PROSES DAN MEKANISME KERJA DARI ACTIVATE
PROSES DAN MEKANISME KERJA DARI ACTIVATED SLUDGE
Metode activated sludge ini dilakukan pada pengolahan air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan. Pengolahan air limbah ini pada umumnya termasuk dalam pengolahan secara biologi
dimana activated sludge memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai dari material limbah
yang masuk. Untuk proses ini mikroorganisme membutuhkan oksigen agar memaksimalkan
penguraian materi yang terkandung di dalam limbah. Proses yang dimaksud adalah proses aerasi
dimana oksigen ditambahkan kedalam air limbah yang sudah dicampurkan dengan lumpur aktif.
Berikut adalah tahapan yang lebih rinci mengenai proses activated sludge dalam
menguraikan material limbah :
1. Tahap awal (pendahuluan)
Pada tahap ini air limbah yang masuk disaring terlebih dahulu oleh bar screen
sehingga benda seperti kayu, bungkus plastik, batuan, botol, dll akan tersaring.
Selanjutnya partikel benda seperti pasir ataupun yang mempunyai diameter kurang dari
0,2 mm akan tersaring oleh grit chamber.
2. Tahap primer (primary treatment)
Setelah dilakukan penyaringan di tahap sebelumnya, maka akan dihasilkan air
yang masih berwarna keruh dan biasanya masih terdapat padatan kasar dan halus yang
lolos pada tahap awal. Oleh karena itu partikel tersebut dapat dipisahkan dengan bantuan
gravitasi sehingga partikel yang berat akan mengendap ke bawah, proses ini disebut
proses sedimentasi. Untuk bahan padatan yang halus akan diberi penambahan zat kimia
agar bahan padatan yang berukuran koloid tersebut dapat terapung di atas permukaan air,
proses ini dinamakan proses flotasi.
3. Tahap sekunder (secondary treatment)
Di tahap secondary treatment ini air limbah akan mengalami proses aerasi dimana
air limbah dicampurkan dengan lumpur aktif dan ditambahkan oksigen sebagai bahan
utama untuk pertumbuhan dan perkembangan dari mikroorganisme yang akan membantu
proses penguraian limbah. Setelah itu lumpur aktif akan terendap dan akan terlihat jelas
batas antara lumpur dengan air. Sisa lumpur ini disaring kembali dan ditampung untuk
digunakan pada proses yang sama. Jadi lumpur aktif ini dapat digunakan secara berulangulang sampai memasuki keadaan jenuh. Kita dapat mengetahuinya dari perbedaan batas
lumpur dengan air antara lumpur yang masih baik digunakan atau lumpur yang telah
jenuh. Lumpur yang masih layak digunakan akan dipompakan kembali untuk air limbah
yang lain dan dimasukkan kembali oksigen sebagai bahan makanan utama
mikroorganisme pengurai.
4. Tahap tersier (Tertiary treatment)
Terakhir, air limbah yang telah melewati ketiga tahapan tersebut akan diolah
menggunakan zat Chlorine atau bisa disebut dengan proses desinfeksi yang bertujuan
untuk membunuh kuman dalam limbah cair.
TUGAS PENGOLAHAN PERSAMPAHAN DAN LIMBAH B3
ACTIVATED SLUDGE
Disusun oleh:
Nama
: Nurul Alfath Annisaa’
NIM
: 114110029
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN “KEBUMIAN”
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2014
Metode activated sludge ini dilakukan pada pengolahan air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan. Pengolahan air limbah ini pada umumnya termasuk dalam pengolahan secara biologi
dimana activated sludge memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai dari material limbah
yang masuk. Untuk proses ini mikroorganisme membutuhkan oksigen agar memaksimalkan
penguraian materi yang terkandung di dalam limbah. Proses yang dimaksud adalah proses aerasi
dimana oksigen ditambahkan kedalam air limbah yang sudah dicampurkan dengan lumpur aktif.
Berikut adalah tahapan yang lebih rinci mengenai proses activated sludge dalam
menguraikan material limbah :
1. Tahap awal (pendahuluan)
Pada tahap ini air limbah yang masuk disaring terlebih dahulu oleh bar screen
sehingga benda seperti kayu, bungkus plastik, batuan, botol, dll akan tersaring.
Selanjutnya partikel benda seperti pasir ataupun yang mempunyai diameter kurang dari
0,2 mm akan tersaring oleh grit chamber.
2. Tahap primer (primary treatment)
Setelah dilakukan penyaringan di tahap sebelumnya, maka akan dihasilkan air
yang masih berwarna keruh dan biasanya masih terdapat padatan kasar dan halus yang
lolos pada tahap awal. Oleh karena itu partikel tersebut dapat dipisahkan dengan bantuan
gravitasi sehingga partikel yang berat akan mengendap ke bawah, proses ini disebut
proses sedimentasi. Untuk bahan padatan yang halus akan diberi penambahan zat kimia
agar bahan padatan yang berukuran koloid tersebut dapat terapung di atas permukaan air,
proses ini dinamakan proses flotasi.
3. Tahap sekunder (secondary treatment)
Di tahap secondary treatment ini air limbah akan mengalami proses aerasi dimana
air limbah dicampurkan dengan lumpur aktif dan ditambahkan oksigen sebagai bahan
utama untuk pertumbuhan dan perkembangan dari mikroorganisme yang akan membantu
proses penguraian limbah. Setelah itu lumpur aktif akan terendap dan akan terlihat jelas
batas antara lumpur dengan air. Sisa lumpur ini disaring kembali dan ditampung untuk
digunakan pada proses yang sama. Jadi lumpur aktif ini dapat digunakan secara berulangulang sampai memasuki keadaan jenuh. Kita dapat mengetahuinya dari perbedaan batas
lumpur dengan air antara lumpur yang masih baik digunakan atau lumpur yang telah
jenuh. Lumpur yang masih layak digunakan akan dipompakan kembali untuk air limbah
yang lain dan dimasukkan kembali oksigen sebagai bahan makanan utama
mikroorganisme pengurai.
4. Tahap tersier (Tertiary treatment)
Terakhir, air limbah yang telah melewati ketiga tahapan tersebut akan diolah
menggunakan zat Chlorine atau bisa disebut dengan proses desinfeksi yang bertujuan
untuk membunuh kuman dalam limbah cair.
TUGAS PENGOLAHAN PERSAMPAHAN DAN LIMBAH B3
ACTIVATED SLUDGE
Disusun oleh:
Nama
: Nurul Alfath Annisaa’
NIM
: 114110029
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN “KEBUMIAN”
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2014