BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Motivasi merupakan hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan maupun kegiatan seperti halnya belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi belajar. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif ke arah yang lebih baik. Jadi motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Motivasi merupakan energi yang dimiliki seseorang untuk belajar” (Sardiman, 2010: 62).

  Schunk (2008: 4) menyatakan bahwa: motivation

  

as something that gets us going, keep us working and

helps us complete task. Motivation is the process

whereby goal-dorected activity is instigated and

sustained. Pendapat tersebut memberikan gambaran

  bahwa motivasi merupakan hal penting karena sebagai pendorong seseorang (siswa) untuk melakukan aktivitas belajar.

  Kemampuan memotivasi belajar mulai sangat diperlukan saat manusia memasuki masa remaja karena masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak sehingga remaja sering dihadapkan pada persoalan persoalan yang kompleks yang menjadi permasalahan yang dirasakan sulit oleh para remaja termasuk dalam hal belajar. Siswa SMA yang tergolong dalam usia remaja, mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan serta mempunyai kecenderungan kurang stabil secara psikis banyak mengalami kesulitan dalam memotivasi cara belajar, akibatnya aktivitas belajarnya menurun dan prestasi yang diperolehnya kurang memuaskan.

  Berkaitan dengan motivasi untuk melakukan sesuatu bukan hanya tentang motivasi itu saja, namun perlu mengenal diri, mampu mengenal orang lain , maupun mampu mangatasi masalah yang terjadi karena diri sendiri atau sebab orang lain. Suatu modal utama untuk memiliki semua itu adalah dengan cara berkomunikasi baik dengan Tuhan Yang Maha Esa, berkomunikasi dengan diri sendiri maupun berkomunikasi dengan orang lain. Pemberian pemahaman tentang pentingnya tujuan belajar masih sangat sulit untuk dipahami oleh siswa pada umumnya. Sehingga dibutuhkan layanan-layanan yang bisa membantu siswa dalam menyelesaikan konflik yang ada pada dirinya. Salah satunya ada pada layanan bimbingan dan konseling.

  Layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya (Permendikbud No 111 Tahun 2014)

  Untuk melaksanakan layanan konseling kelompok diperlukan pengelolaan yang baik, sehingga diperlukan manajamen baik pula. Manajemen pada hakikatnya merupakan seni mengelola berbagai kegiatan oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi dengan menggunakan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis pada kegiatannya untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien (Siagian, 2007: 1). Seni yang dimaksud adalah bagaimana mengkolaborasi pengetahuan, pengalaman dan kreativitas dalam wadah manajemen. Manajemen dapat juga berarti suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan, pengarahan pada sekelompok orang ke arah tujuan organisasional atau tujuan yang nyata (Terry dan Rue, 2009: 1).

  Pelaksanaan layanan konseling kelompok diperlukan perencanaan, organizing, actuating dan

  

evaluting. Salah satu bentuk perencanaanya, seorang

  guru Bimbingan dan Konseling perlu melakukan identifikasi masalah, melakukan perencanaan pemecahan masalah dalam bentuk satuan layanan. Organizing yang diperlukan guru Bimbingan dan Konseling terkait dengan pengaturan tempat, waktu, koordinasi dengan konseli sehingga diharapkan pelaksanaannya dapat berlangsung dengan baik. Layanan konseling perlu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan di saat pelaksanaan perlu dilakukan evaluasi proses maupun hasil.

  Di SMA Negeri 1 Singorojo, khususnya siswa kelas XI terdiri dari 29 orang siswa laki-laki dan 65 orang siswa perempuan jadi seluruhnya berjumlah 94 orang siswa. Pada kenyataannya dari 94 orang siswa tersebut ada 12 orang siswa yang diindikasikan motivasi dalam belajarnya rendah atau sekitar 12,63%. Prosentase rata-rata kehadiran tergolong rendah, siswa sering bolos pada jam jam mata pelajaran tertentu.

  Nilai prestasi belajar rendah dari ketiga permasalahan tersebut masih banyak permasalahan yang menyertai siswa seperti siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menerima materi pembelajaran, tidak konsentrasi, tidak mengerjakan tugas baik tugas

  • –tugas yang dibebankan maupun tugas dikerjakan di rumah.

  Berdasarkan hasil pengisian kuesioner tentang motivasi belajar kepada 94 siswa kelas XI diperoleh rata-rata 72,93 dengan nilai terendah 58,33 dan tertinggi 94,23. Dari 94 siswa tersebut terdapat 11 siswa (11,70%) yang memiliki nilai motivasi belajar pada kisaran 43,75-62,50 dalam kategori rendah. Data tersebut memberikan konsekuensi bagi pemimbing untuk melakukan layanan konseling untuk mengatasi permasalahan tersebut. Meskipun kecil persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, perlu segera diatasi, karena tanpa penanganan yang serius akan menjalar ke yang lainnya karena akan mempengaruhi siswa lainnya. Ibarat suatu penyakit, siswa yang terdeteksi memiliki motivasi belajar rendah perlu segera diobati sehingga tidak menularkan perilaku negatifnya kepada siswa lain.

  Layanan konseling kelompok dipandang jauh lebih efektif dibandingkan dengan layanan yang lainnya. Pengalaman menunjukkan bahwa siswa mulai merasa bosan dan jenuh dengan penggunaan layanan- layanan konseling lainya. Penggunaan layanan konseling individu kadangkala dianggap negatif oleh siswa kerena siswa dipanggil secara pribadi dan mendapatkan pandangan yang buruk dari siswa-siswa yang lainya, sehingga diperlukan sebuah layanan yang melibatkan partisipasi keseluruhan.

  Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan suasana yang hidup, bergerak yang ditandai dengan adanya interaksi sesama anggota kelompok (Prayitno, 2008:63). Menurut Winkel (2004:198), layanan kon seling kelompok merupakan suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesame anggota dan konselor, dimana komukasi antara pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik.

  Terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan dalam layanan konseling antara lain: psikoanalitifk, eksistensial-humanistik, client-centered, terapi gestalt, analisis transaksional, tingkah laku, rasional-emotif dan terapi realitas. Pembimbing perlu memilih pendekatan yang sesuai dengan permasalahan yang muncul.

  Terkait dengan rendahnya motivasi belajar pada siswa kelas XI SMA N 1 Singorojo Kendal, sebagian besar ditandai dengan perilaku maladaptif seperti: sering bolos pada jam-jam mata pelajaran tertentu, ketika pembelajaran siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak konsentrasi, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Perilaku tersebut perlu segera diatasi dan diperbaiki melalui layanan konseling kelompok berbasis Behavioral. Menurut Corey (2013 : 193) terapi tingkah laku (Behavioral) merupakan penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah cara- cara yang lebih adaptif.

  Penelitian sebelumnya oleh Indayani (2014) menyatakan bahwa melalui penerapan konseling Behavioral dengan teknik penguatan positif mampu menurunkan perlaku membolos.

  Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut.

  1. Masih ada 12,63% siswa yang memiliki motivasi

  belajar yang rendah, terbukti dari kehadiran tergolong rendah, siswa sering bolos pada jam jam mata pelajaran tertentu, ketika pembelajaran siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak konsentrasi, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru.

  2. Hasil pengisian kuesioner terdapat 11,70% siswa

  yang memiliki motivasi belajar rendah dengan nilai pada interval 43,75- 62,50.

  3. Selama ini layanan bimbingan yang dilakukan lebih

  banyak secara klasikal dalam bentuk layanan informasi, sehingga perlu dilakukan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar.

4. Tingkat partisipasi siswa dalam memanfaatkan

  layanan konseling masih rendah, karena adanya anggapan bahwa siswa yang dipanggil ke ruang BK dianggap yang bermasalah, sehingga layanan konseling kelompok dengan Behavioral belum dilakukan oleh pembimbing.

  1.2 Rumusan Masalah

  Rumusan masalah penelitian ini, apakah layanan konseling kelompok dengan pendekatan Behavioral dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan motivasi belajar melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan Behavioral pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Penelitian eksperimental berupa layanan konseling kelompok dengan pendekatan Behavioral dalam meningkatkan motivasi belajar siswa diharapkan membawa manfaat secara teroritis maupun praktis. Manfaat hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan: 1.

  Memberikan bukti empirik tentang layanan konseling kelompok dengan pendekatan Behavioral dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

  2. Menjadi landasan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan layanan konseling kelompok untuk meningatkan motivasi belajar siswa.

  Secara praktis penelitian ini harapkan dapat memberikan bermanfaat:

  1. Bagi guru bimbingan dan konseling sebagai pendekatan yang dapat dipilih masalah individu siswa yang dilayani.

  2. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mempersiapkan sarana bimbingan dalam membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan memanfaatkan layanan konseling kelompok secara maksimal.

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas I

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

0 0 114

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 25

3.1.2. Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 39

i UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GENDONGAN 02 SALATIGA TAHUN AJARAN 20162017 Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian Uni

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 78