KONSEP DIRI YANG POSITIF IN MATHEMATICS

KONSEP DIRI YANG POSITIF: IN MATHEMATICS
Pada tulisan “Ayo Berbuat Salah Bersama Matematika” saya janjikan akan memposting
mengenai Cara membangun Konsep diri dalam diri kita maupun peserta didik. Kenapa konsep diri ini
menjadi penting untuk qt ketahui?? Terutama pada saat kita menghadapi matematika. Jawabannya
sederhana karena konsep diri merupakan penilaian mengenai diri sendiri, jadi konsep diri ini jauh
lebih penting dari pada sekedar menghitung cepat atau menyelesaikan soal-soal dalam matematika.
Peserta didik yang konsep dirinya kurang bagus cenderung akan mudah menyerah dan takut
melakukan kesalahan. Contoh kecil : peserta didik yang pernah di permalukan atau ditertawai oleh
teman-temannya, ketika tidak bisa mengerjakan soal matematika didepan kelas, akan merasa minder
dan cenderung menilai dirinya sendiri dengan penilaian yang negatif dan parahnya lagi konsep ini
akan terbawa ke jenjang-jenjang berikutnya sehingga dia merasa benci, benci dan benci dengan
pelajaran matematika... hingga ia menyatakan sampai kapanpun ia benci dengan matematika, hal ini
akan menjadi parah apabila guru dan orang tua membiarkan hal ini tanpa ada rasa tanggung jawab
sedikit pun.
Beberapa hal di bawah ini adalah tips praktis yang sudah teruji dan dikembangkan
berdasarkan riset cara kerja otak dan psikologi praktis terkini yang akan membantu meningkatkan
konsep diri peserta didik :
1. Ekspektasi/pengharapan guru atau orang tua harus tinggi.
Ekspektasi yang tinggi akan memunculkan persepsi yang positif. Persepsi yang positif akan
mendorong pemikiran positif. Pemikiran positif akan menghasilkan tindakan yang positif.
(bedakan guru/dosen yang jarang memberikan tugas dengan yang sering memberikan tugas,

apa perbedaannya terhadap motivasi dan pemikiran kita? Bedakan guru/dosen yang jarang
masuk dengan yang sering masuk, yang sering masuk mengindikasikan bahwa si guru/dosen
punya ekspektasi yang tinggi untuk kita menjadi lebih baik lagi).
2. Perhatikan pemilihan kosa kata, intonasi, dan bahasa tubuh sewaktu berbicara dengan
peserta didik.
Jika kita menginginkan agar peserta didik kita rajin janganlah mengatakan “kamu jangan malasmalas dong!” karena kata-kata kita akan semakin memperkuat gambaran orang malas dalam
pikiran. Sebagai gantinya “saya perhatikan semakin hari kamu semakin rajin saja”.
3. Masalah kedisiplinan dan tata tertib di sekolah/di rumah.
Membuat kesepatan di dalam kelas sangat membantu untuk melatih peserta didik agar belajar
bertanggung jawab, ketika kita memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
kewajibannya di dalam kelas maka mereka akan merasa nyaman, misalnya ketika kita meminta
peserta didik wajib membuat PR maka konsekuensinya kita harus memeriksa, memberikan nilai,
dan membahas bersama, hal ini tentu akan membuat peserta didik menjadi dihargai hasil
karyanya.
4. Apakah kita boleh marah? Kapan boleh marah?
Boleh. Kita boleh marah jika masalah kedisiplinan dan tata tertib dilanggar.
5. Bagaimana jika harus marah?

Marahlah dengan kata-kata positif jangan mengata-ngatai anak peserta didik perkataan
negatif. Ingatlah jika mengatai peserta didik dengan perkataan negatif dan menghinanya, itu

berarti juga menghina Sang Pencipta.
6. Kontak mata, sentuhan fisik, dan perhatian terpusat
Setiap manusia mempunyai tangki cinta yang harus penuh untuk membentuk konsep diri positif.
Sayangnya, tangki cinta ini gampang bocor akibat tindakan dan perkataan negatif yang sering
kita terima dari lingkungan luar kita.
7. Ajaklah peserta didik untuk mengingat kisah sukses mereka waktu mereka mengalami
kegagalan.
Katakanlah “ingat tidak sewaktu kamu berhasil melakukan.... tidakkah itu luar biasa? Ayo
sekarang kita pikirkan sama-sama cara apa yang bisa membantu kamu berhasil dengan yang
sekarang ini” jangan malah mengatakan “lihat, bodoh sekali kamu ini. Dari dulu sampai
sekarang nggak bisa-bisa, tetap saja bodoh tidak habis-habisnya. Turunan siapa sih kamu ini?”
8. Ajaklah mereka untuk berimajinasi mengenai diri mereka dan masa depan mereka.
Katakanlah “bayangkanlah seandainya kamu bisa melakukan/menjadi . .. . suatu saat. Apa yang
akan kamu lakukan sekarang untuk mencapai hal itu?

Kurang lebih ini lah tips-tips untuk membangun konsep diri untuk peserta didik, anak
maupun diri kita sendiri. Karena tips dari konsep diri ini merupakan murni saya ketik ulang dari
bukunya Ariesandi Setyono dalam bukunya yang berjudul Mathemagics, cara jenius belajar
matematika, saya masih merasakan belum sepenuhnya dapat menerapkan tips konsep diri ini,
namun saya merasa bahwa saya dan mungkin kita semua akan bisa bersama-sama belajar untuk

membangun konsep diri yang positif dan menularkan dengan segera kepada peserta didik, anak,
adik, maupun tetangga dekat kita. Saya memiliki keyakinan bahwa kita akan menjadi jauh lebih baik
dari hari ini apabila dapat menerapkan beberapa tips ini dalam kehidupan kita.
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih buat Bapak Ariesandi Setyono atas ilmu dan
pengajarannya melalui buku yang sangat luar biasa ini. Semoga bahagia selalu. Dan buat para
pembaca, saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

Salam terhangat
Kadek Adi Wibawa