PROPOSAL DAN LAPORAN PKL III

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan Pertanian menurut Undang-undang N0. 16 Tahun 2006
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Menurut Wirawan (2012) evaluasi merupakan salah satu jenis riset .
Sebagai penelitian, evaluasi tunduk pada kaidah-kaidah ilmu penelitian.
Selain itu evaluasi merupakan proses melakukan penilaian kualitas (merit)baik buruknya atau tinggi atau rendahnya kualitas atau kinerja program yang
dievaluasi, dan penilai manfaat (worth)- bermanfaat tinggi atau rendahnya
program.

Wirawan

(2012)

menjelaskan


tujuan

evaluasi

adalah

mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai dan manfaat objek
evaluasi, mengontrol, memperbaiki dan mengambil keputusan mengenai
objek tersebut.
Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian dimaksudkan apakah
kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan telah sesuai dengan perencanaan
kegiataan penyuluhan yang telah disusun. Evaluasi kegiatan penyuluhan
pertanian merupakan proses yang sistematik mengenai perencanaan,
pelaksanaan dan hasil kegiatan penyuluhan pertanian. Hasil evaluasi ini
untuk menilai relevansi, efektifitas hasil suatu kegiatan, untuk selanjutnya
digunakan

sebagai


pertimbangan,

rekomendasi

dan

solusi

dalam

pengambilan kebijakan pada perencanaan dan pengembangan kegiatan
selanjutnya.
1.2 Masalah
Bagaimana cara melakukan atau menetapkan tujuan pelaksanaan
evaluasi penyuluhan pertanian, memilih metoda evaluasi, mempersiapkan
instrumen evaluasi, menerapkan dan mentabulasikan jenis data dan hasil
evaluasi, menganalisa data sesuai dengan tujuan evaluasi, menetapkan
hasil evaluasi, serta menyusun laporan hasil evaluasi sesuai dengan

1


sistematika penulisan laporan ilmiah.
1.3 Tujuan Evaluasi
Tujuan dari pelaksanaan evaluasi adalah memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar pada situasi nyata ditengah masyarakat
pedesaan bersama petani, agar setelah mengikuti kegiatan PKL, dapat.
a.

Menetapkan menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan
pertanian,

b.

Memilih metoda evaluasi,

c.

Mempersiapkan instrumen evaluasi,

d.


Menerapkan dan mentabulasikan jenis data dan hasil evaluasi,

e.

Menganalisa data sesuai dengan tujuan evaluasi,

f.

Menetapkan hasil evaluasi,

g.

Menyusun laporan hasil evaluasi

sesuai dengan sistematika

penulisan laporan ilmiah.
1.4 Manfaat Evaluasi
Manfaat yang diharapkan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan,

antara lain.
a. Meningkatkan

pengetahuan

dan

ketrampilan

mahasiswa

dalam

menetapkan tujuan pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian,
b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa dalam memilih
metoda evaluasi,
c. Meningkatkan

kemampuan


dan

ketrampilan

mahasiswa

dalam

ketrampilan

mahasiswa

dalam

mempersiapkan instrumen evaluasi,
d. Meningkatkan

kemampuan

dan


menerapkan dan mentabulasikan jenis data dan hasil evaluasi,
e. Meningkatkan

kemampuan

dan

ketrampilan

mahasiswa

dalam

mahasiswa

dalam

menganalisa data sesuai dengan tujuan evaluasi,
f. Meningkatkan


kemampuan

dan

ketrampilan

menetapkan hasil evaluasi,
g. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa dalam menyusun
laporan

hasil

evaluasi

sesuai

dengan

sistematika


melaksanakan

identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan Pertanian
2.1.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian
Menurut UU No.16 Tahun 2006, Penyuluhan Pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasi dirinya dalam mengakses informasi
pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan

produktivitas

efisien


usaha,

pendapatan,

dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
2.1.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian
Menurut UU. Nomor 16 Tahun 2006 tujuan penyuluhan pertanian
adalah memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, serta kehutanan
yang maju dan moderen dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan.
Memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam peningkatan
kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan
motivasi,
kesadaran,

pengembangan
dan


potensi,

pendampingan

pemberian
serta

peluang,

fasilitasi.

peningkatan

Mengembangkan

sumberdaya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai pelaku dan sasaran
utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan. Menurut
Soedarmanto ( 1992 ) dalam kegiatan penyuluhan pertanian petani dididik
untuk dapat merubah pengetahuan, keterampilan dan sikapnya, agar petani
dapat menerima gagasan baru, mengubah petani yang tradisional menjadi
yang modern serta yang dinamis. Dari pengertian tujuan penyuluhan diatas
dikemukakan bahwa : tujuan penyuluhan adalah untuk menambah
pengetahuan, keterampilan dan merubah sikap petani dalam mengusahakan
usaha taninya, kearah bertani lebih baik (Better farming) berusaha tani lebih
menguntungkan (Better busness) dan hidup lebih sejahtera (Better Living).
2.1.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian
Menurut UU. No. 16 Tahun 2006 sasaran penyuluhan pertanian
adalah:
1.

Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan

3

meliputi sasaran utama dan sasaran antara.
2.

Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku
usaha.

3.

Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya
yang

meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian,

perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan toko
masyarakat.
2.2 Evaluasi Penyuluhan Pertanian
2.1.1 Pengertian Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektivitas, dan dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif.
Definisi evaluasi dapat diambil dari pendapat beberapa ahli antara
lain Soedijanto (1996), menyatakan: evaluasi adalah sebuah proses yang
terdiri dari urutan rangkaian kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi
merupakan proses mengumpulkan data yang sistematis untuk mengetahui
efektifitas program pendidikan dan pelatihan. Pada dasarnya pengembangan
Sumber Daya Manusia mempunyai misi memaksimalkan efektivitas pegawai
dalam

melaksanakan

pekerjaan

yang

menjadi

tanggung

jawabnya.

Pengembangan juga dimaksudkan memberikan fasilitas pegawai melalui
pemberian belajar dalam rangka perkembangan dan perubahan pribadinya,
dalam hal ini pengembangan SDM meliputi tiga hal yaitu Pelatihan (training),
Pendidikan (education) dan Pengembangan (development).
2.1.2 Tujuan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Tujuan dan manfaat adalah dua konsepsi yang berbeda yang dapat
mengundang perdebatan tentang pengertiannya ditinjau dari segi bahasa
(language), istilah teknis (technical or scientific concept), dan tingkat analisis
(level of analysis). Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi menjadi tiga
tujuan (Cerbea and Tepping, 1977; FAO, 1984, dalam Werimon A., 1992),
disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit. Berikut dijelaskan
beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.
1) Tujuan Kegiatan (activity objective)
 Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program

4

(keadaan umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah,
kebutuhan dan minat, sumber daya, faktor-faktor pendukung).
 Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
 Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan
 Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan
program.
 Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.


Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.

2) Tujuan Managerial (managerial objective)
 Memberikan data / informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
 Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
 Berkomunikasi

dengan

masyarakat

dan

penyandang

dana/

stakeholder.
 Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
3) Tujuan Program (Program objective)
Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk
memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu
dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
 Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
 Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-lembaga
terkait
 Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari
masyarakat.
2.1.3

Manfaat Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Manfaat melakukan evaluasi adalah: (a) menentukan tingkat

perubahan perilaku petani setelah penyuluhan dilaksanakan; (b) perbaikan
program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan
penyuluhan pertanian; dan (c) penyempurnaan kebijakan penyuluhan
pertanian.

5

BAB III
RANCANGAN EVALUASI
3.1 Tempat dan Waktu
Lokasi pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) III di
Desa Amasing Kota Utara Kecamatan Bacan
Selatan Propinsi Maluku Utara. Waktu
Kerja Lapangan

Kabupaten Halmahera

pelaksanaan

kegiatan Praktek

(PKL) III yang akan dilaksanakan adalah pada tanggal 5

April – 7 Juni 2014
3.2 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) III adalah :
Masyarakat tani, Kelompoktani, GAPOKTAN, dan Penyuluh.
3.3 Materi Kegiatan
3.3.1 Menetapkan Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Evaluasi pelaksanaan program penyuluhan merupakan upaya untuk
mengukur ketercapaian , yaitu mengukur seberapa jauh program dapat di
capai. Seorang evaluator sebelum melakukan evaluasi, terdahulunya
mencermati dan mempelajari tujuan program penyuluhan pertanian yang
sudah di laksanakan yang nantinya akan di jadikan dasar penentu tujuan
evaluasi program penyuluhan. Dengan langkah-langkah sebagai berikut: a)
menjaring data sekunder, b) mengidentifikasi data klien (stakeholder), dan c)
mempelajari programa penyuluhan.
3.3.2 Memilih Metode Evaluasi
Memilih evaluasi haruslah sesuai dengan kegiatan penyuluhan
pertanian yang di lakukan dalam rangka pencapaian perubahan prilaku
sasaran dengan menggunakan metode kuantitatif.
3.3.3 Mempersiapkan Instrumen Evaluasi
Salah satu persyaratan seorang evaluator adalah harus mampu
menyusun bebagai jenis instrumen yang di perlukan untuk menjaring data: a)
rencana menjaring data, b) membuat quisioner, c) membuat jenis quisioner
dan d) membuat skala prioritas.

6

3.3.4 Merekap Dan Mentabulasikan Jenis Data Dan Hasil Evaluasi
Istilah “ tabulasi “ dapat di artikan ‘ menyusun menjadi tabel

“.

Pengertian lain dari tabulasi adalah : pengelolaan atau pemerosesan hingga
menjadi tabel .Tabulasi merupakan codingsheet yang memudahkan peneliti
dalam mengolah dan menganalisisnya , baik secara manual maupun
komputer .Tabulasi ini berisikan variabel- variabel objek yang akan di teliti
dan angka – angka sebagai simbolisasi ( label ) dari indikator berdasarkan
variabel – variabel yang akan di teliti .
3.3.5 Menganalisis Data Sesuai Dengan Tujuan Evaluasi
Menganalisa data merupakan kegiatan lanjutan setelah data
terkumpul dan di tabulasi . Pengolahan data , bisa didapatkan keterangan /
informasi yang bermakna atas sekumpulan angka , simbol , atau tandatanda yang di dapatkan dari lapangan .
3.3.6 Menetapkan Hasil Evaluasi
Penetapan hasil evaluasi adalah penarikan kesimpulan dan proses
menetapkan rekomendasi seorang evaluator untuk perbaikan kegiatan
selanjutnya .Kesimpulan merupakan perasaan atau abstraksi dari deretan
informasi atau sajian yang menyatakan status dari program yang sedang di
evaluasi .
3.3.7 Menyusun Laporan Hasil Evaluasi Sesuai dengan Sistematika
Penulisan Laporan Ilmiah.
Bagian akhir dari kegiatan evaluasi adalah penyusunan laporan hasil
evaluasi. Laporan hasil evaluasi di maksudkan sebagai barang bukti
evaluator untuk menyampaikan laporan kepada koordinator di tingkat BPP
atau Kepala Badan Penyuluhan . Dalam kegiatan evaluasi ini , mahasiswa
praktek akan mengevaluasi programa yang lagi berjalan .

7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran Umum Desa
Desa Amasing Kota Utara secara administratif termasuk dalam
wilayah kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan Terletak di arah
barat Kecamatan Bacan, dengan jarak 800m dari kantor kecamatan. Jarak
Desa Amasing Kota Utara dari kantor bupati kabupaten Halmahera Selatan
sekitar 2 KM. Waktu tempuh menuju pusat kota kecamatan sekitar 10 menit,
sedangkan waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten kira-kira 30 menit.
Desa Amasing Kota Utara terdiri dari 2 dusun (4 RW) atau kampung. Nama
nama dusun itu adalah Dusun 1 dan Dususn 2, Luas Wilayah desa Amasing
Kota Utara adalah 1975 Ha, Keadaan topografi terdiri dari dataran tinggi,
dengan ketinggian 2 - 5 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan batasbata desa sebagai berikut:
- Sebelah Utara

: Desa Desa Amasing Kali

- Sebelah Selatan

: Desa Desa Amasing Kota

- Sebelah Barat

: Desa Desa Awanggo

- Sebelah Timur

: Desa Desa Marabose

4.1.1 Luas dan Jenis Penggunaan Lahan
Luas wilayah Desa Amasing Kota Utara adalah 1975 ha yang terdiri
dari lahan ladang, tegalan, perkebunan, pemukiman/perumahan dan lainlain. Luas lahan menurut penggunaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas dan jenis penggunaan lahan
No Jenis penggunaan lahan
Luas (ha)
1
Pemukiman
75
2
Pekuburan
18
3
Jalan
20
4
Tempat ibadah
1
5
Pekarangan
31
6
Kebun/tegal
645
8
Hutan
685
9
Lain-lain
500
Jumlah
1975
Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013

Porsentase (%)
3,79 %
0,91 %
1,01 %
0,05 %
1,56 %
32,65 %
34,68 %
25,31 %
100 %

Sumber
Data:

8

Berdasarkan data pada Tabel 1. di atas menunjukan bahwa cakupan
luas lahan yang paling tinggi adalah hutan yang diikuti dengan lahan
Kebun/tegal, lain-lain

dan pemukiman.

Para petani yang ada di Desa

Amasing kota Utara banyak yang mengusahakan komoditi Durian, Pala,
Kakao, Duku, Jagung, Sagu, Ubi Kayu
merupakan

suatu

upaya

untuk

dan Sayur-Sayuran. Hal ini

mendukung

pengembangan

usaha

peternakan karena tersedianya bahan pakan berupa limbah jagung, Kakao
dan Sayur-Sayuran. Dengan masalah besarnya lahan hutan dan lahan tidur
yang belum dimanfaatkan secara optimal.
4.1.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Amasing Kota Utara 810 jiwa yang terdiri
dari 407 jiwa laki-laki, dan 403 jiwa perempuan dengan jumlah kepala
keluarga 202 KK. Data Jumlah Penduduk berdasarkan golongan umur di
Desa Amasing Kota Utara dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan golongan umur di

Desa

Amasing Kota Utara
No
1.

Klasifikasi Umur (tahun)
0 – 5

Jumlah (jiwa)
97

Porsentase (%)
11,97 %

2.

6 – 10

116

14,32 %

3.
4.
5.
6.
7.
8.

11 – 15
16 – 20
21 – 25
26 – 30
31 – 35
36 – 40

84
75
124
77
38
43

10,37 %
9,25 %
15,30 %
9,50 %
4,69 %
5,30 %

9.
41 – 45
53
6,54 %
10 46 – 50
43
5,30 %
.
11 >55
60
7,40
.
Jumlah
810
100 %
Sumber Data: Data Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013
Data pada Tabel 2 diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang
ada berdasarkan kategori usia kerja 55,92% penduduk Desa Amasing Kota
Utara merupakan usia produktif.

Dengan demikian Desa Amasing Kota

Utara mempunyai sumberdaya manusia yang cukup potensial untuk
pengembangan sektor pertanian maupun sektor usaha lain karena memiliki
daya

pikir

yang

bagus

dalam

menerima

suatu

informasi

untuk

9

pengembangan usaha, Namun masih ada usia rumah tangga baru yang
belum mau atau mampu usaha mandiri untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga karena masih tergantung kedua orang tua.
Ditinjau dari segi pendidikan maka tingkat pendidikan masyarakat di
Desa Amasing Kota Utara sangat bervariasi mulai dari yang tidak tamat SD
sampai dengan perguruan tinggi. Distribusi jumlah penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan di Desa Amasing Kota Utara dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan di Desa
Amasing Kota Utara
N

Tingkat Pendidikan

Jumlah(jiwa)

Porsentase (%)

o
1.
2.
3.
4.
5.

Belum/tidak sekolah
TK
SD
SLTP
SLTA

502
28
67
88
83

61,97 %
3,45%
8,27 %
10,86 %
10,24 %

6
7

D-3
Sarjana S1

15
27

1,85 %
3,33

Jumlah
810
100 %
Sumber Data: Data Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013
Data pada Tabel 3 di atas menunjukan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan penduduk Desa Amasing Kota Utara, jumlah tertinggi adalah
yang belum/tidak sekolah atau yang sudah selesai sekolah di tingkat SD,
SMP, SMA dan perguruan tinggi berjumlah 502 dari total penduduk. Perlu
dilakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani di daerah ini
melalui penyuluhan secara simultan dan berkelanjutan sehingga terjadi
perubahan perilaku petani atau peternak kearah yang lebih baik.
Tabel

4. Distribusi Penggolongan Penduduk Berdasarkan Mata
Pencaharian di Desa Amasing Kota Utara

N
o
1.
2.
3.
4.
5
6
7.

Mata pencaharian

Jumlah (jiwa)

Porsentase (%)

Petani
PNS
Pengrajin
Pedagang
Tukang
TNI/POLRI
Dan lain-lain

369
77
6
5
8
3
342

45,55 %
9,50 %
0,74 %
0,61 %
0,98 %
0,37 %
42,22 %

Jumlah

810

100 %

10

Sumber Data: Data Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013
Data Tabel 4 di atas menunjukan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Amasing Kota Utara bermata pencaharian adalah petani yaitu jumlah
369 dari total penduduk yang bekerja. Ini berarti Desa Amasing Kota Utara
merupakan penduduk agraris karena sebagian penduduk adalah petani
namun masih kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam
usahatani. Dari tabel 4 sudah jelas terlihat bahwa mata pencaharian di Desa
Amasing Kota Utara 45,55% adalah petani, maka dari itu kita bisa lihat
ketiga tabel dibawah ini merupakan salah satu faktor pendukung dalam
usahatani di Desa Amasing Kota Utara.
Tabel 5. Jumlah Kelembagaan Petani
N
o

Jml Kelompok
Tani

1 3 Kelompok

Jumlah Kelompok Tani
Tani Dewasa
Tani Wanita Taruna Tani
Jml
Jml.
Jml
Jml.
Jml
Jml.
Kel.
Angg.
Kel.
Angg. Kel.
Angg.
2

20

1

10

-

-

Sumber Data: Data Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013
Tebel 6. Nama Kelompok Tani dan Kedudukan
Nama Pengurus
No.

Nama
Ketua

Kelpk
1

Asombang

2

Bukit Romok Djen Ahmad

3.

Jenis

Al-Amin

Sahril
Hasna

Wkl

Sekret

Bend

Jml

Modal

usaha

Angg

Kelpk

Tani

Kader

Salamat

Hasan

10

Swadaya

Pokok
-

Damra

Usman

Siti

10

Swadaya

-

Reni

Tuti

10

Swadaya

-

-

Luasan
Ha

-

Sumber Data: Data Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013
Tabel 7. Nama Gapoktan dan kedudukan
Nama
No

Gpkt

Ket

Nama Pengurus
Wk
Sek

Jml Mod
Ben

ang Gpkt

Jenis
Ustan

Ha

Luasan
ekor Pet

pokok
1

Borer
o

Sahril Djen
Ahmad

Ibrahim

Darma
n

20

S

-

ek Petak

ak
-

dy

Sumber Data: Data Monografi Desa Amasing Kota Utara 2013

11

Dari ketiga tabel di atas yang terdapat pada Desa Amasing Kota
Utara terdiri dari 3 (tiga) Kelompok tani diantaranya 2 (dua) tani dewasa dan
1 (satu) tani wanita dengan masing-masing anggota tiap kelompok adalah 10
(sepuluh) orang. Ketiga kelompok tani ini berdiri di tahun 2010 jadi masih
banyak hal yang belum dipahami dari anggota kelompok tani.
Dilihat dari gambaran umum Desa Amasing Kota Utara ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk peningkatan pendapatan dari penduduk
terutama penduduk yang mata pencaharian petani. Disini kami melihat dari
tenaga penyuluh di lapangan yang perlu kami evaluasi dari programa itu
sendiri dan kegiatan penyuluhan yang dilakukan penyuluh.
4.2

Tujuan Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Sebelum kita melakukan evaluasi pelaksanaan program penyuluhan
kita harus menentukan tujuannya, tujuan dari evaluasi pelaksanaan
penyuluhan pertanian di Desa Amasing Kota Utara, Kecamatan Bacan
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai dalam
Programa penyuluhan pertanian
2. Untuk menentukan sejauh mana pelaksaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian dapat dicapai untuk merubah pengetahuan petani dengan
materi penyuluhan pembuatan minyak ekstrak daun gamal dalam
mengobati penyakit scabies pada ternak kambing dan pembuatan mol
batang pisang
3. Untuk mengukur kefektifan dari metode dan alat bantu yang digunakan
dalam melaksanakan penyuluhan pertanian dengan materi penyuluhan
pembuatan minyak ekstrak daun gamal dalam mengobati penyakit
scabies pada ternak kambing dan pembuatan mol batang pisang
Dari tujuan tersebut di atas kita dapat mengukur tingkat ketercapai
program, perubahan prilaku petani dan materi, media dan metode yang
digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

4.3

Memilih Metode Evaluasi
Mengambil data sekunder di BPP Kecamatan Bacan berupa
programa 2013 dan wawancara terstruktur dengan kepala BBP Kecamatan
Bacan dan penyuluh lapangan di Desa Amasing Kota Utara. Dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian kita terlibat langsung dalam

12

proses penyuluhan antara petani dan penyuluh dapat di amati dan cermati
saat persiapan hingga pelaksanaannya. Jadi metode evaluasi yang kita
gunakan yaitu metode kuantitatif. Dari daftar wawancara yang terdiri
beberapa pertanyaan dalam pembuatan atau menyusun programa yang
dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan dan hasil dengan kegiatan
penyuluhan yang dilaksanakan. Dalam matrik rekap data dengan metode
yang kami gunakan yaitu sama kuantitatif, dari hasil wawancara programa
dan rekapan dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan dengan materi
pembuatan minyak ekstrak daun gamal dalam mengobati penyakit scabies
pada ternak kambing dan pembuatan mol batang pisang yang dilakukan
secara perorangan dan kelompok dengan wawancara dan diskusi. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 2 dan 6.
4.4

Mempersiapkan Instrumen Evaluasi
Salah satu syarat kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian merupakan
mempersiapkan instrumen dari data yang kita ambil atau rencana menjaring
data dengan matrik perencanaan dan mempersiapkan kisi-kisi kuesioner
dengan data yang dijaring adalah data kuantitatif yang dikembangkan secara
sistematis agar dapat diukur variabel secara tepat. Kisi-kisi instrumen untuk
mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai dalam programa
penyuluhan pertanian terdiri delapan pertanyaan wawancara yang diangkat
dalam kuesioner, perubahan pengetahuan petani dan penggunaan metode
dan alat bantu dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian dengan
materi pembuatan minyak ekstrak daun gamal dalam mengobati penyakit
scabies pada ternak kambing dan pembuatan mol batang pisang dengan
beberapa pertanyaan untuk sasaran atau responden kelompok tani
asombang dengan perubahan pengetahuan delapan pertanyaan dan
penggunaan metode dan alat bantu masing-masing tiga pertanyaan dengan
tingkat kesesuaian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.

4.5

Merekap dan Mentabulasi Jenis Data dan Hasil Evaluasi
Hasil wawancara dengan Kepala BBP Kecamatan Bacan dan
Penyuluh di lapangan serta petani dalam pengisian kuesioner, kita dapat
merekap data dalam matrik rekap data kuantitatif untuk mengetahui sasaran/
tujuan telah tercapai dalam programa penyuluhan pertanian terdapat dua
orang responden yang terdiri dari kepala BPP Kecamatan Bacan dan

13

penyuluh di Desa Amasing Kota Utara dan hasil telaah isi programa 2013.
Perubahan pengetahuan petani dan penggunaan metode dan alat bantu
dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian pembuatan minyak
ekstrak daun gamal dalam mengobati penyakit scabies pada ternak kambing
dan pembuatan mol batang pisang dengan 20

orang responden sesuai

dengan jumlah kuesioner. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6.
4.6

Menganalisa Data Sesuai Dengan Tujuan Evaluasi
Analisi data yang kita gunakan adalah analisa data kuantitatif yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari hasil analisa tentang
programa atau program/kegiatan yang dibuat dan yang dijalankan begitu
juga dengan kegiatan penyuluhan dari alat atau media dan metode yang
digunakan hingga merubah pengetahuan masyarakat tani dengan mengukur
tingkat pengetahuan. Setelah melakukan analisa maka kita dapat simpulkan
dari hasil analisa tersebut yang terdiri program/kegiatan yang terdapat
programa penyuluhan pertanian adalah masih belum lengkap dan tingkat
kesesuaiannya dari program/kegiatan itu belum mencapai angka sempurna
atau yang diharapkan bersama, sedangkan dalam tingkat perubahan
pengetahuan petani dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan belum
mencapai target yang di inginkan perubahan pengetahuan dari sasaran
tingkat pencapaian 70% . Materi, media dan metode yang digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan tingkat kesesuaiannya merupakan tidak
beda dengan perubahan pengetahuan dari sasaran dan programa ini juga
memiliki angka 70 % dari 20 orang respondent. Analisa dari programa kita
dapat melihat nilai rata-rata dari dua responden dan hasil telaah programa
dari rekap data kuantitatif menghasilkan angkat 3,08 dilihat dari kelima
kriteria penilaian yang terdapat pada kuesioner. Analisa perubahan
pengetahuan pada sasaran dilihat dari rata-rata 20 orang responden yang
menghasilkan angka 3,43 dengan materi penyuluhan pembuatan minyak
ektrak daun gamal dalam mengobati penyakit scabies pada ternak kambing
sedangkan pada materi pembuatan mol batang pisang adalah 3,33 sesuai
dengan lima kriteria begitu juga dengan materi, metode dan media dari 20
orang responden rata-ratanya adalah 3,39 dengan sesuai dengan materi
pembuatan minyak ektrak daun gamal dalam mengobati penyakit scabies
pada ternak kambing sedangkan pada materi pembuatan mol batang pisang
adalah 3,33 sesuai dengan lima kriteria.

14

4.7

Menetapkan Hasil Evaluasi
Sesuai dengan tujuan evaluasi yang telah dilaksanakan diantaranya:
a). Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai dalam
programa penyuluhan pertanian; b). Untuk menentukan sejauh mana
kegiatan penyuluhan pertanian dapat dicapai untuk merubah pengetahuan
petani; c). Untuk mengukur keefektifan dari metode dan alat bantu yang
digunakan dalam melaksanakan penyuluhan pertanian. Di dalam programa
penyuluhan pertanian yang terdapat program/kegiatan penyuluhan perlu ada
perbaikan-perbaikan

dari

tingkat

persiapan,

penyusunan

hingga

pelaksanaan. Untuk merubah pengetahuan petani dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan itu butuh waktu kebersamaan dengan meraka dalam
kegiatan pertanian maupun peternakan yang dilakukan. Sedangkan pada
pengunaan materi, media dan metode dalam kegiatan penyuluhan tingkat
kesesuaian petani tentang hal-hal tersebut masih direspon tidak terlalu
serius karena waktu kita dengan petani hanya beberapa bulan saja jadi
dampak dari evaluasi yang diharapkan petani dari hasil tanaman meraka dan
ternak mereka yang terserang penyakit belum bisa dipastikan dengan
kondisi dilapangan.
4.8

Menyusun Laporan Hasil Evaluasi Sesuai dengan Sistematika
Penulisan Ilmiah
Laporan hasil evaluasi disusun setelah kita lakukan beberapa
tahapan dalam kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian. Dari laporan
tersebut bisa dijadikan tolak ukur dari kegiatan pertanian terutama kegiatan
penyuluhan pertanian mulai dari persiapan hingga pelaporan, daftar
wawancara, pembuatan kisi-kisi kuesioner, kuesioner, dan rekap data
kuantitatif. Laporan yang disusun harus sesuai dengan sistematika penulisan
ilmiah.

BAB V
PENUTUP

15

5.1 Kesimpulan
a. Dalam mencapai

program/kegiatan

yang

terdapat

programa

penyuluhan pertanian belum memenuhi syarat dan kriteria yang ingin
dicapai
b.

Perubahan

pengetahuan

petani

dalam

pelaksanaan

kegiatan

penyuluhan pertanian suatu proses dalam kegiatan penyuluhan
c.

Materi, media dan metode dalam kegiatan pelaksanaan penyuluhan
pertanian tingkat adopsi petani berpengaruh pada tingkat keseriusan
dalam kegiatan.

5.2 Saran
a.

Untuk

mencapai

program/kegiatan

yang

terdapat

programa

penyuluhan pertanian harus direvisi dan disesuaikan dengan undangundang SP3K dan Permentan 25 tahun 2009
b.

Untuk mengubah pengetahuan petani dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian butuh waktu bersama-sama dengan petani

c.

Penggunaan materi, media dan metode dalam kegiatan pelaksanaan
penyuluhan pertanian harus disesuaikan dengan Permentan 52 tahun
2009 tentang Metode penyuluhan pertanian dan SKKNI penyuluhan
pertanian tahun 2013.

DAFTAR PUSTAKA

16

Anonymous, 2002, Kebijaksanaan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan
_________, 2003. Pedoman Umum Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian.
Jakarta: Deptan.
_________, 2006. Undang-Undang Nomor : 16 tahun 2006 tentang Sistim
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. (SP3K).
_________, 2009. Permentan, No. 25, Tahun 2009. Tentang Pedoman
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
_________, 2009. Permentan, No. 52, Tahun 2009. Tentang Metode
Penyuluhan Pertanian.
_________,

2013, Standar Kompetensi
Penyuluhan Pertanian..

Kerja

Nasional

Indonesia

Ismulhadi, et, all, 2014. Modul Evaluasi Penyuluhan Pertanian Praktek Kerja
Lapangan (PKL) III Pendidikan Diploma IV. Malang: STPP
Malang.
Sjechnadarfuddin, 2007. Peraturan Perundang-undangan Pertanian. Malang:
STPP Malang.
Soedarmanto, 1992. Dasar – Dasar Pengelolaan Penyuluhan Pertanian.
Yogyakarta: Kanisius
Wikipedia. T.T. Evaluasi Penyuluhan Pertanian.
Evaluasi_penyuluhan_pertanian

http://id.wikipedia.org/wiki/

Yendrapatrial, 2012. Menyusun Laporan Evaluasi. http://yendrapatrial.blogspot.
com/2012/12/menyusun-laporan-evaluasi.html

17