KEBUTUHAN DAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
AHMAD ASWAD, MPH

Tujuan Belajar
 Setelah mempelajari bab ini, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian cairan dan

elektrolit,review sistem sirkulasi,distribusi cairan
dan elektrolit, pergerakan cairan dan
elektrolit,volume cairan tubuh,gangguan
keseimbangan elektrolit.
2. Menjelaskan konsep asam dan basa, pengertian
asam dan basa,gangguan keseimbangan asambasa.
3. Asuhan Keperawatan kebutuhan cairan dan
elektrolit

 Pengertian cairan dan elektrolit ?

Sistem yang berperan dalam
kebutuhan cairan dan elektrolit:

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit
dalam tubuh diatur oleh:
 Ginjal
 Kulit
 Paru
 Gastrointestinal

 Pengaturan keseimbangan cairan dapat

melalui sistem endokrin, seperti sistem
hormonal:
 Anti Diuretik Hormon (ADH)
 Aldosteron
 Prostaglandin
 Glukokortikoid
 Mekanisme Rasa Haus

Cara Perpindahan Cairan
Tubuh
 Difusi

Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel
membran. Dalam tubuh,proses difusi air,elektrolit dan zal lain
terjadi melalui membran kapiler yang permeabel.

 Osmosis
Proses perpindahan zat/larutan dengan konsentrasi yang kurang
pekat ke larutan yang lebih pekat melalui membran semipermeabel.
Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air
merupakan solven, garam adalah solut.

 Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan
berosmosis. Proses ini terutama untuk mempertahankan natrium
dalam cairan intra dan ekstrasel.

Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu:
 Tekanan cairan
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses
osmotik juga menggunakan tekanan osmotik,yang merupakan

kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui
membran.

 Membran Semipermiabel
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak
tergabung. Membran semipermiabel terdapat pada dinding kapiler
pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga melokul
atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.

Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi
Manusia
 Katagori persentase cairan tubuh berdasakan

umur:
 Bayi baru lahir 75% dari total bb.
 Pria dewasa 57% dari total bb.
 Wanita dewasa 55% dari total bb.
 Dewasa tua 45% dari total bb.

Kebutuhan Air Berdasarkan Umur dan Berat Badan:

UMUR Jlh air dalam 24 jam
Ml/kg berat badan
3 hari
250-300
80-100
1 tahun
1150-1300
120-135
2 tahun
1350-1500
115-125
4 tahun
1600-1800
100-110
10 tahun
2000-2500
70-85
14 tahun
2200-2700
50-60

18 tahun
2200-2700
40-50
Dewasa
2400-2600
20-30

Pengaturan Volume Cairan Tubuh
Asupan Cairan
 Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada
orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari. Asupan cairan
dapat langsung berupa cairan atau di tanbah dari
makanan lain. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme
haus --- hipotalamus.

Pengeluaran Cairan
 Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam
mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa,
dalam kondisi normal adalah ± 2300 cc. jumlah air

yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi
ginjal (berupa urine), sebanyak ± 1500 cc/hari. Bila
volume urine yang dikeluarkan ≤ 500 cc/hari, perlu
ada perhatian khusus.

Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
 Urine (± 1500 cc)
 Keringat (?)
 Feses (±100 cc)

JENIS CAIRAN
Cairan Nutrien
 Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan
450 kalori setiap harinya. Kalori yang terdapat dalam
cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori
per liter.
 Cairan nutrien terdiri atas:
1. Karbohidrat dan air, (dextrose/glukosa), levulose.
2. Asam amino, contoh: amigen, aminosol, travamin.
3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.


Blood Volume Expanders
 Blood Volume Expanders merupakan bagian
dari jenis cairan yang berfungsi
meningkatkan volume pembuluh darah
setelah kehilangan darah atau plasma.
 Jenis Blood Volume Expanders antara lain:
human serum albumin dan dextran dengan
konsentrasi yang berbeda.

MASALAH KEBUTUHAN
CAIRAN
Hipovolume atau Dehidrasi.
 Ada tiga macam kekurangan volume cairan
eksternal:
1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh
kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit
secara seimbang.
2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh
kehilangan lebih banyak air dari pada

elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh
kehilangan lebih banyak elektrolit daripada

Macam dehidrasi berdasarkan
derajatnya:
• Dehidrasi Berat, dengan ciri-ciri :
a. Pengeluaran/kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt.
b. Serum natrium mencapai 259-166 mEq/lt.
c. Hipotensi.
d. Turgor kulit buruk.
e. Oliguria.
f. Nadi dan pernapasan meningkat.
g. Kehilangan cairan mencapai lebih 10% BB.

• Dehidrasi Sedang, dengan ciri-ciri :
a. Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10% BB.
b. Serum natrium mencapai 152-158 mEq/lt.
c. Mata cekung.
• Dehidrasi Ringan, dengan ciri-ciri, kehilangan


cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt.

Hipervolume atau Overhidrasi
 Terdapat dua manifestasi yang ditimbukan
akibat kelebihan cairan, yaitu hipervolume
(peningkatan volume tekanan darah) dan
edema (kelebihan cairan pada interstisial).
 Beberapa jenis edema:
 Pitting edema = edema perifer
 Nonpitting edema
 Edema anasarka  edema paru

Kebutuhan Elektrolit
 Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.

Cairan tubuh mengandung
oksigen,nutrien,dan sisa metabolisme, seperti
karbondioksida, yang semuanya disebut
dengan ion.

 Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah
dalam bentuk ion elektrolit, contohnya, NaCl.
Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion
yang dapat menhhantarkan arus listrik. Ion
yang bermuatan negatif disebut anion
sedangkan ion yang bermuatan positif
disebut kation.

 Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, & fosfat.
 Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium &

magnesium.
 Komposisi elektrolit dalam plasma adalah sbb:
1. Natrium : 135-145 mEq/lt
2. Kalium
: 3,5-5,3 mEq/lt
3. Kalsium : 4-5 mEq/lt
4. Magnesium : 1,5-2,5 mEq/lt
5. Klorida : 100-106 mEq/lt
6. Bikarbonat : 22-26 mEq/lt

7. Posfat : 2,5-4,5 mg/100ml.

Pengaturan Elektrolit
 Pengaturan keseimbangan Natrium

Natrium merupakan kation dalam tubuh yang
berfungsi mengatur osmolaritas dan volume
cairan tubuh. Natrium paling banyak terdapat
pada cairan ekstrasel.
Natrium mengatur keseimbangan cairan tubuh.
Ekskresi dari natrium dapat dilakukan melalui
ginjal atau sebagian kecil melalui
feses,keringat dan air mata.

 Pengaturan keseimbangan Kalium.

Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam
cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan
elektrolit. Sistem pengaturan keseimbangan kalium
melalui 3 langkah:
1) Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan
ekstrasel yang menyebabkan Peningkatan produksi
aldosteron.
2) Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi
jumlah kalium yang dikelurkan melalui ginjal.
3) Peningkatan pengeluaran kalium;kosentrasi kalium
dalam cairan ekstrasel menurun.

 Pengaturan Keseimbangan Kalsium.

Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk
tulang, menghantarkan impuls kontraksi otot,
koagulasi darah, dan membantu beberapa
enzim pangkreas. Kalsium di ekskresi melalui
urine dan keringat. Konsentrasi kalsium dalam
tubuh diatur langsung oleh hormon paratiroid
dalam reabsorbsi tulang. Jika kadar kalsium
darah menurun, kelenjar paratiroid akan
merangsang pembentukan hormon paratiroid
yang langsung mengkatkan jumlah kalsium
dalam darah.

 Pengaturan keseimbangan klorida

Klorida merupakan anion utama dalam cairan
ekstrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu
dengan natrium, yaitu mempertahankan
keseimbangan tekanan osmotik dalam darah,
 Hipokloremia  kekurangan kadar klorida
dalam darah.
 Hiperkloremia  kelebihan klor dalam darah.
 Normalnya pada orang dewasa adalah 95-108
mEq/lt

 Pengaturan keseimbangan magnesium

Magnesium merupakan kation dalam tubuh,
merupakan yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel.
Keseimbangannya diatur oleh kelenjar
paratiroid. Magnesium dalam tubuh di pengaruhi
oleh konsentrasi kalsium.

 Pengaturan keseimbangan bikarbonat.

Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan
bufter (penyangga) dalam tubuh.

Jenis Cairan Elektrolit
 Cairan elektrolit adalah cairan saline atau

cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap
dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan
saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik
dan hipertonik. Contoh Cairan elektrolit
adalah:
1. Cairan Ringer’s
2. Cairan Ringer’s Laktat
3. Cairan Bufer’s

Masalah Kebutuhan
Elektrolit
 Hiponatremia

disebabkan oleh hilangnya cairan tubuh secara
berlebihan misalnya diare yang
berkepanjangan.
Ditandai dengan rasa haus berlebihan, denyut
nadi yang cepat, hipotensi, konvulsi, dan
membran mukosa kering.

 Hipernatremia

Merupakan suatu keadaan dimana kadar
natrium dalam plasma tinggi, ditandai dengan
adanya mukosa kering, oliguri,turgor kulit
buruk dan permukaan kulit bengkak, kulit
kemerahan, lidah kering dan kemerahan,
konvulsi, suhu badan naik.
Kondisi demikian dapat disebabkan karena
dehidrasi, diare, pemasukan air yang
berlebihan sementara asupan garam sedikit.

 Hipokalemia

Tanda-tandanya: denyut nadi lemah, turunnya
tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah,
perut kembung, lemah dan lunaknya otot
tubuh, aritmia, penurunan bising usus,

 Hiperkalemia

Sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit
ginjal, asidosis metabolik, pemberian kalium
yang berlebihan melalui intravena yang
ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas
sistem pencernaan, aritmia, kelemahan,
sedikitnya jumlah urine dan diare, adanya
kecemasan dan iritabilitas.






Hipokalsemia?
Hiperkalsemia?
Hipomagnesia?
Hipermagnesia?

Keseimbangan Asam
Basa
 Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan

Keseimbangan asam-basa. Keseimbangan
asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat
keasaman). Dalam keadaan normal, pH
cairan tubuh adalah 7,35-7,45.
 Kadar pH yang rendah dan konsentrasi ion
H+ yang tinggi disebut asidosis.
 Kadar pH yang tinggi dan konsentrasi ion H+
yang rendah disebut alkalosis.

Jenis Asam Basa
 Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengereksi

asidosis. Keadaan asidosis dapat disebabkan oleh
henti jantung dan koma diabetika. Contoh cairan
alkali adalah natrium (sodium) laktat dan natrium
bikarbonat.
 Selain sistem pernapasan, ginjal juga berperan
mempertahankan asam basa yang sangat kompleks.
Ginjal mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk
ion bokarbonat sehingga pH darah normal. Jika pH
plasma turun dan menjadi lebih asam, ion hidrogen
dikeluarkan dan bikarbonat dibentuk kembali.

Masalah Keseimbangan Asam-Basa
 Asidosis Respiratorik

Merupakan suatu keadaan yang disebabkan
oleh kegagalan sistem pernapasan dalam
membuang karbondioksida dari cairan tubuh
sehingga terjadi kerusakan pada pernapasan.
Penyebabnya adalah adanya penyakit
obstruksi, trauma kepala, perdarahan, dan lainlain.

 Asidosis Metabolik

Merupakan suatu keadaan kehilangan basa
atau terjadinya penumpukan asam yang
ditandai dengan adanya penurunan pH.

 Alkalosis Respiratorik

Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2 dari
paru akibat adanya hiperventilasi, kecemasan,
emboli paru, dll.

 Alkalosis Metabolik

Merupakan suatu keadaan kehilangan ion
hidrogen atau penambahan basa pada cairan
tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat
plasma > 26mEq/lt dan pH arteri > 7,45.

Keadaan Asam Basa
HCO3

pH Plasma

pCO2
Plasma

Gangguan
AsamBasa

Meningkat

Menurun

Meningkat

Asidosis
respiratorik

Menurun

Menurun

Menurun

Asidosis
metabolik

Menurun

Meningkat

Menurun

Alkalosis
respiratorik

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Alkalosis
metabolik

Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit






Usia
Temperatur
Diet
Stress
Sakit

Asuhan Keperawatan pada
Masalah Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit
A.
1.
2.
3.
4.

Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Faktor yang berhubungan
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Lab atau diagnostik lainnya.

B. Diagnosis Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan:
 Pengeluaran urine secara berlebihan akibat
penyakit diabetes mellitus atau lainnya
 Peningkatan permeabilitas kapiler dan hilangnya
evaporasi pada pasien luka bakar atau
meningkatnya kecepatan metabolisme
 Pengeluaran cairan secara berlebihan.
 Asupan cairan yang tidak adekuat.
 perdarahan

2. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan:
 Penurunan mekanisme regulator akibat
kelainan pada ginjal.
 Penurunan curah jantung akibat penyakit
jantung
 Gangguan aliran balik vena akibat penyakit
vaskuler perifer atau trombus.
 Retensi natrium dan air akibat terapi
kortikosteroid.
 Tekanan osmotik koloid yang rendah.

C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
 Mempertahankan volume cairan dalam keadaan
seimbang.
Rencana Tindakan:
1. Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta
perubahan status keseimbangan cairan.
2. Pertahankan keseimbangan cairan: (bila kekurangan
cairan, lakukan…? Bila. kelebihan cairan, lakukan…?)
3. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
4. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.

D. Pelaksanaan (tindakan) Keperawatan
1. Pemberian cairan melalui infus (alat dan bahan,
prosedur kerja, serta cara menghitung jumlah
tetesan infus).
2. Tranfusi darah (alat dan bahan, prosedur kerja).
DISKUSIKAN 10 MENIT

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan
dan elektrolit secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
ditunjukkan oleh adanya keseimbangan antara
jumlah asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit
dalam batas normal, berat badan sesuai
dengan tinggi badan atau tidak ada penurunan,
turgor kulit baik, tidak terjadi edema, dan lain
sebagainya.

TOPIWASU