Komunikasi Antar Pribadi Dalam Perkemban
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi bagi kehidupan manusia memang sudah tidak asing
lagi. Dalam kegiatan sehari-hari kita selalu berkomunikasi. Mulai dari saat
bangun dipagi hari, mendengarkan adzan subuh, hadir di meja makan
bersama anggota keiuarga saat sarapan, bekerja, kuliah, diperjalanan,
baik verbal maupun non-verbal, mematuhi aturan-aturan, berhenti saat
lampu berwarna merah saat dilampu merah, melaju saat warna lampu
menjadi hijau di lampu lalu lintas dan masih banyak lagi.
Komunikasi pun terlihat begitu mudah bagi kita. Kita tidak
diharuskan untuk menjadi sarjana untuk melakukannya. Bahkan setiap
orang yang tidak mengenyam pendidikan pun dapat berkomunikasi. Pada
dasarnya komunikasi terdiri dari komunikator dan komunikan, si pengirim
pesan dan si penerima pesan. komunikasi Akan tetapi komunikasi menjadi
sangat rumit ketika perkembangan zaman terus menerpa. Pesan yang
disampaikan oleh pengirim pesan mungkin menjadi sulit dipahami oleh
penerima pesan apabila si penerima tidak mengerti bahasa yang
digunakan oleh si pengirim pesan, baik verbal maupun non-verbal.
Perkembangan
zaman
berdampak
pada
perkembangan
komunikasi. Dalam perkembangannya, komunikasi sangat mudah terlihat
evolusinya.
Akan
tetapi
bagaimana
dengan
revolusinya?
Saya
mengalaminya. Revolusi komunikasi. Mungkin anda tidak menyadari
bahwa
komunikasi
di
zaman
sekarang
berubah
sangat
cepat.
Perkembangan komunikasi ini dapat berdampak buruk maupun baik, yang
dimana salah penyebabnya adalah perkembangan teknologi terutama
media sosial. Komunikasi dapat menjadi efektif dan mungkin saja menjadi
tidak efektif.
Media sosial yang sering digunakan pada saat ini yaitu LINE
Messenger, Facebook, Twitter dan Instagram. Berdasarkan data yang
saya dapat di website https://www.wearesocial.com pengguna media
sosial di dunia mencapai 2.789 milyar, 1.514 milyar di Asia-Pasifik, 305,9
milyar di Asia Tenggara, 106 milyar di Indonesia. Dalam situs tersebut juga
melansir data pengguna sosial media di Indonesia didominasi oleh
masyarakat yang berkisar diumur 20-29 tahun. Perkembangan teknologi
dalam hal ini media sosial, membuat saya bertanya-tanya. Apakah hal
tersebut berdampak pada keefektifan komunikasi antar pribadi?
Maka dari itu pada mata perkuliahan Komunikasi Antar Pribadi di
semester ini berdasarkan tugas individu yang diberikan, saya mengulas
Komunikasi Antar Pribadi Dalam Perkembangan Teknologi Informasi
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah yang dimaksud Komunikasi Antar Pribadi?
Apa saja tujuan Komunikasi Antar Pribadi?
Apa saja ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi yang efektif?
Bagaimana Komunikasi Antar Pribadi dapat terjalin?
Bagaimana Perkembangan Komunikasi Antar Pribadi pada remaja
Pengguna Sosial Media?
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
Untuk memahami lebih jauh apa itu Komunikasi Antar Pribadi
Untuk mengetahui tujuan-tujuan dari Komunikasi Antar Pribadi
Untuk mengetahui ciri-ciri komunikasi yang efektif
Untuk mengetahui proses terjalinnya Komunikasi Antar Pribadi
Untuk memahami peranan Sosial Media dalam Komunikasi Antar
Pribadi pada Remaja Pengguna Sosial Media
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Little john memberikan definisi komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antar individu-individu. Agus M. Hardjana mengatakan,
komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan dapat menanggapai
secara langsung. Arni Muhammad mengatakan komunikasi antarpribadi
adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain
yang dapat langsung diketahui balikannya. Berbeda dengan Deddy
Mulyana yang mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun nonverbal (Suranto, 2011: 3).
Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson (dalam Kincaid dan Schramm,
1997: 49) mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi ditandai oleh
adanya tindakan pengungkapan oleh seseorang pengamatan secara
sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak lain, dan
kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah
diamatai oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan
kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar-pribadi.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka komunikasi antarpribadi
sesungguhnya baru akan tercipta kalau terdapat kesadaran dari dua pihak
untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan memberikan respon
atas keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka hubungan
yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan, saling
memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang
dimaksud tidak hanya terjadi pada materi komunikasi, tetapi juga pada
pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-masing. Kesadaran akan
perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan komunikasi itu menjadi
tumbuh dan berkembang. Komunikasi seperti ini akan berbeda dengan
suasana komunikasi yang dilakukan dalam situasi lain, misalnya
komunikasi antara pembayar rekening listrik dengan pelayan di kantor
PLN atau komunikasi antar pembeli dengan penjual di pasar. Dua contoh
komunikasi
ini,
tidak
mungkin
akan
tumbuh
dan
berkembang
sebagaimana komunikasi antarpribadi, karena jalinan hubungan untuk
menjadi akrab tidak menjadi tekanan utama. Yang menjadi perhatian pada
dua contoh komunikasi ini hanyalah pada pemahaman materi komunikasi.
Komunikasi antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu proses atau
transaksi dan interaksi. Transaksi mengenai gagasan ide, pesan, simbol,
informasi, atau messege. Sedangkan istilah interaksi mengesankan
adanya suatu tindakan yang berbalaskan.
Terdapat tiga pendekatan utama mengenai pemikiran komunikasi
antarpribadi (Wiryanto, 2004: 32-35):
1. Pemikiran
Komunikasi
Antarpribadi
Berdasarkan
Komponen-
Komponen Utamanya
Pemikiran ini diawali oleh Bittner yang menerangkan bahwa
komunikasi
antarpribadi
berlangsung
apabila
pengirim
menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima,
dengan menggunakan medium suara manusia (human voice).
Sementara Barnlund mendifinisikan komunikasi antrapribadi sebagai
pertemuan antara dua, tiga orang, atau beberapa orang yang terjadi
secara spontan dan tidak berstruktur. Barnlund (dalam Liliweri, 1991:
34) mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi
antarpribadi: (1) bersifat spontan, (2) tidak mempunyai struktur, (3)
terjadi secara kebetulan, (4) tidak mengejar tujuan yang telah
direncanakan, (5) identitas keanggotaan tidak jelas, (6) dapat terjadi
hanya samba lalu.
2. Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Hubungan Diadik
Hubungan diadik dimaksudkan sebagai komunikasi yang
berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang
mantap dan jelas. Pemikiran mengenai bentuk hubungan diadik
dikemukakan oleh Laing, Phillipson, dan Lee, mereka menyatakan
bahwa untuk memahami prilaku seseorang, harus mengikutsertakan
paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama.
Hubungan diadik ini harus menggambarkan interaksi dan
pengalaman bersama mereka. Thenholm dan Jensen mendifinisikan
komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang
berlanngsung secara tatap muka, kata lain dari komunikasi ini adalah
diadik.
3. Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Pengembangannya
Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembangan dari
komunikasi interpersonal pada satu sisi, menjadi komunikasi pribadi
atau intim disisi lain. Oleh karena itu derajat hubungan antarpribadi
turut berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi yang
dikomunikasikan, sehingga memudahkan perubahan sikap.
2.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Dalam komunikasi setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu. Dan dalam
komunikasi antar pribadi juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu/ seperti
yang dikemukakan oleh Liliweri bahwa tujuan komunikasi meliputi empat
hal (Liliweri, 1991:9), yaitu:
1.
2.
3.
4.
social change/social participation
Attitude Change
Opinion Change
Behavior Change
Tujuan pokok dalam komunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain
dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi,
agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita yang menjadi sesuatu
yang kita maui (Sugiyo 2005: 9). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dirumuskan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi diantaranya adalah:
1. Untuk memehami dan menemukan diri sendiri
2. Menemukan dunia luar sehingga dapat
dengan
mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan
3. Memebentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan
orang lain
4. Melalui komunikasi antar pribadi, individu dapat mengubah sikap
dan perlaku sendiri dan orang lain
5.
6.
7.
8.
Komunikasi antar pribadi adalah proses belajar
Mengaruhi orang lain
Mengubah pendapat orang lain
Membantu orang lain
2.3. Ciri-Ciri Komunikasi Antar Pribadi
Joseph A. Devito (dalam Liliweri, 1991: 13) mengemukakan ciri-ciri
komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:
1. Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang
diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas
keterbukaan
mengacu
pada
tiga
aspek
dari
komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.
Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek kedua mengacu pada
kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus
yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin
komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan,
komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara
bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga
menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator
mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah
miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.
2. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa
yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut
pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda
dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain.
Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan
empati, baik secara verbal maupun nonverbal.
3. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi
berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah
hubungan
dimana
terdapat
sikap
mendukung.
Individu
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan
evaluatif, spontan bukan strategik.
4. Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan
situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya
setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua
belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk
memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain.
2.4 Proses Komunikasi Antar Pribadi
Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan
terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi
digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan
penerima pesan. Proses tersebut terdiri dari 6 langkah, sebagai berikut
(Inayah, 2014):
1. Keinginan
berkomunikasi.
Seorang
komunikator
mempunyai
keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain.
2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan
tindakan
memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol,
kata-kata, dan sebagainya.
3. Pengiriman pesan. Untuk menyampaikan pesan kepada komunikan
seorang komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon,
SMS, Surat, E-Mail dan lain-lain.
4. Decoding oleh komunikan. Merupakan kegiatan internal dalam diri
penerima. Dalam hal ini decoding adalah proses memahami pesan.
5. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya,
komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan
balik ini seorang komunikator dapat mengevaluasi keefektifitasan
komunikasi.
Menurut Effendy (2004: 6) hal yang paling penting dari proses
komunikasi
adalah
bagaimana
caranya
agar
suatu
pesan
yang
disampaikan dapat menimbulkan dampak atau efek tertentu pada
komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat di klasifikasikan menurut
kadarnya, yakni:
1. Dampak
Kognitif,
yaitu
ditimbulkan
pada
komunikan
yang
menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualnya.
2. Dampak Afektif, disini tujuan komunikator tidak hanya sekedar
supaya komunikan tahu, namun tergerak hati komunikan tersebut,
seperti rasa iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lain-lain.
3. Dampak Behavioral, yaitu dampak yang paling tinggi kadarnya.
Yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk, prilaku,
tindakan atau kegiatan.
2.5 Perkembangan Teknologi Informasi dalam Komunikasi Antar
Pribadi
Dengan hadirnya teknologi informasi di sekitar kita, maka semakin
mudah pula seluruh kegiatan yang kita lakukan tanpa mengkhawatirkan
ketertinggalan. Berdasarkan teori Unsur Komunikasi Harold D. Laswell,
komunikasi juga didukung oleh saluran maupun media sebagai alat yang
digunakan oleh sang komunikator untuk menyampaikan pesan. Baik itu
melalui Interface(tatap muka langsung), maupun komunikasi medio
(media-media tertentu) sebagai sarananya. Berikut adalah beberapa
perkembangan teknologi informasi dalam Komunikasi Antar Pribadi :
Internet
Sebelum adanya Internet, orang-orang dulunya sukar mendapatan
informasi
secara
cepat
dan
ringkas.
Cenderung
mereka
hanya
mempercayai berita yang disiarkan suatu surat kabar tanpa melihat
informasi dari berbagai sudut pandang. Sekarang, setelah adanya
perkembang
teknologi
informasi,
maka
orang-orang
lebih
bisa
berspekulasi seimbang tanpa menyalahkan salah satu pihak. Dengan
internet juga komunikasi berjalan lancar.
Fitur jejaring sosial (media sosial)
Munculnya beberapa aktivitas komunikasi dalam dunia maya semakin
memudahkan kita bertukar fikiran, berpendapat, dan juga bersosialisasi
dengan teman baru yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
Munculnya Media Sosial ini, semakin memudahkan orang untuk
berkomunikasi secara personal melalui internet.
Surat dan E-mail.
Surat adalah salah perantara dalam Komunikasi Antar Pribadi, dimana
dengan menggunakan surat komunikator lebih leluasa untuk berikirim
pesan dan mengungkapkan isi hati serta perasaan yang ada pada
komunikator ke komunikan. Surat dulunya sering dikirimkan melalui
perantara, misalnya Kurir. Apabila surat dikirimkan oleh komunikator ke
komunikan dengan biaya pengiriman dengan membeli prangko, maka
surat tersebut akan sampai ke komunikan berhari-hari bahkan seminggu
kemudian.
Tetapi, dengan adanya perkembangan teknologi informasi, maka surat
yang dulunya perantara, diganti perannya oleh E-mail atau Elektronik Mail
(surat elektrokik). E-mail adalah sarana kirim-mengirim surat melalui jalur
jaringan komputer(misalnya internet).
E-mail umumnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk
membayar sambungan internet. Tentu hal ini lebih memudahkan bagi
seorang komunikan yang ingin segera menerima isi dari surat yang
dikirimkan melalui surat elektronik.
Telephone dan Handphone, Smartphone
Telephone adalah sarana Komunikasi Antar Pribadi lainnya, yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan suara. Telephone beroperasi
dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon.
Dikarenakan kegunaan telephone yang sungguh bermanfa’at, maka
seiring perkembangan teknologi informasi semakin canggih pula sarana
informasinya, seperti telephone yang sebelumnya susah dibawa kemana
mana, kini Handphone hadir sebagai pengganti Telephone, yang tidak
menggunakan kabel atau antena sama sekali. Handphone hanya cukup di
charge baterainya dan dapat dibawa kemana-mana tanpa perlu bersusah
payah.
Handphone memudahkan kita dalam beraktivitas dikarenakan mudah
dibawa kemana saja. Perkembangan handphone juga sangat pesat,
sekarang hadir Smartphone yang memiliki lebih banyak fitur yang
membantu seseorang berkirim pesan atau berkomunikasi jarak jauh.
Kini, Handphone tidak hanya digunakan untuk menyampaikan pesan
suara saja, tetapi handphone telah banyak digunakan untuk membuka
Media Sosial dengan bantuan Internet sehingga muncul sebuah Inovasi
tentang handphone yang sekarang dijuluki dengan ‘telepon pintar’ atau
sering disebut dengan Smartphone. Selain digunakan untu berkomunikasi
via suara, smartphone juga dapat digunakan untuk keperluan di Media
Sosial dan juga video call.
1. Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Teknologi Informasi
dalam Komunikasi Antar Pribadi Maraknya penggunaan Internet
dan Smartphone untuk berkomunikasi secara personal, terutama
melalui Media Sosial seperti : Facebook, Twitter, Blacberry
Messenger dan lainnya, dalam kehidupan sehari-hari seringkali
memperlihatkan pemandangan aneh misalnya :
2. Orang-orang yang secara fisik berada pada jarak yang sangat
dekat,
bahkan
berdampingan
dalam
satu
ruangan,
saling
berkomunikasi melalui facebook atau
3. Salah satu manager perkantoran memerintah bawahannya untuk
mencetak laporan dengan hanya melalui E-mail dan tidak bergerak
sama sekali dari kursinya, malas bergerak sebenarnya bisa
menyebabkan banyak kerugian, misalnya sakit sendi yang banyak
menyerang orang-orang diperkantoran.
4. Suatu
keluarga
pada
satu
bangunan
yang
sama
saling
berkomunikasi melalui handphone dimeja makan, sedangkan
peraturan bahkan tradisi dimeja makan adalah tidak diperbolehkan
berbicara ataupun berlama-lama mendiamkan makanan.
5. Dampak lain yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi adalah
tidak mudahnya bersosialisasi secara langsung, dalam artian ratarata pengguna Media Sosial cenderung mudah bersosialisasi
melalui Media Sosial sendiri dibandingkan dikehidupan nyata, ini
memungkinkan
dikehidupan nyata.
seseorang
cenderung
menjadi
pendiam
6. Seseorang yang terlalu bergantung terhadap teknologi informasi
masa kini, cenderung akan selalu mengasingkan diri dari
keramaian dan menjadi antisosial.
Selain dampak positif dengan kemudahan kegunaan teknologi
informasi dalam komunikasi antar pribadi, memiliki dampak negatif juga.
Dengan berteknologi, segala sesuatu yang dipermudah sebenarnya
mengakibatkan semakin menurunnya interaksi fisik antarindividu, yang
berakibat pula pada semakin berkurangnya tingkat keakraban dan
kepekaan Antar Pribadi pada para pelakunya.
Untuk itu, kita sebagai penikmat teknologi, sudah sepatutnya memilahmilah apakah suatu hal tersebut bermanfa’at atau justru merugikan.
Semua manfa’at dan kerugian tergantung kita sebagai penikmat teknologi
cerdas dalam mengendalikan situasi dan kondisi dalam berkomunikasi
antar pribadi.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan
media-media yang digunakan untuk berkomunikasi. Seiring dengan
perkembangan itu, manusia memanfaatkan perkembangan ini dengan
menciptakan
media-media
komunikasi
yang
sesuai
dengan
zamannya. Media komunikasi ini lebih akrab disebut dengan media
sosial. Jenis-jenis media sosial yang digunakan oleh masyarakat ini
mempegaruhi pola komunikasi yang digunakan. Saat ini saja orangorang tidak perlu saling bertemu langsung untuk menyampaikan suatu
pesan kepada orang lain. namun hal ini mempengaruhi bentuk-bentuk
interaksi sosialnya.
Daftar Pustaka
Simon Kemp, 2017. Digital in 2017: Global Review [Online]. Tersedia:
https://wearesocial.com/special-reports/digital-in-2017-globaloverview, diakses pada 20 Oktober 2017
Effendy, Onong Uchjanaya. 2004. Dinamika Komunikasi, Bandung:
PT.Remaja
Rosdakarya.Hardjana,
Agus.
2007.
Komunikasi
Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius Media.
Inayah,
M.
2014.
Komunikasi
Antarpribadi.
http://digilib.uinsby.ac.id/513/4/Bab%202.pdf,
[Online].
diakses
Tersedia:
pada
20
Oktober 2017.
Kincaid, Lawrence dan Schramm, Wilbur. 2007. Asas-Asas Komunikasi
Antarmanusia (terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta: LP3ES-EWCI.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sugiyo, 2005. Dasar- Dasar Komunikasi Antar Budaya. Semarang:
Pustaka Pelajar
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Suranto, AW. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi bagi kehidupan manusia memang sudah tidak asing
lagi. Dalam kegiatan sehari-hari kita selalu berkomunikasi. Mulai dari saat
bangun dipagi hari, mendengarkan adzan subuh, hadir di meja makan
bersama anggota keiuarga saat sarapan, bekerja, kuliah, diperjalanan,
baik verbal maupun non-verbal, mematuhi aturan-aturan, berhenti saat
lampu berwarna merah saat dilampu merah, melaju saat warna lampu
menjadi hijau di lampu lalu lintas dan masih banyak lagi.
Komunikasi pun terlihat begitu mudah bagi kita. Kita tidak
diharuskan untuk menjadi sarjana untuk melakukannya. Bahkan setiap
orang yang tidak mengenyam pendidikan pun dapat berkomunikasi. Pada
dasarnya komunikasi terdiri dari komunikator dan komunikan, si pengirim
pesan dan si penerima pesan. komunikasi Akan tetapi komunikasi menjadi
sangat rumit ketika perkembangan zaman terus menerpa. Pesan yang
disampaikan oleh pengirim pesan mungkin menjadi sulit dipahami oleh
penerima pesan apabila si penerima tidak mengerti bahasa yang
digunakan oleh si pengirim pesan, baik verbal maupun non-verbal.
Perkembangan
zaman
berdampak
pada
perkembangan
komunikasi. Dalam perkembangannya, komunikasi sangat mudah terlihat
evolusinya.
Akan
tetapi
bagaimana
dengan
revolusinya?
Saya
mengalaminya. Revolusi komunikasi. Mungkin anda tidak menyadari
bahwa
komunikasi
di
zaman
sekarang
berubah
sangat
cepat.
Perkembangan komunikasi ini dapat berdampak buruk maupun baik, yang
dimana salah penyebabnya adalah perkembangan teknologi terutama
media sosial. Komunikasi dapat menjadi efektif dan mungkin saja menjadi
tidak efektif.
Media sosial yang sering digunakan pada saat ini yaitu LINE
Messenger, Facebook, Twitter dan Instagram. Berdasarkan data yang
saya dapat di website https://www.wearesocial.com pengguna media
sosial di dunia mencapai 2.789 milyar, 1.514 milyar di Asia-Pasifik, 305,9
milyar di Asia Tenggara, 106 milyar di Indonesia. Dalam situs tersebut juga
melansir data pengguna sosial media di Indonesia didominasi oleh
masyarakat yang berkisar diumur 20-29 tahun. Perkembangan teknologi
dalam hal ini media sosial, membuat saya bertanya-tanya. Apakah hal
tersebut berdampak pada keefektifan komunikasi antar pribadi?
Maka dari itu pada mata perkuliahan Komunikasi Antar Pribadi di
semester ini berdasarkan tugas individu yang diberikan, saya mengulas
Komunikasi Antar Pribadi Dalam Perkembangan Teknologi Informasi
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah yang dimaksud Komunikasi Antar Pribadi?
Apa saja tujuan Komunikasi Antar Pribadi?
Apa saja ciri-ciri Komunikasi Antar Pribadi yang efektif?
Bagaimana Komunikasi Antar Pribadi dapat terjalin?
Bagaimana Perkembangan Komunikasi Antar Pribadi pada remaja
Pengguna Sosial Media?
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
Untuk memahami lebih jauh apa itu Komunikasi Antar Pribadi
Untuk mengetahui tujuan-tujuan dari Komunikasi Antar Pribadi
Untuk mengetahui ciri-ciri komunikasi yang efektif
Untuk mengetahui proses terjalinnya Komunikasi Antar Pribadi
Untuk memahami peranan Sosial Media dalam Komunikasi Antar
Pribadi pada Remaja Pengguna Sosial Media
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Little john memberikan definisi komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antar individu-individu. Agus M. Hardjana mengatakan,
komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan dapat menanggapai
secara langsung. Arni Muhammad mengatakan komunikasi antarpribadi
adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain
yang dapat langsung diketahui balikannya. Berbeda dengan Deddy
Mulyana yang mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun nonverbal (Suranto, 2011: 3).
Jurgen Ruesch dan Gregory Beteson (dalam Kincaid dan Schramm,
1997: 49) mengungkapkan bahwa komunikasi antarpribadi ditandai oleh
adanya tindakan pengungkapan oleh seseorang pengamatan secara
sadar ataupun tidak terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak lain, dan
kemudian melakukan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah
diamatai oleh pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan
kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar-pribadi.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka komunikasi antarpribadi
sesungguhnya baru akan tercipta kalau terdapat kesadaran dari dua pihak
untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan memberikan respon
atas keadaan tersebut sebagaimana sifat komunikasi, maka hubungan
yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan, saling
memahami, penuh pengertian dan keakraban. Pemahaman yang
dimaksud tidak hanya terjadi pada materi komunikasi, tetapi juga pada
pemahaman terhadap keunikan pribadi masing-masing. Kesadaran akan
perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan komunikasi itu menjadi
tumbuh dan berkembang. Komunikasi seperti ini akan berbeda dengan
suasana komunikasi yang dilakukan dalam situasi lain, misalnya
komunikasi antara pembayar rekening listrik dengan pelayan di kantor
PLN atau komunikasi antar pembeli dengan penjual di pasar. Dua contoh
komunikasi
ini,
tidak
mungkin
akan
tumbuh
dan
berkembang
sebagaimana komunikasi antarpribadi, karena jalinan hubungan untuk
menjadi akrab tidak menjadi tekanan utama. Yang menjadi perhatian pada
dua contoh komunikasi ini hanyalah pada pemahaman materi komunikasi.
Komunikasi antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu proses atau
transaksi dan interaksi. Transaksi mengenai gagasan ide, pesan, simbol,
informasi, atau messege. Sedangkan istilah interaksi mengesankan
adanya suatu tindakan yang berbalaskan.
Terdapat tiga pendekatan utama mengenai pemikiran komunikasi
antarpribadi (Wiryanto, 2004: 32-35):
1. Pemikiran
Komunikasi
Antarpribadi
Berdasarkan
Komponen-
Komponen Utamanya
Pemikiran ini diawali oleh Bittner yang menerangkan bahwa
komunikasi
antarpribadi
berlangsung
apabila
pengirim
menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima,
dengan menggunakan medium suara manusia (human voice).
Sementara Barnlund mendifinisikan komunikasi antrapribadi sebagai
pertemuan antara dua, tiga orang, atau beberapa orang yang terjadi
secara spontan dan tidak berstruktur. Barnlund (dalam Liliweri, 1991:
34) mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi
antarpribadi: (1) bersifat spontan, (2) tidak mempunyai struktur, (3)
terjadi secara kebetulan, (4) tidak mengejar tujuan yang telah
direncanakan, (5) identitas keanggotaan tidak jelas, (6) dapat terjadi
hanya samba lalu.
2. Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Hubungan Diadik
Hubungan diadik dimaksudkan sebagai komunikasi yang
berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang
mantap dan jelas. Pemikiran mengenai bentuk hubungan diadik
dikemukakan oleh Laing, Phillipson, dan Lee, mereka menyatakan
bahwa untuk memahami prilaku seseorang, harus mengikutsertakan
paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama.
Hubungan diadik ini harus menggambarkan interaksi dan
pengalaman bersama mereka. Thenholm dan Jensen mendifinisikan
komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang
berlanngsung secara tatap muka, kata lain dari komunikasi ini adalah
diadik.
3. Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Pengembangannya
Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembangan dari
komunikasi interpersonal pada satu sisi, menjadi komunikasi pribadi
atau intim disisi lain. Oleh karena itu derajat hubungan antarpribadi
turut berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi yang
dikomunikasikan, sehingga memudahkan perubahan sikap.
2.2 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Dalam komunikasi setiap orang memiliki tujuan-tujuan tertentu. Dan dalam
komunikasi antar pribadi juga mempunyai tujuan-tujuan tertentu/ seperti
yang dikemukakan oleh Liliweri bahwa tujuan komunikasi meliputi empat
hal (Liliweri, 1991:9), yaitu:
1.
2.
3.
4.
social change/social participation
Attitude Change
Opinion Change
Behavior Change
Tujuan pokok dalam komunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain
dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi,
agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita yang menjadi sesuatu
yang kita maui (Sugiyo 2005: 9). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dirumuskan bahwa tujuan komunikasi antar pribadi diantaranya adalah:
1. Untuk memehami dan menemukan diri sendiri
2. Menemukan dunia luar sehingga dapat
dengan
mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan
3. Memebentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan
orang lain
4. Melalui komunikasi antar pribadi, individu dapat mengubah sikap
dan perlaku sendiri dan orang lain
5.
6.
7.
8.
Komunikasi antar pribadi adalah proses belajar
Mengaruhi orang lain
Mengubah pendapat orang lain
Membantu orang lain
2.3. Ciri-Ciri Komunikasi Antar Pribadi
Joseph A. Devito (dalam Liliweri, 1991: 13) mengemukakan ciri-ciri
komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:
1. Keterbukaan (openness)
Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang
diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas
keterbukaan
mengacu
pada
tiga
aspek
dari
komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.
Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek kedua mengacu pada
kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus
yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin
komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan,
komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara
bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga
menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator
mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah
miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.
2. Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa
yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut
pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda
dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain.
Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan
empati, baik secara verbal maupun nonverbal.
3. Dukungan (supportiveness)
Situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi
berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah
hubungan
dimana
terdapat
sikap
mendukung.
Individu
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan
evaluatif, spontan bukan strategik.
4. Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan
situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya
setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua
belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk
memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain.
2.4 Proses Komunikasi Antar Pribadi
Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan
terjadinya kegiatan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi
digambarkan sebagai proses yang menghubungkan pengirim dengan
penerima pesan. Proses tersebut terdiri dari 6 langkah, sebagai berikut
(Inayah, 2014):
1. Keinginan
berkomunikasi.
Seorang
komunikator
mempunyai
keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain.
2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan
tindakan
memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol,
kata-kata, dan sebagainya.
3. Pengiriman pesan. Untuk menyampaikan pesan kepada komunikan
seorang komunikator memilih saluran komunikasi seperti telepon,
SMS, Surat, E-Mail dan lain-lain.
4. Decoding oleh komunikan. Merupakan kegiatan internal dalam diri
penerima. Dalam hal ini decoding adalah proses memahami pesan.
5. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya,
komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan
balik ini seorang komunikator dapat mengevaluasi keefektifitasan
komunikasi.
Menurut Effendy (2004: 6) hal yang paling penting dari proses
komunikasi
adalah
bagaimana
caranya
agar
suatu
pesan
yang
disampaikan dapat menimbulkan dampak atau efek tertentu pada
komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat di klasifikasikan menurut
kadarnya, yakni:
1. Dampak
Kognitif,
yaitu
ditimbulkan
pada
komunikan
yang
menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualnya.
2. Dampak Afektif, disini tujuan komunikator tidak hanya sekedar
supaya komunikan tahu, namun tergerak hati komunikan tersebut,
seperti rasa iba, terharu, sedih, gembira, marah dan lain-lain.
3. Dampak Behavioral, yaitu dampak yang paling tinggi kadarnya.
Yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk, prilaku,
tindakan atau kegiatan.
2.5 Perkembangan Teknologi Informasi dalam Komunikasi Antar
Pribadi
Dengan hadirnya teknologi informasi di sekitar kita, maka semakin
mudah pula seluruh kegiatan yang kita lakukan tanpa mengkhawatirkan
ketertinggalan. Berdasarkan teori Unsur Komunikasi Harold D. Laswell,
komunikasi juga didukung oleh saluran maupun media sebagai alat yang
digunakan oleh sang komunikator untuk menyampaikan pesan. Baik itu
melalui Interface(tatap muka langsung), maupun komunikasi medio
(media-media tertentu) sebagai sarananya. Berikut adalah beberapa
perkembangan teknologi informasi dalam Komunikasi Antar Pribadi :
Internet
Sebelum adanya Internet, orang-orang dulunya sukar mendapatan
informasi
secara
cepat
dan
ringkas.
Cenderung
mereka
hanya
mempercayai berita yang disiarkan suatu surat kabar tanpa melihat
informasi dari berbagai sudut pandang. Sekarang, setelah adanya
perkembang
teknologi
informasi,
maka
orang-orang
lebih
bisa
berspekulasi seimbang tanpa menyalahkan salah satu pihak. Dengan
internet juga komunikasi berjalan lancar.
Fitur jejaring sosial (media sosial)
Munculnya beberapa aktivitas komunikasi dalam dunia maya semakin
memudahkan kita bertukar fikiran, berpendapat, dan juga bersosialisasi
dengan teman baru yang berasal dari luar maupun dalam negeri.
Munculnya Media Sosial ini, semakin memudahkan orang untuk
berkomunikasi secara personal melalui internet.
Surat dan E-mail.
Surat adalah salah perantara dalam Komunikasi Antar Pribadi, dimana
dengan menggunakan surat komunikator lebih leluasa untuk berikirim
pesan dan mengungkapkan isi hati serta perasaan yang ada pada
komunikator ke komunikan. Surat dulunya sering dikirimkan melalui
perantara, misalnya Kurir. Apabila surat dikirimkan oleh komunikator ke
komunikan dengan biaya pengiriman dengan membeli prangko, maka
surat tersebut akan sampai ke komunikan berhari-hari bahkan seminggu
kemudian.
Tetapi, dengan adanya perkembangan teknologi informasi, maka surat
yang dulunya perantara, diganti perannya oleh E-mail atau Elektronik Mail
(surat elektrokik). E-mail adalah sarana kirim-mengirim surat melalui jalur
jaringan komputer(misalnya internet).
E-mail umumnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya untuk
membayar sambungan internet. Tentu hal ini lebih memudahkan bagi
seorang komunikan yang ingin segera menerima isi dari surat yang
dikirimkan melalui surat elektronik.
Telephone dan Handphone, Smartphone
Telephone adalah sarana Komunikasi Antar Pribadi lainnya, yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan suara. Telephone beroperasi
dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon.
Dikarenakan kegunaan telephone yang sungguh bermanfa’at, maka
seiring perkembangan teknologi informasi semakin canggih pula sarana
informasinya, seperti telephone yang sebelumnya susah dibawa kemana
mana, kini Handphone hadir sebagai pengganti Telephone, yang tidak
menggunakan kabel atau antena sama sekali. Handphone hanya cukup di
charge baterainya dan dapat dibawa kemana-mana tanpa perlu bersusah
payah.
Handphone memudahkan kita dalam beraktivitas dikarenakan mudah
dibawa kemana saja. Perkembangan handphone juga sangat pesat,
sekarang hadir Smartphone yang memiliki lebih banyak fitur yang
membantu seseorang berkirim pesan atau berkomunikasi jarak jauh.
Kini, Handphone tidak hanya digunakan untuk menyampaikan pesan
suara saja, tetapi handphone telah banyak digunakan untuk membuka
Media Sosial dengan bantuan Internet sehingga muncul sebuah Inovasi
tentang handphone yang sekarang dijuluki dengan ‘telepon pintar’ atau
sering disebut dengan Smartphone. Selain digunakan untu berkomunikasi
via suara, smartphone juga dapat digunakan untuk keperluan di Media
Sosial dan juga video call.
1. Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Teknologi Informasi
dalam Komunikasi Antar Pribadi Maraknya penggunaan Internet
dan Smartphone untuk berkomunikasi secara personal, terutama
melalui Media Sosial seperti : Facebook, Twitter, Blacberry
Messenger dan lainnya, dalam kehidupan sehari-hari seringkali
memperlihatkan pemandangan aneh misalnya :
2. Orang-orang yang secara fisik berada pada jarak yang sangat
dekat,
bahkan
berdampingan
dalam
satu
ruangan,
saling
berkomunikasi melalui facebook atau
3. Salah satu manager perkantoran memerintah bawahannya untuk
mencetak laporan dengan hanya melalui E-mail dan tidak bergerak
sama sekali dari kursinya, malas bergerak sebenarnya bisa
menyebabkan banyak kerugian, misalnya sakit sendi yang banyak
menyerang orang-orang diperkantoran.
4. Suatu
keluarga
pada
satu
bangunan
yang
sama
saling
berkomunikasi melalui handphone dimeja makan, sedangkan
peraturan bahkan tradisi dimeja makan adalah tidak diperbolehkan
berbicara ataupun berlama-lama mendiamkan makanan.
5. Dampak lain yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi adalah
tidak mudahnya bersosialisasi secara langsung, dalam artian ratarata pengguna Media Sosial cenderung mudah bersosialisasi
melalui Media Sosial sendiri dibandingkan dikehidupan nyata, ini
memungkinkan
dikehidupan nyata.
seseorang
cenderung
menjadi
pendiam
6. Seseorang yang terlalu bergantung terhadap teknologi informasi
masa kini, cenderung akan selalu mengasingkan diri dari
keramaian dan menjadi antisosial.
Selain dampak positif dengan kemudahan kegunaan teknologi
informasi dalam komunikasi antar pribadi, memiliki dampak negatif juga.
Dengan berteknologi, segala sesuatu yang dipermudah sebenarnya
mengakibatkan semakin menurunnya interaksi fisik antarindividu, yang
berakibat pula pada semakin berkurangnya tingkat keakraban dan
kepekaan Antar Pribadi pada para pelakunya.
Untuk itu, kita sebagai penikmat teknologi, sudah sepatutnya memilahmilah apakah suatu hal tersebut bermanfa’at atau justru merugikan.
Semua manfa’at dan kerugian tergantung kita sebagai penikmat teknologi
cerdas dalam mengendalikan situasi dan kondisi dalam berkomunikasi
antar pribadi.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi komunikasi mempengaruhi perkembangan
media-media yang digunakan untuk berkomunikasi. Seiring dengan
perkembangan itu, manusia memanfaatkan perkembangan ini dengan
menciptakan
media-media
komunikasi
yang
sesuai
dengan
zamannya. Media komunikasi ini lebih akrab disebut dengan media
sosial. Jenis-jenis media sosial yang digunakan oleh masyarakat ini
mempegaruhi pola komunikasi yang digunakan. Saat ini saja orangorang tidak perlu saling bertemu langsung untuk menyampaikan suatu
pesan kepada orang lain. namun hal ini mempengaruhi bentuk-bentuk
interaksi sosialnya.
Daftar Pustaka
Simon Kemp, 2017. Digital in 2017: Global Review [Online]. Tersedia:
https://wearesocial.com/special-reports/digital-in-2017-globaloverview, diakses pada 20 Oktober 2017
Effendy, Onong Uchjanaya. 2004. Dinamika Komunikasi, Bandung:
PT.Remaja
Rosdakarya.Hardjana,
Agus.
2007.
Komunikasi
Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius Media.
Inayah,
M.
2014.
Komunikasi
Antarpribadi.
http://digilib.uinsby.ac.id/513/4/Bab%202.pdf,
[Online].
diakses
Tersedia:
pada
20
Oktober 2017.
Kincaid, Lawrence dan Schramm, Wilbur. 2007. Asas-Asas Komunikasi
Antarmanusia (terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta: LP3ES-EWCI.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sugiyo, 2005. Dasar- Dasar Komunikasi Antar Budaya. Semarang:
Pustaka Pelajar
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Suranto, AW. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.