Kepemimpinan , Motivasi Kerja Guru Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Serta Implikasinya Pada Kompetensi Lulusan | Heryana | Jurnal Ilmiah Manajemen Kontigensi 1 SM

Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja Guru Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Serta Implikasinya Pada Kompetensi Lulusan

Masduki Heryana

Kepala Sekolah SMA Negeri I Sumedang Jawa Barat e-mail : masdukiheryana@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of transformational leadership, motivation of teachers and teacher competence on teacher performance and the implications on the competence of senior high school graduates international in West Java Province. The research method using descriptive survey and explanatory survey methods. The unit of analysis in this study is consists of permanent and non-permanent teachers who teaches at the school of international standard in 25 regencies / cities in West Java Province that consists of 38 national high schools and four private high school. Path Analysis Method was used to test the hypothesis. The results can be summarized as follows: 1). Transformational leadership significantly influence the performance of teachers. 2). Motivational leadership is not significant effect on teachers performance 3). Competence of teachers significantly influence the performance of teachers. 4). Transformational leadership, motivation and competence of teachers simultaneously affect the performance of teachers. 5). Teacher performance indirectly affect the performance of graduates.

Keywords: transformational leadership, motivation, teachers competence, teachers performance, graduates performance.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional, motivasi kerja guru dan kompetensi guru terhadap kinerja guru serta implikasinya pada kompetensi lulusan rintisan sma bertaraf internasional di Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive survey dan metode explanatory survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah terdiri dari guru tetap dan tidak tetap yang mengajar di Rintisan SMA Bertaraf Internasional di 25 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 38 SMA negeri dan 4 SMA swasta. metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Analisis Jalur (Path Analysis). Hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu : 1). Kepemimpinan transformasional berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja guru. 2). Motivasi pimpinan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap kinerja guru.3). Kompetensi guru berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. 4). Kepemimpinan transformasional, motivasi dan kompetensi guru berpengaruh secara simultan terhadap kinerja guru. 5). Kinerja guru berpengaruh secara tidak langsung terhadap prestasi lulusan.

Kata kunci : kepemimpinan transformasional, motivasi guru, kompetensi guru, kinerja guru, prestasi lulusan.

PENDAHULUAN

pendidikan

yang bertaraf Internasional

(Depdiknas, 2008 :2).

Pendidikan sangat penting dan menduduki Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah posisi sentral dalam pembangunan karena Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian

berorientasi pada peningkatan kualitas sumber Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, daya manusia. Makna pendidikan terletak pada Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah bagaimana kualitas sumber daya manusia Daerah Kabupaten/Kota menegaskan bahwa senantiasa melestarikan nilai-nilai luhur sosial Pemerintahan Daerah Provinsi berwenang dan budaya yang telah memberikan bukti sebagai penyelenggara dan/ atau pengelolaan sebagai perjalanan suatu sejarah bangsa. satuan pendidikan dan/atau program studi Pendidikan

dapat bertaraf internasional pada jenjang pendidikan menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi dasar

diharapkan

juga

menengah. Pemerintah tuntutan pada kenyataan masa kini dan Kabupaten/Kota

dan

berkewenangan sebagai kedepan, baik perubahan dari dalam maupun penyelenggara dan/atau pengelola satuan

perubahan karena pengaruh dari luar. Oleh pendidikan sekolah dasar bertaraf internasional. karena itu mutu pendidikan harus senantiasa Demikian pula Peraturan Pemerintah Nomor 17 ditingkatkan agar tercapai sumber daya manusia tahun 2010 tentang Pengelolaan dan yang berkualitas.

Penyelenggaraan Pendidikan pada bab VIII Pemecahan

masalah nasional dan menyatakan bahwa satuan pendidikan bertaraf pemenangan persaingan global ini menuntut internasional merupakan satuan pendidikan dimilikinya sumber daya manusia yang yang telah memenuhi standar nasional kompeten di bidangnya yang disertai dengan pendidikan dan diperkaya dengan standar kepemilikan akhlak mulia. Sekolah sebagai salah pendidikan negara maju. Untuk mencapai target satu institusi pendidikan merupakan lembaga mutu lulusan diperlukan dukungan dari seluruh yang berfungsi sebagai “agent of change”, pemangku kepentingan.

bertugas untuk membangun peserta didik agar Pemerintah memiliki peran strategis dalam sanggup memecahkan masalah nasional sistem penetapan standar.

Kementrian (internal) dan memenangkan persaingan Pendidikan Nasional telah menetapkan visi-

internasional (eksternal). Penyelenggaraan 2014, yaitu "Terselenggaranya Layanan Prima sekolah harus diorientasikan pada pembentukan Pendidikan Nasional untuk membentuk Insan manusia yang kompeten dan beradab (Tim Indonesia Cerdas Komprehensif". Pelayanan Dosen UPI, 2009 : 289).

pendidikan yang prima merupakan bagian yang Menghadapi tuntutan tersebut, bangsa tidak

dipisahkan dari sistem Indonesia sebagai bagian dari masyarakat penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

dapat

internasional, telah mengembangkan kebijakan Kementrian Pendidikan Nasional menyatakan dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan sistem pendidikan melalui Undang Undang pendidikan yang prima adalah mengandung Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 makna bahwa pelayanan pendidikan : 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional sekaligus tersedia secara merata di seluruh pelosok merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan nusantara, 2) terjangkau oleh seluruh lapisan reformasi sistem pendidikan nasional di masyarakat, 3) berkualitas dan relevan dengan Indonesia. Dalam pasal 50 ayat 3 menyatakan kebutuhan kehidupan bermasyarakat, 4) setara bahwa Pemerintah dan /atau Pemerintah Daerah bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh meyelenggarakan sekurang-kurangnya satu pendidikan berkualitas dengan memperhatikan satuan pendidikan pada semua jenjang keberagaman latar belakang sosial-budaya, pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan geografi, gender, dan 5) menjamin kepastian

bagi warga negara Indonesia mengenyam bagi warga negara Indonesia mengenyam

et.al 2010:75). Dengan kata lain kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi kelompok

Memperhatikan berbagai prinsip dasar untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Nawawi

tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan

kepemimpinan merupakan program Rintisan SMA Bertaraf Internasional

kemampuan dan keterampilan mengarahkan, (RSBI) maupun penyelenggaraan SMA Bertaraf

merupakan faktor (aktivitas) penting dalam Internasional (SBI) pada masa mendatang harus

efektivitas manajer/pemimpin. menjadi bagian dari strategi mengaktualisasikan

budaya mutu efektif dan realistis. Untuk itu, Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi penyelenggaraan sistem pendidikan nasional orang lain atau bawahan, tanpa bawahan hendaknya mengacu pada pilar-pilar mutu pemimpin tidak aka nada. Tetapi proses pendidikan Indonesia.

pengaruh antara pemimpin dan bawahan tidak searah. Pemimpin mempengaruhi bawahan,

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat tetapi bawahan juga mempunyai beberapa

Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan pengaruh terhadap pemimpin. Ada beberapa Menengah melalui Direktorat Pembinaan sumber pengaruh dari para pemimpin dan Sekolah

sumber pengaruh dari bawahan. mengembangkan SMA yang berpotensi untuk

melaksanakan proses layanan pendidikan yang Sumber pengaruh atau kewibawaan pada berkualitas dan menghasilkan lulusan yang pemimpin menurut French dan Raven berasal diakui secara nasional maupun internasional.

dari legitimate, coercive, reward, expert, dan referent. Atau secara singkat pengaruh

Kesenjangan pendidikan telah dirasakan pemimpin terhadap bawahan pada dasarnya

pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan, seperti yang dikemukakan Amitai Etzione terutama sangat dirasakan parah pada jenjang mengalir pada position dan personal power, pendidikan dasar. Awaloedin Djamin dalam yaitu pengaruh yang bersumber pada Sairin (2001 :11) menegaskan pula bahwa mutu kedudukan, dan atau kepribadian pemimpin. pendidikan SMA juga sampai hari ini masih

sangat memprihatinkan karena mutu lulusannya Pengaruh bawahan terhadap pemimpin masih rendah dan adanya kesenjangan mutu disebut kewibawaan tandingan (counter power). antara sekolah yang satu dengan sekolah Kewibawaan bawahan ini akan membantu lainnya, antara daerah yang satu dengan daerah sebagai pengendali pemakaian kewibawaan yang lain.

pemimpin.

Peningkatan mutu pendidikan melalui Sebenarnya sumber utama counter power kemandirian dan inisiatif sekolah dalam bawahan adalah ketergantungan pemimpin mengelola dan memberdayakan sumber daya terhadap bawahan itu sendiri. Ketergantungan yang tersedia akan terwujud dengan baik apabila ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Para didukung secara optimal oleh kepemimpinan pemimpin

diberikan kesempatan untuk yang baik. Mutu pendidikan sangat berkaitan melaksanakan pengaruhnya berdasarkan pada dengan kepemimpinan dalam penyelenggaraan keahlian, daya tarikdan status yang legalistic. pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Oleh Tetapi kewibawaan pemimpin tersebut akan karena itu dalam upaya peningkatan mutu cepat lenyap apabila pemimpin gagal dalam pendidikan perlu pula dilakukan upaya pola memberikan kepuasan terhadap harapan dan kepemimpinan transformasional.

kebutuhan bawahan (Wahjosumidjo, 2010 : 34- 35).

Kepemimpinan adalah sebuah proses oleh orang yang mempengaruhi orang lain untuk

Konsep keberhasilan kepemimpinan sama mencapai suatu tujuan dan mengarahkan halnya konsep kepemimpinan, berbeda-beda Konsep keberhasilan kepemimpinan sama mencapai suatu tujuan dan mengarahkan halnya konsep kepemimpinan, berbeda-beda

resmi dalam organisasi (organizational maintenance).

yang

pelaksanaannya selalu harus berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan

Organizational achievement mencakup yang resmi. Sehingga daya cakupannya agak

produksi, pendanaan, kemampuan adaptasi terbatas. Kepemimpinan tidak resmi mempunyai

dengan program-program inovatif,

dan

ruang lingkup tanpa batas-batas resmi karena sebagainya.

Sedangkan

organizational

didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan maintenance, berkaitan dengan variabel

benar tidaknya kepuasan bawahan, motivasi dan semangat

masyarakat.

Ukuran

kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan kerja. Dengan demikian, tingkat perubahan

dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut, organizational achievement dan tingkat menguntungkan atau merugikan masyarakat. organizational maintenance merupakan indikator

yang dapat dipakai untuk menilai keberhasilan Kepemimpinan seseorang harus mempunyai suatu kepemimpinan (Wahjosumidjo, 2010 : 49). sandaran-sandaran ke masyarakat atau social basis. Kepemimpinan erat hubungannya dengan

Berdasarkan uraian di atas dapat diperolah susunan masyarakat. Masyarakat yang agraris penjelasan bahwa kepemimpinan adalah dimana belum ada spesialisasi biasanya kemampuan memperoleh konsensus dan kepemimpinan meliputi seluruh bidang keikatan pada sasaran bersama melampaui kehidupan masyarakat; Berbeda halnya dengan syarat-syarat organisasi yang dicapai dengan di negara-negara maju, kepemimpinan lebih pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak bersifat spesialisasi, misalnya dibidang budaya, kelompok kerja. Pernyataan ini mengandung

prestasi dan politik.

pengertian bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang pimpinan, yang dalam hal

Kekuatan kepemimpinan juga ditentukan ini kepala daerah, dalam menggerakkan suatu oleh suatu lapangan kehidupan masyarakat komunitas untuk mencapai suatu tujuan. Untuk yang pada suatu saat mendapat perhatian memiliki kemampuan tersebut, perlu ditetapkan khusus dari masyarakat yang disebut Cultural beberapa syarat : memiliki kepribadian, focus, Cultural focus dapat berpindah-pindah demokrasi,

keturunan misalnya pada suatu waktu pada lapangan kepemimpinan, cerdik, memiliki karisma, politik, lain waktu pada lapangan hukum, menciptakan situasi yang tepat dan agresif.

memiliki

garis

kemudian lapangan ekonomi dan seterusnya. Apabila pada suatu saat cultural focus beralih

maka si pemimpin pun harus mampu kepemimpinan sebagai kedudukan dan

mengalihkan titik berat kepemimpinan kepada kepemimpinan sebagai suatu proses sosial.

cultural focus yang baru.

Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu komplek dan hak-hak dan kewajiban-

Setiap kepemimpinan yang efektif harus kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang memperhitungkan social basis apabila tidak atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial, menghendaki timbulnya ketegangan-ketegangan kepemimpinan meliputi segala tindakan yang atau setidaknya terhindari dari pemerintahan dilakukan seseorang atau suatu badan yang boneka belaka. Kepemimpinan di dalam menyebabkan gerak dari warga masyarakat.‟

masyarakat hukum adat yang tradisional dan homogen perlu disesuaikan dengan susunan

Kepemimpinan ada yang bersifat resmi masyarakat tersebut yang masih tegas-tegas (Formal Leadership) yaitu kepemimpinan yang memperlihatkan ciri-ciri paguyuban. Hubungan tersimpul di dalam suatu jabatan. Ada pula Kepemimpinan ada yang bersifat resmi masyarakat tersebut yang masih tegas-tegas (Formal Leadership) yaitu kepemimpinan yang memperlihatkan ciri-ciri paguyuban. Hubungan tersimpul di dalam suatu jabatan. Ada pula

orginisasi. Isi keputusan sebaiknya bisa pemimpin-pemimpin pada masyarakat tersebut

diikuti oleh anggota dan dapat membuat adalah pemimpin-pemimpin tidak resmi yang

anggota merasa terpaksa tunduk kepada mendapat dukungan tradisi atau karena sifat-

keputusan tersebut.

sifat pribadinya yang menonjol. Dengan

2. Keputusan itu ada kaitannya dengan sendirinya,

praktek kekuasaan.

3. Kepemimpinan itu ada kaitanya dengan tersebut, beserta peraturan-peraturan yang

kepercayaan terhadap pemimpin-pemimpin

pengambilan prakarsa untuk bertindak. dikeluarkannya.

4. Kepemimpinan itu diperlukan juga untuk mengarahkan tindakan atau interaksi yang

Hubungan antara pemimpin dan mereka muncul, termasuk pula kemampuan

yang dipimpin bukanlah hubungan satu arah membujuk orang untuk ikut serta dalam

tetapi senantiasa harus terdapat adanya antar tindakkan-tindakkan tersebut.

hubungan (interaction). Bahwa seseorang

5. Kepemimpinan itu menyangkut kemampuan pemimpin

atau proses mempengaruhi aktivitas atau kelompoknya, jelas karena apabila ia tidak

perilaku orang lain.

mampu melakukannya maka berarti tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin

Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki dengan baik. Seorang pemimpin bukan oleh seseorang dalam organisasi,nilai dan bobot mamaksa, Ia menarik pengikutnya hingga strategik dari keputusan yang diambilnya mencapai puncak prestasi yang menurut semakin besar pula. Sebaliknya, semakin anggapan mereka semula tidak mungkin dicapai. rendah kedudukan seseorang dalam suatu

organisasi, keputusan yang diambilnya pun lebih Seorang pemimpin mengenal sifat-sifat mengarah kepada hal-hal yang teknik individual pengikut-pengikutnya

dan Ia

operasional. Terlepas dari kategorisasi mengetahui kualitas-kualitas

apa yang

keputusan yang diambil, apakan pada kategori merangsang mereka untuk bekerja sebaik

strategik, taktis, teknis atau operasional, mungkin. Seorang pemimpin pada saat yang

kesemuanya tergolong pada "penentuan arah" bersangkutan mengabdi dan memimpin, memiliki dari perjalanan yang hendak ditempuh oleh kemampuan untuk membangkitkan kekuatan-

organisai dan lembaga.

kekuatan emosional maupun rasional para pengikutnya. Dengan kata lain ia dapat

Banyak hasil-hasil studi yang menunjukkan meragsang pihak lain. Kepemimpinan lebih bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam bersifat emosional dari pada intelektual ataupun setiap organisasi merupakan faktor yang rasional. Sehubungan dengan asumsi tersebut berhubungan dengan produktivitas organisasi Winardi (2000:58), mengemukakan klasifikasi dan efektivitas organisasi. Di antara faktor yang pengaruh kepemimpinan sebagai berikut:

mendukung produktivitas tenaga kependidikan,

1. Kekuatan Koersif (Coercive power) secara eksplisit dalam iklim kerja diuraikan

2. Kekuatan karena diberikannya pentingnya kepemimpinan kepala sekolah penghargaan

(Mulyasa, 2003 :159)

3. Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian Pemimpin transformasional pada dasarnya

(Expert power) memiliki totalitas perhatian dan selalu berusaha

4. Kekuatan karena memiliki sesuatu yang membantu dan mendukung keberhasilan para

dikagumi (Referent power). pengikutnya. Tentu saja semua perhatian dan

Aspek-aspek penting yang berkaitan dengan totalitas

diberikan pemimpin kepemimpinan adalah sebagai berikut:

yang

transformasional tidak akan berarti tanpa adanya

1. Kepemimpinan itu ada kaitannya dengan komitmen bersama dari masing-masing pribadi proses pengambilan keputusan yang akan pengikut.

Setiap peluang yang ada akan kerja, memberdayakan bawahan, mertindak atas diperhatikan

dan digunakan untuk sistem nilai, meningkatkan kemampuannya terus mengembangkan visi bersama dalam mencapai menerus dan mampu menghadapi situasi yang sesuatu yang terbaik. Dalam membangun rumit (Danim dan Suparno, 2009 : 61-62) pengikut, pemimpin transformasional sangat

Ada 4 hal yang perlu dilakukan agar berhati-hati demi terbentuknya suatu saling

transformasional dapat percaya dan terbentuknya integritas personal

kepemimpinan

terlaksana, yaitu :

dan kelompok. Sering pula terjadi bahwa dalam Pertama, mengidealisasikan pengaruh

kepemimpinan transformasional visi merupakan dengan standar etika dan moral yang cukup

identitas dari pemimpin dan atau identitas dari tinggi dengan tetap mengembangkan dan kelompok itu sendiri. memelihara rasa percaya di antara pimpinan dan

Pemimpin transformasional sangat pengikutnya sebagai landasannya. memahami berbagai strategi baru yang efektif

Kedua, inspirasi yang menumbuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang besar. motivasi seperti tantangan dalam tugas dan Mungkin saja tidak dalam bentuk petunjuk- pekerjaan. petunjuk teknis yang tersurat. Sebetulnya hal

Ketiga, stimulasi intelektual dengan tujuan tersebut sudah dapat kita pahami melalui visi untuk menumbuhkan kreativitas, terutama yang ada serta dalam suatu proses penemuan kreativitas di dalam memecahkan masalah dan dan pengembangan dari pemimpin dan mencapai suatu tujuan bersama yang besar kelompok itu sendiri. Dengan kesadaran bahwa

Keempat, pertimbangan individual dengan di dalam proses penemuan dan pengembangan menyadari bahwa setiap pengikutnya memiliki mungkin saja terjadi kendala atau kegagalan. keberadaan dan karakteristik yang unik yang Namun setiap kendala atau kegagalan itu berdampak pula pada perbedaan perlakuan hendaknya dijadikan suatu pelajaran untuk ketika melakukan coaching, karena pada menjadi lebih baik dan efektif dalam mencapai hakikatnya setiap individu membutuhkan suatu tujuan yang besar tersebut.

aktualisasi diri, penghargaan diri dan pemenuhan berbagai keinginan pribadi.

Memang cukup sukar untuk kita dapat Pendekatan ini selain berdampak positif pada

memahami kepemimpinan transformasional

dan optimalisasi dalam pengertian yang sedalam-dalamnya.

pertumbuhan individu

pencapaian hasil, juga akan berdampak pula Sudah banyak para praktisi umum ataupun

pada pembentukan generasi kepemimpinan praktisi

selanjutnya. Di dalam suatu organisasi yang organisasional yang memberikan definisinya.

sehat, masalah regenerasi kepemimpinan Berdasarkan teori-teori

telah adalah hal penting lainnya yang juga perlu kita dikemukakan di atas, yang dimaksud dengan pikirkan dan kita antisipasi. kepemimpinan transformasional kepala sekolah

yang

adalah “pimpinan yang mampu membangun Sebagaimana yang sudah diuraikan di atas,

kepemimpinan transformasional perubahan dalam tubuh organisasi sekolah merupakan kepemimpinan yang mampu sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan dengan

bahwa

mendatangkan perubahan di dalam diri setiap memberdayakan seluruh komunitas sekolah

individu yang terlibat atau bagi seluruh melalui komunikasi yang terarah, agar para

organisasi untuk mencapai performa yang pengikut dapat bekerja lebih energik dan semakin tinggi. Organisasi yang dimaksudkan terfokus, sehingga pengajaran dan pembelajaran

dalam pemahaman tersebut dapat dalam skala menjadi bersifat transformatif bagi setiap orang”. makro, meso, atau mikro. Ini berarti bahwa

Kepemimpinan transformasional

memiliki

trasnformasional dapat indikator : diterapkan di organisasi yang berskala nasional, Pembaru, memberi teladan, mendorong

kepemimpinan

wilayah, lokal, dan lebih mikro adalah sekolah kinerja bawahan, mengharmoniskan lingkungan wilayah, lokal, dan lebih mikro adalah sekolah kinerja bawahan, mengharmoniskan lingkungan

1) Meningkatkan kesadaran atas pentingnya sekolah atau kelas, maka kepala sekolah atau

suatu tugas pekerjaan dan nilai dari tugas guru adalah pemimpin transformasional.

pekerjaan tersebut,

2) Menekankan pada pengembangan tim dan Pemimpin transformasional harus dapat

pencapaian tujuan sekolah, berperan banyak di dalam menstimulasi orang-

3) Mengutamakan kebutuhan dari tingkatan orang yang terlibat agar menjadi lebih kreatif

yang paling tinggi/besar. dan inovatif, di samping dia juga merupakan

seorang pendengar yang baik. Dukungan secara individual di semua tingkatan (guru, siswa) pun perlu dilakukan

Implementasi

kepemimpinan

termasuk di dalamnya dukungan moral dan transformasional bagi sekolah seyogianya apresiasi atas suatu hasil kerja individual yang diarahkan pada pencapaian hasil (outcomes)

baik.

peserta didiknya secara optimal, dalam pengertian bahwa dengan kepemimpinan

Di samping itu perlu ditumbuhkan budaya transformasional

dan sekolah berupa suasana saling hormat antara kompetensi peserta didik yang menjadi suatu siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru tujuan pendidikan dan pemelajaran yang sudah dengan guru, dan dengan pihak lainnya. ditentukan dapat dicapai dengan lebih optimal Kemauan untuk berubah atas suatu dan ketrampilan serta kompetensi-kompetensi pemahaman dan paradigma perlu didorong, itu betul-betul dikuasai oleh peserta didik dan yaitu dengan menumbuhkan tingkat partisipatif dapat menjadi bekal hidup mereka di masa dalam pengambilan keputusan, pendelegasian, datang. Oleh sebab itu implementasi dan mendorong para guru untuk dapat kepemimpinan transformasional di sekolah akan mengambil keputusan sesuai lingkup tugas dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai dan batasan kewenangannya. berikut :

itu,

ketrampilan

Lebih lanjut, visi dan tujuan dikembangkan

1. Bagaimana konsep

kepemimpinan

berdasarkan suatu kesepakatan bersama untuk transformasional dipersepsikan dan diterima

membangun komunitas sekolah yang terarah oleh setiap orang yang terlibat di dalam

dalam mencapai tujuan dengan tidak lupa sekolah tersebut (misal: guru, karyawan,

memperhatikan harapan kinerja, yaitu dengan siswa, dll) memberikan ekspektasi yang tinggi bagi para

2. Apa yang mereka harapkan dari suatu guru dan para siswa dan dorong mereka untuk

kepemimpinan dalam arti luas dan menjadi efektif dan inovatif. Sekolah sebagai

kepemimpinan transformasional dalam arti sebagai suatu organisasi yang terus belajar,

sempit dalam pengertian dinamis, dan tanggap

3. Hasil (outcomes) siswa yang bagaimana terhadap perkembangan keilmuan yang terjadi,

yang diharapkan oleh para guru dan oleh perlu secara terus menerus diberikan stimuli

siswa itu sendiri , baik dalam hal akademik intelektualitas. Stimuli intelektualitas dapat

maupun non akademik dilakukan antara lain dengan cara mendorong

4. Faktor-faktor apa sajakah yang memberikan setiap orang yang terlibat untuk merefleksikan

kontribusi signifikan pada usaha pencapaian apa yang akan mereka capai dan bagaimana

target hasil (outcomes ) tersebut mereka melakukannya, dan memfasilitasi setiap

Apabila kita sudah dapat menjawab peluang belajar yang ada dan setiap usaha pertanyaan mendasar di atas, maka dapatlah mereka untuk mempraktekan apa yang sudah hal-hal penting tersebut dipadukan dan mereka pelajari tersebut. Hal ini akan diselaraskan secara terarah pada beberapa hal menumbuhkan rasa keterlibatan dan kontribusi utama

yang membuat kepemimpinan atas suatu nilai yg dipegang bersama. transformasional itu dapat terjadi sebagai yang sudah dibahas di atas yaitu : yang membuat kepemimpinan atas suatu nilai yg dipegang bersama. transformasional itu dapat terjadi sebagai yang sudah dibahas di atas yaitu :

Lebih teknis

kita

dapat

Berdasarkan pertimbangan dan analisis

1. Cara guru dalam mengajar yang diatas, dapat diperoleh gambaran secara

mengembangkan kemampuan siswa untuk foundamental tentang pentingnya kompetensi berpikir analisis (analytic thinking) dan guru. Dengan demikian, terdapat cukup alasan

mendiskusikan hasil dan harapannya mengenai pentingnya kompetensi professional

bersama para siswa guru dipertanyakan dalam tulisan ini (Hamalik,

2. Variasi di dalam aktivitas belajar siswa

3. Organisasi kelas yang baik

4. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa Guru merupakan komponen paling

5. Kegiatan ekstrakurikuler menentukan dalam system pendidikan secara

dalam keseluruhan, yang harus mendapat perhatian pengelolaan waktu belajarnya

6. Kedisplinan siswa,

terutama

sentral, pertama, dan utama. Figur yang satu ini

7. Orientasi sekolah untuk memberikan bekal akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika hidup di masa datang. Hal ini erat sekali berbicara masalah pendidikan, karena guru kaitannya antara akademik outcomes dan selalu terkait dengan komponen manapun dalam non-akademik outcomes yang ditargetkan system pendidikan. Guru memegang peran sekolah.

utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal

Motivasi merupakan hal yang sangat penting di sekolah. Guru juga sangat menentukan

dan harus dimulai oleh setiap orang dalam keberhasilan peserta didik, terutama dalam

rangka meningkatkan produktivitas kerjanya, kaitannya dengan proses belajar mengajar.

peningkatan produktivitas kerja ini adalah kompetensi guru dalam kepemimpinan

Guru merupakan komponen yang paling transformasional mampu meningkatkan kinerja berpengaruh terhadap terciptanya proses dan guru guna menghasilkan pendidikan yang hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena berkualitas dalam hal ini adalah menghasilkan itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan kompetensi lulusan Rintisan SMA Bertaraf untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak Internasional.

akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesioanl yang

Berdasarkan penelitian Mc. Clelland (1961), berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas

Edward Murray (1957), Miler dan Gordon W pendidikan harus berpangkal dari guru dan

(1970) menyimpulkan bahwa ada hubungan berujung pada guru pula (Mulyasa, 2009 : 5)

positif antara motivasi berprestasi dengan

1. Semua guru mempunyai kualifikasi pencapaian kinerja. Artinya, pimpinan, manajer akademik S-1 minimal 30% dari perguruan dan pegawai yang mempunyai motivasi tinggi yang program studinya berakreditasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja tinggi.

A.

Dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah

2. Memilikilatar belakang belakang keilmuan disebabkan karena motivasi kerjanya rendah sesuai dengan mata pelajaran yang dibina. (Mangkunegara (2000: 76)

3. Memiliki sertifikat profesi pendidik sesuai Proses belajar dan hasil belajar para siswa

jenjang satuan pendidikan tempat tugasnya bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,

(nasional dan internasional). struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi

kesanggupan untuk sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru

4. Memiliki

mengembangkan potensi diri secara yang mengajar dan membimbing mereka. Guru

berkelanjutan.

yang kompeten akan lebih mampu menciptakan

5. Memiliki kinerja tinggi baik secara individu lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, maupun dalam kelompok. dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,

6. Mampu menggunakan media/sumber melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan belajar berbasis TIK dalam pembelajaran.

rutin, ruang kreativitas. Inovasi bagi guru relative

7. Mampu melaksanakan pembelajaran dalam tertutup dan kretifitas bukan merupakan bagian bahasa Inggris secara efektif (TOEFL>500) dari prestasi. Jika ada guru yang Depdiknas (2008 : 57)

mengembangkan kreativitasnya, guru tersebut cenderung dinilai membuang buang waktudan

Kompetensi yang terdiri dari sejumlah boros. Hasil penataran guru pada berbagai

perilaku kunci yang dibutuhkan untuk bidang studi belum menunjukan daya kerja

melaksanakan peran

tertentu

untuk

berbeda disbanding kinerja para guru yang tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan

mengikuti penataran. Tidak ada control terhadap (Ruky, 2003). Perilaku ini biasanya ditunjukkan hasil penataran meskipun penataran itu telah secara konsisten oleh para pekerja yang

menghabiskan biaya yang cukup besar. Institusi malakukan aktivitas kerja. Perilaku tanda

yang membina kinerja guru dan tenaga maksud dan tujuan tidak bisa didefinisikan

kependidikan tidak jelas. Apakah sepenuhnya sebagai kompetensi. Sebagai contoh, pihak

oleh pemerintah atau organisasi profesi guru dan manajemen berjalan-jalan di lingkungan kantor. tenaga kependidikan. Meskipun demikian masih Tanpa mengetahui mengapa pihak manajer

banyak guru dan tenaga kependidikan berjalan-jalan di lingkungan kantor. Maksud dan

melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan tujuan manajer berjalan-jalan di lingkungan

dan penuh semangat, karena sudah menjadi kantor tersebut dapat diasumsikan memantau

tanggung jawab hidupnya.

suatu pekerjaan. Kinerja mempunyai hubungan kasual

Hasil penelitian Mc. Clelland (dalam dengan kompetensi (competency atau ability).

Usmara, 2002), hasil penelitian menunjukkan Kinerja merupakan fungsi dari kompetensi,

bahwa kompetensi yang bersifat non-akademik, sikap, dan tindakan. Kompetensi melukiskan seperti kemampuan menghasilkan ide-ide yang

pengetahuan,keterampilan, inovatif,

perilaku, dan pengalaman untuk melakukan mempelajari jaringan kerja, dan sebagainya

suatu pekerjaan atau peran tertentu secara berhasil memprediksi prestasi individu dalam

efektif. Pengetahuan melukiskan apa yang pekerjaannya. terdapat dalam kepala seseorang; mengetahui

Penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan kesadaran atau pemahaman mengenai sesuatu, agar dapat mengetahui tingkat prestasi yang misalnya pemahaman mengenai pekerjaan. diharapkan untuk kategori baik atau rata-rata. Keterampilan melukiskan kemampuan yang Penentuan kompetensi yang dibutuhkan dapat diukur yang telah dikembangkan melalui tentunya akan dapat dijadikan dasar bagi praktik, pelatihan, atau pengalaman. Kompetensi evaluasi prestasi kerja. Dengan adanya secara objektif dapat diukur dan dikembangkan kompetensi ini, sumber daya manusia dilihat melalui supervisi, manajemen kinerja, dan sebagai manusia dengan keunikannya yang program pengembangan SDM. (Wirawan,2008: perlu dikembangkan. Manusia dilihat sebagai 9) aset yang berharga. Dengan adanya

Kinerja guru dalam melaksanakan kegitan kecenderungan tersebut, maka peran sumber pembelajaran di kelas kemampuannya akan

daya manusia akan semakin dihargai terutama terwujud bila memiliki kemampuan/keterampilan dalam hal kompetensi sumber daya manusia. dan motivasi yang memadai. Untuk itu, unsur Sumber daya manusia yang dihargai akan yang harus dipahami dalam mengkaji kinerja bekerja dengan sepenuh hati untuk memberikan guru adalah abilitas dan kecakapan. yang terbaik bagi organisasi (Sutrisno, 2009:

Penelitian yang dilakukan oleh JB Carroll 210). dan N.L., Gage (Ray Bruce and Edith E. Menurut Sagala (2010:38) kinerja guru

Grimsley, ASCD, Reading In Educational selama ini terkesan tidak optimal. Guru

Suepervision Jurnal, 1987:23-25), meneliti Kinerja guru yang baik terutama dalam tentang optimizing akademik learning time and proses pembelajaran sebagai tugas utamanya student success of learning menemukan kualitas diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi guru yang berhasil membelajarkan peserta didik para peserta didik untuk menguasai seluruh pda waktu proses belajar, guru seharusnya kompetensi lulusan yang telah ditentukan. memaksimumkan kegiatan mengajarnya dengan Ketercapaian kompetensi secara keseluruhan berperilaku :

selama siswa mengikuti proses pembelajaran

1. Establish clasroom role pada satuan pendidikan, berarti telah

2. Move around the room a lot, monitoring mendukung terhadap tercapainya mutu seat work and attending to academic needs pendidikan yang sekarang sedang dibutuhkan

3. When people work independently, insure oleh masyarakat luas di IndonesiaIndonesia.

that assignment are interesting and Kebutuhan masyarakat Indonesia yang

worthwhile, yet easy enough to be semakin tinggi terhadap pendidikan yang

completed without teacher direction bermutu menunjukan bahwa pendidikan telah

4. Spend little time in giving direction and menjadi salah satu pranata kehidupan social organizing the class yang kuat dan berwibawa, serta memiliki

5. Call on child by name before asking the peranan yang sangat penting dan strategis

questions to insure that all have opportunity dalam pembangunan peradaban bangsa

to respond Indonesia. Pendidikan telah memberikan

Sedangkan murid yang berhasil belajar kontribusi yang cukup signifikan dalam memperlihatkan perilaku belajar yang : (1) membangun peradaban bangsa Indonesia dari Aptitude, (2) Intelligence, (3) Perseverance, (4) satu masa ke masa lainnya, baik sebelum Quality of instruction, (5) Opportunity for kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan learning.

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukan bahwa

Perilaku guru mengajar memiliki hubungan pendidikan memberi manfaat yang luas bagi

dengan proses belajar murid, aktivitas dalam kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu

bentuk perilaku guru mengajar ternyata melahirkan masyarakat terpelajar dan berakhlak

melahirkan dinamika kegiatan belajar para siswa mulia yang menjadi pilar utama dalam sehingga dapat memberikan kemudahan dalam membangun masyarakat sejahtera. Pendidikan mencapai keberhasilan dalam belajarnya. juga meningkatkan kesadaran masyarakat Peserta didik yang berhasil ternyata merespon sehingga mampu hidup harmoni dan toleran perilaku mengajar guru dengan menunjukan dalam kemajemukan sekaligus memperkuat perilaku belajar yang sesuai atau memenuhi kohesi sosial dan memantapkan wawasan kebutuhan yang dituntut dalam kegiatan belajar. kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat Kualitas guru mengajar, efektif dan berhasil

yang demokratis.

memuaskan kebutuhan belajar, berhasil mempengaruhi kegiatan belajar murid ditunjukan

Di sisi lain, pendidikan juga memberikan perilaku murid yang : (1) Aptitude, atau mampu sumbangan nyata terhadap pertumbuhan memahami seluruh tugas yang harus ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja dikerjakannya, (2) Intelligence, atau memahami berpengetahuan, menguasai teknologi, dan prosedur mengerjakannya, (3) Perseverance, mempunyai keahlian dan keterampilan. Tenaga atau bekerja keras dan sungguh-sungguh, (4) kerja dengan memiliki kualifikasi pendidikan Quality of instruction, merasa puas atas yang memadai akan memberi kontribusi pada penjelasan guru yang diperolehnya dan (5) peningkatan produktivitas nasional. Berbagai Opportunity for learning, atau memanfaatkan studi di bidang pembangunan ekonomi kesempatan waktu dengan baik. (Suhardan, memperlihatkan betapa ada korelasi positif 2010: 72).

antara tingkat pendidikan suatu masyarakat antara tingkat pendidikan suatu masyarakat

Variabel Kepemimpinan Transformasional keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan (X1)

memiliki nilai ekonomis, karena dapat Kepemimpinan transformasional menurut meningkatkan produktivitas yang memacu Danim (2009) merupakan gaya kepemimpinan proses pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya yang mengutamakan pemberian kesempatan untuk menyelenggarakan pendidikan yang dan atau mendorong semua unsur yang ada di bermutu sebagaimana diamanatkan oleh sekolah untuk bekerja keras atas dasar sistem Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang yang luhur, sehingga semua unsur yang ada di Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 50 Ayat sekolah (guru, siswa, staf pengajar, dan staf (3), yakni “Pemerintah dan/atau Pemerintah lainnya, orang tua siswa, masyarakat dan Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya sebagainya)

tanpa paksaan, satu satuan pendidikan pada semua jenjang berpartisipasi secara optimal dalam rangka pendidikan untuk dikembangkan menjadi mencapai tujuan sekolah. sekolah

bersedia,

Adapun dimensi yang digunakan dalam Pengembangan Sekolah/Madrasah Bertaraf penelitian ini adalah karismatik, inspiratif, Internasional dimaksudkan untuk meningkatkan memiliki

yang bertaraf

internasional”.

intelektual dan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia pertimbangan yang diindividualkan (Danim, 2009 di forum internasional (Depdiknas, 2008:23)

rangsangan

METODE Variabel Motivasi Kerja Pemimpin (X2)

Motivasi adalah keinginan untuk melakukan Konsep yang digunakan dalam penelitian ini sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. upaya yang tinggi untuk tujuan - tujuan Metode yang penelitian yang digunakan adalah organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan descriptive survey dan metode explanatory upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan survey. Tipe investigasi dalam penelitian ini individual (Mangkunegara, 2005:101). Secara adalah causalitas. Penelitian ini termasuk pada sederhana, motivasi kerja adalah semangat kategori crossectional, yaitu informasi dari atau dorongan dalam diri seseorang untuk sebagian populasi (sampel responden) melakukan kegiatan tertentu guna mencapai dikumpulkan langsung dari lokasi secara empirik suatu tujuan yang dapat berpengaruh positif dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari dalam mencapai kinerja. sebagian populasi terhadap objek yang diteliti

yaitu kepemimpinan transformasi, motivasi,

Variabel Kompetensi Guru (X3)

kompetensi guru, kinerja guru, dan prestasi Kompetensi merupakan suatu karakteristik lulusan. Teknik sampling yang digunakan adalah yang mendasar dari seseorang individu, yaitu

probability sampling dengan jumlah 247 penyebab yang terkait dengan acuan kriteria responden. Alat analisis yang digunakan adalah tentang kinerja yang efektif (Spencer & Analisis Jalur (Path Analysis).

Spencer, 1993:9). Kompetensi (Competencies) merupakan sejumlah karakteristik yang

Variabel Penelitian

mendasari seseorang dan menunjukkan Variabel penelitian ini adalah Kepemimpinan

(indicate) cara-cara bertindak, berpikir, atau Transformasional (  1 ), Motivasi kerja Pemimpin menggeneralisasikan situasi secara layak dalam (  2 ), dan Kompetensi Guru (  3 ) sebagai variabel jangka panjang. Menurut Wibowo (2009 : 110) independen; Kinerja Guru (  1 ) sebagai variabel kompetensi adalah suatu kemampuan untuk intervening; dan Prestasi Lulusan (  2 ) sebagai melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan

variabel dependen. Kelima variabel tersebut atau suatu tugas yang dilandasi atas didefinisikan sebagai berikut :

keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan

mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan).

Variabel Kinerja Guru (Y)

a) Aspek kognitif; yaitu kemampuan siswa kinerja adalah sebagai proses maupun hasil

Wibowo (2009 : 79) berpendapat bahwa

lulusan dalam penguasaan ilmu, teknologi, pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses

akademik untuk bagaimana pekerjaan berlangsung untuk

dan

kemampuan

melanjutkan studi. Pada Rintisan SMA mencapai hasil kerja. Adapun Kinerja atau unjuk

Bertaraf Internasional lebih dipertajam lagi kerja dalam konteks profesi guru menurut

dengan nilai rata-rata UN > 7,5, prosentase Depdiknas (2010:396) adalah kegiatan yang

lulusan yang diterima di perguruan tinggi meliputi

favorit dan meraih prestasi akademik pelaksanaan

perencanaan

pembelajaran,

provinsi, nasional dan internasional. melakukan penilaian hasil belajar. Berkenaan

pembelajaran/KBM,

dan

b) Aspek afektif; yaitu kemampuan siswa dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja

lulusan memiliki keimanan dan ketaqwaan guru, Georgia Departemen of Education telah

terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai mengembangkan

ajaran agama masing-masing. Selain itu assessment instrument yang kemudian

teacher

performance

siswa lulusan memiliki etika dan estetika, dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat

sikap demokratis, toleransi dan humaniora. Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat

Siswa pada Rintisan SMA Bertaraf penilaian ini menyoroti tiga aspek utama

Internasional harus memiliki karakter yang kemampuan guru, yaitu (1) rencana

tangguh.

pembelajaran (teachingplans and material) atau

c) Aspek psikomotor; yaitu kemampuan siswa sekarang disebut dengan renpen atau RPP

lulusan dalam keterampilan berkomunikasi, (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2)

kecakapan hidup dan mampu beradaptasi prosedur pembelajaran (classroomprocedure)

dengan perkembangan sosial budaya. Siswa dan hubungan antar-pribadi (interpersonal skill);

lulusan memiliki kesehatan jasmani dan dan (3) Penilaian pembelajaran.

rohani untuk melaksanakan kegiatan sehari- hari. Selain itu, siswa Rintisan SMA Bertaraf

Internasional pada aspek ini harus meraih Kompetensi lulusan yaitu gambaran berbagai

Variabel Kompetensi Lulusan (Z)

prestasi olah raga dan seni tingkat provinsi, aspek yang harus berhasil dikuasai oleh siswa

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel

VARIABEL

SUB VARIABEL

INDIKATOR SKALA

Kepemimpinan Transformasional (X 1 )

Karismatik

1. Merumuskan visi dan misi dengan jelas Ordinal 2. Menanamkan kebanggaan pada organisasi dan

pemimpin

3. Memperoleh penghargaan 4. Mendapat dukungan dari bawahan/rekan kerja

Inspiratif

1. Mengkomunikasikan harapan yang tinggi Ordinal 2. Mengungkapkan sesuatu yang penting dengan cara

sederhana

Stimuladi intelektual

1. Menggalakan perilaku yang cerdas Ordinal 2. Membangun organisasi belajar 3. Mengutamakan rasionalitas

4. Melakukan pemecahan masalah secara teliti

Perhatian Individual

1. Memberikan perhatian pribadi Ordinal 2. Memperlakukan setiap karyawan secara individual

3. Melatih karyawan

4. Menasehati Karyawan

Motivasi Kerja (X 2 )

Attention (perhatian)

1. Menempatkan siswa sesuai tingkat Ordinal

perkembangannya

2. Memberi kesempatan untuk maju

Interest (minat)

1. menunjukkan minat membantu siswa Ordinal 2. Menunjukkan minat terhadap pencapaian prestasi

Desire (hasrat)

1. memiliki hasrat untuk kemajuan siswa Ordinal 2 .Memiliki keinginan untuk kemajuan sekolah

Decision (keputusan)

1. Mampu mengambil keputusan yang baik Ordinal 2. Dapat memecahkan suatu masalah dengan tepat

Action (aksi atau tindakan)

1. Memberikan dorongan untuk belajar dengan baik Ordinal 2. Memberikan penghargaan pada siswa yang berprestasi

Satisfaction (kepuasan )

1. Mendorong kepuasan siswa dalam belajar Ordinal 2. Memiliki kepuasan akan hasil belajar siswa

Kompetensi Guru (X 3 )

Pedagogik

1. Mampu merencanakan pembelajaran Ordinal 2. Mampu melaksanakan pembelajaran 3. Mampu menilai kemajuan hasil siswa

Kepribadian

1. Memiliki komitmen terhadap tugas Ordinal

2. Memiliki tangggungjawab 3. Berakhlak mulia

Profesional

1. Menguasai Materi pelajaran

Ordinal 2. Menguasai teknologi pembelajaran

Sosial

1. Memahami faktor-faktor lingkungan pendukung Ordinal

PBM

2. Mengerti nilai-nilai dan norma

Kinerja Guru (Y)

Perencanaan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran

Ordinal

2. Materi Pembelajaran 3. Strategi/Metode Pembelajaran 4. Media Pembelajaran 5. Evaluasi Pembelajaran

Pelaksanaan Pembelajaran

1. Membuka Pembelajaran

Ordinal 2. Melakukan Proses Pembelajaran 3. Melakukan Evaluasi Pembelajaran 4. Menutup Pembelajaran

Melakukan Penilaian hasil Pembelajaran

1. Membuat Kisi-kisi Soal

Ordinal 2. Membuat Instrumen Penilaian 3. Melaksanakan Penilaian 4. Melakukan Analisis Hasil Penilaian

Lanjutan Tabel Operasionalisasi Variabel

VARIABEL

SUB VARIABEL

INDIKATOR

SKALA

Kompetensi Lulusan (Z)

Sikap

1. Memiliki Keimanan dan Ketaqwaan Ordinal 2. Memiliki etika dan estetika, demokratis, toleransi

dan humaniora

3. Memiliki karakter yang tangguh (sopan santun, kerja keras, disiplin, kejujuran dan kerja sama

Pengetahuan

1. Penguasaan ilmu dan teknologi

Ordinal

2. Nilai rata-rata UN > 7,5 3. Diterima di Perguruan Tinggi Favorit 4. Meraih prestasi akademik tingkat provinsi, nasional

dan internasional

Ketrampilan

1. Terampil berkomunikasi

Ordinal

2. Kecakapan hidup 3. Sehat jasmani dan rohani

dan internasional 4. Meraih prestasi olah raga tingkat provinsi, nasional

5. Meraih prestasi seni tingkat provinsi, nasional dan internasional

transformasional terhadap kinerja Unit analisis dalam penelitian ini adalah

Populasi dan Sampel

guru.

terdiri dari guru tetap dan tidak tetap yang mengajar di Rintisan SMA Bertaraf Internasional

Untuk mengetahui apakah variabel di 25 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Barat kepemimpinan transformasional berpengaruh yang terdiri atas 38 SMA negeri dan 4 SMA terhadap kinerja guru di uji dengan distribusi t, swasta. Jumlah guru pada akhir tahun 2010 dengan tarap kepercayaan 95% hasilnya adalah

sebanyak 2811 guru yang tersebar di seluruh sebagai berikut : Kriteria penolakan H 0 , jika t Rintisan SMA Bertaraf Internasional se-Provinsi hitung lebih besar dari t gambar. Jawa Barat.

Hasil analisis diperoleh koefisien jalur Sampel penelitian adalah sebagain guru kepemimpinan transformasional (X 1 ) terhadap yang akan mewakili guru di seluruh Rintisan kinerja guru (Y) = 0,521, sehingga berdasarkan SMA Bertaraf Internasional se-Provinsi Jawa nilai tersebut dapat dihitung 1). pengaruh

Barat. Teknik sampling yang digunakan adalah langsung kepemimpinan transformasional (X 1 ) probability sampling. Penentuan jumlah sampel terhadap Kinerja Guru (Y) = 0,270, 2). pengaruh dari populasi mengunakan rumus yang tidak langsung kepemimpinan transformasional

dikembangkan Issac dan Michael untuk tingkat (X 1 ) terhadap Kinerja Guru (Y) melalui hubungan kesalahan 1%, 5% dan 10% diperoleh sampel korelatif dengan Motivasi Guru (X 2 ) = 0,028 ; 3). sebanyak 247 responden.

pengaruh tidak langsung kepemimpinan transformasional (X 1 ) terhadap Kinerja Guru (Y)

HASIL dan PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65