3. Beton Kertas (Papercrete)

Beton kert as (papercrete) memiliki keistimewaan selain ringan, m aterial ini dapat diproduksi sendiri tanpa perlu m embeli di pabriknya. Bahkan material ini dapat dicetak atau dicor hingga disesuaikan kekuatanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Di sisi lain kini terjadi pertentangan tentang penggunaan beton kertas sebagai material bangunan. Pihak yang menggunakanya mem iliki alasan bahwa beton kert as salah satu m aterial yang sangat ramah lingkungan, sedangkan pihak yang lain mem pert anyakan keselamatan bangunanya. Maka dari itu penelitian ini

dilakukan untuk menem ukan kelebihan dan kekurangan beton kertas sesuai dengan kenyataan dalam uji coba yang akan dilakukan.

2.2.4. Material Penyusun Beton Kertas

1. Semen Portland

Sem en portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara m enghaluskan klinker yang terutam a terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tam bahan. Fungsi sem en adalah unt uk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu m assa yang padat dan juga unt uk mengisi rongga-rongga ant ar butir agregat.

2. Agregat Halus

Menurut Kardiyono (1996), agregat halus adalah agregat yang berbutir kecil (lebih kecil dari 4,8 m m). Dalam pemilihan agregat halus harus benar-benar memenuhi persyaratan yang telah ditent ukan. Karena sangat menent ukan dalam hal kemudahan pengerjaan (workability), kekuatan (strength), dan tingkat keawetan (durability) dari beton yang dihasilkan. Pasir sebagai bahan pembentuk mortar bersam a semen dan air, berfungsi mengikat agregat kasar m enjadi satu kesatuan yang kuat dan padat.

3. Air

Air m erupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton, pent ing namun harganya paling m urah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan sem en, sert a untuk menjadi bahan pelum as ant ara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang mem enuhi syarat sebagai air minum, memenuhi syarat pula untuk bahan campuran beton. Tetapi tidak berart i air harus memenuhi persyaratan air minum . Jika diperoleh air dengan standar air m inum, maka dapat dilakukan pem eriksaan secara visual yang m enyatakan bahwa air tidak berwarna, tidak

berbau, dan cukup jernih. Menurut Kardiyono (1996), dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air m emenuhi syarat sebagai berikut:

a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.

b. Tidak mengandung garam-garam yang merusak beton (asam, zat organik, dll) lebih dari 15 gram /liter.

c. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.

d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

Menurut Kardiyono (1996) kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung kotoran. Pengaruh pada beton diant aranya pada lam anya waktu ikatan awal serta kekuatan beton setelah mengeras. Adanya lum pur dalam air diatas 2 gram /liter dapat mengurangi kekuatan beton. Air dapat memperlam bat ikatan awal beton sehingga beton belum m em punyai kekuatan dalam umur 2-3 hari. Sodium karbonat dan potasium dapat menyebabkan ikatan awal sangat cepat dan konsent rasi yang besar akan mengurangi kekuatan beton.

Air yang dibutuhkan agar terjadi proses hidrasi kira-kira 25% dari berat semen (Kardiyono, 1996). Penggunaan air yang terlalu banyak dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton. Disamping digunakan sebagai bahan campuran beton, air digunakan pula unt uk merawat beton dengan cara pem basahan setelah dicor dan untuk m embasahi atau mem bersihkan acuan.

4. Kertas

Kert as bila dilihat dari material pembentuknya m erupakan bagian dari rangkaian serat Cellulose kayu, yang juga m erupakan m aterial berserat . Cellulose adalah

bahan material terbanyak ke dua di dunia ini, setelah batu. Bahan ini menjadi pem bent uk utama dinding kayu tanaman hijau yang juga dapat menjadi bahan kain hingga kert as. Cellulose atau dalam Bahasa Indonesia disebut selulosa, merupakan polim er alam memiliki gugusan rantai yang terhubung dengan molekul gula yang terbent uk dari m olekul-molekul yang lebih kecil, seperti pada gam bar di bawah ini.

Gambar 2.1 Gugusan rant ai selulosa

Sumber : livinginpaper.com 2008

Gugusan rantai ini m engandung banyak hidrogen yang m engikat m olekul OH, dengan sifat ikatan yang kaku, mengkristal, stabil dan sangat kuat. Inilah yang

menjadikan hidrogen sebagai dasar dari kekuatan beton kert as.

(a) (b) Gam bar 2.2 (a) jaringan fibers kering, m ereka terjalin satu sam a lain dan melekat kuat satu sam a lain dan m elekat kuat dengan ikatan hydrogen (b) Jaringan selulosa atau cellulose fibers dan serat yang lebih kecil disebut fibrils.

Berdasarkan rumusan ikatan kim ia dasar pada material beton kert as, maka dapat ditambah bahan-bahan lain unt uk mempekuat dan m emperkaya variasinya. Pelapisan dengan sem en akan mem perkuat jaringanya. Sedangkan penggunaan Kaolinite, akan m embuat material lebih halus dan m enimbulkan efek sem i glossy. Bahan ini juga diuji dengan dipendam dalam tanah, dan hasilnya bahwa material ini tahan terhadap bakt eri dan tetap utuh.

Perlakuan dan cam puran apapun yang digunakan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana beton kert as ini m enjebak udara di dalamnya. Ketika air sudah Perlakuan dan cam puran apapun yang digunakan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana beton kert as ini m enjebak udara di dalamnya. Ketika air sudah

insulator terbaik. Penambahan pasir dan m aterial lain, hanya berakibat menjadi lebih berat walaupun tetap m em iliki efek insulator yang baik, sehingga material tam bahan yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhanya.

Beton kert as yang hanya berupa cam puran sem en, mengandung R-Value / nilai R (2 – 3 per inch ), sebagai peredam bunyi yang sangat baik, lebih tahan terhadap api maupun jamur, dan anti terhadap serangga ataupun hewan pengerat . Selain itu,

karena memiliki massa yang ringan dan lebih fleksibel daripada batu atau beton biasa, m aka m aterial beton kertas sangat cocok sebagai bahan tahan gempa. Beton kert as bisa digunakan unt uk beberapa bentuk sepert i blok, panel, plesteran, acian dengan pemakaian dipompa, disem prot dan dilem parkan, dibuat sepert i balok igloo, kubah, atau sebagai beton bert ulang.

Penambahan lebih banyak pasir, atau kaca akan menghasilkan material campuran yang lebih tebal, lebih kuat lebih tahan api, tetapi m enjadi lebih berat dan berkurang R-Valuenya. Sedangkan m aterial cam puran yang hanya m enggunakan sem en, akan m enjadi lebih ringan dan m udah dipotong dengan gergaji. Penambahan semen akan sem akin m enambah kekuatan dan lebih tahan keropos, tetapi juga mengurangi fleksibilitas, menambah berat , dan juga dapat menurunkan R-Value. Jadi untuk m endapat kan hasil terbaik adalah dengan pencam puran yang sesuai kebutuhan, sepert i pembuatan dinding yang bisa lebih ringan dengan plesteranya, atau penambahan panel atap dengan campuran yang berbeda dari panel lantai.

2.2.5. Karakteristik Beton Kertas

Beton kert as mem iliki karakt eristik yang berbeda dari beton biasa. Beton kertas sendiri merupakan terobosan baru di bidang konstruksi khususnya bidang beton.

Maka untuk mengetahui karakt eristik tersebut, berikut akan ditinjau penelitian Maka untuk mengetahui karakt eristik tersebut, berikut akan ditinjau penelitian

1. Kekuatan

Ada beberapa kesangsian mengenai kekuatan beton kert as dibandingkan beton biasa. Berdasarkan percobaan yang dilakukan independen yang tercant um di website Living in paper 2008, menyatakan bahwa kekuatan tekan beton kertas yang terbuat dari bubur kertas yang telah diuji beberapa kali adalah sekit ar 140- 160 lb./sq. Inch range, tetapi ini bukan mutlak pada semua beton kert as. Dim ana uji tekan adalah kekuatan unt uk menahan beban hingga maksim al, dan ini bekerja pada beton biasa yang pecah ket ika sudah m encapai kekuatan m aksimal menahannya. T etapi pada kasus beton kertas tidak seperti beton umumnya, sebab uji tekan yang dilakukan akan m em buat beton kertas menjadi m em adat sepert i karet yang ditekan. Jadi m enguji beton kert as lebih pada kekakuanya, dengan kata lain ”seberapa besar ia m em adat dengan tekanan tertent u”. Mereka juga menem ukan bahwa kebanyakan kekuatan beton bubur kertas lebih kecil dari beton biasa, tetapi untuk kasus tertent u dapat lebih kuat dalam menahan beban atap. Selain itu karakteristik beton kert as adalah bentuknya yang sedikit kem bali sepert i sem ula ketika beban sudah tidak ada, sehingga ini berarti beton kert as tidak bermasalah dengan m enahan beban tekan. Dan yang menjadi pert anyaan adalah apa yang akan terjadi pada beton kert as yang menahan beban yang konstan? Akan kah sedikit dem i sedikit m em adat ataukah akan kem bali ke bent uk sem ula.

Gambar 2.3 Daya tahan beton kertas

Sumber : livinginpaper.com 2009

2. Daya Tahan Api

Pengujian menyiram beton kert as dengan bensin, hasilnya adalah beton kertas membara terbakar api, tetapi ketika api padam beton m asih utuh. Ini m em bukt ikan bahwa yang terbakar hanyalah minyak yang menem pel pada beton kert as. Percobaan lain adalah menam bahkan cairan ant i api sepert i campuran borak dan boric acid. Campuran ini m asing-m asing sebanyak 1 cup borac acid dan 1 cup borak dicampur 1 galon air. Metode lain adalah memperbanyak perbandingan sem en dalam cam puran beton kert as, hal ini dipastikan akan semakin m em perkuat

daya tahan terhadap api. Bahkan beton kertas juga digunakan sebagai material untuk mem buat cerobong asap atau tungku perapian, seperti yang terlihat pada gam bar di bawah ini.

3. Resapan

Tujuan dari pengujian resapan adalah untuk m elihat seberapa daya serap beton terhadap air. Hal ini merupakan m asalah yang serius bagi beton kertas, sebab menjadi m asalah seberapa besar daya resap beton kertas terhadap air tanah bila air meresap melalui pondasi beton kert as dan m erambat hingga ke dinding. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditem ukan ide bahwa m enggunakan lapisan kantong pasir sebagai landasan pondasi beton kertas dapat m encegah resapan air. T etapi yang menjadi m asalah adalah jenis pasir di dalamnya. Pasir yang digunakan tidak boleh mengandung tanah. Sebab uji coba kantung pasir dengan 30% cam puran tanah, hanya dalam 2 jam air sudah m eresap meenuhi kant ong. Ini mem buktikan bahwa cam puran pasir dengan tanah ( tanah liat ) menyebabkan kom binasi yang bekerja seperti spon yang m udah m eresap air. Sedangkan bila m enggunakan pasir murni dari dasar sungai atau tempat lain terbukti dalam wakt u sem alam tidak terjadi resapan air.

4. Perekatan

Uji coba m erekatkan dua beton kert as dengan lem , dan terbukti berhasil. Hal ini menyatakan bahwa variasi beton kertas dapat dibuat dengan memotong bentuk tert entu dan diletakkan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini mendorong keprakt isan aplikasi beton kert as.

5. Susut (Shrinkage)

Pada awal pengerasan beton sering terjadi penyusutan volum e beton. Shrinkage adalah penyusutan volum e beton yang tidak dipengaruhi perubahan beban dan adanya shrinkage yang berlebih pada beton m engakibatkan terjadinya deformasi seiring bert ambahnya umur beton. Apabila shrinkage pada beton dihalangi secara tidak m erat a (oleh penulangan misalnya), akan menimbulkan deformasi yang umumnya bersifat m enambah terhadap deformasi rangkak sehingga diperlukan pengendalian dalam shrinkage tersebut agar tercapai tingkat pelayanan struktur yang baik. Dalam beton biasa, besarnya susut akan bergantung kepada keterbukaan dan beton itu sendiri. Keterbukaan terhadap angin sangat memperbesar kecepatan susut. Atmosfir yang lembab akan m engurangi susut, kelembaban yang rendah akan m enambah susut. Susut biasanya dinyatakan dengan koefisien susut yang merupakan pem endekan per satuan panjang. Dalam penelitian kali ini akan dibahas lebih lanjut m engenai susut atau shrinkage.

Shrinkage dapat disebabkan oleh berbagai hal diant aranya karena proses hidrasi sem en yang biasa disebut autogenous shrinkage. Autogenous shrinkage terjadi karena pengerasan pasta sem en untuk m engikat partikel agregat penyusun beton. Nam un demikian nilai shrinkage yang disebabkan oleh proses hidrasi tersebut relatif kecil dibandingkan nilai susut kering (drying shrinkage) yang lebih besar. Drying shrinkage adalah penyusutan yang disebabkan oleh keluarnya air pori

yang tersimpan pada beton akibat udara luar yang kering. Proses ini tidak berlangsun g seketika, nam un berangsur-angsur seiring wakt u.

2.2.6. Penguji an Susut pada Be ton (Shrinkage)

Pengukuran nilai shrinkage pada m ortar dilakukan dengan cara mem bandingkan ant ara selisih panjang awal dan panjang akhir dengan panjang m ula-mula benda uji tanpa pembebanan. Berikut ini disajikan hubungan penyusutan mortar (shrinkage) terhadap wakt u.

L 0 L 1 L 2 rinkage

t 0 t 1 t 2 Waktu

Gambar 2.4 Hubungan susut (shrinkage) terhadap waktu

Tabel 2.1. Cara perhitungan nilai susut T ime

Length Perubahan panjang dari t 0 Shrinkage t 0 L 0 0 0

t 1 L 1 L 0 -L 1

t 2 L 2 L 0 –L 2

Dari Gambar tersebut, dapat diam bil rum us sebagai berikut : ………………………………………………………….(2.1)

Dim ana :

ε sh = Besar nilai shrinkage.

∆ L = Perubahan panjang setelah t waktu (mm). L 0 = Panjang mula-m ula (mm ).

ACI 209.R-92 merekomendasikan untuk m emprediksi penyusutan m ortar jangka panjang dari data-data jangka pendek dengan rumus sebagai berikut :

……………………………… ……… …. (2 . 2)

dim ana :

t = Umur pengujian = Shrinkage umur t (selam a pengujian)

= Ultim ate shrinkage

BAB 3 METODO LOGI PENELITIAN

3.1. Uraian Umum

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang bert ujuan untuk m enyelidiki kem ungkinan adanya hubungan antar variabel, yang dilakukan dengan mem berikan suatu perlakuan terhadap obyek yang diteliti dalam kondisi terkont rol secara ketat dan dilakukan di laborat orium dengan urutan kegiatan yang sistematis dalam memperoleh data sam pai data tersebut berguna sebagai dasar pem buatan keputusan/kesim pulan.

3.2. Benda Uji

Benda uji susut pada penelitian ini menggunakan benda uji silinder dengan ukuran diam eter 7,5cm dan t inggi 27,5cm .

Gambar 3.1. Sketsa Benda Uji untuk Pengujian Susut

Perbandingan jumlah cam puran yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Benda uji untuk pengujian susut beton kert as

Umur Tipe P engujian

Perbandingan

Semen:Kertas:Pasir

Kode Benda Uji

(hari) Jumlah

Jumlah Total Benda Uji

1.2.1. Pembuatan Bu bur Kertas

Proses pem buatan bubur kert as mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kertas yang akan dicampur air dipotong menjadi bagian-bagian kecil.

2. Potongan kertas dimasukkan ke dalam ember berisi air dan direndam selama 1 hari.

3. Kertas yang telah direndam kemudian diaduk dengan bor yang telah dipasangi dengan pengaduk khusus.

4. Pengadukan dilakukan sampai diperoleh bubur kertas yang halus.

5. Bubur kertas diperas dengan kain untuk mengurangi kandungan air.

1.2.2. Pembuatan Be nda Uji

Pembuatan campuran adukan mortar beton kert as dilakukan setelah menghit ung proporsi m asing-m asing bahan yang dipergunakan, kem udian mencam pur dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengambil bahan-bahan pembentuk mortar yaitu semen, pasir dan bubur kert as dengan berat yang ditentukan sesuai rencana cam puran.

2. Mencampur semen, air, dan kertas dalam ember dengan alat bor pencampur. Hal ini dim aksudkan agar sem en dar kert as dapat tercam pur secara sem purna.

Gambar 3.2. Pencam puran mort ar

3. Memasukkan adukan ke dalam cetakan yang telah dipersiapkan. Pada penelitian ini, bahan untuk cetakan silinder ukuran diam eter 75 mm dan tinggi 275 m m adalah pipa paralon yang dipotong sesuai ukuran dan salah satu ujungnya ditutup oleh plastik kemudian diselotip. Adukan mort ar dim asukkan ke dalam cetakan secara berlapis dan tiap lapis dipadatkan agar pemadatannya sem purna. Permukaan adukan diratakan dengan sendok sem en.

4. Bekisting atau cetakan dapat dibuka apabila pengerasan sudah berlangsung selama satu hari.

3.3. Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini ant ara lain:

1. Timbangan dengan kapasitas 3 kg dan 50 kg yang digunakan untuk m engukur berat bahan campuran beton

2. Cetakan benda uji berupa pipa PVC dengan diameter 7.5 cm dan tinggi 27.5 cm .

3. Bor yang dimodifikasi sebagai alat pengaduk bubur kertas.

Gambar 3.3. Bor modifikasi

4. Bak tempat mengaduk beton yang digunakan untuk mengaduk bahan-bahan pembentuk beton

5. Alat Dial Gauge yang digunakan untuk pengujian susut kering (drying shrinkage ).

Gam bar 3.4. Dial Gauge

6. Alat bantu lain:

a. Gelas ukur 1000 ml untuk menakar air

b. Batang besi untuk memadatkan campuran dalam bekisting

c. Ember

d. Cetok semen, Cangkul, sekop, dll

3. 4. Pe ngujian Susut (Shrinkage)

Pengujian susut (shrinkage) dilakukan pada benda uji silinder dengan rent ang wakt u pengam atan 1 sam pai dengan 28 hari dim aksudkan untuk m endapatkan data yang lebih lengkap terhadap perilaku susut kering benda uji.

Langkah-langkah pengujian shrinkage beton adalah sebagai berikut:

1. Benda uji dikeluarkan dari begesting 2 hari setelah proses pembuatan untuk menjalani uji shrinkage.

2. Sebelum dilakukan pengujian, benda uji ditimbang beratnya.

3. Pemasangan Dem ec Point

a. Pemasangan Dem ec Point dilakukan 1 hari setelah benda uji dikeluarkan dari begesting.

b. Meletakkan benda uji pada dudukan.

c. Memberi tanda pada titik-titik yang akan ditinjau sejarak 200 mm dengan memakai alat bar reference.

d. Dem ec point yang berupa butiran berbentuk silinder terbuka di kedua sisinya dan berdiam eter 3 mm , ditempelkan dengan lem tepat di atas titik- titik tersebut.

e. Setelah proses pemasangan selesai, benda uji didiamkan selama kira-kira 4 jam sam pai lem m engeras sehingga posisi dem ec point stabil.

4. Setting alat Dial Gauge. Dimana digunakan nilai bar reference sebesar 500 μ m m.

5. Mengatur nilai dial gauge pada posisi angka nol.

6. Kemudian pengujian siap dilakukan dengan membaca dan mencatat perubahan jarum pada angka yang ditunjukkan oleh dial gauge setelah jarum berhent i atau dalam keadaan stabil.

7. Mengulangi pengukuran pada masing-masing demec point sebanyak 3 kali.

8. Menghitung nilai shrinkage mortar.

3. 5. Tah ap dan Prosedur Penelitian

Membandingkan berbagai nilai susut beton kert as pada masing-masing campuran. di mana tiap benda uji digunakan cam puran serbuk kert as dengan prosentase tert entu terhadap berat pasir., kem udian menganalisa perbedaan hasilnya. Kem udian nilai susut tersebut dibandingkan lagi dengan mortar biasa. Menyim pulkan perilaku susut beton kert as.

Tahapan-tahapan selengkapnya dalam penelitian ini meliputi :

a. Tahap I Disebut tahap persiapan. Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan seluruh

bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

b. Tahap II Disebut tahap pembuatan benda uji. Pada tahap ini dilakukan pembuatan benda uji.

c. Tahap III Disebut tahap pengujian susut. Pada tahap ini pekerjaan yang dilakukan

adalah melakukan pengujian susut terhadap beton kert as.

d. Tahap IV Disebut tahap analisa data. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil pegujian dianalisa untuk m endapatkan suatu kesimpulan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.

e. Tahap V Disebut tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesim pulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Tahapan penelitian secara skemat is dalam bentuk bagan alir pada gambar 3.5.

TAHA P I

Mulai

Studi literatur

Persiapan alat dan bahan

P embuatan benda uji

TAHAP II

P engujian susut

TAHAP III

Menganalisa data

TAHAP IV

TAHAP V

Mengambil kesimpulan

Selesai

Gam bar 3.5. Bagan alir tahap-tahap penelitian.

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMB AHA SAN

4.1 Hasil Pengujian Susut (shrinkage)

Penelitian kali ini menggunakan benda uji silinder dengan diameter 75 m m dan tinggi 275 m m. Pengujian shrinkage pada beton kert as (papercrete) tersebut dim ulai saat benda uji berum ur 4 hari, dengan rincian benda uji dikeluarkan dari cetakan pada um ur 2 hari, kemudian pada hari ketiga baru dapat dilakukan pem asangan dem ec point dan hari keempat dilakukan pengujian, hal ini dikarenakan beton kertas mengalam i perkerasan yang reletif lam bat disbanding dengan beton normal ataupun mortar pada um um nya. Pengujian shrinkage dilakukan pada um ur 1, 2, 3, 9, 13, 15, 17, 20, 22, 24, 27, dan 28 hari terhit ung setelah dem ec point terpasang.

Nilai sringkage beton kert as diperoleh dari perhitungan ant ara perubahan panjang dibagi panjang m ula-mula. Berikut ini salah satu contoh perhitungan nilai shrinkage pada SKP 131 benda uji 3 point 1 usia 28 hari

Δ L = 1576.33 µ m Reference bar = 200 mm

Shrinkage = =

m icrostrain

Data pengujian shrinkage selengkapnya terdapat pada Lampiran A. Pada T abel

4.1 disajikan nilai shrinkage pada macam -macam campuran dan Gam bar 4.1 menyajikan grafik hubungan antara shrinkage dengan umur beton kertas (papercrete).

Tabel 4.1. Nilai shrinkage (dalam microstrain)

G am bar 4.1. Grafik Hubungan Susut dengan Umur P engeringan

Grafik pada Gambar 4.1. menunjukkan bahwa sem akin besar perbandingan berat kert as terhadap semen m aka beton kertas akan menghasilkan nilai susut yang

lebih besar. Namun sebaliknya dengan semakin besarnya perbandingan berat pasir terhadap semen m aka dapat menekan nilai susut dari beton kertas tersebut. Pada penelitian kali ini beton kert as dengan kode SKP 131 m em iliki nilai susut terbesar yakni 8161,11 m icrostrain saat umur 28 hari dan nilai susut terkecil pada umur tersebut adalah pada SKP 112 sebesar 4843,06 m icrostrain.

Hasil uji juga menunjukkan bahwa pada 9 hari pert am a, beton kertas belum mengalami penyusutan yang signifikan. Beton kert as baru akan mengalam i penyusutan yang signifikan pada usia diatas 10 hari dan akan berangsur-angsur melambat kem bali di usia diatas 22 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa beton kert as mem iliki pola penyusutan yang berbeda dibanding pola penyusutan mortar.

4.2 Hitungan Prediksi Susut (shrinkage)

Hitungan Prediksi shrinkage menggunakan metode ACI 209.R-92, susut S h (t-t 0 ) saat waktu t (hari) diukur dari permulaan pengeringan saat t 0 (hari) dengan rum us sebagai berikut:

…..………………… ……… ……4 . 1

Dengan: S h (t-t 0 )

= Nilai susut saat umur t diukur saat t 0