DAMPAK PENAMAAN KRI USMAN HARUN TERHADAP
DAMPAK KONFLIK PENAMAAN KRI USMAN-HARUN TERHADAP HUBUNGAN
BILATERAL INDONESIA-SINGAPURA PERIODE 2014-2015
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Oleh :
Nama : Tamara Nadya Citra Ayu
NPM : 04320120062
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
Tahun 2015
Dampak Konflik Penamaan KRI Usman - Harun Terhadap Hubungan Bilateral
Indonesia - Singapura Periode 2014 – 2015
Proposal penelitian ini ditulis untuk membahas dampak konflik penamaan KRI
Usman Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015. Selain itu
tulisan ini juga membahas bagaimana pentingnya kerja sama bilateral antar kedua negara.
Penelitian ini juga akan mengkaji konsep-konsep yang dianggap penting seperti struggle for
power dan kedaulatan negara.
1. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kerjasama antar negara dalam segala hal sangatlah penting,
agar membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan isu-isu internasional, dapat
diselesaikan secara mudah, dan kerjasama antar negara ini dapat menjalin hubungan yang
harmonis antar negara. Tetapi sebaliknya, terkadang bisa terjadi berbagai macam konflik, isuisu internasional, dsb, yang membuat kerjasama itu tertunda menjadikan kerjasama itu tidak
terjadi. Akan tetapi, munculnya konflik – konflik internasional ini tidak dapat terelakan.
Kerjasama bilateral Indonesia dengan negara – negara anggota ASEAN sangat penting,
karena Negara – Negara anggota ASEAN adalah Negara tetangga terdekat yang berbatasan
dengan Negara Indonesia.
Pada waktu dekat ini telah terjadi konflik antara Indonesia – Singapura yang sangat
berdampak pada hubungan bilateral Indonesia – Singapura. Kapal Republik Indonesia (KRI)
jenis frigat buatan Inggris, yang dinamai KRI Usman - Harun ini menimbulkan protes
Singapura karena dinamai dengan nama dua mantan prajurit mariner Indonesia. Menteri luar
negeri Singapura mengatakan bahwa penamaan KRI Usman – Harun ini membuka luka lama,
terutama kepada keluarga korban. Hal yang melatarbelakangi protes dari Singapura karena
konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia tahun 1962-1966. Akibat konfrontasi tersebut,
pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando atau KKO (kini Marinir) Indonesia, yakni
Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House,
Orchard Road, Singapura, yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.
Keduanya, tertangkap setelah melakukan pengeboman dan gugur setelah dihukum mati oleh
pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968. Jenazahnya lalu dikirim ke Indonesia dan
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena mereka dianggap sebagai
pahlawan nasional.1
Pemerintah Indonesia tidak terpengaruh oleh pernyataan keberatan dari Singapura
terkait penamaan kapal perang terbaru KRI Usman Harun, karena hal ini dianggap hanya
perbedaan persepsi antara kedua negara. Disuatu sisi Indonesia menganggap Usman dan
Harun merupakan pahlawan nasional, sedangkan di Singapura menganggap mereka adalah
teroris. Menurut survey dari KBRI Singapura, masyarakat Singapura tidak menganggap
persoalan ini penting.2 Akibat dari konfrontasi terhadap penamaan KRI Usman Harun ini,
Singapura membatalkan partisipasi Indonesia dalam Singapore Airshow pada 11 Februari
2014 lalu. Akibatnya seluruh delegasi yang berjumlah mencapai 100 orang tidak jadi
berangkat ke Singapura.3 Bentuk protes Singapura terhadap Indonesia diantaranya, melarang
KRI Usman Harun melintasi perairan Singapura. 4 Selain itu, Singapura batal mengikuti
Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indonesia-Singapura (Indoesin) ke-87 di Selat Malaka. Gugus
Keamanan Laut Armada Kawasan Barat (Guskamlabar) telah menggelar operasi itu sesuai
1
Dewi Savitri, “TNI Tak Akan Ganti Nama KRI Usman Harun” , BBC, diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/02/140206_kriusmanharun pada tanggal 2 April 2015
2
Ibid
3
“Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Airshow 2014”, Jakarta Greater, diakses dari
http://jakartagreater.com/singapura-tolak-delegasi-indonesia-di-singapore-airshow-2014/ pada tanggal 2 April
2015
4
Indra Akuntono, “Singapura Larang KRI Usman Harun Melintas Pemerintah Diminta Putus Kerja Sama
Pertahanan”, Kompas, diakses dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/02/19/0556362/Singapura.Larang.KRI.UsmanHarun.Melintas.Pemerintah.Diminta.Putus.Kerja.Sama.Pertahanan pada tanggal 2 April 2015
jadwal pada tanggal 17 Februari 2014 tanpa unsur Angkatan Laut Singapura. Jalinan kerja
sama ini sudah dilakukan bertahun-tahun. 5 Selanjutnya, penulis akan menjabarkan lebih jelas
dan lengkap mengenai dampak penamaan KRI Usman – Harun terhadap hubungan bilateral
Indonesia – Singapura Periode 2014 – 2015.
2. Rumusan Masalah
Kasus mengenai penamaan KRI Usman – Harun ini menyebabkan penulis
banyak pandangan apakah pemerintahan Indonesia telah memiliki solusi untuk
mengatasi dampak dari konflik tersebut. Hal ini tentu saja akan mempersempit ruang
gerak Indonesia dalam kerjasama perekonomian, pertahanan, maupun politik dengan
Singapura. Konflik penamaan KRI Usman - Harun ini dengan cepat menurunkan
kerjasama Indonesia dengan Singapura. Disamping itu penulis berpikir betapa
pentingnya kerjasama bilateral kedua negara tersebut. Karena sebelum konflik ini
terjadi, kerajasama antar kedua negara sangat kuat.
Berdasarkan itu, maka masalah penilitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah dampak dari konflik penamaan KRI Usman – Harun terhadap hubungan
bilateral Indonesia – Singapura periode 2014 – 2015 ?
2. Bagaimana pentingnya kerjasama bilateral antara dua Negara ?
3. Tujuan Penelitian
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari pembahasan
dampak penamaan KRI Usman – Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia –
Singapura periode 2014 – 2015 dirumuskan sebagai berikut:
5
Hendra Gunawan, “Singapura Batalakan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp”,
Tribunnews, diakses dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/02/21/singapura-batalkan-patroli-indosinmelalui-pesan-whatsapp pada tanggal 2 April 2015
1. Untuk mengetahui apakah dampak dari konflik penamaan KRI Usman – Harun
terhadap hubungan bilateral Indonesia – Singapura periode 2014 – 2015.
2. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya kerjasama bilateral antara kedua Negara.
4. Tinjauan Pustaka
4.1
Salim. 2013. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia di Kawasan Asia
Tenggara
Guna
Mendukung
Diplomasi
Pertahanan
Dalam
Rangka
Mewujudkan Stabilitas Kawasan. Jurnal Maritim Indonesia. Vol 1. No.1. Hal
37-52
Indonesia sebagai salah satu Negara kunci bagi keamanan dan stabilitas regional
Asia Tenggara, selalu harus meningkatkan diplomasi pertahanan dalam rangka untuk
tetap sejajar dalam menangani ancaman dan tantangan. Terkait hal itu, kerjasama
pertahanan Indonesia harus mampu memainkan peran yang lebih besar dalam
memproyeksikan kepentingan nasional. Untuk mencapai hal ini, perbaikan harus dalam
kualitas peralatan dan evaluasi kebijakan sebagai andalan diplomasi pertahanan untuk
membangun stabilitas regional. Dalam mengoptimalkan kerjasama pertahanan Indonesia
membutuhkan kerjasama antar lembaga yang mencakup Departemen Pertahanan,
Kementrian Luar Negeri, dan TNI.
Stabilitas kawasan merupakan kepentingan bersama bagi negara-negara di kawasan
Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara. Terjaganya stabilitas kawasan akan memberikan
keuntungan bagi semua negara kawasan, baik dari aspek politik, ekonomi, maupun
keamanan. Sebagaimana jurnal ini menjelaskan bahwa stabilitas kawasan mempu
memainkan peran yang lebih besar dalam memproyeksikan kepentingan nasional.
Kepentingan nasional Indonesia dalam hal ini adalah untuk memperluas diplomasi
pertahanan kepada Singapura. Tetapi apabila terdapat konflik diantara kedua negara,
hubungan diplomatik antar kedua negara sulit untuk diraih. Karena hubungan diplomatik
antar kedua negara sangat penting terutama pada negara Asia Tenggara dalam
meningkatkan stabilitas pertahanan dan keamanan dalam lingkup regional maupun
internasional.
4.2
Edwin M.B. Tambunan. 2010. Realisme Politik Morenthau : Suatu Tinjauan
Singkat. Verity Jurnal Hubungan Internasional. Vol 2. Nomor 3. Hal 17-26.
Morgenthau
paling
diingat
sebagai
salah
satu
yang
mencoba
untuk
mengembangkan teori komprehensif “kekuasaan politik” atas dasar filosofis prinsip sifat
natural manusia. Sebagai salah satu pakar kontemporer besar teori realis, Morghentau
menetapkan enam prinsip terkenal realisme. Dalam relevansi dengan tulisan imliah ini,
penulis mengambil prinsip ketiganya. Prinsip ketiga realisme adalah asumsi bahwa
konsep kepentingan yang didefinisikan dalam ukuran kekuasaan merupakan konsep yang
objektif dan abash (valid) secara universal. Sifat universal ini jangan dipahami secara
keliru dan menganggap sekali ditetapkan akan berlaku selamanya. Yang abadi adalah
kepentingan, tetapi isi kepentingan itu bervariasi sesuai konteks budaya dan politik dari
waktu ke waktu.
4.3
Begi Hersutanto. 2012. Tantangan Diplomasi Perbatasan Republik Indonesia.
Jurnal Diplomasi. Vol.4. Nomor.1. Hal 65
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Selain kondisi
geografis seperti itu, Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga diantaranya
Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Brunei, Timor Leste, dsb. Dengan
kondisi geografis seperti itu Indonesia akan memiliki persepsi ancaman yang sangat
spesifik. Potensi ancaman keamanan tradisional maupun non tradisional bagi Indonesia
sangat menonjol. Dalam hal ini Indonesia perlu menyelesaikan pendekatan keamanan,
dan mengelola perbatasan. Dari sudut pandang kebijakan luar negeri Indonesia dan
pelaksanaan melalui diplomasi, faktor geografis wilayah Indonesia juga memiliki
tantangan lain di mana diplomasi perbatasan perlu didukung oleh faktor yang.
Dikembangkan melalui sinergi dari semua elemen, diantaranya meliputi
keamanan
militer dan elemen.
5. Kerangka Konseptual
5.1
Perspektif Realisme
Secara garis besar, realis mempercayai bahwa sistem internasional bersifat
konfliktual, yaitu cenderung menguntungkan yang kuat dan merugikan yang lemah atau sebut
saja zero sum games. Tidak seperti liberalis yang mengatakan bahwa sistem internasional
bersifat harmonis itu menguntungkan semua pihak. Disamping itu realis juga mengenal
konsep struggle for power. Berikut penjelasan mengenai konsep struggle for power 6:
Realists consider the principal actors in the international arena to be states,
which are concerned with their own security, act in pursuit of their own national
interests, and struggle for power.
Seperti penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada kesinambungan antara kasus
ini dengan prespektif realisme. Penulis berpendapat bahwa konsep struggle for power dapat
diimplementasikan dalam kasus ini. Dimana Singapura sebagai negara penuntut Indonesia
ingin mencari national interest.
National interest tersebut merupakan pengubahan nama KRI Usman-Harun.
Khususnya hal tersebut dapat menggoyahkan nasionalisme masyarakat Indonesia.
6
W.Julian Korab, “Political Realism in International Relations”, Stanford Encyclopedia in
Philosophy, diakses dari http://plato.stanford.edu/entries/realism-intl-relations pada tanggal 2 April 2015
Kemudian konsep realisme lain yang dapat dimasukan oleh penulis kedalam kasus ini
adalah konsep security dilemma. Berikut penjelasan dari Paul R. Viotti mengenai security
dilemma 7:
The more one state arms to protect itself from other state, the more threatened
these states become and the more prone they are to resort to arming themselves to
protect their own national security interests.
Seperti kita ketahui bahwa Singapura merasa terancam dengan penamaan KRI
Usman-Harun. Maka dari itu dengan konsep security dilemma yang dijelaskan Paul R. Viotti
diatas, penulis berpendapat bahwa Singapura ingin menjatuhkan pertahanan Indonesia dan
khususnya nasionalisme masyarakat Indonesia untuk mengubah nama KRI Usman-Harun
tersebut.
5.2
Struggle for Power
Seperti penjalasan mengenai perspektif Realisme diatas, struggle for power
merupakan salah satu asumsi yang dikemukakan oleh Hans J. Morgenthau yang mengatakan
bahwa suatu negara yang dimana kebijakan luar negeri nya berkeinginan menunjukkan
power yang dimiliki, merupakan pencapaian yang dinamakan policy of prestige8.
Prestige merupakan wujud dari konsep struggle for power. Prestige Indonesia
sangatlah penting didunia internasional karena hal tersebut mengakibatkan bagaimana
pandangan negara-negara lain terhadap Indonesia. Dengan adanya penamaan KRI Usman
Harun, maka terlihat bahwa Indonesia sedang melakukan policy of prestige terhadap negaranegara tetangga. Dalam hal ini, Indonesia akan terwujud prestige nya didunia internasional
jika tetap menetapkan KRI AL tersebut bernama Usman-Harun.
7
8
Paul R.Viotti, International Relations Theory 4th edition, 2010, Hal.57
Hans J. Morgenthau. Politics Among Nations 7th Edition. 2006. New York: McGraw Hil Higher Education.
Hal 51
Maka dari itu, protes yang dikemukakan oleh Singapura merupakan suatu ancaman
dan adalah suatu pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia. Selanjutnya, penulis akan
menjabarkan mengenai konsep Kedaulatan.
5.3
Kedaulatan
Kedaulatan merupakan suatu konsep yang sangat penting didunia internasional.
Kedaulatan suatu negara sangat krusial untuk dijaga agar suatu negara tersebut tetap terjaga
pula prestige-nya di dunia internasional. Berikut merupakan kutipan mengenai penjelasan
kedaulatan oleh Hans J. Morgenthau9:
Aside from these few common and necessary rules of international law, each
individual nation is the highest lawgiving authority, insofar as the rules of
international law binding upon it are concerned. There is no lawgiving authority
above it, for there is no state or group of states that can legislate for it.
Dari penjelasan Morgenthau diatas, dikatakan bahwa tidak ada negara atau institusi
diatas negara yang dapat mengatur otoritas suatu negara, dan inilah yang dinamakan
kedaulatan suatu negara. Dalam topik yang diteliti oleh penulis ini, Singapura telah
melanggar kedaulatan Indonesia dalam hal protes terhadap penamaan KRI Usman-Harun.
Hal ini tidak dapat ditolerir karena pelanggaran kedaulatan suatu negara merupakan suatu hal
yang melanggar etika internasional.
Maka dari itu, sangat penting bagi Indonesia untuk mempertahankan kedaulatannya
dengan tidak mengganti nama KRI Usman-Harun sebagaimana yang diprotes oleh Singapura.
Seperti penjelasan diatas, dengan Indonesia tetap berpegang pada penamaan KRI UsmanHarun, maka prestige Indonesia didunia internasional akan semakin meningkat.
6. Metoode Penelitian
9
Ibid. Hal 318-319
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Dengan metode penulisan kualitatif deskriptif, penulis ingin menjabarkan banyak mengenai
kasus penamaan KRI Usman Harun ini. Karena dengan metode kualitatif deskriptis pembaca
akan lebih mengerti untuk memahami tulisan ilmiah ini. Berikut adalah penjelasan
pendekatan kualitatif oleh JW Heynink dan TJ Tymstra.10
Everyone writing a scientific article or report, has to perform qualitative research.
That research refers to preparing a summary of relevant literature. An inventory has to
be made for information, which has to be selected and categorized. That is work of a
qualitative nature: words, “qualification” are at the centre, numbers are of minor
importance.
Bedasarkan penjelasan diatas, penulisan dengan pendekatan kualitatif dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan mengumpulkan data-data dari rangkuman berbagai
literatur, serta dengan cara pengumpulan data-data atau sejumlah informasi yang faktual,
yang salah satu caranya dapat dipatkan dari wawancara kepada sumber-sumber yang relevan
dan terpercaya. Penelitian ini membahas mengenai dampak dari penamaan KRI Usman
Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015. Penulis memilih
periode tersebut karena periode tersebut menarik untuk diteliti, dimana pada periode tersebut
adalah periode pergantian kepemimpinan.
7. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian yang berjudul “ Dampak Penamaan KRI Usman Harun Terhadap
Hubungan Bilateral Indonesia Singapura Periode 2014-2015” ini akan disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
10
Heyink, J.W, TJ Tymstra, The function of qualitative research, ( cet : Springer, 1993 ), vol 1, no. 3,
http://www.jstor.org/stable/27522699
Bab I Pendahuluan
Dalam pendahuluan akan berisi mengenai latar belakang masalah yang akan dibahas.
Mengapa penulis memilih topic tersebut, dan masalah apa yang akan dibahas dalam topic
tersebut. Serta tujuan dari penulisan karya ilmiah ini.
Bab II Kerangka Berpikir
Bagian kerangka berpikir ini berisi uraian definisi konseptual dan teori-teori serta kutipankutipan mengenai konsep dan teori tersebut. Dalam topic ini penulis memilih teori realisme
relevan dengan masalah yang dibahas. Selain itu terdapat tinjauan pustaka dari beberapa
jurnal yang penulis pilih. Tentunya jurnal itu relevan dengan masalah yang penulis bahas.
Bab III Metode Penelitian
Pada Bab III ini, berisi uraian tentang pendekatan metodik yang penulis gunakan. Dalam
karya ilmiah ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengumpulkan data-data dan hal-hal lain
yang terkait dengan penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan tentang kasus penamaan KRI Usman Harun serta
dampaknya terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015.
Bab V Kesimpulan
Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil penelitian mengenai dampak penamaan KRI Usman
Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015. Kesimpulan
tersebut merupakan rangkuman dari bab I sampai bab IV.
Kepustakaan
Buku
Viotti, Paul R. 2010. International Relations Theory 4th edition, New York : Pearson.
Morgenthau, Hans J. 2006. Politics Among Nations 7th Edition. New York : Hil Higher
Education
Jurnal
Salim. 2013. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia di Kawasan Asia Tenggara
Guna Mendukung Diplomasi Pertahanan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilitas
Kawasan. Jurnal Maritim Indonesia. Vol 1. No.1.
Tambunan. Edwin M.B. 2010. Realisme Politik Morenthau : Suatu Tinjauan Singkat. Verity
Jurnal Hubungan Internasional. Vol 2. Nomor 3.
Hersutanto, Begi. 2012. Tantangan Diplomasi Perbatasan Republik Indonesia.
Jurnal
Diplomasi. Vol.4. Nomor.1.
J.W, Heynik. 1993. The Function of Qualitative Research. JSTOR. Vol.1. No. 3.
http://www.jstor.org/stable/27522699; Internet ; Accesed 2 April 2015.
Internet
Korab, Julian. Political Realism in International Relations. Homepage online. Available from
http://plato.stanford.edu/entries/realism-intl-relations/ ; Internet; Accesed 2
April 2014.
Savitri, Dewi. TNI Tak Akan Ganti Nama KRI Usman Harun. Homepage online. Available
from
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/02/140206_kriusmanharu
n;
; Internet ; Accesed 2 April 2015.
Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Airshow 2014. Homepage online.
Available from http://jakartagreater.com/singapura-tolak-delegasi-indonesia-disingapore-airshow-2014/
; Internet ; Accesed 2 April 2015.
Akuntono, Indra. Singapura Larang KRI Usman Harun Melintas Pemerintah Diminta Putus
Kerja
Sama
Pertahanan.
Homepage
online.
Available
from
http://nasional.kompas.com/read/2014/02/19/0556362/Singapura.Larang.
KRI.UsmanHarun.Melintas.Pemerintah.Diminta.Putus.Kerja.Sama.Pertahanan ; Internet
; Accesed 2 April 2015.
Gunawan, Hendra. Singapura Batalakan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp,
Homepage
online.
Available
from.
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/02/21/singapurabatalkan-patroli-indosin-melalui-pesan-whatsapp ; Internet ; Accesed 2 April
2015.
BILATERAL INDONESIA-SINGAPURA PERIODE 2014-2015
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Oleh :
Nama : Tamara Nadya Citra Ayu
NPM : 04320120062
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
KARAWACI
Tahun 2015
Dampak Konflik Penamaan KRI Usman - Harun Terhadap Hubungan Bilateral
Indonesia - Singapura Periode 2014 – 2015
Proposal penelitian ini ditulis untuk membahas dampak konflik penamaan KRI
Usman Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015. Selain itu
tulisan ini juga membahas bagaimana pentingnya kerja sama bilateral antar kedua negara.
Penelitian ini juga akan mengkaji konsep-konsep yang dianggap penting seperti struggle for
power dan kedaulatan negara.
1. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kerjasama antar negara dalam segala hal sangatlah penting,
agar membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan isu-isu internasional, dapat
diselesaikan secara mudah, dan kerjasama antar negara ini dapat menjalin hubungan yang
harmonis antar negara. Tetapi sebaliknya, terkadang bisa terjadi berbagai macam konflik, isuisu internasional, dsb, yang membuat kerjasama itu tertunda menjadikan kerjasama itu tidak
terjadi. Akan tetapi, munculnya konflik – konflik internasional ini tidak dapat terelakan.
Kerjasama bilateral Indonesia dengan negara – negara anggota ASEAN sangat penting,
karena Negara – Negara anggota ASEAN adalah Negara tetangga terdekat yang berbatasan
dengan Negara Indonesia.
Pada waktu dekat ini telah terjadi konflik antara Indonesia – Singapura yang sangat
berdampak pada hubungan bilateral Indonesia – Singapura. Kapal Republik Indonesia (KRI)
jenis frigat buatan Inggris, yang dinamai KRI Usman - Harun ini menimbulkan protes
Singapura karena dinamai dengan nama dua mantan prajurit mariner Indonesia. Menteri luar
negeri Singapura mengatakan bahwa penamaan KRI Usman – Harun ini membuka luka lama,
terutama kepada keluarga korban. Hal yang melatarbelakangi protes dari Singapura karena
konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia tahun 1962-1966. Akibat konfrontasi tersebut,
pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando atau KKO (kini Marinir) Indonesia, yakni
Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House,
Orchard Road, Singapura, yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.
Keduanya, tertangkap setelah melakukan pengeboman dan gugur setelah dihukum mati oleh
pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968. Jenazahnya lalu dikirim ke Indonesia dan
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata karena mereka dianggap sebagai
pahlawan nasional.1
Pemerintah Indonesia tidak terpengaruh oleh pernyataan keberatan dari Singapura
terkait penamaan kapal perang terbaru KRI Usman Harun, karena hal ini dianggap hanya
perbedaan persepsi antara kedua negara. Disuatu sisi Indonesia menganggap Usman dan
Harun merupakan pahlawan nasional, sedangkan di Singapura menganggap mereka adalah
teroris. Menurut survey dari KBRI Singapura, masyarakat Singapura tidak menganggap
persoalan ini penting.2 Akibat dari konfrontasi terhadap penamaan KRI Usman Harun ini,
Singapura membatalkan partisipasi Indonesia dalam Singapore Airshow pada 11 Februari
2014 lalu. Akibatnya seluruh delegasi yang berjumlah mencapai 100 orang tidak jadi
berangkat ke Singapura.3 Bentuk protes Singapura terhadap Indonesia diantaranya, melarang
KRI Usman Harun melintasi perairan Singapura. 4 Selain itu, Singapura batal mengikuti
Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indonesia-Singapura (Indoesin) ke-87 di Selat Malaka. Gugus
Keamanan Laut Armada Kawasan Barat (Guskamlabar) telah menggelar operasi itu sesuai
1
Dewi Savitri, “TNI Tak Akan Ganti Nama KRI Usman Harun” , BBC, diakses dari
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/02/140206_kriusmanharun pada tanggal 2 April 2015
2
Ibid
3
“Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Airshow 2014”, Jakarta Greater, diakses dari
http://jakartagreater.com/singapura-tolak-delegasi-indonesia-di-singapore-airshow-2014/ pada tanggal 2 April
2015
4
Indra Akuntono, “Singapura Larang KRI Usman Harun Melintas Pemerintah Diminta Putus Kerja Sama
Pertahanan”, Kompas, diakses dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/02/19/0556362/Singapura.Larang.KRI.UsmanHarun.Melintas.Pemerintah.Diminta.Putus.Kerja.Sama.Pertahanan pada tanggal 2 April 2015
jadwal pada tanggal 17 Februari 2014 tanpa unsur Angkatan Laut Singapura. Jalinan kerja
sama ini sudah dilakukan bertahun-tahun. 5 Selanjutnya, penulis akan menjabarkan lebih jelas
dan lengkap mengenai dampak penamaan KRI Usman – Harun terhadap hubungan bilateral
Indonesia – Singapura Periode 2014 – 2015.
2. Rumusan Masalah
Kasus mengenai penamaan KRI Usman – Harun ini menyebabkan penulis
banyak pandangan apakah pemerintahan Indonesia telah memiliki solusi untuk
mengatasi dampak dari konflik tersebut. Hal ini tentu saja akan mempersempit ruang
gerak Indonesia dalam kerjasama perekonomian, pertahanan, maupun politik dengan
Singapura. Konflik penamaan KRI Usman - Harun ini dengan cepat menurunkan
kerjasama Indonesia dengan Singapura. Disamping itu penulis berpikir betapa
pentingnya kerjasama bilateral kedua negara tersebut. Karena sebelum konflik ini
terjadi, kerajasama antar kedua negara sangat kuat.
Berdasarkan itu, maka masalah penilitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah dampak dari konflik penamaan KRI Usman – Harun terhadap hubungan
bilateral Indonesia – Singapura periode 2014 – 2015 ?
2. Bagaimana pentingnya kerjasama bilateral antara dua Negara ?
3. Tujuan Penelitian
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari pembahasan
dampak penamaan KRI Usman – Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia –
Singapura periode 2014 – 2015 dirumuskan sebagai berikut:
5
Hendra Gunawan, “Singapura Batalakan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp”,
Tribunnews, diakses dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/02/21/singapura-batalkan-patroli-indosinmelalui-pesan-whatsapp pada tanggal 2 April 2015
1. Untuk mengetahui apakah dampak dari konflik penamaan KRI Usman – Harun
terhadap hubungan bilateral Indonesia – Singapura periode 2014 – 2015.
2. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya kerjasama bilateral antara kedua Negara.
4. Tinjauan Pustaka
4.1
Salim. 2013. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia di Kawasan Asia
Tenggara
Guna
Mendukung
Diplomasi
Pertahanan
Dalam
Rangka
Mewujudkan Stabilitas Kawasan. Jurnal Maritim Indonesia. Vol 1. No.1. Hal
37-52
Indonesia sebagai salah satu Negara kunci bagi keamanan dan stabilitas regional
Asia Tenggara, selalu harus meningkatkan diplomasi pertahanan dalam rangka untuk
tetap sejajar dalam menangani ancaman dan tantangan. Terkait hal itu, kerjasama
pertahanan Indonesia harus mampu memainkan peran yang lebih besar dalam
memproyeksikan kepentingan nasional. Untuk mencapai hal ini, perbaikan harus dalam
kualitas peralatan dan evaluasi kebijakan sebagai andalan diplomasi pertahanan untuk
membangun stabilitas regional. Dalam mengoptimalkan kerjasama pertahanan Indonesia
membutuhkan kerjasama antar lembaga yang mencakup Departemen Pertahanan,
Kementrian Luar Negeri, dan TNI.
Stabilitas kawasan merupakan kepentingan bersama bagi negara-negara di kawasan
Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara. Terjaganya stabilitas kawasan akan memberikan
keuntungan bagi semua negara kawasan, baik dari aspek politik, ekonomi, maupun
keamanan. Sebagaimana jurnal ini menjelaskan bahwa stabilitas kawasan mempu
memainkan peran yang lebih besar dalam memproyeksikan kepentingan nasional.
Kepentingan nasional Indonesia dalam hal ini adalah untuk memperluas diplomasi
pertahanan kepada Singapura. Tetapi apabila terdapat konflik diantara kedua negara,
hubungan diplomatik antar kedua negara sulit untuk diraih. Karena hubungan diplomatik
antar kedua negara sangat penting terutama pada negara Asia Tenggara dalam
meningkatkan stabilitas pertahanan dan keamanan dalam lingkup regional maupun
internasional.
4.2
Edwin M.B. Tambunan. 2010. Realisme Politik Morenthau : Suatu Tinjauan
Singkat. Verity Jurnal Hubungan Internasional. Vol 2. Nomor 3. Hal 17-26.
Morgenthau
paling
diingat
sebagai
salah
satu
yang
mencoba
untuk
mengembangkan teori komprehensif “kekuasaan politik” atas dasar filosofis prinsip sifat
natural manusia. Sebagai salah satu pakar kontemporer besar teori realis, Morghentau
menetapkan enam prinsip terkenal realisme. Dalam relevansi dengan tulisan imliah ini,
penulis mengambil prinsip ketiganya. Prinsip ketiga realisme adalah asumsi bahwa
konsep kepentingan yang didefinisikan dalam ukuran kekuasaan merupakan konsep yang
objektif dan abash (valid) secara universal. Sifat universal ini jangan dipahami secara
keliru dan menganggap sekali ditetapkan akan berlaku selamanya. Yang abadi adalah
kepentingan, tetapi isi kepentingan itu bervariasi sesuai konteks budaya dan politik dari
waktu ke waktu.
4.3
Begi Hersutanto. 2012. Tantangan Diplomasi Perbatasan Republik Indonesia.
Jurnal Diplomasi. Vol.4. Nomor.1. Hal 65
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Selain kondisi
geografis seperti itu, Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga diantaranya
Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Brunei, Timor Leste, dsb. Dengan
kondisi geografis seperti itu Indonesia akan memiliki persepsi ancaman yang sangat
spesifik. Potensi ancaman keamanan tradisional maupun non tradisional bagi Indonesia
sangat menonjol. Dalam hal ini Indonesia perlu menyelesaikan pendekatan keamanan,
dan mengelola perbatasan. Dari sudut pandang kebijakan luar negeri Indonesia dan
pelaksanaan melalui diplomasi, faktor geografis wilayah Indonesia juga memiliki
tantangan lain di mana diplomasi perbatasan perlu didukung oleh faktor yang.
Dikembangkan melalui sinergi dari semua elemen, diantaranya meliputi
keamanan
militer dan elemen.
5. Kerangka Konseptual
5.1
Perspektif Realisme
Secara garis besar, realis mempercayai bahwa sistem internasional bersifat
konfliktual, yaitu cenderung menguntungkan yang kuat dan merugikan yang lemah atau sebut
saja zero sum games. Tidak seperti liberalis yang mengatakan bahwa sistem internasional
bersifat harmonis itu menguntungkan semua pihak. Disamping itu realis juga mengenal
konsep struggle for power. Berikut penjelasan mengenai konsep struggle for power 6:
Realists consider the principal actors in the international arena to be states,
which are concerned with their own security, act in pursuit of their own national
interests, and struggle for power.
Seperti penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada kesinambungan antara kasus
ini dengan prespektif realisme. Penulis berpendapat bahwa konsep struggle for power dapat
diimplementasikan dalam kasus ini. Dimana Singapura sebagai negara penuntut Indonesia
ingin mencari national interest.
National interest tersebut merupakan pengubahan nama KRI Usman-Harun.
Khususnya hal tersebut dapat menggoyahkan nasionalisme masyarakat Indonesia.
6
W.Julian Korab, “Political Realism in International Relations”, Stanford Encyclopedia in
Philosophy, diakses dari http://plato.stanford.edu/entries/realism-intl-relations pada tanggal 2 April 2015
Kemudian konsep realisme lain yang dapat dimasukan oleh penulis kedalam kasus ini
adalah konsep security dilemma. Berikut penjelasan dari Paul R. Viotti mengenai security
dilemma 7:
The more one state arms to protect itself from other state, the more threatened
these states become and the more prone they are to resort to arming themselves to
protect their own national security interests.
Seperti kita ketahui bahwa Singapura merasa terancam dengan penamaan KRI
Usman-Harun. Maka dari itu dengan konsep security dilemma yang dijelaskan Paul R. Viotti
diatas, penulis berpendapat bahwa Singapura ingin menjatuhkan pertahanan Indonesia dan
khususnya nasionalisme masyarakat Indonesia untuk mengubah nama KRI Usman-Harun
tersebut.
5.2
Struggle for Power
Seperti penjalasan mengenai perspektif Realisme diatas, struggle for power
merupakan salah satu asumsi yang dikemukakan oleh Hans J. Morgenthau yang mengatakan
bahwa suatu negara yang dimana kebijakan luar negeri nya berkeinginan menunjukkan
power yang dimiliki, merupakan pencapaian yang dinamakan policy of prestige8.
Prestige merupakan wujud dari konsep struggle for power. Prestige Indonesia
sangatlah penting didunia internasional karena hal tersebut mengakibatkan bagaimana
pandangan negara-negara lain terhadap Indonesia. Dengan adanya penamaan KRI Usman
Harun, maka terlihat bahwa Indonesia sedang melakukan policy of prestige terhadap negaranegara tetangga. Dalam hal ini, Indonesia akan terwujud prestige nya didunia internasional
jika tetap menetapkan KRI AL tersebut bernama Usman-Harun.
7
8
Paul R.Viotti, International Relations Theory 4th edition, 2010, Hal.57
Hans J. Morgenthau. Politics Among Nations 7th Edition. 2006. New York: McGraw Hil Higher Education.
Hal 51
Maka dari itu, protes yang dikemukakan oleh Singapura merupakan suatu ancaman
dan adalah suatu pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia. Selanjutnya, penulis akan
menjabarkan mengenai konsep Kedaulatan.
5.3
Kedaulatan
Kedaulatan merupakan suatu konsep yang sangat penting didunia internasional.
Kedaulatan suatu negara sangat krusial untuk dijaga agar suatu negara tersebut tetap terjaga
pula prestige-nya di dunia internasional. Berikut merupakan kutipan mengenai penjelasan
kedaulatan oleh Hans J. Morgenthau9:
Aside from these few common and necessary rules of international law, each
individual nation is the highest lawgiving authority, insofar as the rules of
international law binding upon it are concerned. There is no lawgiving authority
above it, for there is no state or group of states that can legislate for it.
Dari penjelasan Morgenthau diatas, dikatakan bahwa tidak ada negara atau institusi
diatas negara yang dapat mengatur otoritas suatu negara, dan inilah yang dinamakan
kedaulatan suatu negara. Dalam topik yang diteliti oleh penulis ini, Singapura telah
melanggar kedaulatan Indonesia dalam hal protes terhadap penamaan KRI Usman-Harun.
Hal ini tidak dapat ditolerir karena pelanggaran kedaulatan suatu negara merupakan suatu hal
yang melanggar etika internasional.
Maka dari itu, sangat penting bagi Indonesia untuk mempertahankan kedaulatannya
dengan tidak mengganti nama KRI Usman-Harun sebagaimana yang diprotes oleh Singapura.
Seperti penjelasan diatas, dengan Indonesia tetap berpegang pada penamaan KRI UsmanHarun, maka prestige Indonesia didunia internasional akan semakin meningkat.
6. Metoode Penelitian
9
Ibid. Hal 318-319
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Dengan metode penulisan kualitatif deskriptif, penulis ingin menjabarkan banyak mengenai
kasus penamaan KRI Usman Harun ini. Karena dengan metode kualitatif deskriptis pembaca
akan lebih mengerti untuk memahami tulisan ilmiah ini. Berikut adalah penjelasan
pendekatan kualitatif oleh JW Heynink dan TJ Tymstra.10
Everyone writing a scientific article or report, has to perform qualitative research.
That research refers to preparing a summary of relevant literature. An inventory has to
be made for information, which has to be selected and categorized. That is work of a
qualitative nature: words, “qualification” are at the centre, numbers are of minor
importance.
Bedasarkan penjelasan diatas, penulisan dengan pendekatan kualitatif dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan mengumpulkan data-data dari rangkuman berbagai
literatur, serta dengan cara pengumpulan data-data atau sejumlah informasi yang faktual,
yang salah satu caranya dapat dipatkan dari wawancara kepada sumber-sumber yang relevan
dan terpercaya. Penelitian ini membahas mengenai dampak dari penamaan KRI Usman
Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015. Penulis memilih
periode tersebut karena periode tersebut menarik untuk diteliti, dimana pada periode tersebut
adalah periode pergantian kepemimpinan.
7. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian yang berjudul “ Dampak Penamaan KRI Usman Harun Terhadap
Hubungan Bilateral Indonesia Singapura Periode 2014-2015” ini akan disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
10
Heyink, J.W, TJ Tymstra, The function of qualitative research, ( cet : Springer, 1993 ), vol 1, no. 3,
http://www.jstor.org/stable/27522699
Bab I Pendahuluan
Dalam pendahuluan akan berisi mengenai latar belakang masalah yang akan dibahas.
Mengapa penulis memilih topic tersebut, dan masalah apa yang akan dibahas dalam topic
tersebut. Serta tujuan dari penulisan karya ilmiah ini.
Bab II Kerangka Berpikir
Bagian kerangka berpikir ini berisi uraian definisi konseptual dan teori-teori serta kutipankutipan mengenai konsep dan teori tersebut. Dalam topic ini penulis memilih teori realisme
relevan dengan masalah yang dibahas. Selain itu terdapat tinjauan pustaka dari beberapa
jurnal yang penulis pilih. Tentunya jurnal itu relevan dengan masalah yang penulis bahas.
Bab III Metode Penelitian
Pada Bab III ini, berisi uraian tentang pendekatan metodik yang penulis gunakan. Dalam
karya ilmiah ini penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan mengumpulkan data-data dan hal-hal lain
yang terkait dengan penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan tentang kasus penamaan KRI Usman Harun serta
dampaknya terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015.
Bab V Kesimpulan
Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil penelitian mengenai dampak penamaan KRI Usman
Harun terhadap hubungan bilateral Indonesia Singapura periode 2014-2015. Kesimpulan
tersebut merupakan rangkuman dari bab I sampai bab IV.
Kepustakaan
Buku
Viotti, Paul R. 2010. International Relations Theory 4th edition, New York : Pearson.
Morgenthau, Hans J. 2006. Politics Among Nations 7th Edition. New York : Hil Higher
Education
Jurnal
Salim. 2013. Peningkatan Kerjasama Pertahanan Indonesia di Kawasan Asia Tenggara
Guna Mendukung Diplomasi Pertahanan Dalam Rangka Mewujudkan Stabilitas
Kawasan. Jurnal Maritim Indonesia. Vol 1. No.1.
Tambunan. Edwin M.B. 2010. Realisme Politik Morenthau : Suatu Tinjauan Singkat. Verity
Jurnal Hubungan Internasional. Vol 2. Nomor 3.
Hersutanto, Begi. 2012. Tantangan Diplomasi Perbatasan Republik Indonesia.
Jurnal
Diplomasi. Vol.4. Nomor.1.
J.W, Heynik. 1993. The Function of Qualitative Research. JSTOR. Vol.1. No. 3.
http://www.jstor.org/stable/27522699; Internet ; Accesed 2 April 2015.
Internet
Korab, Julian. Political Realism in International Relations. Homepage online. Available from
http://plato.stanford.edu/entries/realism-intl-relations/ ; Internet; Accesed 2
April 2014.
Savitri, Dewi. TNI Tak Akan Ganti Nama KRI Usman Harun. Homepage online. Available
from
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/02/140206_kriusmanharu
n;
; Internet ; Accesed 2 April 2015.
Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Airshow 2014. Homepage online.
Available from http://jakartagreater.com/singapura-tolak-delegasi-indonesia-disingapore-airshow-2014/
; Internet ; Accesed 2 April 2015.
Akuntono, Indra. Singapura Larang KRI Usman Harun Melintas Pemerintah Diminta Putus
Kerja
Sama
Pertahanan.
Homepage
online.
Available
from
http://nasional.kompas.com/read/2014/02/19/0556362/Singapura.Larang.
KRI.UsmanHarun.Melintas.Pemerintah.Diminta.Putus.Kerja.Sama.Pertahanan ; Internet
; Accesed 2 April 2015.
Gunawan, Hendra. Singapura Batalakan Patroli Indosin Melalui Pesan WhatsApp,
Homepage
online.
Available
from.
http://www.tribunnews.com/internasional/2014/02/21/singapurabatalkan-patroli-indosin-melalui-pesan-whatsapp ; Internet ; Accesed 2 April
2015.